1-3 editing try
DESCRIPTION
proposal metode menyikat gigiTRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia,
sehat secara jasmani dan rohani tidak terkecuali anak-anak,setiap orang
menginginkan anaknya bias tumbuh dan berkembang secara optimal, hal
ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu
diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi
dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi
kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan
gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara
keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara
umum. Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal maka
harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari
memperhatikan diet makanan jangan terlalu banyak makan yang
mengandung gula dan yang lengket.
Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada sistem
pencernaan tubuh manusia, sehingga secara tidak langsung berperan
dalam status kesehatan perorangan. Kebersihan gigi dan mulut
merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah dari terjadinya
penyakit-penyakit rongga mulut. Jika ditinjau dari segi fungsinya, gigi dan
mulut mempunyai peran yang besar dalam mempersiapkan makanan
-
2
sebelum melalui proses pencernaan yang selanjutnya. Oleh karena gigi
dan mulut merupakan salah satu kesatuan dari anggota tubuh yang lain.
Kerusakan pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh
secara langsung atau tidak langsung. Selain itu, kebersihan gigi dan mulut
juga berperan penting dalam menentukan gambaran dan penampilan diri
seseorang tersebut, sekaligus berkaitan dengan kepercayaan atau
keyakinan terhadap dirinya (Pratiwi, 2007).
Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah yang rentan
dihadapi oleh kelompok anak usia sekolah dasar. Struktur gigi pada masa
anak-anak, terutama pada usia sekolah dasar, termasuk dalam jenis gigi
bercampur, yaitu antara gigi susu dan gigi permanen yang rentan
mengalami karies gigi. Permasalahan karies gigi pada anak usia sekolah
dasar menjadi penting, karena menurut, karies yang terdapat pada gigi
merupakan indikator keberhasilan upaya pemeliharaan kesehatan gigi
pada anak. (Situmorang 2006)
penyakit rongga mulut yang sering dihadapi oleh anak-anak
umumnya adalah penyakit gigi berlubang (Dental Cavity) atau karies gigi
dan penyakit periodontal (penyakit jaringan penyangga gigi) Menurut
world health organitation (WHO),.
Menurut Astoeti (2006), tingginya prevalensi penyakit gigi dan mulut
pada umumnya disebabkan karena berbagai faktor, antara lain: faktor
pengetahuan,sikap dan perilaku atau tindakan dalam memelihara
-
3
kesehatan gigi yang masih rendah.
Perilaku pelihara diri masyarakat terhadap kesehatan gigi dapat
dilihat dari variabel menyikat gigi. Menurut Depkes (2007), untuk umur 10
sampai 14 tahun yang berperilaku benar menggosok gigi, yaitu sesudah
makan pagi dan sebelum tidur malam sebesar 6,2% dan yang tidak benar
93,8%.Pembinaan kesehatan anak usia sekolah merupakan langkah
strategis dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas di masa depan.Konsep hidup sehat yang tercermin pada
perilaku sehat dalam lingkungan sehat,perlu dikenalkan sedini mungkin
kepada generasi penerus. Anak sekolah merupakan kelompok yang
terorganisir, mudah diintervensi, cepat menerima perubahan dan
informasi, serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap cakupan
berbagai program kesehatan. Namun, anak usia sekolah merupakan
kelompok yang rawan, kelompok yang berisiko tinggi terserang penyakit
karena berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan (Depkes,
2003).
Upaya pencegahan terhadap kerusakan gigi sebaiknya dilakukan
sejak usia dini. Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut
merupakan salah satu kegiatan puskesmas yang bersifat menyeluruh,
terpadu dan meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di dalam gedung
puskesmas dan di luar gedung puskesmas. Salah satu kegiatan yang
-
4
dilakukan di luar gedung puskesmas adalah Program Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah (UKGS). UKGS adalah salah satu usaha pokok puskesmas
yang termasuk dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Termasuk
didalam program UKGS adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut pada murid-murid SD, yaitu meliputi dental health education
dan pemeriksaan gigi dan mulut (Depkes, 2000).
Banyaknya faktor penyebab karies gigi pada anak menyebabkan
usia anak sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan terhadap
karies gigi. anak pada usia sekolah dasar umumnya kurang rajin dan
kurang teliti dalam membersihkan gigi. Keasaman (ph) air ludah (saliva)
anak pada usia ini juga ikut berpengaruh sehingga bisa memperburuk
kesehatan gigi dan mulut. (Suwelo 1992)
Kira-kira 60-90% anak-anak sekolah diseluruh dunia mengalami
karies gigi dan penyakit periodontal dijumpai pada 5-20% usia dewasa
muda, walaupun angka kejadiannya sedikit berbeda pada kawasan
geografi yang berbeda. Untuk kanker mulut, insidensinya diperkirakan
antara 1 hingga 10 kasus bagi setiap 100.000 populasi di kebanyakan
Negara diseluruh dunia (WHO 2010). Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Depkes RI, 2007) memperlihatkan, terdapat 72,1% masyarakat Indonesia
yang memiliki masalah gigi berlubang dan 46,5% di antaranya adalah
karies aktif yang belum dirawat. Depkes RI (2006) menunjukkan
prevalensi karies gigi di Indonesia sekitar 90% dari 238 juta penduduk
-
5
Indonesia dan jumlah anak-anak usia 15 tahun ke bawah yang menderita
karies gigi mencapai 76,5%. Hasil penelitian Siagian and Barus (2008)
menemukan bahwa 95% anak sekolah dasar mempunyai kesehatan gigi
dan mulut yang buruk sehingga menderita karies gigi.
Berdasarkan Undang-Undang yang temuat dalam Konstitusi RDTL
pasal 57 ayat 1-3 yang berbunyi:
1. Setiap orang berhak atas pelayanan kesehatan dan perawatan
medis,serta berkewajiban untuk melindungi dan memajukannya.
2. Negara akan memajukan pembentukan suatu sistem kesehatan
nasional yang universal dan umum, dan selama memungkinkan
bebas biaya berdasarkan undang-undang.
