progeedingstaffnew.uny.ac.id/upload/131655984/penelitian/implementasi... · di sekolah yang...
TRANSCRIPT
PROGEEDING,ff il l$[Jl?i:l #I u ui 1"5fl,
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM MEMBANGUN BANGSA
Tim PenYusun
1. Sismono La Ode
2. Dwi SiswoYo
3. Apritia Tina LidYasari
p-#&#f-S iko uog
iii
PROCEEDTNG
S e mi nar tkr!31.{-{I{ (mn) Uniuerciras rrte geri yo gyakarra" r M p[ EM ENTAS r pEN
D r D r r(Ar innnrrrn onurr,l rvririi siN c u 1,r BAN G SA'
Cetakan l, Agustus 2012
penyunting: Sismono La OdeTata Letak Ariani, S.pd.T.
desain Sampul: Ariani, S.pd.T.
lsBN 978-602_991 92-1 -9
diterbitkan olehIKAUNy press
AlamatGraha Alumni Kantor IKA UNy
Kampus Ulrly Karangmalan g, yogyakartaTetp/Faks: (021 4) 552060
e-mail: [email protected]
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KdT)xii+ 468 hlm; 215,g x 27g,4 mm
1. SAMBUTAN REKTOR UNY V2. SAMBUTAN KETUA IKA UNY VII3. SAMBUTAN KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL DAN TEMU ALUMNI VIII4. DAFTAR ISI X
Keynote Speaker
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MEMBANGUN BANGSA :- 1
Pemakalah Utama
1. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN BANGSA 72. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM ilffi;';il; ilffi 133. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SETTINGMASYARAKAT BANTUL 2g4. PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SETTING KELUARGA DAN MASYARAKAT 27Pemakalah pendamping
1' IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF HUMANIORA 332' IMPLEI/IENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGTATAN Dr
'EK,LAH DANKAMPUS 47
3. PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA 554, POLA ASUH OTORITATIFSEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK DALAM SET-Z/VG KELUARGA 655. TRANSFORMASI NILAI AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA 756. OPTIMALISASI PERAN ORANG TUA DALAM CHARACTER BTJILDINGANAK DALAM SETTINGKELUARGA 877. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA: STUDI KASUS SUKU SAMINDI DUKUH BOMBONG DESA BATUREJO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI PROVINSIJAWA TENGAH 103B. PENANAMAN NILAI.NILAI MORAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERCERITABERTEMA CERITA RAKYAT BUDAYA LOKAL 1179. IMPLEMENIASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIOPAUD 12910. MEMBANGUN KARAKTER ANAK MELALUI KESAAITUNAN BERBAHASA 13911' PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 15112. OPTIMALISASI PEMBENTUKAN KARAKTER DAN KEDISIPLINAN SISWA SEKOLAH DASARMELALUI PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN 16113. MENUMBUHKAN KARAKTER ANAK MELALUI PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH
Yr#S;B:.X,:Ntr:*ltbH
X
r3
TMSAR _ 173Ifif,. PET{AfTAMAN SEIF EFFICACYMAHASISWA CALON GURU IPA SEKOLAH DASAR MELALUI
REDESAIN 5E LEARNING CYCLE 183Iilffi- PB{IITIGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN MEMBANGUN KARAKTER KERJA MELALUI
PEIIBELA"'ARAN BERBASIS LESSON STIJDY 197iln. ERAN PENDIDIKAN SAINS DALAM PEMBENTUKAN PESERTA DIDIK YANGRELIGIUS 2071I7- IITPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEMBENTUKAN AKHLAK MULTA PENDIDIK DAN
PESERTA DIDIK MELALUI PROGRAM sTToI-AH 21gIIIC. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER AKHLAK MULIA PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
TilEI.ALUI PROSES PELAJARAN BAHASA INDONESIA 231II9. PERAN PENTING TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH DALAM PENGUATAN BUDAYA SEKOLAH
UilTUK IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER 241&[ UPAYA PENGEMBALIAN PENDIDIKAN KARAKI-ER PESERTA DIDIK YANG HILANG DAN
IMPLEMENTASINYA DI SEKOLAH 253gI- BAHAN AJAR MEMBACA CERITA FIKSI REALISTIK BERBASIS KECERDASAN SPIRITUAL
UIIITUK PENGEMBANGAN KARAKTER 263[P. PENANAMAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA YANG
MENYENANGKAN 273
SASTRA ANAK SEBAGAI IIT/IPITIUTruTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SETTINGSEKOLAH 297
85. MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI SEKOLAH SIAGA BENCANA gO726. WOODBALL SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA DALAM PENDIDIKANJASMANI 317
27. PEMBELAJARAN PENCAKSILAT DI SEKOLAH SEBAGAI SUMBER NILAI DALAM PENDIDIKANBUDAYA DAN KARAKTER BANGSA 327
28. KIAT PELAJARAN SEJARAH YANG BERKARAKTER $729. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA DALAM SETING SEKOLAH 34930. PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK MELALUI PENGEMBANGAN OLAHRAGA
REKREASI 361
31. MODEL PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS UNTUKKEMANDIRIAN HIDUP 369
32' IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEIL{BELAJARAN tpA (sAtNS) - 38133' MEMBANGUN KECERDASAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH ATASMELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI - 3g7
p4.
