salinanbkd.jogjaprov.go.id/files/43/peraturan/122/pergub-diy-no.-48-tahun... · indonesia tahun...
TRANSCRIPT
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR 48 TAHUN 2015
TENTANG
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan aparatur pemerintah
yang memiliki kinerja dan dedikasi tinggi, diperlukan
adanya tambahan penghasilan yang dapat mendorong
prestasi kerja, produktifitas dan kesejahteraan pegawai;
b. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 39 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah
beberapa kali dirubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Pemerintah Daerah
dapat memberikan tambahan penghasilan kepada
Pegawai Negeri Sipil berdasarkan beban kerja, tempat
bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi, prestasi
kerja, dan/atau pertimbangan objektif lainnya;
c. bahwa pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah
diatur dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 22 Tahun 2012 tentang Tambahan
Penghasilan Pegawai sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
37.1 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 22 Tahun
2012 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai dipandang
tidak sesuai lagi dengan perkembangan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Gubernur tentang Tambahan
Penghasilan Pegawai;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat 6 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945;
SALINAN
2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3), sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor
3 jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 827);
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5339);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang
Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11
Tahun 1950 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
1950 Nomor 58);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang
Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3093);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5258);
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2009 tentang Tambahan Penghasilan Bagi Guru Pegawai
Negeri Sipil;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
14. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1
Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil;
15. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 Nomor 4),
sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2008
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007
tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2008 Nomor 11);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG TAMBAHAN
PENGHASILAN PEGAWAI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :
1. Tambahan Penghasilan Pegawai adalah tambahan penghasilan yang
diberikan kepada pegawai berdasarkan bobot pegawai, disiplin dan
penilaian Sasaran Kerja Pegawai melalui penilaian kinerja instansi,
kinerja Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis dan kinerja
Subbid/Subbag/Seksi.
2. Kinerja Instansi, Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis
dan kinerja Subbid/Subbag/Seksi adalah unjuk kerja instansi,
Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis dan kinerja
Subbid/Subbag/Seksi dalam rangka penyelenggaraan tugas dan
fungsinya yang penilaiannya dilaksanakan per triwulan dengan
ukuran-ukuran yang sudah ditetapkan.
3. Bobot pegawai adalah penetapan proporsi pegawai berdasarkan tingkat
eselon untuk jabatan struktural dan golongan ruang untuk jabatan
fungsional umum serta fungsional tertentu sebagai bagian dari total
pegawai Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan
mempertimbangkan unsur-unsur klasifikasi jabatan, kompleksitas
pelaksanaan kerja, dampak pelaksanaan tugas, resiko, dan tanggung
jawab.
4. Bobot instansi adalah proporsi jumlah dan komposisi eselon dan/ atau
golongan ruang pegawai di instansi terhadap bobot pegawai seluruh
instansi Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
5. Nilai Tetap Tambahan Penghasilan adalah nilai dasar sebagai
konstanta yang merupakan besaran nominal tambahan penghasilan
maksimal yang ditetapkan untuk bobot pegawai 1 (terendah).
6. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan
organisasi pemerintah.
7. Instansi adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta.
8. Instansi tertentu adalah instansi yang dinilai khusus dengan
mempertimbangkan beban kerja, tempat bertugas, kondisi kerja,
kelangkaan profesi dan pertimbangan obyektif lainnya.
9. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta serta
Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan di Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta.
10. Disiplin adalah kesanggupan Pegawai untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati
atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
11. Tambahan penghasilan berdasar tempat bertugas adalah tambahan
penghasilan bagi pegawai yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi
seharí-hari berada pada tempat kerja yang mempunyai kesulitan dalam
hal transportasi, sarana kesehatan, pendidikan dan hiburan, dan
daerah terpencil.
12. Tambahan penghasilan berdasar kondisi kerja adalah tambahan
penghasilan bagi pegawai yang melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya dihadapkan dengan lingkungan kerja yang memiliki resiko
bahaya baik fisik maupun mental.
13. Tambahan penghasilan berdasar kelangkaan profesi adalah tambahan
penghasilan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang dalam
mengemban tugas memiliki ketrampilan khusus dan langka,
pendidikan khusus, dan sertifikat dalam melaksanakan tugas.
14. Mutasi adalah pemindahan dan pengangkatan pegawai dalam pangkat
dan jabatan-jabatan tertentu, yang didasarkan atas prinsip
profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang
pangkat yang telah ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat-syarat
lainnya.
15. Tim Teknis adalah tim yang ditetapkan oleh Sekretaris Daerah yang
terdiri dari unsur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
Inspektorat, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, Badan
Kepegawaian Daerah, serta Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah.
16. Tim instansi adalah tim yang ditetapkan oleh kepala instansi yang
terdiri dari unsur kepala Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana
Teknis dan Kepala Subbid/Subbag/Seksi.
17. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana
kerja dan target yang akan dicapai. SKP disusun berdasarkan uraian
tugas jabatan yang dicapai per periode tahunan dan triwulanan.
18. Penilaian SKP adalah penilaian yang dilakukan oleh pejabat penilai
terhadap SKP.
19. Kegiatan tugas jabatan adalah tugas pekerjaan yang wajib dilakukan
dalam rangka pelaksanaan fungsi jabatan.
20. Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap
pelaksanaan Kegiatan tugas jabatan berdasarkan uraian tugas jabatan.
21. Target Kuantitas adalah ukuran jumlah atau banyaknya hasil kerja
atau frekuensi yang dicapai dengan mempertimbangkan analisis beban
kerja.
22. Target kualitas adalah ukuran mutu setiap hasil kerja yang dicapai.
23. Target waktu adalah ukuran lamanya proses setiap hasil kerja yang
dicapai.
24. Target biaya adalah besaran jumlah anggaran yang digunakan setiap
hasil kerja.
25. Tugas tambahan adalah tugas lain atau tugas-tugas yang ada
hubungannya dengan tugas jabatan yang bersangkutan dan tidak ada
dalam SKP yang ditetapkan, serta tidak dapat direncanakan pada awal
tahun.
26. Kreativitas adalah kemampuan PNS untuk menciptakan sesuatu
gagasan/metode pekerjaan yang bermanfaat bagi unit kerja, organisasi
atau negara.
27. Pejabat penilai adalah atasan langsung PNS yang dinilai, dengan
ketentuan paling rendah pejabat struktural eselon V atau pejabat lain
yang ditentukan.
28. Atasan Pejabat Penilai adalah atasan langsung dari Pejabat Penilai atau
Pejabat lain yang ditentukan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Tambahan Penghasilan Pegawai dimaksudkan untuk mengoptimalkan
pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.
(2) Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai bertujuan untuk
meningkatkan kinerja dan kesejahteraan pegawai.
BAB III
PENENTUAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
Pasal 3
Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai besarnya ditentukan dengan
mempertimbangkan hasil penilaian kinerja instansi, Bidang / Bagian /
Sekretariat /Unit Pelaksana Teknis dan Subbid/Subbag/Seksi per triwulan
berdasarkan :
a. Bobot pegawai;
b. Disiplin pegawai;
c. Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP).
BAB IV
BOBOT
Bagian Kesatu
Bobot Pegawai
Pasal 4
(1) Penetapan bobot pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
a dengan mempertimbangkan unsur-unsur klasifikasi jabatan,
kompleksitas pelaksanaan kerja, dampak pelaksanaan tugas, resiko
dan tanggung jawab.
(2) Unsur-unsur Klasifikasi Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. kemampuan kepemimpinan;
b. pemikiran yang luas dan mendalam (komprehensif);
c. pemikiran yang kompleks;
d. kemampuan manajerial;
e. pengawasan (supervisi);
f. keahlian teknis;
g. keterampilan teknis;
h. pemikiran yang sederhana;
i. pekerjaan berulang-ulang (rutin) dan administratif; dan
j. kekuatan fisik.
(3) Penetapan bobot pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran I huruf A, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Kedua
Bobot Instansi
Pasal 5
(1) Bobot instansi dihitung dari jumlah dan komposisi pejabat eselon
dan/atau golongan pegawai di instansi pada tanggal 5 (lima) bulan
terakhir per triwulan dikalikan dengan bobot masing-masing pegawai.
(2) Instansi tertentu diberikan bobot yang berbeda dengan
mempertimbangkan beban kerja, tempat bertugas, kondisi kerja,
kelangkaan profesi, dan pertimbangan obyektif lainnya.
(3) Instansi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi :
a. Sekretariat Dewan dinilai memiliki beban kerja yang lebih tinggi;
b. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dinilai
memiliki beban kerja yang lebih tinggi;
c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dinilai memiliki beban
kerja yang lebih tinggi;
d. Biro Umum dan Protokol dinilai memiliki beban kerja yang lebih
tinggi;
e. Biro Hukum dinilai memiliki beban kerja yang lebih tinggi;
f. Pelabuhan Perikanan Pantai dinilai berdasar tempat bertugas;
g. Rumah Sakit Paru Respira dinilai berdasar kondisi kerja;
h. Balai Laboratorium Kesehatan dinilai berdasar kondisi kerja;
i. Satuan Polisi Pamong Praja dinilai berdasar dengan kondisi kerja;
j. Dinas Kehutanan dan Perkebunan dinilai berdasar kondisi kerja;
dan
k. Inspektorat dinilai berdasar kondisi kerja.
