twalverioviscatra.files.wordpress.com · web viewpertanian limbah dan residu tanaman jerami dan...
TRANSCRIPT
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sampah saat kini sering kali merepotkan masyarakat karena membuat
lingkungan mereka menjadi kotor. Sampah sering dianggap sebagai barang yang
tidak berguna. Banyak langkah yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan
sampah agar lebih berguna. Program daur ulang merupakan salah satu tindakan
untuk mengurangi penumpukan sampah dan diharapkan program daur ulang
dapat dijadikan suatu kebiasaan di kalangan masyarakat Indonesia.
Kenyataan lingkungan sekitar masyarakat Indonesia khususnya tempat
tinggal yang kumuh, masih jauh dari kata bersih. Sebagian masyarakat cenderung
kurang perduli tentang hal-hal yang menyangkut lingkungan bagi masa depan.
Mereka mungkin masih kurang akan wawasan kebersihan dan daur ulang. Itulah
yang menjadikan lingkungan yang kumuh dan penuh dengan sampah yang
menumpuk. Sampah-sampah yang menumpuk di berbagai sudut kota juga dapat
menyebabkan penyakit yang biasa dialami oleh anak-anak di lingkungan kumuh
penuh sampah seperti penyakit kulit sampai gangguan pernapasan akibat bau
yang tidak sedap. Padahal, sampah yang dibuang, belum tentu tidak berharga.
Salah satu contohnya adalah plastik kemasan deterjen yang saat ini banyak di
daur ulang menjadi tas yang berguna dan bernilai ekonomis. Selain itu,
pemakaian kantung plastik yang berlebihan seharusnya dapat dikurangi dan
diganti dengan tas daur ulang atau reusable bag yang aman bagi lingkungan
karena, kantung plastik adalah sampah yang sangat lama untuk diurai oleh tanah.
Karya tulis ini diharapkan dapat menemukan solusi tentang masalah
daur ulang sampah yang masih jarang atau belum menjadi kebiasaan yang dilakukan
1
oleh masyarakat. Selain itu, untuk menjadikan harapan masyarakat akan
lingkungan yang lebih bersih menjadi sebuah kenyataan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah jenis-jenis sampah yang dapat di daur ulang?
2. Apakah efek yang ditimbulkan oleh sampah yang menumpuk?
3. Apakah manfaat daur ulang bagi masyarakat dan lingkungan?
1.3. Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI semester 2
Tahun Pelajaran 2013-2014 selain itu karya tulis ini diharapkan dapat
mengurangi masalah yang ditimbulkan oleh sampah yang menumpuk dengan
cara mendaur ulang setelah dibaca dan dipraktekkan pada kehidupan sehari-hari.
1.4. Ruang Lingkup Masalah
Karena cangkupan lingkungan yang begitu luas dan meliputi lapisan masyarakat
yang sangat luas maka saya hanya membataskan di kalangan masyarakat
Indonesia.
1.5. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi ini saya mencari informasi dari berbagai
sumber media seperti internet dan buku.
2
1.6. Sistematika Penulisan
Karya tulis ini dimulai dengan Bab Pendahuluan. Bab ini meliputi latar
belakang, rumusan masalah tujuan penulisan, ruang lingkup masalah, metode
penulisan serta sistematika penulisan. Dilanjutkan dengan Bab Isi yang berisi
kerangka teoritis yang terdiri dari beberapa sumber. Saya juga membahas secara
keseluruhan tentang sampah dan daur ulang. Bab terakhir merupakan bab penutup
yang berisi kesimpulan dan saran.
3
Bab 2
Pembahasan
2.1 Sampah
2.1.1 Pengertian Sampah
Menurut Wikipedia, Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, sampah adalah kotoran atau sisa-sisa dari pekerjaan yang
harus dibuang. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep
sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung.
2.1.2 Sampah Beradasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, sampah dibagi menjadi 2, sifat yaitu sampah
oraganik dan unorganik. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk
seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini
dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos dan sampah unorganik, yaitu sampah
yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,
kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual
untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual
adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman,
kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
4
2.1.3 Sampah Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, sampah dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu sampah
padat dan sampah cair. Sampah padat adalah segala bahan buangan selain
kotoran manusia, urine dan sampah cair, dapat berupa sampah rumah tangga:
sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Sampah cair
adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah.
