131383585 askep ileus obstruksi
DESCRIPTION
bjkTRANSCRIPT
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
1/36
ASKEP ILEUS OBSTRUKSI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Medis
1. Anatomi fisiologi tentang sistem pencernaan yang meliputi:
a. Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu:
1). Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang antara gusi, bibir dan pipi.
2). Rongga mulut/bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris,
palatum dan mandi bilaris disebelah belakang bersambung dengan faring.
b. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan, merupakan
persimpangan jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan didepan
ruas tulang belakang.
c. Esofagus (kerongkongan)
Panjangnya 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung. Esofagus
terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung setelah melalui thorak menembus
diafragma masuk kedalam abdomen ke lambung.
d. Gaster (lambung)
Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang paling banyak terutama
didaerah epigaster. Bagian-bagian lambung antara lain:
1). Fundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiri osteum kardium
biasanya berisi gas.
2). Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah notura minor.
3). Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal membentuk spinkter pilorus.
4). Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari osteum kordi samapi pilorus.
5). Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari sisi kiri osteum kardium
melalui fundus kontrikuli menuju kekanan sampai ke pilorus anterior.
Fungsi lambung
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
2/36
1). Menampung makanan.
2). Getah cerna lambung yang dihasilkan pepsin, asam garam, renin dan lipak.
e. Usus halus
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan
berakhir pada sekum panjangnya 6cm, merupakan saluran paling panjang tempat proses
pencernaan dan obstruksi hasil pencernaan makanan.
1). Duodenum
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung kekiri, pada
lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir yang
nambulir disebut papila vateri.
2). Yeyunum dan ileum
Panjangnya sekitar 6 meter. Dua perlima bagian atas adalah yeyunum dengan 2-3 meter dan
ileum dengan panjang 4-5 meter. Lekukan yeyunum dan ileum melekat pada dinding abdomen
fasterior dengan perantara lipatan peritoneum yang berbentuk kipas disebut mesentrium.
3). Mukosa usus halus
Permukaan epitel yang sangat halus melalui lipatan mukosa dan makro villi memudahkan
penernaan dan absorpasi.
Fungsi usus besar:1). Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah
dan saluran-saluran limfe.
2). Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
3). Karbohirat diserap dalam bentuk monosakarida didalam usus halus.
f. Usus besar/interdinum mayor
Panjangnya 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya menyerap air dari makanan, tempat tinggal
bakteri koli, tempat feces. Usus besar terdiri atas 7 bagian:
1). Sekum.
2). Kolon asenden.
Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari ileum sampai kehati, panjangnya 13
cm.
3). Appendiks (usus buntu)
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
3/36
Seing disebut umbai cacing dengan panjang 6 cm.
4). Kolon transversum.
Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan panjang 28 cm.
5). Kolon desenden.
Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke bawah dengan panjangnya
25 cm.
6). Kolon sigmoid.
Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S" ujung bawah berhubungan
dengan rektum.
7). Rektum.
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus.
8). Anus.
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar.
(Drs. Syaifuddin, hal 87-92).
2. Pengertian/Definisi
a. Obstruksi usus adalah sumbatan total atau parsial yang mencegah aliran normal melalui
saluran pencernaan. (Brunner and Suddarth, 2001).
b. Obstruksi usus adalah gangguan isi usus disepanjang saluran usus (Patofisiologi vol 4, hal403).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa obstruksi usus adalah sumbatan total atau parsial
yang menghalangi aliran normal melalui saluran pencernaan atau parsial yang menghalangi
aliran normal melalui saluran pencernaan atau gangguan usus disepanjang usus.
3. Etiologi
Adapun penyebab dari obstruksi usus dibagi menjadi dua bagian menurut jenis obstruksi usus,
yaitu:
a. Mekanis : Terjadi obstruksi intramunal atau obstruksi munal dari tekanan pada usus,
contohnya adalah intrasusepsi, tumor dan neoplasma, stenosis, striktur, perlekatan, hernia dan
abses.
b. Fungsional : Muskulator usus tidak mampu mendorong isi sepanjang usus (Brunner and
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
4/36
Suddarth).
4. Patofisiologi
Peristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang
apakah obstruksi usus tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan
utamanya adalah obstruksi paralitik, paralitik dihambat dari permulaan, sedangkan pada
obstruksi mekanis peristaltik mula-mula diperkuat kemudian intermiten akhirnya hilang.
Limen usus yang tersumbat profesif akan terenggang oleh cairan dan gas. Akumulasi gas dan
cairan didalam lumen usus sebelah proksimal dari letak obstruksi mengakibatkan distensi dan
kehilangan H2O dan elektrolit dengan peningkatan distensi maka tekanan intralumen meningkat,
menyebabkan penurunan tekanan vena dan kapiler arteri sehingga terjadi iskemia dinding usus
dan kehilangan cairan menuju ruang peritonium akibatnya terjadi pelepasan bakteri dan toksin
dari usus, bakteri yang berlangsung cepat menimbulkan peritonitis septik ketika terjadi
kehilangan cairan yang akut maka kemungkinan terjadi syok hipovolemik. Keterlambatan dalam
melakukan pembedahan atau jika terjadi stranggulasi akan menyebabkan kematian.
(Pice and Wilson, hal 404)
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
5/36
Patoflowdiagram
(Price and Wilson, hal 404)
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
6/36
5. Manifestasi klinik
a. Nyeri tekan pada abdomen.
b. Muntah.
c. Konstipasi (sulit BAB).
d. Distensi abdomen.
e. BAB darah dan lendir tapi tidak ada feces dan flatus (Kapita Selekta, 2000, hal 318).
6. Pemeriksaan diagnostik
Adapun pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan antara lain:
a. Pemeriksaan sinar x: Untuk menunjukan kuantitas abnormal dari gas atau cairan dalam usus.
b. Pemeriksaan laboratorium (misalnya pemeriksaan elektrolit dan jumlah darah lengkap) akan
menunjukan gambaran dehidrasi dan kehilangan volume plasma dan kemungkinan infeksi.
c. Pemeriksaan radiogram abdomen sangat penting untuk menegakkan diagnosa obstruksi usus.
Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh udara dalam usus halus, tetapi tidak ada gas dalam
usus. Bila foto fokus tidak memberi kesimpulan, dilakukan radiogram barium untuk mengetahui
tempat obstruksi (Brunner and Suddarth, 2001, hal 1121).
7. Penatalaksanaan
a. Pasang selang hidung untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi dan mengurangi distensiabdomen.
b. Pasang infus untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit.
c. Lakukan pembedahan.
(Kapita Selekta, 2000, hal 1318)
8. Komplikasi
a. Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehinnga terjadi peradangan atau
infeksi yang hebat pada intra abdomen.
b. Perforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi selalu lama pada organ intra abdomen.
c. Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik dan cepat.
