>~~. 1...dari jawatan kehutanan ~aupun perhutani. di ant~ranya da pat dioatat dari...
TRANSCRIPT
' ' . . .
''"'=. ·:... '·"·- · ..... ·•· .. . . ... .... ~ ••• • a 7 • t
t /
:w.
>~~. 1 ··.¥>, G}\f· g i. ).. "/ "
'':m.._ ,.p ., .,. /' • ..... ·'~ :·
. WI
LA~dRAN PENELITIAN ~:
MANAJEMEN PENJARANGAN PADA HUTAN JATI
c, \
. ' '
~ ...... · •·'· ..
OLEH :
SISWANTOYO DIPODININGRAT
DILAKSANAKAN ATAS BIAYA : Dana Penunjang Pendidikan Universitas Gadjah Mada Dengan Surat ·Perjanjian Pelaksanaan Penelitian
No.UGM/KT/1658/M/02/03 Tgl. 10 Desember 1986
FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
19.87
• ..... -!;.
., '
PR.:\KAT 1i.
·, Dengan menguca:~·l~an ruji syul:ur ll'.:ehadi rat ?uhan ,.Yang llaha
Esa., akhirnya Laporan Pen eli tian dengan judul : 11 HAHAJEHEN
PEITJARAHGAJ':' PADA ffiJTAH JATI ". dr·pat lcami sele.sailran,
1
Berhubung dengan keadaan lar:angan yang dihadapi , mal~:a judul
di atas mengalruni' perubahan ·.menjadi : 11 AlL\LISIS PRJ::3TA3I IillRJA~
BIAYA DAN HASIL P::!lTJAR.lJ·TGAll PADA ffiJ~_t\ll JATI ( .Studi !Casus Di
Bagian Kesatuan Pemengl::uan Hutan Ngliron , Ifiisatuan Pemanglruan
Rutan Randuplatung , Jawa Tengah. )
Laporan ini merupalcan pertanggung.fawaban lcontrak pe
neli tian dengan Surat Per janjian Pelaksane.an Penelitian
No. : UGl-1/KT/1658/l-1/02/03, tanggal 10 Desember 1986, yang
d11aksanakan atas biaya Dana Penunjang Pendidilcan Univer
sitas Gadjah •1ada.
Laporan ini dibuat berdasarlcan pbservasi di lapangan
yang di1aksanakan pada bulan April dan Hei 1987. Dalam
pe1aksanaan penelitian penu1is dibantu oleh seorang maha
siswa tingkat doktora1, khususnya dalam pengamatan peker
jaan secara langsung di lapangan.
Untuk terwujudnya 1aporan ini, penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr. Soenardi Prawirohatmodjo, Dekan Falru1-
tas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
2. Bapak Ir. Soeroso, Kepala Unit Perum Perhutani Unit I
Jawa Tengah di Semarang.
3. Bapak Ir. Edy Sastrodirahardjo, Administratur Perhuta
ni, KKPH· Randublatung di Randublatung.
ii
4• Bapak Soemardi, KTKU KPH Randublatung di Randublatung •.
5. Bnpak Ir. Dahono Irianto, KBI~PH Ngliron, KPH Randubla
tung~ di Randublatung.aekeluarga.
6, Semua Bapak-bapak ataf KPH Randublatung yang tidak da
pat kami aebutkan satu per aatu.
yane telah member! kesempatan, izin, bantuan serta fasi
litas yang memungkin~an pelaksanaan penelitian in!.
Hudah-mudahan aegala amal kebaikan. Bapal!-bapak men
dapat balaaan yang . setimpal dari Tuhan Yang Haha Esa.
Selanjutnya mudah-mudahan laporan ini bermanfaat ba
g1 para pembaca.
Yogyakarta, He1 1987
Dipodiningrat
· .. i .. ·
iii
DAFTAR ISI
. ha1aman
PRAKATA •• • • • • • • . . . . . . . . • • • • • i -
DAFTAR lSI • • • . • • • • • • • • • • • • • • • • iii
DAFftR '!'ABEL • • • • • • • • • • • • • • • • • • iv
INTi SARI • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • v
BABI
BAB II
PENGANTAR •.•• . - . . . . . . . . . . . 1
CARA PENELITIA~ • • • • • • • • • • • • • 16
2.1. Cara Pene1itian •••••• 2.2. Pengolahan data dan ana1isis
• •
• •
•• 16 •• 19
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN • • •• 25
BAB IV
3.1. Has11 dan Ana11sis Has11 •
3.2. Pembahasan ••••••• • • • •
••• 25
• • • 40
KESIMPULAN • • • • • • • • • • • • • • •• 56
DAFTAR PUSTAKA • • • • • • • • • • • • • •• • • •• 58
•
iv
DAFTAR TABEL
1. Pres::tasi Kerja pada Pekerja.an Penjarangan • •
Hal am an
25
2. Ikhtia~r Prestasi Kerja pada Pekerja.an Penja-rangan • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 26
3• Analisis Varians Penebangan • • • • • • • • • 27
4. Analisia Varians Pembagian Batang • • • • • • 28
5. Analiaia Varians Has:il Penjarangan Rata-rata per Ha (Kayu Perkakas) • • • • • • • • • • • 29
6. Analisis Varians Sortimen A I (de.lam % terha-dap Basil Seluruh Pen jarangan) • ." • • • • • 30
7. Analisia Varians Sortimen A II (dalam % terhadap Seluruh Iiasil Penjarangan) ••••
\
a. Analisis Varians Sortimen A III (dalam %) terhadap Selur~ Basil Penjarangan •••
9. Analisis Varians Biaya Penjarangan Per m3
• •
• •
• • 10. Basil Penjarangan Tahun 1985 BKPH Ngliron,
KPH Randublatung • • • • • • • • • • • • • •
11~ Basil Penjarangan Tahun 1986 BKPH Ngliron, KPH Randublatung • • • • • • • • • • • • • •
12. Basil Penjarangan Tahun 1987 BKFH Ngliron, KPH Randublatung • • • • • • • • • • • • • •
· 13. Biaya Pe1aksanaan (Eksp1oate.si) PeP.j~rangan Tahun 1985. • • • • ·• • • • • • ·• • • • • • •
14. Biaya Pe1alcsanaan (Eksp1oatasi) Penjarangan Tahun 1986' • • • • • • • • • • • • • • • • •
15 .• Biaya Pellaksanaan (Eksploatasi) Penjarangan Tahun 1986 • • • • • • • • • • • • • • • • •
34
'36
?>7 I
~8
16, Basil Penjarangan Rata-rata llenurut Kelas , Umur Tiap~tiap Sortimen , ~ • • • • • • • • • ~0
17. Pendapatan Basil Penjarangan (Rupiah) nata-rata Per Ha Per .Sortimen Henurut Kelas Umur 51
---ooo-
v INTI SARI ·
Kegiatan 'J)enjarangan disampint; berkaitan dengan aspek ekonomis juga berkaitan dengan aspek kelestarian. Oleh sebab itu masalab -penjarangan sangat luas. Pada penelitian ini banya akan menyangkut analisis prestasi kerja, biaya dan nendapatan basil penjarangan. Informasi ini sangat diperlukan dalam praktek manajemen atau pelaksanaan penjarangan di lapangan. Faedab dari penelitian ini dibarapkan dapat dipakai s~bagai dasar dalam mengelola butan secara intensif secara ekonomis dan lestari.
Tujuan penelitian ini adalab untuk mengetabui prestasi kerja penjarangan serta faktor-faktor yang mempengaruhi,jaringan kerja penjarangan, kemampuan organisasi penjarangan, kesempatan kerja yang dici-ptakan, biaya dan pendapata.n basil penjarangan.
Pe.neli tian ini terba tas dilakukan di BKPH Ngliron, KPH J · ,Y:Randublatung , Perum Perbutani Jawa Tengan. Sesuai detlgan
"M".:
l .~.,... volume pekerjaan yang ada. di lapangan pada saat penelitian
dilakukan, maka pelaksanaan.pekerjaan yang diteliti terbatas pada kegiatan penebangan, pembagian batang, pemuatan, pengangkutan dan pembongkaran kayu di TPK.
- '
Dengan menggunakan tebnik anal.i.sis regresi diperoleh· basil penelitian babwa nrestasi ker·ja penebangan dip;ng~-ruhi oleh diameter -pobon yang di tebang , waktu pemba'gian · batang dipengaruhi oleb biameter batang, basil penjarangan rata-rata dipengaruhi oleh ~mur sedangkan bonita tidak. Basil penjarangan sortimen AI dan Alii dipengarubi oleb.bonita dan umur, untuk Sortimen Ali tidak ada pengarub. Biaya penjarangann
tidak dipengaruhi oleh umur tegakan. "" ' ' ' Kemapuan organisasi pelaksana penjarangan adalah 200 ha
per tahun dengan volume .basil 1.000 M3. pertabun. ;;Jfartng~B
kerja penjarangan menghasilkan 50,4. M3 pada seti·ap 3,21 hari kerja dengan 4 -pasang .blandong. Kesempatan kerja pada pekerjaan .tersebut sebesar 15 orang.
I. PENGANTAR
LATAH BELAKANG
Tujuan pengusahaan hutan jati oleh Perum Perhutani
adalah kelestarian dan ekonomis. Kelestarian dalam arti
1
dapat menghaailkan produksi secara terus~menerus, sedang-
kan ekonomia berarti dapat memperoleh keuntungan sehingga
kelestarian kehidupan peruaahaan hutan terjamin.
Dengan bertambahnya penduduk dan semakin meningkat-
. nya kesejahteraan masyarakat maka permintaan kayu alcan
aemakin meningkat pula. Untuk mengimbangi hal ini aesuai
dengan tujuan di atas diperlukan manajemen yang lebih in
tensif.
Salah satu kegiatan manajemen hutan yang masih dapat
diintensifkan adalah kegiatan pemungut~ hasil dan seka
ligus pemasarannya. Haail kayu dari hutan dapat dibedakan I
berasal dari tebangan habis akhir daur dan hasil tebangan
penjarangan termasuk kegiatan pemeliharaan hutan dan ha
sil penjarangan_merupakan pemungutan pendahuluan.
Hasil tebangan penjarangan setiap tahunnya jika di
bandingkan dengan tebangan habis akhir daur setiap tahun
nya memang tidak begitu besar. Akan tetapi dari segi pen
dapatan perusahaan, hasil penjarangan dalam bentuk uang
akhir-akh4r ini mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan
oleh penggunaan kayu hasil penjarangan oleh konsumen (in
dustri pengolahan kayu/mebe~ semakin meningkat. Pemasar---- , _____ "---.A., __ _,_·.;ft .... ~Y'\,..4"!!1o't"'\ ,..,,,_,....,'t"'\ 1 DY'\,.._C""'-
2
· Di samping berkaitan dengan aspek ekonomis tindakan
penjarangan berkaitan juga dengan kelestarian. Kaitan
penjarangan dengan kelestarian yang terpenting adalah
berhubungan pertumbuhan tegakan yang op~imal. Dalam meng
atur l!elestarian, jumlah produksi yang dipungut harus se
imbang dengan pertumbuhannya. Dalam mengatur pertumbuhan
tegakan yang optimal melalui l!egiatan penjarangan perlu
ditentukan beberapa hal yang berhubungan dengan teknik
kehutanan menyangkut antara lain kekerasan penjarangan,
frekwensi penjarangan, kriteria pohon yang dijarangi,
pembuatan petak ukur penjarangan, tabel untuk pedoman
penjarangan, pelaksanaan penjarangan dari mulai pemungut
an hasil sampai ke pemasaran.atau penjualan hasil kayu
penjarangan.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas mal!a masa
lab penjarangan perlu dipelajari lebih terperinoi dari
segi manajemen prakteknya mulai dari aspek perenoanaan
sampai pemasarannya. Manajemen penjarangan dalam praktek
nya harus mempertimbangkan aspek kelestarian dan ekonomi.
Sehubungan dengan masalahnya sangat luas maka pada · ·pene
li tian ini hanya akan diungkapkan sebagian dari aspek ma
najemen penjarangan y~itu menyangkut prestasi kerja, bia
ya dan jaringan kerja pelaksanaan penjarangan. Pada studi
ini sekaligus menyangkut aspek kelestarian yaitu berhubu-
·ngan dengan pekerjaan teknik kehutanan di dalam penjarang
an dan juga aspek ekonomis yaitu biaya, sekaligus manaje
mennya y~g diwujudkan dalam jaringan kerja penjarangan.
;
Dalam pen eli tian ini a.kan diunglcapl{an tolok ukur, da- .
sar-dase.r ataupun faktor-fa.ktor yang de.pat mempengaruhi
prestasi ke1• ja, biaya maupun jnringa.n ker ja penjarangan
pada hutan jati.
Faedah hasil penelitian ini untuk pembangunan negara
melalui sektor kehutanan adalah dapat pipakai sebagai da-
sar.dalam mengelola hutan secara intensir berdasarkan
azas kelestarian dan ekonomis. Secara khusus dari hasil
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil penja-
rangan melalui manajemen yang baik.
Di samping meningkatkan hasil penjarangan, secara
khusus basil penelit~an ini dapat dipakai untuk menaksir
kesempatan kerja atau ten~ga kerja yang bisa diserap da
lam kegiatan penjarangan. Dengan penjarangan yang semakin
ban ... rk intensif diharapkan kesempatan kerja akan tercipta lebih/\ a '
TIUJAUAN PUSTAEA
Menurut Smith (1964) tujuan penjarangan adalah :·
(1) redistribusi potensi pertumbuhan tegakan untuk mem-
peroleh keuntungan yang optimal; (2) memanfaatkan seluruh
material yang bernilai ekonomis yang dihasilkan oleh te
gakan selama daur, sedangkan tujuan langsung penjarm1gan
adalah pembagian ruang tumbuh untuk keuntungan basil pa
nenan. Selanjutnya secara khusus dinyatakan pengaruh pen
jarangan pada nilai tegakan adalah : (1) penyelamatan ha
rapan kerugian dari volume kayu perdagangan; (2) pertam
bahan diameter pohon; (;) menghasilkan pendapatan dan me-
Df;!;a\-Ja~i pertumbuhan tegakan selama rotasi; (4) memperba
iki lrualitas hasil kayu; (5) memberi kesempatan untuk
memperbaiki komposisi tegakan, mempersiapkan pembentukan
hasil panenan yang baru dan mengurangi resiko karena ke-·
rusakan.
Dari apa yang dikemukakan di atas nyata bahwa penja
rangan berkai tan dengan masalah l{elestarian dan ekonomis.
Untuk mewujudkan tujuan penjarangan menjadi kenyataan ha
rus dilandasi oleh suatu mekanisme kerja penjarangan yang
bersifat operasional ("manageable") a tau manaj emen yang
bersifat operasional. Untuk dapat operasional diperlukan
tolok ukur yang bersifat kuantitatif ataupun kualitatif.
Dari pernyataan di atas dapat dikemukakan bahwa diperlu
kan ukuran kuantitatif untuk mengatur pertumbuhan pohon,
dalam hal ini adalah pengaturan jarak antar pohon atau
mengatur banyaknya pohon yang harus ditinggalkan (tegakan
tinggal). Dengan mengetahui banyaknya pohon yang harus
ditinggalkan berarti pertumbuhan tegakan dapat diawasi.
· Sedangkan dari tolok ukur kuantitatif karena tujuan pen
jarang&n adalah mendapatkan basil akhir dengan kualita
yang baik, maka penjarangan berarti seleksi. Pohon-pohon
yang tidak memberi harapan akan dijarangi/ditebang lebih
dulu. Oleh sebab itu diperlukan kriteria pohon yang harus
dijarangi (tolok ukur kuantitatif).
4
Disebutkan pula oleh Smith, bahwa metoda penjarangan
ada 4 macam yaitu : (1) "Low thinning", penjarangan di
laksanakan pada kelas tajuk terbawah; (2) Crown thinning~
penjarangan dilakukan pada bagian tengah dan bagian atas
dari tebaran kelas tajuk dan kelas diameter; (3) · •'selec
tion thinning", lebih radikal dari 2 metoda terdahulu ya
itu pohon yang dominan dijarangi untuk menstimulir per
tumbuhan pohon pada kelas tajuk di bawahnyaJ (4) "Mecha
nical thinning", penjarangan dengan pengaturan Nang tum
huh.
Sesuai dengan kondisi pada tanaman jati dengan si
fatnya yang suka cahaya, tiap-tiap pohon akan bersaing
untuk mendapatkan cahaya. Pohon-pohon yang kalah persaing
an akan tertekan pertumbuhannya. Pohon-pohon yang terte
kan ini merupakan pohon dengan kelas tajuk terbawah harus
dijarangi karena tidak memberi harapan sampai akhir daur •.
Dengan demikian maka penjarangan pada hutan jat~ dapat
dikategorikan penjarangan dengan metoda 11 Low Thinning".
Sedangkan dengan tindakan penjarangan dengan pengaturan
ruang tumbuh pad.a hutan JJ!ti dapat dikategorikan metoda
"Mechanical Thinning".
5
----------------------
Hengenai pelakaanaan penjarangan, Daniel
(1979) menyatakan perencanaan penjarangan tergantung
banyak faktor meliputi : jarak tanam, kualita tempat tum
bub, topografi, hasil yang diinginkan, pemanfaatan, tuju
an pengelolaan, tersedianya tenaga dan peralatan, pemasar
an. Selanjutnya faktor-faktor yang harus diperhatikan
adalah a waktu penjarangan pertama, frekwensi, intensitas
dan pengawasan penjarangan.
Faktor-faktor di atas harua diukur aehingga menjadi
tolok ukur. Tolok ukur inilah yang diperlukan dalam mana
.jemen operasional penjarangan. Hubungan aatu faktor de
ngan lainnya perlu dilakukan analisia baik secara kuali
tatif maupun kuantitatif.
Khusus mengenai penjarangan hutan jati, teljah banyak
Pustaka yang berasal dari Peraturan Teknis/Petu~juk Kerja
dari Jawatan Kehutanan ~aupun Perhutani. Di ant~ranya da
pat dioatat dari Jawatan·Kehutan~ (1937), Perhutani
(1972)., Perhutani (1980) menyebutkan hal-hal pokok dalam
penjarangan hutan jati adalah : (1). maksud dan tujuan;
(2) kekerasan penjarangan; (3) frekwensi/periodisitas
'penjarangan; (4) kriteria pohon ·yang harus dijarangi;
(3) pembuatan petak ukur penjarangan; (6) tabel untuk pe
dqman penjarangan. Di samping itu masih ada publikasi
yang berkai tan dengan pen j arangan ada1 ah T abel H. v. \•1
. (\vol:r von rlul:ring 1932) •
Dari pustaka ini dapat dipelajari dasar, tolok ukur
dan faktor-faktor yang bersifat :kuali tatif_ maupun lruanti-
6
•
tatif. Tolok ukur yang bersi f'at kuali tatif'. adalah seleksi
pohon atau kriteria pohon yang harus dijarangi. Pohon-po
hon yang harus dimatikan adalah pohon-pohon dengan batang
cacat atau sakit, pohon-pohon dengan bentuk tajuk yang
sangat tertekan pada satu atau banyak sisi. Pohon terte
kan adalah pohon yang tajuknya seluruh atau sebagian be
sar berada di bawah lapisan tajuk pemenang.
Dengan kriteria atau to1ok ukur di atas maka kayu
penjarangan kua1itasnya kurang baik dibanding dengan kua
litas kayu tegakan tinggal. Meskipun demikian karena kayu
jati merupakan kayu istimewa ditinjau dari segi kelas ku-.
at dan kelas awet maka penggunaan kayu jati penjarangan
masih cukup 1uas dan sangat dibutuhkan o1eh konsumen un
tuk dio1ah 1ebih lanjut sehingga mendapatkan ni1ai 1ebih.
Sedangkan tolok ukur yang bersifat kuantitatif' anta
ra lain menyangkut f'rekwensi/periodisitas penjarangan.
Frekwensi penjarangan secara garis besar seperti berikut:
umur 1 - 10 tahun sebanyak sebanyak ( 2 - 3 tahun) sekali
penjarangan," 11 - 20 tahun sebanyak 4 tahun seka1i penja
rangan, umur 21 - 40 tahun sebanyak 5 tahun seka1i penja-
• rangan, 41 - 60 tahun sebanyak 8 tahun sekali penjarangan
dan umur 61 ke atas set;Lap 10 tahun seka1i.
Dalam kenyataannya kemungkinan besar frekwensi/peri
odisitas penjarangan tidak dapat dilaksanakan sesuai de
ngan pedoman di atas, tergantung dari keadaan tegak'¥.1
yang ada. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keadaan
tegakan cukup banyak, antara lain adalah masalah keamanan
7
·--------------
hutan yaitu pencurian.
Keada~ tegakan sebelum dijarangi tersebut dapat di
ketahui dengan adanya Petak Ukur penjarangan. Intensitas
sampling biasanya 2,5% atau setiap 4 Ha perlu dibuat 1
Petak Ul!ur. Dalam Perhutani (1980) ditentulcan apa.bila
terdapat banyak variasi dalam tegakan intensitas sampling
perlu di tambah.
Hengenai ukuran kuantita.tif lainnya dalam penjarang
an adalah kekerasan penjarangan. Kekerasan penjarangan ..
dinyatakan dalam S% dan mekanismenya diatur dalam jumlah
· batang/pohon yang harus tinggal, berpedoman pada tabel
penjarangan.
Pedoman yang dipakai se~arang (Perhutani 1980) .. ada
lab berdasarkan pada Peraturan Teknis Penjarangan di Ru
tan Jati, Instruksi tahun 1937. Pada Instruksi ini jumlah
pohon (n) tegakan tinggal ditentukan untuk tiap-tiap bo
nita meliputi 3 ukuran yaitu normal, di bawah dan di atas
normal. Jika dibandingkan dengan tabel normal \v.v.\'1. maka
angka normal pada Instruks1".1937 lebih keras jika diban..:..
dingkan pada tabel. \i. v. vl. atau penjarangan pada tabel-
\'1. V. \'1. termasuk penjarangan lemah. Sebagai contoh tegak
an tinggal untuk bonita 3 umur 10 tahun pada normal pen-
. jarangan 1937 adalah 1.373 pohon, sedangkan pada tabel
normal H. v. \'1. adal ah 1. 452 pohon. Semaltin sediki t jumlah
pohon tegakan tinggal berarti semakin keras penjarangan-
nya.
8
Oleh Koontz (1966) dikatakan bahr1a manajemen adalah
untuk penyempurnaan.tujuan yang diinginkan dengan mengem
bangkan kondisi lingkungan yang terbaik untuk pelaksanaan
oleh tenaga manusia di dalam organisasi. Masing-masing
fungsi manajemen (perenoanaan, pengorganisasian, penempat
an t~naga, pengarahan dan pengawasan) dianalisis dan ·di
jelaskan. Selanjutnya dikatakan bahwa perenoanaan adalah
memilih di antara alternati:f tindakan yang akan diambil
di masa mendatang untuk kepentingan perusahaan seoara ke-
seluruhan atau bagian-bagian di dalam perusahaan. Peren
oanaan menoakup memilih tujuan. perusaha~ atau bagian dan
menentukan jalan/oara untuk menoapai tujuan itu.
Dari apa yang dikemukakan di atas tenaga manusia
mempuhyai fungsi yang amat penting di dalam organisasi
maupun manajemen seoara keseluruhan. Oleh sebab itu tena
ga manusia atau tenaga kerja itu perlu dit~liti lebih :
lanjut antara lain menyangkut kemampuan kerjanya/prestasi
kerja dan. taktor-taktor yang mempengal'Uhi. Ataa daaar ini:
maka masing-masing fungsi manajemen dapat dilaksanakan
dengan baik.
Salah satu bentuk teknik rerenoanaan adalah PERT
(-Program Evaluation and Review Teohnio/Teknik Pemakaian 1
dan Peninjauan Program) ol·eh Levin (1966). PERT adalah
metoda perenoanaan dan pengendalian bagi proyek yang· be
lum pernah dilakukan sebelumnya dan tidak akan dilaksana
kan kembali dengan oara yang persia sama pada waktu yapg
akan datang. PERT bertujuan untuk sebanyak mungkin mengu-
9
10
. rangi penundaan, konflik produksi, sinkronisasi dan mem
peroepat aelesainya. Dua konsep dalam PERT adalah ::
(1) Even;: keadaan yang terjadi pada saat tertentu; (2)
Aktivitas :: pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
kejadian.
·Untuk dapat menyelesaikan PERT da1am peker jaan pen
jarangan diper1ukan inr~rmasi mengenai : (1) jenis-jenis
pekerjaan dalam penjarangan; (2) urutan kegiatan pada je
nia-jenia pekerjaan tersebut dan hubungan satu dengan 1a
innya; (3) waktu kerja/prestasi kerja untuk maaing-maaing
jenia pekerjaan.