2.1.4 Sampah Berdasarkan Kemampuan Diurai Oleh Alam
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka
dapat dibagi lagi menjadi:
1) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh
proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa
hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
2) Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
1) Recyclable : sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena
memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-
lain.
2) Non-recyclable : sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak
dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper,
thermo coal dan lain-lain. Sementara itu, sampah kantor, sampah pasar,
dan sejenisnya kadang langsung dibuang begitu saja ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) tanpa dipilah-dipilih sebelumnya.
5
2.1.5 Dampak Sampah yang Menumpuk
1) Dampak bagi kesehatan manusia
Sampah yang menumpuk di TPA akan menimbulkan berbagai macam
penyakit seperti, diare, tifus, muntaber, demam berdarah dan sebegainya yang
dapat menyebar cepat karena virus yang berasal dari sampah yang tidak
dikelola dengan benar. Sampah yang dibuang ke sungai atau laut akan dapt
mengontaminasi makhluk hidup dalam laut dan nantinya bila kita memakan
ikan, zat berbahaya dari sampah yang ada di dalam tubuh ikan akan bepindah
ke tubuh manusia dan menyebabkan penyakit.
2) Dampak bagi lingkungan
Sampah cair yang masuk ke dalam air tanah atau aliran sungai akan
dapat mencemari air. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
dapat menyebabkan air tercemar dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Selain itu ada kantung plastik, kantung plastik yang tidak didaur ulang selama
±15 tahun. Plastik merupakan turunan dari minyak, sedangkan minyak
terbuat dari plankton. Kandungannya mencapai 5,5 juta molekul dalam 1
gram-sentimeter kubik. Tingginya massa molekul yang terkandung dalam
plastik tersebut membuat plastik cukup kuat. Plastik yang menjadi sampah
dan dibuang di tempat pembuangan sampah tidak bisa langsung dihancurkan
oleh mikroba, oleh karena itu semakin sampah plastic menumpuk, semakin
menyebabkan pencemaran tanah
2.1.6 Alat Pengurai Sampah
Tata ruang kota merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan
pembangunan dan pengelolaan lingkungan hidup. Perkembangan kota yang
cenderung mengabaikan kawasan hijau kota, berupa ruang terbuka hijau, hutan
6
kota, dan taman kota sangat disayangkan. Ketiadaan hutan kota yang mestinya
dapat berfungsi sebagai penyerap karbon, peredam kebisingan, dan pengatur
tata air makin membuat kondisi lingkungan kota makin parah.
Memang sampah adalah masalah klasik sebuah kota besar, namun tidak
menutup kemungkinan jika kita bisa menangani sampah, kota yang bersih
menjadi milik kita.
Salah satu artikel yang membahas tentang penguraian sampah adalah
Jamur Pengurai Sampah Plastik.
Jenis jamur tertentu yang biasanya menguraikan kayu ternyata juga
dapat mengunyah plastik. Temuan para peneliti AS ini menawarkan metode
pengolahan sampah plastik agar tidak tertimbun di tanah selamanya dan
mencemari lingkungan.
Namun, tidak semua jenis plastik dapat diuraikan. Plastik yang baru
dapat diuraikannya adalah jenis resin fenol yang banyak digunakan untuk
membuat lem plywood dan papan serat kayu atau pada cetakan mobil. Plastik
memiliki molekul yang besar dan sulit dipecahkan terbentuk dari molekul-
molekul fenol berbentuk cincin dan formaldehida yang diberi tekanan dan
panas tinggi.
Jenis plastik ini populer sebab tahan lama. Namun, efek sampingnya
sulit didaur ulang. Tidak seperti polietilen yang digunakan untuk kemasan air
mineral, resin tersebut sangat keras sehingga sulit meleleh. Sekitar 2,2 juta ton
resin fenol diproduksi di AS setiap tahun atau sekitar 10 persen dari jenis
plastik yang diproduksi di sana.
Sebagian sampah resin fenol digunakan lagi dalam bentuk aslinya.
Percobaan daur ulang juga dilakukan dengan memanaskan pada suhu tinggi dan
menggunakan larutan kimia. Namun, cara seperti ini mahal dan menghasilkan
produk samping yang mencemari lingkungan.
