repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/786/1/full cd marhayati -...

186
1 EFEKTIVITASMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE(TTW)BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI BENTUK MOLEKUL BERDASARKAN TEORI HIBRIDISASI KELAS XI IPA 2 SMA PANCA BHAKTI PONTIANAK SKRIPSI oleh: MARHAYATI NPM: 131620170 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK PONTIANAK 2017

Upload: others

Post on 03-Oct-2019

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

EFEKTIVITASMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

THINK TALK WRITE(TTW)BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI BENTUK MOLEKUL

BERDASARKAN TEORI HIBRIDISASI KELAS XI IPA 2

SMA PANCA BHAKTI PONTIANAK

SKRIPSI

oleh:

MARHAYATI

NPM: 131620170

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

PONTIANAK

2017

2

EFEKTIVITASMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

THINK TALKWRITE(TTW)BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI BENTUK MOLEKUL

BERDASARKAN TEORI HIBRIDISASI KELAS IX IPA 2

SMA PANCA BHAKTI PONTIANAK

SKRIPSI

oleh:

MARHAYATI

NPM: 131620170

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Pada Program Studi

Pendidikan Kimia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

PONTIANAK

2017

3

4

5

6

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.

Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja

keras (untuk urusan yang lain)”

(Qs. 94:6-7)

“Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen

Bersama untuk menyelesaikannya ”

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan

Orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya

Mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”

(Thomas Alva Edision)

“Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa. Selalu

Ada jalan begi mereka yang sering berusaha”

“Kepuasan terletak pada usaha, bukan hasil. Berusaha

Dengan keras adalah kemenangan hakiki”

7

PERSEMBAHAN

Rasa terimakasih akan kupersembahkan kepada Allah SWT dan orang-orang

yang mendukung serta mencintaiku sampai ajal menjemputku yaitu

^^ Kedua orang tua ku ayahanda ( Sukarjo)

Ibunda ku (Ratna Dewi) ^^

^Serta abang dan adikku yaitu Sendri & Riri Santika ^

Dan keluarga besar ayahanda dan ibunda

yang telah menjadi motivasi dan inspirasi

Dan tiada henti memberikan dukungan doanya buat aku.

“Sahabat-sahabat dunia akhirat yaitu Dinta Winisandia, Ningsih,

Eka Nurmala, Maghfiratul Rahmi, Retno, Winarni, Purwanti Suci,

Besti, Sutri, Devi, Halimah Tusakdiah dan Toni”.

“Serta seseorang yang akan mendampingiku di dunia yang

akan menjadi penuntun ku hingga ke Jannah-Nya dan para pejuang pendidikan

(Pendidikan Kimia 2013)

dinta,rahmi,wina,retno,wenti,mala,kiki,asma,rani,endang,zul,ikbal,yuda,

novi,vita,supia,selvi,ucu,wiji,lia,fiza,nuraini,gustiah,nina,isti,wulan,amoi,

shela,tika,rima dan saidah”

Skripsi ini aku persembahkan untuk kalian karena kalian yang memberikan

warna dalam hidupku dan menemani hari-hariku

disaat senang maupun susah.

Terima kasih semua^_^

8

ABSTRAK

MARHAYATI. 131620170. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk

Write (TTW) Berbantuan Media Question Card pada Sub Materi Bentuk Molekul

Berdasarkan Teori Hibridisasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Panca

Bhakti Pontianak. Dibimbing oleh FITRIANI, S.Si, M.Si, M.Sc dan TUTI KURNIATI, S.Pd,

M.Si.

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Panca Bhakti

Pontianak pada pembelajaran kimia khususnya sub materi bentuk molekul berdasarkan teori

hibridisasi. Untuk itu diperlukan model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman

konsep bentuk molekul yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Penelitian ini

bertujuan mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card

dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah pada sub materi bentuk

molekul berdasarkan teori hibridisasi kelas XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak.

Penelitian ini adalah Control Group Pretest-Postest Design dengan subjek penelitian 30

siswa kelas eksperimen dan 32 siswa kelas kontrol XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak.

Teknik dan alat pengumpul data menggunakan tes hasil belajar, observasi dan wawancara.

Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 36,91 dan nilai

rata-rata posttest sebesar 41,15 sedangkan nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar

31,46 dan nilai rata-rata nilai posttest sebesar 66,58 . Hasil analisis statistik uji U Mann-

Whitney menunjukkan nilai 0,000 yaitu lebih kecil dari α (0,000<0,05) yang berarti terdapat

perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card dengan siswa yang diajarkan dengan

menggunakan metode ceramah. Besarnya peningkatan hasil belajar diketahui dari

perhitungan nilai effect size sebesar 1,06 dalam kategori tinggi. Dengan demikian model

pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card dapat diterapkan pada

sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi untuk meningkatkan hasil belajar

siswa.

Kata kunci : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi, Question Card, Think Talk

Write (TTW)

9

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan pada Allah SWT, rabb semesta alam yang memegang

kekuasaan di bumi dan di langit. Allah yang selalu melimpahkan Rahmat, Inayah, Taufik dan

Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikanskripsi yang berjudul “Efektivitas

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Berbantuan Media

Question Card Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Bentuk Molekul

Berdasarkan Teori Hibridisasi Kelas XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad SAW,

keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya yang dengan sepenuh jiwa, raga, dan hartanya

senantiasa setia, istiqomah memegang teguh diin yang mulia ini hingga akhir zaman. Peneliti

menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan pihak lain yang turut

memberikan sumbangsihnya, untuk itu dalam kesempatan ini peneliti ingin memberikan

ucapan terima kasih dan penghormatan kepada:

1. Arif Didik Kurniawan, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah memberikan pengarahan, dorongan,

dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dedeh Kurniasih, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah

memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Fitriani, S.Si, M.Si, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I dan Tuti Kurniati, S.Pd, M.Si

selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, masukan, kritik,

dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

4. Rizmahardian Azhari Kurniawan S.Si, M.Si, M.Sc selaku Penguji 1 dan Raudhatul

Fahdillah, S. Pd, M. Si selaku Penguji II yang telah memberikan masukan serta saran

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Hamdil Mukhlisin, M.Pd, Nurdianti Awaliyah, S.Si, M.Pd dan Yudhi Astono, SP selaku

ahli media, ahli materi dan ahli kontruksi yang telah memvalidasi dan memberikan saran

serta masukan selama penyusunan.

6. Sutopo, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Panca Bhakti Pontianak yang telah

memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah SMA

Panca Bhakti Pontianak.

10

7. Yudhi Astono, SP selaku guru mata pelajaran kimia yang telah membantu dan

memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di SMA Panca Bhakti Pontianak.

8. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan do’a, dukungan, dan

motivasi yang tak terhingga.

9. Para dosen dan staf di lingkungan FKIP Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak

yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman mahasiswa FKIP Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak angkatan

2013 yang telah memberikan dukungan, bantuan, motivasi, dan semangat dalam

penyusunan skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada peneliti untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan

kritik yang membangun senantiasa peneliti harapkan untuk perbaikan kedepannya. Akhirnya,

semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya,

Semoga Allah SWT berkenan menjadikannya sebagai amal baik.

Pontianak, Oktober 2017

Peneliti

11

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI ............................................................. ii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... iii

MOTTO ..................................................................................................................... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii

DAFTAR PERSAMAAN .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

E. Definisi Operasional ...................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 10

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW ........................................... 10

B. Media Question Card .............................................................................. 13

C. Hasil Belajar ............................................................................................ 13

D. Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi ..................................... 14

E. Hipotesis Penelitian................................................................................. 20

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 21

A. Metode dan Bentuk Penelitian ................................................................ 21

B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 22

C. Variabel Penelitian .................................................................................. 23

D. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 24

E. Teknik dan Alat Pengumpul Data ........................................................... 24

F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 27

G. Prosedur Penelitian ................................................................................. 29

12

H. Analisis Data ........................................................................................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 35

A. Perbedaan Hasil Belajar ........................................................................... 35

B. Analisis Uji Statistik ................................................................................ 38

C. Perbedaan Proses Pembelajaran ............................................................... 40

D. Efektivitas Model Pembelajaran .............................................................. 47

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 49

A. Kesimpulan .............................................................................................. 49

B. Saran ........................................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 50

13

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Presentase Ketuntasan Ulangan Harian Semester Genap Kelas XI IPA SMA

Panca Bhakti Pontianak Tahun Ajaran 2016/2017 ............................ 2

TABEL 1.2 Orbital Hibrida Yang Penting Dan Bentuknya .................................. 19

TABEL 3.1 Rancangan Control Group Pretest-Postest Design ............................ 21

TABEL 3.2 Daftar Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 24

TABEL 3.3 Kriteria Reliabilitas ................................................................................................................ 29

TABEL 4.1 Rata-Rata Pretest Dan Postest Kelas Kontrol..................................... 35

TABEL 4.2 Rata-Rata Kelas Eksperimen ............................................................. 36

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bentuk Prosedur Penelitian ................................................................. 31

Gambar 4.1 Analisis Uji Statistik .......................................................................... 38

15

DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan 1 Rumus Reliabiliatas ......................................................................... 28

Persamaan 2 Rumus Varians ................................................................................ 28

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A (Data Pra Penelitian)

Lampiran A-1 Hasil Wawancara Guru ...................................................................... 53

Lampiran A-2 Hasil Observasi di kelas XI IPA 1 SMA Panca Bhakti Pontianak .... 56

Lampiran A-3 Hasil Wawancara Siswa SMA Panca Bhakti Pontianak .................... 58

Lampiran A-4 Daftar Nilai Ulangan Harian Kelas XI Semester Ganjil SMA Panca Bhakti

Pontianak ............................................................................................ 64

Lampiran B (Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian)

Lampiran B-1 Kisi-kisi Soal Pretest .......................................................................... 66

Lampiran B-2Soal Pretest .......................................................................................... 67

Lampiran B-3 Kriteria Penskoran Soal Pretest .......................................................... 68

Lampiran B-4 Kisi-kisi Soal Posttest ......................................................................... 72

Lampiran B-5 Soal Posttest ....................................................................................... 73

Lampiran B-6 Kriteria Penskoran Soal Posttest ........................................................ 74

Lampiran B-7 Kisi-kisi Soal Media Question Card .................................................. 78

Lampiran B-8Soal Media Question Card .................................................................. 79

Lampiran B-9 Kunci Jawaban Soal Media Question Card ....................................... 80

Lampiran B-10Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ......... 90

Lampiran B-11Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ............... 99

Lampiran B-12Pedoman Validasi Soal Pretest .......................................................... 107

Lampiran B-13Pedoman Validasi Soal Posttest ........................................................ 108

Lampiran B-14Pedoman Telaah RPP Model TTW ................................................... 109

Lampiran B-15Pedoman Telaah RRP Metode Ceramah ........................................... 110

Lampiran B-16Lembar Observasi Pembelajaran Dengan Model TTW Berbantuan Media

Question Card .................................................................................... 111

Lampiran B-17Lembar Observasi Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Ceramah 113

Lampiran B-18Pedoman Wawancara Siswa Terhadap Penggunaan Model Pembelajaran TTW

Berbantuan Media Question Card ..................................................... 115

Lampiran C (Validasi, Reliabilitas, Hasil Penelitian)

Lampiran C-1 Lembar Hasil Validasi Soal Pretest .................................................... 116

17

Lampiran C-2 LembarHasil Validasi Soal Posttest ................................................... 117

Lampiran C-3 Lembar Hasil Validasi RPP Penggunaan Model TTW Berbantuan Media

Question Card .................................................................................... 118

Lampiran C-4Lembar Hasil Validasi RPP Menggunakan Metode Ceramah ............ 119

Lampiran C-5Skor Hasil Uji Coba Soal Postest ........................................................ 120

Lampiran C-6 Perhitungan Reliabilitas Soal Postest ................................................. 121

Lampiran C-7 Nilai Hasil Pretest Kelas XI IPA 1 ..................................................... 123

Lampiran C-8 Nilai Hasil Postest Kelas XI IPA 1 .................................................... 124

Lampiran C-9 Nilai Hasil Pretest Kelas XI IPA 2 ..................................................... 125

Lampiran C-10Nilai Hasil Postest Kelas XI IPA 2 ................................................... 126

Lampiran C-11 Lembar Pretest dan Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .. 127

Lampiran C-12 Hasil Uji Statistik Pretest ................................................................. 128

Lampiran C-13 Hasil Uji Statistik Postest ................................................................. 130

Lampiran C-14 Hasil Perhitungan Effect Size ........................................................... 132

Lampiran C-15 Tabel Z ............................................................................................. 133

Lampiran C-16Hasil Question Card Kelompok ........................................................ 134

Lampiran C-17 Hasil Question Card Kelompok ....................................................... 137

Lampiran C-18 Observer Pembelajaran Model TTW Berbantuan Media Question Card 140

Lampiran C-19 Observer Pembelajaran Menggunakan Metode Ceramah ................ 142

Lampiran C-20 Hasil Wawancara Siswa Terhadap Pembelajaran Dengan Menggunakan

Metode Ceramah ................................................................................ 144

Lampiran C-21Hasil Wawancara Siswa Terhadap Model TTW Berbantuan Media Question

Card .................................................................................................... 147

Lampiran C-22Hasil Wawancara Siswa Terhadap Soal Pretest dan Postest ............. 152

Lampiran D (Surat Penelitian)

Lampiran D-1 Surat Pernyataan Validator ................................................................ 154

Lampiran D-2 Surat Izin Penelitian .......................................................................... 157

Lampiran D-3 Surat Pelaksanaan Penelitian.............................................................. 158

Lampiran E (Dokumentasi)

Lampiran E-1 Lembar Hasil Uji coba Soal Postest ................................................... 159

Lampiran E-2 Lembar Hasil Belajar Siswa Pretest Kelas Kontrol ............................ 161

18

Lampiran E-3 Lembar Hasil Belajar Siswa Postest Kelas Kontrol ........................... 163

Lampiran E-4 Lembar Hasil Belajar Siswa Pretest Kelas Eksperimen ..................... 164

Lampiran E-5 Lembar Hasil Belajar Siswa Protest Kelas Eksperimen ..................... 166

Lampiran E-6 Dokumentasi Uji Coba Soal ............................................................... 168

Lampiran E-7 Dokumentasi Pembelajaran Kelas Eksperimen .................................. 169

Lampiran E-8 Dokumentasi Pembelajaran Kelas Kontrol ......................................... 172

19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang

mempunyai tujuan agar siswa memahami konsep–konsep kimia dan keterkaitannya dalam

kehidupan sehari–hari. Tetapi mata pelajaran ini dianggap sulit karena karakteristik dari ilmu

kimia itu sendiri bersifat abstrak dan konsep yang dipelajari sangat banyak. Faktor yang

menyebabkan kesulitan belajar siswa adalah kurangnya pemahaman siswa dalam penguasaan

konsep dasar kimia (Ristiyani & Bahriah, 2016).

Materi bentuk molekul adalah salah satu materi yang ada dalam mata pelajaran kimia

yang dianggap sulit bagi siswa. Hal ini dikarenakan materi tersebut termasuk konsep kimia

yang berkaitan dengan struktur zat sebab bentuk molekul merupakan susunan tiga dimensi

atom-atom yang ditentukan oleh jumlah ikatan dan besar sudut-sudut ikatan yang dikeliling

oleh atom pusat (Effendy, 2010).

Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru bidang studi kimia di SMA Panca

Bhakti Pontianak pada tanggal 20 Februari 2017 (Lampiran A-1) menyatakan bahwa nilai

mata pelajaran kimia masih rendah di kelas XI IPA dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu 75 pada tahun ajaran 2016/2017. Salah satu materi pelajaran yang

rendah yaitu bentuk molekul. Kesulitan yang dialami siswa pada materi bentuk molekul

terdapat pada sub materi hibridisasi. Sulitnya materi bentuk molekul ditunjukkan oleh

persentase ketuntasan ulangan harian kimia kelas XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak tahun

ajaran 2016/2017 pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Ulangan Harian Kimia Kelas XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak

Tahun Ajaran 2016/2017

Kelas

Struktur Atom

dan SPU

Bentuk

Molekul dan

Gaya

Antarmolekul

Termokimia

Laju Reaksi

T

(%)

TT

(%)

T

(%)

TT

(%)

T

(%)

TT

(%)

T

(%)

TT

(%)

XI IPA 1 77,78 22,22 40,74 59,25 66,67 33,33 51,85 48,14

XI IPA 2 83,33 16,67 50,00 50,00 80,00 20,00 83,33 16,67

Rata-Rata 80,55 19,44 45,37 54,62 73,33 26,66 67,59 32,40

Sumber : Guru Kimia SMA Panca Bhakti Pontianak Tahun ajaran 2016/2017

20

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa hasil ulangan harian kimia siswa pada materi bentuk

molekul memiliki persentase ketidaktuntasan paling tinggi (54,62%) karena tidak mencapai

KKM sebesar 75. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam

memahami konsep materi bentuk molekul.

Kesulitan mempelajari materi bentuk molekul juga dialami oleh siswa di SMA Panca

Bhakti Pontianak. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara siswa kelas XI IPA 2 di SMA

Panca Bhakti Pontianak pada tanggal 22 Februari 2017 (Lampiran A-3), dengan jumlah 6

siswa di antaranya 2 siswa berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan 2

siswa berkemampuan rendah yang menyatakan masih mengalami kesulitan pada materi

bentuk molekul khususnya pada sub materi teori hibridisasi. Informasi yang diperoleh dari

hasil wawancara bahwa siswa kesulitan dalam membuat konfigurasi elektron,

menggambarkan elektron pada diagram orbital dan menentukan jenis hibridisasi dari suatu

senyawa.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas XI IPA 1 SMA Panca Bhakti

Pontianak pada tanggal 25 Maret 2017 (Lampiran A-2) proses pembelajaran kimia di kelas

masih menggunakan metode ceramah seperti menjelaskan materi di depan kelas, membaca

buku, mencatat, dan mengerjakan soal latihan pada buku pelajaran. Metode ceramah yang

diterapkan di dalam kelas cenderung membuat siswa kurang aktif dalam bertanya, menjawab

pertanyaan dan kurang memperhatikan guru dalam menjelaskan sehingga materi bentuk

molekul khususnya sub materi teori hibridisasi tidak dapat bertahan lama dalam ingatan

siswa. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil ulangan harian siswa materi bentuk molekul

(Tabel 1.1). Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

materi bentuk molekul pada sub materi teori hibridisasi yang dapat memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengeksplorasi diri.

Menurut Trianto (2011: 157) salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa

adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif

merupakan sebuah kelompok strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara

berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga diperlukan suatu solusi untuk

memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan

menambahkan media yang lebih menarik dan interaktif yang mampu meningkatkan hasil

belajar siswa terhadap suatu materi. Model pembelajaran tersebut salah satunya adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) berbantuan media kartu soal (question

card).

21

TTW merupakan pembelajaran dimana siswa diberikan kesempatan untuk memulai

belajar dengan memahami pemasalahan terlebih dahulu, kemudian terlibat secara aktif dalam

diskusi kelompok, dan akhirnya menuliskan dengan bahasa sendiri hasil belajar yang

diperolehnya. Suyatno (2009:66) mengemukakan bahwa model pembelajaran TTW adalah

pembelajaran yang dimulai dengan berpikir dengan bahasa bacaan, hasil bacaannya

dikomunikasikan dengan presentasi. Pembelajaran kooperatif tipe TTW ini akan mendorong

siswa aktif dalam pembelajaran dan aktif dalam kelompoknya. Pembelajaran kooperatif tipe

TTW ini dapat mengembangkan tulisan dengan lancar dan dapat melatih bahasa sebelum

dituliskan. Aktivitas berpikir, berbicara dan menulis ini adalah satu bentuk aktivitas belajar

mengajar yang memberikan peluang kepada siswa untuk berpartisipasi aktif (Huda, 2013).

Model pembelajaran TTW akan dibantu dengan media question card, yaitu media visual

berupa kertas berukuran 10 cm x 10 cm. Isi dari kartu ini yaitu sebagian berisi soal-soal

tentang materi yang akan diajarkan (Harjanto,2005:243). Penggunaan media kartu ini

merupakan sarana yang fungsi utamanya sebagai alat bantu untuk melakukan kegiatan

pembelajaran. Siswa ditugaskan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kartu soal untuk

menambah poin. Salah satu kelebihan dari media question card adalah membuat siswa

terampil mengerjakan soal-soal sendiri dan belajar mengatasi masalah serta menumbuhkan

suasana kreatif. Dengan media question card memungkinkan siswa belajar lebih rileks

dengan memainkan kartu soal, di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama,

persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Media question card belum pernah diterapkan di

SMA Panca Bhakti Pontianak, selain itu media question card mudah dibuat dan didapatkan.

Beberapa penelitian sebelumnya membahas model pembelajaran kooperatif tipe TTW

yang dilakukan oleh Rizkiyati (2012) menunjukkan persentase peningkatan hasil belajar kelas

eksperimen 60,2% lebih tinggi dari kelas kontrol 51,1% pada materi koloid. Selain itu model

pembelajaran kooperatif tipe TTW yang dilakukan oleh Andriani (2015) memberikan

pengaruh sebesar 64,51% terhadap peningkatan hasil belajar kognitif kimia Kelas X Semester

2 SMA Negeri 1 Bawang Banjarnegara. Penelitian media kartu pintar dan kartu soal dengan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dilakukan oleh Qurniawati, dkk (2013)

menunjukkan persentase peningkatan prestasi belajar kelas eksperimen 59,5% dan pada kelas

kontrol 52,6% sehingga terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar sebesar 6,9% pada

materi hidrokarbon.

Mengkaji permasalahan di atas, fakta-fakta yang tampak di lapangan, dan penelitian

yang relevan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Berbantuan Media Question

22

Card Pada Materi Bentuk Molekul Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Panca

Bhakti Pontianak”. Melalui penerapan model dan media pembelajaran ini diharapkan dapat

menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru dan siswa

pada mata pelajaran kimia serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card dengan siswa

yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramahpada materi bentuk molekul kelas

XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak?

