04 modul-manajemen risiko
TRANSCRIPT
PAKET P E L A T I H A N
PELAYANAN OBSTETRI NEONATALPELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIFEMERGENSI KOMPREHENSIF
MODUL Manajemen Risiko Klinik
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAJARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK – KESEHATAN REPRODUKSI
JAKARTA
2007
PAKET PELATIHAN
PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAJARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK – KESEHATAN REPRODUKSI
JAKARTA ©2008ISBN: ...................
Editor :Prof. DR. Dr. Gulardi Wiknjosastro, SpOG(K)
Penyusun:
Komponen MaternalGulardi Wiknjosastro
George AdriaanszOmo Abdul MadjidBudi Iman Santoso
Perkumpulan Obstetri Ginekologi IndonesiaJaringan Nasional Pelatihan Klinik – Kesehatan Reproduksi
Kontributor:Reginal F Gipson
Ayman El MohandesTom Colles
Health Service Program - USAID
Pelatihan Keterampilan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif yang terdiri dari 12 Bab yang esensial dalam Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif. Pelatihan PONEK dirancang untuk 7 hari yang kemudian diikuti dengan supervisi fasilitatif atau OJT ke masing-masing fasilitas kesehatan atau rumah sakit dimana para petugas pelaksana bertugas. Proses pelatihan disusun berdasarkan pengalaman sebelumnya dari para peserta, serta memanfaatkan motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan kegiatan belajar dalam waktu yang sesingkat mungkin. Fokus pelatihan adalah bagaimana mereka mengerjakan, bukan hanya sekedar mengetahui, dan evaluasi kinerja dilakukan berdasarkan kompetensi yang dicapai. Pelatihan Keterampilan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif untuk komponen Maternal yang terdiri atas: Partograf, Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Medik, Analgesia dan Anestesia, Perdarahan pada Kehamilan Muda (Abortus), Perdarahan Postpartum, Preeklampsia dan Eklampsia, Persalinan Macet (Distosia), dan Infeksi Nifas.
MANAJEMEN RISIKO KLINIK
TujuanMampu menjelaskan prinsip manajemen risiko klinik.
Latar Belakang
Manajemen risiko klinik ialah suatu cara untuk identifikasi penyimpangan melalui laporan atau penelusuran rekam medik. Tindak lanjut ialah pembuatan data dasar untuk identifikasi pola yang umum dan pengembangan suatu system akuntabilitas untuk mencegah kecelakaan di masa depan. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan mutu dengan penekanan pada kejadian yang tak diinginkan terutama kekecewaan pasien. Dengan demikian dapat dibuat indikator seperti frekuensi efek samping, tuntutan dan kecelakaan (misalnya: perdarahan). Dengan menekan kejadian/kecelakaan maka besaran tuntuan diharapkan menurun. Nama baik rumah sakit juga akan terjaga, artinya pada dokter yang bekerja akan lebih berhati-hati mengikuti standar yang disepakati.
Agenda dan Urutan Sesi
Modul terdiri dari sesi pelatihan di kelas dan praktik klinik (OJT) pada akhir bulan pertama dan bulan ketiga.
KompetensiMengembangkan dan menatalaksana upaya preventif, korektif dan pemecahan masalah bagi penyimpangan, kecelakaan dan kelalaian dalam penatalaksanaan kasus atau penyelenggaraan pelayanan yang bermutu
Keterampilan1. Identifikasi risiko2. Analisa risiko/masalah3. Pengendalian risiko4. Pendanaan risiko
Kasus
Pengembangan Kompetensi Dasar
(Pelatihan di kelas)
Waktu 15’:
Pengembangan Kompetensi Dasar
(Praktik Klinik)
Akhir Bulan pertama
Kualifikasi Kompetensi
(Praktik Klnik)
Bulan ke 3
Bulan 3
On The Job Training(Concurrent Assessment/ Retrospective Assessment)
Bulan 1
On The Job Training(Concurrent Assessment/ Retrospective Assessment)
Surveilans Kematian Ibu (Pengantar, Diskusi, Presentasi)
Ny. A, 23 tahun, Primipara Masuk jam 12 siang: kehamilan aterm – presentasi kepala DJJ 130/mn, in partu, pada
pembukaan 8 cm dipecahkan ketuban, kehijauan encer, kepala di H3(+) Jam 16.00: ibu meneran selama 1 jam, lelah. Kepala di H 3-4 u2k kiri lintang.
