11. respon metabolik-ok

8/18/2019 11. Respon Metabolik-ok

1/31

RESPON METABOLIK PADA KONDISI

SEHAT, STARVASI & STRESS

Pelatihan

Proses Asuhan Gizi Terstandar

KAPUAS , Tgl 12 – 14 Juli 2013


2/31

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar 2012 2

ENERGI:

MEMPERTAHANKAN BERBAGAI FUNGSI TUBUH

Respirasi, Sirkulasi, Aktivitas fisik, Menjaga suhu tubuh

KOMPONEN PENGGUNAAN ENERGI

Basal /Resting Metabolism

Thermic Effect of Food

Thermoregulation

Aktivitas Fisik

Deposit jaringan pada bayi/anak yang tumbuh; ibu hamil

Pembentukan ASI pada ibu menyusui

TOTAL ENERGI EXPENDITURE (TEE)

BEE + TEF + Thermoreg. + PA + E deposit jaringan / produksi ASI


3/31


ENERGY EXPENDITURE:

Usia, Ukuran tubuh, Aktivitas fisik

ZAT PENGHASIL ENERGI: Kcal/g RQ

KH 4 1,0

Prot 4 0,84

Fat 9 0,7

Alkohol 7 0,67

KEBUTUHAN ENERGI (ENERGY REQUIREMENT):

Sejumlah asupan energi dari makanan yang sesuai dengan energy

expenditure pada individu dengan ukuran tubuh, komposisi dan level

aktivitas yang mendukung kesehatan jangka panjang yang baik


4/31


NUTRIEN

Protein 4,0 Kcal / gKarbohidrat

Enteral 4,0 Kcal / g

Parenteral 3,4 Kcal / g

Lemak 9,0 Kcal / g

Vitamin

Larut dalam air: Bcomplex, C, dll

Larut dalam lemak: A, D, E, KMineral

Elektrolit

Trace elemen


5/31


Zat metabolik utama untuk energi:

glukosa & asam lemak

Kondisi normal: hanya glukosa untuk otak

Glukosa dalam ECF sedikit, hanya 20 gUntuk menjamin tersedia secara kontinu, disimpan sebagai

glikogen

Jumlah glikogen sedikit, 75 g dalam hati

Hanya cukup mensuplai glukosa 16 jam puasa

Untuk memenuhi suplai puasa lebih lama: glukoneogenesis


6/31


Metabolisme setelah makan & saat puasa

high-insulin/low-glucagon dan low-insulin/high-glucagon

high-insulin/low-glucagon: saat makan sampai beberapa jam(absorptive, postprandial or fed state)

low-insulin/high-glucagon:

antara 6 - 12 jam setelah makan: postabsorptive state.

Setelahnya: starvation


7/31

glucose from

gluconeogenesis(mostly lactate)

4 8 12 16 2 7 42

Exogenous(glucose

from diet)

40

30

20

10

0

Glucose

Used

g/hr

fed postabsorptive gluconeogenic prolonged

HOURS DAYS

Sources of blood glucose in the various nutritional

states

glucose from

liver glycogen

glucose from

gluconeogenesis

(lactate + amino acids)



8/31

Intestine

Muscle

Liver

Brain

Kidney

Gluconeogenesis

Ketogenesis

Ureagenesis

Glutamine

Alanine / PyruvateGlucose

Ketones

Urea

NH3

Ketones

Glycerol

AGL

PUASA AWAL


9/31

Intestine

Muscle

Liver

Brain

Kidney

Gluconeogenesis

Ketogenesis

Ureagenesis

Glutamine


Ketones

Urea

NH3

Ketones

Glycerol

AGL

Fat

PUASA LANJUTAN


10/31

Glucose Metabolism

Glucose

Glucose

Pyruvate

Lactate

Lactate

CoriCycle

CYTOPLASM

MITOCHONDRIA

Pyruvate

AcetylCoA

Krebs

CycleATP


11/31

Fatty Acid Metabolism

CYTOPLASM

MITOCHONDRIA

CAPILLARY

Triglycerides

Fatty Acids

+

Glycerol

Fatty Acids

Fatty Acids ATP

ß Oxidation

Triglycerides

Carnitine

Krebs

Cycle

AcetylCoA


12/31

Excess Glucose Supply

Glucose

Glucose

Pyruvate

CYTOPLASM

MITOCHONDRIA

Pyruvate

Acetyl CoA

Krebs

CycleATP

Acetyl CoA Triglycerides

Lipogenesis

CO2

Max glucose

oxygen rate

5mg/kg/min


13/31

Excess Fatty Acid Supply

CYTOPLASM

MITOCHONDRIAFatty Acids

Fatty Acids

Acetyl CoA

ß Oxidation

Carnitine

Ketones

Triglycerides

high insulin

Free Fatty Acids

low insulin

Krebs

Cycle

ATP


14/31


Normalnya aa untuk sintesis protein tubuh, bukan

untuk sumber energi

Kelebihan aa dari makanan akan diubah menjadi

KH kemudian akan disimpan sebagai lemak atau

digunakan untuk energi

Kelaparan atau kondisi sakit, protein didegradasi dan

aa-nya diubah jadi glukosa (katabolisme)