7
Adam Gusse dan koleganya dari Universitas Winconsin-La Crosse
kemudian meneliti manfaat jamur yang biasanya hidup di pangkal batang yang
membusuk. Jamur yang berwarna putih ini menghasilkan ramuan enzim yang
dapat memecah lapisan lignin yang keras. Lignin memiliki struktur kimia yang
mirip resin fenol karena disusun dari molekul-molekul yang saling berikatan.
Gusse meletakkan serpihan-serpihan resin fenol ke lima spesies jamur
berbeda untuk membandingkan pengaruhnya. Tim peneliti melihat terdapat satu
spesies bernama Phanerochaete chrysosporium yang berubah warna tubuhnya
dari putih menjadi merah muda setelah beberapa hari. Hal tersebut
menunjukkan bahwa jamur tersebut telah menguraikan resin menjadi molekul-
molekul polimer lebih kecil yang berwarna merah muda.
Mereka memastikan temuannya setelah memberi makan jamur tersebut
dengan resin fenol yang mengandung isotop karbon lebih berat. Hasilnya,
isotop terserap ke tubuh jamur setelah berpesta plastik.
“Kerusakannya jelas sekali terlihat,” kata Gusse. Dengan mikroskop
elektron, permukaan resin terlihat penuh dengan kawah seperti bekas dikunyah.
Menurut Gusse, jamur tersebut bahkan dapat dimanfaatkan untuk
mendaur ulang komponen-komponen fenol jika metode pemanfaatannya telah
dikembangkan. Namun, ide tersebut masih jauh untuk dikomersialkan.
Sejauh ini, para peneliti belum menghitung seberapa efektif jamur
menguraikan resin. Gusse memperkirakan butuh waktu beberapa bulan untuk
menyelesaikannya.
Jamur putih sejenis lainnya juga diketahui memiliki kemampuan
menguraikan plastik jenis polystyrene atau polutan sepertipolychlorinated
biphenyl (PCB). “Mereka mengeluarkan enzimnya dan memangsa apapun di
sekitarnya,” kata Gusse.
8
2.2 Daur Ulang
2.2.1 Pengertian Daur Ulang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, daur ulang didefinisikan
peredaran ulang suatu masa atau pemrosesan kembali bahan yang pernah
dipakai, seperti serat, kertas, dan air untuk mendapatkan produk baru.
Sedangkan menurut Wikipedia, daur ulang adalah proses untuk menjadikan
suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah
adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna,
mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi,
mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah
satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material
bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern.
Dalam pola pengelolaan sampah ini, banyak orang yang beranggapan
bahwa pengelolaan sampah hanya terdiri dari 3 tahapan saja dan ternyata
terdapat empat tahap mengelola sampah. Pola ini mengupayakan agar sampah
tidak sampai terbentuk dengan menerapkan upaya mencega (reduce), upaya
pemakaian ulang (reuse), upaya berikutnya dapat dilakukan dengan cara
mendaur ulang (recycle), dan selain itu dapat dilakukan dengan cara mengganti
(replace). Downcycling adalah proses mengkonversi bahan limbah atau produk
yang tidak berguna menjadi bahan baru atau produk-produk berkualitas lebih
rendah dan pengurangan fungsionalitas. Tujuan dari downcycling adalah untuk
mencegah pemborosan bahan berpotensi berguna, mengurangi konsumsi bahan
baku segar, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi udara dan
pencemaran air, dan emisi gas rumah kaca lebih rendah (meskipun kembali
penggunaan bahan kimia beracun yang tercemar untuk tujuan lain dapat
9
memiliki efek sebaliknya) dibandingkan dengan produksi perawan. Sebuah
contoh yang jelas adalah daur ulang plastik, yang ternyata bahan ke dalam
plastik kelas yang lebih rendah.Upcycling adalah proses mengkonversi bahan
limbah atau produk yang tidak berguna menjadi bahan baru atau produk-produk
berkualitas lebih baik atau nilai lingkungan yang lebih tinggi. Upcycling adalah
kebalikan dari downcycling, yang merupakan bagian lain dari proses daur ulang.
Downcycling melibatkan bahan mengkonversi dan produk menjadi bahan-bahan
baru kualitas lebih rendah. Kebanyakan daur ulang melibatkan mengubah atau
mengekstraksi bahan yang bermanfaat dari produk dan menciptakan produk
yang berbeda atau bahan. Sebagai contoh, selama proses daur ulang plastik
selain yang digunakan untuk membuat botol, berbagai jenis plastik yang
dicampur bersama-sama, menghasilkan hibrida. Hibrida ini digunakan dalam
pembuatan aplikasi kayu plastik. Namun, tidak seperti ABS polimer rekayasa
yang memegang beberapa sifat dari plastik dengan baik, plastik daur ulang
menderita fase-pemisahan yang menyebabkan kelemahan struktural dalam
produk akhir.
