mkkssr04wonogiri.files.wordpress.com · web viewsesuai dengan amanat peraturan menteri pendidikan...
TRANSCRIPT
LAPORAN SUPERVISI AKADEMIKPROGRAM
PKB KEPALA SMP NEGERI 1 PRODEP
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh
Harmoko
PEMERINTAH KABUPATEN PRODEPDINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 PRODEPJl. Raden Wijaya No. 45 Telp. 0##-####### Kode Pos #####
Website: http://www.smpn 1prodep .sch.id , e-mail: smpnegeri prodep @yahoo.com
Kabupaten ProDEP2014
1
IDENTITAS
Nama : Drs. Harmoko, M.Pd.
NIP : ##############
Pangkat/Gol : Pembina Tk.I/IVb
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SMP Negeri 1 ProDEP
Alamat Kantor : Jl. R Wijaya No. 95 ProDEP
Telepon : ###-#######
Fax : ###-#######
Website : www.smpn1prodep.sch.id
Email : [email protected]
Kode Pos : #####
Alamat Rumah : ?????????????????????
Kecamatan : ????
Kabupaten : ProDEP
Telepon : ###-#######
HP : ###-#######
Email : [email protected]
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kepada Illahirobbi, berkat rahmat dan hidayah-
Nya laporan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kepala
Sekolah Bahan Pembelajaran Utama (BPU) Supervisi Akademik (SupAk) SMP
Negeri 1 ProDEP dapat tersusun.
Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 bahwa seorang Kepala Sekolah harus
memiliki kompetensi supervisi yang meliputi: merencanakan program supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru;
melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; menindaklanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Supervisi yang merupakan salah satu kompetensi strategis didalam
meningkatkan kualitas guru yang bermuara pada peningkatan kualitas layanan
pembelajaran berdampak positif terhadap kualitas siswa.
Laporan program supervisi akademik ini terdiri atas: Pendahuluan;
Kerangka Pikir Pemecahan Masalah; Pendekatan dan Metode Supervisi; Hasil
Pelaksanaan Program Supervisi; dan Penutup.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
laporan program supervisi akademik semester Gasal Tahun Pelajaran 2013/2014
ini terutama Pengawas Pembina yang telah memberi saran dan pendapat pada
program supervisi ini.
Mengetahui, ProDEP, 13 November 2014Pengawas Pembina Kepala SMP Negeri 1 ProDEP
Drs. H ABDUL KARIM, MM Drs. HARMOKO,M.Pd.NIP. ################## NIP ##################
3
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN IDENTITAS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH
BAB III PENDEKATAN DAN METODE SUPERVISI
BAB IV HASIL PELAKSANAAN PROGRAM SUPERVISI
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
1
2
3
4
5
7
9
14
20
4
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Terkait dengan pelaksanaan supervisi, pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 dijelaskan bahwa seorang
Kepala Sekolah harus menguasai lima Kompetensi Standar sebagai Kepala
Sekolah yakni: kompetensi kepribadian; kompetensi manajerial; kompetensi
supervisi; kompetensi kewirausahaan; dan kompetensi sosial. Salah satu
kompetensi yang strategis didalam meningkatkan kualitas sekolah adalah
kompetensi supervisi. Supervisi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah supervisi
akademis.
Seorang Kepala Sekolah dalam hal ini dituntut untuk melaksanakan supervisi
akademis yang meliputi: (1) merencanakan program supervisi akademik terhadap
guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; (2) melaksanakan supervisi
akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi
yang tepat; dan (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru.