2. Seberapa besar efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW

berbantuan Media question card pada materi bentuk molekul terhadap hasil belajar siswa

kelas XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini di

antaranya untuk :

1. Mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card dengan siswa

yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah pada materi bentuk molekul kelas

XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak.

2. Mengetahui besarnya efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW

berbantuan Media question card pada materi bentuk molekul terhadap hasil belajar siswa

kelas XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmu

pengetahuan dalam pembelajaran kimia terhadap peningkatan hasil belajar siswa serta

sebagai motivasi untuk meneliti bidang studi yang lain dan sebagai acuan peneliti

berikutnya dengan model pembelajaran yang sama.

23

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Bagi siswa terutama sebagai subjek penelitian, mampu meningkatkan hasil belajar

kimia, melatih siswa untuk bekerjasama dengan teman sekelasnya dan melatih siswa

dalam memecahkan suatu permasalahan mengenai pemahaman materi.

b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam

mengajar di kelas.

c. Bagi sekolah, dapat memberikan ide yang baru untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dan dapat memberikan gambaran dalam upaya perbaikan-perbaikan mutu

pembelajaran khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

d. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan

pembelajaran kimia melalui model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan

media question card.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan memberikan gambaran yang sama antara peneliti dan

pembaca dalam memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Efektivitas

Efektivitas dalam penelitian ini adalah suatu keadaan atau ukuran yang menunjukkan

adanya pengaruh atau hasil yang diharapkan menggunakan effect size. Libertsax dalam

(Arikunto, 2006) mengemukan bahwa efektivitas dapat diukur dengan pendekatan

eksperimen, yaitu dengan cara membandingkan dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen dengan catatan kedua kelompok dengan kondisi yang sama, untuk

kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda, akan diketahui efektif tidaknya perlakuan

tersebut dengan melihat hasil belajarnya. Media question card berbasis model pembelajaran

kooperatif tipe TTW dikatakan efektif jika hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan pada kelas kontrol.

2. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penulisan dari

guru kepada siswa (Syaiful, 2003: 201). Menurut Nana (2011: 77) langkah-langkah metode

ceramah diharapkan adalah sebagai berikut:

24

a. Tahap Persiapan, artinya tahap guru untuk menciptakan yang baik sebelum mengajar

dimulai.

b. Tahap penyajian, artinya tiap guru menyampaikan bahan ceramah.

c. Tahap asosiasi (komparasi), artinya memberi kesempatan kepada siswa untuk

menghubungkan dan membandingkan bahan ajar yang telah diterima siswa. Pada tahap

ini diberikan tanya jawab.

d. Tahap regenerasi atau kesimpulan. Pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil ceramah,

umumnya siswa mencatat bahan yang telah diajarkan.

e. Tahap aplikasi atau evaluasi. Tahap ini, diadakan penilaian terhadap pemahaman siswa

mengenai bahan yang telah diberikan guru. Evaluasi bias dalam bentuk lisan, tuliasa,

tugas, dan lain-lain.

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Berbantuan Question Card

Suyatno (2009: 66) )mengemukakan bahwa model pembelajaran TTW adalah

pembelajaran yang dimulai dengan berpikir dengan bahasa bacaan, hasil bacaannya

dikomunikasikan dengan presentasi. Suhendar (2011:74) mengemukakan bahwa model

pembelajaran TTW pada dasarnya menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, sehingga

dalam pelaksanaannya model ini membagi sejumlah siswa kedalam kelompok kecil secara

heterogen agar suasana pembelajaran lebih efektif.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan model TTW ini menurut

Hamdayana (2014: 219) adalah sebagai berikut:

1. Guru membagikan question card yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa

serta petunjuk pelaksanaannya.

2. Siswa membaca masalah yang ada dalam question card dan membuat catatan kecil

secara individu tentang apa yang siswa ketahui dan tidak ketahui dalam masalah

tersebut (think).

3. Guru membagi siswadalam kelompok kecil (3-5 siswa).

4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya untuk

membahas isi catatan dari hasil catatan (talk). Dalam kegiatan ini menggunakan

bahasa dan kata-kata sendiri untuk menyampai kan ide-ide dalam diskusi. Diskusi

diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan

5. Dari hasil diskusi, siswa secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas

soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan solusi) dalam bentuk tulisan

25

(write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu, siswa menghubungkan ide-ide yang

di perolehnya melalui diskusi.

6. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok

7. Penghargaan kelompok

8. Melakukan evaluasi

Media pembelajaran Kartu soal (question card) adalah sebuah kartu yang di dalamnya

terdapat soal/permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa yang mendapat kartu tersebut.

Pengembangan media question card adalah penyempurnaan media question card yang sudah

pernah dibuat oleh Ifadhoh (2012). Media question card yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah media yang digunakan pada saat proses diskusi berlangsung. Media question card

dibuat dari kertas buffalo warna-warni berukuran 10cm x 10cm yang berisi pertanyaan atau

soal-soal yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari.

4. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar

(Slameto, 2010:5). Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang

berbentuk tes pada sub materi hibridisasi dengan kelas yang diberikan perlakuan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card yang berupa pretest yang

dilakukan sehari sebelum perlakuan dan posttest dilakukan setelah perlakuan. Tes yang

diberikan berbentuk esay dengan pretest dan posttest masing-masing terdiri atas 5 soal.

5. Bentuk Molekul

Materi pembelajaran yang diajarkan pada pembelajaran kimia kelas XI IPA semester

ganjil, meliputi materi bentuk molekul dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang terdiri dari 1 kali pertemuan dengan sub materi bentuk molekul

berdasarkan teori hibridisasi. Pembelajaran dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question

card .

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW)

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW)

TTW merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada pemahaman bahwa belajar

adalah sebuah perilaku sosial. Model pembelajaran yang diperkenalkan oleh Huinker dan

Laughlin (dalam Huda, 2013:218) ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara,

dan menulis. Alur kemajuan model pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam

berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca. Selanjutnya,

berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Model ini

merupakan model yang dapat melatih kemampuan berpikir dan berbicara siswa.

Suyatno (2009: 66) mengemukakan bahwa model pembelajaran TTW adalah

pembelajaran yang dimulai dengan berfikir dengan bahasa bacaan, hasil bacaannya

dikomunikasikan dengan presentasi. Suhendar (2011:74) mengemukakan bahwa model

pembelajaran TTW pada dasarnya menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, sehingga

dalam pelaksanaannya model ini membagi sejumlah siswa kedalam kelompok kecil secara

heterogen agar suasana pembelajaran lebih efektif.

Menurut Hamdayana (2014:216) model pembelajaran TTW melibatkan empat tahap

penting yang harus dikembangkan dan dilakukan dalam pembelajaran,yaitu :

1. Berpikir (Think)

Aktivitas berpikir dapat dilihat dari proses membaca suatu teks bacaan, kemudian

membuat catatan apa yang telah dibaca. Dalam tahap ini, peserta didik secara individu

memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan apa yang

telah dibaca, baik itu berupa apa yang diketahuinya, maupun langkah-langkah

penyelesaian dalam bahasanya sendiri. Membuat catatan kecil dalam meningkatkan

siswa dalam berpikir dan menulis.

2. Berbicara (Talk)

Tahap selanjutnya adalah talk yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan

bahasa yang mereka pahami. Fase berkomunikasi pada model ini memungkinkan siswa

untuk terampil berbicara. Proses komunikasi di dalam kelas dapat dilakukan dengan cara

diskusi. Diskusi pada fase talk ini merupakan sarana untuk mengungkapkan dan

merefleksikan pikiran siswa.

27

3. Menulis (Write)

Fase write yaitu menuliskan hasil diskusi atau pada lembar kerja siswa (LKS) yang

disediakan. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi antar

teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivita smenulis akan membantu

siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkin kan guru melihat pengembangan

konsep siswa.

4. Presentasi

Presentasi ini dimaksudkan agar siswa dapat berbagi pendapat dalam ruang lingkup yang

lebih besar, yaitu dengan teman satu kelas.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan model TTW ini menurut

Hamdayana (2014: 219) adalah sebagai berikut:

1. Guru membagikan question card yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh

siswaserta petunjuk pelaksanaannya.

2. Siswa membaca masalah yang ada dalam question card dan membuat catatan kecil

secara individu tentang apa yang siswa ketahui dan tidak ketahui dalam masalah

tersebut (think).

3. Guru membagi siswadalam kelompok kecil(3-5 siswa).

4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya untuk

membahas isi catatan dari hasil catatan (talk). Dalam kegiatan ini menggunakan

bahasa dan kata-kata sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi. Diskusi

diharapkan dapat menghasilkan solusiatas soal yang diberikan

5. Dari hasil diskusi, siswa secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas

soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan solusi) dalam bentuk tulisan

(write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu, siswa menghubungkan ide-ide yang

di perolehnya melalui diskusi.

6. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok.

7. Penghargaan kelompok

8. Melakukan evalusi

b. Kelebihan dan kekurangan model TTW

Dalam suatu model pembelajarantidak terlepas dari suatu kelebihan dan kekurangan.

Penerapan model pembelajaran TTW memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Maftuh dan Nurmani (Hamdayana, 2014: 222) bahwa:

28

1. Kelebihan Model TTW

a. Mempertajam seluruh keterampilan berpikir visual.

b. Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar.

c. Dengan memberikan soal open ended, dapat mengembangkan keterampilan berpikir

kritis dankreatif siswa.

d. Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan siswa

secara aktif dalam belajar.

e. Membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru, dan bahkan

dengan diri sendiri.

2. Kekurangan Model TTW

a. Ketika siswa bekerja dalam kelompok itu mudah kehilangan

Kemampuan dan kepercayaan, karena didominasi oleh siswa yang mampu.

b. Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang agar dalam

menerapkan model pembelajaran ini tidak mengalami kesulitan.

2. Media Question Card

Media pembelajaran merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran setelah

metode pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat yang menyampaikan atau

mengantarkan pesan-pesan pembelajaran (Arsyad, 2011). Pemakaian media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh

psikologis terhadap siswa. Pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan materi

yang diajarkan dan kondisi siswa. Sehingga media pembelajaran tersebut diharapkan dapat

membantu siswa memahami konsep materi yang diajarkan serta dapat menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan (Arsyad, 2011). Kartu merupakan media pembelajaran karena

didalam kartu terdapat informasi yang akan diterjemahkan oleh siswa yaitu berupa gambar,

keterangan gambar, pertanyaan atau jawaban pertanyaan, tergantung dari kreativitas guru

dalam menuangkan materi pembelajaran kedalam kartu (Sativa, 2012).

Media question card atau kartu soal merupakan media visual yang berupa kertas

berukuran 10 X 10 cm. Isi dari kartu ini yaitu sebagian berisi soal-soal tentang materi yang

akan diajarkan (Harjanto,2005:243). Media kartu dianggap sesuai karena memiliki beberapa

kelebihan yang tidak dimiliki media lainnya. Media kartu praktis digunakan dalam

29

pembelajaran di kelas karena ukuran nya yang minimalis, desain yang bisa disesuaikan

dengan tujuan pembelajaran dan mudah digunakan.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar

(Slameto, 2010:5). Hasil belajar adalah kemampuan yang diterima oleh siswa melalui

pendidikan atau pelatihan yang dilakukan oleh seorang guru kepada siswa yang akan

menghasilkan kemampuan, pengetahuan, dan nilai yang dapat diimplementasikan siswa

dalam kehidupannya, baik diaplikasikan dimasyarakat, dalam keluarga maupun dunia kerja.

Hasil belajar dapat meliputi keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,

keterampilan motorik dan sikap (Dimyati & Mudjiono, 2006). Kemampuan yang diperoleh

seseorang setelah menerima pengalaman dan pelatihan dari belajarnya disebut hasil belajar.

Hasil belajar diperoleh melalui pengalaman belajar yang terdiri dari tiga komponen yaitu

komponen isi atau materi, format belajar berdasarkan belajar teori, praktik dan pengalaman

lapangan serta tasiran waktu belajar (Aisyah, 2015).

Hasil belajar sebagai pengaruh dapat memberikan suatu ukuran nilai setelah mengikuti

kegiatan belajar mengajar yang diukur dengan alat pengukur berupa tes (ulangan harian) dan

diberikan oleh guru setelah suatu materi pelajaran diberikan kepada siswa. Tes hasil belajar

merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti

kegiatan belajar mengajar yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. tes hasil

belajar dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan dalam indikator

pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal lengkap

dengan kunci jawabannya serta lembar obeservasi psikomotor kinerja siswa (Asep & Haris,

2008). Tes hasil belajar yang dikembangkan disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif

untuk penskoran hasil tes, menggunakan panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman

penskoran setiap butir soal (Asep & Haris, 2008).

Bloom mengklasifikasikan kategori hasil belajar kedalam tiga kawasan yang disebut

domain, yaitu (Dimyati & Mudjiono, 2006):

1. Domain kognitif adalah segala kecakapan yang berkenaan dengan pikiran manusia

2. Domain afektif adalah kecakapan yang ada hubungannya dengan perasaan manusia,

menyangkut nilai, sikap, estetika dan sebagainya

3. Domain psikomotorik adalah kemampuan – kemampuan yang tampak, karena sangat

berkaitan dengan gerakan yang bersumber pada keterampilan, gerakan otot maupun

tubuh manusia

30

4. Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi

Teori Valence Shell Electron Repulsion (VSEPR) sangat bermanfaat untuk meramalkan

struktur molekul suatu senyawa, tetapi teori tersebut tidak menjelaskan tentang bagaimana

elektron-elektron dalam kulit valensi atom pusat dapat membentuk struktur tertentu. Untuk

mengetahui hal ini dapat dijelaskan dengan hibridisasi orbital atom sebagai implementasi dari

teori ikatan valensi (Sunarya, 2010):

1. Hibridisasi dan Model Ikatan Valensi Terarah

menurut teori ikatan valensi, ikatan akan terbentuk antara dua atom jika memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut (Sunarya, 2010):

a. Dalam membentuk ikatan, orbital-orbital pada atom pusat mengadakan restrukturisasi

melalui proses hibridisasi membentuk orbital hibrida. Selanjutnya orbital hibrida ini

berikatan dengan orbital atom lain.

b. Orbital-orbital yang berikatan harus bertumpangsuh (overlapping) satu sama lain.

c. Jumlah elektron dalam orbital ikatan yang bertumpangsuh maksimal dua elektron dengan

spin berlawanan.

d. Kekuatan ikatan bergantung pada derajat tumpangsuh. Makin besar daerah tumpangsuh

makin kuat ikatan yang terbentuk.

e. Orbital-orbital atom selain orbitals dalam berikatan memiliki arah tertentu sesuai

orientasi orbital atom yang berikatan.

Sebagai contoh molekul CH4 :

Empat atom hidrogen berikatan dengan atom karbon melalui ikatan kovalen, dimana atom

karbon sebagai atom pusat. Ikatan ini terbentuk melalui tumpangsuh orbital sp3 dari atom

karbon dengan orbital 1s dari atom hidrogen.

Gambar 2.1 Struktur Molekul CH4

Kedua orbital yang berikatan (1s-sp3) dilokalisasikan sepanjang ikatan C-H. Oleh karena itu,

orbital yang terbentuk dinamakan ikatan terlokalisasi yang diorientasikan pada daerah di

antara atom karbon dan hidrogen.

a. Hibridisasi Orbital Atom

31

Konsep orbital atom yang saling tumpang-tindih seharusnya dapat diterapkan juga untuk

molekul-molekul poliatomik. Tetapi, skema pengikatan yang memuaskan harus menjelaskan

geometri molekul (Chang, 2005: 305-308).

1) Hibridisasi sp

Molekul berilium klorida (BeCl2) diramalkan linier oleh teori tolakan pasangan elektron

kulit valensi (TPEKV). Diagram orbital untuk elektron valensi Be adalah

Untuk mengetahui bahwa pada keadaan dasar, Be tidak membentuk ikatan kovalen

dengan Cl karena elektronnya berpasangan dalam orbital 2s. Jadi kembali pada hibridisasi

untuk menjelaskan perilaku ikatan Be. Pertama-tama terjadi eksitasi elektron 2s ke orbital 2p

menghasilkan

Sekarang terdapat dua orbital Be yang tersedia untuk ikatan, yaitu 2s dan 2p. Tetapi, jika

dua atom Cl bergabung dengan Be dalam keadaan tereksitasi ini, satu atom Cl akan berbagi

elektron 2s dan atom Cl yang lain akan berbagai elektron 2p, membuat dua ikatan BeCl yang

tidak setara. Skema ini bertentangan dengan bukti percobaan. Dalam molekul BeCl2 yang

sebenarnya, kedua ikatan BeCl identik dalam berbagai hal. Jadi orbital 2s dan 2p harus

tercampur atau terhibridisasi, untuk membentuk dua orbital hibrida sp yang setara.

2) Hibridisasi sp2

Molekul BF3 (boron trifluorida), yang dikenal memiliki trigonal berdasarkan TPEKV.

Dengan hanya memperhatikan elektron valensi, diagram orbital B adalah

↑↓ 2s 2p

↑ ↑

2s 2p

↑ ↑

Orbitalsp Orbital2p

yang kosong

↑↓ ↑

2s 2p

32

Pertama-tama, terjadi eksitasi elektron 2s ke orbital 2p yang kosong:

Pencampuran orbital 2s dan dua orbital 2p menghasilkan tiga orbital hibrida sp2

3) Hibridisasi sp3

molekul CH4 dengan memusatkan perhatian hanya pada elektron valensi, sehingga dapat

menggambarkan diagram orbital C sebagai.

Karena atom karbon memiliki dua elektron tak berpasangan (satu dalam tiap orbital 2p),

atom karbon hanya dapat membentuk dua ikatan dengan hidrogen dalam keadaan dasar walau

spesi CH2 memang dikenal, spesi ini sangat tidak stabil untuk menjelaskan keempat ikatan C

– H dalam metana, dapat mencoba mempromosikan satu elektron (yaitu mengeksistasi

dengan bantuan energi) dari orbital 2s ke orbital 2p.

Untuk menjelaskan ikatan dalam metana, teori ikatan valensi menggunakan orbital

hibrida (hybrid orbital) hipotesis, yaitu orbital atom yang diperoleh ketika dua atau lebih

orbital yang tidak setara pada atom yang sama bergabung untuk bersiap-siap membentuk

ikatan kovalen. Hibridisasi (hybridization) adalah istilah yang digunakan untuk pencampuran

orbital-orbital atom dalam suatu atom (biasanya atom pusat) untuk menghasilakan

sekumpulan orbital hibrida. Untuk dapat menghasilkan empat orbital hibrida yang setara

untuk atom karbondengan mencampurkan orbital 2s dan tiga orbital 2p:

↑ ↑ ↑

2s 2p

↑ ↑ ↑

Orbitalsp2 Orbital 2p

yang kosong

↑↓ ↑ ↑

2s 2p

↑ ↑ ↑ ↑

2s 2p

↑ ↑ ↑ ↑

Orbital sp3

33

4) Hibridisasi Orbital s, p, dan d

Untuk unsur-unsur dalam periode ketiga dan seterusnya tidak selalu dapat menjelaskan

geometri molekul dengan mengasumsikan hanya orbital s dan p yang mengalami hibridisasi.

Misalnya untuk memahami pembentukan molekul dengan geometri segitiga bipiramida atau

oktahedral, harus menyertakan orbital d dalam konsep hibridisasi (Chang, 2005: 312).

Orbital hibrida yang terbentuk melibatkan orbital-d dan senyawa yang terbentuk

tergolong superoktet. Contoh molekul dengan bentuk trigonal bipiramida adalah PCl5 dan

contoh molekul oktahedral adalah SF6.

Molekul PCl5 dengan atom P sebagai atom pusat. Konfigurasi elektronnya 15P: 1s2 2s2

2p6 3s2 3p3 3d0. Hibridisasi satu orbital 3s, tiga orbital 3p dan satu orbital 3d menghasilkan

lima orbital hibrida sp3d dengan struktur trigonal bipiramida yang simetris. Kelima orbital

hibrida sp3d memiliki sifat-sifat menarik sebab ada dua orbital hibrida yang tidak setara.

Hibridisasi

Promosi elektron

Orbital-orbital hibrida sp3d membentuk dua susunan yang tidak setara. Susunan pertama

terdiri atas tiga orbital hibrida ekuilateral yang setara dan susunan kedua terdiri dari dua

orbital aksial yang setara. Kelima orbital ikatan P-Cl dibentuk melalui tumpang tindih setiap

orbital hibrida sp3d dengan orbital 3p dari atom klorin. Sepuluh elektron valensi menghuni

lima orbital ikatan sigma terlokalisasi membentuk lima ikatan kovalen terlokalisasi.

Pada struktur oktahedral diperlukan enam orbital dengan elektron tidak berpasangan.

Keenam orbital tersebut dibentuk melalui hibridisasi 1 orbital s, 3 orbital p, dan 2 orbital d

membentuk orbital hibrida sp3d2. Molekul SF6 orbital pada kulit valensi atom S mengadakan

hiberidisasi membentuk orbital hibrida sp3d2 dengan struktur oktahedral.

Hibridisasi

Promosi Elektron

↑ ↑↓ ↑ ↑

↑ ↑ ↑ ↑ ↑

Orbital sp3d

↑↓ ↑↓ ↑ ↑

↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑

Orbital d kosong

Orbital sp3d2 Orbital d kosong

34

Untuk meringkas hibridisasi sp, sp2, sp3 dan jenis-jenis lain dapat dilihat dalam Tabel

2.1.

