130714741 laporan pendahuluan isolasi sosial

14
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2012

Upload: febrian-pradana

Post on 24-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

isolaso sosial lho semoga wae si iso

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

PRODI DIII KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI2012

LAPORAN PENDAHULUANI. Kasus (Masalah Utama)Isolasi sosialII. Proses Terjadinya MasalahIsolasi Sosial adalah kondisi kesepian yang diekspresikan oleh individu dan dirasakan sebagai hal yang ditimbulkan oleh orang lain dan sebagai suatu keadaan negatif yang mengancam. Dengan karakteristik : tinggal sendiri dalam ruangan, ketidakmampuan untuk berkomunikasi, menarik diri, kurangnya kontak mata. Ketidak sesuaian atau ketidakmatangan minat dan aktivitas dengan perkembangan atau terhadap usia. Preokupasi dengan pikirannya sendiri, pengulangan, tindakan yang tidak bermakna. Mengekspresikan perasaan penolakan atau kesepian yang ditimbulkan oleh orang lain. Mengalami perasaan yang berbeda dengan orang lain, merasa tidak aman ditengah orang banyak. (Mary C. Townsend, Diagnose Kep. Psikiatri, 1998; hal 252).Isolasi sosial merupakan keadaan di mana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito ,L.J, 1998: 381). Menurut Rawlins, R.P & Heacock, P.E (1988 : 423) isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari interaksi dan berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir, berperasaan, berprestasi, atau selalu dalam kegagalan.PenyebabIsolasi sosial menarik diri sering disebabkan oleh karena kurangnya rasa percaya pada orang lain, perasaan panik, regresi ke tahap perkembangan sebelumnya, waham, sukar berinteraksi dimasa lampau, perkembangan ego yang lemah serta represi rasa takut (Townsend, M.C,1998:152). Menurut Stuart, G.W & Sundeen, S,J (1998 : 345). Isolasi sosial disebabkan oleh gangguan konsep diri harga diri rendah.Gangguan konsep diri: harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998 :227). Menurut Townsend (1998:189) harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun tidak langsung. Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J (1998:352) bahwa harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri.

Tanda dan GejalaMenurut Townsend, M.C (1998:152-153) & Carpenito,L.J (1998: 382) isolasi sosial menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut:Data subjektif :a. Mengungkapkan perasaan tidak berguna, penolakan oleh lingkunganb. Mengungkapkan keraguan tentang kemampuan yang dimilikiData objektifa. Tampak menyendiri dalam ruanganb. Tidak berkomunikasi, menarik diric. Tidak melakukan kontak matad. Tampak sedih, afek datare. Posisi meringkuk di tempat tidur dengang punggung menghadap ke pintuf. Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur dengan perkembangan usianyag. Kegagalan untuk berinterakasi dengan orang lain didekatnyah. Kurang aktivitas fisik dan verbali. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasij. Mengekspresikan perasaan kesepian dan penolakan di wajahnya

Akibat dari isolasi sosialPerilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya gangguan sensori persepsi halusinasi (Townsend, M.C, 1998 : 156). Gangguan sensori persepsi halusinasi adalah persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada (Johnson, B.S, 1995:421). Menurut Maramis (1998:119) halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indera, di mana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organik atau histerik. Perubahan persepsi sensori halusinasi sering ditandai dengan adanya:Data subjektif:a. Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempatb. Tidak mampu memecahkan masalahc. Mengungkapkan adanya halusinasi (misalnya mendengar suara-suara atau melihat bayangan)d. Mengeluh cemas dan khawatirData objektif:a. Apatis dan cenderung menarik dirib. Tampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi, kadang berhenti berbicara seolah-olah mendengarkan sesuatuc. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suarad. Menyeringai dan tertawa yang tidak sesuaie. Gerakan mata yang cepatf. Pikiran yang berubah-rubah dan konsentrasi rendahg. Respons-respons yang tidak sesuai (tidak mampu berespons terhadap petunjuk yang kompleks.

III. a. Pohon Masalah

Gangguan sensori persepsi :Halusinasi

Isolasi Sosial

Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji1. Masalah Keperawatana. Gangguan sensori persepsi : Halusinasib. Isolasi sosialc. Gangguan konsep diri : harga diri rendah2. Data yang perlu dikajia. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi 1) Data Subjektifa) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyatab) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyatac) Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulusd) Klien merasa makan sesuatue) Klien merasa ada sesuatu pada kulitnyaf) Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengarg) Klien ingin memukul/melempar barang-barang2) Data Objektifa) Klien berbicar dan tertawa sendirib) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatuc) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatud) Disorientasi

