11. menolong persalinan dengan apn-
TRANSCRIPT
MATA KULIAH
WAKTU
DOSEN
TOPIK
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN
Menolong persalinan sesuai APN 1
Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan tentang cara menolong persalinan sesuai APN
2. Menjelaskan tentang cara manuver tangan dan langkah-langkah dalam
melahirkan
3. Menjelaskan tentang cara membantu kelahiran bahu
1. Departemen Kesehatan RI. Asuhan Persalinan Normal. 2007
2. Benett, V.R Myles textbook for midwives 12th edition. United Kingdom :
Churchill Livingstone, 1996
3. Farrer, Helen.Perawatan maternitas, Jakarta: EGC;1999
4. Manuaba. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC; 1998.
5. Mochtar R. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jilid 1
Edisi 2, Jakarta : EGC; 1998.
6. Moore, Hacker. Esensial Obstetri & Ginekologi, Jakarta : Hipokrates; 2001
7. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBPSP; 2002
8. Pusdiknakes. Asuhan Intrapartum, WHO-JHPIEGO; 2003
9. Saifuddin. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal,
Jakarta : JNPKKR; 2001
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
SUB TOPIK
1. Manuver tangan dan langkah-langkah dalam melahirkan
2. Membantu kelahiran bahu
OBJEKTIF PERILAKU SISWA
REFERENSI
Menolong persalinan sesuai APN 2
Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah
terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu
terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan komplikasi.
Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pascapersalinan
terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.
Kala II mulai ketika pembukaan servik lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi atau disebut kala pengeluaran.
Permulaan kala II ditandai dengan :
1. Kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, ketuban pecah sendiri atau
dipecahkan.
2. His akan timbul lebih sering dan merupakan tenaga pendorong janin.
3. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan datangnya his
4. Ibu merasa makin meningkanya tekanan pada rektum dan/atau vagina.
5. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
6. Peningkatan pengeluaran lender dan darah
A. Menolong Kelahiran Bayi
1. Posisi Ibu Saat Melahirkan
Ibu dapat melahirkan bayinya pada posisi apapun kecuali pada posisi berbaring
telentang (supine position).
Alasan: Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya (janin, cairan
ketuban, plasenta, dll) menekan vena cava inferior ibu. Hal ini akan mengurangi
pasokan oksigen melalui sirkulasi utero-plasenter sehingga akan menyebabkan
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
MANUVER TANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAHIRKAN
PENDAHULUAN
Menolong persalinan sesuai APN 3
hipoksia pada bayi. Berbaring terlentang juga akan mengganggu kemajuan
persalinan dan menyulitkan ibu untuk meneran secara efektif (Enkin, et al, 2000).
Apapun posisi yang dipilih oleh ibu, pastikan tersedia alas kain atau sarung bersih di
bawah ibu dan kemudahan untuk menjangkau semua peralatan dan bahan-bahan
yang diperlukan untuk membantu kelahiran bayi. Tempatkan juga kain atau handuk
bersih di atas perut ibu sebagai alas tempat meletakkan bayi baru lahir.
2. Pencegahan Laserasi
Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat kepala dan bahu
dilahirkan. Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan
tidak terkendali. Jalin kerjasama dengan ibu dan gunakan perasat manual yang tepat
(dibahas di bagian selanjutnya) dapat mengatur kecepatan kelahiran bayi dan
mencegah terjadinya laserasi. Kerjasama akan sangat bermanfaat saat kepala bayi
pada diameter 5-6 cm tengah membuka vulva (crowning) karena pengendalian
kecepatan dan pengaturan diameter kepala saat melewati introitus dan perineum
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya robekan. Bimbing ibu untuk meneran dan
beristirahat atau bernafas dengan cepat pada waktunya. Gambar 3-4 memperagakan
bagaimana cara membimbing ibu untuk melahirkan kepala bayi.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN 4
Gambar 3-4: Bimbingan Saat Membantu Kelahiran Kepala BayiDisadur dari Beck, Buffington & Mc Dermot, 1998
3. Melahirkan Kepala
Saat kepala bayi membuka vulva (5-6 cm), letakkan kain yang bersih dan kering
yang dilipat 1/3 nya di bawah bokong ibu dan siapkan kain atau handuk bersih di atas
perut ibu (untuk mengeringkan bayi segera setelah lahir). Lindungi perineum dengan
satu tangan (dibawah kain bersih dan kering), ibu jari pada salah sisi perineum dan 4
jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi.
Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara
bertahap melewati introitus dan perineum.
