repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · hubungan...

118
HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh SOLAHUDIN NIM: 104015000598 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M/ 1431 H

Upload: ngotuong

Post on 18-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA

BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

SOLAHUDIN

NIM: 104015000598

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M/ 1431 H

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN”. Telah diujikan pada sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 Januari 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Strata (S1) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Jakarta, 09 Januari 2009

Panitia Ujian Munaqosyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal dan tanda tangan Drs. H. Nurochim, MM 09-12-2009 ……………………. NIP. 195907151984031003 Penguji I Drs. H. Nurochim, MM 09-12-2009…………………….. NIP. 195907151984031003 Penguji II Drs. Syarifullah, M.Si. 09-12-2009……………………...

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. H. Dede Rosyada,M.A. NIP. 19571005 198703 1 003

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA

BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN

Skripsi ini diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Guna memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada jenjang Strata Satu (S1)

Oleh: Solahudin

NIM. 104015000598

Di bawah bimbingan

Drs. H. Nurochim MM. NIP. 195907151984031003

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TABIYAH & KEGURUAN

UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA

2009 M / 1431 H

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI
Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

SURAT PENYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Solahudin Tempat/Tgl lahir : Bogor, 11 Januari 1983 NIM : 104015000598 Jurusan/Prodi : Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Judul Skripsi : “HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN”

Dosen Pembimbing : Drs. H. Nurochim, MM. Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salas satu syarat menempuh Ujian Munaqosah

Jakarta, 31 Desember 2009

Solahdin NIM 104015000598

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

KATA PENGANTAR

Segala puji dan sykur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik, hidayah dan iradah-Nya. Shalawat dan salam semoga

senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya

serta seluruh umatnya yang selalu mengikutinya hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan yang akan disajikan di akhir masa

perkuliahan sebagai salah satu prosedur untuk memenuhi program Strata 1 (S.Pd)

pada jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam Proses pembuatannya penulis menyadari bahwa skripsi dapat

terselesaikan bukan semata-mata karean penulis sendiri, melainkan karena adanya

dukungan dan bantuan materil maupun moral serta doa yang datang dari berbagai

pihak. Untuk itu sebagai rasa hormat yang sedalam-dalamnya, penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Merangkap sebagai dosen pembimbing skripsi yang

banyak memberikan bimbingan dan arahan serta saran-saran yang amat

berharga dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Supervisi Pendidikan (Jurusan

penulis terdahulu) dan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(Jurusan Penulis yang baru) yang telah mendidik dan memberikan bekal

berupa Ilmu Pengetahuan kepada penulis.

4. Bapak dan Ibu Dosen mata kuliah Metodologi Penelitian, Statistik,

Evaluasi Pendidikan dan Seminar Proposal yang telah mengajar dan

mendidik penulis dengan begitu baiknya sehingga penulis mengetahui dan

memahami dengan jelas semua hal yang berkaitan dengan skripsi yang

penulis susun. Dari mulai prosedur penelitian dan teknik penulisan skripsi.

vi

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

5. Terlebih khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orang yang paling penulis cintai dan sanjungi di dunia, ialah

Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan semua hal yang dimiliki

untuk penulis dari mulai memberikan nasehat-nasehat dan contoh yang

baik serta memenuhi semua kebutuhan materil sehingga penulisan skripsi

ini dapat terselesaikan.

6. Kakak dan kedua adik tersayang yang telah memberikan doa dan selalu

mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan kuliah sehingga penulis

termotivasi untuk menyelesaikan penulisan skripsi.

7. Seorang makhluk ciptaan Tuhan yang telah mengisi hati, Seorang manusia

yang telah menghiasi Nurani, dan seorang Hawa yang telah Membelenggu

Hati Nurani. Dia adalah seorang wanita yang penulis cintai dan sayangi,

“Vie-vie” Nur Alfi Laili, yang telah menemani selama proses penyusunan

skripsi dan membantu penulis dalam semua hal yang berkaitan dengan

skripsi, terutama motivasi dan nasehat sehingga meyakinkan hati penulis

untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepala Sekolah dan Guru-guru SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Serta kepada

siswa kelas VIII SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah bersedia untuk

menjadi responden dalam penelitian yang penulis lakukan sehingga

penyelesaian skripsi ini berjalan dengan baik.

9. Kawan-kawan IPS angkatan 2004: Adi Abdul Hadi, Bambang Sidik

Priyanto (yang baru saja melangsungkan pernikahannya), Haris, Hardi,

Dede Darmawan, Dwi, Faisal, Imanul Haq, Mahfud, Sarah Maria, Reni

Anggraeni, Tarminah “uci”, Siam Suani, Khasanah, Mariam Niswan, Yuli

Metri, dan Zahratun Na’imah (yang sudah menjadi seorang ibu), yang

lebih dahulu telah menyelesaikan kuliahnya sehingga membuat penulis

termotivasi untuk segera menyusul mereka. Lukman Hakim, Ade Husni

Mubarok, Soeharto, Saeful Makmur “Iphey”, Gilang Seno Aji, Ahmad

Fadhil, Ari, Umayah dan Euis Azizah yang masih menyelesaikan kuliah

vii

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

viii

dan penggarapan skripsi sehingga penulis termotivasi untuk mendahului

mereka.

10. Temen-temen Kosan Pak Usman: Suratno “Ano”, Ahmad Syafei”Feul”,

Ristiandi”Andi”, Ii Khoerul Sidik”Ii”, Agus Hermawan, Yang selalu

menyinggung dan memberikan sindiran tentang skripsi, sehingga membuat

semangat penulis muncul untuk segera menyeselesaikan penyusunan

skripsi ini.

11. Dan kepada sahabat-sahabat tidak tercantum namanya tapi tidak

mengurangi rasa hormat penulis akan kontribusi yang paling kecil maupun

besar sehingga membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis memohon dan berdoa, semoga

jasa baik yang telah diberikan dan disumbangkan kepada penulis menjadi amal

soleh dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Amin.

Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan

ang terdapat dalam skripsi ini, dan dengan kerendahan hati penulis menerima

kritikdan saran yang sifatnya membangun, sangat diharapkan demi kesempurnaan

skripsi ini, serta besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat benar-benar

menjadi tangga awal bagi kelahiran keilmuan yang lebih baik.

Jakarta 04 Desember 2009

Penulis

Solahudin NIM. 104015000598

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................vi

DAFTAR ISI.................. .............................................................................ix

DAFTAR TABEL.... ..... .............................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN... ......................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1

B. Masalah Penelitian ...........................................................................5

1. Identifikasi Masalah ....................................................................5

2. Pembatasan Masalah ...................................................................5

3. Perumusan Masalah ................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 6

1. Tujuan Penelitian........................................................................6

2. Manfaat Penelitian..................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Terpadu

a. Pengertian Pembelajaran Terpadu...........................................7

b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu ....................................10

c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu .....................................12

2. Hakikat IPS

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)............................15

b. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial .................................17

c. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ...........................................18

3. Pembelajaran IPS Terpadu

a. Pengertian IPS Terpadu.........................................................20

b. Konsep Pembelajaran IPS Terpadu.......................................21

4. Hakikat Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar.......................................................22

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar ...............29

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

c. Peranan dan Fungsi Minat Belajar ........................................31

C. Kerangka Berpikir.......................................................................34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian........................................................36

B. Metode dan variabel Penelitian….................................................36

C. Populasi dan Sample…. ................................................................37

D. Teknik Pengumpulan Data….. ......................................................39

E. Anallisis dan interpretasi data ........................................................42

F. Hipotesis Statistik...........................................................................45

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP N 3 TANGSEL........................................46

B. Deskripsi Data... ............................................................................50

C. Analisis Data ..... ............................................................................67

D. Interpetasi Data . ............................................................................69

BAB V PENUTUP

B. Kesimpulan.... ... ............................................................................71

A. Saran.... ............ ............................................................................72

DAFTAR PUSTAKA .... ............................................................................73

LAMPIRAN..……………………………………………………………….

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia……………………………….17

Tabel 2: Populasi Dan Sampel……………………………………………………38

Tabel 3: Kisi-kisi Angket Pembelajaran Terpadu………………………………...39

Tabel 4: Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa…………………………………...40

Tabel 5: Skala Prosentase…………………………………………………………42

Tabel 6: Interpretasi Kasar atau Sederhana……………………………………….43

Tabel 7: Jumlah Siswa SMP N 3 Tangerang Selatan……………………………..46

Tabel 8: Jenjang Pendidikan dan Status Guru…………………………………….47

Tabel 9: Data Jumlah Guru……………………………………………………….48

Tabel 10: Sarana dan Prasarana…………………………………………………...48

Tabel 11: Kesesuaian Tema Dengan Suatu Peristiwa……………………………..51

Tabel 12: Kesesuaian Tema Dengan Tingkat Kemampuan Siswa………………...51

Tabel 13: Keterkaitan Tema Dengan Suatu Tema Lain……………………………52

Tabel 14: Pemahaman Siswa Terhadap Tema……………………………………..52

Tabel 15: Tema Mudahkan Siswa Untuk Belajar Tema Selanjutnya……………...53

Tabel 16: Kesulitan Dalam Memahami Tema……………………………………..53

Tabel 17: Kesesuaian Tema Dengan Sumbel Belajar……………………………...54

Tabel 18: Dominasi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar………………………..54

Tabel 19: Siswa Mencari Materi Sendiri…………………………………………...55

Tabel 20: Siswa Mengkaji Materi Sendiri………………………………………….55

Tabel 21: Guru Membimbing Siswa Dalam Pencarian dan Pengkajian Tema…….56

Tabel 22: Siswa Mempresentasikan Materi………………………………………..56

xi

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

Tabel 23: Guru Memberikan Waktu Siswa Untuk Bertanya…………………….57

Tabel 24: Guru Dan Siswa Menyimpulkan Materi Bersama-sama………………57

Tabel 25: Guru Memberikan Tugas Di akhir Jam Pelajaran……………………..58

Tabel 26: Siswa Mempunyai Keinginan Kuat Untuk Belajar……………………58

Tabel 27: Kehadiran Siswa Dalam Belajar………………………………………59

Tabel 28: Siswa Hadir Tepat Waktu Dalam Mengikuti Pelajaran……………….59

Tabel 29: Antusias Siswa Dalam Mengikuti Pelajaran…………………………..60

Tabel 30: Siswa Merasa Bosan Dalam Mengikuti Pelajaran…………………….60

Tabel 31: Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru………………………………..61

Tabel 32: Siswa Mencatat Materi Yang Dipelajari………………………………61

Tabel 33: Siswa Membaca Materi Yang Dicatat Di Papan Tulis………………..62

Tabel 34: Siswa Bertanya Saat Pembelajaran……………………………………62

Tabel 35: Siswa Menjawab Pertanyaan…………………………………………..63

Tabel 36: Siswa Menunda Tugas…………………………………………………63

Tabel 37: Siswa Mengunjungi Perpustakaan……………………………………..64

Tabel 38: Siswa Berkonsultasi Dengan Orang Yang Lebih Dewasa……………..64

Tabel 39: Siswa Berdiskusi……………………………………………………….65

Tabel 40: Siswa Memiliki Minat Dalam Meningkatkan Pengetahuan……………65

Tabel 41: Koefisien Korelasi Variable X dan Variabel Y………………………...66

xii

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

xiii

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran secara substansial dapat dimaknai sebagai suatu proses

pengembangan moral keagamaan, aktivitas dan kreativitas siswa melalui berbagai

interaksi edukatif dan pengalaman belajar. Namun demikian pada tataran

implementasinya, proses pembelajaran masih banyak yang mengabaikan aktivitas

dan kreativitas siswa tersebut. Fenomena seperti ini, antara lain disebabkan oleh

penerapan dan sistem pembelajaran yang lebih banyak menekankan pada

penguasaan kemampuan intelektual (cognitive) saja, serta proses pembelajaran

terpusat pada aktivitas guru (teacher centered learning) dikelas sehingga

keberadaan siswa di kelas hanya menjadi objek, menunggu uraian dan penjelasan

guru, kemudian mencatat dan menghafalkannya.

Gaya dan model pembelajaran seperti tersebut di atas tentu saja akan menciptakan suasana kelas statis, menoton, membosankan, bahkan yang lebih memperihatikan akan mematikan aktivitas dan kreativitas siswa di kelas. Model pembelajaran ini dalam paradigma Paulo Friere dikenal dengan Banking concept learning, dimana siswa menjadi penampung pengetahuan dan informasi guru, sementara aktivitas dan kreativitas siswa tidak tersentuh dalam proses pembelajaran di kelas.1

1 Wahdi Sayuti, ”Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika, Jakarta, Vol. VI No. 01/ Juni/ 2005, h. 114.

1

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

2

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial. Selain itu model pembelajaran juga bisa dikatakan sebagai

kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut Arends (1997), memilih istilah model pembelajaran berdasarkan dua alasan penting yaitu: pertama, istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang di bicarakan tentang mengajar dikelas atau praktek mengawasi anak-anak. Dan model pembelajaran juga mempunyai empat ciri khusus yang membedakan dengan metode, strategi dan prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: (1) rasional teoritik logis yang di susun oleh para pencipta atau pengembangnya; (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar; (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil;dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.2

Sejalan dengan adanya reformasi pendidikan, serta diberlakukannya

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) maka model dan pendekatan

pembelajaran yang berpusat pada guru dan mengabaikan aktivitas dan kreativitas

siswa ini mulai dan “harus” ditinggalkan, karena selain akan menciptakan suasana

kelas yang menoton juga akan mengurangi kualitas lulusan(outcome) dan tidak

memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Oleh karena itu,

perlu dikembangkan sistem dan model pembelajaran yang mengedepankan

aktivitas dan kreativitas siswa di kelas(students active learning) yang dapat

merangsang keterlibatan aktif siswa dan mengurangi hegemoni guru di kelas.

Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar (SD/MI), sampai tingkat sekolah ,menengah atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada hakekatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik.3

2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. I, h. 5.

3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu...., h. 128.

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

3

Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman

langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan

memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. dengan demikian

peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang

dipelajari secara holistik, bermakna, otentik dan aktif.

Salah satu arti penting dari pembelajaran terpadu dalam kegiatan belajar mengajar ialah memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan itu meliputi sikap(jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmian), keterampilan (memperoleh, memanfaatkan, dan memilih infomasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan kepemimpinan), dan ranah kognitif (pengetahuan). Selain itu, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.4

Dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang memuaskan baik

dalam pemahaman berpikir, dan keingintahuan terhadap suatu pembelajaran, di

pandang perlu menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran,

karena minat siswa yang tinggi akan mempengaruhi keaktifan siswa dalam

mengikuti porses pembelajaran. dan minat itu sendiri adalah salah satu faktor

endogen yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.

Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih suskses dalam studi.

menurut William James dalam Mustaji bahwa “minat siswa merupakan faktor

utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa, jadi minat merupakan

faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara efektif dalam belajar”.5

Tumbuhnya minat belajar siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

ialah guru, bahan pelajaran, dan situasi belajar. Ketiga faktor tersebut berinteraksi

dalam suatu moment yaitu pembelajaran. Dalam pembelajaran, ke tiga faktor

tersebut saling melengkapi satu sama lain, guru sebagai pendidik atau pengajar

harus bisa mengetahui minat-minat siswa yang diajarnya, dan juga dalam

prakteknya seorang guru harus mempunyai beberapa kompetensi yang harus di

4 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu...., h. 13. 5 Mustaji, “Mengembangkan Minat Belajar Melalui Kegiatan Instruksional Pendahuluan”,

dalam Wahana Jakarta, Vol. V, No. 03/ Desember/ 2005, h. 104.

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

4

kuasai, seperti, kompetensi profesional, sosial dan kepribadian.

Kompetensi yang dimiliki guru akan sangat memudahkan dalam guru dalam

mengenal minat siswa dan bagaimana menumbuhkan minat itu sendiri. Selain hal

itu, biasanya seorang anak berminat kepada suatu pelajaran, dengan didahului

menyukai guru yang mengajar pelajaran tersebut. Suka atau tidaknya siswa

terhadap seorang guru tergantung pada kompetensi yang di punyai guru itu

sendiri, seperti: bagaimana dia menyampaikan materi dan memberikan

bimbingan, kepribadian di luar kelas atau di luar sekolah dan lain-lain.

Ketertarikan (minat) siswa kepada suatu pelajaran di tentukan oleh bagaimana

pelajaran itu di sajikan, penyajian yang menyenangkan dan menarik akan

menimbulkan motivasi siswa untuk belajar. Dengan begitu, minat siswa akan

tumbuh dengan sendirinya seiring dengan kemauan siswa untuk belajar. hal lain

yang mempengaruhi minat ialah situasi belajar yang di alami siswa. Situasi di saat

siswa belajar juga menentukan minat siswa itu ada, situasi itu memungkinkan

konsentrasi siswa dalam belajar dan tidak terganggu oleh hal lain di luar belajar.

Oleh karena situasi belajar yang nyaman, tenang dan tentram akan akan sangat

berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

Atas dasar itu semua maka penulis ingin mengetahui pengaplikasian, Model

Pembelajaran IPS terpadu Yang kemudian penulis akan membahas permasalahan

itu semua dalam skripsi dengan judul: “Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran

IPS Terpadu Dengan Minat Belajar Siswa pada Bidang Studi IPS (Studi Kasus

di SMPN 3 Tangerang Selatan)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut :

a. Banyak diantara Guru yang masih belum mengetahui dengan benar

tentang model pembelajaran terpadu

b. Banyak para Guru yang masih menganggap model pembelajaran

terpadu merupakan hal yang baru.

c. Kurangnya pengetahuan guru tentang sistem tindakan yang ditekankan

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

5

pada aktivitas guru, seperti : mendiagnosis, mengatur, mengelompokan

dan mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dan pengalaman

belajar.

d. Proses dan pelaksanaan pembelajaran yang dilangsungkan di sekolah

selama ini masih banyak yang kurang efektif, tidak sesuai dengan

kebutuhan dan masih terkesan formalitas.

f. Hubungan pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar

siswa.