3. Pelayanan kesehatan nasional, sejauh mungkin,akan dikelolah
secara desentralisasi dan partisipatif.
Diploma Ministerial Pasal 26 tentang Departemen Kesehatan Gigi
dan Mulut (Departamento Saude Oral) yang terdiri dari 2 ayat yaitu;
1. Departement Kesehatan Gigi dan Mulut merupakan suatu
organisasi atau bagian dari Dirjen Nasional Kesehatan
Masyarakat (Direo Nasional Sade Comunitria) yang
melakukan tugas dan tanggungjawabnya dibidang kesehatan
gigi dan mulut. Di mana didalamnya menjelaskan bahwa
Departemen Kesehatan Gigi dan Mulut ini dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan melakukan rencana
-
6
program yang ada hubungannya dengan pendidikan kesehatan
gigi dan mulut. Dalam melakukan tindakan pencegahan dan
kontrol infeksi bukal (bucal infections control).
2. Di dalam pelaksanaannya organisasi ini harus dapat mengimpl
ementasikan sistem koordinasi dan kerjasama dengan pihak-
pihak tertentu terutama supervise ke CHC dan sekolah-sekolah
di daerah terpencil sehingga pelayanan kesehatan gigi dan
mulut ini dapat dirasakan oleh semua elemen masyarakat.
Pada anak-anak, pemeliharaan gigi sangat bergantung kepada
pengaruh dari orang tua. Sikap dan perilaku orang tua, terutama ibu,
dalam pemeliharaan gigi memberi pengaruh yang cukup signifikan
terhadap kesehatan gigi dan mulut pada anak. Hal ini disebabkan karena
ibu adalah orang yang paling dekat dengan anak.
. Sebagian besar masyarakat melakukan pemeriksann gigi dan
mulutnya apabila sudah dalam keadaan yang parah seperti bengkak
(abses), tidak bisa makan dan tidur baru mereka pergi ke klinik gigi untuk
berobat.
Kebiasaan anak mengkonsumsi makanan kariogenik seperti coklat,
permen, kuekue manis dan sebagainya merupakan salah satu faktor
penyebab akan terjadinya karies gigi pada anak. Hal ini disebabkan
karena makanan tersebut bentuknya menarik dan rasanya yang enak atau
lezat sehingga sangat disukai oleh anakanak. Mengabaikan kesehatan
-
7
gigi dan mulut berarti membuka gerbang untuk terserang berbagai
penyakit. Selama ini penanganan masalah penyakit gigi dan mulut di
Timor Leste masih menitikberatkan pada perawatan pencabutan dan
penambalan, namun pencabutan masih lebih tinggi dibanding dengan
penambalan. Masyarakat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
masih tinggi pengaruhnya seperti kurangnya tingkat pendidikan atau
pengetahuan, kesadaran, budaya adat istiadat serta adanya pendapat
(mitos) yang mengatakan bahwa apabila mencabut gigi pada rahang atas
dapat mempengaruhi pada penglihatan.
Karena rencana,penelitian ini dilaksanakan di Escola ensino Basico
Filial Aituri-LaranTaibesi sehingga perlu dikethui total jumlah siswa dan
siswi dari Suco Ensino Basico Filial Aituri-LaranTaibesi kelas V terdiri dari
empat ruangan dengan jumlah murid ( 188 ) dan pada kelas VI terdiri dari
empat ruangan dengan jumlah murid ( 153 ) dengan total siswa dan siswi
berikutnya jumlah murid dari kelas V-VI terdapat ( 341 ) jiwa berdasarkan
data yang ada di Ensino Basico Filial Aituri-Laran 2015.
Maka berdasarkan pada data anak usia 10-15 tahun dari Ensino
Basico Filial Aituri-LaranTaibesi.suco Lahane oriental,Posto Administrativo
Nain-Feto,Municipio Dili.,berjumlah ( 341 ) orang. Maka penulis akan
melakukan penelitian mengenai Analisis pengetahuan dan sikap murid
kelas V dan VI tentang metode menyikat gigi di ensino basico Filial Aituri-
Laran Taibes,tahun 2015. karena peran serta masyarakat dalam
-
8
pelayanan kesehatan sangat penting untuk menunjang terjangkaunya
suatu keadaan yang sehat bagi setiap orang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah di uraikan di atas
maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut, banyaknya
murid di ensino basico Filial Aituri - Laran taibesi,Suco lahane Oriental,
Posto Administrativo Nain-Feto, Municipio Dili, tahun 2015 terdapat
banyaknya gigi yang tidak sehat.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Analisis
pengetahuan dan sikap murid kelas V dan VI tentang metode menyikat
gigi di ensino basico Filial Aituri-LaranTaibesi Suco l,ahane Oriental, Posto
Administrativo Nain-Feto ,Municipio Dili,tahun 2015.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan mempelajari Pengetahuan dan sikap
murid tentang metode menyikat gigi pada usia Usia 9-14 tahun
serta tingkat pengetahuan anak anak terhadap kesehatan gigi dan
mulut di ensino basico filial Aituri-Laran taibesi.
-
9
1.4.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui faktor pengetahuan dan sikap menyikat
gigi sebagai penyebab terjadinya tidak sehat pada gigi anak usia
9-12 tahun di ensino basico filial taibesi,Suco lahane- Oriental
,Posto Administrativo Nain-Feto ,Municipio Dili,tahun 2015.
1. Untuk mengetahui pengetahuan murid dalam merawatan
kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 9-14 tahun di
ensino basico filial taibesi,Suco lahane Oriental, Posto
Administrativo Nain-Feto ,Municipio Dili,tahun 2015.