Tabel 2.1 Orbital Hibrida yang Penting dan Bentuknya

Orbital Atom

Asli dari Pusat

Atom

Hibridisasi

Dari Atom

Pusat

Jumlah

Orbital

Hibrida

Bentuk

Orbital

Hibrida

Contoh

s, p sp 2 Linier BeCl2

s, p, p sp2 3 Segitiga Planar BF3

s, p, p, p sp3 4 Tetrahedral CH4

s, p, p, p, d sp3d 5 Bipiramida

trigonal

PCl5

s, p, p, p, d, d sp3d2 6 Oktahedral SF6

(Chang, 2005: 309)

b. Prosedur Hibridisasi Orbital Atom

Pada dasarnya, hibridisasi hanyalah perluasan teori Lewis dan model TPEKV. Untuk

menentukan keadaan hibridisasi yang cocok pada atom pusat dalam suatu molekul,

seharusnya memiliki beberapa gagasan tentang geometri molekul. Langkah-langkahnya

adalah (Chang, 2005: 312):

1) Menggambar struktur Lewis molekul tersebut.

2) Meramalkan susunan pasangan elektron secara keseluruhan (baik pasangan elektron

ikatan maupun pasangan elektron bebas) dengan menggunakan model TPEKV

3) Menurunkan hibridisasi atom pusat dengan mencocokkan susunan pasangan elekton

dengan yang terdapat pada orbital hibrida yang tercantum pada Tabel 2.1

5. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang

sebenarnya kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban

terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi

tingkat kebenarannya (Suryabrata, 2011: 166). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah

“terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card dengan siswa yang

diajarkan dengan menggunakan metode ceramah pada materi bentuk molekul kelas XI IPA 2

SMA Panca Bhakti Pontianak

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Bentuk Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan (Sugiyono, 2012). Metode eksperimen ini digunakan karena sesuai dengan

tujuan penelitian yakni untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diberikan

dua perlakuan dengan model pembelajaan kooperatif tipe Think Talk Write berbantuan

media question card dengan menggunakan metode ceramah.

2. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu

(Quasi Experimental Research). Tujuan penelitian eksperimen semu adalah untuk

memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh

dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk

mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan (Arikunto, 2006: 92).

Peneliti akan mencoba mengungkapkan akibat perlakuan pengejaran dengan

pembelajaran konvensional metode ceramah untuk kelas kontrol dan membendingkannya

dengan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think

Talk Write berbantuan media question card.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Control Group Pretest-Postest

Design dengan pola seperti tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Rancangan Control Group Pretest-Postest Design

E O1 X1 O2

K O3 X2 O4

(Arikunto, 2006: 86)

Keterangan :

E : Kelas Eksperimen

K : Kelas Kontrol

O1 : Pretest pada kelas eksperimen

O3 : Pretest pada kelas kontrol

36

X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write berbantuan media

question card

X2 : Perlakuan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode

ceramah

O2 : Posttest pada kelas eksperimen

O4 : Posttest pada kelas kontrol

Kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pengukuran masing-masing sebanyak

dua kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuan. Pengukuran sebelum perlakuan disebut

pretest (O1 dan O3), pengukuran sesudah perlakuan disebut posttest (O2 dan O4).

Perbedaan pencapaian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diasumsikan sebagai

efek dari perlakuan (Sugiyono, 2011: 113).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2012: 116). Adapun

yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Panca

Bhakti Pontianak tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas XI IPA

1 sebanyak 32 siswa dan XI IPA 2 sebanyak 30 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2012). Berdasarkan hasil tersebut, maka teknik pengambilan

sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling jenuh (Arikunto, 2013).

Setelah dilakukan teknik sampling jenuh, maka sampel dalam penelitian ini terdiri

dari dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas XI IPA 2 sebagai

kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012). Variabel-variabel dalam penelitian

ini di antaranya:

1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

37

Menurut Sugiyono (2012), variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Think

Talk Write (TTW) berbantuan media quastion card pada materi bentuk molekul.

2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Menurut Sugiyono (2012), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini yaitu hasil belajar siswa pada materi bentuk molekul.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

hubungan variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi faktor luar

yang tidak diteliti (Sugiyono, 2011: 41). Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah

guru yang mengajar yaitu peneliti.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Panca Bhakti Pontianak, pada kelas XI IPA

Semester ganjil pada tahun ajaran 2017/2018. Adapun waktu pelaksanaan dapat dilihat

pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Daftar Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Hari/Tanggal Waktu

1 Uji Coba Soal (Kelas XII IPA 1) Selasa/12-09-

2017

10.00-11.00 WIB

2. Pretest (Kelas kontrol) Rabu/20-09-2017 07.00-07.20 WIB

3. Perlakuan Rabu/20-09-2017 07.20-08-10 WIB

4. Postest Rabu/20-09-2017 08.10-08.30 WIB

5. Pretest (Kelas kontrol) Rabu/13-09-2017 07.00-07.20 WIB

6 Perlakuan (Kelas eksperimen) Rabu/13-09-2017 07.20-08.30 WIB

7 Postest Sabtu/16-09-

2017

10.45-11.15 WIB

38

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian

(Sugiyono, 2012). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, sumber,

dan cara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teknik Pengukuran

Menurut Nawawi (2012), teknik pengukuran adalah cara pengumpulan data yang

dilakukan dengan mengadakan hubungan tidak langsung atau dengan perantara alat, baik

berupa alat yang sudah tersedia maupun alat khusus yang dibuat untuk keperluan itu.

Teknik pengukuran yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pemberian skor pada

jawaban soal-soal pretest dan posttest yang telah dikerjakan oleh siswa kelas XI IPA

SMA Panca Bhakti Pontianak.

b. Observasi

Observasi adalah cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara

sistematis mengenai tingkah laku dengan dengan melihat atau mengamati individu atau

kelompok secara langsung. Menurut Sudjana (2010) ada tiga observasi, yaitu observasi

langsung, observasi dangan alat (tidak langsung) dan observasi partisipasi.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung, dimana

peneliti mengamati yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi

yang sebenarnya. Teknik observasi dalam penelitian ini adalah untuk mengamati

keterlaksanaan RPP yang telah dirancang saat pelaksanaan penelitian. Observer yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 orang.

c. Teknik Komunikasi Langsung

Menurut Nawawi (2012), teknik komunikasi langsung adalah cara mengumpulkan

data yang mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau

tatap muka (face to face). Teknik komunikasi langsung yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan yang sama

diajukan kepada semua responden, dalam kalimat dan urutan yang seragam (Basuki,

2006).

Narasumber yang diwawancarai tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe Think Talk Write (TTW) berbantuan media question card sebanyak 6 siswa yang

terdiri dari 2 siswa yang berkemampuan rendah, 2 siswa yang berkemampuan sedang

39

dan 2 siswa yang berkemampuan tinggi. Narasumber yang diwawancarai terhadap

ketidaktuntasan pretest dan postest sebanyak 3 siswa yang tidak mencapai KKM.

2. Alat Pengumpulan Data

a. Tes Hasil Belajar Siswa

Pengumpul data dalam penelitian ini adalah dengan tes. Menurut Sudjana (2010) tes

sebagai alat penelitian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk

mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk tes lisan (lisan), bentuk tulisan (tes

tertulis) atau bentuk perbuatan (tes tindakan). Dua macam tes yaitu tes uraian dan tes

objektif.

Tes uraian adalah pertanyaan yang memuat siswa menjawab dalam bentuk

menguraikan, menjelaskan, mendistribusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan

bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntunan pertanyaan dengan menggunakan kata-

kata dan bahasa sendiri. Sedangkan tes obejktif terdiri dari beberapa bentuk yaitu bentuk

pilihan dalam benar, pilihan berganda dengan berbagai variasinya, menjodohkan dan

isisan pendek atau melengkapi.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk essay yang

berjumlah 2 soal. Tes bentuk essay adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan

jawaban yang bersifat pembahasan dan uraian kata-kata. Tes diberikan sebelum

perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (postest). Pretest digunakan untuk melihat

kemampuan awal siswa, sedangkan postest digunakan untuk melihat kemampuan siswa

setelah mendapatkan perlakuan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TTW berbantuan media question card.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan panduan dalam melakukan penelitian terhadap

indikator-indikator dari aspek diamati. Lembar observasi yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu lembar observasi tertutup atau terstruktur. Lembar observasi tertutup

digunakan untuk melihat keterlaksanaan RPP yang telah dirancang. Lembar observasi

untuk melihat keterlaksanaan RPP disusun dalam bentuk daftar cek (cheklist)

berdasarkan komponen-komponen yang terdapat dalam RPP.

c. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara yang hanya

berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara ini berfungsi

40

untuk mengungkapkan pendapat siswa terhadap proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

F. Validitas dan Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006: 168) instrumen yang baik harus memenuhi dua

persyaratan penting yaitu valid dan reliabel yaitu sebagai berikut:

1. Validasi

Menurut Arikunto (2006: 168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Seluruh instrumen dikatakan

valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang teliti secara tepat.

Penelitian ini validitas yang diuji adalah validitas isi. Apabila mengukur tujuan

khusus yang sejalan materi atau isi pelajaran yang diberikan uji validitas isi dilakukan

dengan membuat kisi-kisi tes penilaian. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran

tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2006: 166).

Instrumen yang divaliditas dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar bentuk

molekul dengan pedoman penelitian telaah butir soal. Sedangkan perangkat

pembelajaran yang divalidasi yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Validasi dalam penelitian ini akan dilakukan oleh tim ahli atau disebut validator yaitu

dosen FKIP Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak dan guru bidang studi

kimia. Untuk instrument setiap item soal divalidasi bedasarkan bidang penelaah

berupa materi, kontruksi dan bahasa yang digunakan. Kemudian validator

memberikan kesimpulan berupa LD (layak digunakan), LDP (layak digunakan dengan

perbaikan), TLD (tidak layak digunakan) terhadap soal tersebut.

Berdasarkan hasil validasi dengan 3 validator, instrumen dan perangkat

pembelajaran dinyatakan layak digunakan (LD). Hal ini dilihat dari kriteria penilaian

yang diberikan 3 validator yaitu LD (layak digunakan) untuk setiap instrumen dan

perangkat pembelajaran sehingga instrumen dan perangkat pembelajaran tersebut

dapat digunaka sebagai alat pengumpul data penelitian. Instrumen soal tes hasil

belajar yang dinyatakan layak digunakan oleh validator akan diuji cobakan pada siswa

kelas XII IPA 1 SMA Panca Bhakti Pontianak tahun ajaran 2017/2018.

41

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkatan pada suatu tes secara konsisten mengukur berapapun

tes itu mengukur. Reliabilitas dinyatakan dengan angka-angka, biasanya sebagai suatu

koefisien, koefisien yang tinggi menunjukkan reliabilitas yang tinggi (Sukmadinata,

2007). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes, maka tes diuji coba terhadap siswa kelas

XII IPA 1 SMA Panca Bhakti Pontianak yang telah mempelajari materi bentuk molekul

dengan sub materi bentuk molekul berdasarka teori hibridisasi. Karena tes berbentuk

essay maka reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan rumus alpha seperti pada

persamaan 1 berikut (Arikunto):

Instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut mempunyai hasil yang

konsisten dalam mengukur atau yang hendak diukur. Dalam rangka menentukan apakah

tes yang disusun telah memiliki daya ketetapan atau keajegan mengukur atau reliabilitas

yang tinggi ataukah belum, maka dapat menggunakan rumus alpha sebagai berikut (Anas

Sudijono, 2011: 207-208):

𝐫𝟏𝟏= (

𝐤

𝐤−𝟏)(𝟏 −

∑𝛔𝐢

𝛔𝐭𝟐) (1)

r11 adalah reliabilitas instrumen, k adalah banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya

soal, ∑𝛔i adalah jumlah varians butir dan 𝛔t2 adalah varians total.

Rumus varians yang digunakan untuk menghitung pada persamaan 2:

𝛔𝐭𝟐 =

∑𝐱𝟐 − (∑𝐱𝟐

𝐍)

𝐍 (2)

Keterangan :

𝜎₁² = varians total

(∑x𝑁

)² = Kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa

∑x 2 = Jumlah skor yang diperoleh siswa

N = Jumlah Subjek

𝛔t2 adalah varians, (∑x2) adalah kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa, ∑x2adalah

jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa dan N adalah jumlah subjek.

Kriteria reliabilitas (r11) yang digunakan adalah berdasarkan kriteria besarnya

korelasi Tabel 3.3 (Arikunto, 2010):

42

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas

Nilai Reliabilitas Interpretasi

0,800 – 1,000 Sangat tinggi sekali

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat rendah

Instrument dapat digunakan jika tingkat reliabilitas berada pada kategori yang tinggi

(Arikunto, 2010). Hasil perhitungan reliabilitas tes (Lampiran C-1) dengan menggunakan

rumus alpha diperoleh reliabilitas soal postest adalah 0,612 yang terletak pada rentang

0,600 – 0,799 dengan kriteria reliabilitas tinggi pada kelas XII IPA SMA Panca Bhakti

Pontianak.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

a. Wawancara kepada guru kimia dan siswa kelas XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak

tahun ajaran 2016/2017

b. Observasi proses kegiatan belajar mengajar di kelas XI IPA SMA Panca Bhakti

Pontianak tahun ajaran 2016/2017

2. Tahap Persiapan

a. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan pembelajaran

(RPP)

b. Menyiapkan instrumen penelitian berupa soal pretest dan posttest

c. Melakukan validasi instrumen dan perangkat pembelajaran

d. Perangkat pembelajaran dan instrumen yang dinyatakan tidak valid oleh validator

maka akan dilakukan proses perbaikan sampai perangkat pembelajaran dan

instrumen dinyatakan valid

e. Instrumen penelitian berupa soal pretest dan posttest yang sudah diperbaikai dan

dinyatakan valid akan diuji coba

f. Melakukan reliabilitas terhadap instrumen yang sudah diuji coba

g. Instrumen yang dinyatakan tidak reliabel, maka akan dilakukan proses perbaikan

sampai instrumen tersebut dinyatakan reliabel

3. Tahap pelaksanaan Penelitian

43

a. Memberikan pretest materi bentuk molekul dengan sub materi bentuk molekul

berdasarkan hibridisasi pada kelas eksperimen

b. Memberikan perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Talk Write (TTW) berbantuan media quastion card pada kelas eksperimen

c. Mengadakan posttest setelah perlakuan

4. Tahap Akhir

a. Menganalisis data hasil penelitian

b. Membuat kesimpulan

c. Menyusun laporan penelitian.

Prosedur penelitian diatas dapat dilihat pada bagan yang disajikan dalam Gambar 3.4

berikut:

44

45

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab tujuan dari penelitian. Pengolahan

data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari tes hasil

belajar dengan pengolahan sebagai berikut :

1. Menjawab sub pertanyaan pertama yaitu apakah terdapat perbedaan hasil belajar

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan langkah-langkah sebagai berikut

:

a. Peneliti melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa pada lembar tes dikelas

eksperimen dan kelas kontrol sesuai dengan pedoman penskoran tes.

b. Menghitung nilai pretest siswa pada kelas kontrol dan eksperimen.

c. Nilai pretest diuji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorof – Smirnorf,

uji ini dilakukan untuk mengetahui data yang yang diperoleh berdistribusi normal

atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menentukan hipotesis dan kriteria

pengujian sebagai berikut :

Ho : Data terdistribusi normal dengan kriteria pengujian diterima jika

signifikasi > 0,05.

Ha : Data tidak terdistribusi normal dengan kriteria pengujian ditolak jika

signifikasi < 0,05.

Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol adalah 0,051 dan

kelas eksperimen 0,001 hal ini menandakan bahwa salah satu data tidak

terdistribusi normal yaitu kelas eksperimen.

d. Melakukan uji non parametrik dengan uji statistik nonparametrik menggunakan

uji U Mann- Whitney karena terdapat dua kelas yang memperoleh hasil pretest

tidak berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah uji U Mann- Whitney pada

program SPSS 22,0 for windows yaitu dengan menentukan hipotesis dan kriteria

pengujian sebagai berikut :

Ho : Hasil belajar kelas eksperimen sama dengan hasil belajar kelas kontrol

dengan kriteria pengujian diterima jika signifikasi > 0,05.

Ha : Hasil belajar kelas eksperimen berbeda dengan hasil belajar kelas kontrol

dengan kriteria pengujian diterima jika signifikasi < 0,05

46

Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen diatas 0,05 hal ini menandakan bahwa kemampuan awal antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen adalah sama.

e. Nilai posttest diuji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorof – Smirnorf,

uji ini dilakukan untuk mengetahui data yang yang diperoleh berdistribusi normal

atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menentukan hipotesis dan kriteria

pengujian sebagai berikut :

Ho : Data terdistribusi normal dengan kriteria pengujian diterima jika

signifikasi > 0,05.

Ha : Data tidak terdistribusi normal dengan kriteria pengujian ditolak jika

signifikasi < 0,05.

Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol adalah 0,200 dan

kelas eksperimen 0,000 hal ini menandakan bahwa salah satu data tidak

berdistribusi normal yaitu kelas kontrol.

f. Melakukan uji non parametrik dengan uji statistik non parametrik menggunakan

uji U Mann- Whitney karena terdapat dua kelas yang memperoleh hasil pretest

tidak berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah uji U Mann- Whitney pada

program SPSS 22,0 for windows yaitu dengan menentukan hipotesis dan kriteria

pengujian sebagai berikut :

Ho : Hasil belajar kelas eksperimen sama dengan hasil belajar kelas kontrol

dengan kriteria pengujian diterima jika signifikasi > 0,05.

Ha : Hasil belajar kelas eksperimen berbeda dengan hasil belajar kelas kontrol

dengan kriteria pengujian diterima jika signifikasi < 0,05

Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen di bawah 0,05 hal ini menandakan bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2. Menjawab sub pertanyaan yang kedua yaitu untuk mengetahui berapa besar

efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media

question card pada materi bentuk molekul terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA 2

SMA Panca Bhakti Pontianak, maka digunakan rumus effect size. Rumus dan kriteria

besarna rumus effect size sebagai berikut :

47

ES = 𝑋𝑒̅̅ ̅̅ −𝑋𝑐̅̅̅̅

𝑆𝑐

Keterangan:

ES = Effect Size

𝑋𝑒̅̅̅̅ = Rata-Rata Kelas Eksperimen

𝑋𝑐̅̅̅̅ = Rata-Rata Kelas Kontrol

Sc = Standar Deviasi Kelas Kontrol

Kriteria besar Effect Size dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Sugiyono, 2011:

275):

Kriteria Tingkat Kriteria

ES ≤ 0,2 Rendah

0,2 < ES ≤ 0,8 Sedang

ES > 0,8 Tinggi

Berdasarkan perhitungan effect size sebesar 1,06 dengan kategori tinggi kemudian

dibandingkan dengan tabel Z sebesar 0,8554, sehingga diperoleh persentase efektivitas model

pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card terhadap hasil belajar

siswa sebesar 85,54%.

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen

Pelaksanaan penelitian dilakukan di kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 SMA Panca

Bhakti Pontianak, data yang diperoleh yaitu data dari hasil tes awal (pretest) dan data dari

hasil tes akhir (postest) pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada sub materi bentuk

molekul berdasarkan teori hibridisasi. Bentuk tes yang diberikan berupa tes esai yang

berjumlah 2 soal dengan skor total 100.

1. Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

Data hasil belajar siswa pada kelas kontrol berupa rata-rata nilai pretest dan postest

menggunakan metode ceramah pada Tabel 4.1

Tabel 4.1. Rata-Rata Nilai Pretest dan Postest Kelas Kontrol

Kelas Kontrol

Nilai pretest Nilai postest

Tuntas 2 5

Tidak Tuntas 30 27

Rata-Rata 36,91 41,52

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata nilai pretest siswa pada kelas kontrol

sebesar 36,91 dan rata-rata postest siswa meningkat menjadi 41,15 dengan KKM adalah 75.

Banyaknya jumlah siswa yang tidak tuntas baik di nilai pretest maupun nilai postest pada

kelas kontrol dipengaruhi dari penggunaan metode yang digunakan. Metode yang

digunakan pada kelas kontrol adalah metode ceramah. Ini dikarenakan metode ceramah

yang digunakan bersifat monoton sehingga menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak

maksimal. Pelaksanaan perlakuan pertama 6 siswa yang duduk di belakang tidak

memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya 4 siswa terlihat tidak

mencatat saat guru menjelaskan sehingga kurangnya materi yang diperoleh oleh siswa

tersebut menjadi salah satu faktor ketidaktuntasan dalam mencapai KKM. Dilihat dari

jawaban siswa, ketidaktuntasan pada kelas kontrol disebabkan oleh siswa tidak dapat

menjawab dengan benar pertanyaan nomor 2 yaitu siswa diminta untuk menuliskan

49

konfigurasi elektron, keadaan awal dari suatu senyawa, mengalami eksitasi, menuliskan

hibridisasi senyawa dan menentukan bentuk molekul dari suatu senyawa (Lampiran C-20).

2. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen berupa rata-rata skor pretest dan postest

pada sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi serta standar deviasinya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write (TTW) berbantuan

question card yang ditunjukkan pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen

Kelas Eksperimen

Nilai pretest Nilai postest

Tuntas 3 22

Tidak Tuntas 27 8

Rata-Rata 31,46 66,58

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen

meningkat dari 31,46 saat Pretest menjadi 66,58 pada saat postestdengan KKM adalah 75.

Berdasarkan nilai pretest dan postest bahwa pada saat Pretest terdapat 3 siswa yang tuntas

sedangkan pada postest sebanyak 22 siswa telah mencapai ketuntasan hasil belajar.

