1. anamnesis penyakit kardiovaskuler

40
4 Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Islam Sumatera Utara Keterampilan Klinik Pertama ANAMNESIS PENYAKIT SISTEM KARDIOVASKULER I. PENDAHULUAN Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di Indonesia, dengan kecenderungan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan angka mortalitas ini memiliki keterkaitan dengan perubahan pola hidup masyarakat. Pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, merokok, ketegangan jiwa yang meningkat, dan lain sebagainya, merupakan faktor-faktor resiko yang dapat mempertinggi kemungkinan seseorang menderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Seperti halnya penyakit-penyakit penyebab angka kesakitan dan kematian utama di Indonesia lainnya, tingginya angka kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah juga disebabkan karena keterlambatan diagnosis, sehingga penatalaksanaan yang diberikan menjadi tidak efektif. Dua faktor utama penyebab keterlambatan diagnosis yaitu, kurangnya pengetahuan klinis dan keterampilan dokter khususnya dalam melakukan anamnesis, menyebabkan kesalahan diagnosis, sehingga seringkali penyakit tidak dapat dideteksi secara dini, dan diagnosis penyakit pasien baru dapat ditegakkan pada kondisi penyakit yang sudah lanjut. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik dalam menggali informasi- informasi yang didapatkan dalam anamnesis, sehingga akan memudahkan tenaga medis dalam penegakkan diagnosis dan pemberian pengobatan yang tepat dan adekuat. Sistematika suatu anamnesis yang baik memiliki kerangka yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu anamnesis riwayat pribadi, anamnesis keluhan utama, anamnesis penyakit sekarang, anamnesis penyakit terdahulu, Modul Keterampilan Klinik VIII Anamnesis Penyakit Sistem Kardiovaskuler BLOK SISTEM KARDIOVASKULER Pemeriksaan Fisik Jantung Pengukuran Tekanan Vena Jugularis Pembacaan Foto Rontgen Toraks (Jantung) Resusitasi Jantung Paru Otak I (BLS)

Upload: arbiantoni

Post on 16-Sep-2015

120 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

qwerti

TRANSCRIPT

MODUL KETRAMPILAN KLINIK IV

Laboratorium Keterampilan Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN

Universitas Islam Sumatera Utara

Keterampilan Klinik PertamaANAMNESIS PENYAKIT SISTEM KARDIOVASKULERI. PENDAHULUANPenyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di Indonesia, dengan kecenderungan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan angka mortalitas ini memiliki keterkaitan dengan perubahan pola hidup masyarakat. Pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, merokok, ketegangan jiwa yang meningkat, dan lain sebagainya, merupakan faktor-faktor resiko yang dapat mempertinggi kemungkinan seseorang menderita penyakit jantung dan pembuluh darah.Seperti halnya penyakit-penyakit penyebab angka kesakitan dan kematian utama di Indonesia lainnya, tingginya angka kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah juga disebabkan karena keterlambatan diagnosis, sehingga penatalaksanaan yang diberikan menjadi tidak efektif. Dua faktor utama penyebab keterlambatan diagnosis yaitu, kurangnya pengetahuan klinis dan keterampilan dokter khususnya dalam melakukan anamnesis, menyebabkan kesalahan diagnosis, sehingga seringkali penyakit tidak dapat dideteksi secara dini, dan diagnosis penyakit pasien baru dapat ditegakkan pada kondisi penyakit yang sudah lanjut. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik dalam menggali informasi-informasi yang didapatkan dalam anamnesis, sehingga akan memudahkan tenaga medis dalam penegakkan diagnosis dan pemberian pengobatan yang tepat dan adekuat.

Sistematika suatu anamnesis yang baik memiliki kerangka yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu anamnesis riwayat pribadi, anamnesis keluhan utama, anamnesis penyakit sekarang, anamnesis penyakit terdahulu, anamnesis organ, anamnesis riwayat pribadi, anamnesis riwayat penyakit keluarga, anamnesis sosial ekonomi, dan anamnesis gizi.

Informasi yang terdapat pada komponen-komponen ini haruslah digali dengan seksama, dan saling dihubungkan satu sama lain, dengan tetap mengacu pada pengetahuan klinis yang dimiliki. Berikut ini akan diuraikan komponen-komponen anamnesis penyakit jantung dan pembuluh darah, beserta cara-cara menggali informasi yang terkandung di dalamnya.

1.1 Anamnesis PribadiSeperti halnya anamnesis pada sistem organ lainnya, anamnesis pada penyakit sistem kardiovaskuler terdiri dari komponen-komponen yang menunjukkan identitas pribadi seseorang. Komponen-komponen yang harus ditanyakan dalam anamnesis pribadi antara lain adalah : Nama

Umur

Kelamin

Alamat

Agama

Bangsa / Suku

Status Perkawinan

PekerjaanData-data tersebut merupakan identitas pasien dan penting untuk diketahui, karena terkadang terdapat hubungan antara data identitas dengan epidemiologi atau insidensi suatu penyakit. Misalnya mengenai umur dan jenis kelamin, penyakit angina pektoris memiliki insidensi yang tinggi pada usia di atas 30 tahun, dan lebih banyak terjadi pada jenis kelamin pria daripada wanita. Penyakit jantung kongestif memiliki insidensi yang tinggi pada pasien yang berusia di atas 40 tahun dengan riwayat penyakit hipertensi yang kronik, atau penyakit jantung kongenital, dan penyakit jantung rematik, yang memiliki insidensi tinggi pada pasien usia anak-anak dan dewasa muda, dengan insidensi yang sama antara pasien yang berjenis kelamin pria dan wanita.1.2 Anamnesis Keluhan UtamaKeluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien sehingga dirinya datang berobat. Pengertian ini haruslah dicermati dengan baik, karena seringkali keluhan utama tidak dapat ditentukan dengan baik karena kesalahan sewaktu menanyakannya pada pasien.

Seorang dokter harus mampu mengelaborasi keterangan pasien yang paling signifikan, yang membuat pasien mencari pertolongan dan keluhan ini ditetapkan sebagai keluhan utamaBeberapa keluhan utama yang sering diutarakan pasien pada penyakit sistem kardiovaskuler antara lain adalah nyeri dada, sesak nafas, jantung berdebar-debar, dan sakit kepala. Dalam penulisan keluhan utama harus ditanyakan sudah berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut. Misalnya nyeri dada sejak 3 jam yang lalu, atau sesak nafas sejak 3 hari yang lalu. Selain menanyakan keluhan utama, tanyakan juga apakah ada keluhan lain yang dirasakan pasien yang merupakan keluhan tambahan, seperti perasaan cepat lelah (fatique), badan terasa lemas, kaki membengkak, batuk-batuk, bibir terlihat membiru, dan berkeringat dingin.

Keluhan-keluhan utama penyakit sistem kardiovaskuler, dapat juga ditemukan pada penyakit-penyakit di luar sistem kardiovaskuler, sehingga seorang dokter harus memikirkan apakah keluhan tersebut disebabkan karena gangguan sistem kardiovaskuler atau tidak. Sebagai contoh keluhan nyeri dada dan sesak nafas. Dokter harus dapat membedakan apakah nyeri dada tersebut merupakan keluhan kardial atau non kardial misalnya pada nyeri dada pleural, gastrointestinal, muskuloskeletal, neural, dan psikogenik.