2. Untuk mengetahui sikap murid dalam metode menyikat
Gigi,di Ensino Basico filial Taibessi, Suco Lahane-
Oriental, posto Admnistrativo Nain-Feto,Municipio
Dili.tahun 2015
3. Untuk menganalis Pengetahuan dan sikap murid
terhadap merawat kesehatan gigi pada anak Usia
Sekolah 9-14 tahun di ensino basico filial taibesi, Suco
lahane Oriental,Posto Administrativo Nain-Feto,Municipio
Dili,Tahun 2015
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Secara Teoritis
1. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman penulis
tentang prosedur penelitian, penulis dapat menerapkan
-
10
teori metodologi penelitian dalam bentuk kenyataan dan
realitas yang terjadi dan sebagai salah satu syarat untuk
melakukan penelitian lanjutan.
2. Bagi Universidade da Paz sebagai lembaga perguruan
tinggi swasta yang turut serta didalam program
pembangunan kesehatan umumnya dan khususnya turut
memberi konstribusi bagi kementrian kesehatan.
1.5.2 Manfaat Secara Praktis
1. Bagi Mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat
Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiawa/ I tentang
metode menyikat gigi sehingga dapat dijadikan sebagai
saran dan memberikan informasi kepada mahasiswa/i
agar memahami dan lebih mengetahui tentang penyakit
gigi.
2. Bagi PenelitiSebagai pengalaman langsung bagi peneliti
dalam pelaksanaan penelitian dan sekaligus menjadi
sarana aktualisasi ilmu yang telah diterima di bangku
perkuliahan dengan penelitian dilapangan dalam bentuk
karya tulis ilmiah.
3. Bagi Sekolah
Siswa dapat lebih memahami pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan menjadi motivasi bagi siswa untuk
-
11
melakukan kebiasan merawat kesehatan gigi dengan
baik dan benar.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam peneilitian ini adalah di bidang kesehatan
khususnya kesehatan gigi dan mulut terutama pada wilayah kerja Dinas
Kesehatan Municipio Dili (District Health Service - DHS) Dili khususnya
bagi anak usia 9-12 tahun yang berdomisili di ensino basico filial Aituri-
Laran Taibessi.
1.7 keaslian penelitian
Penelitian pengetahuan dan sikap murid kelas V-VI tentang metode
menyikat gigi di ensino basico Filial Aituri-Laran Taibessi,suco Lahane
Oriental,Posto Administrativo Nain-Feto Municipio Dili tahun 2015,adalah
penelitian terdahu yang akan dilaksanakan oleh peneliti.
-
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,
dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Upaya
kesehatan gigi perlu di tinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan,
pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanaganan kesehatan
gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Dalam hal ini contohnya
anak SD yang masih belum banyak memiliki pengetahuan yang
luas terutama tentang kesehatan gigi dan mulut. Usaha pemerintah
dalam membangun kesehatan tentunya membutuhkan orang-orang
yang dapat memberikan penjelasan mengenai kesehatan gigi dan
aturan yang ada dalam bidang kesehatan, terutama kesehatan gigi
(Kesehatan Gigi dan Mulut. 2010).
Dalam kamus bahasa indonesia, pengetahuan diartikan
segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal.Manusia
sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna,dalam memahami alam
sekitarnya dan terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuannya
(sebagai hasil dari tahu Manusia),untuk lebih jelas mengenai
-
13
pengetahuan,dapat dilihat pada pengertian pengetahuan yang
diberikan oleh para ahli dibawah ini.
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
bermakna dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Menurut Notoadmodjo (2010) pengetahuan knowledge
adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan
what misalnya apa air,apa Manusia,apa itu alam dan
sebagiannya.jadi pengetahuan akan menjawab pertanyaan
sesuatu.Pengetahuan adalah imformasi atau maklumat yang
diketahui atau disadari oleh seseorang.
Menurut Farhan (2011)pengetahuan (knowledge)adalah
hasil dari aktivitas mengetahui,yakni tersingkatnya suatu
pernyataan kedalam jiwa hinga tidak ada keraguan
-
14
terhadapnya.Pengetahuan sudah puas menangkap tampa ragu
kenyataan sesuatu.
Menurut yuni( 2011) Pengetahuan biasa atau dalam filsafat
dikatakan dengan istilah common sensedan sering diartikan
dengan good sensekarena seseorang memiliki sesuatu dimana ia
menerimanya dengan baik,semua orang menyebutnya sesuatu itu
merah karene memang itu merah,benda panas karena memang
dirasakan panas,dan sebagiannya.dengan common sense semua
orang sampai pada keyakinan secara umum tentang
sesuatu,dimana mereka akan berpendapat sama
semuanya.common sense diperoleh dari pengalaman sehari-
hari,seperti air dapat untuk menyiram bungga dan lain-lain.
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku. Di
suatu keadaan.
Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa pengetahuan dalam
domain kognitif memiliki enam tingkatan, antara lain :
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2002) Pengetahuan yang
mengcakup dalam domain kognitif mempunyai 3 (tiga) tingkatan
yaitu:
-
15
1. Tahu (Know)
Tahu merupakan tingkatan yang paling rendah.
Sesorang dapat dikatakan tahu ketika dapat mengingat
suatu materi yang telah dipelajari, termasuk mengingat
kembali sesuatu yang lebih spesifik dari bahan materi
yang telah diterimanya. Contohnya anak dapat
menyebutkan manfaat menggosok gigi.
2. Memahami ( Comprehension).
Seseorang dikatakan telah memahami jika ia mampu
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menarik kesimpulan materi tersebut secara
benar. Misalnya anak dapat menjelaskan pentingnya
menggosok gigi setiap hari.
3. Aplikasi (Aplication).
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah ia pelajari pada situasi
atau kondisi sebenarnya. Misalnya seorang anak akan
melakukan gosok gigi setiap hari ketika ia telah
memahami materi kesehatan gigi.
-
16
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
(Mubarok,2011).
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang
dibrikan berikan seseorang kepada orang lain agar dapat
memahami suatu obyek. Pendidikan sangat berpengaruh
terhadap pengetahuan yang dimiliki seseorang.