C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka untuk

lebih memfokuskan penelitian ini, maka penulis hanya membatasi masalah ke

dalam hal berikut ini:

a. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dalam Proses Belajar Mengajar.

b. Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bidang Studi IPS

c. Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dengan Peningkatan

Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS.

D. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas penulis merumuskan permasalahan ini

yaitu:

a. Bagaimana pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu di SMP N 3

TANGERANG SELATAN.

b. Bagaimana Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bidang Studi IPS

c. Bagaimana Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu dengan

Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Di SMP N 3 TANGERANG

SELATAN.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Model Pembelajaran IPS Terpadu dalam

Proses Belajar Mengajar di SMP N 3 Tangerang Selatan

b. Untuk Mengetahui Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS di SMP

N 3 Tangerang Selatan

c. Untuk Mengetahui Hubungan antara Pelaksanaan Model Pembelajaran

Terpadu dengan Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Di SMP N 3

Tangerang Selatan

2. Manfaat Penelitian

Merupakan harapan penulis apabila penelitian ini bisa bermanfaat baik

secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis untuk khazanah intelektual, sehingga menjadi sebuah

sumbangsih gagasan dan tawaran solusi terhadap pelaksanaan

pembelajaran terpadu yang selama ini masih dianggap oleh sebagian

besar guru sebagai sesuatu yang baru. Selain itu juga penelitian ini

diharapkan bisa meningkatkan daya berfikir dan daya nalar mengenai

masalah pembelajaran ke depan.

b. Manfaat praktis dari penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk para

guru, dalam memilih/menyusun model pembelaran yang lebih bagus dan

baik, serta sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

1. Pembelajaran Terpadu

a. Pengertian Pembelajaran Terpadu Sebelum membahas lebih lanjut tentang pembelajaran terpadu, Terlebih

dahulu akan dijelaskan tentang pengertian dari pembelajaran, yaitu sebagai

berikut:

”Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik

dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang

lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya,

baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal

yang datang dari lingkungan”.1

Pembelajaran dapat di definisikan sebagai suatu usaha yang sengaja

melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk

mencapai tujuan kurikulum. Pembelajaran atau instruction biasanya terjadi dalam

situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya

menstransformasikan ilmu yang diberikannya kepada peserta didik, berdasarkan

kurikulum dan tujuan yang hendak di capai. Secara rinci tentang pengertian

pembelajaran itu sendiri telah banyak di jelaskan oleh para ahli. Antara lain

sebagai berikut;

1 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

2007), Cet. III, h. 255

7

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

8

Dimyati dan Mudjiono ” pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang

ditujukan untuk membelajarkan siswa”.2 Dan Iskandar mengartikan

”pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan siswa”.3

Pendapat lain yang diungkapkan oleh arief. S. Sadiman. Menyatakan bahwa

”pembelajaran adalah usaha-usaha yang terrencana dalam memanipulasi sumber-

sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa”.4

Sementara Zurinal dan Sayuti mendefinisikan kegiatan pembelajaran adalah suatu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada tujuan (pembentukan kompetensi). Yang dengan sistematik dan terarah pada terwujudnya tingkah laku. Sedangkan Aminudin mengatakan pembelajaran adalah proses yang terjadi yang membuat seseorang atau sejumlah orang, yaitu peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah diprogramkan. 5

Gagne dan Briggs mengartikan ”instruction atau pembelajaran ini adalah suatu

sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi

serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk

mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat

internal ”. 6

Sudjana mendefinisikan pembelajaran adalah ”penyiapan suatu kondisi agar

terjadinya belajar”. Sedangkan Mariana menyatakan pembelajaran adalah ”upaya

logis yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan belajar anak. pembelajaran

sangat tergantung kepada pemahaman guru tentang hakikat anak sebagai peserta

atau sasaran belajar”.7

Menurut Dunkin dan Biddle yang dikutip oleh Abdul Majid menerangkan

bahwa, Proses pembelajaran berada dalam empat variabel interaksi, yaitu :

1) Variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik;

2 Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49.

3 Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran… (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49. 4 Http://www.smu net.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id),

19 November 2009 5 Aminudin Rasyad. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Uhamka Press, 2003),

cet. IV, h. 14 6 Http://www.smu net.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id),

19 November2009 7 Isjoni. Model Pembelajaran yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini. Yang dikutip dari

http://www.isjoni.net/web//content/view/44/4

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

9

2) Variabel konteks (contex variables ) berupa peserta didik;

3) Variabel proses (process variables)

4) Variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik

baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 8

Dari beberapa pengertian yang telah di jelaskan oleh para ahli diatas dapat

dipahami bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mempunyai tujuan

untuk membelajarkan siswa. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan usaha-

usaha terrencana dengan menggunakan sumber-sumber belajar sehingga dapat

terjadi proses belajar dalam diri siswa.

Sedangkan yang dimaksud dengan Pembelajaran terpadu adalah sebagai suatu

pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk

memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakna

karena adalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang

mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan

konsep lain yang mereka pahami.

Menurut Joni.T.R pembelajaran terpadu merupakan ”suatu sistem

pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun

kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan

secara holistik, bermakna, dan otentik”.9

Senada dengan pendapat diatas menurut Hadisubroto pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna.10

Adapun menurut Ujang Sukandi, dkk. Pengajaran terpadu pada dasarnya

dimaksudkan sebagai ”kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa

mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan belajar

8 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), Cet. Ke-3, h. 111-112

9 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128

10 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu... (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

10

mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajar beberapa materi

pelajaran disajikan tiap pertemuan”.11

Collinsdan Dixon menyatakan bahwa ”Integrated learning occurs when an

authentic event or exploration of a topic in the driving force in the curriculum.

Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya anak dapat diajak

berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi topik atau kejadian, siswa belajar proses

dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada waktu yang sama”.12

Dari penjelasan diatas bisa di katakan bahwa pembelajaran terpadu akan

terjadi jika ada kejadian yang wajar dan eksplorasi suatu topik merupakan inti

dalam pengembangan kurkulum. Dengan berperan secara aktif di dalam

eksplorasi tersebut, siswa akan mempelajari materi ajar dan proses belajar

beberapa bidang studi dalam waktu yang bersamaan.

Dalam pernyataan tersebut jelas bahwa sebagai pemacu dalam pelaksanaan

pembelajaran terpadu adalah melalui eksplorasi topik. Dalam eksplorasi topik

diangkatlah suatu tema tertentu. Kegiatan pembelajaran berlangsung di seputar

tema kemudian baru membahas masalah konsep-konsep pokok yang terkait dalam

tema.

b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu Pengajaran terpadu perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang

mungkin dan saling terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih dapat

mengungkapkan tema secara bermakna. Pengajaran terpadu tidak boleh

bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya

pembelajaran terpadu harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang

termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu

11 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi

Pustaka 2007), Cet. 1, h. 7

12 http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/ . 09 November 2009

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

11

tema harus mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan,

kebutuhan, dan pengetahuan awal.

Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1. Prinsip Penggalian Tema a) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat

digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran. b) Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk

dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.

c) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.

d) Tema harus dikembangkan untuk mewadahi sebagian besar minat anak.

e) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.

f) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi).

g) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Menurut Prabowo bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah guru berlaku sebagai berikut: a) Guru hendaknya tidak hanya menjadi single aktor yang

mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar. b) Pemberian tanggung-jawab individu dan kelompok harus jelas

dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok. c) Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama

sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan. 3. Prinsip Evaluasi

Dalam hal ini untuk melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran terpadu, maka diperlukan beberapa langkah-langkah positif antara lain: a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi

diri(self evaluation/ self assessment) di samping bentuk evaluasi lainnya.

b) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

4. Prinsip Reaksi Dampak pengiring yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

12

terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.13

Melihat dari beberapa prinsip-prinsip pembelajaran terpadu di atas bisa di

tarik kesimpulan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu pembelajaran

yang menggunakan suatu tema yang tidak terlalu luas akan tetapi dapat

memadukan beberapa mata pelajaran, selain itu tema yang dibahas dalam

pembelajaran terpadu adalah tema yang memerhatikan tingkat minat siswa dan

disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan siswa.

Dalam segi proses pembelajaran terpadu ialah suatu pembelajaran dimana

siswalah yang menjadi aktor utama dalam mencari dan mengkaji materi karena

dalam pembelajaran terpadu siswa mencari dan mengkaji materi sendiri. Dan

dalam pembelajaran terpadu siswa dapat mengevaluasi hasil dari apa yang telah di

pelajarinya bersama-sama dengan guru yang mengajar.

c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Menurut Depdikbud pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai

beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:

1. Holistik Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.

2. Bermakna Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.

3. Otentik Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langusng prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan

13 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi

Pustaka 2007), Cet. 1, h. 9-11

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

13

belajar secara langsung, mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Guru memberikan bimbingan ke arah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Aktif Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar. Dengan demikian pembelajaran terpadu bukan semata-mata merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait.14

Sesuai dengan pendapat Depdikbud tentang karakteristik pembelajaran

terpadu, dalam keterangan lain di jelaskan sebagai suatu proses pembelajaran

terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Pembelajaran terpusat pada anak

Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa dapat aktif mencari. Menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.

2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan

Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar skemata yang dimiliki oleh siswa,sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna.hal ini diharapkan dapat berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.

14 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu….. h. 13-14

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

14

3. Belajar melalui proses pengalaman langsung

Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung. Sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya secara langsung. dan sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing kearah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.

4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata

Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat keinginan, minat, dan kemampuan siswa sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus.

5. Sarat dengan muatan keterkaitan

Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.15

Dari beberapa karakteristik pembelajaran terpadu yang telah di jelaskan di

atas, dalam prosesnya pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa untuk

belajar, dan dalam hal ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru untuk

meningkatkan aktivitas peserta didik, bahwa kreativitas dapat dikembangkan

dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan

pengawasan yang tidak terlalu ketat.

15 http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/ 09 November 2009

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

15

Dan proses belajar dalam pembelajaran terpadu ialah pembelajaran langsung

karena dengan begitu siswa akan lebih memahami apa yang sedang di pelajarinya

dan hal ini menunjukan bahwa pembelajaran terpadu ialah pembelajaran yang

tidak hanya menekankan hasil semata, tapi proses juga di perhatikan.

Selain itu karakteristik pembelajaran terpadu mempunyai kemiripan dengan

komponen-komponen kunci dalam model pembelajaran konstruktivisme,

komponen tersebut sebagai berikut:

a. Siswa membangun pemahamannya sendiri dari hasil belajarnya, bukan karena disampaikan atau diajarkan.

b. Pelajaran baru sangat tergantung pada pelajaran sebelumnya. c. Belajar dapat ditingkatkan dengan interaksi sosial d. Penugasan-penugasan dalam belajar dapat meningkatkan

kebermaknaan proses pembelajaran.16

Dari komponen pembelajaran konstruktivisme di atas bisa dilihat

kesamaannya dengan karakteristik pembelajaran terpadu. Dalam pembelajaran

terpadu salah satu karakteristiknya ialah aktif, hal ini sesuai dengan komponen

pembelajaran konstruktivisme nomor 1 (satu), selanjutnya di nomor 3 (tiga) sesuai

dengan karakteristik pembelajaran terpadu yaitu pembelajaran langsung.

2. Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Istilah Ilmu pengetahuan sosial dalam sistem pendidikan di indonesia baru di kenal sejak lahirnya kurikulum tahun 1975. sebelumnya, pembelajaran ilmu-ilmu sosial untuk tingkat persekolahan menggunakan istilah yang berubah-rubah sesuai dengan situasi politik pada masa itu. Misalnya kurikulum 1964 menggunakan istilah pendidikan kemasyarakatan. Ada dua kelompok mata pelajaran, aialah keolmpok dasar yang teridiri atas sejarah Indonesia dan Geografi Indonesia, Bahasa Indonesia dan civics dan kelompok cipta yang terdiri atas Sejarah Dunia dan Geografi Dunia. 17

16 Wahdi Sayuti, “Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika,

Jakarta, Juni 2005, vol. VI, No. 1, hlm. 115 17 Sapriya, Pendidikan IPS “konsep dan pembelajaran”, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya 2009), Cet. Ke-1, h. 77

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

16

Ilmu pengetahuan sosial adalah ”salah satu mata pelajaran yang di ajarkan

disekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai kependidikan menengah

atas, pada jenjang pendidikan ini, pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan

untuk membekali siswa dengan pengetahuan dana kemampuan praktis, agar

mereka dapat menelaah, mempelajari dan mengkaji fenomena-fenomena serta

masalah sosial yang ada di sekitar mereka”.18

Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu

sosial seperti: Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, Hukum, dan

Budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena

sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-

cabang ilmu sosial.

Pada tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), meliputi bahan kajian: Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran Ips bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap maslaah sosial yang terjadi masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang menjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat.19

Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang

melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara

manusia menggunakan usaha memenuhi keutuhan kejiwaannya, pemanfaatan

sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur serta mempertahankan

kehidupan masyarakat manusia.

Suwarma menjelaskan bahwa pendidikan IPS adalah program pendidikan

yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang

diorganisir dan di sajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.20

Berdasarkan uraian diatas dapatlah dinyatakan bahwa IPS yang dimaksud

dalam studi ini adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang

18 Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa dalam

Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Cet. I, h.22 19 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi

Pustaka 2007), Cet. 1, h. 121 20Tanto Sukardi, Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang

Konstruksivis, dalam Kajian Ilmu Sosial, Jakarta Oktober 2007, Vol. 1, No. 02, h. 35

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

17

bahannya didasarkan pada suatu kajian Sejarah, Geografi, Ekonomi/Akutansi,

Sosiologi, Antropologi, PPKN dan Tata Negara.

b. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakteristik antara lain

sebagai berikut:

1) Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur Geografi, Sejarah, Ekonomi, Hukum Politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

2) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tertentu.

3) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

4) Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti penemnuahn kebutuhan,kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

5) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan (Puskur, 2007b: 8)ketiga dimensi tersebut disajikan di tabel berikut ini: 21

Tabel 1

Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia

Dimensi dalam kehidupan manusia

Ruang Waktu Nilai / Norma

Area dan substansi pelajaran

Alam sebagai tempat dan penyedia potensi sumber daya

Alam dan kehidupan yang selalu berproses, masa lalu, saat ini, dan yang akan datang

Kaidah atau aturan yang menjadi perekat dan menjamin keharmonisan kehidupan manusia dan alam

21 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi

Pustaka 2007), Cet. 1, h. 126

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

18

Contoh kompetensi dasar yang dikembangkan

Adaptasi spasial dan eksploratif

Berpikir kronologis, prospektif, antisipatif

Konsisten dengan aturan yang disepakati dan kaidah alamian masing-masing disiplin ilmu

Altenatif penyajian dalam mata pelajaran

Geografi Sejarah Ekonomi, Sosiologi/Antropologi

Sumber : Trianto. ”Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek”.

c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

berfikir, sikap, dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial

budaya. Kemudian dalam berbagai buku sosial, sering dijumpai bahwa para ahli

merumuskan tujuan IPS dengan mengaitkan pada usaha mempersiapkan murid

atau peserta didik menjadi warga negara yang baik.

Selain itu Ilmu Pengetahuan Sosial juga bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan

yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik

yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat secara umum. Dari rumusan

tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.

a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu mengunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

19

d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.22

Melihat penjelasan di atas secara sederhana tujuan pengajaran ilmu

pengetahuan sosial kepada siswa adalah untuk dapat memahami bahwa

masyarakat itu merupakan suatu kesatuan (sistem) yang permasalaahannya

bersangkut paut dan pemecahannya memerlukan berbagai macam pendekatan

supaya siswa itu sendiri bisa survive dalam menjalankan kehidupan sehari-

harinya.

Pada dasarnya tujuan pendidikan IPS adalah ”untuk mendidik dan memberi

bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan

bakat minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”.23

Selain beberapa tujuan yang telah di jelaskan di atas, ada empat pendapat yang

berbeda mengenai tujuan pengajaran IPS, di antaranya ialah:

Pertama, ada yang berpendapat bahwa tujuan pengajaran IPS di sekolah ialah untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi, politik, hukum. Sosiologi dan pengetahuan sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya. Menurut faham ini, kurikulum pengajaran IPS harus di organisasikan secara terpisah-pisah sesuai dengan body of knowledge masing-masing disiplin ilmu sosial tersebut.

Kedua, pendapat ini sangat berbeda dengan pendapat yang pertama. Golongan ini berpendapat bahwa tujuan pengajaran IPS di sekolah ialah untuk menumbuhkan warga negara yang baik. Pengajaran di sekolah harus merupakan ” a unified coordinated holistic study of men living in societies”. (Hanna,1962). Menurut faham ini sifat warga negara yang baik akan lebih mudah ditumbuhkan pada siswa apabila guru mendidik mereka dengan jalan menempatkannya dalam konteks kebudayaannya dari pada memusatkan perhatian pada disiplin ilmu sosial yang terpisah-pisah seperti dilakukan di universitas. Karena itu, perorganisasian bahannya harus secara ilmiah dan

22 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi

Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128 23 Etin Solihati & Raharjo, “Cooperative Learning ;analisis model pembelajaran IPS;”,

(Jakarta: PT. Bumi Aksara 2008), cet. Ke-2, h. 15

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

20

psikologis, golongan ini menghendaki agar program pengajaran mengkorelasikan bahkan harus mungkin mengintergrasikan beberapa disipin ilmu sosial, dalam unit program studi.