xi
UNTUK MEMBANGUN KARAKTER PESERT
DI S
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BUDI
Abstrak
Terdapat berbagai kondisi faktual di sekolah dan masyarakat yang menyebabkanpendidikan budi pekerti mendesak atau urgen diimplementasikan di sekolah, misalnyakurangnya pemahanran peserta didik tentang etika dan tata karma, sering dilupakannyanilai-nilai kejujuran, seringnya terjadi pelanggaran disiplin, kurang menghargai perbeclaan,rendahnya semangat pengembangan diri, dan menurunnya integritas antara kata dan tin-dakan. Fungsi pendidikan budi pekerti adalah sebagai pedoman bersikap dan berperilaku,acuan berinteraksi dengan orang lain, acuan menilai suatu tindakan baik atau buruk, se-bagai filter terhadap nilai-nilai negatif, sebagai dasar bagi penertihan kehidupan sekolah,dan rambu-rambu berisi anjuran larangan dan sanksi. Strategi implementasi pendidikanbudi pekerti dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: kegiatan kerohanian secararutin, kerja bakti di sekolah, upacara bendera, lomba olah raga antarkelas, peraturan tatatertib, penyelenggaraan mata pelajaran budi pekerti, penggunaan seragam sekolah, tatakerapian penampilan (rambut, perhiasan, dll.).
Kata l<unci: Budi pekerti, karakter, peserta didik.
Pendahuluan
Dewasa ini masyarakat pendidikan sedang menghadapi t arrtarrg flberat yang meru-pakan konvergensi dari berbagai dampak globalisasi. Situasi global dunia yang didu-kung oleh perkembangan teknologi komunikasi berbasis komputer secara massif, telahmenciptakan gejala umum bahwa peserta didik di sekolah sangat mudah mendapatkanterpaarr informasi dari media. Giliran berikutnya pola perilaku peserta didik mengalamibanyak perubahan. Nilai-nilai tata karma, sopan santun yang bersumber dad budayalokal yang sebelumnya dijunjung titgg, oleh masyarakat, ada kecenderungan mulai di-lupakan. I(ondisi faktual menunjukkan kurangnya pemahaman peserta didik tentangetika dan tatakarma, sedng dilupakannya nilai-nilai kejujuran, seringnya terjad.i pelang-garan disiplin, kurang menghatgai petbedaan, rendahnya semaflgat pengembangan diri,dan menurunnya integrtt^s arLt^r^ kata dan tindakan.
Berbagai masalah sebagai dampak globalisasi hanya dapat diatasi dengan solusi
286
yang berbasis peningkatan kualitas maflu-sia, khususnya berbasis pada peningkatan
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni (pteks) dan morulfbudi pekerti.
Selama ini pendidikan cenderung
diatikan aktivitas untuk mempersiapkan
anak-anak dan pemuda untuk memasuki
kehidupan masyankat orang dewasa dan
dunia kerja. Aktivitas pendidikan. didomi-nasi oleh kegiatan belajar mengajat disekolah. Arah ya-ng akan dituju oleh pros-es pendidikan itu biasanya terjabarkan
ke dalam kudkutum. Dilihat dad kuriku-lum yang umum diberlakukan dewasa ini,menunjukkan bahwz orientasi pendidikansarigat didonrinasi oleh mata pelajararr
yang bertujuan untuk mengembangkan
aspek penguasaan Ipteks/keilmuanf ak-
Iiyah. Sedangkan yang berorientasi pada
pengembangarmoralf budi pekerti / ru,k-Ity ah hanya sedikit sekali diberikan.
Permasalahaflny^ adalah bahwa pen-didikan yaflg mengutamakan pengajannIpteks melupakan pendidikan budi pe-kerti akan menghasilkan profil pcserta cli-
dik yang huat di Ipteks namun lemah dimoral. Unggul di cipta tetapi lemah di rasa
dan karsa. I(alau sudah demikian, ketika
berinteraksi di masyarakat maupun di du-nia kerja, para pemudahanya pandai atau
terampil dalam ilmu dan teknologi, tetapi
g g p moral dan etika. Akibatnya cipta ti-dak dipandu oleh rasa dan karsa. ILmu ti-dak dipandu etika dan tindakan. Akliyahtidak dipandu nakliyah dan amaTtah. Halini berbahaya, ketika Ipteks itu diimpte-mentasikan dalam dunia kerja, maka Ipteksitu akan tidak dikendalikan atau dikawaloleh mcral budi pekerti sehingga serakah,
merusak, nrerugikan bangsa. Dengandernikian kelemahan kualitas sumberdaya
manusia justru disebabkan oleh rendahn-
y a kecakapan budi pekeri.