:Hengenai organisaai Koontz (1964) menyebutkan bebe
rapa hal yang penting dalam organiaaai adalah mengenai
wewenang, hubungan kerja, tugaa, jenjang pengal-rasan, pem-
bagian kerja/bagian. Oleh Siswantoyo (1966) yang mehgutip
pendapat Sutarto (19 ) diaebutkan bahwa jenjang .o~gan±·
saai di bawah adalah 1 i lC0~-20 ot'ang. Organiaaai ;pe:LS:.k
sana penjarangan dapat dikategorikan organisasi tingkat
bawah. Apabi1a prestasi lrerja pe1aksana penjarangan te1ah
diketemukan, selanjutnya apabila dihubungkan dengan jen
jang pengawasan maka kemampuan organiaasi pelaka~na pen
jarangan dapat ditemukan.
Menurut Perhutani (Anonim, 1972) kemampuan mandor ·-
penjarangan dalam satu tahun adalah 240 Ha, jika ,lebih
dapat ditambah pembantu mandor untuk tiap-tiap tambahan
180 Ha. Tidak ada pen"jelaaan lebih lanjut dasar-dasar
ll
yang dipakai sehingga mendapatkan angka 240 Ha maupun
180 Ha. Dengan .demikian masih perlu ada pengkajian terha
dap angka..:.angka ini dan dasar-dasar yang dipakai. Dasar
dasa~ ini didapatkan melalui penelitian. kerja pada kegi
atan penjarangan. Dengan menghubungkan prestasi kerja de
ngan jenjang pengawasan mandor penjarangan dengan bawah
.annya, dapat ditemukan kemampuan kerja mandor penjarangan
(unit kerja penjarangan).
Oleh Riggs (1970) dikatakan bahwa untuk mengukur
prestasi kerja dapat dilakukan dengan metoda "Time Stu-
dy". Telmik pengukuran ada 2 macam yaitu : (1) "Snap back
timing11 : menentukan secara langaung waktu untuk menyele
saikan tiap-tiap elemen kerja. Dimulai dari pencatatan
1-1aktu 0 terus diamati sampai peker jaan selesai dan penca-
tatan dikembalikan lrepada waktu 0 lagi, siap untuk mulai /
elemen kerja beriku.tnya; (2) "Continuous timing 11 pencatat
an waktu kerja berlangsung terus-menerus tanpa interupsi
se1ama studi dilakukan. Disebabkan oleh variasi dalam pe
ngamatan karena operator tidak selalu bekerja dalam kece
patan yang sama, maka perlu dihitung "selected time" yang
me.rupakan waktu ker ja rata-rata.
Selanjutnya oleh Riggs maupun Sanyoto (1958) disebut
kan untuk menaksir vTaktu normal perlu diperhi tungkan de
ng~ derajat prestasi (' ratincractor). Adanya perbedaan
derajat prestasi disebabkan oleh kondisi operator yang
berbeda, antara lain dalam hal : kecakapan, pengalaman,
______________ _:._ ______________________________ _
12
umur dan sebagainya. Prestasi normal (derajat prestasi
100%) 1 berarti prestasi ker ja rata-rata yang dapat diper
tanggungjauabkan secara ilmiah memakai alat..:alat yang co
cok dan tidak mengganggu kesehatan, pekerja ini disebut
peker ja normal. Lebih ].an jut diltatakan baht-la prestasi
kerja yang dipakai untuk standar pengupahan dan sebagai
nya adalah yang berasal dari penetapan waktu standar.
~·laktu standar adalah waktu normal dikalikan dengan dengan
walctu allowance yang disebabkan oleh waktu umum (waktu
berhenti, waktu hilang) dan oleh sebab kelelahan.
TUJUAN
Tujuan penelitian dirumuskan seperti berikut
1. Hengetahui prestasi lterja dalam kegiatan pelaksanaan
penjarangan mulai p~nebangan sampai dengan pembongkaran
kayu ~ Tempat Penimbunan Kayu serta faktor-faktor yang
mempengaruhi.
2. Berdasarkan prestasi kerja tersebut di atas disusun ja
ringan kerja penjarangan (Net work) dan dihitung kemam
puan organisasi pelaksana penjarangan.
'· Kesempatan kerja/tenaga kerja yang· dapat diserap dalam
kegiatan penjarangan. biaya.
4. Hengetahui hasil penjarangan (m3, sm~Aserta pendapatan
hasil penjarangan dalam bentuk uang.
-~-----------·
13
HIPOTE3IS
Dal·am peneli tian diajuls:an beberapa bipotesis seperti
berikut : ( l) volume penebangan per kesatuan 1-1alrtu dipe-.
ngaruhi oleh besarnya diameter pohon, (2) walttu pembagian .... I
batang dipengaruhi oleh diameter batang, (3) Hasil penja
rangan rata-rata per Ha dipengaruhi oleh bonita dan umur,
(4) Hasil penjarangan dalam prosentase sortimen yang diha
silkan dipengaruhi oleh bonita dan umur, (5) Biaya penja
rangan per m3 dipengaruhi oleh umur tegakan.
R:SECAHA P:SH3LITIAH
Penelitian ini terbatas dilakukan pada Bagian Kesatu
an Pemangkuan Hutan (BKPH) Hgliron, Kesatuan Pemanglruan
Hutan (I\PH) Raridublatung, Perum Perhutani Unit I Jawa Te
ngah. Peneli tian lapangan secara langsung dilaksanakan pa-
da petak-petak yang dilakukan penjarangan pada tahun 1987.
Pelaksanaan penjarangan dilaksanakan pada beberapa kelas
umur meliputi kelas umur I, II dan III, sesuai dengan vo
lume pekerjaan yang ada pada BKPH Ngliron tersebut. Untuk
melengkapi penelitian di atas dilalrukan penelitian secara
tidak langsung terhadap pekerjaan-pekerjaan penjarangan
yang pernah dilakukan sebelumnya berrdasarkan laporan-lapor
an yang ada.
Sesuai dengan volume pekerjaan yang ada pada saat pe
neli tian dilakukan selama 1 bulan (April/Hei 1987) maka
r
pcmelitian ini d'l.bo:tnsi pada. kea:i.ata.n pelalcaanaan prmjara.
n~nn meJ iputi : (1) pencbnn~nn, ( 2) pcmbagia.n batang,
(3) pemuatan, (4) penganelmtnn dan (5) pembon~karan kayu
penjarangan di TPK.
Untulc mencapai basil sr~Ruai denGan tujuan yang telah
i ~. ditetaplcan, dilalrulcan pcngamatan langsung pada kegiatan
p:mje.ra:n3an (data primer) yang mcliputi kegiatan no. 1
sa.cpai dengan no. 5 tersebut di atas. Pen3amatan di lnpa
ngan meliputi waktu lcerja (preatasi lcerja), biaya, hasil
pcnjarangan. Pengamatan dilakukan pada petalc-petak yang di
dalamnya dilalcukan penjarangan.
Selanjutnya basil pengamatan langsung di lapangan
dilengkapi dengan data selrunder dari laporan-laporan ke
giatan penjarangan yang pernah dilaksa.nakan.
Data walctu kerja/prestani kerja yang dikumpulkan di
analisis lebih lanjut sehingga mendapatlcan waktu kerja/
prestasi ker ja no.rmal. Terha.dap :faktor-faktor yang mempe
ngaruhi prestasi kerja dilalrukan analisis dengan model
regresi ganda.
Berdasarkan data yang dikumpulkan setelah dilakukan
analisis lebih lanjut, dipakai sebagai dasar dalam meru
muskan Net \vork Planning, organisaai penjarangan, kesem
patan lcerja, biaya dan lain-lainnya.
14
16
II. CARA . PENELITIJ'.N
Sebagaimana disebutltan dalam Uetoda Pendekatan, dale.m
pen eli tia n ini dilakukan pengamatan langsung ( observasi)
pada lr:egiatan penjarangan (data primer) dan dilengka.pi de
ngan pengumpula.n data sekunder. Observasi lapangan dan pe
ngan dan pengumpulan data selrunder dilaksanakan pada bulan
April dan Mei 1987.
2¥1. Cara Penelitian
2 .1.1. Observasi 1apangan (data primer)
Observasi 1apangan/pengambi1an data lapangan diambil
dari petak-petak yang di dalamnya dilaksanakan penjarangan
di BI~H Ng11ron, KPH Randublatung tahun 1987, dengan mem
pertimbangkan adanya variasi ke1as umur/umur ya~g ada.
Observasi lapangan dilaksanakan pada petak-petak -se
perti berikut :
1. Petak 22 b, 1uas 12,3 Ha, Bonita 2, KU II (umu~ l7 ta
hun).
2. Petak ;a a, luas 4,9 Ha, Bonita '' ~ III (umur 22 ta
hun).
;. Petak 5 b, luas 26,6 Ha, Bonita 4,5, KU IV (umur 33 ta
hun).
4. Petak 52 a, 1uas 27,8 Ha, Bonita 3,5, KU III (umur
tahun).
Observasi/pengamatan dibatasi pada kegiatan pelaksa
naan penjarangan meliputi :
17
1. Penebangan
2. Pembagian batang (pembuatan sortimen kayu penjarangan)
termasuk kayu bakar
;. Pengumpu1an
4. Pemuatan
5. Pengangkutan
6. Pembongltaran di TPK.
Observasi/pengamatan dilakukan terhadap prestasi kerja,
waktu kerja, biaya serta basil penjarangan pads kegiatan
di atas.
Banyaknya observasi yang dilaksanakan minimal berda
sarltan standar banyaknya observasi yang dihitung berdasar
kan rumus beriku t :
U • clO~t,Si)2
N = bany~~ observasi
t = tabel t
Si • standar devia~i
X • harga rata-rata prestasi kerja/waktu kerja
K = tingkat kecermatan yang diinginkan.
Pengukuran prestasi kerja/waktu kerja untuk pekerja
an penjarangan yang meliputi kegiatan tersebut di atas
adalah dengan menggunakan "Hetoda Continuous Timing" yai-
tu ~engan pencatatan walrtu ker ja berlangsung
rus tanpa interupsi selama stud.i dilaku1tan.
terus-mene-
Pada waktu pengukuran waktu kerja dicatat :
-------------------------- -- -----
. 18
- Haktu lter ja murni
Hah::tu umum, dibagi menjadi
a. l-lalttu berhenti
b, ~Jalt:tu hilang yang dapat dihindarkan
c. \"lal~tu hilang yang tidak dapat dihindarkan.
\'lalttu ker ja murni merupakan waktu ker ja rata-rata
atau ·"Selected timert (STe). \'laktu kerja normal = "Selected
time" x t-ating factot- (det-ajat prestasi).
- \'1 aktu standat- • waktu normal :x ( waktu normal :x 11 total
allowance") = waktu normal :x allol-Jance factoru.
t t 1 11 (~) - A1~owance factor • 1 + 0 a a owance -~-ioo
- Total allowance = \'laktu umwn + ke1e1ahan
- Prestasi kerja yang dicari dihitung berdasarltan HaktU
standar.
2 .1.2. Data sekundet-
Untuk melengltapi data primer di1akukan pengwnpu1an
data sekunder dan hasi1 pelaksanaan penjarangan pada tahun
1985, 1986 dan 1987 di BKPH Ngliron tahun 1985.
1. Petak 1 b, lu~s 8,4 Ha, Bonita 4,5 ICU VII
2. Petak 16 b, 1uas 23,1 Ha,·Bonita 3, KU II
3. Petak 50 b, luas 29,7 Ha, Bonit~ 4,5 KU VI
4. Petak 54, luas 48 Ha, Bonita 2,5 Iffi IV
5. Petak 40 a, luas 40,4 Ha, Bonita 4,5 KU IV
. 6. Petak 62, luas 69,2 Ha, Bonita 3,5 KU II
7· Petak 139 b, luas 39,7 Ha, Bonita 3,5 KU III
a. Petak 134 a, luas 30,5 Ha, Bonita 3,5 KU III
19
9. Petak 138 a, 1uas 51,5 Ha, Bonita 3, KU III
10. Petak 27 b, 1uas 34,9 Ha, Bonita 3,5 KU III
11. Petak 142 b, 1uas 10,7 Ha, Bonita 3,5 KU II.
Tahun 1986
1. Petak 135 a, 1uas 39,7 Ha, Bonita 3, KU III
2. Petak 37 a, 1uas 31,4 Ha, Bonita 3,5, KU
3. Petak 52, 1uas 13,7 Ha, Bonita 4,5, KU V
4. Petak 54 b, 1uas 11,9 Ba, Bonita 4, ~U III
5. Petak 28, 1uas 13,1 Ha, Bonita 3,5, KU II
6. Petak 56 c, 1uas 5,5 Ha, Bonita 4,5, KU III
7. Petak 145 a, 1uas 7 Ba, Bonita 3,5, KU II.
Tahun 1987
. 1. Petak 39 d~ 1uas 4,8 Ha, Bonita 4, KU III
2. Petak 22 ~. 1uas 12, 3 Ha, Bonita 2, h."U II
3. Petak 38 a, 1uas 4,9 Ba, Bonita 3, KU III
4. Petak 52 a, luas 27,8 Ha, Bonita 3,5, KU II
5. Petak 5 b, luas 26,6 Ha, Bonita 4,5,KU IV
6. Petak 10 a, luas 7,5, Bonita ;,5, KU III
7. Petak 29 a, luas 16,4 Ha, Bonita 3,5, KU II
e. Petak 38 c, luas 84,6 Ha, Bonita 4, KU II.