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik
pengetahuan secara langsung maupun tidak langsung.
c. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan
semakin bertambah taraf berfikir seseorang untuk
menjadi lebih matang dan dewasa.
d. Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan
menekuni sesuatu Sehingga seseorang memperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
-
17
e. Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang
pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkunganya.
f. Kebudayaan lingkungan sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap
terhadap pembentukan sikap seseorang. Dengan
seseorang tinggal dilingkungan yang baik dan bersih
maka tanpa disadari seseorang tersebut mempunyai
sikap yang selalu menjagakebersihan lingkungan.
g. Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu
informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh
pengetahuan yang baru.
2.2 Sikap
2.2.1 Pengertian Sikap
Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.dibagi dalam dua
kelompok yaitu, baik dan kurang baik.secara nyata menunjukan
konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu
dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat emosional (Notoatmodjo,
2007).
-
18
2.2.2 Tingkatan sikap
Tingkatan sikap merupakan reaksi ataurespon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Batasab batasan tersebut disimpulkan bahwa manifestasi sikap
tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat di tafsirkan terlebih
dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap terhadap stimulus sosial
(Notoatmodjo, 2007).
Menurut (Notoadmodjo,2007)Sikap terdiri dari berbagai
tingkatan antata lain;
1. Menerima (Receiving)
menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan mem
perhatikan stimulus yang diberikan objek.
2. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan
menyelasaikan yang diberikan adalah suatu indikasi
orang menerima ...ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Menghargai dapat diartikan sebagai mampu menerima
ide atau ,,,masukan dari orang lain yang mungkin
berbeda dengan ide kita, ,,,kemudian mendiskusikan
hasil dari dua ide yang berbeda tersebut ...adalah suatu
indikasi sikap.
-
19
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih
dengan segala resiko merupakan sikap yangpaling tinggi.
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
menurut (Wawan, et al., 2011) antara lain:
a. Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,
pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang
kuat karena sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor
emosional.
b. Orang lain yang dianggap penting
Individu cenderung memiliki sikap yang konformis atau
searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Kecendrungan antara lain dimotivasi oleh keinginan
untuk berafiliasi dan keingainan untuk menghindari
konflik dengan orang yang di anggap penting tersebut.
c. Pengaruh Kebudayaan
Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap
terhadap berbagai masalah.Kebudayaan telah mewarnai.
-
20
2.3 Pengertian menyikat Gigi
2.3.1 Menyikat Gigi
(Rahmadhan, 2010) Menyikat gigi dalah cara yang dikenal
umum oleh masyarakat untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut
dengan maksud agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
Menurut Manson dan Elley (1993),menyikat gigi sebaiknya
dilakukan dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi yang
terlampaui, yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada
bagian posterior sisi lainnya.Beberapa alat dan bahan yang
digunakan dalam menyikat gigi yang baik, antara lain:
2.3.2 Cara Menggosok Gigi.
Menurut (Rahmadhan, 2010) Untuk usahakan gigi betul-
betul dalam kondisi bersih sebelum tidur. Agar menyikat gigi dapat
optimal perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1. penyikatan gigi yang dipakai sedapat mungkin
membersihkan semua permukaan gigi dan gusi serta
dapat menjangkau daerah saku gusi (antara gigi dan
gusi) serta daerah interdental (daerah diantara 2
gigi).Pergerakan sikat gigi tidak boleh menyebabkan
kerusakan jaringan gusi dan abrasi gusi (Ausnya gigi).
2. Teknik penyikatan harus sederhana, tepat, efisien dalam
waktu serta efektif. Menyikat gigi dengan arah yang tidak
-
21
benar dengan tekanan yang terlalu keras dapat
menyebabkan ausnya gigi serta turunnya gusi (resesi
gusi).
Penerapan cara menggosok gigi yang benar sama dengan
memeriksakan diri ke dokter gigi secara teratur. Cara menggosok
gigi yang benar adalah :
1. Menggosok gigi rahang bawah.
2. Tangkai sikat gigi diletakkan sejajar dengan dataran
pengunyah. Perhatikan ujung- ujungnya bulu sikat
terletak pada perbatasan gigi dengan gusi. Posisi sikat
gigi kurang lebih 45 derajat di daerah perbatasan antara
gigi dan gusi sehingga gusi tidak terluka.
3. Menggosok permukaan gusi yang menghadap ke
pipi/bibir.Sikat gigi digerakkan dengan gerakan maju
mundurnya yang pendek, yang berarti sikat gigi digerak-
gerakkan di tempat. Gosoklah terlebih dahulu gigi yang
terletak di belakang. Sesudah itu, barulah sikat gigi
dipindahkan ke tempat berikutnya. Cara menggosok gigi
depan adalah dengan memperhatikan letak sikat gigi
dan gosoklah gigi dengan arah bawah ke atas.
-
22
4. Menggosok permukaan gigi yang menghadap ke lidah.
Pegang sikat gigi dengan posisi horisontal dan gerakkan
ke depan dan ke belakang secara bergantian.
5. Menggosok dataran pengunyah dari gigi-gigi rahang
atas maupun bawah digosok dengan maju mundur dari
kanan ke kiri.Dalam memilih sikat gigi hal utama yang
harus diperhatikan adalah bulu sikat. Bulu sikat yang
baik adalah tidak keras dan tidak terlalu lunak, ujung
bulu sikat membulat atau tumpul. Bulu sikat yang terlalu
keras akan melukai gusi dan mengikis (abrasi) lapisan
gigi. Bila bulu sikat terlalu lunak efektivitas pembersihan
kurang baik. Ujung bulu sikat gigi bermacam-macam,
berbentuk bulat, runcing dan datar. Ujung bulu sikat
yang baik adalah membulat karena dapat mengurangi
iritasi terhadap lapisan gigi.
6. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggosok gigi
Hal yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi
adalah (Rahmadhan,2010):
a. Waktu menggosok gigi
Menggosok gigi minimal dua kali dalam sehari, yaitu
pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum
tidur. Hal ini disebabkan karena dalam waktu 4 jam,
-
23
bakteri mulai bercampur dengan makanandan
membentuk plak gigi. Menyikat gigi setelah makan
bertujuan untuk menghambat proses tersebut. Lebih
baik lagi menambah waktu menyikat gigi setelah
makan siang atau minimal berkumur air putih
setiap habis makan.
b. Menggosok gigi dengan lembut
Menyikat gigi yang terlalu keras dapat menyebabkan
kerusakan gigi dan gusi. Menggosok gigi tidak
diperlukan tekanan yang kuat karena plak memiliki
konsistensi yang lunak, dengan tekanan yang ringan
plak akan terbuang.c. Durasi dalam menggosok gigi
c. Menggosok gigi yang terlalu cepat tidak akan
efektifmembersihkan plak. Menggosok gigi yang
tepat dibutuhkan durasi minimal 2 menit.
d. Rutin mengganti sikat gigi Sikat gigi yang sudah
berusia 3 bulan sebaiknya diganti karena sikat gigi
tersebut akan kehilangan kemampuannya untuk
membersihkan gigi dengan baik. Apabila kerusakan
sikat gigi terjadi sebelum berusia 3 bulan merupakan
tanda bahwa saat menggosok gigi tekanannya terlalu
kuat.
-
24
e. Menjaga kebersihan sikat gigi
Kebersihan sikat gigi merupakan hal yang paling
utama karena sikat gigi adalah salah satu sumber
menempelnya kuman penyakit.
f. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride
Pasta gigi berperan penting dalam membersihkan
dan melindungi gigi dari kerusakan karena pasta gigi
mengandung fluoride. Penggunaan pasta gigi tidak
perlu berlebihan karena yang terpenting dalam
membersihkan gigi adalah teknik menggosok
gigi.Setelah melakukan gosok gigi tapi masih
terdapat kotoran maka dapat juga dibersihkan
dengan cara flosing yaitu metode membersihkan gigi
dengan menggunakan benang gigi.
2.4 Pengertian Gigi
2.4.1 Gigi
Gigi merupakan salah satu organ pengunyah, yang terdiri
dari gigi- gigi pada rahang atas dan rahang bawah, lidah, serta
saluran-saluran penghasil air ludah. (Situmorang 2006)
1. Anatomi gigi
Gigi terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
a. Email, yaitu lapisan terluar gigi yang meliputi seluruh
corona, dalam bahasa Inggris disebut crown artinya
-
25
mahkota. Email merupakan bagian paling keras dari
seluruh bagian gigi bahkan lebih keras dari tulang.
Email tersusun atas air 2,3 %, bahan organik 1,7 %,
bahan anorganik 96%.
b. Dentin, yaitu bagian yang terletak di bawah email,
merupakan bagian terbesar dari seluruh gigi. Dentin
tersusun atas 13,2 % air, 17 % bahan organik, dan 69
% bahan anorganik.
c. Jaringan pulpa, jaringan benak gigi/sum-sum gigi,
yaitu jaringan lunak yang terdapat di dalam kamar
pulpa/ ruang dan seluruh saluran akar.
d. Sementum, yaitu bagian yang meliputi seluruh lapisan
luar gigi, kecuali pada bagian ujung akar gigi disebut
foramen apikalis. Sama seperti email dan dentin,
sementum terdiri atas air 32 %, bahan organik 12 %
dan bahan anorganik 56 %.
2.4.2 Fungsi Gigi
Menurut (Rahmadhan, 2010) gigi memiliki beberapa fungsi,
diantaranya adalah:
a. Pengunyah
Gigi berperan penting untuk menghaluskan makanan
agar lebik mudah di telanserta meringankan kerja proses
-
26
pencernaan.
b. Berbicara
Gigi sangat diperlukan untuk mengeluarkan bunyi atau
huruf seperti huruf T, V, F, S, D dan bunyi tidak akan
terdengar sempurna tanpa adanya gigi.
c. Estetik
Gigi berfungsi sebagai nilai estetik tersendiri, sebuah
senyum tidak akan lengkap tanpa hadirnya deretan gigi
yang rapi dan bersih.
Mengingat pentingnya fungsi gigi maka sejak dini kesehatan
gigi anak-anak perlu diperhatikan. Di samping faktor makanan,
menggosok gigi jugamerupakan salah satu hal yang perlu
diperhatikan dalam rangka tindakanpencegahan karies gigi.
Walaupun kegiatan menggosok gigi merupakankegiatan yang
sudah umum namun masih ada kekeliruan baik
dalam pengertiannya maupun dalam pelaksanaannya (Besford,
1996).
Gigi berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
a) Gigi Seri (Incisivus).
Gigi seri ada 4 buah di atas dans 4 buah di bawah,
sehingga keseluruhannya berjumlah 8. Tugas gigi seri
adalah memotong dan menggiling makanan.
b) Gigi Taring (Caninus).
-
27
Gigi taring ada 4 buah, diatas 2 dan di bawah 2. Gigi ini
terletak di sudut mulut, bentuk mahkota meruncing,
berfungsi untuk merobek makanan.
c) Gigi Geraham Kecil (Premolar).
Geraham merupakan pengganti gigi geraham sulung.
Letak gigi ini di belakang gigi taring, berjumlah 8 yang
tersusun 4 di atas dan 4 di bawah dengan 2 di kanan dan 2
di kiri. Fungsi gigi ini adalah bersama geraham besar
membantu menghaluskan makanan.
d) Gigi Geraham Besar (Molar).
Gigi geraham besar terletak di belakang gigi geraham
kecil,permukaannya tebal dan bertonjol-tonjol. Jumlah gigi
ini adalah 12, yaitu 6 di atas dan 6 di bawah dengan
masing-masing 3 buah di kiri dan kanan. Gigi ini berfungsi
untuk menggiling makanan.