Daur ulang telah menjadi praktik umum bagi sebagian besar sejarah
manusia, dengan pendukung yang tercatat sejauh Plato dalam 400 SM. Selama
periode ketika sumber daya yang langka, studi arkeologi dari pembuangan
limbah sampah rumah tangga kuno menunjukkan kurang (seperti abu, alat yang
rusak dan tembikar)-menyiratkan lebih banyak limbah sedang didaur ulang
dengan tidak adanya materi baru. Dalam masa pra-industri, ada bukti dari
perunggu dan logam lainnya skrap dikumpulkan di Eropa dan dilebur untuk
digunakan kembali terus-menerus. Di Inggris debu dan abu dari api kayu dan
batubara dikumpulkan oleh 'dustmen' dan downcycled sebagai dasar bahan yang
digunakan dalam pembuatan batu bata. Driver utama untuk jenis daur ulang
adalah keuntungan ekonomi bahan baku daur ulang memperoleh bukannya
memperoleh bahan perawan, serta kurangnya pembuangan sampah masyarakat
10
di daerah yang lebih padat penduduknya. Pada tahun 1813,. Benjamin Law
mengembangkan proses balik kain menjadi 'buruk' dan 'mungo' wol di Batley,
Yorkshire. Bahan ini dikombinasikan dengan serat daur ulang dengan wol
perawan. Industri West Yorkshire buruk di kota-kota seperti Batley dan
Dewsbury, berlangsung dari awal abad 19 sampai setidaknya 1914.
Material-material sampah yang dapat di daur ulang, antara lain :
1.) Bahan bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan
dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu
bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan
semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan
bangunan baru semacam bata.
2.) Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini
relatif sulit. Namun, beberapa baterai didaur ulang lebih mudah daripada yang
lain, seperti timbal-asam baterai otomotif (hampir 90% adalah daur ulang) sel
tombol dan (karena nilai dan toksisitas bahan kimia mereka). Jenis lain, seperti
alkalin dan dapat diisi ulang, juga bisa didaur ulang.
3.) Barang Elektronik
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya
tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya.
Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam
yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll)
ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai
(microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari
proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi
11
tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski
manfaat ekonominya masih belum jelas.
4.) Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia.
termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah
lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya;
peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi
kualitas logam tersebut. Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan
bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis
logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan
logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
5.) Bahan Lainnya
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya
dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan
material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah
ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material
kaca daur ulang. Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas
bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan
selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan
kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau
mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
6.) Plastik
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya
saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk
plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut
sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Sebelum daur ulang, plastik
yang diurutkan sesuai dengan kode identifikasi resin mereka, metode
12
kategorisasi jenis polimer, yang dikembangkan oleh masyarakat Industri Plastik
pada tahun 1988. Polietilena tereftalat, sering disebut sebagai PET, misalnya,
memiliki kode resin 1. Mereka juga sering dipisahkan oleh warna. Para daur
ulang plastik tersebut kemudian diparut. Fragmen ini kemudian menjalani
proses diparut untuk menghilangkan kotoran seperti label kertas. Bahan ini
meleleh dan sering diekstrusi menjadi bentuk pelet yang kemudian digunakan
untuk memproduksi produk lain. Suatu proses juga telah dikembangkan di
mana berbagai jenis plastik dapat digunakan sebagai sumber karbon dalam daur
ulang skrap dari baja.
2.2.2 Pengolahan kembali secara fisik
Baja di Buang, dan kelengkapan Dilaporkan dipilih pada kemudahan
Central European Waste Management. Metode ini adalah aktivitas paling
populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali
sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali
untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah
dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari
sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum ,
kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas
karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP,
dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti
komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai
dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
13
2.2.3 Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil
langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung
dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui
cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan
bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan
boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan
gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana
sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini
biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah
padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk
cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi
produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti
karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan
untuk mengkonversi material organik langsung menjadi gas sintetis (campuran
antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.