Dalam Undang-undang No. 20 Ta-hun 2003 tentang Sistem Pendidikan Na-sional, pasal 3 ditegaskan bahwa: "Pendi-dikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang b ermartabatdalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertuiuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhiak mulia, sehag betil-mu, cakap, kreatif, mandiri, dan meniadiwarga Negara yang demokratis seta ber-tanggung jawab". Dengan demikian san-
gat jelas bahwa undang-undang ini men-gamanatkan dan menegaskan arti peltingpendidikan kecakapan budi pekerti pampeseta didik.
Sementara itu dalam UU Sisdiknas,Bab I Umum, dinyatakan bahwa gerakanteformasi di Indonesia sec ta umulnmenuntut diterapkannya prinsip demokra-si, desentralisasi, keadilan, dan menjunjungtinggi moral dan hak azasr manusia dalamkehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam hubungannya dengan pendidikan,pdnsip-prinsip tersebut akan membawadampak yang mendasar pada manajemen,kebi)akan operasional, dan kinerja sat,tanpendidikan (sekolah). Tuntutan tersebutmenyangkut pembaharuan penyeleng-
gar^afi pendidikan, bahwa manajemen,kebijakan opemsional, dan kinerja satuan
pendidikan (sekolah) harus berwawasan
budi pekerti. Dapat pula dikatakan, bahwasesuai dengan amanat Undang-undangDasar, maupun Undang-undang tersebutmaka seluruh komponen tenaga kependi-dikan pada semua jenjang dan jenis lemba-
ga pendidikan hendaknya mengupayakan
implernentasi pendidikan budi pekerti287
di sekolah yang tercermin dalam kine{asemua komponen pendidikan untuk ter-ciptanya pribadi-pdbadi peserta didik yangberakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.I(omponen-komponen tersebut melipu-ti: proses pembelajaran, pengemb^rLgai:
kudkulum, pembinaan kesiswaan, penge-Iolaan s t^rta- pra;satafla, pemanfaatan dan
.pemberdayaan ketenagaan, pengaturariadministrasi dan penciptaan suasana seko-lah yang kondusif.
Era reformasi memberi makna bagipengembangan pendidikan di Indone-sia, ialah agar pengembangan pendidikanditata kembali dan dilaksanakan secara
komprehensif sesuai dengan dinamikapetubahan sosial budaya di masyarakat.
Odentasi pengembangan pendidikan ha-tus senantiasa terkait dengan visi pemban-gunall suatu bangsa. Hal ini disebabkan,secara teodtis terdapat pola hubungantimbal balik antara variabel pembangunandan pendidikan. Pembangunan yang suk-ses memedukan dukungan pendidikan,sebaliknya pendidikan akan sukses apabilaproses pembangunan nasional juga ber-proses secara memadai.
Pembangunafl y^ng betpusat padamanusia secara konseptual adalah pem-bangunan dari, oleh, dan untuk manusia.Tujuan pembangunan bukan saja untukterbebasnya manusia dari kebodohan dankemiskinan, tetapi untuk pengembangankualitas manusia secara utuh dan komplit.Iptek dan moral. Oleh karena itu pemban-gunan tidak hanya betodentasi pada pe-tubahan kuantitatif yaitu ptoduk-produkmatedal yang berguna untuk pemenuhankebutuhan konsumsi manusia, meiainkanyang lebih penting adalah muaranya keatah perubahan kualitatif (being) sehingga
setiap individu dapat berkembang sesuai
dengan potensi dirinya secara komplit la-hiriah-batiniah, pengetahuan-keterampi-
lan-moral, fisrk-mental. Arnanat konstitusisebagaimana tercantum dalam pasal 31
ay* Q) UUD 1945, menugaskan kepadapemetintah untuk mengusahakan dan me-nyelenggarakan satu sistem pendidikannasional yang meningkatkan keimanaadan ketakwaan serta akllak mulia dalamrungka rn encerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan Budi Pekerti
Di dalam kehidupan bermasyarakat,terdapat banyak sekali norma sosial yaogmengatur watga masyamkat argat ber-pedlaku dan berinteraksi dengan oranglain secara baik dan h,armonis. Salah sa-
tunya dinamakan budi pekerti. Bahkanbudi pekerti luhut merupakan kearifanIokal yang mengandung nilai-niiai univer-sal. Memposisikan nilai-nilai budi peketidalam perilaku hidup sehari-had, akanmewujudkan kepribadian y^ng berkuali-tls: tangap (peka), tutug (tlh^fl uji), dan ung-
go u (dapat diandalkan).