Sergiovanni, 1988, menegaskan supervisi pembelajaran (akademis) diartikan
sebagai usaha mendorong, mengkoordinir, dan menstimulir serta menuntun
pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan di suatu sekolah baik secara
individual maupun kelompok agar lebih efektif melaksanakan fungsi
pembelajaran. Untuk itu, aspek-aspek penting didalam supervisi akademik adalah:
bersifat bantuan dan pelayanan untuk pengembangan kualitas diri guru, untuk
pengembangan profesional guru, dan untuk memotivasi guru, melalui supervisi
akademis guru akan banyak dibantu untuk meningkatkan kualitas
pembelajarannya yang berujung pada peningkatan kualitas siswa.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi
(Permenpan R &B) Nomor 16 Tahun 2009, pasal 6 ayat (a) menegaskan
kewajiban guru dalam melaksanakan tugas adalah merencanakan
pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/ bimbingan yang bermutu,
5
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/ bimbingan, serta melaksanakan
pembelajaran/perbaikan dan pengayaan.
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (2014:6) mengetengahkan dalam supervisi akademik pertama
dilakukan identifikasi masalah untuk menyusun perencanaan supervisi akademik
yang meliputi indikator: (a) Penentuan tujuan supervisi akademik, (b) Jadwal
pelaksanaan supervisi akademik, (c) Teknik supervisi akademik, (d) instrumen
supervisi akademik, (e) pelaksanaan supervisi akademik, (f) Pemberian umpan
balik (feedback) supervisi akademik, dan (g) Rencana Tindak Lanjut.
SMP Negeri 1 ProDEP pada tahun pelajaran 2013/2014 telah
menyelenggarakan Kurikulum 2013 secara mandiri. Hasil refleksi Supervisi
Akademik Pendidik SMP Negeri 1 ProDEP pada semester genap Tahun Pelajaran
2013/2014 menunjukkan 83% pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
belum mengkaitkan Kompetensi Inti 2 (KI-2) dengan ranah pengetahuan (KI-3)
maupun keterampilan (KI-4) sehingga pendidik ketika membelajarkan
pengetahuan dan atau keterampilan tidak mendidik sikap peserta didik. Hal ini
terlihat juga dari pengamatan proses pembelajaran. Disamping itu Permasalahan
ini menjadi Rencana Tindak Lanjut (RTL), untuk diimplementasikan pada
Supervisi Akademik semester gasal pada Tahun Pelajaran 2014/2015.
Melalui supervisi akademik secara rutin dan berkelanjutan melalui pemilihan
cara-cara yang efektif maka kompetensi guru sebagai agen perubahan akan
mampu meningkatkan kualitas siswa yang diampunya. Kepala Sekolah sebagai
supevisor perlu merencanakan dan menyusun laporan hasil supervisi akademik
secara menyeluruh dan sistematis, menjabarkan rencana kegiatan yang akan
dilakukan serta merencanakan tindak lanjut hasil supervisi untuk perbaikan.
6
3Analisis Hasil Pengamatan
4Pertemuan Setelah Pengamatan
BAB II
KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH
Proses pembelajaran yang efektif pada hakikatnya merupakan hasil guna
yang diperoleh setelah pelaksanaan proses pembelajaran. Untuk mengetahui
keefektifan pembelajaran dalam dilakukan dengan menggunakan evaluasi
terhadap proses pembelajaran. Suatu pembelajaran dikatakan aktif, efektif dan
berkualitas, apabila memenuhi persyaratan utama yaitu: (1) presentasi waktu
belajar peserta didik yang tinggi dicurahkan terhadap proses pembelajaran; (2)
rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara peserta didik; (3)
ketepatan antara kandungan materi pembelajaran dengan tingkat kemampuan
peserta didik (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan; dan (4)
mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan
struktur kelas yang mendukung pelaksanaan tugas peserta didik, tanpa
mengabaikan hubungan antara guru dan peserta didik.
Proses Supervisi Akademik di SMP Negeri 1 ProDEP dilakukan secara
sistemik seperti pada bagan berikut ini.
7
1Pertemuan Pra
Pengamatan
2Proses Pengamatan
Pertemuan Pra Pengamatan
5Evaluasi Hasil Pengamatan 6
Laporan
Bagan 1Sistematikan Supervisi Akademik
Berdasarkan hasil analisis supervisi akademik pada semester genap tahun
pelajaran 2013/2014, diidentifikasi bahwa 83% guru SMP Negeri 1 ProDEP
belum mengkaitkan ranah sikap sosial (KI-2) ke dalam ranah pengetahuan
maupun Keterampilan. Hal ini teridentifikasi ketika supervisor melakukan
validasi berdasarkan instrumen yang telah dipersiapkan.
