03. hubungan antara operating leverage dan risiko.pdf
TRANSCRIPT
Hubungan Antara Operating Leverage Dan Risiko
Baruch Lev1
AJI
Bagian utama dari penelitian keuangan adalah berkaitan dengan pengaruh
keputusan manajerial terhadap nilai pasar perusahaan. Dengan demikian, pengaruh
perubahan pada struktur modal, kebijakan dividen, dan strategi investasi atas harga
saham dan risiko yang telah diselidiki secara luas baik pada tingkat konseptual
maupun empiris. Penelitian ini berkaitan dengan pengaruh operating leverage
perusahaan terhadap risiko dan, selanjutnya, harga pasar dari saham perusahaan.
Operating leverage perusahaan didefinisikan sebagai rasio dari kos operasi tetap
terhadap kos operasi variabel; operating leverage yang tinggi mengacu pada
proporsi kos tetap yang tinggi secara relatif terhadap kos variabel. Dengan
mempertimbangkan ketergantian di antara faktor-faktor produksi, degree of
operating leverage (tingkat leverage operasi) secara substansi bisa diubah dengan
keputusan manajerial perusahaan. Dengan demikian, sebagai contoh, peningkatan
intensitas modal terhadap proses produksi (misalnya penggantian produksi listrik
bertenaga uap menjadi bertenaga nuklir) akan berdampak pada meningkatnya
proporsi relatif kos tetap (misalnya depresiasi, pemeliharaan, dsb.) terhada kos
variabel (misalnya batubara, gaji, dsb.).
RETNO
Tujuan utama dari menyelidiki hubungan antara operating leverage dan
risiko adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai proses-proses yang
menimbulkan risiko pada pasar modal, suatu proses kecil yang masih belum
diketahui. Pengetahuan mengenai penentu sebenarnya dari risiko saham (yaitu yang
ditimbulkan dari input dan output keputusan perusahaan) adalah sangat penting
bagi keputusan baik di tingkat perusahaan maupun di tingkat investor. Pada tingkat
perusahaan, hubungan antara keputusan operasi dan risiko (dan selanjutnya, harga
saham) adalah penting karena karena secara umum mengasumsikan bahwa
manajemen berusaha untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik modal. Pada
tingkat investor pengetahuan akan hubungan antara operating leverage dan risiko
tersebut akan meningkatkan/memperbaiki prediksi dari risiko ex ante (dan
selanjutnya, pemilihan portofolio), mempertimbangkan informasi mengenai
perubahan operasional yang diharapkan.
LILA
Hubungan antara operating leverage dan risiko diuji secara analitis pada
bagian selanjutnya. Terlihat bahwa adanya hubungan positif antara dua variabel
adalah yang diharapkan. Operating leverage akan meningkat atau menurun baik
secara keseluruhan maupun sistematis ketika return saham meningkat atau
menurun. Ekspektasi apriori ini ternyata konsisten dengan hasil uji empriris yang
dilakukan pada industri perusahaan listrik, baja, dan minyak.
CACA
1 Universitas Tel-Aviv, Israel dan Universitas Chicago. Komentar bermanfaat dari
Robert S. Hamada, Eugene F. Fama, dan seorang referee sangat dihargai.
