111
DESCRIPTION
angketTRANSCRIPT
![Page 1: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, yang saat ini sudah
mencapai lebih dari 200 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan,
lapangan kerja, dan pendidikan yang harus dipenuhi. Hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2006 menyebutkan
bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2006 sebanyak 39,05
juta atau 17,75 persen dari total 222 juta penduduk. Penduduk miskin bertambah
empat juta orang dibanding yang tercatat pada Februari 2005.
Angka pengangguran berada pada kisaran 10,8% sampai dengan 11% dari tenaga
kerja yang masuk kategori sebagai pengangguran terbuka. Bahkan mereka yang
lulus perguruan tinggi semakin sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak banyak
terjadi ekspansi kegiatan usaha. Setiap tahun beratus-ratus atau berjuta-juta orang
ingin bekerja atau mendapatkan pekerjaan. Mereka mencoba melamar menjadi
karyawan di sebuah instansi yang dirasa sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Hanya sedikit yang berpikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Mereka
berharap menjadi karyawan, pegawai, buruh atau menjual tenaganya begitu saja
sekadar mengharapkan imbalan jasa. Hal ini disebabkan jumlah tenaga kerja jauh
lebih banyak dibandingkan dengan lapangan kerja yang tersedia. Silalahi (2005)
menyebutkan bahwa pada tahun 2005 ada lebih dari 40 juta pengangguran,
ditambah 2 juta hingga 3 juta pencari kerja baru lulusan sekolah. Direktorat
Universitas Sumatera Utara
![Page 2: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/2.jpg)
Jenderal Pemuda dan Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas menyatakan bahwa
pada tahun 2005, dari 75,3 juta pemuda Indonesia, 6.6% adalah sarjana. Dari
jumlah tersebut, 82% bekerja pada instansi, dan hanya 18% yang berwirausaha.
Padahal makin banyak sarjana berwirausaha akan mempercepat pemulihan
ekonomi (Silalahi, 2005). Banyak lulusan perguruan tinggi belum mampu
berwirausaha. Mahasiswa cenderung berpikir bagaimana nantinya mereka bisa
diterima bekerja sesuai dengan gelar kesarjanaannya dan dengan gaji yang sesuai.
Lebih baik menganggur daripada mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan
keahliannya.
Biro Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, yaitu mereka yang mempunyai
pendidikan tinggi justru kurang berminat wirausaha, tercatat hanya 10% berminat
wirausaha. Adapun mereka yang pendidikannya rendah justru 49% berminat
wirausaha (Masrun dalam Sumarseno, 2004). Sementara itu, data dari Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi (Qomarun, 2000) menyebutkan pada tahun 1996 saja
lebih dari 15% lulusan perguruan tinggi menganggur atau sejumlah 6 juta
pengangguran intelektual. Beberapa penyebab munculnya fenomena ini adalah
keinginan untuk menjadi pegawai negeri, sifat malas (tidak mau bekerja), belum
siap pakai, sikap mental yang kurang baik, tidak percaya diri, dan lain-lain. Sifat-
sifat tersebut bersumber pada kehidupan yang penuh keragu-raguan dan tanpa
orientasi tegas, yaitu sifat mentalitas yang suka menerabas, sifat tidak percaya
pada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin dan mentalitas yang mengabaikan
tanggung jawab yang kokoh (Qomarun, 2000).
Universitas Sumatera Utara
![Page 3: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/3.jpg)
Untuk ini dibutuhkan kemampuan berwirausaha. Selain harus memiliki
keyakinan, rasa percaya diri, sifat prestatif dan mandiri yang kuat seorang
wirausaha harus memiliki minat pada usaha yang ingin ditekuninya. Individu
yang mempunyai minat pada suatu kegiatan akan melakukannya dengan giat
daripada kegiatan yang tidak diminatinya (Sutjipto, 2002). Pengertian minat
berwirausaha yaitu rasa tertariknya seseorang untuk melakukan kegiatan usaha
yang mandiri dengan keberanian mengambil resiko. Minat tinggi berarti
kesadaran bahwa wirausaha melekat pada dirinya sehingga individu lebih banyak
perhatian dan lebih senang melakukan kegiatan wirausaha. Menurut Suryana
(2003:47) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk
berwirausaha adalah faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor yang pertama
yaitu bahwa untuk menumbuhkan minat dalam berwirausaha yang perlu
diperhatikan adalah masalah konsep diri sebagai faktor pribadi. Hal ini disebabkan
karena didalam konsep diri terkandung didalamnya mengenai pandangan tentang
kondisi fisik, psikologis dan sikap.
Hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Bina Karier (1990) dalam
Setyawan (1994:3-5) bahwa calon wirausaha, mereka merasa perlu mengenali
kepribadian dan kompetensi diri mereka sendiri. Mereka merasa butuh
mewujudkan hal ini, karena bila seseorang berhasil mengenali dirinya, ia
menemukan kebenaran tentang dirinya. Hal ini akan sangat berarti bagi
kehidupannya. Karena bagi wirausaha, pengenalan diri adalah modal awal untuk
dapat mengenali lingkungan, mengindera peluang bisnis dan menggerakan sumber
daya, guna meraih peluang tersebut, dalam batas resiko yang tertanggungkan,
Universitas Sumatera Utara
![Page 4: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/4.jpg)
untuk menikmati nilai tambah. Sehingga dengan adanya konsep diri maka
mahasiswa dapat mengenali pribadi, potensi dan kelemahannya. Dengan
mengetahui semuanya itu, seorang mahasiswa dapat menemukan jati dirinya dan
mampu meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia mempunyai kemampuan yang dapat
ia kembangkan sehingga percaya diri akan muncul bahwa ia dapat melakukan
usaha mandiri tanpa harus selalu mengandalkan orang lain karena mampu melihat
peluang yang ada untuk dapat berguna bagi kehidupannya.
Selanjutnya faktor yang mempengaruhi atau mendukung minat
berwirausaha adalah berasal dari perguruan tinggi itu sendiri, yaitu dengan
membekali pengetahuan tentang kewirausahaan. Melalui pengajaran
kewirausahaan mahasiswa diajak dan diarahkan agar mereka mampu membuka
wawasan bahwa betapa berartinya kewirausahaan karena dapat dijadikan potensi
untuk dapat memberikan kehidupan yang baik pada kondisi dunia pekerjaan
sekarang ini. Penguasaan tentang kewirausahaan pada siswa dapat dilihat pada
nilai mata kuliah kewirausahaan.
Nilai ini dapat menunjukan seberapa besar perhatian mahasiswa tentang
kewirausahaan sehingga menunjukkan pula minatnya dalam mempelajari
kewirausahaan yang akhirnya diharapkan dengan minat terhadap mata kuliah
kewirausahaan ini akan menjadi faktor pendorong bagi mahasiswa untuk mau
terjun secara langsung dalam berwirausaha dan bukan hanya secara teori saja.
Adapun faktor lain yang juga dapat mempengaruhi terhadap minat berwirausaha
adalah lingkungan keluarga. Hal ini karena lingkungan keluarga terutama orang
tua berperan sebagai pengarah bagi masa depan anaknya, sehingga secara tidak
Universitas Sumatera Utara
![Page 5: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/5.jpg)
langsung orang tua juga dapat mempengaruhi minat terhadap pekerjaan bagi anak
di masa yang akan datang, termasuk dalam hal berwirausaha. Kondisi orang tua
sebagai keadaan yang ada dalam lingkungan keluarga dapat menjadi figur bagi
pemilihan karier anak juga sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk
menumbuh kembangkan minatnya terhadap suatu pekerjaan.
Berdasarkan penelitian (Sumarni, 2005) menunjukkan bahwa pada
umumnya mahasiswa yang dibekali dengan mata diklat kewirausahaan dan
memperoleh nilai yang baik tidak mempengaruhi minat mahasiswa untuk
berwirausaha. Hal ini disebabkan karena sistem pembelajaran yang diterapkan di
berbagai perguruan tinggi saat ini lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan
mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, bukannya lulusan yang
siap menciptakan pekerjaan. Oleh karena itu minat untuk menjadi seorang
wirausaha harus didukung dengan konsep diri dimana mahasiswa harus
mengetahui dan mengenali dirinya dan juga dukungan dari lingkungan keluarga.
