sarafambarawa.files.wordpress.com · web viewc) sistem respirasi : penurunan kapasitas vital,...
TRANSCRIPT
1. Indeks Barthel
Bagian 1. Penilaian Fungsi Perawatan DiriNo Fungsi Skor Keterangan Nilai
Skor1 Mengendalikan rangsang
pembuangan tinja0 Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar) 1 Kadang-kadang tak terkendali (1x
seminggu)2 Terkendali teratur
2 Mengendalikan rangsang berkemih
0 Tak terkendali atau pakai kateter 1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/ 24
jam)2 Mandiri
3 Membersihkan diri (seka muka, sisir rambut, sikat gigi)
0 Butuh pertolongan orang lain 1 Mandiri
4 Penggunaan jamban, masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana, membersihkan, menyiram)
0 Tergantung pertolongan orang lain 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan
tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain
2 Mandiri
5 Makan 0 Tidak mampu 1 Perlu ditolong memotong makanan2 Mandiri
6 Berubah sikap dari berbaring ke duduk
0 Tidak mampu 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2
orang)2 Bantuan minimal 1 orang3 Mandiri
7 Berpindah / berjalan 0 Tidak mampu 1 Bisa (pindah) dengan kursi roda2 Berjalan dengan bantuan 1 orang3 Mandiri
8 Memakai baju 0 Tergantung orang lain 1 Sebagian di bantu (misalnya mengancing
baju)2 Mandiri
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung orang lain 1 Mandiri
TOTAL SKOR
Keterangan : Skor BAI20 : Mandiri
12 -19 : Ketergantungan ringan
9 –11 : Ketergantungan sedang
5 – 8 : Ketergantungan berat
0 – 4 : Ketergantungan totalBagian 2. Penilaian Fungsi Kerumah-tanggaan dalam Aktivitas Keseharian
No ITEM Angka TUGAS Nilai
1 Telepon 1 Tidak bisa sama sekali 2 Dapat menjawab, tapi tak dapat “putar” 3 Dapat “putar” nomor penting atau redial4 Prakarsa sendiri
2 Belanja 1 Tak dpt belanja sepenuhnya 2 Perlu ditemani saat belanja3 Belanja sendiri hal-2 kecil4 Belanja sendiri dg bebas
3 Persiapan Makan 1 Makan disiapkan & dilayani 2 Dapat memanaskan dan siapkan sendiri3 Dapat siapkan sesuai ramuan4 Dapat rencanakan, siapkan & sediakan
dg bebas dg bebas
4 Kerumah-tanggaan 1 Tidak bisa sama sekali 2 Dapat melaksanakan bbrp tugas, tapi tidak sesuai standar 3 Dapat laksanakan tugas ringan4 Dapat laksanakan dengan bebas
5 Binatu (tdk termasuk setrika) 1 Semua dilakukan orang lain 2 Dapat mencuci yang kecil-23 Dapat lakukan sendiri kecuali yang
berat
4 Dapat mandiri sepenuhnya
6 Pola Transportasi 1 Perlu bantuan total dari orang lain 2 Pergi terbatas dg mobil dibantu orang
lain3 Pergi dg angkutan umum dg orang lain4 Pergi dengan bebas dan mandiri
7 Kemampuan Pengobatan 1 Tidak mampu mengambil obat sendiri 2 Dapat lakukan sendiri jika disiapkan3 Dapat lakukan sendiri dg dosis & waktu yang benar
8 Kemampuan Keuangan 1 Tidak mampu menangani keuangan 2 Dapat atur belanja sehari-hari tapi perlu bantuan perbankan, pembelian umum3 Dapat mengatur sendiri sepenuhnya
TOTAL SKOR
Keterangan : Skor ( maksimal 30 )
26 - 30 : Mandiri
21 - 25 : Ketergantungan ringan
16 - 20 : Ketergantungan sedang
`9 - 15 : Ketergantungan berat
0 – 8 : Ketergantungan total
Bagian 3. Penilaian Fungsi PerilakuNo ITEM Angka Pendamping / Orang yg perlu melayani Nilai
1 PERMASALAHAN MENGEMBARA (KELUYURAN) ATAU PERILAKU MENGGANGGU
Terus Menerus 1 Perlu monitoring ketat Sebentar-2 2 Perlu monitoring tidak ketatKadangkala 3 Perlu monitoring tidak teraturTidak ada 4 Tidak perlu monitoring
2 KEKACAUAN / GANGGUAN VERBAL
Terus Menerus 1 Perlu monitoring ketatSebentar-2 2 Perlu monitoring tidak ketat
Kadangkala 3 Perlu monitoring tidak teraturTidak ada 4 Tidak perlu monitoring
3 AGRESIFITAS FISIK Terus Menerus 1 Perlu monitoring ketatSebentar-2 2 Perlu monitoring tidak ketatKadangkala 3 Perlu monitoring tidak teraturTidak ada 4 Tidak perlu monitoring
4 KETERGANTUNGAN EMOSIONAL Terus Menerus 1 Perlu monitoring ketat Sebentar-2 2 Perlu monitoring tidak ketat Kadangkala 3 Perlu monitoring tidak teratur Tidak ada 4 Tidak perlu monitoring 5 MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI / ORANG LAIN
Terus Menerus 1 Perlu monitoring ketatSebentar-2 2 Perlu monitoring tidak ketatKadangkala 3 Perlu monitoring tidak teraturTidak ada 4 Tidak perlu monitoring
TOTAL SKOR Keterangan : Skor ( maksimal 20 )
19 - 20 : Mandiri15 - 18 : Ketergantungan ringan`10 - 14 : Ketergantungan sedang`6 - 9 : Ketergantungan berat0 - 5 : Ketergantungan total
2. Mekanisme Nyeri
Nyeri sendiri menurut patofisiologinya dapat dibagi atas 4, yaitu
a. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor
b. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf.
c. Nyeri idiopatik, nyeri dimana kelainan patologik tidak dapat ditemukan
d. Nyeri psikologik, bersumber dari emosi/psikis dan biasanya tidak disadari
Nyeri nosiseptif merupakan suatu nyeri yang ditimbulkan oleh suatu rangsangan pada nosiseptor. Nosiseptor ini merupakan suatu ujung saraf bebas yang berakhir pada kulit untuk mendeteksi suatu nyeri kulit. Nosiseptor juga terdapat pada tendon dan sendi, untuk mendeteksi nyeri somatik dan pada organ tubuh untuk mendeteksi nyeri visceral. Reseptor nyeri ini sangat banyak pada kulit, sehingga suatu stimulus yang menyebabkan nyeri sangat mudah dideteksi dan dilokalisasi tempat rangsangan tersebut terjadi pada kulit. Input noksius ditransmisikan ke korda spinalis dari berbagai ujung saraf bebas pada kulit, otot, sendi, dura, dan viscera.
Nyeri nosiseptif
Karena kerusakan jaringan baik somatik maupun viseral. Stimulasi nosiseptor baik secara
langsung maupun tidak langsung akan mengakibatkan peng
Nyeri neurogenik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada sistem saraf perifer.
Hal ini disebabkan oleh cedera pada jalur serat saraf perifer, infiltrasi sel kanker pada serabut
saraf, dan terpotongnya saraf perifer. Sensasi yang dirasakan adalah rasa panas dan seperti
ditusuk-tusuk dan kadang disertai hilangnya rasa atau adanya sara tidak enak pada perabaan.
Nyeri neurogenik dapat menyebakan terjadinyaallodynia. Hal ini mungkin terjadi secara
mekanik atau peningkatan sensitivitas dari noradrenalin yang kemudian
menghasilkan sympathetically maintained pain (SMP). SMP merupakan komponen pada nyeri
kronik. Nyeri tipe ini sering menunjukkan respon yang buruk pada pemberian analgetik
konvensional.
3. Ambulasi
Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien (Asmadi, 2008).
Hal ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk semua pasien. Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan fleksibelitas. Keuntungan dari latihan berangsur-angsur dapat di tingkatkan seiring dengan pengkajian data pasien menunjukkan tanda peningkatan toleransi aktivitas. Menurut Kozier 2005 ambulasi adalah aktivitas berjalan.
Menurut Asmadi (2008) manfaat Ambulasi adalah:1) Mencegah dampak Immobilisasi pasca operasi meliputi :a) Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit seperti Abrasi, sirkulasi yang terlambat
yang menyebabkan terjadinya Atropi akut dan perubahan turgor kulit.b) Sistem Kardiovaskuler : Penurunan Kardiak reserve, peningkatan beban kerja
jantung, hipotensi ortostatic, phlebotrombosis.c) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi volunter maksimal,
penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme batuk yang menurun.d) Sistem Pencernaan : Anoreksi-Konstipasi, Penurunan Metabolisme.e) Sistem Perkemihan : Menyebabkan perubahan pada Eliminasi Urine, infeksi saluran
kemih, hiperkalsiuriaf) Sistem Muskulo Skeletal : Penurunan masa otot, osteoporosis, pemendekan serat ototg) Sistem Neurosensoris : Kerusakan jaringan, menimbulkan gangguan syaraf pada
bagian distal, nyeri yang hebat.h) untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis (thrombosis vena
profunda/DVT).
4. Skor
Skala Ashworth
0. Tidak ada peningkatan tonus otot1. Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan terasanya tahanan minimal pada
akhir ROM pada waktu sendi digerakkan fleksi atau ekstensi2. Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai adanya pemberhentian gerakan dan diikuti
adanya tahanan minimal sepanjang sisa ROM, tetapi secara umum sendi mudah digerakkan
3. Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjan sebagian besar ROM, tapi sendi masih mudah digerakkan
4. Penigkatan tonus otot sangat nyata, gerakan pasif sulit dilakukanSendi atau ekstremitas kaku/rigid pada gerakan fleksi atau ekstensi
Tahap-tahap penyembuhan inilah oleh Brunnstrom dipakai sebagai patokan dalam pemeriksaan pendahuluan. Adapaun tahap-tahap penyembuhan itu adalah :Tahap 1 : flaksid. Penderita tidak dapat menggerakkan anggota badan yang lumpuh.
Tahap 2 : spastisitas mulai timbul. Penderita mulai dapat menggrakkan sebagian anggota yang lumpuh baik secara volunteer, maupun terjadi oleh timbulnya reaksi asosiasi.
Tahap 3 : Spastisitas menjadi semakin nyata. Penderita dapat menggerakkan anggota tubuh hanya dalam pola sinergis massal. Reaksi asosiasi yang terjadi juga lebih besar dan dalam pola yang sama dengan sinergisnya.
Tahap 4 : Spastisitas mulai menurun. Penderita mulai dapat menggerakkan anggota tubuhnya di luar pola sinergis. Ada 3 gerakan kombinasi yang merupakan cirri tahap 4 yaitu ; meletakkan tangan di belakang tubuh, mengangkat lengan lurus ke depan, dan dapat melakukan gerakan pronasi-supinasi pada posisi siku fleksi 90.
Tahap 5 : Spastisitas minimal. Penderita dapat melakukan gerakan kombinasi yang lebih kompleks di luar pengaruh sinergis. Gerakan-gerakan yang dipilih untuk mewakili tahap ini adalah : mengangkat lengan lurus ke atas (fleksi bahu lebih dari 90 derajat dengan siku lurus).
Tahap 6 : penderita sudah dapat melakukan banyak kombinasi gerakan dengan koordinasi yang cukup baik, yang jika dilihat sepintas tampak normal.
5. FIM
6. LANNS
7. Brief Pain Invantory