2.2.4 Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah
pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan
sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai
memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau
bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ),
mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai
(contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan
yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama
14
2.2.5 Pengolahan biologis
Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau
kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau
dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa
digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik
pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto,
Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan
potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
2.2.5.1 Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial atau tidak lengkap dari
campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh
populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat,
lembab, dan aerobik atau anaerobik. Sedangkan pengomposan adalah proses
15
dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh
mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut
agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat
campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan
aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Sampah terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan
organik sampahmencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif
penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan
mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang ke
tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan
lepasnya gas metana ke udara. DKI Jakartamenghasilkan 6000 ton sampah
setiap harinya, di mana sekitar 65%-nya adalah sampah organik. Dan dari
jumlah tersebut, 1400 ton dihasilkan oleh seluruh pasar yang ada di Jakarta,
di mana 95%-nya adalah sampah organik. Melihat besarnya sampah organik
yang dihasilkan oleh masyarakat, terlihat potensi untuk mengolah sampah
organik menjadi pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat.
2.2.5.2 Bahan Baku Pengomposan
Bahan baku pengomposan adalah semua material orgaengandung karbon dan
nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan
limbah industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan
bahan baku pengomposan.
16
Asal Bahan
1. Pertanian
Limbah dan
residu tanaman
Jerami dan sekam padi, gulma, batang dan tongkol jagung, semua
bagian vegetatif tanaman, batang pisang dan sabut kelapa
Limbah & residu
ternak
Kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak, cairan
biogas
Tanaman air Azola, ganggang biru, enceng gondok, gulma air
2. Industri
Limbah padatSerbuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, limbah kelapa
sawit, limbah pengalengan makanan dan pemotongan hewan
Limbah cairAlkohol, limbah pengolahan kertas, ajinomoto, limbah pengolahan
minyak kelapa sawit
3. Limbah rumah tangga
Sampah Tinja, urin, sampah rumah tangga dan sampah kota
17
2.2.5.3 Proses Pengomposan
Proses pengomposan akan
segera berlangsung setelah
bahan-bahan mentah dicampur.
Proses pengomposan secara
sederhana dapat dibagi menjadi
dua tahap, yaitu tahap aktif dan
tahap pematangan. Selama tahap-
tahap awal proses, oksigen dan
senyawa-senyawa yang mudah
terdegradasi akan
segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik.
Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan
diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas
50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif
pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu
tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat
aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan
menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian
besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami
penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu
pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi
penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30
– 40% dari volume/bobot awal bahan.
18
Gambar 1.2 Proses Pengomposan
Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen)
atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah
proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses
dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa
menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak
diinginkan, karena selama proses pengomposan akan dihasilkan bau yang tidak
sedap. Proses anaerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak
sedap, seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat,
puttrecine), amonia, dan H2S.
Proses pengomposan tergantung pada :
1. Karakteristik bahan yang dikomposkan
2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan
3. Metode pengomposan yang dilakukan
2.2.5.4 Jenis-jenis Kompos
1) Kompos cacing (vermicompost), yaitu kompos yang terbuat dari bahan
organik yang dicerna oleh cacing. Yang menjadi pupuk adalah kotoran cacing
tersebut.
2) Kompos bagase , yaitu pupuk yang terbuat dari ampas tebu sisa penggilingan
tebu di pabrik gula.
3) Kompos bokashi .
2.2.5.5 Manfaat Kompos
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan
organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan
kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman
19
akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga d
iketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik
kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil
panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas
metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di
tempat pembuangan sampah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
20
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah di antaranya merangsang
granulasi, memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan
air. Peran bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan
aktivitas mikroorganisme yang berperan pada fiksasi nitrogen dan transfer hara
tertentu seperti N, P, dan S. Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah
adalah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga memengaruhi serapan hara
oleh tanaman.
Beberapa studi telah dilakukan terkait manfaat kompos bagi tanah dan
pertumbuhan tanaman. Penelitian Abdurohim, 2008, menunjukkan bahwa
kompos memberikan peningkatan kadar Kalium pada tanah lebih tinggi dari
pada kalium yang disediakan pupuk NPK, namun kadar fosfor tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata dengan NPK. Hal ini menyebabkan
pertumbuhan tanaman yang ditelitinya ketika itu, caisin (Brassica oleracea),
menjadi lebih baik dibandingkan dengan NPK.