Pendidikan budi pekerti pada hakekat-nya, adalah merupakan usaha sistematisuntuk memantapkan pendidikan budipekerti dalam rangka pembinaan akhlakmulia, termasuk etika dan estetika sejakdioi di kalangan peserta didik. ptogram
pendidikan kecakapan budi pekerti dapatdilakukan seiring bahkan simultan dalamprogram pembelajaran dalam mengem-bangkan potensi peserta didik baik yangmenyangkut olah otak, olah hati, olah rasa
dan olah raga.
Secara Etimologis, budi peketti bcr-asal dan kata budi dan pekerti. I(ata budiberasal dan budyang dalam bahasa Sansa-
kerta beratti hesadaran, budi, pengertian,
pikiran dan kecerdasan. .,pekerti,, berartiaktualisasi, penampilan, pelaksanaa fl, at^upedlaku. Dengan demikian, secaraetimol_ogis budi pekerti berarti penampilan diri(aktualisasi diri) yang berbudi.
Secara leksikal, budi peketti berattitingkah laku, perangai, akhiak, dan watak.Istilah budi pekerti dalam kosa kata Arabadalzh akhlalq dalam kosa kata.Latra/yu_nani adalah etika dan dalambahasa inggdsetbics. Secara konsepsionaf budi pekertiadalah budi yang dipekertikan (diopera_sionalkan, diaktualisasikan, ataa dilak_sanakan) dalam kehidupan sehad_hari,yang mencerminkan jat dttt,keluarga, ma_syarakrt, dan bangsa. Secara operasional,budi pekerti merupakan perilaku positifyang tercermin dalam kata, perbuatan,pikiran, sikap, perasaan, keinginan, danhasil karya. Balitbang Depdiknas (2005)menjelaskan bahwa budi pekerti secarakonsepsional adalah bud.i yang dipeker_tikan (dioperasionalkan, diaktualisasikanatau dilaksanakan) dalam kehidupan se_
hari-had dalam kehidupan ptibadi, seko_Lah, masyankat, bangsa dan negaru.
Budi pekerti secara operasionalmerupakan suatu perilaku positif yangdilakukan melalui kebiasaan. Artinya ses_eorang diajarkan sesuatu yang baik mulaidari masa kecil sampai dewasa melalui lati_han-latihan dan keteladanan, misalnya caraberpakaian, cara berdandan (berhias), carabertamu, cara berbicata, car^ bertelepon,cara menyapa dan menghormai orangLa:n, cara bersikap menghadap i tama, caramakan dan minum, c^ta nrasuk dan ke_luar rumah dan sebagainya. Budi pekettiyang mempunyai arti yang sangat jelas,yaitu: petbuatan (Pekert| yorg dilandasiatau dilahirkan oleh pikiran yang jemih danbaik (Ruch). I)cngiin delinisi yang rcranrat
gamblang dan sederhaaa dan tidak rnu_luk-muluk, setiap orang dalam menjalanikehidupan ini semestinya dengan mudahdan arif dapat menedma tuntunan budipekerti. Budi pekerti untuk melakukanhal-hal yang patut, baik dan benar.
IQiau seseorang berbudi pekerti,maka jalai. kehidupan paling tidak tentu
. selamat, sehingga dap* be*iprah menu_ju ke kesuksesan hidup, kerukunan antarsesama dan berada dalam koridor perilakuyang baik. Sebaliknya, seseorang melang_gat prinsip-prinsip budi pekeru, maLaakan mengalami hal-hal yang tidak nya_man, dad yang sifatnya ringan, sepetiddak disenangl orang lain, sampai yangberat seperti: melakukan pelanggaran hu_kum sehing ga dapatdipidana.
Pendidikan budr pekerti sedng jugadiasosiasikan dengan tata kratna, sopan_santun, dan etiket yang bedsikan kebiasaansopafl santun yang disepakati dalam ling_kungan petgaulan antar manu sia. Tata l<ra_
ma terdiri atas kata tata dan l<tama. Tataberarti adat, norma, a1Jtafl, nilai. I(ramaberarti sopan santun, kelakuan, tindakanperbuatan. Dengan demikian tata k*amabemrti adat sopan santun yang menjadibagyan dad kehidupan manusia.
Dalam menerapkan nilainilai budipekerti dalam kehidupan sedng te{adibenturan-benturan nilai dan norma_nor_m" y^ng.lirasakan oleh watga masyara_kat. Apa yang dahulu dianggap benarmungkin sekatang sudah menjadi salah.Apa yang dulu dianggap tabu dibicarakansekarang sudah menjadi suatu yang lum_rah. Misalnya berbicara masalah pacaral.Dahulu yang boleh berpacaran hanyalahanak-anak muda yang sudah bekerja, atausudah dewasa dan tidak bersekolah lagi.