Politeknik Negeri Medan merupakan salah satu perguruan tinggi negeri
yang menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian, kompetensi
dan profesionalisme yang tinggi. Berdasarkan tujuan tersebut maka mahasiswa
dibekali dengan berbagai pengetahuan, teknologi, dan keterampilan khusus yang
dapat dijadikan modal atau pendorong menjadi wirausaha. Salah satu upaya yang
dilakukan oleh Politenik Negeri Medan adalah dengan memberikan mata diklat
kewirausahaan khususnya kepada mahasiswa Jurusan Akuntansi Program Studi
Perbankan dan Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
![Page 6: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/6.jpg)
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai ”Pengaruh Konsep Diri, Prestasi Belajar Mata Kuliah
Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha
pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program
Studi Perbankan dan Keuangan Tahun Akademik 2009-2010”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ” Apakah konsep diri,
prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan keluarga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik
Negeri Medan Jurusan Akuntansi program studi Perbankan dan Keuangan Tahun
Akademik 2009-2010?”.
C. Kerangka Konseptual
Keinginan berwirausaha muncul apabila seseorang berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Menurut Soedjono dalam
Suryana (2003:39) bahwa prilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal
dan faktor eksternal.
Faktor internal terdiri dari kemampuan afektif dan kemampuan kognitif.
Kemampuan afektif yaitu konsep diri. Konsep diri adalah pandangan diri anda
tentang anda sendiri. Potret diri mental ini memiliki tiga dimensi yaitu
pengetahuan anda tentang diri anda sendiri, pengharapan anda mengenai diri anda
dan penilaian tentang diri anda sendiri. Sedangkan kemampuan kognitif yaitu
Universitas Sumatera Utara
![Page 7: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/7.jpg)
pengetahuan mengenai kewirausahaan melalui prestasi belajar mata kuliah
kewirausahaan. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan dosen.
Faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah
lingkungan pendidikan yang pertama karena inilah anak pertama-tama
mendapatkan didikan dan bimbingan, dan dikatakan lingkungan yang terutama
karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga
pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis merumuskan kerangka konseptual
sebagai berikut:
Sumber: Suryana (2003:39)
D. Hipotesis
Mengacu pada perumusan masalah dan kerangka konseptual maka di kemukakan
hipotesis sebagai berikut:
Konsep Diri (X1)
Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahan
(X2)
Lingkungan Keluarga (X3)
Minat Berwirausaha (Y)
Universitas Sumatera Utara
![Page 8: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/8.jpg)
” Konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan
keluarga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha
pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi program studi
Perbankan Tahun Ajaran 2009-2010. ”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konsep diri, prestasi belajar mata
kuliah kewirausahaan dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada
mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Prorgram Studi
Perbankan dan Keuangan Tahun Ajaran 2009-2010.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Politeknik Negeri Medan
Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan masukan bagi Politeknik
Negeri Medan untuk mengetahui pengaruh antara konsep diri, prestasi belajar
mata kuliah, dan lingkungan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa
Politeknik Negeri Medan.
b. Bagi Penulis
Penelitian ini memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis
khususnya dalam bidang manajemen usaha kecil serta memberikan suatu
pembelajaran yang lebih mengenai konsep diri, prestasi belajar mata kuliah
kewirausahaan, dan lingkungan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
![Page 9: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/9.jpg)
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi dan bahan perbandingan bagi penulis lain dalam
melakukan penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang sehingga hasilnya
menjadi lebih baik.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Penelitian ini hanya dibatasi pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan
Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan Tahun Ajaran
2009-2010. Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas, terdiri dari elemen konsep diri (X1), prestasi belajar mata
kuliah kewirausahaan (X2), dan lingkungan keluarga (X3).
b. Variabel terikat, yaitu minat berwirausaha (Y).