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
7/36
d. Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.
(Brunner and Suddarth, 2001, hal 1122)
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan upaya untuk
pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai dari pengumpulan data, identitas dan
evaluasi status kesehatan klien. (Nursalam, 2001).
Pengkajian khusus anak dengan gangguan sistem pencernaan menurut (Donna L. Wong).
a. Gagal untuk tumbuh
Tanda : Deselerasi pola pertumbuhan yang ada atau secara konsisten berada dibawah persentil
ke-5 grafik pertumbuhan standar untuk tinggi dan berat badan disertai perlambatan
perkembangan.
b. Muntah dan neguritasi
Tanda : 1). Transfer pasif isi lambung kedalam esofagus atau mulut.
2). Ejeksi kuat isi lambung; melibatkan proses kompleks
dibawah kontrol sistem saraf pusat yang menyebabkan
salirasi, pucat, berkeringat dan takikardia biasa diserta mual.
c. MualTanda : Rasa tidak enak secara samar menyebar ketenggorokan atau abdomen dengan
kecenderungan untuk muntah.
d. Kontipasi
Tanda : keluarnya feses keras atau padat atau defekasi yang jarang dengan gejala-gejala penyerta
seperti kesulitan mengeluarkan feses, feses berbercak darah, dan ketidaknyamanan abdomen.
e. Enkopnesic
Tanda : Aliran yang berlebihan dari feses inkontinen yang menyebabkan kotor, sering kali
karena retensi fekal atau infeksi.
f. Diare
Tanda : Peningkatan jumlah feses yang disertai dengan peningkatan kandungan air sebagai
akibat dari perubahan transpor air dan elektrolit melalui saluran gastrointestinal, dapat bersifat
akut atau kronik.
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
8/36
g. Hipoaktif, hiperaktif, atau tidak adanya bising usus
Tanda : Bukti masalah motolitas usus yang dapat disebabkan oleh inflamasi atau obstruksi.
h. Distensi abdomen
Tanda : Kontur menonjol dari abdomen yang mungkin disebabkan oleh perlambatan
pengosongan lambung, akumulasi gas atau feses, inflamasi atau obstruksi.
i. Nyeri abdomen
Tanda : Nyeri yang berhubungan dengan abdomen yang mungkin teralokasi atau menyebar, akut
atau kronik, sering disebabkan oleh inflamasi obstruksi atau hemoragi.
j. Perdarahan gastrointestinal
Tanda : Dapat berasal dari sumber gastrointestinal bagian atas atau bawah dan dapat bersifat akut
atau kronik.
k. Hematemesis
Tanda : Muntah darah segar atau darah yang terdenaturasi yang disebabkan oleh perdarahan
disaluran gastrointestinal atas atau dari darah yang tertelan dari hidung atau orofaring.
l. Hematohezin
Tanda : Keluarnya darah merah lerang melalui rektum, biasanya menunjukkan perdarahan
saluran gastrointestinal bawah.
m. Makna
Tanda : Keluarnya feses warna gelap seperti ter, karena darah yang terdenaturasi,menunjukkan perdarahan saluran gastrointestinal atas atau perdarahan dari kolon kanan.
n. Ikterik
Tanda : Warna kuning pada kulit atau sklera yang berhubungan dengan disfungsi hati.
o. Disfagia
Tanda : Kesulitan menelan yang disebabkan oleh abnormalitas fungsi neuromuskular faring atau
sfringter esofagus atau oleh gangguan esofagus.
p. Disfungsi menelan
Tanda : gangguan menelan karena defek sistem saraf pusat atau darah struktural rongga oral,
faring, atau esofagus dapat menyebabkan masalah makan atau aspirasi.
q. Demam
Tanda : Manifestai umum dari penyakit pada anak-anak dengan gangguan gastrointestinal,
biasanya berhubungan dengan dehidrasi, infeksi atau inflamasi.
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
9/36
Observasi adanya manifestasi kemungkinan obstruksi paralitik/mekanis.
r. Nyeri abdomen kolik
Gejala : Terjadi karena peristaltik berusaha mengatasi obstruksi.
s. Distensi abdomen
Gejala : Terjadi karena akumulasi gas dan cairan diatas daerah obstruksi.
t. Muntah
Gejala : Seringkali merupakan tanda paling awal dari obstruksi tinggi: Tanda akhir dari obstruksi
bawah (mungkin bilius atau fehulen)
u. Dehidrasi
Gejala : Terjadi karena karena kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar kedalam usus.
v. Abdomen kaku
Gejala : Akibat dari peningkatan distensi.
w. Bising usus
Gejala : Secara bertahap berkurang dan berhenti.
x. Distres pernapasan
Gejala : Terjadi saat diafragma terdorong ke atas masuk ke rongga pleural.
y. Syok
Gejala : Volume plasma berkurang saat cairan dan elektrolit hilang dari aliran darah masuk
kedalam lumen usus.z. Sepsis
Gejala : Disebabkan oleh proliferasi bakteri dengan invasi kedalam sirkulasi.
2. Diagnosa keperawatan
Sesudah pengumpulan data sebaiknya dilakukan analisa data dengan memperhatikan rumus
PQRST (Priharjo, 1996). Setelah itu baru diangkat diagnosa keperawatan adalah suatu
pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan, resiko perubahan pola hidup)
dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberi intervensi pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah
dan merubah (Carpenito, 2000).
Diagnosa keperawatan merupakan respon klien terhadap adanya masalah kesehatan. Oleh karena
itu diagnosa keperawatan berorientasi pada kebutuhan dasar manusia berdasarkan teori
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
10/36
kebutuhan dasar Abraham Maslow (Gaffar, 1996).
Keterangan:
a. Kebutuhan fisiologis: O2, Co2, elektrolit, makanan dan seks.
Contoh: Udara segar, air, cairan dan elektrolit, makanan dan seks.
b. Rasa aman dan nyaman.
Contoh: Terhindar dari penyakit, pencurian dan perlindungan hukum.
c. Mencintai dan dicintai.
Contoh: Kasih sayang, mencintai dicintai dan diterima kelompok.d. Harga diri.
Contoh: Dihargai, menghargai (respek dan toleransi).
e. Aktualisasi diri.
Contoh: Ingin diakui, berhasil dan menonjol.
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan obstruksi usus adalah
sebagai berikut (Doenges, M.E. 2001):
a. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan gangguan sistem pencernaan (Dx.ileus
obstruksi)
b. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
c. Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
masukan .
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
11/36
d. Kurang pengetahuan dengan proses penyakit berhubungan dengan kurang informasi.