Dampak di dalam proses pembelajaran adalah tidak terjadi pembelajaran
dan penilaian sikap ketika siswa belajar tentang pengetahuan (konsep) maupun
Keterampilan sehingga belum terbentuk atau terbudaya sikap-sikap yang terkait
dengan penguasaan konsep maupun keterampilan misalnya, pada keterampilan
siswa bercerita naratif dengan percaya diri, pada saat diskusi untuk menemukan
konsep belum terbentuk sikap kerjasama, jujur ketika ulangan. Hal ini tercermin
pembelajaran yang kering.
Sebagai solusi maka dilakukan Supervisi Akademis pada:
1. Penulisan RPP (reviu) khususnya pada Tujuan Pembelajaran KI-3
Pengetahuan dan KI-4 Keterampilan yang dikaitkan dengan sikap
sosial (KI-2) yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
2. Pengamatan di kelas untuk melihat konsistensi keterlaksaan
pembelajaran dan penilaian KI-3 dan KI-4 yang telah dikaitkan dengan
KI-2.
Melalui Supervisi Akademik mulai dari mereviu RPP sampai dengan
menerapkan hasil reviu tersebut maka proses pembelajaran akan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat guru. Perencanaan yang baik akan berdampak pada
proses dan hasil yang baik pula.
8
BAB III
PENDEKATAN DAN METODE SUPERVISI
Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan-kemampuan guru
dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk
peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan
mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.
Supervisi akademik juga harus didukung oleh instrumen-instrumen yang sesuai.
Kepala sekolah yang akan melaksanakan kegiatan supervisi harus
menyiapkan perlengkapan supervisi, instrumen, sesuai dengan tujuan, sasaran,
objek metode, teknik dan pendekatan yang direncanakan, dan instrumen yang
sesuai, berupa format-format supervisi.
Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu:
supervisi umum dan supervisi akademik. Supervisi umum dilakukan untuk
seluruh kegiatan teknis administrasi sekolah, sedangkan supervisi akademik lebih
diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut ini akan dibahas lebih
mendalam mengenai supervisi akademik.
Gwyn (1961) membagi teknik supervisi akademik menjadi dua macam
yakni: (1) Individual dan (2) Kelompok. Secara rinci dijelaskan di bawah ini.
1. SUPERVISI INDIVIDUAL
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan
terhadap guru. Supervisor hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari
hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervisi
individual ada lima macam yaitu: (a) Kunjungan kelas, (b) Observasi kelas, (c)
Pertemuan individual, (d) Kunjungan antar kelas, dan (e) menilai diri sendiri.
Secara rinci dijelaskan di bawah ini.
9
a. Kunjungan kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk
mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk
menolong guru dalam mengatasi masalah di dalam kelas. Untuk
melaksanakan kunjungan kelas dapat dilakukan dengan atau tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan masalahnya atas
permintaan guru bersangkutan, supervisor sudah memiliki instrumen atau
catatan-catatan, dan tujuan kunjungan yang jelas.
Terdapat empat tahapan dalam hal ini yaitu: (1) Tahap persiapan,
pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara
mengobservasi selama kunjungan kelas. (2) Tahap pengamatan selama
kunjungan. Tahapan ini, supervisor mengamati jalannya proses
pembelajaran berlangsung. (3) Tahap akhir kunjungan, yaitu supervisor
bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil
observasi. (4) Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
Kriteria Kunjungan kelas antara lain; memiliki tujuan-tujuan
tertentu; mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki
kemampuan guru; menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan
data yang obyektif; terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina
sehingga menimbulkan sikap saling pengertian; pelaksanaan kunjungan
kelas tidak menganggu proses pembelajaran; dan pelaksanaannya diikuti
dengan program tindak lanjut.
b. Observasi kelas
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara
teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-
aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha
memperbaiki proses pembelajaran.
