laelafarmasi.files.wordpress.com  · web viewkanker. dan. karsinogenesis. dr. laela hayu nurani,...

167
KANKER DAN KARSINOGENESI S

Upload: hathu

Post on 07-May-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

KANKER

DAN

KARSINOGENESISDr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt

Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt

Page 2: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

KATA PENGANTAR

Dalam menyelesaikan studinya, mahasiswa dituntut untuk mampu memahami dan

mengerti mengenai mata kuliah pilihan yang ditempuhnya derajat kesarjanaan S1. Terutama

untuk mahasiswa Farmasi S1, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan mengenai seluk beluk

informasi karsinogenesis atau yang biasa dikenal dengan ilmu onkologi.

Buku materi kuliah pilihan karsinogenesis ini diterbitkan untuk dapat dipakai oleh

mahasiswa sebagai acuan dalam melaksanakan perkuliahan karsinogenesis. Buku ini berisikan

materi untuk 14 kali tatap muka. Pertemuan pertama dengan materi pokok Materi genetic

meliput pendahuluan, DNA sebagai materi genetika, Transkripsi dan Translasi. Pertemuan

kedua dengan materi pokok proliferasi sel yang berisikan Definisi, Gen – gen yang berperan

dalam proliferasi, Siklus sel , Mekanisme proliferasi. Pertemuan ke tiga dengan materi

APOPTOSIS yang meliputi definisi, Gen- gen yang berperan dalam apoptosis, dan Mekanisme

apoptosis. Pertemuan ke empat dengan materi Mutasi Genetik dan polimorfisme meliputi

definisi, Mutasi yang menyebabkan terjadinya kanker dan, Mekanisme polimorfisme.

Pertemuan lima dengan materi Karsinogen yaitu definisi dan Penyebab kanker: Fisik ( sinar /

radiasi), Virus, dan Senyawa kimia. Pertemuan enam dengan materi Metabolisme senyawa –

senyawa Karsinogen. Pendahuluan Metabolisme, Peran enzim dalam metabolism, Metabilisme

senyawa-senyawa : senyawa Asetilaminoflurene. benzidine, dan Dimetilamin azobenzen.

Pertemuan ke tujuh dengan materi Metabolisme karsinogen dan enzim – enzim yang berperan:

Benzo (a)pyren, Benz (a) anrasen, Dialkilnitrosamin, Aflatoxin, Estragol, safrol. Setelah Ujian

Tengan Semester pada pertemuan ke delapan dengan materi Karsinogenesis, meliputi definisi

karsinogenesis, Karsinogenesis karena fisik. karsinogenesis karena virus, karsinogenesis karena

senyawa kimia. Pertemuan ke sembilan dengan materi Obat anti Kanker dimana terdapat obat

herbal ( Flavonoid) serta obat sintetis (doxorubicin), dan contoh lainya. Pada pertemuan ke

sepuluh dengan materi Konsep dan teknis Imunohistokimia yang berisikan definisi, anti gen,

antibody, ikatan antigen dan antibody, teknis imunohistokimia. Pertemuan sebelas dengan

materi penulisan Konsep dan teknis Imunohistokimia meliputi Definisi, Pembuatan blok Parafin,

deparafinasi, Teknik imunohistokimia. Pertemuan dua belas dengan materi Rancangan dan

Page 3: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

percobaan pencarian antikanker yang meliputi desain Percobaan Kompreventif serta desain

percobaan kemoterapi. Pertemuan yang ketigabelas dengan materi Penelusuran mekanisme

antikanker secara in vitro. Pertemuan empatbelas berisi materi Penelusuran mekanisme

antikanker secara in vivo. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu penyusunan buku ini.

Penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah RI

melalui Kemenristek RI atas atas bantuan dana Hibah Penelitian Tim Hibah Pascarjana, tahun

anggaran 2016/2017 sehingga buku ini dapat disusun dan dicetak.

Buku ini masih jauh dari sempurna, sehingga diharapkan adanya saran atau kritik dari

berbagai pihak yang akan kami terima dengan tangan terbuka.

Yogyakarta, April 2016

Penyusun,

Dr. Laela Hayu Nurani, M.Si., Apt

Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt

Page 4: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

DAFTAR ISI

KARSINOGENESIS............................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................... iv

PERTEMUAN 1............................................................................................................................... 1

PERTEMUAN 2............................................................................................................................. 11

PERTEMUAN 3............................................................................................................................. 28

PERTEMUAN 4............................................................................................................................. 35

PERTEMUAN 5............................................................................................................................. 45

PERTEMUAN 6............................................................................................................................. 52

PERTEMUAN 7............................................................................................................................. 57

PERTEMUAN 8............................................................................................................................. 64

PERTEMUAN 8............................................................................................................................. 64

PERTEMUAN 9............................................................................................................................. 70

PERTEMUAN 9............................................................................................................................. 70

PERTEMUAN 10........................................................................................................................... 92

PERTEMUAN 11......................................................................................................................... 104

PERTEMUAN 12......................................................................................................................... 107

Page 5: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 1

MATERI POKOK:

Materi genetik

1. Pendahuluan

2. DNA sebagai materi genetika

3. Transkripsi dan Translasi

1. Pendahuluan

Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin), artinya

suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi”kata genetika berasal dari kata genos

dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Namun, genetika bukanlah ilmu tentang

asal mula kejadian meskipun pada batas-batas tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu

juga. Genitika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi

kegenerasi. GENETIKA adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta

segala seluk beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah

JOHAN GREGOR MENDEL. Orang yang pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang

diwariskan dari sel sperma adalah HAECKEL (1868).

2. Materi Genetika

Materi genetika terdiri dari kromosom dan gen. Salah satu materi genetika yaitu kromosom

yang terdiri atas DNA dan protein. Informasi genetika yang mengatur aktivitas sel terletak dalam

struktur DNA-nya dan bukan pada proteinnya. Makin banyak jumlah kromosom, makin besar kandungan

DNA-nya.

Page 6: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Materi Genetika

A. DNA

DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) merupakan tempat

penyimpanan informasi genetic. DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat

(ADN) merupakan tempat penyimpanan informasi genetik.

Struktur DNA

Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul DNA

sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal dengan heliks ganda

Watson-Crick. DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas polimer

nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA haliks ganda dan berpilin

ke kanan. Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :

- Gula 5 karbon (2-deoksiribosa)

- Basa nitrogen yang terdiri golongan purin yaitu adenin (Adenin = A) dan guanin

(guanini = G), serta golongan pirimidin, yaitu sitosin (cytosine = C) dan timin (thymine = T)

- Gugus fosfat

Berikut susunan struktur kimia komponen penyusun DNA :

Baik purin ataupun pirimidin yang berkaitan dengan deoksiribosa membentuk suatu

molekul yang dinamakan nukleosida atau deoksiribonukleosida yang merupakan prekursor

elementer untuk sintesis DNA.Prekursor merupakan suatu unsur awal pembentukan senyawa

Page 7: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

deoksiribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat.DNA tersusun dari empat jenis

monomer nukleotida.

Keempat basa nitrogen nukleotida di dalam DNA tidak berjumlah sama rata.Akan tetapi,

pada setiap molekul DNA, jumlah adenin (A) selalu sama dengan jumlah timin (T).Demikian pula

jumlah guanin (G) dengan sitisin(C) selalu sama.Fenomena ini dinamakan ketentuan

Chargaff.Adenin (A) selalu berpasangan dengan timin (T) dan membentuk dua ikatan hidrogen

(A=T), sedagkan sitosin (C) selalu berpasangan dengan guanin (G) dan membentuk 3 ikatan

hirogen (C = G).

Stabilitas DNA heliks ganda ditentukan oleh susunan basa dan ikatan hidrogen yang

terbentuk sepanjang rantai tersebut.karean perubahan jumlah hidrogen ini, tidak

mengehrankan bahwa ikatan C=G memerlukan tenaga yang lebih besar untuk memisahkannya.

DNA merupakan makromolekul yang struktur primernya adalah polinukleotida rantai rangkap

berpilin.Sturktur ini diibaratkan sebagai sebuah tangga. Anak tangganya adalah susunan basa

nitrogen, dengan ikatan A-T dan G-C.Kedua “tulang punggung tangganya” adalah gula ribosa.

Antara mononukleotida satu dengan yang lainnya berhubungan secara kimia melalui ikatan

fosfodiester.

1. Replikasi DNA

Materi genetika berupa DNA mempunyai kemampuan heterokatalik, yaitu mampu

membentuk molekul kimia lain dari sebagian rantainya dan autokatalik, yaitu mampu

memperbanyak diri. Ketika terjadi pembelahan mitosis, pita kembar yang berpilin pada DNA

akan dilepas sebagian oleh enzim DNA polimerase pada ikatan hidrogen antara purin dan

pirimidin. Ikatan tersebut lemah, sehingga mudah pecah dibandingkan dengan ikatan kovalen

antara fosfat dan deoksiribosa. Pada materi genetika, setelah ikatan masing-masing berjauhan,

selanjutnya akan membentuk pasangan baru. Sebagai contoh, rantai A mendapat pasangan

baru B’, sedangkan rantai B mendapat pasangan baru A’ maka terbentuk dua DNA yang masing-

masing memiliki rantai AB’ dan A’B.

Page 8: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

2. Kode Genetika

Pada struktur DNA sebagai materi genetika, rangkaian purin dan pirimidin berkelompok-

kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas tiga basa nitrogen (triplet) yang disebut

kodogen (kode genetik). Kodogen tertentu menentukan jenis asam amino yang harus dirangkai.

Gambaran rangkaian tersebut dapat dilihat sebagai berikut. Dalam tubuh manusia terdapat 20

macam asam amino dengan kode-kode genetiknya, seperti pada tabel berikut ini:

Kode Genetika

Page 9: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

B.RNA

RNA (ribonucleic acid) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul yang berfungsi

sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik. RNA sebagai penyimpan informasi genetik

misalnya pada materi genetik virus, terutama golongan retrovirus. RNA sebagai penyalur

informasi genetik misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein. RNA juga dapat

berfungsi sebagai enzim ( ribozim ) yang dapat mengkalis formasi RNA-nya sendiri atau molekul

RNA lain.

Struktur RNA

RNA merupakan rantai tungga polinukleotida.Setiap ribonukleotida terdiri dari tiga

gugus molekul, yaitu:

- 5 karbon.

- basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan golongan

pirimidin yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U).

- gugus fosfat

Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk suatu molekul yang

dinamakan nukleosida atau ribonukleosida, yang merupakan prekursor dasar untuk sintesis

DNA. Ribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat membentuk suatu nukleotida atau

ribonukleotida. RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu fragmen DNA, sehingga RNA

merupakan polimer yang jauh lebih pendek dibandingkan DNA.

Page 10: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

3. Perbedaan DNA dan RNA

Perbedaan antara DNA dan RNA sebagai materi genetika dapat dilihat pada tabel berikut:

DNA & RNA

4. Macam-macam RNA

RNA meliputi RNA duta (RNA-d), RNA transfer (RNA-t), dan RNA ribosom (RNA-r).

a. RNA duta (RNA-d) RNA-d dalam materi genetika berfungsi membawa informasi genetis. RNA-

d bertindak sebagai pola cetakan untuk membentuk polipeptida dengan mengatur urutan asam

amino dari polipeptida yang disusun. RNA-d disebut juga kodon, karena bertugas membawa

kode-kode genetik (berupa urutan basa nitrogen) dan sebagai cetakan untuk mensintesis

protein.

b. RNA transfer (RNA-t)

RNA-t dalam materi genetika berfungsi menerjemahkan kodon dari RNA-d dan sebagai

pengikat asam amino yang akan disusun menjadi protein di dalam ribosom. Pada RNA-t

terdapat bagian yang berfungsi sebagai antikodon yang berhubungan dengan kodon dan bagian

lain yang berfungsi mengikat asam amino.

c. RNA ribosom (RNA-r)

RNA-r pada materi genetika terdapat di dalam ribosom dan dihasilkan oleh gen khusus yang

terletak di kromatin pada nukleus.

Page 11: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

3. Mekanisme Sintesis Protein (Transkripsi dan Translasi)

Proses sintesis protein dalam materi genetika melibatkan DNA, RNA-d, RNAt, dan RNA-r.

Sintesis protein dibangun di dalam ribosom dengan asam amino yang terdapat di dalam plasma

sebagai bahannya. Sintesis protein terjadi melalui dua tahap sebagai berikut:

a. Tahap transkripsi

Transkripsi merupakan pembentukan/sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, sehingga

terjadi proses pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA. Fungsi ini disebut

fungsi heterokatalis DNA karena DNA mampu mensintesis senyawa lain yaitu RNA. Sebuah

rantai DNA digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA dengan bantuan enzim

polimerase. Enzim tersebut menempel pada kodon permulaan, umumnya adalah kodon untuk

asam amino metionin. Pertama-tama, ikatan hidrogen di bagian DNA yang disalin terbuka.

Akibatnya, dua utas DNA berpisah. Salah satu polinukleotida berfungsi sebagai pencetak

atau sense, yang lain sebagai gen atau antisense. Misalnya pencetak memiliki urutan basa G-

A-G-A-C-T, dan yang berfungsi sebagai gen memiliki urutan basa komplemen C-T-C-T-G-A.

Karena pencetaknya G-A-G-A-C-T, maka RNA hasil cetakannya C-U-C-U-G-A. Jadi, RNA C-U-C-

U-G-A merupakan hasil kopian dari DNA C-T-C-T-G-A (gen), dan merupakan komplemen dari

pencetak.

Transkripsi DNA akan menghasilkan mRNA (messenger RNA). Pada organisme eukariot,

mRNA yang dihasilkan itu tidak langsung dapat berfungsi dalam sintesis polipeptida, sebab

masih mengandung segmen-segmen yang tidak berfungsi yang disebut intron. Sedangkan

segmen-segmen yang berfungsi untuk sintesis protein disebut ekson. Di dalam nukleus terjadi

pematangan/pemasakan mRNA yaitu dengan jalan melepaskan segmen-segmen intron dan

merangkaikan segmen-segmen ekson. Gabungan segmen-segmen ekson membentuk satu

rantai/utas mRNA yang mengandung sejumlah kodon untuk penyusunan polipeptida. Rantai

mRNA ini dikenal sebagai sistron.

Page 12: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Gb. Proses pematangan mRNA dengan membuang bagian intron

Proses transkripsi ini terjadi di dalam inti sel (nukleus). DNA tetap berada di dalam

nukleus, sedangkan hasil transkripsinya dikeluarkan dari nukleus menuju sitoplasma dan

melekat pada ribosom. Ini dimaksudkan agar gen asli tetap terlindung, sementara hasil

kopinya ditugaskan untuk melaksanakan pesan-pesan yang dikandungnya. Jika RNA rusak,

akan segera diganti dengan hasil kopian yang baru

1. Inisiasi (permulaan)

Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut

sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di mana transkripsi dimulai, juga

menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.

2. Elongasi (pemanjangan)

Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka untaian heliks ganda DNA dengan

bantuan enzim polimerase, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan

DNA-nya.

3. Terminasi (pengakhiran)

Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang

disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang

berfungsi sebagai kodon terminasi (kode stop) yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik,

transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir kodon terminasi, yaitu ketika polimerase

mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik

polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik

Page 13: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

yang jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim

tersebut.

Akibatnya, basa-basa nitrogen yang telah bebas pada rantai tunggal DNA akan bekerja

sebagai cetakan (templet) untuk terbentuknya rantai RNA. Ribonukleosida trifosfat yang telah

ada yaitu ATP, GTP, STP, dan UTP akan terikat pada basa nitrogen yang sesuai dari rantai DNA.

Dalam materi genetika, ATP akan menempel pada basa nitrogen timin, GTP akan menempel

pada basa nitrogen sitosin, STP pada basa nitrogen guanin, dan UTP pada basa nitrogen adenin.

Dua buah fosfat dari masing-masing ribonukleosida trifosfat akan menjadi ribonukleosida

monofosfat. Dengan bantuan enzim polymerase RNA, ribonukleosida monofosfat akan

bergabung membentuk rantai ribonukleotida, yang selanjutnya membentuk rantai tunggal RNA

sebagai materi genetika. Setelah beberapa saat pembentukan, RNA melepaskan diri dari

cetakan DNA.

Dengan terlepasnya rantai RNA, maka ikatan hidrogen pada rantai DNA yang telah terputus

akan bergabung lagi sehingga terbentuk lagi rantai ganda DNA. Sintesis RNA dimulai dengan

basa adenin atau guanin, dalam hal ini ditentukan oleh basa nitrogen yang terdapat pada rantai

DNA cetakan.

Hasil rantai tunggal RNA ini adalah RNA-d yang segera keluar dari nukleus sel

menuju ribosom pada sitoplasma. Satu molekul RNA-d membuat untaian ribosom untuk

mensintesis polipeptida.

b. Tahap translasi

Setelah pada tahap transkripsi pada materi genetika, RNA-d melekat ke ribosom maka RNA-

t aktif mengikat asam amino yang larut dalam plasma. Tiap RNA-t mengikat asam amino

tertentu, selanjutnya dibawa ke ribosom. Ujung RNA-t berkaitan dengan RNA-d melalui basa

nitrogen pasangannya.

Basa nitrogen RNA-d yang setangkup dengan basa nitrogen RNA-d disebut antikodon.

Skema perjalanan sintesis protein pada materi genetika sebagai berikut:

DNA-t mencetak RNA-d untuk membawa informasi pembentukan protein berdasar

urutan basa nitrogennya.

Page 14: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

RNA-d keluar dari inti menuju ribosom dalam plasma.

RNA-t menuju ke ribosom membawa asam amino yang sesuai dengan kodon yang

dibawa RNA-d. RNA-t bergabung dengan RNA-d sesuai dengan pasangan basa nitrogen.

Asam-asam amino yang terjadi berjajar-jajar dengan urutan yang sesuai kode. Asam

amino di dalam ribosom akan membentuk suatu rangkaian yang disebut polipeptida.

Kumpulan polipeptida disebut protein.

Jawablah Pertanyaan ini :

1. Jelaskan apa yang dimaksud DNA ?

2. Apa yang dimaksud RNa ?

3. Jelaskan perbedaan DNA dengan RNA ?

4. Jelaskan secara singkat Mekanisme pembentukan Protein ?

Page 15: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 2

MATERI POKOK:

Proliferasi sel

1. Definisi

2. Gen – gen yang berperan dalam proliferasi

3. Siklus sel

4. Mekanisme proliferasi

1. Proliferasi Sel

Proliferasi merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh pembelahan sel yang aktif

dan bukan disebabkan karena pertambahan ukuran sel. Proliferasi memiliki keterkaitan dengan

diferensiasi, yaitu proses pertumbuhan spesialisasi susunan dan fungsi. Proliferasi dan

diferensiasi merupakan proses penting dalam perkembangan sel.

Willie (2005), menyatakan, proliferasi sel merupakan pengukuran jumlah sel yang

tumbuh dan membelah dalam medium kultur sel secara in vitro. Proses ini dapat diketahui

dengan adanya viabilitas, konfluenitas dan abnormalitas pada sel kultur. Viabilitas didefinisikan

sebagai jumlah sel-sel yang mampu berkembang dalam medium kultur. Konfluen yaitu

meratanya sel sebagai sel monolayer sampai menutupi tissue disk. Abnormalitas apabila sel

tersebut berukuran melebihi ukuran sel normal dan mengalami perubahan bentuk dari asalnya.

Proliferasi sel menghasilkan dua sel yang berasal dari satu sel. Keadaan ini

membutuhkan pertumbuhan sel yang kemudian diikuti oleh pembelahan (divisi) sel.

pertumbuhan sel yang tidak terkendali merupakan ciri khas kanker. Sel kanker secara umum

berisi biomolekul yang diperlukan untuk bertahan, proliferasi, diferensiasi, kematian sel dan

ekspresi tipe sel dengan fungsi khusus (cell-typespesifics functions). Kegagalan regulasi fungsi

inilah yang menghasilkan perubahan fenotip dan kanker. Pada jaringan normal, proliferasi sel

mengarah kepada penambahan jaringan. Dimana jumlah sel tidak hanya tergantung kepada

proliferasi sel tetapi juga oleh kematian sel. Keseimbangan antara produksi sel baru dan

kematian sel itulah yang mempertahankan sel yang tepat pada jaringan (homeostasis).

Page 16: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

2. Gen-gen yang berperan dalam proliferasi sel

Skema tumor gen-gen yang berperan dalam proliferasi (pembelahan sel) serta

apoptosis (kematian sel secara terprogram)

Keterangan:

Sel mengalami proliferasi (pembelahan sel) dan apoptosis.

Proliferasi melalui siklus sel: G1-S-G2-M

Fase G = gap, persiapan fase berikutnya.

Fase S = sintesis

Fase M = Mitosis (meliputi Profase, Metafase, Anafase, dan Telofase).

Siklus sel tersebut dipengaruhi oleh gen-gen yang berperan. Gen yang bertanggung jawab

pada sel, terkait dengan pembelahan sel dan kematian sel terbagi atas dua golongan,

khususnya pada keterjadian sel kanker:

1. Gen yang memacu proliferasi memacu siklus sel

2. Gen yang memacu apopsosis.

Pada Gambar di atas yang harus dicermati adalah ujung tanda panah, apakah:

1. Berupa tanda panah atau tanda pemacuan ()

2. Berupa tanda penghambatan ( --I )

Page 17: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Sebagai contoh:

Jika gen p53 dipacu, maka akan memacu p21. Gen p21 menghambat kinase, dimana kinase

tersebut memacu siklus sel. Sehingga jika p53 dipacu, maka p21 terpacu, gen kinase dihambat,

sehingga siklus sel terhambat. Berdasarkan hal tersebut maka gen p53 merupakan golongan

tumor suppressor gen atau gen yang menekan pembelahan sel.

PERTANYAAN:

1. Jelaskan kerja gen BAX (dimulai dari p53), sampai pada hasil akhir kerja BAX.

2. Jika p16 dipacu, maka akan terjadi proliferasi atau apoptosis? Jelaskan!

3. Jika p57 dipacu, maka akan terjadi proliferasi atau apoptosis? Jelaskan!

4. Jelaskan secara menyeluruh dari p53, p21, p16, Rb, serta p27. Jika gen-gen tersebut

dipacu, hasil kerjanya ke apoptosis atau proliferasi?

3. Siklus Sel

Sel merupakan satuan dasar struktural, fungsional dan hereditas makhluk hidup.

Untuk pertumbuhan dan perkembangannya, setiap organisme hidup tergantung pada

pertumbuhan dan penggandaan sel-selnya. Pada organisme uniseluler, pembelahan sel

diartikan sebagai reproduksi, dan dengan proses ini dua atau lebih individu baru dibentuk dari

sel induk. Pada organisme multiseluler, individu-individu baru berkembang dari satu sel

primordial yang dikenal dengan nama zygot, selanjutnya tumbuh dan berkembang menjadi

individu baru.

Selama rentang hidupnya, sel-sel pada organisme multiseluler sebagian mengalami

penuaan dan kerusakan. Oleh sebab itu perlu diperbaiki melalui pembelahan sel.

- Dengan demikian pembelahan sel berfungsi dalam (i) reproduksi (ii) pertumbuhan, dan (iii)

perbaikan.

- Umumnya, sebelum suatu sel mengalami pembelahan, sel-sel terlebih dahulu mengalami

pertumbuhan hingga mencapai ukuran tertentu.

- Setiap sel mengalami dua periode yang penting dalam siklus hidupnya, yaitu periodeinterfase

atau periode non pembelahan dan periode pembelahan sel (M) yang menghasilkan sel-sel baru.

Page 18: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Kedua periode tersebut secara umum dikenal dengan nama siklus sel. Dengan kata lain,

kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut siklus

hidup (daur) sel . Secara singkat tahapan pada siklus hidup sel dapat dilihat pada gambar.

Interfase terdiri atas tiga fase, yaitu: G1 (Gap pertama), S (Sintesis DNA), dan G2 (Gap

kedua), Pada fase G1, sel anak mengalami pertumbuhan, pada fase S terjadi replikasi dan

transkripsi DNA; sedangkan pada fase G2, merupakan fase post sintesis, dimana sel

mempersiapkan diri untuk membelah. Pembelahan sel meliputi dua tahapan yaitu :kariokinesis

ataumitosis dansitokinesis. Perlu diingat bahwa apabila pembelahan sel menghasilkan dua buah

sel anak yang tidak sama besarnya, maka G1 bagi sel anak yang kecil lebih lama daripada sel

anakan yang besar.

Puncak siklus hidup sel yaitu pembelahan sel, yang secara umum diberi tanda M yang

berarti fase mitosis. Pada waktu yang singkat kromatin di dalam inti sel induk memampat

membentuk kromosom, untuk kemudian bersama-sama dengan seluruh isi sel, dibagi dua ke

masing-masing sel anak. Selama periode interfase, kromosom tidak tampak disebabkan karena

Page 19: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

materi kromosom dalam bentuk benang-benang kromatin, dan komponen-komponen

makromolekulnya didistribusikan di dalam inti. Selama siklus sel terjadi perubahan-perubahan

yang sangat dinamis. Perubahan-perubahan tersebut terutama komponen-komponen kimia

dari sel seperti DNA, RNA, dan berbagai jenis protein. Duplikasi DNA berlangsung selama

periode khusus dari interfase yang disebut fase sintesis atau periode S. Periode sintesis

didahului oleh periode G1 dan diikuti oleh periode G2.

Fase pembelahan sel yang terdiri atas fase mitosis dan sitokinesis.

Fase mitosis terdiri atas beberapa fase yaitu fase profase, fase prometafase, fase

metafase, fase anafase, dan fase telofase. Selama pembelahan sel, inti mengalami serangkaian

perubahan- perubahan yang sangat kompleks, terutama peruahan-perubahan kandungan

intinya. Pada saat pembelahan sel berlangsung, salut inti dan nukleus menjadi tidak tampak dan

subtansi kromatin mengalami kondensasi menjadi kromosom.

1. MITOSIS

Mitosis atau pembelahan inti merupakan stadium akhir dari siklus sel dan merupakan

stadium yang paling pendek, yaitu kurang lebih 10% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan

untuk satu kali siklus. Selama pemebelahan inti, struktur kromosom tampak mengalami

perubahan-perubahan secara progresif. DNA pada sel eukariotik sangat panjang. Panjang DNA

pada manusia berkisar 3 m atau kira-kira 300.000 kali lebih besar dari diameter sel tersebut.

Sebelum sel membelah, semua DNA harus disalin dan dibagi rata agar setiap sel anak memiliki

genom lengkap. Replikasi dan distribusi DNA dalam jumlah banyak itu terkelola dengan baik

karena molekul- molekul DNA dikemas menjadi kromosom. Setiap species sel eukariotik

memiliki jumlah kromosom yang khas di dalam setiap nukleus sel. Misalnya sel somatik manusia

(semua sel tubuh kecuali sel reproduktif atau gamet) mengandung 46 kromosom. Sel sperma

dan sel telur manusia memiliki jumlah kromosom setengah kromosom sel somatik, yaitu 23

kromsom.

Di dalam setiap kromosom eukariotik terdapat satu molekul DNA linear yang sangat

panjang yang mewakili ribuan gen. DNA ini berkaitan dengan berbagai jenis protein yang

mempertahankan struktur kromosom dan membantu mengontrol aktivitas gen. Kompleks

protein-DNA yang lasim disebut kromatin diorganisasi menjadi serat yang tipis dan panjang.

Page 20: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Setelah sel menduplikasi genomnya dalam persiapan pembelahan, kromatin ini memadat.

Kromatin ini tergulung dan terlipat sangat padat sehingga terbentuk kromosom yang tebal yang

dapat diamati dengan mikroskop cahaya.