2.4.3 Pertumbuhan Gigi Pada Anak Usia Sekolah.
Pertumbuhan gigi pada anak usia sekolah ditandai dengan
tanggalnya gigi susu dan mulai tumbuhnya (erupsi) gigi tetap. Usia
erupsi gigi tetap biasanya lebih bervariasi dibandingkan dengan gigi
susu. Faktor seks dan rasial biasanya lebih berpengaruh misalnya
pada anak wanita gigi erupsi lebih awal dibanding anak laki-laki,
-
28
anak caucasoid erupsinya lebih lambat dibanding rasial bangsa
lain.
Pada usia 6 tahun gigi geraham tetap pertama erupsi, anak
memasuki periode gigi campuran sampai semua gigi susunya
tanggal. Gigi seri rahang bawah dan rahang atas tanggal terlebih
dahulu pada usia 6-8 tahun dan digantikan oleh gigi tetapnya.
Sedangkan gigi taring tetap dan gigi premolar akan erupsi pada
usia sekitar 9-12 tahun. Gigi tetap yang erupsi adalah gigi geraham
tetap pertama. Erupsi di bagian belakang dari deretan gigi susu.
Gigi tetap geraham pertama, kedua dan ketiga erupsi tanpa
didahului oleh tanggalnya gigi susu dan tidak akan pernah diganti,
diharapkan gigi ini bisa dipertahankan seumur hidup. Gigi tetap
geraham pertama merupakan gigi yang terbesar dan sangat
penting dalam menentukan lengkung rahang. Gigi tetap berikutnya
yang akan erupsi adalah gigi seri bawah yang akan erupsi lebih ke
lingual dari gigi susu yang akan tanggal. Gigi tetap sama dengan
gigi susu, terbentuk semasa di dalam rahim ibu. Bila gigi susu
mengalami kalsifikasi selama di dalam rahim, kalsifikasi gigi
permanen terjadi setelah kelahiran. Gigi tetap yang mengalami
kalsifikasi pertama adalah gigi geraham pertama. Kalsifikasi akan
berlangsung terus sampai usia 8 tahun (tidak termasuk gigi
geraham tetap ketiga.
-
29
Biasanya, gigi rahang bawah tumbuh lebih dahulu dari gigi
rahang atas. Gigi tetap yang telah erupsi semua berjumlah 32
buah, terdiri atas 4 incisivus 9 (seri), 2 caninus (taring), 4 premolar,
dan 6 molar (geraham) pada setiap rahang.
2.5 Kerangka teori
Bagian 2.5.1 kerangka Teori
Pengetahuan
Sumber Kerlinger,(1980)dimodifikasi oleh Peneliti
Pengetahuan
Sikap
Metode Menyikat Gigi
PengetahuanDan Sikap
terhadap metode menyikat
gigi
Tahu
Memahami
,Aplikasi
,Menerima
Merespon
Menghargai
-
30
2.6 Kerangka Konsep dan defenisi operasional variable
2.6.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori di atas maka penulis membuat
suatu kerangka konsep penelitian.Dalam kerangka konsep
penelitian ada dua variabel penelitian yaitu variabel bebas
(Independen) dan variabel terikat (Dependen).
Variabel bebas (independen) adalah variabel yang tidak
tergantung dinotasi dengan (Y) dalam hal ini kurangnya
pengetahuan dan sikap sebagai varibel (X.) Sedangkan varibel
terikat (dependen) adalah variabel tergantung dinotasi dengan (Y)
yaitu metode menyikat gigi.Di bawah ini merupakan skema
kerangka konsep penelitan adalah sebagai berikut.
Variabel independent Variabel Dependent
Metode Menyikat
Gigi
( Y )
PENGETAHUAN
( X1 )
SIKAP
( X2 )
-
31
2.6.2 Definisi operasional Variabel
Menurut Notoatmodjo (2002) definisi operasional adalah
suatu definisi yang mengarahkan kepada pengukuran atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serat
pengembangan instrument.terdiri dari :
1. Umur.
Umur adalah usia yang terhitung mulai saat di lahirkan
sampai data dilakukan. Distribusi responden berdasarkan
kelompok umur dibagi dalam dua kelompok 9 sampai 11
tahun dan 12 sampai 15 tahun.
2. Jenis Kelamin.
Jenis Kelamin merupakan identitas biologis responden
yang dapat digunakan untuk membedakan responden
laki-laki dan perempuan.
3. Pengetahuan.
Pengetahuan diartikan segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal. Penelitian ini akan menganalisis
seberapa besar pengetahuan siswa-siswi tentang
perawatan kesehatan gigi dan mulut. Dibagi dalam dua
kelompok yaitu berpengetahuan baik Sedan
berpengetahuan kurang baik
-
32
4. Sikap.
Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu.dibagi dalam dua kelompok yaitu, baik dan
kurang baik.
-
33
Gambar Tabel Defenisi Operasional Variabel Defenisi Operasional Indikator Alat
Ukur
Hasil
Ukur
Skala
Sikap
(x2)
Gigi merupakan bagian dari alat p
engunyahan pada system pencer
naan tubuh manusia berdasarkan
masalah kesehatan gigi yang ada
,maka penulis ingin mengetahui
tentang analisis pengetahuan dan
sikap para murid tentang cara
atau metode menyikat gigi
terhadap murid di Ensino basico
filial Aituri-Laran Taibesi.
Tahu
Memahami
Aplikasi
Kusioner Wawancara
Dan Observasi
Baik
Cukup baik
Kurang
baik
Nominal
Sikap merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak dan
bukan merupakan pelaksanaan
motif tertentu.dibagi dalam dua
kelompok yaitu, baik dan kurang
baik
Menerima
Merespon
Menghargai
Bertanggun
jawab
Kusioner
Wawancara Dan
Observasi
Baik
Cukup baik
Kurang
baik
Nominal
Metode
Menyikat
Gigi
(y)
Metode menyikat gigi adalah
suatu cara untuk mebantu
membersihkan gigi agar gigi tetap
terjaga oleh kuman penyebab gigi
tidak sehat.