I. Operating Leverage dan Risiko
Laba bersih perusahaan sebelum pajak selama periode t, XJT , dapat
didefinisikan sebagai:
(1) xjt = Rjt – Vjt – Fjt’
dimana:
Rjt = Pendapatan (penjualan) total selama t;
Vjt = Kos variabel total, yang merupakan fungsi dari jumlah unit yang terjual
selama t, dan
Fjt = Kos tetap total (termasuk bunga dan dividen saham preferen) tidak
terpengaruh oleh perubahan volume selama t
Laba bersih setelah pajak, dimana τ adalah rata-rata (dan marjinal) tarif pajak
penghasilan badan, adalah:
(2) xjt (1-τ) = (Rjt – Vjt - Fjt) (1-τ)
Hubungan antara pendapatan perusahaan dan return atas saham biasa
selama periode t, Rjt adalah
(3) 𝑟𝑗𝑡 = 𝑑𝑗𝑡 + 𝑐𝑔𝑗𝑡 = 𝑥𝑗𝑡 (1 – 𝑟 )+ 𝛥𝑔𝑗𝑡
𝑆𝑗,𝑡−1
dimana :
djt = Dividen per saham, selama t;
cgjt = Capital gain per saham selama t;
Δgjt = Perubahan pertumbuhan kapitalisasi selama t, dan
Sj,t−1 = Total nilai pasar saham biasa pada awal t
Tingkat periodik return saham, dengan demikian, sama dengan laba setelah pajak
yang diperoleh kepada stakeholders, 𝑥𝑗𝑡 (1 – 𝜏 ), ditambah dengan perubahan
pertumbuhan kapitalisasi, 𝛥𝑔𝑗𝑡, dibagi total nilai pasar pada saham biasa, 𝑆𝑗,𝑡−1 ,
perubahan dalam pertumbuhan dikapitalisasi ditambahkan ke pendapatan guna
menyamakan pengembalian nilai pasar:
Untuk laba bersih harus ditambahkan setiap perubahan dalam
pertumbuhan dikapitalisasi agar kita dapat menjelaskan keada pemegang
saham umum yang memegang pasar periode pengembalian dolar . 𝛥𝑔𝑗𝑡
harus ditambahkan untuk pertumbuhan perusahaan terhadap laba periode
berjalan aset yang ada depan karena peluang pertumbuhan kapitalisasi
dari laba perusahaan-masa depan dari aset baru atas dan di atas biaya
perusahaan modal yang sudah tercermin dalam harga saham di (t-1 ) -
harus berubah dari periode dan akan terhutang kepada pemegang saham
umum.
HUSAIN
Dalam kondisi yang tidak pasti, permintaan akan datang, 𝑄𝑗𝑡 (dlm unit),
tentu saja adalah variabel acak. Oleh karena itu, penjualan, kos variabel, dan laba
juga merupakan variabel acak². Efek atas fluktuasi permintaan terhadap laba dapat
dirumuskan sebagai berikut:
(4) 𝑋𝑗𝑡 = (𝑃𝑄)𝑗𝑡 − (𝑉𝑄)𝑗𝑡 − 𝐹𝑗𝑡′
dimana
p = rata-rata harga produk per unit
v = rata-rata kos variabel produk per unit
Pemisahan 𝑄𝑗𝑡 dari rumus di atas adalah :
(5) 𝑋𝑗𝑡′ = 𝑃𝑗𝑡 − 𝑉𝑗𝑡′
Kos tetap, 𝐹𝑗𝑡′, diabaikan karena kos tersebut tidak terpengaruh oleh fluktuasi
permintaan dalam range tertentu. Penurunan laba terkait dengan permintaan, 𝑋𝑗𝑡′ ,
sama dengan selisih antara rata-rata harga produk dan rata-rata kos variabel produk
(dalam istilah akuntansi disebut sebagai “margin kontribusi”). Perbedaan Operating
Leverage (OL) diantara perusahaan yang termasuk industri yang homogen akan
mencerminkan perbedaan rata-rata kos variabel per unit, 𝑉𝑗𝑡, dan oleh karena itu
menyebabkan perbedaan penurunan laba, 𝑋𝑗𝑡′ . Sebagai contoh, dua perusahaan,
perusahaan 1 dan perusahaan 2, dimana perusahaan 1 memiliki OL daripada
perusahaan 2. Oleh karena itu, 𝑉1𝑡 < 𝑉2𝑡 dan 𝑋1𝑡′ > 𝑋2𝑡
′ , yaitu volatilitas laba
perusahaan 1 akibat fluktuasi permintaan akan semakin besar daripada perusahaan
2. Secara umum, semakin besar OL, semakin besar volatilitas laba berkenaan
dengan fluktuasi permintaan.
JOKO
Karena laba yang terkait dengan return saham, dapat diharapkan bahwa, hal
lain dianggap sama, semakin tinggi leverage operasi semakin besar volatilitas
return, dengan demikian, ketika V1T<V2T, turunan dari pengembalian saham
perusahaan pertama sehubungan dengan permintaan, δr1t /δ2Ωt akan lebih besar
dibandingkan dengan return kedua dari perusahaan δr2t / δΩ2t. Volatilitas return
dikenal sebagai tingkat risiko keseluruhan saham perusahaan, dan akan diukur di
bawah standar deviasi dari return bulanan.
DESI
Perhatikan analogi antara argumen sebelumnya dan ”efek pengaruh
keuangan “ yang lebih dikenal, yang menyatakan bahwa dalam kelas risiko industry
tertentu (industri homogen dalam kasus kami), semakin tinggi pengaruh keuangan,
contoh pangsa relative beban bunga tetap ( fixed cost dalam kasus kami), semakin
besar volatilitas dari pendapatan yang diperoleh sisa untuk pemegang saham biasa,
dan karenanya, semakin tinggi risiko keuangan yang terkait dengan saham biasa.