Gambar 1. Etiologi Nyeri DadaNyeri dada kardial dapat dibedakan menjadi nyeri dada koroner dan non koroner. Nyeri dada koroner dapat ditemukan pada kasus penyakit angina pektoris dan infark miokard. Sedangkan nyeri dada non koroner ditemukan misalnya pada kasus perikarditis, dan kelainan katup jantung (stenosis aorta, prolaps katup mitral).

Nyeri dada non kardial adalah nyeri dada yang timbul karena kelainan di luar sistem kardiovaskuler, misalnya pada pleuritis, tumor mediastinum, tumor paru, trauma dada, artritis tulang-tulang penyusun rongga dada, refluks dan spasme esofagus, gastritis, atau pada nyeri dada karena gangguan psikologis.Contoh keluhan utama lainnya misalnya sesak nafas, dokter harus dapat membedakan apakah sesak nafas disebabkan karena adanya penyakit atau gangguan pada sistem kardiovaskuler (kardial), atau bukan (non kardial). Keluhan sesak nafas yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah misalnya penyakit jantung dengan gagal jantung kongestif (congestive heart failure), atau pada kasus kelainan-kelainan katup jantung. Keluhan sesak nafas yang non kardial, dapat ditemukan pada penyakit obstruksi saluran nafas, kerusakan anatomi paru-paru yang luas, keganasan, penyakit infeksi, kelainan pada dinding dada, kelainan pada otot pernafasan dan persarafannya, penyakit psikis, kasus keracunan, gangguan metabolisme, dan kasus anemia yang berat. Selain dua keluhan di atas, keluhan sistem penyakit sistem kardiovaskuler lain yang sering ditemukan adalah jantung berdebar, dan sakit kepala.Untuk membedakan apakah nyeri dada, sesak nafas, atau keluhan utama lainnya disebabkan oleh penyakit-penyakit sistem kardiovaskuler atau bukan, menyingkirkan diagnosis-diagnosis banding, dan menegakkan diagnosis pasti, informasi-informasi terutama yang terdapat pada keluhan utama, haruslah digali sedalam mungkin dengan menggunakan pertanyaan tertentu yang terdapat dalam komponen-komponen anamnesis lainnya.

1.3 Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit sekarang atau riwayat perjalanan penyakit merupakan uraian rinci mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama, sampai saat penderita datang berobat. Sebagaimana anamnesis pada sistem organ lainnya, untuk menggali informasi lebih dalam terutama yang berkaitan dengan keluhan utama, dapat digunakan komponen-komponen pertanyaan yang berpedoman kepada Macleods Clinical Examination (metode OLDCART dan OPQRST). Penggunaan kedua metode ini, disesuaikan dengan keluhan utama yang diutarakan pasien. Walaupun tidak semua komponen-komponen pertanyaan tersebut terdapat dalam suatu kasus penyakit jantung dan pembuluh darah. Contoh penggunaan metode OLDCART untuk menggali informasi. 1) Dapat ditanyakan bagaimana mula terjadinya keluhan atau gejala klinis (onset). 2) Lokasi dimana pasien merasakan keluhan (location). Pada nyeri dada koroner, pasien akan merasakan nyeri bermula di daerah tulang dada atau dibawah tulang dada (substernal). Pada perikarditis nyeri dada dirasakan pada daerah substernal atau parasternal. 3) Sudah berapa lama keluhan dirasakan oleh pasien (duration). 4) Bagaimana sifat keluhan yang dirasakan pasien (character). Apakah dirasakan seperti terbakar, ditusuk-tusuk atau dada terasa seperti tertekan benda berat, apakah keluhan dirasakan terus menerus, sementara, atau hilang timbul, atau apakah keluhan cenderung bertambah berat atau berkurang. 5) Adakah faktor-faktor yang dapat memperberat atau meringankan keluhan (alleviating atau aggravating factor), misalnya perubahan posisi tubuh atau penggunaan obat-obatan. Nyeri dada koroner dapat mereda dengan pemberian obat tertentu dan penghentian aktifitas fisik, atau nyeri dada pada perikarditis yang dapat mereda bila penderita duduk. 6) Apakah keluhan hanya terbatas pada dada atau menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya. Misalnya, nyeri dada akibat peradangan pleura (pleuritis), hanya terlokalisir di daerah dada. Selain itu, nyeri dirasakan saat penderita menarik atau melepaskan nafasnya. Nyeri dada yang disebabkan oleh adanya gangguan pada kardiovaskuler seperti angina pektoris dapat menyebar dari daerah sekitar tulang dada (sternum), ke anggota tubuh lain seperti rahang bawah, bahu, punggung dan lengan kiri bagian ulnar, serta tidak dipengaruhi oleh pernafasan (radiation). 7) Apakah keluhan timbul pada waktu-waktu tertentu, atau terjadi setiap saat, atau terjadi tidak menentu (time). Selain metode OLDCART, dapat digunakan metode OPQRST untuk menggali informasi pada keluhan utama. Contoh penggunaan metode OPQRST, 1) Keluhan atau gejala klinis terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan (onset). 2) Adakah pencetus yang menimbulkan keluhan (palliating/provoking factor). 3) Sifat dan beratnya serangan atau gejala klinis yang terjadi, apakah terjadi secara terus menerus atau hilang timbul, apakah gejala klinis yang timbul cenderung bertambah berat atau berkurang (quality). 4) Penyebaran dari keluhan (radiation). Misalnya pada kasus nyeri dada, dapat ditanyakan apakah keluhan hanya terbatas pada dada atau menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya. 5) Apakah keluhan timbul saat pasien berada pada tempat tertentu (site), yang memungkinkan penderita terpapar dengan faktor pencetus sehingga terjadi serangan yang menyebabkan timbulnya keluhan (eksaserbasi). 6) Kapan keluhan timbul, apakah keluhan paling dirasakan pada waktu tertentu, misalnya pada pagi, atau siang hari, terjadi setiap saat, atau terjadi pada waktu yang tidak tentu (time).

1.4 Anamnesis Penyakit TerdahuluPada bagian ini ditanyakan kepada pasien tentang penyakit yang telah pernah dideritanya sejak masih kanak-kanak sampai dewasa (saat sebelum menderita penyakit sekarang ini), yang mungkin mempunyai hubungan dengan penyakit yang dialami pasien saat ini. Misalnya pada kasus angina pektoris dan gagal jantung kiri (left ventricular failure), dapat ditanyakan ada tidaknya riwayat penyakit hipertensi yang lama. Dapat juga ditanyakan ada tidaknya riwayat trauma, atau riwayat penyakit tertentu, seperti asam urat, riwayat atopi, dispepsia, dan riwayat ISPA dengan demam sub febris, untuk menyingkirkan diagnosis-diagnosis banding misalnya trauma dada, artritis, asma, gastritis, perikarditis, dan penyakit jantung rematik.1.5 Anamnesis Organ atau Sistem

Pada anamnesis organ atau sistem, dapat dilihat adakah hubungan antara keluhan atau gejala klinis, dengan organ tubuh tertentu yang belum didapat pada anamnesis keluhan utama, penyakit sekarang, ataupun pada anamnesis penyakit terdahulu.