b. Isolasi sosial 1) Data SubyektifSukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan singkat tidak, ya.2) Data ObyektifApatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri/menghindari orang lain, berdiam diri di kamar, komunikasi kurang atau tidak ada (banyak diam), kontak mata kurang, menolak berhubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi tidur seperti janin (menekur)c. Gangguan konsep diri (harga diri rendah)1. Data subjektif:a). Mengkritik diri sendiri atau orang lainb). Perasaan tidak mampuc). Rasa bersalahd). Sikap negatif pada diri sendirie). Sikap pesimis pada kehidupanf). Keluhan sakit fisikg). Menolak kemampuan diri sendirih). Pengurangan diri/mengejek diri sendirii). Perasaan cemas dan takutj). Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positifk). Mengungkapkan kegagalan pribadil). Ketidak mampuan menentukan tujuan2. Data objektif:a. Produktivitas menurunb. Perilaku destruktif pada diri sendiric. Menarik diri dari hubungan sociald. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalahe. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makanIV. Diagnosa Keperawatan1. Ganggua sensori persepsi : Halusinasi 2. Isolasi sosial V. Rencana Tindakan Keperawatan1. Gangguan sensori persepsi ; halusinasiTujuan umum: Tidak terjadi perubahan persepsi sensori: halusinasi Tujuan khusus:a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan: Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tuiuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan / janji dengan jelas tentang topik, tempat, waktu. Beri perhatian dan penghargaan: temani kilen walau tidak menjawab Dengarkan dengan empati : beri kesempatan bicara, jangan terburuburu, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.b. Klien dapat menyebut penyebab menarik diriTindakan: Bicarakan penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain. Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri.c. Klien dapat menyebutkan keuntungan hubungan dengan orang lainTindakan: Diskusikan keuntungan bergaul dengan orang lain. Bantu mengidentifikasikan kernampuan yang dimiliki untuk bergaul.d. Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap: klienperawat, klienperawatklien lain, perawat-klienkelompok, klienkeluarga.Tindakan: Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien jika mungkin perawat yang sama. Motivasi temani klien untuk berkenalan dengan orang lain Tingkatkan interaksi secara bertahap Libatkan dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi Bantu melaksanakan aktivitas setiap hari dengan interaksi Fasilitasi hubungan kilen dengan keluarga secara terapeutike. Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.Tindakan: Diskusi dengan klien setiap selesai interaksi / kegiatan Beri pujian atas keberhasilan klienf. Klien mendapat dukungan keluargaTindakan: Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.2. Isolasi sosial Tujuan umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimalTujuan khusus :a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan : Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terpeutikb. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilikiTindakan : Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. Setiap bertemu klien hindarkan dari penilaian negatif. Utamakan memberi pujian yang realistik.

c. Klien dapat menilai kemampun yang dimilikiTindakan : Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkn penggunaannya.d. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimilikiTindakan : Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan Tingkatkan kegiatan sesuai toleransi kondisi klien Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukane. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannyaTindakan : Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan Beri pujian atas keberhasilan klien Diskusikan kemungkinan pelaksanan di rumahf. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang adaTindakan : Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

DAFTAR PUSTAKABoyd, M.A & Nihart, M.A, (1998). Psychiatric Nursing Contemporary Practice, Edisi 9th, Lippincott-Raven Publishers, PhiladelphiaCarpenito, L.J, (1998). Buku Saku Diagnosa keperawatan (terjemahan), Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, JakartaDEPKES RI, (1989). Pedoman Perawatan Psikiatrik, Ed I, DEPKES RI, JakartaJohnson, B.S, (1995). Psichiatric-Mental Health Nursing Adaptation and Growth, Edisi 2th, J.B Lippincott Company, PhiladelphiaKusuma, W, (1997). Dari A Sampai Z Kedaruratan Psikiatrik Dalam Praktek, Ed I, Professional Books, JakartaKeliat, B.A, dkk, (1997). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Ed I, EGC, JakartaMaramis,W.F (1998). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press, SurabayaRawlins, R.P & Heacock, P.E (1988). Clinical Manual of Psychiatric Nursing, Edisi 1th, The C.V Mosby Company, TorontoStuart, G.W & Sundeen, S.J, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Edisi 3, EGC, JakartaTownsend, M.C, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikitari (terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)PADA Tn.S DENGAN MASALAH KEPERAWATAN :ISOLASI SOSIAL

A. PROSES KEPERAWATAN1. Kondisi DS : Mengatakan malas berinteraksi Mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya Merasa orang lain tidak selevel DO : Menyendiri Mengurung diri Tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain2. Diagnosa KeperawatanIsolasi Sosial3. Tujuan Tujuan UmumKlien dapat berinteraksi dengan orang lain Tujuan Khususa. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik dirib. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diric. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahapd. Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial4. Intervensia. Identifikasi penyebab isolasi sosialb. Diskusikan dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lainc. Diskusikan dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang laind. Ajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orange. Anjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)1. Orientasia. Salam terapeutik Mengucapkan salam Memperkenalkan diri dan mengajak berkenalan Menyampaikan tujuan pertemuan, yaitu bercakap-cakap untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi pasien b. Validasi Menanyakan bagaimana perasaan pasien saat ini Menanayakan alasan masuk ke Rumah Sakit Validasi untuk semua MKc. Kontrak TopikMengajak bercakap-cakap tentang cara berkenalan dengan orang lain TempatRuang Tamu WaktuPukul 10.00 10.20 (20 menit)2. Kerja (SP I)a. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosialb. Bediskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lainc. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang laind. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orange. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian3. Terminasia. Evaluasi Subyektif : Menanyakan perasaan pasien setelah bercakap-bercakap Obyektif: Meminta klien menceritakan kembali apa yang telah didapat dan di diskusikanb. Rencana Tindak LanjutMenganjurkan klien untuk berkenalan apabila ada pasien baruc. Kontrak TopikPraktek berkenalan dengan satu orang TempatRuang Tamu WaktuPukul 10.00 10.20 (20 menit)