Teknik
Menyikat
Gigi
Kusioner Wawancara
Dan Observasi
Baik
Cukup baik
Kurang
baik
Nominal
Pen
geta
hu
an (
x)
(x1)
-
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Menurut Sumadi (2004), mengatakan bahwa penelitian adalah
suatu proses yaitu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara
terencana dan sistematik guna mendapatkan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif dengan teknik studi korelasional (correlation
study), di mana teknik korelasi ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara variabel X1,X2 dengan variabel Y. Dengan
demikian maka dalam penelitian ini yang merupakan variabel X1 adalah
pengetahuan,X2 Sikap dan variabel Y adalah Metode menyikat Gigi.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Escola Ensino Basico Filial Aituri-
laran Taibessi,Suco Lahane Oriental Posto Adminiistrativo Nain-
Feto,,Municipio Dili.
-
35
3.2.2 Waktu Penelitian.
Penelitian yang dilakukan di Escola Ensino Basico Filial
Aituri-laran Taibessi,Suco Lahane Oriental Posto Adminiistrativo
Nain-Feto,,Municipio Dili,tahun 2015,akan dilaksanakan pada saat
selesai ujian proposal.
3.3 Populasi dan Sampel.
3.3.1 Populasi
Populasi adalah sekumpulan data yang mempunyai
karakteristik yang sama dan menjadi objek inferensi (wikipedia,
2013). Populasi yang diambil adalah seluruh murid dari kelas V-VI
dengan jumlah populasi 341 di Escola filial taibessi,suco Lahane-
Oriental,Posto Administrativo Nain-.Feto Municipio Dili.
3.3.2 Sampel.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2003).Yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah murid kelas V dan VI ensino
basico filial Aituri-Laran terjumlah 40 murid yang menjadi sampel
dengan alasan bahwa murid-murid tersebut sudah bisa
membaca,menulis dan memahami materi yang diberikan.
-
36
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik dalam pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan metode simple random sampling yaitu suatu pengambilan
secara random atau acak ( Notoatmodjo, 2010).
Untuk menhindari dari adanya distorsi hasil penelitian, maka
pengambilan akan dikerjakan dengan memakai teknik simple Random
Sampling atau sampel acak dengan interval 6.
Dengan demikian maka penentuan sampel menurut Taro Yamane
dan Rahmat (1998) yang dikutip oleh Riduwan (2010), adalah sebagai
berikut:
Dimana :
n = Jumlah sampel yang di ambil
N = Jumlah anggota populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan adalah 15%
Jadi diwah ini merupakan penjabaran dari rumus diatas untuk
menentukan besarnya sampel:
-
37
3.5 Instrument penelitian
Instrument penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah kuesioner. Kuesioner adalah alat pengumpul data atau suatu
masalah yang pada umumnya banyak menyangkut kepentingan umum
(Soekidjo Notoatmojo, 2002). Kuesioner yang digunakan sebanyak 10
pertanyaan untuk menilai pengetahuan dan sikap terhadap perawatan
kesehatan gigi dan mulut dimana kuesioner yang terdiri dari 5 pertanyaan
untuk menilai pengetahuan,dan 5 pertanyaan untuk menilai sikap.yaitu
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner,
balpoin, dokumentasi, kuesioner tersebut berisikan pertanyaan untuk
mengumpulkan data-data mengenai variabel yang akan di teliti.
3.6 Teknik pengumpulan Data
Menurut Arikunto, (2006 : 151-156) data penelitian dapat diperoleh
dengan cara : observasi, wawancara dan kuesioner.
Dalam penelitian ini penulis dapat memperoleh data dengan cara :
2.6.1 Observasi
Penulis mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap obyek yang diteliti dan mencatatnya dengan tujuan untuk
melengkapkan data.
2.6.2 Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan
untuk mengumpulkan data.Dengan metode ini didapatkan
-
38
keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran
penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka
dengan orang tersebut.Jadi data tersebut diperoleh langsung dari
responden melalui suatu pertemuan atau percakapan.
2.6.3 Kuesioner
Sejumlah pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada
responden untuk di isi.
3.7 Sumber Data
Berdasarkan sumber datanya maka peneliti mengumpulkan
data dari sumber data primer dan sekunder, yaitu :
3.7.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari individu-individu
(siswa atau siswi SD) 341 orang yang berdomicili di Escola ensino
basico filial Aituri-Laran,Suco Lahane-Oriental, Posto Adminisrativo
nain-Feto,Municipio Dili sebagai sumber respondem.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di ambil oleh peneliti
melalui dokumen-dokumen resmi yang tersedia di lokasi penelitian.
3.8 Jenis Data
Menurut Notoatmodjo (2005 : 185) mengatakan bahwa data
sebagai hasil penelitian dilihat dari segi jenisnya dibedakan menjadi dua,
yakni :
-
39
3.8.1 Data kualitatif
Data kualitatif, yaitu data yang berhubungan dengan, katego
risasi karakteristik atau sifat variabel.Misalnya, baik-sedang-kurang,
baiktidak baik, tinggi-sedang-rendah, dan sebagainya.Data kualitatif
biasanya tidak berhubungan dengan angka-angka, dan sering tidak
dikaitkan dengan analisis statistik, sering disebut data nonstatistik.
3.8.2 Data kuantitatif
Data kuantitatif, yaitu data yang berhubungan dengan
angka-angka, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran, maupun
dari nilai suatu data yang diperoleh dengan jalang mengubah data
kualitatif ke dalam data kuantitatif, misalnya skor dari hasil tes.Data
kuantitatif sering dikaitkan dengan analisis statistik, sebab itu
disebut data statistik.
3.9 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data yang dimaksudkan agar data yang telah
terkumpul dapat disajikan dalam susunan yang lebih sistematik. Hidayat,
(2007:107-108), Pengolahan data dilakukan secara bertahap yaitu :
3.9.1 Editing
Melaksanakan pemeriksan data yang diperoleh yang
meliputi kebenaran pengisian, kelengkapan jawaban, konsisten dan
relevansi jawaban terhadap daftar pertanyaan yang diberikan.