Dalam teori portfolio, capital asset pricing model, variabel risiko yang
relevan untuk pemilihan portofolio yang terkait dengan sistematis , atau
undiversifiable komponen risiko, di ukur dengan nilai ß dari model pasar Sharpe:
TINA
Dalam hal ini, istilah kovarian pertama, di sisi kanan (7a) antara penjualan
dan return pasar, akan sama untuk kedua perusahaan. Istilah kovarian terakhir,
antara ∆gjt dan rmt, juga dapat diasumsikan yang sama bagi kedua perusahaan,
karena tampaknya tidak ada alasan mengapa pertumbuhan masa depan perusahaan,
tergantung terutama pada pola output, akan terpengaruh oleh perbedaan campuran
biaya dan variable. Namun, istilah kovarian tengah, antara biaya variable dan return
pasar, jelas akan berbeda untuk kedua perusahaan. Perusahaan dengan operasi
leverage yang lebih tinggi, perusahaan 1, akan memiliki tingkat yang lebih rendah
(nilai yang diharapkan) dari biaya variable daripada perusahaan 2, dan karenanya,
sebuah kovarian yang lebih rendah dengan return pasar. Dengan demikian, sejak
Produk dari total nilai saham dari perusahaan yang lebih tinggi operasi leverage dan
risiko sistematik {sisi kiri (10)} adalah lebih besar dari produk serupa untuk
perusahaan yang operasi leverage nya lebih rendah. Dengan asumsi kesetaraan nilai
saham total perusahaan, yaitu s1, t-1 – s2, t-1, risiko sistematis dari perusahaan yang
operasi leverage nya lebih tinggi akan lebih besar dibanding perusahaan dengan
operasi leverage yang lebih rendah : β1 > β2
RISA
Asumsi mengenai kesetaraan nilai total saham dari dua perusahaan
tampaknya dipertahankan mengingat adanya identitas pola penjualan di seluruh
negara di dunia. Telah terbukti bahwa dalam equilibrium nilai pasar saham
ditambah nilai sekarang dari faktor pembayaran yang akan datang kecenderungan
untuk semua perusahaan memiliki aliran output yang sama, Rjt (ϴ), meskipun
efisiensi yang berbeda atau adanya input gabungan. Demikian, jika perbedaan level
operating leverage tidak sistematis maka akan mempengaruhi nilai sekarang
(present value) pada total faktor pembayaran, selanjutnya nilai pasar saham
perusahaan yang mempunyai aliran output yang sama, dan kesimpulan sebelumnya
(10) mempertahnkan mengenai hubungan positif antara operating leverage dan
Risiko Sistematis
NOVI
Ringkasan, analisis terdahulu mengusulkan kedua risiko (berubah
pendirian) dan risiko sistematis atas saham biasa berhubungan positif dengan
degree of operating leverage (DOL), atau berhubungan negatif dengan tingkat
biaya variabel perusahaan. Kebenaran dari hipotesis ini, terletak pada asumsi
ceteris paribus, yang akan menjadi pengujian empiris pada bagian berikut ini.
NASRULLAH
II. Desain Pengujian dan Hasil
Tiga industri homogen (terutama dari sudut pandang produk) dipilih untuk
tes: industri utilitas listrik, baja dan produksi minyak7. Homogenitas Industri
diperlukan untuk mendekati sejauh mungkin kondisi ceteris paribus, yang diatur
dalam sesi sebelumnya, khususnya, Lintas sekat dari persamaan untuk penjualan
yang membentang keseluruh alam8. Homogenitas industri juga menjamin
relativitas keragaman kecil dari teknik akuntansi dan oleh sebab itu besarnya lintas
sekat dapat diperbandingkan dengan data laporan keuangan.
7 : Lihat lampiran untuk daftar sampel yang lebih lengkap 8 : Hal ini kembali di analogikan kepada industri homogenitas yang diperlukan pada
studi cost of capital (e.g., M. H. Miller dan P. Modigliani, “ sebagian
mengestimasikan dari cost of capital untuk Industri Tenaga Listrik, “American
Economic Review”, vol. 56 (June 1966), pp. 334-39), diatur untuk memenuhi risiko
ekuivalen – class assumtion.