Aspek-aspek yang diobservasi antara lain; usaha-usaha dan
aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran, cara menggunakan media
pengajaran, variasi metode, ketepatan penggunaan media dengan materi, 10
ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan reaksi mental para siswa
dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahap, persiapan,
pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi; dan tindak lanjut.
Dalam pelaksanaan observasi ini supervisor tentu sudah siap dengan
instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi, dan
observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.
c. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog,
dan tukar pikiran antara supervisor guru. Tujuannya antara lain untuk
memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui
pemecahan kesulitan yang dihadapi; mengembangkan hal mengajar yang
lebih baik; memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri
guru; dan menghilangkan atau menghindari segala prasangka.
Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan
(percakapan) individual sebagai berikut: Classroom-conference, yaitu
percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-
murid sedang meninggalkan kelas (istirahat). Office-conference, yaitu
percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau
ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru. Causal-conference,
yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan
secara kebetulan bertemu dengan guru. Observational visitation, yaitu
percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan
kunjungan kelas atau observasi kelas.
Di dalam pelaksanaan pertemuan individual, supervisor harus
berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru
mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan
melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih meragukan.
11
d. Kunjungan antar kelas
Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas
yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi
pengalaman dalam pembelajaran.
Tata cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah: harus
direncanakan; guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi; tentukan
guru-guru yang akan mengunjungi; sediakan segala fasilitas yang
diperlukan; supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan
pengamatan yang cermat; adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar
kelas selesai, misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan
pemberian tugas-tugas tertentu; segera aplikasikan ke sekolah atau ke
kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi
yang dihadapi; adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan
kunjungan antar kelas berikutnya.
e. Menilai diri sendiri
Menilai diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri
secara objektif. Untuk maksud itu diperlukan kejujuran diri sendiri.
Tata cara menilai diri sendiri dijelaskan sebagai berikut: Suatu
daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid
untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam
bentuk pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak
perlu menyebut nama. Selanjutnya menganalisa tes-tes terhadap unit
kerja. Kegiatan terakhir adalah mencatat aktivitas murid-murid dalam
suatu catatan, baik mereka bekerja secara individu maupun secara
kelompok.
2. SUPERVISI KELOMPOK
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan
program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru
yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau 12
kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau
dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka
diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan
yang mereka hadapi. Menurut Gwyn (1961), ada tiga belas teknik
supervisi kelompok yaitu: (a) kepanitiaan-kepanitiaan, (b) kerja
kelompok, (c) laboratorium dan kurikulum, (d) membaca terpimpin, (e)
demonstrasi pembelajaran, (f) darmawisata, (g) kuliah/studi, (h) diskusi
panel, (i) perpustakaan, (j) organisasi profesional, (k) buletin supervisi,
(l) pertemuan guru, dan (m) lokakarya atau konferensi kelompok.
Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau
kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua
pembinaan guru di sekolah. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus
mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu
membina keterampilan pembelajaran seorang guru.
Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat
tidaklah mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek
atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui
karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru
sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang
sedang dibina melalui supervisi akademik.
Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979)
menyarankan agar kepala sekolah mempertimbangkan enam faktor
kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru,
temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatic guru.
Lima langkah yang disarankan memberikan umpan balik yang
efektif yaitu: (1) Memberikan Penghargaan, (2) Melakukan sendiri
Refleksi Kritis, (3) Merencanakan sendiri perbaikan-perbaikan, (4)
Memberi usul, saran, atau mendiskusikan hal-hal yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, dan (5) Mengembangkan Rencana
Tindak Lanjut.
