07140094-anang-s.pdf
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
1/18
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
2/18
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
3/18
54
penelitian, yakni: (1) perencanaan, (2) implementasi, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi.7
Konsep pokok penelitian tindakan menurut Kurt Lewin terdiri dari
empat komponen, yaitu: a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c)
pengamatan (observing), d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat
komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus yang dapat digambarkan
sebagai berikut :8
Gambar 3.1.
Desain PTK Model Kurt Lewin
B.
Kehadiran peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan sebagai instrument kunci penelitian
mutlak diperlukan karena terkait dengan desain penelitian yang dipilih adalah
Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan pendekatan kualitatif jenis
kolaboratif- partisipatoris. Lexy J. Moeloeng dalam bukunya yang berjudul
Metodelogi Penelitian Kualitatif mengungkapkan bahwa selama penelitian
7 Ibid ., hlm.73 – 74.8 Wahidmurni dan Nur Ali, op.cit, hlm. 41.
Acting
(Tindakan)
Reflecting
(Refleksi)
Observing
(Observasi)Planning
(Perencanaan)
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
4/18
55
tindakan kelas ini dilakukan peneliti bertindak menjadi pengumpul data,
perencana, pelaksana, penganalisis, penafsir, dan pelapor hasil penelitian yang
nantinya akan terlibat langsung dengan siswa dalam proses penelitian.9
C.
Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI MIN Kauman Utara Jombang.
Penentuan MIN Kauman Utara Jombang sebagai objek penelitian karena
peneliti mencari Madrasah Ibtidaiyah unggulan dan memiliki kapasitas siswa
yang banyak, dengan asumsi paneliti tertarik dengan permasalahan yang ada
di Madrasah tersebut, di sisi lain penentuan MIN Kauman Utara Jombang
karena MIN Kauman Utara Jombang salah satu Madrasah yang dekat dengan
tempat tinggal peneliti, sehingga memudahkan di dalam pelaksanaan
penelitian. Selain itu setelah melakukan wawancara dengan guru mata
pelajaran IPS bahwa pembelajaran multimedia berbasis CAI (Computer
Assisted Instruction) dalam meningkatkan pemahaman materi IPS belum
pernah diterapkan. Sehingga peneliti tertarik untuk menerapkan model
pembelajaran tersebut. Hal ini dilakukan agar siswa antusias dan aktif dalam
pembelajaran IPS, sehingga akan menciptakan suasana yang kondusif yang
tidak membuat siswa pasif dan bosan.
9 Lexy J. Meulong, "Metodelogi Penelitian Kualitatif", (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002), hlm. 95.
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
5/18
56
D.
Data dan Sumber data Penelitian
Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data
adalah seluruh siswa-siswi kelas VI MIN Kauman Utara Jombang dengan
jumlah 33 siswa, khususnya data tentang hasil pengamatan keadaan siswa
saat terlaksanakannya proses pembelajaran, indikator-indikator yang
digunakan sebagai penentu keberhasilan peningkatan pemahaman materi,
serta hasil tes belajar mereka tentang tingkat kemampuan siswa dalam
memahami materi.
Wawancara dilakukan pada siswa dan juga pada guru mata pelajaran
yang membantu peneliti mengobservasi kegiatan pembelajaran. Dari 33 siswa
kelas VI MIN Kauman Utara Jombang sebagian besar dipilih dari siswa yang
tingkat pemahamannya terbaik, sedang dan rendah untuk dijadikan sample
wawancara.
Rancangan penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan
rancangan PTK dengan melibatkan data kualitatif. Data kualitatif tersebut
berupa deskripsi atas suasana kelas saat pembelajaran sedang berlangsung,
motivasi siswa saat mengikuti proses pembelajaran, keaktifan siswa dalam
bertanya dan keantusiasan siswa dalam mendengarkan guru ketika
menjelaskan materi dengan menggunakan media presentasi. Data kualitatif
tersebut diperoleh dari: (1) dokumentasi, (2) observasi, dan (3) interview.
Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sumber data adalah
siswa-siswi kelas VI dengan jumlah 33 siswa dan guru mata pelajaran IPS
MIN Kauman Utara Jombang, dimana siswa-siswi tidak hanya diperlukan
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
6/18
57
sebagai objek yang dikenai tindakan, tetapi juga aktif dalam kegiatan yang
dilakukan dan guru bidang studi memfasilitasi prose pembelajaran.
Untuk jelasnya mengenai Data dan sumber data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Data dan Sumber Data
No Data Sumber Data
1. Perencanaan model
pembelajaran Multimedia
berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) IPS kelas
VI
Wawancara
a. Wawancara dengan kepala
sekolah dan guru IPS kelas VI b.
Hasil pre tes
(data primer)
Dokumen
a. Silabus
b. RPP
c.