Hasil penelitian Handayani, 2009, berdasarkan hasil uji Duncan, pupuk
cacing (vermicompost) memberikan hasil pertumbuhan yang terbaik pada
pertumbuhan bibit Salam (Eugenia polyanthaWight) pada media tanam subsoil.
Indikatornya terdapat pada diameter batang, dan sebagainya. Hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa penambahan pupuk anorganik tidak memberikan efek
apapun pada pertumbuhan bibit, mengingat media tanam subsoil merupakan
media tanam dengan pH yang rendah sehingga penyerapan hara tidak optimal.
Pemberian kompos akan menambah bahan organik tanah sehingga meningkatkan
kapasitas tukar kation tanah dan memengaruhi serapan hara oleh tanah, walau
tanah dalam keadaan masam.
21
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Institut Pertanian Bogormenyebutkan bahwa kompos
bagase (kompos yang dibuat dari ampas tebu) yang diaplikasikan pada tanaman
tebu (Saccharum officinarum L) meningkatkan penyerapan nitrogen secara
signifikan setelah tiga bulan pengaplikasian dibandingkan degan yang tanpa
kompos, namun tidak ada peningkatan yang berarti terhadap
penyerapan fosfor, kalium, dan sulfur. Penggunaan kompos bagase dengan pupuk
anorganik secara bersamaan tidak meningkatkan laju pertumbuhan, tinggi, dan
diameter dari batang, namun diperkirakan dapat meningkatkan rendemen gula
dalam tebu.
2.2.6. Tempat Sampah Daur Ulang
Tempat sampah daur ulang adalah wadah digunakan untuk
menyimpan didaur ulang sebelum mereka dibawa ke tempat sampah daur ulang
center. Tempat sampah daur ulang ada dalam berbagai ukuran untuk digunakan
22
di rumah, kantor, dan fasilitas umum yang besar. Wadah terpisah yang sering
disediakan untuk kaleng kertas, timah atau aluminium, dan kaca atau botol
plastik. Banyak tempat sampah daur ulang yang dirancang untuk dapat dengan
mudah dikenali, dan ditandai dengan slogan-slogan mempromosikan daur ulang
pada latar belakang biru atau hijau. Lainnya sengaja mengganggu. Sampah
kadang-kadang warna yang berbeda sehingga daur ulang dapat membedakan
antara jenis material yang akan ditempatkan di dalamnya. Sampah biru biasanya
menunjukkan logam dan plastik dan hijau atau merah menunjukkan kertas.
Sampah daur ulang elemen umum dari program pengumpulan kerbside kota,
yang sering mendistribusikan sampah untuk mendorong partisipasi.
2.2.7. Manfaat Daur Ulang Bagi Masyarakat
Banyak manfaat dan dampak dari daur ulang bagi masyarakat diantaranya,
bahan-bahan yang bisa didaur ulang seperti, plastic, kertas, dll, dapat bernilai
ekonomis dengan cara dibuat berbagai souvenir. Harga yang akan dipatok saat
barang hasil daur ulang itu jadi bervariasi mulai dari yang murah hingga yang
mahal. Selain bisa dijual, daur ulang bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi
remaja pengangguran dengan cara remaja tersebut bekerja pada pembisnis daur
ulang. Selain itu, lingkungan yang lebih hijau karena banyak orang yang mendaur
ulang sampah, juga akan menimbulakn efek kesehatan bagi masyarakat
sekitarnya yaitu, masyarakat tidak banyak lagi yang terkena penyakit akibat
lingkungan kotor. Masyarakat juga mendapat wawasan lebih tentang daur ulang
yang mungkin akan berguna di masa depan.
23
2.2.8. Manfaat Daur Ulang Bagi Lingkungan
Seorang ekonom bernama Steven Landsburg, penulis sebuah makalah
berjudul "Mengapa Aku Bukan suatu Environmentalis," telah menyatakan bahwa
daur ulang kertas sebenarnya mengurangi populasi pohon. Dia berpendapat
bahwa karena perusahaan kertas memiliki insentif untuk mengisi hutan mereka
sendiri, tuntutan yang besar untuk kertas menyebabkan hutan besar. Sebaliknya,
penurunan permintaan untuk kertas lebih sedikit mengarah ke "bertani" hutan.