;.2. Pengolahan Data dan Ana1isis
Dari hasi1 observasi lapangan dihitung waktu standar
per kesatuan basil {per jam), se1anjutnya Prestasi Kerja
1 HOK dibi tung berda.sarlcan waktu stan dar per kesatuan ba
sil {per jam) dikalikan dengan 7 jam (jam kerja normal 1
hari adalah 7 jam kerja) ~ Se_9_1a.ra berurutan tahap pengo1ah-
20
an data prestasi lterja/waktu lterja adala.h seperti berikut:
Haktu ker ja normal = t-laktu ker ja rata-rata· dari hasil
pengamatan x rating factor (derajat prestasi).
Besarnya derajat prestasi menggunakan tabel derajat pres
tasi seperti berikut :
Umur (tahun) Pendidikan Pengalaman lcerja (tahun)
..
25 25-45 45 Tidak SD SHP 0 - 3 4 - 6 6 sekolah tahun
Derajat Pt'esta-si 0,96 0,99 1,03 0,96 0,99 1,03 1,03 0,99 0,96
*) Sumber : Laporan Studi Analisis Kerja d~n Analisa Beaya pada kegitan Reboasasi dan Pengadaan Bibit Reboasasi 1978.
- \-7alctu stapdar = 1-1aktu normal x allowance factors
- Allowance factors diasumsikan • 1,;
- Waktu standar = waktu normal x 1,3.
Untuk memudahkan perhitungan prestasi kerja dinyata
kan dalam hasil kerja per kesatuan waktu. Satuan waktu
yang dipakai adalah detik. Prestasi kerja normal adalah
prestasi kerja yang dihasilkan dibagi dengan waktu normal
dengan satuan m; per detik. Prestasi kerja standar adalah
prestasi lterja normal dikalikan dengan .-6 dengan satuan
m; per detik. Untuk prestasi kerja standar 1 jam adalab
prestasi kerja st&ndar dalam m3 per detik dikalikan dengan
3.600 (1 jam= 60 menit = ;.600 detik).
Dalam analisis prestasi leer ja/t>ralrtu leer ja digunal;:an
model regresi. :Hodel regreai yang dipalcai adalah seperti
berikut :
1. Penebangan
21
Y1 .=volume penebangan per kesatuan waktu (v/t), satuan
m3/detik
b01= inte:rcept
b1
= koe~isien regresi
Xl = diameter pohon yang ditebang
S = (diameter setinggi dada) dalam em, umur random.
2. Pembagian batang
Y2
= waktu pembagian batang (detik)
b2 = koe~isien regreai
x2 = diameter batang
f = unsur randoin.
;. Basil Penjarangan
a. Hasil Penjarangan Rata-rata per Ha
Y; = bo; + b;X; + u4x4 + f_....
Y; = Hasil penjarangan rata-rata per Ha (kayu perka
kas) dal am m 3 /Ha
b:;, b4 = ko~fisien regresi
X; = Bonita
x4 = umur
s = unsur random.
b~ Hasil Penjarangan Per Sortimen dalam % terhadap se
luruh basil penjarangan dari petak yang bersangkutan
- Sortimen A I
Y4 = b04 + b5X3 + b6X4 + E:_,
Y4 = basil penjarangan sortimen A I dalam % (persen)
terbadap basil total
b04 = intercept
b5, b6 = koefisien regresi
= Bonita
= umur
= unsur random.
- Sortimen .1\. II
y5 = b05 + b7X3 + b8X4 + s . Y
5 = basil penjarangan Sortimen A II dalam % . (per-
sen) terbadap basil total
b05 = intercept
b7' ba = koefisien regresi
X; = Bonita
x4 = umur
23
- Sortimen A III
Y6 = hasil penjarangan·sortimen A III dalam 96 (per-
sen) terhadap hasil total
bo6 = intercept
b9
,_ b10 = koe:risien ~egresi
x3 c Bonita
x4 = umur
S = unsur random.
4. Biaya Penjarangan
y7 = bo7 + b11X4 +S y7 = Biaya penjarangan per m3
b07 = intercept
bll = koe:risien regresi
x4 = umur
S = unsur random.
Dari model regresi tersebut di atas selanjutnya dila
kulcan analisis regresi yang meliputi beberapa besaran se
perti berilcut :
1. Dihitung intercept dan koe:risien regresi yang merupakan
parameter yang dapat menunjukkan besar-kecilnya tingkat·
pe·ranan nilai variabel tidak bergantung (X) terhadap
besar•kecilnya nilai varinbel Y.
24
2. Untu\{ mengetahui nyata tidaknya efek regresi (peranan
variabel tidalr bergantung X terhade.p va.rie.bel I
tergan-
tung Y dilalmkan uji T dan F.
;. Untulr mengetahui taraf hubungan antara variabel X de
ngan variabel Y dihitung koefisien korelasi (R).
4. Untult penilaian ltecocokan garis regresi diperlukan per
hitungan koefisien determinasi (R2). Ukuran R2 men-;rata
It:an bagian (proporsi) dan variasi pengamatan yang dapat
di terangkan oleh garis yang dipero.leh. Nilai diny~.takan
dalam bentuk% (persen), semakin besar nilai R2 (mende
kati 10095), semaldn besar bagian pengamatan yang di te
rangkan oleh garis regresi. Sedangk&;n sisanya yakni
(100 - R296) merupakan bagian yang berasal dari variasi
unsur random.
25
:?.1. Ha.si1 dan Anc.li!::is !lasi1
Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) didapatkan
iidltisar prestasi kerja pada pekerjaan penjarangan seperti
berikut :
~abel 1. Prestasi Kerja pada Pekerjaan Penjarangan
Jenis Prestasi kerja re- Prestasi kerja re-pekerjaan gu kerja standar gu kerja standar
(m3/detik) (m3/jam)
1. Penebangan 0,00050 1,80
2. Pembagian batang 0,00040 1,44
;. Pemuatan (terma-auk pengumpulan)
0,00094 ;,;a
4. Pengangkutan !) 0,00155 5,58
5. Pembongkaran 0,00444 15,98 ( tidak termasuk mengatur·sorti-men di TPK)
Keterangan :
1. Penebangan diker.jakan o1eh 2 orang
2. Pembagian batang dikerjakan oleh 2 orang
;. Pemuatan dikerjakan oleh 3 orang (sopir tidak ilrut)
4. Pengangkutan dikerjakan o1eh sopir ( dengan truk ) '··-~--
5. Pembongkaran dikerjakan o1eh ; orang (sopir tidak ikut) !), Jarak angkutan rata-rata 10 km
Dari tabel 1 Prestasi Kerja pada Pekerjaan Penjarang-
andapat dibuat ikhtisar prestasi kerja 1 HRK (satu hari
orang kerja). Prestasi kerja 1 HRK ataupun 1 HOK didasar
kan atas jam lcerja normal satu hari 7 jam kerjja. Di sam
ping itu disajikan pula sebagai pembanding data dengan
26
asumsi 1 hari 6 jam kerja. Dari pengalaman yang ada maksi
ma1 tenaga leer ja di Perhutani alrtual ker ja per hari seki
tar 6 jam denean perincian jam 08.00 - 12.00 (4 jam) siang
hari, sehabis makan siang diperkirakan kerja lagi 2 jam
sampai sore hari (~jam ~6.00).
Selain itu dihitung pula kebutuhan HOK per m3. Data
ini dipe;lukan untuk menghitung kemampuan organisasi pen
jarangan.
Tabe1 2. Ikhtisar Prestasi Kerja pada Pekerjaan Pen jarangan
P'I'estaai·Prestasi-Kebu- Prestasi Jenia kerja kerja tuhan kerja
1 HRK 1 HOK HOK regu pekerjaan 7jam 7 jam per kerja
kerja kerja m3 6 jam per hari per hari (HOI<:) lterja
per hari r ~ ~ ! : 2
1. Pe-qebang-. m' ~3 10,80 m' an 12,60 6,30 O,I2
. 2. Pembagian 10,08 m'
., 8,64 m' batang 5,04. m 0,20
3. Pemuatan (termaauk pengumpu1 an). 2;,66 m; .7,88 m3 0,13'20,28 m;
4. Pengang-. 39,06 m3 ·33,48 m3 kutan
/
5. Pembongkaran (tidak termaauk mengatur sortimen ·· di TPK 111,86 m3 37,28 m3 0,03 95,88
Prestasi· kerja regu kerja 6 jam kerja .
per hari. b ;
5,40 m3'
4,32 m3
;' 6,76 m ·
Ket.
l
,.
27
Hasil Analisis Regresi seperti berikut :
Penebangan
Model regresi penebangan yang dipakai adalah :
yl = bOl + blXl + s Y1 = volwne penebangan per kesatuan walrtu (v/t), satuan
m3/detik
b01 = intercept
b1 = koefisieb regresi
x1 = diameter pohon yang ditebang (diameter setinggi da
da) dalam em
~ = unsur random.
Hasi1 analisis regresi dalam bentuk analisis varians
penebangan di.sajiltan dalam tabel beriltut :
Tabel ;. Analisis Varians Penebangan
Sumber db JK KT F Ratio regresi ! ~ 2 4 2
Regresi 1 1,04927 X 10-6 1,04927 X 10-6
10-6 1,-0+110 X 10-7 10,'378 *).
Eror n - 2 2' 2,'32552 X
Total n - 1 = 24 .
*) nyate. ,.. taraf uji 1%
- Koefisien regresi = 2,4027 X 10-5 = bl
- Intercept = 2, 5195 X 10-4 _= bOl
Koefisien korelasi (R) = 0, 5576; koefisien determina.si
- (R2
) • '31, 09
Pembagian Batang
llodel regresi pemba.Gie.n
y2 = b02 + b2X2 + s v = waktu pembagian batang ... 2
b02 = intercept
b2 = lroefisien regresi
x2 = diameter batang
~ = unsur random.
28
bate.ng yang dipc.ke.i adale.h • .
(detik)
Hasil Analisis Regresi dalam bentuk analisis varians
pembagian batang disajikan da1am tabel berikut :
· Tabe1 4. Analisis Varians Pembagian Batang
Sumber d.b JK KT F Ratio Variasi ! ~ 2 4 2
Regresi 1 89.274,8232 89.274,8232 73.358 *)'
Eror n- 2 = 95 115.612,5171 1.216,9739
Total n - 1 = 96 204.887,3402
+~) 'llya.:Ca ,1 tar.af uji 1 %
Koefisien regresi = 7,9559 = b2
- Intercept = - 60.9801 = b02
- Koefisien kore1asi (R) = 0,6601, koefisien determina-
si (R2J a 43,57%.
· Hasil Penjarangan Rata-rata Per Ha
Hodel regresi penjare.ngan rata-rata per Ha yang dipa-
kai ada1ah :
v .•;
b3' b4
X;
x4
s
= Hasil penjarangan rata-rata per Ha (kayu
kas) dalam m3/Ha
= koef"isien regresi
• Bonita
= umur
= unsur random.
29
perlta-
Hasil analisis regresi dalam bentuk analisis varians
disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 5. Analisis Varians Hasil Penjarangan Rata-rata per Ha (Kayu Perkaltas)
Sumber d.b JK KT F Ratio variasi
l ~ ~ 4 5 Regresi 2 87,1382 43,5691
168,7494 7,3369 5,9;8 *)
Eror. 23
TC?~al 25 255,8876
· · *) 'nyata, taraf uj:J,. 1 ~
- Koefisien regresi bonita • - 0,6755
- Koefisien regresi umur = 0,1527
- Intercept = 3,4792.
- Koef'isien kore1asi = 0,58, koefisien determinasi
(R2) c:: 34,0596.
