perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id studi komparasi ... fileperpustakaan.uns.ac.id...

109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN MODEL EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 SKRIPSI Oleh: A.OKTIVANI INDRIANTO K7407001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: lamthuan

Post on 12-Apr-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

DENGAN MODEL EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS

SMA NEGERI 2 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011

SKRIPSI

Oleh:

A.OKTIVANI INDRIANTO

K7407001

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

DENGAN MODEL EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS

SMA NEGERI 2 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011

Oleh:

A.OKTIVANI INDRIANTO

K7407001

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

A.Oktivani Indrianto. STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN MODEL EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011.Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mei 2011.

Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui apakah model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada model ekspositori dalam

pembelajaran akuntansi bagi siswa SMA N 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental

dengan rancangan Matched Group Design. Populasi pada penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas XI IS SMA N 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011, yang

berjumlah 220 siswa terdiri dari enam kelas. Pengambilan sampel menggunakan

teknik random sampling, dan diperoleh hasil dua kelas yaitu kelas XI IS 2 dan

kelas XI IS 1. Dalam menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

juga digunakan teknik acak, diperoleh hasil kelas XI IS 1 sebagai kelompok

kontrol dan kelas XI IS 2 sebagai kelompok eksperimen. Teknik pengumpulan

data untuk kemampuan awal menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dari nilai

ulangan sub kompetensi sebelumnya. Pengumpulan data untuk nilai akhir

menggunakan tes objektif. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis

statistik t-test.

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa “

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada model ekspositori

terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran akuntansi kelas XI IS SMA N 2

Surakarta tahun ajaran 2010/2011 teruji kebenarannya”. Hal tersebut didukung

berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yaitu diperoleh harga Me = 84 dan

Mk = 77,03. Dapat diartikan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi

daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan yang telah

dilakukan dengan menggunakan t-test diperoleh nilai thit sebesar 2,978 sedangkan

db = 70 dan taraf signifikasi 5 % harga ttab menunjukkan nilai sebesar 1,660,

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sehingga dapat disimpulkan bahwa thit > ttab atau 2,978 > 1,660. Artinya prestasi

belajar akuntansi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw lebih baik daripada prestasi belajar akuntansi siswa yang diajar dengan

menggunakan model ekspositori.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAC

A.Oktivani Indrianto. A RESEARCH COMPARASION COOPERATIF STUDIET TIPE JIGSAW WITH EXPOSITORY MODELS FOR ACADEMIC SKILLS AKUNTANSY IN SMA NEGERI 2 SURAKARTA, STUDENT SPECIALLY CLASS XI 2010/2011 PERIODE. Thesis, Surakarta Keguruan and Ilmu Pendidikan Faculty Sebelas Maret Unerversity of Surakarta, June 2011.

The purpose of this research is to know that teaching used cooperatif tipe

Jigsaw is better than expository models in akuntansi teaching for academis skill of

SMA N 2 Surakarta student period 2010/1011.

The research use experiment methode with macthed group design way.

The object of this research is SMA N 2 Surakarta student period 2010/2011, about

220 student. On example of this research is taken from SMA N 2 Surakarta

student, about two class. From that class, one class is function as control that is

class XI IS 1 and the other is as experiment class that is class XI IS 2. About data

collection, in the first skill is used documentation technique. It means taken from

the value of sub competence before. In this research using analize teqnique

statistic t-test.

Based on the result of the research and data analysis found the value of Me

= 84 and Mk = 77,03 It means that class experiment having good score rather than

class controll. Based on the account that have been done used t-test found thit

value about 2,978, db = 70 and significant value 5% the value of ttab about 1,660.

It show that thit > ttab or 2,978 > 1,660. Based on the explanation above, the

conclusion of this research is “the cooperative studied with tipe jigsaw is better

than expository models for academic skill of SMA N 2 Surakarta period 2010/

2011”. For the conclusion the academic skill of the student who teach using a

cooperative tipe jigsaw is more better than student who teach using an expository

models.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

v ”Oleh perjalananmu yang jauh sudah letih lesu, tetapi engkau tidak berkata:

”Tidak ada harapan!” Engkau mendapat kekuatan yang baru, dan sebab itu

engkau tidak menjadi lemah.”

(Yesaya 57: 10)

v ”In this life we can’t always do great things, but we can do small things with

great love.”

(St. Theresa)

v ”Ketika suatu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun kadang kita melihat

dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat

pintu lain yang telah terbuka.”

(Alexander Graham Bell)

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,

cinta kasih dan terima kasih penulis kepada :

v Ibuku Christina Elisabeth Sri Lestari dan Bapakku Robertus

Southwel Ponco Indrianto yang selalu memberikan doa restu

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

lancar.

v Adikku Richardus Credo Tri Anggoro yang selalu mendukung dan

berbagi kasih dalam keluarga.

v Denny Krisna Yulianto yang telah mengembalikan senyum dan

semangatku lagi.

v Sahabat CAKA (Mami Lia, Diah Eka, Dhelyn, Phy2, Atta, Lita,

Dian TM, Anjani, Dyah S, Eka S, Yamti, Kiki, Ratna, Kusniah,

Devina, Diantina, Laila, Yuni Cembenk, Trahari, Samsul, Om Er

(Eri), Om Ed (Edi), Bang Rohmad, Mufti, Isnan, Bernad, Om

Richi (Ridwan)) yang selama ini telah berjuang, berbagi semangat

dan kebersamaan dalam persahabatan.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat, taufik dan hidayah-Nya, skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh

penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan

penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.

4. Dra. Sri Witurachmi, M.M, selaku pembimbing I yang telah memberikan

banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran

5. Drs. Ngadiman, M.Si selaku Pembimbing II yang telah membimbing penulis

dengan kesabarannya

6. Drs. H. Sudadi Mulyono, M.Si, selaku Kepala SMA Negeri 2 Surakarta,

yang memberikan ijin penelitian skripsi ini.

7. Dra. TA Dwi Nurani, selaku guru yang membimbing dalam pelaksanaan

penelitian ini serta guru dan staff karyawan, serta siswa SMA Negeri 2

Surakarta kelas XI IS 1 dan XI IS 2 yang membantu penulisan skripsi ini.

8. Teman-teman, khususnya CAKA dan semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Tuhan YME. Amin.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v

HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................

xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 5

D. Perumusan Masalah .......................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7

F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................ 9

A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 9

1. Belajar ......................................................................................... 9

a. Pengertian belajar ................................................................. 9

b. Prinsip-prinsip Belajar .......................................................... 10

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................ 12

2. Pembelajaran dan Model Pembelajaran .................................... 14

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Pengertian Pembelajaran ...................................................... 14

b. Komponen Pembelajaran ...................................................... 15

c. Model Pembelajaran ............................................................. 16

3. Studi Komparasi ........................................................................ 17

4. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................. 18

a. Pengertian Model Pembelajaran

Kooperatif .......................................................................... 18

b. Unsur-Unsur Dalam Pembelajaran Kooperatif ................... 22

c. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ................... 22

d. Keunggulan dan Kelemahan Model Kooperatif ................. 25

e. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ........................................ 26

f. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif ............ 26

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ......................... 27

a. Hakikat Teknik Jigsaw ....................................................... 27

b. Langkah-langkah Teknik Jigsaw ...................................... 28

c. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Jigsaw .................... 29

6. Pembelajaran Ekspositori ....................................................... 30

a. Pengertian Pembelajaran Ekspositori ................................ 30

b. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori ............................ 31

c. Keunggulan dan Kelemahan Model Ekspositori ............... 32

d. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Ekspositori ........... 33

e. Prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Ekspositori ..... 34

7. Prestasi Belajar ....................................................................... 36

8. Akuntansi ................................................................................ 36

B. Penelitian Yang Relevan ................................................................. 37

C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 39

D. Perumusan Hipotesis ....................................................................... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 44

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 44

1. Tempat Penelitian ........................................................................ 44

2. Waktu Penelitian........................................................................... 44

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ..................................... 45

1. Populasi ........................................................................................ 45

2. Sampel ........................................................................................... 45

3. Teknik Pengambilan Sampel ................................................... 46

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 46

1. Variabel Penelitian ................................................................ 46

2. Metode Pengumpulan Data ................................................... 47

3.Instrumen Penelitian ............................................................... 48

D. Rancangan Penelitian ....................................................................... 53

E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 55

1. Prasyarat Analisis ........................................................................ 55

2. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 57

A. Deskripsi Data .................................................................................... 57

1. Deskripsi data Umum ............................................................. 57

a. Sejarah SMA N 2 Surakarta ................................................... 57

b. Visi, Misi dan Tujuan SMA N 2 Surakarta ........................... 62

c. Guru dan Staf ......................................................................... 65

d. Struktur Organisasi ................................................................ 68

e. Kurikulum ........................................................................ 69

2. Deskripsi Data Khusus ............................................................ 73

a. Data Nilai Kemampuan Awal ............................................. 73

b. Data nilai Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi ........ 76

B. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................ 78

C. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 79

1. Hipotesis Pertama ........................................................................ 79

2. Hipotesis kedua ............................................................................ 79

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ...................................................... 79

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 83

A. Keimpulan ............................................................................................ 83

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Implikasi .............................................................................................. 85

C. Saran .................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 88

LAMPIRAN ......................................................................................................... 90

PERIJINAN ..................................................................................................... .. 164

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir Dalam Penelitian 41

Gambar 2. Pola Mathed Group Design 53

Gambar 3. Struktur Organisasi SMA N 2 Surakarta 66

Gambar 4. Histogram Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen ........................................................................... 72

Gambar 5. Histogram Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol................................................................................... 73

Gambar 6. Histogram Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Eksperimen ........................................................................... 75

Gambar 7. Histogram Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Kontrol ................................................................................. 76

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional 23

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Skripsi 44

Tabel 3. Kisi – kisi Soal Tes 47

Tabel 4. Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Tryout 48

Tabel 5. Ringkasan Daya Beda Soal Tryout 49

Tabel 6. Ringkasan Uji Validitas Soal Tryout 51

Tabel 7. Daftar Guru SMA Negeri 2 Surakarta 63

Tabel 8. Daftar Nama Tenaga Administrasi SMA N 2 Surakarta 65

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas eksperimen 71

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol 73

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Eksperimen 74

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol 75

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Soal Tryout 88

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 99

Lampiran 3. Soal Evaluasi 126

Lampiran 4. Daftar Nama Siswa 136

Lampiran 5. Pembagian Kelompok Dalam Jigsaw 139

Lampiran 6. Tabel Persiapan Tingkat Kesukaran,

Daya Beda, Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 140

Lampiran 7. Perhitungan Data 142

Lampiran 8. Gambar Kegiatan Pembelajaran Jigsaw 164

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses yang penting untuk meningkatkan

kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian,

dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun diri sendiri dan

bersama-sama membangun bangsa. Disamping itu pendidikan merupakan masalah

yang penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup

manusia. Manusia tidak hanya cukup tumbuh dan berkenbang dengan dorongan

insting saja, melainkan perlu bimbingan dan dorongan dari luar dirinya agar ia

menjadi manusia yang utuh.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,

menyatakan bahwa

Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU Sisidiknas: 2003).

Pendidikan penting bagi diri sendiri, masyarakat maupun bangsa dan

negara, pemerintah Indonesia telah menggunakan berbagai upaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dalam rangka mencapai kemajuan. Berbagai

upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah diantaranya dengan melaksanakan

wajib belajar sembilan tahun bagi warga negara, dengan diberlakukannya

pendidikan dasar sembilan tahun, pemerintah mengharapkan kualitas sumber daya

manusia Indonesia dapat meningkat.

Dewasa ini pendidikan hanya menitik beratkan pada tercapainya tujuan

pendidikan, tetapi kurang memperhatikan proses pencapaian tujuan tersebut.

Para pendidik dalam proses pencapaian tujuan pendidikan harus memperhatikan

kebutuhan masyarakat dengan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat

dicapai dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas

1

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pendidikan dapat dilakukan dengan memperbaiki kurikulum pendidikan yang ada,

memperbaharui proses belajar mengajar, menganalisis hasil belajar siswa serta

mengatasi permasalahan – permasalahan yang ada dalam pendidikan.

Salah satu permasalahan yang ada dalam pendidikan adalah penggunaan

metode mengajar yang monoton misalnya dengan penggunaan metode tradisional

seperti ceramah. Padahal dengan penggunaan metode yang monoton akan

menjadikan siswa lebih cepat bosan dan berakibat kurang baik pada penerimaan

materi pelajaran. Selain itu siswa hanya akan mengandalkan informasi dari guru

dan mencatat informasi yang diberikan oleh guru tanpa adanya tanggapan balik

dari siswa. Hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa dalam mata

pelajaran akuntansi.

Mengingat pentingnya ilmu akuntansi dalam berbagai bidang kehidupan

manusia, maka perlu diperhatikan mutu pengajaran mata pelajaran akuntansi yang

di ajarkan di tiap jenjang dan jenis pendidikan. Untuk mendapatkan pengetahuan

tentang ilmu akuntansi, maka siswa harus menempuh proses belajar mengajar

yang baik. Belajar akan lebih berhasil bila telah diketahui tujuan yang ingin

dicapai. Salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan akuntansi yang baik dan

untuk mengatasi berbagai kelemahan dalam proses belajar mengajar adalah

dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat agar setiap kegiatan belajar

mengajar tidak sia-sia dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata

pelajaran akuntasi khususnya.

Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui

keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan

bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Upaya peningkatan prestasi terletak pada

tanggung jawab guru, siswa dan juga lingkungan belajarnya. Namun dari itu lebih

dititikberatkan pada guru, karena bagaimana pembelajaran yang disampaikan dapat

dipahami oleh anak didik secara benar tergantung pada sejauh mana guru dapat

menggunakan metode pembelajaran dengan baik. Setiap model pembelajaran

ditentukan oleh tujuan pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola

proses pengajaran.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengamatan sementara yang telah dilakukan di kelas XI IS SMA Negeri

2 Surakarta adalah rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran

Akuntansi. Rata – rata 12 dari 36 siswa tiap kelas belum mencapai standar nilai

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran Akuntansi yaitu 70. Siswa

lebih sering mengobrol dengan teman saat pelajaran sedang berlangsung. Selain

itu diketahui bahwa selama ini guru menggunakan metode yang dalam kegiatan

belajar mengajar didominasi ceramah oleh guru, sebagian ada yang mengikuti

dengan baik namun banyak sebagian lagi tidak memperhatikan apa yang

disampaikan oleh guru. Didalam pembelajaran, guru dianggap sebagai sumber

segala informasi, guru yang mendominasi kelas, guru langsung membuktikan

dalil-dalil, dan guru memberikan contoh-contoh soal. Sedangkan siswa harus

mendengarkan, melaksanakan pola-pola yang diterapkan guru, mencontoh cara-

cara yang dilakukan guru dalam menyelesaikan soal-soal yang dapat

mengakibatkan siswa bertindak pasif. Hal ini dapat menimbulkan kurangnya

kemandirian siswa, sehingga kemampuan siswa untuk menganalisa dan

menyelesaikan suatu permasalahan kurang berkembang secara baik. Kebanyakan

siswa hanya mengandalkan penjelasan dari guru tentang materi terkait. Hal inilah

yang membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.

Model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar selama

ini menerapkan model pembelajaran ekspositori yang didimonasi dengan metode

ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Model ekspositori merupakan model

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal/

langsung dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa

dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Guru menyampaikan bahan

dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, secara lengkap

sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib.

Dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa, guru menggunakan

alat bantu seperti gambar, bagan, grafik, dan lain-lain disamping memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan.

Penguasaan konsep akuntansi hendaknya ditanamkan secara benar

dengan metode mengajar yang tepat agar siswa mampu dan tidak mengalami

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesulitan dalam mempelajari akuntansi di tingkat lanjut. Masih banyak siswa yang

merasa kesulitan dalam memahami konsep akuntansi, maka perlu dicari suatu

model dalam pembelajaran akuntansi yang bermanfaat, efektif dan efisien serta

membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk mempelajari dan memahami konsep

akuntansi. Untuk itu pengajar perlu mengubah model pembelajaran yang terpusat

pada guru dengan menggunakan model pembelajaran yang terpusat pada siswa.

Salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif yang

menekankan aktivitas siswa dalam kelompok-kelompok kecil.

Suasana menyenangkan dalam pembelajaran lebih mengarah kepada

metode apa yang digunakan guru dalam mengajar, siswa akan sangat terfokus

perhatiannya bila guru menerapkan metode pengajaran yang dapat menarik

perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Oleh karenanya guru perlu

tahu berbagai metode pengajaran yang dapat dipilih untuk dilaksanakan dalam

pembelajaran. Alternatif model pembelajaran inovatif yang menarik serta dapat

menjadikan siswa aktif adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Terdapat beberapa metode dalam model pembelajaran kooperatif

misalnya jigsaw, teams group tournament, group investigation, think pair share.

Jigsaw dipilih karena merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang

menyenangkan. Teknik yang digunakan dalam jigsaw memiliki kesamaan dengan

teknik ”Pertukaran Kelompok ke Kelompok” dengan suatu perbedaan penting

yaitu bahwa setiap peserta didik ditugaskan untuk mengajarkan sesuatu. Model

pembelajaran tipe Jigsaw tidak hanya mengarahkan siswa untuk berdiskusi tapi

mengajarkan agar setiap siswa memikul suatu tanggung jawab yang jelas dalam

kelompoknya.

Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan mampu memotivasi siswa untuk memahami

konsep akuntansi dengan lebih baik. Selain itu, siswa diharap dapat melatih dan

meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa lain

agar tercipta suasana yang menarik, menyenangkan dan aktivitas sosial siswa di

kelas dapat terwujud dengan baik.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari pemaparan masalah di atas, penulis ingin melakukan penelitian

untuk menguji baik tidaknya pencapaian prestasi belajar siswa menggunakan

metode Jigsaw dibandingkan menggunakan model ekspositori dalam mengajarkan

siswa untuk memahami konsep akuntansi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul : “Studi Komparasi Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Model Ekspositori Terhadap Prestasi Belajar

Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS SMA Negeri 2 Surakarta Tahun

Pelajaran 2010/ 2011”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

ada beberapa masalah yang perlu diidentifikasi. Masalah- masalah tersebut

adalah:

1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang. Terlihat dari adanya

siswa yang tidak mau bertanya pada guru apabila tidak mengerti materi yang

diberikan dan berbicara sendiri dengan temannya..

2. Kemampuan guru dalam meningkatkan semangat dan motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran kurang, belum menerapkan metode pembelajaran yang

bisa membuat siswa tertarik.

3. Sarana dan prasarana belajar yang digunakan siswa kurang. Siswa hanya

mengandalkan penjelasan dari guru tentang materi pelajaran yang terkait.

4. Terdapat beberapa siswa yang belum mencapai standar KKM, sehingga

prestasi belajar tergolong rendah.

C. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi masalah dalam penelitian agar penelitian ini lebih

terarah. Dengan demikian diharapkan masalah dapat dikaji lebih mendalam untuk

mendapatkan hasil yang lebih optimal. Masalah yang akan diteliti dibatasi pada

metode pembelajaran dan prestasi belajar Akuntansi. Dibawah ini akan dijelaskan

mengenai definisi masalah di atas sebagai berikut:

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Model pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan

kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk dapat mencapai tujuan belajar.

Dalam hal ini adalah perbandingan antara model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dengan model ekspositori.

a. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal

dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang

beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, latar belakang keluarga

yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli.

Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok

asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami

topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan

topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Langkah-langkah teknik Jigsaw adalah:

1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-

6 orang).

2) Materi pelajaran yang diberikan kepada siswa dalam bentuk teks

yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.

3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya.

4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang

sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya

bertugas mengajar teman-temannya.

6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai

tagihan berupa kuis individu.

b. Model pembelajaran Ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara langsung dari

seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menguasai materi pelajaran secara optimal. Terdapat beberapa langkah

dalam pelaksanaan model pembelajaran Ekspositori yaitu:

1) Persiapan

2) Penyajian

3) Korelasi

4) Menyimpulkan

5) Mengaplikasikan

2. Prestasi belajar dalam penelitian ini diukur dari kemampuan kognitif siswa.

3. Mata pelajaran akuntansi yang dijadikan sebagai objek penelitian dikhususkan

pada pokok bahasan Kertas kerja di SMA Negeri 2 Surakarta kelas XI IPS.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka

permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi antara pengajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan model ekspositori di

kelas XI IS SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/ 2011?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik

daripada model ekspositori dalam pembelajaran mata pelajaran akuntansi

siswa kelas XI IS SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/ 2011?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui adakah perbedaan prestasi belajar mata pelajaran

akuntansi antara pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dan model ekspositori di kelas XI IS SMA Negeri 2 Surakarta tahun

pelajaran 2010/ 2011.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw lebih baik daripada model ekspositori dalam pembelajaran mata

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pelajaran akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 2 Surakarta tahun

pelajaran 2010/ 2011.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah, penulis,

dan pembaca. manfaat tersebut antara lain:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

pengembangan khasanah keilmuan kependidikan khususnya pada mata pelajaran

Akuntansi dan dapat dijadikan referensi pada penelitian yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Diharapkan dengan penelitian ini para siswa mendapatkan kemudahan

dalam belajar memahami konsep mata pelajaran Akuntansi yang disampaikan

oleh guru, sehingga hasil yang didapat akan memuaskan.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam memanfaatkan dan menggunakan

model pembelajaran, serta media yang sesuai kompetensi yang dimiliki siswa

pada pelajaran yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan pemahaman

konsep mata pelajaran akuntansi dan hasil pembelajaran tersebut.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran, baik oleh guru atau pembimbing dalam meningkatkan prestasi

belajar khususnya pada mata pelajaran Akuntansi dengan cara mengatasi

kesulitan belajar yang dialami siswa.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses seseorang memperoleh kecakaapan,

keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak kecil sampai akhir hayat

seseorang. Artinya, proses belajar tidak akan pernah berhenti. Hal ini karena

manusia selalu berkembang mengikuti perubahan yang terjadi pada lingkungan

yang ada di sekitarnya sehingga proses belajar pada manusia tidak akan pernah

berhenti.

Menurut Slameto (2003: 2), belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Gage (1984) dalam Martinis Yamin (2003: 98)

mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana organism berubah

perilakunya diakibatkan pengalaman. Sedangkan menurut Ausebel (1968)

dalam Martinis Yamin (2003: 102), dalam teori bermaknanya menjelaskan

bahwa belajar merupakan proses mengaitkan informasi baru pada konsep-

konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, maka dapat peneliti

simpulkan bahwa belajar adalah proses mengaitkan informasi baru yang

dilakukan seseorang sebagai upaya untuk memperoleh perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya.

Slameto (2003: 3-5), menjelaskan tentang ciri-ciri perubahan tingkah

laku dalam pengertian belajar yaitu :

1) Perubahan terjadi secara sadar 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau berarah 6) Perubahan mencakup seluruh aspek atau tingkah laku

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Seseorang dianggap telah belajar

apabila telah terjadi perubahan-perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan

tersebut sebagai hasil dari interaksinya dengan orang lain atau lingkungan. Selain

itu, aspek-aspek perubahan dalam belajar tersebut juga saling berhubungan erat

sama satu lain. Di mana, perubahan-perubahan tersebut menyangkut aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Prinsip-prinsip Belajar

Proses belajar tidak berlangsung secara instan. Prosesnya bersifat

kompleks, tapi dapat dianalisis dalam prinsip-prinsip belajar agar kita tahu

teknik belajar yang baik. Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto (2003: 27-

28) ialah:

1) Berdasarkan prasarat yang diperlukan untuk belajar.

a) Dalam belajar setiap siswa diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan

minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.

b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat

untuk siswa dapat mencapai tujuan instruksional.

c) Belajar perlu lingkungan menantang dimana anak dapat mengembangkan

kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.

d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2) Sesuai hakikat belajar

a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang

diharapkan. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

9

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,

penyajian sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan

tujuan instruksional yang harus dicapainya.

4) Syarat keberhasilan belajar

a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar.

b) Repetisi, dalam proses belajar perlu adanya ulangan berkali-kali agar

pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

Terdapat beberapa perubahan tingkah laku yang terjadi dalam belajar,

diantaranya:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar

Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan, misalnya ia

akan menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kemampuannya

bertambah, dan kebiasaannya bertambah.

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu

berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi

akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi proses

berikutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah

dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

Bersifat aktif berarti bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya

melainkan karena usaha individu itu sendiri.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap atau

permanen.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Adanya perubahan tingkah laku yang terjadi karena adanya tujuan yang

akan dicapai.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Seorang yang belajar sesuatu akan mengalami perubahan tingkah laku

secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan dan pengetahuan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (2003: 54-57), faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu faktor intern dan dan

faktor ekstern.

1) Faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri individu yang sedang

belajar yang meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor

kelelahan.

a) Faktor jasmaniah, yaitu faktor yang berasal dari anggota badan individu

sendiri. Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh.

(1) Faktor kesehatan adalah kondisi segenap badan beserta bagian-

bagiannya terbebas dari penyakit.

(2) Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau

kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.

b) Faktor psikologis, yaitu faktor yang mempengaruhi kondisi kejiwaan

individu. Ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psokologis

yang mempengaruhi belajar yaitu:

(1) Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan

konsep-konsep abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat.

(2) Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi.

(3) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan.

(4) Bakat adalah kemampuan untuk belajar.

(5) Motif adalah tujuan yang akan dicapai.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(6) Kematangan adalah tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di

mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan

baru.

(7) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi.

c) Faktor kelelahan, yaitu faktor yang disebabkan karena daya tahan tubuh

menurun. Faktor kelelahan ada dua, kelelahan jasmani dan kelelahan

rohani,

(1) Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan

timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.

(2) Kelelahan rohani dapat dilihat adanya kelesuan dan kebosanan,

sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

2) Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu, yaitu faktor

keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

a) Faktor keluarga, yaitu siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari

keluarga.

b) Faktor sekolah, yaitu faktor yang terdapat dalam lingkungan sekolah

sehingga mempengaruhi belajar siswa.

c) Faktor masyarakat. Yang termasuk faktor masyarakat adalah kegiatan

siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk

kehidupan masyarakat.

Berdasar pendapat di atas dapat diuraikan bahwa salah satu faktor

dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses

belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi

merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non

intelektual, karenanya seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup

tinggi, bias gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya. Motivasi

mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru

maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat

diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat

belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat

belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar.

Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi

belajar adalah faktor metode pembelajaran yang digunakan. Seorang guru

dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan

keadaan kelas maupun keadaan siswa dan tujuan pembelajaran, sehingga

siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan

variasi metode, diharapkan dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa. Selain

faktor metode pembelajaran, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar siswa adalah faktor lingkungan. Lingkungan merupakan suatu

komponen sistem yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan

Lingkungan sekolah yang kondusif akan mendukung proses kegiatan belajar

mengajar.

2. Pembelajaran dan Model Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Gino et al (1999: 30) menjelaskan bahwa istilah “pembelajaran” sama

dengan “instruction” atau “pengajaran”. Purwadarminta (1976: 22) dalam Gino

et al (1999: 30) mengatakan bahwa Pengajaran mempunyai arti cara

(perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Bila pengajaran diartikan sebagai

perbuatan mengajar, tentunya ada yang mengajar yaitu guru, dan ada yang

diajar atau belajar yaitu siswa. Dengan demikian pengajaran diartikan sama

dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan mengajar (oleh guru). Kegiatan

belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah.

Menurut Bruner dalam Nasution (2008: 9-10), proses pembelajaran

siswa melibatkan tiga fase atau episode, yaitu:

(1) Informasi

(2) Transformasi

(3) Evaluasi.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Fase informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh

sejumlah informasi. Informasi tersebut ada yang menambah pengetahuan, ada

yang memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi yang

bertentangan dengan informasi yang telah diketahui sebelumnya.

Fase transformasi, informasi tersebut harus dianalisis, diubah, atau

ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat

digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam fase ini, siswa perlu

mendapatkan bantuan guru.

Fase evaluasi, siswa akan menilai mana informasi yang diperoleh dari

transformasi itu yang dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah usaha sadar dari guru yang bertujuan untuk membelajarkan peserta

didik dan didalam prosesnya melibatkan berbagai komponen yaitu tujuan,

materi, metode atau strategi, media, serta evaluasi sehingga terjadi perubahan

tingkah laku dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam

waktu yang relatif lama karena adanya usaha.

b. Komponen Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan proses yang utama dalam pendidikan.

Proses pembelajaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, namun untuk

memperoleh hasil yang optimal maka proses pembelajaran harus dilakukan

secara sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik. Pembelajaran terdiri

atas beberapa komponen yang saling berkaitan dan memiliki ketergantungan

satu dengan yang lain dan bekerja sama membentuk sebuah sistem agar dapat

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. HJ. Gino, dkk (1998: 30)

menyebutkan bahwa “komponen kegiatan belajar mengajar meliputi siswa,

guru, isi pelajaran, media, metode, tujuan dan evaluasi”. Margono (1995: 9)

mengungkapkan bahwa komponen-komponen pembelajaran terdiri dari:

1) Tujuan

2) Materi

3) Satrategi belajar mengajar

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Evaluasi

Berdasar pendapat tersebut, dapat diuraikan komponen-komponen

pembelajaran sebagai berikut:

1) Tujuan, yaitu pernyataan tentang perubahan tingkah laku yang diinginkan

terjadi pada siswa setelah melalui proses belajar mengajar. Perubahan

tersebut terjadi pada siswa setelah melalui proses belajar mengajar.

Perubahan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

2) Materi, yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang

diperlukan untuk mencapai tujuan.

3) Strategi belajar mengajar, yaitu kegiatan guru dalam proses belajar

mengajar yang dapat memberikan kemudahan dan fasilitas kepada siswa

agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

4) Evaluasi, yaitu cara tertentu untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar

dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen belajar

mengajar.

Komponen-komponen kegiatan belajar mengajar tersebut saling

berinteraksi satu dengan yang lain dan bermula serta bermuara pada tujuan

sehingga merupakan suatu sistem.

c. Model Pembelajaran

Istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Pada proses belajar-

mengajar diperlukan model pembelajaran agar peserta didik mampu

memahami materi yang disampaikan oleh pengajar secara optimal. Menurut

Aunurrahman (2009: 146) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual

yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk

merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Menurut Joyce dalam

Trianto (2009: 22) Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran

dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer,

kurikulum, dan lain-lain. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual

yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Arends dalam Triyanto

(2009: 22) Istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan

pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan

sistem pengelolaannya.

Berdasar beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merancang dan

melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola lingkungan pembelajaran dan

mengelola kelas. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat

menumbuhkan motivasi peserta didik, menumbuhkan minat, serta memberi

kemudahan peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan

sehingga memungkinkan bagi peserta didik mendapatkan hasil belajar yang

lebuh baik.

3. Studi Komparasi

Studi diartikan sebagai kajian, pelajaran, penggunaan waktu dan pikiran

untuk memperoleh ilmu pengetahuan (Poerwadarminta, 1999: 965) dan komparasi

diartikan sebagai perbandingan. Menurut Anas Sudjiono dalam Darwyan Syah et

al (2009: 103) kata komparasi diambil dari kata comparation yang berarti

“perbandingan” atau “pembandingan”. Secara sederhana komparasi dapat

diartikan sebagai perbandingan yaitu membandingkan persamaan maupun

perbedaan tentang benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide, kritik

terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau prosedur kerja (Darwyan Syah

et al, 2009: 103). Jadi yang dimaksud studi komparasi dalam penelitian ini adalah

kajian untuk membandingkan sesuatu dengan yang lain dan mana yang lebih baik

dari keduanya.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan faham kontruktivis. Cooperative learning merupakan strategi

belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemapuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap

siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu

untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative learning, belajar

dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum

menguasai bahan pelajaran.