13
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM SUPERVISI
Berdasarkan hasil refleksi Supervisi Akademik Pendidik SMP Negeri 1
ProDEP pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 menunjukkan 83% pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) belum mengkaitkan Kompetensi Inti 2
(KI-2) dengan ranah pengetahuan (KI-3) maupun keterampilan (KI-4) sehingga
pendidik ketika membelajarkan pengetahuan dan atau keterampilan tidak
mendidik sikap peserta didik. Hal ini terlihat juga dari pengamatan proses
pembelajaran. Disamping itu Permasalahan ini menjadi Rencana Tindak Lanjut
(RTL), untuk diimplementasikan pada Supervisi Akademik semester gasal pada
Tahun Pelajaran 2014/2015.maka pada implementasi rencana tindak lanjut
dijadwalkan sebagai berikut:
JADWAL SUPERVISI PENGAJAR SMP NEGERI 1 PRODEPTAHUN PELAJARAN 2014 – 2015
NO HARI / TANGGAL KELAS
JAM KE NAMA GURU NAMA SUPERVISOR
1 Senin , 3 November 2014 8,1 4,5 AMIR Drs. HARMOKO,M.Pd
2 Selasa , 4 November 2014 8,4 4,5 ROWI Drs. HARMOKO,M.Pd
3 Rabu , 5 November 2014 7,9 3,4 DIAN Drs. HARMOKO,M.Pd
4 Selasa , 11 November 2014 7,6 6,7 HERLINA Drs. HARMOKO,M.Pd
5 Selasa , 4 November 2014 7,4 1,2 SLAMET Drs. HARMOKO,M.Pd
6 Senin, 10 November 2014 8,1 4,5 RATNA Drs. HARMOKO,M.Pd
7 Kamis , 6 November 2014 7,6 3,4 SOETON DAROJI, S.Pd
8 Sabtu , 8 November 2014 7,9 3,4 BEKTIDI DAROJI, S.Pd
9 Jum'at , 7 November 2014 BK BK DIAH DAROJI, S.Pd
10 Senin , 3 November 2014 7,8 4,5 SUATI DAROJI, S.Pd
11 Selasa , 4 November 2014 7,1 6,7 SUSI DAROJI, S.Pd
12 Senin , 3 November 2014 8,7 2,3 RUKMANA JAROT P,S.Pd, M.Pd
13 Selasa , 4 November 2014 7,8 1,2 RONI JAROT P,S.Pd, M.Pd
14 Selasa , 11 November 2014 9,7 3,4 YANTI JAROT P,S.Pd, M.Pd
15 Jum'at , 7 November 2014 BK BK ABDUL ROZAK JAROT P,S.Pd, M.Pd
16 Selasa , 4 November 2014 8,7 3,4 DONA SUDARMAN,S.Pd
17 Rabu , 5 November 2014 8,9 5,6 SITI SUDARMAN,S.Pd
18 Sabtu , 8 November 2014 7,9 1,2 DODI SUDARMAN,S.Pd
19 Rabu , 5 November 2014 8,5 5,6 SANTOSO SUDARMAN,S.Pd
20 Jumat , 7 November 2014 8,1 4,5 PARLIN SUDARMAN,S.Pd
14
21 Senin , 3 November 2014 8,8 2,3 SRI LESTARI SUDARMAN,S.Pd
22 Rabu , 5 November 2014 7,4 1,2 ARJUNA Drs. MULYO
23 Kamis , 6 November 2014 8,1 3,4 SUDJIATI Drs. MULYO
24 Rabu , 12 November 2014 7,4 6,7 RIANI Drs. MULYO
25 Selasa , 4 November 2014 7,5 7,8 SUDIRMAN Drs. MULYO
26 Kamis , 6 November 2014 7,9 5 YULIA Drs. MULYO
27 Rabu , 12 November 2014 8,3 7,8 HARI Dra. SRI HARTINI
28 Rabu , 5 November 2014 7,9 1,2 SUNADI Dra. SRI HARTINI
29 Kamis , 6 November 2014 8,3 1,2 MULYONO Dra. SRI HARTINI