Dilakukan eks. Vakum. Lahir kepala, bahu sulit lahir – selama 5 menit – lahir laki laki 4100 g, skor Apgar
3/6. Bayi pulang setelah dirawat 7 hari dengan cidera fraktur humerus (sudah dibidai). Apa tindakan anda ??
Diskusi kelompok
Bagi kelas dalam 2 kelompok Bahas kasus dalam 10 menit Seorang juru bicara mengajukan hasil diskusi Kelompok lain: komentar Kesimpulan
Anjuran Berikan kuliah: Manajemen risiko klinik Kasus di atas memerlukan pembahasan menyangkut: SOP, kompetensi penolong,
laporan kepada direksi, lokasi agar tak terjadi tuntutan Komunikasi dengan pasien/keluarga Dokumentasi yang lengkap dan jujur Dukungan kepada tindak lanjut bayi Kesediaan untuk membentuk POKJA
Sesi Pelatihan di Kelas
Aktifitas Pembelajaran
Pengantar Waktu: 5 menit
Fasilitator mengkaji tujuan, latar belakang, tujuan pembelajaran, aktifitas pembelajaran dan strategi-strategi penilaian sesi. Tujuan, latar belakang, dan tujuan pembelajaran sesi dipresentasikan dengan menggunakan slide atau tranparansi OHP. Aktifitas pembelajaran berbeda yang akan digunakan selama sesi dikaji dengan kelompok. Bagimana peserta akan dinilai di akhir sesi dikaji dengan menggunakan kriteria-kriteria dalam tujuan pembelajaran. Fasilitator secara singkat menjelaskan 4 hal utama di dalam MRK menggunakan transparansi dan OHP atau alat bantung dengar-pandang lainnya.
Fasilitator akan menggunakan berbagai jenis dan tehnik bertanya dan mendengar aktif yang terkait dengan pengalaman dan aplikasi atau penerapan dari manajemen risiko klinik di tempat kerja atau praktik sehari-hari. Selain itu, fasilitator juga mencoba untuk mengidentifikasi pendekatan atau cara yang telah dijalankan oleh peserta pelatihan dimana hal tersebut telah sesuai dengan 4 hal utama MRK.
Isi Materi Waktu: 45 menit
Pada tahapan ini, fasiltator akan melakukan alih pengetahuan dan keterampilan dalam MRK terkait dengan:
Identifikasi RisikoGunakan tehnik interaktif dalam bentuk kuliah atau ceramah ilustratif, kegiatan kelompok kecil atau diskusi dalam mengenali risiko yang akan timbul, baik dalam bentuk risiko teknis dan risiko manajemen yang berujung pada risiko aplikasi kompetensi profesional dan juga finansial. Risiko berawal dari penyimpangan atau deviasi bermakna dari standar atau baku klinis serta manajemen. Untuk bidang maternal, hal itu dapat berarti penyimpangan bidang obstetri dan ginbekologi.
Analisis RisikoDengan latihan atau studi kasus (gunakan studi kasus yang tersedia atau dirancang ulang) hantarkan peserta pelatihan untuk memahami risiko yang terkait dengan faktor kesalahan atau kelalaian.
Pengendalian RisikoStudi kasus, simulasi dan contoh aplikasi penerapan solusi merupakan metode yang dianggap efektif untuk menjelaskan dan alih keterampilan upaya pengendalian risiko. Pengendalian ini tidak seharusnya dipandang hanya sebagai post-event solution tetapi berbagai upaya yang efektif untuk menangkal penyimpangan, terutama pemantauan penerapan standar (teknis dan manajemen) sebelum, selama dan setelah pelayanan.