Sifat model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan belajar

kelompok atau belajar bekerja sama biasa. Dalam kerja kelompok guru

biasanya membagi kelompok lalu diberi tugas tanpa rancangan tertentu yang

dapat membuat setiap siswa menjadi aktif. Akibatnya, siswa ada yang bekerja

aktif dan ada juga yang pasif. Sementara itu, pembelajaran kooperatif setiap

siswa dituntut untuk bekerja dalam kelompok melalui rancangan-rancangan

tertentu yang sudah dipersiapkan oleh guru sehingga seluruh siswa harus

bekerja aktif. Hubungan kerja seperti ini memungkinkan timbulnya persepsi

yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai

keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan

andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok.

Anita Lie (2002: 17), menyebutkan bahwa ”Sistem pembelajaran cooperative

learning bisa didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang

terstruktur”.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

cooperative learning atau pembelajaran kooperataif adalah suatu model

pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar dan bekerjasama dengan

siswa lain dalam satu kelompok kecil untuk meningkatkan belajar siswa.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan model pembelajaran ini, maka persaingan yang biasanya muncul di

kelas akan tergantikan oleh bentuk kerjasama antarsiswa. Selain itu,

kesenjangan kemampuan di antara siswa akan berkurang karena model

pembelajaran ini menuntut siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa

yang kurang pandai.

Ada tiga pilihan model pembelajaran, yaitu kompetisi, individual,

dan cooperative learning (pembelajaran kooperatif).

1) Model kompetisi

Dalam model pembelajaran kompetisi, siswa belajar dalam

suasana persaingan. Tidak jarang pula guru memakai imbalan sebagai

sarana untuk memotivasi siswa dalam memenangkan kompetisi dengan

sesama pembelajar. Teknik imbalan yang didasari oleh teori

behaviorisme ini banyak mewarnai sistem penilaian hasil belajar. Tujuan

utama dalam model kompetisi adalah menempatkan anak didik dalam

urutan mulai dari yang paling baik hingga paling jelek. Pencapaian tujuan

secara kompetitif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Seseorang dapat memperoleh tujuannya jika dan hanya jika yang

lainnya gagal untuk memperoleh tujuannya

b) Terciptanya korelasi negatif diantara tujuan yang dicapai

c) Ketergantungan negatif

d) "Jika saya berenang, kamu tenggelam, jika kamu berenang, saya

tenggelam"

e) Pencapaian tujuan individu

f) Evaluasi dengan cara membandingkan (Norm Referenced)

g) Pemenang diberi hadiah

2) Model individual

Alternatif menarik dari model pengajaran kompetisi yang

dewasa ini banyak diterapkan adalah model pengajaran individual.

Dalam sistem ini, setiap anak didik belajar dengan kecepatan yang sesuai

dengan kemampuan mereka sendiri. Jadi dengan kata lain ank didik tidak

bersaing dengan siapa-siapa melainkan dengan diri mereka sendiri. Pola

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penilaiannya juga berbeda dalam sistem kompetisi. Dalam model ini

pengajar menetapkan standar untuk setiap siswa. Pencapaian tujuan

secara individual memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Setiap pencapaian tujuan seseorang tidak berhubungan dengan

pencapaian tujuan yang lainnya

b) Tidak ada korelasi antara pencapaian tujuan-tujuan

c) Tidak ada saling ketergantungan

d) "Dalam hal ini kita sendirian"

e) Tujuan individual

f) Hadiah untuk hasil kerja sendiri

3) Model pembelajaran kooperatif

Perkembangan dari dua model diatas adalah model

pembelajaran yang menganut falsafah homo homini socius, yakni model

pembelajaran gotong royong. Dimana kerja sama merupakan kebutuhan

yang sangat penting. Pencapaian tujuan secara kooperatif ditandai dengan

ciri-ciri:

a) Ketika salah seorang anggota mencapai tujuannya, demikian pula

dengan anggota lainnya

b) Korelasi positif diantara tujuan-tujuan yang tercapai

c) Ketergantungan positif

d) Kita berenang dan tenggelam bersama-sama

e) Tujuan kelompok

f) Evaluasi berbasis kritesia dan dorongan

g) Hadiah untuk hasil kelompok

Sejalan dengan perkembangan model pembelajaran, model

pembelajaran kooperatif lah yang lebih banyak dilirik para pendidik. Karena

dengan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang

disempurnakan dengan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), guru

mempunyai kebebasan dalam metode pembelajaran yang akan diterapkan.

Dalam menciptakan pembelajaran yang lebih bervariasi dan dapat

meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran. Dari sini maka harus

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dirancang dan dibangun suasana kelas sedemikian rupa, sehingga siswa

mendapat kesempatan untuk berinteraksi satu dengan yang lain.

Karp dan Yoels dalam Anita Lie (2002: 6) menyatakan bahwa

strategi yang paling sering dilakukan untuk mengaktifkan siswa adalah

dengan diskusi kelas. Namun dalam kenyataannya, strategi ini tidak efektif

karena meskipun guru sudah mendorong siswa untuk aktif dalam berdiskusi,

kebanyakan siswa hanya diam menjadi penonton sementara arena kelas

dikuasai oleh beberapa siswa saja.

Pembelajaran kooperatif menggunakan kelompok-kelompok kecil

sehingga siswa-siswa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Siswa dalam kelompok kooperatif belajar berdiskusi, saling

membantu, dan mengajak satu sama lain untuk mengatasi masalah belajar.

Pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling

memberi dukungan dalam kerja kelompok untuk menuntaskan materi

masalah dalam belajar.

Cooperative Learning (CL) merupakan salah satu model

pembelajaran berbasis dari teori belajar sosial Robert Bandura. Cooperative

Learning dipopulerkan oleh Spencer Kagan, Robert Slavin dan juga

Johnson&Johnson. Cooperative Learning didefinisikan sebagai grup pelajar

yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah,

menyelesaikan tugas, menyelesaikan sebuah tujuan (Artz &Newman,990,

p.448). Model cooperative learning memerlukan kerjasama siswa dan

ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiahnya. Idenya adalah

setiap pelajaran dibentuk dengan suatu cara dimana siswa harus bekerja sama

(berkooperasi) untuk meraih tujuan pembelajaran mereka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model CL, mapu mendorong

proses belajar dan kemampuan akademik siswa, meningkatkan kemampuan

mengingat siswa (retention), meningkatkan kepuasan siswa dengan

pengalaman belajar yang dialaminya, membantu siswa mengembangkan

kecakapan dalam komunikasi oral, mengembangkan kecakapan sosial siswa,

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membangun harga diri (self-esteem) siswa, membantu mendorong hubungan

positif antar ras/suku/bangsa.

b. Unsur – unsur Dalam Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono (2010: 58)

mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur

dalam model pembelajaran kooparatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut

adalah:

1) Positive interdependence (saling ketrgantungan positif) 2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan) 3) Face to face promotive interactive (interaktif promotif) 4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota) 5) Group processing (pemrosesan kelompok)

Menurut Lungred dalam Isjoni (2009: 13), menyebutkan bahwa ada

tujuh unsur model pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka ”tenggelam atau berenang bersama”.

2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari meteri yang dihadapi.

3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.

4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok.

5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.

7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

c. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Sesungguhnya perlu kita ketahui perbedaan pembelajaran kooperatif

dengan pembelajaran tradisional yang biasa digunakan guru dalam kelas,

yaitu:

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 1. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional

Pembelajaran Tradisional Pembelajaran Kooperatif

a. Guru sering membiarkan adanya

siswa mendominasi kelompok atau

hanya menggantungkan diri pada

kelompok.

b. Pemimpin kelompok sering dipilih

oleh guru.

c. Akuntabilitas individual sering

diabaikan, sehingga tugas-tugas

sering diborong oleh salah seorang

anggota kelompok, sedangkan

anggota yang lain menjadi

“benalu”

d. Keterampilan sosial sering tidak

diajarkan secara langsung

e. Penekanan sering hanya pada

penyelesaian tugas.

a. Saling ketergantungan positif,

saling membantu, dan saling

memeberikan motivasi sehingga

ada interaksi promotif.

b. Pemimpin kelompok dipilih secara

demokratis atau bergilir.

c. Adanya akuntabilitas individual

yang mengukur penguasaan materi

pelajaran pada setiap kelompok.

Tiap kelompok diberi umpan balik

dari hasil belajar para anggotanya,

sehingga dapat saling mengetahui

siapa yang memerlukan bantuan,

dan siapa yang siap dalam

memberikan bantuan.

d. Adanya keterampilan sosial yang

diperlukan dalam kerja kelompok

diajarkan secara langsung, seperti:

kepemimpinan, komunikasi, serta

mengelola konflik.

f. Penekanan tidak hanya pada

penyelesaian tugas, tetapi juga

hubungan interpesonal.

(Sugiyanto, 2010: 42)

Selain perbedaan antara pembelajaran kooperatif dengan

pembelajaran tradisisonal, tiga konsep sentral yang menjadi kareteristik

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan Slavin yang dikutip

Isjoni (2009: 21), yaitu:

1) Penghargaan Kelompok

Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai

skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok

didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok

dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung,

saling membantu, dan saling peduli.

2) Pertanggungjawaban individu

Pertanggungjawaban ini menitikberatkan pada aktivitas

anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya

pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota

siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri

tanpa bantuan teman sekelompoknya.

3) Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

Dengan melaksanakan model pembelajaran cooperative

learning, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam

belajar, disamping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki

keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun

keterampilan sosial (social skill).

Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul

dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tapi juga sangat

berguna untuk menumbuhkan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu

teman. Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses

pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas

interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk

meningkatkan prestasi belajarnya.

Menurut Slavin cooperative learning adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan stuktur kelompok

yang heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans, mengemukakan cooperative

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang

khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja

sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya Stahl menyatakan cooperative

learning dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan

sikap tolong-menolong dalam perilaku sosial. (dalam Isjoni, 2009: 12).

d. Keunggulan dan Kelemahan Model Kooperatif

Menurut Cilibert-Macmilan dalam Isjoni (2009: 23) ”Bila

dibandingkan dengan pembelajaran yang masih konvesional, cooperative

learning memiliki beberapa keunggulan. Keunggulannya dilihat dari

aspek siswa, adalah memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan

dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa

belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah satu pandangan

kelompok”.

Selanjutnya Jarolimek dan Parker yang dikutip Isjoni (2009: 24)

mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif,

yakni:

1) Saling ketergantungan yang positif. 2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. 3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan. 5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa

dengan guru. 6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekpresikan pengalaman

emosi yang menyenangkan.

Kelemahan model pembelajaran cooperative learning bersumber pada

dua faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern).

Faktor dari dalam, yaitu:

1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, 2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan

dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai, 3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan

topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang. Hal ini mengakibatkan siswa yang lain pasif.

Sedangkan faktor dari luar (ekstern) yaitu lingkungan kelas itu sendiri. e. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Ibrahim, et al. (2000) dalam Isjoni (2009: 27), merangkum tiga

tujuan penting dari pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) Hasil belajar akademik.

Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam

tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis

penting lainnya. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan

hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan, baik

pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan

secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas

social, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif

memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi

untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan

melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai

satu sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan

kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan-

keterampilan sosial penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak

muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

f. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sugiyanto (2010: 43) ada banyak nilai pembelajaran

kooperatif diantaranya:

1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial 2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan,

informasi, perilaku sosial, dan pandangan – pandangan.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial 4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan

komitmen 5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois 6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa 7) Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan 8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia 9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari

berbagai perspektif 10) Meningnkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan

lebih baik 11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

a. Hakikat Teknik Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot

Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi

oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends,

2001).Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al. sebagai

metode Cooperative Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran

membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.

Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang

pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan

pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan

sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak

kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan

berkomunikasi.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran

kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang

bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu

mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model

pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terdiri dari 4–6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling

ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian

materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut

kepada anggota kelompok yang lain.

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa

terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa

tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap

memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya

yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain

dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang

ditugaskan” (Lie, A., 2005).

Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama

bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang

topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa

itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota

kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada

pertemuan tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok

asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang

beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga

yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli.

Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal

yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik

tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya

untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

b. Langkah-langkah Teknik Jigsaw

Langkah – langkah teknik Jigsaw dalam Sugiyanto (2010: 45) adalah:

1) Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.

3) Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut kelompok pakar (expert group)

4) Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar

5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.

Pembelajaran jigsaw dideskripsikan sebagai strategi pembelajaran

dimana siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang disebut

“kelompok asal”. Kemudian siswa juga menyusun “kelompok ahli” yang

terdiri dari perwakilan “kelompok asal” untuk belajar dan/atau memecahkan

masalah yang spesifik. Setelah “kelompok ahli” selesai melaksanakan tugas

maka anggota “kelompok ahli” kembali ke kelompok asal untuk

menerangkan hasil pekerjaan mereka di “kelompok ahli” tadi.

Teknik jigsaw mengkondisikan siswa untuk beraktifitas secara

kooperatif dalam dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli.

Aktifitas tersebut meliputi saling berbagi pengetahuan, ide, menyanggah,

memberikan umpan balik dan mengajar rekan sebaya. Seluruh aktifitas

tersebut dapat menciptakan lingkungan belajar dimana siswa secara aktif

melaksanakan tugas sehingga pembelajaran lebih bermakna.

c. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Jigsaw

Menurut Sugiyanto (2010: 46) keunggulan model jigsaw dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Dapat digunakan secara efektif di tiap level, siswa telah mendapatkan

keterampilan akademis mulai dari pemahaman, membaca maupun

keterampilan kelompok untuk belajar bersama.

2) Pada kegiatan ini guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan

dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa, serta akan merasa senang

berdiskusi tentang akuntansi dalam kelompoknya.

Namun setiap kelebihan pasti diikuti juga dengan sisi kelemahannya, antara

lain:

1) Untuk mengoptimalkan manfaat kerja kelompok, keanggotaan

kelompok harus heterogen, baik dari segi kemampuan maupun

karakteristik lainnya.

2) Jumlah siswa yang bekerja sama dalam kelompok harus dibatasi agar

kelompok tersebut dapat bekerja sama secara efektif, sebab suatu

ukuran kelompok dapat mempengaruhi kemampuan produktivitasnya.

3) Guru cenderung menggunakan kompetensi untuk memotivasi siswa

mereka, dan sering mengabaikan strategi yang didalamnya terdapat

kerjasama dan motivasi teman sebaya yang dapat digunakan untuk

membantu siswa fokus terhadap prestasi akademik

6. Pembelajaran Ekspositori

a. Pengertian Pembelajaran Ekspositori

Pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang

guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai

materi pelajaran secara optimal. Dalam sistem ini, guru menyampaikan bahan

dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, secara lengkap

sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib

(Abin Syamsuddin Makmun, 2004: 233).

Pada model ini dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada

siswa, guru menggunakan alat bantu seperti gambar, bagan, grafik, dan lain-

lain disamping memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan

pertanyaan. Guru hanya memberi informasi pada saat tertentu jika diperlukan,

misalnya pada permulaan pelajaran, memberi contoh soal serta menjawab

pertanyaan siswa. Karena model ekspositori lebih menekankan kepada proses

bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and talk”.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Model ekspositori adalah model pembelajaran yang digunakan dengan

memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi

pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam

bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti

pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori

merupakan metode pembelajaran mengarah pada tersampaikannya isi pelajaran

kepada siswa secara langsung.

Penggunaan model ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan

sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh

guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model ekspositori

cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau

informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Model

ekspositori sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-

sama memberikan informasi.

b. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori

Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori di antaranya:

1) Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran

secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam

melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya

dengan ceramah.

2) Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang

sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus

dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.

3) Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu

sendiri. Artinya,setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan

dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan

kembali materi yang telah diuraikan.

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan

pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).

Sebab dalam model ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur

dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa

dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik

(academic achievement ) siswa.

c. Keunggulan dan Kelemahan Model Ekspositori

Menurut Wina Sanjaya (2010: 190) pembelajaran ekspositori

merupakan model pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini

disebabkan model ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

1) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan

keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana

siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.

2) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi

pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang

dimiliki untuk belajar terbatas.

3) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar

melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus

siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).

4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk

jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

Model Ekspositori disamping memiliki kelebihan juga terdapat

kelemahan. Kelemahan model pembelajaran ekspositori, yaitu:

1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap

siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara

baik.

2) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu

baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat dan bakat,

serta perbedaan gaya belajar.