Lembar anamnesis biasanya telah mencantumkan keluhan atau gejala klinis yang mungkin ditemukan pada organ-organ tubuh, mulai dari kepala hingga ekstremitas. Jika terdapat keluhan atau kelainan pada organ atau sistem tersebut, dituliskan tanda positif, dan bila tidak ada dituliskan tanda negatif pada lembar anamnesis. Anamnesis sistem organ dilakukan secara sistematis, dengan menanyakan keluhan yang mungkin ditemukan pada organ, atau bagian tubuh, dimulai dari kepala hingga ekstremitas bawah.1.6 Anamnesis Riwayat Pribadi

Pada anamnesis riwayat pribadi pasien, dokter menggali informasi-informasi mengenai kebiasaan hidup pasien yang mungkin memiliki hubungan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah yang dideritanya. Misalnya kebiasaan makan makanan berlemak tinggi, jarang berolah raga, kegemukan, atau kebiasaan merokok yang merupakan salah satu faktor predisposisi penyakit jantung koroner atau penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi primer). Bila ditemukan adanya riwayat merokok, diperlukan pertanyaan tertentu untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang kebiasaan merokok tersebut, seperti sudah berapa lama pasien merokok, berapa batang atau bungkus rokok yang dihabiskan setiap harinya, atau apakah pasien masih merokok, atau sudah berhenti. Perlu ditanyakan juga tentang keadaan rumah tangga pasien, pekerjaan, penghasilan dan keadaan anak-anak, atau masalah lain yang mengganggu ketenangan jiwa pasien.

1.7 Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam anamnesis riwayat penyakit keluarga, dokter menanyakan penyakit yang pernah diderita keluarga dekat (sedarah) pasien, seperti penyakit keturunan, atau penyakit yang dapat menular secara kontak langsung bila daya tahan tubuh melemah. Beberapa penyakit sistem kardiovaskuler memiliki kecenderungan untuk diturunkan secara genetik, misalnya penyakit jantung koroner atau hipertensi. Hal ini terlihat dari angka kejadian (insidensi) penyakit-penyakit ini, yang lebih tinggi pada pasien yang keluarganya menderita penyakit serupa.Pada anamnesis ditanyakan juga adakah anggota keluarga yang mengalami sakit yang sama dengan pasien. Bila ada yang meninggal dunia, tanyakanlah sebab kematiannya.

1.8 Anamnesis Sosial Ekonomi

Pada anamnesis sosial ekonomi, dokter menanyakan keadaaan keluarga pasien terutama mengenai perumahan, penghasilan, lingkungan dan daerah tempat tinggal pasien. Meningkatnya tingkat kesejahteraan ekonomi yang tidak dibarengi dengan peningkatan kesadaran tentang pola hidup yang sehat, serta semakin tingginya tingkat ketegangan jiwa karena ketatnya persaingan kerja, merupakan faktor-faktor yang menyebabkan semakin meningkatnya angka kejadian penyakit kardiovaskuler.1.9 Anamnesis Gizi

Pada anamnesis gizi dokter menanyakan pada pasien tentang makanan yang dikonsumsi setiap hari, seberapa banyak porsinya serta frekuensi makan. Dapat ditanyakan juga, apakah pasien merasa berat badannya berkurang, bertambah, atau tetap, kemudian dicari apakah ada hubungannya dengan penyakit yang diderita oleh pasien. Simulasi Kasus Anamnesis Penyakit Sistem Kardiovaskuler1. Angina Pektoris (Stable Angina) Keluhan Utama : Nyeri dada sebelah kiri. Diagnosis Banding: Sindrome koroner akut (stable angina, unstable angina, non ST elevasi miokard infark, ST elevasi miokard infark), non koroner (perikarditis, kelainan katup jantung), pleuritis, gastritis, refluks esofagus, trauma dada, arthritis tulang-tulang dada, nyeri dada karena gangguan psikologis. Onset. Nyeri dada yang timbul sesaat setelah melakukan aktifitas fisik. Location. Nyeri dada dirasakan pada daerah sekitar tulang dada (sternum), dan di bawah tulang dada (substernal), atau pada dada sebelah kiri. Duration. Nyeri dada dirasakan tidak lama sekitar 1-5 menit. Stable angina, dapat dibedakan dengan penyakit-penyakit sindrome koroner akut lainnya (unstable angina, non ST elevasi miokard infark, ST elevasi miokard infark), dimana nyeri dada yang dirasakan pasien dapat berlangsung lama (lebih dari 30 menit). Character. Nyeri dada bersifat sementara, dapat hilang bila pasien menghentikan aktifitas fisik, atau dengan pemberian obat-obatan tertentu (nitrogliserin), dan tidak dipengaruhi oleh pernafasan. Bila penyakit tidak diobati dengan baik, nyeri dada dapat bertambah berat dengan waktu serangan yang lebih lama, dapat timbul pada aktifitas fisik yang ringan, dan tidak hilang dengan pemberian obat-obatan (infark miokard akut). Nyeri dada yang dirasakan pasien dapat berbeda-beda, antara lain seperti diperas, atau seperti terbakar, atau seperti tertekan benda berat. Alleviating / Aggravating Factor. Nyeri dada dapat mereda bila pasien menghentikan aktifitas fisik, yang merupakan faktor pencetus, atau dengan pemberian obat-obatan (nitrogliserin atau morfin). Radiation. Nyeri dada dapat dirasakan menjalar ke bagian tubuh lain, seperti rahang bawah, leher, punggung, bahu, dan lengan kiri. Time. Serangan angina dapat timbul kapan saja, terutama bila pasien melakukan aktifitas fisik. Pada angina yang berat, nyeri dada dapat timbul pada aktifitas fisik yang ringan, bahkan saat pasien istirahat di malam hari. Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu, berisi pertanyaan tentang ada tidaknya riwayat hipertensi (darah tinggi), atau adanya rasa sakit pada kepala bagian belakang, yang merupakan gejala klinis yang menandakan adanya penyakit hipertensi. Dapat juga ditanyakan ada tidaknya riwayat trauma atau riwayat penyakit tertentu misalnya asam urat, dispepsia, atau ISPA untuk menyingkirkan diagnosis banding. Anamnesis Riwayat Pribadi, berisi pertanyaan mengenai kebiasaan hidup pasien yang mungkin memiliki hubungan dengan penyakit angina pektoris yang dideritanya. Misalnya kebiasaan makan makanan berlemak tinggi, jarang berolah raga, kegemukan, atau kebiasaan merokok. Bila ditemukan adanya riwayat merokok, diperlukan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang kebiasaan merokok tersebut seperti sudah berapa lama merokok, berapa batang, atau bungkus rokok yang dihabiskan setiap harinya, atau apakah penderita masih merokok, atau sudah berhenti. Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga. Pada anamnesis riwayat penyakit keluarga, dokter menanyakan apakah ada keluarga dekat pasien secara garis keturunan vertikal (ayah, ibu, kakek, nenek, paman, atau bibi pasien), yang juga menderita penyakit jantung dengan keluhan nyeri dada yang menjalar. Bila ada yang meninggal dunia, tanyakanlah sebab kematiannya. Anamnesis Sosial Ekonomi berisi penggalian informasi tentang keadaaan keluarga pasien, terutama mengenai perumahan, penghasilan dan lingkungan atau daerah sekitar tempat tinggal pasien. Keadaan kejiwaan pasien juga perlu diketahui karena serangan angina dapat timbul pada keadaan emosi yang menekan jiwa seperti stres, frustasi, atau marah. Anamnesis Gizi Pada anamnesis gizi dokter menanyakan pada pasien tentang makanan yang dikonsumsi setiap hari, seberapa banyak porsinya, serta frekuensi makan. Dapat ditanyakan juga, apakah pasien merasa berat badannya berkurang, bertambah, atau tetap, dan dicari apakah ada hubungannya dengan penyakit yang diderita oleh pasien.