Pendanaan RiskoGunakan curah pendapat dan diskusi untuk membuat peserta memahami secara baik dan juga mampu menjelaskan tentang cara untuk menentukan penanggung-jawab risiko dan siapa yang akan menanggung beban finansial serta sumber pendanaan risiko yang akan dan telah terjadi.
Ringkasan Waktu: 5 menitPada akhir sesi, fasilitator memilih peserta untuk merangkum sesi dengan menggunakan kriteria dalam tujuan pembelajaran. Gunakan kuesioner, qiuz, slide atau transparansi OHP yang digunakan selama sesi ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi serapan materi.
Penilaian KompetensiUntuk mengembangkan kompetensi dasar, setiap peserta akan dinilai dengan menggunakan kriteria-kriteria dalam tujuan pembelajaran bersama-sama dengan dilakukannya aktifitas pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran Strategi/Metode Penilaian1. Menjelaskan cara identifikasi risko klnik Tanya jawab dan diskusi kelompok.2. Menjelaskan dan menentukan cara
melakukan analisis risiko.Tanya jawab dan diskusi kelompok.
3. Menjelaskan dan menentukan pengendalian risiko (sebelum, selama, & setelah pelayanan)
Tanya jawab dan diskusi kelompok.
4. Identifikasi penanggung-jawab dan sumber pendanaan
Kuesioner, Quiz dan Rangkuman.
Persiapan Sesi
FasilitatorFasilitator harus mempelajari kembali materi yang akan disajikan serta mengkaji metode atau strategi pembelajaran yang sesuai.
Modul dan Materi RujukanManajemen Risiko Klinik
Alat Bantu Latih Komputer LCD Studi Kasus Literatur Terkait Medical Association Website
Bahan referensi
1. Anon. A first class service: quality in the NHS. London: Department of Health, 1998.
2. Royal College of Obstetricians and Gynecologists and Clinical Governance. London: RCOG Press, 1999.
3. Risk Management in the NHS. London/Leeds: NHS Executive Control as Publication, 1992
GulardiH. WiknjosastroBagianObstetriGinekologi
FKUI – RS Dr. CiptoMangunkusumoJakarta
PraktekBermutudanManajemenRisiko
KematianBAYI
• IbuX, ketubanpecah, hamilaterm• Induksipartus, janinhidup• Jam 22.00 dokter: hentikaninduksi• Jam 7.00 seksiosesarea
• Lahirbayimenangissesak• Meninggal2 jam kemudian• Pasientakpuas
Kredensial
SIKAP
Akreditasi
StandarProfesi
AD/ StatutaRS
KomiteMedik
I jin Praktek
MASALAH-TUNTUTAN
• Kematianibu–bayi• Asfiksia– kelumpuhanotak• Kecacatanpermanen• Trauma• Kelainanbawaan
Kenapaadatuntutan?
• PENYIMPANGAN PRAKTEK-KLINIK• OR =5.76• 290 kasusmalpraktekvs262 kontrol
(1988-1998)• Reduced medicolegalrisk by compliance with obstetric clinical
pathways : a case –control study• Ransom et al – ObstetGynecol2003;101:751
Seksiosesarea
• Risikobesarpadaibu: perdarahan, infeksi, anestesi
• Risikobayi: RDS, preterm, tersayat
• PersalinanpadabekasSS• Peran: bidan, perawat, dr.
Anak, Anestetist
Definisi
• Kecelakaan(incident): kejadiankesakitan/efeksampingakibattidaksesuaidenganpelayananRS.
• NamabaikRS !!