3) Strategi ini lebih banyak dilakukan dengan ceramah, maka akan sulit

mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,

hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada apa yang dimiliki guru,

serta persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme,

motivasi dan berbagai kemampuan guru dalam mengelola kelas.

5) Strategi pembelajaran ini lebih banyak terjadi satu arah, maka

kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi

pembelajaran akan sangat terbatas pula.

d. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Ekspositori

Ada beberapa langkah dalam penerapan model ekspositori, yaitu:

1) Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima

pelajaran. Dalam ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang

sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran menggunakan

ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang

harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:

a) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.

b) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.

c) Bukalah file dalam otak siswa.

2) Penyajian (Presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai

dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru dalam melakukan

penyajian ini harus berusaha agar materi pelajaran dapat dengan mudah

ditangkap dan dipahami oleh siswa. Hal yang harus diperhatikan dalam

pelaksanaan langkah ini, yaitu:

a.) Penggunaan bahasa

b.) Intonasi suara

c.) Menjaga kontak mata dengan siswa

d.) Menggunakan joke-joke yang menyegarkan

3) Korelasi (Correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan

pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah

dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna

terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur

pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan

kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.

4). Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi

pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan

langkah yang sangat penting dalam ekspositori, sebab melalui langkah

menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.

5). Mengaplikasikan (Application)

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka

menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat

penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini

guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan

pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan

pada langkah ini diantaranya :

a.) Dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah

disajikan.

b.) Dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang

telah disajikan.

e. Prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran bisa diamati dari efektifnya strategi yang digunakan

dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pertimbangan

pertama penggunaan strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus

dicapai. Dalam Wina Sanjaya (2010: 181) penggunaan model pembelajaran

ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru,

antara lain :

1) Berorientasi pada Tujuan

2) Prinsip komunikasi

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Prinsip Kesiapan

4) Prinsip Berkelanjutan

Prinsip-prinsip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Berorientasi pada Tujuan

Penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi

pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namum tanpa

meninggalakan tujuan pembelajaran. Justru tujuan pembelajaranlah yang

harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi Ekspositori.

Tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang

dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh

siswa. Hal ini sangat penting untuk karena tujuan yang spesifik me-

mungkinkan bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi

pembelajaran.

2) Prinsip komunikasi

Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa

berfungsi sebagai penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif

manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara

utuh. prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk

diperhatikan, dalam upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat

menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses

komunikasi.

3) Prinsip Kesiapan

Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita

berikan,terlebih dahulu kita harus memposisikan mereka dalam keadaan

siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran.

4) Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk

mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya

berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keberhasilan penggunaan model ekspositori sangat tergantung pada

kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.

7. Prestasi Belajar

Pendidikan adalah suatu proses yang sadar tujuan. Fokus kegiatan

pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan peserta didik dalam

mempelajari suatu materi pelajaran yang tersusun rapi dalam suatu kurikulum.

Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dari proses belajar mengajar,

maka diperlukan suatu kegiatan evaluasi. Hasil dari evaluasi ini akan memberikan

gambaran mengenai prestasi belajar dari peserta didik

Prestasi diambil dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” yang dalam bahasa

Indonesia menjadi “prestasi” yang artinya “hasil usaha”. Belajar adalah perubahan

tingkah laku yang sedikitnya mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan

psikomotorik. “To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do

something difficult as well and as quickly as possible” yang artinya “Kebutuhan

untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan

sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin” dikutip Muray dalam Beck

(1990 : 290). Sedangkan menurut W.J.S Purwadarminto ( 1999: 767 ) prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut kemampuan anak pada

waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau dilakukan“. Winkel (1996:

162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar

atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai

dengan bobot yang dapat dicapain olehnya” Jadi dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah hasil yang dicapai peserta didik dalam proses belajar

sehingga terdapat proses perubahan dalam pemikiran atau pengetahuan serta

tingkah lakunya.

8. Akuntansi

Akuntansi (accounting) berasal dari bahasa inggris “to account” yang

artinya memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan, dari pengelola

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perusahaan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan

kepadanya untuk menjalankan kegiatan perusahaan tersebut.

Akuntansi dapat didefinisikan sebagai “suatu sistem informasi yang

menghasilkan laporan kepada pihak- pihak yang berkepentingan mengenai

aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan” (Rudianto, 2002: 4). Apabila

dilihat dari sudut pandang pemakai, akuntansi dapat diartikan sebagai disiplin

ilmu yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan

secara efisien dan mengevaluasi kegiatan – kegiatan suatu organisasi. Sedangkan

dilihat dari sudut pandang proses kegiatan akuntansi didefinisikan sebagai proses

pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data

keuangan suatu organisasi (Indra Bastian, 2006: 53)

Definisi akuntansi yang dikeluarkan American Accounting Association

(AAA) yang dikutip oleh Ngadiman et al (2007: 1) dalam bukunya menyatakan

bahwa “Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian (pengkajian), pengukuran,

dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk membantu para pemakai informasi

dalam membuat informasi-informasi dan keputusan-keputusan”.

Sedangkan Akuntansi Keuangan PPPA, DEPDIKBUD yang dikutip oleh

Ahmad Widodo dan Sumarno (2005: 3) dalam bukunya mengatakan bahwa

“Akuntansi pada dasarnya merupakan suatu proses untuk menghasilkan suatu

informasi keuangan, secara garis besar informasi yang digunakan untuk pengambilan

keputusan dan untuk pengembalian organisasi”.

Berdasar berbagai pendapat di atas,dapat disimpulkan bahwa akuntansi

adalah suatu proses yang terdiri dari pengidentifikasian, pengukuran, dan

pengkomunikasian untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan

sebagai bahan pengambilan keputusan.

B. Penelitian yang Relevan

1. Sandi Fajar Rodiyansyah dalam jurnal yang berjudul “Studi Komparasi Antara

Hasil Pembelajaran Berbasis Komputer Menggunakan Metode Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dengan Metode Konvensional”, dapat

disimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa dalam mata pelajaran TIK yang menggunakan metode cooperative

learning tipe jigsaw berbasis komputer dengan metode konvensional berbasis

komputer. Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini dapat dirumuskan

penjelasan bahwa jika proses pembelajaran TIK di kelas diberikan dengan

menggunakan metode cooperative learning tipe jigsaw berbasis komputer

maka prestasi belajar siswa akan lebih baik dibandingkan dengan

menggunakan metode konvensional berbasis komputer.

2. Bahriyatul Azizah (2006) dalam skripsi yang berjudul “Studi Komparasi

Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Metode Konvensional

Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Padasiswa Kelas II MAN Suruh” Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

rata-rata hasil pre test kelompok eksperimen sebesar 4,23 dan kelompok

kontrol sebesar 4,11. Hasil uji t diperoleh diperoleh thitung = 0,595 < t tabel =

1.99. Hal ini berarti bahwa antara kelompok eksperimen dan kontrol

mempunyai kemampuan awal yang relatif sama dalam memahami materi

pokok bahasan jurnal khusus sebelum mengikuti pembelajaran. Rata-rata hasil

post test kelompok eksperikem sebesar 6,84 dan kelompok kontrol sebesar

6,04. hasil uji t data post test diperoleh thitung = 4,639 > ttabel = 1,99. hal ini

berarti ada perbedaan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal khusus

antara metode kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran konvensional. Rata-

rata hasil belajar kelompok eksperimen yang lebih tinggi menunjukkan

pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik

dibandingkan pembelajaran konvensional.

3. Aceng Haetami dan Supriadi (2008) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul

“Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan

Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan”

menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran tipe jigsaw dapat

meningkatkan aktivitas siswa dan diikuti dengan meningkatnya hasil belajar

siswa yang dapat dilihat melalui prestasi belajar siswa dari hasil ulangan.

4. Yuni Safitri (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ”Aplikasi Pembelajaran

Dengan Penggunaan Macromedia Flash Untuk Peningkatan Penguasaan

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Konsep Biologi Melalui Metode Jigsaw Di SMA Al Islam 2 Surakarta”,

menjelaskan bahwa setelah dilakukan penelitian didapatkan kesimpulan

bahwa Penggunaan macromedia flash melalui metode jigsaw dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran biologi, yang didasarkan pada

peningkatan partisipasi aktif siswa dalam diskusi , peningkatan kerjasama,

kemampuan berpendapat dan bertanya, dan terjadi peningkatan belajar dalam

bentuk kelompok dalam kategori baik dan bentuk belajar individual dalam

kategori tinggi.

5. Desi Wulandari (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan

Logika Berpikir Sains Siswa melalui Konsep Tekanan dengan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas VII Di MTs Al Huda Reban Kab. Batang Tahun

Ajaran 2004/ 2005” menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw mampu meningkatkan logika berpikir sains siswa.

6. Supriono (2006) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode

Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut pertama, terjadi

perubahan dalam proses pembelajaran yang meliputi peningkatan keterampilan

social, interaksi dan kerjasama antar siswa, keberanian mengemukakan

pendapat. Kedua, suasana pembelajran lebih rileks, dan siswa selalu terdorong

untuk bertanya baik kepada teman atau pun guru, Selain itu guru memotivasi

siswa yang kurang aktif sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan

yang telah direncanakan. Ketiga, adanya kenaikan prestasi belajar Pendidikan

Kewarganegaraan dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan arah penalaran yang sesuai dengan tema

dan masalah, serta didasarkan pada kajian teoritis untuk dapat sampai kepada

pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir

dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Peranan guru dalam proses pembelajaran.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan penting

untuk menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan dan penerapan konsep diri.

Keberhasilan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan dapat tercermin

dari peningkatan mutu lulusan yang dihasilkannya. Untuk itu perlu adanya

peran aktif seluruh komponen pendidikan terutama siswa yang berfungsi

sebagai input sekaligus calon output dan guru sebagai fasilitator. Dalam

proses belajar mengajar guru diharapkan mampu memanfaatkan potensi yang

dimiliki oleh siswa untuk dapat digunakan dalam belajar. Fungsi fasilitator

akan berhasil jika dalam merancang proses belajar mengajar dilakukan

berdasarkan langkah-langkah yang sistematis dan baik yang memungkinkan

terjadinya penyempurnaan terhadap tujuan, bahan, ataupun strategi belajar

mengajar melalui proses umpan balik yang diperoleh dari hasil evaluasi.

2. Metode mengajar yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dan model ekspositori.

Metode mengajar adalah sebuah teknik yang digunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat proses belajar mengajar.

Untuk mencapai proses belajar yang ideal, hendaknya digunakan variasi

dalam menggunakan metode pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menekankan keaktifan siswa

sehingga mampu menumbuhkan untuk berfikir krtitis dan memupuk sikap

untuk membantu kelompoknya dalam belajar sehingga tercipta suasana yang

kondusif dan menyenangkan dan konsep pemahaman inovatif yang

diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini karena mereka

dituntut harus bertanggung jawab atas kelompoknya terhadap pengusaan

materi yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada

anggota kelompok lain, sehingga dalam menyelesaikan tugasnya setiap

anggota saling bekerja sama dan membantu ketika mengalami kesulitan.

Model pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan

pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).

Sebab dalam model ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur

dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa

dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik

(academic achievement ) siswa. Namun dalam model ekspositori ini guru

memegang kendali penuh dalam proses pengajaran, murid hanya tinggal

mengikuti sehingga keaktifan siswa kurang dikembangkan dalam proses

pengajaran. Model ekspositori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan mengkobinasikan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.

Pemberian tugas diberikan guru berupa soal-soal (pekerjaan rumah) yang

dikerjakan secara individual atau kelompok.

3. Perbedaan prestasi belajar siswa antara yang diajar dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran ekspositori.

Proses pembelajaran merupakan aktivitas pendidikan yang melibatkan

siswa dan guru. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang

rumit karena tidak hanya sekedar menyerap informasi dari guru, akan tetapi

juga melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan

jika menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Sebagai pengajar, guru

bertugas menyampaiakan materi yang dipelajari kepada siswa. Dengan

demikian guru bertanggung jawab terhadap keberhasilan pengajaran. Akan

tetapi, pengajaran yang dilakukan oleh guru tidak selamanya berhasil. Hal ini

ditunjukkan dengan masih adanya hasil belajar siswa yang berada dibawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Keberhasilan proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan

pengajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Banyak

faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa, salah satunya adalah model

pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran

memiliki pengaruh terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan

model pembelajaran yang tepat akan menghambat tercapainya tujuan

pembelajaran.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan demikian, pemilihan model pembelajaran sangat

mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa terutama pada mata

pelajaran akuntansi. Dalam hal ini terlihat pada materi-materi yang menuntut

pemikiran yang melibatkan aspek kognitif, afektif bahkan psikomotorik.

Pendekatan yang dianggap baik belum tentu cocok digunakan untuk

mengajarkan suatu materi. Sehingga untuk menyampaikan suatu pokok

bahasan diperlukan pendekatan yang tertentu.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik diterapkan daripada

model pembelajaran ekspositori.

Pemilihan model pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar yang

diperoleh siswa terutama pada mata pelajaran akuntansi. Dalam hal ini

terlihat pada materi-materi yang menuntut pemikiran yang melibatkan aspek

kognitif, afektif bahkan psikomotorik. Pendekatan yang dianggap baik belum

tentu cocok digunakan untuk mengajarkan suatu materi. Sehingga untuk

menyampaikan suatu pokok bahasan diperlukan pendekatan yang tertentu.

Guna mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, hendaknya pendidik

dapat memilih serta menggunakan metode mengajar yang tepat sehingga

dapat menumbuhkan minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Guru yang baik harus dapat menguasai berbagai macam metode

mengajar, sehingga dapat memilih serta menentukan metode serta pendekatan

yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan menghasilkan proses belajar yang

efektif. Hal ini dikarenakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, melalui metode

pembelajaran tipe Jigsaw diharapkan dapat memberikan cara dan suasana

baru yang menarik dalam pengajaran.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada penelitian ini pengajaran dilaksanakan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model ekspositori. Dari kedua model ini,

prestasi belajar dibandingkan lalu dicari mana yang lebih baik digunakan dalam

pembelajaran akuntansi. Dari uraian diatas untuk mempermudah pemikiran

tersebut digunakan ilustrasi kerangka berfikir sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir dalam Penelitian

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu persoalan yang

masih perlu dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan landasan teori yang mencakup

tinjauan pustaka, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir maka penulis

mengambil hipotesis sebagai berikut:

Proses Pembelajaran

Model Pembelajaran

Model Ekspositori

Metode Jigsaw

Dibandingkan

Prestasi Belajar

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Ada perbedaan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi antara pengajaran

dengan model ekspositori dan Jigsaw di kelas XI IS SMA Negeri 2

Surakarta tahun pelajaran 2010/ 2011.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada

model ekspositori dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran

akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran

2010/ 2011.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 2 Surakarta pada kelas XI program

IS semester II tahun ajaran 2010/ 2011.

Alasan penulis melakukan penelitian di SMA N 2 Surakarta antara lain:

1. Penulis ingin mengetahui apakah pengajaran dengan metode Jigsaw lebih

baik dalam meningkatkan prestasi belajar daripada model ekspositori pada

siswa kelas XI program IS SMA N 2 Surakarta.

2. Di SMA N 2 Surakarta belum pernah dilakukan penelitian yang berjudul

Studi Komparasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Model

Ekspositori Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas

XI IS SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/ 2011 sehingga

hasilnya dapat digunakan sebagai masukan baik bagi guru maupun bagi

manajemen sekolah.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncanakan dalam penelitian ini meliputi kegiatan

persiapan sampai selesainya penyusunan laporan diperkirakan berlangsung selama

tujuh bulan dari bulan Desember 2010 sampai Juni 2011, dengan jadwal

pelaksanaan sebagai berikut:

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Skripsi

AKTIVITAS Th

2010 Th 2011

Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun a. Persiapan Judul

1. Pengajuan Judul

2. Meyusun Proposal

3. Megurus Izin

4. Menyusun Instrumen

5. Melaksanakan Try Out

b. Pelaksanaan Penelitian

1. Pelaksanaan mengajar dan pengumpulan data

2. Menyusun dan mengolah data

c. Penyusunan Laporan

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi subjek

penelitian (Arikunto 2002: 109). Menurut Sudjana (2002: 6) “Populasi adalah

totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran

kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota

kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya” dari

pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan

44

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

populasi adalah seluruh individu yang menjadi obyek penelitian dan memiliki

karakteristik tertentu seperti yang hendak diteliti. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IS SMA N 2 Surakarta tahun ajaran 2010/

2011 yang berjumlah 220 siswa.