Pembuatan media pembelajaran
(data sekunder)
2. Proses pembelajaran
Multimedia berbasis CAI
(Computer Assisted
Instruction) IPS kelas VI
Observasi
a.
Interaksi guru dengan siswa
b.Interaksi siswa dengan siswa
c.
Interaksi siswa dengan
media/sumber belaja
d.Proses pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan media
pembelajaran intraktif
Keempat ini adalah data primer,
yang dieroleh melalui pengamatan.
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
7/18
58
3. Penilaian pembelajaran
Multimedia berbasis CAI
(Computer Assisted
Instruction) IPS kelas VI
Dokumentasi
a. Dokumen penilaian hasil belajar
melalui tes
b.Hasil pemberian soal tanya
jawab sebagai barometer
terhadap pemahaman siswa
c.
respon siswa terhadap proses
pembelajaran yang tertulis dalam
draf observasi
Wawancara
a.
wawancara dengan guru IPS
Kelas VI (tidak terstruktur)
b. wawancara dengan siswa-siswi
kelas VI (tidak terstruktur)
E. Prosedur pengumpulan data
Data yang akurat akan diperoleh ketika proses pengumpulan data
tersebut dipersiapkan dengan matang. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data, yaitu:
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan
mengadakan pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap kenyataan-
kenyataan yang akan diselidiki.
Metode observasi sering diartikan sebagai pengamatan, yaitu
kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
8/18
59
seluruh alat indra (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan
peraba).7
Dilihat dari hubungan antara observasi dan observan (yang
diobservasi), dapat dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi
non partisipan.
a. Observasi Partisipan
Dalam observasi partisipan, observer berperan ganda yaitu sebagai
pengamat sekaligus menjadi bagian dari yang diamati.
b. Observasi Nonpartisipan
Observer hanya memerankan diri sebagai pengamat. Perhatian peneliti
terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret,
mempelajari, dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti.8
Berkaitan dengan judul skripsi ini maka peneliti melakukan
kegiatan observasi dengan cara partisipatif. Jadi peneliti terjun langsung
kelapangan dengan mengadakan pengamatan terhadap subyek terteliti
dengan mengambil bagian dalam suatu kegiatan.
Melalui tehnik observasi ini diperoleh data tentang; keadaan MIN
Kauman Utara Jombang sebagai obyek penelitian, yang meliputi: PBM
dikelas, keadaan guru dan keadaan peserta didik, serta keadaan sarana dan
prasarananya.
Selain itu metode observasi ini juga dilakukan pada saat
prosespembelajaran IPS yang berlangsung dengan tujuan untuk
7 Ibid ., hlm. 1468Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan wawancara (Malang: Banyumedia,
2004), hlm. 15
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
9/18
60
mengetahui perilaku siswa yang berkaitan dengan motivasi siswa belajar
IPS
Menurut Marzuki metode observasi diartikan sebagai ”pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang
diselidiki”.10
Untuk mengetahui data secara langsung pada lokasi penelitan, maka
pengamatan yang akan dilakukan peneliti meliputi:
1)
Respon guru IPS terhadap adanya penerapan Multimedia berbasis
CAI (Computer Assisted Instruction) pada mata pelajaran IPS kalas
VI MIN Kauman Utara Jombang
2)
Respon siswa terhadap adanya penerapan Multimedia berbasis CAI
(Computer Assisted Instruction) pada mata pelajaran IPS kalas VI
MIN Kauman Utara Jombang
3)
Dokumen penilaian hasil belajar melalui tes.
Jenis obeservasi yang akan dilakukan peneliti adalah dengan
menggunakan observasi partisipasi yaitu dengan mengamati proses
pembelajaran dengan model Multimedia berbasis CAI (Computer Assisted
Instruction) dan hasil penerapan model pembelajaran Multimedia berbasis
CAI (Computer Assisted Instruction) dengan mengamati kondisi kelas saat
proses belajar mengajar dilaksanakan.
10 Marzuki, Metodologi Riset , (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII, 1989), hlm. 58
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
10/18
61
2. Tes hasil belajar
Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan
pemahaman belajar, tes tersebut juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan
dalam pembelajaran berbasis multimedia karena dalam pelaksanaanya tes
dilakukan secara intraktif.
Tes yang dimaksud meliputi tes awal/ tes pengetahuan pra syarat,
yang akan digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep materi
pelajaran sebelum pemberian tindakan. Selanjutnya tes pengetahuan pra
syarat tersebut juga akan dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan
media interaksi, disamping menggunakan nilai raport selanjutnya skor tes
awal ini juga akan dijadikan sebagai skor awal bagi penentuan poin
perkembangan individu siswa.
Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan, hasil
tes ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi dan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran IPS melalui model pembelajaran
Multimedia berbasis CAI (Computer Assisted Instruction)
Untuk mengukur ketuntasan belajar siswa, peneliti mengacu pada
petunjuk belajar mengajar KTSP 2006 yaitu seorang siswa telah tuntas
belajar bila telah mencapai skor 75% atau nilai 75 dan kelas tersebut
tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya
serap lebih dari sama dengan 75%.11
11 Depdiknas , "Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI (KTSP)" ,
(Jakarta::
Depdiknas KKPS Kabupaten Malang, 2006), hlm. 15.
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
11/18
62
Berdasarkan pernyataan di atas, maka penilaian di kelas VI MIN
Kauman Utara Jombang apabila nilai individu siswa mencapai nilai
minimal 75 maka dianggap telah mencapai ketuntasan dalam berlajar.
Sedangkan untuk klasikal jika nilai rata-rata seluruh siswa mencapai 85
maka dianggap telah tuntas. Untuk menghitung prosentase ketuntasan
belajar, digunakan rumus sebagai berikut:
P = Jumlah siswa yang tuntas belajar x 100%12
Jumlah siswa
3. Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.13
Untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan model pembelajaran
Multimedia berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) pada mata
pelajaran IPS kelas VI, maka peneliti akan melakukan wawancara
terhadap orang-orang yang bersangkutan dengan pelaksanaan penerapan
model pembelajaran Multimedia berbasis CAI (Computer Assisted
Instruction) pada mata pelajaran IPS kelas VI, diantaranya:
12 Wahyu Miftahul Jannah , "Peningkatan Pembelajaran Kemampuan Berbicara Melalui The
Role Playying Model di Kelas III SDN Selodono", Skripsi, Program Studi S1 PGSD, Fakultas
Pendidikan Universitas Malang, 2009, hlm. 60. 13 Lexy J, Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007),hlm. 186
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
12/18
63
a. Guru mata pelajaran IPS kelas VI sebagai pengamat.
b. Sebagian siswa untuk memperkuat apakah model pembelajaran
Multimedia berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) dapat dapat
dilaksanakan dengan baik.
Wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti kepada informan
yang telah disebutkan diatas adalah dengan menggunakan wawancara
tidak terstruktur karena dirasakan dengan menggunakan wawancara tidak
terstruktur akan lebih memperbanyak data dan informasi
4. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.11
Metode dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data dengan
jalan memanfaatkan dokumen yang ada (bahan tertulis, gambar-gambar
penting atau film yang mendukung objektivitas peneliti).12 Metode ini
digunakan untuk memperoleh data tentang:
a.
Latar belakang MIN Kauman Utara Jombang
b.
Data guru, siswa, karyawan dan struktur organisasi MIN Kauman Utara
Jombang
c.
Data program-program sekolah yang direncanakan dalam pembelajaran
d.
Perangkat Pembelajaran (Kalender pendidikan, Analisis Pekan Efektif,
Prota, Promes, Silabus, RPP)
11Suharsimi, op.cit, hlm. 23612
Lexy J. Moleong, op.cit, hlm. 103
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
13/18
64
e.
Nilai prestasi belajar siswa Khusunya mata pelajaran kelas VI MIN
kauman Utara Jombang.
F. Analisis data
Analisa Data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankan data.14
Merujuk pada pandangan Miles dan Huberman tentang analisis
kualitatif, bahwa: Pertama data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan
rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam
cara (observasi, wawancara, intisari dokumen, pita rekaman), dan biasanya
“diproses” kira-kira sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan,
penyuntingan, atau alih tulis), tetapi analisis kualitataif tetap menggunakan
kata-kata, yang biasanya disusun kedalam teks yang diperluas. Mereka
menganggap bahwa analisis kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi
secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan
atau verifikasi.15
1.
Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
14 Lexy J, Moleong, op.cit, hlm. 280
15 Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, sebagaimana yang dikutip oleh Wahid
Murni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan (Malang: UM Press,
2008), hlm. 53
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
14/18
65
“kasar”yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.16
Hal-hal
yang akan di lakukakn peneliti pada tahap reduksi data ini adalah sebagai
berikut:
a.
Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya di indentifikasikan adanya
satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki
makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.
b.
Menyusun kategori. Katagorisasi adalah upaya memilah-milah setiap
satuan kedalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan.
2.
Penyajian data
Penyajian sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dengan melihat penyajian-penyajian , maka dapat dipahami apa yang
sedang terjadi dan apa yang harus di lakukan lebih jauh menganalisis
ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman dari penyajian-
penyajian tersebut.17
Untuk mengatasi hubungan-hubungan diantara katagori-katagori
dari data yang sering menjadi rumit dan kompleks, maka peneliti
menggunakan diagram matrik dan peta. Matrik digunakan untuk membuat
perbandingan diantara kasus-kasus, dan peta digunakan untuk menyajikan
bentuk dan lingkup konsep-konsep dan hubungan dalam analisis. Peneliti
nantinya juga akan menggunakan penyajian data dalam bentuk teks naratif
untuk menguraikan kata-kata yang perlu penjelasan.