Menurut Wong D.L diagnosa yang sering muncul pada klien dengan gangguan sisitem
pencernaan (Dx.ileus obstruksi) adalah
a. Gangguan menelan berhubungan dengan nyeri;kerusakan neuromuskular, adanya alat-alat
mekanis (misalnya: ET, selang), pemberian makan non oral jangka panjang.
b. Resiko tinggi kerusakan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang aktif melalui
feses atau muntah.
c. Diare berhubungan dengan kesalahan diet, sensitivitas makanan, cacinganm mikroorganisme.
d. Konstipasi berhubungan dengan imobilitas, kerusakan neuromuskular, obat-obatan.
3. Perencanaan keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, langkah berikutnya adalah menetapkan perencanaan
pulang. Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau
mengoreksi. Beberapa komponen yang perlu diperhatikan untuk mengevaluasi tindakan
keperawatan meliputi menentukan prioritas, menentukan kriteria hasil, menentukan rencana
tindakan dan dokumentasi (Nursalam, 2001, hal 52)
Adapun renana tindakan dari diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan obstruksi
usus antara lain:
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan gangguan sistem pencernaan (Dx.ileusobstruksi)
Tujuan : menunjukkan penurunan rasa nyeri berkurang sampai hilang
Kriteria hasil :
1). Nyeri berkurang sampai hilang.
2). Ekspresi wajah rileks.
3). TTV dalam batas normal.
4). Skala nyeri 3-0.
Intervensi:
2). Kaji status nyeri (lokasi, lamanya intensitas skala nyeri 0-10).
Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan
intervensi (Doenges, M. E. 2000).
3). Pantau tanda-tanda vital.
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
12/36
Rasional : Untuk mengenali indikasi kemajuan atau penyimpangan hasil yang diharapkan
(Doenges, M.E. 2000).
4). Berikan tindakan kenyamanan atau lingkungan yang nyaman.
Rasional : Meningkatkan relaksasi (Doenges, 2000)
5). Berikan obat analgesik sesuai indikasi.
Rasional : Untuk penanganan dan memudahkan istirahat adekuat dan penyembuhan (Doenges,
2000).
b. Gangguan pemenuhan nutrisi kurangn dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Tujuan : Menunjukan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sesuai sasaran.
Kriteria hasil :
1). Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi.
2). Berat badan stabil.
3). Pasien tidak mengalami mual muntah.
Intervensi:
1). Kaji status nutrisi.
Rasional : Mempengaruhi pilihan untuk intervensi (Doenges, M. E. 2000).
2). Auskultasi bising usus, palpasi abdomen, catat adanya flatus.
Rasional : menentukan kembali peristaltik (Doenges, M. E. 2000).
3). Timbang berat badan setiap hari sesuai indikasi.
Rasional : Membantu dan mengidentifikasi nutrisi kalori khususnya bila berat badan dan
pengukuran kurang dari normal. (Doenges, M. E. 2000).
4). Anjurkan maknan kesukaan atau ketidaksukaan diet diri klien, anjurkan makanan yang tinggi
protein dan vitamin.
Rasional : Meningkatkan kerjasama klien dengan aturan diet. Protein atau vitamin adalah
kontribusi utama untuk pemeliharaan jaringan dan perbaikan (Doenges, M.E, 2000)
c. Gangguan pemenhuan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
masukan .
Tujuan : pasien mempunyai cairan yang normal
Kriteria hasil :
1). Anak mendapat cairan yang cukup untuk mengganti cairan yang hilang.
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
13/36
2). Anak menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat.
Intervensi:
1). Berikan cairan infuse sesuai indikasi
Rasional : untuk mencegah dehidrasi (Wong D.L, 2003).
2). Berikan larutan rehidrasi oral sesuai indikasi
Rasional : untuk mencegah dehidrasi (Wong D.L, 2003).
3). Modifikasi diet dengan tepat .
Rasional : untuk menurunkan kehilangan cairan dan meningkatkan hidrasi (Wong D.L, 2003).
4). Pantau masukan, keluaran dan berat badan.
Rasional : Untuk mengkaji hidrasi (Wong D.L, 2003).
5). Dorong masukan cairan dengan tepat.
Rasional : Untuk meningkatkan hidrasi (Wong D.L, 2003).
6). Gunakan tehnik bermain.
Rasional : Untuk mendorong masukan cairan (Wong D.L, 2003).
d. Kurang pengetahuan tentang tindakan, proses penyakit dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang informasi.
Tujuan : pengetahuan keluarga klien tentang penyakit meningkat
Kriteria hasil :
1). Klien dan keluarga mengetahui penyakit yang diderita2). Klien dan keluarga berpartisipasi dalam proses belajar
3). Klien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pengobatan
Intervensi:
1). Evaluasi kemampuan dan kesiapan untuk belajar dari klien dan keluarga.
Rasional : Memungkinkan untuk menyampaikan bahan yang didasarkan atas kebutuhan secara
individual (Doenges, 2000).
2). Berikan informasi yang berhubungan dengan klien.
Rasional : Membantu dalam menciptakan harapan yang realistis dan meningkatkan pemahaman
pada keadaan saat ini dan kebutuhannya (Doenges, M. E, 2000).
3). Ajarkan informasi yang diperlukan, gunakan kata-kata yang sesuai dengan tingkat
pengetahuan klien, pilih waktu yang tepat, batasi lesi penyuluhan sampai 30 menit atau kurang.
Rasional : Individualisasi rencana penyuluhan meningkatkan pembelajaran (Smeltzer and Bare,
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
14/36
2001).
4). Evaluasi hasil pendidikan kesehatan yang diberikan.
Rasional : agar klien dan keluarga dapat bertanya apa yang kurang jelas dari pembelajaran
(Doenges, M. E, 2000).
4. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan mencapai tujuan
spesifik (Nursalam, 2001). Implementasi sebaiknya dibuat sesuai dengan apa yang direncanakan
oleh dan sesuai situasi klien dan peralatan rumah sakit.
Dalam pelaksanaan ini, perawat berperan sebagai pelaksanaan keperawatan, memberi support,
advokasi, konselor dan penghimpun data (Nursalam, 2001).
5. Evaluasi
Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai (Nursalam,2001).
Evaluasi terdiri dari 2 jenis yaitu:
a. Evaluasi formatif disebut juga evaluasi proses jangka pendek atau evaluasi tindakan
keperawatan dilakukan sampai tujuan tercapai.
b. Evaluasi sumatif biasa disebut evaluasi hasil, evaluasi akhir dan evaluasi jangka panjang.
Evaluasi ini dilakukan di akhir tindakan keperawatan dan menjadi suatu metode dalam
memonitor kualitas dan efisiensi tindakan yang diberikan. Bentuk evaluasi ini lazimnya
menggunakan metode SOAP (Nursalam, 2001).