2. Sampel

Menurut Sudjana (2002: 6) “Sampel adalah sebagian dari jumlah

populasi”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109), “Sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti”. Selanjutnya Suharsimi

Arikunto (2002: 112) menyatakan bahwa “. Dari pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi obyek

sesungguhnya dari suatu penelitian. Mengenai banyak sampel yang diambil

Suharsimi Arikunto menyatakan untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek

kurang dari 100, lebih baik sampel diambil semua, namun jika jumlah subyek

subyek besar atau kurang dari 100 maka dapat diambil antara 10% - 15% atau

20% - 25% atau lebih. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa

kelas XI IS 1 dan XI IS 2 yang berjumlah 72 siswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan random

sampling, yaitu cara pengambilannya dilakukan secara acak (random). Sebelum

memulai perlakuan terhadap obyek penelitian, terlebih dahulu peneliti mengecek

keadaan kemampuan awal dari sampel yang digunakan, baik dari kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol. Semua itu bertujuan untuk keseimbangan

dari dua kelompok tersebut sebelum dikenai perlakuan.

Langkah-langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1) Menentukan dua kelas yang akan dijadikan objek penelitian di SMA N 2

Surakarta, diambil dua kelas secara acak dan diperoleh kelas XI IS 1 dan XI

IS 2.

2) Menentukan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Berdasarkan random tersebut diperoleh kelas XI IS 2 sebagai kelas

eksperimen dan kelas XI IS 1 sebagai kelas kontrol.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati

seluruh variabel yaitu:

a. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan

perubahan pada variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

metode jigsaw dan model ekspositori.

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Akuntansi.

2. Metode Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 198-2006), ada beberapa teknik

pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian ilmiah yaitu:

1. Metode tes

2. Metode angket

3. Metode interview

4. Metode obeservasi

5. Metode dokumentasi

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk pengumpulan data

adalah sebagai berikut:

a. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 198), “Metode dokumentasi

yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger,

agenda dan sebagainya”. Fungsi metode dokumentasi pada penelitian ini

adalah untuk mendapatkan data, seperti sejarah SMA N 2 Surakarta, daftar

siswa yang menjadi sampel dan data-data lainnya yabg diperlukan dalam

penelitian ini

b. Metode Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 198), “Tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok”. Dapat diambil pengertian bahwa

tes adalah salah satu alat pengumpulan data yang berupa pertanyaan atau

latihan sebagai alat ukur

Pada penelitian yang akan dilakukan, metode tes digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai prestasi belajar siswa. Langkah-langkah

membuat tes terdiri dari:

1. Menbuat kisi-kisi item tes

2. Menyusun item tes

3. Mengadakan uji coba tes

3. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat pengumpul data dalam penelitian, adapun

instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah soal tes

berupa soal obyektif yang dibuat sama antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Tes tersebut disusun dengan kisi – kisi sebagai berikut:

Tabel 3. Kisi – kisi Soal Tes

Aspek Yang

Diukur/ Pokok

Materi

C1 C2 C3 C4 Jumlah

16% 16% 32% 36% 100%

Kertas Kerja 1,2,5,6 3,4,8 7,9,10,11,12

,14,15,22,23

13,16,17,1

8,19,20,21

25

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

,24,25

Jumlah 4 3 11 7 25

Keterangan:

C1 : Soal Ingatan

C2 : Soal Pemahaman

C3 : Soal Aplikasi

C4 : Soal Analisis

Sebagai alat pengumpulan data, tes harus benar-benar baik dan

memenuhi syarat-syarat tertentu. Sebuah tes dikatakan baik sebagai alat ukur

apabila memenuhi syarat berupa tingkat kesukaran, daya beda, validitas dan

reliabilitas

a. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran suatu tes dapat dilihat dari banyaknya siswa yang

menjawab benar. Tingkat kesukaran item dinyatakan dalam P atau indeks

kesukaran. Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 208), untuk menguji tingkat

kesukaran suatu item soal digunakan rumus sebagai berikut: 蔈 实ᡘ㼈. Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab benar

JS = jumlah seluruh siswa

Klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut:

0,00 㐰 P 㐰 0,30 : Sukar

0,30 㐰 P 㐰 0,70 : Sedang

0,70 㐰 P 㐰 1,00 : Mudah

Berdasar perhitungan tingkat kesukaran yang telah dilakukan,

ditemukan hasil sebagai berikut 25 soal tes terdiri dari 1 soal sukar, 8 soal

sedang dan 16 soal mudah. Rincian item soal dalam tiap kategori tercantun

dalam tabel berikut ini:

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4. Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Tryout

No Kategori No Soal Jumlah Prosentase

1 Sukar 21 1 4%

2 Sedang 3,5,6,9,16,19,20,22, 8 32%

3 Mudah 1,2,4,7,8,10,11,12,13,14,15,17,

18,23,24,25 16 64%

b. Daya Pembeda

Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 211), daya pembeda soal adalah

kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).

Angka yang menunujukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi, disingkat D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi

adalah: D 实ᡘ 㼈 石ᡘᡘ㼈ᡘ 实蔈 石蔈ᡘ

Keterangan :

D = Diskriminasi

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Penggolongan daya pembeda:

D = 0,00 – 0,20 = jelek/ kurang baik

D = 0,20 – 0,40 = cukup baik

D = 0,40 – 0,70 = baik

D = 0,70 – 1,00 = baik sekali

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan perhitungan daya pembeda yang telah dilakukan, 25 soal

terdiri dari 13 soal dengan kriteria baik dan 12 soal dengan kriteria cukup baik.

Rincian item soal dalam tiap kategori tercantun dalam tabel berikut ini:

Tabel 5. Ringkasan Daya Beda Soal Tryout

No Kategori No Soal Jumlah Prosentase

1 Kurang baik

2 Cukup baik 3,5,6,7,9,11,15,17,18,22,23,25 12 48%

3 Baik 1,2,4,8,10,12,13,14,16,19,20,21

,24 13 52%

4 Baik sekali

c. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Suharsimi Arikunto, 2005: 44).

Ada beberapa jenis validitas, diantaranya adalah:

1) Validitas isi

Validitas isi (content validity) adalah validitas dari segi isi/ instrument.

Suati instrument disebut valid menurut validitas isi apabila isi tes tersebut

merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan

diukur.

2) Validitas berdasar kriteria

Validitas berdasar kriteria adalah validitas yang ditinjau dari segi

hubungan dengan alat pengukur lain yang dipandang sebagai kriteria untuk

menentukan tinggi rendahnya validitas alat ukur yang sedang digunakan.

3) Validitas butir

Suatu instrument memiliki validitas yang tinggi apabila butir – butir yang

membentuk instrumen tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrumen.

Apabila sebuah tes (misalnya tes pilihan ganda) terdiri dari sejumlah butir

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tes, maka masing – masing butir dapat dicapai validitasnya. Kumpulan dari

butir –butir yang valid merupakan soal yang valid.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas butir

sebab tes berupa tes objektif atau opilihan ganda. Untuk menghitung validitas

soal tes digunakan rumus korelasi Product Moment dari Karl Person yaitu: 辊铺)实 柜∑贯光石 纵∑贯邹纵∑光邹税走柜∑贯挠纵∑贯邹挠奏走柜∑光挠纵∑光邹挠奏 Keterangan:

r xy = koefisien korelasi variabel x dan y

N = jumlah subyek uji coba

X = jumlah skor-skor X

Y = skor total soal

Kriteria pengujian:

Jika r xy > rtabel (taraf signifikasi 5%), maka item dinyatakan valid.

Jika r xy < rtabel (taraf signifikasi 5%), maka item dinyatakan tidak valid.

Berdasar perhitungan yang telah dilakukan terdapat 23 soal dengan

kriteria valid dan 2 soal tidak valid. Untuk soal yang dinyatakan tidak valid

maka selanjutnya akan diganti namun tidak perlu dilakukan pengujian kembali.

Rincian item soal dalam uji validitas dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 6. Ringkasan Uji Validitas Soal Tryout

No Kategori No Soal Jumlah Prosentase

1 Valid 1,2,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,

16,17,18,19,20,21,22,23,24,25 23 92%

2 Tidak Valid 3, 6 2 8%

d. Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes menunjukkan apakah instrument tersebut cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Suharsimi

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Arikunto, 2005: 154). Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini penulis menggunakan rumus KR 20 sebagai berikut: 辊úú 实足匹匹能ú卒足瓢搔呛 ∑散桑瓢搔 卒

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya soal

Vt = varians total

p = banyaknya subyek yang menjawab benar

q = 1-p

Berdasar tes yang telah dilakukan soal dinyatakan reliabel.

D. Rancangan Penelitian

Ketepatan di dalam penggunaa metode penelitian akan menentukan

keberhasilan penelitian. Penggunaan metode penelitian harus disesuaikan dengan

tujuan yang akan dicapai. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) berpendapat

bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

menyempurnakan data penelitiannya. Metode penelitian merupakan suatu cara

utama atau langkah- langkah yang digunakan peneliti untuk menemukan,

mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran, suatu pengetahuan sesuai dengan

tujuan penelitian.

Supardi (2007: 3) mengungkapkan bahwa “Penelitian eksperimen

(Experimental Research) kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai

pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku

siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu bila

dibandingkan dengan tindakan lain”. Sedangkan menurut Marzuki (1999: 3)”

penelitian Eksperimen adalah Penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh

peneliti dengan cara memberikan treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penelitian guna membangkitkan sesuatu kejadian/keadaan yang akan diteliti

bagaimana akibatnya. Hadari Nawawi dan Mimi Martini (2005; 130)

mengungkapkan bahwa “metode penelitian eksperimen adalah prosedur penelitian

yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variable atau

lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain”. Berdasarkan pendapat

di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah suatusuatu

prosedur penelitian yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

sebab akibat dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian.

Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk meneliti ada

tidaknya perbedaan prestasi belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dengan memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen yang

hasilnya akan dibandingkan dengan kelompok kontrol. . Penelitian eksperimen

dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperimen Research),

kerana peneliti tidak mungkin menempatkan subjek secara acak kedalam

kelompok-kelompok.

Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode

Jigsaw, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan

model ekspositori. Pada akhir eksperimen, kedua kelompok diberi tes akhir

dengan materi yang sama. Pola desain eksperimen yang digunakan dalam

penelitian seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (2004: 505) yaitu

“Matched Group Design”. Untuk lebih jelasnya pola teknik penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Ke X1 O1

M Dibandingkan

Kk X2 O2

Gambar 2. Pola Matched Group Desigs (M-G)

Keterangan:

M : Menyamakan kedua kelas

kk : Kelas Kontrol

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ke : Kelas Eksperimen

X1 : Pengajaran dengan metode Jigsaw

X2 : Pengajaran dengan model ekspositori

O1 dan O2 : Tes akhir setelah perlakuan

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memilih subjek secara acak dari suatu populasi

2. Membagi subjek menjadi dua kelompok, yaitu kelompok/ kelas

eksperimen dan kelompok/ kelas kontrol

3. Menyamakan kemampuan awal dengan membandingkan nilai prestasi

belajar akuntansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi

sebelumnya yaitu jurnal penyesuaian.

3. Melakukan eksperimen pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

memberikan perlakuan yang berbeda.

4. Mengadakan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

soal tes yang sama

5. Menganalisis hasil tes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

menggunakan statistik yang cocok dengan rancangan ini untuk menguji

apakah terdapat perbedaan yang signifikan

E. Teknik Analisis Data

1. Prasyarat analisis

Sebelum dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti melaksanakan matching

sample. Matching sample ini dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol dengan maksud menyeimbangkan kemampuan terlebih dahulu antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol, agar dua-duanya berangkat dari titik tolak

yang sama. Rumus t-matching adalah sebagai berikut: t 实 M浓石 M泞瞬试SD念卿挠 十 SD念寝挠 守 Keterangan:

t = t matching

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mk = mean kelas kontrol

Me = mean kelas eksperimen SD念卿挠 = standar deviasi kelas kontrol yang dikuadratkan .D僻弱挠 = standar deviasi kelas eksperimen yang dikuadratkan

Menurut Sutrisno Hadi (2004: 208) bila menunjukan hasil sebagai berikut:

t hit > t tabel: menunjukan adanya perbedaan antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen

t hit < t tabel : menunjukan tidak adanya perbedaan antara kelas kontrol dan

kelas eksperimen, berarti kedua kelas tersebut telah seimbang dan

dapat dilaksanakan eksperimen

2. Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan berupa metode statistik yaitu dengan

analisis komparasi. Analisis komparasi ini digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan pada variabel yang sedang diteliti.

Untuk menilai hasil akhir dari eksperimen yang menggunakan pola M-G

digunakan t-test sebagai berikut: 棍实 怪瓶石怪乒瞬试.D僻塞挠 十.D僻弱挠守试1石辊铺) 挠守 Derajat kebebasan untuk t-test group matching adalah (nk – 1) + (ne – 1).(Sutrisno

Hadi, 2004: 509)

Rumus untuk menjelasakan rxy adalah sebagai berikut: 角酵Ƽ妮 ∑酵Ƽ税纵∑酵弥邹纵∑Ƽ弥邹 Dimana:

∑xy = ∑XY- 纵∑撇邹纵∑瞥邹屁

∑x2 = ∑X2 - 纵∑撇邹潜屁

∑y2 = ∑Y2 - 纵∑瞥邹潜屁

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi dari skor matching dan skor treatment (hasil

eksperimen)

Mk = mean kelas kontrol

Me = mean kelas eksperimen

SD2Mk = standar deviasi kelas kontrol yang dikuadratkan

SD2Me = standar deviasi kelas eksperimen yang dikuadratkan

Dari pengujian yang dilakukan, menurut Sutrisno Hadi (2004: 509) akan

diperoleh dua kemngkinan yaitu:

a. t hit > t tabel : menunjukkan adanya perbedaan antara variabel-variabel

penelitian yang signifikkan 5%, berarti hipotesis nihil ditolak dan hipotesis

alternatif diterima.

b. t hit < t tabel : menunjukkan tidak adanya perbedaan antara variabel-variabel

penelitian yang signifikan 5%, berarti hipotesis nihil ditolak dan hipotesis

alternatif diterima.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

G. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Umum

a. Sejarah SMA Negeri 2 Surakarta

SMA Negeri 2 Surakarta berdiri pada tanggal 17 Agustus 1951, saat

itu di Surakarta terdapat tiga SMA, yaitu SMA Negeri I A/B, SMA Negeri II

A/B, dan SMA Negeri Bagian Malam. Berdasarkan sejarah berdirinya, SMA

Negeri 2 Surakarta terbagi atas tiga periode, yaitu :

1) Periode Pra Berdirinya SMA Negeri 2 Surakarta

a) Pada bulan Agustus 1943 (Masa pendudukan Jepang), Mr. Widodo

Sastrodingrat pada saat itu sebagai Kepala Bagian Pendidikan

Kasunan ingin memprakarsai berdirinya Sekolah Menengah Tinggi

setingkat AMS (Algement Middle Baare School)

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Pada tanggal 3 November 1943 (SK X/II/1943) diresmikan

berdirinya SMT Negeri Sala di Manahan dengan nama Koto Chu

Gakko (Sekarang SMP Negeri 1 Surakarta) dipimpin Mr. Widodo

Sastrodiningrat dan Wakil Pimpinan S. Djajeng Soegianto, kelas

dan jumlah siswa terdiri atas Kelas IA (Sosial Budaya) 33 siswa,

Kelas I B (Pasti Alam) 34 siswa.

c) Pada tanggal 1 Agustus 1944, kepemimpinan sekolah diserahkan

kepada S. Djajeng Soegianto karena Mr. Widodo merangkap

sebagai Kepala bagian Pendidikan Kasunanan.

d) Pada bulan April 1945, Pimpinan sekolah diserahkan kepada N.