LAPORAN KEJADIAN
• Obyektif• Kerahasiaan• Segera-24 jam, bilagawat
per-telepon
MUTU >< RISIKO
• Manajemenmutu
• Semakinbaiksemakinkecilrisiko• KOMUNIKASI !!• Hargaihakpasien– tunjukkansikapmenolong
– kunjungan> 1 kali /hari• INFORMED CONSENT
KomiteMedik
• MemegangteguhAD-StatutaRS• Terdirimultidisiplin• MenelaahKredensialcalonpegawai• Menilailuaranpelayanan• Proaktif– thdkeluhanpasien/keluarga• Membinainformasidariunit pelayanan-keluhan-
KESEDIHAN pasiendanefeksamping
PENERIMAAN DOKTER
• SesuaidengankebutuhanRS –kemampuandokter?
• DokterpatuhdenganAD-Statuta• Rinciantugas
• DokterOb-Gin – kompetensi ??• RekomendasidariPOGI • IjinpraktekdariDepKes
Akreditasi
• Kompetensi• SikapbukuLOG: isi:
luaran, jumlahtindakan• ALARM (advances in labor and
risk management)• Kredit CME• Kemampuan: pendidikan
danpenelitian
Standarpelayanan
• AdadokterkonsultanFetomaternal• Multidisiplin: dr-OB, anestesi-OB, bidan-kompeten–
OB+kompl, dsb• Purnawaktu
• FASILITAS: Km. Bersalin– 02, peghisap, oksimeter, tensi, alatresusitasi
• 1 Km Operasi– 3000 partus• Monitor CTG, AGD, Mikroskop+LAB , Transfusi
ManajemenRisiko
• Prinsip: mengurangi• Manajer• Program
• STANDAR -protap
• SIKAP – profesional• Persyaratan: Ijinpraktek• Kompetensi: pelatihan• Audit
ManajemenRisikoKlinik
• Struktur: dokter, bidan, perawatdll• Tujuan: memperbaikimutu, menghindari
kecelakaan• Langkah:
1. Identifikasimasalah2. Analisamasalah3. Lokalisasimasalahperbaiki4. Pendanaan– bilaterjadituntutan
• Pertemuandilakukan1x/minggu.
Maternity clinical incident reportEvents that could result in important short- or long-term adverse effects for the mother or
baby should be based on local consensus but would probably include:
Organisational incident Blood-Anaesthetic complicationsITU admissionMaternal deathPulmonary embolismThird degree tearUnsuccessful forceps/ventouseUterine rupture
Delay >30mins for emergency CSDelay following call for assistanceDelivery outwith labour suiteFaulty equipmentInterpersonal conflict over case managementPotential service user complaintPrescribing/administration errorRetained swab/instrumentViolation of local protocol/guideline
Fetal/neonatal incident APGAR <7 at 5 minutesBirth traumaCord pH <7.2Neonatal deathNeonatal seizuresStillbirth >500gShoulder dystociaSmall for gestational ageTerm baby admitted to paediatric unit Unsuspected fetal anomaly
Maternal/delivery incident
loss >1500 ml
Cord accident
Deep venous thrombosis
Duration 2nd stage >3hrs (prim)
Duration 2nd stage >1hr (parous)Duration established labour >18 hrs
EclampsiaHb <8g/dl postpartum
Hysterectomy/laparotomy
Kompetensi
• Analisa, contoh: MemakaiPartogram
• Pengawasanjanin– EFM-CTG
• Bekerjasesuaistandar+ etikaprofesi
• Membuatrekammediklengkap
Program
• Pendidikanberkelanjutanbagi: dokterdanperawat/bidan
• Evidence based medicine – practice• Menerapkanmanajemenrisiko• Perbaikanprotokol-protap• Perbaikanrekammedik• Telaahunit perawatanintensif-gawatdarurat• Perhatianpadaallergi-efeksamping• Komunikasidokter-pasien>>>>
Perbaikanpelayanan?
• 60% Ob-GyndiAustralia pernahmengalamituntutandlmObstetrik
• UanggantiA$ 35.515 (median)• 44% akanberhentipraktekobstetridalam5 tahun
mendatang
• MacLennanAH, Spencer MK. Projections of Australian obstetricians ceasingpractice and the
reasons. Med J Aust2002;176:425.