Ketiga, pendapat yang ini merupakan kompromi dari pendapat pertama dan kedua. Golongan ini mengakui kebenaran masing-masing golongan tersebut. Karena itu, organisasi bahan pelajaran harus dapat menampung tujuan para siswa yang akan meneruskan pendidikannya ke universitas maupun yang akan terjun langsung ke masyarakat. Tujuan program pengajaran IPS dengan demikian akan merupakan ”simplifikasi dan distilasi dari berbagai ilmu-ilmu sosial untuk kepentingan pendidikan” (wesley, 1964:3). Dengan demikian, tujuan pelajaran IPS di sekolah akan merupakan ” a body of predigisted and organized knowledge...storehouse of knowledge, skills, specific virtues, the pressumed product of research in teh social sciences, to be transmitted to teh students” (Gross dan Zeleny, 1958: 32). Golongan ini berpendapat pula bahwa bahan pelajaran IPS merupakan sebagian dari hasil penelitian dalam ilmu-ilmu sosial, untuk kemudian dipilih dan diramu agar cocok untuk program pengajaran disekolah.

Keempat, golongan ini berpendapat bahwa pengajaran IPS di sekolah di maksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya ”tertutup”(closed areas). Maksudnya ialah bahwa dengan mempelajari bahan pelajaran yang pantang(tabu) dibicarakan, para siswa akan memperoleh kesempatan untuk memecahkan konflik intrapersonal maupun antar-personal.24

Dari beberapa pendapat tentang tujuan pengajaran IPS di atas masih terlihat

umum, karena itu perlu adanya suatu cara bagaimana menjabarkan tujuan-tujuan

yang sifatnya masih umum menjadi suatu tujuan yang operasional. Dari berbagai

pendapat tentang tujuan yang tersebut di atas pada intinya ialah bagaimana tujuan

pengajaran IPS merupakan suatu tujuan yang menggambarkan domain kognitif,

afektif, dan keterampilan psikomototik bagi peserta didik.

3. Pembelajaran IPS Terpadu

a. Hakikat Pembelajaran IPS Terpadu

Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan

pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya

merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik

secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan

24 Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (PT. Remaja Rosdakarya 2001), cet, ke-1, h. 260-261

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

21

konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Salah satu diantaranya

ialah memadukan kompetensi dasar.

Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari

berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran

terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu

tertentu, kemudian dilengkapi, dibatasi, dan diperluas, dan diperdalam dengan

cabang-cabang ilmu yang lain.

b. Konsep Pembelajaran Terpadu dalam IPS

Dalam bukunya Trianto menjelaskan bahwa ada 3 pendekatan untuk

penerapan pembelajaran terpadu pada bidang studi IPS diantaranya ialah :

a). Model Integrasi Berdasarkan Topik

Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan berdasarkan topik

yang terkait, misalnya kegiatan ’Ekonomi Penduduk’. Kegiatan ekonomi

penduduk dalam contoh yang dikembangkan ditinjau dari berbagai displin

ilmu yang tercakup dalam IPS.

Kegiatan ekonomi penduduk dapat mempengaruhi interaksi sosial di

masyarakat atau sebaliknya. Secara historis dari waktu ke waktu kegiatan

ekonomi penduduk selalu mengalami perubahan. Selanjutnya penguasaan

konsep tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi sampai pada taraf mampu

menumbuhkan kreativitas dan kemandirian dalam melakukan tindakan

ekonomi dapat dikembangkan melalui kompetensi yang berkaitan dengan

ekonomi.

b). Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama

Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang didasarkan pada

potensi utama yang ada di wilayah setempat, contohnya, ’Potensi Bali

sebagai daerah tujuan wisata”. Dalam pembelajaran yang dikembangkan

dalam kebudayaan Bali dikaji dan ditinjau dari faktor alam, historis

kronologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap aturan.

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

22

Melalui kajian potensi utama yang terdapat di daerahnya, maka peserta

didik selain kondisi daerahnya juga sekaligus memahami kompetensi

dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung dalam IPS.

c). Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan

Model pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya adalah berdasarkan

permasalahan yang ada, contohnya adalah ’ Pemukiman Kumuh’. Pada

pembelajaran terpadu, pemukiman kumuh ditinjau dari beberapa faktor

sosial yang mempengaruhinya. Diantaranya ialah faktor ekonomi, sosial

dan budaya juga dapat dari faktor historis kronologis dan kausalitas, serta

perilaku masyarakat terhadap aturan/norma.

4. Minat Belajar Siswa

a. Pengertian Minat Belajar

Minat belajar terdiri dari dua kata yakni minat dan belajar, dua kata ini beda

arti, untuk itu penulis akan mendefinisikan satu persatu, sebagai berikut :

a. Minat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kecenderungan hati

yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan.

b. Menurut Alisuf Sabri minat adalah “suatu kecenderungan untuk selalu

memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus”.25

c. Minat menurut Crow dan Crow, minat atau interest di artikan sebagai

“kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan

perhatian kepada seseorang, sesuatu, atau kepada aktivitas-aktivitas

tertentu”. 26

d. William James (1890) melihat bahwa minat siswa merupakan “faktor

utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, minat

25 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3, hal. 84

26 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia 1994), cet. 1, hal. 175

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

23

merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif

dalam proses belajar mengajar”.27

e. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan

diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.

f. Minat adalah “suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di

luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar

minat”.28

g. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Berdasarkan Definisi-definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa minat adalah

kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang terhadap sesuatu

dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Menurut Berhard "minat" timbul

atau muncul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi,

pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja, dengan kata lain, minat

dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan.

Sedangkan pengertian belajar adalah sebagai berikut :

a. Cronbach berpendapat bahwa “learning is shown by change in behavior

as a result of experience. Belajar adalah suatu aktivitas yang di

tunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”.29

27 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2006),

cet. xix, h. 27 28 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta 2003), cet. Ke-IV, h. 180 29 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. Ke-2,

hal. 13

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

24

b. Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1997) menyatakan

bahwa: “ belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan

isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga

perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke

waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”30

c. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai “kegiatan psiko-

fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti

sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu

pengetahuan yang merupakan sebagian dai kegiatan menuju

terbentuknya kepribdian seutuhnya”.31

d. Arief S. Sadiman dkk, menyatakan dalam bukunya bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi hingga liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap(afektif).32

e. Ausubel (1968), dalam teori bermaknanya menjelaskan bahwa belajar merupakan proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Dimana kita tahu bagaimana mekanisme memori menyimpan pengetahuan, yang jelas informasi-informasi yang kita dapat tersimpan dalam otak, menurut ahli dalam penyimpanan informasi melibat banyak sel. Dengan berlangsungnya belajar, dihasilkan perubahan-perubahan dalam sel-sel otak, terutama sel-sel yang menyimpan informasi.33

f. Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar mulai dalam masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah kecil keterampilan yang sederhana, seperti

30 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007),

cet. Ke-5, hal. 84 31 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada

2003), cet. Ke-10, hal. 20-21 32 Arief S. Sadirman dkk, Media Pendidikan (Jakarta : PT. Grafindo Persada 2008), cet.

Ke-1, hal. 2 33 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada

Press 2003), Cet. 103, h. 103

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

25

memegang botol susu dan mengenal ibunya. Selama masa kanak-kanak dan masa remaja, diperoleh sejumlah sikap, nilai dan keterampilan hubungan sosial, demikian pula diperoleh kecakapan dalam berbagai mata pelajaran sekolah.34

g. Bigss (1991) dalam pendahuluan Teaching for Learning The View frin Cognitive Psychology mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sbanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa. Rumusan institusional (tinjauan kelembagaaan), belajar dipandang sebagai proses validasi(pengabsahaan) terhadap pengusaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar. Rumusan Kualitatif (tinjuan mutu) ialahprose memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.35

Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar itu

menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan perubahan itu

dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja dan belajar juga bisa

dikatakan sebagai perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat

melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru.

Jadi, yang dimaksud dari minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang

menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti : Gairah, keinginan, perasaan

suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan

yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat

belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap

belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam

belajar.

34 Margaret E. Bell Greder, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta, PT. Grafindo Persada

2005), cet. 1, h. 1 35 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu 1999), cet. Ke-2, h.

63

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

26

Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa merupakan

faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang

dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan

sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk

mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha

bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin

terus belajar. Dalam artian menciptakan siswa yang mempunyai minat belajar

yang besar, mungkin dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik, salah

satunya adalah mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dengan variasi ini

siswa bisa merasa senang dan memperoleh kepuasan terhadap belajar.

Minat mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan

konasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat dapat dianggap sebagai respon yang

sadar, sebab kalau tidak demikian, minat tidak akan mempunyai arti apa-apa.

Unsur kognisi maksudnya adalah minat itu didahului oleh pengetahuan dan

informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut unsur emosi, karena

dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu, seperti rasa

senang, sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi. Setelah

mengenal suatu obyek maka selanjutnya akan timbul kehendak untuk mengenal

atau tidak mau mengenal lebih jauh.

Dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan

hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan-kegiatan yang ada di

sekolah seperti pembelajaran ataupun belajar.

Jadi minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat

akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua belajar siswa didorong

oleh faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan minatnya terhadap materi

pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya, temannya, orang tuanya. Oleh

sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab sekolah untuk

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

27

menyediakan situasi dan kondisi yang bisa merangsang minat siswa terhadap

belajar.

Membangkitkan minat belajar siswa itu juga merupakan tugas guru yang

mana guru harus benar-benar bisa menguasai semua keterampilan yang

menyangkut pengajaran, terutama keterampilan dalam bervariasi, keterampilan ini

sangat mempengaruhi minat belajar siswa seperti halnya bervariasi dalam gaya

mengajar, jika seorang guru tidak menggunakan variasi tersebut, siswa akan cepat

bosan dan jenuh terhadap materi pelajaran. Untuk mengatasi hal-hal tersebut guru

hendaklah menggunakan variasi dalam gaya mengajar, agar semangat dan minat

siswa dalam belajar meningkat, jika sudah begitu, hasil belajarpun sangat

memuaskan. Dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan maksimal.

Adapun indikator minat belajar pada penelitian ini sesuai dengan

penjelasan diatas ialah sebagai berikut :

1. Perasaan Senang

Perasaan ialah “suatu jiwa untuk dapat mempertimbang dan mengukur

sesuatu. Dan merupakan pernyataan jiwa yang sedikit banyak bersifat

subyektif ”.36 Seorang anak yang berminat akan mempunyai sikap

emosional yang tinggi salah satunya ialah perasaan senang. Perasaan

senang ini akan memotivasi siswa untuk selalu belajar pelajaran yang

diminatinya.

2. Perhatian

Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai

perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan atau materi

36 Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta

1991), cet. 1, h. 36

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

28

pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka minat belajarpun rendah,

jika begitu akan timbul kebosanan, siswa tidak bergairah belajar, dan

bisa jadi siswa tidak lagi suka belajar. Sebaliknya siswa akan

memperhatikan setiap penjelasan dari guru apabila dia minat terhadap

apa yang di berikan oleh guru tersebut.

3. Kemauan untuk tahu lebih banyak

Kemauan fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu dan merupakan

kekuatan dari dalam.37 Siswa yang memiliki minat akan mempunyai

kekuatan dari dalam diri mereka untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi

siswa yang memiliki minat terhadap suatu mata pelajaran akan

mempunyai kemauan untuk lebih mengenal apa yang ingin diketahuinya

4. Partisipasi

Dalam proses pembelajaran, selain perhatian yang menunjukan minat

siswa terhadap suatu pelajaran adalah partisipasi siswa pada saat

mengikuti jalannya proses belajar mengajar. Siswa yang memiliki minat

yang tinggi terhadap apa yang di pelajarinya akan selalu bertanya,

mengemukakan pendapat ketika berdiskusi atau menjawab setiap

pertanyaan yang diberikan oleh guru yang mengajarnya.

Dengan adanya indikator-indikator di atas, bisa diketahui, apakah siswa yang

sedang mengikuti pembelajaran itu berminat untuk mempelajari suatu mata

pelajarannya, jika siswa tidak berminat terhadap suatu materi pelajaran maka

indikator-indikator yang telah di jelaskan diatas tidak akan di tunjukan oleh siswa,

dan sebaliknya, bila siswa menunjukan indikator-indikator di atas maka bisa

dikatakan bahwa siswa itu memiliki minat terhadap apa yang sedang di

pelajarinya.

37 Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi..., (Jakarta: PT. Rineka Cipta 1991), cet.

1, h. 38

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

29

b. Faktor-Faktor Mempengaruhi Minat Belajar

Berhasil atau tidak seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor-faktor

yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi

banyak jenisnya, tetapi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern,

dan faktor ekstern, faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu seperti

faktor, kesehatan, bakat perhatian, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang

ada diluar individu (dirinya) seperti Keluarga, sekolah, masyarakat.

Dibawah ini akan dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat

belajar tersebut.

1. Situasi Belajar

Apabila seorang siswa belum pernah mengenal atau mengetahui bahkan

mendengar tentang bidang studi tertentu maka siswa itu tidak akan

menaruh minat terhadap bidang studi tersebut. Tapi sebaliknya, apabila

seorang siswa mengenal dan mengetahui berbagai hal yang berkaitan

dengan suatu bidang studi, maka minat siswa akan timbul. Dan untuk

Mengenal dan mengetahui sesuatu seorang siswa harus melalui/melewati

suatu situasi/kondisi yaitu situasi/kondisi belajar, dengan begitu semakin

banyak belajar maka semakin besar pula minat yang akan timbul.

2. Motivasi

Yang dimaksud dengan motivasi adalah sebuah dorongan yang timbul dari

dalam diri seseorang ataupun binatang untuk melakukan sesuatu yang

lebih terarah. Motivasi akan terlahir apabila terdapat stimulus

(rangsangan) yang mampu menyentuh hasrat dan naluri seseorang dan

atau binatang. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh

Mc. Donald Motivasi adalah “suatu perubahan energi di dalam pribadi

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

30

seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi

untuk mencapai tujuan”.38

Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suatu emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin boleh terjadi dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Seseorang merasa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu ia mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan ini ditimbulkan oleh perasaan.39

3. Pengalaman

Pengalaman masa lampau dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki

anak sangat besar peranannya dalam kelangsungan proses belajar.

Pengalaman dan pengertian masa lampau itu menjadi dasar utama untuk

menerima pengalaman dan pengertian yang baru. Pengalaman atau

pengetahuan siswa yang telah di miliki akan mempengaruhi besar

kecilnya minat siswa.

4. Guru

Guru adalah fasilitator, yang mana tugas mengarahkan dan membimbing

siswa untuk belajar dan merancang pembelajaran yang akan membuat

siswa melakukan proses belajar. proses interaksi yang dilakukan guru

dengan siswa juga harus di barengi dengan adanya ketertarikan siswa akan

apa yang harus di pelajari. Disinilah tugas guru untuk membangkitkan

minat siswa ataupun mengetahui minat siswa yang telah ada.

38 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Ed. 2, Cet.

2. hal. 148 39 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta : Gaung Persada

Perss, 2007), Cet. 1, h. 218.

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

31

5. Pelajaran

Minat seseorang terhadap suatu objek tertentu sangat tergantung dari daya

tarik yang dimiliki oleh objek itu sendiri sehingga dapat menimbulkan rasa

suka atau sebaliknya. Karena pada dasarnya minat itu adalah adanya rasa

suka atau ketertarikan seseorang terhadap sesuatu melebihi lainnya.

begitupun dengan suatu pelajaran apabila di sukai atau di senangi oleh

siswa maka secara tidak langsung siswa itu berminat terhadap mata

pelajaran tersebut. Dengan begitu pelajaran yang dikemas dengan baik dan

menarik serta disajikan dengan bagus maka akan dapat mempengaruhi

timbulnya minat belajar siswa. Atau dengan kata lain, untuk menimbulkan

rasa suka/ ketertarikan siswa, maka pelajaran itu harus diorganisir dengan

tepat dan disajikan dengan efektif serta efisien.

6. Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sosial siswa yaitu

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. ketiga lingkungan ini akan

sangat membantu dalam peningkatan minat siswa.

c. Peranan Dan Fungsi Minat

Pada setiap manusia, minat memegang peranan penting dalam kehidupannya

dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap, minat menjadi

sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang berminat terhadap sesuatu

kegiatan baik itu bekerja maupun belajar, akan berusaha sekuat tenaga untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

Suatu minat dalam belajar merupakan suatu kejiwaan yang menyertai siswa

dikelas dan menemani siswa dalam belajar. Minat mempunyai fungsi sebagai

pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi dan minat juga dapat menambah

kegembiraan pada setiap yang ditekuni oleh seseorang.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

32

Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah “minat kepada

bahan/mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya. Apabila siswa tidak

berminat kepada bahan/mata pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak

akan mau belajar”.40

Peranan minat dalam proses belajar mengajar adalah untuk pemusatan

pemikiran dan juga untuk menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar seperti

adanya kegairahan hati dapat memperbesar daya kemampuan belajar dan juga

membantunya tidak melupakan apa yang dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh

dengan gairah, minat, dapat membuat rasa kepuasan dan kesenangan tersendiri.

Adapun peranan minat dalam belajar antara lain ialah :

a. Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar

b. Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar

c. Memperkuat ingat siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru

d. Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif

e. Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi / pelajaran

Mengacu kepada beberapa peranan minat yang telah di jelaskan di atas, Alisuf

Sabri menjelaskan dalam bukunya bahwa minat akan berperan sebagai

“Motivating Force” yaitu sebagai kekuatan yang anak mendorong siswa untuk

belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak

terdorong terus untuk tekun belajar; berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya

menerima kepada pelajaran, mereka hanya bergerak untuk mau belajar tetapi sulit

untuk bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya”. 41

Selain itu menurut, Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi

kehidupan anak sebagaimana yang ditulis oleh Abdul Wahid sebagai berikut:

40 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3,

h. 85 41 Alisuf, Psikologi…, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3, h. 85

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

33

a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter.

b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas. Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi

pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.

d. Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan.

Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil sebagai misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati.42

Di jelaskan di atas bahwa minat itu terbentuk sejak kecil, seiring

berjalannya waktu maka minat itu sendiri pun tumbuh dan berkembang. Dari

minat inilah seseorang akan mempunyai motivasi dalam melakukan beberapa hal

yang disukainya karena minat bisa menjadi pendorong yang kuat. Selain itu minat

juga bisa membantu pencapaian prestasi yang lebih baik apabila intensitas minat

itu sendiri besar.

B. Kerangka Berfikir

Minat merupakan dasar yang paling penting dalam keberhasilan proses

pembelajaran. Jika siswa merasa senang dalam belajar, maka akan dengan cepat

mengerti dan memahami materi yang diberikan guru. Karena minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan memegang beberapa

kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka meraka tidak akan belajar

42 http://idb4.wikispaces.com/file/view/jj4006.2.pdf. 12 November 2009

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

34

dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya bahan pelajaran yang menarik perhatian

siswa, lebih mudah dipahami dan diingat karena minat menambah keinginan

belajar.

Selama ini, para siswa menganggap mata pelajaran IPS termasuk pelajaran

yang tidak menarik. Ketidaktertarikan siswa dalam mempelajari pelajaran IPS

akan membuat sebagian besar siswa bosan dalam belajar IPS, sehingga siswa

kurang berminat terhadap pelajaran IPS dan berimplikasi pada hasil yang

diperoleh kurang memuaskan, apalagi bila pembelajaran yang selama ini kurang

menarik dan menoton.

Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi

ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataanya mereka tidak memahaminya.

Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang

dipelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan atau di

manfaatkan.

Dihadapkan pada berbagai persoalan kompleks tentang pendidikan IPS

tersebut, maka perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang salah satunya

ialah model pembelajaran IPS Terpadu. Dalam model pembelajaran terpadu siswa

akan dituntut untuk tidak hanya menghafal materi yang dipelajarinya tetapi juga

dituntut untuk bisa mengerti dan memahaminya. Selain itu model pembelajaran

terpadu juga membantu siswa tentang pemahaman bagaimana pengetahuan yang

telah didapat digunakan dan dimanfaatkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran IPS

terpadu inilah diharapkan minat belajar siswa bisa muncul dan berkembang.

Munculnya minat belajar pada diri siswa akan sangat membantu siswa dalam

melakukan belajar dan mengikuti proses pembelajaran. Selain itu berkembangnya

minat siswa akan membantu dalam peningkatan hasil belajar.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah lokasi yang dijadikan salah satu aspek penelitian di

mana suatu penelitian akan diadakan. Tempat penelitian ini dilakukan di ( SMP N

3 Tangerang Selatan) penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009.

B. Metode dan Variabel Penelitian Penelitian merupakan upaya yang dapat dilakukan peneliti dalam

mengumpulkan data dan mencari masalah yang diteliti. Penggunaan metode

penelitian yang dimaksud adalah untuk menemukan data yang valid, akurat dan

signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk mengungkap

masalah yang diteliti. Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi

ini adalah dengan melakukan penelitian kuantitatif yang berupa penelitian

lapangan (Field Research) dengan membuat angket yang diberikan kepada

responden serta melakukan observasi lapangan/pengamatan secara langsung

terhadap responden. Untuk melengkapi data yang dibutuhkan, maka penulis juga

melakukan Penelitian Kepustakaan (Library Research). Penelitian kepustakaan ini

dilakukan dengan cara mencari, mengumpulkan, membaca, dan menganalisa

buku-buku, tulisan-tulisan ilmiah dan sumber-sumber tertulis lainnya yang

mempunyai hubungan dengan topik yang dibahas.

35

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

36

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis yaitu metode

menganalisa dan menguraikan data-data yang ada kaitannya dengan judul

penelitian kemudian disimpulkan. Dalam hal ini penulis mendeskripsikan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat keadaan praktek

yang sedang berlangsung. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah

pendekatan kuantitatif kualitatif, sehingga terpadu dan saling melengkapi.

Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam metodologi

penelitian, variabel yang dimaksud adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian.”1. Dalam variabel terdapat dua hal, yaitu variabel

yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut

variabel penyebab, variabel bebas atau independent Variable (X), sedangkan

variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat

atau Dependent Variable (Y)2.

Adapun yang menjadi variabel bebas adalah Pembelajaran Terpadu di SMP

N 3 Tangerang Selatan (variabel X). Sedangkan variabel terikat (dependent)

adalah Minat Belajar siswa Pada Bidang Studi IPS di SMP N 3 Tangerang

Selatan.

C. Populasi dan Sampling Sebelum kita membahas berapa jumlah populasi dan sample yang akan

digunakan dalam penelitian ini, ada baiknya jika kita uraikan terlebih dahulu

tentang Populasi dan Sampel.

Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti. Sementara itu,

sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Oleh karena itu,

sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan

populasi itu sendiri.3

1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118. 2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian...., h. 119. 3 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2007), Cet. I, h. 119

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

37

Dalam penarikan Sampel, Winarno. S mengungkapkan bahwa, jika populasi

cukup homogen, terhadap populasi di bawah 100 dapat dipergunakan sampel

sebesar 50% dan di atas 100 sebesar 15%. Untuk jaminan ada baiknya sampel

selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematika tadi. Tetapi adakalanya

penarikan sampel ini ditiadakan sama sekali dengan memasukkan seluruh

populasi sebagai sampel yakni selama jumlah populasi itu diketahui terbatas4.

Sebagaimana telah di kemukakan diatas, bahwa didalam suatu penelitian

tidak mungkin menggunakan seluruh populasi bila mana terlalu besar dan luas,

tetapi cukup menggunakan apa yang disebut sample. Oleh karena itu dalam

penelitian masalah sample besar sekali peranannya. Cara menetapkan sample

inilah dinamakan sampling.

Dalam penelitian ini, yang dijadikan populasi adalah siswa kelas VIII yang

terbagi kepada ( 9 ) kelas dengan jumlah siswa ( 345 ) orang. Adapun yang

dijadikan sampel yaitu 15% dari jumlah keseluruhan siswa atau 50 siswa. Hal ini

dikarenakan responden berjumlah lebih dari 100 orang. Pengambilan sampel

dalam penelitian ini dengan cara Random Sampling.

Dalam penelitian ini, cara yang dipergunakan untuk random sampling ialah

dengan cara undian (lotre), dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a). Membuat daftar subyek (siswa) dengan di beri nomor urut

b). Membuat kode-kode yang berwujud angka dan pada setiap subyek

(siswa) dari populasi itu di atas kertas.

c). Kemudian menggulung kertas-kertas yang telah diberi nomor/angka di

atas dan memasukkan kedalam suatu tempat.

d). Kemudian mengambil kertas-kertas yang telah di masukan ke dalam

tempat sesuai dengan besarnya sample yang dibutuhkan.

Adapun sample yang akan di jadikan subyek dalam penelitian ini di jelaskan

dalam tabel dibawah ini:

4Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metoda Teknik, (Bandung:

Penerbit Tarsito, 1998), Cet. VIII, h. 100.

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

38

Tabel 2

Populasi dan Sampel

No Kelas Populasi Sampel Keterangan

1 VIII - 1 40 6

2 VIII - 2 37 5

3 VIII - 3 39 6

4 VIII – 4 38 6

5 VIII – 5 38 5

6 VIII – 6 39 6

7 VIII – 7 37 5

8 VIII – 8 39 6

9 VIII – 9 38 5

Jumlah 345 50

Alasan penulis mengambil kelas VIII sebagai populasi sampel adalah

dikarenakan:

1. Jumlah siswa kelas VIII lebih sedikit di bandingkan dengan kelas VII

dan IX

2. Untuk siswa kelas VIII ini adalah tahun ke-2 mengikuti pembelajaran

IPS terpadu.

3. Siswa kelas VIII adalah siswa yang terbilang cukup aktif dalam

pembelajaran di kelas.

Sedangkan untuk siswa kelas VII, pembelajaran IPS terpadu merupakan tahun

pertama mereka mengikutinya hal ini penulis anggap akan mempengaruhi tingkat

pemahaman mereka akan pembelajaran IPS terpadu, dan siswa kelas IX dalam

upaya kestabilan belajar, karena mereka memerlukan konsentrasi belajar dan

banyaknya kegiatan yang harus di ikuti(tidak boleh di ganggu) untuk persiapan

menghadapi UAN(ujian akhir Nasional)

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

39

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini, agar dapat diperoleh data yang

aktual dari lapangan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah “Instrumen lain yang sering dijumpai dalam penelitian

pendidikan. Dalam penelitian kuantitatif, instrumen observasi lebih sering

digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain, termasuk kuesioner dan

wawancara. Dalam observasi seorang peneliti lebih banyak menggunakan salah

satu pancainderanya yaitu indra penglihatan”.5 Dalam hal ini penulis mengamati

keadaan lingkungan sekolah seperti fasilitas, keadaan guru dan siswa, sarana

prasarana dan lain-lain.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan

responden dan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan

wawancara). Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan bagian

kurikulum dan guru bidang studi IPS (Sejarah, Ekonomi dan Geografi) dengan

tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu di

sekolah.

3. Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang diketahuinya.” Kuesioner juga bisa diartikan “suatu daftar yang

berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan

diteliti.”6 Kuesioner atau angket ini penulis susun dengan beberapa pertanyaan

mengenai Pembelajaran IPS Terpadu dan Minat Belajar Siswa, kemudian

disebarkan kepada 50 orang siswa kelas II.

5 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan “ kompetensi dan praktiknya”, (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2003), Cet. I, h. 78 6 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),

Cet. VI, h. 76.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

40

Tabel 3 Instrumen Angket

Kisi-kisi Pembelajaran Terpadu

Nomor Item Variable Aspek Indikator Juml

Item + - Holistik

• Ruang lingkup tema/materi

4

1,2,3,7

Bermakna / menekankan pembentukan pemahaman

• Tema yang dipilih memberikan bekal untuk belajar selanjutnya

3 4,5, 6

Aktif / pembelajaran berpusat pada anak didik

• Guru tidak mendominasi pembelajaran

• Guru membimbing siswa

• Siswa menjadi aktor dalam pembelajaran

4

- 11 9,10

8

Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu

Otentik / Belajar melalui proses pengalaman langsung

• Siswa

mengevaluasi hasil belajarnya

• Siswa dan guru mengevaluasi hasil belajar secara bersama-sama

4

1213 1415

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

41

Tabel 4

Kisi-kisi Angket Minat belajar siswa

Nomor Item Variable Aspek Indikator Juml

Item + - Perasaan Senang

- Kehadiran - Antusias - Keinginan

untuk belajar - Tidak merasa

bosan

5

2,3 4 1 -

- - - 5

Perhatian

- Mendengarkan penjelasan guru

- Mencatat Materi

- Membaca catatan di papan tulis

3

6 7 8

- - -

Partisipasi

- Bertanya - Menjawab

pertanyaan - Mengerjakan

tugas

3

9 10 -

- - 11

Minat Belajar

Kemauan

untuk tahu

lebih

banyak

- Mengunjungi

perpustakaan - Berkonsultasi

dan mendiskusikan

- Meningkatkan Pengetahuan tentang pelajaran IPS

4

12 13, 14 15

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam pembahasan ini adalah langkah-langkah yang

ditempuh oleh penulis untuk memperoleh hasil akhir dalam penelitian. Adapun

beberapa langkah yang penulis tempuh dalam analisa data ini adalah :

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

42

1. Scoring

Pertanyaan angket yang telah dijawab oleh siswa akan ditabulasikan dengan

skor nilai setiap itemnya, dengan cara jawaban huruf diubah menjadi nilai angka

yaitu:

a. Alternatif jawaban A mempunyai bobot nilai 4

b. Alternatif jawaban B mempunyai bobot nilai 3

c. Alternatif jawaban C mempunyai bobot nilai 2

d. Alternatif jawaban D mempunyai bobot nilai 1

Namun sebaliknya, jika jawaban negatif maka skor tertinggi di hitung dari

jawaban d atau skor 4 dan nilai terendah dengan jawaban a skor 1.

2. Memperoleh nilai frekuensi dengan rumus:

P = F x 100 % N

Keterangan : P = Angka Prosentase

F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of cases (jumlah responden)

Adapun skala prosentase yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Tabel. 5

Skala Prosentase

No Prosentase Penafsiran

1. 100% Seluruhnya

2. 90%-99% Hampir seluruhnya

3. 60%-89% Sebagian besar

4. 51%-59% Lebih dari setengahnya

5. 50% Setengahnya

6. 40%-49% Hampir setengahnya

7. 10%-39% Sebagian kecil

8. 1%-9% Sedikit sekali

9. 0 % Tidak ada sama sekali

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

43

3. Mencari angka korelasi

Dalam menguji pengaruh pembelajaran IPS terpadu terhadap minat belajar

siswa, digunakan statistik “r” korelasi Product Moment dengan rumus:

rxy = NΣXY- (ΣX) (ΣY)

√{N.ΣX²-(ΣX)²} . {NΣY²-(ΣY)²}

Keterangan: rxy = Angka indeks korelasi “r” Product Moment

N = Number of Cases

Σxy = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

ΣX = Jumlah seluruh skor X

ΣY = Jumlah seluruh skor Y7

Setelah diketahui hubungan dari dua variabel, langkah selanjutnya adalah

diadakan intepretasi data dengan dua cara, yaitu:

a. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokan hasil

perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” Product Moment seperti di

bawah ini:

Tabel. 6

Interpretasi Kasar atau Sederhana

Besarnya “r”

Product Moment Interpretasi

0,00 - 0,20 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi akan

tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah.

0,20 - 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

lemah atau rendah.

0,40 - 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

sedang atau cukup.

0,70 - 0,90 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang

kuat atau tinggi.

0,90 - 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

sangat kuat atau sangat tinggi.

7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan Praktiki...., h. 275.

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

44

b. Interpretasi nilai “r” Product Moment dengan rumus:

df = N – nr

Keterangan: df = derajat bebas.

N = banyaknya responden yang diteliti.

nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan.

Setelah itu hasilnya dicocokan dengan tabel koefisien korelasi “r” Product

Moment untuk berbagai df, baik pada taraf signifikansi 1% ataupun pada taraf

signifikansi 5%.

Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi

variabel X terhadap variabel Y dipergunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 X 100%

Keterangan:

KD = koefisien determination (kontribusi variabel X terhadap variabel Y.

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y.8

F. Hipotesis Statistik Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang sangat penting kedudukannya

dalam penelitian. Dari arti katanya, hipotesis berasal dari dua penggalan kata,

“hypo” yang artinya ”di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi

hipotesis yang kemudian cara penulisannya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa

Indonesia yaitu hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis9. Hipotesis

merupakanpemecahan sementara atas masalah penelitian. Ia adalah pernyataan

sementara tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih.

Dengan kata lain, hipotesis merupakan prediksi terhadap hasil penelitian yang

diusulkan10.

Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian. Pertama yaitu

Hipotesis Kerja atau hipotesis alternative (Ha). Hipotesis kerja menyatakan

adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua

8 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 191.

9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik...., h. 71. 10 Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 61.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

45

kelompok. Kedua, yaitu Hipotesis Nol (Ho), hipotesis nol menyatakan tidak

adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X

terhadap variabel Y11.

Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah:

Ha : Adanya hubungan pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar

siswa pada bidang studi IPS di SMP N 3 Tangerang Selatan.

Ho : Tidak adanya hubungan pembelajaran IPS terpadu dengan minat

belajar siswa pada bidang studi IPS di SMP N 3 Tangerang Selatan.

11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik...., h. 74.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

46

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMPN 3 TANGSEL 1. Identitas sekolah

Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

No. Statistik Sekolah : 201.280310.002

Tipe Sekolah : A = 27

.Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN Jakarta)

Ciputat 15412 Kabupaten Tangerang

Telepon / Fax : (021) 7401312

Status Sekolah : Negeri

Status Pembinaan : Potensial

Luas Lahan/Tanah : 4.130 m2

Nilai Akreditasi Sekolah : 97,05

2. Visi, dan Misi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

a. Visi Sekolah :

Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta

Konsisten dalam menjalankan ajaran agama

Indikator Visi :

1. Terunggul dalam perolehan nilai akademis

2. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri

3. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA

4. Terunggul dalam prestasi non akademis

5. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun

6. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

47

b. Misi Sekolah :

1. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan

2. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK

Negeri

3. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta

tanah air

4. Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan

yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan

keikhlasan

5. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan

3. Keadaan Guru dan Siswa

a. Siswa Siswa/siswi merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat

penting, karena tidak mungkin suatu sekolah mengadakan pembelajaran jika

tidak mempunyai siswa/siswi.

Siswa/siswi di SMP N 3 TANGSEL berjumlah 1.125 orang. Pada

setiap kelas (VII, VIII dan IX) dibagi dalam beberapa kelas, yaitu kelas VII

sebanyak 10 kelas, kelas VIII sebanyak 9 kelas dan kelas IX sebanyak 10

kelas.

Tabel 7

Jumlah siswa SMP N 3 TANGSEL Tahun Ajaran 2009/2010

Jumlah Siswa No.