~asi1 penjarangan Sortirnen A 1 dalam ~ terha.dap hasil pen
jarangan dari petak yang ~ersangkutan.
30
Model regresi yang dipakai adalah :
Y4
= hasil penjarangan sortimen A I dalam % terhadap
hasil total
b04 = intercept
b5' b6 • koef'isien regresi
x3 = Bonita
x4 • umur
t, = unsur random.
Hasil analisis regresi dalam b~ntuk analisis varians i '
Sortimen A I adalah seperti berilrut i : !
Tabel 6. Analisis Varians Sor 1
imen A I (dalam % terhadap Hasil Selur Penjarangan)
Sumber d.b JK KT F Ratio ve.:-iasi t ~ 2 ! s
I
Regresi 2 13.730,8278 ~.865,4139 . 9,664 *)
Eror 23 16.340,0701 I 710,4378
Total 25 30.070,8978 I .
*) 'nraia, . 'tara! uji ~.-· .. 1 ;1> ' . i
- Koef'isien regresi bonita = b5 • - 26.0858
- Koef'isien regyoesi umur - b6 &: -10,7751
- Intercept - 182,32$9
- Koefisien korelasi (R) = 0,67, ~oefisien determi'nasi
(R2
) • 0,45 : 45%. ,-·
31
He.sil Penj&.rangan Sortimen A II d~lam % terhadap basil I
penjarangan dalam petak yang bersapgkutan.
Nodel regresi yang dipakai a~alab :
i
= basil penjarangan sortim~ A II dalam % terhadap I
basil total I
b05 • intercept
b7, b8 = koefisien regresi
X; = Bonita
x4 = umur
s = unsur random.
i
Hasil analisis regresi dalam ~entuk analisis varians
Sortimen A II. adalab seperti beri~t : I
Tabel 7. Analisis Varians So timen A II (dalam% terhadap Seluruh Hasi1 Penjarangan)
Sumber d.b JK KT variasi ! ~ 2 !
Re·gresi 2 1.339,1191 669,5596
Eror 23 ;.ass, 9a1; · 167,7818
Total 25 5.198,1004
*) ·tidak-nyata, taraf uji 1 %
£ I7,14Bo I
- Koefisien regresi bonita = b7
- Koefisien regresi umur • ba - 10,2796 I
I
Intercept = b05= 1-14,7531 i
.:-o, 501 koefisien
tR2 \ I= o_ 2E:i.
- Koefisiep korelasi
F ratio
·2 3,991 *)
determinasi
32 '
Hasil Penjarangan Sortimen A III dalam % terhadap hasil
penjarangan dalam petak yang bersangkutan. Model regresi
·~ya~g d~pa.l{ai adalah
Y6 = bo6 + bgX:; + b10x4 + S Y6 • basil penjarangan· Sortimen A III dalam % terhadap
basil total
b06 • intercept
b9
, b10= koe:fisien regresi
x3 • Bonita
x4 = umur
·t:_, • unsur random.
Basil Analisis regresi dalam bentuk Analisis Varians
Sortimen A III adalah :
Tabel e. Analisis Varians Sortimen A III (dalam %) terhadap Seluruh Hasil Penjarangan
Sumber d.b JK variasi :r ~ ~
Regresi 2 11.146,7579
Eror 23 6.876,8132
Total 25 18 .. 023,5712 I
*) nyata • taraf uji 1 ~
- Koe:fisien regresi bonita • b9
- Koe:fisien regresi umur
- Intercept
Koef'isien kore1asi (R) =
KT F Ratio
4 2 5.573,3990
18,641 *) 298,9919
=· - 34,4086
= 0, 78, ltoef'isien de
termin~si = 0,61 • 6~~.
..
' l
l
33
BiRya Penjarangan
Hodel regresi biaya penjarangan per m3 yang dipal:ai
adalah :
y7 = b07 + b1ix4 +
0 y7 = Bie.ya. penjarangan per m3
b07 = intercept
bll = lcoefisien regresi
x4 = umur
Basil Analisis Regresi dalam bentuk analisis varians
biaya penjarangan per m3 disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 9. Analisis Varians Biaya Penjarangan
Sumber d.b JK KT variasi
! ~ ~ ~
Regresi 1 3.459.'781, 3829 3.459.781,3829
Eror 23 89.227.939,0633 3.879.475,6114
Total 24 92.687.720,4462
*) : Tidak nyata , tara! 11ji 1 % .•
- Koetisien regresi • bll • - 27,275(
= b07 = 6~033,2495 Intercept
Koefisien korelasi = R = - 0,1932
- Koefisien determinasi (R2) .. = o,o3.
Per m3
F Ratio
2
0,892 *)
Tabe1 10.· Hasi1 Penjarangan Tahun 1985 BKPH Ng1iron, KPH Randub1atung
Luas rqo. Petak (Ha) Bonita
1 ~ 3 ~
1 16 b 23,1 3
2 62 69,2 3,5
3 142 b 10,7 3,5
4 139 b 39,7. 3,5 .
5 134 a 30,5 3,5
6 13s a 51,5 3
7 27 b 34,9 3,5
8 34 48 2,5
9 40 a · 40,4 4,5
10 50 b 29,7 4,5
11 1 b 8,4 4,5
KU/umur I! X !! Kayu Perkakas Kafi bakar
A III KBP ·Jum1ah m3/Ha Jum ah Sm/Ha m3 9b m3 ~ m; ~~ m; ~~ (m3) (Sm)
2 l) 7 B 2 1~ 11 1~ 12 1! 12 !b 12
II/14 th. 94,51 100 - - - - - - 94,51 4,09 122 5,28
II/17 th. 477.52. 97,5 12,22 2,5 - - 0,054 0 489,79 7,07 215 3,11
II/17 th. 53 .. 38 100 - - - - - - 53,38 4,99 58 5,42
III/27 th. 125,00 81' 1 27' 06 17, 6 . . 2, 04 1,3 - - 154,10 3,88 125 3,14.
III/27 th. 72,96 89,0 8,97 11,0 - - -III/26 th. 403,87 87,3 58,46 12,7 - - -III/21 th. 72,71 85,1 12,67 14,9 - - ·-IV/32 th. 303,42 80, 1 7 2, 90 19' 2 2,19 0,7 -IV/37 th. 87,35 75,4 27,58 23,8 0,8 '0,8 -VI/54 th. 11,56 . 3,s 61,57 20,6 222,61 74,8 1,65
VII/65 ta. 8,20 6,1 37 ,sa ·28,4 82,49 62,0 4,39
- 81,93 2,69
- 462,33 8,97
- 85,38 2,44
- 378,51 7,88
·- 115,73 2,86
0,8 297,45 10,02
3,5 132,96 15,82
150
358
212
36
24
24
\.).1 ~
4,92
6,95
4,41
0,90
0,90
2·, 85
/
Tabe1 ll• Basil Penjarangan Tahun 1986 BKPH Ng1iron, KPH Randub1atung ~
Jo. Petak ~~:) Bonita KU/umur Ka:ru Perkakas ~- _ ________ __ : Ka:ru bakar
x-I A II- A III - KBP Jum18li m3/Ha Juml8h sm/Ha _if ;;; -• "' " "' -
9 16 , (m3.) ( sm)
1 2 -3 4 s:::- o -- 1 ---- -s -- - 9 u ~o -- 1.r-- -r2~r,--- 14 15 16 11
1 28 13;1 3,5
2 _ 145 a 7 3,5
3 135 a 39,7 3,5
4 37 a 31,4 3,5
5 51 b 11,9 4
6 56 c 5,5 4,5
7 52 c 13,7 4,5
Jumlah 122,3
II/17 th. 43.35 88,8 5,44 11,2 - - - - 48,79
I/9 th. 16,00 100 -- - - - - - 16,00
III/28 th. 238,20 85,7 3~.40 13,8 O,T3 0,3 0,50 0,2 277,83
III/25 th. 105,73 81,6 21,26 16,4 2,53 '2,0 - - 129,52
III/30 th. 75.43 86,2 5,32 13,8 - -- - - 80,75
III/30 th. 11,38 71,2 4,55 28,4 - - 0,05 0,4 15,98
V/48 th. 2,32 2,9 20,35 25,2 58,14 71,9 - - 80,81
3,72 80
2,28 8
6,99 165
4,12- 40
6,78 93
2,90 95
5,89 17
\.>l V1
6,10
1,14
4,15
1,27
7,81
17,27
1,24
I '
Tabe1 12• Hasi1 Penjarangan T~un 1987 BKPH Ng1iron, KPB Raridub1atung
io. Luas
Petak (Ha) Bonita
I ~ ; 4
1 . '22 b 12,3 2
2 29 16,4 3,5
3 39 d 4,a 4
4 ;a a 4,9 3
5 52 a 27,a 3,5
6 5 b 26,6 4,5
7 10 a 7,5 3,5
a 38 c 24,6 4
-Jum1ah 124,9
KU/umur Kal,!! Perkakas Kati bakar
Jumlah /H Jum ah /H (m3) (%) (m;) (,6) (m3) (%) (m3) (%) (m;) m; a (Sm) Sm a
5 b 7 8 9 10 I
11 12 13 14 15 1E; 17
II/11 th. 20,27 99,6 o,os ·0,4- - - - - 20,35 1,65 15 1,21
·II/15 th. 13,38 ;a,; 15,39 44,1 5,64 16,1 0,47 1,5 34,aa 2,12
III/22 th. 4,34 9,6 22,30 49,4 16,50 36,5 1,9a 4,5 45,12 9,40
III/22 th. 24,69 84,2 4,06 13,a . 0,54 2,0 - - 29,29 5,97 19,5 3,97
III/22 th. 111,4a 91,7 10,00 a,3 - -- - - 121,4a 4,36 62,0 2,23
IV/33 th. 69,aO 46,3 67,76 44,9 12,96 a, a - - 150,62 5,66 10,0 0,37
IV /34 th. 9,4a 4a,2 8,55 43,5 1,62 a,; - - 19,65 2,62 " VI/53 th. 2,94 3,1 11,20.11,a 78;a6 83,50 1,44 1,6 94,44 3,a3 a,o 0,32
~ 0'\
Tabe1 13. Biaya Pe1aksanaan (Eksploatasi) Penjarangan Tahun 1985 .
Hasil ~enJaranian Luas 1 . ~ensanskutan Biaya/m3
No. Petak (Ha) Bon ta KU/umur Kayu ayu Jumlah Pembikinan Pengangkutan Jumlah (Rp) . perkakas bakar (m;) (Rp) (Rp) (Rp) (m3) (m3)
I 2 3 ! 2 r; 7 ~ 9 10 11 12
1 16 b 23,1 3 II/14 th. 94,51 61 155,51 332.422,29 267.078,33 599.500,62 ;.855,06
2 62 69,2 3,5 II/17 th. 489,79 107,5 ;97,29 2.195.733,38 ?·723.784,595 4.919.517,975 8.2;6,39
3 142 b 10,7 3,5 II/17 th. . 53 29 82,38 228.102,8
4 139 b 39,7 3,5 III/27 th. 154,;1.0 62,5 216,60 613.676,57 428.068,65 1.041.745,22 4.809,53
5 134 a 30,5 3,5 . III/27 th. 81,93 75 156,93 359.668,40 569.327,28 928.995,68 5.919,81
6 138 a 51,5 3 III/26 th. 462,33 179 641,33 2.223.056 2.018.190,75 4.241.245,75 6.613,20
7 276 34,9 3,5 III/21 th. 85,38 - 85,38 250.068,19 575.031,71 825.099,9 9.663,85
8 34 48 2,5 IV/32 th. 378,51 106 484,51 1.179.983,18 1.010.496,51 2.190.479,69 4.521,02
9 40 a 40,4 4,5 IV/37 th. 115,73 18 133~73 310.009,08 1.065.453,06 1.375.462,14 10.285,37
10 50 b 29,7 4,5 VI/54 th. 297,45 12 309,45 476.171,81 1.073.149,49 1.549.321,3 5.006,69
11 1 b 8,4 4,5 VII/65.th. 132,96 12 144,96 171.335,79 352.547,65 523.883,44 3.613,98
Keterangan : 1. 1 Sm kayu bakar . 0,5 m3 kayu perkakas ·· 2. Biaya pembikinan termasuk penebangan dan pembagian batang dan pengumpu1an
3. Biaya pengangkutan termasuk muat-bongkar.
\.),)
-:1
\
'
Tabe1 14. Biaya Pe1aksanaan (Eksp1oatasi) Penjarangan Tahun 1986
Iifl.ffil. _ _penjaran_g_an · Biaya ·. Luas I Kayu Kayu Biaya/m3
No. Petak (Ha) Bonita IDJ umur perkakas bakar Jum1ah Pembi- Pengang- Jum1ah (Rp) (3) (m3) (m3) kinan lrutan (R )
(Rp) (Rp) P 1 2 3 4 ~~ -~2- -- 0-- -, .. g-~-~- - g- ~---~--~ 10 11 --- ~12
1 28 . 13,1 3;5 II/17 th. 48,79 40 88,79 304.185,87 151.007,50 455.913,37
2· 145 a 7 3,5 I/9 th. 16,00 4 20 58.956,56 58.956,56 117.913,12
3' 135 a 39,7 3,5 III/28 th. 277,83 82,5 360,33 953.826,09 909.419,96 1.863.246,05
4 37 a 31,4 ;,5 III/25 th. 129,52 20 .149,52 388.201,62 755.717,53 1.143.919,15
5 51 b 11,9 4 III/30 th. 80,75 46,5 127,25 255.721,59 288.346,11 544.067,70
6 56 c 5,5 4,5 III/30 th. 15,98 47,5 63,48 177.677,45 181.351,39 359.028,84
7 52 c 13,7 4,5 v /48 th. 80,81 8,5 89,31 78.938,75 252.092,13 331.030,88
Keterargan : 1. 1 Sm kayu bakar 0,5 m3 kayu perkakas 2. Biaya pembikinan termasuk penebangan dan pembagian batang dan pengumpulan 3. Biaya penganglrutan termasuk muat-bongkar.