Berdasarkan hasil postest sebanyak 8 siswa yang tidak tuntas yaitu ARS, AS, A dan

DA dengan nilai 35, hanya bisa menjawab soal nomor satu yaitu pengertian orbital hibrida

dan nomor dua bagian a,b,c dan d hanya menjawab bagian menentukan konfigurasi elektron

dan menentukan keadaan dasarnya saja. Sedangkan NMS, NRF, RN dengan nilai 35, hanya

menjawab soal nomor 1 yaitu pengertian orbital hibrida dan nomor dua bagian a, yaitu

menjawab menentukan konfigurasi elektron, keadaan awal, tereksitasi, bentuk hibridisasi

dan bentuk molekulnya. Sedangkan MAR dengan nilai 37,5, hanya menjawab soal nomor

satu yaitu pengertian orbital hibrida dan nomor dua bagian a, yaitu menjawab menentukan

konfigurasi elektron, keadaan awal, tereksitasi, bentuk hibridisasi dan bentuk molekulnya

serta bagian b hanya menjawab menentukan konfigurasi elektron (Lampiran C-21).

Banyaknya siswa yang tuntas di kelas eksperimen menunjukkan bahwa proses

pembelajaran berlangsung baik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TTW berbantuan media question card sebagai model pembelajaran yang menyenangkan

50

dan aktif serta menerapkan kerja sama dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif

tipe TTW ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Sehingga

model pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatansiswa dalamberpikiratau berdialog

dengandirinya sendiri setelah proses membaca. Selanjutnya, berbicara dan membagi ide

(sharing) denganteman kelompoknya sebelummenulis (Huda, 2013). Model ini merupakan

model yang dapat melatih kemampuan berpikir dan berbicarasiswa. Pembelajaran TTW

juga menuntut siswa berkompetisi dalam memecahkan masalah yang ada di question card

dan menemukan jawaban dari question card tersebut.

Berdasarkan data nilai pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dimana

nilai pretest diperlukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum mendapatkan

perlakuan, sedangkan nilai posttest diperlukan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa

setelah diberikan perlakuan. Selain itu, nilai posttest diperlukan juga untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card. Nilai rata-rata pretest

kelas kontrol sebesar 36,91 dan nilai rata-rata posttest sebesar 41,15 dan nilai rata-rata

pretest kelas eksperimen sebesar 31,46 dan nilai rata-rata posttest sebesar 66,58. Sehingga

hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan

dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media question

card dengan menggunakan metode ceramah pada sub materi bentuk molekul berdasarkan

teori hibridisasi kelas XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Yurpisa (2015) pada materi ikatan kimia menggunakan

model TTW yang menunjukkan bahwa diperoleh hasil tes nilai rata-rata kelas eksperimen

sebesar 81,6 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar 77,7 sehingga terdapat

perbedaan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

B. Analisis Uji Statistik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Perbedaan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat

pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Gambar tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari rata-rata skor pretest dan

posttest kedua kelas. Rata-rata skor pretest kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas

eksperimen, sedangkan rata-rata skor posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas

kontrol. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan perlakuan yang diberikan. Dari perbedaan

gambar diatas jelas bahwa kenaikan rata-rata skor pretest kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol (Lampiran C-11).

51

Apabila dilihat dari ketuntasan belajar, banyaknya siswa yang tidak tuntas pada kelas

kontol 27 siswa sedangkan pada kelas eksperimen 8 siswa. Banyaknya siswa yang tidak

tuntas pada kelas kontrol disebabkan adanya perbedaan perlakuan, sehingga menimbulkan

perbedaan suasana belajar. Pada kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card lebih menarik dan

berbeda dari pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, sehingga memberikan

memberikan suasana belajar yang baru kepada siswa. Selain itu, siswa menjadi lebih

semangat, antusias dalam mengerjakan soal-soal dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar, sedangkan pada kelas kontrol yang diajarkan menggunakan metode

ceramah, siswa kurang aktif dan terlihat tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar.

Berdasarkan data pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen bertujuan

untuk mengetahui kemampuan awal dan akhir siswa apakah ada tidaknya perbedaan hasil

belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemampuan awal siswa kelas

kontrol dan kelas eksperimen diketahui dari analisis data nilai pretest kedua kelas melalui

uji normalitas yaitu uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS 22,0 for windows.

No Uji Signifikan Kesimpulan

1 Uji Kolmogorov-Smirnov

Pretest Kelas Kontrol 0,051 Ha diterima data

terdistribusi normal

Pretest Kelas

Eksperimen

0,001 Ho ditolak data tidak

teristribusi normal

2 Uji Mann-Whithney

3

4

Pretestkelas kontrol

dan eksperimen

Uji Kolmogorov-

Smirnov

Postest Kelas Kontrol

Postest Kelas

Eksperimen

Uji Mann-Whithney

Posttest kelas kontrol

0,152

0, 200

0, 000

Ha kemampuan awal

kelas kontrol dan kelas

eksperimen sama

Ha diterima data

terdistribusi normal

Ho ditolak data tidak

teristribusi normal

Ho hasil belajar kelas

eksperimen berbeda

52

6. dan eksperimen

0, 000

dengan kelas kontrol

Berdasarkan tasil uji statistik, uji normalitas nilai pretest siswa kelas kontrol dan kelas

eksperimen diperoleh nilai signifikan kelas kontrol 0,051 > 0,05, maka Ha diterima

sedangkan kelas eksperimen diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak. Hal

ini berarti data pada kelas kontrol terdistribusi normal dan kelas eksperimen tidak

terdistribusi normal karena dari kedua data kelas tersebut salah satunya kelas eksprimen

yang tidak terdistribusi normal maka dilanjut dengan uji statistik non-parametrik yaitu uji U

Mann-Whithney dengan taraf nyata 5% atau 0,05 yang dihitung menggunakan SPSS 22,0

for windows.

Hasil uji hipotesis U Mann-Whithney pada nilai pretest pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen menunjukkan bahwa angka probabilitas sig, 0,152 > 0,05 maka Ha diterima.

Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol dilihat dari nilai pretest atau dapat dikatakan kemampuan awal siswa kelas

kontrol sama dengan kelas eksperimen.

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi bentuk

molekul yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan

media question card dengan penggunaan metode ceramah maka dilakukan analisis data

terhadap nilai posttest.

Berdasarkan data hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas, karena

tidak terdapat perbedaan kemampuan awal siswa kelas kontrol dengan kemampuan awal

siswa pada kelas eksperimen maka selanjutnya menghitung distribusi nilai posttest yaitu uji

Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS 22,0 for windows. Hasil uji normalitas distribusi

nilai posttest pada kelas eksperimen kelas kontrol adalah diperoleh nilai signifikan kelas

kontrol yaitu kelas kontrol adalah diperoleh 0,200 > 0,05 maka Ha diterima sedangkan kelas

eksperimen diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Karena data pada

salah satu kelas tidak terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji statistik non

parametrik yaitu uji U Mann-Whithney.

Berdasarkan hasil uji U Mann-Whithney dengan taraf nyata α = 5% yang dihitung

menggunakan SPSS 22,0 for windows. Hasil uji hipotesis U Mann-Whithney pada nilai

posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukan angka probabilitas, yaitu

0,000 < 0,05 maka Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas

eksperimen

53

C. Perbedaan Proses Pembelajaran Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

1. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol

Kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 yang menggunakan metode

ceramah pada materi bentuk molekul dengan sub materi bentuk molekul berdasarkan teori

hibridisasi. Jumlah siswa yang terdapat di kelas kontrol sebanyak 32 siswa. Namun data

yang diolah kelas kontrol sebanyak 30 siswa dikarenakan 2 siswa tersebut sakit.

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ini dilaksanakan pada tanggal 20 September 2017, pada tahap

pembukaan guru mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk berdoa serta

mengabsensi. Kemudian guru menyampaikan sub materi yang akan dipelajari dan

menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian guru memberikan

pretest sebelum menjelaskan materi yang akan disampaikan, pemberian pretest yang terdiri

atas 2 soal esay, dimana soal yang pertama dengan aspek C1 dengan indikator menjelaskan

teori hibridisasi dan soal yang kedua dengan aspek C3 yang terdiri dari a, b, c, dan d dengan

indikator menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi. Pemberian saol pretest

digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum mempelajari sub materi bentuk

molekul berdasarkan teori hibridisasi serta memotivasi siswa agar fokus dalam

pembelajaran dengan cara memberikan apersepsi berupa mengingatkan kembali tentang

materi yang sebelumnya. Pada fase ini siswa terlihat memperhatikan dan mendengarkan

peneliti, hal ini terlihat dari peran siswa juga aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang telah diberikan.

b. Kegiatan inti

Adapun tahap-tahap dalam kegiatan inti yaitu, tahap eksplorasi guru menjelaskan

materi pelajaran yang pertama menjelaskan teori hibridisasi, siswa dapat mendefinisikan

konsep teori hibridisasi dan menjelaskan orbital hibrida berdasarkan teori hibridisasi, yang

kedua siswa dapat menentukan bentuk molekul senyawa berdasarkan teori hibridisasi

dimana siswa dapat menggambarkan diagram orbital dari orbital hibrida dengan tingkat

energi rendah ke tingkat energi yang setingkat/setara dan siswa dapat menentukan bentuk

molekul dari suatu senyawa dan memberikan contoh soal melalui papan tulis sambil

sesekali bertanya kepada siswa. Siswa memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.

54

Namun lima sampai enam siswa kurang memperhatikan dan berbicara dengan teman

sebangkunya. Satu siswa yang duduk di depan aktif bertanya saat guru menjelaskan.

Pada tahap elaborasi guru memberikan contoh soal yang disampaikan melalui power

point, sebagian besar siswa tidak memperhatikan, namun dua siswa yang duduk di depan

memperhatikan apa yang dijelaskan guru di depan. Saat diberikan kesempatan untuk

bertanya hanya satu orang siswa yang duduk di depan bertanya kepada guru. Guru meminta

kepada salah satu siswa yang dapat membantu guru menjelaskan. Satu siswa menjelaskan

kepada temannya dan guru kemudian menegaskan jawaban. Kemudian guru dan siswa

lainnya memberikan tepuk tangan kepada siswa yang maju di depan tersebut.

Guru mengamati beberapa siswa hanya diam dan tidak bertepuk tangan. Selanjutnya

guru memberikan dua latihan soal di depan papan tulis dan menunjuk dua siswa yang dinilai

tidak semangat dan tidak memperhatikan dalam mengikuti pembelajaran untuk mengerjakan

soal di papan tulis. Tujuannya adalah melihat apakah siswa tersebut mengerti atau tidak.

Guru meminta siswa yang tidak ditunjuk untuk mengerjakan soal di bangkunya masing-

masing.

Guru mengamati ada dua siswa di belakang yang tidak mengerjakan soal dan bercerita

sesama teman sebangkunya, sehingga guru memberikan teguran agar siswa mengerjakan

soal latihan terlebih dahulu. Selain itu guru mengamati ada tiga sampai lima siswa yang

tidak mengerjakan soal dan hanya memperhatikan siswa yang mengerjakan soal di papan

tulis sehingga guru mendatangi siswa tersebut dan bertanya apakah siswa tidak mengerti

dengan materi yang disampaikan, siswa menjawab mengerti, guru kemudian menganjurkan

kepada siswa agar mengerjakan soal. Satu soal yang dikerjakan siswa di papan tulis dapat

dikerjakan dengan benar sedangkan satu soal salah.

Pada tahap konfirmasi, guru dan siswa membahas soal yang dikerjakan di papan tulis.

Guru bertanya kepada siswa apakah ada siswa yang memiliki jawaban yang berbeda dengan

soal nomor satu yang dikerjakan di papan tulis. Satu siswa yang mengangkat tangan

menyebutkan jawaban yang berbeda. Kemudian guru memanggil siswa tersebut untuk maju

ke depan mengerjakan soal tersebut. Setelah dibahas ternyata siswa menuliskan jawaban

yang berbeda namun intinya tetap sama. Guru kembali bertanya apakah ada jawaban yang

berbeda untuk nomor dua, beberapa siswa mengatakan bahwa jawaban nomor dua benar.

Kemudian guru memberikan penguatan konsep berdasarkan jawaban siswa serta

memberikan catatan-catatan penting mengenai materi pokok yang harus dikuasai.

c. Kegiatan Penutup

55

Pada kegiatan penutup, guru memberikan soal posttest sebanyak 2 soal dalam bentuk

essay yang tersebut terdiri dari aspek C1 dan C3. Aspek C1 untuk nomor 1 untuk

menjelaskan teori hibridisasi dan aspek C3 untuk nomor 2 yang terdiri dari a, b, c dan d

untuk menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi. Pemberian soal posttest ini

bertujuan untuk melihat kemampuan akhir siswa setelah mempelajari sub materi bentuk

molekul berdasarkan teori hibridisasi. Guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan

sub materi yang telah dipelajarinya. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa sebelum

pelajaran ditutup, kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode ceramah kurang efektif

diterapkan dikarenakan siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan siswa

kurang bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat pada saat guru

mengajukan pertanyaan tentang sub materi yang diajarkan, siswa tidak memiliki antusias

seperti dalam menjawab pertanyaan. Pada proses pembelajaran hanya satu atau dua orang

yang memperhatikan penjelasan guru sedangkan siswa yang lainnya tidak memperhatikan

penjelasan dari guru. Pada kelas kontrol siswa hanya menerima pengetahuan dari guru

sehingga siswa pasif dalam proses pembelajaran.

2. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen

Kelas eksperimen pada penelitian ini adalah kelas XI IPA 2 menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card pada sub materi bentuk

molekul berdasarkan teori hibridisasi. Jumlah siswa yang terdapat di kelas eksperimen

sebanyak 30 siswa.

Langkah selanjutnya adalah pemberian perlakuan yaitu dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card sebanyak satu kali

pertemuan, dengan menyampaikan pembelajaran tentang sub materi bentuk molekul

berdasarkan teori hibridisasi. Selanjutnya pemberian postest, dimana bertujuan untuk

melihat efektivitas setelah perlakuan yang diberikan pada model pembelajaran kooperatif

tipe TTW berbantuan media question card.

Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TTW berbantuan media question card. Model pembelajaran ini dilakukan melalui tiga

kegiatan yang terdiri dari kegiatan pertama yaitu pendahuluan dengan melalui satu fase,

kegiatan kedua yaitu kegiatan inti dengan melalui lima fase, kegiatan ketiga yaitu penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

56

` Pendahuluan merupakan kegiatan peneliti untuk membuka proses pembelajaran dengan

mengucapkan salam yang dilanjutkan dengan berdoa bersama dan mengabsensi kehadiran

siswa. Siswa yang hadir mengikuti proses pembelajaran berjumlah 30 siswa. Selanjutnya

memberikan soal pretest yang terdiri atas 2 soal, dimana soal yang pertama dengan aspek

C1 dengan indikator menjelaskan teori hibridisasi dan soal yang kedua dengan aspek C3

yang terdiri dari a, b, c dan d dengan indikator menentukan bentuk molekul berdasarkan

teori hibridisasi dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum memulai

palajaran. Pada kegiatan pendahuluan terdapat fase pertama model pembelajaran kooperatif

tipe TTW yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dan memotivasi

siswa. Motivasi yang diberikan kepada siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan

memberikan apersepsi berupa mengingatkan kembali tentang materi yang sebelumnya. Pada

fase ini siswa terlihat memperhatikan dan mendengarkan peneliti, hal ini terlihat dari peran

siswa juga aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan.

b. Kegiatan inti

Kegiatan inti dalam model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan question card

terdapat lima fase yaitu fase kedua menyajikan informasi, fase ketiga mengorganisasikan

siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, fase keempat membimbing kelompok belajar

dan berdiskusi, fase kelima evaluasi dan fase keenam memberikan penghargaan.

Fase kedua yaitu menyajikan informasi berupa menjelaskan sub materi bentuk

molekul berdasarkan teori hibridisasi. Pada fase ini hanya beberapa siswa yang

memperhatikan, hal ini terlihat dari aktifnya siswa dalam bertanya tentang kejelasan materi

tersebut, sedangkan siswa yang lainnya terlihat mengantuk dan sibuk berbicara dengan

temannya. Hal ini dikarenakan siswa merasa bosan dan belum siap untuk mengikuti proses

pembelajaran.

Fase ketiga yaitu mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.

Pada fase ini siswa dibagi 12 question card yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh

siswa dan siswa membaca masalah yang ada di question card (Think), kemudian dibagi ke

dalam enam kelompok yaitu kelompok 1,2,3,4,5 dan 6. Kelompok 1 terdiri dari 5 siswa dan

masing-masing kelompok 2,3,4,5dan 6 juga terdiri dari 5 siswa, setelah dibagi kelompok

masing-masing siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya dan menyusun tempat

duduknya agar dapat melihat kelompok lain di kiri kanannya dan siswa berinteraksi dan

berkolaborasi dengan satu kelompoknya (Talk).

57

Fase keempat yaitu membimbing kelompok belajar dan berdiskusi. Masing-masing

kelompok telah mendapatkan 2 buah question card dan mendiskusikan question card

tersebut dengan jawaban benar dengan alokasi waktu 15 menit. Peneliti membimbing

masing-masing kelompok untuk melakukan diskusi, terdapat dua kelompok yang bertanya

kepada peneliti mengenai kejelasan pertanyaan yang ada di dalam question card. Pada saat

melakukan diskusi, masing-masing kelompok bersemangat dalam mengerjakan kartu soal

dengan serius (Write). Pada pertanyaan nomor 1,2,3 dan 4, kelompok 1, 5, dan 6 sudah tepat

dalam menjawab soal yang ada di question card dengan jawaban yang benar, Namun

kelompok 3 yang lebih tepat dan cepat dalam menjawab soal yang ada di question card

dengan jawaban yang benar.

Fase kelima yaitu evaluasi dengan memberikan soal posttest sebanyak 2 soal dalam

bentuk essay yang terdiri dari aspek C1 dan C3. Aspek C1 untuk nomor 1 untuk

menjelaskan teori hibridisasi dan aspek C3 untuk nomor 2 yang terdiri dari a,b,c dan d

untuk menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.

Fase keenam yaitu memberikan penghargaan berupa hadiah kepada kelompok yang

telah mengerjakan soal diskusi dengan tepat dan cepat. Hadiah diberikan kepada kelompok

3 yang mengerjakan pertanyaan nomor 5 dan 6 dengan cepat dan tepat.

c. Kegiatan Penutup

Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang sub materi bentuk

molekul berdasarkan teori hibridisasi yang telah disampaikan dengan cara menunjuk 2

siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Setelah 2 siswa memberikan kesimpulan, guru

mengakhiri proses pembelajaran dengan membimbing siswa berdoa dan mengucapkan

salam.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 6 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan

rendah tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media

question card yang telah diterapkan. Informasi yang diperoleh bahwa model pembelajaran

ini dapat membantu siswa dalam memahami materi dan dapat meningkatkan semangat

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa memahami materi yang telah

disampaikan. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media

question card dapat diterapkan pada materi yang lain.

Penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TTW

berbantuan media question card dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question

card dapat meningkatkan keefektifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung

58

yang terlihat pada saat proses siswa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan dalam question

card.

Keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe TTW selain dapat meningkatkan hasil

belajar siswa juga dapat melatih kemampuan siswa dalam berdiskusi dan bekerja sama

dengan kelompok dalam hal menyelesaikan masalah-masalah tertentu yang terkait dengan

materi pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru saja namun siswa

dituntut untuk berperan aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam kegiatan

pembelajaran. Menurut Suyatno (2009:66) model pembelajaran TTW adalah pembelajaran

yang dimulai dengan berpikir dengan bahasa bacaan, hasil bacaannya dikomunikasikan

dengan presentasi. Pembelajaran kooperatif tipe TTW ini akan mendorong siswa aktif

dalam pembelajaran dan aktif dalam kelompoknya.

D. Efektivitas Model Pembelajaran TTW Berbantuan Media Question Card Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar

Hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card dengan menggunakan metode

ceramah pada sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi kelas XI IPA 2 SMA

Panca Bhakti Pontianak dapat diperoleh nilai effect size yang digunakan untuk melihat

keefektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card

terhadap hasil belajar siswa. Hasil perhitungan effect size menggunakan data hasil posttest,

dikarenakan hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen homogen (sama). Hasil

perhitungan U Mann-Whithney pada taraf nyata (α = 5%) dengan nilai effect size (ES) =

1,06 kemudian dibandingkan dengan perbandingan Ztabel = 0,8554. Model pembelajaran

kooperatif tipe TTW berbantuan media question card memberikan efektivitas peningkatan

hasil belajar siswa yang lebih baik pada sub materi bentuk molekul berdasarkan teori

hibridisasi dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah. Sehingga hasil effect size

diperoleh berada pada kriteria ES > 0,8 yang berarti peningkatan hasil belajarnya tinggi

yaitu 1,06 dengan besarnya persentase efektivitas dari model pembelajaran kooperatif tipe

TTW berbantuan media question card adalah sebesar 85,54%.

Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan

media question card pada sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi

menunjukkan peningkatan hasil belajar. Hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan

dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Irmayati (2014) yang menunjukkan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TTW dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

59

Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan effect size yang berada pada kriteria 0,2 < ES <

0,8 yang berarti peningkatan hasil belajarnya sedang yaitu 0,51.

Hassil penelitian ini lebih tinggi dikarenakan adanya penggunaan media dalam

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW sehingga dalam penelitian ini dapat

menjadi perbedaan hasil dengan penelitian Irmayati (2014). Menurut Rahadi (2003), media

adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat meningkatkan minat

siswa belajar. Media question card merupakan media kartu yang terbuat dari kertas jasmine

berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10cm x 10cm yang di dalam tiap-tiap kartu

terdapat soal-soal. Media question card dalam penelitian ini digunakan pada saat sebelum

membentuk kelompok melakukan diskusi, sehingga dapat memudahkan dan meningkatkan

hasil belajar siswa.

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari pretest dan posttest siswa dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card dengan

siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah pada sub materi

bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dengan nilai rata-rata pretest sebesar

31, 46 dan nilai rata-rata posttest sebesar 66,58.