Data Kelas

Jumlah Rombel Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kelas VII 10 184 204 388 2 Kelas VIII 9 177 182 359 3 Kelas IX 10 185 193 378 T o t a l 29 546 579 1.125

Sumber : Profil Sekolah 2009

Tabel di atas menunjukan bahwa jumlah keseluruhan murid di SMPN 3

TANGSEL 1.125. dan tabel di atas juga menunjukan adanya peningkatan jumlah

murid dari tahun ke tahun, itu bisa terlihat dari jumlah murid kelas VII lebih

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

48

banyak dari pada murid kelas VIII dan IX. Selain itu jumlah murid perempuan di

SMPN 3 TANGSEL lebih banyak di bandingkan murid laki-laki.

b. Guru Tentunya dalam instansi pendidikan harus ada tenaga pengajar sebagai sebuah

syarat utamanya atau yang lebih di kenal dengan guru, yang mana beliau-beliau

ini merupakan orang yang paling berjasa di dalam sebuah jalanya proses

pembelajaran disekolah, yang penuh kesabaran kasih sayang serta tanggung jawab

dalam mengemban tugas mulia.

Dibawah ini merupakan keterangan guru dari mulai latar belakang pendidikan,

status dan jumlah:

Tabel 8

Jenjang Pendidikan dan Status Guru

Status Guru Jenis Kelamin No

Tingkat Pendidikan GT GTT Laki-laki Perempuan

Juml

Ket.

1 S3 / S2 5 - 3 2 5 2 S1 35 3 12 26 38 3 D-4 - - - - - 4 D3/Sarmud 8 - 5 3 8 5 D2 3 - - 3 3 6 D1 1 1 2 - 2 7 SMA - - - - -

T o t a l 51 4 22 34 56

Sumber : Profil Sekolah 2009

Melihat tabel di atas, bisa di katakan bahwa hampir keseluruhan guru yang

mengajar di SMPN 3 TANGSEL lulusan SI. Dari jumlah 51 guru, 35 guru adalah

lulusan SI, 5 guru lulusan S2, 8 guru lulusan D3, 3 guru lulusan D2 dan hanya 1

guru yang lulusan DI. Itu berarti kualitas guru yang mengajar di SMPN 3

TANGSEL tidak diragukan lagi melihat dari latarbelakang pendidikannya.

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

49

Tabel 9

Data Jumlah Guru dan Statusnya

Status Guru No

Mata Pelajaran

Juml Guru PNS GTT Bantu Honor

1 Pendidikan Agama 3 3 - - - 2 Pendidikan

Kewarganegaraan 3 3 - - -

3 Matematika 7 6 - - 1 4 Bahasa Indonesia 7 7 - - - 5 Bahasa Inggris 7 6 - - 1 6 Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 - - - 7 Ilmu Pengetahuan Sosial 6 6 - - - 8 Penjaskes 3 3 - - - 9 Pendidikan Seni Budaya 3 3 - - - 10 Tikom 3 2 - - 1 11 Muatan Lokal 3 3 - - - 12 BP / BK 4 3 - - 1 T o t a l 55 51 - - 4

Sumber : Profil Sekolah 2009

4. Sarana dan Prasarana Untuk keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah

tidak terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Suatu kegiatan

tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana tersebut.

Adapun sarana dan prasarana yang ada di SMPN 3 TANGSEL diantaranya yaitu:

Tabel 10

Sarana dan Prasarana

Kondisi Ruangan

No

Jenis Ruangan /Bangunan

Jml

Ukuran P x L

B CB TB

Ket.

A RUANG BELAJAR :

1 Ruang Teori / Kelas 30 8 x 7 m 2 Ruang Perpustakaan 1 10 x 7 m 3 Ruang Lab. Bahasa - - 4 Ruang Lab. IPA 1 10 x 7 m 5 Ruang Lab. Komputer 2 8 x 7 m 6 Ruang Kesenian 1 6 x 7 m 7 Ruang Keterampilan - - 8 Ruang Serbaguna/Aula 1 12 x 7 m

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

50

9 Ruang Multi Media 1 8 x 7 m

B RUANG KANTOR :

1 Ruang Kepala Sekolah 1 6 x 7 m 2 Ruang Wkl Kepsek 1 3 x 7 m 3 Ruang Guru 1 10 x 7 m 4 Ruang Tata Usaha 1 6 x 7 m 5 Ruang Komite Sekolah 1 3 x 7 m

C RUANG PENUNJANG

1 Ruang Gudang 1 6 x 7 m 2 Ruang BP / BK 1 6 x 7 m 3 Ruang U K S 1 8 x 7 m 4 Ruang PMR/Pramuka 1 6 x 4 m 5 Ruang OSIS/Paskibra 1 6 x 4 m 6 Ruang Ibadah / Masjid 1 10 x 11 7 Raung WC Kepsek 1 2 x 2 m 8 Ruang WC Guru 1 2 x 2 9 Ruang WC Siswa 17 2 x 3 m 10 Ruang Koperasi 1 4 x 7 m 11 Ruang Kantin 1 8 x 7 m 12 Rumah Penjaga - - - 13 Pos Jaga / Satpam 1 3 x 3 m

D SARANA PENUNJANG

1 Lapangan Olah Raga : a. Lapangan Futsal 1 12 x 22 b. Lapangan Basket 1 12 x 22 c. Lapangan Volley 1 14 x 7 m d. Lapangan Badminton 1 12 x 6 m f. Meja Pingpong 2 4 x 2 m 2 Lapangan Upacara 1 25 x 100 3 Tempat Parkir 1 16 x 8 m 4 Kendaraan Operasional 1 Mini bus

Sumber : Profil Sekolah 2009

Keadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMPN 3 TANGSEL secara

keseluruhan dengan melihat tabel diatas dapat dikatakan cukup baik. Dan hampir

keseluruhan sarana dan prasarana yang dapat membantu berjalannya proses

pembelajaran telah di miliki oleh SMPN 3 TANGSEL. Dari mulai sarana yang

dapat mempermudah guru dalam melaksanakan tugasnya, seperti adanya ruang

kantor(Ruang kepsek, TU, guru, dll) dan sarana yang dapat menunjang aktivitas

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

51

belajar siswa seperti, ruang belajar(lab. Komputer, bahasa, IPA, dan Multi Media,

dll ). Selain itu juga tersedianya sarana olah raga yang dapat dikatakan cukup

lengkap seperti, adanya lapangan(basket, volley, dan futsal) dan adanya meja

pingpong.

B. DESKRIPSI DATA

Dalam penelitian ini data-data diperoleh melalui hasil observasi, angket

dan wawancara. Setelah data terkumpul. Penelitian objek yang bersangkutan

dimulai dengan penyebaran angket pernyataan tentang kegiatan proses belajar

mengajar dan minat belajar siswa. Setelah itu, data diedit dan ditabulasikan untuk

selanjutnya dihitung dalam bentuk prosentase. Langkah selanjutnya adalah

menganalisa dan menginterpretasikan data yang diperoleh.

Sedangkan dalam wawancara, penulis mengadakan komunikasi langsung

dengan Bag. Kurikulum dan guru bidang studi untuk mendapatkan data-data

mengenai permasalahan yang menjadi objek penelitian, yaitu:

1. Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu.

2. Bagaimana minat belajar siswa terhadap bidang studi IPS.

Data tentang pembelajaran terpadu sebagai Variabel X dan minat belajar

siswa sebagai Variabel Y, diperoleh berdasarkan hasil penyebaran angket kepada

50 responden yang termasuk sampel sebagaimana yang telah ditetapkan dengan

menggunakan Random Sampling. Dalam hal ini pertanyaan diarahkan kepada 4

alternatif jawaban. Jika pertanyaan mengarah pada hal positif maka alternatif

jawaban A diberi skor 4, memilih B skor 3, memilih C skor 2, dan D diberi skor 1.

Tapi jika pertanyaan mengarah kepada yang negatif maka skor nilai untuk A

adalah 1, B diberi skor 2, C diberi skor 3, dan D mempunyai skor 4. Hasil

jawaban responden skala penilaian diatas dimasukan pada tabel konfersi nilai,

untuk variabel X terdiri dari empat kolom, yaitu nomor urut responden, nomor

responden, item jawaban responden dan jumlah jawaban responden. Adapun

rekapitulasi nilai angket tentang pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu dan minat

belajar siswa sebagai mana terlampir pada tabel-tabel dibawah.

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

52

Adapun rumusan yang dijadikan pedoman dalam mencari prosentase setiap

data adalah:

Keterangan: P = Prosentase

P = F x 100% N

F = Frekuensi

N = Jumlah Responden

Berikut ini penulis sajikan hasil angket dari 30 pertanyaan, yang terbagi 15

pertanyaan untuk variabel X dan 15 pertanyaan untuk variabel Y dan diberikan

kepada 50 responden.

1. Variabel X (Pembelajaran IPS Terpadu)

Tabel 11

Kesesuaian Tema dengan Suatu Peristiwa

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 8 16

B Sering 19 38

C Kadang-kadang 21 42

D Tidak pernah 2 4

Jumlah 50 100

Dari tabel diatas bisa di lihat 16% menjawab selalu, 38 % menjawab

sering dan yang menjawab kadang-kadang 42%. Sedangkan hanya 4% dari siswa

yang menjawab tidak pernah. itu berarti bahwa tema yang diberikan kepada siswa

mempunyai kesesuaian dengan peristiwa yang terjadi di sekitar mereka.

Tabel 12

Kesesuaian Tema dengan Tingkat Kemampuan siswa

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 8 16%

B Sering 15 30%

C Kadang-kadang 24 48%

D Tidak pernah 3 6%

Jumlah 50 100%

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

53

Melihat dari tabel di atas 24 siswa atau hampir setengahnya menjawab

kadang-kadang, dan 30% menjawab sering, 16% menjawab selalu serta hanya 6%

atau 3 siswa yang menjawab tidak pernah. Itu berarti tema yang di berikan kepada

siswa sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri.

Tabel 13

Keterkaitan Tema dengan suatu tema lain

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 10 20%

B Sering 17 34%

C Kadang-kadang 19 38%

D Tidak pernah 4 8%

Jumlah 50

Dari tabel diatas bisa di lihat bahwa siswa yang menjawab sering dan

kadang-kadang jumlahnya tidak terlalu jauh, 17 siswa menjawab sering dan 19

siswa menjawab kadang-kadang. Sedangkan yang menjawab selalu hanya 10

orang dan 4 orang yang menjawab tidak pernah.

Tabel 14

Pemahaman Siswa Terhadap Tema

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 16 32%

B Sering 16 32%

C Kadang-kadang 17 34%

D Tidak pernah 1 2%

Jumlah 50 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa siswa yang menjawab selalu dan sering

berjumlah sama yaitu 16 orang, dan yang menjawab kadang-kadang 17 siswa atau

34%. Sedangkan siswa yang menjawab tidak pernah hanya 2% atau satu orang

saja. Ini berarti tema yang diberikan oleh guru dipahami siswa dengan baik.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

54

Tabel 15

Tema yang di berikan memudahkan dalam

Mempelajari Tema Selanjutnya

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 12 24%

B Sering 20 40%

C Kadang-kadang 16 32%

D Tidak pernah 2 4%

Jumlah 50 100%

Pada tabel ini di tunjukan bahwa siswa merasa terbantu untuk belajar tema

selanjutnya dengan tema yang diberikan, itu terlihat dari 20 siswa menjawab

sering, 12 siswa menjawab selalu, 16 siswa menjawab kadang-kadang, dan hanya

4% dari keseluruhan responden yang menjawab tidak pernah.

Tabel 16

Kesulitan dalam Memahami Tema

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 1 2%

B Sering 4 8%

C Kadang-kadang 41 82%

D Tidak pernah 4 8%

Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa hampir keseluruhan siswa jarang

mengalami kesulitan dalam memahami tema yang diberikan, itu sangat jelas dari

41 siswa atau 82% menjawab kadang-kadang, 1 siswa menjawab selalu, 4 siswa

menjawab sering dan 4 siswa menjawab tidak pernah.

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

55

Tabel 17

Kesesuaian Tema dengan Sumber Belajar

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 24 48%

B Sering 17 34%

C Kadang-kadang 9 18%

D Tidak pernah 0 0

Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa tema yang di berikan mempunyai

kesesuaian dengan sumber belajar yang tersedia. itu terbukti dengan 24 siswa

menjawab selalu dan 17 siswa menjawab sering. dan hanya 9 siswa atau 18%

yang berpendapat kalau tema yang diberikan kadang-kadang sesuai dengan

sumber belajar.

Tabel 18

Dominasi Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 9 18%

B Sering 20 40%

C Kadang-kadang 17 34%

D Tidak pernah 4 8%

Jumlah 50 100%

Dari tabel di atas bisa di simpulkan bahwa dominasi guru pada saat proses

pembelajaran masih terbilang cukup tinggi, itu terlihat jelas dari jawaban siswa

yang menunjukan seringnya guru mendominasi pembelajaran adalah 20 siswa,

dan 9 siswa yang menjawab selalu, serta 17 siswa yang menjawab kadang-kadang.

Sedangkan yang menjawab tidak pernah hanya 4 siswa atau 8% dari jumlah

keseluruhan responden.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

56

Tabel 19

Mencari Materi Sendiri

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 4 8%

B Sering 6 12%

C Kadang-kadang 32 64%

D Tidak pernah 8 16%

Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukan 4 siswa menjawab selalu, 6 siswa menjawab

sering, 32 siswa menjawab kadang-kadang, serta 8 siswa yang menjawab tidak

pernah. Ini berarti selama proses pembelajaran, siswa mencari materi dengan

sendiri masih terbilang rendah.

Tabel 20

Mengkaji Materi Sendiri

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 6 12%

B Sering 7 14%

C Kadang-kadang 31 62%

D Tidak pernah 6 12%

Jumlah 50 100%

Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa 62% siswa menjawab kadang-

kadang 14% menjawab sering, 12% menjawab selalu dan tidak pernah. Hal ini

menjelaskan bahwa dalam mengkaji materi siswa tidak melakukan secara rutin.

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

57

Tabel 21

Guru Membimbing dalam Pencarian dan Pengkajian materi

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 17 34%

B Sering 21 42%

C Kadang-kadang 10 20%

D Tidak pernah 2 4%

Jumlah 50 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa guru memberikan bimbingan kepada

siswa dalam mencari dan mengkaji materi. Itu dapat di lihat dari 21 siswa yang

menjawab sering, 17 menjawab selalu, dan 10 orang yang menjawab kadang-

kadang, sedangkan hanya 2 orang yang menjawab tidak pernah.

Tabel 22

Mempresentasikan Materi saat pembelajaran

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 9 18%

B Sering 12 24%

C Kadang-kadang 22 44%

D Tidak pernah 7 14%

Jumlah 50 100%

Melihat data yang terdapat dalam tabel di atas, bisa di katakan bahwa

siswa cukup rutin dalam mempresentasikan materi pelajaran. Itu dapat dilihat dari

jawaban 22 siswa menjawab kadang-kadang, 12 siswa menjawab sering, 9 siswa

menjawab selalu, dan hanya 7 siswa yang menjawab tidak pernah.

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

58

Tabel 23

Pemberian Waktu Untuk Bertanya

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 23 46%

B Sering 18 36%

C Kadang-kadang 8 16%

D Tidak pernah 1 2%

Jumlah 50 100%

Data di atas dapat di simpulkan bahwa siswa rutin di berikan waktu untuk

bertanya. Hal ini bisa dibuktikan dengan 46% siswa menjawab selalu, 36%

menjawab sering, dan 16% menjawab kadang-kadang, serta hanya 2% menjawab

tidak pernah.

Tabel 24

Guru dan Siswa Menyimpulkan

Materi Bersama-sama

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 20 40%

B Sering 15 30%

C Kadang-kadang 13 26%

D Tidak pernah 2 4%

Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa guru menyimpulkan materi pelajaran

cukup rutin, hal itu bisa di jelaskan dari 20 orang yang menjawab selalu, 15 siswa

menjawab sering,13 siswa menjawab kadang-kadang, dan 2 siswa yang menjawab

tidak pernah.

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

59

Tabel 25

Guru Memberikan Tugas di Akhir Pelajaran

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 16 32%

B Sering 24 48%

C Kadang-kadang 10 20%

D Tidak pernah 0 0

Jumlah 50 100%

Data di atas menunjukan 32% siswa menjawab selalu, 24% menjawab

sering, 20% menjawab kadang-kadang dan tidak satu siswa pun yang menjawab

tidak pernah. Ini berarti secara rutin guru memberikan tugas kepada siswa setiap

akhir pelajaran.

2. Variabel Minat Belajar Siswa (Y)

Tabel 26

Siswa Mempunyai Keinginan kuat untuk Belajar

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 14 28%

B Sering 15 30%

C Kadang-kadang 19 38%

D Tidak pernah 2 4%

Jumlah 50 100%

Siswa yang menjawab kadang-kadang berjumlah 19 orang, sering 15 orang,

14 orang menjawab selalu. Dan hanya 2 orang yang menjawab tidak pernah. Ini

berarti menunjukan bahwa sebagian besar siswa memiliki keinginan kuat untuk

belajar.

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

60

Tabel 27

Kehadiran Siswa dalam Belajar

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 38 76%

B Sering 12 24%

C Kadang-kadang 0 0

D Tidak pernah 0 0

Jumlah 50 100%

Melihat data yang terdapat pada tabel di atas, dapat di simpulkan bahwa

hampir keseluruhan siswa mengikuti pelajaran IPS, itu terbukti dengan 38 siswa

menjawab selalu, 12 siswa menjawab sering, sedangkan yang menjawab kadang-

kadang dan tidak pernah tidak ada seorang siswapun

Tabel 28

Siswa Hadir Tepat Waktu dalam Mengikuti Pelajaran

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 35 70

B Sering 11 22

C Kadang-kadang 2 4

D Tidak pernah 2 4

Jumlah 50 100%

Data diatas menunjukan bahwa dalam menghadiri pelajaran, hampir

seluruhnya siswa tepat waktu, itu dapat terlihat dari siswa yang menjawab selalu

35 siswa, 11 siswa menjawab sering, dan hanya 2 yang menjawab kadang-kadang

dan tidak pernah.