5.126,63 5. 895,66 .
5.170,94
7.650,61
4.275,58
5.655,78
3.706,54
~ (X)
Tabel 15• Biaya Pela~sanaat) (Eltsploatasi) P~njarangari Tahun 19 9 7
Basil ~enJaransan Pembi-
No. Petak Luas Bonita KU/umur Kayu ayu Jumlah (Ra) perkakas bakar (m;) kin an
(m;) (m3) (Rp)
! ~ ~ ~ 2 6 7 s 9
1 22 b 12,3 2 II/ll.th. 20,35 7,5 27,85 72,855,66
2 29 16,4 3,5 II/15 th. 34,88 - 34,88 74.524,4
; 39 d 4,8 4 III/22 th. 45,12 -- 45,12 84.634,37
4 ;a a 4,9 ; III/22 th. 29,29 9,75 39,04 99.837,39
5 52 a 27,8 3,5 III/22 th. · 121,48 31 152,48 483.974,08
6 5 b Z6;6 4,5 IV/33 th. 150,62 5 155,62 240.1;3,56
7 10 a 7,5 3,5 IV/34 th. 19,65 - 19,65 33.271,51
8 ;s c 24,6 4 "- VI/53 the 94,44 4 98,44 124.741,10
Keterangan : 1. 1 Sm kayu bakar 0,5 m3 kayu P.erkakas 2. Biaya pembikinan termasuk penebangan, pembagian batang dan ;. Biaya pengangkutan termasuk muat-bongkar, pengumpulan.
;.
Biaza Pengang- Jumlah kutan (Rp) (Rp)
!0 !I
61.389,45 134.245,11
15.701,70 90.226,10
105.882,15 190.516,52
89.354,22 189.191,61
198.444,88 682.418,96
107.143,64 347.277,20
52.775,64 86.047,15
234.725,70 359.466,80
Biaya/m; (Rp)
I~
4.820,61
2.586,76
4.222,44
4.846,09
4.475,47
2.231,57
4.378,99
;.651,63
vi \0
/
40
3.2.· Pembahasan. ·:;;
Dalam pembahasan ini pertama-tama akan disajikan pem
bahasan berupa interpretasi terhadap basil analisis regre
si yang sudah dikemukakan dalam bab Iiiir. Sesuai dengan
urutan model regresi yang disajikan di bawah interpretasi
seperti berikut :
Penebangan
Dari analisis regresi didapatkan persamaan regresi
"' penebangan Y1 = 2., 5195 :x 10-4 + 2,4027, :x 10-4 x1 . (Y1 ada-
lab volume penebangan per kesatuan waktu dalam m3 per de
tik, xl merupakan diameter pohon setinggi dada dari pohon
y~g di tebang dalam em). Dari tabel 3 didapatkan nilai
F ratio = 10,378 (F tabel '?,8~ ), berarti ada penga-
ruh nyata regresi atau dapat disimpulkan ada pengarub re
gresi atau dapat disimpulkan ada pengarub nyata diameter
pohop terhadap·prestasi kerja penebangan per kesatuan trak-
tu.
Tarat hubungan antara diameter pohon (X1 ) dan volume
penebaugan per kesatuan waktu (Y1 ) ditunjukkan oleh koefi
sien korelasi dengan 0,56, menunjukkan ada hubungan meski
pun nilainya tidak terlalu t~nggi. Sedangkan mengenai ke
cocoltan garis regresi yang dinyatakan d~lam koefisien .Ae
terminas~ (R2) banya mencap~i 31,0976 a tau bagian pengamat
an yang di teranglmn oleh garis regresi sebesar 31,09%.
Pembagian batang
Dari basil analisis regresi pembagian batang dipero-(V'
I I
41
walrtu pembagian batang 2 dalam detik dan diameter batang/
potongan dalarn em). Selanjutnya. di temulran F•hi tung =
), sehingga ada pengaruh nya-. '
ta diameter batang/potongan (X2) terhadap waktu pembagian
batang. Semakin besar diameter batang/potongan maka sema
ltin lama traktu yang diperlukan untuk membagi batang (koe
fisien regresi bernilai positif).
Tarat hubungan diameter batang dan waktu pembagian
batang ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang besarpya
0,66. Sedangkan besarnya koefisien diterminasi yang menje-
laakan bagian pengamatan yang diterangkan oleh garis re
gresi sebesar 43%.
Hasil Penjarangan Rata-rata Per Ha
Dari basil analisis regresi didapatkan persamaan re
gresi Y3 = 3,4792 • 0,6755 x3 + 0,1521 x4 (Y3 adaiah basil
penjarangan ~ata-rata per Ba, x3 bonita dan x4 umur). Ber
dasarlran basil uji F didapatkan ltesimpulan ada pengaruh
nyata terbadap regresi berarti bonita dan umur berpengaruh
terhadap hasil penjarangan rata-rata per Ha.
Akan.tetapi berdasarkan analisis lebih lanjut dengan
uji T hanya variabel umur sa'j'a yang terpenp;aruh terhadap
basil penjarangan rata-rata per Ha, sedangkan variabel bo
nita tidak berpengaruh.: Hal~ ini dapat dijelaskan bahwa
semakin banyak umur pohon maka diameter pohon akan semakin
besar demikian juga volumenya s.ebingga basil· per Ha juga
menjadi lebih besar. Berdasarkan persamaan di atas koeti
sien regresi umur menunjulrkan n.ilai posi tit.
42
lalE:.i lrecocokan regresi yang di tunjukkan oleh nilai
koefisien determinasi (R 2) d~dapa.tkan sebesar 34%, korela
si 0,58.
Data basil penjarangan rata-rata per Ha di BKPH Ngli
ron selama tahun 1985, 1986, 1987 didominasi data dari
penjarangan KU II, III dan KU IV, sedangkan untuk KU tua
hanya sedilti t (hanya diwakili 4 Petak). Pada KU tua (di
atas IV) umumnya sudah tidak lagi dil~rukan penjarangan
(diperldr~kan sudah di jarangi oleh adanya pencurian). Di
perldrakan pada saat ini volume pekerjaan penjarangan Pe-
rum Perhutani akan didominasi oleh KU II, III, IV sebab
bagian terbesar dari luas hutan jati yang produkti£ dido
minasi oleh KU f·1uda (I sampai dengan IV).
Hasil penjarangan rata-rata per Ha dari petak-petak
di atas hanya mencapai 5,3462 m3 per Ha. Hasil ini dicapai
dengan umur rata-rata 28 tahun (KU III) dan bonita rata-
rata sebesar ;,6:;46. Sedangkan pada tabel normal vl.v.\·1.,
volume kayu batang (Vst) penjarangan pada umur 25 tahun
bonita 3, 5 terdapat angka sebesar 16 m3 /Ha, pada umur 30 ·
tahun bonita 3,5 sebesar 14,8 m3/Ha. Hasil penjarangan ra
ta-rata di atas sebesar 5,3 m3/Ha masih jaub di bawah ta
bel \"l.V.vl. dan hanya meliputi seldtar 33% sampai dengan
36% dari hasil pen jarangan volume lrayu batang tabel "'· v. vl.
Untuk anallsis hasil pendapatan penjarangan tidak cu-
kup dengan analisis hasil penjarangan rata~rata per Ha,
karena. nilai penda.patan penje.rangan dalam rupiah
tukan oleh harga. kayu berdasarlran lruali ta.· menurut
diten-
sorti-
men yang dihasilkan. Oleh se~ab itu diperlukan analisis
4-3
terha.dap sortimen yang dihe.sill-::an. Sortim~n yang dihe.sil-
kan terdi ri de.ri sortimen A I, A II, A III, KBP- dan
juga basil ke.yu bakar dal arrl sm.
Perbedaan sortimen tersebut di atas antara dibedakan
atas dasar besarnya diameter dan eaeat-eaeat kayu sesuai
dengan peraturan pengukuran dan pengujian kayu jati.
Sortimen A ;r (Kayu Pal Jati) : diameter ujung 4 - 19 em
Sortimen A II (Kayu Bulat Keeil Jati) ; diameter ujung
22. - 28 em
Sortimen A III (Kayu Bulat Besar Jati) : diameter ujung
30 em.
Hasing-masing .sortimen dibagi menjadi beberapa kelas lrua
lita sesuai dengan eaeat-eaeat yang ada.
Sortimen A I
Analisis regresi sortimen A I menghasilkan persamaan
regresi Y4 = 182,3299 - 26,0~58 x, - 0,7751 x4 (Y4 = basil
pen jare.ngan sortimen A I dalam % terbadap basil total, x3 bonita ·dan x4 umur). Dari basil uji F didapatkan kesimpul
an bahwa ada pengaruh nyata bonita dan umur terhadap pro
sentase hasil·penjarangan Sortimen A I. Koefisien regresi
bonita maupun umur bernilai nega:bif berarti semakin besar
nilai bani ta dan umur akan mengbasilkan sortimen A I senia
kin kecil. Hal ini disebabkan semald.n tinggi umur alran
menghasi:lltan diameter yang :lebih besar. Sortimen A. I, A II
dan A III antara lain didasarkan atas besarnya diameter
(lihat urai,an di multa persyaratan sortimen A I, A II dan
A !II). Dengan maldn besar diameter prosentase sortimen
A I dan semakin menurun, sebalilrnya untuk A II dan A III
diperkiral{an alran semakin meningkat prosentasenya.
44
Untulc kecocolm.n regresi yang dinyatalran dalam koef'i-
sien determinasi diperoleb anglra 45%, berarti bagian dari
pengamatan yang diterangkan oleb garis regresi sebanyak
45%.
Sortimen A II
Dari basil analisis regresi sortimen A II pada tabel 7
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh nyata bonita dan umur
terbadap basil penjarangan sortimen A II dalam persen. Da
ri.data yang ada basil sortimen A II sangat bervariasi dan
tidak terdapat hubungan yang erat dengan ~iabel bonita
dan umur.
Sortimen A III
Dari tabel -8 analisis regresi sortimen A III dida-. patkan kesimpulan ada pengaruh nyata bonita dan umur t~r
badap basil p~njarangan sortimen A III. Sesuai dengan mo
del r~gresi yang diajukan didapatkan persamaan regresi
"' Y6 = - 34,4086 + 1,9331 x3 + 1,4680 x4· (Y6 adalah basil
penjata.llgan sortimen A III dalam pros en, x3 bonita, x4 umur).
Koe:f"isien regresi bonita dan umur bernilai positif
berarti alran didapatkan sortimen A II'I semal:in besar. De
ngan bonita dan umur lebib tinggi akan menghasilkan kayu
. dengan diameter lebib besar. Sortimen A III mempunyai per-
45
syaratan diameter lebih bennr dibandingkan dengan nortimen .
. ".. I dan A II.
Binya Penjarangan
Pari analisis regresi biaya penjarangan per m3 yang
dise.jilcan pada tabel 9 6 didapatkan kesimpulan bahwa ti
dak ada pengaruh nyata variabel umur terhadap biaya penja-.
ranBan .per m3. Dari anaJ.isis lebih lanjut ternyata varia
si biaya penjaranean :culrup besar, hal ini di tun·jukkan oleh
stan dar deviasi Rebesar Rp 1. 965,194·2, sedangkan harga ra
ta-rata biaya sebesar Rp 5.248,80. Biaya termurah sebesar
Rp 2.231,57 dan biaya termahal sebesar Rp 10.285,37.