(4) Pegawai di instansi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diberikan tambahan bobot yang berbeda dengan pegawai pada jabatan
atau golongan yang sama, kecuali:
a. Dinas Kehutanan dan Perkebunan hanya untuk Pejabat
Fungsional Tertentu Polisi Kehutanan.
b. Inspektorat untuk Pejabat Struktural (Inspektur Pembantu),
Fungsional Tertentu Auditor dan Pengawas Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD) diberikan tambahan
bobot karena kondisi kerja dan kelangkaan profesi.
(5) Tambahan Bobot Pegawai Pada Instansi Tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran I huruf B, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
BAB V
PENILAIAN DISIPLIN DAN SASARAN KERJA PEGAWAI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
Tambahan Penghasilan Pegawai diberikan melalui penilaian disiplin
pegawai dan Sasaran Kerja Pegawai dengan bobot penilaian disiplin
pegawai 25% dan Sasaran Kerja Pegawai 75%.
Bagian Kedua
Disiplin Pegawai
Pasal 7
(1) Disiplin Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dinilai
berdasarkan Kriteria/ Subkriteria Penilaian Disiplin Pegawai
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf C, yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(2) Penilaian kedisiplinan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menggunakan sarana pendukung mesin presensi elektronik.
(3) Pengelola Kepegawaian mengolah/menginput data ketidakhadiran
karena tugas dinas/izin meninggalkan tugas dengan dukungan
administrasi.
(4) Surat Keterangan Tidak Presensi karena tugas dinas menggunakan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf D, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(5) Penilaian kedisiplinan pegawai berkaitan dengan pemberian tambahan
penghasilan pegawai pada bulan Desember diperhitungkan dengan
rata-rata presensi bulan Oktober dan November.
Bagian Ketiga
Sasaran Kerja Pegawai
Pasal 8
(1) SKP memuat kegiatan tugas jabatan/uraian tugas jabatan dan target
yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian. Formulir SKP
dibuat menurut contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
huruf E, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Gubernur ini.
(2) SKP ini disusun dengan periode tahunan dan triwulanan.
(3) Penilaian SKP dilaksanakan per triwulan sebagai dasar penghitungan
tambahan Penghasilan pegawai perbulan.
(4) Penilaian SKP dilaksanakan dengan cara membandingkan antara
realisasi kerja dengan target pada setiap kegiatan tugas
jabatan/uraian kegiatan yang telah ditetapkan berdasarkan 4 (empat)
aspek yaitu kuantitas, kualitas, waktu dan untuk PA/KPA ditambah
target biaya. Formulir Penilaian SKP dibuat menurut contoh
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf F yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(5) Cara penghitungan Penilaian Prestasi kerja pegawai sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(6) Penilaian SKP untuk triwulan IV dinilai sampai dengan bulan
Nopember.
(7) Penilaian SKP bulan Desember dipertimbangkan dalam penilaian SKP
triwulan pertama tahun berikutnya.
(8) Rekapitulasi Hasil Penilaian SKP per triwulan, dan rekapitulasi
disiplin per bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disahkan
kepala instansi.
(9) Rekapitulasi Hasil Penilaian Disiplin dan SKP menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf G yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
BAB VI
PENILAIAN KINERJA INSTANSI
Pasal 9
(1) Penilaian kinerja instansi dilaksanakan oleh Tim Teknis yang terdiri
unsur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, Badan Kepegawaian
Daerah, serta Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah yang ditetapkan
dengan Keputusan Sekretaris Daerah.
(2) Kinerja instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinilai
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. perencanaan, dan pengendalian program/kegiatan
dilengkapi dengan instrumen penilaian dari BAPPEDA;
b. pengawasan
dilengkapi instrumen penilaian dari inspektorat;
c. pengelolaan anggaran
dilengkapi instrumen penilaian dari DPPKA;
d. pengelolaan sumberdaya manusia
dilengkapi instrumen penilaian dari BKD;
a. pengelolaan barang
dilengkapi instrumen penilaian dari DPPKA; dan
e. pengelolaan arsip
dilengkapi instrumen penilaian dari BPAD.
(3) Kriteria kinerja instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibagi ke
dalam Subkriteria, Indikator Penilaian, Bobot dan Nilai Kinerja Instansi
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Pasal 10
(1) Klasifikasi instansi berdasarkan anggaran yang dikelola adalah
sebagai berikut :
a. Instansi dengan jumlah anggaran lebih dari 50 milyar dengan
klasifikasi A;
b. Instansi dengan jumlah anggaran 15 sampai dengan 50 milyar
dengan klasifikasi B;
c. Instansi dengan jumlah anggaran kurang dari 15 milyar dengan
klasifikasi C.
(2) Penilaian kinerja instansi pada kriteria pengendalian pelaksanaan
program/kegiatan mempertimbangkan klasifikasi instansi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan berdasarkan kecukupan
jumlah sumber daya manusia serta kesesuaian pelaksanaan
program/kegiatan (fisik dan keuangan) dengan Rencana Operasional
Pelaksanaan Kegiatan (ROPK) sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf A lembar ke-2 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Pasal 11
(1) Hasil penilaian kinerja instansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
diklasifikasikan menjadi 5 peringkat kinerja sebagai berikut :
a. Peringkat 1 apabila kinerja instansi sangat baik, dengan nilai lebih
besar dari 900;
b. Peringkat 2 apabila kinerja instansi baik, dengan interval nilai 851
sampai dengan 900;
c. Peringkat 3 apabila kinerja instansi cukup, dengan interval nilai
801 sampai dengan 850;
d. Peringkat 4 apabila kinerja instansi kurang, dengan interval nilai
751 sampai dengan 800;
e. Peringkat 5 apabila kinerja instansi sangat kurang, dengan nilai
kurang dari 750.
(2) Persentase penerimaan Tambahan Penghasilan berdasarkan penilaian
kinerja instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. Peringkat 1 dengan penerimaan 100%;
b. Peringkat 2 dengan penerimaan 95%;
c. Peringkat 3 dengan penerimaan 90%.
d. Peringkat 4 dengan penerimaan 85%.
e. Peringkat 5 dengan penerimaan 80%.
(3) Instansi dengan hasil penilaian kinerja peringkat 1(satu) diberikan
penghargaan dari sisa penerimaan tambahan penghasilan
berdasarkan penilaian kinerja instansi peringkat 2,3,4 dan 5
maksimal 20% dari nilai tetap.
Pasal 12
(1) Penilaian kinerja instansi dilakukan secara transparan dan
akuntabel.
(2) Penilaian Kinerja instansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(2) dilaksanakan triwulanan dengan data bulanan/triwulanan/
tahunan sebagai dasar penetapan besarnya tambahan penghasilan
instansi.
(3) Kinerja instansi pada triwulan IV dinilai sampai dengan bulan
November.
(4) Penilaian kinerja instansi bulan terakhir triwulan IV dipertimbangkan
dalam penilaian kinerja triwulan pertama tahun berikutnya.
(5) Rekapitulasi hasil penilaian kinerja instansi diusulkan oleh Tim
Teknis untuk ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Daerah atas
nama Gubernur.
(6) Hasil Penilaian Kinerja Instansi secara umum menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf B, dengan
penyesuaian bobot pegawai sesuai Lampiran I huruf B untuk instansi
tertentu, disampaikan kepada instansi oleh Kepala Badan
Kepegawaian Daerah.
BAB VII
PENILAIAN KINERJA BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/UNIT PELAKSANA
TEKNIS
Pasal 13
(1) Penilaian kinerja Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis
dilaksanakan pada Instansi dengan hasil penilaian kinerja peringkat 1
dan 2.
(2) Penilaian kinerja Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis
dilaksanakan oleh tim instansi.
(3) Hasil penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disahkan
kepala instansi.
(4) Tim instansi melaksanakan penilaian kinerja Bidang / Bagian /
Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis tiap triwulan berdasar kesesuaian
realisasi program/kegiatan (fisik dan keuangan) dengan ROPK.
(5) Hasil penilaian kinerja Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana
Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diklasifikasikan menjadi
2 peringkat sebagai berikut:
a. peringkat 1 (satu) apabila tingkat kesesuaian realisasi
program/kegiatan (fisik dan keuangan) dengan ROPK 90% sampai
dengan 100% dengan tambahan penghasilan 100%;
b. peringkat 2 (dua) apabila tingkat kesesuaian realisasi
program/kegiatan (fisik dan keuangan) dengan ROPK dibawah
90% dengan tambahan penghasilan 90%.