Barnawi, karena S. Djajeng Soegianto diangkat sebagai Pimpinan

SMP Puteri di Pasar Legi Sala.

e) Pada bulan Agustus 1945, setelah perang dunia ke-2 dan Indonesia

merdeka, SMT Negeri Sala diserahkan kepada Kantor Pendidikan

Mangkunegaran dibawah Kantor Barayawiyata.

f) Pada bulan November 1945, SMT Negeri Sala ditutup, karena

sebagian besar pelajar berjuang di garis depan. Gedung sekolah

dipakai untuk asrama BPI (Barisan Polisi Istimewa) yang

anggotanya terdiri dari pelajar-pelajar SMT sendiri. Sedangkan

para Guru dan Tenaga Tata Usaha dipekerjakan di Kantor

Barayawiyata untuk menterjemahkan Ensiklopedia (16 vol) sesuai

bidangnya masing-masing dan tenaga tata usaha membantu Kepala

Barayawiyata.

g) Pada bulan Maret 1946, SMT dibuka kembali dibawah Pimpinan

Roespandji Atmo Wirogo.

h) Pada bulan Juni 1946, diselenggarakan Ujian Penghabisan SMT

yang pertama, selaku Ketua Roespandji Atmo Wirogo, penulis

Soepono dan Santoso.

i) Pada bulan April 1947, Roespandji Atmo Wirogo diangkat sebagi

Pejabat Residen Surakarta, pimpinan sekilah diserahkan kepada R.

Soepandam.

57

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

j) Pada bulan Juni 1947, diselenggarakan Ujian Penghabisan yang

ke-2, selaku Ketua R. Soepandam, Penulis R. Parjatmo.

Pelaksanaan Ujian Penghabisan terbagi atas tiga jurusan, yaitu :

Jurusan A (Sastra Budaya, Jurusan B (Pasti Alam) dan Jurusan C

(Ekonomi).

k) Pada Tanggal 21 Juli 1947, Clash I (Perang mempertahankan

kemerdekaan RI ) para pelajar berjuang, gedung sekolah dijadikan

Markas Angkatan Laut pimpinan Achmad Yadau. Sebagian besar

pelajar putri yang tidak berjuang diberi materi pelajaran sekolah

bertempat di pendopo rumah R. Parjatmo di Punggawan 10 Sala.

l) Pada bulan September 1947, sekolah dibuka masuk siang (13.30 –

17.30), memakai gedung SMP Negeri II (gedung depan Pura

Mangkunegaran), karena gedung sekolah di manahan diserahkan

kembali kepada Angkatan Laut.

m) Pada bulan Juni 1948, diselenggarakan Ujian Penghabisan yang

ke-3, selaku ketua yaitu R. Soepandam dan Penulis Tegoeh

Gondoatmojo.

n) Pada tanggal 19 Desember 1948 Clash II (Perang mempertahankan

kemerdekaan RI), pada pukul 09.00 ada instruksi dari komandan

KMK Achmadi (Eks-pelajar SMT Manahan Sala) untuk membakar

gedung SMT Manahan. Pada tanggal 20 Desember 1948 gedung

tersebut dibakar, tetapi hanya sebagian yang terbakar sehingga

kegiatan sekolah terhenti, sebagian besar pelajar dan guru

berjuang.

o) Bulan November 1949, R. Soepandam mendapat perintah dari

Menteri P dan K untuk membuka kembali SMA A/B Sala. R.

Parjatmo dan Soemitro ditugaskan untuk mencari gedung dan guru,

sedangkan Ibu Awalin (Seorang Ibu Guru) ditugaskan untuk

menyelenggarakan pendaftaran murid-murid.

p) Tanggal 15 Desember 1949 (SK No. XX/12/1949), pembukaan

dengan resmi SMA Negeri A/B di Margoyudan Sala, terdiri dari

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SMA Negeri A/B I membuka dua kelas (Bagi murid biasa dan

masuk pagi) dan SMA Negeri A/B II membuka dua kelas (Bagi

murid bekas pejuang dan masuk siang). Selaku pimpinan R.

Soepandam dan Wakil Pimpinan R. Parjatmo dan Roespandji

Atmowirogo.

q) Pada bulan November 1950, atas permohonan dan desakan para

pelajar eks-pejuang, maka membuka enam kleas tambahan,

pelaksanaan kegiatan belajar dilakukan pada malam hari.

Tambahan kelas khusus untuk para pejuang diberi nama Enam

Tambahan Kelas Baru. Akhirnya enam kelas baru ini digabungkan

dengan SMA Negeri A/B II pada akhir tahun.

2) Periode Berdirinya SMA Negeri 2 Surakarta

Pada tanggal 17 Agustus 1951, tepat pada Hari Ulang Tahun

Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-6, SMA Negeri 2 Surakarta

berdiri. Pada saat itu dibuka SMA A/B Malam dengan nama SMA

Negeri I Bagian Malam, terdiri enam kelas.

Jadi pada saat itu di Sala telah berdiri tiga SMA Negeri A/B

dibawah satu kepemimpinan, yaitu SMA Negeri I A/B, SMA Negeri

II A/B, dan SMA Negeri Bagian Malam, selaku pimpinan R.

Soepandam dan wakil pimpinan R. Parjatmo dan Roespandji

Atmowirogo. Pada periode ini SMA Negeri Margoyudan mendapat

bantuan tenaga pengajar dari Universitas Gajah Mada, yaitu :

Prawoto, Soenardjo, Baiquni.

3) Periode Pasca Berdirinya SMA Negeri 2 Surakarta

a) Pada tahun 1952, pada saat itu mulai dirintis belajar menggunakan

laboratorium, diawali dengan menyediakan laboratorium kimia dan

fisika. Mulai saat itu pula kegiatan sekolah berjalan dengan lancar

dan tiap akhir tahun pelajaran bisa meluluskan siswa-siswi dengan

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hasil yang sangat memuaskan, bahkan kini sebagian besar alumni

telah mengambil peran mengabdikan dirinya kepada bangsa dan

negara sebagi pemimpin, baik di tingkat daerah yang tersebar di

seluruh penjuru tanah air maupun di tingkat pusat.

b) Pada tanggal 1 Agustus 1956, SMA Negeri I Bagian Malam diubah

namanya menjadi SMA Negeri A/B III, sekaligus terjadi

perubahan nama SMA beserta pimpinannya, yaitu : SMA Negeri I

B dipimpin R. Soepandam, SMA Negeri II A dipimpin R. Parjatmo

dan SMA Negeri III B dipimpin Roespandji Atmowirogo.

c) Pada tanggal 30 Januari 1967, SMA Negeri III hijrah dari

Margoyudan (Jalan Monginsidi 40) ke Jlan Warungmiri 90,

sehingga di Margoyudan tinggal SMA Negeri I dan SMA Negeri II

Surakarta sampai sekarang.

d) Kepala Sekolah yang pernah memimpin SMA Negeri 2 Surakarta :

(1) Tahun 1951 – 1956

(2) Tahun 1956 – 1964

(3) Tahun 1964 – 1965

(4) Tahun 1965 – 1981

(5) Tahun 1981 – 1989

(6) Tahun 1989 – 1992

(7) Tahun 1992 – 1994

(8) Tahun 1995 – 1998

(9) Tahun 1998 – 2002

(10) Tahun 2002 – 2005

(11) Tahun 2005 – 2007

(12) Tahun 2007 – 2010

(13) Tahun 2010 – sekarang

: R. Soepandam

: R. Parjatmo

: Hartati

: Soejanto

: Soetasno, BA

: Djambari Soetjipto

: Widagdo, BA

: Drs. Praja Suminta

: Drs. Soedjimto, SF, MM

: Drs. H. Winarno

:Dra. Hj. Endang Sri

Kusumaningsih, M.Pd

: Drs. Sukardjo, MA

: Drs. H. Sudadi Mulyono,

M.Si

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bermula dari persepsi yang berbeda-beda tentang hari berdirinya

SMA Negeri 2 Surakarta. Sebagai pendapat menyatakan bahwa SMA Negeri

2 berdiri sejak tangal 15 Desember 1945 ( SK. No. XX/12/1949 ) bersamaan

denan berdidinya SMA Negeri 1 Surakarta. Sementara pendapt yang lain

menyatakan tanggal 17 Agustus 1951 merupakan hari berdirinya SMA Negeri

2 Surakarta. Ada pendapt lain berdiri tanggal 15 Desember 1952 ( SK No.

253 / G / DK/ 52 ), Serta Ada Yang Berpendapat Tanggal 1 Agsutus 1960-an

hari berdirinya, yaitu sejak diubahnya SMA Negeri 2 menjadi SMA Negeri

bagian A.

Atas dasar itulah dengan kepedulian dan komitmen yang tinggi akan

eksistensi SMA Negeri 2 kedepan, maka Dra. Hj. Endang Sri Kusumaningsih,

M.Pd selaku Kepala Sekolah mencoba untuk menjaring segala masukan dari

barbagai pihak untuk menetapkan hari berdidinya SMA Negeri 2 Surakarta,

melalui berbagai forum baik formal maupun informal, antara lain :

1) Pada saat acara Halal Bihalal keluarga besar SMA Negeri 2 Surakarta

tangal 12 Nopember 2005 di Aula yang sedang dibangun. Pada saat

itu sempat dilontarkan oleh Dra. Hj. Endang Sri Kusumaningsih,

M.P.d tentang hari jadi SMA Negeri 2 jatuh pada tanggal 15

Desember 1952 sesuai SK. Atas lontaran pendapat itu akhirnya

mendapat banyak tanggapan, antara lain ;

a) R. Soejanto ( mantan guru dan Kepala Sekolah SMA Negeri 2 )

b) Soediro ( mantan guru sekaligus Alumni)

c) Drs. Soewito ( mantan guru )

d) Widagdo, BA ( mantan kepala sekolah ),

e) Mulyati (mantan guru dan Alumni ) serta masih banyak yang

lain.

Akhirnya pada acara itu sepakat dan mendesak agar dibentuk tim

khusus untuk membicarakan dan melacak kapan hari berdirinya SMA

Negeri 2 Surakarta yang pasti.

2) Menindaklanjuti desakan agar melacak hari berdirinya, maka pada

tanggal 15 Desember 2005 Kepala Sekolah membentuk sekaligus

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengundang tim khusus. Pada pertemuan dengan penuh kekeluargaan

itu, Ibu Kepala Sekolah memimpin sekaligus membuka dengan

membacakan sejarah berdirinya SMA Negeri 2 dari berbagai sumber.

Setelah itu menerima saran dan masukan dari yang hadir, pada

kesempatan itu hampir semua yang hadir memberikan masukan antara

lain Drs. Soewito, 9 mantan guru senior, kemudian melimpah menjadi

Dosen universitas Sebelas Maret), mengemukakan berbagai

pandangan secara lengkap; agar dalam menetapkan berdirinya SMA

Negeri 2 tidak merugikan berbagai pihak, maka harus ditinjau dari

aspek historis, spikologis, dan yuridis.

b. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 2 Surakarta

1) Visi sekolah

Mampu menjadi SMA unggulan yang berwawasan IPTEK, Seni, Olah

Raga dan IMTAQ dengan indikator sebagai berikut :

a) Unggul dalam hal kedisiplinan dan ketertiban.

b) Unggul dalam penguasaan perangkat teknologi modern.

c) Unggul dalam perolehan NEM.

d) Unggul dalam saingan SPBM ( Seleksi Penerimaan Mahasiswa

Baru)

e) Unggul dalam bidang Fisika, Biologi dan Matematika.

f) Unggul dalam penguasaan bahsa Inggris dan bahasa Jerman.

g) Unggul dalam Keseneian dan Olah Raga.

h) Unggul dalam bidang Kesenian.

2) Misi sekolah

a) Menumbuhkan semangat disiplin tinggi kepada seluruh warga

sekolah.

b) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan

efesien, sehingga mencapai hasil yang optimal.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Mendorong semangat seluruh warga sekolah untuk lebih

berprestasi sesuai bakat minatnya.

d) Membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya agar dapat

dikembangkan secara optimal ( meliputi bidang agama, bahasa,

seni, budaya, olah raga dan ilmu pengetahuan ), sehingga memiliki

kepercayaan diri yang kuat dan mampu bersaing masuk perguruan

Tinggi Negeri dan Swasta yang favorit.

e) Mendorong meningkatkan penghayatan dan pengamatan agama

dan budi pekerti luhur dalam kehidupan sehari-hari untuk

menciptakan persaudaraan yang sejati.

f) Mendorong dan memfasilitasi segala bentuk kegiatan untuk

meningkatkan sumber daya warga sekolah, sehingga lebih dapat

meningkatkan kualitas dirinya.

g) Membawa warga sekolah untuk menjadi agen perubahan kearah

perubahan kehidupan masyarakat.

Indikator dari ketercapaian visi dan misi tersebut antara lain :

(1) Meningkatkan penggunaan laboratorium IPA, laboratorium

bahasa, dan laboratorium komputer.

(2) Meningkatnya akademis siswa yang ditandai dengan semakin

meningkatnya perangkat nilai ujian murni siswa dan kenaikan

presentasi siswa yang diterima di PTN dan PTS yang

bonafid.

(3) Meningkatnya prestasi non akademis siswa, yang ditandai

dengan semakin banyaknya kejuaraan yang diperoleh.

(4) Meningkatnya prestasi guru dan karyawan dalam karier

profesional dan karier jabatan.

(5) Meningkatnya disiplinj siswa dari perhitungan siswa yang

tidak tertib dan disiplin adalah 0,915% tiap bulan.

3) Tujuan Sekolah

Melandaskan kepada visi dan misi di atas, maka tujuan sekolah dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Menumbuhkan serta menanamkan semangat kedisiplinan yang

tinggi.

b) Menumbuhkembangkan tentang ketrampilan hidup sesuai dengan

perkembangan, tuntutan masyarakat dan dunia kerja.

c) Meningkatkan kualitas mutu akademik sesuai dengan perkembangan

dan menjadikan sebagai sekolah unggulan.

d) Meningkatkan ketrampilan yang berwawasan IPTEK, seni, olahraga

yang didasari sikap mental IMTAQ.

e) Menanamkan sikap budi pekerti luhur dan sopan santun/ tata krama.

f) Menghindarkan perilaku yang menyimpang (narkoba, napza, miras,

pergaulan bebas, dan lain-lain).

c. Guru dan Staf

Berikut adalah daftar guru beserta staf yang bekerja di SMA Negeri 2

Surakarta

Tabel 7. Daftar Guru SMA Negeri 2 Surakarta

NO MAPEL N A M A

1 Agama Islam 1 Wagimin, S.Ag 2 Siti Alfiah, S.Ag 3 Rahmawati Solechatul, S.Hi., SH.

2 Agama Katolik

1 F.Rahayu Sri. Kartini, SAg

3 Agama Kristen

1 Tutik Sri Hardiyah

4 PKn 1 Drs. Purwanto 2 Dra. RR.Tuty Choniejatun Afarsie,

M.Pd 3 Nana Kurniawati, S.Pd 4 Dra. Sri Hartatik, M.Pd

5 Bhs Indonesia 1 Drs. Jaka Setyana

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2 Sri Hartati, S.Pd 3 Drs. Agus Hartanto, M.Hum 4 Yayat Nurhayat, S.Pd 5 Drs. Sriyono 6 Tri Haryono, S.Pd 7 Dra. Suwarsi 8 Widya Ristanti, S.Pd

6 Bhs Inggris 1 Drs. Ajuandi 2 CHM. Sri Hartati, S.Pd 3 Siti Fatimah, S.Pd 4 Dra. Listyowati. S 5 Drs. Nurhadi 6 Lucia Dwi Ardani, S.Pd 7 Sri Hartini, S.Pd 8 Dra. Isnaini Budi Ratnawati

7 Matematika 1 Dra. Nunuk Sarwiyati 2 Kustini, SPd 3 Ahmad Paryanta, S.Pd 4 Sri Margono, S.Pd 5 Dra. Magdalena Puspitaningtyas 6 Dra. Dwi Arti Maryunani 7 Sri Hartati, S.Pd 8 Parwo Nugrohorini, S.Pd 9 Dhany Setiawan Prasetyo, S.Pd