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

61

Tabel 29

Antusias Siswa dalam Mengikuti Pelajaran

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 11 225

B Sering 12 24%

C Kadang-kadang 25 50%

D Tidak pernah 2 4%

Jumlah 50 100%

Tabel diatas menunjukan 25 siswa menjawab kadang-kadang, sering 12

siswa, 11 siswa menjawab selalu, dan 2 siswa yang menjawab tidak pernah. Hal

ini menunjukan bahwa antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran IPS terbilang

cukup atau sedang.

Tabel 30

Siswa Merasa bosan dalam mengikuti pelajaran

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 0 0

B Sering 7 14%

C Kadang-kadang 28 56%

D Tidak pernah 15 30%

Jumlah 50 100%

Siswa yang menjawab sering ada 7 orang, kadang-kadang, 28 orang, dan 15

siswa yang menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa perasaan bosan

siswa pada saat mengikuti pelajaran IPS masih terbilang cukup banyak.

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

62

Tabel 31

Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 18 36%

B Sering 25 50%

C Kadang-kadang 7 14%

D Tidak pernah 0 0

Jumlah 50 100%

Data pada tabel di atas menunjukan bahwa siswa yang mendengarkan

penjelasan guru terbilang cukup tinggi, hal ini bisa di lihat dari 25 siswa yang

menjawab sering, 18 siswa menjawab 18 selalu, dan hanya 7 siswa yang

menjawab kadang-kadang.

Tabel 32

Siswa Mencatat Materi yang dipelajari

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 22 44%

B Sering 17 34%

C Kadang-kadang 11 22%

D Tidak pernah 0 0

Jumlah 50 100%

Data di atas menunjukan 22 siswa menjawab selalu, 17 menjawab sering, dan

yang menjawab kadang-kadang 11 siswa, sedangkan yang menjawab tidak pernah

tidak seorang siswa pun. Ini berarti, siswa mencatat materi IPS pada setiap

pelajaran secara rutin.

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

63

Tabel 33

Siswa Membaca Materi yang dicatat di Papan Tulis

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 24 48%

B Sering 21 42%

C Kadang-kadang 5 10%

D Tidak pernah 0 0

Jumlah 50 100%

Data di atas menunjukan tingkat membaca siswa terhadap materi pelajaran

IPS yang di catat di papan tulis terbilang cukup tinggi. Hal ini dapat terlihat dari

24 siswa menjawab selalu, 21 siswa menjawab sering dan 5 siswa yang menjawab

kadang-kadang. Sedangkan tidak seorangpun yang menjawab tidak pernah.

Tabel 34

Siswa Bertanya saat Pembelajaran

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 2 4%

B Sering 3 6%

C Kadang-kadang 39 78%

D Tidak pernah 6 12%

Jumlah 50 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa dalam pembelajaran tingkat keaktifan siswa

dalam bertanya masih rendah. Hal itu dapat terlihat dari data yang tercatat pada

tabel di atas, 39 siswa menjawab kadang-kadang, 6 siswa menjawab tidak pernah,

3 siswa menjawab sering dan hanya 2 siswa yang menjawab selalu.

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

64

Tabel 35

Siswa Menjawab Pertanyaan

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 9 18

B Sering 14 28

C Kadang-kadang 26 52

D Tidak pernah 1 2

Jumlah 50 100%

Siswa yang menjawab tidak pernah hanya 1 siswa, 26 siswa menjawab

kadang-kadang, 14 siswa menjawab sering, dan 9 siswa menjawab selalu. Dengan

melihat data tersebut maka dapat di simpulkan bahwa level siswa dalam

menjawab pertanyaan dapat dikatakan cukup.

Tabel 36

Siswa Menunda Tugas

Butir Alternative jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 0

B Sering 3

C Kadang-kadang 29

D Tidak pernah 18

Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa Tidak seorang siswa pun yang menjawab

selalu, 3 siswa menjawab sering, 29 siswa menjawab kadang-kadang, dan 18

siswa menjawab tidak pernah. Ini berarti bahwa tingkat penundaan tugas yang

dilakukan oleh siswa cukup rendah.

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

65

Tabel 37

Siswa Mengunjungi Perpustakaan

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 2 4%

B Sering 4 8%

C Kadang-kadang 22 44%

D Tidak pernah 22 44%

Jumlah 50 100%

Tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan masih terbilang rendah. Hal itu

terbukti dengan data yang terdapat pada tabel di atas yang menunjukan, jumlah

siswa yang menjawab tidak pernah dan kadang-kadang sama yaitu 22 siswa,

sedangkan yang menjawab sering dan selalu masing-masing 4 siswa dan 2 siswa.

Tabel 38

Siswa Berkonsultasi dengan orang yang lebih dewasa

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 10 20%

B Sering 17 34%

C Kadang-kadang 15 30%

D Tidak pernah 8 16%

Jumlah 50 100%

Siswa menjawab selalu ada 10 siswa, yang menjawab sering 17 siswa, yang

menjawab kadang-kadang 15 siswa dan 8 siswa menjawab tidak pernah. Ini

berarti siswa cukup rutin berkonsultasi tentang materi pelajaran IPS.

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

66

Tabel 39

Siswa Berdiskusi

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 5 10%

B Sering 13 26%

C Kadang-kadang 28 56%

D Tidak pernah 4 8%

Jumlah 50 100%

Siswa yang menjawab selalu 5 siswa, 13 siswa menjawab sering, 28 siswa

menjawab kadang-kadang, dan 4 siswa yang menjawab tidak pernah. Ini berarti

siswa melakukan diskusi terbilang cukup.

Tabel 40

Siswa Memiliki Minat dalam Meningkatkan Pengetahuan

Butir Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

A Selalu 13 26%

B Sering 15 30%

C Kadang-kadang 22 44%

D Tidak pernah 0 0%

Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa siswa dalam meningkatkan pengetahuan

tentang pelajaran IPS cukup tinggi. Hal itu terbukti dari 13 siswa menjawab

selalu, 15 siswa menjawab sering, 22 siswa menjawab kadang-kadang, dan tidak

satu siswa pun yang menjawab tidak pernah.

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

67

C. ANALISIS DATA

Setelah memperoleh angka prosentase dari masing-masing angket, maka

langkah berikutnya adalah mencari angka korelasi antara Variabel X

(Pembelajaran IPS Terpadu) dan variabel Y (Minat Belajar Siswa) dengan

menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:

Tabel

Koefisien Korelasi antara Pembelajaran IPS Terpadu ( X ) dan Minat Belajar Siswa ( Y )

No

Responden X Y XY X2 Y2

1 43 46 1978 1849 2116 2 41 43 1763 1681 1849 3 41 42 1722 1681 1764 4 37 42 1554 1369 1764 5 41 43 1763 1681 1849 6 44 39 1716 1936 1521 7 46 44 2024 2116 1936 8 44 41 1804 1936 1681 9 41 41 1681 1681 1681 10 34 41 1394 1156 1681 11 40 38 1520 1600 1444 12 46 49 2254 2116 2401 13 40 40 1600 1600 1600 14 40 44 1760 1600 1936 15 38 35 1330 1444 1225 16 38 39 1482 1444 1521 17 41 40 1640 1681 1600 18 46 50 2300 2116 2500 19 41 44 1804 1681 1936 20 40 42 1680 1600 1764 21 45 44 1980 2025 1936 22 44 46 2024 1936 2116 23 41 42 1722 1681 1764 24 51 46 2346 2601 2116 25 39 40 1560 1521 1600 26 44 43 1892 1936 1849 27 49 52 2548 2401 2704 28 39 32 1248 1521 1024 29 44 42 1848 1936 1764

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

68

30 46 47 2162 2116 2209 31 43 44 1892 1849 1936 32 43 41 1763 1849 1681 33 42 43 1806 1764 1849 34 47 46 2162 2209 2116 35 46 52 2392 2116 2704 36 38 42 1596 1444 1764 37 39 50 1950 1521 2500 38 42 43 1806 1764 1849 39 33 38 1254 1089 1444 40 37 37 1369 1369 1369 41 45 44 1980 2025 1936 42 40 41 1640 1600 1681 43 38 41 1558 1444 1681 44 41 44 1804 1681 1936 45 42 41 1722 1764 1681 46 42 44 1848 1764 1936 47 43 46 1978 1849 2116 48 46 52 2392 2116 2704 49 35 44 1540 1225 1936 50 36 51 1836 1296 2601

N = 50 2082 2161 90387 87380 94271 rxy = NΣXY- (ΣX) (ΣY)

√{N.ΣX²-(ΣX)²} . {NΣY²-(ΣY)²}

= 50 (90387) - (2082) (2161) √ {50 (87380) - (2082)2}{50 (94271) - (2161)2}

= 4519350 - 4499202 √ (4369000 - 4334724 ) (4713550 - 4669921)

= 20148 √ (34276) (43629)

= 20148 √ 1.495.427.604

= 20148 3867075903

= 0,521

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

69

Setelah melakukan perhitungan secara keseluruhan maka hasil yang

didapatkan hubungan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Dengan Minat

Belajar Siswa diperoleh angka korelasi “r” Product Moment sebesar 0,521

A. Interpretasi Data

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka penulis memberikan

interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment melalui dua cara,

yaitu:

1. Interpretasi secara sederhana/kasar

Interpretasi terhadap rxy dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi

antara variabel X (Pembelajaran IPS Terpadu) dan variabel Y (Minat Belajar

siswa/siswi), tidak bertanda negatif. Berarti di antara kedua variabel tersebut

terdapat korelasi yang positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan

memperhatikan besarnya rxy (yaitu 0,521) yang berkisar antara 0,40-0,70, berarti

terdapat hubungan yang positif antara variabel X (Pembelajaran IPS Terpadu) dan

variabel Y (Minat Belajar Siswa) yang korelasinya tergolong sedang atau cukup.

2. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” Product Moment

Rumusan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) yang penulis

ajukan adalah:

Ha : Adanya hubungan antara pembelajaran IPS terpadu dengan minat

Belajar siswa.

Ho : Tidak adanya hubungan antara pembelajaran IPS terpadu dengan

minat belajar siswa.

Adapun kriteria pengajuannya adalah, jika r hitung ≥ r tabel maka Ha

diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika r hitung ≤ r tabel maka Ha ditolak dan

Ho diterima.

Untuk melihat apakah koefisien korelasi hasil perhitungan di atas

signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel (rt) Product

Moment dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (df). Karena dalam

penelitian ini sampelnya berjumlah 50 dan variabel yang dicari korelasinya ada

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

70

dua yaitu Pembelajaran IPS Terpadu (X) dan Minat Belajar siswa (Y), maka

derajat bebasnya dapat dihitung dengan langkah sebagai berikut:

df = N – nr

= 50 – 2

= 48

Setelah diketahui df sebesar 48, diperoleh “r” Product Moment pada taraf

signifikansi 5% adalah 0,279 dengan demikian rxy lebih besar dari pada rt

(0,521>0,279). Karena rxy lebih besar, maka hipotesa alternatif (Ha) diterima,

sedang hipotesa nihil (Ho) ditolak. Dengan demikian berarti, ada hubungan positif

antara pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar siswa.

Setelah uji hipotesis dilakukan, maka untuk mengetahui berapa besar

pengaruh variabel X terhadap Y yang dinyatakan dalam persen, digunakan rumus

koefisien tertentu (determinasi) dengan r = 0,521

KD = rxy2 X 100%

= 0,5212 X 100%

= 0,27 X 100%

= 27%

Dari hasil koefisien determinasi di atas, dapat dinyatakan bahwa

pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu memberikan kontribusi sebesar 27%

terhadap minat belajar siswa kelas VIII pada bidang studi IPS di SMP N 3

Tangerang Selatan dan sisanya sebesar 73% dari faktor lainnya.

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan dari referensi baik yang berupa buku-buku maupun bahan

lainnya, serta dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan pada

bab-bab terdahulu mengenai hubungan pembelajaran IPS Terpadu dengan Minat

belajar siswa, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di SMP N 3 Tangerang selatan

khususnya pada kelas VIII berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari

jawaban siswa terhadap angket yang diberikan cukup bagus. Selain hal itu,

dari hasil wawancara dengan bagian kurikulum dan guru bidang studi,

menyatakan bahwa buku yang di pakai merupakan buku IPS terpadu serta

metode yang digunakan oleh guru adalah metode yang dapat mengajak

siswa aktif dalam belajar. Dari pelaksanaan pembelajaran yang baik inilah

yang pada akhirnya dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Dengan

begitu dapat dikatakan bahwa semakin baik pelaksanaan pembelajaran

IPS terpadu, maka akan semakin baik pulalah minat belajar siswa pada

bidang studi IPS, begitu juga sebaliknya, apabila pelaksanaan

pembelajaran IPS Terpadu kurang baik maka minat belajar siswa pada

bidang studi IPS akan sangat kurang.

2. Setelah diadakan penelitian, dengan cara pengisian angket (kuesioner),

minat belajar siswa SMPN 3 TANGSEL khususnya pada siswa kelas VIII

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

72

tergolong sedang/cukup. hal ini ditunjukkan dengan perolehan

penghitungan koefisien Determinasi sebesar 27%.

3. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan rumus korelasi

diperoleh hasil 0,521. Apabila angka tersebut dilakukan interpertasi secara

sederhana atau kasar, berada pada kisaran 0,40 – 0,70 sifat hubungannya

adalah sedang atau cukup. Kemudian apabila pemberian interpretasi

dengan jalan berkonsultasi pada tabel Nilai “r” Product Moment, ternyata

korelasi pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar siswa. adalah

korelasi positif yang signifikan, karena jika dilihat dari taraf signifikansi

5% = 0,279, maka rxy > dari r tabel. Angka koefisisen Determinasi

(koefisien tertentu) sebesar 27%, menunjukan bahwa pengaruh

pembelajaran IPS Terpadu terhadap minat belajar siswa sebesar 27%,

sedangkan sisanya 73% adalah merupakan pengaruh dari variabel lain.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti mengajukan saran :

1. Hendaknya Pihak sekolah, menyediakan atau menambah sumber belajar

yang dapat membantu proses pembelajaran supaya berjalan dengan efektif

dan efisien, khususnya dalam penerapan pembelajaran IPS Terpadu.

2. Bagi para guru hendaknya membantu siswa dalam membangkitkan minat

belajar dan menggunakan berbagai variasi metode mengajar yang

memungkinkan untuk mengurangi rasa bosan atau jenuh siswa dalam

belajar, serta mencari cara bagaimana minat siswa itu timbul dan

berkembang.

3. Bagi para siswa hendaknya lebih meningkatkan motivasi diri untuk

melaksanakan belajar, dengan harapan akan dapat merubah atau memberi

konstribusi yang positif bagi minat belajar.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

73

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya 2007), Cet. III.

Sutikno, Sobri, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTT

Press, 2007). Cet. II.

Http://www.smunet.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber:www.ut.ac.i

d), 19 November 2009

Rasyad, Aminudin, Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Uhamka Press,

2003), cet. IV.

Http://www.smunet.com/main.php?mode1&act=pb&xd=2(sumber:www.ut.ac.id),

19 November2009

Isjoni. Model Pembelajaran yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini. Yang

dikutip dari http://www.isjoni.net/web//content/view/44/4

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

2007), Cet. Ke-3.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:

Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1.

http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-

terpadu/ . 09 November 2009

Rosadi, Imran, Kemas, “ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP):

Pembelajaran dan Penilaiannya”, dalam An-Nahdhah, Jambi, Edisi Juli-

Desember 2008, vol. 1, No. 2

Sayuti, Wahdi, “Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika

Islamika, Jakarta, Juni 2005, vol. VI, No. 1

Sapriya, Pendidikan IPS “konsep dan pembelajaran”, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya 2009), Cet. Ke-1

Nurdin, Syafrudin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa

dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching,

2005), Cet. I

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

74

Sukardi, Tanto, Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang

Konstruksivis, dalam Kajian Ilmu Sosial, Jakarta Oktober 2007, Vol. 1,

No. 02

Solihatin, Etin & Raharjo, “Cooperative Learning ;Analisis Model Pembelajaran

IPS;”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2008), cet. Ke-2

Somantri, Nu’man, Muhammad, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (PT.

Remaja Rosdakarya 2001), cet, ke-1

Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet.

Ke-3

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia 1994), cet. 1

Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

2006), cet. xix

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta 2003), cet. Ke-IV

Djamarah, Bahri, Syaiful, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet.

Ke-2

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

2007), cet. Ke-5

Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada 2003), cet. Ke-10

Sadirman, Arief S, dkk, Media Pendidikan (Jakarta : PT. Grafindo Persada 2008),

cet. Ke-1

Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung

Persada Press 2003), Cet. 103

Margaret E. Bell Greder, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta, PT. Grafindo

Persada 2005), cet. 1

Ahmadi, Abu & Supriyono, Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta 1991), cet. 1

http://idb4.wikispaces.com/file/view/jj4006.2.pdf. 12 November 2009

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

(Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII.

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

75

Prasetyo, Bambang & Jannah, Miftahul, lina, Metode Penelitian Kuantitatif,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2007), Cet. I.

Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metoda Teknik,

(Bandung: Penerbit Tarsito, 1998), Cet. VIII.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2006).