Asam amino dapat digunakan sebagai

energi pada kondisi kelaparan dan sakit


15/31


ASAM AMINO

ESENSIAL KONDISIONAL ESENSIAL

- Leucine - Glutamin- Isoleucine - Arginine

- Lysine

- Valine NON ESENSIAL

- Threonine - Alanine- Phenylalanine - Tyrosine

- Methionine - Aspartic acid

- Histidine - Glutamic acid

- Tryptophan - Cysteine

- Glycine

- Serine

- Proline


16/31


ASUPAN

MAKAN

ASAM AMINO

BEBAS

EKSKRESI

OKSIDASI

PATHWAYS

NON PROTEIN

PROTEIN

JARINGAN

SINTESIS

NON ESENSIAL

TURNOVER PROTEIN

degradasi

sintesis

PROTEIN

TERBUANG

KULIT

RAMBUT

TINJA

TURNOVER PROTEIN


17/31


RESPIRATORY QUOTIENT ( RQ )

VCO2 (volume CO2 yang dihasilkan)

RQ =VO2 (volume O2 yang dikonsmsikan)

RQ

Oksidasi Glukosa 6 / 6 = 1,01 glukosa + 6 O2 = 6 CO2 + 6 H2O

Oksidasi Lemak 16 / 23 = 0,71 palmitate + 23 O2 = 16 CO2 + 16 H2O

Oksidasi Protein 4,1 / 5,1 = 0,81 Asam Amino + 5,1 O2 = 4,1 CO2 + 2,8 H2O

Lipogenesis > 1,0 – 8,0


18/31

Intestine

Muscle

Liver

Brain

Kidney

Gluconeogenesis

Ketogenesis

Ureagenesis

Glutamine


Ketones

Urea

NH3

Ketones

Glycerol

AGL

Fat

KONDISI STRES


19/31


ATPSiklus

Krebs

MITOKONDRIAPiruvat

Asetil

CoA

Glukosa

Piruvat

Laktat

Laktat

SiklusCori

Glukosa

RESPONS INFLAMASI

BLOKADE

SITOPLASMA


20/31


ATPSiklusKrebs

SITOPLASMA

MITOKONDRIA

β Oksidasi

Asam Lemak

Trigliserid

RESPONS INFLAMASI

Asam Lemak

karnitin

TNF, IL-1

Kapiler

Trigliserid

Asam

Lemak

+

Gliserol


21/31


RESPONSE METABOLIK

NORMAL – STARVATION - STRESS


22/31

Energy Expenditure in Starvation

Long CL et al. JPEN 1979;3:452-456

010 20 30 40

Partial Starvation

Days

N i t r o g e n

E x c

r e t i o n

( g / d a y )

12

8

4

Total Starvation

Normal Range


23/31

Metabolic Response to Trauma

Time

E n e r g y

E x p

e n d i t u r e

Ebb Phase Flow Phase

Cutherbertson DP, et al. Adv Clin Chem 1969;12:1-55


24/31


Ditandai dg shok hipovolemik

Prioritas untuk mempertahankan hidup/homestasis

Cardiac output

Oxygen consumption

Blood pressure Tissue perfusion

Body temperature

Metabolic rateCuthbertson DP, et al. Adv Clin Chem 1969;12:1-55

Welborn MB. In: Rombeau JL, Rolandelli RH, eds. Enteral and Tube Feeding. 3rd ed. 1997

Respon metabolik terhadaptrauma :

FASE EBB


25/31


Katekolamin Glucocorticoids

Glukagon

Pelepasan sitokin, mediator lemak

Produksi Acute phase protein (App)

Cuthbertson DP, et al. Adv Clin Chem 1969;12:1-55

Welborn MB. In: Rombeau JL, Rolandelli RH, eds. Enteral and Tube Feeding. 3rd ed. 1997

Respon metabolik terhadaptrauma :

FASE FLOW


26/31


Cadangan

lemak

Hati & otot

(glikogen)

otot(asam amino)

Asam lemak

Glukosa

Asam amino

Respon endokrin

Respon metabolik terhadaptrauma


27/31


Respon metabolik terhadap trauma

10 20 30 40

28

24

20

16

12

84

0

N i t r o g e n

E x c r e t i o n

( g

/ d a y )

Days

Long CL, et al. JPEN 1979;3:452-456


28/31


STARVATION STRESS

KECEPATAN METABOLIK

E TUBUH CONSERVED WASTED

PROTEIN TUBUH CONSERVED WASTED

NITROGEN URIN

HILANG BERAT BADAN SLOW RAPID

THE BODY ADAPTS TO STARVATION, BUT NOT IN

THE PRESENCE OF CRITICAL INJURY OR DISEASE

Respon metabolik terhadapKelaparan (starvasi) dan stress


29/31

Severity of Trauma: Effects on Nitrogen

Losses and Metabolic Rate

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar

201229 Adapted from Long CL, et al. JPEN 1979;3:452-456

Basal Metabolic Rate

Cirugíamayor

Cirugíaelectiva

Infección

Sepsisgrave

Quemaduramoderada a grave

N i t r o g e n

L o s s

i n

U r i n e

Major

Surgery

ElectiveSurgery

Infection

Severe

Sepsis

Moderate to SevereBurn


30/31

Determining Protein Requirementsfor Hospitalized Patients

Asosiasi Dietisien Indonesia DPC Jabar 2012

30

Stress Level

Calorie:Nitrogen Ratio

Percent Potein / Total

Calories

Protein / kg Body Weight

No Stress

> 150:1

< 15%

protein

0.8g/kg/day

Moderate Stress

150-100:1

15-20%

protein

1.0-1.2 g/kg/day 1.5-2.0g/kg/day

> 20% protein

< 100:1

Severe Stress


31/31

TERIMA KASIH

Asosiasi Dietisien Indonesia31

11. respon metabolik-ok

Documents