2. Defenisi Operasional Variabel
a. Konsep Diri (X1)
Pandangan diri anda tentang anda sendiri. Potret diri mental ini memiliki
tiga dimensi yaitu pengetahuan anda tentang diri anda sendiri,
pengharapan anda mengenai diri anda dan penilaian tentang diri anda
sendiri.
b. Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahaan (X2)
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas
atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang
Universitas Sumatera Utara
![Page 10: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/10.jpg)
diperoleh dari kegiatan pembelajaran disekolah yang bersifat kognitif dan
biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.
c. Lingkungan Keluarga (X3)
Lingkungan pendidikan yang pertama karena inilah anak pertama-tama
mendapatkan didikan dan bimbingan, dan dikatakan lingkungan yang
terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam
keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak
adalah dalam keluarga.
d. Minat Berwirausaha (Y)
Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
3. Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan skala
Likert. Tujuannya adalah untuk mengukur sikap, pendapatan dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena yang ada. Melalui skala
Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian
indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pertanyaan (Sugiyono, 2004:86). Pembagiannya adalah:
1. Sangat Setuju (SS) : 5
2. Setuju (S) : 4
3. Kurang Setuju (KS) : 3
4. Tidak Setuju (TS) : 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
Universitas Sumatera Utara
![Page 11: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/11.jpg)
Secara keseluruhan defenisi operasional variabel dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Defenisi Operasional Dimensi Indikator Skala Ukur
Konsep Diri (X1)
Konsep diri adalah pandangan diri anda tentang anda sendiri. Sumber: Calhoun (1990:67)
a. Pengetahuan anda tentang diri anda sendiri.
b. Pengharapan anda mengenai diri anda.
c. Penilaian tentang diri anda sendiri.
1. Gambaran diri. 2. Persepsi orang lain tentang diri
sendiri. 1. Cita-cita diri seseorang. 2. Tujuan hidup seseorang. 1. Mampu menilai keadaan diri
(evaluasi diri). 2. Proses Harga Diri
Likert
Prestasi Belajar (X2)
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran disekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sumber: Tulus (2004:75)
_
Nilai Mata Kuliah Kewirausahaan mahasiswa Politeknik Negeri Medan
Jurusan Akuntansi program studi Perbankan dan Keuangan Tahun
Ajaran 2009-2010.
Likert
Lingkungan Keluarga
(X3)
Lingkungan pendidikan yang pertama karena inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan, dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Sumber: Indrakusuma (2001:166)
_
1. Cara orang tua mendidik. 2. Relasi antara anggota keluarga. 3. Suasana rumah. 4. Keadaan ekonomi keluarga. 5. Perhatian orang tua. 6. Latar belakang kebudayaan
keluarga
Likert
Minat Berwirausa
ha (Y)
Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sumber: Slameto (1997:180)
_
1. Memiliki motif berprestasi yang tinggi.
2. Memiliki perspektif kedepan. 3. Memiliki kreativitas yang
tinggi. 4. Memiliki sifat inovasi yang
tinggi. 5. Memiliki komitmen terhadap
pekerjaan. 6. Memiliki tanggung jawab. 7. Memiliki kemandirian atau
ketidaktergantungan terhadap orang lain.
8. Memiliki keberanian dalam mengambil resiko.
9. Selalu mencari peluang. 10. Memiliki jiwa kepemimpinan
Likert
Sumber: Suryana (2003:39)
Universitas Sumatera Utara
![Page 12: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/12.jpg)
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Politeknik Negeri Medan yang beralamat di Jalan
Almamater No. 1 Kampus USU, Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian
dilakukan dari bulan Mei 2010 hingga Juni 2010.
5. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Jurusan Akuntansi
Program Studi Perbankan dan Keuangan Tahun Ajaran 2009-2010 yang
berjumlah 219 orang.
b. Sampel
Untuk menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan rumus slovin
(Umar, 2004:78) sebagai berikut:
Dimana: n = Jumlah sampel
N = Ukuran populasi
e = Taraf kesalahan yaitu 10% atau 0,1
Populasi (N) berjumlah 219 orang, sehingga jumlah sampel adalah:
n = 219
1 + ( 219 x 0,1 2 )
n = 68,65 atau 69 orang.
n = 2.1 eN
N+
Universitas Sumatera Utara
![Page 13: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/13.jpg)
6. Jenis dan Sumber Data
Peneliti menggunakan dua jenis data yaitu:
a. Data primer
Data yang langsung diperoleh dari hasil observasi, wawancara (interview),
dan memberikan daftar pertanyaan (questionnaire).
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari studi dokumentasi, baik dari buku-buku, jurnal,
dan situs internet yang dapat mendukung penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
a. Daftar Pertanyaan (Questionnaire)
Questionnaire adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
b. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dengan cara
melakukan tanya jawab secara langsung kepada responden.
c. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku,
dokumen, internet, dan literatur yang ada hubungannya dengan masalah
yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
![Page 14: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/14.jpg)
8. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah diperoleh setelah
penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan. Penelitian
ini diuji pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program
Studi Perbankan dan Keuangan Tahun Ajaran 2009-2010. Uji validitas dan
reliabilitas dilakukan pada 30 mahasiswa diluar sampel. Kriteria pengujian
validitas kuesioner sebagai berikut:
Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dikatakan valid
Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dikatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan
menunjukkan akurasi dan konsistensi pengukuran. Skala Pengukuran yang
reliabel memiliki Cronbach Alpha > 0,80 atau nilai Cronbach Alpha > 0,60
(Situmorang, Syafrizal, et al, 2009:40). Untuk menguji validitas dan reabilitas
dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Product and
Service Solution) versi 13.0.
9. Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana peneliti
mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data
sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
![Page 15: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/15.jpg)
b. Metode Analisis Regresi Berganda
Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneliti menggunakan bantuan
program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 13.0 agar
hasil yang diperoleh lebih terarah.
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y =a + ß1X
1 + ß
2X
2 + ß
3X
3 + e
Keterangan :
Y = Minat Berwirausaha
a = Konstanta
X1 = Konsep Diri
X2 = Prestasi Belajar
X3 = Lingkungan Keluarga
ß1,2,3
= koefisien Regresi Berganda
e = Kesalahan Pengganggu (standard error)
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Uji secara Simultan (Uji F)
Digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau
ditolak. Jika Fhtung
< Ftabel
, maka H0 diterima atau H
a ditolak, sedangkan
jika Fhtung
> Ftabel
maka H0 ditolak atau H
a diterima. Jika tingkat
signifikansi di bawah 0,05 maka H0
ditolak dan Ha
diterima (Situmorang,
et. al 2008:114).
Universitas Sumatera Utara
![Page 16: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/16.jpg)
2) Uji secara Parsial (Uji T)
Digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau
ditolak maka digunakan statistik t (uji t). Jika thitung
< ttabel
, maka H0
diterima dan Ha
ditolak , sedangkan jika thitung
> ttabel
maka H0 ditolak dan
Ha
diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka H0
ditolak dan
Ha diterima (Situmorang, et. al 2008:115).
3) Pengujian Goodness of Fit (R2)
Digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel
bebas dalam menerangkan variabel independen. Koefisien determinasi
(R2) ini berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R
2 ≤ 1). Semakin
mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam
menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu berarti
model semakin baik (Situmorang, et. al 2008:112).
c. Uji Asumsi Klasik
Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum
data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui suatu distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan
bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat
Universitas Sumatera Utara
![Page 17: 111](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022100601/5572028c4979599169a3b609/html5/thumbnails/17.jpg)
signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2- tailed) diatas nilai
signifikan 5% (0,05) artinya variabel residual berdistribusi normal
(Situmorang, et. al 2008:62).
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasititas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika probabilitas signifikan diatas
tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak
mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, et. al 2008:73).
3) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau
pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari
model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas
dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:
a) VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas.
b) Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas (Situmorang,
et. al 2008:104)
Universitas Sumatera Utara