(6) Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis dengan hasil
penilaian kinerja peringkat 1 (satu) pada instansi peringkat 2, 3, 4
dan 5 diberikan tambahan berupa sisa penerimaan dari
Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis peringkat 2 (dua)
maksimal 20% dari nilai tetap dan sisanya disetor ke Kas Daerah.
(7) Penentuan Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis bagi
Pejabat Fungsional Tertentu ditetapkan oleh Kepala Instansi.
(8) Apabila dalam instansi terdapat Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit
Pelaksana Teknis dengan kinerja peringkat 2 (dua) maka kinerja
Kepala Instansi merupakan rerata kinerja Bidang/Bagian/
Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis.
(9) Format penilaian kinerja Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana
Teknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf C. yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
BAB VIII
PENILAIAN KINERJA SUBBID/SUBBAG/SEKSI
Pasal 14
(1) Penilaian kinerja Subbid/Subbag/Seksi dilaksanakan pada
Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis dengan hasil
penilaian kinerja peringkat 2 dan 3.
(2) Penilaian kinerja Subbid/Subbag/Seksi dilaksanakan oleh tim
instansi.
(3) Hasil penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disahkan
oleh kepala instansi.
(4) Tim instansi melaksanakan penilaian kinerja Subbid/Subbag/Seksi
tiap triwulan berdasar kesesuaian realisasi program/kegiatan (fisik
dan keuangan) dengan ROPK.
(5) Hasil penilaian kinerja Subbid/Subbag/Seksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diklasifikasikan menjadi 2 peringkat sebagai berikut:
a. peringkat 1 (satu) apabila tingkat kesesuaian realisasi
program/kegiatan (fisik dan keuangan) dengan ROPK 90% sampai
dengan 100% dengan tambahan penghasilan 100%.
b. peringkat 2 (dua) apabila tingkat kesesuaian realisasi
program/kegiatan (fisik dan keuangan) dengan ROPK dibawah
90% dengan tambahan penghasilan 90%.
(6) Subbid/Subbag/Seksi dengan hasil penilaian kinerja peringkat
1(satu) pada instansi peringkat 2,3,4 dan 5 diberikan tambahan
berupa sisa penerimaan dari Subbid/Subbag/Seksi peringkat 2
maksimal 20% dari nilai tetap dan didistribusikan kepada semua
pegawai secara proporsional sesuai bobot pegawai.
(7) Apabila dalam Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis
terdapat Subbid/Subbag/Seksi dengan kinerja peringkat 2 dan 3
maka kinerja Kepala Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana
Teknis dinilai sama dengan kinerja Subbid/Subbag/Seksi sesuai
dengan peringkatnya.
(8) Format penilaian kinerja Subbid/Subbag/Seksi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf D, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
BAB IX
PEROLEHAN
Bagian Kesatu
Perolehan Instansi
Pasal 15
(1) Tambahan Penghasilan Pegawai diserahkan per triwulan.
(2) Perolehan Tambahan Penghasilan Instansi Peringkat 1 (satu) dihitung
dari perkalian antara Nilai Tetap Tambahan Penghasilan dengan
Bobot Instansi dan Prosentase Penerimaan Tambahan Penghasilan
Berdasarkan Penilaian Kinerja Instansi ditambah Sisa Penerimaan TP
Berdasarkan Penilaian Kinerja Instansi Peringkat 2,3,4,dan 5 dengan
rumus :
TPI = Nilai Tetap TP X BI X Prosentase Penerimaan TP Berdasar
Penilaian Kinerja Instansi + Sisa Penerimaan TP Berdasarkan
Penilaian Kinerja Instansi Peringkat 2,3,4, dan 5
Keterangan:
TPI = Tambahan Penghasilan Instansi
TP = Tambahan Penghasilan
BI = Bobot Instansi
(3) Perolehan Tambahan Penghasilan Instansi Peringkat 2, 3, 4, dan 5
dihitung dari perkalian antara Nilai Tetap Tambahan Penghasilan
dengan Bobot Instansi dan Prosentase Penerimaan Tambahan
Penghasilan Berdasarkan Penilaian Kinerja Instansi dengan rumus :
TPI = Nilai Tetap TP X BI X Prosentase Penerimaan TP Berdasar
Penilaian Kinerja Instansi
Keterangan:
TPI = Tambahan Penghasilan Instansi
TP = Tambahan Penghasilan
BI = Bobot Instansi
(4) Besaran perolehan tambahan penghasilan instansi ditetapkan dengan
Keputusan Sekretaris Daerah atas nama Gubernur dengan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf E, yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Kedua
Perolehan Bidang/Bagian/Sekretariat/ Unit Pelaksana Teknis/
Subbid/Subbag/Seksi
Pasal 16
(1) Nilai tetap tambahan penghasilan bagi pegawai dengan kinerja
Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis peringkat 1 (satu)
dan 2 (dua) serta kinerja Subbid/Subbag/Seksi peringkat 1 (satu) dan
2 (dua) ditetapkan oleh Kepala Instansi.
(2) Besaran perolehan tambahan penghasilan Bidang/Bagian/
Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis dan Subbid/Subbag/Seksi
disahkan oleh kepala instansi, dengan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf F dan huruf G, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Ketiga
Perolehan Pegawai
Pasal 17
(1) Perolehan tambahan penghasilan pegawai bagi instansi dengan
kinerja peringkat 1 (satu) adalah nilai tetap dikalikan bobot pegawai
dikalikan prosentase nilai disiplin dan nilai prestasi kerja dengan
rumus:
TPP = Nilai Tetap TP x Bobot Pegawai x [(Nilai Disiplin+Nilai Prestasi
kerja) x 100%]
Keterangan:
TPP = Tambahan Penghasilan Pegawai
TP = Tambahan Penghasilan
(2) Perolehan Tambahan Penghasilan Pegawai bagi instansi dengan
kinerja peringkat 2, 3, 4, dan 5 adalah nilai tetap dikalikan bobot
pegawai dikalikan kinerja instansi dikalikan kinerja
Bidang/Bagian/Sekretariat/ Unit Pelaksana Teknis dikalikan nilai
Subbid/Subbag/Seksi dikalikan prosentase nilai disiplin dan nilai
prestasi kerja dengan rumus:
TPP = Nilai Tetap TP x Bobot Pegawai x Kinerja instansi x Kinerja
Bidang/Bagian/ Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis x Kinerja
Subbid/Subbag/Seksi x [(Nilai Disiplin+Nilai Prestasi kerja) x
100%]
Keterangan:
TPP = Tambahan Penghasilan Pegawai
TP = Tambahan Penghasilan
(3) Format penghitungan tambahan penghasilan pegawai bagi instansi
dengan kinerja peringkat 1 (satu), sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf H, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur ini.
(4) Format penghitungan tambahan penghasilan pegawai bagi instansi
dengan kinerja peringkat 2,3,4, dan 5 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf I, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur ini.
(5) Format penghitungan tambahan penghasilan pegawai per triwulan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf J, yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
BAB X
PENGHENTIAN TAMBAHAN PENGHASILAN
Pasal 18
Tambahan Penghasilan Pegawai dihentikan apabila:
a. menjalani cuti di luar tanggungan Negara;
b. menjalankan tugas belajar;
c. menjalani bebas tugas;
d. dibebaskan sementara dari Jabatan organik karena diangkat menjadi
Kepala Desa/ Perangkat Desa;
e. menjalani pemberhentian sementara PNS karena penahanan yang
berwajib;
f. berstatus sebagai tenaga titipan di luar instansi Pemerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta; dan
g. menjalankan diklat lebih dari 6 bulan, pemberhentian dimulai pada
bulan ke 7 (tujuh).
BAB XI
PELAPORAN
Pasal 19
(1) Instansi wajib menyusun laporan setiap triwulan terhadap penilaian
kinerja Bidang/Bagian/Sekretariat/Unit Pelaksana Teknis dan
Subbid/Subbag/Seksi serta penilaian disiplin dan SKP.
(2) Instansi wajib menyampaikan laporan realisasi penerimaan
Tambahan Penghasilan Pegawai setiap triwulan kepada Badan
Kepegawaian Daerah selaku sekretariat tim teknis penilaian kinerja
instansi.
(3) Tim teknis wajib melaksanakan evaluasi, menyusun dan
menyampaikan laporan pelaksanaan penilaian kinerja dan pemberian
Tambahan Penghasilan Pegawai setiap semester dan laporan tahunan
kepada Gubernur yang dikoordinasikan oleh Badan Kepegawaian
Daerah.
BAB XII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 20
(1) Gubernur, Wakil Gubernur, Fungsional Tertentu Guru, Pegawai
Badan Layanan Umum Daerah dengan status Penuh, tidak
mendapatkan Tambahan Penghasilan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Gubernur ini.
(2) Mutasi antar instansi dan mutasi karena promosi jabatan di
Lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta,
tambahan penghasilan pada triwulan berjalan diberikan di instansi
lama dengan bobot sesuai klasifikasi pegawai yang lama dan
mempertimbangkan nilai disiplin dan prestasi kerja pegawai pada
instansi lama dan baru.
(3) PNS/CPNS Daerah yang dipekerjakan atau diperbantukan di instansi
luar Pemda DIY sepanjang belum menerima remunerasi diberikan
TPP dengan prosentase penerimaan sesuai kinerja instansi peringkat
terbawah.
(4) PNS/CPNS titipan dari luar instansi Pemda DIY sepanjang belum
menerima tunjangan kinerja dari instansi asal diberikan TPP dengan
prosentase penerimaan sesuai kinerja instansi peringkat terbawah.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku :
a. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 22 Tahun
2012 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai (Berita Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 Nomor 22);
b. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 37.1 Tahun
2012 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 22 Tahun 2012 tentang Tambahan Penghasilan
Pegawai (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012
Nomor 37.1),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 22
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada Tahun Anggaran 2016.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ditetapkan di Yogyakarta
pada tanggal 2 September 2015
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
ttd
HAMENGKU BUWONO X
Diundangkan di Yogyakarta
pada tanggal 2 September 2015
SEKRETARIS DAERAH
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
ttd
ICHSANURI
BERITA DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015 NOMOR 50
Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd
DEWO ISNU BROTO I.S. NIP. 19640714 199102 1 001
LAMPIRAN I
PERATURAN GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR 50 TAHUN 2015
TENTANG
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
Pekerjaan yang
lebih menuntut
kemampuan
kepemimpinan
Pekerjaan yang
lebih menuntut
pemikiran yang
luas dan
mendalam
(komprehensif)
Pekerjaan
yang lebih
menuntut
pemikiran
yang kompleks
Pekerjaan yang
lebih menuntut
kemampuan
manajerial
Pekerjaan yang
lebih menuntut
kemampuan
pengawasan
(supervisi)
Pekerjaan yang
lebih
menuntut
keahlian teknis
Pekerjaan yang
lebih menuntut
keterampilan
teknis
Pekerjaan yang
lebih menuntut
pemikiran yang
sederhana
Pekerjaan yang
berulang-ulang
(rutin) dan
administratif
Pekerjaan yang
lebih menuntut
kekuatan fisik
a b c d e f g h i j k l m n o p q r
1 Eselon I.b 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 22
2 Eselon II.a (asisten) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 18
3 Eselon II.a (staf ahli) 3 3 1 2 1 0,5 1,5 5 12
4 Eselon II.a Ka. SKPD 2 1 1 2 1,5 0,5 1 1 1 6 11
5Eselon II.b Ka. Biro/Wakil Kepala
Dinas2 1 1 2 1 1 1 1 7 10
6Fungsional Tertentu Golongan
IV/d - IV/e1,5 1 1 2 1 0,5 0,5 1 8 8,5
7Eselon III.a (Sekretaris/ KaBag yang
membidangi tata usaha)/ Ka. UPTD1 1 1 1 1 1 0,5 0,5 0,5 1 8,5
8 Eselon III.a 1 1 1 1 1 1 0,5 0,5 1 9 8
9Fungsional Tertentu Golongan
Ruang IV/c1 1 1 1,5 1 0,5 0,5 1 10 7,5
10 Eselon III.b 1 1 1 1 1 0,5 0,5 0,5 0,5 11 7
11Fungsional Tertentu Golongan
Ruang IV/b1 1 1 1 1 0,5 0,5 0,5 12 6,5
12 Eselon IV.a 0,5 0,5 1 1 1 1 0,5 0,5 13 6
13Fungsional Tertentu Golongan
Ruang IV/a0,5 0,5 0,5 1 1 1 0,25 0,25 0,5 14 5,5
14 Fungsional Umum Golongan IV 1 1 0,5 1 1 0,25 0,25 15 5
15 Eselon IV.b 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1 0,5 0,5 5
16Fungsional Tertentu Golongan
Ruang III/c - III/d0,25 0,25 0,5 1,25 1 0,5 0,25 0,25 0,25 16 4,5
17Fungsional Umum Golongan Ruang
III/c - III/d0,5 0,5 0,25 0,5 1 0,5 0,5 0,25 0,25 17 4,25
18 Eselon V.a 0,5 0,25 0,25 0,5 0,5 1 0,5 0,25 0,25 18 4
19Fungsional Tertentu Golongan
Ruang III/a - III/b0,25 0,25 0,5 0,75 1 0,5 0,25 0,25 0,25 4
20Fungsional Umum Golongan Ruang
III/a - III/b0,5 0,25 0,25 0,25 0,5 0,5 0,5 0,5 0,25 0,25 19 3,75
21Fungsional Tertentu Golongan
Ruang II/c - II/d0,25 0,5 1 0,5 0,5 0,25 0,25 0,25 20 3,5
22Fungsional Umum Golongan Ruang
II/c - II/d0,25 0,25 0,25 0,5 0,25 0,75 0,5 0,25 0,25 21 3,25
23 CPNS Golongan III 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,5 0,5 0,25 0,25 0,25 0,25 3,25
24Fungsional Tertentu Golongan
Ruang II/a - II/b0,25 1 0,5 0,25 0,5 0,25 0,25 22 3
25Fungsional Umum Golongan Ruang
II/a - II/b0,25 0,25 0,25 0,5 0,25 0,5 0,5 0,25 23 2,75
26Fungsional Umum Golongan Ruang
I/c - I/d0,75 0,25 0,5 0,5 0,25 24 2,25
27 CPNS Golongan II 0,5 0,5 0,5 0,5 0,25 2,25
29Fungsional Umum Golongan Ruang
I/a - I/b0,25 0,25 0,5 0,5 0,25 25 1,75
30 CPNS Golongan I 0,1 0,2 0,1 0,4 0,2 26 1
Tanggung
jawab
I.A. PENETAPAN BOBOT PEGAWAI
NO JABATAN
ASPEK-ASPEK YANG DIPERTIMBANGKAN
Klasifikasi
JabatanBobot
UNSUR-UNSUR KLASIFIKASI JABATAN
Kompleksitas
pelaksanaan
kerja
Dampak
pelaksanaan
tugas
Resiko
Sekretariat
DewanDPPKA BAPPEDA
Biro Umum
dan
Protokol
Biro Hukum Pelabuhan
Perikanan Pantai
Rumah Sakit Paru
Respira
Balai
Laboratorium
Kesehatan
Satpol PPPolisi
KehutananInspektorat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Eselon I.b 22
2 Eselon II.a (asisten) 18
3 Eselon II.a (staf ahli) 12
4 Eselon II.a Ka. SKPD 11 12,1 12,1 12,1 12,1
5 Eselon II.b Ka. Biro/Wakil Kepala Dinas 10 11 11
6 Fungsional Tertentu Golongan IV/d - IV/e 8,5 9,35 9,35 9,35 9,35 9,35 9,35 9,35 9,35 9,35 9,35 9,35
10,2 Auditor dan P2UPD
Eselon III.a (Sekretaris/ KaBag yang
membidangi tata usaha)/ Ka. UPTD 8,5 9,35 9,35 9,35 9,35 9,35 9,35 9,35 9,35 9,35 9,35
7 Eselon III.a 8 8,8 8,8 8,8 8,8 8,8
9,6Eselon III.a Inspektur
Pembantu
8 Fungsional Tertentu Golongan Ruang IV/c 7,5 8,25 8,25 8,25 8,25 8,25 8,25 8,25 8,25 8,25 8,25 8,25
9 Auditor dan P2UPD
9 Eselon III.b 7
10 Fungsional Tertentu Golongan Ruang IV/b 6,5 7,15 7,15 7,15 7,15 7,15 7,15 7,15 7,15 7,15 7,15 7,15
7,8 Auditor dan P2UPD
11 Eselon IV.a 6 6,6 6,6 6,6 6,6 6,6 6,6 6,6 6,6 6,6 6,6
12 Fungsional Tertentu Golongan Ruang IV/a 5,5 6,05 6,05 6,05 6,05 6,05 6,05 6,05 6,05 6,05 6,05 6,05
6,6 Auditor dan P2UPD
13 Fungsional Umum Golongan IV 5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5
Eselon IV.b 5
14Fungsional Tertentu Golongan Ruang III/c -
III/d4,5 4,95 4,95 4,95 4,95 4,95 4,95 4,95 4,95 4,95 4,95 4,95
6,6Auditor dan P2UPD (Ketua
tim)
15 Fungsional Umum Golongan Ruang III/c - III/d 4,25 4,68 4,68 4,68 4,68 4,68 4,68 4,68 4,68 4,68 4,68
I.B.TAMBAHAN BOBOT PEGAWAI PADA INSTANSI TERTENTU
KLASIFIKASI JABATAN
BOBOT PEGAWAI
KETERANGANBerlaku Umum
Sesuai Lampiran
I.A
Berlaku Khusus Dengan Pertimbangan Beban kerja, Tempat bertugas, Kondisi Kerja, Kelangkaan Profesi dan Pertimbangan Obyektif Lainnya *
Sekretariat
DewanDPPKA BAPPEDA
Biro Umum
dan
Protokol
Biro Hukum Pelabuhan
Perikanan Pantai
Rumah Sakit Paru
Respira
Balai
Laboratorium
Kesehatan
Satpol PPPolisi
KehutananInspektorat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
KLASIFIKASI JABATAN
BOBOT PEGAWAI
KETERANGANBerlaku Umum
Sesuai Lampiran
I.A
Berlaku Khusus Dengan Pertimbangan Beban kerja, Tempat bertugas, Kondisi Kerja, Kelangkaan Profesi dan Pertimbangan Obyektif Lainnya *
16 Eselon V.a 4
Fungsional Tertentu Golongan Ruang III/a -
III/b4 4,4 4,4 4,4 4,4 4,4 4,4 4,4 4,4 4,4 4,4 4,4
4,8 Auditor dan P2UPD
17 Fungsional Umum Golongan Ruang III/a - III/b 3,75 4,13 4,13 4,13 4,13 4,13 4,13 4,13 4,13 4,13 4,13
18Fungsional Tertentu Golongan Ruang II/c -
II/d3,5 3,85 3,85 3,85 3,85 3,85 3,85 3,85 3,85 3,85 3,85 3,85
19 Fungsional Umum Golongan Ruang II/c - II/d 3,25 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58
CPNS Golongan III 3,25 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58 3,58
20 Fungsional Tertentu Golongan Ruang II/a - II/b 3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3
21 Fungsional Umum Golongan Ruang II/a - II/b 2,75 3,03 3,03 3,03 3,03 3,03 3,03 3,03 3,03 3,03 3,03
22 Fungsional Umum Golongan Ruang I/c - I/d 2,25 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48
CPNS Golongan II 2,25 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48
23 Fungsional Umum Golongan Ruang I/a - I/b 1,75 1,93 1,93 1,93 1,93 1,93 1,93 1,93 1,93 1,93 1,93
24 CPNS Golongan I 1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
keterangan
* tambahan bobot 10%
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
HAMENGKU BUWONO X
TTD
No. Kriteria dan Sub Kriteria Penilaian
Persentase
Pengurangan
Per Hari
1 2 3
Kedisiplinan
1 Frekuensi ketidakhadiran
a. Dengan surat ijin sampai dengan 2 hari 3%
b. Tanpa keterangan yang sah 5%
2
Jumlah kumulatif terlambat masuk kerja dan pulang
mendahului sampai dengan 30 menit dalam 1 (satu)
bulan dan berlaku kelipatannya
0.25%
3Tidak presensi datang (kecuali karena tugas dinas),
tetapi presensi pulang1,5 %
4Presensi datang, tetapi tidak presensi pulang (kecuali
karena tugas dinas)1,5 %
I.C. KRITERIA/SUBKRITERIA PENILAIAN DISIPLIN PEGAWAI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
NIP :
Jabatan :
Menerangkan bahwa hari ini : ………… Tanggal : …………… Jam : …….s/d ………WIB.
tidak dapat melakukan presensi pagi/siang karena melaksanakan tugas dinas :.........
Yogyakarta,
Mengetahui/Menyetujui (*) Hormat Kami,
NIP. NIP.
Ket.(*) : Atasan langsung pegawai yang mengajukan ijin
I.D. SURAT KETERANGAN TIDAK PRESENSI
………......................................................................................................................................................
Di ...................................................................................................................................................................
NO NO
1 Nama 1
2 NIP 2
3 Pangkat/Gol.Ruang 3
4 Jabatan 4
5 Unit Kerja 5
KUAL/MUTU BIAYA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0 0
Catatan :
* AK Bagi PNS yang memangku jabatan fungsional tertentu
Yogyakarta, Januari 2014
Pejabat Penilai, Pegawai Negeri Sipil Yang Dinilai
0 0
NO III. KEGIATAN TUGAS JABATAN AKTARGET
KUANT/OUTPUT WAKTU
Jabatan
Unit Kerja
NIP
Pangkat/Gol.Ruang
Nama
I.E. FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI
I. PEJABAT PENILAI II. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI
Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d. 31Maret
Nama Pegawai yang dinilai :
Kual/
MutuBiaya
Kual/M
utuBiaya
1 2 3 5 7 8 10 12 13 14
00
#REF! 0 0 0 0 0 - #### 600 0 79 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
0 #REF! 0 0 0 0 0 - #### 1 0 80 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
0 #REF! 0 0 0 0 0 - #### 1 0 80 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
0 #REF! 0 0 0 0 0 - #### 5 0 80 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
0 #REF! 0 0 0 0 0 - #### 1 0 79 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
0 #REF! 0 0 0 0 0 - #### 600 0 78 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
0 #REF! 0 0 0 0 0 - #### 1 0 80 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
0 #REF! 3 0 0 0 0 - #### 3 0 80 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
2 0 #REF! 0 0 0 0 0 - #### 0 0 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0!
30
#REF! 0 0 0 0 0 - #### 0 0 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0!
4 0 #REF! 0 0 0 0 0 - #### 0 0 0 0 0 - #DIV/0! #DIV/0!
5 0 #REF! 0 0 0 0 0 - #### 12 0 80 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
0 #REF! 0 0 0 0 0 - #### 12 0 80 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
0 #REF! 0 0 0 0 0 - #### 12 0 80 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
6 0 #REF! 0 0 0 0 0 - #### 12 0 80 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
0 #REF! 12 0 0 0 0 - #### 12 0 80 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
0 #REF! 12 0 0 0 0 - #### 12 0 80 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
0 #REF! 12 0 0 0 0 - #### 12 0 80 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
0 #REF! 12 0 0 0 0 - #### 12 0 80 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
7 0 #REF! 0 0 0 0 0 - #### 0 0 0 3 0 - #DIV/0! #DIV/0!
1 (tugas tambahan)
1
2 (kreatifitas)
1,00
(Buruk)Nilai Capaian SKP
Panitia Seleksi Penerimaan CPNS Pemda DIY TA 2014
4 6 9 11
II. TUGAS TAMBAHAN DAN KREATIVITAS :
I.F PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI
NO I. Kegiatan Tugas Jabatan AK
TARGET
AK
REALISASI
PENGHITUNGAN
NILAI
CAPAIAN
SKPKuant/ Output Waktu
Kuant/
OutputWaktu
40 = 93,02
43
x 100 = 80 80,00
100
3. ASPEK WAKTU
Realisasi waktu (RW)
6
6
= 100 % - 100 % = 0,00 %
1,76 x Target Waktu (TW) - Realisasi Waktu (RW)
1,76 x 6 - 6 4,56 100 = 76,00
6 249,0232558
Jika efisiensi waktu > 24 % 1,76 x Target Waktu (TW) - Realisasi Waktu(RW)
1,76 x 3 - 2
= 3,28
3
= 76 - 109,33 - 100 = 76 - 9,33 = 66,67
1003
76 - x 100 - 100 =
-= 76 - x 100
100Target Waktu (TW)
= x 100 = x6
= 76 - x 100 -
%
Jika efisiensi waktu < 24 % = x 100Target Waktu (TW)
= #### - x 100
100 =Target Kualitas (TK)
Persentase efisiensi waktu = #### - x 100%Target waktu (TW)
2. ASPEK KUALITAS =Realisasi Kualitas (RK))
x
NILAI CAPAIAN SKP :
1. ASPEK KUANTITAS =Realisasi Output (RO)
x 100 = x 100Target Output (TO)
Pengurangan
Perolehan
(100 dikurangi
Kolom 5)
Prosentase
Nilai Berdasar
Bobot Disiplin
(Kolom 6
dikalikan 25%)
Nilai
Capaian
SKP
Nilai
Berdasar
Bobot SKP
(Kolom 8
dikalikan 75%)
jumlah ketidak
hadiran
kecuali cuti
(maksimal 30
hari)
Prosentase
Nilai
berdasarkan
bobot (30-
kolom10/30
dikalikan
kolom 9/750
dikali 75%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Yogyakarta,
Kepala Instansi
Nama
NIP
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
ttd
HAMENGKU BUWONO X
I.G. REKAPITULASI HASIL PENILAIAN DISIPLIN DAN SKP
NO NAMA GOLONGAN BOBOT
DISIPLIN (25%) SASARAN KERJA PEGAWAI (75%)
TOTAL
PROSENTASE NILAI
(Kolom 7 ditambah
Kolom 9)
Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd
DEWO ISNU BROTO I.S. NIP. 19640714 199102 1 001
LAMPIRAN II
PERATURAN GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR TAHUN 2015
TENTANG
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
91%-100% 81-90% ≤ 80%
1 3 4
1
Keselarasan penyajian indikator kinerja program dan kegiatan dalam
RKA/DPA, sasaran SKPD, dan Sasaran RPJMD 2% 20 18 16 14 12
Konsistensi penyajian program dan kegiatan dalam Renja dan KUA-PPAS2% 20 18 16 14 12
Konsistensi penyajian indikator dan target kinerja program dan kegiatan
dalam KA/ DPA 2% 20 18 16 14 12
2) Ketepatan Waktu Penyampaian
Usulan Prorgam Kegiatan
Ketepatan waktu dalam penyampaian usulan program dan kegiatan baik
murni maupun perubahan (termasuk didalamnya by name by address calon
penerima hibah bansos) ke dalam aplikasi Jogjaplan1% 10 9 8 7 6
Penilaian kinerja kegiatan Instansi/ SKPD (PKKI) 4.5% 45 40.5 36 31.5 27
Penilaian Perjanjian Kinerja 4.5% 45 40.5 36 31.5 27
Penilaian Kinerja Renja SKPD 4% 40 36 32 28 24
2
A. Frekuensi lembaga pengawas internal dan eksternal yang melakukan
pemeriksaan:
- Diperiksa BPK,diberikan bobot 30
- Diperiksa Inspektorat diberikan bobot 20
- Diperiksa Irjen Kemendagri diberikan bobot 10.
Jumlah temuan dibandingkan dengan jumlah kegiatan:
- Temuan dari aparat pemeriksa Internal, bobot 30%;
- Temuan dari aparat pemeriksa Eksternal, bobot 70%;
- Temuan bersifat Administratif, bobot 40%;
- Temuan bersifat Administratif Keuangan, bobot 60%.
penyelesaian tindak lanjut rekomendasi temuan hasil pemeriksaan
- Tindak Lanjut Sudah selesai (S), bobot 100%;
- Tindak Lanjut Dalam Proses (D); bobot 50%,
- Belum ditindaklanjuti (B), bobot 0%;
- Pending tahun sebelumnya (P), bobot pengurangan 20%).
II.A. KRITERIA/SUBKRITERIA, INDIKATOR PENILAIAN, BOBOT DAN NILAI KINERJA INSTANSI
NO KRITERIA / SUBKRITERIA INDIKATOR PENILAIANTINGKAT KESESUAIAN
BOBOT NILAI SESUAI BOBOT
B. PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
2 4 5
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROGRAM/KEGIATAN (20%)
A. PERENCANAAN PROGRAM/KEGIATAN
Keselarasan dan konsistensi Indikator
kinerja dan target program kegiatan
Capaian pelaksanaan indikator sasaran,
program dan kegiatan
1)
14 12
PENGAWASAN (15%)
Proses pemeringkatan menjadi 5 peringkat dilakukan
melalui rumus statistik dengan memperhatikan rerata
dan standar deviasi.
2% 20 18 16
Tingkat Temuan (Internal dan Eksternal)
32
Std = {(∑[i s/d n] (Xi-Xr)2)/n}½
6%
24 A = jika Xi ≥ (Xr + k Std)
B = jika (Xr + k Std) ≤ Xi < (Xr + k Std)
C = jika (Xr – k Std) ≤ Xi < (Xr + k Std)
D = jika (Xr – k Std) < Xi < (Xr – k Std)
E = Jika Xi ≤ (Xr – k Std)
Xr = (∑[i s/d n] Xi)/n
28
54 48
4% 40 36
n = Banyaknya data
Xi = Data ke i
i = 1,2,3...............n
Xr = Rerata
Std = Standar deviasi / Simpangan baku
k = Besarnya koefisien, dipengaruhi oleh perilaku
data
42 3660
91%-100% 81-90% ≤ 80%
1 3 4
NO KRITERIA / SUBKRITERIA INDIKATOR PENILAIANTINGKAT KESESUAIAN
BOBOT NILAI SESUAI BOBOT
2 4 5
B. Evaluasi SAKIP 3% 30 27 24 21 18
3
Jumlah Total Anggaran yang dikelola
- Anggaran di atas 50 M
- Anggaran 15 - 50 M
- Anggaran di bawah 15 M
Ketepatan waktu, kelengkapan dan keakuratan dalam penyusunan DPA 4,0% 40 36 32 28 24
Ketepatan waktu, kelengkapan dan keakuratan data administrasi SPJ
pendapatan dan atau belanja, laporan semesteran dan laporan akhir tahun,
serta dokumen LS
5,0% 50 45 40 35 30
Kesesuaian antara target kegiatan dengan aliran kas per triwulan 4,0% 40 36 32 28 24
Kelengkapan dan keabsahan administrasi pengelolaan keuangan 4,0% 40 36 32 28 24
4
Jumlah SDM yang dikelola
- Jumlah Pegawai di atas 501
- Jumlah Pegawai 401 - 500 orang
- Jumlah Pegawai 301 - 400 orang
- Jumlah Pegawai 201 - 300 orang
- Jumlah pegawai 1 - 200 orang
Kelengkapan pembaruan data SIMPEG 2% 20 18 16 14 12
Penyusunan formasi dan bezetting 1% 10 9 8 7 6
1) Peningkatan Kapasitas SDM
Pengadaan Barang/Jasa dengan
Sertifikasi
kelulusan diklat Barang/ Jasa
2% 20 18 16 14 12
2) Penempatan SDM Sesuai dengan
Kualifikasi dan Dukungan
Administrasi Kepegawaian yang
Sesuai.
Kesesuaian penempatan SDM dengan dukungan administrasi kepegawaian (SK
Gubernur)2% 20 18 16 14 12
3) Peningkatan Kapasitas SDM melalui
Usulan SKPD kepada Gubernur
analisis kebutuhan diklat
3% 30 27 24 21 18
4) Pembinaan secara berjenjang yang
dibuktikan dengan laporan
Pembinaan aparatur PNS secara berjenjang 3% 30 27 24 21 18
5
Volume Barang / Nilai Aset
- Nilai aset di atas 50 M
- Nilai aset di bawah 50 M
Keberadaan dan kelengkapan Kartu Inventaris Ruangan 4,5% 45 40.5 36 31.5 27
Keberadaan Kartu Inventaris Barang4,5% 45 40.5 36 31.5 27
Kesesuaian jumlah barang dengan kartu inventaris (keberadaan barang)4,5% 45 40.5 36 31.5 27
Tertib administrasi laporan Daftar Mutasi Barang 4,5% 45 40.5 36 31.5 27
6
Pengurusan surat meliputi pencatatan, pengarahan, pengendalian dan
pendistribusian 2% 20 18 16 14 12
Penataan berkas meliputi pengklasifikasian, pengindeksan, penyusunan daftar
isi berkas, daftar berkas/arsip, pemeliharaan dan pengadaan sarana
prasarana3% 30 27 24 21 18
Penyusutan arsip meliputi pemindahan, pemusnahan, dan penyerahan 3% 30 27 24 21 18
Pemanfaatan Arsip meliputi kepastian penemuan kembali dan otentisitas 1% 10 9 8 7 6
Pelaporan progres/perkembangan pengelolaan arsip 1% 10 9 8 7 6
12
1827 21
PENGELOLAAN SDM INSTANSI (15%)
A. PENGELOLAAN DATA KEPEGAWAIAN
PENGELOLAAN ANGGARAN (20%)
Administrasi Keuangan
3%
SAKIP
30 24
1220
PENGELOLAAN ARSIP (10%)
PENGELOLAAN BARANG (20%)
Administrasi Barang Inventaris
2%
Pengurusan Surat, Penataan Berkas,
Penyusutan dan Pemanfaatan Arsip sesuai
ketentuan yang berlaku
18 16 14
14
B. PENINGKATAN KAPASITAS SDM
2% 20 18 16
LEMBAR 2
Klasifikasi InstansiKecukupan Jumlah
SDM
Capaian Pelaksanaan Program/Kegiatan
pada ROPK (Fisik dan Keuangan)Nilai
Nilai Sesuai
Bobot
1 2 3 4 5
Lebih dari 95% 96-100 48-50
90% s/d 95% 91-95 46-47
Kurang dari 90% ≤90 ≤45
Lebih dari 90% 96-100 48-50
85% s/d 90% 91-95 46-47
Kurang dari 85% ≤90 ≤45
Lebih dari 85% 96-100 48-50
80% s/d 85% 91-95 46-47
Kurang dari 80% ≤90 ≤45
Lebih dari 95 % 96-100 48-50
90% s/d 95% 91-95 46-47
Kurang dari 90% ≤90 ≤45
Lebih dari 90% 96-100 48-50
85% s/d 90% 91-95 46-47
85% Kebawah ≤90 ≤45
Lebih dari 85% 96-100 48-50
80% s/d 85% 91-95 46-47
Kurang dari 80% ≤90 ≤45
Lebih dari 95% 96-100 48-50
90% s/d 95% 91-95 46-47
Kurang dari 90% ≤90 ≤45
Lebih dari 90% 96-100 48-50
85% s/d 90% 91-95 46-47
Kurang dari 85% ≤90 ≤45
Lebih dari 85% 96-10048-50
80% s/d 85% 91-95 46-47
Kurang dari 80% ≤90 ≤45
(Anggaran kurang dari 15
Milyar dan Toleransi Deviasi
SDM 10%)90% kebawah
B
91% s/d 100%
86% s/d 90%
(Anggaran 15 sampai
dengan 50 Milyar dan
Toleransi Deviasi SDM 15%) 85% kebawah
C
96 % s/d 100 %
91% s/d 95%
B.PENGENDALIAN PROGRAM/KEGIATAN
Kesesuaian Pelaksanaan Program/Kegiatan (Fisik dan Keuangan) dengan Rencana Operasional Pelaksanaan
Kegiatan (ROPK) dengan Bobot 5%
A
91% s/d 100%
81% s/d 90%
(Anggaran lebih dari 50
Milyar dan Toleransi Deviasi
SDM 20%)
80% kebawah
BOBOT DAN KINERJA INSTANSI JUMLAH PEGAWAI BOBOT
JUMLAH
BOBOT/ NILAI/
RUPIAH
2 3 4 5
I
1 Eselon I.b 22
2 Eselon II.a (asisten) 18
3 Eselon II.a (staf ahli) 12
4 Eselon II.a Ka SKPD 11
5 Eselon II.b Ka Biro/Wakil Kepala Dinas 10
6 Fungsional Tertentu Golongan IV/d - IV/e 8,5Eselon III.a (Sekretaris/ KaBag/ yang membidangi tata usaha) / Ka.
UPTD8,5
7 Eselon III.a 8
8 Fungsional Tertentu Golongan Ruang IV/c 7,5
9 Eselon III.b 7
10 Fungsional Tertentu Golongan Ruang IV/b 6,5
11 Eselon IV.a 6
12 Fungsional Tertentu Golongan Ruang IV/a 5,5
13 Fungsional Umum Golongan IV 5
Eselon IV.b 5
14 Fungsional Tertentu Golongan Ruang III/c - III/d 4,5
15 Fungsional Umum Golongan Ruang III/c - III/d 4,25
16 Eselon V.a 4
Fungsional Tertentu Golongan Ruang III/a - III/b 4
17 Fungsional Umum Golongan Ruang III/a - III/b 3,75
18 Fungsional Tertentu Golongan Ruang II/c - II/d 3,5
19 Fungsional Umum Golongan Ruang II/c - II/d 3,25
CPNS Golongan III 3,25
20 Fungsional Tertentu Golongan Ruang II/a - II/b 3
21 Fungsional Umum Golongan Ruang II/a - II/b 2,75
22 Fungsional Umum Golongan Ruang I/c - I/d 2,25
CPNS Golongan II 2,25
23 Fungsional Umum Golongan Ruang I/a - I/b 1,75
24 CPNS Golongan I 1
NILAI TETAP TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI PROVINSI
TAMBAHAN PENGHASILAN MAKSIMAL INSTANSI
II KINERJA INSTANSI
1
A
1) 100
2) 100
B
2
A
B SAKIP
3
100
4
A
B
1)
2)
3)
4)
5
100
6
100
NILAI TOTAL KINERJA INSTANSI 500
PERINGKAT KINERJA INSTANSI 2
PROSENTASE PENERIMAAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN KINERJA INSTANSI
90%
NILAI TETAP BERDASARKAN KINERJA INSTANSI
Ketepatan Waktu Penyampaian Usulan Program/Kegiatan
II.B. HASIL PENILAIAN KINERJA INSTANSI
NAMA INSTANSI :
KLASIFIKAS
I
1
BOBOT INSTANSI
BOBOT INSTANSI
(Dana TPP dibagi Bobot Pegawai Provinsi)
(Bobot Instansi dikalikan Nilai Tetap Tambahan Penghasilan Pegawai Provinsi)
Perencanaan dan Pengendalian Program/Kegiatan
Perencanaan Program/Kegiatan
Keselarasan dan konsistensi Indikator kinerja dan target program kegiatan
Peningkatan Kapasitas SDM Pengadaan Barang/Jasa dengan Sertifikasi
Pengendalian Program/Kegiatan
Capaian pelaksanaan indikator sasaran, program dan kegiatan
Pengawasan
Tingkat Temuan (Internal dan Eksternal)
Pengelolaan Anggaran
Administrasi Keuangan
Pengelolaan SDM Instansi
Pengelolaan Data Kepegawaian
Peningkatan Kapasitas SDM
Pengurusan Surat, Penataan Berkas dan Penyusutan dan Pemanfaatan Arsip sesuai ketentuan yang berlaku
TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN KINERJA INSTANSI
(Tambahan Penghasilan Maksimal Instansi dikalikan Prosentase Penerimaan Tambahan
Penghasilan Berdasarkan Kinerja Instansi)
(Tambahan Penghasilan Berdasarkan Kinerja Instansi dibagi Bobot Instansi)
Penempatan SDM Sesuai dengan Kualifikasi dan Dukungan Administrasi Kepegawaian yang Sesuai
Peningkatan Kapasitas SDM Melalui Usulan SKPD kepada Gubernur
Pembinaan Secara Berjenjang yang Dibuktikan dengan Laporan
Pengelolaan Barang
Administrasi Barang Inventaris
Pengelolaan Arsip
BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/UNIT PELAKSANA TEKNIS:
JUMLAH PEGAWAI BOBOT
JUMLAH
BOBOT/
NILAI/
RUPIAH
3 4 5
I
4 Eselon II.a Ka SKPD 11
5 Eselon II.b Ka Biro/Wakil Kepala Dinas 10
6 Fungsional Tertentu Golongan IV/d - IV/e 8,5
Eselon III.a (Sekretaris/ KaBag/ yang membidangi tata usaha)/ Ka.
UPTD8,5
7 Eselon III.a 8
8 Fungsional Tertentu Golongan Ruang IV/c 7,5
9 Eselon III.b 7
10 Fungsional Tertentu Golongan Ruang IV/b 6,5
11 Eselon IV.a 6
12 Fungsional Tertentu Golongan Ruang IV/a 5,5
13 Fungsional Umum Golongan IV 5
Eselon IV.b 5
14 Fungsional Tertentu Golongan Ruang III/c - III/d 4,5
15 Fungsional Umum Golongan Ruang III/c - III/d 4,25
16 Eselon V.a 4
Fungsional Tertentu Golongan Ruang III/a - III/b 4
17 Fungsional Umum Golongan Ruang III/a - III/b 3,75
18 Fungsional Tertentu Golongan Ruang II/c - II/d 3,5
19 Fungsional Umum Golongan Ruang II/c - II/d 3,25
CPNS Golongan III 3,25
20 Fungsional Tertentu Golongan Ruang II/a - II/b 3
21 Fungsional Umum Golongan Ruang II/a - II/b 2,75
22 Fungsional Umum Golongan Ruang I/c - I/d 2,25
CPNS Golongan II 2,25
23 Fungsional Umum Golongan Ruang I/a - I/b 1,75
24 CPNS Golongan I 1
a.
b. NILAI TETAP BERDASARKAN KINERJA INSTANSI
(Sesuai Lampiran II.B)
c. TAMBAHAN PENGHASILAN MAKSIMAL BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/UNIT PELAKSANA TEKNIS
II
a.
b. PERINGKAT KINERJA BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/UPT 2
c. PERSENTASE PENERIMAAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN KINERJA BDG/BAG/SEKT/UPT
d. TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN KINERJA BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/UPT
e. NILAI TETAP BERDASARKAN KINERJA BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/UPT
II.C. HASIL PENILAIAN KINERJA BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/UNIT PELAKSANA TEKNIS
INSTANSI :
KLASIFIKAS
I
BOBOT DAN KINERJA BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/
UNIT PELAKSANA TEKNIS
1 2
(Tambahan Maksimal Bid/Bag/Sekt/UPT dikalikan Prosentase Penerimaan Tambahan
Penghasilan Berdasarkan Kinerja Bid/Bag/Sekt/UPT)
(Tambahan Penghasilan Berdasarkan Kinerja Bid/Bag/Sekt/UPT dibagi Bobot Bid/Bag/Sekt/UPT )
BOBOT BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/UNIT PELAKSANA TEKNIS
JUMLAH
BOBOT BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/UNIT PELAKSANA TEKNIS
(Bobot Bidang/Bagian/Sekretariat/UPT dikalikan Nilai Tetap Berdasar Kinerja Instansi)
KINERJA BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/UNIT PELAKSANA TEKNIS
KESESUAIAN REALISASI KEGIATAN DAN ANGGARAN DENGAN RENCANA OPERASIONAL PELAKSANAAN
KEGIATAN (ROPK)
SUBBID/SUBBAG/SEKSI
JUMLAH PEGAWAI BOBOT
JUMLAH
BOBOT/ NILAI/
RUPIAH
3 4 5
I
4 Eselon II.a Ka SKPD 11
5 Eselon II.b Ka Biro/ Wakil Kepala Dinas 10
6 Fungsional Tertentu Golongan IV/d - IV/e 8,5
Eselon III.a (Sekretaris/ KaBag/ yang membidangi tata usaha) / Ka.
UPTD8,5
7 Eselon III.a 8
8 Fungsional Tertentu Golongan Ruang IV/c 7,5
9 Eselon III.b 7
10 Fungsional Tertentu Golongan Ruang IV/b 6,5
11 Eselon IV.a 6
12 Fungsional Tertentu Golongan Ruang IV/a 5,5
13 Fungsional Umum Golongan IV 5
Eselon IV.b 5
14 Fungsional Tertentu Golongan Ruang III/c - III/d 4,5
15 Fungsional Umum Golongan Ruang III/c - III/d 4,25
16 Eselon V.a 4
Fungsional Tertentu Golongan Ruang III/a - III/b 4
17 Fungsional Umum Golongan Ruang III/a - III/b 3,75
18 Fungsional Tertentu Golongan Ruang II/c - II/d 3,5
19 Fungsional Umum Golongan Ruang II/c - II/d 3,25
CPNS Golongan III 3,25
20 Fungsional Tertentu Golongan Ruang II/a - II/b 3
21 Fungsional Umum Golongan Ruang II/a - II/b 2,75
22 Fungsional Umum Golongan Ruang I/c - I/d 2,25
CPNS Golongan II 2,25
23 Fungsional Umum Golongan Ruang I/a - I/b 1,75
24 CPNS Golongan I 1
a.
b. NILAI TETAP BERDASARKAN KINERJA BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/UNIT PELAKSANA TEKNIS
(Sesuai Lampiran II.C)
c. TAMBAHAN PENGHASILAN MAKSIMAL SUBBID/SUBBAG/SEKSI
II
a.
b. PERINGKAT KINERJA SUBBID/SUBBAG/SEKSI 2
c. PROSENTASE PENERIMAAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN KINERJA SUBBID/SUBBAG/SEKSI
d. TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN KINERJA SUBBID/SUBBAG/SEKSI
e.NILAI TETAP BERDASARKAN KINERJA SUBBID/SUBBAG/SEKSI
KESESUAIAN REALISASI KEGIATAN DAN ANGGARAN DENGAN RENCANA OPERASIONAL PELAKSANAAN
KEGIATAN (ROPK)
II.D. HASIL PENILAIAN KINERJA SUBBID/SUBBAG/SEKSI
INSTANSI :
KLASIFIKAS
IBOBOT DAN KINERJA SUBBID/SUBBAG/SEKSI
1 2
BOBOT SUBBID/SUBBAG/SEKSI
JUMLAH
BOBOT SUBBID/SUBBAG/SEKSI
(Bobot Subbid/Subbag/Seksi dikalikan Nilai Tetap Berdasar Kinerja Bid/Bag/Sekt/UPT)
KINERJA SUBBID/SUBBAG/SEKSI
(Tambahan Penghasilan Maksimal Subbid/Subbag/Seksi x Prosentase Penerimaan Tambahan
Penghasilan Berdasarkan Kinerja Subbid/Subbag/Seksi)
(Tambahan Penghasilan Berdasarkan Kinerja Subbid/Subbag/Seksi dibagi Bobot Subbid/Subbag/Seksi)
BULAN TRIWULAN
1 Sekretariat Daerah
2 Biro Tata Pemerintahan
3 Biro Hukum
4 Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan
5 Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam
6 Biro Administrasi Pembangunan
7 Biro Organisasi
8 Biro Umum
9 Sekretariat DPRD
10 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
11 Inspektorat
12 Satuan Polisi Pamong Praja
13 Dinas Kebudayaan
14 Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
15 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga
16 Dinas Kesehatan
17 Dinas Sosial
18 Dinas Perhubungan
19Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber
Daya Mineral
20 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
21 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
22 Dinas Pariwisata
23 Dinas Pertanian
24 Dinas Kehutanan dan Perkebunan
25 Dinas Kelautan dan Perikanan
26 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
27 Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
28 Dinas Komunikasi dan Informatika
29 Badan Kepegawaian Daerah
30 Badan Pendidikan dan Pelatihan
31 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
32 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat
33 Badan Kerjasama dan Penanaman Modal
34 Badan Lingkungan Hidup
35 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
36 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
37 Rumah Sakit Paru Respira
38 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
39 Sekretariat Parampara Praja
40 Kantor Perwakilan Daerah
41 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu
JUMLAH TOTAL
II.E. PEROLEHAN TAMBAHAN PENGHASILAN INSTANSI
NO NAMA INSTANSIJUMLAH
PEGAWAI
BOBOT
INSTANSI
PERINGKAT
INSTANSI
NILAI
TETAP
PENERIMAAN
BULAN TRIWULAN
JUMLAH
JUMLAH TOTAL
II.F. PEROLEHAN TAMBAHAN PENGHASILAN BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/UNIT PELAKSANA TEKNIS
NONAMA BIDANG/BAGIAN/SEKRETARIAT/UNIT
PELAKSANA TEKNIS
JUMLAH
PEGAWAI
BOBOT BIDANG/
BAG/SEKT/UPT
PERINGKAT
BIDANG/
BAG/SEKT/UPT
NILAI TETAP
PENERIMAAN
BULAN TRIWULAN
JUMLAH
JUMLAH TOTAL
II.G. PEROLEHAN TAMBAHAN PENGHASILAN SUBBID/SUBBAG/SEKSI
NO NAMA SUBBID/SUBBAG/SEKSIJUMLAH
PEGAWAI
BOBOT
SUBBID/SUBBAG
/SEKSI
PERINGKAT
SUBBID/SUBBAG
/SEKSI
NILAI TETAP
PENERIMAAN
NAMA INSTANSI :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
* Penghitungan Tambahan Penghasilan Pegawai sudah termasuk penghargaan dari sisa penerimaan tambahan penghasilan berdasar penilaian kinerja instansi peringkat 2 (dua) dan 3 (tiga).
PPH TERIMA BERSIH
II.H. PENGHITUNGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI PER BULAN
UNTUK KINERJA INSTANSI PERINGKAT 1*
NO NAMA GOLONGAN BOBOT PEGAWAI NILAI TETAP BERDASAR
KINERJA INSTANSI
PEROLEHAN TPP
BERDASAR KINERJA
INSTANSI
PROSENTASE NILAI DISIPLIN
DAN SKPPENERIMAAN TPP
NAMA INSTANSI :
NILAI TETAP BERDASARKAN KINERJA INSTANSI :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Keterangan:
* Penghitungan Tambahan Penghasilan Pegawai bagi bidang/bagian/sekretariat/UPT peringkat 1 sudah termasuk penghargaan dari sisa penerimaan tambahan penghasilan berdasar penilaian kinerja bidang/bagian/sekretariat/
UPT peringkat 2 (dua).
* Penghitungan Tambahan Penghasilan Pegawai bagi subbid/subbag/seksi peringkat 1 sudah termasuk penghargaan dari sisa penerimaan tambahan penghasilan berdasar penilaian kinerja subbid/subbag/seksi peringkat 2 (dua).
PPHTERIMA
BERSIH
PENERIMAAN
TPP
II.I. PENGHITUNGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI PER BULAN
UNTUK KINERJA INSTANSI PERINGKAT 2,3,4 DAN 5*
NO NAMA GOLONGANBOBOT
PEGAWAI
PERINGKAT
BIDANG/
BAG/SEKT/UPT
PROSENTASE
PENERIMAAN TP
BERDASAR
KINERJA BID/
BAG/SEKT/UPT
NILAI TETAP
BERDASAR KINERJA
BID/ BAG/SEKT/UPT
PEROLEHAN TPP
BERDASAR
KINERJA BID/
BAG/SEKT/UPT
PERINGKAT
SUBBID/SUBBAG/
SEKSI
PROSENTASE
PENERIMAAN TP
BERDASAR
KINERJA BID/
BAG/SEKT/UPT
NILAI TETAP
BERDASAR
KINERJA
SUBBID/SUBBAG/
SEKSI
PEROLEHAN TPP
BERDASAR
KINERJA
SUBBID/SUBBAG/
SEKSI
PROSENTASE
NILAI DISIPLIN
DAN SKP
NAMA INSTANSI :
BULAN PERTAMA BULAN KEDUA BULAN KETIGA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
ttd
HAMENGKU BUWONO X
II.J. PENGHITUNGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI PER TRIWULAN
NO NAMA GOLONGANBOBOT
PEGAWAI
PENERIMAAN TPP
JUMLAH PPH TERIMA BERSIH
Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd
DEWO ISNU BROTO I.S. NIP. 19640714 199102 1 001