-
40
3.9.2 Coding
Merupakan usaha mengelompokan data menurut variabel
peneliti yang ada. Coding dilakukan untuk mempermudah dalam
proses tabulasi dan analisa data selanjutnya.
3.9.3 Tabulating
Merupakan kelanjutan langkah dari coding untuk
mengelompokan data ke dalam suatu data tertentu menurut sifat
yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.
3.10 Teknik Analisis Data
(Riduwan,2010) Untuk menganalisa data dalam penelitian ini
peneliti mengunakan analisis korelasi Ganda berfungsi untuk mencari
besarnya pengaruh atau hubungan antara dua Variabel bebas (x) atau
lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (y) dasain
dan Rumus korelasi ganda sebagai berikut.
rx1Y
RX1X2Y
rx1x2
rx2Y
Dengan rumus sebagai berikut:
X1
x2
Y
-
41
Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi Kolerasi Ganda dicari
dulu Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel.
( )
Langkah langkah untuk menjawab:
1. Membuat Ha dan H0 dalam bentuk kalimat
2. Membuat Ha dan H0 dalam bentuk Statistik
3. Membuat tabel penolong untuk menghitung kolerasi ganda:
setelah dihitung dengan kalkulator FX 3600 maka diperoleh:
a. Mencari nilai kolerasi X1 terhadap Y
b. Mencari nilai kolerasi X2 terhadap Y
c. Mencari nilai kolerasi X1 dengan X2
4. Mencari nilai kolerasi antara variabel dan Kolerasi Ganda
(RX1.X2.Y)
Simbol Statistik Nilai Statistik
r x1.Y
r x2.Y
r x1.x2
Dari hasil kolerasi kemudian dimasukkan pada Rumus Kolerasi
Ganda (R).
5. Menguji signifikansi dengan rumus Fhitung
-
42
( )
Dimana : R = Nilai Koefisien Korelasi Ganda
k = Jumlah Variabel Bebas
n = Jumlah sampel
Fhitung = Nilai F yang di hitung
Kaidah pengujian signifikasi:
Jika Fhitung Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan dan Fhitung Ftabel
terima H0 artinya tidak signifikan.
Carilah nilai Ftabel mengunakan Tabel F denan Rumus:
Taraf signifikan: = 0,01
Ftabel = F {( 1 ) ( dk = k), (dk k 1)}
Cara mencari interpolasi pada tabel F
Dimana:
B = nilai dk yang dicari
B0= nilai dk pada awal nilai yang sudah ada
B1= nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada
C = nilai Ftabel yang dicari
-
43
C0= nilai Ftabel pada awal nilai yang sudah ada
C1= nilai Ftabel pada akhir nilai yang sudah ada
6. Membuat Kesimpulan.
3.11 Etika penelitian
Menurut (Notoatmodjo 2005) mengatakan bahwa penelitian yang
akan dilaksanakan menekan pada masalah etika, yaitu menjaga
kerahasiaan responden, agar responden merasa dilindungi hak-haknya
untuk memberikan data yang lengkap sesauai kebenaran yang terjadi
dilokasi penelitian.
Dalam proses penelitian yang penulis lakukan kaitannya dengan
populasi yang penulis ambil karyawan yang dapat berkomunikasi, maka
penulis meminta persetujuan kepada mereka yang bersedia.
Etika penelitian menurutNotoatmodjo (2005) terdiri dari :
1. Inform Consent
Yaitu penjelasan kepada responden mengenai penelitian yang
akan dilakukan sehingga tidak ada tuntutan dikemudian hari
serta tidak ada yang merasa dirugikan dari kedua belah pihak,
baik responden maupun peneliti.
2. Membina hubungan baik dengan responden
Sikap yang kita berikan yaitu ramah tamah, sopan dan
melakukan pendekatan yang baik terhadap responden.
3. Menjaga kerahasiaan responden (confidentiality).
-
44
Dalam mengambil data dari responden, kami akan menjaga dan
memperhatikan dengan baik serta tidak akan membicarakan
identitas dan data yang diperoleh dari responden.
4. Tanpa nama (Anonimity)
Menjelaskan bentuk penulisan kuesioner dengan tidak perlu
mencantumkan nama, hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data.
5. Tidak ada unsur paksaan
Dalam pengambilan data kepada responden,peneliti tidak
melakukan paksaan dan harus ada persetujuan.
-
45
DAFTAR PUSTAKA
Fitriana, R. (2006). Perawatan kesehatan gigi anak. Desember 23, 2011.
http://www.kharisma.de/?q=node/297 di akses pada tanggal 7
april s2013
Ginanjar, A.M. (2011). Cara menggosok gigi yang benar. Desember 23,
,,,,,,,,,,,,,,2011.
Houwink, B. (1993). Ilmu kedokteran gigi pencegahan, hlm.125. (Sutatmi
Suryo, Penerjemah). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
http://definisi-pengertian.blogspot.com//2011/01/pengertian-ptk-penelitian-
tindakan.html diakses pada tanggal 16 april 2013
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Kartika%20Ratna%20Perti
wi,%20MD,%20M.%20Biomed.%20Sc/Makalah%20Kartika%20Ra
tna%20UNY.pdf diakses pada tanggal 22 april 2013
Kawuryan, U. (2008). Hubungan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan
mulut dengan kejadian karies anak SDN kleco II kelas V dan VI
laweyan Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Lubis, P., &Nugrahaeni, M. (2009, september). Sudahkah anda menyikat
gigi dengan benar. Oktober 4, 2011.
http://kosmo.vivanews.com/news/read/90266-sudahkah-anda-
menyikat-gigi-dengan-benar di akses pada tanggal 9 April 2013
Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka
,,,,,,,,,,,,,cipta; 2007
Notoamodjo, Prof.DR. Soekidjo 2010. Buku Ilmu Kesehatan
Suwelo, l.S (1992). Karies gigi pada anak dengan berbagai faktor etilogi.
Jakarta :IGC