10 11

7
1. Penanganan yang diberikan Nyeri pada pangkal paha kanan atas Pemeriksaan radiologi Terapi farmakologi Operatif Jantung dan hipertensi Terapi farmakologi Diabetes Melitus & Rheumatik Terapi farmakologi Terapi diet 2. Komplikasi yang dapat timbul: a. Perlukaan (Injury) Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat nyeri berupa robek atau tertariknya jaringan otot atau robeknya arteri/vena Fraktur (Patah tulang) b. Perawatan Rumah Sakit Komplikasi akibat tidak dapat bergerak (imobilisasi) Resiko penyakit-penyakit iatrogenic c. Disabilitas Penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik

Upload: dwi-arnhilah-miranda

Post on 16-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

modu;

TRANSCRIPT

1. Penanganan yang diberikan Nyeri pada pangkal paha kanan atas Pemeriksaan radiologi Terapi farmakologi Operatif Jantung dan hipertensi Terapi farmakologi Diabetes Melitus & Rheumatik Terapi farmakologi Terapi diet

2. Komplikasi yang dapat timbul:a. Perlukaan (Injury) Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat nyeri berupa robek atau tertariknya jaringan otot atau robeknya arteri/vena Fraktur (Patah tulang)b. Perawatan Rumah Sakit Komplikasi akibat tidak dapat bergerak (imobilisasi) Resiko penyakit-penyakit iatrogenicc. Disabilitas Penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik Penurunan mobilitas akibat jatuh, kehilangan kepercayaan diri dan pembatasan gerakd. Resiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan (nursing house)e. Kematian

3. Pencegahan:

Usaha pencegahan merupakan langkah yang harus dilakukan karena bila sudah terjadi jatuh, pasti terjadi komplikasi yang meski ringan namun memberatkan. Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan ini, antara lain:a. Identifikasi factor resikoPada setiap lansia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari apakah ada factor resiko intrinsic resiko jatuh, perlu dilakukan asassmen keadaan sensorik, motorik, musculoskeletal dan penyakit sistemik yang sering/ mendasari factor resiko jatuh.Keadaan rumah yang berbahaya yang dapat menyebabkan jatuh harus dihilangkan. Misalnya penerangan rumah harus cukup namun tidak menyilaukan, lantai rumah datar dan tidak licin, peralatan rumah tangga yang sudah lapuk dan berbahaya sebaiknya diganti, WC sebaiknya kloset duduk dan diberi pegangan pada dinding dll.Banyak obat-obatan yang berperan terhadap jatuh. Mekanisme tersering termasuk sedasi, hipotensi ortostatik,efek ekstra pyramidal, miopati dan gangguan adaptasi visual pada suasana yang redup. Obat-obatan yang menyebabkan sedasi diantaranya adalah golongan Benzodiazepin, antihistamin bersifat sedative, narkotik analgesic, trisiklik antidepresan, SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor). Yang menyebabkan hipotensi hidrostatik antara lain antihipertensi, antiangina, obat antiparkinson, trisiklik antidepresan dan antipsikotik. Obat-obat yang menyebabkan efek ekstrapiramidal misalnya metoklopramide, SSRI, antipsikotik. Obat-obat penyebab miopati misalnya kortikosteroid, colchisine, statin dosis tinggi terutama bila dikombinasi dengan fibrat, interferon. Obat yang menyebabkan miosis seperti pilokarpin untuk pengobatan glaucoma. Dosis, waktu pemberian dan ketaatan minum obat juga mempengaruhi terjadinya jatuh. Pasien dengan obat yang banyak/polifarmasi rentan pula mempengaruhi keseimbangan.Alat bantu berjalan yang dipakai lansia baik berupa tongkat, tripod, kruk atau walker harus dibuat dari bahan yang kuat namun ringan, aman tidak mudah bergeser serta sesuai dengan tinggi badan lansia.b. Penilaian pola berjalan (gait) dan keseimbangan Penilaian pola berjalan secara klinisPola jalan normal dibagi menjadi 2 fase yaitu:1. Fase pijakan (Stance phase)Fase ini dimana kaki bersentuhan dengan pijakan. Fase ini 60% dari durasi berjalan, dibagi menjadi 3 yaitu:a. Heel Stroke, tumit salah satu kaki menyentuh pijakanb. Mid stance, kaki menyentuh pijakanc. Push off, saat kaki meninggalkan pijakan

2. Fase dimana kaki tidak menyentuh pijakan (Swing phase), fase ini 40% dari durasi berjalan. Dibagi menjadi 3 yaitu:a. Acceleration, saat kaki di depan tubuhb. Swing through, saat kaki berayun ke depanc. Deselerasi, saat kaki kembali bersentuhan dengan pijakanPada pola jalan lansia, ada beberapa perubahan yang mungkin terjadi yaitu: Sedikit ada rigiditas terutama pada ekstremitas atas. Gerakan otomatis menurun, amplitude & kecepatan berkurang. Seperti hilangnya ayunan tangan saat berjalan. Hilangnya kemampuan untuk memanfaatkan gravitasi, sehingga kerja otot meningkat Hilangnya kecepatan & ketepatan otot khususnya otot penggerak sendi panggul Langkah lebih pendek Penurunan perbandingan antara fase mengayun terhadap fase menumpu Penurunan rotasi badan terjadi akibat efek sekunder kekakuan sendi Penurunan ayunan tungkai saat fase mengayun Penurunan sudut antara tumit dan lantai Penurunan irama jalan Penurunan rotasigalang bahu dan panggul Penurunan kecepatan ayunan lengan & tungkai

Penilaian keseimbangan Mengatur & mengatasi factor situasional11. Perspektif Islama. Al-ankabuut 29:88. dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (Al-Ankabuut 29:8)b. Al-Isra 17:23-2423. dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia*24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil" (Al-Isra 17:23-24)*Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.