BUDI
Data stock return berasal dua sumber yaitu: Compustat dan CRSP. Analisis
pertama yang dilakukan adalah menentukan kos variabel rata-rata untuk setiap film
(mengikuti aturan 5, 9 dan 10) dimana berbanding terbalik dengan risiko. Data ini
tidak dapat diolah langsung dari laporan keuangan, mengingat kos dalam laporan
keuangan (kos penjualan, pemeliharaan, dll) mencakup kos variabel dan kos tetap.
Untuk mengidentifikasi total kos operasional menjadi unsur-unsur kos variabel dan
kos tetap digunakan rumus regresi time series sebagai berikut:
TCjt = Aj + Vj Qjt + Ujt
TCjt : Total operating cost
Qj : Phisical output
Vj : Average variable cost
Rumus ini mengindikasikan total biaya operasional dipengaruhi oleh
perubahan volume dan kos variabel rata-rata. Rumus ini berlaku dengan asumsi
tidak terjadi perubahan yang substansial dalam proses produksi selama penelitian.
Untuk memeriksa keterbatasan rumus (yang ditandai dengan adanya asumsi tidak
terjadi perubahan substansial proses produksi), kami melakukan percobaan dengan
dua periode yang berbeda, yaitu 20 tahun (1949-1968) dan 12 tahun (1957-1968).
Dari Tabel 1, diketahui bahwa perbedaan kos variabel relatif kecil. Sama halnya
dengan uji sebelumnya, uji berikutnya dilakukan dengan dasar kos variabel selama
periode 12 tahun dimana diperoleh R2 dan t-values yang tinggi yang
mengindikasikan kebenaran persamaan di atas.
ARUM
Harus dicatat bahwa sejak perusahaan menggunakan metode full costing,
dimana item kos tetap dialokasikan ke produksi, kos ini akan muncul dalam laporan
keuangan seolah-olah kos tersebut merupakan kos variabel. Bias ini akan terjadi
terhadap koefisien regresi, Vj, dalam (11). Namun bias yang serius/berat akan ada
hanya jika perubahan dalam persediaan periodik subtansial/besar. Seperti telah
diketahui, ketika penjualan periodik sama dengan produksi (tdk ada perubahan
persediaan), kos pada metode full/absorption costing akan sama dengan kos pada
metode langsung/ direct cost dimana tdk ada alokasi kos tetap. Karena itu, tidak ada
bias dapat diperkirakan sehubungan dengan utilitas listrik dalam sampel karena
kurangnya persediaan. mengenai perusahaan minyak dan bajak, rata-rata perubahan
persediaan secara tahunan sebelum periode yang diuji adalah 10,3% dan 12,2%,
masing-masing mengindikasikan kemungkinan adanya bias dalam estimasi pada
komponen kos veriabel, Vj. Secara jelas, pemisahan yang lengkap atas komponen
tetap dari kos variabel tidak dapat dilakukan tanpa akses pada data internal (tidak
dipublish).
FIRSTY
Pengukuran risiko untuk masing-masing perusahaan diperoleh dari catatan
CRSP. Perubahan secara keseluruhan telah diukur sebagai standar deviasi dari
pengembalian bulanan selama periode 10 tahun, 1958-1967. Risiko sistematis
diestimasikan, βj’s, yang diperoleh dari model diagonal atau model pasar berikut:¹²
¹¹ Dalam studi empiris berkenaan dengan penentuan perilaku biaya dan fungsi
produksi, biaya perusahaan biasanya dikurangi dengan indeks harga dengan tujuan
untuk nilai yang riil. Prosedur ini dirasa tidak tepat dikarenakan adanya perubahan
pada pengukuran pengembalian, dimana biaya variabel dikaitkan, dan didasarkan
pada nilai nominal (yaitu, nominal deviden dan keuntungan modal).
¹² Prosedur estimasi ini mengasumsikan, tentu saja, bahwa pos yang ditentukan nilai
β adalah estimasi yang tidak bias dari risiko sistematis “yang benar”.
TABLE 1
SELECTED DATA FOR EQUATION (11)
No. of
Firms 20-Year Interval 12-Year Interval
(a)
R²
(b)
v
(c)
α (v)
R²
v
α (v)
Electrical
Utilities
75 .98 .00815
(26.85)
.00444 .96 .00762
(18.6)
.00455
Steel
Manufacturers
21 .96 .82922
(31.98)
.07930 .93 .81503
(20.97)
.08034
Oil Producers 26 .98 .74806
(68.12)
.15885 .95 .71677
(43.27)
.17459
(a) Sampel rata-rata dari koefisien determinasi berganda.