Tetapi Sekatang, z^rnan telah berubah.Siswa SMP sudah banyak yang mengenalp^caran, bahkan kalau tidak berpacatandianggap ketinggalan zarnan. Jadi yangdipedukan di sini adalah norma_norrnabudi pekeri yang luhur yang tidak usang,rnelainkan tetap relevan untuk mengar,valagat perilaku rcmaja,termasuk. dalam ber_p^canfi berada dalamkoridor norma budipekeni. Secara konsepsional pendidikanbudi pekerti rnerupakan:
1) Usaha sadar untuk menyiapkan pesertadidik menjadi manusia seutuhnya yangberbudi luhur dalam segenap peranandan perilakunya di masa yang akandatang.
2) Upaya pembentukan, pengemban_gan, peningkatan, pemeliharaafl, danperbaikan pedlaku peserta diclik agarmampu melaksanakan tugas_tugas ke_hidupannya secara selaras, serasi, seirn_bang lahir-batin, jasmani_rohani, mate_rial-spiritual, dan individu_sosial.
3) Upaya pendidikan untuk membenhrkpese.rra didik rnenjadi pdbadi seutuh_rtya yaflg berbudi pekerti luhur melaluikegiatan bimbingan, pengajaran danlatihan.
kultur, berupa ucapan, perbuatan, sikap,pikiran, perasaan, ke{a, dan hasil karyaberdasarkan nilai-nilai agarna serta normadan moral luhur bangsa
Menutut Deal Savage & Armstrong(1996:1,}4)imlture is d.efined as tbe con$ella_
tion of ualzes, beli{s and institutions unique togruen group of peoptd,. Hal ini beratti, bahwakultur adalahrangkai4n flai, l.epffg Lya;rn,dan adat yang unik yang dimiliki oleh seke_lompok masyankat Schein, E.H. (19g5),menjelaskan kultur sebagai ..suatu polaasunisi dasar hidup yang diyakini bersama:yang dicrptakan, diketemukan atau dikem_bangkan oleh sekelompok masyarakat dandapat digunakan mengatasi persoalan hid_up mereka, oleh karenanya uajarkan danditurunkan dad generasi ke generasi seb_agai pegangm perdaku, betpikir, dan msakebersamaan di antara mereka,,. Sementa_ta itu dalam UU Sisdiknas, Bab I Umurn,d.inyatakan bahwa gerakan reformasi diIndonesia secara urnum menufltut d.iter_apkannya pdnsip demokrasi, desentralisa_si, keadilan, dan menjunjung tinggi nilai_nilai budaya dan hak azasi manusia dalarnkehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan budi pekerti merupakanproses pendidikan yang melibatkan aspekkognitif, emosi dan 6sik (untuk mendapat_kan kecerdasan intelektual, emosiond dmspiritual) setta mendekatkan anak didikpada alam sekitat dan kehidupan nyata dimasyarakat Sehubungan dengan itu makajelaslah bahwa pendid.ikan budi pekertitidak dapat mengubah budi peketti ses_eofang sec ta "mstafl,,, tetapi memerlukanproses yang terus menerus @ukan hanyadalam ruangan kelas saja).
Dengan demikian dapat dikatakanbahwa secara operasional, pendidikanbudi pekerti merupakan urpayr untukrnembekali peserta didik rnelalui berbagaibentuk kegiatan birnbingan, p"rguiurun,pendampingan, pendid"ikan dan latihanselama perturnbuhan dan perkernbangandirinya sebagai bekal bagi -rru d.prr,_nya, agar merniliki hati nurani yang bersih,berperangai baik, serta rnenjaga kesusilaandalam melaksanakan kewajiban terhadapTuhan dan terhadap sesafna mahluk, se_hingga terbentuk pribadi seutuhnya yangtercermin pada kebiasaan perilak.r'doi Strategi lmplementasi Pendidi-
290
rrIi
l
kan Budi Pekerti
Implernentasi pendidikan budi pe_kerti di sekolah, dapat dilakukan denganstrategi monolitik, integrati( otodidak,maupun internalisasi. Monolitik, artinyabahwa pendidikan budi pekerti dilak_sanakan dengan cara menampilkan matapelajaran yang berdiri sendiri di dalamkurikulum sekolah.."Misalnya, meniadisalah satu mata p elajaran Calarrkelompokmuatan lokal. l)engan sistern I(TSp yangbedaku sekarang, secara teodtis sangatmemungkinkan implementasi pendidikanbudi pekerti dilaksanakan dengan sftategimonolitik karena sekolah memiliki otoritasuntuk meflyusun kudkulurn sesuai denganvisi dan misi sekolah. Sebenarnya, asalkanada kemauan, sekolah dapat berinisiatifsendiri menambahkan matapelajaran budipekerti daiam kurikulum. Ini dimungkink_an karena KTSP memberi kelonggarankepada sekolah untuk mengembangkankurikulum sesuai kebutuhan. I{endalanyaadalah pada kondisi faktual bahwa kuriku_lum di sekolah sudah padat, sehingga di-angg p kurang relevan apabiamenambahmata pelalaran baru.