Tujuan evaluasi ini adalah untuk mendapatkan umpan balik dalam rencana keperawatan nilai
serta meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui hasil perbandingan dan standar yang telah
ditentukan sebelumnya.
Ada 4 kemungkinan yang dapat terjadi dalam tahap evaluasi ini yaitu: Masalah teratasi
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
15/36
sepenuhnya; masalah teratsi; sebagian masalah belum teratasi dan masalah baru.
6. Perencanaan pulang
Tujuan rencana pulang adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik untuk mempertahankan
atau mencapai fungsi maksimum setelah pulang (Carpenito, 2000).
Perencanaan pulang untuk klien dengan gangguan sisitem pencernaan (Dx.Ileus obstruksi)
adalah:
a. Anjurkan klien dan keluarga untuk mengobservasi tanda seperti muntah, BAB darah dan
lendir serta gejala seperti nyeri tekan abdomen, BAB sulit dan distensi.
b. Komplikasi dapat dicegah atau dikontrol.
c. Pemahaman tentang proses penyakit dan program terapi.
Askep Ileus Obstruktif
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obstruksi intestinal merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai,
merupakan 60--70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendicitis akuta. Penyebab
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
16/36
yang paling sering dari obstruksi ileus adalah adhesi/ streng, sedangkan diketahui bahwa operasi
abdominalis dan operasi obstetri-ginekologik makin sering dilaksanakan yang terutama didukung
oleh kemajuan di bidang diagnostik kelainan abdominalis.
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan
penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus (Sabara, 2007).
Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus (Davidson, 2006). Di
Amerika diperkirakan sekitar 300.000-400.000 menderita ileus setiap tahunnya (Jeekel, 2003).
Di Indonesia tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang dirawat
inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2004 menurut Bank data Departemen Kesehatan
Indonesia.
Ada 3 hal yang tetap menarik untuk diketahui/diselidiki tentang obstruksi ileus, ialah :
1. Makin meningkatnya keterdapatan obstruksi ileus.
2. Diagnosa obstruksi ileus sebenarnya mudah dan bersifat universil; tetapi untuk mengetahui
proses patologik yang sebenarnya di dalam rongga abdomen tetap merupakan hal yang sulit.
3. Bahaya strangulasi yang amat ditakuti sering tidak disertai gambaran klinik khas yang dapat
mendukungnya.
Untuk dapat melaksanakan penanggulangan penderita obstruksi ileus dengan cara yang
sebaik - baiknya, diperlukan konsultasi antara disiplin yang bekerja dalam satu tim dengan tujuan
untuk mencapai 4 keuntungan :1. Bila penderita harus dioperasi, maka operasi dijalankan pada saat keadaan umum penderita
optimal.
2. Dapat mencegah strangulasi yang terlambat.
3. Mencegah laparotomi negatif.
4. Penderita mendapat tindakan operatif yang sesuai dengan penyebab obstruksinya
Terapi ileus obstruksi biasnya melibatkan intervensi bedah. Penentuan waktu kritis serta
tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi dilakukan secepat yang layak
dilakukan dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien (Sabiston, 1995).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka fokus permasalahan dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan ileus obstruksi?
2. Bagaimana proses keperawatan pada klien dengan ileus obstruksi?
http://hasgurstika.blogspot.com/2011/02/askep-ileus-obstruktif.htmlhttp://hasgurstika.blogspot.com/2011/02/askep-ileus-obstruktif.htmlhttp://hasgurstika.blogspot.com/2011/02/askep-ileus-obstruktif.htmlhttp://hasgurstika.blogspot.com/2011/02/askep-ileus-obstruktif.htmlhttp://hasgurstika.blogspot.com/2011/02/askep-ileus-obstruktif.html -
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
17/36
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan permasalahan, maka makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ileus obstruksi.
2. Memiliki intelektual dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
ileus obstruksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Anatomi fisiologi tentang sistem pencernaan yang meliputi:
1. Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu:
a. Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang antara gusi, bibir dan pipi.
b. Rongga mulut/bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris,
palatum dan mandi bilaris disebelah belakang bersambung dengan faring.
2. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan, merupakan
persimpangan jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan didepan
ruas tulang belakang.
3. Esofagus (kerongkongan)
Panjangnya 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung. Esofagus
terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung setelah melalui thorak menembus
diafragma masuk kedalam abdomen ke lambung.
4. Gaster (lambung)
Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang paling banyak terutama
didaerah epigaster. Bagian-bagian lambung antara lain:a. Fundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiri osteum kardium
biasanya berisi gas.
b. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah notura minor.
c. Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal membentuk spinkter pilorus.
d. Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari osteum kordi samapi pilorus.
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
18/36
e. Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari sisi kiri osteum kardium
melalui fundus kontrikuli menuju kekanan sampai ke pilorus anterior.
Fungsi lambung
a. Menampung makanan.
b. Getah cerna lambung yang dihasilkan pepsin, asam garam, renin dan lipak.
5. Usus halus
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan
berakhir pada sekum panjangnya 6cm, merupakan saluran paling panjang tempat proses
pencernaan dan obstruksi hasil pencernaan makanan.
a. Duodenum
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung kekiri, pada
lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir yang
nambulir disebut papila vateri.
b. Yeyunum dan ileum
Panjangnya sekitar 6 meter. Dua perlima bagian atas adalah yeyunum dengan 2-3 meter dan
ileum dengan panjang 4-5 meter. Lekukan yeyunum dan ileum melekat pada dinding abdomen
fasterior dengan perantara lipatan peritoneum yang berbentuk kipas disebut mesentrium.
c. Mukosa usus halus
Permukaan epitel yang sangat halus melalui lipatan mukosa dan makro villi memudahkanpenernaan dan absorpasi
Fungsi usus halus:
a. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan
saluran-saluran limfe.
b. Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
c. Karbohirat diserap dalam bentuk monosakarida didalam usus halus.
6. Usus besar/interdinum mayor
Panjangnya 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya menyerap air dari makanan, tempat tinggal
bakteri koli, tempat feces. Usus besar terdiri atas 7 bagian:
a. Sekum.
b. Kolon asenden.
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
19/36
Terletak di abdomen sebelah kanan, membujur ke atas dari ileum sampai ke hati, panjangnya
13 cm.
c. Appendiks (usus buntu)
Sering disebut umbai cacing dengan panjang 6 cm.
d. Kolon transversum.
Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan panjang 28 cm.
e. Kolon desenden.
Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke bawah dengan panjangnya
25 cm.
f. Kolon sigmoid.
Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S" ujung bawah berhubungan
dengan rektum.
g. Rektum.
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus.
7. Anus.
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar.
(Drs. Syaifuddin, hal 87-92).
B. Definisi Ileus Obstruktif
Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal
isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total.
Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsino ma dan perkembangannya
lambat. Sebahagaian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus.Obstruksi total usus halus
merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat
bila penderita ingin tetap hidup.
Ada dua tipe obstruksi yaitu :
1. Mekanis (Ileus Obstruktif)
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini
dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya
intusepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan,
hernia dan abses.
2. Neurogenik/fungsional (Ileus Paralitik)
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
20/36
Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf ototnom mengalami paralisis dan peristaltik usus
terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. Contohnya amiloidosis, distropi
otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit
parkinson
Beberapa pengertian obstruksi usus dan ileus obstruksi menurut para ahli, yaitu:
1. Obstruksi ususadalah sumbatan total atau parsial yang mencegah aliran normal melalui saluran
pencernaan. (Brunner and Suddarth, 2001).
2. Obstruksi usus adalah gangguan isi usus disepanjang saluran usus (Patofisiologi vol 4, hal
403).
3. Obstruksi ususadalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina,
2001).
4. Obstruksiterjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan
tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2001).
5. Obstruksi ususmerupakan suatu blok saluran usus yang menghambat pasase cairan, flatus dan
makanan dapat secara mekanis atau fungsional (Tucker, 1998).
6. Ileus obstruktifadalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan
yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus (Sabara, 2007).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa obstruksi usus adalah sumbatan total atau
parsial yang menghalangi aliran normal melalui saluran pencernaan atau gangguan ususdisepanjang usus. Sedangkan Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus
yang disebabkan oleh sumbatan mekanik.
C. Etiologi
Adapun penyebab dari obstruksi usus dibagi menjadi dua bagian menurut jenis obstruksi usus,
yaitu:
1. Mekanis : Terjadi obstruksi intramunal atau obstruksi munal dari tekanan pada usus, contohnya
adalah intrasusepsi, tumor dan neoplasma, stenosis, striktur, perlekatan, hernia dan abses.
2. Fungsional : Muskulator usus tidak mampu mendorong isi sepanjang usus (Brunner and
Suddarth).
D. Patofisiologi
Peristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang
apakah obstruksi usus tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
21/36
utamanya adalah obstruksi paralitik, paralitik dihambat dari permulaan, sedangkan pada
obstruksi mekanis peristaltik mula-mula diperkuat kemudian intermiten akhirnya hilang. Limen
usus yang tersumbat profesif akan terenggang oleh cairan dan gas. Akumulasi gas dan cairan
didalam lumen usus sebelah proksimal dari letak obstruksi mengakibatkan distensi dan
kehilangan H2O dan elektrolit dengan peningkatan distensi maka tekanan intralumen meningkat,
menyebabkan penurunan tekanan vena dan kapiler arteri sehingga terjadi iskemia dinding usus
dan kehilangan cairan menuju ruang peritonium akibatnya terjadi pelepasan bakteri dan toksin
dari usus, bakteri yang berlangsung cepat menimbulkan peritonitis septik ketika terjadi
kehilangan cairan yang akut maka kemungkinan terjadi syok hipovolemik. Keterlambatan dalam
melakukan pembedahan atau jika terjadi stranggulasi akan menyebabkan kematian. (Pice and
Wilson, hal 404)
E. Manifestasi Klinik
1. Nyeri tekan pada abdomen.
2. Muntah.
3. Konstipasi (sulit BAB).
4. Distensi abdomen.
5. BAB darah dan lendir tapi tidak ada feces dan flatus (Kapita Selekta, 2000, hal 318).
F. Pemeriksaan Diagnostik
Adapun pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan sinar x: Untuk menunjukan kuantitas abnormal dari gas atau cairan dalam usus.
2. Pemeriksaan laboratorium (misalnya pemeriksaan elektrolit dan jumlah darah lengkap) akan
menunjukan gambaran dehidrasi dan kehilangan volume plasma dan kemungkinan infeksi.
3. Pemeriksaan radiogram abdomen sangat penting untuk menegakkan diagnosa obstruksi usus.
Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh udara dalam usus halus, tetapi tidak ada gas dalam
usus. Bila foto fokus tidak memberi kesimpulan, dilakukan radiogram barium untuk mengetahui
tempat obstruksi (Brunner and Suddarth, 2001, hal 1121).G. Penatalaksanaan Bedah dan Medis
Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit,
menghilangkan peregangan dan muntah dengan intubasi dan kompresi, memperbaiki peritonitis
dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi
usus kembali normal.
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
22/36
1. Obstruksi Usus Halus
Dekompresi pada usus melalui selang usus halus atau nasogastrik bermamfaat dalam mayoritas
kasus obstruksi usus halus.Apabila usus tersumbat secara lengkap, maka strangulasi yang terjadi
memerlukan tindakan pembedahan, sebelum pembedahan, terapi intra vena diperlukan untuk
mengganti kehilangan cairan dan elektrolit (natrium, klorida dan kalium).
Tindakan pembedahan terhadap obstruksi usus halus tergantung penyebab obstruksi. Penyebab
paling umum dari obstruksi seperti hernia dan perlengketan. Tindakan pembedahannya adalah
herniotomi.
2. Obstruksi Usus Besar
Apabila obstruksi relatif tinggi dalam kolon, kolonoskopi dapat dilakukan untuk membuka lilitan
dan dekompresi usus. Sekostomi, pembukaan secara bedah yang dibuat pasa sekum, dapat
dilakukan pada pasien yang berisiko buruk terhadap pembedahan dan sangat memerlukan
pengangkatan obstruksi. Tindakan lain yang biasa dilakukan adalah reseksi bedah utntuk
mengangkat lesi penyebab obstruksi. Kolostomi sementara dan permanen mungkin diperlukan.
H. Komplikasi
1. Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehinnga terjadi peradangan atau
infeksi yang hebat pada intra abdomen.
2. Perforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi selalu lama pada organ intra abdomen.
3. Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik dan cepat.
4. Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.
(Brunner and Suddarth, 2001, hal 1122).
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan upaya untuk
pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai dari pengumpulan data, identitas dan
evaluasi status kesehatan klien. (Nursalam, 2001).
1. Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dan gaya hidup.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama .
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
23/36
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada umumnya akan
ditemukan klien merasakan nyeri pada abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan
lepas, abdomen tegang dan kaku.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan, dikaji dengan
menggunakan pendekatan PQRST :
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q :Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atau terus- menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala numeric 1 s/d 10.
T :Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan memperingan keluhan.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat ketergantungan terhadap
makanan/minuman, zat dan obat-obatan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
3. Pemeriksan fisik
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelelahan dan ngantuk.Tanda : Kesulitan ambulasi
b. Sirkulasi
Gejala : Takikardia, pucat, hipotensi ( tanda syok)
c. Eliminasi
Gejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus
Tanda : Perubahan warna urine dan feces
d. Makanan/cairan
Gejala : anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.