Gambar 2. Keluhan Utama Nyeri Dada Gambar 3. Penyakit Jantung Koroner (PJK) 2.Penyakit Jantung Kongestif Keluhan Utama

:Sesak nafas. Diagnosis Banding:Kardial (penyakit jantung kongestif, gagal jantung, kelainan katup jantung), pulmonal (asma, PPOK, keganasan pada paru atau mediastinum, kerusakan paru luas, infeksi parenkim atau pneumonia), renal (gagal ginjal), anemia berat, keracunan, dan gangguan psikologis. Onset

:Sesak nafas yang semakin hari semakin memberat. Pada awalnya sesak timbul setelah pasien melakukan aktifitas fisik, lama kelamaan sesak semakin memberat, hingga pasien dapat terbangun pada malam hari karena sesak. Provoking Factor:Sesak nafas dapat terjadi bila pasien melakukan aktifitas fisik. Pada penyakit jantung kongestif yang berat sehingga terjadi gagal jantung kiri, sesak nafas dapat terjadi pada aktifitas fisik yang ringan. Quality

:Sesak nafas bersifat hilang timbul, dapat terjadi penyempitan pembuluh darah paru, hipertensi, kelainan katup, kardiomiopati, dan penyakit jantung kongenital. Pada penyakit jantung kongestif yang berat, dapat terjadi penimbunan cairan di paru-paru (edema paru), karena terjadi kegagalan ventrikel kiri memompakan darah ke sirkulasi sistemik, sehingga sesak nafas yang dirasakan pasien bersifat terus-menerus. Sesak nafas biasanya berkurang bila pasien merubah posisi tubuhnya ke posisi duduk. Time. Sesak nafas dapat terjadi kapan saja setelah pasien melakukan aktifitas fisik (dispneu deffort). Pada beberapa kasus, sesak nafas dapat terjadi pada malam hari, dan pasien sering terbangun karena sesak (paroksismal nokturnal dispneu). Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu, berisi pertanyaan tentang ada tidaknya riwayat hipertensi (darah tinggi) yang sudah diderita bertahun-tahun, atau adanya rasa sakit pada kepala bagian belakang yang merupakan gejala klinis yang menandakan adanya penyakit hipertensi lama, ada tidaknya penyakit jantung bawaan, serta ada tidaknya riwayat kelainan jantung sebelumnya. Tentunya untuk menyingkirkan diagnosis banding dari penyakit gagal jantung kiri tidak cukup hanya dengan anamnesis saja, namun harus didukung juga dengan pemeriksaan fisik, dan penunjang terutama foto toraks. Anamnesis Riwayat Pribadi, berisi pertanyaan mengenai kebiasaan hidup pasien yang mungkin memiliki hubungan dengan penyakit gagal jantung kiri yang dideritanya. Misalnya kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan berkadar garam tinggi, jarang berolah raga, atau kebiasaan merokok. Bila ditemukan adanya riwayat merokok, diperlukan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang kebiasaan merokok tersebut, seperti sudah berapa lama merokok, berapa batang atau bungkus rokok yang dihabiskan setiap harinya, atau apakah pasien masih merokok, atau sudah berhenti. Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga. Pada anamnesis riwayat penyakit keluarga, dokter menanyakan apakah ada keluarga dekat pasien secara garis keturunan vertikal (ayah, ibu, kakek, nenek, paman, atau bibi) pasien yang juga menderita penyakit jantung dengan riwayat hipertensi yang bertahun-tahun, atau menderita penyakit jantung koroner. Bila ada yang meninggal dunia, tanyakanlah sebab kematiannya. Anamnesis Sosial Ekonomi, berisi penggalian informasi tentang keadaaan keluarga pasien, terutama mengenai perumahan, penghasilan, dan lingkungan, atau daerah sekitar tempat tinggal pasien. Anamnesis Gizi. Pada anamnesis gizi dokter menanyakan pada pasien tentang makanan yang dikonsumsi setiap hari, seberapa banyak porsinya, serta frekuensi makan. Dapat ditanyakan juga, apakah pasien merasa berat badannya berkurang, bertambah, atau tetap, dan dicari apakah ada hubungannya dengan penyakit yang diderita oleh pasien.

Gambar 4. Gambaran Edema Paru Gambar 5. Pembesaran Ventrikel Kiri3.Hipertensi Primer (hipertensi esensial) Keluhan Utama:Sakit kepala. Onset

:Sakit kepala berulang setiap hari. Location

:Sakit kepala dirasakan pada kepala sebelah belakang, disertai rasa berat pada leher bagian belakang (tengkuk). Characterdan Aggravating/Alleviating Factor :

Sakit kepala bersifat sementara (hilang timbul), dapat hilang bila penderita beristirahat atau dengan pemberian obat-obatan. Sakit kepala yang dirasakan pasien dapat berbeda-beda, antara lain berdenyut-denyut, atau seperti ditusuk berulang kali dengan jarum. Radiation

:Sakit kepala umumnya terlokalisir di daerah belakang kepala, namun terkadang dapat ditemukan keluhan penjalaran sakit kepala ke telinga (telinga berdengung), atau mata (mata terasa berkunang-kunang). Time