Strategi integratif, merupakan caraperyampaian materi pendidikan budi pe_kerti diintegrasikan ke dalam berbagaimata pelaja*:afl yang relevan, misalnyadalam nata pelajann Agama, pancasila,
I(ewargane garaan, Ilmu pengetahuan So_sial, dan sebagainya. Strategi integratif inimenuntut kesungguhan dan komitrnen,sehingga peflguasaan rnateri pendidikanbudi pekerti menjadi salah satu indikatordalam evaluasi hasil pembelajarun.
Otodidak, berarti siswa belajar send_iti nilai-nilai budi pekerti tanpa bantuanguru. Dalam hal ini segala kondisi yang
ada di sekolah maupun di masyarak atpadahakikatnya rnerupakan sumber belajatyang penting bagi siswa. I.Jamrrn strategiotodidak ini memiliki kelemahan, karenamungkin saja siswa belajx sendiri nilai_ni_lar yangberkembang di masyarakat, sedan_gkan nilai-nilai tetsebut tidak selamanyasesuai dengan kriteda budi pekerti yangbaik.
Sttategi interrr2[s25[ ialah penanamannitai-nilai bud.i pekerti ke dalam fikjtanatau kepdbadiat, sehingga meniadi kes_adatdn dan kebenar afi y^rtg.lilaksaoakandalam kehidupan sehari-hari. Cara, yargditempuh adalah dengan pembiasaan. Ha_sil penelitian yang dilakukan penulis e}ll)mengungkap bahwa seluruh sekolah sarn_pel sudah rnengimplementasikan pendidi_kan budi pekeri. Strategi pendidikan budipekerti di sekolah dilakukan dengan ber_bagai kegiat^n atau aktivitas yang relevandengan kebutuhan, sumber daya manusia,fasiJitas, dan kondisi di sekolah tersebut.
Bedkut ini dikemukakan bebempacontoh kegiatan yang strategis untuk al_tematif wahzna implementasi pendidikanbudi pekeni.
/ ) Kegiatan kero h anian se cara ruti n. I(egiatanini dirnaksudkan untuk membedkankesempatan kepada siswa guna mem_peroleh pengetahuan nilai_nilai budipekerti yang bersumber dari a)arunagarna yang dianutnya. penekanan ke_gpatanini bahwa aktivitas manusia padahakikatnya selalu dalam penilaian olehTuhan Yang Maha l(uasa. Apabila akti_vitas yang dilakukan sesuai dengan aja_ran ag ma, maka aktivitas itu dipujikandan mendapat reward berupa pahala.Namun apabila tidak sesuai d,engan aja_ran agama, tindakan tersebut berdosa.
ii
.
l
2) lVarung kelujuran. Dewasa ini banyak
sekolah membuka "waruflg kejujuran",
ialah sebuah warung yang berlokasi
di sekolah yang menyediakan makan-
an, minuman dan betbagai keperluan
sekolah dan dikelola dengan sistem
t^flpa peniaga v/anmg. Penguniung
mengambil "batang dagangarr" dan
membayatnya sendiri di meja kasir.
Uang kembalian iuga mengambil send-
tli. Pelajaran budi pekerti yang dapat
kita ambil dart adanya warang kgi@uran
adzJah pelajarar. nilai-nilai kejuiutan.
Meskipun tidak ada penjaga watung,
tetapi siswa harus jujur, karena semua
petbuatan adz yang mengawasi yaitu
Tuhan.
3) Kerja bakti di sekolah.liegpatan ini untuk
menanamkan nilai-nilai budi pekerti
terutama terkait dengan nilai ke{ asarn ,
tolong menolong, dan tanggungjawab.
4) Upacara bendera. Upacara bendem
metupakan wahana yang baik untuk
implementasi nilalnilai budi pekerti
khususnya untuk membentul< karak-
ter kebangsaan dan kebanggaan hid-
up berbangsa, yaitu kebanggaan dan
penghormatan tethadap simbol-simbol
negara yang meliputi: bendeta dan lagu
kebangsaan, pemimpin flegata, serta
bahasa nasional.
5) larnba olah raga antarkelas.I(egiatan inisangat baik untuk menanamkan nilai
sportivitas, kedisiplinan, dan sikap siap
menaflg siap kalah secara ksatria.