16 Murni Wahid, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan (Malang:
UM Press, 2008), hlm. 5417
Ibid., hlm. 54
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
15/18
66
3.
Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti
benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-
konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat dan proposisi. Peneliti akan
menangani kesimpulan-kesimpulan itu dengan longgar, tetap terbuka dan
skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan, mula-mula belum jelas, namun
dengan meminjam istilah klasik dari Glaser dan Strauss18
kemudian
meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Kesimpulan-
kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data
berakhir, tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan,
pengkodeannya, penyimpanan dan metode pencarian ulang yang
digunakan, kecakapan peneliti.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Sebelum masing-masing teknik pemeriksaan diuraikan, terlebih dahulu
ikhtisarnya dikemukakan. Ikhtisar itu terdiri dari kriteria yang diperiksa dengan
satu atau beberapa teknik pemeriksaan tertentu. Ikhtisar tersebut dikemukakan
dalam tabel berikut ini:19
1. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan
Ketekunan atau keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten
interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang
konstan dan tentatif. Mencari suatau usaha membatasi berbagai pengaruh.
18 Miles dan Huberman, op.cit, hlm. 5519
Lexy J. Moleong, op.cit, hlm. 327
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
16/18
67
Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat
diperhitungkan.20
Dalam ketekunan atau keajegan pengamatan ini, hal-hal yang akan
dilakukan peneliti ketika di lapangan, antara lain:
a.
Mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.
b.
Menelaah pengamatan tersebut secara rinci sampai pada suatu titik
sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh
faktor yang ditelaah sudah difahami dengan cara yang biasa.
c.
Menguraikan secara rinci bagaimana proses penemuan secara tentatif
dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan.
2. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.21
Untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
informasi yang diperoleh peneliti, maka peneliti menggunakan teknik
triangulasi dengan sumber. Hal-hal yang akan dilakukan peneliti antara
lain:
a.
Membandingkan data hasil pengamatan (hasil penerapan model
pembelajaran Multimedia berbasis CAI (Computer Assisted Instruction)
20 Ibid , hlm. 32921
Ibid , hlm. 330
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
17/18
68
pada mata pelajaran IPS kelas VI MIN Kauman Utara Jombang) dengan
hasil wawancara (tidak terstruktur) dengan siswa.
b.
Membandingkan apa yang dikatakan guru mata pelajaran IPS kelas VI
dengan apa yang dikatakan siswa-siswi kelas VI MIN Kauman Utara
Jombang (berkaitan dengan jawaban dari pertanyaan tentang
pelaksanaan penerapan model pembelajaran Multimedia berbasis CAI
(Computer Assisted Instruction) pada mata pelajaran IPS kelas VI MIN
Kauman Utara Jombang yang di ajukan oleh peneliti).
c.
Membandingkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS
berkaitan tentang model pembelajaran Multimedia berbasis CAI
(Computer Assisted Instruction) pada mata pelajaran IPS kelas VI
dengan isi dokumen perencanaan di MIN Kauman Utara Jombang.
H. Tahapan Penelitian
Tahapan dalam penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan
oleh Kemmis dan Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu: paln, act,
observe, dan reflect . pada tahap perencanaan ( plan) peneliti menyusun
pedoman observasi, menyusun rencana dan strategi pembelajaran serta
membuat media dan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan software
Macromedia Flash 8.0. Pada kotak tindakan (act ), kegiatan mengaplikasikan
dan mengevaluasi pembelajaran multimedia berbasis CAI (Computer Assisted
Instruction) dalam meningkatkan pemahaman materi siswa pada mata pelajaran
IPS di kelas VI MIN Kauman Utara Jombang. Pada kotak pengamatan
-
8/19/2019 07140094-anang-s.pdf
18/18
69
(observe), mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan check list
observasi. Dalam kotak refleksi (reflect ), peneliti melakukan refleksi terhadap
pengaplikasian pembelajaran multimedia berbasis CAI (Computer Assisted
Instruction) pada mata pelajaran IPS. Adapun penerapan model Kemmis dan
Taggart dalam peneliti ini dilakukan dalam tiga siklus pembelajaran. Pada
setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan.
Empat komponen model PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart tersebut sebagaimana tergambar dalam bagan dibawah ini :
Gambar 3.2. Bagan PTK (Model Kemmis dan Taggart)22
22 Rochiati Wiriaatmadja, op.cit , hlm. 66.
REVISED
PLAN
PLAN
R E F L E C T
R E F L E C T
OBSERVE
OBSERVE