Kedua kromatid yang mengandung salinan molekul DNA kromosom yang identik, mula-

mula saling berlekatan satu dengan yang lain. Dalam bentuk padatnya, kromosom ini memiliki

“pinggang” yang ramping pada daerah khusus yang disebut sentromer. Pada proses

pembelahan sel selanjutnya, kromatid saudara dari semua kromosom ditarik saling menjauh

dan dikemas kembali sebagai kumpulan lengkap di dalam dua nukleus baru, masing-masing

satu pada setiap ujung sel. Mitosis, yaitu pembelahan nukleus, biasanya segera diikuti oleh

sitokinesis, yaitu pembelahan sitoplasma.

Pada proses pembelahan ini, dari satu sel diperoleh dua sel anak yang memiliki informasi

genetik yang equivalen dengan sel induknya.

Page 21: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

- Profase

Profase merupakan transisi dari fase G2 ke fase pembelahan inti atau mitosis (M) dari

siklus sel. Profase adalah stadium pertama dari mitosis.

Kromatin yang menyebar selama interfase secara perlahan-lahan terkondensasi menjadi

kromosom yang mantap. Jumlah kromatin yang tepat merupakan ciri khas dari setiap species,

sekalipun pada species yang berbeda dapat mempunyai jumlah kromatin yang sama. Selain itu

pada profase salut inti mulai berdegenerasi dan secara perlahan-lahan inti menjadi tidak

tampak, dan terjadilah pembentukan spindel mikrotubul.

Sebelum profase masing-masing kromosom mengalami duplikasi selama fase sintesis

dari siklus sel. Setiap kromosom terdiri atas dua kromatid sister yang bergabung pada suatu

tempat yang disebut sentromer atau kinetockor.

Pada awal profase, massa mikrotubul sitoplasma yang merupakan bagian dari

sitoskeleton rusak dan membentuk kelompok molekul-molekul tubulin yang besar. Molekul-

molekul tubulin digunakan kembali untuk konstruksi komponen utama aparatus mitosis atau

spindel mitosis. Spindel mitosis merupakan struktur benang bipolar yang sebagian besar

disusun oleh mikrotubul yang mula-mula terbentuk di luar nukleus. Pusat pembentukan spindel

atau kumparan pada kebanyakan sel hewan ditandai dengan adanya sentriol. Pasangan sentriol

pada sel mula-mula berduplikasi dengan suatu proses yang dimulai tepat sebelum fase sintesis.

Duplikasi menghasilkan dua pasang sentriol. Masing-masing pasangan sentriol sekarang

menjadi pusat mitosis yang membentuk pusat bagi susunan mikrotubul radial yang disebut

aster. Kedua aster tersebut terletak berdampingan dekat salut inti. Pada profase akhir, berkas-

berkas mikrotubul polar berinteraksi diantara dua aster, mula- mula memnajang dan tanpak

mendorong sentriol ke bagian sepanjang sisi salut inti. Dengan cara ini spindel mitosis bipolar

terbentuk.

Spindel mitosis terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen yang berasosiasi dengan

protein. Berdasarkan perlekatannya, spindel mitosis dibagi menjadi dua yaitu serabut-serabut

bipolar yang merentang dari dua kutub spindel ke arah ekuator, dan serabut-serabut kinetokor

yang melekat pada sentromer pada setiap kromatid dan merentang ke arah spindel.

Page 22: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

- Prometafase

Prometafse (metafase awal) dimulai secara tiba-tiba dengan rusaknya inti yang pecah

menjadi fragmen-fragmen membran yang tidak dapat dibedakan dengan potongan-potongan

retikulm endoplasma.

Fragmen-fragmen tersebut tetap berada disekitar kumparan atau spindel selama

mitosis. Kumparan-kumparan yang terletak di luar inti sekarang dapat masuk ke daerah inti.

Pada saat prometafase, kromosom-kromosom bermigrasi ke arah pusat spindel. Gerakan

tersebut disebabkan karena adanya gerakan yang beragitasi yang disebabkan oleh adanya

interaksi antara benang-benang kinetokor dengan komponen-komponen lain dari spindel.

- Metafase

Selama metafase, sentromer dari setiap kromosom berkumpul pada bagian tengah

spindel pada bidang ekuator. Pada tempat-tempat ini, sentromer-sentromer diikat oleh

benang-benang spindel yang terpisah, dimana setiap kromatid dilekatkan pada kutub-kutub

spindel yang berbeda.

Kadang-kadang benang-benang spindel tidak berasosiasi dengan kromosom dan

merentang secara langsung dari satu kutub ke kutub yang lain. Pada saat metafase, sentromer-

sentromer diduplikasi dan setiap kromatid menjadi kromosom yang berdiri sendiri atau

independen..

- Anafase

Anafase dimulai secara tiba-tiba ketika pasangan kinetochor pada masing-masing

kromatid terdorong secara perlahan-lahan menuju kutub spindel. Jadi anafase ditandai dengan

terjadinya pemisahan kromatid sister membentuk anak kromosom yang bergerak menuju

kutub spindel yang berlawanan.

- Telofase

Ketika kromatid-kromatid anakan yang terpisah sampai di kutub, benang-benang

kinetochor lenyap, benang-benang kumparan kembali memanjang dan salut inti yang baru

kembali terbentuk disekitar masing-masing kromatid anakan. Kromosom nujkleulus tanpak

kembali dan mitosis berakhir.

Page 23: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

2. SITOKINESIS

Sitokinesis Pada Sel Hewan

Sitoplasma terbagi oleh suatu proses yang dikenal sebagai cleavage yang biasanya

dimulai pada akhir anafase dan telofase. Membran pada bagian tengah sel tertarik ke dalam

membentuk alur cleavage yang tegak lurus pada sumbu kumparan diantara nukleus dan secara

bertahap menyempit hingga pada akhirnya putus dan membentuk dua sel anak secara terpisah.

Sitokinesis Pada Sel Tumbuhan

Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan tidak mampu membentuk lekuk cleavage. Hal

ini disebabkan karena adanya dinding sel yang kaku. Sitokinesis pada dinsing sel tumbuhan

tinggi melibatkan vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi dan mikrotubul-miktotubul

yang tersusun paralel dan disebut fragmoplas. Vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi

berasosiasi dengan mikrotubula fragmoplas dan ditranslokasikan sepanjang mikrotubula ke

arah daerah ekuatorial. Vesikula-vesikula tersebut selanjutnya terakumulasi pada daerah

dimana mikrotubula fragmoplas mengalami overlap.

Vesikula-vesikula selanjutnya berfusi satu sama lain membentuk lempeng sel (Cell

plate). Vesikula-vesikula tadi berisi senyawa-senyaw pembentuk papan sel dan dinding sel

seperti pektin, hemiselulosa dan selulosa.

Lempeng sel meluas secara lateral hingga mencapai dinding sel semula. Hal tersebut mungkin

disebabkan karena mikrotubula- mikrotubula pada fragmoplas awal dirakit dirombak pada

bagian perifer dari lempeng sel awal. Di tempat tersebut mereka menarik vesikula-vesikula lain

dan kembali berfusi pada bidang ekuator sehingga lempeng sel meluas kearah tepi. Proses ini

berulang hingga lempeng sel mencapai membran plasma, dan dua sel baru terpisah secara

sempurna. Pada akhirnya mikrofibril-mikrofibril selulosaditempatkan pada bagian bawah

lempeng sel untuk membentuk dinding sel baru.

3. MIOSIS

Fertilisasi menandai dimulainya fase diploid pada hewan dan tumbuhan yang

berkembang biak secara seksual. Stadium haploid dari siklus seksual dihasilkan dari proses

pembelahan inti yang disebut miosis. Miosis berlangsung pada sel-sel miosit yang terdapat di

dalam jaringan reproduksi pada suatu organisme. Seperti halnya dengan mitosis, miosis

Page 24: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

berlangsung setelah fase G1, S dan G2 dari interfase dan menentukan distribusi kromosom yang

tepat ke dalam sel-sel anak. Berbeda dengan mitosis, sebab miosis mencakup dua siklus

pembelahan berturut-turut dan menghasilkan 4 sel anak.

Pembelahan pertama dari miosis disebut pembelahan reduksi. Miosis pertama

mengubah inti dari suatu miosit yang mengandung kromosom diploid menjadi inti haploid yang

mengandung kromosom n. Jumlah kromosom direduksi jika pasangan kromosom homolog

terpisah. Pembelahan kedua disebut equation devision atau miosis kedua. Miosis kedua

mengubah dua hasil dari pembelahan miosis pertama menjadi 4 inti haploid.

- Pembelahan miosis merupakan suatu bentuk pembelahan inti yang penting pada organisme

yang berkembang biak secara seksual. Miosis berlangsung pada organisme eukariota yang

mengandung jumlah kromosom diploid (2n).

Kedua set kromosom yang berpasangan tersebut dinamakan kromosom homolog. Telah

diketahui bahwa manusia m,engandung 46 kromosom atau 23 kromosom homolog (pada

manusia n=23). Ke 46 kromosom yang terdapat pada zygot dibentuk pada saat fertilisasi yang

diturunkan dari sel sperma dan sel telur dari kedua induknya (paternal dan maternal). Sel

sperma dan sel telur mengandung setengah jumlah kromosom induknya dan dinamakanhaploid

(n). Jadi sel haploid adalah sebuah sel dengan satu set kromosom tunggal. Sel diploid adalah sel

yang memiliki dua set kromosom.

Pengujian dengan mikroskop terhadap ke 46 kromosom manusia menunjukkan bahwa

setiap jenis kromosom ada dua dan tersusun berpasang-pasangan dimulai dari kromosom

terpanjang. Tampilan visualnya dinamakankariotipe.

Kromosom yang membentuk pasangan, yang mempunyai panjang, posisi sentromer,

dan pola pewarnaan yang sama dinamakan kromosom homolog. Pengecualian penting

terhadap aturan kromosom homolog untuk sel somatic manusia, yaitu pada kromosom X dan Y.

Karena keduanya menentukan jenis kelamin suatu individu, maka kromosom X dan Y

dinamakan kromosom seks (kromosom jenis kelamin). Kromosom di luar kromosom seks

dinamakan kromosom autosom.

Page 25: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

a. Miosis Pertama

Profase I

Profase pertama merupakan fase yang sangat kompleks dari miosis. Kromosom mulai

memadat. Dalam suatu proses yang dinamakan sinapsis, kromosom homolog yang masing-

masing tersusun dari dua kromatid saudara muncul secara bersamaaan sebagai suatu

pasangan. Masing-masing pasangan kromosom terlihat sebagai suatu tetrad, yaitu kompleks

kromosom dengan empat kromatid. Pada banyak tempat di sepanjang kromosom, kromatid

kromosom homolog saling silang menyilang. Persilangan yang membantu mengikat kromosom

agar tetap bersama ini dinamakan kiasmata (tunggal, kiasma). Semenetara itu komponen

seluler lainnya mempersiapkan pemebelahan inti dengan cara yang mirip mitosis. Sentrosom

bergerak saling menjauh dan gelendong mikrotubula terbentuk di antaranya.

Selubung nucleus dan nucleoli menyebar. Akhirnya gelendong mikrotubula menangkap

kinetokor yang terbentuk pada kromosom, dan kromosom mulai bergerak ke arah lempeng

metafase. Biasanya memakan waktu lebih dari 90% waktu yang dibutuhkan untuk miosis.

Secara terinci profase pertama terdiri atas 5 fase yaitu leptonema (leptoten), Zygonema

(zygoten), Pachynema (pachyten), diplonema (diploten), dan diakinesis. •

Page 26: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

> Leptonema: Stadium ini ditandai dengan dimulainya kondensasi kromosom., setiap

kromosom tanpak terdiri atas dua kromatid.

> Zygonema: Stadium ini ditandai dengan adanya kromosom homolog yang berpasangan.

Kejadian ini disebut sinapsis. Setiap unit terdiri atas dua synap, dan kromosom homolog yang

telah terduplikasi disebut bivalen atau tetrad. Pada fase ini terbentuk kompleks sinaptonema

dimana terjadi crossing over. Crossing over dihasilkan dari pembelahan oleh endonuklease dari

DNA sesuai posisi dari dua kromatid non sister yang diikuti dengan transposisi dan

penggabungan kembali ujung-ujung bebas dari rantai kromosom homolog. Hasil dari crossing

over adalah kombinasi gen-gen baru, dibentuk pada kromosom homolog.

> Pachynema: Selama stadium ini, kromatid menjadi sangat jelas sebagai hasil kondensasi yang

terus menerus.

> Diplonema dan diakinesis: Stadium ini ditandai dengan terjadinya pemisahan kromosom

homolog kecuali pada titik dimana chiasmata dibentuk.

=>Metafase I

Pada fase ini apparatus spindel terbentuk seperti pada mitosis, dan tetrad berkumpul pada

bidang ekuatorial atau bidang pembelahan atau lempeng metafase.

Kromosom masih dalam pasangan homolognya. Mikrotubula kinetokor dari masing-masing

kutub sel melekat pada satu kromosom, sementara itu mikrotubula dari kutub berlawanan

menempel pada homolognya pada daerah sentromer.

=> Anafase I

Seperti pada mitosis, alat gelendong menggerakkan kromosom ke arah kutub sel, akan tetapi

kromatid saudara tetap terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal ke

arah kutub yang sama. Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Berbeda

dengan mitosis, kromosom muncul sendiri- sendiri pada lempeng metafase dan bukan dalam

pasangan, dan gelendong memisahkan kromatid saudara dari masing-masing kromosom.

Dengan kata lain pada miosis fase anafase I, kromosom homolog (bukan kromatid saudara) dari

setiap tetrad terpisah satu dengan yang lain, dan bergerak ke kutub gelendong (spindle) yang

berlawanan.

=> Telofase I

Page 27: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Telofase I menghasilkan pembelahan miosis I. Kumpulan kromosom homolog pada akhirnya

dipisahkan menuju kutubnya masing-masing dan terbentuk dua daerah inti yang dapat

dibedakan secara jelas. Pada beberapa organisme, salut inti yang baru dibentuk, dan

dekondensasi kromosom kadang-kadang terjadi.

Interkinesis adalah periode di antara akhir telofase I dan awal profase II. Periode ini biasanya

sangat singkat. DNA yang dihasilkan dari dua inti pada pembelahan miosis pertama tidak

mengalami replikasi selama fase interkinesis.

b. Miosis Kedua

=> Profase II

Profase II mirip dengan profase pada pembelahan mitosis, walaupun setiap inti sel hanya

memiliki setengah dari jumlah kromosom. Inti haploid dari setiap kromosom disusun atas dua

kromatid saudara yang dibentuk sebelum profase I.

=> Metafase II

Metafase dua mirip dengan metafase pada pembelahan mitosis. Pasangan kromatid bergerak

ke pusat spindel dan melekat pada mikrotubula-mnikrotubula.

=> Anafase II

Mirip dengan anafase pada pembelahan mitosis. Tetapi berbeda dengan anafase I. Pada

anafase II kromatid sister terpisah satu sama lain dan bergerak menuju kutub spindel yang

berlawanan.

=> Telofase II

Telofase II mirip dengan telofase pada pembelahan mitosis. Kelompok-kelompok kromosom

yang telah terpisah kembali dibungkus oleh salut inti yang baru berkembang dan kromosom

mulai mengalami dekondensasi.

Miosis menghasilkan 4 sel haploid. Umumnya pada hewan dan beberap tumbuhan tinggi,

miosis yang berlangsung pada jaringan reproduksi diiringi oleh pembelahan sitoplasma. Contoh

pembelahan miosis adalah pembentukan gamet pada manusia.

# Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya mencakup 5-10% dari siklus

sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada interfase. Interfase terdiri dari

periode G1, S, dan G2.

Page 28: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Pada periode G1 selain terjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga

terjadi replikasi organel sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel

memasuki periode S yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi, sel

tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan kromosom, dan selanjutnya

diikuti oleh proses pembelahan inti (M) serta pembelahan sitoplasma (C). Selanjutnya sel hasil

pembelahan memasuki pertumbuhan sel baru (G1).

4. Mekanisme Proliferasi

2 kelompok utama

Genes yang membentuk produk yang berperan dalam stimulasi pembelahan dan

“survival” sel

Normal genes : proto-oncogenes

Mutated genes : oncogenes

Genes yang membentuk produk yang berperan dalam pencegahan/inhibisi pembelahan

sel atau memicu kematian sel : suppressor genes

gen DNA repair dan gen regulator apoptosis

Protooncogenes adalah gen normal yang berfungsi dalam pengaturan pertumbuhan sel,

pembelahan sel dan diferensiasi. Oncogenes adalah cancer-causing genes, yang berasal dari

konversi protooncogenes melalui mutasi, retroviral transduction, gene amplifications atau

dislocations

Klasifikasi oncogenes :

o Growth factors

o Growth factor receptors

o Signal transducing proteins

o Nuclear transcription proteins

o Cyclin dan CDKs

Satu kali proses mutasi yang terjadi pada DNA belum dapat menimbulkan kanker. Tetapi

dibutuhkan ribuan mutasi lagi yang terletak pada gen yang tidak sama. Apabila terjadi banyak

mutasi pada DNA, maka sel mulai mengalami perubahan sifat secara perlahan-lahan. Sel yang

Page 29: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

bermutasi tersebut mulai membelah diri (proliferasi) dan membentuk grup tertentu (klonal) di

lokasi tertentu dalam tubuh yang dapat membahayakan jaringan sehat.

Tahap dimana sel kanker membentuk klonal inilah yang dinamakan tahap promosi.

Promosi ini akan diikuti proliferasi (pembelahan diri sel kanker menjadi banyak) yang kemudian

satu atau lebih sel bisa memisahkan diri dari kelompok utamanya untuk berpindah ke tempat

lain (metastasis). Untuk memenuhi kebutuhan kelompok sel tersebut, dibentuklah pembuluh

darah baru (neoangiogenesis) yang sebenarnya tidak diperlukan oleh jaringan sehat. Sehingga,

terbentuklah kanker sebagai jaringan baru dalam tubuh.

Suppressor Genes

Gen normal yang menghambat pembelahan sel. Mekanisme kerja : sinyal transduksi,

reseptor di permukaan sel dan nuclear transcriptions regulator.

pRb : mencegah sel di G1 menjadi S

p53 : stop replikasi sel yang rusak (DNA damage)

Page 30: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,
Page 31: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Jawablah Pertanyaan ini :

1. Apa yang dimaksud poliferasi sel ?

2. Jelaskan secara singkat siklus sel ? dan jelaskan tahapannya !

Page 32: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 3

MATERI POKOK :

APOPTOSIS

1. Definisi

2. Gen- gen yang berperan dalam apoptosis

3. Mekanisme apoptosis

Apoptosis berasal dari bahasa Greek , yang artinya gugurnya putik bunga ataupun daun

dari batangnya. Pada tahun 1972 , Kerr J.F , Wyllie A.H , Currie A.R mempublikasikan artikel

Britis h Journal Of Cancer dengan judul : Apoptosis: a basic bioligical phenomen wit h wide

ranging implication in tissue kinetic. Artikel ini menjelaskan tentang proses kematian normal

pada sel yang disebut dengan apoptosis. Apoptosis adalah mekanisme kematian sel yang

terprogram yang penting dalam berbagai proses biologi.

Kematian sel yang terprogram atau apoptosis merupakan suatu komponen yang normal

pada perkembangan dan pemeliharaan kesehatan pada organisme multiseluler. Sel yang mati

ini merupakan respon terhadap berbagai stimulus dan selama apoptosis sel ini dikontrol dan

diregulasi, sel yang mati ke mudian difagosit oleh makrofag.

2. Gen- gen yang berperan dalam apoptosis

Ada dua sebab mengapa sel melakukan bunuh diri (Apoptosis), yaitu: 1) Dalam

pertumbuhan suatu organisme apoptosis sama dibutuhkan seperti mitosis. Apoptosis

diperlukan dalam perkembangan organisme seperti pada metamorfosis dan pembentukan

organ tertentu (misalnya menghilangkan selaput antara jari-jari). Demikian pula pada

menstruasi dan pembentukan sinaps antar neuron terjadi apoptosis. 2) Untuk menghilangkan

sel-sel yang mungkin merupakan ancaman terhadap organisme seperti sel-sel yang terinfeksi

virus. Dalam hal ini sel limfokin sitotoksik akan membunuh sel yang mengandung virus.

Keputusan suatu sel melakukan apoptosis tergantung dari kesetimbangan pemicu positif

yang diperlukan untuk terus bertahan hidup dan yang negatif yang mengarah ke apoptosis.

Page 33: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Untuk dapat bertahan hidup suatu sel harus terus menerus menerima rangsang dari sel-sel lain

serta tetap melekat (adhesi) pada permukaan tempat sel tersebut tumbuh. Contoh pemicu

positip antara lain ; faktor pertumbuhan (growth factor) neuron dan interleukin-2 (IL-2) yang

merupakan factor penting dalam mitosis limfosit.

Pemicu negatif dapat berupa oksidan yang menyebabkan kerusakan DNA atau senyawa-

senyawa lain seperti obat kemoterapi serta sinar-X dan sinar-UV. Akumulasi protein yang tidak

melipat sempurna dalam struktur tersiernya juga merupakan suatu pemicu negatif. Kematian

sel juga dapat terjadi jika ditemukan ‘aktivator kematian sel’ seperti faktor tumor nekrosis (TNF-

α) dan limfotoksin (TNF-β) yang mengikat reseptor TNF serta Fas Ligand (FasL) yang mengikat

reseptor Fas yang dikenal juga dengan nama CD 95.

Apoptosis berbeda dengan nekrosis, pada nekrosis terjadi kematian sel tidak terkontrol.

Sel yang mati pada nekrosis akan membesar dan kem udian hancur dan lis is pada satu daerah

yang merupakan respon terhadap inflamasi. Pada apoptosis sel-sel yang mati memberikan

sinyal yang diperantarai oleh beberapa gen yang mengkode protei n untuk enzym pencernaan

yang disebut dengan caspase. Gen caspase ini merupakan bagian dari cyst ein protease yang

akan aktif pada perkembangan sel maupun merupakan sinyal untuk aktif pada destruksi sel

tersebut.

Page 34: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Fungsi Apoptosis

Kematian sel melalui apoptosis merupakan fenomena yang normal, yaitu terjadi eliminasi sel

yang tidak diperlukan lagi. Proses apoptosis secara fisiologis diperlukan untuk :

a. Terminasi sel

Apoptosis dapat terjadi pada sel yang mengalami kerusak an yang tidak bisa di repair,infeksi

virus, keadaan yang mengak ibatkan stress pada sel . Kerusakan DNA akibat ionisasi radiasi

maupun bahankimia toxic juga dapat mencetuskan apoptosis melalui aktivasi tumor supresor

gen p53. Keputusan untuk apoptosis dapat berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan disekitarn

ya ataupun dari sel yang termasuk dalam immune system. Pada keadaan ini fungsi apopt osis

adalah untuk mengangkat sel

yang rusak, mencegah sel menjadi lemah oleh karena kurangnya nutrisi dan mencegah

penyebaran infeksi virus.

b. Mempertahankan homeostasis

Pada organisme dewasa, jumlah sel dalam suatu organ atau jaringan harus berada dalam

keadaan yang relatif konstan. Proses keseimbangan ini termasuk dalam homeostasis yang

dibutuhkan oleh ma khluk hidup untuk mempertahankan lingkungan internalnya.

Keseimbangan (homeostasis) ini dapat te rcapai bila kecepatan mitosis pada jaringan seimbang

dengan kematian sel. Bila keseimbangan ini terganggu, maka akan dapat mengakibatkan :

Bila kecepatan pembelahan sel lebih tinggi daripada kecepatan kematian sel terbentuk tumor

Bila kecepatan pembelahan sel lebih rendah dari kecepatan kematian sel jumlah sel menjadi

berkurang.

c. Perkembangan embryonal

Kematian sel yang terprogram merupak an bagian dari perkembangan jaringan. Pada masa

embryo , perkembangan suat u jaringan atau organ didahului oleh pembelahan sel dan

diferensiasi sel ya ng besar-besaran dan kemudian dikoreksi melalui apoptosis. Contoh: bila

terjadi gangguan proses apoptosis , berupa diferensiasi inkomplit pada pembelahan jari-jari

akan mengakibatkan syndactyly.

Page 35: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

d. Interaksi limfosit

Perkembangan limfosit B dan Limfosit T pada tubuh manusia merupakan suatu proses yang

kompleks , yang akan mem buang sel-sel yang berpotensi menjadi rusak. Cytotoksik T sel dapat

secara langsung menginduksi apoptosis pada sel melalui terbukanya suatu celah pada target

membran dan pelepasan zat-zat kimia untuk mengawali proses apoptosis. Celah ini dapat

terjadi melalui adanya sekresi perforin, granul yang berisi granzyme B, serine protease yang

dapat mengaktivasi caspase melalui pemecahan residu aspartat.

e. Involusi hormonal pada usia dewasa.

Apoptosis dapat terjadi misalnya pada pel epasan sel endometrium selama siklus menstruasi,

regresi pada pay udara setelah masa menyusui dan atresia folikel ovarium pada menopause.

3. Mekanisme apoptosis

Mekanisme apoptosis sangat kompleks dan rumit. Secara garis besarnya apoptosis

dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :

1. Adanya signal kematian (penginduksi apoptosis).

2. Tahap integrasi atau pengaturan (transduksi signal, induksi gen apoptosis yang berhubungan,

dll)

3. Tahap pelaksanaan apoptosis (degradasi DNA, pembongkaran sel, dll)

4. Fagositosis.

Signal Penginduksi Apoptosis

Apoptosis tidak memerlukan suatu proses transkripsi atau translasi. Molecular machine

yang dibutuhkan untuk kematian sel dianggap mengalami dormansi dan hanya memerlukan

aktivasi yang cepat. Signal yang menginduksi apoptosis bisa berasal dari ekstraseluler dan

intraseluler.

Signal ekstraseluler contohnya hormon hormon. Hormon tiroksin menginduksi apoptosis

pada ekor tadpole. Apoptosis juga bisa dipicu oleh kurangnya signal yang dibutuhkan sel untuk

bertahan hidup seperti growth factor. Sel lain, sel berhubungan dengan sel yang

berdekatanjuga bisa memberikan signal untuk apoptosis. Signal intraseluler misalnya radiasi

Page 36: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

ionisasi, kerusakan karena oksidasi radikal bebas, dan gangguan pada siklus sel. Kedua jalur

penginduksi tersebut bertemu di dalam sel, berubah menjadi famili protein pengeksekusiutama

yang dikenal sebagai caspase. Sel yang berbeda memberikan respon yang berbeda terhadap

penginduksi apoptosis. Misalnya sel splenic limfosit akan mengalami apoptosis saat terpapar

radiasi ionisasi, sedangkan sel myocyte tidak mengalami apoptosis untuk pemaparan yang

sama.

Tahap Pelaksanaan Apoptosis

Sinyal apoptosis bisa terjadi secara intraseluler dan ekstraseluler. Jalur ekstrinsik

(ekstraseluler) diinisiasi melalui stimulasi dari reseptor kematian (death receptor) sedangkan

jalur intrinsik diinisiasi melalui pelepasan faktor signal dari mitokondria dalam sel. Proses

apoptosis dikendalikan oleh berbagai tingkat sinyal sel, yang dapat berasal dari pencetus

ekstrinsik maupun intrinsik . Yang termasuk pada sinyal ekstrinsik antara lain hormon, faktor

pertumbuhan, nitric oxide dan cytokine. Semua sinyal tersebut harus dapat menembus

membran plasma ataupun transduksi untuk dapat menimbulkan respon.

Sinyal intrinsik apoptosis merupakan suatu respon yang diinisiasi oleh sel sebagai

respon terhadap stress dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel. Pengikatan reseptor

nuklear oleh glukokortikoid, panas, radiasi, kekurangan nutrisi, infeksi virus dan hipoksia

merupakan keadaan yang dapat m enimbulkan pelepasan sinyal apoptosis intrinsik melalui

kerusakan sel. Sebelum terjadi proses kematian sel melalui enzym, sinyal apoptosis harus

dihubungkan dengan pathway kematian sel melalui regulasi protein. Pada regulasi ini terdapat

dua metode yang telah dikenali untuk mekanisme apoptosis , yaitu : melalui mitokondria dan

penghantaran sinyal secara langsung melalui adapter protein.

1. Ektrinsik Pathway (di inisiasi oleh kematian receptor)

Pathway ini diinisiasi oleh pengikatan receptor kematian pada permukaan sel pada

berbagai sel. Reseptor kematian merupakan bagian dari reseptor tumor nekrosis

faktor yang terdiri dari cytoplasmic domain , berfungsi untuk mengirim sinyal

apoptotic. Reseptor kematian yang diketahui antara lain TNF reseptor tipe 1 yang

dihubungkan dengan protein Fas (CD95) . Pada saat Fas berikatan dengan

ligandnya, membran menuju ligand (FasL). Tiga atau lebih molekul Fas bergabung

Page 37: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

dan cytoplasmic death domain membentuk binding site untuk adapter protein,

FADD (Fas –associated death domain). FA DD ini melekat pada reseptor kematian

dan mulai berikatan dengan bentuk inaktif da ri caspase 8. Molekul procaspase 8

ini kemudian dibawa keatas dan kemudian pecah menjadi caspase 8 aktif.

Enzym ini kemudian mencetuskan cascade aktifasi caspase dan kemudian

mengaktifkan procaspase lainnya dan mengak tifkan enzym untuk mediator pada

fase eksekusi. Pathway ini dapat dihambat oleh protein FLIP, tida k menyebabkan pecahnya

enzym procaspase 8 dan tidak menjadi aktif.

2. Intrinsik (Mitokondrial) Pathway

Pathway ini terjadi oleh karena adanya permeabilitas mitokondria dan pelepasan

molekul pro-apoptosis ke dalam sitoplasma,tanpa memerlukan reseptor kematian. Faktor

pertumbuhan dan siinyal lainny a dapat merangsang pembentukan protein antiapoptosis Bcl2,

yang berfungsi sebagai regulasi apoptosis. Protein anti apoptosis yang utama adalah: Bcl-2

dan Bcl-x, yang pada keadaan normal terdapat pada membrane mitokondria dan sitoplasma.

Pada saat sel mengalami stress, Bc l-2 dan Bcl-x menghilang dari membran mitokondria dan

digantikan ol eh pro-apoptosis protein, s eperti Bak, Bax, Bim. Sewaktu kadar Bcl-2, Bc l-x

menurun, permeabilita s membran mitokondria meningkat , beberapa protein dapat

mengaktifkan cascade caspase. Salah satu protein tersebut adalan cytoc hrom-c yang

diperlukan untuk proses respirasi pada mitokondria. Di dalam cytosol, cytochrom c berikatan

dengan protein Apaf-1 (apoptosis activating factor-1) dan mengakti vasi caspase-9. Protein

mitokondria lainnya, seperti Apoptosis Inducing Fa ctor (AIF)memasuki sitoplasma dengan

berbagai inhibitor apoptosis yang pada keadaan normal untuk menghambat aktivasi caspase.

1. Eksekusi

Setelah sel menerima sinyal yang ses uai untuk apoptosis, selanjutnya organela-

organela sel akan mengalami degradasi yang diaktifasi oleh caspase proteolitik. Sel yang mulai

apoptosis , secara mikroskopis akan mengalami perubahan :

a. Sel mengerut dan lebih bulat , karena pemecahan proteinaseous sitoskeleton oleh caspase

b. Sitoplasma tampak lebih padat

c. Kromatin menjadi ko ndensasi dan fragmentasi yang padat pada membran inti

Page 38: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

(pyknotik). Kromatin berkelompok di bagian perifer , dibawah membran inti menjadi massa

padat dalam berbagai bentuk dan ukuran.

d. Membran inti menjadi diskontinue dan DNA yang ada didalamnya pecah menjadi fragmen-

fragmen (karyorheksis). Degr adasi DNA ini mengakibatkan inti terpecah menjadi beberapa

nukleosomal unit

e. Membran sel memperli hatkan tonjolan-tonjolan ya ng iregular / blebs pada sitoplasma

f. Sel terpecah menjadi beberapa fragmen , yang disebut dengan apoptotic bodies.

g. Apoptotic bodies ini akan difagosit oleh sel yang ada disekitarnya.

2. Pengangkatan sel yang mati

Sel yang mati pada tahap akhir apoptosis me mpuyai suatu fagositotik molekul pada

permukaannya ( cth : phosphatidylserine) . Phosphatidylserine ini pada keadaan normal berada

pada permukaan cytosolic dari plasma membran, tetapi pada proses apoptosis tersebar pada

permukaan e kstraseluler melalui protein scramblase. Molekul ini merupakan suatu penanda

sel untuk fagositosis oleh sel yang mempunyai reseptor yang sesuai, seper ti makrofag.

Selanjutnya sitoskeleton memfagosit melalui engulfment pada molekul tersebut.

Pengangkatan sel yang mati melalui fagosit terjadi tanpa disertai dengan respon inflamasi.

Jawablah Pertanyaan ini :

1. Apa yang dimaksud Apoptosis ?

2. Apa yang dimaksud necrosis ? Apa perbedaannya ?

3. Jelaskan tahapan Apoptosi.. !

Page 39: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 4

MATERI POKOK :

Mutasi Genetik dan polimorfisme

1. Definisi

2. Mutasi yang menyebabkan terjadinya kanker

3. Mekanisme polimorfisme

Mutasi Gen dan Mutasi Kromosom - Mutasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada

bahan genetik yang menyebabkan perubahan ekspresinya. Perubahan bahan genetik dapat

terjadi pada tingkat pasangan basa, tingkat satu ruas DNA, bahkan pada tingkat kromosom.

Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Sedangkan, individu yang mengalami

mutasi sehingga menghasilkan fenotip baru disebut mutan. Faktor yang menyebabkan mutasi

disebut mutagen. Untuk lebih mengetahui tentang mutasi, mari cermati uraian di bawah ini.

1. Mutasi Gen (Mutasi Titik)

Mutasi gen atau mutasi titik adalah mutasi yang terjadi karena perubahan pada satu

pasang basa DNA suatu gen. Perubahan DNA menyebabkan perubahan kodon-kodon RNA d,

yang akhirnya menyebabkan perubahan asam amino tertentu pada protein yang dibentuk.

Perubahan protein atau enzim akan menyebabkan perubahan metabolisme dan fenotip

organisme. Besar kecilnya jumlah asam amino yang berubah akan menentukan besar kecilnya

perubahan fenotip pada organisme tersebut. Ada dua mekanisme mutasi gen, yaitu subtitusi

pasangan basa dan penambahan atau pengurangan pasangan basa.

a. Subtitusi pasangan basa

Subtitusi pasangan basa ialah pergantian satu pasang nukleotida oleh pasangan

nukleotida lainnya. Subtitusi pasangan basa ada dua macam, yaitu transisi dan tranversi.

Transisi adalah penggantian satu basa purin oleh basa purin yang lain, atau penggantian basa

pirimidin menjadi basa pirimidin yang lain. Transisi sesama basa purin, misalnya basa adenin

Page 40: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

diganti menjadi basa guanin atau sebaliknya. Sedangkan, transisi sesama basa pirimidin,

misalnya basa timin diganti oleh basa sitosin atau sebaliknya.

Tranversi adalah penggantian basa purin oleh basa pirimidin, atau basa pirimidin oleh

basa purin. Tranversi basa purin oleh basa pirimidin, misalnya basa adenin atau guanin diganti

menjadi basa timin atau sitosin. Tranversi basa pirimidin oleh basa purin, misalnya basa timin

atau sitosin menjadi basa adenin atau guanin.

Subtitusi pasangan basa ini kadang-kadang tidak menyebabkan perubahan protein,

karena adanya kodon sinonim (kodon yang terdiri atas tiga urutan basa yang berbeda, tetapi

menghasilkan asam amino yang sama). Misalnya, basa nitrogen pada DNA adalah CGC menjadi

CGA sehingga terjadi perubahan kodon pada RNA-d dari GCG menjadi GCU. Sedangkan, asam

amino yang dipanggil sama, yaitu arginin.

b. Penambahan atau pengurangan pasangan basa

Mutasi gen yang lain adalah perubahan jumlah basa akibat penambahan atau

pengurangan basa. Penambahan atau pengurangan basa pada DNA dapat menyebabkan

perubahan sederetan kodon RNA-d yang terdapat di belakang titik perubahan tersebut, berarti

juga akan terjadi perubahan asam amino yang disandikan melalui RNA-d tersebut. Akibat lain

dari penambahan atau pengurangan basa adalah terjadinya pergeseran kodon akhir pada RNA-

d. Pergeseran kodon akhir menyebabkan rantai polipeptida mutan menjadi lebih panjang atau

lebih pendek. Mutasi ini disebut juga mutasi ubah rangka karena menyebabkan perubahan

ukuran pada DNA maupun polipeptida.

Page 41: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Mutasi ubah rangka ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penambahan basa (adisi)

dan pengurangan basa (delesi).

Mutasi karena penambahan basa, misalnya basa DNA awalnya AGC-GTC menjadi TAG-

CGT-C… . Sedangkan, jika basa DNA tersebut mengalami pengurangan basa maka urutannya

menjadi GCG-TC... . Penambahan atau pengurangan basa dapat terjadi di bagian awal, di

tengah, atau di akhir.

2. Mutasi Kromosom

Selain terjadi pada tingkat gen, mutasi juga dapat terjadi pada tingkat kromosom, atau

disebut juga aberasi kromosom. Mutasi kromosom ini mengakibatkan perubahan sejumlah

basa yang berdampingan pada rantai DNA atau perubahan runtunan nukleotida dalam suatu

ruas gen sehingga akibat yang ditimbulkan pada fenotip individu menjadi lebih nyata.

Mutasi kromosom dapat dibedakan menjadi dua, yaitu mutasi yang diakibatkan oleh

perubahan struktur kromosom karena hilang atau bertambahnya segmen kromosom, dan

perubahan jumlah kromosom. Mutasi kromosom ini biasanya diakibatkan oleh kesalahan pada

waktu meiosis melalui peristiwa pautan, pindah silang, atau gagal berpisah.

A. Perubahan struktur kromosom

Perubahan struktur kromosom merupakan penataan kembali struktur kromosom akibat

terjadinya delesi, duplikasi, inversi, dan translokasi kromosom.

1) Delesi kromosom

Delesi adalah mutasi akibat hilangnya dua atau lebih nukleotida yang berdampingan.

Apabila rangkaian basa yang hilang merupakan suatu ruas yang lebih kecil dari panjang gen,

maka gen tersebut akan bermutasi, tetapi bila rangkaian nukleotida yang hilang lebih besar dari

ruas suatu gen, maka gen tersebut akan hilang dari kromosom.

Contoh delesi kromosom terjadi pada kromosom X Drosophila melanogaster yang

berukuran lebih pendek. Mutan ini bersifat resesif dan letal, dapat hidup hanya dalam bentuk

heterozigot.

Page 42: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Gambar. Delesi Kromosom

2) Duplikasi kromosom

Duplikasi adalah mutasi yang terjadi karena penambahan ruas kromosom atau gen

dengan ruas yang telah ada sebelumnya. Sehingga, terjadi pengulangan ruas-ruas DNA dengan

runtunan basa yang sama yang mengakibatkan kromosom mutan lebih panjang.

Contoh perubahan fenotip akibat proses duplikasi adalah gen bar pada Drosophila

melanogaster. Penambahan gen pada kromosom lalat buah ini mengakibatkan peningkatan

enzim tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan metabolisme.

Gambar. Duplikasi Kromosom

3) Inversi kromosom

Inversi adalah penataan kembali struktur kromosom yang terjadi melalui pemutaran

arah suatu ruas kromosom sehingga kromosom mutan mempunyai ruas yang runtunan basanya

merupakan kebalikan dari runtunan basa kromosom liar. Misalnya pada satu ruas kromosom

terdapat urutan ruas ABCDEF, setelah inversi diperoleh ruas AEDCBF. Jadi, terjadi pemutaran

ruas BCDE.

Inversi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: inversi parasentrik dan inversi

perisentrik. Inversi parasentrik, yaitu bila sentromer berada di luar ruas yang terbalik. Dan

inversi perisentrik, yaitu bila sentromer terdapat dalam segmen yang berputar.

Page 43: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Gambar. Inversi Kromosom

4) Translokasi kromosom

Translokasi adalah mutasi yang terjadi akibat perpindahan ruas DNA (segmen

kromosom) ke tempat yang baru, baik dalam satu kromosom atau antarkromosom yang

berbeda. Bila terjadi pertukaran ruas antarkromosom, disebut translokasi resiprok. Sedangkan,

translokasi tidak resiprok adalah berpindahnya segmen kromosom ke kromosom yang lain

tanpa pertukaran sehingga kromosom menjadi lebih panjang.

Gambar. Translokasi Kromosom

B. Perubahan jumlah kromosom

Makhluk hidup dalam satu spesies memiliki jumlah kromosom yang sama, sedangkan

pada spesies yang berbeda memiliki jumlah kromosom yang berbeda pula. Jumlah kromosom

tersebut dapat berbeda dalam satu spesies karena terjadi mutasi. Perubahan jumlah kromosom

tersebut biasanya terjadi pada waktu terjadinya meiosis pada saat terjadi pindah silang atau

gagal berpisah.

Ada dua jenis perubahan jumlah kromosom, yaitu aneuploidi (penambahan atau

pengurangan satu atau beberapa kromosom pada satu ploidi) dan euploidi (penambahan atau

kehilangan keseluruhan kromosom dalam satu ploidi).

1) Aneuploidi

Organisme aneuploidi adalah organisme yang jumlah kromosomnya terdapat

penambahan atau kehilangan satu atau beberapa kromosom pada genomnya. Yang banyak

ditemui adalah individu dengan penambahan atau pengurangan satu kromosom. Dengan

penambahan satu kromosom (2n + 1), maka dalam inti akan ada satu nomor kromosom dengan

tiga homolog (trisomi), sedangkan nomor yang lainnya tetap mengandung dua kromosom.

Kebalikannya, melalui pengurangan satu kromosom (2n – 1) akan dihasilkan individu

monosomi, yaitu yang mengandung hanya satu kromosom tanpa pasangan homolognya.

Page 44: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Aneuploidi terbentuk karena adanya ketidakseimbangan segregasi kromosom dalam proses

meiosis.

Aneuploidi adalah perubahan jumlah n-nya. Aneuploidi dibagi menjadi 2, yaitu: >>

Allopoliploidi, yaitu n-nya mengganda sendiri karena kesalahan meiosis. >> Autopoliploidi, yaitu

perkawinan atau hibrid antara spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya.

Aneusomi adalah perubahan jumlah kromosom. Penyebabnya adalah anafase lag

(peristiwa tidak melekatnya beneng-benang spindel ke sentromer) dan non disjunction (gagal

berpisah).

Aneusomi pada manusia dapat menyebabkan:

1. Sindrom Turner, dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah kromosomnya 45 dan

kehilangan 1 kromosom kelamin. Penderita Sindrom Turner berjenis kelamin wanita, namun

ovumnya tidak berkembang (ovaricular disgenesis).

2. Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY), mengalami trisomik pada kromosom

gonosom. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis kelamin laki-laki, namun t-stisnya tidak

berkembang (testicular disgenesis) sehingga tidak bisa menghasilkan sp-rma (aspermia) dan

mandul (gynaecomastis) serta pay-daranya tumbuh.

3. Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY), trisomik pada kromosom gonosom. Penderita

sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan benda tajam,

seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal. Penelitian di luar negeri mengatakan bahwa

sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah orang-orang yang menderita Sindrom

Jacobs.

4. Sindrom Patau, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada kromosom autosom. kromosom

autosomnya mengalami kelainan pada kromosom nomor.

5. Sindrom Edward, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada autosom. Autosom mengalami

kelainan pada kromosom nomor 16,17, atau 18. Penderita sindrom ini mempunyai tengkorak

lonjong, bahu lebar pendek, telinga agak ke bawah dan tidak wajar.

2. Mutasi penyebab Kanker

Page 45: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Setiap kanker yang timbul- berasal dari “Mutasi“ atau perubahan gen. Jarang sekali

kanker diwariskan dari orang tua kepada anak. Sebagian besar dari penyakit kanker- muncul

seiring perjalanan hidup seseorang. Satu dari 100 trilyun sel-sel yang ada dalam tubuh kita

suatu saat bisa saja mengalami kemunduran, yakni perubahan dari sel-sel sehat yang berfungsi

normal menjadi sel-sel tumor. Proses transformasi sel normal menjadi sel ganas melalui displasi

terjadi melalui mekanisme yang sangat rumit, tetapi secara umum mekanisme karninogenesis

ini terjadi melalui tiga tahap, salah satunya yaitu Inisiasi adalah proses yang melibatkan mutasi

genetik yang menjadi permanen dalam DNA sel. Dipicu oleh insiator (bahan yg mampu

menyebabkan mutasi gen) à initiated cells. Sel-sel masih mirip dengan sel normal.

Perubahan yang terjadi pada sel, terutama disebabkan oleh sinar UV, sinar X dan bahan-

bahan kimia penyebab kanker. Yang termasuk bahan-bahan kimia penyebab kanker adalah

Benzopyrene (salah satunya), yakni zat berbahaya yang terjadi akibat adanya pembakaran.

Benzopyrene biasa ditemukan pada produk-produk yang dimasak dengan api atau pengasapan.

Benzopyrene mengakibatkan timbulnya sebuah zat tertentu yang secara kimia bisa mengikat

DNA dan ikatan inilah yang kemudian mengakibatkan terjadinya perubahan struktur DNA.

Perubahan ini merugikan proses pembelahan sel dan sebaliknya menguntungkan proses

“Mutasi.” Semakin lama seseorang mengkonsumsi tembakau, maka semakin besar pula zat-zat

penyebab kanker yang dihisap oleh si perokok, sehingga semakin tinggi pula resiko- bahwa zat-

zat penyebab kanker yang telah ia hisap tersebut, akan menjadi pemicu terjadinya perubahan

struktur dalam gen. Resiko terjadinya “Mutasi” akan semakin bertambah seiring dengan

pertambahan usia, hal ini dikarenakan tubuh seseorang yang semakin berumur bekerja tak

seoptimal dulu. Inilah yang dengan mudah bisa memicu terjadinya kesalahan pada pembelahan

sel.

Onkogen adalah versi mutan dari gen normal, yang memicu pertumbuhan sel. Gen pada

sel normal yang dapat berubah menjadi onkogen aktif akibat mutasi, disebut proto-onkogen.

Mutasi mampu mengubah proto-onkogen menjadi onkogen aktif. Perbedaan antara onkogen

dan gen normal kadang kala tidak terlihat. Protein mutan dari mana asal onkogen muncul dapat

berbeda hanya dengan satu asam amino tunggal dari versi yang sehat. Jadi hanya dengan satu

perubahan tunggal telah dapat mengubah fungsi protein. Ketika proto-onkogen mengalami

Page 46: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

mutasi (mutasi titik, translokasi, amplifikasi, insersi atau delesi) menjadi onkogen, maka

mekanisme fisiologis proses pembelahan sel normal akan mengalami gangguan dan menuju

pada lesi gen. Perubahan ini akan terjadi proses pembelahan sel neoplastik.

Kategori Perubahan Genetik Proto-Onkogen Menjadi Onkogen

Terdapat tiga kategori perubahan genetik proto-onkogen menjadi onkogen:

1) Translokasi/transposisi: gen berpindah ke lokus yang baru, dibawah kontrolpromoter

yang baru. Perubahan ini dapat menyebabkan produksi protein penstimulasi pertumbuhan

berlebih.

2) Amplifikasi gen: gen disalin hingga berlipat ganda dalam genom. Hasilnya serupa

dengan translokasi.

3) Mutasi titik dalam gen. Hasilnya berupa protein penstimulasi pertumbuhan yang

bekerja hiperaktif atau resisten degradasi.

3. Mekanisme Polimorfisme

Sel kanker adalah sel normal yang mengalami mutasi/perubahan genetik dan tumbuh

tanpaterkoordinasi dengan sel-sel tubuh lain. Proses pembentukan kanker (karsinogenesis)

merupakan kejadian somatik dan sejak lama diduga disebabkan karena akumulasi perubahan

genetic dan epigenetik yang menyebabkan perubahan pengaturan normal kontrol molekuler

perkembangbiakan sel. Perubahan genetik tersebut dapat berupa aktivasi proto-onkogen dan

atau inaktivasi gen penekan tumor yang dapat memicu tumorigenesis dan memperbesar

progresinya.

Sel kanker yang tak mampu berinteraksi secara sinkron dengan lingkungan dan

membelah tanpa kendali bersaing dengan sel normal dalam memperoleh bahan makanan dari

tubuh dan oksigen. Tumor dapat menggantikan jaringan sehat dan terkadang menyebar ke

bagian lain dari tubuh yakni suatu proses pemendekan umur yang lazim disebut metastasis.

Potensi metastasis ini diperbesar oleh perubahan genetik yang lain. Jika tidak diobati,

kebanyakan kanker mengarah ke pesakitan dan bahkan kematian. Kanker muncul melalui

perubahan genetik rangkap/ganda dalam sel induk dari organ tubuh. Sebagian perubahan yang

tidak dapat dihapuskan akan terus menumpuk bersamaan dengan bertambahnya umur dan

Page 47: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

tidak dapat dihindari, akan tetapi predisposisi genetik, faktor lingkungan dan yang paling

banyak yakni gaya hidup adalah factor-faktor yang penting. Beberapa orang lahir dengan

mutasi tertentu dalam DNA-nya yang dapat mengarah ke kanker. Sebagai contoh, seorang

wanita lahir dengan mutasi pada gen yang disebut BRCA1 akan membentuk kanker payudara

atau rahim jauh lebih banyak daripada wanita yang tidak mempunyai mutasi demikian.

Karsinogen eksogen (dari luar) dan proses biologik endogen dapat menyebabkan mutasi delesi,

insersi atau substitusi basa baik transisi maupun transversi. Mekanisme endogen kerusakan

DNA yang telah diketahui dengan baik adalah fenomena deaminasi 5-metilsitosin.

Metilasi DNA adalah merupakan mekanisme epigenetik yang melibatkan pengaturan

ekspresi suatu gen. Residu sitosin dan 5-metilsitosin masing-masing dapat secara spontan

dideaminasi menjadi urasil dan timin yang jika tidak diperbaiki akan menyebabkan mutasi

transisi G:C→A:T. Mutasi ini paling banyak terjadi pada dinukleotida CpG (sitosin diikuti oleh

guanin) yang seringkali mengalami metilasi. Studi spektrum mutasi menyatakan adanya corak

khas perubahan DNA yang diinduksi oleh mutagen endogen dan eksogen tertentu dalam gen

yang berhubungan dengan kanker.

Selama masa hidupnya, sel normal senantiasa terkena pajanan berbagai tekanan (stress)

endogen dan eksogen yang dapat merubah karakter normalnya yang melibatkan perubahan

genetik. Perubahan genetik yang dapat menyebabkan mutasi sangat membahayakan sel karena

akan dapat diwariskan ke sel keturunannya dan mengarah ke pembentukan neoplasia

Mutasi p53 adalah perubahan genetik yang paling umum ditemukan pada kanker

manusia dan fungsi p53 hilang secara tidak langsung baik oleh eksklusi inti, interaksi dengan

protein virus seperti pada kanker serviks, ataupun melalui interaksinya dengan overekspresi

protein mdm2. Gen p53 berperan dalam pengaturan siklus sel dengan mengontrol sejumlah

gen termasuk gen untuk apoptosis jika kerusakannya berat.

Jawablah pertanyaan berikut ini:

1. Gen apa sajakah yang terlibat dalam pembentukan siklus sel ?

Page 48: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

2. Gambarkan dengan menggunakan skema bagaimana mekanisme prolioferasi

hingga menimbulkan kanker. !

Page 49: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 5

MATERI POKOK :

Karsinogen

1. Definisi

2. Penyebab kanker :

a. Fisik ( sinar / radiasi)

b. Virus

c. Senyawa kimia

1. Definisi

Karsinogen (cancer-causing agents)adalah bahan yang dapat memicu ataupun

mendorong terjadinya kanker. Beberapa peneliti memperkirakan 99,99% karsinogen yang kita

cerna adalah alamiah. Di antaranya adalah bahan kimia, tetapi hanya ± 30 senyawa yang

diidentifikasi sebagai karsinogen (zat penyebab kanker) manusia. Sekitar 300 senyawa lainnya

menyebabkan kanker pada binatang secara laboratorium.

Karsinogen Alamiah

Tidak semua karsinogen berupa bahan kimia sintetik. Safrole dalam sassafras dan

aflatoksin diproduksi oleh jamur pada makanan, merupakan senyawa alam. Beberapa peneliti

memperkirakan 99,99% karsinogen yang kita cerna adalah alamiah. Tumbuh-tumbuhan

memproduksi senyawa tertentu untuk melindungi mereka terhadap jamur, serangga, dan

binatang termasuk manusia. Beberapa senyawa yang diproduksi ini adalah karsinogen yang

ditemukan pada jamur, basil, seledri, kurma, bumbu, lada, adas, parsnips, dan minyak sitrus.

Karsinogen juga dihasilkan selama pemasakan dan sebagai produk dari metabolisme normal.

Jenis Karsinogen

Senyawa kimia karsinogen bervariasi, yang akan diuraikan di sini hanya beberapa

karsinogen utama. Beberapa karsinogen yang sangat berbahaya adalah hidrokarbon aromatik,

Page 50: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

yang paling dikenal adalah 3,4-benzpirena. Hidrokarbon karsinogenik terbentuk selama

pembakaran tidak sempurna dari hampir setiap senyawa organik. Mereka ditemukan dalam

batubara, asap rokok, pembakaran kendaraan bermotor, kopi, gula gosong dan sebagainya.

Tidak semua hidrokarbon aromatik polisiklik merupakan karsinogen. Terdapat korelasi yang

erat kekarsinogenan dengan ukuran dan bentuk tertentu dari molekul. Nampaknya sifat

karsinogen tidak hanya disebabkan oleh hidrokarbon semata tetapi dapat terbentuk karena

produk oksidanya dalam hati.

Jenis karsinogen yang lain adalah amina aromatik. Dua di antaranya adalah b-

naftilamina dan benzidina. Kedua senyawa ini pernah digunakan di industri zat warna. Senyawa

ini bertanggung jawab untuk kanker kandung kemih pada pekerja yang kontak lama dengan

senyawa tersebut.

Beberapa pewarna aminoazo juga menunjukkan karsinogen, misalnya 4-

dimetilaminobenzena. Senyawa ini dikenal sebagai “pewarna kuning mentega”. Senyawa ini

digunakan untuk pewarna mentega sebelum diketahui sifat karsinogennya.

Tidak semua karsinogen merupakan senyawa aromatik, beberapa di antaranya adalah

nitrosamin dan vinil klorida. Senyawa lainnya merupakan cincin heterosiklik tiga- dan empat-

anggota yang mengandung oksigen atau nitrogen, misalnya etilenaimina, epoksida dan

turunannya, ester siklik yang juga disebut lakton.

2. Penyebab kanker :

Penyebab kanker sangat bergantung dari jenis penyakit kanker yang diderita. Namun,

pada umumnya penyebab kanker adalah tidak normalnya sel sehingga terjadi pertumbuhan

yang di luar batas, dan sampai menyerang jaringan di sekitarnya.

Faktor lingkungan: 80% kanker yang menerpa manusia diakibatkan oleh pengaruh

lingkungan, yaitu pengaruh dari zat karsinogen dari luar (eksogen). Sisanya, yang bertanggung

jawab adalah virus dan radiasi.

Faktor keturunan: Sejumlah kanker ternyata dapat diturunkan, a.l: 10-20% dr tumor

buah dada (mamma), 40% dr tumor mata (retinoblastoma).

Page 51: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

a.Virus penyebab Kanker

Virus onkogenik mengandung DNA atau RNA sebagai genomnya. Adanya infeksi virus

pada suatu sel dapat mengakibatkan transformasi malignat, hanya saja bagaiamana protein

virus dapat menyebabkan transformasi masih belum diketahui secara pasti. Umumnya jenis

retrovirus, dapat menyisipkan onkogen ke dalam genom, mengubah proto- onkogen menjadi

onkogen, atau merusak gen dengan menyisipkan gen lain di antara gen supresor-tumor.

Beberapa jenis kanker yang disebabkan retrovirus adalah beberapa jenis leukimia, kanker hati,

dan kanker serviks. Seperti infeksi akibat virus (Hepatitis B Virus dan Kanker Hati, Human

Papilloma Virus (HPV) dan Kanker Serviks/Mulut Rahim) dan Bakteri (Helicobater Pylori dan

Kanker Lambung) dan Parasit (Schistosomiasis dan Kanker Kandung Kemih).

Beberapa kanker bisa disebabkan infeksi. Ini bukan saja berlaku pada binatang-binatang

seperti burung, tetapi juga pada manusia. Virus-virus ini berperan hingga 20% terhadap

terjangkitnya kanker pada manusia di seluruh dunia. Virus-virus ini termasuk papillomavirus

pada manusia (kanker serviks), poliomavirus pada manusia (mesothelioma, tumor otak), virus

Epstein-Barr (penyakit limfoproliferatif sel-B dan kanker nasofaring), virus herpes penyebab

sarcoma Kaposi (Sarcoma Kaposi dan efusi limfoma primer), virus-virus hepatitis B dan hepatitis

C (kanker hati), virus-1 leukemia sel T pada manusis (leukemia sel T), dan helicobacter pylori

(kanker lambung).[36]

Jenis tumor yang ditimbulkan virus dapat dibagi menjadi dua, jenis yang bertransformasi

secara akut dan bertransformasi secara perlahan. Pada virus yang bertransformasi secara akut,

virus tersebut membawa onkogen yang terlalu aktif yang disebut onkogen-viral (v-onc), dan

virus yang terinfeksi bertransformasi segera setelah v-onc terlihat. Kebalikannya, pada virus

yang bertransformasi secara perlahan, genome virus dimasukkan di dekat onkogen-proto di

dalam genom induk.

b. Sinar Radiasi penyebab Kanker

Radiasi termasuk bagian dari karsinogen. Termasuk salah satunya adalah radioaktif dari

nuklir yang dapat menyebakna leukimia. Berlebihnya terkena sinar Ultra Violet (UVA dan UVB)

yang bisa menyebabkan kanker kulit.

Page 52: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

c. Senyawa Kimia penyebab Kanker

Beberapa contoh dari bahan kimia yang kerjanya langsung memicu terjadinya kanker

(Direct-Acting Carcinogenesis) adalah sebagai berikut:

1. Alkylating Agents

a. dimethyl sulfate,

b. B-Propiolactotte,

c. ethylmethane sulfonate (EMS).

2. Polycyclic dan Heterocyclic Aromatic Hydrocarbons

a. benz(a)anthracene,

b. benzo(a)pyrene,

c. dibenz(a,h)anthracerie.

3. Aromatic Amines

a. 2-Naphtylamine (p-naphthylanzine),

b. benzidine,

c. dimethylarninoazobenzene

Selain itu ada :

1. DES (diethylstilbestrol)

Penelitian yang telah dibuat oleh ilmuwan di Amerika Serikat dan negara lain menunjukkan

bahwa diethylstilbestrontelah terbukti sebagai sebagai penyebab kanker rahim, kanker

payudara, dan kanker alat reproduksi lainnya. Diethylstilbestrol ialah suatu hormone seks

buatan yang umumnya digunakan dalam produk makanan.

2. Siklamat atau biang gula

Bahan pemanis buatan yang disebut siklamat, yang telah digunakan untuk brpuluh tahun

lamanya dalam produksi makanan dan minuman botol, tenyata dapat menyebabkan kanker

perut dan alat pencernaan lainnya

3. Saccharin

Di samping siklamat, dijumpai pula bahwa pemanis buatan lainnya yng disebut saccharin, yang

juga dapat menyebabkan kanker ginjal dan kanker rahim. Oleh karena itu maka sebaiknya

hindarkan pemakaian pemanis tersebut.

Page 53: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

4. Nitosamines

Telah terbuktikan dalam penelitian Dr. Wiliam Lijinski, ilmuwan ternama dari Pusat Penelitian

Kaker Universitas Nebraska, bahwa nitrosamines adalah penyebab kanker pada hati, perut ,

otak, kandung kemih, ginjal , dan alat – alat tubuh lainnya. Nitrosamines ini diproduksikan

tubuh dari nitrit, nitrat, yaitu bahan – bahan pengawet buatan dan bahan – bahan pewarna

buatan yang maman umumnay dipakai dalam produk daging yang telah diproses dan juga

banyak dalam produk makanan.

5. Pewarna ter batubara

Banyak sekali pewarna buatna yang dibuat dari ter batubara yang sangat berbahaya sebab dapt

menyebabkan kanker. Tetapi bahan ini masih banyak digunakan dalam makanan, minuman ,

kosmetik, maupun obat – obatan dan sebbagaianya.

6. Strontium 90

Strontium 90 adalh zat radioaktif yang sekarang ini terdaptat hampir di seluruah bulatan bumi

sebagai akibat dari percobaan bom atom serta peledakan bom yang masuk dalam tubuh

manusia melaui makanan, khususnya susu. Salah satu ilmuwan yang terkenal dari Rusia, yaitu

Dr. A.V. Topchiev mengatakan baru – baru ini, bahawa meningkatnya penderita leukemia

(kanker darah), sarcoma dari tulang disebabkan oleh Strontium 90

7. Iodine 131

Di samping Strontium 90, ada bahan radioaktif lainnya yang disebut iodine 131, yang juga

timbula dari percobaan bom atom. Iodine 131 telah terbukti sebagai penyebab kanker pada

kelnjar tiroid. Iodine 131 terdapat di sekeliling kita dan pada makanan kita, khususnya susu.

8. Benzopyrene

Beberapa tahun yang lalu para ilmuwan menemukan bahwa benzopyrene dapat dihasilkan

melalui pemanggangan daging, bahkan mereka menemukan bahwa kadar benzopyrene dari

satu kilogram sate (daging yang dipanggang), adalah sama dengan kadar benzopyrene dari 600

batang rokok.

9. Methylcholantherene

Banyak orang mengatakan “saya tidak suka sate, jadi saya bebas dari benzopyrene.” Tetapi bila

tidak menyukai sate, bukan berarti membebaskan diri dari kanker bila anda tetap memakan

Page 54: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

daging goreng. Penelitian yang telah dibuat menunjukkan bahwa lemak daging yang dipanaskan

dengan panas tinggi akan membentuk methylcholanthrene, suatu zat karsinogenik, yaitu zat

yang bila diberikan pada tikus dengan dosis subkarsinogen akan membuat tikus itu cenderung

uuntuk mendapatkan kanker dari zat-zat karsinogenik lainnya yang diberikan juga denga dosis

subkarsinogenik.

10. Styrene

Styrene biasa terkandung dalam gelas plastik. Styrene adalah salah satu jenis bahan kimia yang

harus digunakan seminimal mungkin dalam kehidupan Anda. Sebeb, zat ini memiliki sifat

karsinogenik dan menyebabkan penyakit kanker. Dewasa ini penggunaan styrene sudah

semakin merajalela mulai dari fiberglas, onderdil otomotif, pipa plastik dan juga wadah

minuman sekali pakai. Orang yang terkena styrene dalan jumlah besar akan beresiko terkena

serangan kanker leukemia dan limfoma. Selain itu, fakta menunjukkan styrene bisa

menyebabkan kanker pankreas dan esofagus.

11. Formaldehyde

Formaldehyde biasa terkandung dalam digunakan sebagai pengawet produk-produk tekstil dan

plastik. Di dalam tubuh, Formaldehyde bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein,

sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal

12. MBT (2-mercaptobenzothiazole)

Zat ini biasa digunakan dalam pengolahan getah karet. Menurut penelitian zat ini merpakan

bahan yang bersifat karsinogenik. Dalam penelitian tersebut juaga disebutkan bahwa orang

yang terkena MBT ini memiliki resiko kanker usus besar dan mieloma ganda lebih tinggi

dibandingkan dengan orang yang terbebas dari paparan MBT.

13. Perfluorocarbon (PFC)

Perfluorocarbon merupakan jenis bahan kimia yang banyak digunakan pada produk panci anti-

lengket dan pengemas makanan yang bersifat menolak air dan lemak. Menurut penelitian,

paparan PFC dalam tubuh manusia khususnya di kalangan perempuan sangat erat kaitannya

dengan menopause atau percepatan penuaan yang lebih dini.

Page 55: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Jawablah pertanyaan ini :

1. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud karsinogenesis ?

2. Jelaskan mekanisme terjadinya kanker ?

Page 56: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 6

MATERI POKOK :

Metabolisme senyawa – senyawa Karsinogen.

1. Pendahuluan Metabolisme

2. Peran enzim dalam metabolisme

3. Metabilisme senyawa-senyawa :

a. Asetilaminoflurene

b. benzidine

c. Dimetilamin azobenzen

1. Pendahuluan Metabolisme

Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua makhluk

hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan lingkungannya.

Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metabole” yang berarti perubahan, dapat kita

katakana bahwa makhluk hidup mendapat, mengolah dan mengubah suatu zat melalui proses

kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.

Jadi bisa disimpulkan bahwa Metabolisme merupakan seluruh rangkaian reaksi kimia

yang berlangsung di dalam sel makhluk hidup. Metabolisme terdiri atas dua proses , yaitu

anabolisme dan katabolisme.

Anabolisme merupakan serangkaian reaksi kimia berupa proses penyusunan zat

kompleks dari zat yang lebih sederhana. Katabolisme merupakan kebalikan dari anabolisme

yakni zat kompleks serangkaian reaksi kimia berupa proses pemecahan zat kompleks menjadi

zat lebih sederhana yang disertai dengan pelepasan energi berupa adenosin triphosphate.

2. Peran Enzim dalam Metabolisme

Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi

kimia yang terjadi dalam sistem biologi (makhluk hidup). Oleh karena merupakan katalisator

dalam sistem biologi, enzim sering disebut biokatalisator. Katalisator adalah suatu zat yang

Page 57: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

mempercepat reaksi kimia, tetapi tidak mengubah kesetimbangan reaksi atau tidak

mempengaruhi hasil akhir reaksi. Zat itu sendiri (enzim) tidak ikut dalam reaksi sehingga

bentuknya tetap atau tidak berubah.

Contoh-contoh enzim dalam proses metabolism:

Enzim katalase.

Enzim katalase berfungsi membantu pengubahan hidrogen peroksida menjadi air dan

oksigen. Katalase 2H2O2 → 2H2O + O2

Enzim oksidase.

Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O2 dengan suatu substrat yang

pada saat bersamaan juga mereduksikan O2, sehingga terbentuk H2O. Enzim hidrase. Enzim

hidrase berfungsi menambah atau mengurangi air dari suatu senyawa tanpa menyebabkan

terurainya senyawa yang bersangkutan. Contoh: fumarase, enolase, akonitase.

Enzim dehidrogenase.

Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hidrogen dari suatu zat ke zat yang lain.

Enzim transphosforilase. Enzim transphosforilase berfungsi memindahkan H3PO4 dari molekul

satu ke molekul lain dengan bantuan ion Mg2+.

Enzim karboksilase.

Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam organik secara bolak-balik.

Contoh pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dibantu oleh karboksilase piruvat.

Enzim desmolase.

Enzim desmolase berfungsi membantu dalam pemindahan atau penggabungan ikatan

karbon. Contohnya, aldolase dalam pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan

dehidroksiaseton.

Enzim peroksida.

Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi senyawa fenolat, sedangkan

oksigen yang dipergunakan diambil dari H2O2.

Page 58: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

3. Metabilisme senyawa-senyawa :

a. Asetilaminoflurene

N-asetilaminofluoren, keduanya sangat karsinogen begitu dikonversi menjadi

hidroksilamida. Carilah metabolism ketiga senyawa tersebut.

b. benzidine

Benzidine adalah suatu senyawa kimia organic turunan dari benzene yang diproduksi tidak

secara alami. Benzidine memiliki nama lain yaitu Benzidine-based dyes; 4,4'-Bianiline; 4,4'

Biphenyldiamine; 1,1'-Biphenyl-4,4'-diamine; 4,4'-Diaminobiphenyl; p-Diaminodiphenyl. Rumus

kimia dari benzidine adalah NH2C6H4C6H4NH2 atau (C6H4NH2)2 atau C12H12N2. Bentuk dari

molekul dari benzidine adalah CAS number : 92-87-5. Benzidine akan terurai melalui proses

pemanasan dan jika dibakaar aakan menghasilkan asap yang bersifat toksik yaitu nitrogen

oksida. Benzidine dapat bereaksi dengan oksidan kuat, secara khusus dengan asam nitrat.

Contoh produk dari benzidine adalah Direct Blue 6, Direct Black 38, dan Direct Brown 95.

Di udara benzidine ditemukan melekat pada partikel atau sebagai uap. Dahulu benzidine

digunakan oleh industry dalam jumlah besar sebagai bahan celup untuk memproduksi baju,

kertas atau bahan dari kulit. Namun saat ini benzidine tidak lagi digunakan lagi sebagai bahan

celup dalam industry karena telah terbukti dapat menyebabkan kanker pada manusia.

Benzidine saat ini hanya digunakan sebagai bahan penelitian.

TOKSIKOKINETIKA (ADME)

Proses absorpsi benzidine ke dalam tubuh manusia melalui beberapa cara, yaitu melalui

inhalasi, kontak dermal, dan hanya sedikit melalui ingesti. Walaupun salah satu rute signifikan

untuk pajanan benzidine melalui inhalasi, tetapi itu berasal dari serbuk atau debu benzidine di

udara yang memang secara fisik berbentuk bubuk, karena jika dari uapnya, benzidine

cenderung memiliki tekanan uap rendah.

Secara umum, dengan cepat dinding plasma mengizinkan benzidine untuk terabsorbsi

dan diikuti oleh metabolit benzidine secara bertahap. Tidak studi yang telah dilaporkan yang

mengindikasikan benzidine diserap oleh beberapa proses lain selain dari proses difusi pasif.

Benzidine diserap dan melewati dinding usus. Belum ada bukti yang menunjukkan distribusi

Page 59: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

benzidine melalui perantara carrier atau berikatan dengan protein, meskipun konjugasi dari

sebagian metabolit benzidine di bioaktivasi oleh glukoronat yang membantu untuk menuju

target organ. Selanjutnya, sirkulasi enterohepatic berkontribusi untuk membuat toksisitas

metabolit benzidine persisten di empedu. Metabolisme benzidine melibatkan sistem enzim

yang kompleks dan rumit. Di dalam hati benzidine akan dirubah menjadi N-acetylated dan

kemudian N-hydroxylated oleh sitokrom P-450 atau enzim flavin monooksigenase, sedangkan

pada jaringnan ekstrahepatik, peroksidasi oleh prostaglandin H sintase atau oksidasi oleh

lipoxygenases mungkin memainkan peran yang signifikan pada tahap metabolisme benzidine.

Ekskresi benzidine, metabolit, dan konjugatnya kira-kira memiliki jumlah perbandingan yang

sama antara di urin atau di empedu/feses.

Target Organ and Efek Kesehatan :

Target organ dari benzidine adalah kandung kemih, kulit, ginjal, hati, dan darah.

Menurut NIOSH, gejala dan tanda-tanda orang yang keracunan benzidine, antara lain hematuria

(darah dalam urin), anemia sekunder dari hemolisis, sistitis akut, gangguan hati akut,

dermatitis, dan gangguan buang air kecil tidak teratur.

Potensial efek kesehatan kronik yaitu benzidine termasuk ke dalam tipe A1 (penyebab kanker

pada manusia) yang dikeluarkan oleh ACGIH. Dari literatur yang diperoleh benzidine sangat

berpengaruh menjadi penyebab kanker kandung kemih. Berdasarkan survey yang dilakukan

pada pekerja yang terpajan benzidine mengindikasikan bahwa mereka yang memiliki lebih

rendah properdin serum normal akan lebih mungkin untuk berkembang menjadi tumor

kandung kemih.

Banyak penelitian telah dilakukan untuk menjelaskan mekanisme dan etiologi kanker

kandung kemih dan kanker lainnya yang disebabkan oleh benzidine pada hewan. Toksisitas

benzidine dan eliminasi dari tubuh secara substansial dimediasi oleh transformasi metabolic.

Ketika beberapa metabolit menjadi produk yang didetoksifikasi, yang lainnya dapat menjadi

tanda yang dekat dan akhir yang bersifat karsinogen. Terakhir menjadi DNA adduct yang

menjadi asumsi awal sebagai calon menjadi karsinogenesis. Perbedaan target organ pada tikus,

anjing dan manusia dalah perbedaan spesifik pada system metabolism dan aktivitas enzim.

Page 60: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Sebuah skema metabolisme yang diperlihatkan melibatkan N-acetylation, N-hydroxylation di

hati.

Pada manusia benzidine dan N-acetilbenzidineadalah glucuronidated di hati dan

diangkut ke lumen kandung kemih, mereka di hidrolisis oleh air kencing yang bersifat asam.

Aktivasi di kandung kemih termasuk peroksidasi oleh prostaglandin H sintetase, oksidasi oleh

sitokrom P-450 dan O-esterifikasi oleh O-asetiltransferase , atau N, O-asetiltransferase.

DNA adduct dianggap dibentuk oleh O-asetilasi N'-hidroksi-N-acetylbenzidine dan selajutnya

akan berikatan dengan basa DNA. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa air kencing yang

bersifat asam diduga untuk melepaskan amina dari glucoronide, maka amina menjadi aktif ,

contohnya prostaglandin synthase H untuk meninisiasi karsinogenesis. Gen Hypomethylation

diduga meningkatkan trankripsi dan dengan demikian benzidine mungkin akan mampu untuk

memfasilitasi ekspresi gen untuk menyimpang yang kemudian terlibat dalam proses

karsinogenesis.

c. Dimetilamin azobenzen

Zat warna azo

Dimethylaminoazobenzene (butter yellow) dapat menimbulkan kanker hati pada tikus, bila ada

defisiensi vitamin riboflavin. Vitamin ini merupakan ko-enzim untuk memecag zat warnas

tersebut.

Jawablah pertanyaan ini :

1. Jelaskan dengan menggunakan skema metabolism dari senyawa-senyawa diatas ?

2. Sebutkan enzim-enzim yang berperan dalam metabolism senyawa di atas ?

Page 61: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 7

MATERI POKOK:

Metabolisme karsinogen dan enzim – enzim yang berperan:

a. Benzo (a)pyren

b. Benz (a) anrasen

c. Dialkilnitrosamin

d. Aflatoxin

e. Estragol

f. Safrol

A. Benzo(a)pyren

Merupakan komponen asap dari kelompok senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik

(polycyclic aromatic hydrocarbons -PAH) yang bersifat karsinogenik. Struktur kimia dari

senyawa ini relatif stabil karena memiliki sistim pi terlokalisasi (pada gugus aromatiknya).

Ketika daging dimasak di atas bara (pengasapan panas), sebagian lemak daging yang menetes

pada bara api akan teroksidasi oleh CO2 and H20, membentuk hidrokarbon aromatik polisiklik.

Komponen ini lalu dibawa oleh asap ke daging yang sedang diasap dan terakumulasi di

permukaan daging yang diasap.

Jika dikonsumsi, maka hati akan mengoksidasi komponen benzo-a-pyrene dan PAH

lainnya menjadi berbagai komponen, diantaranya adalah epoksida. Bentuk diol epoksida

benzo-a-pyrene merupakan komponen toksik yang jika terdapat dalam jumlah besar bisa

menyerang DNA (membentuk ikatan kovalen dengan DNA).

Konsumsi satu porsi produk pangan dengan kadar benzo-a-pyrene besar (bar-BQ, sate,

ikan asap), mungkin tidak akan menjadi masalah. Tubuh manusia mempunyai enzim khusus

yang bisa mengeliminasi molekul benzo-a-pyrene. Masalah akan terjadi, jika produk ini

dikonsumsi terus-menerus sehingga terjadi akumulasi senyawa ini didalam DNA dalam jumlah

besar, sehingga dapat menyebabkan kanker. Untuk mencegah masalah ini, hendaknya dijaga

agar lelehan lemak daging tidak jatuh ke bara api, sehingga tidak terjadi reaksi pembentukan

Page 62: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

komponen PAH yang bersifat karsinogenik ini. Caranya, dengan memisahkan antara proses

pembentukan asap dengan lokasi pengasapan sehingga lelehan lemak daging tidak kontak

dengan bara api.

Reaksi pembentukan benzo-a-pyrene selama pengasapan dan produk turunannya

melalui metabolisme di dalam hati dapat dilihat pada Gambar 1.

B. Benz (a) antrasen

Gambar. Benzo(a)antrasen

Page 63: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Definisi: senyawa organic industri pencemar yang berasal dari kelompok hidrokarbon

aromatic dengan polisiklik ( PAHs ).

C. Dialkilnitrosamin

D. Aflatoxin

Aflatoxin merupakan senyawa yang diproduksi oleh jamur dari genus Aspergillus.

Aspergillus ini dapat ditemukan secara luas pada setiap jenis makanan, Aflatoxin merupakan

toxin yang berbahaya bagi liver (hati) kita, pada konsumsi makanan yang mengandung Alfatoxin

dalam jangka waktu lama aflatoxin ini dapat menyebabkan Sirosis hati dan bahkan kanker hati.

Bahan karsinogenik pada aflatoxin memiliki kekuatan 100 kali lipat daripada nitrosamine.

Secara alamiah, Aflatoxin terdiri dari 4 komponen induk yaitu aflatoxin B1 (AFB1), aflatoxin B2

(AFB2), aflatoxin G1 (AFG1) dan aflatoxin G2 (AFG2).

Page 64: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Aflatoksin berasal dari singkatan Aspergillus flavus toxin. Aflatoxin dihasilkan oleh jamur

aspergillus flavus, A. paracitikus dan Penicillium puberulum, bersifat sangat beracun dan

karsinogenik. Jenis jamur ini banyak terdapat di mana-mana sehingga dapat mudah mencemari

tanaman di tempat manapun. Namun, produksi aflatoxin tergantung pada faktor iklim saat

tanaman tertentu tumbuh dan disimpan sebagai bahan baku ransum. Di daerah tropis dan

subtropis, resiko pencemaran Mikotoksin pada tanaman selalu lebih tinggi karena iklim tropika

mempunyai kadar air dan kelembapan yang relatif tinggi. Jamur ini memerlukan suhu 36, 2-37,

8 darjah C dan kelembaban relatif 80-85% untuk pertumbuhan optimal dan memproduksi

racun. Toksin ini pertama kali diketahui berasal dari kapang Aspergillus flavus yang berhasil

diisolasi pada tahun 1960.

A. flavus sebagai penghasil utama aflatoksin umumnya hanya memproduksi aflatoksin B

1 dan B2 (AFB1 dan AFB2) sedangkan A. parasiticus menghasilkan AFB 1, AFB 2, AFG 1, dan AFG

2. A. flavus dan A. parasiticus ini tumbuh pada kisaran suhu yang jauh, yaitu berkisar dari 10-

120 C sampai 42-43 0◦C dengan suhu optimum 320-330 C dan pH optimum 6.

Diantara keempat jenis aflatoksin tersebut AFB 1 memiliki efek toksik yang paling tinggi.

Mikotoksin ini bersifat karsinogenik, hepatatoksik dan mutagenik sehingga menjadi perhatian

badan kesehatan dunia (WHO) dan dikategorikan sebagai karsinogenik gol 1A. Selain itu,

aflatoksin juga bersifat immunosuppresif yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Di

Indonesia, aflatoksin merupakan mikotoksin yang sering ditemukan pada produk- produk

pertanian dan hasil olahan (Muhilal dan Karyadi, 1985, Agus et al., 1999).

Selain itu, residu aflatoksin dan metabolitnya juga ditemukan pada produk peternak

seperti susu (Bahri et al ., 1995), telur (Maryam et al ., 1994), dan daging ayam (Maryam, 1996).

Sudjadi et al (1999) melaporkan bahwa 80 diantara 81 orang pesakit (66 orang pria dan 15

orang wanita) menderita kanser hati karena mengkonsumsi oncom, tempe, kacang goreng,

bumbu kacang, kecap dan ikan asin.

AFB 1 , AFG 1, dan AFM 1 terdapat pada contoh hati dari 58% pesakit tersebut dengan

kepekatan di atas 400 µg/kg. Perubahan patologi anatomi yang dapat diakibatkan oleh

aflatoksin adalah: hati dan limpa membesar, radang dan bengkak pada duodenum (usus kecil).

Hati kelihatan pucat akibat penimbunan lemak dan perdarahan berbentuk titik-titik. Jaringan

Page 65: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

limfoid (bursa Fabricius dantymus) mengecil. Ginjal dan kantung empedu biasanya membesar

dan terjadi perdarahan usus. Lemak pada ampela dan lemak tubuh yang lain berlebihan. Pada

kasus kronis kronis, hati mengecil, keras dan terdapat nodula berisi getah empedu.

E. Estragol

Estragole (p-allylanisole, metil chavicol) adalah phenylpropene, senyawa organik alami.

Struktur kimia yang terdiri dari cincin benzena diganti dengan grup methoxy dan grup propenyl.

Ini adalah sebuah isomer anethole, berbeda sehubungan dengan lokasi ikatan ganda.

Mempunyai ciri cairan tak berwarna.

F. Safrol

Safrole (5-(2-propenyl)-1,3-benzodioxole) adalah senyawa fenil propana salah satu

golongan dari senyawa aromatik fenilpropanoid. Untuk itu Safrole mempunyai cincin benzena

yang diapit oleh cincin dioxolane dan gugus metilen terminal yang sangat reaktif.

Biomarker Safrole dapat berupa 1’-hidroxysafrole. Biomarker ini dapat di ambil dari

contoh hati dan urin tikus percobaan ditreatment oleh safrole. Selain itu biomarker dan hasil

metabolisme safrole dapat berupa dihydrosafrole (p-n-propil-methylenedioxybenzene),

isosafrol (1-propenil-3,4methylene dioxy benzene), dan eugenol (4-alil-2-metoksifenol) (Heikes

1994).. Tes genotosisitas konvensional, termasuk pertukaran kromatit dan tes mikronukleus,

menyatakan toksisitas safrol positif in vitro, dan dalam tes in vivo safrole sudah dapat

ditetapkan dosis karsinogeniknya, baik melalui menggabungkan safrol ke diet dan injeksi (Jin et

al., 2011; SCF 2002). Safrole diserap secara pasif dari saluran pencernaan, tetapi diperkirakan

Page 66: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

bahwa safrole tidak beracun dalam bentuk tetapnya. Aktivitas metabolik safrole untuk turunan

karsinogenik yang dapat disederhanakan menjadi empat transformasi yang berbeda.

Transformasi yang pertama, melibatkan oksidasi rantai samping alil dalam sitokrom P450 oleh

enzim CYP2A6 untuk membentuk 1'-hydroxysafrole. Senyawa ini dapat menjalani sulfasi untuk

membentuk 1'-hydroxysafrole sulfat (Daimon et al, 1997/8,. De Vries 1997; Jeurissen et al,

2004;.. Zhou et al, 2007). Reaksi elektrofilik, ester asam sulfat membentuk DNA adduct safrole

pada sel hepatoma manusia (HepG2) dan menginduksi formasi kanker (Liu et al, 1999;. Miller et

al, 1983;.. Zhou et al, 2007). DNA adduct safrole menyebabkan induksi pertukaran kromatid dan

penyimpangan kromosom, yang menyebabkan kesalahan dalam replikasi DNA dan mutasi yang

memiliki kemungkinan karsinogenesis, serta sitotoksisitas (Daimon et al., 1997).

Transformasi yang kedua, berada dalam jalur yang berbeda dengan bahan kimia karsinogenesis

yaitu stres oksidatif, yang menyebabkan penggabungan selama replikasi DNA. Safrol dapat

menjalani pembelahan cincin dioxolane untuk membentuk hydroxychavicol (4-alil-1,2-

Dihydroxybenzene), yang ditunjukkan dalam studi Benedetti terdapat pada metabolit tikus dan

manusia.

Benedetti et al, meneliti efek safrole pada manusia dengan paparan oral. Hydroxychavicol,

dideteksi ada pada saat menyirih, memiliki potensi untuk mengubah ke elecrophiles reaktif

orto-kuinon atau para-kuinon methide. Metabolit ini lebih lanjut dapat bertransformasi

menjadi spesies oksigen reaktif yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif. Hydroxychavicol

lebih beracun dari safrol dan telah terkait dengan disfungsi mitokondria. Kerusakan diprakarsai

oleh hydroxychavicol juga dapat dicegah secara in vivo dengan antioksidan seperti vitamin E

(Liu et al., 1999).

Transformasi ketiga melibatkan epoksidasi safrole dengan ikatan rangkap dari kelompok

propenil untuk membentuk safrol-2 ', 3'-epoksida (de Vries 1997).

Transformasi keempat adalah oksidasi gamma dari rantai samping alil mengarah ke asam

karboksilat, yang dapat konjugasi dengan glisin. DNA adduct safrole yang berikatan dengan

glisin ini adalah N 2-(trans-isosafrol-3'-il) 2'-deoxyguanosine dan N 2-(safrol-1'-il) 2'-

deoxyguanosine (Gupta et al., 1993).

Page 67: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Safrol dan isosafrol bersifat karsinogenik pada mencit dan tikus, mereka menghasilkan

tumor hati setelah pemberian oral. Safrol juga menghasilkan tumor hati dan paru- paru pada

bayi mencit jantan setelah penyuntikan. Dihydrosafrole diberikan secara oral bersifat

karsinogenik pada tikus, di mana ia menghasilkan tumor esofagus.

Karsinogenitas safrole dimediasi melalui pembentukan 1’ -hidroxysafrole, dan diikuti

oleh sulfonasi pada ester asam sulfat yang tidak stabil yang bereaksi dan menjadi DNA adduct

Safrole yang lebih stabil. 1’-Hidroxysafrole, dideteksi pada hati, urine dan cairan empedu dari

hewan yang diberikan safrole. Namun, 1’-Hidroxysafrole tidak dideteksi pada manusia dengan

1,66 mg Safrole. Teknik yang dapat digunakan adalah teknik 32P-post-labeling, dengan teknik

ini dapat ditentukan adanya DNA adduct safrole pada jaringan oral pengguna daun sirih.

Jawablah Pertanyaan berikut ini:

1. Gambarkan secara skematis dari masing-masing senyawa diatas!

2. Sebutkan enzim-enzim yang berperan dalm metabolism senywa diatas!

Page 68: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 8

MATERI POKOK :

Karsinogenesis

1. Definisi karsinogenesis

2. Karsinogenesis karena fisik

3. karsinogenesis karena virus

4. karsinogenesis karena senyawa kimia

KARSINOGENESIS

Pada umumnya, kanker timbul karena paparan terhadap suatu karsinogen secara

berkali-kali dan aditif pada dosis tertentu, tetapi pada keadaan tertentu dapat juga timbul dari

dosis tunggal karsinogen. Penyebab kanker dapat satu karsinogen yang sama misalnya asap

rokok (kanker paru), dapat dua karsinogen yang berlainan misalnya asap rokok dan debu asbes

(kanker paru), asap rokok dan radiasi sinar X (kanker paru), asap rokok dan alkohol (kanker

orofarings, larings dan esofagus) , gen kanker dan karsinogen lingkungan. Dari penyelidikan

epidemiologis didapatkan bahwa asap rokok sebagai karsinogen dan debu asbes sebagai

kokarsinogen menimbulkan kanker paru lebih cepat pada pekerja perokok yang menghirup

debu asbes dibandingkan mereka yang mengisap asap rokok saja, karena kokarsinogen

membantu karsinogen menimbulkan kanker lebih efektif. Dari penyelidikan epidemiologis juga

didapatkan bahwa bahan yang menghambat mekanisme pertahanan tubuh membantu

timbulnya kanker.

Untuk beberapa macam kanker terdapat satu faktor yang dominan misalnya sinar

ultraviolet yang menimbulkan kanker kulit dan kelainan kromosom yang menimbulkan

retinoblastoma. Karsinogenesis yang diinduksi karsinogen kimia atau fisik maupun biologik

memerlukan waktu yang disebut periode laten yaitu waktu dari pertama kali terpapar suatu

karsinogen sampai terlihat kanker secara klinis. Periode laten dari kebanyakan kanker seringkali

20 tahun atau lebih. Efek karsinogen yang lemah dapat tidak terlihat, sebab periode latennya

Page 69: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

melampaui masa hidup seseorang. Karsinogenesis dapat dibagi dalam tiga fase utama yaitu fase

inisiasi, promosi dan progresi.

2. Karsinogenesis karena fisik

Radiasi

Terdapat 2 macam radiasi yaitu radiasi ionisasi (misalnya sinar X) dan non-ionisasi (sinar

ultraviolet). Keduanya adalah bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik. Sinar X berasal

dari tambang uranium, kosmik, alat diagnostik penyakit, alat terapi radiasi, kecelakaan nuklir,

bom atom dan sampah radioaktif. Sinar ultraviolet berasal dari matahari. Risiko terkena kanker

meningkat pada anak yang waktu masa fetusnya terkena radiasi sinar X dari pelvimetri ibunya

atau pada anak yang sel benih ibunya sebelum kehamilan mengalami mutasi. Peningkatan

penggunaan enersi nuklir dan percobaan senjata nuklir mempunyai efek jangka panjang dan

pendek radiasi sinar X. Efek jangka pendek menginduksi kanker, sedangkan jangka panjang

menyebabkan kerusakan gen yang diteruskan kepada generasi mendatang. Dosis kecilpun

dapat menimbulkan kerusakan jaringan, tetapi berapa besar dosis belum dapat dipastikan.

Page 70: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Risiko menderita lekemia akut adalah yang pertama diketahui dan sumsum tulang dulu

dianggap organ yang paling sensitif tetapi sekarang diketahui risiko untuk menderita tumor

ganas padat lebih besar yaitu kanker kelenjar tiroid, payu dara, paru, kulit, tulang dan lambung

serta organ pencernaan lainnya. Periode laten untuk lekemia adalah beberapa tahun (2-5

tahun) sedangkan untuk tumor ganas padat pada umumnya 5-10 tahun dapat sampai lebih dari

30 tahun. Zat radioaktif lain misalnya radium, phosphorus (P32), mesothorium dan thorotrast

dapat menimbulkan lekemia, osteosarkoma, kanker sinus dan angiosarkoma hati. Radon dari

elemen tanah menimbulkan kanker paru pada penambang. Batu-batuan rumah banyak yang

mengandung materi radioaktif antara lain radon, bila kadar gas ini dalam rumah meningkat 100

kali melebihi batas aman, kemungkinan menyebabkan kanker paru pada yang bukan asap rokok

sebagai penyebabnya. Radon merupakan 10-20% penyebab kanker paru. Sinar ultraviolet

menyebabkan tumor pada paparan berulang dan dosis tertentu. Jaringan yang terkena adalah

kulit, biasanya kulit pelaut dan petani, dapat timbul karsinoma sel basal, karsinoma sel

skwamosa atau melanoma malignum. Lebih dari 75% kanker kulit adalah karsinoma sel basal

muka dan leher. Pada bibir terutama karsinoma sel skuamosa dan paling jarang melanoma

malignum tetapi merupakan penyebab kematian utama kanker kulit. CFC (chlorofluorocarbon)

menyebabkan berkurang tebalnya lapisan ozon di stratosfer sehingga radiasi ultraviolet

matahari lebih banyak sampai ke permukaan bumi. Orang yang genetik melaninnya lebih sedikit

lebih tinggi risiko terkena kanker kulit.

Radikal bebas

Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang mempunyai electron

bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber - sumber radikal bebas yaitu :

1. Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses metabolisme.

2. Radikal bebas masuk kedalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi dari

makanan ,minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari.

3. Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan (berdampak

pada proses metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stres berlebihan,

baik stress secara fisik, psikologis, maupunbiologis.

Page 71: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

3. Karsinogenesis karena Virus

Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antaralain :

- Virus Papilloma menyebabkan kutil alatk elamin (genitalis) agaknya merupakan salah satu

penyebab kanker leher rahim pada wanita.

- Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang ditandai

oleh lesi kulit berwarna merah)

- Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.

- Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini

menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.

- Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.

4. Karsinogenesis karena senyawa Kimia

Polycyclic aromatic hydrocarbon. Contoh: benzopyrene terdapat dalam asap rokok, asap

mobil dan sebagai produk pembakaran tumbuh-tumbuhan yang menyebabkan kanker paru;

dalam jelaga cerobong asap dan ter batu bara menyebabkan kanker kulit. Asap rokok juga

menyebabkan kanker orofarings, esofagus, larings, kandung kemih, ginjal dan pankreas.

Tembakau yang dikunyah menimbulkan kanker orofarings. Benzopyrene juga terbentuk bila

daging dan ikan dipanggang dengan arang, diasap atau digoreng dengan minyak yang sudah

dipakai berkali-kali. Benzopyrene juga terdapat dalam macam-macam makanan. Beberapa

jenis kerang dan ikan dari air yang terpolusi dapat mengandung benzopyrene, tetapi dari

penelitian epidemiologis dan percobaan binatang belum ditemukan hubungannya dengan

kanker. Golongan ini di-hidroksilasi oleh enzim arylhydrocarbon hydroxylase (dalam limfosit)

menjadi karsinogen yang reaktif.

Aromatic amine. Contoh: butter yellow (dulu dipakai sebagai pewarna mentega sebelum

efek karsinogeniknya pada binatang diketahui), insektisida naphthylamine, benzidine dan 3-

acetylaminofluorene. Naphthylamine menyebabkan kanker hati pada rodentia dan kanker

kandung kemih pada anjing, juga karsinogenik untuk manusia. Benzidine menyebabkan kanker

kandung kemih pada pekerja industri zat warna. Golongan ini diaktifkan dulu oleh enzim dalam

sel hati atau ginjal atau sel tubuh lainnya menjadi karsinogen yang reaktif.

Page 72: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Alkylating. Contoh: epoxide, lactone, nitrogen mustard dan derivatnya. Nitrogen

mustard untuk pengobatan penyakit Hodgkin menimbulkan kanker lain pada penderita

tersebut misalnya lekemia, kanker kandung kemih dan limfoma. Termasuk dalam golongan ini

chlorambucil dan busulphan menimbulkan leukemia sedangkan cyclophosphamide

menimbulkan kanker kandung kemih. Untuk lekemia periode latennya singkat sedangkan

kanker solid lebih lama. Telah lama diketahui golongan ini bersifat mutagenik berikatan dengan

bagian-bagian molekul DNA menyebabkan kesalahan pada replikasi DNA.

Nitrosamine. Terbentuk dari nitrit dengan sejumlah amin. Garam nitrit dan nitrat

alamiah terdapat dalam sayur-sayuran, ikan dan daging. Nitrit digunakan sebagai aditif

makanan (pengawet daging) sejak abad ke 19 dan peptisida, juga terdapat dalam makanan

sebagai residu obat-obatan. Sumber amin adalah obat tertentu dan nikotin. Nitrosamine juga

terbentuk pada proses memanggang dan terdapat dalam asap rokok. Nitrosamine

menyebabkan macam-macam kanker pada spesies binatang percobaan yang berbeda yaitu

kanker hati, ginjal, paru, esofagus, vesika urinaria, pankreas, trakea, sinus dan saraf tepi. Di

beberapa bagian dunia misalnya India, mengunyah buah pinang dapat menyebabkan kanker

mulut, farings atau esofagus, kemungkinan karena nitrosamine dalam buah pinang.

Penyelidikan epidemiologis membuktikan tidak konsistennya hubungan nitrosamine dengan

kanker lambung. Golongan ini diaktifkan dulu oleh enzim sel hati atau ginjal atau sel tubuh

lainnya menjadi karsinogen yang reaktif. Berdasar pengetahuan saat ini nitrosamine pada

manusia belum pasti menimbulkan kanker.

Aflatoxin B1. Pada permulaan tahun 1960 diisolasi dari jamur Aspergillus flavus yang

tumbuh pada makanan yang disimpan yaitu kacang tanah, jagung, gandum, kacang polong,

beras, kacang kedelai, buah, daging tertentu, susu dan keju. Aflatoxin adalah karsinogen hati

pada beberapa spesies binatang. Pada manusia menyebabkan kanker hati (hepatoma primer),

terdapat bukti bahwa aflatoxin mempunyai peranan utama untuk terbentuknya kanker hati, di

negara tropis sebagai kontaminan dari makanan karbohidrat, terutama biji-bijian dan kacang-

kacangan. Aflatoxin juga ditransformasikan dulu oleh enzim sel hati atau ginjal menjadi

karsinogen yang reaktif.

Page 73: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Logam berat. Senyawa kromium (Cr), Nikel (Ni) dan uranium (Ur) diduga menyebabkan

kanker paru dan sinus sedangkan kadmium (Cd) diduga menyebabkan kanker prostat.

Vinylchloride, pada pekerja pabrik bahan dasar plastik, polyvinylchloride (PVC) dapat

menyebabkan kanker hati (angiosarkoma), kanker paru, otak, darah dan limfa. Bungkus plastik

dan tempat makanan plastik yang menggunakan bahan dasar vinylchloride menguatirkan

konsumen. Chloromethylmethylether digunakan secara luas pada industri kimia sebagai

perantara sintesa organik dapat menyebabkan kanker paru. Carbontetrachloride pada pekerja

plastik dan pekerja cuci kering menyebabkan kanker hati, thiourea (zat aditif makanan) pernah

digunakan sebelum diketahui sifat karsinogeniknya pada binatang dan urethane (zat aditif

makanan) diduga karsinogenik. Hidrocarbonchloride sebagai peptisida misalnya DDT, eldrin,

dieldrin menyebabkan kanker hati pada tikus dan lain spesies, pada manusia belum jelas

menyebabkan kanker, mungkin karena periode latennya belum diketahui berapa tahun.

Penggunaan pewarna rambut meningkatkan risiko terkena limfoma non-Hodgkin, penyakit

Hodgkin dan multiple myeloma. Beberapa jenis kanker diduga disebabkan beberapa produk

seperti deterjen, kosmetik, plastik padat atau busa, cat, pewarna, semir, pelarut, kertas dan

tinta cetak. Mungkin setelah paparan lama risiko ini dapat dideteksi di masa yang akan datang.

Phenacetin diduga penyebab kanker pelvis renis dan kandung kemih, methoxypsoralen

penyebab kanker kulit, arsen penyebab kanker kulit dan chlornaphazine penyebab kanker

kandung kemih.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jawablah Pertanyaan ini :

1. Jelaskan dengan menggunkan table perbedaan karsinogenesis

2. Karsinogenesis karena fisik

3. karsinogenesis karena virus

4. karsinogenesis karena senyawa kimia

Page 74: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 9

MATERI POKOK :

Obat anti Kanker

1. obat herbal ( Flavonoid)

2. obat sintetis (doxorubicin), dan contoh lainya.

1. Obat Herbal sebagai Obat Kanker (Kandungan kimia Flavonoid)

Benalu Teh (Loanthus Parasiticus)

Benalu teh merupakan tanaman parasit yang tumbuh pada tanaman teh. Disebut juga benalu

atau parsilan dalam bahasa jawa-sunda. Tinggi tanaman ini berkisar antara 10 hingga 50 cm.

batangnya berbentuk bulat berwarna agak hijau kecoklatan. Daunnya berbentuk clips,

bertangkai warnanya hijau serta mempunyai letak yang saling berhadapan. Bunganya berwarna

merah yang muncul pada ketiak daun serta memiliki biji yang mengandung getah.

Kandungan avicularin atau senyawa flavonoid berkhasiat sebagai obat anti kanker. Ekstrak dari

benalu teh telah dibuktikan mampu menghambat perbanyakan dan penyebaran sel kanker. Ia

juga memiliki efek menenangkan serta meluruhkan air seni. Selain itu, benalu juga dapat

digunakan sebagai obat sakit pinggang, kekakuan punggung, memperbesar pembuluh arteri

jantung, pencegah keguguran, anti demam, anti radang serta dapat mencegah osteoporosis.

Seluruh bagian dari tanaman ini dapat digunakan untuk sebagai obat anti kanker. Benalu teh

dalam bentuk ekstrak telah banyak dijual di toko-toko jamu.

Temu putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe syn. Curcuma pallida Lour. (Heyne))

Rimpang temu putih rasanya sangat pahit, pedas dan sifatnya hangat, berbau aroamtik,

dengan afinitas ke meridian hati dan limpa. Temu putih termasuk tanaman obat yang

menyehatkan darah dan menghilangkan sumbatan, melancarkan sirkulasi vital energi (qi) dan

menghilangkan nyeri. Rimpang temu putih berkasiat antikanker, anti radang (antiflogistik),

melancarkan aliran darah, fibrinolitik, tonik pada saluran cerna, peluru haid (emenagong), dan

peluru kentut.

Page 75: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Kandungan Kimia

Rimpangan temu putih mengandung 1-2,5% minyak menguap dengan komposisi utama

sesquiterpene. Minyak menguap tersebut mengandung lebih dari 20 komponen seperti

curzerenone (zedoarin) yang merupakan komponen terbesar, curzerene, pyrocurcuzerenone,

curcumin, curcumemone, epicurcumenol, curcumol (curcumenol), isocurcumenol,

procurcumenol, dehydrocurdone, furanodienone, isofuranodienone, furanodiene, zederone,

dan curdione. Selain itu mengandung flavonoid, sulfur, gum, resin, tepung, dan sedikit lemak.

Curcumol dan curdione berkasiat antikanker.

Daun Dewa (Gynura divaricata)

Daun Dewa memiliki panjang 20 cm, lebar 10 cm, dengan tangkai pendek, bulat lonjong

berdaging, berbulu halus, ujung daunnya lancip, bertoreh pada tepi daun serta warna hijau

keunguan. Daun dewa juga memiliki bunga majemuk yang tumbuh di ujung batang, berkelopak

hijau berbentuk cawan, dan benang sari berwarna kuning berbentuk jarum.

Efek farmakologis yang dimiliki tanaman Daun dewa diyakini ampuh melancarkan peredaran

darah, mengatasi luka memar, peradangan dan pembengkakan yang terjadi; menghentikan

perdarahan, menurunkan panas, antinyeri, menurunkan kolesterol jahat, menghilangkan kutil,

mengatasi gangguan ginjal, melawan serangan bakteri dan virus, menetralkan racun dalam

tubuh, bahkan tumor dan kanker bisa diatasinya.

Beberapa senyawa aktif yang diperoleh dari ekstrak Daun dewa seperti flavonoid, monoterpen,

dan seskuiterpen lakton, diketahui berperan penting dalam menghambat pertumbuhan dan

perkembangan sel tumor/kanker dalam tubuh.

Selain sifat antitumor dan antikanker yang dimilikinya, tentu saja, sifat farmakologis Daun dewa

lainnya juga turut bersumbangsih dalam pengobatan kanker, dimana rasa nyeri dan

peradangan yang terjadi akibat keberadaan tumor dan kanker dapat ditekan sehingga

meringankan rasa sakit yang diderita penderita kanker.

Page 76: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

2. Obat Sintesis

a. Doksorubisin

Doksorubisin HCl adalah salah satu dari antibiotik anthracycline, terisolasi dari strain

Streptomyces peucetius caesius var. Hal ini dapat menembus dinding sel cepat dan intercalate

dengan DNA dalam nukleus. Kehadiran doksorubisin HCl dalam inti membekukan DNA

topoisomerase II enzim dan protein istirahat terkait DNA untai. Tindakan ini menyebabkan

penghambatan aktivitas mitosis, sintesis asam nucleid, mutagenesis dan penyimpangan

kromosom. Tindakan lain Doksorubisin HCl adalah reaksi dengan sitokrom P450 untuk

menghasilkan peroksida hidrogen dan radikal hidroksil yang sangat merusak sel.

Selain bertindak sebagai sitotoksik, Doksorubisin Kalbe memiliki aktivitas lain dari studi hewan.

Its kegiatan lain seperti kekebalan, induksi efek toksik termasuk toksisitas jantung, myelosupresi

di semua jenis dan testis athropy pada tikus dan anjing. Setelah i.v. administrasi, Doksorubisin

Kalbe, ditampilkan clearance plasma cepat. ekskresi urin sekitar 4-5% dari dosis diekskresikan

administrasi dalam empedu atau feses dalam 7 hari dan 75% dari sekarang obat dalam plasma

terikat dengan protein. Penurunan meningkatkan fungsi retensi hati dan akumulasi dalam

plasma dan jaringan.

Indikasi

Doksorubisin Kalbe diindikasikan untuk regresi dalam kondisi neoplastik disebarluaskan seperti

leukemia akut, tumor Wilms, neuroblastoma, jaringan lunak dan sarkoma tulang, karsinoma

payudara, karsinoma ovarium, karsinoma sel kandung kemih transisi, karsinoma tiroid, kanker

paru-paru, penyakit Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin , bronchogenic karsinoma dan

karsinoma lambung.

Kontra Indikasi

Myelosupresi · menginduksi oleh perlakuan agen antitumor atau radioterapi.

· Pasien dengan penyakit jantung yang sudah ada.

· Pasien yang menerima pengobatan sebelumnya dengan dosis kumulatif lengkap doxorubicin

atau daunorubisin.

·Pasien yang hipersensitif terhadap hydroxybenzoate.

Page 77: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

· Kehamilan.

Peringatan

Untuk menggunakan infus saja. Parah nekrosis jaringan lokal akan terjadi jika ada ekstravasasi

selama administrasi. Doksorubisin tidak harus diberikan oleh tingkat intramuskular atau

subkutan.

· Dosis harus dikurangi pada pasien dengan gangguan fungsi hati.

· Toksisitas untuk direkomendasikan dosis Doksorubisin adalah enchaned oleh gangguan hati,

karena itu, sebelum dosis individu, evaluasi fungsi hati dianjurkan menggunakan klinis

konvensional.

· Uji laboratorium (seperti SGOT, SGPT, Alkaline fosfat dan Bilirubine).

· Myelosupresi berat dapat terjadi.

· Doksorubisin harus diberikan hanya di bawah pengawasan seorang dokter yang

berpengalaman dalam penggunaan agen kanker chemoterapeutic.

· Doksorubisin dapat mempotensiasi di toksisitas terapi antikanker lain. Eksaserbasi

cyclophospamide cystitis disebabkan perdarahan dan peningkatan hepatotoksisitas 6-

mercaptopurine telah dilaporkan. Radiasi yang disebabkan toksisitas ke, mukosa kulit

miokardium,, dan hati telah dilaporkan meningkat administrasi Doksorubisin.

· Doksorubisin Kalbe dapat menyebabkan gagal jantung meskipun risiko yang sangat rendah

pada batas yang dianjurkan 550 mg/m2. Risiko menjadi lebih tinggi ketika total dosis obat

melebihi batas yang direkomendasikan. Batas yang direkomendasikan menjadi lebih rendah,

400 mg/m2, pada pasien yang menerima radioterapi untuk daerah mediastinum atau terapi

bersamaan dengan agen lain kardiotoksik.

· Kongestif gagal jantung dapat terjadi, beberapa minggu setelah penghentian terapi Kalbe

Doksorubisin, yang tidak menguntungkan dipengaruhi oleh terapi fisik yang sekarang dikenal

untuk dukungan jantung.

Pemantauan EKG sebelum dan sesudah perlakuan, untuk memprediksi cardiotoxicity yang

ditandai dengan penurunan gelombang QRS.

Page 78: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

· Karena kejadian depresi sumsum tulang tinggi, pemantauan hematologi dianjurkan hati-hati.

toksisitas hematologi mungkin memerlukan pengurangan dosis atau menunda terapi Kalbe

Doksorubisin.

· Evaluasi atau infus harus dihentikan, bila gejala ekstravasasi telah terjadi. Terapi harus dimulai

kembali dalam vena lain.

· Suka lain agen sitotoksik, Doksorubisin Kalbe telah menunjukkan sifat mutagenik dan

teratogenik dalam evaluasi hewan. Meskipun tidak ada studi yang memadai pada manusia,

penggunaan Doksorubisin Kalbe dalam kehamilan dihindari.

· Doksorubisin Kalbe dapat mendorong hyperuricemia sekunder untuk lisis cepat sel-sel

neoplastik. Oleh karena itu kadar urat harus dimonitor untuk mengontrol masalah.

· Doksorubisin terapi Kalbe menyebabkan warna merah untuk air seni selama 1-2 hari setelah

pemberian.

Adverse Reaksi

· Terutama reaksi merugikan dari Doksorubisin Kalbe adalah myelosupresi dan cardiotoxicity.

Reaksi yang merugikan lainnya adalah:

· Cutaneous: alopecia Reversible, hiperpigmentasi dermal nailbeeds dan lipatan terutama pada

anak-anak. Oncholysis mungkin jarang terjadi.

· Gastrointestinal: Mual, muntah, stomatitis yang dimulai sebagai sensasi terbakar dengan

eritema dari mukosa mulut yang mengarah ke koreng, anoreksia dan diare telah dilaporkan.

· Vascular: Ketika vena kecil yang digunakan untuk administrasi, dapat menyebabkan

phlebosclerosis.

· Lokal: bengkak, nekrosis jaringan, dan selulitis parah kadang-kadang terjadi selama

administrasi. Parah selulitis, eritematosa melesat sepanjang vena proksimal tempat suntikan

telah dilaporkan.

· Hipersensitivitas: Demam, menggigil, urtikaria dan anafilaksis dapat terjadi.

Lainnya o: Jarang konjungtivitis dan lakrimasi terjadi.

Page 79: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Interaksi Obat

pengobatan · Bersamaan dengan Cyclophospamide, Dactinomycin atau Mytomycin dapat

menyadarkan hati untuk efek kardiotoksik dari Doksorubisin.

· Propanolol dapat meningkatkan cardiotoxicity dari Doksorubisin sebagai kedua obat telah

terbukti dapat menghambat jantung mitokondria co-dan 10-enzim.

· Doksorubisin dapat meningkatkan konsentrasi penyesuaian dosis asam urat darah agen

antigout (misalnya Allopurinol, Kolkisin) mungkin diperlukan untuk mengendalikan

hyperuricaemia. Efek depresan leucopenic, thrombocytopenic dan tulang sumsum dari

Doksorubisin akan meningkat dengan terapi bersamaan atau baru-baru ini dengan obat lain

yang menyebabkan efek ini.

· Doksorubisin dapat menurunkan respons antibodi pasien untuk vaksin dan / atau dapat

meningkatkan efek merugikan dari vaksin virus hidup karena imunosupresi. efek ini dapat

bertahan dari tiga bulan sampai satu tahun.

· Hepatotoksik obat (misalnya Metotreksat dosis tinggi) dapat mengganggu fungsi hati dan,

oleh karena itu, meningkatkan toksisitas Doksorubisin subsequantly diberikan.

Dosis

° dosis yang direkomendasikan adalah 60-75 mg/m2 sebagai iv tunggal administrasi selama 21

hari, dosis rendah (60 mg/m2) harus diberikan kepada pasien dengan cadangan sumsum

memadai karena infiltrasi sumsum neoplastik atau usia tua atau terapi sebelumnya.

· Sebuah alternatif dosis 20 mg/m2 mingguan atau 30 mg/m2 setiap hari berturut-turut diulang

setiap 4 minggu untuk mengurangi toksisitas

¨ dosis Doksorubisin Kalbe bila digunakan dalam kombinasi dengan obat myelosuppresive lain

adalah 30-40 mg/m2 setiap 3 sampai 4 minggu dan 60-75 mg/m2 jika digunakan dengan obat

yang tidak myelosuppressive.

· Dosis Doksorubisin Kalbe harus dikurangi jika kenaikan bilirubin sebagai berikut:

½ dosis normal Doksorubisin Kalbe jika bilirubin serum 20-50 mmol / L dan retensi BSP 9-15%.

¼ dosis normal Doksorubisin Kalbe jika bilirubin serum> 50 mmol / L dan retensi BSP> 5%.

° prosedur berikut ini:

Page 80: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

kandung kemih harus catheterized dan dikosongkan. Suatu larutan yang mengandung 80 mg

Doksorubisin dalam 100 ml Saline normal, harus ditanamkan melalui kateter ke dalam kandung

kemih. Kateter harus daripada dihapus dan pasien diinstruksikan untuk berbaring di samping.

Pada 15 menit interval, pasien harus diinstruksikan untuk alternatif ke sisi lain selama periode 1

jam. Pasien seharusnya tidak buang air kecil selama 1 jam setelah kandung kemih harus

dikosongkan dari solusi. Prosedur ini diulang pada interval bulanan.

b. Metrotexat

NAMA KIMIA : 4-amino-4-deoxy--10-methylpteoryl-L-glutamic acid

STRUKTUR KIMIA : C20H22N8O5

SIFAT FISIKOKIMIA: Serbuk kristal berwarna kuning atau oranye, higroskopis. Praktis tidak larut

dalam air, alkohol, diklorometan, terurai dalam larutan asam mineral, basa hidroksida dan

karbonat.

FARMAKOLOGI: Onset kerja: Antirematik: 3-6 minggu; tambahan perbaikan bisa dilanjutkan

lebih lama dari 12 minggu.;Absorpsi: Oral: cepat : diserap baik pada dosis rendah (<30 mg/m2);

tidak lengkap setelah dosis tinggi ; I.M.: Lengkap; Distribusi: Penetrasi lambat sampai cairan

fase 3 (misal pleural efusi, ascites), eksis lambat dari kompartemen ini (lebih lambat dari

plasma), melewati plasenta, jumlah sedikit masuk kelenjar susu, ;konsentrasi berangsur-angsur

dikeluarkan di ginjal dan hati.;Ikatan protein: 50%.;Metabolisme: <10%: Degradasi dengan flora

intestinal pada DAMPA dengan karboksipeptida, oksidasi aldehid konversi metotreksat menjadi

7-OH metotreksat di hati; ;poliglutamat diproduksi secara mempunyai kekuatan samadengan

metotreksat, produksinya tergantung dosis, durasi dan lambat dieliminasi oleh sel..;T eliminasi:

Dosis rendah: 3-10 jam; I.M.: 30-60 menit.; Ekskresi: Urin (44%-100%); feses (jumlah kecil)

KONTRA INDIKASI :Hipersensitifitas dari metotreksat dan komponan lain dari sediaan;

kerusakan hebat ginjal dan hati,pasien yang mengalami supresi sum-sum tulang dengan

psoriasis atau reumatoid artritits, penyakit alkoholik hati, AIDS, darah diskariasis, kehamilan,

menyusui.

Page 81: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

EFEK SAMPING: Efek samping beragam sesuai rute pemberian dan dosis. ;Hematologi dan/atau

toksisitas gastrointestinal biasanya sering terjadi pada penggunaan umum dari dosis umum

metotreksat; reaksi ini lebih sedikit terjadi ketika digunakan pada dosis topikal untuk reumatoid

artritis.;>10%;SSP: (dengan pemberian intratekal atau terapi dosis tinggi): Arachnoides:

Manifestasi reaksi akut sebagai sakit kepala hebat, rigidity nuchal, muntah dan demam, dapat

alleviated dengan pengurangan dosis. ;Subakut toksisitas: 10% pasien diobat dengan 12-15

mg/m2 dari intratekal metotreksat bisa membuat ini dalam minggu kedua atau ketiga dari

terapi; konsis dari paralisis motor dari ekstremites,palsy nerve kranial, seizure, atau koma. ;Hal

ini juga terlihat pada pediatrik yang menerima dosis tinggi IV metotreksat.;Demyelinating

enselopati: telihat dalam bulan atau tahun setelah menerima metotreksat; biasanya

diasosiasikan dengan iradiasi kranial atau kemoterapi sistemik yang lain.;Dermatologi: Kulit

menjadi kemerahan.Endokrin dan metabolik: Hipoerurikemia,detektif oogenesis, atau

spermatogenesis.;GI: Ulserativ stomatitis, glossitis, gingivitis, mual, muntah, diare, anoreksia,

perforasi intestinal, mukositis (tergantung dosis; terlihat pada 3-7 hari setelah terapi, terhenti

setelah 2 minggu);Hematologi: Leukopenia, trombositopenia.Ginjal: Gagal ginjal,

azotemia,nefropati.Pernafasan: Faringitis.;1%-10%;Kardiovaskular: Vaskulitis.SSP: pusing,

malaise, enselopati, seizure, demam, chills.Dermatologi: Alopesia, rash, fotosensitivias,

depigmentasi atau hiperpigmentasi kulit.;Endokrin dan metabolik: Diabetes.Genital:

Cystitis.Hematologi: pendarahan.;Myelosupresif: Terutama faktor batas-dosis (bersama dengan

mukositis) dari metotreksat, terjadi sekitar 5-7 hari setelah terapi, dan harus dihentikan selama

2 minggu. ; WBC: Ringan, Platelet: Sedang, Onset: 7 hari, Nadir: 10 hari, Recovery: 21

hari;Hepatik: Sirosis dan fibrosis portal pernah diasosiasikan dengan terapi kronik metotreksat,

evaliasi akut dari enzym liver adalah biasa terjadi setelah dosis tinggi dan biasanya resolved

dalam 1 hari.Neuromuskular dan skeletal: Arthalgia.Okular: Pandanga;Renal: Disfungsi ginjal:

Manifestasi karena abrupt rise pada serum kreatinin dan BUN dan penurunan output urin, biasa

terjadi pada dosis tinggi dan berhubungan dengan presipitasi dari obat.;Respiratori:

Penumositis: Berhubungan dengan demam, batuk, dan interstitial pulmonari infitrates;

pengobatan dengan metotreksat selama reaksi akut;;interstitial pneumisitis pernah dilaporkan

terjadi dengan insiden dari 1% pasien dengan RA (dosis 7.5-15 mg/minggu).;<1% (terbatas

Page 82: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

sampai penting untuk penyelamatan hidup): Neurologi akut sindrom (pada dosis tinggi-

simptom termasuk kebingungan, hemiparesis, kebutaan transisi,dan koma); anafilaksis

alveolitis; disfungsi kognitif (pernah dilaporkan pada dosis rendah), ;penurunan resistensi

infeksi,eritema multiforma, kegagalan hepatik, leukoenselopati (terutama mengikuti irasiasi

spinal atau pengulangan terapi dosis tinggi),disorder limpoproliferatif, osteonekrosis dan

nekrosis jaringan lunak (dengan radioterapi),;perikarditis, erosions plaque (Psoriasis), seizure

(lebih sering pada pasien dengan ALL), sindrom Stevens Johnson, tromboembolisme.

INTERAKSI OBAT: Efek meningkatkan/toksisitas: Pengobatan bersama dengan NSAID telah

menghasilkan supresi sum-sum tulang berat, anemia aplastik dan toksisitas pada saluran

gastrointestinal. NSAID tidak boleh digunakan selama menggunakan ;metotreksat dosis sedang

atau tinggi karena dapat meningkatkan level metotreksat dalam darah (dapat menaikkan

toksisitas): ;NSAID digunakan selama pengobatan dari reumatoid artritis tidak pernah amati,

tapi kelanjutan dari regimen terdahulu pernah diikuti pada beberapa keadaan, dengan

peringatan monitoring. Salisilat bisa meningkatkan level metotreksat, ;bagaimanapun

penggunaan salisilat untuk profilaksis dari kejadian kardiovaskular tidak mendapat

perhatian.;Penisilin, probenesid, sulfonamid, tetrasiklin dapat meningkatkan konsentrasi

metotreksat karena adanya penurunan sekresi pada tubular ginjal. ;Zat hepatoksik (asitretin,

retinoid, sulfasalazin) bisa meningkatkan resiko hepatotoksik dari metotreksat. Penggunaan

bersama dengan siklosforin dapat meningkatkan level dan toksisitas keduanya.;Metotreksat

bisa meningkatkan level merkaptopurin atau teofilin. ;Metotreksat ketika diberikan dengan

sitarabin, dapat mengubah efikasi dan toksisitas dari sitarabin, beberapa regimen kombinasi

(misalnya hiper-CVAD) pernah di desain untuk mendapatkan keuntungan dari interaksi ini.;Efek

Penurunan: Kolestiramin bisa menurunkan level metotreksat. Kortikosteroid menurunkan

pengambilan metotreksat pada leukimia sel. ;Pemberian obat ini seharusnya dipisah selama 12

jam. Deksametason pernah dilaporkan tidak menyebabkan masuknya metotreksat ke dalam sel.

PERINGATAN: Senyawa berbahaya gunakan dengan perhatian penuh untuk penanganan dan

pembuangan limbah . Dapat potensial menyebabkan pneumositis yang membahayakan (bisa

terjadi selama terapi pada dosis berapun); monitoring secara ketat simptom pulmonari,

Page 83: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

khususnya batuk kering atau produktif,. Metotreksat potensial menyebabkan reaksi

dermatologi - tanpa tergantung dosis.;Metotreksat pernah diasosiasikan dengan

hepatotoksisitas akut dan kronik, fibrosis dan sirosis. Risiko berhubungan dengan dosis

kumulatif dan pemaparan berkepanjangan. ;Penyalahgunaan alkohol, obesitas, usia lanjut,

diabetes dapat meningkatkan reaksi risiko hepatotoksis.;Metotreksat dapat menyebabkan

kegagalan ginjal, gastointestinal toksisitas, atau supresi sum-sum tulang. Gunakan dengan

peringatan pada pasien dengan kegagalan ginjal, penyakit ulkus lambung, kolitis ulseratif atau

supresi sum-sum tulang. ;Diare dan stomatitis ulseratif dapat menyebabkan interupsi terapi;

kematian akibat hemorargi enteritis atau intestinal perforasi pernah dilaporkan.;Penetrasi

metotreksat lambat pada cairan fase ketiga, seperti efusi pleural atau ascites dan eksis lambat

dari kompartemen ini (lebih lambat dari plasma). ;Pengurangan dosis dapat diperlukan pada

pasien dengan kerusakan ginjal dan hati, ascites, dan efusi pleural. Toksisitas dari metotreksat

atau imunosupresan lain meningkat pada orang dewasa.;Supresi sum-sum tulang berat, anemia

aplastik, dan toksisitas GI pernah terjadi selama pemberian bersama NSAID. ;Gunakan dengan

peringatan ketika digunakan dengan zat hepatotoksik yang lain (azatioprin, retinoids,

sulfasalazin). ;Metotreksat diberikan secara bersama dengan radioterapi dapat meningkatkan

infeksi oportunistik.;Untuk reumatoid artritis dan psoriasis, terapi imunosupresan sebaiknya

hanya digunakan ketika penyakit aktif dan kurang toksis; terapi tradisional tidak

efektif. ;Pemberhentian terapi pada reumatoid artritis dan psoriasis jika ada penurunan

komponen hematologi yang signifikan.;Formulasi metotreksat dan/atau pelarut yang

mengandung pengawet sebaiknya tidak digunakan untuk intratekal atau dosis tinggi. ;Injeksi

metotreksat bisa mengandung benzil alkohol dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir.

MEKANISME AKSI: Metotreksat adalah antimetabolit folat yang menginhibisi sintesis DNA.

Metotreksat berikatan dengan dihidrofolat reduktase, menghambat pembentukan reduksi folat

dan timidilat sintetase, menghasilkan inhibisi purin dan sintesis asam timidilat. ;Metotreksat

bersifat spesifik untuk fase S pada siklus sel.

Page 84: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

c. Bleomisin

FARMAKOLOGI: Absorpsi: I.M dan intrapleural: 30% sampai 50% dari konsentrasi serum;

Intraperitonial dan subkutan menghasilkan konsentrasi serum setara dengan IV;Distribusi: Vd:

22L/m2, konsentrasi tertinggi di kulit, ginjal, paru, jantung, kensentrasi rendah di testes dan GI,

tidak dapat melewati sawar otak.;Ikatan protein: 1%;Metabolisme: Melewati beberapa jaringan

termasuk hepatik, saluran GI, kulit, pulmonari, ginjal, dan serum;T eliminasi: Biphasic

(tergantung fungsi ginjal):; Fungsi ginjal normal: Awal: 1-3 jam, terminal 9 jam; End-stage ginjal:

Awal: 2 jam; terminal 30 jam;Waktu puncak, serum: I.M.: Sekitar 30 menit;Ekskresi : Urin (50%-

70% sebagai zat aktif).

KONTRA INDIKASI: Hipersensitifitas terhadap bleomisin sulfat atau komponen lain dalam

sediaan, penyakit pulmonari hebat, kehamilan.

EFEK SAMPING: > 10%;Kardiovaskular: Fenomena Raynaud;Dermatologi: Nyeri pada lokasi

tumor, plebitis. Sekitar 50% pasein mengalami eritema, indurasi, hiperkeratosis, dan

pengelupasan pada kulit terutama pada bagian permukaan palmar dan plantar tangan dan kaki.

;Hiperpigmentasi (50%), alopesia, perubahan pada kuku juga bisa terjadi. Efek yang terjadi

tergantung dosis dan bersifat reversibel jika obat dihentikan.;GI: Stomatitis dan mukositis

(30%), anoreksia, kehilangan berat badan.;Pernafasan: Tachypenia, akut atau kronik interstitial

pneumositis dan pulmonari fibrosis (5%-10%), hipoksia dan kematian (1%).;Gejala meliputi

batuk, sesak nafas, dan infiltrasi biletral pulmonari. Patogenisisnya tidak pasti, tetapi mungkin

berhubungan dengan kerusakan pulmonary, vaskular, atau konektif jaringan. ;Respons dengan

terapi steroid bervariasi dan beberapa masih kontroversial.;Miscelleneous: Reaksi demam akut

(25%-50%), reaksi anafilaktik dengan karakter sebagai berikut:hipotensi, bingung, demam,

menggigil, dan wheezing. Onset bisa langsung atau tertunda beberapa jam.;1% -

10%:;Dermatologi: Kemerahan (8%), penipisan kulit , difusi skleroderma,

onikolisis.;Miscellanoues: Reaksi anafilaktik akut.;< 1% (terbatas sampai life-threatening):

Angioedema, kecelakaan cerebrovaskular, hepatotoksik, ;MI, mual, muntah; myelosupresif

(jarang); Onset: 7 hari, nadir: 14 hari, recovery: 21 hari.

Page 85: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

INTERAKSI OBAT: Peningkatan efek/toksisitas: Lomustin dapat memperparah leukopenia.

Cisplatin bisa menurunkan eliminasi bleomisin.;Penurunan efek : bleomisin menurunkan level

plasma digoksin. Pemberian bersama dengan fenitoin menghasilkan penurunan kadar fenitoin

dalam darah.

PENGARUH MENYUSUI: Distribusi bleomisin dalam air susu tidak diketahui,bleomisin tidak

direkomendasikan untuk ibu menyusui.

PERINGATAN: FDA merekomendasikan untuk prosedur penanganan yang memadai dan

pembuangan limbah antineoplastik harus diperhatikan. ;Kejadian pulmonari fibrosis tinggi pada

pasien geriatri, pada pasien yang menerima dosis > 400 unit total, perokok dan pasien dengan

terapi radiasi sebelumnya. ;Reaksi idiosinkratik hebat berupa: hipotensi, konfusi mental,

demam, chills dan wheezing (sama dengan anafilaksis) pernah dilaporkan pada 1% pasien

limfoma yang mendapat terapi dengan bleomisin. ;Jika reaksi ini terjadi setelah dosis pertama

atau kedua, monitoring harus lebih hati-hati. Periksa kondisi paru setiap sebelum mulai

terapi . ;Direkomendasi untuk pemberian O2 selama operasi pada pasien yang menerima

bleomisin.

MEKANISME AKSI: Menghambat sintesis DNA, ikatan-ikatan DNA untuk selanjutnya terjadinya

pemutusan untai tunggal dan ganda

d. ALKERAN (Melphalan 2 mg/tablet.)

In: Untuk multiple myeloma, ovarian adenocarcinoma tingkat lanjut, kanker payudara.

e. ANZATAX ( Paklitaksel 30 mg.)

In: Terapi kanker ovarium metastase, kanker payudara.

KI: hipersensitivitas PEG 35, minyak jarak, pasien dengan neutropenia berat.

Perh: premedikasi dengan kortikosteroid, antihistamin dan antagonis reseptor H2, pasien

dengan abnormalitas konduksi di jantung, pasien dengan keluhan abdominal dan perforasi usus

besar, gangguan fungsi hati dan ginjal, hamil dan menyusui.

Page 86: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

ES: reaksi hipersensitivitas, neutropenia, trombositopenia, anemia, infesi saluran napas atas,

infeksi saluran urin, sepsis, hipotensi dan bradikardia, aritmia, penyumbatan atrioventrikular,

perubahan EKG, peningkatan enzim hati, arthralgia, myalgia, gangguan gastrointestinal, reaksi

di tempat suntikan.

IO: Sisplatin, ketokonazol, obat yang dimetabolisme di hati.

Ds: terapi agen tunggal: 175 mg/m2 IV periode lebih dari 3 jam selama 3 minggu. Terapi

kombinasi: 175 mg/m2 IV periode lebih dari 3 jam selama 3 minggu diikuti oleh senyawa

platinum atau 135 mg/m2 IV periode 24 jam diikuti dengan senyawa platinum.

f. ARIMIDEX

Anastrazol 1 mg/tablet.

In: Kanker payudara lanjut wanita paska menopause penyakit berkembang setelah penggunaan

tamoksifen atau anti estrogen lain.

KI: Wanita premenopause, wanita hamil atau menyusui; penderita kerusakan ginjal berat

(klirens kreatinin <20 ml/min); penderita penyakit hati sedang dan berat, hipersensitif.

Perh: Tidak dianjurkan untuk anak-anak.

ES: kekeringan vagina, gangguan saluran cerna, astenia, somnolens, sakit kepala.

Ds: Dewasa: Sekali sehari 1 tablet.

g. AVASTIN *(Bevakizumab)*

In: terapi kanker metastatik di kolon atau anus pada kombinasi dengan 5-FU intravena/asam

folat atau 5-FU/asam folat/irinotecan.

KI: kanker metastasis, ibu hamil dan menyusui, produk sel ovari hamster cina atau gen

rekombinan atau antibodi manusia.

Perh: perforasi sistem pencernaan, penyembuhan komplikasi luka, proteinuria, tromboamboli

arteri, hemorhagik, kardiomiopatik.

ES: inflamasi perut bagian dalam, luka lambung, tumor nekrosis, diverticulitis (inflamasi kolon),

pendarahan, hipertensi, proteinuria, tumor yang menyebabkan haemorhagik, tromboemboli

arterial, keadaan abnormal.

Page 87: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Ds: 5 mg/kg/BB dalam infus intravena sekali dalam 14 hari. Dosis awal diberikan 90 menit

setelah kemoterapi infus. Dosis kedua diberikan infus selama 60 menit dan kemudian seluruh

dosis diberikan 30 menit sebelum atau sesudah kemoterapi.

Km: Vial 25 mg/ml x 4 ml x 1’s. 16 ml x 1’s.

h. BREXEL (Doksataxel.)

In: Terapi lini kedua atau kombinasi dengan doxorubicin sebagai terapi lini pertama karsinoma

payudara stadium lanjut/metastatik. Terapi lini kedua (monoterapi) atau terapi lini pertama

dalam kombinasi dengan cisplatin/carboplatin kanker paru jenis bukan sel kecil stadium lokal

lanjut/metastatik. Terapi lini kedua karsinoma ovarium metastatik.

KI: Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap docetaxel atau obat lain yang mengandung

polysorbate 80. Pasien dengan jumlah neutrophil <1500 sel/mm3. Wanita hamil dan menyusui.

Gangguan hati berat. Pemberian kombinasi docetaxel dengan obat lain.

Perh: reaksi hipersensitivitas dapat terjadi beberapa menit setelah dimulainya infus docetaxel.

Hindari kontak dengan bahan PVC. Sebelum diberikan, harus dilakukan prosedur 2 kali

pelarutan. Setelah dilarutkan, preparat harus diberikan dalam 4 jam. Docetaxel tidak boleh

diberikan pada pasien dengan peningkatan kadar bilirubin atau SGOT dan/atau SGPT > 1,5 x

ULN disertai kadar fosfatase alkali > 2,5 x ULN.

IO: Doksorubisin, carboplatin. Obat yang dimetabolisme dengan sitokrom P450 3A4 seperti

cyclosporine, terfenadin, ketokonazol, eritromisin, dan troleandomycin.

ES: Supresi susmsum tulang reversibel. Reaksi hipersensitivitas. Reaksi kutaneus. Retensi cairan.

Gangguan neurologis. Gangguan pencernaan. Hipotensi. Reaksi pada tempat infus. Peningkatan

kadar bilirubin, SGOT, SGPT, alkalin fosfatase serum. Anoreksia, mata berair, mialgia, arthralgia,

dyspneu.

Ds: Kanker payudara monoterapi: 100 mg/m2 IV selama 1 jam setiap 3 minggu. Pada terapi ini

pertama: 75 mg/m2 diberikan kombinasi dengan doxorubicin 50 mg/m2. Kanker paru jenis

bukan sel kecil 75 mg/m2 secara IV selama 1 jam tiap 3 minggu. Kanker ovarium 100 mg/m2

infus 1 jam setiap 3 minggu. Premedikasi: Dexamethasone 16 mg/hari (8 mg 2x/hari) selama 3

hari mulai 1 hari sebelum pemberian docetaxel.

Page 88: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

j. CAMPTO (Irinotesan HCl trihidrat 20 mg/ml.)

In: Pengobatan pertama pada pasien dewasa penderita kanker kolorektal, dikombinasikan

dengan 5-fluorourasil dan asam folinat tanpa sebelumnya mendapat kemoterapi; pengobatan

kedua pada pasien dewasa penderita kanker metastatic kolorektal yang telah gagal dengan

pengobatan yang mengandung 5-fluorourasil.

KI: Penyakit inflamasi isi perut kronik, bilirubin > 3 kali normal, wanita hamil dan menyusui.

ES: Diare berkepanjangan, demam kelainan darah, mual, muntah.

Ds: Pengobatan pertama 180 mg/m2 iv diinfuskan selama 30-90 menit setiap 2 minggu, diikuti

oleh infuse dengan asam folinat dan 5-fluorourasil; pengobatan kedua 350 mg/m2 iv diinfuskan

selama 30-90 menit setiap 3 minggu.

Km: Dos 1 vial 40 mg/ml Rp. 1. 331. 429.-; 1 vial 100 mg/5 ml Rp. 2. 911.997.-

k. CARBOPLATIN (Karboplatin 10 mg/ml larutan untuk injkesi.)

In: kanker ovarium epitel lanjut.

KI: hipersensitif, gagal ginjal berat, mielosupresi berat.

Perh: harus diberikan oleh dan pengawasan dokter pengalaman menggunakan obat

kemoterapi, perhitungan darah periferal dan fungsi ginjal harus diamati secara teliti; jangan

diberikan pada ibu hamil dan menyusui.

ES: Mielosupresi, intoksikasi darah, intoksikasi ginjal.

Ds: 400 mg/m2 infus iv tunggal. Penggunaan tidak boleh diulangi selama 4 minggu. Pasien yang

sebelumnya mendapat pengobatan mielosupresi atau lanjut usia, dosis dapat dikurangi 20

sampai 25%.

l. CASODEX *(Bikalumatida 50 mg.)*

In: pengobatan kanker prostat lanjut dikombinasikan dengan terapi analogi LHRH atau

pembedahan kastration.

KI: wanita dan anak-anak, hipersensitif.

Perh: harus diberikan secara hati-hati pada penderita kerusakan hati ringan sampai dengan

berat.

Page 89: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

ES: rasa panas di wajah, pruritus, mual, muntah, diare.

IO: terpenadin, astemizol, kisaprida.

Ds: 1x sehari, harus dimulai paling sedikit 3 hari sebelum memulai pengobatan dengan analogi

LHRH atau bersamaan dengan pembedahan kastration.

m. CISPLATIN DBL (Sisplatin 10 mg/10 ml, 50 mg/50 ml injeksi).

In: meringankan kanker testis, ovarium, kandung kencing, kepala dan leher.

KI: hipersensitif, gagal ginjal, gangguan pendengaran atau surpresi sumsum tulang belakang,

wanita hamil dan menyusui.

ES: intoksikasi ginjal, intoksikasi darah, intoksikasi saluran cerna, ototoksisitas, intoksikasi fungsi

saraf, hipomagnesemia dan hipokalsemia.

Ds: infus iv selama 6-8 hari. Dewasa dan anak: 50-100 mg/m2/hari dosis tunggal selama 3-4

minggu atau 15-20 mg/m2/hari iv selama 5 hari dan diberikan selama 3-4 minggu.

n. CYTOXAN (Siklofosfamida 200 mg/vial injeksi.)

In: keganasan pada sumsum tulang dan jaringan limfoid, adenokarsima ovarium,

neuroblastoma, retinoblastoma, Ca mammae dan kanker paru.

ES: neoplasia sekunder, leukemia, anorexia, mual dan muntah, alopecia, interstatial pulmonary

fibrosis dan cardiotoxicity.

o. CYTOSAR (Sitarabin 100 mg/vial serbuk steril untuk injeksi.)

In: leukimia nonlimfositik akut; limfositik, leukimia kronik mielositik; dapat dikombinasikan

dengan antineoplastik lain.

KI: hipersensitif; jangan diberikan pada pasien menerima pengobatan penekanan sumsum

tulang, penmberian harus di bawah pengawasan dokter, selama pengobatan harus

dilaksanakan perhitungan leukosit dan platelet setiap hari; pemberian pada wanita hamil harus

dengan sangat hati-hati.

Ds: tidak aktif diberikan secara oral; pengobatan nonlinfositik leukimia akut yang

dikombinasikan dengan obat anti kanker lain 100 mg/m2 iv setiap 12 jam selama 1-7 hari;

Page 90: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

leukimia akut diberikan secara intratekal dengan alat 5-75 mg/m2 dari luas permukaan tubuh

1x sehari sampai 1x4 hari.

q. DACARBAZIN DBL (Dakarbazin 10 mg, asam sitrat 10 mg, manitol 3,75 mg tiap ml

larutan/200 mg vial.)

In: kemoterapi melanoma metastatik dan berbagai sarkoma; untuk jenis kanker lain tidak atau

kurang efektif.

KI: kehamilan, menyusui, peka terhadap dakarbazin; pasien yang sebelumnya menderita

mielosupresi.

Perh: bentuk toksisitas paling lazim adalah depresi kematopoitik dan gangguan hematologi lain.

Ds: dewasa: 4,5 mg selama 10 hari; dapat diulang tiap 4 minggu; atau 250 mg/m2/hari selama 5

hari; dapat diulang tiap 3 minggu.

r. DAUNABLASTINA (Daunorubisin HCl 20 mg setara daunorubisin 18,7 mg/vial.)

In: remisi induksi pada non leukimia limfositik akut (miklogenus, monositik, eritoid) untuk

dewasa dan remisi induksi pada leukimia limfositik akut pada anak, dan dewasa,

“neuroblastina”.

KI: penyakit jantung atau pasien dengan penyakit gawat.

Ds: dosis tunggal dari 30-60 mg/m2 sahri selama 3 hari, diulangi dengan interval 3-6 minggu.

Km: dos vial 20 mg Rp. 203. 500.

s. ENDROLIN (Leuprolid acetate 3,75 mg.)

In: Endometriosis genital dan ekstragenital, kanker prostat dengan metastatis.

Ds: endometriosis: satu suntikan s.c atau i.m, diulang setiap 4 minggu. Kanker prostat: satu

suntikan s.c, diulang setiap 4 minggu.

t. ERBAKAR (Karboplatin 150 mg; 450 mg/ml injeksi.)

In: antineoplastik.

Page 91: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

u. FARMORUBICI ( Epirubisin 10 mg ; 50 mg/vial.)

In: induksi regresi aneka kondisi neoplastik karsinoma payudara, limfoma, karsinoma paru sel

kecil, leukimia kronik atau akut, indung telur, leher rahim, kanker lambung, kolon, rektum

pankreas, kaker leher dan kepala; terapi paliatif pada pasien usia lanjut dan resiko tinggi.

Km: 1 vial 10 mg Rp. 231.000 ; 1 vial 50 mg Rp. 1.127.500.

v. FLUDARA (Fludarabin fosfat 50 mg, manitol 50 mg.)

In: leukimia limfositik kronik sel B yang sudah tidak bereaksi lagi terhadap atau mereka yang

penyakitnya memburuk selama atau setelah pengobatan.

KI: hipersensitivitas, pasien gangguan ginjal dengan klirens kreatinin < 30 ml/menit, anemia

hemolitik dekompensasi, wanita hamil dan menyusui.

Ds: dosis anjuran 25 mg/m2 permukaan tubuh, diberikan tiap hari melalui i.v, 5 hari berturut-

turut setiap 28 hari.

w. FLUOROURACIL 500 mg/10 ml DBL (Fluorourasil 500 mg/10 ml injeksi.)

In: pengobatan paliatif terhadap neoplasma malignan terutama pada saluran cerna, payudara,

pankreas.

x. FUGEREL (Flutamid 250 mg/tablet.)

In: pengobatan paliatif kanker prostat yang lanjut pada penderita yang sebelumnya tidak

diobati atau yang tidak memberikan respon atau bereaksi pada pemverian hormon.

Ds: 3x sehari 1 tablet.

Km: dos 100 tablet.

y. FUTRAFUL (Tegafur 200 mg.)

In: kanker sistem pencernaan (kanker perut, usus dan rektum); kanker payudara.

ES: leukopenia, anemia, trombositopenia, pendarahan perut, kelelahan umum, vertigo,

hemoptisis, alopesia, pigmentasi, erupsi.

Page 92: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Ds: 800-1200 mg sehari 2-4 x pemberian ; dosis dapat disesuaikan berdasarkan usia dan kondisi

pasien.

z. GLIVEC (Imatinib 100 mg.)

In: leukimia mieloid kronik pada awal krisis, fase percepatan, fase kronik setelah kegagalan

pengobatan dengan interferon alfa.

KI: hipersensitif.

Perh: diminum dengan makanan dam segelas besar air untuk mengurangi intoksikasi saluran

cerna, hati-hati pada pasien dengan kerusakan hati, dapat menyebabkan pleura efusi edema,

uden paru. Jangan digunakan wanita hamil dan menyusui.

ES: intoksikasi saluran cerna, mialgia dan keram otot, intoksikasi darah dan sistem limpa,

intoksikasi sistem saraf.

Ds: pasien pada fase kronik leukimia mieloid kronik 400 mg/hari, pasien pada fase awal krisis

dan fase percepatan 600 mg/hari, dosis harus digunakan secara oral, sekali sehari.

aa. HOLOXAN (Ifosfamid 200 mg; 500 mg; 1 g; 2 g/vial injeksi.)

In: mammary carcinoma, cervical replace ovarian carcinoma, bronchial carcinoma, soft tissue

sarcoma, terticular tumor, malignant lymfoma, hipernefroma, pancreatic carcinoma,

endometrial carcinoma.

Ds: 250-300 mg/kgBB/hari.

bb. HYDREA (Hidroksi urea 500 mg.)

In: melanoma, mielositik leukimia kronik resisten, kanker ovarium metastatic recurrent

inoperable.

ES: depresi sumsum tulang dan gangguan saluran cerna.

c. INTRON-A (Interferon alfa 2b 3 MIU; 30 MIU/vial.)

In: pengobatan hairy cell leukimia penderita 18 thn atau lebih.

dd. IRESSA (Gefitinib 250 mg/tablet.)

Page 93: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

In: pengobatan sel kanker paru yang besar dan telah mendapatkan atau tidak cocok dengan

kemoterapi standar.

KI: hipersensitif, wanita hamil dan menyusui, tidak dianjurkan untuk anak-anak.

Perh: jika pasien memperoleh masalah pernapasan seperti dispnea, batuk dan demam

pengobatan harus dihentikan.

ES: diare, mual dan muntah.

Ds: 250 mg sehari dengan atau tanpa makanan.

e. KREBIN (Vinkristin sulfatn1 mg; 2 mg/ml injeksi).

In : Antineoplastik Km : 1 vial 1 mg Rp. 117.700,-; 1 vial 2 mg Rp. 187.000,-

ff. ECTRUM (Leuprrorelin asetat 3,75 mg.)

In : Terapi untuk kanker prostat dengan metastasis dan endometriosis pada organ orginal dan

ekstragenital stadium 1-4 pada wanita diatas 18 tahun. KI : Hipersensitivitas dengan analog

GnRH, asam poliglikosida, asam polilaktis. Suntikan intra – arteri. Hormon prostat carcinoma,

premaglinant atau malignant pada endometrium, perdarahan vagina tanpa sebab. Wanita

hamil dan menyusui. Perh : Dilakukan monitoring terhadap pasien depresi atau menunjukan

gejala depresi, fosfatase atau PSA (Prostate-spesific Antigen) dan testosterone, pasien dengan

potensi komplikasi gangguan saluran urine, HTN. Meningkatkan gejala osteoporosis. ES :

Kenaikan kadar tostesteron/estradiol. Nyeri pada tulang, hiperkalsemia, ganggan saluran urine,

tekanan pada sum-sum tulang, otot kaki lemas, limfodema. Ds : Kanker prostat : 3,75 mg/vial

secara SK/IM perbulan; Endometriosis : 3,75 mg secara SK/IM per bulan selama 6 bulan

diberikan pada mulai 5 hari pertama dari siklus menstruasi. Km : vial 3,75 mg Rp. 800.000,-

g. LEUNASE ( L-Asparaginase)

In : leukemia akut termasuk leukemia kronik yang berubah menjadi jauh, lymphoma malignan.

ES : Syok, koagulopati, pankreatitis akut, diabetes, abnormalitas fungsi hati, hipoalbuminemia,

hiperanomia, uremia, gangguan gastrointestinal dan system saraf pusat, koma, gagal ginjal. Ds :

Page 94: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

50-200 KU/kg BB IV tiap hari atau selang sehari. Perh : pasien dengan koagulopati, pancreas

akut, diabetes akut, diabetes, penyakit infeksi, tendensi pendarahan.

h. MABCAMPATH (Alemtuzumab.)

In : Leukemia limfositik yang diterapi dengan agen alkilating dan gagal mencapai respons

lengkap atau sebagian atau haya mencapai remisi singkat (< 6 bulan) setelah terapi fludarabin

fostat. KI : Hipersensitivitas atau reaksi terhadap protein murin, infeksi sistemik, HIV, keganasan

sekunder aktif, pemakaian sama dengan obat kemoterapi lain dalam waktu 3 minggu, vaksin

virus hidup min 12 bulan setelah terapi, kehamilan, laktasi. Perh : injeksi, keganasan, gangguan

darah dan linfatik, gangguan imun, metabolism, nutrisi, osikiatrik, SSP, mata, telinga dan labrin,

kardiovaskuler, pernafasan, toraks dan mediastinal, GI, hepatobiler, musculoskeletal da jaringan

konektif, ginjal dan urinary. IO : Obat kemoterapi lain, faksin virus hidup. Ds : Dewasa: minggu

pertama 3 minggu pada hari 1, 10mg pada hari 2 dan 30mg pada hari 3. Dosis yg dianjurkan :

30mg 3x seminggu slang sehari selama maksimum 12 minggu.

ii. MEGACE (Megestrol asetat 40mg/tablet; 40mg/ml suspense)

In : Tablet: Kanker payudara, kanker endometrium. Suspense oral : Aoreksia, kekheksia,

penurunan berat badan yg idak dapat dijelaskan pada pasien dgn AIDS.

Es : Gangguan saluran cerna, hetensi cairan, edema, skin rash, urtikaria, depresi mental,

ginekomastia.

Ds : Tablet : Kanker payudara 40mg 4x sehari; kanker endometrium, 40-320mg/hari dalam dosis

bagi, untuk 2 bulan. Suspense oral 20ml sehari.

jj. NAVELBINE (Vinorelbin tatrat 10 mg/ml (50 mg/5 ml) injeksi.)

In : Terapi sel kanker paru yang tidak kecil, kanker payudara lanjut, dikombinasikan dengan

kemoterapi standar.

Ds : 25-30 mg/ml diberikan pada hari ke 1 dan 8, atau tiap minggu.

kk. NEXAVAR (Sorafenib 200 mg, tablet salut film)

In : Renal Cell Carcinoma stadium lanjut. KI : gangguan fungsi hati.

Page 95: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Ds : dosis rekomendasi harian Sorafenib 400 mg(2 x 200 mg tablet), diminum 2 kali sehari tanpa

makanan (sedikitnya 1 jam atau sebelum makan atau 2 jam sesudah makan). Pengobatan harus

dilanjutkan sampai pasien tidak mendapatkan perbaikan klinis dari terapi atau sampai terjadi

tingkat toksik yang tidak dapat ditoleransi oleh pasien.

ll. NOLVADEX (Tromoksifen 10 mg/tablet.)

In : Pengobatan paliatif kanker payudara.

KI : Kehamilan.

Ds : Sehari 2-4 tablet.

1. Sebutkan contoh senyawa dari tanaman herbal yang dapat digunakan untuk

mengobati kanker selai senyawa yang telah disebutklan!

2. Jelaskan mekanisme aksi dari obat sintetik dan obat herbal dalam pengobatan kanker!

Page 96: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 10

MATERI POKOK:

Konsep dan teknis Imunohistokimia

1. Definisi

2. anti gen

3. antibodi

4. ikatan antigen dan antibodi

5. teknis imunohistokimia

1. Definisi Imunohistokimia

Imunohistokimia merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas

atau kadar antibodi atau antigen dalam sediaan jaringan. Nama imunohistokimia diambil dari

nama immune yang menunjukkan bahwa prinsip dasar dalam proses ini ialah penggunaan

antibodi dan histo menunjukkan jaringan secara mikroskopis. Dengan kata lain,

imunohistokimia adalah metode untuk mendeteksi keberadaan antigen spesifik di dalam sel

suatu jaringan dengan menggunakan prinsip pengikatan antara antibodi (Ab) dan antigen (Ag)

pada jaringan hidup. Pemeriksaan ini membutuhkan jaringan dengan jumlah dan ketebalan

yang bervariasi tergantung dari tujuan pemeriksaan.

2. Antigen

Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan dapat bereaksi dengan

antibodi. Macam-macam antigen antara lain imunogen adalah bahan yang dapat merangsang

respon imun dan hapten adalah bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi. Antigen tersusun

atas epitop dan paratop. Epitop atau Determinan adalah bagian dari antigen yang dapat

mengenal/ menginduksi pembenntukan antibodi, sedangkan paratop adalah bagian dari

antibodi yang dapat mengikat epitop.

Page 97: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

1. Jenis antigen berdasarkan determinannya:

a.Unideterminan, univalen, merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya satu

b.Unideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop satu, jumlah lebih dari satu

c.Multideterminan, univalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu dan jumlahnya satu

d.Multideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu, jumlah lebih dari satu

2.Jenis antigen berdasarkan spesifiktasnya

a.Heteroantigen → dimiliki banyak spesies

b.Xenoantigen → dimiliki spesies tertentu

c.Alloantigen → dimiliki satu spesies

d.Antigen organ spesifik → dimiliki organ tertentu

e.Autoantigen → berasal dari tubuhnya sendiri

3.Jenis antigen berdasarkan ketergantungan pada sel T:

a. T dependen adalah tentang antigen yang perlu pengenalan thd sel T dan sel B untuk

merangsang antibodi

b. T Independen adalah tentang antigen yang dapat merangsang sel B tanpa mengenal sel T

dahulu

4. Jenis antigen berdasarkan kandungan bahan kimianya:

a. Karbohidrat merupakan imunogenik

b. Lipid: tidak imunogenik merupakan hapten

c .Asam nukleat merupakan antigen yang tidak imunogenik

d. Protein merupakan imunogenik

3. Antibodi

Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan dapat bereaksi dengan

antibodi. Macam-macam antigen antara lain imunogen adalah bahan yang dapat merangsang

respon imun dan hapten adalah bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi. Antigen tersusun

Page 98: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

atas epitop dan paratop. Epitop atau Determinan adalah bagian dari antigen yang dapat

mengenal/ menginduksi pembenntukan antibodi, sedangkan paratop adalah bagian dari

antibodi yang dapat mengikat epitop.

1. Jenis antigen berdasarkan determinannya:

a.Unideterminan, univalen, merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya satu

b.Unideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop satu, jumlah lebih dari satu

c.Multideterminan, univalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu dan jumlahnya satu

d.Multideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu, jumlah lebih dari satu

2.Jeni antigen berdasarkan spesifiktasnya

a. Heteroantigen → dimiliki banyak spesies

b. Xenoantigen → dimiliki spesies tertentu

c. Alloantigen → dimiliki satu spesies

d. Antigen organ spesifik → dimiliki organ tertentu

e. Autoantigen → berasal dari tubuhnya sendiri

3.Jenis antigen berdasarkan ketergantungan pada sel T:

a.T dependen adalah tentang antigen yang perlu pengenalan thd sel T dan sel B untuk

merangsang antibodi

b.T Independen adalah tentang antigen yang dapat merangsang sel B tanpa mengenal sel T

dahulu

4. Jenis antigen berdasarkan kandungan bahan kimianya:

a. Karbohidrat merupakan imunogenik

b. Lipid: tidak imunogenik merupakan hapten

c. Asam nukleat merupakan antigen yang tidak imunogenik

d. Protein merupakan imunogenik

Page 99: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Contoh-contoh antigen antara lain:

1. Bakteri

2. Virus

3. Sel darah yang asing

4. Sel-sel dari transplantasi organ

5. Toksin

Sifat-sifat umum imunogen

1. Keasingan

Kebutuhan utama dan pertama suatu molekul untuk memenuhi syarat sebagai

imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing terhadap hospes. Secara alami

respon imun akan terjadi pada komponen yang biasanya tidak ada dalam tubuh atau biasanya

tidak terpapar pada sistem limforetikuler hospes.

2. Sifat-sifat Fisik

Agar suatu zat dapat menjadi imunogen, ia harus mempunyai ukuran minimum

tertentu, imunogen yang mempunyai berat molekul yang kecil, respon terhadap hospes

minimal, dan fungsi zat tersebut sebagai hapten sesudah bergabung dengan proten-proten

jaringan. Hapten dapat merangsang terjadinya respon imun yang kuat jika bergabung proten

pembawa dengan ukuran sesuai.Perlu diperhatikan bahwa hapten-proten diarahkan pada

(1)hapten,(2)pembawa, dan (3)daerah spesifikasi tumpang tindih. yang melibatkan hapten dan

unsur yang berdekatan lainnya. Pada imunitas humoral, spesifisitas diarahkan pada

hapten.sedangkan pada imunitas selular, reaktifitas diarahkan baik pada hapten maupun pada

proten pembawa.

3. Kompleksitas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas imunogen meliputi baik sifat fisik

maupun kimia molekul. Keadaan aggegasi molekul misalnya dapat mempengaruhi

imunogenitas. Larutan proten-protein monometrik dapat benar-benar merangsang terjadinya

Page 100: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

keadaan refraktair atau tolerans bila berada dalam bentuk monometrik, tetapim sangat

imunogen bila dalam berada polimetrik atau keadaan agregasi.

4. Bentuk-bentuk (Conformation)

Tidak adanya bentuk dari molekul tertentu yang imunogen. Polipeptid linear atau

bercabang, karbohidrat linear atau bercabang, serta protein globular, semuanya mampu

merangsang terjadinya respon imun.Meskipun demikian antibodi yang dibentuk dari aneka

macam kombinasi struktur adalah sangat spesifik dan dapat dengan cepat mengenal

perbedaan-perbedaan ini. Bila bentuk antigen berubah, antibodi dirangsang dalam bentuk

aslinya yang tidak bergabung lagi

5. Muatan (charge)

Imunogenitas tidak terbatas pada molekuler tertentu;tidak terbatas pada molekuler

tertentu, zat-zat yang bermuatan positif, negatif, dan netral dapat imunogen. Namun demikian

imunogen tanpa muatan akan memunculkan antibodi yang tanpa kekuatan . Telah terbukti

bahwa imunitas dengan beberapa imunogen bermuatan positif akan menghasilkan imunogen

bermuatan negatif.

6. Kemampuan masuk

Kemampuan masuk suatu kelompok determinan pada sistem pengenalan akan

menentukan hasil respon imun. Perkembangan baru-baru ini telah memungkinkan penelitian

untuk mempersiapkan polipeptid imunogenik sintetik yang berisi sejumlah asam amino

terbatas dan yang susunan kimianya dapat ditentukan.

3. Antibodi

Antibodi adalah protein serum yang mempunyai respon imun (kekebalan) pada tubuh

yang mengandung Imunoglobulin (Ig). Ig dibentuk oleh sel plasma (proliferasi sel B) akibat

kontak/dirangsang oleh antigen. Macam Imunoglobulin: Ig G, Ig A, Ig M, Ig E dan Ig D.

Page 101: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

a.Imunoglobulin G

Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta membentuk imunitas bayi

sampai berumur 6 sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat opsonin berhubungan erat dengan

fagosit, monosit dan makrofag. Berperan pada imunitas seluler yang dapat merusak antigen

seluler berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil.

b.Imunoglobulin A

Sedikit dalam serum. Banyak terdapat dalam saluran nafas, cerna, kemih, air mata,

keringat, ludah dan air susu. Fungsinya menetralkan toksin dan virus, mencegah kontak antara

toksin/ virus dng sel sasaran dan mengumpalkan/ mengganggu gerak kuman yang

memudahkan fagositosis.

c.Imunoglobulin M

Tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh tubuh akibat rangsangan

antigen sifilis, rubela, toksoplasmosis. Fungsinya mencegah gerakan mikroorganisme antigen

memudahkan fagositosis dan Aglutinosis kuat terhadap antigen.

Page 102: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

d.Imunoglobulin E

Jumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel mastosit, basofil dan eosinofil.

Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing, skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap invasi

parasit seperti cacing.

e.Imunoglobulin D

Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Tidak dapat mengikat komplemen. Mempunyai

aktifitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen.

Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan

sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok

prajurit pejuang dalam sistem kekebalan.

Antibodi akan menghancurkan bakteri atau virus tertentu yang menyerang sistem

pertahanan tubuh manusia. Antibodi mempunyai dua fungsi, pertama untuk mengikatkan diri

kepada sel-sel musuh, yaitu antigen. Fungsi kedua adalah membusukkan struktur biologi

antigen tersebut lalu menghancurkannya. Berada dalam aliran darah dan cairan non-seluler,

antibodi mengikatkan diri kepada bakteri dan virus penyebab penyakit. Mereka menandai

molekul-molekul asing tempat mereka mengikatkan diri. Dengan demikian sel prajurit tubuh

dapat membedakan sekaligus melumpuhkannya.Antibodi bersesuaian dengan antigen secara

sempurna, seperti anak kunci dengan lubangnya yang dipasang dalam struktur tiga dimensi.

Tubuh manusia mampu memproduksi masing-masing antibodi yang cocok untuk hampir setiap

musuh yang dihadapinya. Antibodi bukan berjenis tunggal. Sesuai dengan struktur setiap

musuh, maka tubuh menciptakan antibodi khusus yang cukup kuat untuk menghadapi musuh.

Hal ini karena antibodi yang dihasilkan untuk suatu penyakit belum tentu berhasil bagi penyakit

lainnya.

Membuat antibodi spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang luar

biasa dan proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya dengan

baik. Dan, di alam ini terdapat jutaan musuh (antigen). Satu sel B yang sedemikian kecil,

menyimpan jutaan bit informasi dalam memorinya, dan dengan sadar menggunakannya dalam

Page 103: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

kombinasi yang tepat. Tersimpannya jutaan formula dalam suatu sel yang sangat kecil

merupakan keajaiban yang diberikan kepada manusia. Yang tak kurang menakjubkan adalah

bahwa kenyataannya sel-sel menggunakan informasi ini untuk melindungi kesehatan manusia.

Satu sel B menggandakan antibodi spesifiknya dan mencantolkannya ke permukaan luar

membran selnya. Antibodi memanjang keluar seperti jarum, aerial yang sudah menyesuaikan

diri menunggu berkontak dengan sekeping protein tertentu yang bisa mereka kenali. Antibodi

tersebut terdiri dari dua rantai ringan dan dua rantai berat asam amino yang bersambungan

dalam bentuk Y. Setelah digandakan sampai jutaan, sebagian besar sel B berhenti membelah

dan menjadi sel plasma, jenis sel yang bagian dalamnya berisi alat untuk membuat satu produk

antibodi. Sebagian sel B lain membelah terus tak berhingga, dan menjadi sel memori. Antibodi

bebas yang dibuat oleh sel plasma berkeliling di darah dan cairan limpa. Ketika antibodi

mengikatkan diri pada antigen sasarannya, bentuknya berubah. Perubahan bentuk inilah yang

membuat antibodi "menempel" di bagian luar makrofag.

4. ikatan antigen dan antibodi

Reaksi antigen dan antibodi

Kespesifikan reaksi antara antigen dan antibodi telah ditunjukkan melalui penelitian-

penelitian yang dilakukan oleh Landsteiner. Ia menggabungkan radikal-radikal organik kepada

protein dan menghasilkan antibodi terhadap antigen-antigen tersebut. Keputusan yang

diperolehi menunjukkan antibodi dapat membedakan antara kelompok berbeda pada protein

ataupun kumpulan kimia yang sama tetapi berbeda kedudukan.

Ikatan kimia antara antigen dan antibodi

Terdiri dari ikatan non kovalen, (seperti ikatan hidrogen, van der Waals, elektrostatik,

hidrofobik), sehingga reaksi ini dapat kembali ke semula (reversible). Kekuatan ikatan ini

bergantung kepada jarak antara paratop dan bagian-bagian tertentu pada epitop.

Reaksi pelarutan (precipitation)

Antara antibodi khusus dengan antigen larut seperti protein. Penelitian yang dilakukan

oleh Heidelberger dan Kendall menunjukkan reaksi ini dapat optimum pada zona kesetaraan

(equivalence zone) di mana antibodi dan antigen terbentuk pada kondisi yang paling sesuai

Page 104: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

untuk membentuk satuan ikatan (lattice). Pada zona antibodi berlebih (antibody excess zone)

dan zona antigen Berlioz (antigen excess zone) maka pembentukan satuan ikatan tidak

optimum dan masih terdapat antibodi atau antigen bebas yang tidak terdapat dalam larutan.

Reaksi pembekuan (aglutinasi)

Antara antibodi khusus dengan antigen partikulat seperti bakteria, sel dll. Prinsip-prinsip

reaksi pembekuan adalah sama seperti reaksi pelarutan. Di dalam percobaan di atas antibodi

spesifik terhadap antigen dicairkan dalam satu set telaga piring mikrotiter (baris atas),

kemudian antigen pada kepekatan yang sama ditambah kepada setiap telaga yang mengandung

antibodi. Selepas eraman untuk jangka masa yang sesuai telaga-telaga dicerap untuk melihat

sama ada terdapat pembentukan aglutinat (baris kedua). Keputusan yang diperolehi

menunjukkan terdapat aglutinat terbentuk dalam telaga 2 – 5 dan tidak dalam telaga-telaga

lain. Dalam telaga pertama aglutinat tidak terbentuk walaupun terdapat banyak antibodi

kerana nisbah antigen:antibodi tidak optimum untuk pembentukan aglutinat. Kepekatan

antibodi adalah terlalu tinggi berbanding antigen. Ini dipanggil sebagai fenomenon prozon.

Dalam telaga 6 dan 7 kepekatan antibodi adalah terlalu rendah dan tidak cukup untuk untuk

menghasilkan aglutinat. Dalam percubaan di atas titer antibodi terdapat pada telaga 5 kerana

ini ialah cairan tertinggi yang menghasilkan tindak balas positif, iaitu penglutinatan. Rajah

sebelah bawah menunjukkan mekanisme tindak balas penghemaglutinatan tak terus (indirect

hemagglutination reaction). Dalam kaedah ini antigen larut diselaputkan ke permukaan eritrosit

dan kehadiran antibodi terhadap antigen tersebut dikesan.

Interaksi antigen-antibodi dapat menimbulkan berbagai akibat, antara lain,

1.Presiptasi, terjadi apabila antigen merupakan bahan larut dalam cairan garam fisiologik.

2.Aglutinasi, terjadi apabila antigen merupakan bahan tidak larut ataupartikel-partikel kecil.

3.Netralisasi, terutama pada toksin.

4.Aktivasi komplemen.

5. Teknik Imunohistokimia

Teknik imunohistokimia bermanfaat untuk identifikasi, lokalisasi, dan karakterisasi suatu

antigen tertentu, serta menentukan diagnosis, therapi, dan prognosis kanker. Teknik ini diawali

Page 105: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

dengan pembuatan irisan jaringan (histologi) untuk diamati dibawah mikroskop. Interaksi

antara antigen-antibodi adalah reaksi yang tidak kasap mata. Tempat pengikatan antara

antibodi dengan protein spesifik diidentifikasi dengan marker yang biasanya dilekatkan pada

antibodi dan bisa divisualisasi secara langsung atau dengan reaksi untuk mengidentifikasi

marker. Marker dapat berupa senyawa berwarna : Luminescence, zat berfluoresensi :

fluorescein, umbelliferon, tetrametil rodhamin, logam berat : colloidal, microsphere, gold,

silver, label radioaktif, dan enzim : Horse Radish Peroxidase (HRP) dan alkaline phosphatase.

Enzim (yang dipakai untuk melabel) selanjutnya direaksikan dengan substrat kromogen (yaitu

substrat yang menghasilkan produk akhir berwarna dan tidak larut) yang dapat diamati dengan

mikroskop bright field (mikroskop bidang terang). Akan tetapi seiring berkembangnya ilmu

pengetahuan khususnya dunia biologi, teknik imunohistokimia dapat langsung diamati (tanpa

direaksikan lagi dengan kromogen yang menghasilkan warna) dibawah mikroskop fluorescense.

Metode Direct

Prinsip dari metode imunohistokimia direct adalah menggunakan antibodi primer yang

sudah terlabel dan berikatan langsung dengan antigen target secara langsung. Metode langsung

(direct method) merupakan metode pengecatan satu langkah karena hanya melibatkan 1 jenis

antibodi, yaitu antibodi yang terlabel, contohnya antiserum terkonjugasi fluorescein

isothiocyanate (FITC) atau rodhamin.

Pada metode direct, antibodi spesifik yang mengenali antigen jaringan akan dimodifikasi

dengan mengkonjugasikan molekul indikator pada antibodi tersebut. molekul indikator

tersebut dapat berupa molekul yang berpendar seperti biotin atau enzim peroksidase, sehingga

apabila diberikan substrat akan memberikan warna pada jaringan tersebut.

Page 106: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Metode Indirect

Prinsip metode imunohistokimia indirect menggunakan antibodi primer yang tidak ada

labelnya, namun digunakan juga antibodi sekunder yang sudah memiliki label dan akan bereaksi

dengan IgG dari antibodi primer. Metode tidak langsung (indirect method) menggunakan dua

macam antibodi, yaitu antibodi primer (tidak berlabel) dan antibodi sekunder (berlabel).

Antibodi primer bertugas mengenali antigen yang diidentifikasi pada jaringan (first layer),

sedangkan antibodi sekunder akan berikatan dengan antibodi primer (second layer). Antibodi

kedua merupakan anti-antibodi primer. Pelabelan antibodi sekunder diikuti dengan

penambahan substrat berupa kromogen. Kromogen merupakan suatu gugus fungsi senyawa

kimiawi yang dapat membentuk senyawa berwarna bila bereaksi dengan senyawa tertentu.

Penggunaan kromogen fluorescent dye seperti FITC, rodhamin, dan Texas-red disebut metode

immunofluorescence, sedangkan penggunaan kromogen enzim seperti peroksidase, alkali

fosfatase, atau glukosa oksidase disebut metode immunoenzyme. Pada metode ini antibodi

spesifik yang mengenali antigen jaringan disebut sebagai antibodi primer dan tidak dilakukan

modifikasi pada antibodi ini. Namun diperlukan antibodi lain yang dapat berikatan dengan

antibodi primer yang disebut dengan antibodi sekunder. Antibodi sekunder ini dimodifikasi

sehingga memiliki molekul indikator pada antibodi tersebut. Setiap 1 antibodi primer dapat

dikenali oleh lebih dari 1 antibodi sekunder, oleh karena itu, setelah diberikan substrat akan

terbentuk warna yang lebih jelas pada jaringan tersebut.

Metode Peroxidase – anti – Peroxidase (PAP)

Adalah analisis imunohistokimia menggunakan tiga molekul peroksidase dan dua

antibodi yang membentuk seperti roti sandwich. Teknik ini memanfaatkan afinitas antibodi

Page 107: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

terhadap antigen (enzim) untuk membentuk kompleks imun stabil sebagai perlawanan

terhadap proses kimia terkonjugasi Fitur unik dari prosedur ini adalah larutan enzim – antibodi

dan kompleks imun PAP. Enzim Horseradish Peroksidase, protein imunogenik, digunakan untuk

menyuntik spesies tertentu dan merespon imun poliklonal yang dihasilkan terhadap enzim.

Antiserum ini dipanen dan ditempatkan dalam larutan pada enzim sehingga membentuk

kompleks imun yang larut.

Metode Avidin-Biotin-Complex (ABC)

Adalah metode analisis imunohistokimia menggunakan afinitas terhadap molekul

avidin- biotin oleh tiga enzim peroksidase. Situs pengikatan beberapa biotin dalam molekul

avidin tetravalen bertujuan untuk amplifikasi dan merespon sinyal yang disampaikan oleh

antigen target.

Jawablah Pertanyaan ini :

1. Buatlah table perbedaan mengenai anti gen dengan antibodi .. !!

2. Jelaskan secara singkat ikatan antigen-antibodi.. !!

Page 108: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 11

MATERI POKOK :

Konsep dan teknis Imunohistokimia

1. Definisi

2. Pembuatan blok Parafin

3. deparafinasi

4. Teknik imunohistokimia

1. Definisi Histokimia (sudah di bahas pada pertemuan sebelumnya).

2. Pembuatan blok Parafin

Mekanisme Imunokimia

Rangkaian pemeriksaan Imunohistokimia dimulai dengan pengambilan sampel lalu pembuatan

paraffin block. Setelah itu dilakukan pewarnaan imunohistokimia. Berikut perinciannya :

A. Pembuatan paraffin block

Metode paraffin merupakan cara pembuatan preparat permanen dengan menggunakan

paraffin sebagai media embedding dengan tebal irisan kurang lebih mencapai 6 µm-8 µm.

Metode in imemiliki irisan yang lebih tipis dibandingkan dengan menggunakan metode beku

atau metode seloidin yang tebal irisannya kurang lebih mencapai 10 µm. Prosesnya juga jauh

lebih cepat dibandingkan metode seloidin. Selain itu metode parafin juga memiliki kejelekan

yaitu jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah patah, jaringan-jaringan yang besar menjadi

tidak dapat dikerjakan, dan sebagian besar enzim-enzim akan larut karena menggunakan

metode ini. Langkah-langkahnya :

1. Jaringan dicuci dengan PBS

2. Difiksasi dengan formalin 10%

3. Dilakukan dehidrasi menggunakan alcohol bertingkat (30%, 50%, 70%, 80%, 96% dan

absolute)

4. Clearing menggunakan xilol 2 kali, masing-masing 60 menit.

Page 109: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

5. Infiltrasi menggunakan paraffin lunak selama 60 menit pada suhu 480C.

6. Block dalam paraffin keras pada cetakan dan diamkan selama sehari.

7. Tempelkan. Pada holder dilakukan pemotongan setebal 4-6 mm dengan rotary microtome.

8. Mounting pada objek dengan gelatin 5%

3. Proses deparafinisasi

Deparafinisasi adalah proses penghilangan parafin menggunakan xylol. Adapun langkah-

langkah deparafinisasi adalah :

1. Slide direndam xilol 2 kali, masing-masing selama 5 menit.

2. Rehidrasi menggunakan alcohol bertingkat (30%, 50%, 70%, 80%, 96% dan absolute)

masing-masing 5 menit

3. Bilas dengan dH2O selama 5 menit

4. Teknik Imunohistokimia

Teknik imunohistokimia bermanfaat untuk identifikasi, lokalisasi, dan karakterisasi suatu

antigen tertentu, serta menentukan diagnosis, therapi, dan prognosis kanker. Teknik ini diawali

dengan pembuatan irisan jaringan (histologi) untuk diamati dibawah mikroskop. Interaksi

antara antigen-antibodi adalah reaksi yang tidak kasap mata. Tempat pengikatan antara

antibodi dengan protein spesifik diidentifikasi dengan marker yang biasanya dilekatkan pada

antibodi dan bisa divisualisasi secara langsung atau dengan reaksi untuk mengidentifikasi

marker. Marker dapat berupa senyawa berwarna : Luminescence, zat berfluoresensi :

fluorescein, umbelliferon, tetrametil rodhamin, logam berat : colloidal, microsphere, gold,

silver, label radioaktif, dan enzim : Horse Radish Peroxidase (HRP) dan alkaline phosphatase.

Enzim (yang dipakai untuk melabel) selanjutnya direaksikan dengan substrat kromogen (yaitu

substrat yang menghasilkan produk akhir berwarna dan tidak larut) yang dapat diamati dengan

mikroskop bright field (mikroskop bidang terang). Akan tetapi seiring berkembangnya ilmu

pengetahuan khususnya dunia biologi, teknik imunohistokimia dapat langsung diamati (tanpa

direaksikan lagi dengan kromogen yang menghasilkan warna) dibawah mikroskop fluorescense.

Page 110: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Jawablah pertanyaan berikut ini :

1. Jelaskan dengan menggunakan bagan atau skema

a. Pembuatan blok Parafin

b. Deparafinasi

c. Teknik imunohistokimia

Page 111: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 12

MATERI POKOK :

Rancangan dan percobaan pencarian antikanker :

1. desain Percobaan Kemopreventif

2. desain Percobaan kemoterapi

Selama ini untuk mengobati kanker, orang lebih cenderung menggunakan metode terapi

modern, seperti kemoterapi dan radiasi. Namun sebenarnya kemoterapi tidak hanya digunakan

untuk mengobati kanker tapi juga untuk mencegahnya. Nah kemoterapi yang digunakan untuk

pencegahan ini disebut kemoterapi preventif. Subjek kemoterapi adalah para penderita kanker.

Targetnya adalah sel kanker yang ada di dalam tubuhnya. Sedangkan kemopreventif, targetnya

adalah masyarakat normal atau masyarakat yang belum menderita kanker.Tujuannya untuk

menghambat tumor atau kanker. Targetnya adalah sel normal (jinak) agar terproteksi atau tidak

terkena kanker. Kemopreventif ini dilakukan dengan mengonsumsi berbagai herbal alami.

Diantaranya, Kunyit, Temu Lawak, Jahe, teh Hijau, Kedele, Anggur, madu, Bawang Putih, Kubis,

dan Brokoli. Sayangnya, banyak diantara tanaman herbal asli Indonesia itu yang diteliti di

Amerika Serikat dan dipatenkan di sana. Beberapa jenis tanaman herbal Indonesia yang bisa

mengatasi sel kanker tersebut adalah Sambiloto, akar Pasak Bumi, herba Ceplukan, daun

Sambung Nyawa, Kunir Putih, dan biji Jarak. Kenyataan yang sering ditemui adalah bahwa

masyarakat yang terkena kanker tidak puas hanya dengan mengkonsumsi obat antikanker

(kemoterapi) yang diberikan oleh dokter saja, tetapi juga masih mencari alternatif lain dari

tanaman (herbal) yang diyakini memiliki senyawa penangkal yang bersifat antioksidan dan

kemopreventif yang berkhasiat antikanker.

Agen Kemopreventif pada umumnya memiliki aktivitas penghambatan perkembangan

kanker serta dapat meningkatkan kemungkinan kesembuhan dan menurunkan rasa sakit yang

dialami oleh penderita kanker. Agen kemoprevensi awalnya ditujukan untuk perkembangan

tumor di awal karsiogenesis sebelum terjadi invasi dan metafisis. Namun, dalam

perkembangan, agen kemoprevensi dapat digunakan sebagai agen komplementer untuk

Page 112: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

meningkatkan efikasi agen kemoterapi. Pendekatan ko-kemoterapi adalah kombinasi antara

agen kemopreventif dengan agen kemoterapi agar menghasilkan efek yang lebih baik

dibandingkan dengan agen kemoterapi saja. Kanker, lanjutnya, adalah penyakit yang memiliki

masa laten relatif panjang. Dengan proses yang dinamakan karsinogenesis terjadi mutasi

genetik pada gen berperan pada proses pertumbuhan sel. Kemoprevensi adalah upaya

penggunaan agen sintetik atau bahan alam, baik tunggal maupun campuran untuk mencegah,

menghambat, dan mengembalikan fungsi normal dari proses perkembangan penyakit

Perubahan-perubahan genetik dan ekspresi protein yang semakin banyak pada proses

karsiogenesis, menjadi dasar penting untuk pengembangan agen kemoprevensi kanker. Agen

ini diharapkan dapat menghambat karsiogenesis dan dapat memacu kematian sel kanker

Pengembangan antikanker dan kemopreventif dengan didasarkan pada pengaturan siklus

sel diarahkan pada penghambatan terjadinya proses pembelahan sel kanker sehingga senyawa

ataupun protein yang dihasilkan oleh penderita kanker dapat mencegah terjadinya sintesis DNA

dan mitosis. Pada berbagai kasus kanker, sering ditandai dengan hilangnya pRb, inaktivasi

p16INK4, amplifikasi Cdk-4, dan meningkatnya ekspresi cyc D1 yang akan memacu proliferasi

sel kanker. Hal lain yang juga berpengaruh pada timbulnya kanker adalah terjadinya mutasi

pada gen p53 dan bcl2. Strategi pengembangan obat antikanker pada proses ini dapat

diarahkan untuk menghambat cyc D1, dan bcl2 serta aktivasi untuk meningkatkan ekspresi

p16INK4 dan p53.

Pada penelitian kemopreventif ini akan dimulai dengan bioassay guided fractionation akar

pasak bumi terhadap sel kanker mulai dari ekstrak, fraksi, dan isolat hingga diperoleh isolat

aktif. Selanjutnya untuk mengetahui mekanisme aksi perlu dilakukan uji mekanisme molekuler

secara in vitro dan in vivo.

Mekanisme Senyawa Kemopreventif

Pemahaman tentang proses karsinogenesis merupakan pengembangan strategi dalam

pengobatan penyakit kanker. Pendekatan terapi kanker menggunakan agen kemopreventif

lebih menjanjikan daripada obat antikanker konvensional. Agen kemopreventif sendiri dapat

didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menghambat dan menekan proses karsinogenesis

pada manusia sehingga pertumbuhan kanker dapat dicegah (Kakizoe, 2003).

Page 113: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Pada terapi kuratif kanker, pengembangan agen kemopreventif didasarkan pada regulasi daur

sel termasuk reseptor-reseptor hormone pertumbuhan dan protein kinase, penghambatan

angiogenesis, penghambatan enzim siklooksigenase-2 (COX-2), dan induksi apoptosis. Agen

kemopreventif mempunyai target aksi spesifik melalui mekanisme-mekanisme molekuler

tersebut. Ketidaknormalan pada daur sel dan regulasi apoptosis, peningkatan enzim COX-2, dan

proses angiogenesis hanya terjadi pada sel yang terkena kanker meskipun pada beberapa kasus

angiogenesis terjadi pada jantung. Oleh karena itu, agen kemopreventif relatif aman dan tidak

berpengaruh pada sel normal.

Pendekatan terapi kanker melalui antiangiogenesis dapat dilakukan dengan agen

vaskulostatin yaitu agen yang dapat menghambat proses pembentukan pembuluh darah baru

(Matter, 2001). Sel kanker mengalami kematian karena tidak mendapat suplai nutrisi dan oksigen.

Penghambatan angiogenesis menjadi titik tangkap yang penting dalam pengobatan kanker.

Penyebaran sel kanker secara hematogenik dan limfogenik sangat berhubungan dengan

angiogenesis. Sel-sel tumor mengadakan penetrasi dengan cepat melalui sel endotel dan mengikuti

aliran darah ke seluruh tubuh dan menyebar ke organ lain (Folkman, 1976). Inisiasi, invasi, dan

metastatis kanker diyakini sebagai peristiwa yang sangat tergantung pada angiogenesis.

Berdasarkan sebuah pandangan praktis, sebagian besar inhibitor angiogenesis juga mempunyai aksi

sebagai antiinvasi dan komponen antimetastatis.

Lain hal, terjadinya tumor dan kanker ganas (malignan) akan memicu ekspresi COX-2

yang berlebih. Peningkatan ekspresi COX-2 diikuti produksi prostaglandin E2 (PGE2) yang

berperan dalam proliferasi, dan memacu proses angiogenesis sel kanker (King, 2000). Beberapa

senyawa yang digunakan sebagai kemopreventif mempunyai aktivitas menghambat COX-2

sehingga dapat menurunkan tranformasi sel malignan (Surh et al., 2003).

Salah satu fenotip abnormal dari sel kanker adalah disregulasi dari kontrol daur sel, yaitu

terjadi gangguan mekanisme kontrol sehingga sel akan berkembang tanpa mekanisme kontrol

sebagaimana pada sel normal (Gondhowiardjo, 2004). Retinoblastoma (Rb) dan protein p53

sebagai penekan tumor merupakan protein yang berperan penting dalam pengaturan siklus sel

sebagai materi antiproliferasi maupun sebagai pengatur proses apoptosis karena adanya

kerusakan DNA. Inaktivasi p53 akan mengakibatkan sel berproliferasi secara berlebihan. Efek

antiproliferatif dari beberapa senyawa yang berpotensi sebagai antikanker salah satunya adalah

Page 114: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

melalui kemampuannya menunda daur sel dengan menghambat aktivitas cyclin-CDK maupun

protein-protein kinase lainnya. Agen kemopreventif alami, di antaranya adalah flavonoid, dapat

menginduksi penghentian fase G1. Agen kemopreventif lain seperti kurkumin dapat

mempengaruhi siklus sel pada transisi fase G0/G1 dan G2/M. Pengaruh agen kemopreventif

melalui penghambatan siklus sel dapat menyebabkan sel akan berhenti membelah dan

proliferasi sel akan berhenti.

Apoptosis merupakan kematian sel yang diprogram sebagai respon terhadap

rangsangan tertentu. Salah satu kelompok protein yang berperan terhadap kematian sel adalah

Bcl-2. Beberapa anggota keluarga protein Bcl-2 antiapoptosis seperti Bcl-2, Bcl-XL, Mcl1, dan

Bag berfungsi untuk mencegah kematian sel, sedangkan anggota keluarga protein Bcl-2

proapoptosis seperti Bak, Bax, dan Bad menginduksi apoptosis. Selain pembuangan senyawa

obat melalui pompa efflux P-gp (P-glikoprotein), ekspresi berlebihan dari Bcl-2/Bcl-XL pada

kanker juga dapat meningkatkan resistensi terhadap kemoterapi dan radioterapi. Oleh karena

itu, target penting dalam pengobatan kanker adalah penekanan ekspresi protein antiapoptosis

selain penekanan ekspresi P-gp.

B A

Penjelasan :

Desain penelitian Kemopreventif (Penelitian dimulai dari A)

Desain penelitian ini dimulai dengan penyuntikkan senyawa pencegahan kanker kepada mencit

sehat. Kemudian mencit dipaparkan dengan agen penyebab kanker, lalu dilihat berapa sel

normal yang terinduksi menjadi sel kanker.

Desain Penelitian Kemoterapi (Penelitian dimulai dari B)

Penginduksi

Penyebab

Kanker

Mencit Sehat Senyawa

Pencegah

Kanker

Desain Penelitian Kemoterapi Desain Penelitian Kemopreventif

Page 115: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Desain penelitian ini dimulai dari penginduksian mencit sehat dengan agen penyebab kanker.

Kemudian disuntikkan senyawa yang diduga sebagai anti kanker. Dilihat seberapa besar

penurunan jumlah sel kanker yang ada.

Jawablah pertanyaan berikut ini :

1. Sebutkan contoh percobaan agen kemoterapi!

2. Sebutkan contoh percobaan agen kemoprevetif!

Page 116: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 13

MATERI POKOK :

Penelusuran mekanisme antikanker secara in vitro

Pemanfaatan sel mamalia dalam bidang bioteknologi telah berkembang dengan pesat.

Kultur sel mamalia yang digunakan saat ini, baik kultur sel primer, kultur sekunder maupun lini

sel sangat beragam jenis dan jumlahnya. Pemanfaatan kultur sel mamalia sangat luas, di

antaranya meliputi studi mekanisme penyakit pada aras molekuler, penelusuran mekanisme

aksi obat, ekspresi dan produksi protein rekombinan dan antibodi monoklonal serta penentuan

regimen terapi yang tepat bagi pasien di rumah sakit.

Di dalam bidang farmasi, khususnya dalam penemuan obat, peran kultur sel mamalia

sangatlah penting. Sel mamalia banyak digunakan untuk pengembangan teknik-teknik

pengujian secara in vitro.

Sebut saja penelitian antikanker, pengujian umum yang dilakukan untuk mengetahui

potensi suatu senyawa atau bahan adalah uji sitotoksisitas pada sel kanker. Parameter IC50

digunakan sebagai parameter untuk melihat potensi kandidat antikanker tersebut.

Untuk menguji suatu kandidat antikanker, parameter IC50 hanyalah data awal saja.

Parameter lain yang umum diamati adalah jenis kematian sel yang diakibatkan oleh kandidat

antikanker. Apakah nekrosis atau apoptosis.

Contoh Penelitian :

Bagian ketiga adalah mengkaji mekanisme in vitro antikanker melalui penghambatan

inflamasi, pemacuan apoptosis, dan penghambatan pembelahan sel. Penghambatan

inflamasi melalu penurunan ekspresi COX-2. Pemacuan apoptosis dikaji melalui

mekanisme ekspresi penurunan ekspresi bcl-2, dan peningkatan kaspase 3.

Mekanisme antiproliferasi melalui mekanisme peningkatan ekspresi p53, p21,

GADD45, serta penurunan ras sesudah pemberian isolat paling aktif terhadap cell line

T47D secara in vitro. Penelitian ini termasuk dalam jenis eksperimental.

Page 117: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Senyawa golongan flavonoid mampu menghambat proses karsinogenesis baik secara

in vitro maupun in vivo. Penghambatan terjadi pada tahap inisiasi, promosi maupun

progresi melalui mekanisme molekuler antara lain inaktivasi senyawa karsinogen,

antiproliferatif, penghambatan angiogenesis dan daur sel, induksi apoptosis, dan

aktivitas antioksidan (Ren et al., 2003). Sebagian besar senyawa karsinogen seperti

hidrokarbon aromatik polisiklik (HAP) memerlukan aktivasi oleh enzim sitokrom P450

membentuk intermediet yang reaktif sebelum berikatan dengan DNA. Ikatan kovalen

antara DNA dengan senyawa karsinogen aktif menyebabkan kerusakan DNA.

Flavonoid dalam proses ini berperan sebagai agen pencegah tumorigenesis.

Pengeblokan aksi karsinogen dapat melalui beberapa mekanisme antara lain melalui

inhibisi aktivitas isoenzim sitokrom P450 yaitu CYP1A1 dan CYP1A2 sehingga senyawa

karsinogen tidak reaktif. Mekanisme pencegahan yang lain dapat terjadi melalui

induksi enzim pemetabolisme fase II yang berperan penting dalam detoksifikasi

senyawa karsinogen. Flavonoid juga meningkatkan ekspresi enzim gluthation S-

transferase (GST) yang dapat mendetoksifikasi karsinogen reaktif menjadi tidak

reaktif dan lebih polar sehingga cepat dieliminasi dari tubuh. Selain itu, flavonoid juga

dapat mengikat senyawa karsinogen sehingga dapat mencegah ikatan dengan DNA,

RNA, atau protein target (Ren et al., 2003). Sifat antioksidan dari senyawa flavonoid

juga dapat menginhibisi proses karsinogenesis. Fase inisiasi kanker seringkali diawali

melalui oksidasi DNA yang menyebabkan mutasi oleh senyawa karsinogen (Kakizoe,

2003). Karsinogen aktif seperti radikal oksigen, peroksida dan superoksida, dapat

distabilkan oleh flavonoid melalui reaksi hidrogenasi maupun pembentukan

kompleks (Ren et al., 2003). Peningkatan ekspresi enzim GST memberikan

keuntungan apabila dikombinasikan dengan obat-obat sitostatik. Pada umumnya,

obat-obat sitostatik yang aktif sebagai antikanker adalah bentuk molekulnya, kecuali

tipe alkilator seperti klorambusil, siklofosfamid, bleomisin, dan teotepa. Metabolit

hasil biotransformasi fase I dari obat sitostatik bersifat lebih toksik dan tidak

mempunyai efek farmakologis. Enzim GST akan mendetoksifikasi metabolit tersebut

melalui reaksi konjugasi dengan gluthation sehingga menghasilkan metabolit yang

Page 118: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

lebih polar dan mudah diekskresikan dari tubuh. Meiyanto et al. (2007) melaporkan

bahwa ekstrak etanolik daun G. procumbens mampu menghambat pertumbuhan

tumor payudara tikus yang diinduksi karsinogen DMBA (7,12-dimetil

benz(a)ntrazena). Pemberian ekstrak sebelum dan selama fase inisiasi mampu

meningkatkan aktivitas enzim GST. Dengan demikian, detoksifikasi metabolit DMBA

(epoksida) akan meningkat dan dapat diekskresikan dalam bentuk merkapturat

(bentuk yang lebih polar) ke dalam urin atau feses. Penurunan metabolit reaktif

DMBA menyebabkan penurunan insidensi ikatan dengan DNA (DNA adduct) sehingga

proses karsinogenesis dapat dihambat.

Jawablah Pertanyaan ini :

1. Apa yang Anda ketahui tentang penelusuran mekanisme Antikanker secara in vitro ?

2. Sebutkan contoh yang lain dari penelitian di atas ?

Page 119: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

PERTEMUAN 14

MATERI POKOK:

Penelusuran mekanisme antikanker secara in vivo

Contoh desain penelitian in vivo

Bagian keempat adalah mengetahui aktivitas kemopreventif ekstrak etanol

terstandard isolat aktifnya secara in vivo terhadap tikus yang diinduksi DMBA.

Penelitian ini termasuk jenis eksperimental. Rancangan penelitian yang digunakan

adalah pre test-post test control group design, yaitu penelitian dengan perolehan

data sebelum dan sesudah perlakuan dengan tetap menggunakan variabel kontrol.

Selanjutnya dilakukan penelitian untuk mengetahui mekanisme aksi kemopreventif

ekstrak etanol terstandard isolat aktif terhadap tikus yang diinduksi DMBA secara in

vivo dengan mengkaji ekspresi COX-2, Bcl2, Kaspase-3, P53, P21, GADD45, dan Ras.

Bagian penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental. Rancangan penelitian

yang digunakan adalah posttest-only control design, yaitu penelitian dengan

perolehan hasil sesudah perlakuan dengan tetap menggunakan variable kontrol.

Fraksi flavonoid daun Sambung Nyawa memiliki prospek yang baik sebagai agen

kemopreventif untuk aplikasi kokemoterapi dengan obat-obat sitostatika

berdasarkan pada uji kombinasi in vitro yang menunjukkan efek sinergisme dengan

doxorubicin. Sebagai agen kemopreventif, ekstrak etanolik daun Sambung Nyawa

telah diketahui memiliki aktivitas sitotoksik dan antiproliferatif terhadap sel T47D dan

sel HeLa, aktivitas antiangiogenesis, antimutagenik, pencegahan tumorigenesis pada

tahap inisiasi maupun progresi secara in vivo, serta menunjukkan efek sinergisme

pada perlakuan kombinasi dengan doxorubicin secara in vitro.

Page 120: laelafarmasi.files.wordpress.com  · Web viewKANKER. DAN. KARSINOGENESIS. Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc., Apt. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt KATA PENGANTAR. Dalam menyelesaikan studinya,

Jawablah Pertanyaan berikut ini :

1. Apa yang Anda ketahui tentang penelusuran mekanisme Antikanker secara in vivo ?

2. Apa perbedaan penelusuran mekanisme Antikanker secara in vivo dengan penelusuran

mekanisme Antikanker secara in vitro ?

3. Sebutkan contoh peneletian penelusuran mekanisme Antikanker secara in vivo yang lainnya ?

4. Buatlah desain pencarian antikanker secara in vivo, secara berkelompok (3 mhs)!