8 Fisika 1 Drs. Sumarsono 2 Yamtini, S.Pd 3 Drs. Sri Padmono. R 4 Drs. Haryanto 5 Tuti Wahyuningsih, S.Pd 6 Mita Nugraheni, S.Pd. 7 Yunie Dwi Ratnawati, S.Pd

9 Biologi 1 Dra. Sri Hartati, M.Si 2 Dra. Sapartiwi 3 Dra. Maria Romana Muryani 4 Dra. Sri Lestari

10 Kimia 1 Hj. Sukarti, BA 2 CME. Widyastuti, S.Pd, M.M 3 Nanik Mitayani, S.Pd 4 Drs. Wagiman

11 Sejarah 1 Drs. Yuli Purnomo 2 H.Kasimin, SPd, M.Pd

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3 Dra. Chusnul Arifah 12 Geografi 1 Drs. Supardjo

2 Drs. Sarwono 3 Agus Sugiarto

13 Ekonomi 1 Dra. A.D. Gayatri 2 Dra. TH.Anastasia Dwi Nurani 3 Sardjuri, S.Pd 4 Sumarno, BA 5 Untung Daryanto, S.Pd 6 Bagaswati, S.Pd 7 Irmawati, S.Pd

14 Sosiologi 1 Didik Widiawan, S.Pd, M.Pd 2 Siti Nidawati, S.Pd 3 D.Widjaja

15 Bhs Jerman 1 Drs. Paiman 16 Antropologi 1 Drs. Radios.S, SH 17 Seni Budaya 1 Evi Amalia Setyaningtyas, S.Pd.

2 Ardiyanto, S.Pd 3 Tri Susilo Utama

18 Penjas Kes 1 Drs. Sunarto 2 Dra. Yuninta 3 Drs. Untara 4 Setya Anung Haryanto, S.Pd 5 Wasis Himawanto, S.Pd

19 TIK 1 Drs. Sri Margono 2 Ahmad Paryanta, S.Pd 3 Muhamad Iqbal Tantowi 4 Agus Sugiarta

5 Dwi Apri Setyowati, S.Kom 20 Fotografer 1 Agus Sutopo

21 Bahasa Daerah

1 Dian Esa Nurcahyani, S.Pd 2 Dra. Sulistyorini 3 KrAr Winarno

22 BK 1 Drs. Sukardjo, M.A. 2 Drs. Mulyadi 3 Dra. Anastasia Yani Sundari 4 Dra. Ruswati 5 Tokit Soemardi, S.Pd 6 Hj. Indri Astuti, S.Pd

Sumber: Data dari SMA N 2 Surakarta

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 8. Daftar Nama Tenaga Administrasi SMA N 2 Surakarta dan Tugasnya

No. Nama Karyawan Pekerjaan

1 Endang Sadtyanirinanti, S.Sos

Bendahara Rutin

2 Suhardo Kepala Tata Usaha 3 Paidi Foto Copy dan menjaga Wartel 4 Suraji Pesuruh, Kebersihan ruang kelas,

Penjaga Sekolah 5 Ngatimin Pesuruh, Kebersihan ruang dan

taman 6 Afir Budiyono PTT, Inventaris dan Komputerisasi 7 Marwoto PTT, Pesuruh, Kebersihan ruang

kelas, Kamar mandi dan WC siswa 8 Wildan Hudaya, S.Pd PTT, Komputerisasi, pembantu

bendahara rutin 9 Didik Rantonius PTT, Satpam, Kebersihan Ruang

kelas 10 Nurul Pujiastuti, S.Pd PTT, Petugas Perpustakaan 11 Tri Suwarto PTT, Penerima uang BP3 Siswa,

Instalasi listrik 12 Erna Susilowati, SE PTT, Penerima uang BP3 Siswa 13 Eny Fitria, S.Sos PTT, Petugas Perpustakaan 14 Wae Rohani PTT, Satpam, Kebersihan Ruang

kelas 15 Siswadi, S.Pd PTT, Komputerisasi dan laboran 16 Anton Suseno PTT, Urusan surat menyurat,

Legalisir Ijazah 17 Unes Sri Rejeki, SE PTT, Komputerisasi, Buku Induk

siswa 18 Iswadi PTT, Tehnisi Multimedia, Komputer 19 Tukimin PTT, Penjaga malam sekolah

Sumber: Data dari SMA N 2 Surakarta d. Struktur Organisasi

- - - - - - - - -

Komite Sekolah Drs. H. Ichwan Dardiri

Kepala Sekolah Drs. H. Sudadi Mulyono, M.Si

Kepala Tata Usaha Suhardo

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- - - - - - - -

Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Surakarta

e. Kurikulum

1) Program Pengajaran

a) Program pengajaran umum

Program pengajaran umum merupakan program pengajaran

yang wajib diikuti oleh para siswa kelas 1. Program ini dimaksudkan

untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat

dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya

sekiranya, serta meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan minat

siswa sebagai dasar untuk memilih program pengajaran khusus yang

sesuai di kelas 3. Program pengajaran umum mencakup bahan kajian

dan pengajaran yang disusun dalam mata pelajaran :

(1) PPKn

(2) Pendidikan Agama.

(3) Sejarah Nasional & Umum

(4) Bahasa Inggris

Wk.Sek. Kurikulum Drs. Jaka Setyana

Wk. Sek. Kesiswaan

Drs H. Suparjo

Wk. Sek. Sarpra Drs.

Sumarsono,M.Pd

Wk. Sek Humas

Drs. Ajuandi.

Guru

Siswa

Garis Komando

Garis Koordinasi

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(5) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

(6) Bahasa Indonesia dan Sastra

(7) Matematika

(8) IPA

(9) IPS

(10) Pendidikan Seni

Tahun 2004 Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan

dari kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004, sehingga untuk

susunan pengajarannya pun berbeda. Kurikulum 2004 ini di SMA 2

sudah diterapkan kepada kelas 2 (X1). Adapun program pengajaran

umum mencakup bahan kajian dan pengajaran yang disusun dalam

mata pelajaran :

(1) Pendidikan Agama

(2) Kewarganegaraan

(3) Bahasa dan Sastra Indonesia

(4) Bahasa Inggris

(5) Matematika

(6) Kesenian

(7) Pendidikan Jasmani

(8) IPA

(9) IPS

(10) Teknologi Informasi dan Komunikasi

b) Program pengajaran khusus

Untuk kurikulum 2004 program pengajaran khusus ini adalah

sudah dilaksanakan atau diselenggarakan di kelas 2 atau kelas XI. Program

ini dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikan

pada jenjang tinggi. Siswa kelas 3 diberi kesempatan untuk pindah ke

program pengajaran khusus lainnya sesuai dengan kemampuan, minat dan

kemajuan belajarnya.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Program bahasa, program untuk mempersiapkan siswa ke jenjang

pendidikan tinggi yang berkaitan dengan bahasa dan budaya. Bahan

kajian dan pelajaran :

(1) Mata pelajaran umum

Kewarganegaraan, pendidikan agama, bahasa dan sastra Indonesia,

sejarah nasional dan umum, bahasa Inggris, olahraga dan kesehatan.

(2) Mata pelajaran khusus

Bahasa dan sastra Indonesia, bahasa Inggris, bahasa asing lain dan

sejarah budaya.

Program IPA. Bahan dan kajian pelajaran disusun dalam mata

pelajaran :

(1) Mata pelajaran umum

Kewarganegaraan, pendidikan agama, bahasa dan sastra Indonesia,

sejarah nasional dan umum, bahasa Inggris, olahraga dan kesehatan.

(2) Mata pelajaran khusus

Ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara.

2) Pelaksanaan

a) Waktu pelajaran

Kurikulum SMA menerapkan sistem semester. Minggu efektif dalam satu

tahun pelajaran (2 semester) adalah 3 minggu dan jam efektif tiap minggu

30 jam.

b) Sistem guru

Satu mata pelajaran bisa lebih dari satu guru dalam tiap kelas.

c) Perencanaan KBM

(1)Perencanaan tahunan.

(2)Perencanaan semester.

(3)Perencanaan yang dituangkan dalam persiapan mengajar.

d) Bahasa pengajar

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sesuai pasal 41 UU tahun 1989 bahasa pengantar sekolah adalah bahasa

Indonesia.

e) Sistem pengajaran

(1) KBM dilaksanakan dengan sistem klasikal, di mana sekelompok siswa

dengan kemampuan rata-rata hampir sama, menerima pelajaran dari

seorang guru dalam mata pelajaran tertentu.

(2) KBM pada dasarnya mengembangkan kemampuan psikis dan fisik

dan juga kemampuan menyelesaikan soal secara utuh. Dalam rangka

mempersiapkan para siswa untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi

diperlukan KBM yang dapat mengembangkan kemandirian dan sikap

tanggung jawab.

(3) Mengingat kekhasan dalam setiap mata pelajaran, cara penyajian atau

metode pengajaran, hendaknya dapat memanfaatkan sarana penunjang

seperti perpustakaan, alat peraga, serta lingkungan alam sosial budaya

sebagai nara sumber.

f) Kegiatan perbaikan dan pengayaan

Kegiatan perbaikan adalah KBM untuk membantu siswa

memahami bahan kajian, atau pelajaran bagi siswa yang mencapai tingkat

penguasaan minimal.

Kegiatan perbaikan dan pengayaan biasa dilaksanakan dengan

menggunakan waktu yang telah disediakan sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan. Kegiatan pengayaan adalah KBM untuk memperluas dan

memperdalam bahan kajian materi bagi siswa yang mencapai tingkat

penguasaan minimal lebih dari rata-rata siswa lainnya.

3) Penilaian

a) Penilaian pengajuan belajar

Yaitu upaya pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar

siswa, untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kegiatan belajar.

b) Penilaian hasil belajar

Sebuah upaya mengumpulkan informasi untuk mengetahui

seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan yang telah dicapai siswa pada

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

setiap semester, akhir semester, akhir tahun dan akhir pendidikan SMA.

Penilaian hasil belajar pada akhir semester 2 kelas X mencakup semua

mata pelajaran yang disusun di kelas X. Penilaian ini dapat digunakan

sebagai :

(1) Bahan pertimbangan dalam pemilihan program pengajaran khusus.

(2) Salah satu unsur utama untuk menentukan kenaikan kelas.

Penilaian hasil belajar pada akhir semester / pendidikan SMA

digunakan untuk mengatakan bahwa siswa yang bersangkutan telah

selesai pendidikan SMA.

4) Pengembangan kurikulum

a) Tingkat nasional

Pada tingkat nasional, pengembangan kurikulum mencakup

penyesuaian isi, bahasa, bahan pengajaran, kebutuhan pembangunan

nasional, perkembangan siswa dan bersesuaian dengan lingkungan dan

perkembangan IPTEK.

b) Tingkat daerah

Sesuai pasal 15 (5) dan 6 PP No. 9 tahun 1950 dan tanpa

mengurangi kurikulum yang berlaku secara nasional, mencakup :

(1) Penjabaran bahan lebih lanjut yang berlaku nasional, misalnya

bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

(2) Penambahan pelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku

nasional, misal : pendidikan seni, pendidikan jasmani dan kesehatan.

(3) Penyesuaian cara penyampaian yang tercantum dalam kurikulum

nasional disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.

2. Deskripsi Data Khusus

Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas berupa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan

pembelajaran model ekspositori. Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi

belajar siswa mata pelajaran akuntansi.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dibuat

deskripsi data khusus sebagai berikut :

a. Data Nilai Kemampuan Awal

Data tentang nilai kemampuan awal sebelum mendapat perlakuan

diperoleh dari ulangan materi sebelumnya pada mata pelajaran akuntansi

yaitu materi Jurnal penyesuaian.

1) Kelas Eksperimen

Nilai kemampuan awal siswa kelas XI IPS 2 selaku kelas eksperimen

memiliki rentang antara 45 sampai 100. Hasil perhitungan menunjukkan :

Rata-rata (M) = 70,86

Modus (Mo) = 76,3

Median (Me) = 68

Standar deviasi (s) = 13,2

Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kelas

eksperimen disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas eksperimen

Kelas Interval Frekuensi Kelas Eksperimen

xi Absolut Relatif 45-53 4 11% 49 54-62 6 16% 58 63-71 8 22% 67 72-80 13 35% 76 81-89 2 5% 85 90-98 3 8% 94 99-107 1 3% 103 Jumlah 37 10%

Tabel diatas menggambarkan nilai kemampuan awal pada kelas

eksperimen bahwa nilai terendah adalah 45 dan nilai tertinggi adalah 100.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Siswa terbanyak memperoleh nilai antara rentang 72-80 yaitu sebanyak 13

siswa. Sedangkan sebanyak 1 siswa memperoleh nilai antara rentang 99-

100. Dengan tabel tersebut dapat dilihat dengan gambar histogram sebagai

berikut.

Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen

2) Kelas Kontrol

Nilai kemampuan awal siswa kelas XI IPS 1 selaku kelas kontrol memiliki

rentang antara 35 sampai 100. Hasil perhitungan menunjukkan :

Rata-rata (M) = 70,86

Modus (Mo) = 76,3

Median (Me) = 68

Standar deviasi (s) = 13,9

Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kelas kontrol

disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol

Kelas Interval Frekuensi Kelas Kontrol

xi Absolut Relatif 34-45 3 9% 40 46-56 1 3% 51 57-67 5 14% 62 68-78 13 34% 73 79-89 11 31% 84

02468

101214

49 58 67 76 85 94 103

Frek

uens

i

Titik tengah interval

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90-100 2 9% 95 Jumlah 35 100%

Tabel diatas menggambarkan nilai kemampuan awal pada kelas kontrol

bahwa nilai terendah adalah 35 dan nilai tertinggi adalah 100. Siswa

terbanyak memperoleh nilai antara rentang 68-78 yaitu sebanyak 13 siswa.

Sedangkan sebanyak 1 siswa memperoleh nilai antara rentang 45-56.

Dengan tabel tersebut dapat dilihat dengan gambar histogram sebagai

berikut.

Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol

b. Data Nilai Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi

Data nilai tes prestasi setelah mendapat perlakuan diperoleh dari nilai

tes berupa serangkaian soal – soal obyektif yang sudah teruji baik dari segi

validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Tes diberikan

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah menyelesaikan pembelajaran

materi kertas kerja.

1) Kelas Eksperimen

Prestasi belajar akuntansi siswa kelas eksperimen yang mendapat

perlakuan pembelajaran tipe Jigsaw berupa nilai tes yang diberikan

diakhir kegiatan pengajaran memiliki rentang antara 52 sampai 96. Hasil

perhitungan menunjukkan :

02468

101214

40 51 62 73 84 95

Frek

uens

i

Titik tengah interval

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rata-rata (M) = 84

Modus (Mo) = 89,8

Median (Me) = 88

Standar deviasi (s) = 12,03

Distribusi frekuensi data nilai prestasi belajar akuntansi siswa pada kelas

eksperimen disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Eksperimen

Kelas interval Frekuensi kelas Eksperimen

xi Absolut Relatif 52-58 2 5% 55 59-65 2 5% 62 66-72 3 8% 69 73-79 3 8% 76 80-86 6 17% 83 87-93 16 43% 90 94-100 5 14% 97 Jumlah 37 100%

Tabel diatas menggambarkan nilai prestasi belajar pada kelas eksperimen

bahwa nilai terendah adalah 52 dan nilai tertinggi adalah 96. Siswa

terbanyak memperoleh nilai antara rentang 87-93 yaitu sebanyak 16 siswa.

Sedangkan sebanyak 2 siswa memperoleh nilai antara rentang 52-58 dan 2

siswa memperoleh nilai antara rentang 59-65. Dengan tabel tersebut dapat

dilihat dengan gambar histogram sebagai berikut.

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Eksperimen

2) Kelas Kontrol

Prestasi belajar akuntansi siswa kelas kontrol yang mendapat perlakuan

pembelajaran dengan model ekspositori berupa nilai tes yang diberikan

diakhir kegiatan pengajaran memiliki rentang antara 56 sampai 96. Hasil

perhitungan menunjukkan :

Rata-rata (M) = 77,03

Modus (Mo) = 90,96

Median (Me) = 81,4

Standar deviasi (s) = 12,3

Distribusi frekuensi data nilai prestasi belajar akuntansi siswa pada kelas

kontrol disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol

Kelas interval Frekuensi kelas kontrol

xi Absolut Relatif

02468

10121416

55 62 69 76 83 90 97

Frek

uens

i

Titik tengah interval

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56-62 7 20% 59 63-69 4 11% 66 70-76 3 9% 73 77-83 5 14% 80 84-90 12 34% 87 91-97 4 12% 94

Jumlah 35 100% Tabel diatas menggambarkan nilai prestasi belajar pada kelas kontrol

bahwa nilai terendah adalah 56 dan nilai tertinggi adalah 96. Siswa

terbanyak memperoleh nilai antara rentang 84-90 yaitu sebanyak 12 siswa.