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Jumlah Jawaban Angket (Variabel X dan Variabel Y)

Lampiran 2: Skor Item Variabel Pembelajaran IPS Terpadu

Lampiran 3: Skor Item Variabel Minat Belajar Siswa

Lampiran 4: Skor Setiap Siswa Untuk Variabel Pembelajaran IPS Terpadu ( X )

Lampiran 5: Skor Setiap Siswa Untuk Variabel Minat Belajar ( X )

Lampiran 6: Koefisien Korelasi Pembelajaran Terpadu (X) dan Minat Belajar (Y)

Lampiran 7: Berita wawancara dengan bag. Kurikulum dan guru bidang studi IPS

Lampiran 8: Lembar Uji Referensi

Lampiran 9: Surat Pengajuan Proposal Skripsi

Lampiran 10: Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 11: Surat Ganti Judul Skripsi

Lampiran 12: Surat Izin Penelitian

Lampiran 13: Surat Keterangan Dari Sekolah

Lampiran 14: Profil Sekolah

Lampiran 15: Data Nama-nama Siswa Kelas VIII

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

PROFIL SEKOLAH TAHUN 2009

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan 2. No. Statistik Sekolah : 201.280310.002 3. Tipe Sekolah : A = 27 4. .Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN Jakarta)

Ciputat 15412 Kabupaten Tangerang 5. Telepon / Fax : (021) 7401312 6. Status Sekolah : Negeri 7. Status Pembinaan : Potensial 8. Luas Lahan/Tanah : 4.130 m2

9. Status Kepemilikan : Hak Milik 10. Nama Kepala Sekolah : Maryono, SE. 11. Pendidikan Terakhir : Strata 1 ( S 1) Ekonomi 12. Masa Kerja Sebagai Kasek : 13. Nilai Akreditasi Sekolah : 97,05 14. No Rekening : 0924-01-000623-50-7 Bank BRI Unit Juanda 15. Visi, Misi dan Strategi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

a. Visi Sekolah : Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta Konsisten dalam menjalankan ajaran agama Indikator Visi : 1. Terunggul dalam perolehan nilai akademis 2. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri 3. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA 4. Terunggul dalam prestasi non akademis 5. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun 6. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada

b. Misi Sekolah : 1. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan 2. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK Negeri 3. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air 4. Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang

layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan 5. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan

16. Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2008/2009 :

Jumlah Siswa

No.

Data Kelas Jumlah Rombel Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kelas VII 10 184 204 388 2 Kelas VIII 9 177 182 359 3 Kelas IX 10 185 193 378 T o t a l 29 546 579 1.125

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

17. Jenjang Pendidikan dan Status Guru :

Status Guru Jenis Kelamin

No Tingkat Pendidikan GT GTT Laki-laki Perempuan

Jumlah

Ket.

1 S3 / S2 5 - 3 2 5 2 S1 35 3 12 26 38 3 D-4 - - - - - 4 D3/Sarmud 8 - 5 3 8 5 D2 3 - - 3 3 6 D1 1 1 2 - 2 7 SMA - - - - -

T o t a l 51 4 22 34 56

18. Data Jumlah Guru dan Statusnya :

Status Guru

No

Mata Pelajaran Juml Guru PN

S GTT Bantu Honor

1 Pendidikan Agama 3 3 - - - 2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 - - - 3 Matematika 7 6 - - 1 4 Bahasa Indonesia 7 7 - - - 5 Bahasa Inggris 7 6 - - 1 6 Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 - - - 7 Ilmu Pengetahuan Sosial 6 6 - - - 8 Penjaskes 3 3 - - - 9 Pendidikan Seni Budaya 3 3 - - - 10 Tikom 3 2 - - 1 11 Muatan Lokal 3 3 - - - 12 BP / BK 4 3 - - 1 T o t a l 55 51 - - 4

19. Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya :

Status Kepegawaian Jenis Kelamin

No Tingkat Pendidikan PNS Honor Laki2 Peremp

Jumlah

Ket.

1 S1 / S2 1 1 1 1 2 2 D3/Sarmud - 1 - 1 1 3 D2 - - - - - 4 D1 - - - - - 5 SMA 1 3 3 1 3

T o t a l 3 4 5 2 7

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

20. Tenaga Perpustakaan (Pustakawan) dan Laboratorium (Laboran) :

Status Jenis Kelamin

No

Jenis Tenaga PNS Honor Laki2 Perem Tingkat Pendid.

Juml

1 Tenaga Perpustakaan 1 1 - 2 S1/D3 2 2 Tenaga Lab. IPA - - - - - - 3 Tenaga Lab. Komp. 1 1 1 1 S1/D1 2 4 Tenaga Lab. Bahasa - - - - - - T o t a l 2 2 1 3 - 4

21. Buku Perpustakaan :

J u m l a h

No

Jenis Buku Judul Buku Exemplar Buku

Keterangan

1 Buku Paket 42 1.260 2 Buku Bacaan 126 252 3 Buku Referensi 38 84

T o t a l 206 1.596

22. Kepemilikan Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang, dan Sarana Penunjang.

Kondisi Ruangan

No Jenis Ruangan /Bangunan

Jml Ukuran P x L

B CB TB

Ket.

A RUANG BELAJAR :

1 Ruang Teori / Kelas 30 8 x 7 m 2 Ruang Perpustakaan 1 10 x 7 m 3 Ruang Lab. Bahasa - - 4 Ruang Lab. IPA 1 10 x 7 m 5 Ruang Lab. Komputer 2 8 x 7 m 6 Ruang Kesenian 1 6 x 7 m 7 Ruang Keterampilan - - 8 Ruang Serbaguna/Aula 1 12 x 7 m 9 Ruang Multi Media 1 8 x 7 m

B RUANG KANTOR :

1 Ruang Kepala Sekolah 1 6 x 7 m 2 Ruang Wkl Kepsek 1 3 x 7 m 3 Ruang Guru 1 10 x 7 m 4 Ruang Tata Usaha 1 6 x 7 m 5 Ruang Komite Sekolah 1 3 x 7 m

C RUANG PENUNJANG :

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

1 Ruang Gudang 1 6 x 7 m 2 Ruang BP / BK 1 6 x 7 m 3 Ruang U K S 1 8 x 7 m 4 Ruang PMR/Pramuka 1 6 x 4 m 5 Ruang OSIS/Paskibra 1 6 x 4 m 6 Ruang Ibadah / Masjid 1 10 x 11 7 Raung WC Kepsek 1 2 x 2 m 8 Ruang WC Guru 1 2 x 2 9 Ruang WC Siswa 17 2 x 3 m 10 Ruang Koperasi 1 4 x 7 m 11 Ruang Kantin 1 8 x 7 m 12 Rumah Penjaga - - - 13 Pos Jaga / Satpam 1 3 x 3 m

D SARANA PENUNJANG :

1 Lapangan Olah Raga : a. Lapangan Futsal 1 12 x 22 b. Lapangan Basket 1 12 x 22 c. Lapangan Volley 1 14 x 7 m d. Lapangan Badminton 1 12 x 6 m f. Meja Pingpong 2 4 x 2 m 2 Lapangan Upacara 1 25 x 100 3 Tempat Parkir 1 16 x 8 m 4 Kendaraan Operasional 1 Mini bus

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

Lampiran 1

Jumlah Jawaban Variabel X

Jawaban Soal No. Soal A B C D

Jumlah

1 8 19 21 2 50 2 8 15 24 3 50 3 10 17 19 4 50 4 16 16 17 1 50 5 12 20 16 2 50 6 1 4 41 4 50 7 24 17 9 0 50 8 9 20 17 4 50 9 4 6 32 8 50 10 6 7 31 6 50 11 17 21 10 2 50 12 9 12 22 7 50 13 23 18 8 1 50 14 20 15 13 2 50 15 16 24 10 0 50

Jumlah Jawaban Variabel Y

Jawaban Soal No. Soal A B C D

Jumlah

1 14 15 19 2 50 2 38 12 0 0 50 3 35 11 2 2 50 4 11 12 25 2 50 5 0 7 28 15 50 6 18 25 7 0 50 7 22 17 11 0 50 8 24 21 5 0 50 9 2 3 39 6 50 10 9 14 26 1 50 11 0 3 29 18 50 12 2 4 22 22 50 13 10 17 15 8 50 14 5 13 28 4 50 15 13 15 22 0 50

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

Lampiran 2

Variabel Pembelajaran IPS Terpadu (X)

Skor Item No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 4 2 2 4 3 3 4 1 2 2 3 2 4 4 3 43 2 3 2 2 4 2 3 4 3 2 2 2 2 3 4 3 41 3 4 3 3 3 2 3 3 1 1 2 4 2 3 4 3 41 4 3 3 2 2 1 3 4 2 2 2 3 1 2 2 4 37 5 3 3 2 2 1 3 4 2 2 2 4 2 4 3 4 41 6 3 4 3 3 4 2 4 3 2 2 3 2 3 4 2 44 7 4 4 3 4 3 3 4 4 2 3 3 1 4 1 3 46 8 3 3 2 3 2 3 4 4 2 2 4 4 2 3 3 44 9 3 2 3 4 3 4 3 2 2 1 2 3 3 3 3 41 10 3 2 1 2 4 3 2 1 2 2 2 2 4 2 2 34 11 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 4 1 2 4 3 40 12 1 4 4 4 3 3 2 2 2 4 3 4 3 3 4 46 13 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 40 14 3 2 3 2 2 2 4 3 2 2 3 2 4 2 3 40 15 2 2 3 2 3 3 3 3 2 1 2 3 4 3 2 38 16 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 4 2 38 17 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 41 18 2 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 4 46 19 2 2 3 4 4 4 3 2 2 2 3 2 4 2 2 41 20 2 1 3 4 3 3 4 1 3 1 3 4 3 2 3 40 21 2 4 1 4 3 3 4 1 3 2 3 4 4 4 3 45 22 3 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 44 23 2 4 2 4 4 4 2 2 2 2 3 2 3 2 3 41 24 3 4 2 3 4 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 51 25 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 3 3 2 3 39 26 3 4 2 2 4 1 3 3 2 4 1 4 4 3 4 44 27 4 2 4 4 2 3 4 4 2 4 4 1 4 4 3 49 28 2 2 3 2 2 2 3 3 1 2 3 3 4 4 3 39 29 3 2 2 4 3 4 4 2 2 1 4 4 3 3 3 44 30 4 2 4 2 4 3 3 2 1 4 3 3 3 4 4 46 31 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 3 4 4 4 43 32 2 2 3 4 3 3 3 2 1 1 3 4 4 4 4 43 33 3 2 4 3 2 3 3 1 2 2 3 2 4 4 4 42 34 3 3 4 3 4 3 4 1 4 4 4 3 3 2 2 47 35 4 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2 4 4 4 3 46

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

36 3 1 2 4 2 3 4 1 1 2 4 2 3 3 3 38 37 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 4 1 2 2 3 39 38 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 2 42 39 2 1 1 1 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 33 40 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 4 2 2 4 2 37 41 2 2 4 2 2 3 4 3 4 2 3 2 4 4 4 45 42 2 2 2 2 3 3 3 2 1 3 4 2 4 3 4 40 43 2 3 2 2 3 3 3 4 2 2 2 1 2 3 4 38 44 2 2 3 3 4 3 4 2 2 2 3 2 3 3 3 41 45 2 2 2 3 4 3 4 2 3 2 4 2 4 3 2 42 46 4 2 1 2 4 3 3 3 2 4 2 3 2 4 3 42 47 4 3 4 2 2 3 4 2 2 2 4 2 4 2 3 43 48 1 4 4 4 3 3 4 3 1 1 4 2 4 4 4 46 49 3 2 3 2 2 3 3 3 1 2 3 2 2 1 3 35 50 2 2 4 2 2 3 4 3 2 2 2 1 1 2 4 36

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

Lampiran 3

Variabel Minat Belajar Siswa (Y)

Skor Item No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 ∑

1 3 4 4 1 4 3 4 4 2 3 4 2 3 2 3 46 2 2 4 4 3 2 4 4 3 2 3 3 2 2 3 2 43 3 3 4 4 3 2 3 2 4 2 3 2 1 3 2 4 42 4 2 4 4 2 3 4 4 4 2 2 4 1 2 2 2 42 5 3 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 1 3 4 2 43 6 2 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 1 3 2 2 39 7 4 4 4 4 4 3 2 3 1 3 2 2 3 1 4 44 8 2 4 4 2 4 3 4 4 2 2 3 1 1 2 3 41 9 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 41 10 4 3 4 4 3 2 2 4 2 1 3 1 1 4 3 41 11 1 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 2 38 12 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 1 2 3 4 49 13 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 40 14 4 4 4 2 4 4 3 2 1 4 4 1 1 3 3 44 15 2 4 4 2 3 2 2 3 2 2 3 1 1 2 2 35 16 2 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 39 17 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 40 18 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 2 4 3 3 50 19 2 3 4 2 3 4 4 4 2 3 3 2 3 2 3 44 20 3 3 4 3 3 4 4 2 1 2 4 1 3 2 3 42 21 4 4 1 4 4 2 3 4 2 2 3 2 2 3 4 44 22 1 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 2 3 3 2 46 23 3 4 4 2 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 42 24 4 4 4 2 3 4 3 4 2 2 4 1 2 3 4 46 25 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 40 26 4 4 4 2 3 3 2 4 2 4 3 1 2 3 2 43 27 4 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 3 4 52 28 2 4 1 2 2 2 4 3 2 2 3 1 1 1 2 32 29 4 3 4 3 4 4 4 3 2 2 3 2 1 1 2 42 30 3 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 2 4 4 3 47 31 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 2 3 2 2 41 32 2 4 4 1 3 4 4 4 2 2 4 1 2 2 2 41 33 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 2 3 2 2 43 34 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 46 35 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 2 4 52

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

36 3 4 4 2 4 3 2 3 2 2 3 2 2 2 4 42 37 3 4 4 2 4 3 4 4 2 4 4 2 4 2 4 50 38 3 4 4 3 3 4 4 3 2 2 3 2 2 2 2 43 39 2 4 4 3 2 3 2 3 1 3 2 1 3 2 3 38 40 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 4 2 2 37 41 2 3 4 2 3 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 44 42 2 4 4 2 3 3 4 3 1 2 3 2 3 3 2 41 43 2 4 3 4 3 3 3 3 2 2 4 1 3 2 2 41 44 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 1 3 44 45 2 4 4 2 3 2 4 4 2 2 3 1 4 2 2 41 46 4 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 1 1 3 4 44 47 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 1 2 3 46 48 4 4 4 2 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 52 49 2 4 2 2 3 4 4 4 2 3 4 4 2 2 2 44 50 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 2 4 2 4 51

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

Lampiran 4

Tabel

Skor Variabel Pembelajaran IPS Terpadu (X)

No Nama Siswa Kelas L/P Skor Variabel X 1 Sulaiman Hawibowo VIII – 1 L 43 2 Hani Noviani VIII – 1 P 41 3 Dyah Kurniawati VIII – 1 P 41 4 Meina Muthia VIII – 1 P 37 5 Suci Fatikah Hapsari VIII – 1 P 41 6 Amelia S.R VIII – 1 P 44 7 Ramdhani Satria. N VIII – 2 L 46 8 Muaffan. A VIII – 2 L 44 9 Pribadi Wibowo VIII – 2 L 41 10 Ridmagus. W VIII – 2 L 34 11 Qayyum Hamidi Alius VIII – 2 P 40 12 Lutfi . R VIII – 3 L 46 13 Rinaldi Akbar. T VIII – 3 L 40 14 Naufal Irsyad VIII – 3 L 40 15 Inne Agustin VIII – 3 P 38 16 Alvi Achmad. M VIII – 3 L 38 17 Balraj Bir VIII – 3 L 41 18 Dwi Herlambang VIII – 4 L 46 19 Alief Bakries.M VIII – 4 L 41 20 Alda Trides Arrofie VIII – 4 P 40 21 Assryany Oktaviana VIII – 4 P 45 22 Kinanti Devin Saras

Putri VIII – 4 P 44

23 M. Haris Diponegoro VIII – 4 L 41 24 Putri Intan Ahsana VIII – 5 P 51 25 Ilham Haryo Wicaksono VIII – 5 L 39 26 Fachri Rahmantijo VIII – 5 L 44 27 Genta Maulidina VIII – 5 P 49 28 Saifudin VIII – 5 L 39 29 M. Ikhsan VIII – 6 L 44 30 Andi Paomey VIII – 6 L 46 31 Dani Triadi. P VIII – 6 L 43 32 Diana Septiani VIII – 6 P 43 33 Nadhilah Hasanudin VIII – 6 P 42 34 Novia Sari Dewi VIII – 6 P 47

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

35 Faisa Riza VIII – 7 L 46 36 Dede Firmansyah VIII – 7 L 38 37 Rafi Ilham VIII – 7 L 39 38 Bagus Wahyu. M VIII – 7 L 42 39 Arief Rahman Sidik VIII – 7 L 33 40 Belia Puji Lestari VIII – 8 P 37 41 Rahmawati VIII – 8 P 45 42 Fadhil Ruslan Sarzainis VIII – 8 L 40 43 Aditya Wijaksono VIII – 8 L 38 44 Ihsan Fikri Islami VIII – 8 L 41 45 Tiara Mahkotawati VIII – 8 P 42 46 Arif Cipta Virgiawan VIII – 9 L 42 47 Zahra Fathiya VIII – 9 P 43 48 Ghenasty VIII – 9 L 46 49 Irsalina Anestya VIII – 9 P 35 50 Meutia Wati Dewi VIII – 9 P 36

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

Lampiran 5

Tabel

Skor Variabel Minat Belajar Siswa (Y)