30 Selasa , 4 November 2014 8,3 3,4 UTAMI, Dra. SRI HARTINI
31 Selasa , 12 november 2014 7,4 4,5 NAINI, Dra. SRI HARTINI
32 Jumat , 7 November 2014 8,5 1,2 PRASETYO TARMIDI, S.Pd
33 Kamis , 6 November 2014 8,5 1,2 SAMIAJI, TARMIDI, S.Pd
34 Kamis , 13 November 2014 8,3 4,5 .ARIF TARMIDI, S.Pd
35 Kamis , 6 November 2014 HONO, TARMIDI, S.Pd
36 Senin , 3 November 2014 7,7 2,3 HARTONO TARMIDI, S.Pd
37 Rabu , 5 November 2014 7,7 6,7 DIONO, YULIANI,S.Pd
38 Kamis , 6 November 2014 8,2 7,8 RETNOWATI YULIANI,S.Pd
39 Senin , 10 November 2014 7,4 2,3 TARMIJI YULIANI,S.Pd
40 Rabu , 12 November 2014 8,1 4,5 GUNANDI YULIANI,S.Pd
41 Kamis , 6 November 2014 8,2 1,2 SUPARMAN, DWI S, S.Pd
42 Rabu , 5 November 2014 7,8 1,2 TRIDA DWI S, S.Pd
43 Senin , 3 November 2014 7,5 2,3 NISA, S.Pd DWI S, S.Pd
44 Kamis , 6 November 2014 8,9 7,8 . SUMINA DWI S, S.Pd
45 Kamis , 6 November 2014 7,1 3,4 RINI, SURAJI,S.Pd
46 Selasa , 4 November 2014 9,7 3,4 BAKRI, SURAJI,S.Pd
47 Jumat , 7 November 2014 7,8 3,4 MAIMUNAH SURAJI,S.Pd
ProDEP, 31 Oktober 2014
Kepala SMP Negeri 1 ProDEP
Drs.HARMOKO,M.Pd
NIP. XXXXXXXXX
Sebagai sampling dalam laporan Supervisi Akademik ini adalah:
1. Tarmiji. guru Matematika
2. Ratna. guru Matematika
3. Sunadi,. guru IPS.
4. Rini. guru Seni Budaya
5. Siti . guru IPA
15
6. Amir. Guru Bahasa Indonesia
Keenam orang pendidik ini memiliki masalah yang sama yakni pada RPP
belum mengkaitkan ranah sikap (KI-2) dengan ranah pengetahuan maupun
keterampilan. Hal ini dapat ditunjukkan di tujuan pembelajaran.
Pada implementasi RPP di kelas, guru tidak terlihat membelajarkan sikap-
sikap tersebut sehingga tidak terjadi pembelajaran sikap yang terkait dengan mata
pelajaran pada ranah pengetahuan maupun keterampilan selama proses
pembelajaran berlangsung dan tentunya tidak juga terjadi penilaiannya.
Untuk mereduksi kelemahan ini penulis sebagai supervisor menawarkan
beberapa teknik supervisi akademik secara individu maupun kelompok. Hasil
kesepakatan para guru memilih supervisi akademik secara Kelompok melalui
Teknik Pertemuan Guru. Di SMP Negeri 1 ProDEP memiliki aktivitas Monday
Smart yaitu forum pertemuan guru untuk membahas dan mencari solusi dari
permasalahan-permasalahan pembelajaran yang dialami guru atau dampak dari
pemikiran kreatif yang menimbulkan perubahan. Karena itu, permasalah yang
sama dapat ditentukan solusinya bersam pada pertemuan guru tersebut.
Hasil analisis RPP yang diperoleh dari Supervisi Akademik secara Kelompok
melalui Teknik Pertemuan Guru dijelaskan di bawah ini.
HASIL SUPERVISI AKADEMIK PEMANTAUAN RPP
SMP NEGERI 1 PRODEP
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
NO NAMA PERMASALAHAN HASIL SUPERVISI RENCANA TINDAK LANJUT
1 Tarmiji Belum mengkaitkan KI-2 (sikap sosial) dengan KI-3 dan KI-4.
Tidak mencantumkan Tujuan Pembelajaran di RPP
Sudah mencantumkan Tujuan Pembelajaran di RPP
Sudah mengkaitkan 3 sikap sosial yaitu: konsisten, teliti dan tidak mudah menyerah pada tujuan pembelajaran dan terdapat alat ukur penilaiannya.
Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 3 sikap sosial konsisten, teliti dan tidak mudah menyerah.
2 Ratna Belum mengkaitkan KI-2 (sikap sosial)
Sudah mengkaitkan 1 sikap sosial yakni
Implementasi pembelajaran
16
dengan KI-3 dan KI-4. Percaya diri. dengan mengkaitkan 1 sikap sosial Percaya diri.
3 Sunadi Belum mengkaitkan KI-2 (sikap sosial) dengan KI-3 dan KI-4.
Sudah merencanakan pembelajaran 2 sikap sosial yakni bertanggung jawab dan Percaya diri, tetapi tidak terkait langsung dengan KI-3 dan KI-4.
Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 2 sikap sosial bertanggung jawab dan diri.
4 Rini Belum mengkaitkan KI-2 (sikap sosial) dengan KI-3 dan KI-4.
Sudah mengkaitkan 1 sikap sosial yaitu jujur tetapi pemilihan sikap ini kurang tepat lebih tepat percaya diri.
Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 1 sikap sosial jujur.
5 Siti Sudah mengkaitkan 1 KI-2 (sikap sosial) jujur dengan KI-3 dan KI-4.
Sudah mengkaitkan 4 sikap sosial yaitu jujur tekun, tanggung jawab dan bekerja sama.
Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 1 sikap sosial jujur, tekun, tanggung jawab dan bekerja sama.
6 Amir Belum mengkaitkan KI-2 (sikap sosial) dengan KI-3 dan KI-4.
Sudah mengkaitkan 2 sikap sosial yaitu jujur dan percaya diri.
Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 2 sikap sosial jujur, dan percaya diri.
Untuk penerapan hasil revisi RPP di kelas disepakati menggunakan supervisi
akademik secara individu melalui teknik Kunjungan antar kelas. Sesuai dengan
tata cara melaksanakan kunjungan antar kelas maka kunjungan harus
direncanakan melalui jadwal kunjungan; guru-guru yang akan mengunjungi
maupun yang dikunjungi adalah keenam guru sampling tersebut. Supervisor
mempersiapkan instrumen pengamatan agar pengamatan dapat diidentifikasi
dengan cermat, dan merencanakan tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas
selesai.
Hasil pengamatan Kunjungan Kelas pada proses pembelajaran dilaporkan
sebagai berikut:
17
HASIL SUPERVISI AKADEMIK TENTANG PENGAMATAN PROSES
PEMBELAJARAN DI KELAS
SMP NEGERI 1 PRODEP TAHUN PELAJARAN 2014/2015
NO HARI/ TANGGAL NAMA
TINDAK LANJUT SUPERVISI
SEBELUMNYAHASIL SUPERVISI RENCANA
TINDAK LANJUT
1 Senin, 10 November 2014
Tarmiji. Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 3 sikap sosial konsisten, teliti dan tidak mudah menyerah.
Konsisten melaksanakan Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 3 sikap sosial konsisten, teliti dan tidak mudah menyerah serta melakukan penilainnya, tetapi di dalam melakuakn penilaian sikap belum melibatkan siswa.
Guru melakukan penilaian sikap yang melibatkan siswa dan mendesain format dan rubrik penilaiannya.
2 Senin, 10 November 2014
Ratna Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 1 sikap sosial Percaya diri.
Telah melakukan pembelajaran dan penilain sikap tetapi tidak dikaitkan dengan KI-3 dan KI-4 alat ukur berupa rubrik penilaian sikap berdiri sendiri
Penilaian sikap percaya diri memiliki 3 indikator yaitu: berusaha bertanya, tidak mudah putus asa, mendiskusikan materi dan mencoba menemukan penyelesaian masalah.
Melakukan reviu rubrik penilaian sikap yang terkait langsung dalam proses pembelajaran konsep dan atau keterampilan dan menyusun rubrik yang lebih tepat.
3 Rabu , 5 November 2014
Sumadi,S.Pd. Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 2 sikap sosial bertanggung jawab dan diri.
Telah melakukan pembelajaran sikap walaupun sekedar sosialisasi/informatif dan melakukan penilain sikap tetapi belum dikaitkan dengan
Melakukan reviu rubrik penilaian sikap yang terkait langsung dalam proses pembelajaran konsep dan atau keterampilan dan
18
KI-3 dan KI-4 alat ukur berupa rubrik penilaian sikap berdiri sendiri
Penilaian yang dilakukan konsisten yaitu bertanggung jawab dan diri.
menyusun rubrik yang lebih tepat.
4 Kamis , 6 November 2014
Rini. Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 1 sikap sosial jujur.
Belum melakukan pembelajaran dan penilaian sikap sosial jujur walaupun di dalam tujuan pembelajaran sudah tertulis.
Mereviu RPP dan melakukan secara konsisten melakukan pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran.
5 Rabu, 5 November 2014
Siti Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 4 sikap sosial teliti, cermat, tekun, tanggung jawab dan bekerja sama.
Telah melakukan pembelajaran dan penilaian sikap sosial tetapi hanya satu yang terkait yaitu percaya diri yang sikap tersebut tidak tercantum pada tujuan pembelajaran.
Mereviu ulang penulisan RRP khususnya konsistensi antara tujuan pembelajaran dan alat penilaiannya.
6 Senin , 3 November 2014
Amir Implementasi pembelajaran dengan mengkaitkan 2 sikap sosial yaitu: jujur, dan percaya diri.
Telah melakukan pembelajaran dan penilaian sikap jujur pada pembelajaran konsep.
Penilaian percaya diri dengan 5 indikator belum dikaitkan dengan KI-3 dan KI-4.
Mereviu ulang penulisan RRP agar lebih konsistensi antara sikap sosial pada tujuan pembelajaran dengan alat penilaiannya.
Hasil Supervisi Akademik ini akan ditindak lanjuti pada semester genap
Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan Rencana Tindak Lanjut yang
dibutuhkan guru. Dengan cara ini kelemahan-kelemahan guru akan teratasi secara
cermat.
19
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan Supervisi akademik yang dilakukan dengan berpegang apada Rencana
Tindak Lanjut hasil supervisi sebelumnya sangat efektif bagi guru, karena guru mendapatkan gambaran awal sebelum disupervisi melalaui pemantauan RPP maupun pengamatan di dalam kelas. Apalagi guru bebas memilih cara dan teknik supervisi akademik yang diinginkan mereka akan lebih senang sehingga hasil supervisi akademik dapat menghasilkan informasi yang optimal. Dalam kesempatan ini guru dapat melakukan konsultasi tentang pembelajaran yang akan dilakukan. Pada saat pelaksanaan guru dan siswa merasa kondusif karena supervisor juga bisa berperan sebagai guru apabila terdapat hal-hal yang belum dikuasai guru. Pada akhir supervisi guru dapat melakukan refleksi untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahanya dan mampu menentukan cara-caranya sendiri, sebagai supervisor dapat memberikan saran-saran yang dibutuhkan sebagai Rencana Tindak Lanjut terhadap Supervisi yang telah dilakukan.
B. SaranUntuk melaksanakan supervisi akademik dengan cara ini disarankan agar:1. Supervisor memahami terlebih dahulu langkah-langkah pelaksanaannya.2. Guru yang disupervisi dan didampingi perlu disosialisasikan agar mampu
mengubah mind set, sehingga pelaksanaannya dapat tercapai sesuai harapan.
20
PERTEMUAN
21
22