6) Peraturan tata tertib sekolah. Setiap seko-
Iah memiJiki tata tettib sebagai per-
atlrr nberperilaku (rule of nnduct). Siswa
sebagai watga sekolah berkewajiban
untuk menjuniung tinggi tata tettib
ittr, baik itu tata tertib berpakaian, tata
tertib peminf aman buku petpustakaan,
tata tertib ujian, dan sebagainya. Janganpemah merasa bangga ketika melang-
gar tatz- tetib sekolah, justru sehatus-
nya merasa betsalah, dan tidak men-
gulanginya lagl. Banyak sekolah yang
menempkan peraturan, melatang siswa
membawa alat komunrkasi (b andp b o ne).
Hal ini disebabkan sedngnya t*irdipenyalahgunaan bandphone dengarrr se-
gal a mtcam fa silitas / fi turnya.
7) Visi dan rnisi sekolab. Dalam kaitannya
dengan Pendidikan Budi Pekerti, maka
visi sekolah yang bernuansa budi pe-
kerti metupakan imajinasi motal yang
menggambatkan ptofil sekolah yang
diinginkan di masa datang. Imajinasi
ke Cepan sepeti itu selalu diwarnai
oleh peluang dan t^fltaflg fl yang di-
yakini akan te\adi di masa datang.
Ibarzt seotang pemuda, mungkin men-
cka- cittkan bagaimma keluarga yang
diinginkan ketika suatu saat ia sudah
menginjak usia tua. Mungkin terbay-
angkan memiliki seorang istd yang sa-
bar dan setia, anak-anak yang cerdas,
shaleh dan betbakti pada orang tua,
mempetoleh peke{aan yang bag:s,
penghasilan yang cukup, rumah yang
nyaman dengan tetangga yang tukun
dan seterusnya. Analog dengan itu,
mungkin kita mengimaiinasikan seko-
lah yang bennutu bagus, diminati oleh
masyarakat, memiliki iumlah guru yang
cukup dengan kualitas yang baik, fasili-
tas sekolah yang baik, dan pesetta didik
)rang mencerminkan pedlaku akhlak
mulia di tengah-tengah masyarakat.
8) Seragam sekolalt. Setiap pelaix henda-
knya berpakaian dan berdandan sesuai
dengan peraturan sekolah. Setiap siswa
hendaklah berpakaian sesuai dengan
tata kr:;ma kesopanan, rapi dan pan-
tas. Selain itu, tampak kurang paniasjika pelajar bersolek secara berlebihan.Tampak kurang pantas jika pelajar pu_fti memakai perhiasan secara berlebi_han. Hal itu akan menirnbulkan kesanseolah-olah kita menjadi ..etalase,,
ber_jalan.
9) Tata kebersiban fasilitas sekolab seperti ka_
. mar..kecil dan taman. I(arnar kecil dantarnafl, merupakan fasilitas yang pent_ing di sekolah. ICta harus merawat se_
baik-baiknya fasilitas iru. Namun ke_rryata nrrya masih banyak kamar kecildi sekolah y^ng tampak jorok, karenaorang tidak menviram secukupnyasetelah selesai menggunak anflya. selainitu, banyak pula tisu bertebaran di sana.Adapula coreton-coretan di dinding ka_mar mandi. Sehingga dinding itu sudahberalih fungsi menjadi tempat beraduargumentasi melalui tulisan, dan gam_bar. I(ebanyakan tulisan dan gambaritu tidak sopan. Hal ini tentu sangatmerugikan kita semua, karena kebersi_han kamar kecil menjadi indikator yangmencitrakan kesadaran kebersihan pe_milik dan penghuninya.
Esensi strategi pendidikan budi pe_kerti ialah sebuah pencadan metode_metode pendekatan kepada peserta didikuntuk dapat menyampaikan materi pen_didikan budi pekerti melalui proses yangcerdas, santun, dan tidak mengindoktrina-si. Pendidikan budi pekerti dimaksudkanuntuk menciptakan situasi kehidupan danbudaya sekolah yang dapat menunjangterwujudnya proses pembelajar^n yangkondusif. Pendidikan budi pekeri dimak_sudkan sebagai upay^ pencerahan danpemuliaan peselta didik sehin gga dalamkehidupan sehari-har.i peserta didik dapatmenunjukkan kualitas budi peker tt yang
unggul, baik dalam bersikap, berucap, danbetindak dilam menciptakan iklim dankultur sekolah ya;Lrg dapat menunjang ke_gSatan pernbelajaran dan pendidi,kan efek-tif.