No Nama Siswa Kelas L/P Skor Variabel Y 1 Sulaiman Hawibowo VIII – 1 L 46 2 Hani Noviani VIII – 1 P 43 3 Dyah Kurniawati VIII – 1 P 42 4 Meina Muthia VIII – 1 P 42 5 Suci Fatikah Hapsari VIII – 1 P 43 6 Amelia S.R VIII – 1 P 39 7 Ramdhani Satria. N VIII – 2 L 44 8 Muaffan. A VIII – 2 L 41 9 Pribadi Wibowo VIII – 2 L 41 10 Ridmagus. W VIII – 2 L 41 11 Qayyum Hamidi Alius VIII – 2 P 38 12 Lutfi . R VIII – 3 L 49 13 Rinaldi Akbar. T VIII – 3 L 40 14 Naufal Irsyad VIII – 3 L 44 15 Inne Agustin VIII – 3 P 35 16 Alvi Achmad. M VIII – 3 L 39 17 Balraj Bir VIII – 3 L 40 18 Dwi Herlambang VIII – 4 L 50 19 Alief Bakries.M VIII – 4 L 44 20 Alda Trides Arrofie VIII – 4 P 42 21 Assryany Oktaviana VIII – 4 P 44 22 Kinanti Devin Saras

Putri VIII – 4 P 46

23 M. Haris Diponegoro VIII – 4 L 42 24 Putri Intan Ahsana VIII – 5 P 46 25 Ilham Haryo Wicaksono VIII – 5 L 40 26 Fachri Rahmantijo VIII – 5 L 43 27 Genta Maulidina VIII – 5 P 52 28 Saifudin VIII – 5 L 32 29 M. Ikhsan VIII – 6 L 42 30 Andi Paomey VIII – 6 L 47 31 Dani Triadi. P VIII – 6 L 44 32 Diana Septiani VIII – 6 P 41 33 Nadhilah Hasanudin VIII – 6 P 43 34 Novia Sari Dewi VIII – 6 P 46

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

35 Faisa Riza VIII – 7 L 52 36 Dede Firmansyah VIII – 7 L 42 37 Rafi Ilham VIII – 7 L 50 38 Bagus Wahyu. M VIII – 7 L 43 39 Arief Rahman Sidik VIII – 7 L 38 40 Belia Puji Lestari VIII – 8 P 37 41 Rahmawati VIII – 8 P 44 42 Fadhil Ruslan Sarzainis VIII – 8 L 41 43 Aditya Wijaksono VIII – 8 L 41 44 Ihsan Fikri Islami VIII – 8 L 44 45 Tiara Mahkotawati VIII – 8 P 41 46 Arif Cipta Virgiawan VIII – 9 L 44 47 Zahra Fathiya VIII – 9 P 46 48 Ghenasty VIII – 9 L 52 49 Irsalina Anestya VIII – 9 P 44 50 Meutia Wati Dewi VIII – 9 P 51

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

Lampiran 6

Tabel

Koefisien Korelasi antara Pembelajaran IPS Terpadu ( X ) dan Minat Belajar Siswa ( Y )

No Responden X Y XY X2 Y2

1 43 46 1978 1849 2116 2 41 43 1763 1681 1849 3 41 42 1722 1681 1764 4 37 42 1554 1369 1764 5 41 43 1763 1681 1849 6 44 39 1716 1936 1521 7 46 44 2024 2116 1936 8 44 41 1804 1936 1681 9 41 41 1681 1681 1681 10 34 41 1394 1156 1681 11 40 38 1520 1600 1444 12 46 49 2254 2116 2401 13 40 40 1600 1600 1600 14 40 44 1760 1600 1936 15 38 35 1330 1444 1225 16 38 39 1482 1444 1521 17 41 40 1640 1681 1600 18 46 50 2300 2116 2500 19 41 44 1804 1681 1936 20 40 42 1680 1600 1764 21 45 44 1980 2025 1936 22 44 46 2024 1936 2116 23 41 42 1722 1681 1764 24 51 46 2346 2601 2116 25 39 40 1560 1521 1600 26 44 43 1892 1936 1849 27 49 52 2548 2401 2704 28 39 32 1248 1521 1024 29 44 42 1848 1936 1764 30 46 47 2162 2116 2209 31 43 44 1892 1849 1936 32 43 41 1763 1849 1681 33 42 43 1806 1764 1849

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

34 47 46 2162 2209 2116 35 46 52 2392 2116 2704 36 38 42 1596 1444 1764 37 39 50 1950 1521 2500 38 42 43 1806 1764 1849 39 33 38 1254 1089 1444 40 37 37 1369 1369 1369 41 45 44 1980 2025 1936 42 40 41 1640 1600 1681 43 38 41 1558 1444 1681 44 41 44 1804 1681 1936 45 42 41 1722 1764 1681 46 42 44 1848 1764 1936 47 43 46 1978 1849 2116 48 46 52 2392 2116 2704 49 35 44 1540 1225 1936 50 36 51 1836 1296 2601

N = 50 2082 2161 90387 87380 94271

rxy = NΣXY- (ΣX) (ΣY)

√{N.ΣX²-(ΣX)²} . {NΣY²-(ΣY)²}

= 50 (90387) - (2082) (2161)

√ {50 (87380) - (2082)2}{50 (94271) - (2161)2}

= 4519350 - 4499202

√ (4369000 - 4334724 ) (4713550 - 4669921)

= 20148

√ (34276) (43629)

= 20148

√ 1.495.427.604

= 20148

3867075903

= 0,521

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI
Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

Lembar Uji Referensi Nama : Solahudin NIM : 104015000598 Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan : Pendidikan IPS Judul Skripsi : Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu

Dengan Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS di SMP N 3 Tangerang Selatan.

Bab No Keterangan Referensi

Hal Paraf Dosen

I 1 2

3

Wahdi Sayuti, ”Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika, Jakarta, Vol. VI No. 01/ Juni/ 2005, h. 114. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. I, h. 5,13, 128. Mustaji, “Mengembangkan Minat Belajar Melalui Kegiatan Instruksional Pendahuluan”, dalam Wahana Jakarta, Vol. V, No. 03/ Desember/ 2005, h. 104.

1 2 3

II 1 2 3 4 5 6

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), Cet. III, h. 255

Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49.

Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran… (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49.

Http://www.smunet.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id), 19 November 2009

Aminudin Rasyad. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Uhamka Press, 2003), cet. IV, h. 14

Http://www.smunet.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id), 19

7 8 8 8 8 8

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

7 8 9

10

11

12

13 14 15 16 17 18

November2009

Isjoni. Model Pembelajaran yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini. Yang dikutip dari

http://www.isjoni.net/web//content/view/44/4

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), Cet. Ke-3, h. 111-112

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu... (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 7

http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/ . 09 November 2009

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 9-11

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu….. h. 13-14

http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/ 09 November 2009

Wahdi Sayuti, “Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika, Jakarta, Juni 2005, vol. VI, No. 1, hlm. 115

Sapriya, Pendidikan IPS “konsep dan pembelajaran”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2009), Cet. Ke-1, h. 77

8 8 9 9

10

10

10

12

13

14

15

15

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Cet. I, h.22

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 121

Tanto Sukardi, Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang Konstruksivis, dalam Kajian Ilmu Sosial, Jakarta Oktober 2007, Vol. 1, No. 02, h. 35

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128

Etin Solihati & Raharjo, “Cooperative Learning ;analisis model pembelajaran IPS;”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2008), cet. Ke-2, h. 15

M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2006), cet. xix, h. 27

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2003), cet. Ke-IV, h. 180

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. Ke-2, hal. 13

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007), cet. Ke-5, hal. 84

Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2003), cet. Ke-10, hal. 20-21

Arief S. Sadirman dkk, Media Pendidikan (Jakarta : PT. Grafindo Persada 2008), hal. 2

16

16

16

17

19

23

23

24

24

24

24

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

30 31 32 33 34 35 36 37 38

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press 2003), Cet. 103, h. 103

Margaret E. Bell Greder, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta, PT. Grafindo Persada 2005), cet. 1, h. 1

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu 1999), cet. Ke-2, h. 63

Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi..., (Jakarta: PT. Rineka Cipta 1991), cet. 1, h. 38

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Ed. 2, Cet. 2. hal. 148

Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta : Gaung Persada Perss, 2007), Cet. 1, h. 218.

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3, h. 85

Alisuf, Psikologi…, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 2007), cet. Ke-3, h. 85

http://idb4.wikispaces.com/file/view/jj4006.2.pdf. 12 November 2009

25

25

26

28

30

31

32

33

34

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

Yang menyatakakan

III 1

2 3 4

5

6 7 8 9 10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 118.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian...., h. 119.

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Cet. I, h. 119

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metoda Teknik, (Bandung: Penerbit Tarsito, 1998), Cet. VIII, h. 100.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan “ kompetensi dan praktiknya”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), Cet. I, h. 78

Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. VI, h. 76.

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 191.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik...., h. 71.

Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 61.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik...., h. 74.

37 37 37 38 39 40 44 45 45 45

Pembimbing Skripsi

Drs. H. Nurochim MM. NIP. 195907151984031003

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI
Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

PROFIL SEKOLAH 2009

1

PROFIL SEKOLAH TAHUN 2009

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan 2. No. Statistik Sekolah : 201.280310.002 3. Tipe Sekolah : A = 27 A1 = 24 A2 = 21 B = 18 B1 = 15 B2 = 12 C = 9 C1 = 6 C2 = 3 4. Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN Jakarta)

Ciputat 15412 Kabupaten Tangerang 5. Telepon / Fax : (021) 7401312 6. Status Sekolah : Negeri 7. Status Pembinaan : Potensial 8. Luas Lahan/Tanah : 4.130 m2

9. Status Kepemilikan : Hak Milik 10. Nama Kepala Sekolah : Maryono, SE. 11. Pendidikan Terakhir : Strata 1 ( S 1) Ekonomi 12. Masa Kerja Sebagai Kasek : 13. Nilai Akreditasi Sekolah : 97,05 14. No Rekening : 0924-01-000623-50-7 Bank BRI Unit Juanda 15. Visi, Misi dan Strategi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan a. Visi Sekolah :

Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta Konsisten dalam menjalankan ajaran agama

Indikator Visi : 1. Terunggul dalam perolehan nilai akademis

2. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri 3. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA 4. Terunggul dalam prestasi non akademis 5. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun 6. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada

b. Misi Sekolah : 1. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan

2. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK Negeri 3. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air 4. Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang layak

serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan 5. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan

16. Jumlah Peserta Ujian Nasional : 2006/2007 2007/2008 392 siswa 335 siswa

17. Prosentase Lulusan : 2006/2007 2007/2008

99,50 % 100 %

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

PROFIL SEKOLAH 2009

2

18. Nilai Rata-rata Ujian Nasional :

Mata Pelajaran 2006/2007 2007/20081. B.Indonesia 8,06 7,30 2. B. Inggris 7,54 7,44 3. Matematika 7,38 6,48 4. I P A - - - 7,17 Rata2 Seluruh MP 7,66 7,10

19. Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2008/2009 :

Jumlah Siswa

No.

Data Kelas Jumlah Rombel Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kelas VII 10 184 204 388 2 Kelas VIII 9 177 182 359 3 Kelas IX 10 185 193 378 T o t a l 29 546 579 1.125

20. Jenjang Pendidikan dan Status Guru :

Status Guru Jenis Kelamin

No Tingkat Pendidikan GT GTT Laki-laki Perempuan

Jumlah

Ket.

1 S3 / S2 5 - 3 2 5 2 S1 35 3 12 26 38 3 D-4 - - - - - 4 D3/Sarmud 8 - 5 3 8 5 D2 3 - - 3 3 6 D1 1 1 2 - 2 7 SMA - - - - -

T o t a l 51 4 22 34 56 21. Rata-rata Beban Mengajar Guru :

(29 kelas x 34 jam) : 54 guru = 986 : 54 = 18 jam 22. Data Jumlah Guru dan Statusnya :

Status Guru

No

Mata Pelajaran JumlahGuru PNS GTT Bantu Honor

1 Pendidikan Agama 3 3 - - - 2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 - - - 3 Matematika 7 6 - - 1 4 Bahasa Indonesia 7 7 - - - 5 Bahasa Inggris 7 6 - - 1 6 Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 - - - 7 Ilmu Pengetahuan Sosial 6 6 - - - 8 Penjaskes 3 3 - - - 9 Pendidikan Seni Budaya 3 3 - - - 10 Tikom 3 2 - - 1 11 Muatan Lokal 3 3 - - - 12 BP / BK 4 3 - - 1 T o t a l 55 51 - - 4

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

PROFIL SEKOLAH 2009

3

23. Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya :

Status Kepegawaian Jenis Kelamin

No Tingkat Pendidikan PNS Honor Laki2 Peremp

Jumlah

Ket.

1 S1 / S2 1 1 1 1 2 2 D3/Sarmud - 1 - 1 1 3 D2 - - - - - 4 D1 - - - - - 5 SMA 1 3 3 1 3

T o t a l 3 4 5 2 7 24. Tenaga Perpustakaan (Pustakawan) dan Laboratorium (Laboran) :

Status Jenis Kelamin

No

Jenis Tenaga PNS Honor Laki2 Perem Tingkat Pendid.

Jumlah

1 Tenaga Perpustakaan 1 1 - 2 S1/D3 2 2 Tenaga Lab. IPA - - - - - - 3 Tenaga Lab. Komp. 1 1 1 1 S1/D1 2 4 Tenaga Lab. Bahasa - - - - - - T o t a l 2 2 1 3 - 4

25. Buku Perpustakaan :

J u m l a h

No

Jenis Buku Judul Buku Exemplar Buku

Keterangan

1 Buku Paket 42 1.260 2 Buku Bacaan 126 252 3 Buku Referensi 38 84

T o t a l 206 1.596 26.Kepemilikan Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang, dan Sarana Penunjang.

Kondisi Ruangan

No Jenis Ruangan /Bangunan

Jml Ukuran P x L B CB TB

Ket.

A RUANG BELAJAR :

1 Ruang Teori / Kelas 30 8 x 7 m 2 Ruang Perpustakaan 1 10 x 7 m 3 Ruang Lab. Bahasa - - 4 Ruang Lab. IPA 1 10 x 7 m 5 Ruang Lab. Komputer 2 8 x 7 m 6 Ruang Kesenian 1 6 x 7 m 7 Ruang Keterampilan - - 8 Ruang Serbaguna/Aula 1 12 x 7 m 9 Ruang Multi Media 1 8 x 7 m

B RUANG KANTOR :

1 Ruang Kepala Sekolah 1 6 x 7 m 2 Ruang Wkl Kepsek 1 3 x 7 m 3 Ruang Guru 1 10 x 7 m 4 Ruang Tata Usaha 1 6 x 7 m

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

PROFIL SEKOLAH 2009

4

5 Ruang Komite Sekolah 1 3 x 7 m

C RUANG PENUNJANG :

1 Ruang Gudang 1 6 x 7 m 2 Ruang BP / BK 1 6 x 7 m 3 Ruang U K S 1 8 x 7 m 4 Ruang PMR/Pramuka 1 6 x 4 m 5 Ruang OSIS/Paskibra 1 6 x 4 m 6 Ruang Ibadah / Masjid 1 10 x 11 7 Raung WC Kepsek 1 2 x 2 m 8 Ruang WC Guru 1 2 x 2 9 Ruang WC Siswa 17 2 x 3 m 10 Ruang Koperasi 1 4 x 7 m 11 Ruang Kantin 1 8 x 7 m 12 Rumah Penjaga - - - 13 Pos Jaga / Satpam 1 3 x 3 m

D SARANA PENUNJANG :

1 Lapangan Olah Raga : a. Lapangan Futsal 1 12 x 22 b. Lapangan Basket 1 12 x 22 c. Lapangan Volley 1 14 x 7 m d. Lapangan Badminton 1 12 x 6 m f. Meja Pingpong 2 4 x 2 m 2 Lapangan Upacara 1 25 x 100 3 Tempat Parkir 1 16 x 8 m 4 Kendaraan Operasional 1 Mini bus

Kondisi

E KELENGKAPAN ALAT RUANG :

Jenis Barang

Jml Merk/ Type B CB TB

Ket.

1 Ruang Lab. Bahasa - - - - - - Blm ada

2 Ruang Lab. IPA Alat/Bahan PC

Proyektor

471 1 unt 1 unt

Aneka Centrino Ben-Q

3 Ruang Lab. Komputer PC 48 Aneka 4 Ruang Kepala Sekolah 1. TV 29 ”

2. Laptop 3. Kulkas

1 1 1

Sanken Acer

Uchida

5 Ruang Tata Usaha 1. TV 29 ” 2. DVD 3. Komputer 4. Printer 5. Stencil 6. Kabinet 7. Dispenser

1 1 3 4 1 7 1

Sanken DMC IBM hp

Resso Lion Dazz

6 Ruang Multi Media 1. Laptop 2. Infocus 3. Handycam 4. Camera

2 2 2 2

Toshiba Toshiba

Sony Sony

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21244/1/... · HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI

PROFIL SEKOLAH 2009

5

5. OHP 2 JVC

7 Ruang Kesenian 1. Alat band 2. Gamelan 3. Sound S

1 set 1 set 1 set

Aneka Aneka Aneka

8 Ruang U K S 1. T. Tidur 2. Kasur 3. Lemari 4. Ktk obat 5. Tensi mtr 6. Timbangan

4 4 2 3 1 2

- - - - - -

9 Ruang Guru 1. TV 21 ” 2. Meja guru 3. Kursi 4. Dispenser

1 48 48 1

Panasonic - -

Sanex

10 Ruang Kelas 1. Meja siswa 2. Kursi sw

865 1200

- -

11 Ruang BP / BK 1. Meja 2. Kursi 3. Komputer 4. Printer 5. Lemari

2 8 1 1 2

- -

Pentium 4 Canon

-

12 Ruang Serba Guna - - - - - - - Ciputat, Juli 2009 Tim Sekolah Komite Sekolah Kepala Sekolah Endang Hamidin, SPd, MPd H. Uci Sanusi, BA Maryono, SE NIP. 131 421 456 NIP. 131 099 341