:Sakit kepala dapat terjadi kapan saja dan berulang-ulang. Akan tetapi sakit kepala biasanya dialami pada pagi hari, dan dirasakan berkurang pada saat malam hari. Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu, berisi pertanyaan tentang ada tidaknya riwayat yang berkaitan dengan kardiovaskuler seperti riwayat nyeri dada sebelah kiri, riwayat rawatan di rumah sakit karena kehilangan kesadaran, atau riwayat kelumpuhan pada anggota badan (stroke). Tentunya untuk menegakkan diagnosis pasti penyakit hipertensi tidak cukup hanya dengan anamnesis saja, namun harus didukung juga dengan pemeriksaan fisik terutama pengukuran darah. Dapat juga ditanyakan riwayat minum obat-obatan penurun tekanan darah. Anamnesis Riwayat Pribadi, berisi pertanyaan mengenai kebiasaan hidup pasien yang mungkin memiliki hubungan dengan penyakit hipertensi yang dideritanya. Misalnya kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan berkadar garam tinggi, jarang berolah raga, pribadi yang temperamental, atau kebiasaan merokok. Bila ditemukan adanya riwayat merokok, diperlukan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang kebiasaan merokok tersebut seperti sudah berapa lama merokok, berapa batang atau bungkus rokok yang dihabiskan setiap harinya, atau apakah pasien masih merokok atau sudah berhenti. Tanyakan juga apakah pasien teratur dalam mengobati penyakit hipertensinya (kontrol ke dokter dan minum obat hipertensi teratur). Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga. Pada anamnesis riwayat penyakit keluarga, dokter menanyakan apakah ada keluarga dekat secara garis keturunan vertikal (ayah, ibu, kakek, nenek, paman, atau bibi) pasien yang juga menderita penyakit jantung, atau hipertensi. Bila ada yang meninggal dunia, tanyakanlah sebab kematiannya. Anamnesis Sosial Ekonomi, berisi penggalian informasi tentang keadaaan keluarga pasien, terutama mengenai perumahan, penghasilan dan lingkungan, atau daerah sekitar tempat tinggal pasien. Anamnesis Gizi. Pada anamnesis gizi dokter menanyakan pada pasien tentang makanan yang dikonsumsi setiap hari, seberapa banyak porsinya, serta frekuensi makan. Dapat ditanyakan juga, apakah pasien merasa berat badannya berkurang, bertambah, atau tetap dan dicari apakah ada hubungannya dengan penyakit yang diderita oleh pasien.II. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

WaktuAktivitasKeterangan

15 menitTiap kelompok kecil didampingi oleh seorang instruktur.Instruktur

Introduksi dan penyampaian pengantar (overview) rancangan kegiatan pelatihan.

45 menitDemonstrasi oleh instruktur, instruktur memperlihatkan kepada mahasiswa cara melakukan anamnesis penyakit pada sistem kardiovaskuler dan cara menggali informasi yang didapatkan dari anamnesis secara deskriptif dan kronologis.Mahasiswa melakukan latihan role play secara bergantian dengan dibimbing oleh instruktur (coaching).Instruktur

dan

Mahasiswa

30 menitMahasiswa melakukan latihan mandiri diawasi oleh instruktur.Mahasiswa

10 menitInstruktur memberikan masukan-masukan (feedback) kepada mahasiswa.Instruktur

III. PEDOMAN INSTRUKTUR

3.1 TUJUAN PEMBELAJARANSetelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan mahasiswa :1. Memahami kerangka anamnesis penyakit sistem kardiovaskuler, mampu menggali informasi yang didapatkan dari anamnesis secara deskriptif dan kronologis, dan mampu melakukan anamnesis penyakit sistem kardiovaskuler yang terdiri dari anamnesis pribadi, anamnesis keluhan utama, anamnesis penyakit sekarang, anamnesis penyakit terdahulu, anamnesis organ, anamnesis riwayat pribadi, anamnesis riwayat penyakit keluarga, anamnesis sosial ekonomi dan anamnesis gizi.2. Mampu melakukan anamnesis penyakit sistem kardiovaskuler yang sering dijumpai dengan contoh kasus:

Angina Pektoris (3A). Penyakit Jantung Kongestif (3B). Hipertensi Esensial (4).3.2 PELAKSANAAN 1. Latihan dan diskusi tiap kelompok dipimpin oleh seorang instruktur yang telah ditetapkan oleh bagian SDM MEU FK UISU.2. Cara dan alokasi waktu pelaksanaan kegiatan :

WaktuAktivitasKeterangan

15 menitPembukaanPerkenalanInstruktur

Pengantar (overview)

15 menitLatihan DemonstrasiInstruktur

dan Mahasiswa

30 menitCoaching

30 menitLatihan Mandiri

10 menitPenutupanFeed BackInstruktur

Penutup

3. Waktu pelaksanaan :

Setiap kegiatan latihan dilaksanakan selama 2 x 50 menit (100 menit).

4. Tempat pelaksanaan kegiatan : Di ruangan Skills Lab (lantai 3).5. Alat dan bahan yang diperlukan :

Meja. Kursi 8. Pasien Simulasi.6. Materi Kegiatan / Latihan :

Memahami kerangka anamnesis penyakit sistem kardiovaskuler, mampu menggali informasi yang didapatkan dari anamnesis secara deskriptif, dan kronologis, dan mampu melakukan anamnesis penyakit sistem kardiovaskuler dengan baik dan benar, yang terdiri dari :

Anamnesis Pribadi. Anamnesis Keluhan Utama. Anamnesis Penyakit Sekarang. Anamnesis Penyakit Terdahulu. Anamnesis Organ/Sistem. Anamnesis Riwayat Pribadi. Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga. Anamnesis Sosial Ekonomi. Anamnesis Gizi.

RUJUKAN1. Burnside J.W, Mc Glynn T.J. Jantung. Adams : Diagnosis Fisik. Alih Bahasa : Lukmanto H. 17th edition. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 1995. p . 213-55.2. Abdurrahman N. Anamnesis & Pemeriksaan Jasmani Sistem Kardiovaskuler. In : Sudoyo A.W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M.K, Setiati S, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 4rd edition. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI ; 2006. p .853-62.3. Trisnohadi H. B. Angina Pektoris. In : Sudoyo A.W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M.K, Setiati S, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 4rd edition. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI ; 2006 . p .1082-4.4. Sutikno, Abdoelrochim I.P. Penyakit Jantung Hipertensif. In : Sudoyo A.W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M.K, Setiati S, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 4rd edition. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI ; 2006. p . 1128-31.LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR (1) : Untuk Latihan

No.Langkah / TugasPengamatan

ANAMNESIS PENYAKIT SISTEM KARDIOVASKULERYaTidak

1.Angina Pektoris (stable angina)

Dokter mengucapkan salam dan mempersilahkan pasien duduk

Dokter memperkenalkan dirinya kepada pasien dan keluarganya.

Dokter menanyakan nama, usia, agama, status pernikahan, suku bangsa, alamat dan pekerjaan pasien Anamnesis Pribadi

Dokter menanyakan keluhan pasien yang membuat dirinya datang berobat, dan sudah berapa lama keluhan dirasakan (nyeri dada, keluhan dirasakan sejak 5 menit yang lalu) Keluhan Utama

Dokter menanyakan bagaimana mula terjadinya nyeri dada yang dirasakan pasien (nyeri dada dirasakan timbul sesaat setelah pasien melakukan aktifitas fisik yang cukup berat) Onset

Dokter menanyakan lokasi nyeri dada yang dirasakan pasien (nyeri dada dirasakan pada dada sebelah kiri dibawah tulang dada) Location

Dokter menanyakan apakah sebelumnya pasien pernah mengalami nyeri dada seperti saat ini, dan berapa lama nyeri dada dirasakan, apakah sebentar, atau berjam-jam (pasien sering mengalami nyeri dada sebelah kiri sebelumnya, nyeri dirasakan bila pasien melakukan aktifitas yang cukup berat, nyeri dada dirasakan tidak lama sekitar 5 menit) Duration