Tanda : muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecah-pecah. Kulit buruk.
e. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.
Tanda : Distensi abdomen dan nyeri tekan
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
24/36
f. Pernapasan
Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,
Tanda : Napas pendek dan dangkal
g. Diagnostik Test
1) Pemeriksaan sinar X: akan menunjukkan kuantitas abnormal dari gas dan cairan dalam usus.
2) Pemeriksaan simtologi
3) Hb dan PCV: meningkat akibat dehidrasi
4) Leukosit: normal atau sedikit meningkat
5) Ureum dan eletrolit: ureum meningkat, Na+dan Cl
-rendah
6) Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen
7) Rontgen abdomen dalam posisi telentang: mencari penyebab (batu empedu, volvulus, hernia)
8) Sigmoidoskopi: menunjukkan tempat obstruktif. (Doenges, Marilynn E, 2000)
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan, resiko perubahan pola hidup) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberi intervensi pasti untuk menjaga status
kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito, 2000).
Diagnosa keperawatan merupakan respon klien terhadap adanya masalah kesehatan. Oleh
karena itu diagnosa keperawatan berorientasi pada kebutuhan dasar manusia berdasarkan teorikebutuhan dasar Abraham Maslow (Gaffar, 1996).
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan ileus obstruksi adalah
sebagai berikut : (Doenges, M.E. 2001 dan Wong D.L)
1. Nyeri b/d distensi abdomen dan adanya selang Nasogastrik tube/ usus.
2. Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan, mual dan muntah.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrisi.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d
kurangnya pemanjanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi, tidak mengenal sumber
informasi, keterbatasan kognitif.
C. Rencana Intervensi
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau
mengoreksi. Beberapa komponen yang perlu diperhatikan untuk mengevaluasi tindakan
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
25/36
keperawatan meliputi menentukan prioritas, menentukan kriteria hasil, menentukan rencana
tindakan dan dokumentasi (Nursalam, 2001, hal 52) Adapun renana tindakan dari diagnosa
keperawatan yang muncul pada pasien dengan obstruksi usus antara lain:
1. Nyeri b/d distensi abdomen dan adanya selang Nasogastrik tube/ usus.
Tujuan: Nyeri hilang/terkontrol, menunjukkan rileks.
Kriteria hasil:
a. Nyeri berkurang sampai hilang.
b. Ekspresi wajah rileks.
c. TTV dalam batas normal.
d. Skala nyeri 3-0.
Intervensi:
a. Selidiki keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0-10) dan faktor
pemberat/penghilang.
Rasional:Nyeri distensi abdomen, dan mual. Membiarkan pasien rentang ketidaknyamanannya
sendiri membantu mengidentifikasi intervensi yang tepat dan mengevaluasi keefektifan
analgesia.
b. Pantau tanda-tanda vital.
Rasional: Respon autonomik meliputi perubahan pada TD, nadi dan pernafasan, yang
berhubungan dengan keluhan/penghilangan energi. Abnormalitas tanda vitalterus menerusmemerlukan evaluasi lanjut.
c. Memberikan tindakan kenyamanan. Mis: gosokan punggung, pembebatan insisi selama
perubahan posisi dan latihan batuk/bernafas; lingkungan tenang. Anjurkan penggunaan
bimbingan imajinasi, tehnik relaksasi. Berikan aktivitas hiburan.
Rasional:Memberikan dukungan (fisik, emosional), menurunkan tegangan otot, meningkatkan
relaksasi, mengfokuskan ulang perhatian, meningkatkan rasa kontrol dan kemampuan koping.
d. Palpasi kandung kemih terhadap distensi bila berkemih ditunda. Tingkatkan privasi dan gunakan
tindakan keperawatan untuk meningkatkan relaksasi bila bila pasien berupaya untuk berkemih.
Tempatkan pada posisi semi-fowler atau berdiri sesuai kebutuhan.
Rasional: Faktor psikologis dan nyeri dapat meningkatkan tegangan otot. Posisi tegak
meningkatkan tekanan intra-abdomen, yang dapat membantu dalam berkemih.
Kolaborasi
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
26/36
e. Berikan analgesik, narkotik, sesuai indikasi.
Rasional: Mengontrol/mengurangi nyeri untuk meningkatkan istirahat dan meningkatkan
kerjasama dengan aturan terapeutik.
f. Kateterisasi sesuai kebutuhan.
Rasional: Kateterisasi tunggal/multifel dapat digunakan untuk mengosongkan kandung kemih
sampai fungsinya kembali.
2. Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan, mual dan muntah.
Tujuan: Volume cairan seimbang.
Kriteria hasil:
a. Klien mendapat cairan yang cukup untuk mengganti cairan yang hilang.
b. Klien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat.
Intervensi:
a. Pantau tanda-tanda vital dengan sering, perhatikan peningkatan nadi, perubahan TD, takipnea,
dan ketakutan. Periksa balutan dan luka dengan sering selama 24 jam pertama terhadap tanda-
tanda darah merah terang atau bengkak insisi berlebihan.
Rasional: Tanda-tanda awal hemoragi usus atau pembentukan hematoma, yang dapat
menyebabkan syok hipovolemik.
b. Palpasi nadi perifer, evaluasi pengisian kapiler, turgor kulit dan status membran mukosa.
Rasional:Memberi informasi tentang volume sirkulasi umum dan tingkat hidrasi.c. Perhatikan adanya edema.
Rasional: Edema dapat terjadi kerena perpindahan cairan berkenaan dengan penurunan kadar
albumin serum/protein.
d. Pantau masukan dan haluaran, perhatikan haluaran urine, berat jenis,. Kalkulasi keeimbangan 24
jam, dan timbang berat badan setiap hari.
Rasional:Indikator langsung dari hidrasi/perfusi organ dan fungsi. Memberikan pedoman untuk
penggantian cairan.
e. Perhatikan adanya/ukur distensi abdomen.
Rasional: Perpindahan cairan dari ruang vaskuler menurunkan volume sirkulasi dan merusak
perfusi ginjal.
f. Observasi/catat kuantitas, jumlah dan karakter drainase NGT. tes pH sesuai indikasi. Anjurkan
dan bantu dengan perubahan posisi sering.
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
27/36
Rasional: Haluaran cairan berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan eletrolit dan
alkalosis metabolik dengan kehilangan lanjut kalium oleh ginjal yang berupaya untuk
mengkompensasi. Hiperasiditas, ditunjukkan oleh pH kurang dari 5, menunjukkan pasien
beresiko ulkus stres. Pengubahan posisi mencegah pembentukan magenstrase di lambung, yang
dapat menyalurkan cairan gastrik dan udara melalui selang NGT kedalam duodenum.