2. Terdapat peningkatan terhadap hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question

card dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah pada

sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi. Nilai effect size yang

diperoleh berada pada kategori tinggi yaitu 1,06 kemudian dibandingkan dengan

tabel Z yaitu 0,8554 sehingga diperoleh persentase efektivitas model pembelajaran

kooperatif tipe TTW berbantuan media question card terhadap hasil belajar siswa

sebesar 85,54%.

B. Saran

Model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card

dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka diharapkan guru dapat menerapkan

model pembelajaran ini pada materi yang lain dalam pembelajaran kimia.

61

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, K. M. (2015). Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Together (NHT) dan Tipe Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Kognitif

Kimia Kelas X Semester 2 SMA Negeri 1 Bawang Banjarnegara. Skripsi. Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

Aisyah, S. (2015). Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar. Yogyakarta:

Deepublish.

Aristi, Rahadi. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajawali Pers.

Asep, J., Haris, A. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: rineka cipta

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi V. Jakarta: Rhineka

Cipta.

Basuki, S. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu

Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendy. (2010). Teori VSPR, Kepolaran, dan Gaya Antarmolekul (Edisi 3). Malang:

Bayumedia Publishing.

Hadari, N. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

Hamdayana, J. ( 2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Harjanto. (2005). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Ifadhoh dan Nurul, V. ( 2012). Pengaruh Metode Diskusi dengan Pendekatan SETS dan Media

Question Card terhadap Hasil Belajar Hidrokarbon Siswa Kelas X SMA Negeri 14

Semarang. Skripsi: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNNES.

Ristiyani, E dan Bahriah, E.S. (2016). Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa di SMAN X

Kota Tanggerang Selatan. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA 2 (1): 18-29.

Rizkiyati, R.A. (2012). Keefektifan Pembelajaran Menggunakan Metode Think Talk Write

(TTW) terhadap Hasil Belajar Siswa Kimia Peserta Didik pada Materi Koloid Kelas

62

XI IPA MAN II Yogyakarta Semester 2. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta:

Yogyakarta.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Kencana.

Sativa, D.Y. (2012). Penggunaan Media Kartu untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi

Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Kolombo Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri

Yogyakarta: Yogyakarta.

Slameto, (2010). Belajar dan Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.

Sudjana, N. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rhineka Cipta.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya.

Suhendar, D. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sunarya, Y. (2010). Kimia Dasar 1 Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini. Bandung:

CV. YRAMA WIDYA.

Suryabrata. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Prasada.

Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia Buana Pustaka. Sidoarjo.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Qurniawati, A., Sugiharto., dan Saputro, A.N.C. (2013). Efektivitas Metode Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dengan Media Kartu Pintar dan

Kartu Soal Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X

Semester Genap SMA Negeri 8 Surakarta. Jurnal Pendidikan kimia (JPK) 5 (3): 166-

167.

Yurpisa. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap Hasil

Belajar Siswa pada Materi Ikatan Kimia. Jurnal Pendidikan kimia (JPK) 2 (4): 86-87.

63

LAMPIRAN A

64

HASIL WAWANCARA GURU

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU KIMIA

SMA PANCA BHAKTI PONTIANAK

HARI/TANGGAL : Senin/20 Februari 2017

Peneliti : (M)

Narasumber : (YA)

Peneliti (M) Narasumber (YA)

“Pada saat bapak mengajar kelas XI IPA,

model pembelajaran apa yang sering

gunakan ?”

“Biasanya saya menggunakan metode

ceramah, dan saya belum pernah

menggunakan model pembelajaran lain ”.

“Mengapa bapak sering menggunakan

metode ceramah ?”

“Karena menurut saya, metode ceramah

mudah diterapkan dan tidak perlu

melakukan persiapan yang banyak.

Kemudia metode ceramah ini saya lebih

mudah dalam mengelola kelas. Selain itu,

materi yang akan disampaikan untuk satu

kali pertemuan dapat terselesaikan secara

tepat waktu”.

“Menurut bapak, apa yang menjadi

kelebihan dan kekurangan metode ceramah

?”

“Jawaban saya sebelumnya, sudah

merupakan kelebihan dari metode ceramah,

seperti mudah diterapkan, mudah dalam

mengelola kelas dan materi yang akan

disampaikan dapat terselesaikan secara tepat

waktu. Sedangkan untuk kekurangannya

yaitu kegiatan pembelajaran menjadi

monoton dan partisipasi siswa terhadap

proses kegiatan pembelajaran cenderung

sedikit. Selain itu pada saat proses kegiatan

pembelajaran berlangsung siswa kurang

Lampiran A-1

65

aktif, ada beberapa siswa yang

memperhatikan dan sebagian siswa yang

lainnya tidak memperhatikan”.

“Bagaimana tahapan – tahapan yang bapak

lakukan pada saat mengajar dengan

menggunakan metode ?”

“Seperti biasa, menyampaikan materi,

bertanya kepada siswa tentang kejelasan

materi yang sudah disampaikan kemudian

memberikan soal-soal latihan agar mereka

lebih memahami materi tersebut”.

“Selama bapak mengajar pernah tidak

menggunakan mdoel pembelajaran TTW

(Think Talk Write)?”

“Sebelumnya saya belum pernah mendengar

atau membaca tentang model pembelajaran

TTW, sehingga saya belum pernah

menerapkan model pembelajaran tersebut”.

“Pada saat mengajar bapak menggunakan

media pembalajaran apa ?”

“Pada saat mengajar saya hanya

menggunakan media papan tulis. Saya juga

pernah menggunakan media power point,

tetapi hanya sesekali saja, hal ini di

karenakan terdapatnya kendala pada aliran

listrik dan infokus. Infokus hanya ada dua

saja dan tidak semua kelas terdapat aliran

listrik”.

“Apakah dengan media yang sudah bapak

gunakan dapat meningkatkan minat belajar,

keaktifan siswa di kelas serta hasil

belajarnya ?”

“Minat belajar sedikit lebih meningkat

dibandingkan dengan menggunakan media

papan pulis, sedangkan untuk keaktifan

masih kurang, dan untuk hasil belajar

tergantung kepada siswanya, apakah siswa

tersebut sudah mengerti atau belum dengan

materi tersebut”.

“Pernahkah bapak menggunakan media

question card atau kartu soal ?”

“Media kartu bapak sering mendengarkan,

namun untuk menerapkannya belum

pernah”.

“Pada waktu bapak mengajar kelas XI IPA “Pada semester ganjil yang paling sulit

66

untuk semester ganjil materi apa yang

sangat sulit dipahami oleh siswa ?”

dipahami siswa adalah materi bentuk

molekul sub materi hibridisasi, hal ini juga

dapat dilihat dari nilai ulangan harian

mereka yang banyak belum mencapai

ketuntasan”.

“Mengapa materi bentuk molekul menjadi

pilihan yang sangat sulit dipahami siswa ?”

“Karena materi bentuk molekul submateri

hibridisasi sangat membingungkan,

sehingga siswa masih sulit dalam

memahami materi tersebut secara

keseluruhan. Mereka masih bingung dalam

menggambarkan struktur senyawa dan

menentukan hibridisasinya.

“Bagaimana cara bapak mengajar materi

bentuk molekul pada waktu itu ?”

“Saya menyampaikannya dengan ceramah,

memberikan contoh-contoh soal yang

dibahas secara bersama-sama, kemudian

memberikan mereka latihan soal untuk

dikerjakan secara individu”

67

HASIL OBSERVASI DI KELAS XI IPA 1 SMA PANCA BHAKTI

PONTIANAK

Hari/Tanggal : Sabtu/25 Maret 2017

Peneliti : Marhayati

Nama Guru Kimia : Yudhi Astono, SP

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Memasuki ruangan kelas XI IPA 1

dengan mengucapkan salam.

Duduk tidak beraturan, segera kembali

ke tempat duduk masing-masing dan

menjawab salam dari guru.

2. Mengkondisikan ruangan kelas

dengan menyuruh siswa

membersihkan sampah yang ada di

ruangan kelas dan membersihkan

papan tulis.

Membersihkan sampah yang ada di

ruangan kelas dan salah satu siswa

membersihkan papan tulis.

3. Membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dan berdoa.

Menjawab salam dan berdoa.

4. Menyampaikan kepada siswa bahwa

akan masuk materi yang baru yaitu

larutan penyangga.

Mendengarkan guru.

5. Meminta salah satu siswa mencatat

ringkasan yang ada di lembar kerja

siswa terkait materi larutan

penyangga di papan tulis dan

menyuruh siswa membuka buku

cetak kimia yang telah dipinjam

sebelumnya diperpustakaan.

Salah satu siswa mencatat ringkasan

materi tentang larutan penyangga di

papan tulis dan siswa yang lain

mencatat ringkasan yang ada di papan

tulis dan membuka buku cetak kimia.

6. Beberapa menit kemudian guru

menjelaskan konsep materi larutan

penyangga dengan metode ceramah

Mendengarkan penjelasan dari guru.

Lampiran A-2

68

7. Guru memberikan contoh soal di

papan tulis.

Mengerjakan contoh soal yang ada

dipapan tulis.

8. Membahas contoh soal dengan

melibatkan siswa mengerjakan di

papan tulis.

Menjawab soal dengan ditulis di papan

tulis.

9. Memberikan tugas jika selesai

dikerjakan segera dikumpulkan dan

jika tidak selesai menjadi tugas di

rumah.

Mengerjakan tugas.

69

HASIL WAWANCARA SISWA

SMA PANCA BHAKTI PONTIANAK

Dengan Kemampuan Tinggi, Sedang, Rendah

HARI/TANGGAL : Rabu/22 Februari 2017

Peneliti : (M)

Narasumber : Siswa Kelas XI IPA SMA Panca Bhakti Pontinak

Kode siswa : S1 dan S2 : Siswa berkemampuan tinggi

S3 dan S4 : Siswa berkemampuan sedang

S5 dan S6 : Siswa berkemampuan rendah

Saya Narasumber

“Apakah kamu senang belajar kimia dan

alasannya mengapa ?”

S1:

-“Senang bu, karena kita belajar dari

materi yang kita tidak ketahui diajarkan

sampai kita bisa mengerti dengan materi

tersebut”.

S2:

- “Senang bu, karena lewat kimia kita

bisa mengetahui zat – zat, senyawa

ataupun yang lainnya. Kimia ini banyak

berperan penting dalam kehidupan sehari

– hari dan pelajaran kimia menantang

otak kita untuk mencari tahu baik melalui

perhitungan maupun praktikum”.

S3:

- “Senang bu, karena menurut saya

Lampiran A-3

70

kimia itu asyik apalagi pada saat

praktikum, kalau selain praktikum

seperti menghitung terkadang

lumayan sulit”.

S4:

- “Senang bu, karena belajar kimia

mengasyikkan”.

S5:

- “Senang, karena bisa mengetahui

tentang zat dan senyawa yang baru”.

S6:

- “Tidak terlalu senang, karena banyak

menghapal rumus”.

“Menurut kamu apakah mata pelajaran

kimia sulit dibandingkan dengan pelajaran

yang lain ?”

S1:

- “Lumayan sulit”.

S2:

- “Menurut saya, pelajaran kimia tidak

terlalu sulit yang penting kita bisa

memahami dan mencernanya dengan

baik”.

S3:

- “Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sulit”.

S4:

- “Tidak bu”.

S5:

- “Kalau pelajaran kimia, ada yang sulit

ada yang tidak, tergantung kita

mempelajarinya”.

S6:

- “Tidak terlalu sulit”.

“pada kelas XI semester ganjil materi apa

yang paling sulit untuk dimengerti ?”

S1:

- “Bentuk molekul”.

71

S2:

- “SPU dan Bentuk molekul, pada

bentuk molekul saya sangat kesulitan

dalam menentukan hibridisasi”.

S3:

- “Bentuk molekul”

S4:

- “Bentuk molekul”

S5:

- “Bentuk molekul”

S6:

- “Bentuk molekul”

“pada submateri bentuk molekul yang

mana yang kamu anggap paling sulit ?”

S1:

- “Sulitnya pada bagian menentukan

hibridisasi”.

S2:

- “Hibridisasi”.

S3:

- “Menentukan hibridisasi”.

S4:

- “Menentukan hibridisasi bu”.

S5:

- “kadang lupa dengan orbital s,p dan d

bu”.

S6:

- “Semuanya bu, dari konsepnya saja

saya masih keliru”.

“apakah kalian senang dan paham ketika

guru menjelaskan dengan model

pembelajaran konvensional?”

S1:

- “Senang dan paham bu”.

S2:

- “Senang, karena bisa berinteraksi

dengan guru”.

72

S3:

- “Senang dan paham, tapi terkadang

keliru dengan yang sudah guru

sampaikan”.

S4:

- “Senang, namun kurang mengerti

karena terlalu cepat dan kurang

memberikan latihan-latihan soal”.

S5:

- “Senang tetapi materi sulit untuk

dipahami, karena terlalu cepat dalam

penyampaian”.

S6:

- “Senang, namun tidak terlalu

mengerti karena hanya dijelaskan

secara terus menerus”.

“Apa yang kalian lakukan ketika guru

menggunakan model pembelajaran

konvensional dengan berbantuan media

papan tulis pada saat proses pembelajaran

berlangsung ?”

S1:

- “Mendengarkan, memperhatikan,

bertanya ketika menemukan materi

yang sulit, dan mencatat informasi

yang telah disampaikan”.

S2:

- “Memperhatikan, mencatat informasi

yang sudah disampaikan, dan ketika

guru memberi tugas untuk membaca

buku paket, kami membaca buku

paket tersebut”.

S3:

- “Mendengarkan dan mencatat

informasi yang telah bapak catatkan

di papan tulis”.

S4:

73

- “Mendengarkan, memperhatikan dan

bertanya”.

S5:

- “Mendengarkan dan memperhatikan”.

S6:

- “Mendengarkan dan memperhatikan”.

“Apa kalian senang dan lebih mengerti

jika pada saat proses pembelajaran

digunakan model diskusi ?”

S1:

- “Senang dan mungkin lebih paham

bu’, karena diskusikan modelnya

belajar bersama teman, jadi jika ada

materi yang kurang jelas bisa

bertanya kepada teman”

S2:

- “Senang. Kalau masalah lebih paham

dengan materi tergantung kepada diri

sendiri”.

S3:

- “Tergantung teman diskusinya bu’,

tapi saya lebih mengerti jika belajar

dengan teman sebaya, karena tidak

malu untuk bertanya tentang materi

yang belum mengerti”

S4:

- “Senang dan tergantung teman

diskusinya”

S5:

- “Senang dan lebih paham, karena

kalau ada materi yang belum paham,

saya malu untuk bertanya kepada

guru”.

S6:

- “Tergantung kelompok diskusi”.

74

DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA

PANCA BHAKTI PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

MATA PELAJARAN : KIMIA

KELAS : XI IPA 1

KKM : 75

NO Nama Materi

Struktur Atom

Dan Sistem

Periodik Unsur

Bentuk Molekul

Dan Gaya

Antar Molekul

Termokimia Laju Reaksi

1 AS 78 70 70 70

2 AA 75 70 70 65

3 ADR 78 75 78 70

4 BA 70 60 65 70

5 CYM 90 60 78 78

6 DT 80 70 75 75

7 DAM 78 80 65 75

8 EY 75 75 75 70

9 EL 78 65 78 75

10 ET 78 70 78 78

11 EN 75 70 75 75

12 FOP 75 75 70 70

13 FGG 80 70 80 78

14 FM 70 75 70 70

15 IF 85 70 85 80

16 IP 70 75 70 70

17 MOR 80 80 80 78

18 MA 75 75 75 75

19 MSP 85 60 85 80

20 MAT 80 80 75 78

21 MF 78 70 78 78

22 MFZ 78 60 78 70

23 MSW 70 60 70 65

24 NH 70 75 75 70

25 RMS 90 65 85 80

26 SW 75 60 75 65

27 GAR 70 75 70 70

RATA-RATA 77,26 70,00 75,11 73,37

Lampiran A-4

75

DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA

PANCA BHAKTI PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

MATA PELAJARAN : KIMIA

KELAS : XI IPA 2

KKM : 75

NO Nama Materi

Struktur Atom

Dan Sistem

Periodik Unsur

Bentuk Molekul

Dan Gaya

Antar Molekul

Termokimia Laju Reaksi

1 AS 80 70 77 88

2 AAS 75 75 75 75

3 AS 78 60 78 78

4 DSS 75 65 70 70

5 DMP 90 80 85 90

6 FZA 80 75 80 80

7 FLA 78 65 78 78

8 FR 75 75 75 75

9 HY 78 85 78 78

10 INL 75 75 78 85

11 IJ 75 60 75 75

12 JV 85 75 75 85

13 KTM 80 60 80 80

14 NA 70 70 70 70

15 NRNA 85 80 85 85

16 NAPA 70 70 70 70

17 NF 80 75 80 80

18 RRF 75 75 75 75

19 RO 85 60 85 85

20 RDC 80 80 80 80

21 RS 78 75 78 80

22 RR 78 65 78 78

23 RI 70 70 70 70

24 SNM 70 70 70 80

25 SS 90 65 90 90

26 SAM 75 75 75 75

27 VG 70 60 70 70

28 WJ 85 80 85 85

29 WNA 80 70 85 80

30 YY 75 75 75 70

RATA-RATA 78,00 71,16 77,50 78,67

76

LAMPIRAN B

77

KISI-KISI SOAL PRETEST

Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak

Kelas/Semester : XI/1

Sub Materi : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi

Jumlah/Bentuk Soal : 5/Essay

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Soal Aspek Soal Nomor

Memahami

struktur atom

untuk

meramalkan

sifat-sifat

periodik

unsur,struktur

molekul dan

sifat-sifat

senyawa

Menjelaskan

teori hibridisasi

untuk

meramalkan

bentuk molekul

Menjelaskan

teori hibridisasi

C1

1

Menentukan

bentuk molekul

berdasarkan

teori hibridisasi

C3

2a, 2b, 2c

dan 2d

Lampiran B-1

78

SOAL PRETEST

Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/1

Sub Materi : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi

Petunjuk Pengisian :

a. Tulislah identitas anda dalam kolom yang tersedia

b. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab

c. Jawablah terlebih dahulu soal yang dianggap paling mudah

d. Jawaban boleh diacak dan diberi nomor yang jelas

e. Kerjakanlah soal dengan percaya diri, tanpa berkerjasama dengan temannya

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori hibridisasi!

2. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi berikut ini:

a. BeCl2

b. BH3

c. CH4

d. PCl5

Lampiran B-2

79

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENILAIAN SOAL PRETEST

SUB MATERI BENTUK MOLEKUL BERDASARKAN TEORI

HIBRIDISASI

No

Soal

Kunci Jawaban Skor Skor

Total

1. Hibridisasi (hybridization) adalah istilah yang digunakan untuk pencampuran

orbital-orbital atom dalam suatu atom (biasanya atom pusat) untuk

menghasilakan sekumpulan orbital hibrida

15

15

2. a. Senyawa BeCl2

Konfigurasi elektron

4Be: 1s2 2s2

17Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

Keadaan dasar

2s 2p

Tereksitasi

2s 2p 2s 2p

Kemudian 2 elektron dari 2 atom Cl memasuki orbital 2s dan 2p sehingga

termasuk:

2Cl

2s 2p 2s 2p

Hibridisasi: sp

2,5

5

5

5

2,5

20

Lampiran B-3

↑↓

↑↓ ↑ ↑

↑ ↑

↑↓

↑↓

80

5

Bentuk molekul : Linier

b. Senyawa BH3

Konfigurasi elektron

5B: 1s2 2s2 2p1

1H: 1s1

Keadaan dasar

2s 2p

Tereksitasi

2s 2p 2s 2p

Kemudian, 3 elektron dari atom H memasuki orbital 2s dan 2p sehingga

termasuk:

3H

2s 2p 2s 2p

Hibridisasi : sp2

Bentuk molekul : Segitiga planar

c. Senyawa CH4

Konfigurasi elektron

6C: 1s2 2s2 2p2

1H: 1s1

Keadaan dasar

2s 2p

Tereksitasi

2s 2p 2s 2p

2,5

5

5

5

2,5

2,5

5

5

5

20

20

↑↓ ↑

↑↓

↑↓

↑↓

↑↓

↑↓ ↑ ↑

↑↓ ↑ ↑ ↑

↑ ↑

81

Kemudian 4 elektron dari 4 atom H memasuki orbital 2s dan 2p sehingga

termasuk:

4H

2s

2s 2p 2s 2p

Hibridisasi: sp3

Bentuk molekul: Tetrahedral

d. Senyawa PCl5

Konfigurasi elektron

15P: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3

17Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

Keadaan dasar

3s 3p 3d

Tereksitasi

3s 3p 3d

3s 3p 3d

Kemudian 5 elektron dari 5 atom Cl memasuki orbital 3s dan 3p dan 3d

sehingga termasuk:

5 Cl

3s 3p 3d

2,5

2,5

5

7,5

7,5

2,5

25

↑ ↑

↑↓

↑↓

↑↓

↑↓

↑↓ ↑

↑ ↑

↑↓ ↑

↑ ↑

↑ ↑

↑ ↑

↑ ↑

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓

82

3s 3p 3d

Hibridisasi: sp3d

Bentuk molekul: Bipiramida trigonal

Skor 100

83

KISI-KISI SOAL POSTTEST

Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak

Kelas/Semester : XI/1

Sub Materi : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi

Jumlah/Bentuk Soal : 5/Essay

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Soal Aspek Soal Nomor

Memahami

struktur atom

untuk

meramalkan

sifat-sifat

periodik unsur,

struktur

molekul dan

sifat-sifat

senyawa

Menjelaskan

teori hibridisasi

untuk

meramalkan

bentuk molekul

Menjelaskan

teori hibridisasi

C1

1

Menentukan

bentuk molekul

berdasarkan

teori hibridisasi

C3

2a, 2b, 2c

dan 2d

Lampiran B-4

84

SOAL POSTEST

Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/1

Sub Materi : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi

Petunjuk Pengisian

a. Tulislah identitas anda dalam kolom yang tersedia

b. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab

c. Jawablah terlebih dahulu soal yang dianggap paling mudah

d. Jawaban boleh diacak dan diberi nomor yang jelas

e. Kerjakanlah soal dengan percaya diri, tanpa berkerjasama dengan temannya

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan orbital hibrida!

2. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa berikut ini:

a. BeF2

b. BCl3

c. CCl4

d. SF6

Lampiran B-5

85

6

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENILAIAN SOAL POSTEST

SUB MATERI BENTUK MOLEKUL BERDASARKAN TEORI

HIBRIDISASI

No

Soal

Kunci Jawaban Skor Skor

Total

1. orbital hibrida (hybrid orbital), yaitu orbital atom yang diperoleh ketika dua

atau lebih orbital yang tidak setara pada atom yang sama bergabung untuk

bersiap-siap membentuk ikatan kovalen.

15

15

2. a. Senyawa BeF2

Konfigurasi elektron

4Be: 1s2 2s2

9F: 1s2 2s2 2p5

Keadaan dasar

2s 2p

Tereksitasi

2s 2p 2s 2p

Kemudian 2 elektron dari 2 atom F memasuki orbital 2s dan 2p sehingga

termasuk:

2F

Hibridisasi: sp

a. Bentuk molekul: Linier

b.Senyawa BCl3

2,5

5

5

5

2,5

2,5

20

Lampiran B-6

↑↓

↑↓ ↑ ↑

↑ ↑

↑↓

↑↓

86

Konfigurasi elektron

5B: 1s2 2s2 2p1

17Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

Keadaan dasar

2s 2p

Tereksitasi

2s 2p 2s 2p

Kemudian, 3 elektron dari atom Cl memasuki orbital 2s dan 2p sehingga

termasuk:

3Cl

2s 2p 2s 2p

Hibridisasi : sp2

Bentuk molekul : Segitiga planar

c. Senyawa CCl4

Konfigurasi elektron

6C: 1s2 2s2 2p2

17Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

Keadaan dasar

2s 2p

Tereksitasi

2s 2p 2s 2p

Kemudian 4 elektron dari 4 atom Cl memasuki orbital 2s dan 2p sehingga

termasuk:

5

5

5

2,5

2,5

5

5

5

20

20

↑↓ ↑

↑↓

↑↓

↑↓

↑↓

↑↓ ↑ ↑

↑↓ ↑ ↑ ↑

↑ ↑

87

5

4H

2s 2p 2s 2p

Hibridisasi: sp3

Bentuk molekul: Tetrahedral

d. Senyawa SF6

Konfigurasi elektron

16S: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4

9F: 1s2 2s2 2p5

Keadaan dasar

3s 3p 3d

Tereksitasi

3s 3p 3d

3s 3p 3d

Kemudian 6 elektron dari 6 atom F memasuki orbital 3s dan 3p dan 3d sehingga

termasuk:

6 F

3s 3p 3d

2,5

2,5

5

7,5

7,5

2,5

25

↑ ↑

↑↓

↑↓

↑↓

↑↓

↑↓ ↑

↑ ↑↓

↑↓ ↑

↑ ↑↓

↑ ↑

↑ ↑

↑ ↑ ↑

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓

↑↓

88

3s 3p 3d

Hibridisasi: sp3d2

Bentuk molekul: Oktahedral

Skor 100

89

KISI-KISI SOAL MEDIA QUESTION CARD

Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak

Kelas/Semester : XI/1

Sub Materi : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi

Jumlah/Bentuk Soal : 12/Essay

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Soal Aspek Soal Nomor

Memahami

struktur atom

untuk

meramalkan

sifat-sifat

periodik

unsur,struktur

molekul dan

sifat-sifat

senyawa

Menjelaskan

teori hibridisasi

untuk

meramalkan

bentuk molekul

Menentukan

bentuk molekul

berdasarkan

teori hibridisasi

C3

Kel.1 (no 1

dan 12)

Kel.2 (no 2

dan 11)

Kel.3 (no 3

dan 10)

Kel.4 ( no 4

dan 9)

Kel.5 (no 5

dan 8)

Kel.6 (no 6

dan 7)

Lampiran B-7

90

SOAL MEDIA QUESTION CARD

Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/1

Sub Materi : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi

1. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa PF5?

2. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa PCl3?

3. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa BeH2?

4. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa BF3?

5. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa NF3?

6. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa AlCl3?

7. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa SeF6?

8. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa NH3?

9. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa XeF2?

10. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa IF5?

11. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa BrF5?

12. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa XeF4?

Lampiran B-8

91

KUNCI JAWABAN SOAL MEDIA QUESTION CARD

SUB MATERI BENTUK MOLEKUL BERDASARKAN TEORI HIBRIDISASI

No.

Soal

Kunci Jawaban

1. Senyawa PF5

Konfigurasi elektron

15P: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3

9F: 1s2 2s2 2p5

Keadaan dasar

3s 3p 3d

Tereksitasi

3s 3p 3d

3s 3p 3d

Kemudian 5 elektron dari 5 atom F memasuki orbital 3s dan 3p dan 3d sehingga termasuk:

5 F

3s 3p 3d

↑↓ ↑

↑ ↑

↑↓ ↑

↑ ↑

↑ ↑

↑ ↑

↑ ↑

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓

Lampiran B-9

92

3s 3p 3d

Hibridisasi: sp3d

Bentuk molekul: Bipiramida trigonal

2. Senyawa PCl3

Konfigurasi elektron

15P: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3

17Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3

Keadaan dasar

3s 3p

Tereksitasi

3s 3p 3s 3p

Kemudian 3 elektron dari 3 atom Cl memasuki orbital 3p sehingga termasuk:

3Cl

3s 3p 3s 3p

Hibridisasi: sp3

Bentuk molekul: Segitiga piramida

3. Senyawa BeH2

Konfigurasi elektron

4Be: 1s2 2s2

1H: 1s1

Keadaan dasar

2s 2p

↑↓

↑↓ ↑ ↑ ↑

↑↓ ↑

↑ ↑↓

↑↓ ↑

↑↓ ↑↓

↑↓

↑↓

93

Tereksitasi

2s 2p 2s 2p

Kemudian 2 elektron dari 2 atom H memasuki orbital 2s dan 2p sehingga termasuk:

2H

Hibridisasi: sp

Bentuk molekul: Linier

4. Senyawa BF3

Konfigurasi elektron

5B: 1s2 2s2 2p1

9F: 1s2 2s2 2p5

Keadaan dasar

2s 2p

Tereksitasi

2s 2p 2s 2p

Kemudian, 3 elektron dari atom F memasuki orbital 2s dan 2p sehingga termasuk:

3F

2s 2p 2s 2p

Hibridisasi : sp2

Bentuk molekul : Segitiga Datar

5. Senyawa NF3

Konfigurasi elektron

7N: 1s2 2s2 2p3

9F: 1s2 2s2 2p5

↑↓ ↑

↑↓

↑↓

↑↓

↑↓

↑↓ ↑ ↑

↑ ↑

↑↓

↑↓

94

Keadaan dasar

2s 2p

Tereksitasi

2s 2p 2s 2p

Kemudian 3 elektron dari 3 atom N memasuki orbital 2p sehingga termasuk:

3F

2s 2p 2s 2p

Hibridisasi: sp3

Bentuk molekul: Segitiga piramida

6. Senyawa AlCl3

Konfigurasi elektron

13Al: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1

17Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

Keadaan dasar

3s 3p

Tereksitasi

3s 3p 3s 3p

Kemudian, 3 elektron dari atom Cl memasuki orbital 3s dan 3p sehingga termasuk:

3Cl

3s 3p 3s 3p

↑↓ ↑

↑↓

↑↓

↑↓

↑↓

↑↓ ↑ ↑ ↑

↑↓ ↑

↑ ↑↓

↑↓ ↑

↑↓ ↑↓

↑↓

↑↓

95

Hibridisasi : sp2

Bentuk molekul : Segitiga Datar

7. Senyawa SeF6

Konfigurasi elektron

34Se: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4

9F: 1s2 2s2 2p5

Keadaan dasar

4s 4p 4d

Tereksitasi

4s 4p 4d

4s 4p 4d

Kemudian 6 elektron dari 6 atom F memasuki orbital 3s dan 4p dan 4d sehingga termasuk:

6 F

4s 4p 4d

4s 4p 4d

Hibridisasi: sp3d2

Bentuk molekul: Oktahedral

8. Senyawa NH3

Konfigurasi elektron

7N: 1s2 2s2 2p3

1H: 1s1

↑↓ ↑

↑ ↑↓

↑↓ ↑

↑ ↑↓

↑ ↑

↑ ↑

↑ ↑ ↑

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓

↑↓

96

Keadaan dasar

2s 2p

Tereksitasi

2s 2p 2s 2p

Kemudian 3 elektron dari 3 atom H memasuki orbital 2p sehingga termasuk:

3H

2s 2p 2s 2p

Hibridisasi: sp3

Bentuk molekul: Segitiga piramida

9. Senyawa XeF2

Konfigurasi elektron

54Xe: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6

9F: 1s2 2s2 2p5

Keadaan dasar

5s 5p 5d

Tereksitasi

5s 5p 5d

5s 5p 5d

↑↓ ↑ ↑ ↑

↑↓ ↑

↑ ↑↓

↑↓ ↑

↑↓ ↑↓

↑↓

↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑

↑↓

↑↓

97

Kemudian 2 elektron dari 2 atom F memasuki orbital 5p dan 5d sehingga termasuk:

2 F

5s 5p 5d

5s 5p 5d

Hibridisasi: sp3d

Bentuk molekul: Linier

Bentuk molekul bukan segitiga bipiramida, tetapi berbentuk linier. Hal ini disebabkan tiga

dari orbital sp3d digunakan untuk menampung tiga pasang elektron bebas dari atom N.

10. Senyawa IF5

Konfigurasi elektron

53I: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 3p6 5s2 4d10 5p5

9F: 1s2 2s2 2p5

Keadaan dasar

5s 5p 5d

Tereksitasi

5s 5p 5d

5s 5p 5d

Kemudian 5 elektron dari 5 atom F memasuki orbital 5p dan 5d sehingga terbentuk orbital

hibrida sp3d2. Bentuknya bukan oktehedral, tetapi berbentuk segiempat piramida. Hal ini

↑↓ ↑

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑

↑ ↑ ↑

↑↓ ↑

↑↓

↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓

98

disebabkan satu dari orbital sp3d2 digunakan untuk menampung satu pasang elektron

bebas dari atom I.

5 F

5s 5p 5d

5s 5p 5d

Hibridisasi: sp3d2

Bentuk molekul: Segiempat piramida

11. Senyawa BrF5

Konfigurasi elektron

35Br: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5

9F: 1s2 2s2 2p5

Keadaan dasar

4s 4p 4d

Tereksitasi

4s 4p 4d

4s 4p 4d

Kemudian 5 elektron dari 5 atom F memasuki orbital 5p dan 5d sehingga terbentuk orbital

hibrida sp3d2. Bentuknya bukan oktehedral, tetapi berbentuk segiempat piramida. Hal ini

disebabkan satu dari orbital sp3d2 digunakan untuk menampung satu pasang elektron

bebas dari atom Br.

↑↓ ↑

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓

↑↓

↑↓ ↑

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑

↑ ↑ ↑

99

5 F

4s 4p 4d

4s 4p 4d

Hibridisasi: sp3d2

Bentuk molekul: Segiempat piramida

12. Senyawa XeF4

Konfigurasi elektron

54Xe: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6

9F: 1s2 2s2 2p5

Keadaan dasar

5s 5p 5d

Tereksitasi

5s 5p 5d

5s 5p 5d

Kemudian 4 elektron dari 4 atom F memasuki orbital 5s dan 5p dan 5d sehingga termasuk:

4 F

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑

↑↓

↑↓ ↑

↑ ↑↓ ↑

↑↓ ↑

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓

↑↓

100

5s 5p 5d

5s 5p 5d

Hibridisasi: sp3d2

Bentuk molekul: Segiempat datar

Bentuk molekul bukan oktahedral, tetapi berbentuk segiempat datar. Hal ini disebabkan

dua dari orbital sp3d2 digunakan untuk menampung dua pasang elektron bebas dari atom

Xe.

↑↓ ↑↓

↑↓ ↑↓

↑↓

↑↓

101

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

KELAS EKSPERIMEN

A. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

B. Standar Kompetensi

1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur

molekul, dan sifat-sifat senyawa.

C. Kompetensi Dasar

1. 2 Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom dan teori hibridisasi

untuk meramalkan bentuk molekul.

D. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan teori hibridisasi.

a. Mendefinisikan konsep teori hibridisasi.

b. Menjelaskan orbital hibrida berdasarkan teori hibridisasi.

2. Menentukan bentuk molekul suatu senyawa berdasarkan teori hibridisasi.

a. Menggambarkan diagram orbital dari orbital hibrida dengan tingkat energi rendah

ke tingkat energi yang setingkat/setara.

b. Menentukan bentuk molekul dari suatu senyawa.

E. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat:

1. Menjelaskan teori hibridisasi.

Lampiran B-10

102

a. Mendefinisikan konsep teori hibridisasi.

b. Menjelaskan orbital hibrida berdasarkan teori hibridisasi.

2. Menentukan bentuk molekul suatu senyawa berdasrkan teori hibridisasi.

a. Menggambarkan diagram orbital dari orbital hibrida dengan tingkat energi rendah

ke tingkat energi yang setingkat/setara.

b. Menentukan bentuk molekul dari suatu senyawa.

F. Materi Ajar

Bentuk Molekul Teori Hibridisasi

Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) atau teori jumlah pasangan

elektron bertujuan untuk meramalkan bentuk molekul suatu senyawa, akan tetapi teori jumlah

pasangan elektron tidak dapat menjelaskan mengenai elektron dalam kulit valensi pada atom

pusat dapat membentuk struktur molekul. Hal ini dapat ditentukan dengan teori hibridisasi

(Sunarya, 2010).

a. Hibridisasi Orbital Atom

Atom mempunyai orbital-orbital yang memiliki tingkat energi yang berbeda-beda.

Misalnya orbital s mempunyai tingkat energi yang rendah dibandingkan orbital p dan orbital

d. Dalam proses terbentuknya molekul sebagian orbital atom pusat bergabung sehingga

menghasilkan suatu kumpulan orbital yang memiliki energi yang sama atau disebut orbital

terdegenerasi. Proses penggabungan orbital dikenal dengan istilah hibridisasi.

5) Hibridisasi sp

Molekul berilium klorida (BeCl2) diramalkan linier oleh TPEKV. Diagram orbital untuk

elektron valensi Be adalah

Untuk mengetahui bahwa pada keadaan dasar, Be tidak membentuk ikatan kovalen

dengan Cl karena elektronnya berpasangan dalam orbital 2s. Jadi kembali pada hibridisasi

untuk menjelaskan perilaku ikatan Be. Pertama-tama terjadi eksitasi elektron 2s ke orbital 2p

menghasilkan

↑↓

2s 2p

↑ ↑

2s 2p

103

Sekarang terdapat dua orbital Be yang tersedia untuk ikatan, yaitu 2s dan 2p. Tetapi, jika

dua atom Cl bergabung dengan Be dalam keadaan tereksitasi ini, satu atom Cl akan berbagi

elektron 2s dan atom Cl yang lain akan berbagai elektron 2p, membuat dua ikatan BeCl yang

tidak setara. Skema ini bertentangan dengan bukti percobaan. Dalam molekul BeCl2 yang

sebenarnya, kedua ikatan BeCl identik dalam berbagai hal. Jadi orbital 2s dan 2p harus

tercampur atau terhibridisasi, untuk membentuk dua orbital hibrida sp yang setara.

6) Hibridisasi sp2

Molekul BF3 (boron trifluorida), yang dikenal memiliki geometri datar berdasarkan

TPEKV. Dengan hanya memperhatikan elektron valensi, diagram orbital B adalah

Pertama-tama, terjadi eksitasi elektron 2s ke orbital 2p yang kosong:

Pencampuran orbital 2s dan dua orbital 2p menghasilkan tiga orbital hibrida sp2

7) Hibridisasi sp3

Perhatikan molekul CH4. Dengan memusatkan perhatian hanya pada elektron valensi,

sehingga dapat menggambarkan diagram orbital C sebagai.

Karena atom karbon memiliki dua elektron tak berpasangan (satu dalam tiap orbital 2p),

atom karbon hanya dapat membentuk dua ikatan dengan hidrogen dalam keadaan dasar walau

↑ ↑

Orbitalsp Orbital2p

yang kosong

↑↓ ↑

2s 2p

↑ ↑ ↑

2s 2p

↑ ↑ ↑

Orbitalsp2 Orbital 2p

yang kosong

↑↓ ↑ ↑

2s 2p

104

spesi CH2 memang dikenal, spesi ini sangat tidak stabil untuk menjelaskan keempat ikatan C

– H dalam metana, dapat mencoba mempromosikan satu elektron (yaitu mengeksistasi

dengan bantuan energi) dari orbital 2s ke orbital 2p.

Untuk menjelaskan ikatan dalam metana, teori ikatan valensi menggunakan orbital

hibrida (hybrid orbital) hipotesis, yaitu orbital atom yang diperoleh ketika dua atau lebih

orbital yang tidak setara pada atom yang sama bergabung untuk bersiap-siap membentuk

ikatan kovalen. Hibridisasi (hybridization) adalah istilah yang digunakan untuk pencampuran

orbital-orbital atom dalam suatu atom (biasanya atom pusat) untuk menghasilakan

sekumpulan orbital hibrida. Untuk dapat menghasilkan empat orbital hibrida yang

setarauntuk atom karbondengan mencampurkan orbital 2s dan tiga orbital 2p:

8) Hibridisasi Orbital s, p, dan d

Untuk unsur-unsur dalam periode ketiga dan seterusnya tidak selalu dapat menjelaskan

geometri molekul dengan mengasumsikan hanya orbital s dan p yang mengalami hibridisasi.

Misalnya untuk memahami pembentukan molekul dengan geometri segitiga bipiramida atau

oktahedral, harus menyertakan orbital d dalam konsep hibridisasi (Chang, 2005: 312).

Orbital hibrida yang terbentuk melibatkan orbital-d dan senyawa yang terbentuk

tergolong superoktet. Contoh molekul dengan bentuk trigonal bipiramida adalah PCl5 dan

contoh molekul oktahedral adalah SF6.

Molekul PCl5 dengan atom P sebagai atom pusat. Konfigurasi elektronnya 15P: 1s2 2s2

2p6 3s2 3p3 3d0. Hibridisasi satu orbital 3s, tiga orbital 3p dan satu orbital 3d menghasilkan

lima orbital hibrida sp3d dengan struktur trigonal bipiramida yang simetris. Kelima orbital

hibrida sp3d memiliki sifat-sifat menarik sebab ada dua orbital hibrida yang tidak setara.

Hibridisasi

Promosi elektron

↑ ↑ ↑ ↑

2s 2p

↑ ↑ ↑ ↑

Orbital sp3

↑↓ ↑ ↑

↑ ↑ ↑ ↑ ↑

Orbital sp3d Orbital d kosong

105

Orbital-orbital hibrida sp3d membentuk dua susunan yang tidak setara. Susunan pertama

terdiri atas tiga orbital hibrida ekuilateral yang setara dan susunan kedua terdiri dari dua

orbital aksial yang setara. Kelima orbital ikatan P-Cl dibentuk melalui tumpang tindih setiap

orbital hibrida sp3d dengan orbital 3p dari atom klorin. Sepuluh elektron valensi menghuni

lima orbital ikatan sigma terlokalisasi membentuk lima ikatan kovalen terlokalisasi.

Pada struktur oktahedral diperlukan enam orbital dengan elektron tidak berpasangan.

Keenam orbital tersebut dibentuk melalui hibridisasi 1 orbital s, 3 orbital p, dan 2 orbital d

membentuk orbital hibrida sp3d2. Molekul SF6 orbital pada kulit valensi atom S mengadakan

hiberidisasi membentuk orbital hibrida sp3d2 dengan struktur oktahedral.

Hibridisasi

Promosi Elektron

Untuk meringkas hibridisasi sp, sp2, sp3 dan jenis-jenis lain dapat dilihat dalam Tabel

2.1.

Tabel 2.1 Orbital Hibrida yang Penting dan Bentuknya

Orbital Atom

Asli dari Pusat

Atom

Hibridisasi

Dari Atom

Pusat

Jumlah

Orbital

Hibrida

Bentuk

Orbital

Hibrida

Contoh

s, p sp 2 Linier BeCl2

s, p, p sp2 3 Segitiga Planar BF3

s, p, p, p sp3 4 Tetrahedral CH4

s, p, p, p, d sp3d 5 Bipiramida

trigonal

PCl5

s, p, p, p, d, d sp3d2 6 Oktahedral SF6

(Chang, 2005: 309)

b. Prosedur Hibridisasi Orbital Atom

Pada dasarnya, hibridisasi hanyalah perluasan teori Lewis dan model TPEKV. Untuk

menentukan keadaan hibridisasi yang cocok pada atom pusat dalam suatu molekul,

seharusnya memiliki beberapa gagasan tentang geometri molekul. Langkah-langkahnya

adalah (Chang, 2005: 312):

4) Menggambar struktur Lewis molekul tersebut.