Dokter menanyakan bagaimana sifat dari nyeri dada yang dialami pasien apakah nyeri dirasakan terus menerus atau bersifat sementara saja (hilang timbul), bagaimana nyeri dada yang dirasakan, apakah seperti ditusuk-tusuk, diperas atau seperti tertekan benda berat (nyeri dada bersifat sementara, sewaktu serangan terjadi, dada terasa sakit sekali seperti terbakar) Character

Dokter menanyakan apakah dada pasien terasa nyeri setiap pasien menarik nafas (tidak, nyeri dada hanya timbul bila pasien melakukan aktifitas yang cukup berat) Character

Dokter menanyakan apakah nyeri dada yang dirasakan pasien cenderung bertambah berat dan sering terjadi bila dibandingkan dengan beberapa waktu yang lalu (nyeri dada yang dirasakan cenderung bertambah sering terjadi, dahulu nyeri dada timbul bila pasien melakukan aktifitas berat, saat ini nyeri dada dirasakan bila melakukan aktifitas yang cukup berat) Caracter

Dokter menanyakan apakah yang membuat nyeri dada reda (nyeri dada dirasakan mereda bila pasien beristirahat, atau menghentikan aktifitas fisik yang cukup berat) Aggravating Factor

Dokter menanyakan apakah nyeri dada dirasakan menjalar ke bagian tubuh lain selain dada, bila menjalar, di bagian tubuh mana nyeri dirasakan (nyeri dada dapat menjalar ke rahang bawah, bahu , dan lengan bawah kiri) Radiation

Dokter menanyakan apakah nyeri dada lebih sering terjadi dalam waktu-waktu tertentu atau tidak tentu (nyeri dada dapat timbul kapan saja, bila pasien melakukan aktifitas fisik yang cukup berat) Time

Dokter menayakan ada tidaknya keluhan lain yang dirasakan pasien (pasien merasa badannya lemas dan berkeringat dingin) Keluhan Tambahan

Dokter menanyakan bagaimana mula terjadinya keluhan badan lemas dan berkeringat dingin apakah bersamaan dengan nyeri dada yang dirasakan pasien (pasien menyatakan bahwa setiap dadanya terasa nyeri, badan pasien terasa lemas sekali, dan berkeringat dingin)

Dokter menanyakan ada tidaknya riwayat penyakit hipertensi atau darah tinggi yang lama, dan apakah pasien sering mengalami sakit kepala belakang yang timbul di pagi hari dan mereda di sore hari (pasien memiliki riwayat penyakit darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu dan sering mengalami sakit kepala belakang yang timbul di pagi hari dan mereda di sore hari) Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu

Dokter menanyakan apakah pasien selalu mengukur tekanan darahnya secara teratur (pasien jarang mengukur tekanan darahnya, dan tidak tahu berapa nilai tekanan darahnya yang terakhir) Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu

Dokter menanyakan apakah sebelumnya pasien memiliki riwayat trauma pada dada, riwayat penyakit asam urat atau riwayat dispepsia (nyeri pada perut dan dada bila pasien terlambat makan, atau perut kosong) (pasien tidak memiliki riwayat penyakit asam urat, riwayat trauma dada, atau riwayat dispepsia sebelumnya) Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu

Dokter menanyakan apakah sebelumnya pasien memiliki riwayat ISPA, disertai dengan adanya demam yang tidak terlalu tinggi sebelum terjadinya nyeri dada (pasien tidak memiliki riwayat ISPA disertai dengan timbulnya demam yang tidak terlalu tinggi, sebelum terjadinya nyeri dada) Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu

Dokter menanyakan apakah pasien sudah pernah berobat sebelumnya untuk mengobati penyakitnya. (pasien sudah pernah berobat ke poliklinik rumah sakit umum dan diberi obat tablet kaptopril, nitrogliserin yang diletakkan di bawah lidah dan aspirin yang dikunyah, pasien lupa dosis pemakaian obatnya) Anamnesis Riwayat Pengobatan

Dokter menanyakan apakah nyeri dada dapat hilang setelah makan obat yang diberi poliklinik (nyeri dadanya hilang namun dapat muncul kembali sesaat setelah melakukan aktifitas fisik yang berat) Anamnesis Riwayat Pengobatan

Dokter menanyakan ada tidaknya riwayat merokok pada pasien, sudah berapa lama merokok, berapa batang atau bungkus rokok yang dihabiskan setiap hari serta apakah pasien masih merokok atau sudah berhenti merokok saat ini (pasien memiliki riwayat merokok sejak 20 tahun yang lalu, setiap hari pasien menghabiskan tiga bungkus rokok, pasien masih merokok sampai sekarang karena mulutnya terasa asam bila tidak merokok sehari saja) Anamnesis Riwayat Pribadi

Dokter menanyakan apakah pasien teratur berolah raga setiap hari (pasien jarang berolah raga karena tertlalu sibuk dengan pekerjaannya) Anamnesis Riwayat Pribadi

Dokter menanyakan apakah ada keluarga dekat secara garis keturunan vertikal (ayah, ibu, kakek, nenek, paman atau bibi) pasien yang juga menderita penyakit jantung dengan keluhan nyeri dada yang menjalar. Bila ada yang meninggal dunia tanyakanlah sebab kematiannya (ayah dan kakak kandung pasien juga menderita penyakit jantung dengan riwayat nyeri dada yang menjalar, ayah dan kakak kandungnya telah meninggal dunia karena serangan jantung) Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga

Dokter menanyakan apakah akhir-akhir ini pasien mengalami perasaan tertekan pada jiwa seperti stress, frustasi atau marah-marah (pasien merasa stress karena krisis ekonomi yang hampir membuat usahanya hampir bangkrut) Anamnesis Riwayat Sosial Ekonomi

Dokter menayakan mengenai kebiasaan makan pasien sehari-hari (makan nasi 3 kali sehari dengan lauk pauknya) Anamnesis Gizi

Dokter menanyakan apakah pasien sering mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi seperti gulai, kari dan lain sebagainya (pasien sering mengkonsumsi dan sangat menyukai makanan yang berlemak) Anamnesis Gizi

Dokter menayakan apakah pasien merasa berat badannya mengalami penurunan, peningkatan, atau tetap seperti biasa (pasien merasa berat badannya mengalami peningkatan karena dirinya semakin jarang berolah raga) Anamnesis Gizi

Keterangan : Tulisan yang dicetak tebal adalah jawaban yang diharapkan dari pasien. Mahasiswa berperan sebagai dokter dan instruktur sebagai pasien.

Tanda Tangan

Instruktur,

( )

LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR (2) : Untuk Latihan No.Langkah / TugasPengamatan

ANAMNESIS PENYAKIT SISTEM KARDIOVASKULERYaTidak

2.Penyakit Jantung Kongestif (gagal jantung kiri)

Dokter mengucapkan salam, dan mempersilahkan pasien untuk duduk.

Dokter memperkenalkan dirinya kepada pasien dan keluarganya.