Alasan: Melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala bayi secara
bertahap dan hati-hati dapat mengurangi regangan berlebihan (robekan) pada
vagina dan perineum.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN 5
Perhatikan perineum pada saat kepala keluar dan dilahirkan. Usap muka bayi dengan
kain atau kasa bersih atau DTT untuk membersihkan lendir dan darah dari mulut dan
hidung bayi.
Gambar: Melahirkan kepala
Jangan melakukan pengisapan lendir secara rutin pada mulut dan hidung bayi.
Sebagian besar bayi sehat dapat menghilangkan lendir tersebut secara alamiah pada
dengan mekanisme bersin dan menangis saat lahir. Pada pengisapan lendir yang
terlalu dalam, ujung kanul pengisap dapat menyentuh daerah orofaring yang kaya
dengan persyarafan parasimpatis sehingga dapat menimbulkan reaksi vaso-vagal.
Reaksi ini menyebabkan perlambatan denyut jantung (bradikardia) dan/atau henti
napas (apnea) sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa bayi (Enkin, et al,
2000). Dengan alasan itu maka pengisapan lendir secara rutin menjadi tidak
dianjurkan.
Selalu isap mulut bayi lebih dulu sebelum mengisap hidungnya. Mengisap hidung
lebih dulu dapat menyebabkan bayi menarik nafas dan terjadi aspirasi mekonium
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN 6
atau cairan yang ada di mulutnya. Jangan masukkan kateter atau bola karet penghisap
terlalu dalam pada mulut atau hidung bayi. Hisap lendir pada bayi dengan lembut,
hindari pengisapan yang dalam dan agresif
Periksa Tali Pusat pada Leher
Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan bernafas cepat.
Periksa leher bayi apakah terlilit oleh tali pusat. Jika ada dan lilitan di leher bayi
cukup longgar maka lepaskan lilitan tersebut dengan melewati kepala bayi. Jika
lilitan tali pusat sangat erat maka jepit tali pusat dengan klem pada 2 tempat dengan
jarak 3 cm, kemudian potong tali pusat di antara 2 klem tersebut.
Gambar: Pemeriksaan Tali Pusat Pada LeherDiadaptasi dari: Martin, 1996
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN 7
Setelah menyeka mulut dan hidung bayi dan memeriksa tali pusat, tunggu
kontraksi berikut sehingga terjadi putaran paksi luar secara spontan.
Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, minta ibu meneran
sambil menekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh bayi hingga bahu
depan melewati simfisis.
Setelah bahu depan lahir, gerakkan kepala keatas dan lateral tubuh bayi
sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan
Melahirkan bahu anterior Melahirkan bahu posterior Gambar : Melahirkan Bahu
Sumber: Varney, 1997
Catatan: Sulit untuk memperkirakan kapan distosia bahu dapat terjadi. Sebaiknya
selalu diantisipasi kemungkinan terjadinya distosia bahu pada setiap kelahiran bayi,
terutama pada bayi-bayi besar dan penurunan kepala lebih lambat dari biasanya. Jika
terjadi distosia bahu maka tatalaksana sebaik.
Tanda-tanda dan gejala-gejala distosia bahu adalah sebagai berikut:
Kepala seperti tertahan di dalam vagina.
Kepala lahir tetapi tidak terjadi putaran paksi luar.
Kepala sempat keluar tetapi tertarik kembali ke dalam vagina (turtle sign).
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
MEMBANTU MELAHIRKAN BAHU
Menolong persalinan sesuai APN 8
Gambar: Melahirkan Tubuh BayiSumber: Varney, 1997
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN 9
Melahirkan Seluruh Tubuh Bayi
Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior) ke arah perineum
dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut.
Gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan tangan
posterior saat melewati perineum.
Tangan bawah (posterior) menopang samping lateral tubuh bayi saat lahir
Secara simultan, tangan atas (anterior) untuk menelusuri dan memegang
bahu, siku dan lengan bagian anterior.
Lanjutkan penelusuran dan memegang tubuh bayi ke bagian punggung,
bokong dan kaki
Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan atas di antara kedua kaki
bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari tangan lainnya.
Letakkan bayi di atas kain atau handuk yang telah disiapkan pada perut
bawah ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya.
Segera keringkan sambil melakukan rangsangan taktil pada tubuh bayi
dengan kain atau selimut di atas perut ibu. Pastikan bahwa kepala bayi
tertutup dengan baik.
Memotong Tali Pusat
Dengan menggunakan klem DTT, lakukan penjepitan tali pusat dengan klem pada
sekitar 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali
pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak
terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan kedua
dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan pertama pada sisi atau mengarah ke ibu.
Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali
pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat di antara kedua
klem tersebut dengan menggunakan gunting disinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Setelah memotong tali pusat, ganti handuk basah dan selimuti bayi dengan selimut
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN 10
atau kain yang bersih dan kering. Pastikan bahwa kepala bayi terselimuti dengan
baik.
Gambar: Memotong Tali Pusat
Persiapan Alat
1. Meja instrumen yang dialasi doek steril berisi :
a. 6 klem Arteri/kocher
b. 1 gunting tali pusat
c. 1 pengikat tali pusat
d. 1 kateter nelaton
e. 1 gunting episiotomi
f. 1 pengukur meteran
g. 1 klem ½ kocher
h. 3 handscoen kanan
i. 2 handscoen kiri
j. 5 doek steril
k. kain kasa steril
l. 1 nald vodher
m. 1 pincet anatomis
n. 1 jarum jahit (1 bulat &1 runcing)
o. cat gut 3/0
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN 11
2. Non steril
a. 1 penghisap lendir De Lee
b. 1 partograf
c. 1 stetoskop monoral
d. 1 pengukur waktu
e. 1 tensimeter
f. larutan klorin 0,5 % dalam wadah
g. larutan DTT dalam com
h. larutan deterjen dalam com
i. kapas sublimat
j. 1 Sikat kuku
k. 1 scort plastik
l. 1 perlak dan alasnya
m. 1 kantong plastik
n. 1 tempat sampah tajam
o. 1 tempat sampah kering
p. 1 ember tertutup
q. 1 timbangan bayi
3. Persiapan obat – obatan
a. spuit 3 cc
b. 1 botol cairan RL
c. 1 infus set
d. 1 abocath 16 - 18 G
e. 1 ampul methergin
f. 1 ampul oxytosin
g. 1 ampul lidokain 1 %
4. Yang disediakan oleh keluarga :
a. baju bersih
b. makanan dan minuman untuk ibu
c. sarung bersih
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN 12
d. celana dalam bersih
e. pembalut
f. handuk bersih
g. sabun
h. waslap
i. waskom berisi air matang
j. selimut untuk bayi
k. topi bayi
5. Memasang perlak
6. Membawa alat-alat kedekat pasien
7. Memakai celemek
8. Penolong mencuci tangan
Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 58 langkah asuhan
persalinan normal sebagai berikut
1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan
ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam
wadah partus set.
3. Memakai celemek plastik.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun &
air mengalir.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan
untuk pemeriksaan dalam.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan
oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan
vulva ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap dan
selaput ketuban sudah pecah.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN 13
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya
dalam larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan
DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin
meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang
handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN 14
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan
ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
25. Melakukan penilaian selintas : Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas
tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak aktif ?
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi
baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali
tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi),
dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci
pada sisi lainnya.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala
bayi.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN 15
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal.
Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar
lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan
tekanan dorso-kranial).
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan
hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua
tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari
tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir
lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri
anterolateral.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis
B di paha kanan anterolateral.
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN 16
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik.
51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu
apabila ibu ingin minum.
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5%
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
58. Melengkapi partograp
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Menolong persalinan sesuai APN 17
1. Permulaan kala II ditandai dengan :
a. Kepala janin belum masuk dalam ruang panggul
b. His jarang
c. Ibu merasa ibelum ingin meneran
d. Ibu merasa makin meningkanya tekanan pada rektum dan/atau vagina.
Jawab D
2. Pertolongan persalinan dilakukan saat vulva membuka sebesar:
a. 1-2 cm
b. 2-3 cm
c. 3-4 cm
d. 4-5 cm
Jawab D
3. Melindungi perineum dari laserasi jalan lahir pada pertolongan persalinan, bila:
a. 1-3 cm kepala tampak di depan vulva
b. 2-4 cm kepala tampak di depan vulva
c. 3-5 cm kepala tampak di depan vulva
d. 5-6 cm kepala tampak di depan vulva
Jawab D
4. Lakukan penjepitan tali pusat dengan klem pada sekitar.............cm dari dinding
perut (pangkal pusat) bayi:
a. 1 cm
b. 2 cm
c. 3 cm
d. 4 cm
Jawab C
5. Alat-alat atau indtrumen peralatan persalinan yang harus dalam kondisi steril
adalah:
a. Stetoskop monoral
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
EVALUASI
Menolong persalinan sesuai APN 18
b. Gunting episiotomi
c. Pengukur waktu
d. Tensimeter
Jawab B
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin