ymayowan.lecture.ub.ac.idymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/02/sim1.docx · web viewkebutuhan...
TRANSCRIPT
DESAIN ULANG ORGANISASI DENGAN SISTEM INFORMASI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem informasi management
Disusun Oleh:
Okta Dwi Kurnia ( 105030207111019 )
Intan Rachmadhani ( 105030207111081 )
Ary Nurul Sutarmaningtyas ( 105030203111015 )
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak makalah ini tidak
mungkin terselesaikan dengan baik. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik senantiasa kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Malang,19 Mei 2012
Penulis
DESAIN ULANG ORGANISASI DENGAN SISTEM INFORMASI
Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry Fith Gerald : Sistem adalah suatu jaringan kerja
dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Karakteristik Sistem
Memiliki komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama
membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu
subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun
kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap
subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu
dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai
suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan
dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih
besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu
sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila
perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah
subsistemnya.
Batas sistem (boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem
yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu
sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang
lingkup (scope) dari sistem tersebut.
Lingkungan luar sistem (environment)
Lingkungan luar system adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi
operasi sistem.
Penghubung sistem (interface)
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem yang lainnya.
Masukan sistem (input)
Masukan sistem merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat
beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintanance input yang
digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk
diolah menjadi informasi.
Keluaran sistem (Output)
Keluaran sistem merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem.
Pengolah sistem (Process)
Pengolah system merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi
keluaran yang diinginkan.
Sasaran sistem
Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
Bagaimana dengan Sistem Baru dapat Mengubah Organisasi
Sistem informasi sebagai perubahan organisasi yang terencana. Pengenalan sistem
informasi baru tidak hanya melibatkan perangkat keras dan perangkat lunak. Ini juga
mencakup tentang perubahan pekerjaan, keterampilan, manajemen, dan organisasi.
Dalam filsafat sociotechnical, jika suatu organisasi tidak bisa menggunakan sistem
informasi yang baru, maka perlu dilakukan desain ulang organisasi. Satu hal penting
untuk mengetahui tentang pembangunan sebuah sistem informasi baru yaitu proses
perencanaan perubahan organisasi. Perancang sistem harus memahami bagaimana
satu sistem akan mempengaruhi organisasi secara keseluruhan, memfokuskan
terutama pada konflik organisasi dan perubahan pada tempat kedudukan dari ciri-ciri
keputusan Perancana sistem juga harus mempertimbangkan bagaimana sifat alami
kelompok kerja terhadap pergantian sistem baru. Sistem baru dapat berhasil secara
teknis kecuali terjadi kegagalan organisasional akibat satu kegagalan dalam sosial dan
proses politik dalam membangun system. Analis dan perancang bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa anggota inti organisasi berpartisipasi dalam proses
pembuatan system baru.
Pengembangan Sistem Informasi yang Cocok dengan Perencanaan Bisnis
Suatu organisasi yang memutuskan menggunakan system yang baru akan berpikir
untuk membangun sistem menjadi komponen penting dari proses perencanaan
organisasi. Organisasi perlu mengembangkan rencana sistem informsasi yang
mendukung seluruh rencana bisnis mereka dan menggabungkan sistem yang strategis
sampai tingkat atas perencanaan. Satu proyek tertentu yang telah dipilih dalam
konteks keseluruhan rencana strategis untuk area sistem, maka sistem informasi yang
terencana dapat dikembangkan. Rencana tersebut berfungsi sebagai petunjuk dalam
pengembangan sistem, dasar pemikiran, situasi saat ini, strategi pengelolaan, rencana
pelaksanaan, dan anggaran dana.
Hal mendasar dalam pengembangan sistem yaitu penganalisa sistem yang merupakan
bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna
tinggi dan memenuhi kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan ini dipengaruhi
sejumlah hal,yaitu :
Produktifitas, saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih bagus dan
lebih cepat. Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa
sistem yang berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk
mengambangkan sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan
sistem yang lebih baik (umumnya 50 % sampai 70 % sumber daya digunakan
untuk perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian perangkat lunak dan
perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
Realibilitas, waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum
menghabiskan 50% dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun
waktu 30 tahun sejumlah sistem yang digunakan di berbagai perusahaan
mengalami kesalahan dan ironisnya sangat tidak mudah untuk mengubahnya.
Jika terjadi kesalahan, ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu melakukan
pelacakan sumber kesalahan dan harus menemukan cara untuk mengoreksi
kesalahan tersebut dengan mengganti program, menghilangkan sejumlah
statement lama atau menambahkan sejumlah statement baru.
Maintabilitas, perawatan mencakup
Pengelola sistem informasi terorganisasi dalam suatu struktur manajemen. Oleh
karena itu bentuk / jenis sistem informasi yang diperlukan sesuai dengan level
manajemennya.
Manajemen level atas : untuk perencanaan strategis, kebijakan dan pengambilan
keputusan.
Manajemen level menengah : untuk perencanaan taktis.
Manajemen level bawah : untuk perencanaan dan pengawasan operasi.
Operator : untuk pemrosesan transaksi dan merespon permintaan.
Untuk pengembangan sebuah sistem informasi diperlukan struktur manajemen
organisasi personil. Strutktur dasarnya:
1. Direktur Sistem Informasi
2. Manajer Pengembangan Sistem
3. Analis Sistem
4. Programmer
5. Manejer Komputer dan Operasi.
Mengidentifikasi Aktivitas Inti Proses Pengembangan Sistem Perlunya
Pengembangan Sistem
Dengan seiringnya perkembangan jaman maka sebuah sistem tentu tidak selamanya
dapat digunakan dengan baik. Untuk itu perlu ada perubahan terhadap sistem tersebut
baik dengan cara memperbaiki sistem yang lama ataupun jika perlu untuk mengganti
sistem yang lama. Ada beberapa hal yang mendasari hal tersebut, antara lain:
• Ada permasalahan pada sistem yang lama.
Permasalahan yang dimaksud disini seperti adanya ketidakberesan pada sistem yang
lama sehingga hasilnyapun tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contohnya :
terdapat kesalahan-kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak yang menyebabkan
data pada suatu perusahaan tidak dapat terjamin kebenarannya, adanya kesempatan
atau peluang anggota dari sistem tersebut untuk melakukan kecurangan.
Permasalahan yang lain juga dapat disebabkan oleh pertumbuhan organisasi tersebut.
Contohnya pada sebuah perusahaan perdagangan yang berkembang yang sebelumnya
hanya sebatas dalam kota kini hingga nasional bahkan internasional. Pertumbuhan
organisasi (perusahaan) memaksa sistem yang dimiliki sebelumnya harus disesuaikan
dengan kebutuhan kerja dari perusahaan tersebut, misalnya transaksi yang
sebelumnya bersifat konvensional kini lebih moderen dengan memanfaatkan internet.
Untuk meraih kesempatan (opportunities) Sebuah sistem harus diperbaiki atau
dikembangkan juga disebabkan untuk meraih kesempatan dari suatu organisasi atau
perusahaan. Misalnya pada tingkat manajer pada sebuah perusahaan dituntut untuk
cepat menghasilkan suatu kebijakan agar perusahaan mendapatkan keuntungan yang
lebih banyak, sehingga perusahaan tersebut memanfaatkan Sistem Pendukung
Keputusan agar kebijakan yang didapat lebih cepat.
• Adanya intruksi-intruksi (directives) Sistem harus diperbaharui atau dikembangkan
juga disebabkan oleh faktor eksternal seperti pemerintah. Adanya kebijakan-
kebijakan pemerintah memaksa sebuah perusahaan menggunakan sistem yang tidak
bertentangan dengan kebijakan tersebut.
Pengembangan atau pembuatan sebuah sistem tentu tidak memakan biaya yang
sedikit, sehingga organisasi harus secara bijak menentukan apakah sistem yang
digunakan masih layak untuk dipakai atau sudah harus dikembangkan atau diganti.
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat sebuah sistem harus
diperbaiki adalah : keluhan dari pelanggan, pengiriman barang yang sering tertunda,
pembayaran gaji yang terlambat, ketidakberesan keuangan, persediaan barang yang
terlalu tinggi, investasi yang tidak efisien, dll.
Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi adalah sebagai
berikut :
1. Analisis Sistem: menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan
solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.
2. Perancangan Sistem: merancang output, input, struktur file, program, prosedur,
perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem
informasi
3. Pembangunan dan Testing Sistem: membangun perangkat lunak yang diperlukan
untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara akurat. Melakukan instalasi
dan testing terhadap perangkat keras dan mengoperasikan perangkat lunak
4. Implementasi Sistem: beralih dari sistem lama ke sistem baru, melakukan pelatihan
dan panduan seperlunya.
5. Operasi dan Perawatan: mendukung operasi sistem informasi dan melakukan
perubahan atau tambahan fasilitas.
6. Evaluasi Sistem: mengevaluasi sejauih mana sistem telah dibangun dan seberapa
bagus sistem telah dioperasikan.
Siklus tersebut berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di atas merupakan model
klasik dari pengembangan sistem informasi. Model-model baru, seperti prototyping,
spiral, 4GT dan kombinasi dikembangkan dari model klasik di atas.
Analisis Sistem
Alasan pentingnya mengawali analisis sistem:
1. Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
Untuk itu analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat
berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
2. Kebutuhan baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau lingkungan
sehingga diperlukan adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk
mendukung organisasi.
3. Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.
4. Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan.
Perancangan Sistem.
Analisis sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan what? Sedangkan desain
digunakan untuk menjawab pertanyaan how? Desain berkonsentrasi pada bagaimana
system dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis. Elemen-elemen
pengetahuan yang berhubungan dengan proses desain:
1. Sumber daya organisasi: bertumpu pada 5 unsur organisasi, yaitu: man, machines,
material, money dan methods.
2. Informasi kebutuhan dari pemakai: informasi yang diperoleh dari pemakai selama
fase analisis sistem.
3. Kebutuhan sistem: hasil dari analisis sistem.
4. Metode pemrosesan data, apakah: manual, elektromechanical, puched card, atau
computer base.
5. Operasi data. Ada beberapa operasi dasar data, antara lain: capture, classify,
arrange, summarize, calculate, store, retrieve, reproduce dan disseminate.
6. Alat bantu desain, seperti: dfd, dcd, dd, decision table dll.
Langkah dasar dalam proses desain:
1. Mendefinisikan tujuan sistem (defining system goal), tidak hanya berdasarkan
informasi pemakai, akan tetapi juga berupa telaah dari abstraksi dan karakteristik
keseluruhan kebutuhan informasi sistem
2. Membangun sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa
gambaran sistem secara keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional sebagai
unit sistem.
3. Menerapkan kendala organisasi (applying organizational contraints). Menerapkan
kendala-kendala sistem untuk memperoleh sistem yang paling optimal. Elemen
organisasi merupakan kendala, sedangkan fungsi-fungsi yang harus dioptimalkan
adalah: performance, reliability, cost, instalation schedule, maintenability, flexibility,
grouwth potensial, life expectancy. Model untuk sistem optimal dapat digambarkan
sebagai sebuah model yang mengandung: kebutuhan sistem dan sumber daya
organisasi sebagai input; faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi optimal di atas; dan
total nilai yang harus dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.
4. Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data (defining data processing activities).
Pendefinisian ini dapat dilakukan dengan pendekatan input-proses-output. Untuk
menentukan hal ini diperlukan proses iteratif sebagai berikut
Mengidentifikasn output terpenting untuk mendukung/mencapai tujuan sistem
(system’s goal)
Me-list field spesifik informasi yang diperlukan untuk menyediakan output
tersebut
Mengidentifikasi input data spesifikik yang diperlukan untuk membangun
field informasi yang diperlukan.
Mendeskripsikan operasi pemrosesan data yang diterapkan untuk mengolah
input menjadi output yang diperlukan.
Mengidentifikasi elemen input yang menjadi masukan dan bagian yang
disimpan selama pemrosesan input menjadi output.
Ulangi langkah tersebut terus menerus samapi semua output yang dibutuhkan
diperoleh.
Bangun basis data yang akan mendukung efektifitas sistem untuk memenuhi
kebutuhan sistem, cara pemrosesan data dan karakteristik data.
Berdasarakan kendala-kendala pembangunan sistem, prioritas pendukung,
estimasi cost pembangunan; kurangi input, output dan pemrosesan yang
ekstrim
Definisikan berbagai titik kontrol untuk mengatur aktifitas pemrosesan data
yang menentukan kualitas umum pemrosesan data.
Selesaikan format input dan output yang terbaik untuk desain sistem.
5. Menyiapkan proposal sistem desain. Proposal ini diperlukan untuk manajemen
apakah proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak. Hal-hal yang perlu
disiapkan dalam penyusunan proposal ini adalah:
Menyatakan ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistem termasuk
tujuan/objektif khusus dan yang berhubungan dengan kebutuhan user dan
desain sistem.
Menyiapkan model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistem yang akan
diajukan.
Menampilkan semua sumber daya yang tersedia untuk mengimplementasikan
dan merawat sistem.
Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang
mungkin berpengaruh terhadap desain sistem akhir.
Prinsip Dasar Desain.
Ada 2 prinsip dasar desain, antara lain:
1. Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana
yang bisa diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama
dalam cost.
2. Desain sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi-fungsi yang
memiliki idependensi rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional)
yang terpisah sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per
modul. Sebuah sistem informasi dapat dipecah menjadi 7 subsistem
fungsional, yaitu: data collection, data processing, file update, data storage,
data retrival, information report dan data processing controls.
Petunjuk umum dalam desain subsistem fungsional sebuah sistem informasi:
1. Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem
informasi.
2. Akurasi sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk me-record,
collect dan prepare data untuk prosessing. Semakin sedikit langkah semakin akurat.
3. Data yang dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak dimasukkan
lagi ke sistem.
4. Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari
pewaktuan informasi tersebut diperlukan.
5. Perlu pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal
6. Pengumpulan data tidak harus on-line, melainkan tergantung dari kebutuhan
informasi.
7. Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di kumpulkan.
8. Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses selanjutnya.
9. Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas
prosesing yang besar dilakukan.
10. Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada
kendala sistem.
11. Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.
12. Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan audit.
13. File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data.
14. Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.
15. Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodik.
16. Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir.
Untuk menganalisa sistem secara efektif, kita membutuhkan lebih dari sekedar
perangkat permodelan; yaitu metode. Metode ini dari waktu ke waktu berubah sesuai
dengan perkembangan teknologi. Siklus ini cenderung menglami perubahan yang
berarti dengan ditemukannya bahasa generasi keempat dan terakhir generasi kelima
dimana pendekatan dengan paradigma object-oriented dan kompatibilitas antar
model.
Pada dasarnya ada dua metode pendekatan dalam membangun sistem, yang pertama
yaitu topdown. Pada metode ini sistem yang diturunkan dari pemetaan secara global
yang kemudian akan menurun ke arah yang lebih deskriptif. Metode ini dianalogikan
sebagai pembuatan rumah yang dimulai dari aspek yang paling mendasar yaitu
pondasi hingga ke bagian terkecil misalnya sebuah kran pada kamar mandi. Metode
kedua yaitu bottom-up, dimana sistem dipetakan dari satuan terkecil sehingga ke
satuan terbesar, misalnya perakitan mobil. Pada awal 1980an mulai dikenal teknik
pendesainan terstruktur dengan menggunakan konsep pararel dan siklus, misalnya
antara uji coba program dan pemrograman dapat dilakukan kerja pararel dan
seandainya ada sesuatu yang salah ketika implementasi maka dilakukan survey,
analisa dan desain ulang yang menggantikan metode pendesainan klasik yang
cenderung serial.
Pada prinsipnya aktivitas pendesainan sistem secara terstruktur melingkupi :
Survey ; berfungsi untuk mengetahui kebutuhan pemakai, kesalahan-
kesalahan dalam sistem lama, menetapkan tujuan perancangan, mengajukan
usulan otomasi sistem yang layak dan dapat diterima, dan menyiapkan laporan
survey yang berisi tentang segala sesuatu, pada poin di atas.
Analisa sistem ; menggabungkan laporan survey dan kebijakan pemakai
menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan permodelan.
Desain ; mengimplementasikan model yang diinginkan pemakai.
Implementasi ; merepresentasikan hasil desain ke dalam pemograman.
Uji coba desain ; menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur.
Testing akhir ; menguji sistem secara keseluruhan.
Deskripsi prosedur ; pembuatan laporan teknis tertulis seperti petunjuk
pemakaian dan pengoperasian.
Konversi database ; mengkonversi data, soalnya kata data sudah berarti jamak
pada sistem sebelumnya.
Instalasi ; aspek terakhir yang mesti dilakukan mencakup, serah terima
manual, perangkat keras dan pelatihan pemakaian.
PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
Terdapat beberapa pendekatan dalam pengembangan system,antara lain :
a. Pendekatan Klasik
Disebut juga pendekatan tradisional/ konvensional. Pendekatan klasik
mengembangkan sistem dengan tahapan-tahapan system life cycle. Pendekatan ini
menekankan bahwa pengembangan akan berhasilbila mengikuti tahapan pada Sistem
Life Cycle.
Permasalahan yang dapat timbul pada pendekatan klasik :
1.Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
2. Biaya perawatan dan pemeliharaan sistem akan menjadi mahal
3. Kemungkinan kesalahan sistem besar
4. Keberhasilan sistem kurang terjamin
b. Pendekatan Terstruktur
Pendekatan terstruktur akan dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang
dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik
dan jelas. Beberapa metodologi pengembangan sistem yang terstruktur telah banyak
yang diperkenalkan dalam buku-buku maupun perusahaan-perusahaan konsultan
pengembang sistem. Metodologi ini memperkenalkan penggunaa alat-alat dan teknik-
teknik untuk pengembangan sistem yang terstruktur.
Konsep pengembangan sistem terstruktur bukan merupakan konsep yang baru.
Teknik perakitan di pabrik dan sirkuit untuk alat elektronik adalah dua contoh baru
konsep ini yang banyak digunakan di industri. Konsep ini relatif masih baru dalam
pengembangan sistem informasi untuk menghasilkan produk sistem yang memuaskan
hasilnya. Melalui pendekatan struktur,permasalahan yang kompleks dalam organisasi
dapat dipecahkan dan hasil dari produktifitas dan kualitasnya lebih baik ( bebas
kesalahan ).
Keuntungan pendekatan terstruktur :
a. Mengurangi kerumitan masalah
b. Konsep mengarah pada sistem yang ideal
c. Standarisasi
d. Orientasi kemassa datang
c. Pendekatan dari bawah ke atas
Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana
transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan untuk
menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi
berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik.
Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga
dengan istilah data analisis, karena yang menjadi tekanan adalah data
yang akan di olah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul
mengikuti datanya.
d. Pendekatan dari atas ke bawah
Pendekatan dari ats ke bawah (Top down approach) dimulai dari level atas organisasi,
yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan
sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah
dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan,
maka proses turun ke pemrosesan transaksi yaitu penentuan output,input, basis data,
prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri pendekatan
terstruktur. Pendekatan atas turun bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut
juga dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informasi
yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahuli
kemudian data yang perlu dipilah didefinisikan menyusut mengikuti informasi yang
dibutuhkan.
e. Pendekatan Sepotong ( placemeal approach )
Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan tertentu tanpa memperhatikan
posisinya/sasaran di sistem informasi secara global.
f. Pendekatan sistem ( sistem approach )
Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintregasi untuk masing-
masing kegiatan aplikasinya dadn menekankan sasaran organisasinya secara global.
g. Pendekatan sistem menyeluruh ( total sistem approach )
Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh sehingga menjadi sulit
untuk dikembangkan ( ciri klasik ).
h. Pendekatan modular ( Modular approach )
Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana
sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah di
pelihara ( ciri terstruktur ).
i. Lompatan jauh
Pendekatan yang menerangkan perubahan menyeluruh secara serentak menggunakan
teknologi canggih sehingga mengandung resiko tinggi, terlalu mahal, sulit
dikembangkan karena terlalu komplek.
j. Pendekatan berkembang
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi yang
memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode berikutnya mengikuti
kebutuhan dan teknologi yang ada.
MENILAI SOLUSI KE PERMASALAHAN YANG DICIPTAKAN OLEH
PENDEKATAN
Dalam pengembangan sebuah sistem, kita mengenal konsep SDLC (system
development life cycle). Secara global definisi SDLC dapat dikatakan sebagai suatu
proses berkesinambungan untuk menciptakan atau merubah sebuah sistem,
merupakan sebuah model atau metodologi yang digunakan untuk melakukan
pengembangan sistem. Dapat dikatakan dalam SDLC merupakan usaha bagaimana
sebuah sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, rancangan &
pembangunan sistem serta delivering-nya kepada pengguna. Secara umum, tahapan
SDLC meliputi proses perencanaan, analisis, desain dan implementasi.
a. Planning
Proses perencanaan biasanya lebih menekankan pada alasan mengapa sebuah sistem
harus dibuat.
b. Analysis
Tahapan perencanaan ini kemudian dilanjutkan dengan proses analisis yang lebih
menekankan pada siapa, apa, kapan dan dimana sebuah sistem akan dibuat.
c. Design
Sedangkan pada proses desain lebih menekankan kepada bagaimana sistem akan
berjalan.
d. Implementation
Tahap terakhir dilanjutkan dengan fase implementasi yaitu proses delivery-nya
kepada pengguna.
Pengembangan Sistem
A. Model Siklus Kehidupan Klasik
Model Sekuensial Linier sering disebut Model Air Terjun merupakan paradigma
rekayasa perangkat lunak yang paling tua dan paling banyak dipakai. Model ini
mengusulkan
sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial
yang
dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain , kode,
pengujian, dan
pemeliharaan.
Tahapan-tahapan Model Sekuensial Linier
Model Sekunsial Linier mengikuti aktivitas-aktivitas yaitu:
1. Rekayasa dan Pemodelan Sistem/Informasi
Karena perangkat lunak merupakan bagian dari suatu sistem maka langkah
pertama dimulai dengan membangun syarat semua elemen sistem dan
mengalokasikan ke perangkat lunak dengan memeperhatiakn hubungannya
dengan manusia, perangkat keras dan database.
2. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Proses menganalisis dan pengumpulan kebutuhan sistem yang sesuai dengan
domain informasi tingkah laku, unjuk kerja, dan antar muka (interface) yang
diperlukan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut didokumentasikan dan dilihat lagi
dengan pelanggan.
3. Desain
Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan
perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini
berfokus pada : struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi
interface, dan detail (algoritma) prosedural.
4. Pengkodeaan (Coding)
Pengkodean merupakan prses menerjemahkan desain ke dalam suatu bahasa
yang bisa dimengerti oleh komputer.
5. Pengujian
Proses pengujian dilakukan pada logika internal untuk memastikan semua
pernyataan sudah diuji. Pengujian eksternal fungsional untuk menemukan
kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input akan memberikan hasil
yang aktual sesuai yang dibutuhkan
6. Pemeliharaan
Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan
mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan
karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal
atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan
perkembangan fungsional atau unjuk kerja.
Keunggulan dan Kelemahan Model Sekuensial Linier
a. Keunggulan
1. Mudah aplikasikan
2. Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan
pemeliharaan
b. Kelemahan
1. Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena
model ini bisa melakukan itersi tidak langsung . Hal ini berakibat ada perubahan
yang diragukan pada saat proyek berjalan.
2. Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk
megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
3. Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyrk
dilalui.
Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar kare
harus mengulang dari awal.
4. Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim
proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki
ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.
B. Prototype
Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang
banyak
digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling
berinteraksi selama proses pembuatan sistem.
Seing terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang
dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detal output apa saja yang dibutuhkan,
pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang
kurang
memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang
menghubungkan manusia dan komputer.
Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang , maka harus
dibutuhakan kerjasama yanga baik diantara keduanya sehingga pengembang akan
mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak
mengesampingkan
segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalm menyelasaikan
sistem
yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal
waktu
penyelesaian yang telah ditentukan.
Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan
aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju
bahwa
prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan
sebagian
atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan
implementasi yang sudah ditentukan.
Tahapan-tahapan Prototyping
Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat
lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan
dibuat.
2. Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus
pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format
output)
3. Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun
sudah
sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil.
Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai
5. Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites
dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box,
Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain
6. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang
diharapkan . Juka ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan
Keunggulan dan Kelemahan Prototyping
Keunggulan prototyping adalah:
1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
3. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem
4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem
5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang
diharapkannya.
Kelemahan prototyping adalah :
1. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada
belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum
memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama.
2. penegmbang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan
algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping
lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya
merupakan cetak biru sistem .
3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak
mencerminkan teknik perancangan yang baik
Prototyping bekerja dengan baik pada penerapan-penerapan yang berciri sebagai
berikut:
1. Resiko tinggi Yaitu untuk maslaha-masalah yang tidak terstruktur dengan baik, ada
perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak
menentu.
2. Interaksi pemakai penting . Sistem harus menyediakan dialog on-line antara
pelanggan dan komputer.
3. Perlunya penyelesaian yang cepat
4. Perilaku pemakai yang sulit ditebak
5. Sitem yang inovatif. Sistem tersebut membutuhkan cara penyelesaian masalah dan
penggunaan perangkat keras yang mutakhir
6. Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek
C. Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat
lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol dan
aspek
sistematis model sequensial linier.
Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang
mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
Perangkat lunak
dikembangkan dalam deretan pertambahan. Selama awal iterasi, rilis inkremantal bisa
berupa model/prototype kertas, kemudian sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem
yang
lebih lengkap.
Tahapan-Tahapan Model Spiral
Model spiral dibagi menjadi enam wilayah tugas yaitu:
1. Komunikasi pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan
kebutuhankebutuhan
yang diinginkan oleh pelanggan
2. Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek
informasi lain yg berhubungan.
3. Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resikomanajemen dan teknis.
4. Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari
apikasi tersebut.
5. Konstruksi dan peluncuran
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang , dan
memberi pelayanan kepada pemakai.
6. Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan
Dari gambar tersebut, proses dimulai dari inti bergerak searah dengan jarum jam
mengelilingi spiral. Lintasan pertama putaran menghasilkan perkembangan
spesifikasi
produk. Putaran selanjutnya digunakan untuk mengembangkan sebuah prototype, dan
secara
progresif mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih canggih. Masing-masing
lintasan yang melalui daerah perencanaan menghasilkan penyesuaian pada rencanan
proyek.
Biaya dan jadwal disesuaikan berdasarkan umpan balik yang disimpulakan dari
evaluasi
pelanggan. Manajer proyek akan menambah jumlah iterasi sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Kelebihan dan Kelemahan Model Spiral
a. Kelebihan model Spiral :
1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak
komputer.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap
resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses .
4. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap
keadaan di dalam evolusi produk.
5. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan
memasukkannya
ke dalam kerangka kerja iteratif .
6. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi
resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
b. Kelemahan model Spiral:
1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa
dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang
serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolut
D. Rapid Aplication Development
Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah proses perkembangan
perangkat
lunak sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang
singkat (
60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
Tahapn-Tahapan dalam RAD
Metode RAD digunakan pada aplikasi sistem konstruksi, maka menekankan fase-fase
sebagai
berikut:
1. Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari aliran informasi yang dapat menjawab pertanyaan berikut:
Informasi apa yang menegndalikan proses bisnis?
Informasi apa yang dimunculkan?
Di mana informasi digunakan ?
Siapa yang memprosenya ?
2. Data Modelling
Fase ini menjelaskanobjek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik
(atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan anta objek
didefinisikan.
3. Process Modelling
Aliran informasi pada fase data medelling ditransformasikan untuk mendapatkan
aliran informasi yang diperlukan pad implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan
diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali
objek data tertentu
4. Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai
komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai
lagi. Ala-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
5. Testing and Turnover
Karemna menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan mengurangi
waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih
secara penuh.
Keunggulan dan Kelemahan Model RAD
a. Keunggulan Model RAD
1. Setiap fungsi mayor dapat dimodulkan dalam waktu tertentu kurang dari 3 bulan
dan
dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehinnga
waktunya lebih efesien.
2. RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai
kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object)
sehingga pengembang pengembang tidak perlu membuat dari awal lagi dan waktu
lebih singkat .
b. Kelemahan Model RAD :
1. Proyek yang besar dan berskala, RAD memerlukan sumer daya manusia yang
memadai untuk menciptakan jumlah tim yang baik.
2. RAD menuntut pengembang dan pelanggan memiliki komitmen dalam aktivitas
rapid fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem dlam waktu yang singkat.
Jiak komitmen tersebut tidak ada maka proyek RAD akan gagal.
E. Model 4GT
Istilah Fourth Generation Technique (4GT) meliputi seperangkat peralatan software
yang memungkinkan seorang developer software menerapkan beberapa karakteristik
software pada tingkat yang tinggi, yang kemudian menghasilkan source code dan
object code secara otomatis sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan developer
Saat ini peralatan / tools 4GT adalah bahasa non prosedur untuk :
DataBase Query Pembentukan laporan ( Report Generation ) Manipulasi data Definisi dan interaksi layar (screen) Pembentukan object dan source ( Object and source generation ) Kemampuan grafik yang tinggi, dan Kemampuan spreadsheet
Model 4GT untuk software engineering dimulai dengan rangkaian pengumpulan
kebutuhan. Idealnya, seorang customer menjelaskan kebutuhan-kebutuhan yang
selanjutnya diterjemahkan ke dalam prototype. Tetapi ini tidak dapat dilakukan
karena customer tidak yakin dengan apa yang diperlukan, tidak jelas dalam
menetapkan faktafakta yang diketahui dan tidak dapat menentukan informasi yang
diinginkan oleh peralatan 4GT.
Untuk aplikasi kecil adalah mungkin bergerak langsung dari langkah pengumpulan
kebutuhan ke implementasi yang menggunakan bahasa non prosedur fourth
generation (generasi ke 4). Tetapi untuk proyek besar, pengembangan strategi desain
sistem tetapdiperlukan, sekalipun kita menggunakan 4GL. Penggunaan 4GT tanpa
desain untuk proyek besar akan menyebabkan masalah yang sama yang ditemui
dalam pengembangan software yang menggunakan pendekatan konvensional.
Implementasi yang menggunakan 4GL memungkinkan developer software
menjelaskan hasil yang diinginkan yang kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk
source code dan object code secara otomatis.
Langkah yang terakhir adalah mengubah implementasi 4GT ke dalam sebuah
product. Selanjutnya developer harus melakukan pengetesan, pengembangan
dokumentasi dan pelaksanaan semua aktifitas lainnya yang diwujudkan dalam model
software engineering. Masalah yang dihadapi dalam model 4GT adalah sebagian
orang beranggapan bahwa :
peralatan 4GT tidak semudah penggunaan bahasa pemrograman
source code yang dihasilkan oleh peralatan ini tidak efisien
pemeliharaan sistem software besar yang dikembangkan dengan 4GT masih
merupakan tanda tanya
Object Oriented Technology
A. Pengantar Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak
berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Dasar pembuatan adalah
Objek,
yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas.
Filosofi Object Oriented sangat luar biasa sepanjang siklus pengenbangan perangkat
lunak (perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi) sehingga dapat
diterapkan pada
perancangan sistem secara umum: menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan
sistem
secara keseluruhan.
Dalam pengembangan sistem berorientasi objek ini , konsep-konsep dan sifat-sifat
object oriented digunakan. Kosep-konsep tersebut adalah:
1. Kelas
Kelas adalah konsep OO yang mengencapsulasi/membungkus data dan abstraksi
prosedural yang diperlukan untuk menggambarkan isi dan tingkah laku berbagai
entitas.
Kelas juga merupakan deskripsi tergeneralisir (misl template, pola, cetak biru) yang
menggambarkan kumpulan objek yang sama.
2. Objek
Objek digambarkan sebagai benda, orang, tempat dan sebagainya yang ada di dunia
nyata
yang penting bagi suatu aplikasi. Objek mempunyai atribut dan metoda .
3. Atribut
Atribut menggambarkan data yang dapat memberikan informasi kelas atau objek
dimana
atribut tersebut berada.
4. Metoda/Servis/Operator
Metoda adalah prosedur atau fungsi yang tergabumh dalam objek bersama dengan
atribut. Metode ini digunakan untuk pengaksesan terhadap data yang terdapat dalam
objek tersebut.
5. Message
Message adalah alat komunikasi antar objek. Hubungan antar objek ditentukan oleh
problem domain dan tanggung jawab sistem.
6. Event
Event adalah suatu kejadian pada waktu yang terbatas yang menggambarkan
rangsangan
(stimulus) dari luar sistem.
7. State
State adalah abstraksi dari nilai atribut dan link dalam sebuah objek. State merupakan
tanggapan dari objek terhadap event-event masukan.
8. Skenario
Skenario adalah urutan event yang terjadi sepanjang eksekusi system.
Karakteristik-karakteristik yang terdapat dalam metode pengembangan sistem
berorientasi objek adalah:
Encapsulation
Encapsulation merupakan dasar untuk membatasi ruang lingkup program terhadap
data yang diproses. Data dan prosedur dikemas dalam suatu objek sehingga prosedur
lain dari luar tidak dapat mengaksesnya. Data akan terlindungi dari prosedur atau
objek lain.
Inheritance
Inheritance (pewarisan) adalah teknik yang menyatakan bahwa anak dari objek akan
mewarisi data/atribut dan metode dari induknya langsung. Suatu kelas dapat
ditentukan secara umum, kemudian ditentukan secara spesifik menjadi subkelas.
Setiap subkelas mempunyai hubungan atau mewarisi semua sifat yang dimiliki kelas
induknya dan ditambah dengan sifat nik yang dimilikinya.
Polymorphism
Polymorphism menyatakan bahwa sesuatu yang sama dapat mempunyai bentuk dan
perilaku berbeda. Polimorfisme juga menyatakan bahwa operasi yang sama mungkin
mempunyai perbedaan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Raymond McLeod, Jr, Management Information System : A Study of Computer-
Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall, 1979