i
Mated pendidikan budi peketti brg,
nilai-nilai yang dijunjung tings oleh seko_lah dan masyarakal.yang meliputi nitai ket_
,
akwaan, kebangsaan, sopan santun per_ l
gaulan,kejujuran,kedisiplinan,ketettiban,,kerapian, dan nilai-nilaiyangmengandung l i,
semangat belajat dan motivasi memikir_ llt,ilkan masa depan yang lebih baik. l ;i,
Untuk sftategi pendidikan budi pe- , :l
ketti di sekolah dapat dilakukan melalui il ,
ttga tatarunyattu:
a. Pengembangan pada tatarzn spirit dannilai-nilai yang meliputi spirit dan ni_tai-nilai keimanan dan ketakwaan, ket_erbukaan, kejujuran, semangat hidupbeLajar, menyadari diri sendfui dan ke_beradaan orang lain, persatuan dan ke_satuan, untuk selalu bersikap dan pn_sangka positif, disiplin diri, tanggungjawab dan kebersamaan.
b. Pengemb^ngzn pada t^t^ran teknis,yaitu:
1) Struktur organisasi sekolah,2) Deskripsi tugas sekolah,3) Tata tettib guru,4) Tata tertib siswa,
5) Standar sistem pernbelajaran yangharus diikuti guru dan siswa,
6) Hubungan formal dan informal an_tat kepala sekolah, guru dan teiagkependidikan at^u sesama gurudan tenaga kependidikan termasukhubungan dengan siswa,
7) Berbagai sanksi bagi siswa yang tidakjujur dan tidak disiplin,
8) Betbagai program kerja dalam rurgkamembina keimrn2l dan keakwaan
siswa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa,
9) Berbagai program kerja sekolah
dalam rangka membiaskan siswa
melakukan pemecahan masalah,
10)Berbagai progmm ekstrakurikuler
reng dapat menumbuhkembangkan
keiujuran, kedisiplin an, rasa tanggung
iasiab, semangat hidup, persatuan dan
kesatuan,
11)Berbagai strategi belaiar dan pembe-
lzjatan yang mendorong siswa agar
semangat belajar, dan
72)Berbagar ^tutafl
perawatan dan ke-
bersihan fisik sekolah.
c. Pengemb^ng^n padz t^t^rafl sosial,
pengembangan pada tata;rafl sosial inimerupakan proses implementasi dan
institusionalisasi, selutuh kebijakan dan
abrr^n teknis yang dikembangkan ber-
dasarkan spfuit dan nilai-nilai sehingga
menjadi kebiasaan (work habits) di seko-
lah dan di luar sekolah.
Simpulan
I(ondisi faktual di sekolah dan ma-
syarakat yang menyebabkan pendidikan
budi pekerti mendesak atau urgen dlak-sanakan adalah: kuangnya pemahaman
siswa tentang etika dan tatakatma, sedng
dilupakannya nilai-nilai kejujuran, sering-
nya tetjadi pelanggaran disiplin, kurangmenghargai perbedaan, rendahnya seman-
gat pengembangan diri, dan menurunnyaintegritas afltar^ kata dan tindakan. Fakta
di masyarakat menunjukkan seringnya ter-jadi tawuran pelaja4 siswa membolos pada
jam pelajaran, dan sebagainya, semuanya
menegaskan bahwa pendidikan budi pe-
kerti mendesak dan penting untuh dilak-
sanakan.
Penetapan pendidikan budi pekerti disekolah memiiiki berbagai fungsi pentlng,
meliputi: sebagai pedoman bersikap dan
berperilaku, acuan bednteraksi dengan
orang lain, acuan menilai suatu tindakan
baik atau butuk, sebagai filter terhadap ni-
lai-nilai negatif, sebagai dasat bagi pema-
haman dan penertiban kehidupan sekolah,
rambu-rambu berisi anjuran larangzr, dar,
sanksi.
Daftar Pustaka
Ahmad Sonhadji. (2008). Alternatf Pery-
empurnaan Pen babaraan Penlelengraon
Pendidikan di Sekolab Menengah Kg'ura-
an. @ttp.//www. Depdiknas. go.id/sikep/issue/SENTRAl /F1 8.htrnl).
Butdet, F. C. (1972). Instructional Slsterz
Deuelopment for Vocational and Techni-
cal Training. New Jersey: Engleu'ood
Cliffs.
FasliJalal. (2005). Kebiakan MONE dalam
Meningkatkan Kaalitas Perudidikan bagi
Anak-anak Berkebutuhan Khusus di In-
donesia,Simposium Internasional ten-tang Inclusion and the Removal ofBarders to Leaming, Bukit tinggi, 26
- 29 September 2005.
DePorter. (1999). Quantum Teacbing Men-praktekkan quantum learnirug di ruang
kelas. Terjemahan Ary Nilandad.
Bandung: Mizar, Media Utama.
Malley, M. C. (2000). Creating Comrnitment.
New Yotk John \X/iley & Sons, Inc.
Newstrom, J.W and Davis, K. (1997). Or-
ganiryttional Behaaior. New Delhi: Tata
McGraw-Hiil Company Limited.
Soedijarto. (1 998). P e n didi kan se bagai S ararua
294