I~emampuan organisasi pel aksana peker jaan penj arangan (pe
nebangan sampai dengan pembongkaran kayu di Tempat Penim
. hunan !\nyu)
Kemampuan organiDasi pelalcsana pekerjaan penjarangan
didelcati dengan prestasi .kerja pelcerjaan penebangan dan 3
pembagian batang. Dari tabel 2 diketahui HOK per m pene-
.bangan dan pembagian batang adalah sebesar 0,32 HOK per m3
(0, 12 + 0, 20). Pelc:er jaan penebangan dan pembagian batang
dilalrukan oleh orang yang sama. Sesudah menebang, blandong
langsung belte~ja membagi .l:>atang. Jika prestasi kerja di
nyataltan dalam m3 /HOK maka prestasi kerja penebangan dan
pembagian batang m~njadi 3,12 m3 per HOK (1 HOK = 3,12 m3)
Dalam melaksan~can penjarangan seorang mandor penja-
rangan mampu mengatJasi 4 pasang blandong atau 8 orang pe
lterja. Faktor pembatas ltemampuan ,pengawasan penjarangan
adalah pohon yang dijaranBi (ditebang) l~taknya berjauhan
46
tidak mengumpul di satu tempat. Hal ini akan mempengaruhi
kemampuan pengatrasan secara langsung.
Dengan 4 pasang blendong a tau 8 orang peker ja malta
lcemampuan organisasi pelaksana penjarangan per hari akan
mencapai 8 x 3,12 m3 atau sebesar 24,96 m;,~ 25 m; per ha-l2
ri. Sedangkan dari tabellO,ll diperoleb basil penjarangan
rata-r!ita per Ha sebesar 5,; m; per Ha (../') 5 m; /Ha, maka
luas tebangan per hari sebesar 5 Ha.
Dari wawancara petugas lapangan biasanya penjarangan
dilaksanalran selama 1 - 2 bulan dengan aktual hari kerja
total 40 bari atau 20 hari dalam sebulan. Kegiatan penja
rangan diker jakan pada bulan Haret dan April. Sesudah i tu
konsen~rasinya umumnya pada kegiatan tebang habis.
Dari angka-anglta di at as malta dapat diperhi tungkan
ltemampuan organisasi pelaksana pelrerjaan penjarangan ada
lab sebesar 40 x 5 Ha atau 200 Ha dengan volume penjarang
an sebesar 200 Ha x 5 m; = 1.000 m3• Dari pengalaman di
BKPH Ngliron selama ; tahun diperoleh luaa. penjarangan ra
ta-rata per tahun sebesar 211 Ha terdiri dari 8 petak de
ngan luas petak rata-rata sekitar 25 Ha. Volume basil pen
jarangan 211 Ha x 5.,; m; = 1.118,; m3 per tahun. Sudab ba
rang tentu volume penjarangan di tiap-tiap BKPH dapat le
bih besar atau lebih kecil dari keadaan di atas.
Angka 200 Ha tersebut di atas jika dibandingkan de-
ngan Perhutani (Anonim 1972) yang menyebutkan 1remampuan
organicasi pelaksana penjarangan sebesar 240 Ha agaknya
mendekati. Jika di tambah dengan- l pasang blandong lagi ma
ka kemampuan organisasi ~laksana penja:rangan akan mening-
ke,'j:;. (bertambah) sebesar ;,12 x 2 x 40 hari dibagi 5 m?
~atau f.9~ 92 Ha v,50 He., sehinGga menjadi 250 Ha (200 + 50
P.a-ri). Dengan demikian make. angke. 240 Ha seperti di e.tas . ~ r
· cukup rasional~
47
/
,,iKema.Dlpuan organi~asi pelaksana :pekerjaan penjarangan
<' ~ep~~ar 200 Ha per tahun dengap dasar perhi tungan di at as .. •- .
, .. ' ·. ·:·
JllJ:U~il:\ .bisa di tingkatkan dengan 2 cara yai tu (1) menambah
hari }terja (2) mene.mbah tenaga kerja. :t-~engingat kemungkin
an :penggunaan tenaga yang lebi:P pesar pada kegiatan tebang
habis yang mempunyai volume tebangan lebih .besar maka tata
1-1aktu penjarangan sebaiknya tidak dirubah (tidak menembah
hari l!erja). · · "·. " ·.;;u Is
. :II' '' •
·. ' 1 . .. .. • Denj;an dasar ini malta care. ltedua dapat di tempuh de-. ' : ..•. ~.ll.l:, . .
.·: ngtan tate. l'7aktu yang tetap, akan tetapi tenaga ker ja di-
taml;>ah selagi \{egiatan tebang habis belum panyak sehingga
·· .tenaga l:>~andong masih culrup tersedia. Ape.bila tenaga kerja
dit~])ah ¥taka akan mepgurangi }i:emampuan pengawasan, oleh j . J' . . . . ' ~eba~ itu mandor penjarangan perlu dibantu tenaga pempantu
. ' ~-- ··."
lllfiTl~Of penJarangan! Depg~ tambahap pembantu mandor p~nja-.. ··_;;•.'•·/ . ~- .· .· -~---~·-,., ,• : --~ '' ' .
rangan maka qapat dilakukan 2 - ·3 pasang blandong atau 4 -' . ; ' - ' .
6 tenasa kerja dengan prestasi kerja sebanyak 4 - 6 x 3,12
..,~ ~. ;4o ha~i dibasi 51
m3 == 99~ 84 ·(4 100 Ha 'sampai 149,76 -~ ~:,-: :· 1 \_ • , : ~ ' ! I
. ··t/:J 1?0 Ha" Dengan adanya. tambahan i>embantu mandor penja-
re.ngan me.ka kemampuan orge.nisasi pelal..:sana penjarangan
akan menoapai 200 + 100 - 150 Ha atau mencapai ;oo - 350
Ha pe-r tahun. Sedangkan volume penjarangan seldtar 1.500
~; ~- 1.750 m; per tahun.
4-8
Biaya dan !'endap~tan Hasil Fen jnrangan
Biaya Penjarangan
· Biaya penjarangan yang disajikan dalam tabel 13,14,1"5 ada-
1ah hanya me1iputi biaya pe1aksanaan (eksploatasi) · penja
rangan. Yang tidak termasulr adalah biaya perencanaan d.an
penunjuklcan (tunju'k/tolet) pohon yang akan dijarang!. Ana-
lisis regresi yang disajikan pada tabe1 _9
sal dari tabel l3, 14,15 ter.sebu t.
adalah bera-
Dari hasil analisis regresi sudah disimpulkan bah1·1a
tidak ada pengaruh nyata var1abe1 umur terhadap biaya pen
jarangan di atas.
Biaya termurah dicapai pada penjarangan umur :;:; tahun
yaitu Rp 2.2:;1,57 per m3 dan biaya termahal pada umur 37
tahun sebesar Rp 10.285,37 perm:;. Sedangkan piaya rata
rata sebesar Rp 5.248,80 per m3 dengan umur rata-rata
28 1 76 tahun. Adanya variasi yang besar dari biaya pelaksa
naan penjarangap ini ada1ah disebabkan oleh variasi hasil
penjarangan atau sortimen-sortimen yang dihagilkan, varia
bel jarak anglrutan, jarak pengumpulan dan lain-lainnya.
Tiap-tiap variasi atau variabel ini mempunyai tarip yang
berlainan.
maka. . i. Seca-ra teori apap11a variabel lain konstant, 1\ cuame-
ter pohon (yang tercermin dari umur) akan mempengaruhi se~
cara langsung besarnya biaya per kesatuan (m3). Haldn tua
pohon (KU makin tua) maka biaya per m:; akan cenderung me
ngalnrui penurunan. Nesltipun regresi tidali: signi:f'icant akan
tetapi ada petunjuk dari koe:f'isien regresi umur bernilai
·negati:f' (- 27, 2754) berarti maldn tua umur pohon biaya
akan menurun.
49
Biaya ini tidak bisa diperbandingkan dengan harga ju
fil men;;ingat he.l-hal seperti beril::ut ;
1. Biaya yang dikeluarkan sampai dengan penjare.ngan ini
selain biaya penjarangan di atas masih harus diperhi-
tungkan dengan biaya penanaman, biaya penjararigan sebe-
lumnya, dan juga biaya dari yang belum tercalrup (misal :.
biaya perencanaan dan tolet tunjuk).
2. Harga jual yang merupakan pendapatan penjarangan masih
belum diperhi tungkan dari pendapatan P.enjarangan sebe
lum
3. Belum mempertimbangkan "time cost o:f money".
Penelitian ini tidalt mencalrup hal-hal di atas.
Pendapatan Penjarangan
Untulr mendapatlcan lebin lanjut basil penjarangan da
lam bentuk uang (Rupiah) perlu dikaji lebih lanjut basil ·
penjaraqgan rata-rata menurut lrelas umur tiap-tiap sorti
men. Tiap-tiap sortimen mempunyai harga yang berlainan.
Dari · tabel !l.Ef· · mengenai Hasil Penjarangan rata-rata
menut'\lt kelas umu.r tiap-tiap sortimen, selanjutnya dapat
diltemultakan seperti berilrut :
1. Ha~il Penjarangan Rata-rata !';:ayu Perkakas Per Ha aema
ltin ne.ilc denr;an bertambahnya umur (ke~as umur). Seba-·
liknya untuk basil penjarangan rata-rata Kayu Bakar
per Ha ada ltecenderungan menurun densan semaltin ber-
tambahnya umur (kelas umur) ~ Sejalan dengan ini malta
<elas
--- ~----
-. '· -.,. i'-'
Te.bel "1.6. 1I~.si"l Penjarangari Rata-rata llenurut Kelas Umur Tiap-tiap Sortimen
Ka:vu perltakas Ka;yu % % gt % Jum19li bakar
WIItlr A I A II A III ABP m3/Ha sm/Ha
II 87,36
III 76,76
IV ' 62,5
·V 2,9
.VI 3.,45
VII 6,1
3 4 5 6 1
9,70 2,68
18,52 4,48
32,8 4,70
25,2 71,9
16,2 79,15
28,4 62,0
0,26
0,24
1,2
3,5
3,94
4,67
4,75
' 5,89
. 6,92
15,82
3,52
5,17
1,42
1,24
0,61
2,85
Keterangan : Kolom 2, 3, 4, 5 ada1ah rata-rata dari prosentase Jlasing-masing sortimen t~rhadap hasi1 total.
lt
1\.ngke. ke.yu Bakar pen
jarange.n
8
0,89
1,10
0,30
0,21.
0,09
0,18
\J1 0
Tabe1 17. Pendapatan Hasil Penjarangan (Rupiah) Rata-rata Per Ha Per Sortimen . llenurut Kelas 1Jmur
Kayu Perkakas :e1as · A 1. . A II A Ill · KBP · Total llllUr rn37Ha Rp/Ha m3/Ha Rp/Ha m3/Ha Rr/Ha m3/Ha Rp/Ha m3/Ha Hp/Ha
II 3,44 241,460 0,38
III 3,58 251.287 0,86
43.168 0.;10
97.697 o, 21
IV 2,97 208.470 1,;56 . 177.217 0,22
12.634 1,48 168.i29 4,23
16.846 1,12 127.233 5,47 (
18.573 0,02
39.004 0,02
40.862
785.667
1.015.981 0,09
1.384 3,94
1.384 4,67
4,75
5,89
6.225
. v 0,18
VI 0,24
VII O, 96 67.384 4,49 510.068 9,81 1.822.079 0,56 38.738
dikalikan kolom 6 tabe1
304.585
389.372
426.549
966.430
1.166.285
2.438.269
Kenaikan
Rp ;6
84.787
37.177
27,8
9,5
539.881 126,5
199.855
1.271.984
20,7
109,1
Ketera.ngan : Kolom 2 berasal dari ko1om 2 tabe1 Ko1om 3 berasa1 dari ko1om 2 tabe1 dika1ikan dengan harga rata-rata per sortimen.
\.J1 ......
52
angl:a U:e.yu bal:e.r pen j arangan yaitu pe~bandin!3an hasil
keyu bakar dal am s .m. dengan hasil lt:ayu pe'!"kakas dalam
m; cenderuhg mengalami penurunan. Cabang-cabang pohon
dari kelas umur tua telah memenuhi per·syaratan untuk
menjadi kayu. perkakas.-Dengan diameter minimal 4 em
cabang· sudah dapat masuk sortimen A I.