5) Meramalkan susunan pasangan elektron secara keseluruhan (baik pasangan elektron

ikatan maupun pasangan elektron bebas) dengan menggunakan model TPEKV

↑↓ ↑↓ ↑ ↑

↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑

Orbital sp3d2 Orbital d kosong

106

6) Menurunkan hibridisasi atom pusat dengan mencocokkan susunan pasangan elekton

dengan yang terdapat pada orbital hibrida yang tercantum pada Tabel 2.1

A. Media dan Sumber Belajar

1. Media:

a. Alat tulis menulis (spidol, penghapus, buku tulis, pulpen)

b. Papan Tulis

c. Question card

2. Sumber :

a. Buku Kimia : Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:

Erlangga.

b. Buku Kimia : Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga

Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

B. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Langkah – langkah Kegiatan

Fase Model

Pembelajaran

Kooperatif Tipe

TTW

Waktu

Guru Siswa

Pendahuluan

a. Mengucapkan

salam dan

berdoa

b. Mengabsensi

kehadiran siswa

c. Memberikan

soal pretest

sebelum

menjelaskan

materi yang

a. Menjawab salam dan

berdoa

b. Mengacungkan tangan

bagi yang diabsen

c. Mengerjakan soal

pretest

d. Mendengarkan dan

merespon pertanyaan

e. Mendengarkan dan

memperhatikan

Fase 1

(Menyampaikan

tujuan dan

25

menit

107

akan

disampaikan

d. Mengadakan

tanya jawab

sebagai

apersepsi dan

memotivasi

siswa

e. Menyampaikan

tujuan

pembelajaran

dan model

pembelajaran

yang akan

digunakan

memotivasi siswa)

Kegiatan

Inti

a. Menjelaskan

materi yang

akan

disampaikan

b. Membagikan

12 question

card yang

memuat soal

yang harus

dikerjakan oleh

siswa

c. Membagi siswa

dalam 6

kelompok (5

orang per

kelompok)

d. Meminta

Perwakilan

a. Memperhatikan

penjelasan guru

b. Siswa membaca

masalah yang ada di

question card (Think)

c. Siswa berinteraksi dan

berkolaborasi dengan

satu kelompoknya

(Talk)

d. Siswa menulis

jawaban hasil

Fase 2

(menyajikan

informasi)

Fase 3

(mengorganisasi

siswa ke dalam

kelompok-

kelompok

belajar

Fase 4

(membimbing

kelompok

belajar dan

bekerja)

15

menit

5

menit

5

menit

20

menit

108

kelompok

menyajikan

hasil diskusi

kelompok

diskusinya (Write)

e. Memberikan

penghargaan

kepada

kelompok yang

menjawab soal

diskusi yang

paling cepat dan

tepat

f. Melakukan

evaluasi secara

individu

e. Bertepuk tangan

f. Mengerjakan soal

evaluasi

Fase 6

(memberikan

penghargaan)

Fase 5 (evaluasi)

10

Menit

Penutup a. Meminta siswa

untuk

menyimpulkan

pembelajaran

b. Doa penutup

a. Menyimpulkan

pembelajaran

b. Berdoa

10

menit

Mengetahui

Guru Bidang Studi, Peneliti,

Yudhi Astono, SP Marhayati

109

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

A. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

B. Standar Kompetensi

1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur

molekul, dan sifat-sifat senyawa.

C. Kompetensi Dasar

1. 2 Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron disekitar inti atom dan teori hibridisasi

untuk meramalkan bentuk molekul.

D. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan teori hibridisasi.

2. Menentukan bentuk molekul suatu senyawa berdasarkan teori hibridisasi.

E. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat:

1. Menjelaskan teori hibridisasi.

2. Menentukan bentuk molekul suatu senyawa berdasarkan teori hibridisasi.

F. Materi Pembelajaran

Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi

Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) sangat bermanfaat untuk

meramalkan struktur molekul suatu senyawa, tetapi teori tersebut tidak menjelaskan tentang

Lampiran B-11

110

bagaimana elektron-elektron dalam kulit valensi atom pusat dapat membentuk struktur

tertentu. Untuk mengetahui hal ini dapat dijelaskan dengan hibridisasi orbital atom sebagai

implementasi dari teori ikatan valensi (Sunarya, 2010).

a. Hibridisasi Orbital Atom

Konsep orbital atom yang saling tumpang-tindih seharusnya dapat diterapkan juga untuk

molekul-molekul poliatomik. Tetapi, skema pengikatan yang memuaskan harus menjelaskan

geometri molekul (Chang, 2005: 305-308).

1) bridisasi sp

Molekul berilium klorida (BeCl2) diramalkan linier oleh TPEKV (Teori Pasangan

Elektron Kulit Valensi). Diagram orbital untuk elektron valensi Be adalah

Untuk mengetahui bahwa pada keadaan dasar, Be tidak membentuk ikatan kovalen

dengan Cl karena elektronnya berpasangan dalam orbital 2s. Jadi kembali pada hibridisasi

untuk menjelaskan perilaku ikatan Be. Pertama-tama terjadi eksitasi elektron 2s ke orbital 2p

menghasilkan

Sekarang terdapat dua orbital Be yang tersedia untuk ikatan, yaitu 2s dan 2p. Tetapi, jika

dua atom Cl bergabung dengan Be dalam keadaan tereksitasi ini, satu atom Cl akan berbagi

elektron 2s dan atom Cl yang lain akan berbagai elektron 2p, membuat dua ikatan BeCl2 yang

tidak setara. Skema ini bertentangan dengan bukti percobaan. Dalam molekul BeCl2 yang

sebenarnya, kedua ikatan BeCl identik dalam berbagai hal. Jadi orbital 2s dan 2p harus

tercampur atau terhibridisasi, untuk membentuk dua orbital hibrida sp yang setara.

↑↓

2s 2p

↑ ↑

2s 2p

↑ ↑

Orbitalsp Orbital 2p

yang kosong

111

2) Hibridisasi sp2

Molekul BF3 (boron trifluorida), yang dikenal memiliki segitiga datar berdasarkan

TPEKV (Teori Pasangan Elektron Kulit Valensi). Dengan hanya memperhatikan elektron

valensi, diagram orbital B adalah

Pertama-tama, terjadi eksitasi elektron 2s ke orbital 2p yang kosong:

Pencampuran orbital 2s dan dua orbital 2p menghasilkan tiga orbital hibrida sp2

3) Hibridisasi sp3

Perhatikan molekul CH4. Dengan memusatkan perhatian hanya pada elektron valensi,

sehingga dapat menggambarkan diagram orbital C sebagai.

Karena atom karbon memiliki dua elektron tak berpasangan (satu dalam tiap orbital 2p),

atom karbon hanya dapat membentuk dua ikatan dengan hidrogen dalam keadaan dasar walau

spesi CH2 memang dikenal, spesi ini sangat tidak stabil untuk menjelaskan keempat ikatan C

– H dalam metana, dapat mencoba mempromosikan satu elektron (yaitu mengeksistasi

dengan bantuan energi) dari orbital 2s ke orbital 2p.

Untuk menjelaskan ikatan dalam metana, teori ikatan valensi menggunakan orbital

hibrida (hybrid orbital) hipotesis, yaitu orbital atom yang diperoleh ketika dua atau lebih

orbital yang tidak setara pada atom yang sama bergabung untuk bersiap-siap membentuk

ikatan kovalen. Hibridisasi (hybridization) adalah istilah yang digunakan untuk pencampuran

↑↓ ↑ ↑

2s 2p

↑ ↑ ↑ ↑

2s 2p

↑↓ ↑

2s 2p

↑ ↑ ↑

2s 2p

↑ ↑ ↑

Orbitalsp2 Orbital 2p

yang kosong

112

orbital-orbital atom dalam suatu atom (biasanya atom pusat) untuk menghasilakan

sekumpulan orbital hibrida. Untuk dapat menghasilkan empat orbital hibrida yang

setarauntuk atom karbon dengan mencampurkan orbital 2s dan tiga orbital 2p:

4) Hibridisasi Orbital s, p, dan d

Untuk unsur-unsur dalam periode ketiga dan seterusnya tidak selalu dapat menjelaskan

geometri molekul dengan mengasumsikan hanya orbital s dan p yang mengalami hibridisasi.

Misalnya untuk memahami pembentukan molekul dengan geometri segitiga bipiramida atau

oktahedral, harus menyertakan orbital d dalam konsep hibridisasi (Chang, 2005: 312).

Orbital hibrida yang terbentuk melibatkan orbital-d dan senyawa yang terbentuk

tergolong superoktet. Contoh molekul dengan bentuk trigonal bipiramida adalah PCl5 dan

contoh molekul oktahedral adalah SF6.

Molekul PCl5 dengan atom P sebagai atom pusat. Konfigurasi elektronnya 15P: 1s2 2s2

2p6 3s2 3p3 3d0. Hibridisasi satu orbital 3s, tiga orbital 3p dan satu orbital 3d menghasilkan

lima orbital hibrida sp3d dengan struktur trigonal bipiramida yang simetris. Kelima orbital

hibrida sp3d memiliki sifat-sifat menarik sebab ada dua orbital hibrida yang tidak setara.

Hibridisasi

Promosi elektron

Untuk meringkas hibridisasi sp, sp2, sp3 dan jenis-jenis lain dapat dilihat dalam Tabel

2.1.

Tabel 2.1 Orbital Hibrida yang Penting dan Bentuknya

Orbital Atom

Asli dari

Pusat Atom

Hibridisasi

Dari Atom

Pusat

Jumlah

Orbital

Hibrida

Bentuk

Orbital

Hibrida

Contoh

s, p sp 2 Linier BeCl2

s, p, p sp2 3 Segitiga Datar BF3

s, p, p, p sp3 4 Tetrahedral CH4, NH4+

↑ ↑ ↑ ↑

Orbital sp3

↑↓ ↑ ↑ ↑

↑ ↑ ↑ ↑ ↑

113

s, p, p, p, d sp3d 5 Segitiga

bipiramida

PCl5

s, p, p, p, d, d sp3d2 6 Oktahedral SF6

(Chang, 2005: 309)

b. Prosedur Hibridisasi Orbital Atom

Pada dasarnya, hibridisasi hanyalah perluasan teori Lewis dan model TPEKV (Teori

Pasangan Elektron Kulit Valensi). Untuk menentukan keadaan hibridisasi yang cocok pada

atom pusat dalam suatu molekul, seharusnya memiliki beberapa gagasan tentang geometri

molekul. Langkah-langkahnya adalah (Chang, 2005: 312):

1. Menggambar struktur Lewis molekul tersebut.

2. Meramalkan susunan pasangan elektron secara keseluruhan (baik pasangan elektron

ikatan maupun pasangan elektron bebas) dengan menggunakan model TPEKV (Teori

Pasangan Elektron Kulit Valensi).

3. Menurunkan hibridisasi atom pusat dengan mencocokkan susunan pasangan elekton

dengan yang terdapat pada orbital hibrida yang tercantum pada Tabel 2.1.

G. Model dan Metode Pembelajaran:

Model : Konvensional

Metode : Ceramah

H. Media dan Sumber Belajar

1. Media

a. Alat tulis menulis (spidol, penghapus, buku tulis, pulpen).

b. Papan tulis.

c. Power point.

2. Sumber belajar

c. Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

d. Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:

Erlangga.

114

I. Langkah-Langkah Pembelajaran

Tahapan

Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Siswa

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan

salam dan

membimbing siswa

untuk berdoa serta

absensi. (Tahap

persiapan)

2. Guru menyampaikan

judul materi yang

akan dipelajari serta

menyampaikan tujuan

pembelajaran.

3. Guru memberikan

soal pretest sebelum

menjelaskan materi

yang akan

disampaikan.

4. Guru memotivasi

siswa agar fokus

dalam pembelajaran.

1. Siswa menjawab

salam dan berdoa.

2. Siswa menyimak

judul materi dn tujuan

pembelajaran yang

disampaikan guru.

3. Siswa mengerjakan

soal pretest yang

diberikan oleh guru.

4. Siswa mendengarkan

dengan baik.

15 Menit

Kegiatan Inti

Eksplorasi:

1. Guru menjelaskan

materi pelajaran serta

menjelaskan contoh

soal yang ada di buku

paket atau buku

pelajaran kimia

(Tahap penyajian).

2. Guru memberikan

siswa kesempatan

bertanya (Tahap

1. Siswa memperhatikan

penjelasan guru.

2. Siswa menanyakan

materi yang belum

dipahami.

60 Menit

115

asosiasi).

3. Guru memberikan

soal kepada seluruh

siswa.

3. Siswa mengerjakan

soal.

Elaborasi:

1. Guru meminta siswa

untuk mengumpulkan

jawaban.

2. Guru memanggil

siswa untuk maju ke

depan kelas dan

mengerjawan jawaban

soal.

1. Siswa mengumpulkan

jawaban.

2. Salah satu siswa maju

ke depan menjawab

pertanyaan latihan.

Konfirmasi:

1. Guru memberikan

penguatan konsep

berdasarkan jawaban

siswa serta

memberikan catatan-

catatan penting

mengenai materi

pokok yang harus

dikuasai.

1. Siswa memperhatikan

penjelasan guru.

Penutup 1. Guru memberikan

soal posttest (Tahap

evaluasi)

2. Guru meminta salah

satu siswa untuk

menyimpulkan

(Tahap kesimpulan)

3. Guru meminta salah

satu siswa memimpin

doa sebelum pelajaran

1. Siswa mengerjakan

soal posttest.

2. Siswa mengikuti doa.

3. Siswa menjawab

salam dari guru.

15 Menit

116

ditutup.

4. Guru menutup

pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

Mengetahui

Guru Bidang Studi, Peneliti,

Yudhi Astono, SP Marhayati

117

PEDOMAN VALIDASI SOAL PRE-TEST

(Penilaian validator)

Petunjuk :

1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda (√) pada kolom tersedia

2. Makna poin validasi adalah Ya (berarti valid), Tidak (Berarti tidak valid)

3. Jika ada yang perlu dikomentari, tulislah pada kolom komentar/saran

4. Berilah tanda LD, LDP, atau TDL, pada kolom kesimpulan untuk setiap soal

Bidang

penelaah

Kriteria penelaah Nomor Soal Komentar/Saran

1 2

A b c d

A. Materi 1. Rumus soal sesuai dengan indikator

2. Batas jawaban atau ruang lingkup

diuji secara jelas

3. Isi materi yang dinyatakan sesuai

dengan tujuan pengukuran

4. Isi materi yang sesuai dengan

jenjang, jenis sekolah dan tingkat

kelas

B. Konstruksi 1. Rumus butir soal sudah

menggunakan tanda tanya / perintah

sesuai jawaban soal

2. Rumus butir soal sudah disertai

dengan pedoman penskoran

3. Rumus butir soal jelas dan tidak

menimbulkan penafsiran ganda

C. Bahasa 1. Rumus butir soal sudah

menggunakan bahasa sederhana

2. Rumus soal tidak menimbulkan

penafsiran ganda atau salah mengerti

3. Soal menggunakan bahasa indonesia

yang baik dan benar

Kesimpulan

Keterangan:

LD : Layak digunakan

LDP : Layak digunakan dalam perbaikan

TLD : Tidak layak digunakan

Pontianak,

Validator

....................

Lampiran B-12

118

PEDOMAN VALIDASI SOAL POST-TEST

(Penilaian validator)

Petunjuk :

1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda (√) pada kolom tersedia

2. Makna poin validasi adalah Ya (berarti valid), Tidak (Berarti tidak valid)

3. Jika ada yang perlu dikomentari, tulislah pada kolom komentar/saran

4. Berilah tanda LD, LDP, atau TDL, pada kolom kesimpulan untuk setiap soal

Bidang

penelaah

Kriteria penelaah Nomor Soal Komentar/Saran

1 2

A b c d

A. Materi 1. Rumus soal sesuai dengan indikator

2. Batas jawaban atau ruang lingkup

diuji secara jelas

3. Isi materi yang dinyatakan sesuai

dengan tujuan pengukuran

4. Isi materi yang sesuai dengan jenjang,

jenis sekolah dan tingkat kelas

B. Konstruksi 1. Rumus butir soal sudah

menggunakan tanda tanya / perintah

sesuai jawaban soal

2. Rumus butir soal sudah disertai

dengan pedoman penskoran

3. Rumus butir soal jelas dan tidak

menimbulkan penafsiran ganda

C. Bahasa 1. Rumus butir soal sudah

menggunakan bahasa sederhana

2. Rumus soal tidak menimbulkan

penafsiran ganda atau salah mengerti

3. Soal menggunakan bahasa indonesia

yang baik dan benar

Kesimpulan

Keterangan:

LD : Layak digunakan

LDP : Layak digunakan dalam perbaikan

TLD : Tidak layak digunakan

Pontianak,

Validator

....................

Lampiran B-13

119

LEMBAR VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) BERBANTUAN

MEDIA QUESTION CARD

(Penilaian validator)

Petunjuk :

Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai !

No Kriteria Penilaian

RPP Komentar /

saran Ya Tidak

1. Rumus indikator mencerminkan kompetensi dasar yang diinginkan isi

yang diajarkan sesuai dengan indikator

2. Materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridsasi reaksi dapat

diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think

Talk Write (TTW) berbantuan media question card

3. Langkah-langkah pembelajaran yang disusun sudah sesuai dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)

berbantuan media question card

4. Alokasi waktu yang digunakan sudah sesuai sehingga model

pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) berbantuan

media question card dapat diterapkan

5. Isi RPP menggunakan bahasa yang baik dan benar

6. Isi RPP sudah jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda

7. Isi RPP tidak ada kata-kata yang menyinggung perasaan peserta didik,

misalnya menyebutkan kelemahan/kekurangan atau suatu kelompok

atau suku tertentu

Kesimpulan

Keterangan:

LD : Layak digunakan

LDP : Layak digunakan dalam perbaikan

TLD : Tidak layak digunakan

Pontianak,

Validator

.....................

Lampiran B-14

120

LEMBAR VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE

CERAMAH

(Penilaian validator)

Petunjuk :

Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai !

No Kriteria Penilaian

RPP Komentar /

saran Ya Tidak

8. Isi RPP terdiri dari identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator, tujuan, materi, model dan metode pembelajaran, media dan

sumber belajar, dan langkah pembelajaran.

9. Materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridsasi reaksi dapat

diajarkan menggunakan metode ceramah.

10. Langkah-langkah pembelajaran yang disusun sudah sesuai dengan

metode ceramah.

11. Alokasi waktu yang digunakan sudah sesuai metode ceramah dapat

diterapkan.

12. Isi RPP menggunakan bahasa yang baik dan benar

13. Isi RPP sudah jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda

14. Isi RPP tidak ada kata-kata yang menyinggung perasaan siswa,

misalnya menyebutkan kelemahan/kekurangan atau suatu kelompok

atau suku tertentu

Kesimpulan

Keterangan:

LD : Layak digunakan

LDP : Layak digunakan dalam perbaikan

TLD : Tidak layak digunakan

Pontianak,

Validator

.....................

Lampiran B-15

121

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE

THINK TALK WRITE (TTW) BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD

Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak

Nama Guru : Marhayati

Hari/tanggal :

Petunjuk : Amati tindakan guru selama pembelajaran berlangsung dan isi

lembar observasi dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai

dibawah ini :

No Aspek yang diamati Pelaksanaan

Keterangan Ada Tidak ada

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengucapkan salam dan

berdoa

b. Guru mengabsensi kehadiran siswa

c. Guru mengadakan tanya jawab

sebagai apersepsi dan memotivasi

siswa

d. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan model

pembelajaran yang akan digunakan

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi yang akan

disampaikan

b. Guru membagikan 12 question card

yang memuat soal yang harus

dikerjakan oleh siswa

c. Guru meminta Siswa membaca

masalah yang ada dalam question

card dan membuat catatan kecil

secara individu (Think)

d. Guru membagi siswa dalam 6

kelompok (5 orang tiap kelompok)

e. Guru meminta siswa untuk diskusi

untuk memperoleh jawaban dari

question card (Talk)

f. Meminta Perwakilan kelompok

menyajikan hasil diskusi

kelompok( Wri t e )

g. Guru memberikan penghargaan

Lampiran B-16

122

kepada siswa

h. Guru melakukan evaluasi secara

individu

i. Guru memberikan penghargaan

kepada siswa

j. Guru melakukan evaluasi secara

individu

3. Penutup

a. Guru meminta siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran

b. Doa penutup

123

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN

METODE CERAMAH

Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak

Nama Guru : Marhayati

Hari/tanggal :

Petunjuk : Amati tindakan guru selama pembelajaran berlangsung dan isi

lembar observasi dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai

dibawah ini :

No Aspek yang diamati

Pelaksanaan

Keterangan Ada Tidak

ada

1. Kegiatan Awal

e. Guru mengucapkan salam dan

membimbing siswa untuk

berdoa serta absensi (Tahap

persiapan).

f. Guru menyampaikan judul

materi yang akan di pelajari

serta menyampaikan tujuan

pembelajaran

g. Guru memberikan pretest

h. Guru memotivasi siswa agar

fokus dalam pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi:

a. Guru menjelaskan materi

pelajaran serta menjelaskan

contoh soal yang ada di buku

paket atau buku pelajaran

kimia (Tahap penyajian).

b. Guru memberikan siswa

kesempatan bertanya (Tahap

asosiasi).

c. Guru memberikan soal kepada

seluruh siswa

Elaborasi:

a. Guru meminta siswa untuk

mengumpulkan jawaban

Lampiran B-17

124

b. Guru memanggil siswa untuk

maju ke depan kelas dan

mengerjakan jawaban soal

Konfirmasi:

a. Guru memberikan penguatan

konsep berdasarkan jawaban

siswa serta memberikan

catatan-catatan penting

mengenai materi pokok yang

harus dikuasai.

3. Penutup

a. Guru memberikan soal posttest

(Tahap evaluasi).

b. Guru meminta salah satu siswa

untuk menyimpulkan (Tahap

kesimpulan).

c. Guru meminta salah satu siswa

memimpin doa sebelum

pelajaran ditutup.

d. Guru menutup pembelajaran

dengan mengucapkan salam.

Pontianak,

Observer

................

125

PEDOMAN WAWANCARA SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD

PERTANYAAN JAWABAN

Bagaimana menurut anda tentang model

pembelajaran kooperatif tipe TTW ?

Apakah anda mengerti dengan materi bentuk

molekul berdasarkan teori hibridisasi setelah

diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TTW ?