Argumen serupa diekspresikan dalam sebuah artikel tahun 1995 untuk Pasar
Bebas. Ketika perusahaan foresting menebang pohon, lebih banyak ditanam di
tempat mereka. Kertas yang paling pulp berasal dari hutan tumbuh secara khusus
untuk produksi kertas dan banyak lingkungan menunjukkan, bagaimanapun,
bahwa "bertani" hutan lebih rendah hutan perawan dalam beberapa cara. Hutan
diternakkan tidak dapat memperbaiki tanah secepat hutan perawan, menyebabkan
erosi tanah luas dan sering membutuhkan sejumlah besar pupuk untuk
mempertahankan sementara yang mengandung pohon kecil dan liar kehidupan
keanekaragaman hayati dibandingkan dengan hutan-hutan perawan juga pohon-
pohon baru ditanam tidak sebesar seperti pohon-pohon yang ditebang, dan
argumen bahwa akan ada "lebih banyak pohon" tidak menarik untuk pendukung
kehutanan ketika mereka menghitung anakan. Kayu dari hutan hujan tropis
jarang dipanen untuk kertas. Deforestasi hutan tropis terutama disebabkan oleh
tuntutan tekanan penduduk untuk tanah.
2.2.9. Partisipasi Publik dalam Program Daur Ulang
Antara 1960 dan 2000, produksi dunia resin plastik meningkat 25-kali
lipat, sementara pemulihan material tetap di bawah 5%. Banyak penelitian telah
membahas daur ulang perilaku dan strategi untuk mendorong keterlibatan
masyarakat dalam program daur ulang. Telah berpendapat bahwa perilaku daur
24
ulang tidak alami karena membutuhkan fokus dan penghargaan untuk
perencanaan jangka panjang, sedangkan manusia telah berevolusi menjadi
sensitif terhadap kelangsungan hidup jangka pendek tujuan, dan bahwa untuk
mengatasi hal ini kecenderungan bawaan, solusi terbaik akan adalah
menggunakan tekanan sosial untuk memaksa partisipasi dalam program daur
ulang. Namun, studi terbaru menyimpulkan bahwa tekanan sosial unviable
dalam konteks ini. Salah satu alasan untuk ini adalah bahwa fungsi tekanan
sosial baik dalam kelompok kecil ukuran 50 sampai 150 individuals (umum
untuk nomaden masyarakat pemburu-pengumpul) tapi tidak di masyarakat
penomoran dalam jutaan, seperti yang kita lihat sekarang. Alasan lain adalah
bahwa daur ulang individu tidak mengambil tempat dalam pandangan publik.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh psikolog sosial Shawn Bakar,
ditemukan bahwa kontak pribadi dengan individu dalam lingkungan adalah cara
paling efektif untuk meningkatkan daur ulang dalam sebuah masyarakat. Dalam
studinya, ia memiliki 10 pemimpin blok berbicara dengan tetangga mereka dan
meyakinkan mereka untuk mendaur ulang. Sebuah kelompok pembanding
dikirim brosur mempromosikan daur ulang. Ditemukan bahwa para tetangga
yang dihubungi secara pribadi oleh pemimpin blok mereka daur ulang lebih
banyak dari kelompok tanpa kontak pribadi. Sebagai hasil dari studi ini, Shawn
Bakar percaya bahwa kontak pribadi dalam kelompok kecil orang merupakan
faktor penting dalam mendorong daur ulang. Studi lain dilakukan oleh Stuart
Oskamp menguji pengaruh tetangga dan teman-teman di daur ulang. Ditemukan
dalam studinya bahwa orang yang memiliki teman-teman dan tetangga yang
didaur ulang jauh lebih mungkin untuk juga mendaur ulang daripada mereka
yang tidak memiliki teman dan tetangga yang didaur ulang.
25
2.3. Program-program Daur Ulang
2.3.1. Bank Daur Ulang
Di beberapa Negara bagian di Amerika, terdapat suatu program dengan
nama RecycleBank, yaitu suatu program yang menghargai orang-orang untuk
mengambil tindakan hijau sehari-hari dengan diskon dan penawaran dari ribuan
bisnis local dan nasional. Bank Daur Ulang juga menggunakan platform digital
untuk mendidik konsumen tentang cara mendaur ulang “Learn and Earn” kuis
yang memberikan pengguna RecycleBank poin jika menjawab dengan benar
tentang ekologi, energy, dan sejenisnya melalui situs jejaring social seperti
Facebook, Twitter, dan sebagainya.