2. Untuk mendapatlran basil penjarangan dalam bentuk uang .
(Rupiah) per Ha dari berbagai variasi kelas umur, maka .
aari tabel 16· dio_lah lebih lanjut dengan mempertim-
bangkan harga rata-rat~t per sortimen. Berdasarlran ba
sil observasi pada barga 1elang aelama 2 tabun · tera- _.
khir di TPK, didapatkan harga rata-rata per sortimen ;
Sortimen A I = Rp 70.192,-. per m; .
- Sortimen A II = Rp 113.601,- per m3
- Sortimen A III = Rp 185.737,- per m;.
Sortimen KBP = Rp 69.175,- per m;
Pendapatan hasi1 penjarangan (Rupiah) Rata-rata Per
Ha Per Sortimen Menurut Kelas umur disajikan dalam Tabel 1?
Dari tabe1 n'ampak bahwa kenaikan pendapatan pepjara-
( pgan dari tiap-tiap ICU sang at bervariasi. Kenaikan yang
menyolok ada1 e.h dari KU IV ke KU V dan dari KU VI lte KU
VII. Hal ini disebabltan terutame. oleh nilai pendapatan·
dari Sortimen A III (harga per m3 cukup tingt;i).
t: ,; •.'
53
Je.ringan l~erja (Net Horld Pelaknanaan PenjarE'.ngan {Peneba
pgan sampai dengan Pembongh:aran Kayu di TPK (Tempat Fenim-,
bun an E.e.yu)
Jaringan kerja pada pekerjaan penjarangan merup~can
jaringan yang sederhana, urutan pekerjaan.maupun aktivitas
tidal: begi tu banyak. Untuk mendapatlcan jaringan ker ja_ yang.
jelas harus dilakukan pemecahan pelcer jaan. Untuk ini malta
pada jaringan ker ja pen jarangan dilakukan asumsi dengan
pemecahan peker jaan, yang sebenarnya tidak selalu sesuai
dengan pelaksanaan pekerjaan·di lapangan.
Dalam.asumsi ini pemecaban pekerjaan atau aktivitas
dibasi menjadi 5 aktivitas yaitu penebangan, pembagian ba-
tang, pemuatan, pengangkutan dan pembongkaran. Dalam asum
si ini urutan alt:ti vi tas dimulai dari lregiatan penebangan.
· Kegiatan penebangan selan1a 1 hari atau hari i tu blandong
hanya menebang saja, baru pada hari berilrutnya membagi ba
tang semua pohon yang telah ditebang. Selanjutnya setelah
pembagian selesai dilalrukan pemuatan, pengapgkutan dan
pembongkaran.
Untuk jelasnya jaringan kerja pada pelaksanaan peker-
jaan penjarangan disajikan pada gambar. Dalam penjarang-
an pada suatu petak dilaksanalran oleh 4 pasang blandong
(I, II, III, IV). Keempat paeans blandong ini bekerja se-
cara serentak {bersama-sama) sehingga diperlukan "al!:tivi
ta.s tanpa '\-Jaktu" antara pasangan blandong satu dengan la
innya. Aktivi tas tanpa wal:tu tidal{ membutuhlran Hal:tu a tau
sumber dan penempatan.nya hanya untulr menunjukkan bahHa se
luruh alrtivi tas dari ·lteempat. pasang blandong merupal>;:an ke-
GAl·ffiAR JARINGAN KERJA PELAK~1ANAAN PEDJARAlTGAU
rasang Bl'ando'Qg
I /
/
(,;\ \.J,,
II ·
"
G~ III
0J' '
IV
Ke terangan :
1 hari
1 hari
1 hari
1 hari
1,25har-=t.:\~ ~~~i f:'\ 8 v ·-~ v
6,11 hari
,,
Hasi1 12,6HJ. 3,21 har~
14 .
' ... ,G) .. ~ / 0, 11 {.':;( /
hari ~~asi!;, 21-lifl~i
'B / 0,11 / 0
• 3? hari ~Basil 12,6 H3 ha~ ~ 3,21 M3
. 0,32 0,1~ 1,25ha.ri ..--. 0,53harh hari C\ har~
24) ! 25 )----~- u • aktivitas
I ----·- --
',8 /
f::\~asi1 12, 6H3 ·\::_) 3,21 H3
a"ktivita.s tanpa waktu .,. 1 - 2 , 7 - 8 , 15 - 16 , 23 - 24 : Penebangan ; 2 - 3, 8 -9, 16 -17, 24 -25 : I embagian b~tang 3 - 4 , 9 -10 , 17 - 18 , 25 - 26 : Pemuatan ; 4 - 5, 10-11 , 18-19 , 26-27 : ·pengang~tan 5 - 6 , 11-12, 19 - 20 , 27 - 28 : Pembongkaran
\J1 ~
55
Dengan dasar prestasi lrer ja 1 HRK penebangan sebesar
12,6 m3 per hari maka pembagian batansnya mer.terlul{an vlkatu
lebih lama yaitu sebesar 1,25 hari (prestasi kerja pene-I
bapgan 1 HRK dibagi prestasi kerja pembagian batang HRK,
12,6 m3 dibagi 10,08 sama dengan 1 1 25 bari). Dengan cara
yang sama maka vTaktu peker jaan pemuatan diper1ulran "t<Taktu
0,53 hari, pengangkutan_0,32 hari dan pembongkaran 0,11
hari. Jika selurub llaktu digabunglt:an mEi.ka untuk setiap · vo
lume pe~erjaan 12,6 m3 uiper1ukan waktu 3,21 hari. Karena ·
yang bekerja ada 4 pasang blandong maka dengan jaringan
lterja seperti itu didape.tkan preatasi kerja sebesar 50,4
m3 (12,6 m3 ) pada setiap 3,21 hari kerja.
Dalam prakteknya peker jaan penebangan dan pembagian
batang tidak se1alu dipisahkan artinya selesai menebang
langsung terus dilakukan pembagian batang. Dengan dasar . fj dtlk-
inipun penyelesaian pelter jaan lteseluruhan/\altan jauh berbe-
da dengan cara seperti dije1agkan da1am jaringan kerja
tersebut.
I~esempatan Iterja Da_1am Pe1aksanaan Penjarangan
Dengan iuas pe~jarangan 200 ba per tahun dengan volume
~asil penjarangan sebesar 1. 000 l-!3 pertahun terdapat ltesempatan
ke-rja sebesar I o orang setiap hc.ri sellama 2 bu1an ( B ore:ng
blandong, 6 Orang muat pongkar dan 1 orang · sopir ) • Peker jaan
ini dapat diselesaikan se1ama 40 hari kerja al:tual.
/
KI:SIHPULAN
· i Berdase.rkan pep eli tian yang telah dilalrulran dapa.t di
simpulkan beberapa hal sebagai berilrut :
1. Prestasi lrerja peneba.ncan per kesatuan l'Tal~tu aka.n me-
ningkat dengan bertambahnya diameter pohon yang dite-
ban~. Prestasi ker ja penebangan 1 HRK adalah 12,6 m; I
hari, 1 HOK 6, 3 m3 atau ltebut-u.han HOK sebesar o, 12 HOK
per m3.
2. l·la.ktu yang diperlukan untuk pembagian batang dipengaru
hi o1eh besarnya diameter batang yang dipotong. Presta
si kerja pembagia~ batang 1 HRK ada1ah 10,08 m3, 1 HOK
5 1 04 m3 atau kebutuhan HOK sebesar 02,0 HOK per m3•
;. Hasil penjarangan rata-rata per Ha dipengaruhi oleh
umur tegalran, sedanglran bonita tidak berpengaruh. Easi).
penjarangan rata-rata per Ha sebesar 5,3462 m3 per Ha
dengan umur tegakan rata-rata 28 tahun (KU III).
4r S~lanjutny~ berdasarkan harl1 sortimen p·enjarangan di
~impulkatl l:>ahwa unt'ulr sortimen A I dipengaruhi o1eh bo
ni~a dan um.ur. Un~uk sortimen A II tidak ada pengaruh,
nyata bonita dan umur. Sedangkan untuk sortimen A III
ada pengaruh bonita dan umur.
5. I~emampuan organisasi pelaksana penjarangan per tahun
adalah sebesar 200 Ha dengan volume tebangan penjarang~
an s~bese.r 1.000 m3/te.hun. Organisasi ini dipimpin oleh
seorang me.ndor penjarangan denGan membal·rahi 4 pasang
blandong. Dengan menambah pembantu mandor penjarangan
. lllnlt~ kemampuan organisasi bi ~a meninglrat sampai 300
, I I!
57
350 Ha per tahun dengan-vo1ume hasi1 penjarangan 1.500-
1.750 m3 per tahun. Dengan adanya pembantu ma.ndor . pen
j~rangan pasangan blandong bertambah 2 - 3 pasang.
6. Biaya penjarangan per m3 tidak dipengaruhi secara nyata
oleh umur tegakan. Bie.ya rata-rata per m3 sebe·sar
· ~p 5. 2481 80 per m3 (umur rata-rata 28,76 tahun), -biaya
termurah Rp 2.231,57 m3 (33 tahun), termahal
Rp 10.285,37 per m3 (~7 tahun).
7. Pendapatan hasil penjarangan rata-rata per Ha menurut
sorti~en yang dihasilkan adalah Rp 304.585,- per Ha
·.(KU II), Rp 389.3721 - per Ha (KU III), Rp 426.549,- per.
Ba (KU IV), ftp 966.430,- per Ha (KU V), Rp 1.166.2857~
per Ha (KU VI)., Rp 2.438.269;- per Ha (KU VII).
8. Berdasarkan jaringan kerja pelaksanaan penjarangan yang
dibuat didapatkan prestasi kerja 50·,·4M3 pada setiap ·
3,21 hari.kerja dengan memperkerjakan 4 pasang blan-
dong.
9. Kesempatan ker ja yang diciptakan adalah sebesar 1'-orang·.
.....
setiap hari sel ama 40 hari ker ja al~tual dengan basil
penjarangan 200 Ha dap volume hasil 1.000 H3 ~er tahun
. . .... ~ -~-... . ' ...... ·::.....
···- ~······,··~
•\
......
58 DA FTAR PUS TAKA
•-::1. Anonim, 1937. Peraturan Tehnis untuk Penjarangan di Hutan Jati ( terjemahan ).
2. ___ , 1972. Peratu:ran Penjarangan. Di.reksi Perhutani . Jawa Timur.
3. 1980. Petunjuk Ke:rja Penjarangan. Perhutani Unit· I Jawa Tengah. ·
4. Daniel,T.W., J.A. Helms., F.S. Baker. 1979. Principles Of Silviculture. Second Edition. Page 425 - lt2?. Me. Graw-Hill Book Company. New York.
5. Koontz, Harold., anq c.o. Donnel. 1964. Principles Of Management. Third Edition. page 1. 69, 208-216. Me Graw Hill Bnok Company. New York. Toronto. ~ondon.
6. Levin,R.I., and C.A. Kirkpatrick. 1981. Perencanaan dan Penr,endalian. CBtakan Kedua. Hal 7,1~,19. Balai Aks~ra. Jakarta.( terjemahan dari Planning and Controihl with PERT'CPM 1966, ke1uaran Me. Graw Hill New York.)
7. Riggs,J.L. 1970. Production Systems : Planning, Analysis · and Controll. PAge 263 - 270 • John Wiley and Sons ·
Inc. New York. London. B. Sanyoto. 1958. Methodik Penyelidil<an Waktu kerja Eleni.enter.
Rimba Indonesia. Nf) 3 -l• tahun ke VII • ll1:1] q - 12. ·9. Setyarso,A., dan B. Murdowo. 1985. Metoda Statist1ka untuk
Analisa dan Perencanaan Kehutanan. Hal 25 - 47. Kerja sllma ProyP.k Pendidikan, Latiahan.dan Pengendalihnn Tenaga Kerja Pengu~ahnan Hutan dengan Fakultas Kehutttnan Uninersitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
10. Siswantoyo. l 986. Bahan Kuliah '"'ana,jemen Hutan II. Yayasan . Pembina Fekul tas Kehutanan tJnj,versitas Gadjah Mada.
Yogyakarta. ·
11. Smith, D.M •. 1964. 'l'he Practice of Silviculture. Sec_ond Edition • Page 29, 37- 53 , 64- 65 .·John Wiley_ and .Sons, Inc., N.,w York • J,ondon.
. ...... . •• ... ~ ''~•
"' ·'