Dokter menanyakan nama, usia, agama, status pernikahan, suku bangsa, alamat dan pekerjaan pasien Anamnesis Pribadi

Dokter menanyakan keluhan pasien yang membuat dirinya datang berobat, dan sudah berapa lama keluhan dirasakan (sesak nafas, keluhan dirasakan sejak 1 hari yang lalu) Keluhan Utama

Dokter menanyakan bagaimana mula terjadinya sesak nafas yang dialami pasien, dan apa yang mencetuskan timbulnya sesak nafas (awalnya pasien merasa nafasnya terasa sesak nafas setelah bekerja di sawah seminggu yang lalu. Karena dirasakan tidak mengganggu pasien tidak berobat. Akan tetapi sesak nafas dirasakan semakin memberat, sehingga pasien sampai terbangun dari tidurnya) Onset, Provoking Factor

Dokter menanyakan apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sesak nafas seperti ini (sesak nafas sebelumnya sudah pernah dialami oleh pasien, namun tidak seberat saat ini) Quality

Dokter menanyakan bagaimana sifat dari sesak nafas yang dialami pasien dan apakah sesak nafas dapat mereda dengan pemberian obat-obatan, istirahat, atau perubahan posisi tubuh (Sesak nafas dirasakan bersifat terus menerus, terasa memberat bila berbaring, namun terasa mereda bila pasien duduk) Quality, Aggravating Factor

Dokter menanyakan apakah sesak nafas disertai dengan bunyi suara nafas (sesak nafas tidak disertai dengan bunyi) Quality

Dokter menanyakan apakah sesak nafas yang dirasakan pasien disertai dengan pembengkakan pada kaki (sesak nafas tidak disertai pembengkakan pada kaki) Quality

Dokter menayakan ada tidaknya keluhan lain yang dirasakan pasien (batuk-batuk) Keluhan Tambahan

Dokter menanyakan bagaimana mula terjadinya keluhan tambahan, apakah timbul bersamaan dengan sesak nafas yang dirasakan pasien (batuk-batuk timbul bersamaan dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan pasien) Keluhan Tambahan

Dokter menanyakan ada tidaknya riwayat penyakit hipertensi atau darah tinggi yang lama, dan apakah pasien sering mengalami sakit kepala belakang yang timbul di pagi hari dan mereda di sore hari (pasien memiliki riwayat penyakit darah tinggi sejak 15 tahun yang lalu dan sering mengalami sakit kepala belakang yang timbul di pagi hari dan mereda di sore hari) Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu

Dokter menanyakan apakah pasien selalu mengukur tekanan darahnya secara teratur (pasien jarang mengukur tekanan darahnya, dan tidak tahu berapa nilai tekanan darahnya yang terakhir) Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu

Dokter menanyakan ada tidaknya riwayat alergi terhadap makanan, benda-benda, atau cuaca tertentu (pasien tidak memiliki riwayat alergi) Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu

Dokter menanyakan apakah pasien sudah pernah berobat sebelumnya untuk mengobati penyakit darah tingginya, apakah pasien sebelumnya pernah di foto rontgen (pasien sebelumnya berobat ke dokter umum dan diberi obat tablet kaptopril, dengan dosis 1x1 tablet, pasien sudah pernah di foto rontgen, dan dokter mengatakan bahwa ruang jantung sebelah kiri pasien membesar) Anamnesis Riwayat Pengobatan

Dokter menanyakan apakah pasien sudah pernah berobat sebelumnya untuk mengobati sesak nafas yang dialaminya (pasien sebelumnya berobat ke puskesmas dan diberi obat tablet salbutamol, dengan dosis 2x1 tablet) Anamnesis Riwayat Pengobatan

Dokter menanyakan apakah sesak nafas yang dirasakan pasien hilang setelah makan obat yang diberi puskesmas (sesak nafasnya tidak hilang dan tidak terasa berkurang) Anamnesis Riwayat Pengobatan

Dokter menanyakan ada tidaknya riwayat merokok pada pasien, sudah berapa lama merokok, berapa batang atau bungkus rokok yang dihabiskan setiap hari, serta apakah pasien masih merokok, atau sudah berhenti merokok saat ini (pasien memiliki riwayat merokok sejak duduk di kelas tiga sekolah menengah pertama, setiap hari pasien menghabiskan tiga bungkus rokok, pasien masih merokok sampai sekarang, karena mulutnya terasa asam apabila tidak merokok sehari saja) Anamnesis Riwayat Pribadi

Dokter menanyakan apakah pasien teratur berolah raga setiap hari (pasien jarang berolah raga karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya) Anamnesis Riwayat Pribadi

Dokter menanyakan apakah ada keluarga dekat secara garis keturunan vertikal (ayah, ibu, kakek, nenek, paman atau bibi) pasien yang juga menderita penyakit jantung atau penyakit darah tinggi. Bila ada yang meninggal dunia tanyakanlah sebab kematiannya (ibu kandung pasien menderita penyakit darah tinggi, dan sudah meninggal dunia karena terkena stroke) Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga

Dokter menanyakan apakah ada keluarga dekat secara garis keturunan vertikal (ayah kandung, ibu kandung, kakek, nenek, paman, atau bibi) pasien yang menderita penyakit sesak nafas yang berbunyi (tidak ada keluarga dekat pasien yang menderita penyakit sesak nafas yang berbunyi) Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga

Dokter menanyakan apakah akhir-akhir ini pasien mengalami perasaan tertekan pada jiwa seperti stress, frustasi atau marah-marah (pasien merasa stress karena krisis ekonomi yang hampir membuat usahanya bangkrut) Anamnesis Riwayat Sosial Ekonomi

Dokter menayakan mengenai kebiasaan makan penderita sehari-hari (pasien makan nasi 3 kali sehari dengan lauk pauknya) Anamnesis Gizi

Dokter menanyakan apakah pasien sering mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi seperti gulai, kari dan lain sebagainya (pasien sering mengkonsumsi dan sangat menyukai makanan yang berlemak) Anamnesis Gizi

Dokter menayakan apakah pasien merasa berat badannya mengalami penurunan, peningkatan, atau tetap seperti biasa (pasien merasa berat badannya mengalami peningkatan karena dirinya semakin jarang berolah raga) Anamnesis Gizi

Keterangan : Tulisan yang dicetak tebal adalah jawaban yang diharapkan dari pasien. Mahasiswa berperan sebagai dokter dan instruktur sebagai pasien. Tanda Tangan

Instruktur,

( )LEMBAR PENGAMATAN INSTRUKTUR (3) : Untuk Latihan

No.Langkah / TugasPengamatan

ANAMNESIS PENYAKIT SISTEM KARDIOVASKULERYaTidak

3.Hipertensi Primer

Dokter mengucapkan salam, dan mempersilahkan pasien untuk duduk

Dokter memperkenalkan dirinya kepada pasien dan keluarganya dengan sopan.