Sedangkan sebanyak 3 siswa memperoleh nilai antara rentang 70-76.

Dengan tabel tersebut dapat dilihat dengan gambar histogram sebagai

berikut.

Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Kontrol

H. Pengujian Persyaratan Analisis

Prasyarat analisis data yang harus dipenuhi dalam penelitian eksperimen

ini adalah t-matching, data yang digunakan adalah nilai ulangan harian jurnal

penyesuaian, nilai rata-rata kelas kontrol adalah 70,86 sedangkan untuk kelas

eksperimen nilai rata-ratanya adalah 71,08. Berdasarkan hasil uji t-matching

diperoleh thitung sebesar 0,415. Syarat bahwa kedua kelas memiliki kemampuan

awal yang sama jika thitung < ttabel. Pada taraf signifikan 5% dan db 70 diperoleh

ttabel sebesar 1,660. Berdasarkan hasil tersebut berarti thitung < ttabel atau Ho

0

2

4

6

8

10

12

59 66 73 80 87 94

Frek

uens

i

Titik tengah interval

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

kemampuan awal antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen,

sehingga kelas kontrol dan kelas eksperimen berangkat dari titik yang sama.

I. Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan post test yang dilakukan pada akhir pengajaran

diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 77,03 dan nilai rata-rata kelas

eksperimen adalah 84. Syarat bahwa kedua kelas tidak ada perbedaan yang

signifikan jika thitung < ttabel. Hasil analisis dengan mengunakan t-test

memperoleh thitung = 2,978 sedangkan ttabel = 1,660 pada taraf signifikan 5%

dan db=70. Berdasarkan analisis tersebut berarti thitung > ttabel atau 2,978 >

1,660 atau Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

prestasi belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 2,978

sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 77,03 dan nilai rata-rata kelas

eksperimen adalah 84. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

menggunakan pembelajaran tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan dengan

menggunakan pembelajaran model ekspositori.

J. Pembahasan Hasil Analisis Data

Pada penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas

eksperimen sebagai sampel dari populasi yang ada, untuk kelas eksperimen

mendapat pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw sedangkan untuk kelas kontrol mendapat pengajaran dengan menggunakan

model ekspositori. Karena penelitian ini sifatnya membandingkan prestasi belajar

antara dua kelas, maka sebelum penelitian dimulai harus dipastikan terlebih

dahulu bahwa kedua kelas berangkat dari titik yang sama. Untuk itu perlu

diadakan analisis prasyarat dengan menggunakan t-matching. Berdasarkan hasil

perhitungan t-matching diperoleh hasil thitung < ttabel yaitu 0,415 < 1,660 sehingga

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen atau dapat diartikan bahwa kedua kelas

berangkat dari titik yang sama.

Selanjutnya kedua kelas diberi perlakuan dengan metode mengajar yang

berbeda kemudian diberikan tes prestasi untuk pengambilan data. Data yang

diperoleh dianalisis dengan menggunakan t-test atau uji-t untuk menguji hipotesis

penelitian. Hasil dari pengujian hipotesis diperoleh thitung ≥ ttabel atau 2,978 ≥

1,660. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara

kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran model ekspositori dengan kelas

eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran tipe jigsaw.

Rata-rata nilai post-test kelas eksperimen sebesar 84 dan rata-rata nilai

post-test kelas kontrol sebesar 77,03. Berdasarkan nilai rata-rata kedua kelas tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar menggunakan pembelajaran tipe

Jigsaw lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran model

ekspositori.

Perbedaan prestasi belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

dikarenakan pada kelas kontrol masih banyak siswa yang kurang memperhatikan

penjelasan guru, banyak siswa yang sering tidak mengikuti pelajaran dikarenakan

ada kegiatan ekstrakulikuler lain diluar mata pelajaran, selain itu siswa tidak terlibat

aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran dirasa membosankan. Berbeda

halnya dengan pembelajaran dikelas eksperimen, siswa diusahakan aktif dalam

kegiatan belajar mengajar, dengan kerja kelompok siswa merasa tidak malu bila

bertanya kepada teman atau gurunya mengenai materi yang kurang dipahaminya

sehingga siswa merasa senang dan semangat dalam belajar. Hal ini mempengaruhi

nilai prestasi belajar akuntansi siswa sehingga nilai prestasi siswa dapat meningkat.

Perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar akuntansi kedua kelas tersebut

membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih

baik daripada pembelajaran model ekspositori. Dengan menggunakan model

pembelajaran tipe Jigsaw keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar lebih

tinggi dibandingkan dengan pembelajaran model ekspositori. Pembelajaran tipe

Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif, sehingga partisipasi atau

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keaktifan siswa sangat dibutuhkan. Dari pengamatan yang dilakukan dikelas

eksperimen selama pengajaran berlangsung keaktifan siswa sangat terlihat.

Keaktifan siswa tersebut antara lain adanya keaktifan bertanya kepada teman

maupun kepada guru, serta keaktifan mengerjakan soal latihan yang diberikan

guru.

Lain halnya dengan pengamatan yang dilakukan dikelompok kontrol yang

menggunakan model pembelajaran ekspositori, dikelas ini siswa hanya

mendengarkan penjelasan dari guru dan jarang sekali siswa mengajukan pertanyaan

kepada guru. Didalam pembelajaran, guru dianggap sebagai sumber segala

informasi, guru yang mendominasi kelas, guru langsung membuktikan dalil-dalil,

dan guru memberikan contoh-contoh soal. Sedangkan siswa hanya mendengarkan,

melaksanakan pola-pola yang diterapkan guru, mencontoh cara-cara yang

dilakukan guru dalam menyelesaikan soal-soal yang dapat mengakibatkan siswa

bertindak pasif. Hal ini menimbulkan kurangnya kemandirian siswa, sehingga

kemampuan siswa untuk menganalisa dan menyelesaikan suatu permasalahan

kurang berkembang secara baik. Kebanyakan siswa hanya mengandalkan

penjelasan dari guru tentang materi terkait. Hal inilah yang membuat siswa kurang

aktif dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.

Pada pembelajaran tipe Jigsaw selain dapat meningkatkan partisipasi

atau keaktifan siswa, juga dapat meningkatkan motivasi dan rasa tanggung jawab

siswa. Hal ini dapat dilihat dari adanya rasa senang dan semangat dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dari pengamatan yang dilakukan dikelas

eksperimen siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan semangat

bertanggungjawab pada anggota kelompoknya. Dengan pembelajaran tipe Jigsaw

siswa juga dapat meningkatkan kerjasama dan rasa tanggung jawab dalam

kelompok, siswa dengan kemampuan yang lemah dapat dibantu oleh siswa lain

yang kemampuannya lebih tinggi, selain itu proses pembelajaran yang dilakukan

guru menjadi lebih bervariasi, pembelajaran menjadi lebih menarik dan hidup.

Berbeda dengan pengamatan yang dilakukan dikelas kontrol, siswa merasa kurang

bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kompetensi dasar pada penelitian ini adalah menyusun Kertas kerja pada

perusahaan jasa. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar

akuntansi pada pembelajaran tipe Jigsaw menunjukkan peningkatan prestasi

belajar pada kelompok eksperimen. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat

pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi guru.

Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dari guru dan pendekatan dari

guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi

Guru berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat menarik

perhatian siswa, sehingga berakibat pada meningkatnya prestasi mata pelajaran

akuntansi. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja dalam

melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran

akuntansi dengan menggunakan teknik jigsaw dapat dilihat dari indikator-

indikator sebagai berikut:

1. Siswa terlihat secara antusias dan bersemangat dalam mengikuti materi

pembelajar yang disampaikan oleh guru.

2. Siswa merasa mendapatkan pencerahan dalam pembelajaran, karena selain

alur pembelajaran jelas, siswa juga mempunyai kesempatan untuk aktif dalam

proses pembelajaran.

3. Siswa menjadi lebih percaya diri untuk maju mengerjakan soal yang diberikan

guru karena mereka sudah menguasai materi itu.

4. Siswa sudah mampu memahami materi akuntansi yang disampaikan oleh

guru.

5. Pada setiap penyampaian materi, guru selalu memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang dapat membangkitkan minat siiswa untuk belajar.

Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pembelajaran tipe jigsaw lebih

baik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dari pada pembelajaran model

ekspositori. Hal ini juga didukung oleh data-data kuantitatif yang telah

dikemukakan diatas.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan

pada bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada perbedaan prestasi belajar mata

pelajaran akuntansi antara pengajaran dengan model ekspositori dan Jigsaw

di kelas XI IS SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/ 2011” teruji

kebenarannya. Terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara

pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw dan model ekspositori.

Hal ini ditunjukan dari hasil perhitungan nilai thitung > ttabel (2,978 > 1,660)

pada db= 70 taraf signifikasi 5%.

2. Hipotesis yang menyatakan bahwa “Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada model ekspositori dalam

meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IS

SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/ 2011.” teruji kebenarannya.

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik diterapkan daripada

model ekspositori dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini

ditunjukan dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 2,978 sedangkan

nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 77,03 dan nilai rata-rata kelas eksperimen

adalah 84.

Dilihat dari kondisi lapangan yang ada selama penelitian, peneliti

mengamati proses pembelajaran, guru belum mampu mengkoordinasi kelas

dengan baik, sehingga belum bisa membuat suasana belajar yang menyenangkan

bagi siswa. Guru belum mampu menerapkan metode-metode baru dalam

pembelajaran, sehingga dianggap kurang kompeten dalam bidangnya, dalam

proses pembelajaran guru masih menggunakan metode tradisional, konvensional

(ceramah, tanya jawab). Metode seperti ini pembelajaran cenderung terpusat

pada guru, guru paling mendominasi dalam proses pembelajaran dan memegang

83

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peranan penting dalam kelas., sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses

pembelajaran karena kurang dilibatkan.

Menggunakan model ekspositori siswa terlalu bergantung pada apa yang

diberikan oleh guru, siswa belum terbiasa mengutarakan pendapat didepan kelas,

jarang bertanya sehingga tidak bisa memecahkan masalah yang ada, baik

individu maupun kelompok. Selain itu, sekolah kurang memberikan fasilitas yang

mendukung proses pengajaran, maka penerapan-penerapan metode baru kurang

optimal.

Tingginya prestasi belajar siswa yang mengikuti proses belajar mengajar

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan

bahwa lebih baik daripada model ekspositori pada pembelajaran Akuntansi. Hal

tersebut ditunjukkan oleh keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar, sehingga berpengaruh pada peningkatan prestasi belajar siswa yang

ditunjukan dengan kenaikan rata-rata nilai sebesar 12,92 setelah diberikan

perlakuan (treatment). Hal ini lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol

yang menggunakan model ekspositori yang mengalami peningkatan nilai rata-

rata sebesar 6,17. Peningkatan nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kontrol

dapat dirangkum ke dalam tabel berikut ini:

Tabel 10. Rangkuman kenaikan rata-rata nilai awal dan nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.

No Kelompok

Nilai Rata-rata

Sebelum

Treatment

Setelah

Treatment Kenaikan

1 Eksperimen 71,08 84 12,92

2 Kontrol 70,86 77,03 6,17

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Implikasi

Berdasar kesimpulan yang telah dikemukakan, maka dapat dikaji

implikasi teoretis dan praktisnya sebagai berikut.

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran akuntansi dengan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada pembelajaran

dengan model ekspositori. Simpulan hasil penelitian ini mendukung teori yang

dikemukakan oleh Anita lie (2005) yang menyatakan bahwa pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw mendorong siswa untuk memiliki kemampuan dalam

berkomunikasi, bekerjasama dan mengembangkan rasa tanggung jawab dengan

anggota kelompok. Pembelajaran tipe Jigsaw membantu siswa meningkatkan

kreativitas dalam memecahkan masalah baik secara kelompok maupun individu.

Berdasar keunggulan dan kelemahan dari masing-masing model pembelajaran

baik jigsaw maupun ekspositori serta penelitian dari Sandi Fajar Rodiyansyah

(2008), Bahriyatul Azizah (2006) yang menyimpulkan bahwa rata-rata prestasi

belajar kelompok eksperimen yang lebih tinggi menunjukkan pembelajaran

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik dibandingkan

pembelajaran menggunakan model ekspositori, konvensional atau yang

sebelumnya digunakan, hal ini juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan

oleh Aceng Haetami dan Supriadi (2008), Yuni Safitri (2007), Desi Wulandari

(2006), Supriono (2006) menyimpulkan bahwa ada kenaikan prestasi belajar pada

siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi guru, siswa dan

sekolah. Khususnya bagi guru akuntansi sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan peningkatan prestasi belajar

siswa. Selain itu guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

proses belajar mengajar baik faktor dalam maupun dari luar. Serta harus

mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing metode mengajar,

khususnya pada mata pelajaran akuntansi sehingga dengan pemilihan metode

mengajar yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagi siswa

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penelitian ini mampu menjadi cara yang baik dalam mengembangkan kompetensi

akademik dan sosial mereka. Siswa diajak untuk lebih aktif dalam proses belajar

mengajar, meningkatkan motivasi untuk belajar sehingga mampu meningkatkan

prestasi belajar. Setelah memperkenalkan dan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw sekolah menambah fasilitas-fasilitas yang memadai dan

mendukung kegiatan pembelajaran dengan optimal.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah penulis

sampaikan di atas, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya secara aktif terlibat dalam proses belajar mengajar,

baik fisik, mental, pikiran untuk benar-benar mampu memahami, mengerti dan

dapat menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat. Siswa

harus dibiasakan untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun

kelompok sehingga siswa mendapatkan pengetahuan optimal bukan hanya dari

guru tetapi siswa menemukan langsung dan membangun sendiri pengetahuan

mereka melalui membaca, latihan soal, maupun sumber-sumber belajar yang lain.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dalam mengajar mata pelajaran Akuntansi. Tidak hanya model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tapi model pembelajaran inovatif lainnya

yang mampu memotivasi siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran, dan

tentunya dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan

materi yang akan diajarkan serta memperhatikan kelemahan dan kelebihannya.

Guru hendaknya mampu membuat suasana belajar yang berpusat pada siswa

sehingga siswa mampu berperan aktif dalam proses belajar mengajar sehingga

tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya mendorong para guru untuk menggunakan model

pembelajaran inovatif dalam pembelajaran, selain itu sekolah juga harus

mendukung dengan menyediakan fasilitas-fasilitas mengajar yang memadai

misalnya OHP, LCD, komputer. Dengan demikian pelaksanaan model

pembelajaran akan lebih optimal sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Agus Supriyono.2010.Cooperative Learning (Teori Dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ainurrahman.2009.Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Darwyan Syah.2010.Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press

Dimyati dan Mudjiono.1999.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Gino, dkk.1999.Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: UNS Press

Hadari Nawawi.1995.Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Indra Bastian.2006.Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Isjoni.2009.Cooperative Learning (Efektifitas Pembelajaran Kelompok). Bandung: Alfabeta.

Johar Permana.2001.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana

Lie, Anita.2005.Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo Mardalis.2002.Metode Penelitian (suatu pendekatan proposal). Jakarta: Bumi

Aksara.

Masidjo.1995. Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Nana Sudjana.2005.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Poerwadarminto.1999.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rudianto.2002.Pengantar Akuntansi Jilid 1. Jakarta: Erlangga

S. Nasution.2003.Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman A.M.2010.Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slavin, Robert E.2010.Cooperative Learning (teori, riset dan praktek). Bandung: Nusa Media.

88

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Slameto.2003.Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Soemarsono.2007.Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press.

Sugiyanto.2010.Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka

Suharsimi Arikunto.1998.Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek).Jakarta: Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi.2004.Metodologi Research. Yogyakarta: Andi.

Trianto.2007.Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka