repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/laela... ·...

141
PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV SDN GROGOL SELATAN 01 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: LAELA MAGHFIROH NIM. 1113018300024 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 / 1438 H

Upload: buidang

Post on 12-Jun-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP

KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV

SDN GROGOL SELATAN 01

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

LAELA MAGHFIROH

NIM. 1113018300024

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 / 1438 H

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

Scanned by CamScanner

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

Scanned by CamScanner

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

Scanned by CamScanner

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

Scanned by CamScanner

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

Scanned by CamScanner

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

v

ABSTRAK

Laela Maghfiroh (NIM: 1113018300024). Pengaruh Pola Asuh Orangtua

Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV SDN Grogol Selatan 01.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola asuh orangtua

terhadap kecerdasan emosional siswa kelas IV SDN Grogol Selatan 01. Metode

penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian

ini berjumlah 160 siswa. Jumlah sampel diambil berdasarkan teknik simple

random sampling yaitu sebanyak 64 siswa. Teknik pengumpulan data

menggunakan skala. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen, uji normalitas,

uji homogenitas dan uji hipotesis diolah dengan bantuan program IBM Statistic

SPSS 20.0 for windows. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pola

asuh orangtua terhadap kecerdasan emosional siswa. Hal ini dibuktikan dengan

Fhitung variabel pola asuh orangtua dan variabel kecerdasan emosional yaitu 4.094.

Ftabel sebesar 3.15. Terbukti Fhitung lebih besar dari Ftabel. Pola asuh orangtua

memberi sumbangan terhadap kecerdasan emosional sebesar 8.8%, sedangkan

91.2% ditentukan oleh variabel atau faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian

ini. Agar kecerdasan emosional siswa berkembang secara optimal, sebaiknya

orangtua menerapkan pola asuh otoritatif.

Kata kunci: Pola Asuh Orangtua, Kecerdasan Emosional Siswa, Sekolah Dasar

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

vi

ABSTRACT

Laela Maghfiroh (NIM: 1113018300024). The Influence of Parenting Style on

Emotional Intelligence Student Fourth Grade SDN Grogol Selatan 01.

This study aims to determine the influence of parenting style on emotional

intelligence of fourth grade students SDN Grogol Selatan 01. Research method

using quantitative approach. The population in this study amounted to 160

students. The number of samples taken based on simple random sampling

technique is amounted 64 students. Technique of collecting data using scale.

Testing the validity and reliability of the instrument, normality test, homogenity

test and hypothesis test processed by IBM Statistic SPSS 20.0 for windows

program. The results concluded that there is a positive and significant influence

between parenting style to the emotional intelligence of students. It is proved by

Fhitung parenting style variable and emotional intelligence variable that is 4.094.

Ftabel of 3.15. Proven Fhitung bigger than Ftabel. The amount of parenting style

contribution to emotional intelligence is 8.8%, while 91.2% is determined by

variables or other factors not discussed in this study. So that emotional

intelligence of students develop optimally, parents should apply authoritative

parenting.

Keywords: Parenting Style, Student Emotional Intelligence, Primary School

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

vii

MOTTO

Kejujuran akan membawa pada kebaikan,

dan kebaikan akan berujung pada kesuksesan

(anonim)

PERSEMBAHAN

Teruntuk kedua orangtua saya tercinta yang tiada henti memanjatkan do’a,

motivasi serta dukungan moriil dan materiil serta kasih sayang yang tulus.

~Kholifah & Khaeron~

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

viii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan limpahan Rahman dan Rahim berupa nikmat sehat

wal afiat, sholawat dan salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW atas limpahan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga Skripsi

ini dapat terselesaikan dengan judul PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA

TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV SDN

GROGOL SELATAN 01.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam

penulisan skripsi ini. Tentunya berkat dukungan, bimbingan, saran dan bantuan

yang intens dari berbagai pihak terkaitlah skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih tiada tara kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Khalimi, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Asep Ediana Latip, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi., Dosen Penasihat Akademik yang tiada henti

memberikan motivasi.

6. Dr. Fidrayani, M.Pd., M.Si, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia

meluangkan waktu guna memberikan arahan dan bimbingan yang sangat

membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.

7. Wiyono, S.Pd., M.Si., Kepala SDN Grogol Selatan 01 beserta guru dan staff

jajarannya yang telah bersedia untuk bekerja sama dalam kegiatan penelitian.

8. Seluruh Siswa Kelas IV SDN Grogol Selatan 01, yang telah bersedia

meluangkan waktu guna menjadi partisipan dalam kegiatan penelitian.

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

ix

9. Segenap Dosen dan staff Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Kedua Orangtua, Ibu dan Bapak serta kedua adik ku Ulum dan Dani, yang

selalu memberikan doa terbaik.

11. MMG ku, Mia, Maya, Rahim, Fika, Aulia yang selalu memberikan motivasi

dan selalu menghibur disaat raga mulai lelah.

12. Anggar Dewangga yang selalu menyemangati, mendoakan, dan banyak

memberi dukungan nyata.

13. Semua teman-teman PGMI Angkatan 2013 dan orang-orang di sekitar yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Terimakasih atas segala bimbingan dan motivasi nya selama masa

penyususnan, semoga segala kebaikan yang telah diberikan dan menjadi amal

sholeh dan mendapat barokah dari Allah SWT sepanjang skripsi ini memberikan

manfaat untuk pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 23 Agustus 2017

Penulis,

Laela Maghfiroh

NIM: 1113018300024

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ iii

UJI REFERENSI ............................................................................................. iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5

D. Perumusan Masalah .................................................................... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ..................................................................... 7

A. Kecerdasan Emosional ................................................................ 7

1. Pengertian Kecerdasan Emosional ......................................... 7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional .. 14

3. Ciri-ciri Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional Tinggi 15

4. Karakteristik Perkembangan Emosional Siswa Kelas IV

MI/ SD ................................................................................... 16

B. Pola Asuh Orangtua .................................................................... 21

1. Pengertian Pola Asuh Orangtua ............................................. 21

2. Macam-macam Pola Asuh Orangtua ..................................... 23

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

xi

3. Pola Asuh yang Ideal Bagi Perkembangan Anak Usia

MI/ SD ................................................................................... 28

C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 30

D. Kerangka Berpikir ...................................................................... 31

E. Hipotesis Penelitian .................................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 33

1. Tempat Penelitian ................................................................. 33

2. Waktu Penelitian ................................................................... 33

B. Metode Penelitian ....................................................................... 33

C. Variabel Penelitian ...................................................................... 33

1. Kecerdasan Emosional (Y) ................................................... 34

2. Pola Asuh Orangtua (X) ....................................................... 34

D. Populasi dan Sampel ................................................................... 35

1. Populasi................................................................................. 35

2. Sampel .................................................................................. 35

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 36

F. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 37

G. Uji Coba Instrumen ..................................................................... 42

1. Uji Validitas .......................................................................... 42

2. Uji Reliabilitas ...................................................................... 43

H. Teknik Analisis Data .................................................................. 45

1. Statistik Deskriptif ................................................................ 46

a. Tabel Distribusi Frekuensi .............................................. 46

b. Grafik .............................................................................. 47

c. Klasifikasi Skor Instrumen.............................................. 47

2. Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 48

a. Uji Normalitas ................................................................. 48

b. Uji Homogenitas ............................................................. 48

3. Uji Hipotesis ......................................................................... 50

I. Hipotesis Statistik ....................................................................... 51

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 52

A. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 52

1. Variabel Kecerdasan Emosional (Y) ................................... 55

2. Variabel Pola Asuh Orangtus (X)........................................ 57

B. Uji Prasyarat Analisis ................................................................ 59

1. Uji Normalitas ..................................................................... 59

2. Uji Homogenitas .................................................................. 61

C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 61

1. Analisis Varian Satu jalur (One Way Anova) ...................... 61

2. Uji-t...................................................................................... 62

3. Besaran Pengaruh Pola Asuh Orangtua (W2) ...................... 64

D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 64

E. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 69

A. Kesimpulan ................................................................................ 69

B. Saran .......................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71

LAMPIRAN .................................................................................................... 73

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Unsur-unsur Kecerdasan Emosi ................................................. 20

Tabel 2.2: Pengaruh “Parenting Style” terhadap Perilaku Anak .............. 27

Tabel 3.1: Arah Pernyataan dan Nilai Skala Sikap .................................... 37

Tabel 3.2: Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional .............................. 39

Tabel 3.3: Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Orangtua .................................. 40

Tabel 3.4: Kisi-kisi Pedoman Observasi Kecerdasan Emosional Siswa ... 41

Tabel 3.5: Daftar Item Kecerdasan Emosional yang Valid ....................... 42

Tabel 3.6: Daftar Item Pola Asuh Orangtua yang Valid ........................... 42

Tabel 3.7: Ringkasan Hasil Uji Validitas ..................................................... 42

Tabel 3.8: Pemetaan Nomor Item Berdasarkan Dimensi .......................... 43

Tabel 3.9: Hasil Uji Reliabilitas Angket Pola Asuh .................................... 44

Tabel 3.10: Hasil Uji Reliabilitas Angket Kecerdasan Emosional ............ 45

Tabel 3.11: Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ............................................... 45

Tabel 4.1: Agenda Kegiatan Penelitian ........................................................ 52

Tabel 4.2: Analisis Deskriptif ........................................................................ 53

Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional ............................ 54

Tabel 4.4: Kategori Kecerdasan Emosional Siswa ..................................... 55

Tabel 4.5: Pengklasifikasian Responden Pola Asuh ................................... 56

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

xiv

Tabel 4.6: Hasil Uji Normalitas .................................................................... 58

Tabel 4.7: Hasil Uji Homogenitas ................................................................. 59

Tabel 4.8: Hasil Perhitungan Deskriptif One Way Anova .......................... 60

Tabel 4.9: Hasil Perhitungan Uji One Way Anova ...................................... 60

Tabel 4.10: Hasil Perhitungan Group Statistic ............................................ 61

Tabel 4.11: Hasil Perhitungan Independent sampel t-test ........................... 61

Tabel 4.12: Hasil Perhitungan Group Statistic ............................................ 61

Tabel 4.13: Hasil Perhitungan Independent sampel t-test ........................... 62

Tabel 4.14: Hasil Perhitungan Group Statistic ............................................ 62

Tabel 4.15: Hasil Perhitungan Independent sampel t-test ........................... 62

Tabel 4.16: Hasil Perhitungan Post Hoc Test .............................................. 63

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Bagan Kerangka Berpikir ...................................................... 32

Gambar 4.1: Grafik Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional .......... 55

Gambar 4.2: Grafik Kecerdasan Emosional Siswa .................................... 56

Gambar 4.3: Grafik Pola Asuh Orangtua ................................................... 57

Gambar 4.4: Grafik Distribusi Normalitas Kecerdasan Emosional ......... 58

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Catatan Lapangan................................................................ 73

Lampiran 2 : Pedoman Observasi.............................................................. 74

Lampiran 3 : Skala Uji coba Instrumen .................................................... 75

Lampiran 4 : Pengelompokan Item Berdasarkan Dimensi Pola Asuh ... 82

Lampiran 5 : Instrumen Penelitian............................................................ 84

Lampiran 6 : Skor Data Mentah ................................................................ 89

Lampiran 7 : Tabel Pengkategorian Pola Asuh Orangtua ...................... 96

Lampiran 8 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................... 99

Lampiran 9 : Hasil Analisis Deskriptrif .................................................... 102

Lampiran 10 : Hasil Uji Normalitas ............................................................ 104

Lampiran 11 : Hasil Homogenitas ............................................................... 107

Lampiran 12 : Hasil Analisis One Way Anova ............................................ 110

Lampiran 13 : Hasil Uji-t .............................................................................. 112

Lampiran 14: F tabel ..................................................................................... 113

Lampiran 15: t tabel ...................................................................................... 114

Lampiran 156: Chi Square tabel .................................................................. 115

Lampiran 17: Surat Ijin Modifikasi Angket ............................................... 116

Lampiran 18: Surat Ijin Penelitian .............................................................. 117

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

xvii

Lampiran 19: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................. 118

Lampiran 20`: Biodata Penulis ..................................................................... 119

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orangtua tentu ingin memiliki anak-anak yang cerdas dengan

mendapatkan nilai yang tinggi untuk pelajarannya di sekolah. Namun, hal yang

kurang diperhatikan oleh beberapa orangtua adalah bahwa keberhasilan seseorang

tidak hanya dikarenakan kecerdasan intelektual yang tinggi melainkan juga didukung

oleh kecerdasan-kecerdasan lain yang ada pada diri anak tersebut.

Banyak kalangan peneliti menyayangkan minimnya informasi yang kita peroleh

dari pengujian atas kecerdasan intelektual (IQ). Penelitian atas IQ seseorang tidak

memberikan data akurat tentang kemungkinan berhasil atau gagalnya seseorang

dalam menjalani hidup secara umum. Sejak dulu, IQ dipandang sebagai faktor

terkecil dalam memprediksi keberhasilan sesorang dalam menjalankan pekerjaan

atau profesinya. “Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Hunter & Hunter, jika

dibandingkan dengan faktor-faktor lain yang menentukan keberhasilan seseorang

dalam menjalankan pekerjaan dan profesinya, IQ dinilai hanya memberikan andil tak

lebih dari 25%”.1 Kecerdasan merupakan sifat bawaan yang ada dalam setiap diri

manusia. “Tidak ada anak yang tidak cerdas. Semuanya hanya memerlukan latihan

dan proses belajar yang tidak berhenti pada titik tertentu”.2 Kecerdasan yang ada

dalam diri perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan cara memberikan stimulus

yang bisa didapat dari lingkungan.

Kecerdasan tidak melulu tentang IQ, melainkan ada kecerdasan-kecerdasan lain,

salah satunya adalah kecerdasan emosional (Emotional Intelligence-EI) atau

Emotional Quotient-EQ. Pada hakikatnya kecerdasan emosi (Emotional Intelligence-

EI) atau Emotional Quotient-EQ adalah suatu jenis kecerdasan yang memusatkan

perhatiannya dalam mengenali, memahami, merasakan, mengelola, memotivasi diri

1 Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

2006), h. 15-16. 2 Tim Pustaka Familia, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya, (Yogyakarta:

Kanisius, 2006), h. 62.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

2

sendiri dan orang lain serta dapat mengaplikasikan kemampuannya tersebut dalam

kehidupan pribadi dan sosialnya. Kecerdasan emosi sangat penting bagi kehidupan

seseorang. Tanpa kecerdasan emosi, kemampuan untuk memahami dan mengelola

perasaan-perasaan diri sendiri dan orang lain, menghadapi segala macam tantangan,

termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis, serta kesempatan untuk hidup

bahagia dan sukses menjadi sangat tipis.3

Pada kenyataannya, diketahui bahwa saat ini beberapa anak memiliki

kecerdasan emosi yang rendah atau cenderung mengarah pada emosi yang bersifat

negatif, khususnya pada siswa usia MI/ SD. Kecerdasan emosional pada usia MI/ SD

ini memang umumnya masih belum stabil, hanya saja apabila anak yang sudah

menginjak usia 8 tahun atau lebih seharusnya sudah mulai bisa stabil karena anak

usia ini sudah mulai menyadari perbuatan yang disuka atau yang tidak disuka oleh

anggota masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan pada siswa kelas IV di SDN

Grogol Selatan 01 dari lima kelas IV yang umumnya siswa-siswinya berusia 8 tahun

ke atas, ditemukan fakta bahwa sebagian anak yang menjadi siswa kelas IV di SDN

Grogol Selatan 01 tidak memiliki masalah yang berarti. Namun, ada beberapa siswa

yang bertengkar dengan teman sekelas, siswa yang mudah marah karena tersinggung,

siswa yang suka mengejek teman lainnya, siswa yang sering menangis karena ejekan

temannya, suka mengganggu teman sekelasnya sampai dengan siswa yang sering

membuat kegaduhan dalam kelas, serta ada pula siswa yang justru pendiam dan

kurang bersosialisasi dengan temannya.4 Temuan tersebut kemudian diperkuat

dengan keterangan dari wali kelas tentang pernah ada suatu kejadian siswa kelas IV

yang kedapatan membawa senjata tajam. Tentu sikap negatif siswa yang didapati

dalam kelas tersebut kurang sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Kuebli yang

mengungkapkan bahwa ketika seorang anak sudah memasuki masa kanak-kanak

madya dengan rentang usia 5 - 10 tahun harusnya sudah memiliki beberapa

perubahan penting dalam perkembangan emosinya, salah satunya adalah anak sudah

memiliki peningkatan kemampuan untuk menekan atau menutupi reaksi emosional

yang negatif.

3 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),

h. 73. 4 CL 01.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

3

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa anak-anak yang berada dalam

rentang usia 8 tahun ke atas yang masih memiliki karakteristik emosi negatif yang

berlebihan dapat diartikan anak tersebut memiliki masalah. Namun, pada akhirnya

dari timbulnya masalah tersebut tak jarang sekolah dianggap tidak mampu menjadi

lembaga yang mampu mendidik anak mereka sebagaimana harapan yang telah

dititipkan kepada sekolah tersebut. Sebaliknya, disisi lain sekolah merasa enggan

dianggap sebagai pihak yang bertanggungjawab hal tersebut karena pendidikan anak

bukan sepenuhnya tugas dan tanggungjawab sekolah tetapi justru merupakan tugas

orangtua di rumah karena waktu mereka lebih banyak di rumah ketimbang di

sekolah. Sikap saling menyalahkan dan melempar tanggungjawab seperti ini hanya

akan membuang energi dan pikiran kita sementara anak terus tumbuh dan

berekembang mengikuti perkembangan zaman.

Banyak faktor yang membuat anak menjadi cerdas atau kurang cerdas secara

emosionalnya. Menurut Goleman ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan

emosional, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam

keadaan otak emosional individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan

faktor yang berasal dari luar individu yang dapat berupa lingkungan pendidikan.5

Lingkungan pendidikan bukan hanya sekolah, melainkan ada lingkungan pendidikan

yang bersifat non formal yakni keluarga. “Keluarga adalah lingkungan pendidikan.

Pendidikan di lingkungan keluarga berlangsung sejak lahir. Bahkan setelah dewasa

pun orangtua masih berhak memberikan nasihatnya kepada anak. Oleh karena itu,

peran orangtua sangat strategis dalam memberikan pendidikan nilai kepada anak”.6

Orangtua adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Sikap dan perilaku

orangtua harus mencerminkan akhlak yang mulia. Oleh karena itu orangtua

dianjurkan untuk mengajarkan sesuatu yang baik-baik saja kepada anak mereka.

Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Abdur Razzaq Sa’id bin Mansur,

5 Daniel Goleman, Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional), (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2016), h. 56-57. 6 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orangtua dan Komunikasi dalam Keluarga, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2014), h. 32-33.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

4

Rasulullah saw. bersabda:7 “Ajarkanlah kebaikan kepada anak-anak kamu dan

didiklah mereka dengan budi pekerti yang baik”.

Menurut Thompson, orangtua adalah pihak yang dapat membantu anak

mengatur emosi, tetapi setiap orangtua tentu memiliki cara yang berbeda dalam

mendidik anaknya. “Perbedaan bagaimana cara mendidik anak juga menjadi salah

satu faktor pembentuk kecerdasan emosi tersebut. Penerimaan dan dukungan

orangtua terhadap emosi anak berhubungan dengan kemampuan seorang anak untuk

mengelola emosi dengan cara yang positif”.8 Jadi, orangtua sangat berperan dalam

pembentukan emosi anak dan yang paling utama adalah pola asuh yang seperti apa

yang sudah atau akan diterapkan oleh orangtua untuk anaknya. Hal tersebut

dibuktikan dengan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh Riza Arisandi dan

Melly Latifah tentang Analisis Persepsi Anak Terhadap Gaya Pengasuhan

Orangtua, Kecerdasan Emosional, Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa, yang

menyatakan bahwa gaya pengasuhan orangtua berhubungan nyata positif dengan

kecerdasan emosional. Ini berarti semakin baik gaya pengasuhan orangtua, maka

semakin baik kecerdasan emosional anak. Orangtua yang menerapkan gaya

pengasuhan pelatih emosi mempengaruhi pengelolaan emosi anak. Kemudian dalam

jurnal penelitian yang berjudul Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan

Emosi Anak oleh Yuli Setyowati juga menerangkan bahwa penerapan pola

komunikasi keluarga sebagai bentuk interaksi antara orangtua dengana anak maupun

antaranggota keluarga memiliki implikasi terhadap proses perkembangan emosi

anak. Dari hasil penelitian terdahulu tersebut telah terbukti bahwa pola asuh orangtua

memiliki pengaruh terhadap tinggi rendahnya kecerdasan emosional anak.

Beberapa fakta yang disebutkan di atas perlu mendapatkan perhatian. Pola asuh

orangtua menjadi faktor penting dalam pembentukan kecerdasan emosional anak.

Seharusnya anak usia sekolah dasar mendapat perhatian dan pengasuhan yang layak

dari orangtua, sehingga sebaiknya orangtua lebih memahami tentang pengaruh pola

asuh yang diterapkan terhadap kecerdasan emosional anak. Setelah melakukan

pengamatan dari data yang diperoleh, maka peneliti tertarik untuk melakukan

7 Ibid., h. 48.

8 Parke (John W Santrock), Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 159.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

5

penelitian dengan judul: “Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Kecerdasan

Emosional Siswa Kelas IV SDN Grogol Selatan 01”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas, maka dapat didefinisikan beberapa masalah yang timbul,

antaralain:

1. Beberapa siswa memiliki sikap emosi yang negatif.

2. Beberapa orangtua kurang memperhatikan kecerdasan emosional anaknya.

3. Kurangnya pemahaman orangtua tentang pentingnya kecerdasan emosional.

4. Kurangnya pemahaman sebagian orang tua siswa mengenai pengaruh pola asuh

terhadap kecerdasan emosional anak.

5. Kurangnya pemahaman orangtua tentang jenis pola asuh bagaimana yang tepat

untuk diberikan kepada anaknya.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada emosi

yang terbentuk pada siswa cenderung negatif yang dapat disebabkan oleh kurangnya

pemahaman sebagian orangtua siswa kelas IV SDN Grogol Selatan 01 mengenai

pengaruh jenis pola asuh yang diterapkan orangtua terhadap kecerdasan emosional

anak.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan permasalahan yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah pola asuh orangtua berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecerdasan

emosional siswa kelas IV SDN Grogol Selatan 01?

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

Ada atau tidak pengaruh pola asuh yang diterapkan orangtua terhadap kecerdasan

emosional siswa kelas IV SDN Grogol Selatan 01.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini disusun dengan harapan dapat memberi kegunaan antara lain:

a. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi untuk

mengetahui pengaruh pola asuh orangtua terhadap kecerdasan emosional.

Melalui penelitian ini, guru juga diharapkan lebih dapat memahami emosi

siswanya sehingga dapat memaksimalkan proses pembelajaran yang lebih

bermakna dan permanen.

b. Bagi Orangtua

Penelitian ini diharapkan orangtua dapat menerapkan pola asuh yang

tepat untuk mendidik anak sehingga seorang anak dapat memiliki

kecerdasan emosional yang optimal.

c. Bagi Masyarakat

Sebagai referensi untuk kemudian dapat dikaji kembali keefektifannya lebih

mendalam. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi

mengenai pengaruh pola asuh orangtua terhadap kecerdasan emosional anak.

Selain itu, penelitian ini dapat juga digunakan sebagai pijakan bagi

penelitian-penelitian lain mengenai pola asuh maupun kecerdasan emosional

anak.

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Sebelum dibahas tentang definisi dari kecerdasan emosional, terlebih dahulu

dijelaskan definisi dari emosi. Dilihat dari perspektif Islam, dalam “Al Quran,

memang tidak menunjuk secara langsung kata emosi. Namun, Al Quran banyak

berbicara tentang prilaku manusia dalam beberapa peristiwa. misalnya kata

“Sya’ura” yang dianggap dekat artinya dengan perasaan”.9 Sedangkan menurut

Goleman, “Akar kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti

“menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-“ untuk memberi arti “bergerak

menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak

dalam emosi”.10

Kemudian pernyataan Goleman tersebut diperjelas kembali oleh

Hamzah B. Uno bahwasanya pengertian emosi adalah “perasaan dan pikiran

khas; suatu keadaan biologis dan psikologis; suatu rentang kecenderungan-

kecenderungan untuk bertindak”.11

Santrock mengatakan bahwa emosi adalah

“perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu

keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting oleh perilaku yang mewakili

(mengekspresikan) kenyamanan atau ketidaknyamanan dari keadaan atau

interaksi yang sedang dia alami”.12

Pendapat ahli selanjutnya adalah dari Sarlito

Wirawan Sarwono (dalam Yusuf LN, 2010) yang berpendapat bahwa emosi

merupakan “setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif, baik

pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam)”.13

9 Arifin HM, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Ruhaniyah Manusia, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1997), h. 69. 10

Daniel Goleman, Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional), (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2016), h. 7. 11

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2012), h. 116. 12

John W Santrock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 6. 13

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 115.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

8

Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas, maka dapat dilihat bahwa

emosi merupakan dorongan untuk bertindak, emosi juga sebagai suatu keadaan

afektif dimana dialaminya perasaan-perasaan yang dapat mempengaruhi perilaku

yang dapat menggambarkan kondisi nyaman atau tidak nyaman akibat interaksi

yang sedang dialami dengan menunjukkan warna afektif seperti kegembiraan

(joy), sedih, takut, benci, terkejut, jijik, amarah, dan cinta.

Dari berbagai macam tipe emosi yang ada, Lewis (dalam Santrock, 2007)

mengklasifikasikan emosi menjadi dua:

(a) Emosi Primer, muncul pada manusia dan juga binatang. Yang

termasuk emosi primer adalah terkejut (surprise), tertarik (interest), senang

(joy), marah (anger), sedih (sadness), takut (fear), dan jijik (disgust).

Semua emosi ini muncul pada enam bulan pertama; (b) Emosi yang

disadari (self-conscious emotions), emosi yang memerlukan kognisi,

terutama kesadaran diri. Yang termasuk jenis emosi ini adalah empati,

cemburu (jealousy), dan kebingungan (embarrassment) yang muncul pada

1½ tahun pertama (setelah timbulnya kesadaran diri), selain itu ada juga

bangga (pride), malu (shame), dan rasa bersalah (guilt) yang mulai muncul

pada 2½ tahun pertama. Dalam mengembangkan set ke-dua dari emosi

yang disadari ini (biasanya disebut emosi evaluatif yang disadari) anak-

anak memperoleh dan dapat menggunakan standar aturan sosial untuk

mengevaluasi perilaku mereka.14

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa berbeda usia, akan

berbeda pula emosi yang muncul. Maka dapat dikatakan pula bahwa emosi pada

orang dewasa tentu akan berbeda dengan emosi pada anak-anak. Emosi yang

dialami pada anak yang telah menginjak usia 2½ tahun keatas adalah emosi

evaluatif yang disadari. Emosi evaluatif yang disadari ini dikatakan oleh

Santrock sangat dipengaruhi oleh respons orangtua terhadap perilaku anaknya.

Sedangkan emosi primer merupakan tahapan perkembangan emosi paling awal

yang dialami oleh seseorang tanpa memerlukan proses kognisi. Emosi primer ada

sejak lahir atau pada tahun pertama kehidupan dan ekspresi emosinya bersifat

universal.

Kemudian William Damon (dalam B. Uno, 2012) juga mengatakan bahwa

ada dua kelompok emosi, yakni emosi negatif dan emosi positif.

14

John W Santrock, op.cit., h. 11-12.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

9

Emosi negatif sifatnya dapat memotivasi anak-anak untuk belajar dan

mempraktikkan perilaku-perilaku prososial, termasuk takut dihukum,

kekhawatiran tidak diterima oleh orang lain, rasa bersalah apabila gagal

memenuhi harapan seseorang, malu apabila ketahuan berbuat sesuatu yang

tidak dapat diterima oleh orang lain. Sementara emosi positif akan

membentuk moral pada anak berupa empati dan apa yang disebut dengan

naluri pengasuhan, yang meliputi kemampuan untuk menyayang.15

Sejalan dengan pendapat tersebut, Lazarus (dalam Mashar, 2011) juga

membedakan kondisi emosi dalam dua kategori, yaitu emosi positif dan emosi

negatif.

Emosi negatif yang berasal dari hubungan yang mengancam atau kondisi

yang menyakitkan, serta emosi positif yang berasal dari suatu kondisi yang

menguntungkan. Reaksi emosi negatif terdiri dari marah, kecemasan, rasa

malu atau bersalah, kesedihan, cemburu, dan jijik. Adapun reaksi emosi

positif terdiri dari kebahagiaan, rasa senang, bangga, cinta, pengharapan,

dan perasaan terharu atau belas kasihan.16

Oleh karena itu, sebagai individu tentu memiliki perberbedaan emosi mana

yang telah atau sedang dikembangkan dalam dirinya, apakah emosi positif atau

negatif. Meskipun seseorang berada dalam rentang usia yang sama, tetapi

perbedaan emosi yang dominan dalam diri seseorang sudah pasti ada, terlebih

pada masa kanak-kanak yang masih sangat tergantung pada situasi dan

lingkungan yang membentuk emosinya. Menurut Mashar, variasi emosi pada

masing-masing anak berbeda-beda, karena dipengaruhi oleh enam hal: keadaan

fisik anak, reaksi sosial terhadap perilaku emosional, kondisi lingkungan, jumlah

anggota keluarga, cara mendidik anak, dan status sosial ekonomi keluarga.17

Dari pembagian jenis-jenis emosi di atas, dapat diketahui bahwa emosi

memiliki berbagai macam tipe, baik yang disadari atau yang memerlukan proses

kognisi, maupun yang mendasar yang sudah dimiliki manusia sejak lahir.

Beberapa ahli juga mengategorikan emosi menjadi dua, yakni emosi positif dan

emosi negatif. Beragamnya tipe emosi menjadi warna tersediri dalam kehidupan

15

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2012), h. 108. 16

Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2011), h. 31. 17

Ibid., hlm. 26-27.

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

10

sehari-hari seseorang dan dapat menggambarkan karakter dari seseorang. Berikut

penjelasan lebih lengkap mengenai beberapa tipe emosi yang muncul dari bagian

otak emosional antara lain:18

a. Emosi yang digolongkan ke dalam senang dan tidak senang memiliki

rentang (span) yang panjang dalam intensitas. Misalnya, senang

karena puas dengan ekspektasi, sedih karena tidak suka, karena

berkekurangan, takut karena diancam akan ditodong dan sebagainya;

b. Senang (joy), merupakan kebanggaan dan respons cepat yang

berhubungan dengan pencapaian tujuan dan pemenuhan kebutuhan.

Senang ini selalu mengurangi tensi yang menyertai daya dorongan

suatu rangsangan;

c. Sedih (sorrow), lawan dari senang, menjadi melempem, lemah

merespons. Ini disebabkan tidak tercapai apa yang diinginkan,

biasanya diikuti oleh suatu rasa kehilangan atau menjadi tidak

terkontrol;

d. Marah (anger), kejengkelan ketika arah dan tujuan perbuatan dilarang

atau dikecewakan, dan ini biasanya sangat rentan terhadap pengaruh

komulatif (dendam). Masyarakat umumnya lebih mengekspresikan

marah daripada emosi, perasaan takut yang terekspresikan dengan

marah dapat menimbulkan kerusakan atau pembantaian;

e. Takut (fear), merupakan reaksi umum terhadap yang tidak

diharapkan, tidak dikenal, dan rangsangan yang sangat kuat dalam

merusak situasi biasanya. Banyak rasa takut yang dianggap sebagai

bawaan, seperti takut gelap, takut sesuatu yang asing, dan sebagainya.

Rangsangan yang sama bisa menimbulkan marah atau takut dalam

takaran emosi yang sama;

f. Tanggapan mengejutkan (startle response), merupakan reaksi takut

yang khusus terhadap kejadian intern yang tiba-tiba. Orang yang

terkejut reaksinya bisa bermacam-macam dalam waktu bersamaan,

seperti membelalakkan mata, buka mulut, pegang kepala, dan menarik

leher;

g. Cinta (love), melibatkan peran orang lain dan biasanya akan

meningkat apabila orang lain itu membalas cintanya. Dalam beberapa

hal, adanya perasaan cinta biasanya diikuti oleh aktivitas dalam diri/

jeroan yang jelas, seperti meningkatnya denyut jantung/ hati, tekanan

darah, dan respirasi (penguapan/ berkeringat);

h. Benci (hate), berhubungan dengan penyerangan seseorang yang

membencinya, biasanya secara aktif akan cenderung menyerang objek

yang dibencinya. Situasi benci yang mencolok adalah upaya yang

mencoba merusak pola kehidupan seseorang, merusak pandangan

hidupnya, dan mendiskreditkan kepercayaannya. Benci diri sendiri,

cemburu dan kefanatikan adalah bentuk-bentuk lain dari marah;

18

Hamzah B. Uno, op.cit., h. 119.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

11

i. Mood, adalah kondisi emosional yang lebih lama daripada emosi itu

sendiri dan biasanya tidak terlalu intens seperti emosi;

j. Temperamen, adalah reaksi emosional yang ajeg (persistent) yang

merupakan karakteristik seseorang.

Pada saat terjadi emosi, akan terjadi aktivitas dalam diri yang meluas dan

dapat mempengaruhi keseluruhan proses dan perilaku yang dapat diamati.

Perilaku emosional tersebut ditentukan oleh adanya pengaruh kompleksnya

masalah yang dihadapi dan keturunan (heredity), serta pengkondisian

(conditioning).19

Kompleksnya masalah yang dihadapi adalah berbagai macam

masalah yang sedang dihadapi oleh seseorang, misalnya saat seorang anak

mendapat nilai ulangan harian yang jelek di sekolah, tentu ini merupakan

masalah yang dihadapi anak karena harapan orangtuanya adalah mendapat nilai

yang bagus. Hal ini memicu munculnya perilaku emosional sedih atau takut pada

anak. Pengaruh lainnya adalah Keturunan (heredity), merupakan sifat bawaan

yang diwariskan dari orangtua kepada anaknya. Apabila orangtua memiliki

perilaku emosional yang dominan negatif, maka kemungkinan besar anak akan

menurunkan perilaku emosional tersebut. Sedangkan pengkodisian

(conditioning) adalah bagaimana situasi dan kondisi dari lingkungan sekitarnya

sebagai stimulus untuk membentuk perilaku emosional.

Setelah diketahui definisi dari emosi dan pengelompokkan jenisnya,

kemudian dijabarkan definisi kecerdasan emosional yang menjadi pokok bahasan

utama dalam penelitian ini. Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan

pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John

Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas

emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas ini

antara lain: (a) empati, (b) mengungkapkan dan memahami perasaan, (c)

mengendalikan amarah, (d) kemandirian, (e) kemampuan menyesuaikan diri, (f)

diskusi, (g) kemampuan memecahkan masalah anatarpribadi, (h) ketekunan, (i)

kesetiakawanan, (j) keramahan, dan (k) sikap hormat.20

Seiring waktu dan

perkembangan zaman, banyak peneliti yang kemudian tertarik dengan kajian

19

Hamzah B. Uno, op.cit., h. 117. 20

Hamzah B. Uno, op.cit., h. 102.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

12

kecerdasan emosional yang kemudian menjadi pakar kecerdasan emosional

terkenal.

Mashar menjelaskan bahwa Kecerdasan Emosional adalah kemampuan

untuk mengenali, mengolah dan mengontrol emosi agar anak mampu merespons

secara positif setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi-emosi.21

Sedangkan Makmun Mubayidh mengatakan bahwa Kecerdasan Emosional (EQ)

adalah kemampuan untuk menyikapi pengetahuan-pengetahuan emosional dalam

bentuk menerima, memahami dan mengelolanya.22

Goleman (dalam Hartono,

2012: 8) mendefinisikan Kecerdasan Emosional sebagai kecerdasan yang terkait

dengan yang kita temui sehari-hari. Kecerdasan Emosional (EQ) juga

berhubungan dengan kemampuan kita untuk memahami, mengelola emosi kita

sendiri. Jadi, kecerdasan emosional (EQ) adalah sebagai kesanggupan untuk

memperhitungkan atau menyadari situasi tempat kita berada, untuk membaca

emosi orang lain dan emosi kita sendiri, serta untuk bertindak dengan tepat.23

EQ

anak-anak akan meningkat sejalan dengan meningkatnya usia, tetapi tidak

demikian halnya dalam hubungan dengan kebenaran.24

Pada saat kita mendefinisikan kecerdasan emosional, sebenarnya kita

sedang membicarakan potensi kecerdasan emosional yang oleh

cendekiawan muslim kuno disebut “kekuatan”. Artinya, kita sedang

membicarakan potensi kecerdasan. Potensi memerlukan kesempatan untuk

ditampakkan dan dikuatkan secara nyata. Sejak dilahirkan, manusia

mempunyai kemampuan menulis dan membaca dengan kekuatan. Hanya

saja, setelah ia belajar, maka ia benar-benar bisa menulis dan membaca

secara nyata. Misalnya, terkadang kita suka berbicara tentang kecerdasan

bayi yang sedang menyusu, padahal ia sendiri belum bisa menulis,

membaca atau mengikuti ujian kecerdasan. Kecerdasan sang bayi belum

tampak karena ia belum diberikan kesempatan untuk mengembangkan

kecerdasan yang memungkinkan kita untuk menilainya.25

21

Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2011), h. 60. 22

Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

2006), h. 7. 23

Andreas Hartono, EQ Parenting, Cara Praktis ,Menjadi Orangtua Pelatih Emosi, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2012), h. 8. 24

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2012), h. 109. 25

Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

2006), h. 10.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

13

Anak kecil sebenarnya mempunyai potensi kecerdasan emosi yang tinggi.

Hanya saja, potensi ini tidak berkembang dengan baik karena orangtua si anak

mengabaikannya, atau karena pengaruh buruk yang diberikan oleh orang-orang

yang berada disekitar anak. Salah satu ciri orang yang cerdas emosinya adalah

banyaknya kosakata emosi yang dimilikinya. Kemudian, ia bisa menggunakan

kosakata itu untuk menyebut emosi tertentu dengan benar. Selain itu, ia juga

mampu menggunakan kosakata itu dalam berhubungan dengan emosi dirinya

sendiri dan oranglain.26

Seperti yang diungkapkan teori yang terkenal yaitu teori

tabularasa, dimana anak dianggap sebagai kertas putih yang masih kosong maka

anak akan tumbuh tergantung pada goresan apa yang diukir dalam kertas

tersebut. Begitupun kecerdasan emosi dalam diri anak tidak terbentuk begitu saja

melainkan ada campur tangan dari orang-orang yang ada di lingkungan sekitar si

anak tersebut, kemudian kecerdasan emosi tersebut dapat digunakan untuk

memahami emosinya sendiri serta emosi orang lain dalam situasi dan kondisi

tertentu secara tepat.

Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan definisi kecerdasan

emosional merupakan kecakapan individu dalam mengenali, memahami emosi

dirinya sendiri dan membaca emosi orang lain serta kemampuan mengelola

emosi sendiri dengan cara mengontrol emosi negatif dan merespon emosi orang

lain dengan tepat pada situasi yang tepat.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan

emosi yaitu faktor internal dan faktor eksternal:27

a. Faktor internal

Merupakan faktor yang timbul dari dalam individu yang dipengaruhi

oleh keadaan otak emosional seseorang. Otak emosional dipengaruhi

26

Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

2006), h. 10. 27

Daniel Goleman, Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional), (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2016), h. 56-57.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

14

oleh keadaan amigadala, neokorteks, sistem limbic, lobus prefrontal dan

hal lain yang ada pada otak emosional.

b. Faktor eksternal

Merupakan faktor yang datang dari luar individu dan mempengaruhi

individu untuk mengubah sikap. Pengaruh luar yang bersifat

individu dapat secara perorangan ataupun kelompok. Pengaruh dari

luar juga dapat bersifat tidak langsung yaitu melalui perantara

misalnya media massa maupun media elektronik.

Jika sebelumnya telah disebutkan pula bahwa perilaku emosional

dipengaruhi oleh keturunan (heredity) serta pengkondisian (conditioning)

oleh Lawrence (dalam B. Uno, 2012: 120), maka Atkinson (dalam B. Uno,

2012: 120) lebih lanjut menjelaskan bahwa perkembangan emosi seseorang

dapat disebabkan karena empat hal, yakni keturunan, kematangan,

kesukacitaan serta stimulus dari luar yang menimbulkan reaksi emosional,

maksudnya adalah ketepatan dalam memberikan reaksi, dan tingkah laku

seseorang, merupakan hasil belajar (learning).28

Ini artinya perkembangan

emosional seseorang juga ditentukan oleh sebab-sebab belajar. Belajar

terdiri dari banyak lingkungan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Dalam hal ini lingkungan menjadi stimulus eksternal yang memicu

emosional, salah satunya adalah lingkungan keluarga yang menjadi

lingkungan awal belajar seseorang dijadikan sebagai tempat terbentuknya

ingatan emosional yang pertama dan terkuat, dan disanalah ingatan itu terus

berkembang. Orangtua memiliki sebuah peluang yang luar biasa untuk

mempengaruhi kecerdasan emosional anak-anak mereka dengan menolong

mereka mempelajari tingkah laku yang menghibur diri sejak masa bayi.

“Lingkungan keluarga yang mendukung juga dapat berkontribusi pada

pengembangan sumber daya disposisional yang berhasil mengatur fungsi

emosional dan perilaku seluruh jangka hidup dan mewakili rute tambahan

28

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2012), h. 120.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

15

yang melindungi kesehatan mental dan fisik”.29

Oleh karena itu bagaimana

cara orangtua mengasuh anaknya, atau pola asuh orangtua yang diterapkan

selama masa perkembangan dapat dikatakan penting dalam membangun

kecerdasan emosional.

3. Ciri-ciri Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional Tinggi

Kecerdasan emosional dalam diri seseorang dapat diamati melalui ciri-

ciri yang khas pada tampilan setiap individu. Begitu pun pada anak, kita

dapat melihat apakah anak tersebut memiliki kecerdasan emosional tinggi

atau rendah. Berbagai penelitian dalam bidang psikologi anak telah

membuktikan bahwa anak-anak yang memiliki kecerdasan emosi yang

tinggi adalah anak-anak yang bahagia, percaya diri, populer, dan lebih

sukses di sekolah. Mereka lebih mampu menguasai gejolak emosi, menjalin

hubungan yang manis dengan orang lain, dapat mengelola stres, dan

memiliki kesehatan mental yang baik.30

Sedangkan Lawrence mengatakan

bahwa kecerdasan emosional anak dapat dilihat pada: (a) keuletan, (b)

optimisme, (c) motivasi diri, dan (d) antusisme.31

Dari pendapat tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa memang benar kecerdasan emosional pada

anak dapat diamati melaui beberapa ciri seperti yang disebutkan di atas.

Daniel Goleman juga mengungkapkan bahwa ciri seseorang yang

memiliki kecerdasan emosi tinggi yaitu:32

(a) sosial mantap, (b) mudah

bergaul dan jenaka, (c) tidak mudah takut dan gelisah, (d) berkemampuan

besar untuk melibatkan diri dengan orang-orang atau permasalahan, (e)

memikul tanggung jawab dan mempunyai pandangan moral, (f) simpatik

dan hangat dalam berhubungan, (g) merasa nyaman dengan dirinya sendiri,

orang lain maupun pergaulannya, dan memandang dirinya secara positif.

29 Rena L. Repetti, Shelley E. Taylor, and Teresa E. Seeman, Risky Families: Family Social

Environments and the Mental Psychological Health of Offspring, (University of California, Los

Angeles: Psychological Bulletin, 2002), vol. 128, No. 2, 330 –366. 30

Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2011), h. 60. 31

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2012), hlm 101. 32

Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 60-61.

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

16

Berdasarkan ciri-ciri yang telah dikemukakan, maka diharapkan orang tua

dan guru dapat mengindikasikan kepada anak-anak apakah ciri-ciri tersebut

telihat pada anak atau tidak, sehingga dapat diketahui mana anak yang

memiliki kecerdasan emosi tinggi dan rendah. Kemudian, dari hal tersebut

sebaiknya orang tua dan guru mengoptimalkan pengajaran bagi anak

sehingga terbentuklah kecerdasan emosional yang tinggi pada anak.

4. Karakteristik Perkembangan Emosional Siswa Kelas IV MI/

SD

Menurut Syamsu Yusuf, anak yang telah matang untuk memasuki masa

usia sekolah dasar adalah pada usia 6 atau 7 tahun. Kemudian masa ini

diperinci lagi menjadi dua fase, yaitu masa kelas rendah (kelas I – III) dari

usia 6 atau 7 tahun sampai usia 9 atau 10 tahun, masa kelas tinggi (kelas IV

– VI) kira-kira dari usia 9 atau 10 tahun sampai usia 12 atau 13 tahun. Dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud siswa kelas IV MI/ SD adalah anak yang

berada pada rentang usia 9 atau 10 tahun. Menurut Santrock apabila anak

usia tersebut dikategorikan dalam masa perkembangan emosi, maka siswa

kelas IV MI/ SD masuk dalam kategori masa kanak-kanak madya, karena

menurutnya perkembangan emosi terbagi dalam empat masa, yakni masa

bayi, masa kanak-kanak awal (2 - 4 tahun), masa kanak-kanak madya dan

akhir (5 - 10 tahun), serta masa remaja.

Syamsu Yusuf juga mengatakan karakteristik anak yang sudah

menginjak usia sekolah dasar (6 - 12 tahun) mulai menyadari bahwa

pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh

karena itu, anak mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi

emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan

dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orangtua

dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh.33

Sedangkan

menurut Santrock ciri perkembangan anak pada rentang usia 5 - 10 tahun

33

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 181.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

17

antara lain yakni: (a) anak sudah mulai menunjukkan peningkatan kesadaran

dalam mengontrol dan mengatur emosi untuk memenuhi standar sosial, (b)

anak semakin paham tentang emosi kompleks, seperti rasa bangga dan rasa

malu serta anak mulai menyadari ada beberapa emosi berbeda yang dapat

diekspresikan dalam sebuah situasi tertentu, (c) anak semakin mampu

mempertimbangkan kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan reaksi

emosi, menekan dan memendam emosi mereka, (d) anak mampu menyusun

strategi untuk mengalihkan emosi.34

Selanjutnya Kuebli menyatakan bahwa seseorang yang berada dalam

perkembangan emosi pada masa kanak-kanak madya dan akhir (5 – 10

tahun) telah menunjukkan beberapa perubahan yang penting, yaitu: (a)

peningkatan kemampuan untuk memahami emosi kompleks, misalnya

kebanggan dan rasa malu. Emosi-emosi ini menjadi lebih terinternalisasi

(self-generated) dan terintegrasi dengan tanggungjawab personal; (b)

peningkatan pemahaman bahwa mungkin saja seseorang mengalami lebih

dari satu emosi dalam situasi tertentu; (c) peningkatan kecenderungan untuk

lebih mempertimbangkan kejadian-kejadian yang menyebabkan reaksi

emosi tertentu; (d) peningkatan kemampuan untuk menekan atau menutupi

reaksi emosional yang negatif; (e) penggunaan strategi personal untuk

mengalihkan perasaan tertentu, seperti mengalihkan atensi atau pikiran

ketika mengalami emosi tertentu.35

Karakteristik selanjutnya diungkapkan oleh Makmun Mubayidh bahwa

anak pada usia antara 9 hingga 10 tahun, perhatiannya pada permainan

imajiner akan berkurang. Ia akan bertambah agresif dalam menekan teman-

temannya. Karena ia mulai mempunyai perasaan bersalah, terkadang ia tidak

membutuhkan oranglain yang menunjukkan benar atau salahnya suatu

perbuatan.36

Pada usia ini anak juga mulai menyadari perbuatan yang tidak

disuka oleh anggota masyarakat dan juga yang disuka oleh masyarakat

34

John W Santrock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 48. 35

Ibid., h. 18. 36

Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

2006), h. 66-67.

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

18

sehingga anak lebih bisa mengendalikan ungkapan emosi yang kurang dapat

diterima. Pada usia 8 tahun ke atas reaksi kemarahan juga sudah mulai

menurun.

Lebih lanjut Eisenberg (dalam Santrock, 2007: 48) mengatakan ada

beberapa trend yang berhubungan dengan pengaturan emosi selama masa

kanak-kanak, diantaranya adalah (a) berasal dari sumber daya eksternal ke

internal. Ketika anak bertambah usia, mereka mulai melakukan pengaturan

mandiri (self regulation) terhadap emosi mereka; (b) strategi kognitif.

Strategi kognitif untuk pengaturan emosi, seperti berpikir positif tentang

suatu situasi, penghindaran kognitif, dan pengalihan atau pemfokusan atensi,

yang berkembang seiring dengan pertambahan usia; (c) rangsangan emosi

(emotional arousal). Seiring dengan kedewasaan, seorang anak akan dapat

mengontrol rangsangan emosinya (misalnya mengontrol rasa marah); (d)

memilih dan mengatur konteks dan hubungan. Seiring dengan bertambahnya

usia, anak akan dapat memilih dan mengatur situasi dan hubungan sosial

sehingga mengurangi emosi negatif; (e) coping terhadap stres. Dengan

bertambahnya usia, anak-anak akan lebih mampu untuk mengembangkan

strategi coping stress yang lebih baik.37

Dari penjabaran karakteristik yang diungkapkan oleh deberapa ahli di

atas merupakan bentuk ideal karakteristik perkembangan emosional anak

usia MI/ SD khususnya pada siswa kelas IV. Hal ini dapat diartikan bahwa

anak usia MI/ SD khususnya pada jenjang kelas IV dalam karakterisktik

perkembangan emosionalnya seharusnya sudah mulai dapat mengontrol

kondisi emosionalnya agar dapat diterima di lingkungan sosialnya dengan

cara mengalihkan dan menutupi reaksi emosional tertentu yang sekiranya

tidak dapat diterima orang lain, reaksi kemarahan juga sudah mulai menurun

dikarenakan pemahaman emosional anak yang sudah lebih tinggi

dibandingkan dengan masa sebelumnya.

Berbicara mengenai karakteristik perkembangan kecerdasan emosional

tentu tidak lepas dari unsur-unsur kecerdasan emosi yang digunakan sebagai

37

John W Santrock, op.cit., h. 9.

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

19

acuan untuk diturunkan menjadi beberapa indikator berupa karakteristik

perilaku yang dapat diamati secara langsung. Kecerdasan emosional

dikatakan oleh Goleman memiliki unsur-unsur yang terdiri dari lima aspek.

Kemudian aspek tersebut dijabarkan oleh Syamsu Yusuf dalam pemetaan

yang sistematis berdasarkan aspek/ unsur dan ciri-ciri kecerdasan emosi,

yang ditunjukkan dalam tabel 2.1.

Kecerdasan emosi memiliki beberapa aspek yang mempengaruhi

kecerdasan emosi, kemudian aspek tersebut dapat dilihat melalui

karakteristik yang dapat diamati secara langsung. Beberapa karakteristik

perilaku dari masing-masing aspek kecerdasan emosi tersebut diuraikan

pada tabel berikut:38

Tabel 2.1. Unsur-Unsur Kecerdasan Emosi

Aspek Karakteristik Perilaku

1. Kesadaran diri a. Mengenal dan merasakan emosi sendiri b. Memahami penyebab perasaan yang timbul

c. Mengenal pengaruh perasaan

terhadap tindakan

2. Mengelola emosi a. Bersikap toleran terhadap frustasi dan mampu

mengelola amarah secara lebih baik b. Mampu mengungkapkan amarah dengan

tepat tanpa harus berkelahi

c. Dapat mengendalikan perilaku agresif yang

merusak diri sendiri dan orang lain

d. Memiliki perasaan yang positif tentang

diri sendiri, sekolah, dan keluarga

e. Memiliki kemampuan untuk

mengatasi ketegangan jiwa (stress)

f. Dapat mengurangi perasaan kesepian

dan cemas dalam pergaulan

3. Memanfaatkan emosi secara produktif

a. Memiliki rasa tanggung jawab b. Mampu memusatkan perhatian pada

tugas yang dikerjakan

c. Mampu mengendalikan diri dan

tidak bersiafat impulsif

4. Empati a. Mampu menerima sudut pandang orang lain b. Memiliki sikap emosi atau kepekaan

terhadap perasaan orang lain

c. Mampu mendengarkan orang lain

38

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 113-114.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

20

5. Membina hubungan a. Memiliki pemahaman dan kemampuan

untuk menganalisis hubungan dengan orang

lain

b. Dapat menyelesaikan konflik dengan orang

lain

c. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi

d. Memiliki sikap bersahabat atau mudah

bergaul

e. Memiliki sikap tenggangrasa atau pehatian

f. Memperhatikan kepentingan sosial (senang

menolong orang lain) dan dapat hidup selaras

dengan kelompok

g. Bersikap senang berbagi rasa dan bekerja

sama

h. Bersikap demokratis dalam bergaul dengan

orang lain.

Dari kelima aspek tersebut empati dianggap menjadi faktor dalam

semua aspek perilaku, dan itu juga telah dikaitkan dengan ekspresi

emosional anak-anak.39 Empati dalam hal ini diantaranya adalah anak dapat:

suka menolong orang lain, tidak egois, membaca pesan orang lain, baik yang

diutarakan langsung dengan kata-kata maupun tidak.40

Penjabaran

karakteristik di atas dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian terkait

dengan kecerdasan emosional seseorang.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan emosional terdiri dari beberapa aspek yang dapat diamati, aspek

tersebut yaitu kesadaran diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi secara

produktif, empati, dan membina hubungan, jadi seseorang yang memiliki

kecerdasan emosional adalah seseorang yang memiliki kecakapan individu

dalam mengenali, memahami emosi dirinya sendiri dan dapat membaca

emosi orang lain serta kemampuan mengelola emosi sendiri dengan cara

mengontrol emosi negatif dan merespon emosi orang lain dengan tepat pada

situasi yang tepat.

39

Janet Strayer, Simon Fraser University, and William Roberts, Children’s Anger, Emotional

Expressiveness, and Empathy: Relations with Parents’ Empathy, Emotional Expressiveness, and

Parenting Practices, (University College of the Cariboo: Blackwell Publishing, 2004), vol. 13. 40

Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

2006), h. 23.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

21

B. Pola Asuh Orangtua

1. Pengertian Pola Asuh Orangtua

Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Pola adalah corak,

model, sistem, atau cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Ketika pola diberi

arti bentuk/ struktur yang tetap, maka hal itu semakna dengan istilah “kebiasaan”.

Asuh yang berarti mengasuh, satu bentuk kata kerja yang bermakna menjaga,

merawat, mendidik, membimbing, membantu, melatih, dan sebagainya.41

Ketika

mendapat awalan dan akhiran, kata asuh memiliki makna yang berbeda.

Pengasuh berati orang yang mengasuh, wali (orang tua, dan sebagainya).

Pengasuhan berarti proses, perbuatan, cara pengasuhan. Kata asuh mencakup

segala aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan, perawatan, dukungan dan

bantuan sehingga orang tetap berdiri dan menjalani hidupnya secara sehat.42

Arti pola yang cocok dan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

model atau kebiasaan. Bagaimana model yang diterapkan sehingga menjadi suatu

hal yang biasa dilakukan dan menjadi kebiasaan. Sedangkan kata asuh yang

dimaksud yakni mendidik. Bagaimana seseorang dalam mendidik. Jadi, pola asuh

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara/ kebiasaan seseorang dalam

melakukan proses pendidikan (mendidik).

Orangtua adalah ayah, ibu kandung, (orang tua-tua) orang yang dianggap tua

(cerdik, pandai, ahli, dan sebagainya); orang-orang yang dihormati (disegani) di

kampung.43

Dalam konteks keluarga, tentu saja orangtua yang dimaksud adalah

ayah dan ibu kandung dengan tugas dan tanggungjawab mendidik anak dalam

keluarga. Jadi, orangtua yang dimaksud disini adalah ayah dan ibu kandung yang

ada dalam satu keluarga yang memiliki tanggungjawab dalam mendidik anak.

Kualitas dan intensitas pola asuh orangtua bervariasi dalam mempengaruhi

sikap dan mengarahkan perilaku anak. Bervariasinya kualitas dan intensitas pola

41

Hasanatul Jannah, Bentuk Pola Asuh Orantgtua Dalam Menanamkan Perilaku Moral Pada

Anak Usia Dini Di Kecamatan Ampek Angkek Vol I No. 1, (Padang: Pesona PAUD, 2012), h. 3. 42

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orangtua dan Komunikasi dalam Keluarga, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2014), h. 50-51. 43

Hasanatul Jannah, loc.cit.

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

22

asuh itu dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan orangtua, mata pencaharian

hidup, keadaan sosial ekonomi, adat istiadat, suku bangsa dan sebagainya.

Pola asuh orangtua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan

bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan

oleh anak dan bisa memberi efek negatif maupun positif. Orangtua memiliki cara

dan pola tersendiri dalam mengasuh dan membimbing anak. Cara dan pola

tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya.

Pola asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orangtua dan

anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan

pengasuhan. Dalam memberikan kegiatan pengasuhan ini, orangtua akan

memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan

terhadap keinginan anaknya. Sikap, perilaku dan kebiasaan orangtua selalu

dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar

atau tidak sadar akan diresapi, kemudian menjadi kebiasaan bagi anak-anaknya.44

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh

orangtua adalah kebiasaan orangtua, yakni ayah dan atau ibu sebagai sebuah

institusi keluarga yang disebut nuclear family baik secara langsung maupun tidak

langsung dengan melakukan interaksi terhadap anak, yang meliputi kegiatan

seperti memelihara, menjaga dengan cara merawat dan mendidiknya,

membimbing dengan cara membantu, melatih dan sebagainya, serta

mendisplinkan dalam mencapai proses kedewasaan.

2. Macam-macam Pola Asuh Orangtua

Pola asuh orangtua sangat bervariasi. Diana Baumrind membagi macam-

macam pola asuh berdasarkan dua dimensi responsiveness dan demandingness.45

a. Responsiveness atau tanggapan

Dimensi berkenaan dengan sikap orangtua yang menerima, penuh kasih

sayang, memahami, mau mendengarkan, berorientasi pada kebutuhan anak,

44

Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., h. 51-52. 45

Martinez dan Garcia, Impact of Parenting Styles on Adolescents’ Self-Esteem and

Internalization of Values in Spain. The Spanish Journal of Psychology, Vol. 10. No. 2. (Spain:

Departemento de Psicologia, 2007), h. 339.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

23

menentramkan dan sering memberikan pujian. Pada keluarga yang

orangtuanya menerima dan tanggap dengan anak-anak, sering terjadi diskusi

terbuka dan sering terjadi proses memberi dan menerima, seperti saling

mengekspresikan kasih sayang dan simpati.

b. Demandingness atau tuntutan

Kasih sayang dari orangtua tidaklah cukup untuk mengarahkan

perkembangan sosial anak secara positif. Kontrol orangtua dibutuhkan untuk

mengembangkan anak agar menjadi individu kompeten, baik secara sosial

maupun intelektual. Ada orangtua yang membuat standar tinggi untuk anak

dan mereka menuntut agar standar tersebut dipenuhi anak (demanding).

Namun ada juga orangtua menuntut sangat sedikit dan jarang sekali

berusaha untuk mempengaruhi tingkah laku anak (undemanding).

Dari kedua dimensi besar tersebut, maka pola pengasuhan menurut

Baumrind terbagi menjadi empat macam yaitu:46

1) Authoritative, yaitu pola pengasuhan dengan orangtua yang tinggi tuntutan

(demandingness) dan tanggapan (responsiveness). Ciri dari pengasuhan

authoritative menurut Baumrind yaitu:47

(1) bersikap hangat namun tegas, (2)

mengatur standar agar dapat melaksanakannya dan memberi harapan yang

konsisten terhadap kebutuhan dan kemampuan anak, (3) memberi

kesempatan anak untuk berkembang otonomi dan mampu mengarahkan diri,

namun anak harus memiliki tanggung jawab terhadap tingkah lakunya, dan

(4) menghadapi anak secara rasional, orientasi pada masalah-masalah

memberi dorongan dalam diskusi keluarga dan menjelaskan disiplin yang

mereka berikan.

2) Indulgent, yaitu pola pengasuhan dengan orang tua yang rendah pada

tuntutan (demandingness) namun tinggi pada tanggapan (responsiveness).

Ciri dari pengasuhan indulgent menurut Baumrind yaitu:48

(1) sangat

menerima anaknya dan lebih pasif dalam persoalan disiplin, (2) sangat sedikit

46

Ibid. 47

Miftahul Jannah, Pola Pengasuhan Orangtua dan Moral Remaja Dalam Islam, Vol 1, No. 1.

(Banda Aceh, 2015), h. 65-66. 48

Ibid.,h. 66.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

24

menuntut anak-anaknya, (3) memberi kebebasan kepada anaknya untuk

bertindak tanpa batasan, dan (4) lebih senang menganggap diri mereka

sebagai pusat bagi anak- anaknya, tidak peduli anaknya menganggap atau

tidak.

3) Authoritarian, yaitu pola pengasuhan dengan orang tua yang tinggi

tuntutan (demandingness) namun rendah tanggapan (responsiveness). Ciri

pengasuhan authoritarian menurut Baumrind yaitu:49

(1) memberi nilai

tinggi pada kepatuhan dan dipenuhi permintaannya, (2) cenderung lebih

suka menghukum, bersifat absolut dan penuh disiplin, (3) orang tua meminta

anaknya harus menerima segala sesuatu tanpa pertanyaan, (4) aturan dan

standar yang tetap diberikan oleh orang tua dan (5) mereka tidak mendorong

tingkah laku anak secara bebas dan membatasi anak.

4) Neglectful, yaitu pola pengasuhan dengan orang tua yang rendah dalam

tuntutan (demandingness) maupun tanggapan (responsiveness). Ciri

pengasuhan neglectful sama halnya dengan indeferent (acuh tak acuh) yaitu:

(1) sangat sedikit waktu dan energi saat harus berinteraksi dengan anaknya,

(2) melakukan segala sesuatu untuk anaknya hanya secukupnya, (3) sangat

sedikit mengerti aktivitas dan keberadaan anak, (4) tidak memiliki minat

untuk mengerti pengalaman anaknya di sekolah atau hubungan anak dengan

temannya, (5) jarang bertentangan dengan anak dan jarang

mempertimbangkan opini anak saat orang tua mengambil keputusan, dan (6)

bersifat “berpusat pada orang tua” dalam mengatur rumah tangga, di sekitar

kebutuhan dan minat orang tua.

Syamsu Yusuf menarik kesimpulan dari empat pola asuh yang dikemukakan

Baumrind tersebut menjadi tiga pola asuh yaitu pola asuh authoritarian

(otoriter), permissive (permisif) dan authoritative (otoritatif).50

Menurut

Baumrind, pola asuh authoritarian ini menekankan pada kontrol dan kepatuhan

yang tidak boleh dipertanyakan oleh anak, orangtua berusaha membuat anaknya

melakukan rangkaian standar yang sudah dibuat dan menghukum semena-mena

49

Ibid., h. 67. 50

Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2006), h. 51.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

25

dan dengan paksa jika anak melanggar. Orangtua cenderung terpisah dengan

abak dan kurang hangat daripada orangtua lainnya. Anak mereka cenderung

menarik diri, tidak percaya dan tidak berkomunikasi dengan orangtua. Anak

cenderung tidak senang, menarik diri, dan tidak percaya.51

Kemudian, pola asuh permissive memiliki ciri 1) sikap “acceptance”

tinggi, namun kontrolnya rendah, dan 2) memberi kebebasan kepada anak untuk

menyatakan dorongan/ keinginannya. Berusaha menerima dan mendidik sebaik

mungkin, tetapi cenderung sangat pasif ketika sampai ke masalah penetapan

batas-batas atau menanggapi ketidakpatuhan.52

Jadi pola asuh permisif yaitu

orang tua serba membolehkan anak berbuat apa saja. Orang tua membebaskan

anak untuk berperilaku sesuai dengan keiginannya sendiri. Orang tua memiliki

kehangatan dan menerima apa adanya. Kehangatan, cenderung memanjakan,

dituruti keinginannya. Sedangkan menerima apa adanya akan cenderung

memberikan kebebasan kepada anak untuk berbuat apa saja.

Pola asuh authoritative menekankan pada individualitas anak, tetapi juga

tidak meninggalkan aturan sosial. Orangtua memiliki kepercayaan diri pada

kemampuan mereka untuk mengarahkan anak, tetapi mereka juga menghargai

keputusan, keinginan, opini, dan pribadi anak. Mereka mencintai dan menerima

anak, tapi juga meminta anak berperilaku yang baik dan tegas mengelola standar

yang telah dibuat.53

Pola asuh otoritatif/ demokratis adalah gabungan antara pola

asuh permisif dan otoriter dengan tujuan untuk menyeimbangkan pemikiran,

sikap dan tindakan antara anak dan orang tua.54

Jadi dalam pola asuh ini terdapat

komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak, sehingga dengan pola asuh

otoritatif anak akan menjadi orang yang mau menerima kritik dari orang lain,

mampu menghargai orang lain, mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan

mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan sosialnya.

51

Diane E Papalia dan Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2014), h. 294. 52

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2012), hlm 105 53

Ibid. 54

Ibid, h. 208.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

26

Dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orangtua kepada

anaknya masing-masing berbeda. Gaya pengasuhan orangtua yang satu dengan

orangtua lainnya memiliki kekhasan masing-masing. Perbedaan bagaimana pola

asuh tersebut dapat dilihat dari masing-masing ciri dari tiga macam pola asuh

yang dijabarkan di atas.

Untuk lebih mempermudah dalam membandingkan bagaimana perbedaan

perilaku anak yang diasuh oleh orangtua yang otoriter, permisif dan otoritatif,

Syamsu Yusuf menjabarkan masing-masing jenis pola asuh orangtua beserta

bagaimana perilakunya terhadap anak serta kemudian bagaimana perilaku anak

yang terbentuk ke dalam tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2. Pengaruh “Parenting Style” terhadap Perilaku Anak.55

Parenting Styles Sikap atau Perilaku

Orang tua Profil Perilaku Anak

1. Authoritarian a. Sikap “acceptance”

rendah, namun

kontrolnya tinggi

b. Suka menghukum

secara fisik

c. Bersikap

mengomando

(mengharuskan/

memerintah anak untuk

untuk melakukan

sesuatu tanpa

kompromi)

d. Bersikap kaku (keras)

e. Cenderung emosi

dan bersikap menolak

a. Mudah tersinggung

b. Penakut

c. Pemurung, tidak bahagia

d. Mudah terpengaruh

e. Mudah stress

f. Tidak mempunyai arah

masa depan yang jelas

g. Tidak bersahabat

2. Permissive a. Sikap “acceptance”

tinggi, namun

kontrolnya rendah

b. Memberi

kebebasan kepada

anak untuk

menyatakan

dorongan/keinginan

nya

a. Bersikap impulsif dan

agresif

b. Suka memberontak

c. Kurang memiliki rasa

percaya diri dan

pengendalian diri

d. Suka mendominasi

e. Tidak jelas arah

hidupnya

f. Prestasi rendah

55

Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2006), h. 51.

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

27

3. Authoritative a. Sikap “acceptance”

dan kontrolnya tinggi

b. Bersikap responsif

terhadap kebutuhan

anak

c. Mendorong anak

untuk menyatakan

pendapat atau

pertanyaan

d. Memberikan

penjelasan tentang

dampak perbuatan

yang baik dan yang

buruk

a. Bersikap bersahabat

b. Memiliki rasa percaya

diri

c. Mampu mengendalikan

diri (self control)

d. Bersikap sopan

e. Mau bekerjasama

f. Memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi

g. Mempunyai arah/ tujuan

hidup yang jelas

h. Berorientasi terhadap

prestasi

Dari tabel tersebut dapat dengan mudah diamati perbedaan perilaku orangtua

dan perilaku anak dari jenis pola asuh yang berbeda. Dapat disimpulkan bahwa

berbeda jenis pola asuh yang diterapkan oleh orangtua di rumah akan

memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap perilaku anak yang terbentuk.

3. Pola Asuh yang Ideal Bagi Perkembangan Anak Usia MI/ SD

Berdasarkan dampak yang ditimbulkan dari penerapan setiap pola asuh,

maka pola asuh yang ideal bagi perkembangan anak adalah pola asuh otoritatif.

Hart dkk. mengemukakan bahwa pengasuhan otoritatif cocok/ ideal untuk

diterapkan, hal ini dikarenakan:56

a. Orang tua yang otoritatif merupakan keseimbangan yang tepat antara kendali

dan otonomi. Sehingga memberi kesempatan anak untuk membentuk

kemandirian dan memberikan standar, batas, dan panduan yang dibutuhkan

anak.

b. Orang tua yang otoritatif lebih cenderung melibatkan anak dalam

kegiatan memberi dan menerima secara verbal dan memperbolehkan

anak mengutarakan pandangan mereka.

c. Kehangatan dan keterlibatan orang tua yang diberikan oleh orang tua yang

otoritatif membuat anak lebih bisa menerima pengaruh orang tua.

56

John W Santrock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 168.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

28

Berdasarkan pemaparan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pola

asuh otoritatif merupakan pola asuh yang memiliki dampak positif yang lebih

besar dibandingkan dampak negatifnya. Pola asuh otoritatif dapat dikatakan

sebagai pola asuh yang ideal bagi perkembangan anak. Oleh karena itu tidak

dibenarkan mendidik, membimbing anak dengan cara paksaan karena hal itu bisa

membuat anak antipati dan bepotensi menuai konflik internal di dalam diri

anak.57

Orangtua harus selalu hadir dalam masa-masa sulit yang dihadapi oleh

anak, karena pada saat itu kehadiran orangtua sangat diperlukan sebagai

konsultan yang siap mendengarkan berbagai keluhan anak, siap membantu dan

membimbing memecahkan tugas anak yang belum diselesaikan. Bila tidak, maka

gagallah orangtua menghantarkan anak kedalam suasana yang jauh dari himpitan

kesulitan, aman dalam damai, damai yang ceria, ceria dalam kedamaian.58

Orangtua wajib memberikan pola asuh yang sesuai bagi perkembangan

emosional anak. Orangtua harus membentuk emosi yang positif terhadap anak-

anaknya dengan berbagai cara karena anak merupakan tanggungjawab dari

orangtua, namun jangan sampai menggunakan kekerasan fisik apabila anak tidak

menuruti perkataan atau aturan yang telah dibuat, cukup dengan teguran yang

dapat mengetuk hati anak, karena otoritatif artinya tegas namun dalam kondisi

tertentu jika diperlukan, tegas bukan menggunakan kekerasan, bebas namun

dengan batas dan tetap menghargai hak-hak dan kewajiban yang ada. Terlebih di

era sekarang anak tidak dibenarkan dididik dengan kekerasan. Selain hal tersebut

akan berdampak pada anak yang memiliki emosi negatif, anak juga memiliki atap

perlindungan tersendiri dari negara yakni Komisi Nasional Perlindungan Anak.

Jadi, pola asuh orangtua adalah cara atau kebiasaan orangtua, yakni ayah dan

atau ibu, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan melakukan

interaksi terhadap anak, yang meliputi kegiatan dimana masing-masing cara

orangtua mendidik anak memiliki gayanya tersendiri. Pola asuh tersebut

dibedakan menjadi menjadi tiga macam; pola asuh otoriter, yakni orangtua yang

memiliki sikap “acceptance” rendah, namun kontrolnya tinggi, suka

57

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orangtua dan Komunikasi dalam Keluarga, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2014), h. 94. 58

Ibid., h. 97.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

29

menghukum secara fisik, bersikap mengomando (mengharuskan/ memerintah

anak untuk untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi, bersikap kaku (keras)

serta cenderung emosi dan bersikap menolak. Permisif yakni orangtua yang

bersikap “acceptance” tinggi, namun kontrolnya rendah dan memberi

kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan/ keinginannya. Sedangkan

Otoritatif yakni orangtua yang bersikap “acceptance” dan kontrolnya tinggi,

bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk

menyatakan pendapat atau pertanyaan, serta memberikan penjelasan tentang

dampak perbuatan yang baik dan yang buruk. Sikap tersebut dikategorikan

menurut dua dimensi yakni responsiveness dan demandingness.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa rangkuman hasil penelitian yang relevan terkait dengan pola asuh

orangtua dan kecerdasan emosi anak/ siswa yang menjadi bahan studi pustaka

penulis yakni hasil penelitian yang dilakukan oleh Ike Marlina (2014), Mahasiswi

Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Pengaruh Pola Asuh Orangtua

terhadap Kecerdasan Emosi Siswa Kelas V SD se-gugus II Kecamatan Umbulharjo

Yogyakarta dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa: terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara pola asuh otoritatif terhadap kecerdasan emosi. Hal ini

dibuktikan dengan nilai r hitung variabel pola asuh otoritatif dan variabel kecerdasan

emosi yaitu 0,236. r tabel sebesar 0,207. Terbukti r hitung lebih besar dari r tabel.

Besarnya sumbangan pola asuh otoritatif terhadap kecerdasan emosi adalah 5,5%,

sedangkan 94,5% ditentukan oleh variabel atau faktor lain yang tidak dibahas

pada penelitian ini. Jadi, dalam penelitian ini terbukti bahwa jenis pola asuh orangtua

yang bersifat otoritatif berpengaruh positif terhadap kecerdasan emosional siswa.

Hasil penelitian selanjutnya yakni penelitian yang dilakukan oleh Lindha

Pradhipti Oktarina (2010): Hubungan antara Pola Asuh Orangtua dan Kedisiplinan

Belajar dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Purwantoro. Dengan hasil: Terdapat hubungan yang positif antara pola asuh

orangtua dan Kedisiplinan Belajar dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI

SMA Negeri 1 Purwantoro. Dengan adanya pola asuh orangtua untuk menjaga,

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

30

merawat dan membimbing anak yang baik akan membantu anak dalam pencapaian

hasil prestasi belajar yang lebih mudah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik

pola asuh yang diterapkan oleh orangtua terhadap anaknya, maka semakin baik pula

kedisiplinan serta prestasi belajar yang siswa peroleh.

Hasil penelitian yang terbaru terkait dengan pola asuh orangtua yakni dilakukan

Wening Purbaningrum Sugiyanto (2015): Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap

Perilaku Prososial Siswa Kelas V SD Se Gugus II Kecamatan Pengasih Kabupaten

Kulon Progo Tahun Ajaran 2014/ 2015. Dengan hasil: Terdapat pengaruh positif

pola asuh autoritatif terhadap perilaku prososial siswa. Ini berarti semakin kuat

orangtua membimbing anaknya melalui pola asuh autoritatif, maka semakin tinggi

perilaku prososial siswa tersebut.

Penelitian relevan lainnya tentang kecerdasan emosional yang dilakukan oleh

Yusadewa Estu Ramadha dan Muhroji, S.E, M.Si, M.Pd. Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta dengan judul Pengaruh Kecerdasan Emosional dan

Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah 10 Tipes

Surakarta Tahun 2015/ 2016, menunjukkan hasil bahwa: 1) ada pengaruh kecerdasan

emosional terhadap prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta

tahun 2015/2016. 2) ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa

SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta tahun 2015/2016. 3) ada pengaruh

kecerdasan emosional dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa

SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta tahun 2015/2016. Variabel

kecerdasan emosional memberikan sumbangan efektif sebesar 23,6% dan

variabel motivasi belajar sebesar 25,3%. Sehingga total sumbangan efektif yang

diberikan kedua variabel adalah 48,9%, sedangkan 51,1% sisanya dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan di atas, maka

untuk membuktikan kembali hasil penelitian-penelitian tentang pola asuh orangtua

dan tentang kecerdasan emosional tersebut, peneliti mencoba mencari bagaimana

pengaruhnya di masa sekarang pada sekolah yang ada di lingkungan peneliti.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

31

D. Kerangka Berpikir

Pola asuh orangtua merupakan cara atau kebiasaan yang diterapkan oleh

orangtua di rumah dalam membimbing serta mendidik anak. Pola asuh yang

diterapkan oleh orangtua tentu berbeda-beda antara orangtua yang satu dengan

orangtua lainnya. Emosi merupakan perasaan yang timbul sebagai hasil dari interaksi

dengan orang lain.

Bayi yang baru lahir sebagai cikal dari tumbuhnya pribadi seseorang pertama

kali melakukan interaksi dengan kedua orangtua, begitupun ketika bayi itu terus

tumbuh dan berkembang tentu interaksi yang banyak terjadi adalah dengan

orangtuanya di rumah. Maka peran orangtua inilah yang sangat penting dalam

pembentukan karakter seseorang ketika dewasa. Anak cenderung meng-copy apa

yang dilihat di lingkungan sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari.

Di era yang modern ini, orang yang memiliki “nilai jual” lebih adalah orang

yang memiliki karakter dan kepribadian serta kecerdasan emosional (EQ) yang baik,

bukan lagi hanya IQ. Semakin cerdas emosional seseorang dapat dikatakan peluang

untuk meraih kesuksesannya semakin besar. Hal ini dikarenakan seseorang akan

lebih cerdas dalam mengenali perasaannya sehingga dapat meningkatkan kualitas

hidup yang lebih baik.

Setiap macam pola asuh yang diterapkan orangtua menjadi faktor yang

mempengaruhi kecerdasan emosional anak. Orangtua yang menerapkan pola

asuh yang tepat dapat mengembangkan kecerdasan emosional seorang anak

dengan optimal sehingga dapat memperoleh kesuksesan hidup yang lebih baik.

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir

Kecerdasan

Emosional Siswa

(Y) Pola Asuh Orangtua (X)

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

32

Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orangtua di

rumah berpengaruh terhadap kecerdasan emosional anak. Berbeda pola asuh, maka

berbeda pula kecerdasan emosional anak yang tebentuk.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan.59

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang telah disampaikan di

atas, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pola asuh orangtua terhadap

kecerdasan emosional siswa kelas IV SDN Grogol Selatan 01.

59

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, Cet ke-

1, 2006), h. 71.

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SDN Grogol Selatan 01 yang berlokasi di

Jalan Raya Kebayoran Lama No. 60, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/ 2017. Dimulai

sejak tanggal 17 April sampai 31 Mei 2017.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif, metode yang digunakan

adalah metode ex post facto.

Penelitian ex post facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas

telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam

suatu penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antarvariabel bebas dengan

variabel bebas, maupun antarvariabel bebas dengan variabel terikat, sudah

terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak kembali

jika dimungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya.60

Oleh karena penelitian ex post facto merupakan jenis penelitian dimana variabel

yang diteliti sudah terjadi, maka dalam penelitian ini peneliti tidak memberikan

perlakuan terhadap variabel yang diteliti.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu

variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian

dapat dibedakan menjadi variabel independen dan variabel dependen. Variabel

60

Emzir, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 119.

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

34

Independen disebut juga variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Sedangkan variabel dependen disebut juga variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.61

Dalam

penelitian ini variabel independen atau variabel X nya adalah pola asuh orangtua

berdasarkan persepsi siswa dan variabel dependen atau variabel Y nya adalah

kecerdasan emosional siswa. Berikut definisi operasional dari masing-masing

variabel.

1. Kecerdasan Emosional (Y)

Kecerdasan emosional terdiri dari beberapa aspek yang dapat diamati, aspek

tersebut yaitu kesadaran diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi secara

produktif, empati, dan membina hubungan, jadi seseorang yang memiliki

kecerdasan emosional adalah seseorang yang memiliki kecakapan individu dalam

mengenali, memahami emosi dirinya sendiri dan dapat membaca emosi orang

lain serta kemampuan mengelola emosi sendiri dengan cara mengontrol emosi

negatif dan merespon emosi orang lain dengan tepat pada situasi yang tepat.

2. Pola Asuh Orangtua (X)

Pola asuh dibedakan menjadi menjadi tiga macam; pola asuh otoriter, yakni

orangtua yang memiliki sikap “acceptance” rendah, namun kontrolnya tinggi,

suka menghukum secara fisik, bersikap mengomando (mengharuskan/

memerintah anak untuk untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi, bersikap kaku

(keras) serta cenderung emosi dan bersikap menolak. Permisif yakni orangtua

yang bersikap “acceptance” tinggi, namun kontrolnya rendah dan memberi

kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan/ keinginannya. Sedangkan

Otoritatif yakni orangtua yang bersikap “acceptance” dan kontrolnya tinggi,

bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan

pendapat atau pertanyaan, serta memberikan penjelasan tentang dampak

perbuatan yang baik dan yang buruk. Sikap tersebut dikategorikan menurut dua

61

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, Cet ke-1,

2006), h. 43.

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

35

dimensi yakni responsiveness dan demandingness. Dalam penelitian ini semua

ciri pola asuh orangtua tersebut dilihat berdasarkan persepsi anak.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.62

Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas IV SDN Grogol Selatan 01 yang terdiri dari lima kelas

(IV.1 s.d IV.5) yang berjumlah 160 siswa, dimana masing-masing kelas terdiri

dari 32 siswa.

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”.63

Dikarenakan jumlah populasi yang cukup banyak, maka

peneliti hanya melakukan penelitian pada beberapa siswa yang sudah diamati

karakteristiknya ketika melakukan observasi, peneliti menggunakan teknik

sampling probability sampling.

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Jenis probability sampling yang digunakan yaitu

simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan

anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota

populasi dianggap homogen.64

E. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu

kualitas instrumen penetilian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen

penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas

62

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, Cet ke-1,

2006), h. 89. 63

Ibid., h. 90. 64

Ibid., h. 91.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

36

pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data.65

Dalam kegiatan penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

non-tes (bersifat menghimpun) yakni dengan menggunakan kuesioner (angket).

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden.66

Untuk memperkuat data yang akan diperoleh, peneliti

juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi. Observasi

adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.67

Jenis observasi yang

digunakan yakni observasi non-partisipatif, karena peneliti hanya berperan sebagai

pengamat kegiatan dan tidak ikut serta dalam kegiatan. Teknik observasi ini cocok

digunakan karena obyek penelitian bersifat perilaku manusia.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.

Dengan demikian, jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan

tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Instrumen-instrumen penelitian sudah

ada yang dibakukan, tetapi masih ada yang harus dibuat peneliti sendiri.68

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Skala sikap dengan jenis

skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.69

Penetapan skor

instrumen menggunakan empat alternatif jawaban. Responden hanya memberikan

tanda (O) pada jawaban yang tersedia yang sesuai dengan keadaan dirinya. Dalam

65

Ibid. 66

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, Cet ke-1,

2006), h. 158. 67

Nana Syaodih S, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.

220. 68

Sugiyono, op.cit., h.103. 69

Sugiyono, op.cit., h.104.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

37

skala likert, terdapat dua jenis pernyataan yaitu pernyataan negatif dan pernyataan

positif yang dapat dipilih oleh responden. Tiap item dibagi ke dalam empat skala

yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).

Setiap pernyataan positif diberi bobot 4, 3, 2, dan 1. Sedangkan pernyataan negatif

diberi bobot sebaliknya. Untuk lebih memahami pemberian bobot setiap pernyataan,

maka perhatikan tabel di bawah ini

Tabel 3.1. Arah Pernyataan dan Nilai Skala Sikap

Arah pernyataan SS S TS STS

Positif atau menyenangkan 4 3 2 1

Negatif atau tidak menyenangkan 1 2 3 4

Dalam hal ini, peneliti menggunakan dua skala, skala yang pertama yaitu skala

pola asuh orangtua yang mengacu pada penjabaran pengaruh “parenting style”

terhadap perilaku anak menurut Baumrind yang dikutip oleh Syamsu Yusuf (pada Bab

II) dan dengan berdasarkan pada dua dimensi pola asuh yang dikemukakan Baumrind

yaitu demandingness dan responsiveness. Angket pola asuh orangtua yang digunakan

untuk mengambil data ini menggunakan angket yang sudah diuji validitas dan

reliabilitasnya oleh peneliti terdahulu. Skala kedua yaitu skala kecerdasan emosional

yang merupakan modifikasi angket dari peneliti terdahulu dengan menambah atau

mengurangi item yang relevan dengan kondisi siswa dengan mengacu pada penjabaran

Syamsu Yusuf (pada Bab II) yang mengutip pendapat Goleman tentang lima aspek

kecerdasan emosional, kemudian kisi-kisi dibuat berdasarkan penjabaran tersebut.

Untuk instrumen penelitian observasi, peneliti menggunakan lembar observasi dan

catatan lapangan. Lembar pedoman observasi berupa checklist yang berisi indikator ciri

seseorang yang memiliki kecerdasan emosi tinggi menurut Daniel Goleman.

Instrumen yang sudah dibuat diujicobakan kepada responden yang setara dengan

sampel yang akan diteliti. Setelah diuji cobakan, barulah peneliti melakukan uji

validitas dan reliabilitas untuk mengetahui seberapa layak item yang dapat digunakan

untuk penelitian. Berikut disajikan kisi-kisi dari masing-masing variabel:

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

38

Tabel 3.2. Kisi-kisi instrumen Kecerdasan Emosional.70

Variabel

Aspek

Indikator Nomor

Item

Jumlah

Item (+) (-)

Kecerdasan

Emosi

Kesadaran

diri

Mengenali kekuatan dan kelemahan diri 20 33, 34 3

Memahami penyebab perasaan yang

timbul

10, 27

2

3

Mengenal pengaruh perasaan terhadap

tindakan

1

22

2

Mengelola

emosi

Lebih mampu mengungkapkan amarah

dengan tepat tanpa berkelahi

17

26

2

Dapat mengendalikan perilaku agresif

yang merusak diri sendiri dan orang lain

18

5

2

Memiliki perasaan yang positif tentang

diri sendiri

3

36

2

Memiliki kemampuan untuk mengatasi

ketegangan jiwa (stress)

39

14

2

Memanfaat -kan emosi

secara Produktif

Memiliki rasa tanggung jawab 9, 13 16 3

Mampu memusatkan perhatian pada

tugas yang dikerjakan

25

7, 38

3

Mampu mengendalikan diri

6

30

2

Empati

Tidak egois

23, 37

24

3

Peka terhadap perasaan orang lain 11 4, 8 3

Mampu mendengarkan orang lain 29 21 2

Membina

hubungan

Dapat menyelesaikan konflik dengan

orang lain

31

12

2

Mudah bergaul dengan teman sebaya 35 19 2

Memiliki sikap tenggangrasa terhadap

orang lain 40 32 2

Memperhatikan kepentingan social 15 28 2

Jumlah Item

40

70

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2010), h. 113-114.

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

39

Tabel 3.3. Kisi-kisi instrumen Pola Asuh Orangtua.71

Subvariabel

Aspek

Indikator

Nomor Item

Jumlah

Item (+) (-)

Otoriter

Sikap “acceptance” rendah,

namun kontrolnya tinggi Orang tua kurang menerima

kemampuan yang dimiliki

anak, tetapi sangat

mengawasi aktivitas anak

1,

36

27

3

Suka menghukum

secara fisik

Orang tua melakukan

kekerasan pada anggota

tubuh saat marah

14,

38

3

3

Bersikap mengomando Orangtua mengharuskan

dan memerintah anak untuk

untuk melakukan sesuatu

tanpa kompromi

9,

17

2, 4

4

Bersikap kaku Bersikap keras kepada anak 32, 7 23 3

Cenderung emosional dan

bersikap menolak.

Orang tua mudah emosi saat

ada hal yang tidak sesuai

dengan keinginannya

42,

5

26,

19 4

Otoritatif

Sikap “acceptance” dan

kontrolnya tinggi

Orang tua sangat menerima

kemampuan anak, dan selalu

mengawasi aktivitas anak

40,

11

6 3

Bersikap responsif terhadap

kebutuhan anak

Orang tua peka terhadap apa

yang dibutuhkan anak, baik

dalam bentuk fisik maupun

psikis

24,

12

35,

25

4

Mendorong anak untuk

menyatakan pendapat atau

pertanyaan

Memupuk keberanian anak

untuk menyatakan apa yang

ada dalam pikirannya

45,

28

10,

41

4

Memberikanpenjelasan

tentang dampak

perbuatan yang baik dan

yang buruk

Menjelaskan akibat

mengenai hal dilakukan

anak

18,

37,

47

8,

33

5

Permisif

Sikap “acceptance” tinggi,

namun kontrolnya rendah

Orang tua sangat menerima

kemampuan anak, namun

tidak disertai pengawasan

yang cukup (cenderung

kurang) terhadap aktivitas

anak

34,

44,

29,

15,

39,

30

6

Memberi kebebasan kepada

anak untuk menyatakan

dorongan/ keinginannya

Orang tua memberikan

kebebasan seluas-luasnya

kepada anak untuk

menyatakan suatu hal sesuai

dengan keinginannya

46,

21, 20,

31, 22

43,

16,

13

8

Jumlah Item 47

71

Syamsu Yusuf LN, op.cit., h. 51.

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

40

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Observasi Kecerdasan Emosional Siswa

Bentuk Perilaku

Kecerdasan

Emosional

Aspek yang Diamati Ya Tidak

Sosial mantap Tidak menyendiri

Mudah bergaul dan

jenaka

Bermain dengan siapa saja, tidak

membentuk “geng”

Selalu terlihat ceria

Tidak mudah takut dan

gelisah

Berani saat diminta maju ke

depan kelas

Berkemampuan besar

untuk melibatkan diri

dengan orang-orang atau

permasalahan

Mudah bergaul dengan orang

yang baru dikenal

Memikul tanggung jawab

dan mempunyai

pandangan moral

Melaksanakan piket sesuai

jadwal

Simpatik dan hangat

dalam berhubungan

Percakapannya akrab dan hangat

dengan teman

Merasa nyaman dengan

dirinya sendiri, orang lain

maupun pergaulannya,

dan memandang dirinya

secara positif

Tidak mudah menangis karena

ejekan teman

Mengakui kesalahan yang dibuat

Berbicara dengan penuh percaya

diri saat diskusi dalam kelompok

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

41

G. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur.72

Jadi, instrumen yang sudah dibuat oleh

peneliti harus diuji untuk menentukan apakah instrumen layak digunakan atau tidak.

Uji coba instrumen yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas. Reliabilitas

instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu

walaupun instrumen yang valid umumnya reliabel, tetapi pengujian reliabilitas

instrumen perlu dilakukan.73

Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat

mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya

apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang

akan diukur.74

Uji validitas dilakukan dengan cara pengujian validitas tiap butir

dengan menggunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan

skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Rumus yang digunakan yaitu

rumus Korelasi Pearson Product Moment:75

√{ }{ }

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi product moment

N = banyaknya responden

X = skor tiap butir

Y = jumlah skor tiap item

ΣXY = jumlah hasil skor X dan Y

(ΣX) = jumlah skor X

(ΣY) = jumlah skor Y

72

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, Cet ke-1,

2006), h. 135. 73

Ibid., h. 136. 74

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 245. 75

Ibid., h. 206.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

42

Hasil uji validitas angket yang diolah dengan bantuan program IBM Statistic

SPSS 20.0 for windows ada pada lampiran. Kemudian hasil uji validitas angket

pola asuh orangtua dan angket kecerdasan emosional siswa disajikan dalam

bentuk ringkasan tabel sebagai berikut.

Tabel 3.5 Daftar Item Kecerdasan Emosional yang Valid

Item No Item Jumlah Item

Item yang gugur 1, 2, 3, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 17, 18,

20, 27, 29, 37. 16

Item yang valid dan

reliabel untuk penelitian

4, 5, 6, 8, 12, 13, 16, 19, 21, 22,

23, 24, 26, 28, 30, 31, 32, 33, 34,

35, 36, 38, 39, 40.

24

Tabel 3.6 Daftar Item Pola Asuh Orangtua yang Valid

Item No Item Jumlah Item

Item yang gugur 2, 5, 14, 16, 17, 20, 21, 26, 32, 34,

36, 38, 41, 46, 47. 15

Item yang valid dan

reliabel untuk penelitian

1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

15, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 27, 28,

29, 30, 31, 33, 35, 37, 39, 40, 42,

43, 44, 45.

32

Tabel 3.7 Ringkasan Hasil Uji Validitas Variabel Pola Asuh Orangtua

dan Variabel Kecerdasan Emosional

No Variabel Jumlah Item

Item total Item valid Item gugur

1. Pola Asuh Orangtua (X) 47 32 15

2. Kecerdasan Emosional (Y) 40 24 16

Dari hasil pengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total

(penjumlahan seluruh skor item) diperoleh item valid sebanyak 32 item dari

angket pola asuh orangtua dan item valid sebanyak 24 item dari angket

kecerdasan emosional siswa. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai

berikut, valid apabila r hitung > r tabel, dan tidak valid apabila r hitung < r tabel.76

Kemudian untuk item-item yang sudah valid pada angket pola asuh orangtua

di petakan berdasarkan dimensi pola asuh untuk mengetahui kecenderungan

76

Sugiyono, op.cit., h. 140.

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

43

jenis pola asuh apa yang diterapkan oleh masing-masing orangtua siswa di

rumah. Berikut disajikan pemetaan nomor item berdasarkan dimensi pola asuh.

Tabel 3.8 Pemetaan Nomor Item Berdasarkan Dimensi Pola Asuh

Dimensi Nomor Item Jumlah

Item

Skor

Maksimal

Skor

Minimal

Responsiveness 2, 3, 4, 6, 9, 10,

12, 14, 15, 16,

17, 20, 21, 23,

24, 25, 30, 31.

18 18 x 4 = 72 18 x 1 = 18

Demandingness 1, 5, 7, 8, 11,

13, 18, 19, 22,

26, 27, 28, 29,

32.

14 14 x 4 = 56 14 x 1 = 14

Jumlah Item 32

Control 1, 7, 11, 12, 14,

16, 17, 20, 22,

26, 27, 28, 29,

30.

14 14 x 4 = 56 14 x 1 = 14

Dari pemetaan nomor item berdasarkan dimensi pola asuh tersebut, kemudian

dapat ditentukan kecenderungan jenis pola asuh orangtua dengan kriteria: apabila

skor responsiveness lebih besar dari skor demandingness dan skor kontrol

rendah, maka pola asuh yang diterapkan adalah pola asuh permisif, apabila skor

responsiveness lebih kecil dari skor demandingness dan skor kontrol tinggi, maka

pola asuh yang diterapkan adalah pola asuh otoriter, namun apabila skor

keduanya yakni responsiveness lebih besar atau sama dengan skor

demandingness dan skor kontrol tinggi, maka pola asuh yang diterapkan adalah

pola asuh otoritatif. Untuk rincian penskoran masing-masing dimensi, ada pada

lampiran.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat konsistensi intrumen yang bersangkutan.

Reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat

dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu instrumen dapat

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

44

dikatakn reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada

kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.77

Reliabel artinya konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur. Rumus

Cronbach Alpha (bisa disingkat Alpha saja) dipergunakan untuk soal-soal yang

jawabannya bervariasi, skor jawaban siswa per soal bisa bervariasi, seperti soal

uraian dan skala sikap dari likert. Dikarenakan penelitian menggunakan skala

likert dengan rentang skornya 1 sampai 4, maka uji reliabilitasnya menggunakan

rumus Alpha Cronbach.

Rumus Alpha Cronbach adalah:78

rp

Keterangan:

rp = koefisien reliabilitas

b = banyaknya soal atau butir pernyataan

= variansi skor seluruh soal/ butir menurut skor siswa perorangan

= variansi skor soal/ butir tertentu (butir ke-i)

= jumlah variansi skor seluruh soal menurut skor soal tertentu

Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas angket pola asuh orangtua dan angket

kecerdasan emosional siswa yang diolah dengan bantuan program IBM Statistic

SPSS 20.0 for windows.

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas

Angket Pola Asuh Orangtua Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.899 32

77

Zainal, op.cit., h. 248. 78

E.T Ruseffendi, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-eksakta Lainnya, (Bandung:

Ttarsito, 2010), h. 172.

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

45

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas

Angket Kecerdasan Emosional Siswa

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.818 24

Dasar pengambilan keputusan uji reliabilitas adalah membandingkan skor

alpha dengan r tabel.79

apabila alpha > r tabel, maka angket dinyatakan reliabel atau konsisten untuk

digunakan sebagai instrumen penelitian.

apabila alpha < r tabel, maka angket dinyatakan tidak reliabel atau tidak

konsisten untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

Dalam output SPSS tersebut diperoleh alpha pada angket pola asuh orangtua

sebesar 0,899 > r tabel dan pada angket kecerdasan emosional siswa sebesar

0,818 > r tabel (r tabel = 0,355 dengan N=31 dan taraf signifikansi 0,05).

Tabel 3.11 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pola Asuh

Orangtua dan Variabel Kecerdasan Emosional

No Variabel Jumlah Item

Item total Item reliabel

1. Pola Asuh Orangtua (X) 32 32

2. Kecerdasan Emosional (Y) 24 24

Dengan demikian, angket pola asuh orangtua dan angket kecerdasan

emosional siswa dinyatakan layak untuk dijadikan instrumen dalam

penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

79

Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 75.

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

46

diajukan.80

Data penelitian yang diperoleh mengenai variabel pola asuh orangtua dan

variabel kecerdasan emosional berupa data interval dari skala likert diolah untuk

mengetahui pola asuh apa yang diterapkan oleh orangtua siswa dan untuk

mengetahui kategori kecerdasan emosional siswa. Analisis data pada penelitian ini

adalah analisis deskripsi dengan menggunakan statistik deskriptif. Untuk mengetahui

hubungan tiap variabel X terhadap Y menggunakan regresi sederhana, pada analisa

kuantitatif dilakukan dengan alat analisis statistik bantuan computer IBM Statistic

SPSS versi 20.0 for windows.

1. Statistik Deskriptif

Statistika deskriptif adalah bagian dari statistika yang membehas cara

pengumpulan dan penyajian data, sehingga mudah untuk dipahami dan

memberikan informasi yang berguna.81

Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan bantuan program IBM Statistic SPSS 20.0 for windows untuk

membuat distribusi frekuensi dan untuk penyajian data digunakan tabel dan

grafik.

a. Tabel Distribusi Frekuensi

Data yang telah ditata dalam bentuk distribusi sesuai dengan

frekuensinya dan dimasukkan dalam tabel disebut dengan tabel distribusi.

Bentuk tabel distribusi frekuensi ada dua, yaitu distribusi frekuensi tunggal

dan distribusi frekuensi kelompok atau tergolong. Oleh karena itu distribusi

frekuensi adalah susunan data dalam bentuk tunggal atau kelompok menurut

kelas-kelas tertentu dalam sebuah daftar. Distribusi frekuensi termasuk

dalam statistika deskriptif, karena hanya mendeskripsikan data yang ada

tanpa menarik kesimpulan pada kelompok yang lebih besar.82

Dalam

penelitian ini, distribusi frekuensi yang digunakan adalah distribusi frekuensi

kelompok, dikarenakan jumlah data yang banyak dan data tidak lagi setiap

80

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, Cet ke-1,

2006), h. 164. 81

Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010),

h. 4. 82

Budi, op.cit., h. 19.

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

47

skor, melainkan dikelompokkan pada interval tertentu. Untuk menentukan

jumlah kelas interval digunakan rumus Sturgess sebagai berikut.83

k = 1 + 3,3 log n

Keterangan:

k = Jumlah kelas interval

n = Jumlah data/ responden

log = logaritma

b. Grafik

Grafik tidak lain adalah alat penyajian data statistik yang tertuang

dalam bentuk lukisan, baik lukisan garis, gambar maupun lambang. Jadi

dalam penyajian data angka melalui grafik, angka itu dilukiskan dalam

bentuk lukisan garis, gambar atau lambang tertentu; dengan kata lain angka

itu divisualisasikan.84

Grafik memiliki berbagai macam, namun dari

berbagai macam grafik terdapat dua grafik yang dipergunakan dalam

kegiatan analisis ilmiah, yaitu grafik poligon dan grafik histogram. Dalam

penelitian ini yang digunakan adalah grafik histogram.

Grafik histogram adalah grafik berbentuk batang yang digunakan untuk

menggambarkan bentuk distribusi frekuensi. Grafik ini terdiri dari sumbu

mendatar (absis) atau sumbu X yang berisikan skor atau kelas interval dan

sumbu tegak lurus (ordinat) atau sumbu Y yang menyatakan frekuensi.

Btaang yang ditulis pada sumbu datar saling berimpitan satu dengan yang

lainnya dan batas batang berisikan batas-batas skor atau kelas interval.

Frekuensi setiap data (skor atau kelas interval) dilukis sebagai suatu luas di

dalam grafik batang.85

c. Klasifikasi Skor Instrumen

Klasifikasi skor instrumen digunakan untuk membuat pengkategorian

data kecerdasan emosional. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan

individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang menurut

83

Budi, op.cit., h. 20. 84

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), h.

61. 85

Budi, op.cit., h. 23.

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

48

suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. Bila diinginkan penggolongan

subjek ke dalam tiga kategori diagnosis, maka satuan deviasi standar dibagi

ke dalam tiga bagian, dan terbentuklah rumus berikut. 86

X ≥ µ +1 . σ Kategori Tinggi

µ -1. σ ≤ X < µ +1 . σ Kategori Sedang

µ -1. σ < X Kategori Rendah

Keterangan:

X = skor

µ = mean

σ = standar deviasi

2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Sebelum melakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pengujian

model distribusi normal yang diguunakan sebagai sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa cara yang dapat digunakan

untuk pengujian normalitas, diantaranya pengujian Kolmogorov-Smirnov.

Pengujian Kolmogorov-Smirnov menggunakan kecocokan kumulatif sampel

X dengan distribusi probabilitas normal. Distribusi probabilitas pada variabel

tertentu dikumulasikan dan dibandingkan dengan kumulasi sampel. Selisih

dari setiap bagian adalah selisih kumulasi dan selisih yang paling besar

dijadikan patokan pada pengujian hipotesis.87

Jika perhitungan menggunakan

SPSS, maka dasar pengambilan keputusan uji normalitasnya adalah:88

apabila signifikansi > α = 0,05 maka data memiliki distribusi probabilitas

normal

apabila signifikansi < α = 0,05 maka data memiliki distribusi probabilitas

tidak normal.

86

Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi Edisi II, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h.

147. 87

Budi, op.cit., h. 144-146. 88

Ibid.

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

49

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian adalah pengujian terhadap asumsi dalam uji

anava. “Pada dasarnya uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan

bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang

memiliki variansi yang sama”.89

Adapun rumus yang digunakan:

χ2 = (ln10){B-Σ(ni – 1) log Si

2}

dimana ln10 = 2,303

Kelompok yang dibandingkan dinyatakan mempunyai varian yang

homogen apabila χ2

hitung < χ2

tabel pada taraf kesalahan tertentu. Dalam hal ini α

= 0,05. Dikarenakan data yang digunakan sudah diuji normalitas dan datanya

normal, maka uji yang dilakukan adalah Uji Bartlett.

Uji Bartlett adalah untuk melihat apakah variansi-variansi k buah

kelompok peubah bebas yang banyaknya data per kelompok bisa

berbeda dan diambil secara acak dari data populasi masing-masing yang

berdistribusi normal, berbeda atau tidak. Kriteria jika nilai hitung > nilai

tabel maka Ho yang menyatakan varians homogen ditolak, dalam hal

lainnya diterima. Langkah pengujian Bartrlett: 90

a. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk

tiap kelompok tersebut;

b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan;

c. Menghitung varians gabungan;

d. Menghitung log dari varians gabungan;

e. Menghitung nilai Bartlett;

f. Menghitung nilai dan titik kritis.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data

yang terkumpul. Sedangkan secara statistik hipotesis diartikan sebagai

pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji

kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik).

Jadi maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui data sampel. Oleh

karena itu dalam statistik yang diuji adalah hipotesis nol. Oleh karena itu,

89

Anwar Hidayat, Uji Homogenitas, 2017, p. 5, (http:// www.Statiskian.com). 90

E.T Ruseffendi, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-eksakta Lainnya, (Bandung:

Ttarsito, 2010), h. 297.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

50

hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan

statistik (data sampel). Lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis alternatif, yang

menyatakan ada perbedaan antara parameter dan statistik. Hipotesis nol diberi

notasi Ho, dan hipotesis alternatif diberi notasi Ha.91

Untuk menguji hipotesis

dalam penelitian ini dengan menggunakan rumusan perhitungan analisis varian

satu jalur (one way Anova) jika data memenuhi uji prasyarat analisis. Namun jika

data tidak memenuhi asumsi prasyarat, maka dilakukan uji statistik one way

Anova non-parametrik.

Analisis varian adalah prosedur perhitungan yang mencoba analisis varian

dari responden atau hasil perlakuan dari setiap kelompok data dari variabel

independen.92

Dengan demikian, varian digunakan untuk menguji adanya

perbedaan rata-rata di antara sejumlah kelompok data. Penggunaan anava

memiliki persyaratan, yaitu data berdistribusi normal, skala data sekurang-

kurangnya interval, dan variansinya homogen untuk masing-masing populasi

yang independen.93

Adapun langkah-langkah perhitungan one way Anova yaitu:

a. Tentukan k atau banyaknya perlakuan;

b. Tentukan n atau banyaknya sampel;

c. Hitung jumlah kuadrat total dengan rumus:

JKT

d. Hitung jumlah kuadrat perlakuan dengan rumus:

JKA

JKD

e. Menentukan derajat kebebasan (db) masing-masing sumber variansi

db (T) = db (A) = db (D) =

91

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, Cet ke-1,

2006), h. 179. 92

Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010),

h. 255. 93

Ibid., h. 258.

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

51

f. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat (RJK)

RJK (A) =

dan RJK (D) =

g. Menyusun tabel Anova

Sumber

Varians JK Db RJK F hitung F tabel

Antar JK (A) RJK (A) Fhitung=

α=0,05 α=0,01

Dalam JK (D) RJK (D)

Total JK (T) -

h. Cari harga Fhitung dengan rumus:

Fhitung =

Dasar pengambilan keputusannya adalah jika Fhitung > Ftabel maka Ho

ditolak. Jadi terdapat perbedaan rata-rata parameter antara kelompok-kelompok

yang diuji, sebaliknya untuk Fhitung > Ftabel maka Ho diterima atau tidak terdapat

perbedaan rata-rata parameter dari kelompok-kelompok yang diuji, atau rata-

ratanya sama saja.94

Jika hasil uji menunjukkan Ho gagal ditolak (tidak ada perbedaan), maka uji

lanjut (Post Hoc Test) tidak dilakukan. Sebaliknya jika hasil uji menunjukkan

Ho ditolak (ada perbedaan), maka uji lanjut (Post Hoc Test) harus dilakukan.95

Selanjutnya adalah melihat kelompok mana saja yang berbeda. dengan

pengujian uji-t Dunnet. Akan terlihat kelompok yang menunjukkan adanya

perbedaan rata-rata, kemudian dapat dilihat pola asuh mana yg paling signifikan

perbedaannya terhadap kecerdasan emosional siswa kelas IV SDN Grogol

Selatan. Rumus uji-t Dunnet:96

t ( - ) =

94

Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010), h. 205. 95

Anwar Hidayat, Uji One Way Anova, 2017, p. 6, (http:// www.Statiskian.com). 96

Kadir. loc.cit.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

52

I. Hipotesis Statistik

Ho : µ1 = µ2 = µ3 (Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kecerdasan

emosional siswa kelas IV SDN Grogol Selatan 01 ditinjau dari pola asuh

otoriter, permisif dan otoritatif)

Ha : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3 (Terdapat perbedaan yang signifikan kecerdasan emosional

siswa kelas IV SDN Grogol Selatsan 01 ditinjau dari pola asuh otoriter,

permisif dan otoritatif)

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan teknik sampling yang digunakan, yakni simple random sampling,

maka penelitian dilakukan di SDN Grogol Selatan 01 dan dipilih dua kelas sebagai

sampel penelitian. Penelitian dilakukan sejak tanggal 17 April sampai dengan 31 Mei

2017 dengan agenda kegiatan sebagai berikut.

Tabel 4.1 Agenda Kegiatan Penelitian

No Hari/ tanggal Kegiatan

1. Senin, 17 April 2017 Observasi

2. Rabu, 31 Mei 2017 Penyebaran Angket

Penelitian dilakukan dengan cara melakukan penyebaran angket, dimana masing-

masing siswa mendapat dua angket yang wajib diisi semua butirnya. Angket pertama

yaitu angket skala pola asuh orangtua yang berisi sebanyak 32 item dan angket kedua

yaitu angket skala kecerdasan emosional siswa yang berisi sebanyak 24 item. Berikut

disajikan tabel analisis deskriptif dengan bantuan program IBM Statistic SPSS 20.0

for windows. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas IV.1 sebanyak 32 siswa dan

kelas IV.2 sebanyak 32 siswa, sehingga jumlah sampel total sebanyak 64 siswa.

Berikut disajikan tabel analisis deskriptif untuk mengetahui nilai minimum dan

maksimum, mean, std. deviasi, tingkat penyebaran (variance), rentang (range),

jumlah skor keseluruhan serta tabel frekuensi kumulatif dari masing-masing variabel.

Tabel 4.2 Analisis deskriptif Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Sum Mean

Std. Deviation

Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Statistic Statistic

Pola Asuh Orangtua

64 21 75 96 5627 87.92 .535 4.277 18.295

Kecerdasan Emosional

64 34 58 92 4928 77.00 .865 6.924 47.937

Valid N (listwise)

64

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

54

Dari tabel tersebut dapat diketahui deskripsi data kecerdasan emosional memiliki

harga rata-rata (mean) = 77,00, simpangan baku (std. deviation) = 6,924, skor

minimal = 58, skor maksimal = 92, tingkat penyebaran kecerdasan emosional

(variance) = 47,937, rentang (range) = 34, jumlah skor keseluruhan = 4.928.

Sedangkan untuk variabel pola asuh orangtua memiliki harga rata-rata (mean) =

87,92, simpangan baku (std. deviation) = 4,277, skor minimal = 75, skor maksimal =

96, tingkat penyebaran kecerdasan emosional (variance) = 18,295, rentang (range) =

21, jumlah skor keseluruhan = 5.627.

1. Variabel Kecerdasan Emosional

Berdasarkan tabulasi data yang dilakukan, maka distribusi frekuensi

kecenderungan skor variabel kecerdasan emosional dapat digambarkan dengan

tabel distribusi frekuensi yang disajikan dengan jumlah kelas interval yang

dihitung menggunakan rumus Sturges sebagai berikut.

K = 1 + 3,3 log n

n = jumlah responden yaitu 64

Xmin = 58, Xmax = 92

K = 1 + 3,3 log 64

= 1 + 5,96

= 6,96. Sehingga jumlah kelas interval dibulatkan menjadi 7 kelas

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Emosional

No Kelas

Interval

Batas

Nyata

Titik

Tengah Fre-

Kuensi

Kumulasi

Bawah

Kumulasi

Atas

Relatif

(%)

1. 57 – 61 56,5 – 61,5 58,5 1 1 64 1,5625

2. 62 – 66 61,5 – 66,5 63,5 4 5 63 6,25

3. 67 – 71 66,5 – 71,5 68,5 10 15 59 15,625

4. 72 – 76 71,5 – 76,5 73,5 13 28 49 20,3125

5. 77 – 81 76,5 – 81,5 78,5 18 46 36 28,125

6. 82 – 86 81,5 – 86,5 83,5 15 61 18 23,4375

7. 87 – 91 86,5 – 91,5 88,5 2 63 3 3,125

8. 92 – 96 91,5 – 96,5 93,5 1 64 1 1,5625

Jumlah 64 100%

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

55

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional

Skala kecerdasan emosional yang digunakan sebagai instrumen penelitian

untuk memperoleh data kategori keceerdasan emosional berisi sebanyak 24 item

yang sudah terbukti valid dan reliabel. Pengkategorian diperoleh dengan melihat

skor maksimal kecerdasan emosional yaitu 24 x 4 = 96 dan skor minimalnya

yaitu 24 x 1 = 24, maka diperoleh kategori kecerdasan emosional siswa sebagai

berikut.

Tabel 4.4 Kategori Kecerdasan Emosional Siswa

Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori

X ≥ 83,924 9 14,06 Tinggi

70,076 ≤ X < 83,924 43 67,19 Sedang

70,076 < X 12 18,75 Rendah

Jumlah 64 Siswa 100%

Dari data hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kecerdasan

emosional rata-rata atau sebagian besar siswa kelas IV SDN Grogol Selatan 01

adalah sedang, dikarenakan jumlah persentase siswa yang memiliki kategori

kecerdasan emosional sedang lebih dari 50% dengan ketentuan dari 64 siswa

terdapat 9 siswa yang memiliki kategori kecerdasan emosional tinggi, 43 siswa

memiliki kecerdasan emosional sedang, dan 12 siswa dengan kecerdasan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

58,5 63,5 68,5 73,5 78,5 83,5 88,5 93,5

Fre

kue

nsi

(Y

)

Skor (X)

Histogram Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

56

emosional rendah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan penyajian data dalam bentuk

grafik berikut.

Gambar 4.2 Grafik Histogram Kecerdasan Emosional Siswa

2. Variabel Pola Asuh Orangtua

Dari hasil tabulasi data pola asuh orangtua yang telah dilakukan pemetaan

nomor item berdasarkan dimensi pola asuh, diperoleh hasil kecebderungan pola

asuh orangtua sebagai berikut.

Tabel 4.5 Pengklasifikasian Responden Berdasarkan Pola Asuh

Kriteria Frekuensi Persentase Kategori

R < D kontrol tinggi 38 59,4 Otoriter

R > D kontrol rendah 15 23,4 Permisif

R ≥ D kontrol tinggi 11 17,2 Otoritatif

Jumlah 64 Siswa 100%

Hasilnya kecenderungan pola asuh orangtua yang diterapkan untuk anak-

anaknya mayoritas adalah pola asuh otoriter dengan jumlah siswa sebanyak 38

siswa, kemudian pola asuh permisif diperoleh sebanyak 15 siswa, dan pola asuh

otoritatif hanya terdapat 11 siswa. Berikut disajikan interpretasi datanya.

05

101520253035404550

Tinggi Sedang Rendah

Jum

lah

Sis

wa

Kategori

Kategori Kecerdasan Emosional Siswa

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

57

Gambar 4.3 Grafik Pola Asuh Orangtua

Kecenderungan jenis pola asuh orangtua diperoleh dengan kriteria: apabila

skor responsiveness lebih besar dari skor demandingness dan skor kontrol

rendah, maka pola asuh yang diterapkan adalah pola asuh permisif, apabila skor

responsiveness lebih kecil dari skor demandingness dan skor kontrol tinggi, maka

pola asuh yang diterapkan adalah pola asuh otoriter, namun apabila skor

keduanya yakni responsiveness lebih besar atau sama dengan skor

demandingness dan skor kontrol tinggi, maka pola asuh yang diterapkan adalah

pola asuh otoritatif. Untuk rincian penskoran masing-masing dimensi, ada pada

lampiran.

B. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum melakukan uji analisis varian satu jalur (One Way Anova), agar hasil

penelitian tidak bias atau menimbulkan keragu-raguan, maka terlebih dahulu

dilakukan uji prasyarat.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program IBM Statistic SPSS 20.0

for windows menggunakan teknik One-sample Kolmogorov Smirnov, dengan

dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: apabila signifikansi > α = 0,05

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Otoriter Permisif Otoritatif

Jum

lah

Sis

wa

Kategori

Kategori Pola Asuh Orangtua

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

58

maka data memiliki distribusi probabilitas normal, namun apabila signifikansi <

α = 0,05 maka data dikatakan memiliki distribusi probabilitas tidak normal.

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan tabel di atas, hasil uji normalitas yang diperoleh yaitu 0,778.

Maka dapat disimpulkan data memiliki distribusi probabilitas normal

dikarenakan nilai signifikansi > α = 0,05.

Gambar 4.4 Grafik P-Plot Distribusi Normalitas

Kecerdasan Emosional

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kecerdasan

Emosional

N 64

Normal Parametersa,b

Mean 77.00

Std. Deviation 6.924

Most Extreme Differences

Absolute .082

Positive .062

Negative -.082

Kolmogorov-Smirnov Z .659

Asymp. Sig. (2-tailed) .778

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

59

Grafik P-Plot menggambarkan perbandingan distribusi frekuensi dengan

distribusi yang telah ditentukan. Titik-titik distribusi berada di sekitar garis lurus,

maka disimpulkan data berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan bantuan program IBM Statistic SPSS

20.0 for windows menggunakan uji homogenitas Bartlett.

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Bartlett

Test Results

Box's M 1.428

F Approx. .693

df1 2

df2 4344.333

Sig. .500

Tests null hypothesis of equal

population covariance matrices.

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa data homogen dengan dasar

pengambilan keputusan bahwa data mempunyai varian yang homogen apabila

χ2

hitung < χ2

tabel pada taraf kesalahan α= 0,05. Pada tabel diketahui χ2

hitung = 1,428,

kemudian nilai χ2

tabel (0.05 ; 2) = 5,991, maka χ2

hitung < χ2

tabel (1,428 < 5,991).

Dapat dilihat pula nilai signifikansi diperoleh sebesar 0,500 > 0,05 yang

menunjukan bahwa data homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis varian satu jalur (One Way

Anova) dengan bantuan program IBM Statistic SPSS 20.0 for windows.

1. Analisis Varian Satu Jalur (One Way Anova)

Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan program IBM Statistic SPSS

20.0 for windows, diperoleh hasil uji one way anova berikut.

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

60

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Deskriptif One Way Anova

Descriptives

Kecerdasan Emosional

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

Otoriter 38 77.34 6.914 1.122 75.07 79.61 63 92

permisif 15 73.40 6.833 1.764 69.62 77.18 58 83

Otoritatif 11 80.82 5.036 1.518 77.43 84.20 71 89

Total 64 77.02 6.941 .868 75.28 78.75 58 92

Dari tabel Descriptive nampak bahwa responden yang mendapatkan

kecenderungan pola asuh otoriter memiliki rata-rata kecerdasan emosional

sebesar 77,34, permisif memiliki rata-rata kecerdasan emosional 73,40, otoritatif

memiliki rata-rata kecerdasan emosional 80,82.

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji One Way Anova

Dari tabel ANOVA di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung = 4,094. Ftabel

(0,05, 2, 61) = 3,15. Fhitung lebih besar dari pada Ftabel (4,094 > 3,15). Dapat

dilihat pula dari nilai signifikansi yang diperoleh yaitu sebesar 0,021 lebih kecil

dari nilai α yang ditetapkan yakni 0,05, artinya Ho ditolak. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa rata-rata kecerdasan emosional dari tiga jenis pola asuh

tersebut terdapat perbedaan rata-rata kecerdasan emosional yang signifikan

berdasarkan ketiga kelompok pola asuh orangtua tersebut.

ANOVA

Kecerdasan Emosional

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 359.195 2 179.598 4.094 .021

Within Groups 2675.789 61 43.865

Total 3034.984 63

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

61

2. Uji-t

Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang

signifikan untuk kecerdasan emosional siswa berdasarkan tiga kelompok pola

asuh, maka untuk membuktikan seberapa besar perbedaan masing-masing

kelompok dilakukan uji-t Dunnet terhadap kelompok pola asuh orangtua yaitu

otoriter dengan permisif, otoriter dengan otoritatif dan permisif dengan otoritatif.

Berikut hasil uji-t dengan bantuan program IBM Statistic SPSS 20.0 for windows.

a. Uji-t antara Kelompok Otoriter dengan Permisif

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Group Statistic

Group Statistics

Pola Asuh

Orangtua N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Kecerdasan

Emosional

Otoriter 38 77.34 6.914 1.122

permisif 15 73.40 6.833 1.764

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Independent Sample t-test

Dari tabel hasil perhitungan tersebut diperoleh thitung = 0,1876 dan ttabel =

2,008 kesimpulan thitung < dari ttabel maka Ho diterima, artinya tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelompok otoriter dengan permisif.

b. Uji-t antara Kelompok Otoriter dengan Otoritatif

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Group Statistic

Group Statistics

Pola Asuh

Orangtua N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Kecerdasan

Emosional

Otoriter 38 77.34 6.914 1.122

Otoritatif 11 80.82 5.036 1.518

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

62

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Independent Sample t-test

Dari tabel hasil perhitungan tersebut diperoleh thitung = -1,548 dan ttabel = -

1,678 kesimpulan thitung > dari ttabel maka Ho diterima, artinya tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelompok otoriter dengan otoritatif.

c. Uji-t antara Kelompok Permisif dengan Otoritatif

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Group Statistic

Group Statistics

Pola Asuh

Orangtua N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Kecerdasan

Emosional

Permisif 15 73.40 6.833 1.764

Otoritatif 11 80.82 5.036 1.518

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Independent Sample t-test

Dari tabel hasil perhitungan tersebut diperoleh thitung = -3,039 dan ttabel = -

1,711 kesimpulan thitung < dari ttabel maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan

yang signifikan antara kelompok permisif dengan otoritatif.

Selanjutnya ditunjukkan hasil uji Post Hoc Test dimana pada dasarnya uji

tersebut digunakan untuk mengetahui pola asuh mana saja yang memiliki

perbedaan kecerdasan emosional dan yang tidak memiliki perbedaan kecerdasan

emosional.

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

63

Tabel 4. 16 Hasil Perhitungan Post Hoc Test

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Kecerdasan Emosional

(I) Pola Asuh

Orangtua

(J) Pola Asuh

Orangtua

Mean

Differenc

e (I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Bonferro

ni

Otoriter Permisif 3.942 2.020 .167 -1.03 8.91

Otoritatif -3.476 2.268 .391 -9.06 2.11

Permisif Otoriter -3.942 2.020 .167 -8.91 1.03

Otoritatif -7.418* 2.629 .019 -13.89 -.95

Otoritatif Otoriter 3.476 2.268 .391 -2.11 9.06

Permisif 7.418* 2.629 .019 .95 13.89

Games-

Howell

Otoriter Permisif 3.942 2.091 .163 -1.25 9.14

Otoritatif -3.476 1.888 .180 -8.22 1.26

Permisif Otoriter -3.942 2.091 .163 -9.14 1.25

Otoritatif -7.418* 2.328 .011 -13.23 -1.61

Otoritatif Otoriter 3.476 1.888 .180 -1.26 8.22

Permisif 7.418* 2.328 .011 1.61 13.23

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Dalam penelitian ini hasil Post Hoc Test menunjukkan bahwa:

- Kecerdasan emosional pola asuh otoriter dengan pola asuh permisif

mempunyai nilai sig. 0.391 > 0,05 sehingga Ho diterima. Artinya tidak

terdapat perbedaan kecerdasan emosional secara nyata antara pola asuh

otoriter dan pola asuh permisif.

- Kecerdasan emosional pola asuh otoriter dengan pola asuh otoritatif

mempunyai nilai sig. 0.019 > 0,05 sehingga Ho diterima. Artinya tidak

terdapat perbedaan kecerdasan emosional secara nyata antara pola asuh

otoriter dan pola asuh permisif.

- Kecerdasan emosional pola asuh permisif dengan pola asuh otoritatif

mempunyai nilai sig. 0.019 > 0,05 sehingga Ho ditolak. Artinya terdapat

perbedaan kecerdasan emosional secara nyata antara pola asuh permisif dan

otoritatif.

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

64

3. Besaran Pengaruh Faktor Pola Asuh Orangtua

Besaran pengaruh faktor pola asuh terhadap kecerdasan emosional dihitung

berdasarkan rumus:

W2

= db (Fhitung – 1) / db (Fhitung – 1) + N

Diketahui db = 2, Fhitung = 4,094, N= 64 dengan perhitungan rumus tersebut

diperoleh W2

sebesar 0,088. Artinya bahwa faktor pola asuh dapat menjelaskan

8,8% variansi kecerdasan emosional siswa kelas IV SDN Grogol Selatan 01.

Dengan demikian diperoleh besarnya sumbangan pola asuh orangtua terhadap

kecerdasan emosional siswa adalah 0,088

x 100% = 8,8%. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa varians yang terjadi pada variabel kecerdasan emosional

siswa sebesar 8,8% dapat dijelaskan melaui varians yang terjadi pada variabel

pola asuh orangtua. Atau pengaruh pola asuh orangtua terhadap tinggi rendahnya

kecerdasan emosional siswa sama dengan 8,8%, sedangkan sisanya 91,2%

ditentukan oleh faktor diluar pola asuh orangtua, misalnya tingkat pendidikan

orangtua, lingkungan, dan lain-lain.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada hakikatnya kecerdasan emosional terdiri dari beberapa aspek yang dapat

diamati, aspek tersebut yaitu kesadaran diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi

secara produktif, empati, dan membina hubungan, jadi seseorang yang memiliki

kecerdasan emosional adalah seseorang yang memiliki kecakapan individu dalam

mengenali, memahami emosi dirinya sendiri dan dapat membaca emosi orang lain

serta kemampuan mengelola emosi sendiri dengan cara mengontrol emosi negatif

dan merespon emosi orang lain dengan tepat pada situasi yang tepat. Kecerdasan

emosional penting bagi keberhasilan manusia. Menurut Goleman, dalam

kehidupannya, keberhasilan manusia ditentukan oleh kecerdasan rasional dan

kecerdasan emosional, tidak hanya oleh kecerdasan intelektual. Otak emosional sama

terlibatnya dalam pemikiran, seperti halnya keterlibatan otak nalar. Intelektualitas

tak dapat bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

65

Menurut hasil penelitian, kecerdasan emosional siswa kelas IV di SDN Grogol

Selatan 01 masih terbilang sedang atau mendekati rendah. Berdasarkan data hasil

penelitian yang telah diperoleh maka kecerdasan emosional siswa di SDN Grogol

Selatan 01 dikategorikan kedalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Adapun dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa dari 64 siswa hanya

terdapat 9 siswa yang memiliki kategori kecerdasan emosional tinggi, 43 siswa

memiliki kecerdasan emosional sedang, dan 12 siswa dengan kecerdasan emosional

rendah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari observasi yang dilakukan oleh

peneliti sebelum penelitian dilakukan. Observasi dilakukan pada tanggal 17 April

2017 dengan mengamati karakteristik siswa di dalam kelas. Hasilnya menunjukkan

bahwa kecerdasan emosional siswa masih terbilang rendah. Hal ini dibuktikan

dengan adanya siswa masih suka mengganggu temannya saat pelajaran sedang

berlangsung, ada siswa yang suka menyendiri yang menandakan kurangnya

penyesuaian diri, siswa yang suka mengejek temannya, dan siswa yang menangis

karena ejekan temannya.

Dari hasil observasi tersebut, peneliti memilih pola asuh orangtua sebagai

variabel bebasnya. Pola asuh orangtua sendiri dibedakan menjadi menjadi tiga

macam; pola asuh otoriter, yakni orangtua yang memiliki sikap “acceptance”

rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik, bersikap

mengomando (mengharuskan/ memerintah anak untuk untuk melakukan sesuatu

tanpa kompromi, bersikap kaku (keras) serta cenderung emosi dan bersikap menolak.

Permisif yakni orangtua yang bersikap “acceptance” tinggi, namun kontrolnya

rendah dan memberi kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan/

keinginannya. Sedangkan Otoritatif yakni orangtua yang bersikap “acceptance” dan

kontrolnya tinggi, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak

untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, serta memberikan penjelasan tentang

dampak perbuatan yang baik dan yang buruk. Sikap tersebut dikategorikan menurut

dua dimensi yakni responsiveness dan demandingness. Dalam penelitian ini semua

ciri pola asuh orangtua tersebut dilihat berdasarkan persepsi anak.

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

66

Dari hasil penelitian, dengan mengkategorikan pola asuh orangtua berdasarkan

dimensi responsiveness dan demandingness pola asuh yang diterapkan orangtua

siswa di rumah yang paling banyak diterapkan adalah pola asuh otoriter dengan

jumlah siswa sebanyak 38 siswa, kemudian pola asuh permisif diperoleh sebanyak

15 siswa, dan pola asuh otoritatif hanya terdapat 11 siswa. Hasil penelitian pola asuh

ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan orangtua yang lebih memilih gaya

pengasuhan otoriter ini beralasan bahwa di era yang serba mudah ini dengan

kecanggihan teknologi yang ada, orangtua lebih memilih pengawasan yang ketat

terhadap anaknya.

Dari macam-macam pola asuh orangtua tersebut memiliki kekurangan dan

kelebihannya masing-masing. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa anak-anak

yang berasal dari keluarga yang menerapkan keotoriteran dan pengawasan ketat tidak

memperlihatkan pola yang berhasil. Mereka cenderung tidak bahagia, penyendiri,

dan sulit mempercayai orang lain. Sebaliknya, orangtua permisif berusaha menerima

dan mendidik sebaik mungkin, tetapi cenderung sangat pasif ketika sampai ke

masalah penetapan batas-batas atau menanggapi ketidakpatuhan.

Orangtua otoritatif berbeda dengan orangtua otoriter maupun orangtua permisif,

berusaha menyeimbangkan antara batas-batas yang jelas dan lingkungan rumah yang

baik untuk tumbuh. Orangtua otoritatif menghargai kemandirian anak-anaknya,

tetapi menuntut mereka memenuhi standar tanggungjawab yang tinggi kepada

keluarga, teman dan masyarakat. Upaya untuk berprestasi mendapat dorongan dan

pujian. Orangtua otoritatif dianggap mempunyai gaya yang lebih mungkin

menghasilkan anak-anak percaya diri, mandiri, imajinatif, mudah beradaptasi, dan

disukai banyak orang, yakni anak-anak dengan kecerdasan emosional berderajat

tinggi. Kasih sayang afirmatif berarti menyediakan situasi yang baik bagi

perkembangan emosi anak, dan mendukung melalui cara yang dengan jelas dikenali

oleh anak. Kasih sayang ini berarti melibatkan diri secara aktif dalam kehidupan

emosi anak. Tetapi dalam penelitian ini hanya satu anak yang mendapatkan pola

asuh ideal.

Dari hasil analisis, menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata yang signifikan

antara kecerdasan emosional siswa yang diasuh dengan kecenderungan pola asuh

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

67

otoriter, permisif maupun otoritatif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan pola asuh orangtua terhadap tinggi rendahnya kecerdasan

emosional siswa. Dengan terbuktinya Ha, maka peneliti menyimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh orangtua terhadap

kecerdasan emosional siswa.

Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya sumbangan pola asuh orangtua

terhadap kecerdasan emosional siswa adalah 0,088 x 100% = 8,8%. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa varians yang terjadi pada variabel kecerdasan emosional siswa

sebesar 8,8% dapat dijelaskan melaui varians yang terjadi pada variabel pola asuh

orangtua. Atau pengaruh pola asuh orangtua terhadap tinggi rendahnya kecerdasan

emosional siswa sama dengan 8,8%, sedangkan sisanya 91,2% ditentukan oleh

faktor diluar pola asuh orangtua, misalnya tingkat pendidikan orangtua, lingkungan,

dan lain-lain.

Peran orangtua sebagai pengasuh anak yang utama tidak bisa digantikan oleh

siapapun, bahkan oleh educator di sekolah dan pengasuh pengganti (suster, nanny)

sekalipun. Porsi terbesar pengasuhan anak harus pada orangtua. Karenanya, sesibuk

apapun orangtua bekerja, perlu meluangkan waktu untuk meningkatkan kualitas

hubungan orangtua dengan anak. Orangtua jangan menyerahkan pengasuhan total

pada educator maupun pengasuh pengganti.97

Pola asuh orangtua yang perlu dibangun oleh orangtua untuk anak seusia SD

tidak seperti anak usia PAUD atau TK dengan tingkat kepercayaan yang lebih lemah

dalam perilaku tertentu dan dengan ketatnya tingkat pengawasan yang diberikan

kepada anak disebabkan besarnya ketergantungan anak kepada orangtua.98

Ketika

anak semakin besar, orangtua mulai mengajarkan logika, memberikan nasihat moral,

dan memberikan atau mencabut hak-hak khusus. Ketika anak memasuki masa

sekolah dasar, orangtua menunjukkan kasih sayang fisik yang semakin sedikit. Pola

asuh yang diterapkan orangtua harus memperhatikan pula tingkatan usia anak.

Orangtua harus bersikap fleksibel dan menyesuaikan diri terhadap pekembangan

anak.

97

Ibid, 98

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orangtua dan Komunikasi dalam Keluarga, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2014), h. 93.

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

68

Pada masa usia SD, terutama untuk kelas-kelas tinggi (IV, V dan VI), orangtua

dapat melakukan dua tindakan penting, yaitu “membentuk bakat tertentu” yang

belum dimiliki anak dan “mengembangkan bakat bawaan” anak yang gejala

gejalanya telah terlihat secara alamiah, sebagai bekal anak di kemudian hari.99

Adanya kecerdasan emosi akan membuat siswa mempunyai kecakapan pribadi

mengenali diri sendiri sehingga dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami.

Kecerdasan emosi juga akan membentuk kemampuan siswa untuk mengelola emosi

(menyalurkan emosi di bidang yang positif) memotivasi untuk giat belajar, tanpa

mengabaikan sikap empati pada orang lain.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa pola asuh orangtua berpen-garuh

positif dan signifikan terhadap kecerdasan emosional siswa, namun dalam penelitian

ini tentu masih banyak terdapat keterbatasan penulis yang belum dapat

menyempurnakan hasil penelitian ini, diantaranya yaitu: faktor yang dapat

mempengaruhi jawaban responden ketika menjawab angket, seperti kejujuran dan

kondisi anak pada saat itu, serta penelitian hanya dilakukan pada satu sekolah

sehingga tidak dapat digeneralisasikan pada wilayah yang lebih luas.

99

Ibid.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh tentang pengaruh

pola asuh orangtua terhadap kecerdasan emosional siswa, dapat diambil kesimpulan

bahwa:

Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh orangtua

terhadap kecerdasan emosional siswa kelas IV SDN Grogol Selatan 01. Nilai Fhitung

pola asuh orangtua dan variabel kecerdasan emosional siswa yaitu sebesar 4,094.

Ftabel (0,05, 2, 61) = 3,15. Fhitung lebih besar dari pada Ftabel (4,094 > 3,15). Dapat

dilihat pula dari nilai signifikansi yang diperoleh yaitu sebesar 0,021 lebih kecil dari

nilai α yang ditetapkan yakni 0,05, artinya Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa rata-rata kecerdasan emosional dari tiga jenis pola asuh tersebut terdapat

perbedaan rata-rata kecerdasan emosional yang signifikan berdasarkan ketiga

kelompok pola asuh orangtua tersebut. Nilai W2

sebesar 0,088. Artinya bahwa faktor

pola asuh dapat menjelaskan 8,8% variansi kecerdasan emosional siswa kelas IV

SDN Grogol Selatan 01. Dengan demikian diperoleh besarnya sumbangan pola asuh

orangtua terhadap kecerdasan emosional siswa adalah 0,088 x 100% = 8,8%. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa pengaruh pola asuh orangtua terhadap tinggi rendahnya

kecerdasan emosional siswa sama dengan 8,8%, sedangkan sisanya 91,2%

ditentukan oleh faktor diluar pola asuh orangtua, misalnya tingkat pendidikan

orangtua, lingkungan, dan lain-lain.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diberikan adalah sebagai

berikut.

1. Bagi Guru

Guru harus mengetahui untuk kemudian memahami kecerdasan emosional

siswanya. Apakah kecerdasan emosional siswanya itu tergolong tinggi, sedang

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

70

atau rendah. Hal ini kemudian dapat dijadikan pedoman guru dalam menentukan

metode pengajaran yang tepat di kelas. Sehingga pembelajaran di dalam kelas

berlangsung dengan efektif dan dapat dipahami masing-masing siswa dengan

mudah.

2. Bagi Orangtua

Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya orangtua menerapkan pola asuh

otoritatif. Karena sebagian besar orangtua siswa masih menerapkan pola asuh

otoriter, artinya sebagian besar orangtua siswa hanya memiliki tuntutan yang

besar terhadap anak-anaknya, dengan kata lain pola asuh ini lebih banyak

menuntut (demanding) dibandingkan memberi tanggapan (responsive).

Sedangkan pola asuh yang ideal secara teori kurang diterapkan oleh orangtua

siswa di sekolah ini karena hasil penelitian menunjukkan hanya satu siswa yang

memiliki orangtua yang menerapkan pola asuh otoritatif. Maka orangtua

sebaiknya lebih memberikan tuntutan dan tanggapan yang seimbang terhadap

anaknya agar tercipta kecerdasan emosional yang tinggi pada anak.

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

71

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.

Azwar, Saifuddin. Penyusunan Skala Psikologi Edisi II. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 2012.

------------------------. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011.

B. Uno, Hamzah. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara. 2012.

Djamarah, Syaiful Bahri. Pola Asuh Orangtua dan Komunikasi dalam Keluarga.

Jakarta: Rineka Cipta. 2014.

Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:

Rajawali Pers, 2013.

Goleman, Daniel. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005.

----------------------. Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional), Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama. 2016.

Hartono, Andreas. EQ Parenting, Cara Praktis ,Menjadi Orangtua Pelatih Emosi.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2012.

Hidayat, Anwar. “ Uji Homogenitas”. www.Statiskian.com. 4 Oktober 2017.

--------------------. “Uji One Way Anova”. www.Statiskian.com. 5 Oktober 2017.

HM, Arifin. Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Ruhaniyah Manusia. Jakarta:

Bulan Bintang. 1997.

Jannah, Hasanatul. Bentuk Pola Asuh Orantgtua Dalam Menanamkan Perilaku

Moral Pada Anak Usia Dini Di Kecamatan Ampek Angkek Vol I No. 1 (Padang:

Pesona PAUD. 2012.

Jannah, Miftahul. Pola Pengasuhan Orangtua dan Moral Remaja Dalam Islam, Vol

1, No. 1. 2015.

Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna.

2010

Martinez dan Garcia. Impact of Parenting Styles on Adolescents’ Self-Esteem and

Internalization of Values in Spain. The Spanish Journal of Psychology, Vol. 10.

No. 2. Spain: Departemento de Psicologia. 2007.

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

72

Mashar, Riana. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. 2011.

Mubayidh, Makmun. Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak. Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar. 2006.

Papalia, Diane E dan Ruth Duskin Feldman. Menyelami Perkembangan Manusia.

Jakarta: Salemba Humanika. 2014.

Repetti, Rena L., Shelley E. Taylor, and Teresa E. Seeman. Risky Families: Family

Social Environments and the Mental Psychological Health of Offspring, vol.

128, No. 2, 330 –366. University of California, Los Angeles: Psychological

Bulletin. 2002.

Ruseffendi, E.T. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-eksakta

Lainnya. Bandung: Tarsito. 2010.

Santrock, John W. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. 2007.

Strayer, Janet, Simon Fraser University, and William Roberts. Children’s Anger,

Emotional Expressiveness, and Empathy: Relations with Parents’ Empathy,

Emotional Expressiveness, and Parenting Practices vol. 13. University College

of the Cariboo: Blackwell Publishing. 2004.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

2014.

Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”. Bandung: Alfabeta.

2006.

Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT Refika

Aditama. 2010.

Syaodih S, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2012.

Tim Pustaka Familia. Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya.

Yogyakarta: Kanisius. 2006.

Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2006.

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

Scanned by CamScanner

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

74

Lampiran 2

Pedoman Observasi Kecerdasan Emosional Siswa

PEDOMAN OBSERVASI

Bentuk Perilaku

Kecerdasan

Emosional

Aspek yang Diamati Ya Tidak

Sosial mantap Tidak menyendiri

Mudah bergaul dan

jenaka

Bermain dengan siapa saja, tidak

membentuk “geng”

Selalu terlihat ceria

Tidak mudah takut

dan gelisah

Berani saat diminta maju ke

depan kelas

Berkemampuan besar

untuk melibatkan diri

dengan orang-orang

atau permasalahan

Mudah bergaul dengan orang

yang baru dikenal

Memikul tanggung

jawab dan

mempunyai

pandangan moral

Melaksanakan piket sesuai

jadwal

Simpatik dan hangat

dalam berhubungan

Percakapannya akrab dan hangat

dengan teman

Merasa nyaman

dengan dirinya

sendiri, orang lain

maupun

pergaulannya, dan

memandang dirinya

secara positif

Tidak mudah menangis karena

ejekan teman

Mengakui kesalahan yang dibuat

Berbicara dengan penuh percaya

diri saat diskusi dalam kelompok

Pedoman penskoran: 10 – 30 = Rendah

Jml skor “ya” x 10 40 – 60 = Sedang

1 x 10 = 10 70 – 100 = Tinggi

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

75

Lampiran 3

Skala Uji Coba Instrumen Kecerdasan Emosional dan Pola Asuh Orangtua

Identitas Diri

Nama : ………………………………….

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang kalian anggap sesuai

dengan keadaan atau kondisi kalian sehari-hari secara jujur.

2. Penjelasan jawaban dari tiap-tiap pilihan adalah:

STS = Sangat Tidak Sesuai

TS = Tidak Sesuai

S = Sesuai

SS = Sangat Sesuai

3. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban kalian benar apabila sesuai dengan

keadaan kalian yang sesungguhnya.

4. Periksa kembali ya jawaban kalian sebelum diserahkan, jangan sampai ada nomor

yang terlewatkan. Terima kasih atas kesediaannya telah membantu kakak.

Selamat Mengerjakan

SKALA 1 (SKALA KECERDASAN EMOSIONAL)

No. Pernyataan STS TS S SS

1.

Saya merasa percaya diri di kelas karena selalu

mendapat nilai bagus

STS

TS

S

SS

2. Saya sering melamun STS TS S SS

3. Saya mudah memaafkan teman yang

menyinggung perasaan saya

STS

TS

S

SS

4. Saya membenci teman yang menjadi juara kelas STS TS S SS

5.

Saya berteriak sekencangnya saat mendapat

hadiah

STS

TS

S

SS

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

76

6. Saya bertanya ketika guru mempersilahkan

saya untuk bertanya

STS

TS

S

SS

7.

Saya sulit berkonsentrasi jika ada teman yang

berisik

STS

TS

S

SS

8. Saya cuek jika ada teman saya yang menangis

karena diganggu teman lain

STS

TS

S

SS

9.

Saya menyelesaikan tugas yang diberikan guru

dengan tepat waktu

STS

TS

S

SS

10. Saya menertawakan teman yang melakukan hal

lucu

STS TS S SS

11. Saat ada teman yang menangis maka saya

menenangkannya

STS

TS

S

SS

12. Ketika ada teman yang mengejek saya, maka

saya balas mengejek dengan lebih semangat

STS

TS

S

SS

13. Saya membersihkan lantai kelas yang saya kotori STS TS S SS

14.

Tangan saya sering gemetar apabila diminta

untuk maju ke depan kelas

STS

TS

S

SS

15.

Saya suka menjelaskan pelajaran kepada teman

yang masih belum mengerti

STS

TS

S

SS

16. Saya membiarkan begitu saja lantai kelas yang

telah saya kotori

STS

TS

S

SS

17. Saya mengabaikan teman yang mengejek saya

STS

TS

S

SS

18. Saya sabar mengantri untuk masuk kelas saat

teman lain berebut

STS TS S SS

19. Saya hanya mau berteman dengan teman yang

Pintar

STS

TS

S

SS

20. Saya senang saat mendapat nilai yang tinggi STS TS S SS

21.

Saya mengobrol dengan teman ketika guru sedang

menjelaskan pelajaran

STS

TS

S

SS

22. Saya gugup saat mengerjakan soal di depan kelas

STS

TS

S

SS

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

77

23. Saya meminjamkan alat tulis kepada teman yang

tidak membawa

STS

TS

S

SS

24. Saya tidak mau membantu menjelaskan kepada

teman yang belum paham pelajaran

STS

TS

S

SS

25. Saya memilih menyelesaikan tugas terlebih

dahulu baru kemudian bermain

STS

TS

S

SS

26. Saya memukul teman yang menghina saya STS TS S SS

27. Saya menangis saat diejek teman STS TS S SS

28.

Saya menyembunyikan penghapus ketika ada

teman yang ingin meminjamnya

STS

TS

S

SS

29.

Saya mendengarkan dengan baik ketika ada

teman yang bercerita

STS

TS

S

SS

30. Saya suka menyela penjelasan guru STS TS S SS

31.

Saya meminta maaf ketika berbuat salah kepada

Teman

STS

TS

S

SS

32.

Saya menertawakan teman yang mendapat

hukuman dari guru

STS

TS

S

SS

33. Saya tiba-tiba ingin tertawa saat sedang belajar

STS

TS

S

SS

34. Saya sering tiba-tiba ingin marah STS TS S SS

35. Saya cepat akrab dengan teman baru STS TS S SS

36.

Saya sering membenci teman sekelas saya tanpa

alas an

STS

TS

S

SS

37. Saya suka mendengarkan pendapat orang lain STS TS S SS

38.

Saya tertarik ingin melihat kegiatan yang ada di

luar kelas saat saya sedang mengikuti pelajaran di

dalam kelas

STS

TS

S

SS

39. Saya selalu percaya diri ketika mengerjakan soal

di depan kelas

STS TS S SS

40. Saya berteman baik dengan teman yang berbeda

agama

STS

TS

S

SS

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

78

SKALA 2 (SKALA POLA ASUH ORANGTUA)

No. Pernyataan STS TS S SS

1.

Orangtua saya berkata bahwa nilai ulangan saya

tidak boleh turun dengan alasan apapun

STS

TS

S

SS

2.

Orangtua membebaskan saya untuk bermain

dengan semua teman

STS

TS

S

SS

3. Orangtua bertanya kepada saya alasan mengapa

saya mendapat nilai rendah

STS TS S SS

4.

Orangtua tidak melarang saya melakukan

kegiatan bermain apapun

STS

TS

S

SS

5.

Orangtua memarahi saya dengan nada tinggi saat

saya berbuat salah

STS

TS

S

SS

6.

Orangtua bersikap tidak peduli jika ada teman-

teman saya berkunjung ke rumah

STS

TS

S

SS

7.

Ketika saya pulang terlambat maka orangtua

tidak membukakan pintu untuk saya

STS

TS

S

SS

8.

Orangtua tidak peduli saat saya berkelahi

dengan teman

STS

TS

S

SS

9. Orangtua menginginkan saya bergaul hanya

dengan teman tertentu

STS

TS

S

SS

10.

Orangtua membentak saya ketika saya banyak

bertanya

STS

TS

S

SS

11. Orangtua saya akrab dan mengenal teman-teman

saya

STS

TS

S

SS

12.

Orangtua membelikan pensil ketika melihat

pensil saya yang sudah pendek

STS

TS

S

SS

13.

Orangtua mengharuskan saya untuk izin jika

ingin keluar rumah

STS

TS

S

SS

14. Ketika saya melakukan kesalahan yang tidak

disengaja, orangtua langsung mencubit saya

STS

TS

S

SS

15.

Orangtua tahu jadwal pelajaran saya setiap hari

STS

TS

S

SS

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

79

16.

Orangtua hanya mengizinkan saya makan ketika

sudah selesai mengerjakan tugas

STS

TS

S

SS

17. Orangtua mengatur kegiatan bermain saya

STS

TS

S

SS

18.

Orangtua menjelaskan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler juga penting untuk diikuti

STS

TS

S

SS

19.

Orangtua mendukung jenis kegiatan

ekstrakurikuler yang saya pilih

STS

TS

S

SS

20.

Orangtua membiarkan saya menyelesaikan

masalah saya sendiri

STS

TS

S

SS

21. Orangtua membebaskan kepada saya bermain

tanpa mengenal waktu di hari libur

STS

TS

S

SS

22.

Orangtua membebaskan saya untuk memilih

cita-cita yang saya inginkan

STS

TS

S

SS

23. Orangtua mendukung kegiatan yang saya sukai

STS

TS

S

SS

24. Ketika pulang sekolah, orangtua selalu

menanyakan tentang pelajaran saya di sekolah

STS

TS

S

SS

25. Orangtua tetap menyuruh saya berangkat sekolah

meskipun sedang sakit

STS

TS

S

SS

26. Orangtua bertanya dan tertarik dengan hobi saya

STS

TS

S

SS

27.

Saya tidak izin kepada orangtua ketika bermain

ke rumah teman

STS

TS

S

SS

28.

Orangtua bertanya kepada saya tentang berapa

besarnya uang jajan yang cukup

STS

TS

S

SS

29.

Orangtua memperbolehkan saya menonton TV

berjam-jam

STS

TS

S

SS

30. Saya dimarahi orangtua ketika nilai ulangan jelek STS TS S SS

31. Orangtua memperbolehkan saya makan tidak

tepat waktu

STS

TS

S

SS

32. Orangtua selalu curiga terhadap saya

STS

TS

S

SS

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

80

33.

Orangtua membiarkan saya bangun kesiangan

ketika harus sekolah

STS

TS

S

SS

34. Orangtua tidak tahu ketika saya bolos sekolah STS TS S SS

35.

Ketika saya sakit, orangtua tetap bekerja hingga

larut malam

STS

TS

S

SS

36. Semua kegiatan saya selalu dipantau orangtua STS TS S SS

37.

Orangtua menjelaskan tentang pentingnya

menolong teman

STS

TS

S

SS

38. Saya dijewer orangtua jika saya mendapat nilai

rendah

STS TS S SS

39.

Orangtua selalu mengawasi apapun yang saya

lakukan

STS

TS

S

SS

40.

Orangtua tetap memberikan semangat kepada

saya saat nilai saya rendah

STS

TS

S

SS

41.

Orangtua membelikan sepatu tanpa bertanya

kepada saya warna yang saya sukai

STS

TS

S

SS

42. Orangtua marah saat saya sedang melakukan hobi

saya

STS

TS

S

SS

43. Orangtua membantu saya mengerjakan PR STS TS S SS

44.

Orangtua selalu memaafkan apapun kesalahan

saya

STS

TS

S

SS

45.

Orangtua bertanya kepada saya tentang bekal apa

yang saya inginkan

STS

TS

S

SS

46.

Orangtua membebaskan saya untuk membeli

mainan yang saya mau

STS

TS

S

SS

47. Orangtua berkata kepada saya untuk selalu sabar STS TS S SS

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

81

Lampiran 4

Pengelompokan Item Berdasarkan Dimensi Pola Asuh

Dimensi Nomor Item

Item

Responsiveness 2

Orang tua diam saja ketika saya berbohong

3 Orang tua memperbolehkan saya tidur pukul 11 malam

4 Orang tua diam saja ketika saya mendapatkan nilai Jelek

6 Orang tua diam saja saat saya berkelahi dengan teman

9 Orang tua mengizinkan saya mengikuti ekstrakurikuler sesuai dengan keinginan dan kemampuan saya

10 Orang tua membelikan pensil ketika melihat pensil saya yang sudah pendek

12 Orang tua tahu jadwal pelajaran saya setiap hari

14 Ketika bekerja, orang tua tetap menanyakan kabar saya

15 Orang tua membebaskan saya untuk memilih cita-cita yang saya inginkan

16 Orang tua mengizinkan saya berteman dengan Siapapun

17 Ketika pulang sekolah, orang tua selalu menanyakan tentang pelajaran saya di sekolah

20 Orang tua mengajak saya berbicara untuk menetapkan besarnya uang jajan saya

21 Orang tua memperbolehkan saya menonton TV berjam-jam

23 Orang tua memperbolehkan saya menyela pendapatnya

24 Orang tua membiarkan saya bangun kesiangan ketika harus sekolah

25 Ketika saya sakit, orang tua tetap bekerja hingga larut Malam

30 Orang tua membantu saya mengerjakan PR

31 Orang tua selalu memaafkan apapun kesalahan saya

Demandingness

1 Apapun alasannya, orang tua berkata bahwa nilai ulangan saya tidak boleh turun

5 Ketika saya pulang terlambat maka orang tua tidak membukakan pintu untuk saya

7 Orang tua sudah mengatur jadwal kegiatan saya sehari- Hari

8 Orang tua membentak saya ketika saya banyak Bertanya

11

Orang tua mengharuskan saya untuk izin jika ingin keluar rumah

13 Orang tua menjelaskan bahwa kewajiban seorang pelajar adalah belajar

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

82

18 Saya tetap disuruh berangkat sekolah meskipun sedang Sakit

19 Saya tidak izin kepada orang tua ketika bermain ke rumah teman

22 Saya dimarahi ketika nilai ulangan jelek

26 Orang tua menjelaskan tentang pentingnya menolong Teman

27 Orang tua selalu mengawasi apapun yang saya lakukan

28 Orang tua selalu menanyakan alasan ketika saya pulang terlambat

29 Orang tua memarahi saya ketika pulang terlambat

32 Orang tua mengajarkan saya untuk berani berpendapat

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

83

Lampiran 5

Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian Kecerdasan Emosional

Identitas Diri

Nama : ………………………………….

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Petunjuk Pengisian

5. Lingkari (O) pada salah satu pilihan jawaban yang kalian anggap sesuai dengan

keadaan atau kondisi kalian sehari-hari secara jujur.

6. Penjelasan jawaban dari tiap-tiap pilihan adalah:

STS = Sangat Tidak Sesuai

TS = Tidak Sesuai

S = Sesuai

SS = Sangat Sesuai

7. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban kalian benar apabila sesuai dengan

keadaan kalian yang sesungguhnya.

8. Periksa kembali ya jawaban kalian sebelum diserahkan, jangan sampai ada nomor

yang terlewatkan. Terima kasih atas kesediaannya telah membantu kakak.

Selamat Mengerjakan

SKALA 1 (SKALA KECERDASAN EMOSIONAL)

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Saya membenci teman yang menjadi juara kelas STS TS S SS

2.

Saya berteriak sekencangnya saat mendapat

hadiah

STS

TS

S

SS

3. Saya bertanya ketika guru mempersilahkan

saya untuk bertanya

STS

TS

S

SS

4. Saya cuek jika ada teman saya yang menangis

karena diganggu teman lain

STS

TS

S

SS

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

84

5.

Ketika ada teman yang mengejek saya,

maka saya balas mengejek dengan lebih

semangat

STS

TS

S

SS

6. Saya membersihkan lantai kelas yang saya

kotori STS TS S SS

7. Saya membiarkan begitu saja lantai kelas yang

telah saya kotori

STS

TS

S

SS

8. Saya hanya mau berteman dengan teman

yang pintar

STS

TS

S

SS

9.

Saya mengobrol dengan teman ketika guru

sedang menjelaskan pelajaran

STS

TS

S

SS

10. Saya gugup saat mengerjakan soal di depan kelas

STS

TS

S

SS

11. Saya meminjamkan alat tulis kepada teman

yang tidak membawa

STS

TS

S

SS

12. Saya tidak mau membantu menjelaskan kepada

teman yang belum paham pelajaran

STS

TS

S

SS

13. Saya memukul teman yang menghina saya STS TS S SS

14.

Saya menyembunyikan penghapus ketika ada

teman yang ingin meminjamnya

STS

TS

S

SS

15. Saya suka menyela penjelasan guru STS TS S SS

16.

Saya meminta maaf ketika berbuat salah

kepada

Teman

STS

TS

S

SS

17.

Saya menertawakan teman yang mendapat

hukuman dari guru

STS

TS

S

SS

18. Saya tiba-tiba ingin tertawa saat sedang belajar

STS

TS

S

SS

19. Saya sering tiba-tiba ingin marah STS TS S SS

20. Saya cepat akrab dengan teman baru STS TS S SS

21.

Saya sering membenci teman sekelas saya

tanpa alasan

STS

TS

S

SS

22.

Saya tertarik ingin melihat kegiatan yang ada di

luar kelas saat saya sedang mengikuti pelajaran

di dalam kelas

STS

TS

S

SS

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

85

23. Saya selalu percaya diri ketika mengerjakan soal

di depan kelas STS TS S SS

24. Saya berteman baik dengan teman yang berbeda

agama

STS

TS

S

SS

Terimakasih ya adik-adik atas partisipasinya

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

86

Instrumen Penelitian Pola Asuh Orangtua

Identitas Diri

Nama : ………………………………….

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang kalian anggap sesuai

dengan keadaan atau kondisi kalian sehari-hari secara jujur.

2. Penjelasan jawaban dari tiap-tiap pilihan adalah:

STS = Sangat Tidak Sesuai

TS = Tidak Sesuai

S = Sesuai

SS = Sangat Sesuai

3. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban kalian benar apabila sesuai dengan

keadaan kalian yang sesungguhnya.

4. Periksa kembali ya jawaban kalian sebelum diserahkan, jangan sampai ada nomor

yang terlewatkan. Terima kasih atas kesediaannya telah membantu kakak.

Selamat Mengerjakan

SKALA 2 (SKALA POLA ASUH ORANGTUA)

No. Pernyataan STS TS S SS

1.

Orangtua saya berkata bahwa nilai ulangan saya

tidak boleh turun dengan alasan apapun

STS

TS

S

SS

2. Orangtua diam saja ketika saya berbohong STS TS S SS

3. Orangtua memperbolehkan saya tidur pukul 11

malam STS TS S SS

4.

Orangtua diam saja ketika saya mendapatkan

nilai jelek

STS

TS

S

SS

5.

Ketika saya pulang terlambat, maka orangtua

tidak membukakan pintu untuk saya

STS

TS

S

SS

6.

Orangtua diam saja saat saya berkelahi dengan

teman

STS

TS

S

SS

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

87

7.

Orangtua sudah mengatur jadwal kegiatan saya

sehari-hari

STS

TS

S

SS

8.

Orangtua membentak saya ketika saya banyak

bertanya

STS

TS

S

SS

9.

Orangtua mengijinkan saya mengikuti

ekstrakurikuler sesuai sengan keinginan dan

kemampuan saya

STS

TS

S

SS

10.

Orangtua membelikan pensil ketika melihat

pensil saya yang sudah pendek

STS

TS

S

SS

11. Orangtua mengharuskan saya untuk ijin jika

ingin keluar rumah

STS

TS

S

SS

12. Orangtua tahu jadwal pelajaran saya setiap hari

STS

TS

S

SS

13.

Orangtua menjelaskan bahwa kewajiban

seorang pelajar adalah belajar

STS

TS

S

SS

14.

Ketika bekerja, orangtua tetap menanyakan

kabar saya

STS

TS

S

SS

15.

Orangtua membebaskan saya untuk memilih

cita-cita yang saya inginkan

STS

TS

S

SS

16.

Orangtua mengizinkan saya berteman dengan

siapapun

STS

TS

S

SS

17.

Ketika pulang sekolah, orangtua selalu

menanyakan tentang pelajaran saya di sekolah

STS

TS

S

SS

18.

Saya tetap disuruh berangkat sekolah meskipun

sedang sakit

STS

TS

S

SS

19.

Saya tidak ijin kepada orangtua ketika bermain

ke rumah teman

STS

TS

S

SS

20.

Orangtua mengajak saya berbicara untuk

menetapkan besarnya uang jajan saya

STS

TS

S

SS

21.

Orangtua memperbolehkan saya menonton TV

berjam-jam

STS

TS

S

SS

22. Saya dimarahi ketika nilai ulangan jelek

STS

TS

S

SS

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

88

23.

Orangtua memperbolehkan saya menyela

pendapatnya

STS

TS

S

SS

24.

Orangtua membiarkan saya bangun kesiangan

ketika harus sekolah

STS

TS

S

SS

25.

Ketika saya sakit, orangtua tetap bekerja hingga

larut malam

STS

TS

S

SS

26.

Orangtua menjelaskan tentang pentingnya

menolong teman

STS

TS

S

SS

27.

Orangtua selalu mengawasi apapun yang saya

lakukan

STS

TS

S

SS

28.

Orangtua selalu menanyakan alasan ketika saya

pulang terlambat

STS

TS

S

SS

29. Orangtua memarahi saya ketika pulang

terlambat

STS

TS

S

SS

30. Orangtua membantu saya mengerjakan PR STS TS S SS

31. Orangtua selalu memaafkan apapun kesalahan

saya STS TS S SS

32. Orangtua selalu mengajarkan saya untuk berani

berpendapat STS TS S SS

Terimakasih ya adik-adik atas partisipasinya

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

89

Lampiran 6

1. Data mentah hasil penelitian kecerdasan emosional siswa

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Skor

Total

1 4 3 4 3 3 3 3 1 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 71

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 73

3 4 3 4 3 4 1 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 2 4 4 3 1 4 4 80

4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 1 4 3 3 2 3 4 78

5 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 85

6 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 79

7 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 84

8 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 83

9 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 89

10 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 70

11 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 2 4 3 2 3 78

12 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 75

13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 69

14 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 86

15 3 2 4 4 3 3 4 3 2 2 3 4 1 1 3 3 4 2 2 2 4 1 1 3 64

16 3 3 4 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72

17 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 4 4 1 4 4 70

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

90

18 4 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 86

19 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70

20 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 1 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 1 3 4 72

21 4 4 2 4 3 2 3 4 4 4 1 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 80

22 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 81

23 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 76

24 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 2 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 77

25 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 1 4 2 4 2 1 2 4 4 3 4 4 76

26 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 1 4 81

27 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 81

28 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 83

29 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 82

30 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 79

31 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 80

32 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 3 80

33 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 3 1 3 4 4 4 3 3 1 1 3 1 2 71

34 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 83

35 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 2 3 77

36 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 92

37 3 2 4 4 2 3 3 3 1 2 4 2 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 73

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

91

38 3 2 1 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 1 4 3 3 3 4 2 3 65

39 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 69

40 3 3 3 3 2 3 4 1 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 4 2 1 3 64

41 3 3 2 1 1 3 3 3 3 1 4 3 3 3 1 4 3 3 3 2 1 1 2 2 58

42 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 86

43 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 77

44 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 1 4 4 82

45 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 70

46 4 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 75

47 2 1 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 70

48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 89

49 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73

50 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 4 3 78

51 4 3 1 4 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 83

52 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 71

53 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 83

54 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 82

55 3 2 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 2 3 4 4 3 2 4 4 79

56 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 81

57 4 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 4 73

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

92

58 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 79

59 3 4 3 3 4 3 1 4 2 3 4 3 4 1 2 2 1 4 2 2 1 2 1 4 63

60 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 76

61 3 4 1 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 4 4 76

62 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 86

63 4 2 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 82

64 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72

218 185 204 210 189 205 217 206 211 179 213 211 196 206 210 230 208 196 196 206 213 187 203 229 4928

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

93

2. Data mentah hasil penelitian pola asuh orangtua

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Skor

Total

1 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 1 4 1 4 1 2 1 3 2 3 3 3 3 3 4 1 2 2 3 4 4 85

2 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 1 1 4 1 4 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 91

3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3 1 3 3 2 4 2 3 3 3 4 2 1 4 3 3 4 1 3 3 1 3 4 90

4 3 3 1 3 1 4 3 4 4 4 1 1 3 1 4 2 4 4 3 4 4 1 1 4 4 4 3 1 1 3 4 4 91

5 2 4 3 4 2 4 4 2 4 4 1 2 4 2 4 1 4 3 4 2 1 2 1 4 3 4 1 3 2 3 4 4 92

6 3 2 4 3 1 4 3 4 3 4 2 2 4 2 3 2 4 3 2 1 2 2 1 4 2 4 2 4 3 3 3 4 90

7 3 4 1 2 4 1 3 3 4 4 2 1 4 1 4 1 4 1 4 4 3 1 1 1 1 4 1 4 4 1 4 4 84

8 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 1 1 3 1 3 1 4 3 3 1 1 1 2 3 3 4 2 3 4 2 4 3 87

9 3 4 3 4 1 4 2 3 3 4 2 1 4 1 4 3 3 3 3 4 2 1 2 1 3 4 3 4 2 2 4 4 91

10 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 80

11 2 3 3 4 1 4 4 3 4 4 1 1 4 1 4 1 4 3 3 3 2 1 1 4 4 4 1 4 4 2 2 3 89

12 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 2 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 86

13 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 85

14 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 1 2 4 2 3 2 3 4 3 3 1 2 2 4 3 1 1 3 3 2 2 4 86

15 3 3 2 4 1 3 1 3 2 3 2 4 3 1 1 2 2 3 3 1 2 4 4 1 3 1 4 1 3 2 1 2 75

16 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 86

17 4 4 3 4 2 4 3 2 4 2 1 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2 2 1 3 91

18 2 3 4 4 1 4 4 4 4 4 1 1 4 1 4 1 4 3 4 1 1 1 1 4 4 4 1 4 4 1 4 4 91

19 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 86

20 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 2 1 4 2 4 1 3 2 3 3 2 4 2 3 3 3 1 3 4 2 4 3 88

21 1 3 3 4 1 4 2 3 4 4 1 1 4 1 4 1 4 4 4 1 1 2 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 89

22 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 1 2 4 2 3 1 3 4 3 2 1 2 2 4 2 4 3 3 3 3 4 3 89

23 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 1 1 3 1 4 1 3 2 4 2 2 4 2 4 4 4 2 3 3 3 4 4 96

24 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 1 2 4 1 4 2 3 3 3 2 1 2 2 3 3 4 2 4 2 2 4 4 88

25 3 4 1 3 3 1 3 3 4 4 1 2 4 1 4 1 3 2 3 4 2 1 3 3 3 4 1 4 4 1 4 4 88

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

94

26 4 4 3 4 1 3 3 3 4 4 1 2 3 1 3 1 4 1 2 4 3 1 1 4 4 4 1 4 2 1 4 4 88

27 3 3 2 4 2 4 2 3 3 3 1 2 3 2 4 1 3 2 3 3 1 1 1 4 3 4 2 3 3 1 3 4 83

28 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 3 1 3 2 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 89

29 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 1 2 4 2 3 2 3 4 3 3 1 2 2 4 3 4 1 3 3 2 2 4 89

30 4 4 2 3 1 3 4 2 4 3 1 2 4 2 4 2 4 2 3 4 3 3 2 4 1 3 1 3 4 3 3 2 90

31 3 3 4 4 1 4 3 3 3 4 3 2 4 2 3 1 3 4 3 1 1 3 2 4 2 3 2 3 2 1 2 3 86

32 3 4 4 4 1 4 2 3 3 3 1 1 4 1 4 1 4 3 4 1 1 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 92

33 1 3 4 3 1 3 2 3 3 4 4 3 4 1 4 1 3 4 3 1 3 3 1 4 3 1 3 4 2 4 2 1 86

34 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 1 4 2 4 2 3 3 3 2 1 1 2 4 3 4 3 2 4 3 2 2 88

35 4 3 2 4 2 3 2 4 2 2 3 2 3 3 4 2 2 4 2 3 1 1 2 4 4 2 2 3 1 3 3 4 86

36 3 4 3 4 1 4 3 4 4 4 1 1 4 1 4 1 3 3 4 1 2 1 1 4 3 4 3 3 1 1 4 4 88

37 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 1 4 2 3 1 3 3 4 3 2 3 1 3 3 3 2 4 3 1 3 4 90

38 3 3 4 2 3 2 2 4 4 2 1 3 3 2 1 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 1 2 3 80

39 2 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 82

40 4 4 2 4 1 3 3 3 4 2 2 2 3 1 4 1 4 3 2 2 3 1 1 4 3 3 2 3 3 2 2 3 84

41 3 3 3 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 84

42 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 2 3 2 3 1 1 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 3 91

43 3 4 1 4 2 4 1 3 4 4 3 1 4 1 4 1 4 4 4 1 1 3 1 4 4 4 1 4 1 4 4 4 92

44 3 4 4 3 2 3 4 3 4 4 1 1 4 2 4 1 4 1 1 4 2 1 4 3 3 4 1 4 4 1 3 4 91

45 3 2 3 4 1 3 2 3 3 4 2 3 4 2 4 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4 2 4 2 1 4 3 86

46 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 3 1 4 2 3 2 2 2 2 4 3 4 2 3 4 2 4 3 92

47 4 3 2 3 2 3 2 2 3 4 1 3 4 1 4 1 2 1 3 2 3 1 2 4 3 4 1 2 2 1 4 3 80

48 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 1 4 1 4 1 4 4 4 1 1 3 1 4 4 4 2 4 3 2 2 4 95

49 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 82

50 1 3 3 4 2 3 4 4 4 3 2 2 4 2 1 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 4 4 86

51 2 3 3 3 1 2 3 4 4 4 1 2 4 1 4 2 4 2 4 2 2 4 2 3 4 4 2 2 1 2 4 4 89

52 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 83

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

95

53 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 1 2 4 3 4 2 4 4 4 1 2 2 1 4 3 4 2 4 1 1 4 3 96

54 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 1 3 1 4 1 3 3 3 2 2 4 2 4 3 4 2 4 2 1 4 4 92

55 1 3 4 3 4 4 2 4 4 4 2 1 4 1 4 2 4 3 4 4 2 3 1 4 3 4 3 4 2 1 3 4 96

56 3 3 2 3 1 4 4 4 4 3 1 2 4 1 4 3 4 2 4 2 1 1 2 4 3 3 2 3 2 2 3 4 88

57 3 4 2 4 2 4 3 3 1 1 2 2 3 2 3 2 4 3 4 3 1 2 1 4 2 4 1 4 4 4 3 3 88

58 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 1 2 4 1 4 2 3 3 4 3 2 2 2 3 4 4 1 1 4 2 2 3 95

59 3 3 2 3 3 1 1 1 3 2 4 1 2 2 2 4 2 1 3 4 3 3 2 1 4 3 4 3 2 2 1 4 79

60 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 88

61 3 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 1 4 1 2 1 4 4 4 1 1 4 1 4 3 4 1 4 2 1 2 4 87

62 2 4 3 3 2 3 4 4 4 3 1 1 4 2 3 1 3 3 4 3 2 2 1 4 4 4 2 3 2 1 3 4 89

63 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 1 2 4 2 4 2 4 3 4 3 2 1 2 4 1 4 1 4 3 1 4 2 93

64 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 90

188 212 185 217 126 212 185 200 217 211 107 116 228 110 220 105 210 182 203 155 122 137 125 216 185 218 127 198 170 131 195 214 5627

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

96

Lampiran 7

Tabel Pengkategorian Pola Asuh Orangtua

No.

Responden

Skor

Responsiveness

Skor

Demandingness

Skor

Control Hasil Keterangan

1. 1.333333 1.321429 1.071429 R > Dr Permisif

2. 1.416667 1.428571 1.321429 R < Dt Otoriter

3. 1.472222 1.321429 1.214286 R > Dt Otoritatif

4. 1.527778 1.285714 1.142857 R > Dr Permisif

5. 1.5 1.357143 1.178571 R > Dr Permisif

6. 1.361111 1.464286 1.321429 R < Dt Otoriter

7. 1.166667 1.5 1.214286 R < Dt Otoriter

8. 1.277778 1.464286 1.178571 R < Dr Otoriter

9. 1.444444 1.392857 1.25 R > Dt Otoritatif

10. 1.277778 1.214286 1.214286 R > Dt Otoritatif

11. 1.416667 1.357143 1.178571 R > Dr Permisif

12. 1.361111 1.321429 1.178571 R > Dr Permisif

13. 1.305556 1.357143 1.25 R < Dt Otoriter

14. 1.361111 1.321429 1.107143 R > Dr Permisif

15. 1.138889 1.214286 1.107143 R < Dr Otoriter

16. 1.361111 1.321429 1.25 R > Dt Otoritatif

17. 1.444444 1.392857 1.392857 R > Dt Otoritatif

18. 1.388889 1.464286 1.071429 R < Dr Otoriter

19. 1.305556 1.392857 1.321429 R < Dt Otoriter

20. 1.361111 1.392857 1.25 R < Dt Otoriter

21. 1.416667 1.357143 1.071429 R > Dr Permisif

22. 1.361111 1.428571 1.214286 R < Dt Otoriter

23. 1.5 1.5 1.178571 R = Dr Otoritatif

24. 1.333333 1.428571 1.178571 R < Dr Otoriter

25. 1.333333 1.428571 1.178571 R < Dr Otoriter

26. 1.5 1.214286 1.178571 R > Dr Permisif

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

97

27. 1.305556 1.285714 1.107143 R > Dr Permisif

28. 1.388889 1.392857 1.142857 R < Dr Otoriter

29. 1.361111 1.428571 1.214286 R < Dt Otoriter

30. 1.472222 1.321429 1.428571 R > Dt Otoritatif

31. 1.277778 1.428571 1.142857 R < Dr Otoriter

32. 1.416667 1.464286 1.178571 R < Dr Otoriter

33. 1.388889 1.285714 1.178571 R > Dr Permisif

34. 1.333333 1.428571 1.25 R < Dt Otoriter

35. 1.361111 1.321429 1.178571 R > Dr Permisif

36. 1.361111 1.392857 0.964286 R < Dr Otoriter

37. 1.277778 1.571429 1.25 R < Dt Otoriter

38. 1.222222 1.285714 1.178571 R < Dr Otoriter

39. 1.277778 1.285714 1.214286 R < Dt Otoriter

40. 1.333333 1.285714 1.178571 R > Dr Permisif

41. 1.361111 1.25 1.428571 R > Dt Otoritatif

42. 1.416667 1.428571 1.214286 R < Dt Otoriter

43. 1.416667 1.464286 1.142857 R < Dr Otoriter

44. 1.5 1.321429 1.25 R > Dt Otoritatif

45. 1.333333 1.357143 1.142857 R < Dr Otoriter

46. 1.416667 1.464286 1.392857 R < Dt Otoriter

47. 1.333333 1.142857 0.964286 R > Dr Permisif

48. 1.388889 1.607143 1.214286 R < Dt Otoriter

49. 1.25 1.321429 1.178571 R < Dr Otoriter

50. 1.305556 1.392857 1.107143 R < Dr Otoriter

51. 1.416667 1.357143 1.142857 R > Dr Permisif

52. 1.305556 1.285714 1.214286 R > Dt Otoritatif

53. 1.472222 1.535714 1.25 R < Dt Otoriter

54. 1.361111 1.535714 1.178571 R < Dr Otoriter

55. 1.444444 1.571429 1.214286 R < Dt Otoriter

56. 1.388889 1.357143 1.178571 R > Dr Permisif

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

98

57. 1.305556 1.464286 1.428571 R < Dt Otoriter

58. 1.472222 1.5 1.214286 R < Dt Otoriter

59. 1.166667 1.321429 1.357143 R < Dt Otoriter

60. 1.361111 1.392857 1.285714 R < Dt Otoriter

61. 1.277778 1.464286 1.035714 R < Dr Otoriter

62. 1.333333 1.464286 1.107143 R < Dr Otoriter

63. 1.472222 1.428571 1.285714 R > Dt Otoritatif

64. 1.388889 1.428571 1.285714 R < Dt Otoriter

Pedoman penskoran pengkategorian pola asuh:

Skor Responsiveness =

Skor Demandingness =

Skor Control =

Kontrol Rendah = < mean

Kontrol Tinggi = ≥ mean

Mean = 1.203683036

Keterangan: t = kontrol tinggi; r = kontrol rendah

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

99

Lampiran 8

Hasil Uji Validitas dan Reliabitas Instrumen

1. Kecerdasan Emosional

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 31 100.0

Excludeda 0 .0

Total 31 100.0

a. Listwise deletion based on all variables

in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.818 40

Item-Total Statistics

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance if

Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

Item_1 114.35 118.437 .148 .818

Item_2 114.45 118.656 .109 .820

Item_3 114.65 126.770 -.240 .837

Item_4 113.94 111.862 .556 .805

Item_5 114.32 115.359 .294 .814

Item_6 114.10 118.357 .327 .814

Item_7 115.52 120.191 .047 .822

Item_8 114.23 114.381 .458 .809

Item_9 114.00 118.333 .170 .817

Item_10 114.29 125.280 -.266 .828

Item_11 113.90 119.824 .095 .819

Item_12 114.26 114.198 .489 .809

Item_13 114.10 116.557 .351 .812

Item_14 114.97 116.632 .237 .816

Item_15 114.23 120.181 .082 .819

Item_16 114.10 116.557 .321 .813

Item_17 114.55 116.189 .277 .814

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

100

Item_18 114.35 120.170 .065 .820

Item_19 114.71 107.413 .626 .800

Item_20 113.84 119.940 .096 .819

Item_21 114.26 111.931 .479 .807

Item_22 114.65 114.970 .338 .812

Item_23 114.32 111.759 .545 .806

Item_24 114.03 115.832 .383 .811

Item_25 114.61 121.112 -.016 .826

Item_26 114.16 110.406 .691 .802

Item_27 115.06 127.129 -.349 .831

Item_28 114.13 112.383 .584 .805

Item_29 114.19 120.961 .066 .818

Item_30 114.26 113.331 .510 .807

Item_31 113.84 114.740 .459 .809

Item_32 114.45 113.256 .442 .809

Item_33 114.35 114.037 .377 .811

Item_34 114.29 113.613 .446 .809

Item_35 114.26 117.065 .352 .813

Item_36 114.32 110.692 .578 .804

Item_37 114.16 118.340 .239 .815

Item_38 114.65 109.437 .529 .804

Item_39 114.10 112.490 .527 .806

Item_40 114.13 114.249 .495 .808

2. Pola Asuh Orangtua

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.899 32

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlatio

n

Cronbach's

Alpha if

Item Deleted

Item_1 95.88 141.971 .369 .898

Item_3 95.75 142.438 .367 .898

Item_4 95.78 140.229 .494 .896

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

101

Item_6 95.92 137.826 .643 .893

Item_7 95.99 138.291 .538 .895

Item_8 95.42 142.970 .357 .898

Item_9 95.48 142.114 .528 .895

Item_10 95.52 145.920 .251 .899

Item_11 95.64 140.649 .553 .895

Item_12 95.67 143.224 .287 .900

Item_13 95.78 140.229 .494 .896

Item_15 95.92 141.632 .413 .897

Item_18 95.47 141.447 .381 .898

Item_19 95.86 137.981 .638 .893

Item_22 95.44 143.972 .342 .898

Item_23 95.38 141.851 .484 .896

Item_24 95.64 142.205 .458 .896

Item_25 95.75 138.772 .503 .895

Item_27 95.56 143.750 .341 .898

Item_28 95.23 143.237 .459 .896

Item_29 95.47 142.169 .468 .896

Item_30 95.21 144.082 .459 .897

Item_31 95.38 141.851 .484 .896

Item_33 96.07 139.204 .502 .895

Item_35 95.70 144.297 .294 .899

Item_37 95.62 143.768 .345 .898

Item_39 95.55 140.557 .504 .895

Item_40 95.93 138.565 .584 .894

Item_42 95.42 140.887 .437 .897

Item_43 95.48 142.114 .528 .895

Item_44 95.52 145.920 .251 .899

Item_45 95.64 140.649 .553 .895

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

102

Lampiran 9

Hasil Analisis Deskriptif

NEW FILE.

DATASET NAME DataSet2 WINDOW=FRONT.

FREQUENCIES VARIABLES=X Y

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN

MEDIAN MODE SUM

/BARCHART FREQ

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet2]

Statistics

Pola Asuh

Orangtua

Kecerdasan

Emosional

N Valid 64 64

Missing 0 0

Mean 87.92 77.00

Std. Error of Mean .535 .865

Median 88.00 78.00

Mode 86a 70

a

Std. Deviation 4.277 6.924

Variance 18.295 47.937

Range 21 34

Minimum 75 58

Maximum 96 92

Sum 5627 4928

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table

Pola Asuh Orangtua

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

75 1 1.6 1.6 1.6

79 1 1.6 1.6 3.1

80 3 4.7 4.7 7.8

82 2 3.1 3.1 10.9

83 2 3.1 3.1 14.1

84 3 4.7 4.7 18.8

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

103

85 2 3.1 3.1 21.9

86 9 14.1 14.1 35.9

87 2 3.1 3.1 39.1

88 9 14.1 14.1 53.1

89 7 10.9 10.9 64.1

90 5 7.8 7.8 71.9

91 7 10.9 10.9 82.8

92 5 7.8 7.8 90.6

93 1 1.6 1.6 92.2

95 2 3.1 3.1 95.3

96 3 4.7 4.7 100.0

Total 64 100.0 100.0

Kecerdasan Emosional

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

58 1 1.6 1.6 1.6

63 1 1.6 1.6 3.1

64 2 3.1 3.1 6.3

65 1 1.6 1.6 7.8

69 2 3.1 3.1 10.9

70 5 7.8 7.8 18.8

71 3 4.7 4.7 23.4

72 3 4.7 4.7 28.1

73 4 6.3 6.3 34.4

75 2 3.1 3.1 37.5

76 4 6.3 6.3 43.8

77 3 4.7 4.7 48.4

78 3 4.7 4.7 53.1

79 4 6.3 6.3 59.4

80 4 6.3 6.3 65.6

81 4 6.3 6.3 71.9

82 4 6.3 6.3 78.1

83 5 7.8 7.8 85.9

84 1 1.6 1.6 87.5

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

104

85 1 1.6 1.6 89.1

86 4 6.3 6.3 95.3

89 2 3.1 3.1 98.4

92 1 1.6 1.6 100.0

Total 64 100.0 100.0

DESCRIPTIVES VARIABLES=X Y

/STATISTICS=MEAN SUM STDDEV VARIANCE RANGE MIN MAX SEMEAN.

Descriptives

[DataSet2]

Descriptive Statistics

N Range Minim

um

Maxim

um

Sum Mean Std.

Deviati

on

Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std.

Error

Statistic Statistic

Pola Asuh

Orangtua 64 21 75 96 5627 87.92 .535 4.277 18.295

Kecerdasan

Emosional 64 34 58 92 4928 77.00 .865 6.924 47.937

Valid N (listwise) 64

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

105

Lampiran 10

Hasil Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Kecerdasan Emosional *

Pola Asuh Orangtua 64 100.0% 0 0.0% 64 100.0%

Report

Kecerdasan Emosional

Pola Asuh Orangtua Mean N Std. Deviation

75 64.00 1 .

79 63.00 1 .

80 68.33 3 2.887

82 71.00 2 2.828

83 76.00 2 7.071

84 68.67 3 13.614

85 70.00 2 1.414

86 75.44 9 5.388

87 79.50 2 4.950

88 79.00 9 6.124

89 81.86 7 2.545

90 76.60 5 3.782

91 80.57 7 7.161

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pola Asuh

Orangtua

Kecerdasan

Emosional

N 64 64

Normal Parametersa,b

Mean 87.92 77.00

Std. Deviation 4.277 6.924

Most Extreme Differences

Absolute .117 .082

Positive .076 .062

Negative -.117 -.082

Kolmogorov-Smirnov Z .933 .659

Asymp. Sig. (2-tailed) .348 .778

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

106

92 79.80 5 3.962

93 82.00 1 .

95 84.00 2 7.071

96 79.33 3 3.512

Total 77.00 64 6.924

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

107

Lampiran 11

Hasil Uji Homogenitas

DISCRIMINANT

/GROUPS=Pola_Asuh(1 3)

/VARIABLES=Kecerdasan_Emosional

/ANALYSIS ALL

/PRIORS EQUAL

/STATISTICS=BOXM

/CLASSIFY=NONMISSING POOLED.

Discriminant

Analysis Case Processing Summary

Unweighted Cases N Percent

Valid 64 100.0

Excluded Missing or out-of-range

group codes 0 .0

At least one missing

discriminating variable 0 .0

Both missing or out-of-range

group codes and at least

one missing discriminating

variable

0 .0

Total 0 .0

Total 64 100.0

Group Statistics

Pola Asuh Orangtua

Valid N (listwise)

Unweighted Weighted

Otoriter Kecerdasan Emosional 38 38.000

permisif Kecerdasan Emosional 15 15.000

Otoritatif Kecerdasan Emosional 11 11.000

Total Kecerdasan Emosional 64 64.000

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

108

Analysis 1 Box's Test of Equality of Covariance Matrices

Log Determinants

Pola Asuh Orangtua Rank

Log

Determinant

Otoriter 1 3.867

Permisif 1 3.843

Otoritatif 1 3.233

Pooled within-groups 1 3.781

The ranks and natural logarithms of determinants

printed are those of the group covariance matrices.

Test Results

Box's M 1.428

F Approx. .693

df1 2

df2 4344.333

Sig. .500

Tests null hypothesis of equal

population covariance matrices.

Summary of Canonical Discriminant Functions

Eigenvalues

Function Eigenvalue % of Variance Cumulative %

Canonical

Correlation

1 .134a 100.0 100.0 .344

a. First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.

Wilks' Lambda

Test of Function(s) Wilks' Lambda Chi-square df Sig.

1 .882 7.684 2 .021

Standardized Canonical

Discriminant Function Coefficients

Function

1

Kecerdasan Emosional 1.000

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

109

Structure Matrix

Function

1

Kecerdasan Emosional 1.000

Pooled within-groups correlations

between discriminating variables and

standardized canonical discriminant

functions

Variables ordered by absolute size of

correlation within function.

Functions at Group Centroids

Pola Asuh Orangtua

Function

1

Otoriter .049

permisif -.546

Otoritatif .574

Unstandardized canonical

discriminant functions evaluated at

group means

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

110

Lampiran 12

Hasil Analisis One Way Anova

NEW FILE.

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.

ONEWAY Kecerdasan_Emosional BY Pola_Asuh

/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=BONFERRONI GH ALPHA(0.05).

Oneway

[DataSet1]

Descriptives

Kecerdasan Emosional

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

Otoriter 38 77.34 6.914 1.122 75.07 79.61 63 92

Permisif 15 73.40 6.833 1.764 69.62 77.18 58 83

Otoritatif 11 80.82 5.036 1.518 77.43 84.20 71 89

Total 64 77.02 6.941 .868 75.28 78.75 58 92

Test of Homogeneity of Variances

Kecerdasan Emosional

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.166 2 61 .318

ANOVA

Kecerdasan Emosional

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 359.195 2 179.598 4.094 .021

Within Groups 2675.789 61 43.865

Total 3034.984 63

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

111

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Kecerdasan Emosional

(I) Pola Asuh

Orangtua

(J) Pola Asuh

Orangtua

Mean

Differenc

e (I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Bonferro

ni

Otoriter Permisif 3.942 2.020 .167 -1.03 8.91

Otoritatif -3.476 2.268 .391 -9.06 2.11

Permisif Otoriter -3.942 2.020 .167 -8.91 1.03

Otoritatif -7.418* 2.629 .019 -13.89 -.95

Otoritatif Otoriter 3.476 2.268 .391 -2.11 9.06

Permisif 7.418* 2.629 .019 .95 13.89

Games-

Howell

Otoriter Permisif 3.942 2.091 .163 -1.25 9.14

Otoritatif -3.476 1.888 .180 -8.22 1.26

Permisif Otoriter -3.942 2.091 .163 -9.14 1.25

Otoritatif -7.418* 2.328 .011 -13.23 -1.61

Otoritatif Otoriter 3.476 1.888 .180 -1.26 8.22

Permisif 7.418* 2.328 .011 1.61 13.23

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

112

Lampiran 13

Hasil Uji-t

T-Test

Group Statistics

Pola Asuh

Orangtua N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Kecerdasan

Emosional

Otoriter 38 77.34 6.914 1.122

permisif 15 73.40 6.833 1.764

Group Statistics

Pola Asuh

Orangtua N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Kecerdasan

Emosional

Otoriter 38 77.34 6.914 1.122

Otoritatif 11 80.82 5.036 1.518

Group Statistics

Pola Asuh

Orangtua N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Kecerdasan

Emosional

Permisif 15 73.40 6.833 1.764

Otoritatif 11 80.82 5.036 1.518

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

113

Lampiran 14

F tabel

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

114

Lampiran 15

t tabel

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

115

Lampiran 16

Chi-square tabel

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

116

Lampiran 17

Surat Ijin Modifikasi Angket

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

117

Lampiran 18

Surat Ijin Penelitian

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

118

Lampiran 19

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

119

Lampiran 20

Biodata Penulis

Laela Maghfiroh, kelahiran Pekalongan, 31 Mei 1993

menyelesaikan sekolah dasar pada tahun 2006 di MI

Miftahul Huda Sawangan, Depok. Tahun 2009 lulus

dari SMP N 2 Kedungwuni, Pekalongan. Kemudian

pada jenjang menengah atas mengambil konsentrasi/

jurusan IPA di SMA N 1 Kedungwuni, Pekalongan dan

lulus tahun 2012. Melanjutkan studi SI di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta program studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah tahun 2013.

Sejak awal berstatus mahasiswa baru di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta memilih untuk bergabung pada kegiatan ekstra kampus

yakni Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) berbasis kewirausahaan Koperasi

Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Karena selain menjadi

guru, ada passion lain di seputar bisnis dan keuangan, maka selama menjadi

anggota di Kopma UIN Jakarta aktif mengikuti jenjang pendidikan dasar,

pendidikan menengah, pendidikan lanjutan, staffing pengurus hingga dilantik

menjadi pengurus Koperasi Mahasiswa UIN Jakarta Periode 2015 (saat kuliah

semester V) pada posisi Kepala Divisi Keuangan Usaha (ATK dan PUP) di bawah

naungan Kepala Bidang Keuangan Koperasi Mahasiswa UIN Jakarta.

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

Scanned by CamScanner

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

Scanned by CamScanner

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36163/2/LAELA... · PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP . KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV . SDN GROGOL

Scanned by CamScanner