Dokter menanyakan nama, usia, agama, status pernikahan, suku bangsa, alamat dan pekerjaan pasien Anamnesis Pribadi

Dokter menanyakan keluhan pasien yang membuat dirinya datang berobat, dan sudah berapa lama keluhan dirasakan (sakit kepala, keluhan dirasakan pasien sejak 30 menit yang lalu) Keluhan Utama

Dokter menanyakan bagaimana mula terjadinya sakit kepala yang dirasakan pasien (sakit kepala dirasakan timbul sesaat setelah pasien makan ikan asin balado di rumahnya) Onset

Dokter menanyakan apakah sakit kepala sudah sering dialami sebelumnya (sakit kepala sudah sering dialami terutama bila pasien makan makanan yang banyak mengandung garam) Onset, Alleviating Factor

Dokter menanyakan lokasi sakit kepala yang dirasakan pasien (sakit dirasakan pasien pada kepala bagian sebelah belakang) Location

Dokter menanyakan berapa lama sakit kepala dirasakan, apakah sebentar, atau berjam-jam (lamanya sakit kepala dirasakan tidak menentu, kadang sebentar namun pernah juga dirasakan berjam-jam) Duration

Dokter menanyakan bagaimana sifat dari sakit kepala yang dialami pasien apakah sakit kepala dirasakan terus menerus atau bersifat sementara saja (hilang timbul), bagaimana sakit kepala yang dirasakan, apakah seperti ditusuk-tusuk dengan jarum atau berdenyut-denyut (sakit kepala bersifat hilang timbul, sewaktu serangan terjadi, kepala terasa sakit sekali seperti ditusuk berulang kali dengan jarum) Character

Dokter menanyakan apakah sakit kepala dirasakan menjalar ke bagian tubuh lain, bila menjalar, di bagian tubuh mana nyeri dirasakan (sakit kepala dapat menjalar ke bagian tengkuk) Radiation

Dokter menanyakan apakah sakit kepala lebih sering terjadi dalam waktu-waktu tertentu atau tidak tentu (sakit kepala dapat timbul kapan saja, namun lebih sering dirasakan di pagi hari dan mereda saat sore hari) Time

Dokter menayakan ada tidaknya keluhan lain yang dirasakan pasien (pasien merasa matanya berkunang-kunang, setiap sakit kepala) Keluhan Tambahan

Dokter menanyakan bagaimana mula terjadinya keluhan mata berkunang-kunang, apakah timbul bersamaan dengan sakit kepala yang dirasakan pasien. (pasien menyatakan bahwa setiap kepalanya terasa sakit, tengkuknya terasa berat, dan mata berkunang-kunang) Keluhan Tambahan

Dokter menanyakan ada tidaknya riwayat nyeri pada dada kiri, riwayat lumpuh dan kehilangan kesadaran karena serangan stroke (Pasien pernah mengalami kehilangan kesadaran sewaktu sedang bermain tenis, setahun yang lalu, dirawat di rumah sakit selama 2 hari, namun tidak ada kelumpuhan pada anggota tubuhnya) Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu

Dokter menanyakan apakah pasien selalu mengukur tekanan darahnya secara teratur (pasien jarang mengukur tekanan darahnya, dan tidak tahu berapa nilai tekanan darahnya yang terakhir) Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu

Dokter menanyakan apakah pasien sudah pernah berobat sebelumnya untuk mengobati penyakitnya. (pasien sudah pernah berobat ke poliklinik rumah sakit umum dan diberi obat tablet kaptopril, pasien lupa dosis pemakaian obatnya) Anamnesis Riwayat Pengobatan

Dokter menanyakan apakah sakit kepala dapat hilang setelah makan obat yang diberi poliklinik (sakit kepala dapat hilang namun muncul kembali bila makan makanan yang asin atau melakukan aktifitas fisik yang berat) An. Riwayat Pengobatan

Dokter menanyakan apakah pasien selalu mengukur tekanan darahnya secara teratur (pasien jarang mengukur tekanan darahnya, dan tidak tahu berapa nilai tekanan darahnya yang terakhir) Anamnesis Riwayat Pengobatan

Dokter menanyakan apakah pasien selalu meminum obatnya secara teratur (pasien tidak minum obat secara teratur karena sering lupa dan sibuk bekerja) Anamnesis Riwayat Pengobatan

Dokter menanyakan ada tidaknya riwayat merokok pada pasien, sudah berapa lama merokok, berapa batang atau bungkus rokok yang dihabiskan setiap hari serta apakah pasien masih merokok atau sudah berhenti merokok saat ini (pasien memiliki riwayat merokok sejak 20 tahun yang lalu, setiap hari pasien menghabiskan tiga bungkus rokok, pasien masih merokok sampai sekarang karena mulutnya terasa asam bila tidak merokok sehari saja) Anamnesis Riwayat Pribadi

Dokter menanyakan apakah pasien teratur berolah raga setiap hari (pasien jarang berolah raga karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya) Anamnesis Riwayat Pribadi

Dokter menanyakan apakah ada keluarga dekat secara garis keturunan vertikal (ayah, ibu, kakek, nenek, paman atau bibi) pasien yang juga menderita penyakit jantung dengan keluhan nyeri dada yang menjalar. Bila ada yang meninggal dunia tanyakanlah sebab kematiannya (ayah dan paman pasien juga menderita penyakit darah tinggi, pamannya telah meninggal dunia karena terkena stroke) Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga

Dokter menanyakan apakah akhir-akhir ini pasien mengalami perasaan tertekan pada jiwa seperti stress, frustasi atau marah-marah (pasien merasa stress karena usahanya terancam bangkrut karena harga BBM yang naik) Anamnesis Riwayat Sosial Ekonomi

Dokter menayakan mengenai kebiasaan makan pasien sehari-hari (pasien makan nasi 3 kali sehari dengan lauk pauknya) Anamnesis Gizi

Dokter menanyakan apakah pasien sering mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi seperti gulai, kari dan lain sebagainya (pasien sering mengkonsumsi dan sangat menyukai makanan yang berlemak) Anamnesis Gizi

Dokter menayakan apakah pasien merasa berat badannya mengalami penurunan, peningkatan atau tetap seperti biasa (pasien merasa berat badannya mengalami peningkatan karena dirinya semakin jarang berolah raga) Anamnesis Gizi

Keterangan : Tulisan yang dicetak tebal adalah jawaban yang diharapkan dari pasien. Mahasiswa berperan sebagai dokter dan instruktur sebagai pasien.

Tanda Tangan

Instruktur,

( )FORMULIR HASIL LATIHAN

ANAMNESIS PENYAKIT KARDIOVASKULER(Hasil Latihan Role Play - Mahasiswa)

Nama Mahasiswa:

Kelompok:

Tanggal :

Nama Instruktur:

LAPORAN HASIL LATIHAN

Tanda tangan

Instruktur,

( )

Nyeri dada

Kardial

Non Kardial

Koroner

Non Koroner

Pleural

Pulmonal

Gastrointestinal

Neural

Psikis

Muskulo

skeletal

PAGE

Modul Keterampilan Klinik VIII Anamnesis Penyakit Sistem Kardiovaskuler

BLOK SISTEM KARDIOVASKULER Pemeriksaan Fisik Jantung

Pengukuran Tekanan Vena Jugularis

Pembacaan Foto Rontgen Toraks (Jantung)

Resusitasi Jantung Paru Otak I (BLS)