Kredensial
SIKAP
Akreditasi
-Buku LOG-ALARM-Pelatihan
StandarProfesi
AD/ StatutaRS
KomiteMedik
I jin PraktekPOGI
Panduan Etik
CLINICAL GOVERNANCE
A Working Definition
• It is a framework through which NHS organisations are accountable for continuously improving the quality of their services and safeguarding high standards of care by creating an environment in which excellence in clinical care will flourish.
Why do we need Clinical Governance?
• to give coherence to local quality improvement activities
• to promote the importance of clinical quality• to restore public confidence in quality of
clinical care• to ensure public confidence in professional
self-regulation
• all professions and NHS managers• provides framework for local professional
self -regulation• underpinned by continuing professional
development
Partnership for quality
Accountability for quality
• statutory responsibility for quality
• Chief Executive ultimatelyresponsible for assuring quality of services (through the Board)
• formal local arrangements to assure clinical quality (i.e., Board sub-committee)
• gives clinical quality equal status to financial management
• gives Boards responsibilities for clinical governance
• clear standards and quality systems• openness and accountability
Echoes Principles of Corporate Governance
To whom does it apply?
• principles of good clinical governance will apply to all NHS organisations and those engaged in NHS clinical practice
• arrangements must be proportionate to the size of the organisation
• senior clinician responsible for clinical governance
• regular reports to the Board
• annual report on clinical governance
Accountability locally
Coherent programme for quality improvement
• integrated quality improvement processes i.e., clinical audit
• evidence based practice• innovations and good practice
systematically disseminated• adverse events openly investigated and
lessons applied
What should it mean for patients?
• clearer accountability for quality
• increased confidence in quality of clinical services
• by helping redress the balance between financial performance and quality
• by harnessing the commitment of clinicians and managers to the delivery of quality patient services
• by providing a coherent framework for disparate local quality improvement
• by reducing clinical risk and disseminating good practice.
How can Clinical Governance help you?
NHSE Clinical Governance Key Steps Year 1
• establish leadership, accountability and working arrangements
• carry out a baseline assessment of capacity and capability
• formulate and agree a development plan in light of the assessment
• clarify reporting arrangements for Clinical Governance within board and annual reports
Baseline Assessment of Capability and Capacity (1)
• a searching and honest analysis of organisations’strengths and weaknesses in relation to current performance on quality.
• the identification of any particularly problematic services drawing where possible on objective data or feedback from users of services or referring agencies).
• an assessment of the extent to which data is in place for quality surveillance.
Baseline Assessment of Capability and Capacity (2)
• establishing whether there are any deficits in key mechanisms (egfor risk management etc)
• making sure that there is integration of quality activities and systems
• establishing explicit links to HiMPsNSF and PCG/PCTs
6. Gynaecologyclinical incident report
• Events that could result in important short-or long-term adverse effects for the woman should again be based on local consensus but would probably include:
Clinical incidents Damage to structures (e.g. ureter, bowel, vessel)
Delayed or missed diagnosis (e.g. ectopic)Deep venous thrombosisFailed procedures (e.g. abortion, sterilisation, laparoscopy)ITU admissionOmission of planned procedures (removal of IUCD at sterilisation, sterilisationat abortion)Operative blood loss >500mlOvarian hyperstimulation(assisted conception)Performance of unplanned, unconsentedprocedures (e.g. removal of ovaries at hysterectomy)Pulmonary embolismUnplanned return to theatre
Organisationalincidents
• Complications of anaesthesiaDelay following call for assistanceFaulty equipmentInterpersonal conflict over case managementPotential service user complaintPrescribing/administration errorRetained swab/instrumentViolation of local protocol/guideline
Organisasi
POGI
POGI JAYA
Tim ManajemenRisiko-Dokter-Bidan/Paramedik
RumahSakit
ADAudit M -P
DewanPertimbanganCabang
Ko-POGI
•Sikapdankinerja•BukuLOG•RekamMedik