Kolaborasi:
g. Pertahankan potensi penghisap NGT/usus.
Rasional: Meningkatkan dekompresi usus untuk menurunkan distensi/tekanan di garis jahitan
dan menurunkan mual/muntah, yang dapat menyertai anastesia,manipulasi usus atau kondisi
yang sebelumnya ada, mis: kanker.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrisi.
Tujuan: Berat badan stabil dan nutrisi teratasi.
Kriteria hasil:
a. Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi.
b. Berat badan stabil.
c. Pasien tidak mengalami mual muntah.
Intervensi:
a. Tinjau faktor-faktor individual yang mempengaruhi kemampuan untuk mencerna makanan, mis:
status puasa, mual, ileus paralitik setelah selang dilepas.Rasional:Mempengaruhi pilihan intervensi.
b. Auskultasi bising usus; palpasi abdomen; catat pasase flatus.
Rasional:Menentukan kembalinya peristaltik (biasanya dalam 2-4 hari).
c. Identifikasi kesukaan/ketidaksukaan diet dari pasien. Anjurkan pilihan makanan tinggi protein
dan vitamin C.
Rasional: Meningkatkan kerjasama pasien dengan aturan diet. Protein/vitamin C adalah
kontributor utuma untuk pemeliharaan jaringan dan perbaikan. Malnutrisi adalah fator dalam
menurunkan pertahanan terhadap infeksi.
d. Observasi terhadap terjadinya diare; makanan bau busuk dan berminyak.
Rasional: Sindrom malabsorbsi dapat terjadi setelah pembedahan usus halus, memerlukan
evaluasi lanjut dan perubahan diet, mis: diet rendah serat.
Kolaborasi
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
28/36
e. Berikan obat-obatan sesuai indikasi: Antimetik, mis: proklorperazin (Compazine). Antasida dan
inhibitor histamin, mis: simetidin (tagamet).
Rasional: Mencegah muntah. Menetralkan atau menurunkan pembentukan asam untuk
mencegah erosi mukosa dan kemungkinan ulserasi.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosi dan kebutuhan pengobatan b/d kurangnya
pemanjanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi,
keterbatasan kognitif.
Tujuan: Menyatakan paham terhadap proses penyakitnya.
Kriteria hasil:
a. Klien dan keluarga mengetahui penyakit yang diderita
b. Klien dan keluarga berpartisipasi dalam proses belajar
c. Klien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pengobatan
Intervensi:
d. Diskusikan pentingnya masukan cairan adekuat dan kebutuhan diet.
Rasional:Meningkatkan penyembuhan dan normalisasi fungsi usus.
e. Tinjau ulang perawatan selang gastrostomi bila pasien dipulangkan dengan alat ini.
Rasional: Meningkatkan kemandirian dan meningkatkan kemampuan perawatan diri.
f. Tinjau perawatan kulit disekitar selang.Rasional:Membantu mencegah kerusakan kulit dan menurunkan resiko infeksi.
g. Identifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medis, mis demam menetap, bengkak,
eritema, atau terbukanya tepi luka, perubahan karakteristik drainase.
Rasional:Pengenalan dini dari komplikasi dan intervensi segera dapat mencegah progresi situasi
serius dan mengancam hidup.
h. Tinjau ulang keterbatasan/pembatasan aktivitas, mis: tidak mengangkat benda berat selama 6-8
minggu dan menghindari latihan dan olahraga keras.
Rasional:Menurunkan resiko pembentukan hernia.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan pasien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
29/36
Muttaqin, Arif. 2009.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan System Kardiovaskular dan
Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Setiawan, Wawan. 2010.Intervensi dan Rasional Ileus Obstruktif.
(http://wawanjokamblog.blogspot.com/.Diakses tanggal 11 Januari 2011).
Zwani. 2007.Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Obstruksi Usus(http://keperawatan-
gun.blogspot.com/2007/07/obstruksi-usus.html.Diakses tanggal 11 Januari 2011).
Harnawati. 2008. Obstruksi Usus. (http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/21/obstruksi-usus/.
Diakses tanggal 11 Januari 2011).
Vanilow, Barry. 2010.Askep Ileus Obstruksi. (http://barryvanilow.blogspot.com/.Diakses tanggal 11
Januari 2011).
Browse HomeASKEP Askep Ileus
http://wawanjokamblog.blogspot.com/http://keperawatan-gun.blogspot.com/2007/07/obstruksi-usus.htmlhttp://keperawatan-gun.blogspot.com/2007/07/obstruksi-usus.htmlhttp://harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/21/obstruksi-usus/http://barryvanilow.blogspot.com/http://nata03111990.blogspot.com/http://nata03111990.blogspot.com/http://nata03111990.blogspot.com/http://nata03111990.blogspot.com/search/label/ASKEP?&max-results=5http://nata03111990.blogspot.com/search/label/ASKEP?&max-results=5http://nata03111990.blogspot.com/search/label/ASKEP?&max-results=5http://nata03111990.blogspot.com/search/label/ASKEP?&max-results=5http://nata03111990.blogspot.com/http://barryvanilow.blogspot.com/http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/21/obstruksi-usus/http://keperawatan-gun.blogspot.com/2007/07/obstruksi-usus.htmlhttp://keperawatan-gun.blogspot.com/2007/07/obstruksi-usus.htmlhttp://wawanjokamblog.blogspot.com/ -
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
30/36
18 Jan 2011
Askep Ileus
A. PENGERTIAN
Ileus adalah gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus.
Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total. Obstruksi usus biasanya mengenai
kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat. Sebagaian dasar dari obstruksi
justru mengenai usus halus.Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang
memerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup.
Ada dua tipe obstruksi yaitu :
1. Mekanis (Ileus Obstruktif)
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini
dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya
intusepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan,
hernia dan abses.
2. Neurogenik/fungsional (Ileus Paralitik)
Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf ototnom mengalami paralisis dan peristaltik usus
terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. Contohnya amiloidosis, distropi
otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit
parkinson.
B. ETILOLOGI
1. Perlengketan : Lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara lambat atau
pada jaringan parut setelah pembedahan abdomen.
2. Intusepsi : Salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada dibawahnya
http://nata03111990.blogspot.com/2011/01/askep-ileus.htmlhttp://nata03111990.blogspot.com/2011/01/askep-ileus.htmlhttp://nata03111990.blogspot.com/2011/01/askep-ileus.html -
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
31/36
akibat penyempitan lumen usus. Segmen usus tertarik kedalam segmen berikutnya oleh gerakan
peristaltik yang memperlakukan segmen itu seperti usus. Paling sering terjadi pada anaka-anak
dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam dan terpijat disepanjang bagian usus
tersebut (ileocaecal) lewat coecum kedalam usus besar (colon) dan bahkan sampai sejauh rectum
dan anus.