(b) Sampel rata-rata dari kos variabel per unit; (rata-rata nilai t).
(c) Sampel standar deviasi dari kos variabel per unit.
(12) rjt = αj + βjrMt + ujt, t = 1,…..,120 (1958-1967),
dimana
rjt = pengembalian bulanan saham j, dan
rjt = rata-rata indeks di bursa saham New York untuk
pengembalian bulanan
Residu, ujt, dalam kondisi yang di asumsikan oleh model OLS.
Dua pengukuran risiko pada regresi cross-sectional untuk setiap industri pada
estimasi variable kos per unit, vj, diperoleh dari persamaan (11):
(13) α (rj) = a1 + b1vj + c1j, dan
(14) βj = a2 + b2vj + c2j
Estimasi koefisien regresi untuk (13) dan (14) dilaporkan dalam tabel 2 dan 3.
DIAN
Hasil empiris konsisten dengan hubungan hipotesis: rata-rata komponen
biaya variabel berhubungan negatif dengan kedua langkah – langkah risiko secara
keseluruhan dan sistemik (lihat koefisien b1 dan b2, untuk pemeriksaan ketiga
industri. Dalam semua kasus, kecuali oil procedure pada tabel 3, secara statistik
signifikan pada tingkat 0,05 atau lebih tinggi.13 Kekuatan penjelas dari komponen
biaya variabel koefisien determinasi berganda, R2, adalah sederhana. Umumnya,
biaya variabel per unit menjelaskan porsi yang lebih besar dari variabilitas cross-
section dari semua pengukuran risiko dibandingkan dengan risiko sistematis. Pada
kedua kasus, jelas bahwa operasi maksimal tidak hanya berkontribusi terhadap
variabel perbedaan risiko cross-sectional. Buruknya kinerja dari pengukuran biaya
variabel yang berhubungan dengan risiko sistematis dari oil procedure dapat
dijelaskan oleh heterogenitas relatif dari industri ini (termasuk di Dalam Negeri,
Internasional dan crude oil procedure). Heterogenitas ini merupakan bukti
koefisien sampel dari variasi yang dilaporkan pada tabel 4. Koefisien variasi untuk
pengukuran risiko sistematis dari oil procedure,. 357, secara substansial lebih besar
dari koefisien lainnya.
.13 Regresi diatas juga dijalankan dengan ukuran perusahaan (diukur dengan total
penjualan) sebagai variabel independen tambahan. Hal ini dilakukan karena
berkaitan dengan pengaruh operasi dan risiko. Namun, walapun ada penambahan
ukuran variabel tidak secara signifikan dapat mengubah perkiraan yang dilaporkan
tabel 2 dan 3.
DHIANITA
III. Ringkasan
Hubungan antara keputusan operasional perusahaan dan risiko saham mulai
terbentuk. Perbedaan di dalam proses produksi mempengaruhi saham relatif baik
pada biaya tetap maupun biaya variabel (sebagai contoh operating leverage) yang
ditemukan, baik secara analitis ataupun empiris, yang terkait dengan perbedaan
risiko. Secara khusus, pada saat semua parameter konstan/tidak berubah, semakin
tinggi operating leverage (sebagai contoh biaya variabel per unit yang lebih rendah)
semakin besar pula secara risiko saham keseluruhan dan sistemik.
DEWI
Berbagai implikasi praktis disarankan oleh temuan ini. Pada tingkat
perusahaan, dapat diharapkan bahwa pengeluaran modal yang besar dikaitkan
dengan peningkatan leverage operasi akan meningkatkan risiko. Dalam kasus ini,
tingkat cut-off digunakan untuk keputusan penganggaran modal (yaitu, biaya
modal) dan harus memungkinkan untuk peningkatan risiko. Penggunaan biaya
sebagai modal pada cut-off mungkin akan mengakibatkan penurunan harga saham,
sehingga dapat mempengaruhi kekayaan pemegang saham. Pada tingkat investor,
temuan ini mungkin membantu dalam estimasi saham risiko umum yang diberikan
pada perubahan leverage operasi perusahaan yang diharapkan. Secara khusus,
mereka menyarankan bahwa, jika suatu perusahaan akan mengalami perubahan
leverage operasi yang signifikan, estimasi ukuran risiko secara eksklusif berbasis
sejarah kembali akan tidak berlaku.