2.3.2. E-Cycling
Istilah e-cycling agak baru, muncul di situs web EPA AS yang mengacu
pada sumbangan, menggunakan kembali, merobek-robek dan koleksi umum
elektronik yang digunakan. Umum, istilah ini mengacu pada proses
pengumpulan, makelar, pembongkaran, perbaikan atau daur ulang komponen
atau logam yang terkandung dalam peralatan elektronik yang digunakan atau
dibuang atau dikenal sebagai limbah elektronik (e-limbah). "E-cyclable" item
termasuk, tetapi tidak terbatas pada: televisi, komputer, oven microwave,
pembersih vakum, telepon dan telepon selular, stereo, dan VCR dan DVD.
Investasi dalam fasilitas e-bersepeda telah meningkat baru-baru ini karena
tingkat teknologi yang cepat usang, keprihatinan atas metode yang tidak tepat,
dan kesempatan bagi produsen untuk mempengaruhi pasar sekunder
(digunakan dan digunakan kembali produk). Kontroversi sekitar metode berasal
dari kurangnya kesepakatan atas hasil disukai. Pasar dunia dengan pendapatan
sekali pakai yang lebih rendah, misalnya, pertimbangkan perbaikan 75% dan
kembali menjadi cukup berharga untuk membenarkan pembuangan 25%.
26
Pendaur ulang diatur lebih pembuangan 0%, bahkan jika itu berarti secara
dramatis menurunkan tingkat penggunaan kembali. Debat dan sertifikasi
standar dapat mengarah ke definisi yang lebih baik, meskipun kontrak hukum
perdata yang mengatur proses yang diharapkan masih penting untuk setiap
proses dikontrak sebagai buruk didefinisikan sebagai "e-cycle".
27
Bab 3
Penutup
3.1. KesimpulanSampah selalu timbul sebagai masalah pada masyarakat yang kurang
memiliki kepekaan dengan lingkungan mereka.
Sampah menurut sifatnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu, sampah organik
dan sampah unorganik, sedangkan menurut bentuknya sampah dibagi menjadi
2 yaitu sampah padat dan sampah cair. Menurut kemampuan diurainya sampah
dibagi menjadi 2 yaitu, sampah biodegradable dan non-biodegradable, sampah
non-biodegradable dibagi lagi menjadi dua yaitu, sampah recyclable dan non-
recyclable. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan efek
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar mereka diantaranya dapat menjadi
sumber penyakit, mencemari air, dan merusak lingkungan. Agar sampah tidak
menimbulkan dampak negatif, maka sampah harus diolah kembali salah
satunya dengan cara mendaur ulang.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan
pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam
manajemen sampah modern.
Salah satu contoh daur ulang adalah dengan membuat kompos. Kompos
adalah hasill penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan
organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau
anaerobik.
28
Berbagai upaya daur ulang pun dilakukan dengan cara membuat tempat sampah
daur ulang dan organisasi-organisasi daur ulang lain seperti RecycleBank dan
E-Cycling.
Daur ulang juga dapat menimbulkan efek positif bagi masyarakat dan
lingkungan, antara lain menambah penghasilan, menjaga lingkungan dan
mengurangi sampah yang menumpuk.
3.2. Saran
Untuk mencegah dampak negatif maka, diperlukan kerjasama antara
banyak pihak :
1) Pemerintah seharusnya dapat mengelola sampah lebih baik dengan
mengadakan program-program kebersihan lingkungan dengan cara
melaksanakan seminar tentang daur ulang.
2) Masyarakat seharusnya dapat memilah kembali sampah sebelum
dibuang. Sampah yang masih bisa di daur ulang agar dapat diolah
sehingga dapat menjadi industri rumah tangga ataupun menghemat
anggaran rumah tangga. Ini pun kembali pada kesadaran masyarakat
sendiri.
3) Anak harus diajari lebih dini tentang kebersihan lingkungan mereka
dengan cara mendaur ulang atau semacamnya agar kelak mereka
mengerti akan kebersihan dan tanggung jawabnya pada lingkungan
29
Daftar Pustaka
Anwar, Dessy. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta. Karya Abdi Tama
Berry, C.E. 2002. Ekologi dan Lingkungan. Jakarta. Tira Pustaka
http://www.google.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Daur_ulang
http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
30