Apakah media question card membuat anda

bersemangat dalam melakukan diskusi ?

Apakah model pembelajaran tipe TTW

berbantuan media question card dapat

diterapkan pada materi yang lain ?

Lampiran B-18

126

LAMPIRAN C

127

LEMBAR HASIL VALIDASI SOAL PRETEST

VALIDATOR 1 VALIDATOR 2

Lampiran C-1

VALIDATOR 3

128

LEMBAR HASIL VALIDASI SOAL POSTTEST

VALIDATOR 1 VALIDATOR 2

VALIDATOR 3

Lampiran C-2

129

HASIL VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) MODEL TTW BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD

VALIDATOR 1 VALIDATOR 2

VALIDATOR 3

Lampiran C-3

130

HASIL VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) MENGGUNAKAN METODE CERAMAH

VALIDATOR 1 VALIDATOR 2

VALIDATOR 3

Lampiran C-4

131

Skor Hasil Uji Coba Soal Posttest Kelas XII IPA SMA Panca Bhakti Pontianak

Nama

Siswa

2

Skor

Total

Kuad

rat

Skor

Total

X

X2 X X2 X X2 X X2 X X2

AS 10 100 20 400 20 400 15 225 20 400 85 7225

AA 15 225 20 400 20 400 20 400 15 225 90 8100

ADR 15 225 10 100 20 400 20 400 15 225 80 6400

BA 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025

CYM 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025

DT 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025

DAM 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025

EY 15 225 15 225 20 400 20 400 15 225 85 7225

EL 15 225 20 400 15 225 20 400 0 0 70 4900

ET 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025

EN 15 225 20 400 20 400 15 225 20 400 90 8100

FOP 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025

FGG 10 100 20 400 20 400 20 400 20 400 90 8100

FM 15 225 20 400 20 400 20 400 10 100 85 7225

IF 15 225 20 400 15 225 20 400 20 400 90 8100

IP 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025

MOR 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025

MA 15 225 20 400 15 225 20 400 20 400 90 8100

MSP 15 225 15 225 20 400 20 400 0 0 70 4900

MAT 15 225 20 400 20 400 15 225 20 400 90 8100

MF 15 225 20 400 20 400 20 400 15 225 90 8100

MFZ 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025

MSW 15 225 20 400 20 400 15 225 20 400 90 8100

NH 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025

RMS 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025

SW 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025

GAR 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025

JUMLA

H

395 5825 520 10150 525 10275 520 101

00

470 900 2430 2209

25

1

a b c d

Lampiran C-5

132

Perhitungan Reliabilitas Hasil Uji Coba Soal Posttest

Kelas XII IPA SMA Panca Bhakti Pontianak

A. Menentukan nilai Varians tiap item soal menggunakan rumus :

𝛔𝐭𝟐 =

∑𝐱𝟐 − (∑𝐱𝟐

𝐍)

𝐍

Keterangan :

𝛔t2 = varians

(∑x2) = kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa

∑x2 = jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa

N = jumlah subjek

Varians soal No 1

a B c d

1,7 5,0 2,7 3,1 30,3

B. Jumlah Varians Butir Soal

Σσi2= 1,7 + 5,0 + 2,0 + 3,1 + 30,3

= 42,5

C. Jumlah Varians Total

𝛔𝐭𝟐 =

∑𝐱𝟐 − (∑𝐱𝟐

𝐍)

𝐍

= 𝟐𝟐𝟎𝟗𝟐𝟓 − (

𝟐𝟒𝟑𝟎𝟐

𝟐𝟕)

𝟐𝟕

= 220925 − 218,700

27

═ 82,4

Varians soal No 2

Lampiran C-6

133

D. Menghitung reliabilitas soal dengan rumus alpha :

𝐫𝟏𝟏= (

𝐤

𝐤−𝟏)(𝟏 −

∑𝛔𝐢

𝛔𝐭𝟐)

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑𝛔i2 = jumlah varians butir soal

𝛔t2 = jumlah varians total

𝐫𝟏𝟏= (

𝐤

𝐤−𝟏)(𝟏 −

∑𝛔𝐢

𝛔𝐭𝟐)

𝐫𝟏𝟏= (

𝟓

𝟓−𝟏)(𝟏 –

𝟒𝟐,𝟓

𝟖𝟐,𝟒)

𝐫𝟏𝟏= (

𝟓

𝟒)(𝟏 − 𝟎,𝟓𝟏)

= 1,25 x 0,49

= 0,6125

134

Nilai Hasil Pretest Kelas XI IPA 1 (Kelas Kontrol)

No Kode siswa Nilai pretest TT/T

1 AG 70 TT

2 AMP 30 TT

3 CM 40 TT

4 CCD 22,5 TT

5 DV 22,5 TT

6 EA 70 TT

7 FA 22,5 TT

8 FAA 30 TT

9 FE 55 TT

10 HR 0 TT

11 HN 40 TT

12 JK 23 TT

13 KL 75 T

14 LP 27,5 TT

15 LS 38 TT

16 MIM 40 TT

17 MA 75 T

18 NRP 30 TT

19 OM 25 TT

20 PO 55 TT

21 PW 55 TT

22 R 52,5 TT

23 RC 32,5 TT

24 RM 0 TT

25 RA 20 TT

26 RP 30 TT

27 RV 30 TT

28 RFR 22,5 TT

29 TA 32,5 TT

30 UI 25 TT

31 UT 50 TT

32 ZS 40 TT

Jumlah 1181

Rata-Rata 36,906

Lampiran C-7

135

Nilai Hasil Postest Kelas XI IPA 1 (Kelas Kontrol)

No Kode siswa Nilai postest TT/T

1 AG 75 T

2 AMP 30 TT

3 CM 35 TT

4 CCD 30 TT

5 DV 80 T

6 EA 60 TT

7 FA 52,5 TT

8 FAA 30 TT

9 FE 50 TT

10 HR 0 TT

11 HN 15 TT

12 JK 15 TT

13 KL 95 T

14 LP 67,5 TT

15 LS 40 TT

16 MIM 35 TT

17 MA 60 TT

18 NRP 45 TT

19 OM 45 TT

20 PO 55 TT

21 PW 75 T

22 R 75 T

23 RC 15 TT

24 RM 0 TT

25 RA 45 TT

26 RP 15 TT

27 RV 15 TT

28 RFR 25 TT

29 TA 33 TT

30 UI 35 TT

31 UT 55 TT

32 ZS 55 TT

Jumlah 1317

Rata-Rata 41,151

Lampiran C-8

136

Nilai Hasil Pretest Kelas XI IPA 2 (Kelas Eksperimen)

No Kode siswa Nilai pretest TT/T

1 ARS 12,5 TT

2 AS 32 TT

3 AK 75 T

4 A 30 TT

5 AN 30 TT

6 AA 75 T

7 BAK 30 TT

8 DFN 28 TT

9 DA 25 TT

10 HI 20 TT

11 HN 38 TT

12 HW 40 TT

13 IL 10 TT

14 MF 25 TT

15 MAR 10 TT

16 MVS 13 TT

17 NMS 30 TT

18 NRF 32,5 TT

19 NAP 27 TT

20 NDS 10 TT

21 NSD 17,5 TT

22 NM 35 TT

23 OTW 32,5 TT

24 RN 80 T

25 RS 25 TT

26 RO 20,5 TT

27 RN 38 TT

28 RA 25 TT

29 WSP 15 TT

30 WS 62,5 TT

Jumlah 994

Rata-Rata 31,466

Lampiran C-9

137

Nilai Hasil Postest Kelas XI IPA 2 (Kelas Eksperimen)

No Kode siswa Nilai postest TT/T

1 ARS 35 TT

2 AS 35 TT

3 AK 80 T

4 A 35 TT

5 AN 82,5 T

6 AA 77,5 T

7 BAK 77,5 T

8 DFN 82,5 T

9 DA 35 TT

10 HI 77,5 T

11 HN 77,5 T

12 HW 75 T

13 IL 75 T

14 MF 77,5 T

15 MAR 37,5 TT

16 MVS 77,5 T

17 NMS 35 TT

18 NRF 35 TT

19 NAP 77,5 T

20 NDS 82,5 T

21 NSD 77,5 T

22 NM 77,5 T

23 OTW 75 T

24 RN 35 TT

25 RS 75 T

26 RO 77,5 T

27 RN 77,5 T

28 RA 75 T

29 WSP 85 T

30 WS 75 T

Jumlah 1997,5

Rata-Rata 66,583

Lampiran C-10

138

LEMBAR PRETEST DAN POSTTEST KELAS KONTROL DAN KELAS

EKSPERIMEN

TABEL PRETEST

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Tuntas 2 3

Tidak

Tuntas

30 27

Rata-rata 36,91 31,46

TABEL POSTTEST

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Tuntas 5 22

Tidak

Tuntas

27 8

Rata-rata 41,15 66,58

Lampiran C-11

139

A. Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol

Tests of Normality

kontrol

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

postest 1,00 ,094 32 ,200* ,976 32 ,677

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

B. Uji Normalitas Postest Kelas Eksperimen

Tests of Normality

Eksper

imen

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

postest 1,00 ,402 30 ,000 ,661 30 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

C. Uji U-mann whitney postest

Ranks

Kelas N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

postest eksperimen 30 41,00 1230,00

Kontrol 32 22,59 723,00

Total 62

Lampiran C-12

140

Test Statisticsa

postest

Mann-Whitney U 195,000

Wilcoxon W 723,000

Z -4,042

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,000

a. Grouping Variable: kelas

141

A. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen

Tests of Normality

Eksper

imen

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

pretest 1,00 ,211 30 ,001 ,829 30 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

B. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

Tests of Normality

kontrol

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

pretest 1,00 ,154 32 ,051 ,933 32 ,048

a. Lilliefors Significance Correction

C. Uji U-mann whitney pretest

Ranks

Kelas N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

pretest eksperimen 30 28,12 843,50

Kontrol 32 34,67 1109,50

Total 62

Lampiran C-13

142

Test Statisticsa

pretest

Mann-Whitney U 378,500

Wilcoxon W 843,500

Z -1,434

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,152

a. Grouping Variable: kelas

143

HASIL PERHITUNGAN EFFECT SIZE

Menghitung effect size untuk melihat besarnya efektivitas model pembelaran kooperatif tipe

Think Talk Write (TTW) berbatuan media question card untuk meningkatkan hasil belajar

siswa digunakan rumus :

ES = 𝑋𝑒̅̅ ̅̅ −𝑋𝑐̅̅̅̅

𝑆𝑐

= 66,583−41,151

23,85

= 1,06

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Effect Size sebesar 1,06 berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan, maka nilai Effect Size tesebut tergolong tinggi.

Lampiran C-14

144

PERBANDINGAN TABEL Z

Lampiran C-15

145

HASIL QUESTION CARD KELOMPOK

KELOMPOK 1

KELOMPOK 2

KELOMPOK 3

Lampiran C-16

146

KELOMPOK 4

KELOMPOK 5

147

KELOMPOK 6

HASIL JAWABAN QUESTION CARD MASING-MASING KELOMPOK

148

KELOMPOK 1

KELOMPOK 2

KELOMPOK 3

Lampiran C-17

149

KELOMPOK 4

KELOMPOK 5

150

KELOMPOK 6

151

OBSERVER PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TTW BERBANTUAN

MEDIA QUESTION CARD

Lampiran C-18

152

153

OBSERVER PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH

Lampiran C-19

154

155

HASIL WAWANCARA SISWA TERHADAP

PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH

Dengan Kemampuan Tinggi, Sedang, Rendah

HARI/TANGGAL : Senin/25 September 2017

Peneliti : (M)

Narasumber : 6 siswa kelas XI IPA 1 SMA Panca Bhakti Pontianak

Kode siswa : S1; Siswa berkemampuan tinggi, S2; Siswa berkemampuan sedang, S3; Siswa

berkemampuan rendah

PERTANYAAN JAWABAN

Bagaimana menurut anda tentang

pembelajaran menggunakan metode

ceramah ?

S1 :

- “Menurut saya, menggunakan

metode ceramah seperti ini sudah

biasa diterapkan di pelajaran-

pelajaran lain.”

- “kurang efektif, karena menurut

saya pembelajaran seperti ini

tidak dapat meningkatkan

kreativitas dan semangat dalam

belajar”

S2:

- “Menurut saya menggunakan

metode ceramah kurang aktif dan

karena kita sulit memahami apa

yang dijelaskan”

- “Kurang aktif, karena

menerapkan metode ceramah

membuat saya pasif untuk

belajar dan kurang bersemangat

Lampiran C-20

156

untuk mengikuti proses

pembelajaran ”

S3:

- “Menurut saya, menggunakan

metode ceramah bersifat

monoton sehingga menyebabkan

kegiatan pembelajaran tidak

maksimal”

- “Metode ceramah bersifat

monoton pada saat guru

menjelaskan membuat beberapa

siswa yang tidak mencatat

sehingga kurangnya materi yang

di dapatkan ”

Apakah anda mengerti dengan materi

yang diajarkan dengan menggunakan

metode ceramah?

S1:

- “Kurang mengerti karena metode

ceramah tidak membantu saya

dan tidak membuat saya

mempunyai rasa ingin tau

pelajaran yang saya ikuti”

- “Tidak mengerti, karena

menggunakan metode ceramah

tidak membantu saya menjadi

mengerti ketika diberikan soal-

soal”

S2:

- “Saya kurang memahami, karena

sub materi bentuk molekul

berdasarkan teori terlalu rumit

untuk dimengerti”

- “Kurang mengerti, karena materi

yang diajarkan sangat sulit untuk

di mengerti”

157

S3:

- “Sedikit paham, karena ada tahap

tanya jawab jadi membantu saya

sedikit mengerti”

- “Tidak mengerti, karena materi

yang diajarkan sangat sulit untuk

dimengerti”

Menurut anda, soal no berapa yang

anda tidak mengerti?

S1:

- “Nomor 2 bagian d”

- “Nomor 2”

S2:

- “Nomor 2 karena banyak tahap-

tahap yang akan dijawab seperti

menulis konfigurasi elektron,

keadaan awal dari suatu

senyawa”

- “Nomor 2, sulit untuk di

mengerti

S3:

- “Nomor 2, karena sulit untuk

menentukan mengalami ekstitasi,

menuliskan hibridisasi

senyawadan menetukan bentuk

molekul dari suatu senyawa””

- “Nomor 2”

158

HASIL WAWANCARA SISWA TERHADAP

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW BERBANTUAN

MEDIA QUESTION CARD

Dengan Kemampuan Tinggi, Sedang, Rendah

HARI/TANGGAL : Senin/25 September 2017

Peneliti : (M)

Narasumber : 6 siswa kelas XI 2 IPA SMA Panca Bhakti Pontianak

Kode siswa : S1; Siswa berkemampuan tinggi, S2; Siswa berkemampuan sedang, S3; Siswa

berkemampuan rendah

PERTANYAAN JAWABAN

Bagaimana menurut anda tentang model

pembelajaran kooperatif tipe TTW ?

S1 :

- “Menurut saya, model pembelajaran

seperti ini bisa dipraktikkan

dipelajaran seperti biasa, karena kita

dapat berpikir, berdiskusi, dan cara

menulis pertanyaan yang diberikan

mudah sehingga dapat dijawab

dengan benar dan santai”

- “Sangat efektif, karena menurut saya

pembelajaran seperti ini dapat

meningkatkan kreativitas dan

semangat dalam belajar”

S2:

- “Menurut saya model pembelajaran

kooperatif tipe TTW sangat baik

karena kita mudah memahami apa

yang dijelaskan”

- “Senang, karena melakukan cara

berpikir, diskusi, melatih menulis

Lampiran C-21

159

dengan pertanyaan yang ada di

question card”

S3:

- “Menurut saya, model pembelajaran

ini sangat baik digunakan karena

melakukan diskusi dengan

teman,sehingga materi mudah

dipahami”

- “Model pembelajaran ini baik dan

dapat meningkatkan semangat

belajar saya”

Apakah anda mengerti dengan materi

setelah diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW?

S1:

- “Sangat mengerti karena

pembelajaran kooperatif tipe TTW

sangat membantu saya dan membuat

saya mempunyai rasa ingin tau

pelajaran yang saya ikuti”

- “Paham, karena pembelajaran tipe

TTW membantu saya untuk

menjawab soal-soal yang saya

anggap sulit”

S2:

- “Saya cukup memahami, karena

adanya berdiskusi dengan teman

kelompok”

- “Paham, karena pembelajaran tipe

TTW membantu saya dalam

memahami materi yang dipelajari”

S3:

- “Sedikit paham, karena ada

diskusinya”

- “Paham, karena dapat bertanya

dengan teman. Bertanya dengan

160

teman dapat membantu saya dalam

memahami materi yang belum saya

paham”

Apakah media question card membuat anda

bersemangat dalam melakukan diskusi ?

S1:

- “Saya bersemangat karena media

question card menguji kecepatan

dan kemampuan saya dalam mencari

hasil yang benar”

- “Ya, karena dari media question

card kita dapat berdiskusi menjawab

soal-soal secara beruntun dan benar”

S2:

- “Saya bersemangat melakukan

diskusi menggunakan media

question card”

- “Ya, karena media question card

membuat menarik dalam melakukan

diskusi”

S3:

- “Iya bersemangat, karena soal di

media question card menguji

kecepatan kelompok dalam

menjawab soal tersebut”

- “Bersemangat, karena media

question card menarik”

Apakah model pembelajaran tipe TTW

berbantuan media couple card dapat

diterapkan pada materi yang lain ?

S1:

- “Bisa dan cocok untuk materi atau

pelajaran yang lain”

- “Iya, dapat diterapkan pada materi

yang lain, karena model

pembelajaran berbantuan media ini

adanya diskusi di dalam kartu

sehinggga dapat menjawab soal

161

yang dianggap sulit secara bersama-

sama

S2:

- “Iya, model pembelajaran ini dapat

membantu pembelajaran yang lain”

- “Bisa, karena model pembelajaran

dan media yang digunakan

merupakan pembelajaran yang

berkelompok dan bisa diterapkan

pada materi yang lain

S3:

- “Bisa, karena model pembelajaran

dan media ini dapat membantu

memahamai materi”

- “Iya bisa diterapkan pada materi

yang lain, karena dengan model dan

media ini kita dapat berdiskusi

dengan teman tentang kejelasan

materi yang diajarkan”

162

HASIL WAWANCARA SISWA TERHADAP

SOAL PRETEST DAN POSTTEST

HARI/TANGGAL : Senin/25 September 2017

Narasumber : 3 siswa kelas XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak

Kode siswa : S1; S2; S3; Siswa tidak mencapai KKM

PERTANYAAN JAWABAN

Bagaimana menurut kalian tentang

soal pretest dan posttest ?

S1: “Menurut saya soal pretest dan

posttest lumayan sulit”

S2: “Soal yang lumayan sulit”

S3: “Soalnya bagus dan terlihat

mudah,tetapi pada saat dikerjakan

merasa sulit”

Pada soal nomor berapa kalian merasa

kesulitan ?

S1: “Nomor 2”

S2: “Nomor 2 bagian d”

S3: “Nomor 2 ”

Mengapa kalian kesulitan dalam

menjawab soal tersebut ?

S1: “Soal pretest karena saya

belum mempelajari materi bentuk

molekul berdasarkan teori hibridisasi,

dan soal posttest untuk nomor 2 masih

belum paham dalam membuat

konfigurasi elektron, menggambarkan

elektron pada diagram orbital dan

menentukan jenis hibridisasi dari suatu

senyawa, karena pada saat ibu

menjelaskan saya tidak

memperhatikan bu“

S2: “Untuk soal pretest tentunya kami

Lampiran C-22

163

belum belajar, untuk soal posttest saya

belum memahami materi yang telah

ibu jelaskan, karena ibu terlalu cepat

pada saat menjelaskan, selain itu saya

malu untuk bertanya kepada teman

dan ibu”

S3: “Soal pretest sulit untuk dijawab

karena belum mempelajari materi

tersebut. Soal posttest sulit untuk

dijawab karena pada saat ibu

menjelaskan kami kurang

memperhatikan”

164

LAMPIRAN D

165

Lampiran D-1

166

167

168

Lampiran D-2

169

Lampiran D-3

170

LAMPIRAN E

171

LEMBAR HASIL UJI COBA SOAL (POSTTEST)

KELAS XII IPA 1

Lampiran E-1

172

173

LEMBAR HASIL BELAJAR SISWA (PRETEST)

KELAS KONTROL XI IPA 1

Lampiran E-2

174

175

LEMBAR HASIL BELAJAR SISWA (POSTTEST)

KELAS KONTROL XI IPA 1

Lampiran E-3

Lampiran E-4

176

LEMBAR HASIL BELAJAR SISWA (PRETTEST)

KELAS EKSPERIMEN XI IPA 2

177

178

LEMBAR HASIL BELAJAR SISWA (POSTTEST)

KELAS EKSPERIMEN XI IPA 2

Lampiran E-5

179

180

DOKUMENTASI UJI COBA SOAL di KELAS XII IPA 1

Hari/Tanggal : Selasa/12 September 2017

Membagikan postest kepada siswa Siswa mengerjakan soal postest

Siswa telah selesai mengerjakan soal postest

Lampiran E-6

181

DOKUMENTASI PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Hari/Tanggal: Rabu/13 September 2017

Siswa mengerjakan soal pretest

Proses Pembelajaran model kooperetif tipe TTW berlangsung

Lampiran E-7

182

Pembagian question card

Fase think (berpikir)

183

Fase Talk (berbicara)

Fase write (menulis)

184

DOKUMENTASI PEMBELAJARAN KELAS KONTROL

Hari/Tanggal: Rabu/20 September 2017

Pembukaan sebelum memulai proses pembelajaran Membagikan soal pretest

Siswa mengerjakan soal pretest

Lampiran E-8

185

Proses pembelajaran berlangsung

Guru memberikan contoh soal

186

ss

Siswa mengerjakan soal postest