3. Volvulus : Usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian
menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus yang terjadi amat distensi.
Keadaan ini dapat juga terjadi pada usus halus yang terputar pada mesentriumnya.
4. Hernia : Protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot abdomen.
5. Tumor : Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus
menyebabkan tekanan pada dinding usus.
6. Kelainan kongenital
C. TANDA DAN GEJALA
1. Obstruksi Usus Halus
Gejala awal biasanya berupa nyeri abdomen bagian tengah seperti kram yang cenderung
bertambah berat sejalan dengan beratnya obstruksi dan bersifat hilang timbul. Pasien dapat
mengeluarkan darah dan mukus, tetapi bukan materi fekal dan tidak terdapat flatus.
Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltik pada awalnya menjadi sangat keras dan akhirnyaberbalik arah dan isi usus terdorong kedepan mulut. Apabila obstruksi terjadi pada ileum maka
muntah fekal dapat terjadi. Semakin kebawah obstruksi di area gastriuntestinalyang terjadi,
semakin jelas adaanya distensi abdomen. Jika berlaanjut terus dan tidak diatasi maka akan terjadi
syok hipovolemia akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.
2. Obstruksi Usus Besar
Nyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas yang sama dengan obstruksi pada usus halus tetapi
intensitasnya jauh lebih rendah. Muntah muncul terakhir terutama bila katup ileosekal kompeten.
Pada pasien dengan obstruksi disigmoid dan rectum, konstipasi dapat menjadi gejala satu-
satunya selama beberapa hari. Akhirnya abdomen menjadi sangat distensi, loop dari usus besar
menjadi dapat dilihat dari luar melalui dinding abdomen, dan pasien menderita kram akibat nyeri
abdomen bawah.
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
32/36
D. PATOFISIOLOGI
Peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang
apakah obtruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan
utamanya pada obstruksi paralitik dimana peristaltik dihambat dari permulaan, sedangkan pada
obstruksi mekanis peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian intermitten, dan akhirnya hilang.
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dana gas (70 % dari gas
yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intra lumen, yang menurunkan pengaliran air dan
natrium dari lumen usus ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan disekresi kedalam saluran
cerna setiap hari, tidak adanya absorbsi dapat mengakibatkan penimbunan intra lumen yang
cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan
utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan cairan dan elektrolit adalah penciutan
ruang cairan ekstra sel yang mengakibatkan hemokonsentrasi, hipovolemia, insufisiensi ginjal,
syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan, asidosis metabolik dan
kematian bila tidak dikoreksi.
Peregangan usus yang terus menerus menyebabkan lingkaran setan penurunan absorbsi cairan
dan peningkatan sekresi cairan kedalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat
distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorbsi toksin-toksin/bakteri
kedalam rongga peritonium dan sirkulasi sistemik. Pengaruh sistemik dari distensi yang
mencolok adalah elevasi diafragma dengan akibat terbatasnya ventilasi dan berikutnya timbulatelektasis. Aliran balik vena melalui vena kava inferior juga dapat terganggu. Segera setelah
terjadinya gangguan aliran balik vena yang nyata, usus menjadi sangat terbendung, dan darah
mulai menyusup kedalam lumen usus. Darah yang hilang dapat mencapai kadar yang cukup
berarti bila segmen usus yang terlibat cukup panjang.
G. KOMPLIKASI
- Peritonitis septikemia
- Syok hipovolemia
- Perforasi usus
E. PROGNOSIS
- Angka kematian keseluruhan untuk obstruksi usus halus kira-kira 10 %.
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
33/36
- Angka kematian untuk obstruksi non strangulata adalah 5-8 %, sedangkan pada obstruksi
strangulata telah dilaporkan 20-75 %.
- Angka mortalitas untuk obstruksi kolon kira-kira 20 %.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Peningkatan kadar Haemoglobin (indikasi dari dehidrasi), leukositosis, peningkatan PCO2 /
asidosis metabolik
2. Rontgen abdomen
3. Sigmoidescopy
4. Colonoscopy
5. Radiogram barium
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah, demam dan atau diforesis.
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Tanda vital normal
b. Masukan dan keluaran seimbangIntervensi :
a. Pantau tanda vital dan observasi tingkat kesadaran dan gejala syok.
b. Pantau cairan parentral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin
c. Pantau selang nasointestinal dan alat penghisap rendah dan intermitten. Ukur haluaran
drainase setiap 8 jam, observasi isi terhadap warna dan konsistensi
d. Posisikan pasien pada miring kanan; kemudian miring kiri untuk memudahkan pasasse ke
dalam usus; jangan memplester selang ke hidung sampai selang pada posisi yang benar
e. Pantau selang terhadap masuknya cairan setiap jam
f. Kateter uretral indwelling dapat dipasang; laporkan haluaran kurang dari 50 ml/jam
g. Ukur lingkar abdomen setiap 4 jam
h. Pantau elektrolit, Hb dan Ht
i. Siapkan untuk pembedahan sesuai indikasi
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
34/36
j. Bila pembedahan tidak dilakukan, kolaborasikan pemberian cairan per oral juga dengan
mengklem selang usus selama 1 jam dan memberikanjumlah air yang telah diukur atau
memberikan cairan setelah selang usus diangkat.
k. Buka selang, bila dipasang, pada waktu khusus seusai pesanan, untuk memperkirakan jumlah
absorpsi.
l. Observsi abdomen terhadap ketidaknyamanan, distensi, nyeri atau kekauan.
m. Auskultasi bising usus, 1 jam setelah makan; laporkan tak adanya bising usus.
n. Cairan sebanyak 2500 ml/hari kecuali dikontraindikasikan.
o. Ukur masukan dan haluaran sampai adekuat.
p. Observasi feses pertama terhadap warna, konsistensi dan jumlah; hindari konstipasi
2. Nyeri berhubungan dengan distensi, kekakuan
Tujuan : rasa nyeri teratasi atau terkontrol
Kriteria hasil : pasien mengungkapkan penurunan ketidaknyamanan; menyatakan nyeri pada
tingkat dapat ditoleransi, menunjukkan relaks.
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman; jangan menyangga lutut.
b. Kaji lokasi, berat dan tipe nyeri
c. Kaji keefektifan dan pantau terhadap efek samping anlgesik; hindari morfind. Berikan periode istirahat terencana.
e. Kaji dan anjurkan melakukan lathan rentang gerak aktif atau pasif setiap 4 jam.
f. Ubah posisi dengan sering dan berikan gosokan punggung dan perawatan kulit.
g. Auskultasi bising usus; perhatikan peningkatan kekauan atau nyeri; berikan enema perlahan
bila dipesankan.
h. Berikan dan anjurkan tindakan alternatif penghilang nyeri.
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan distensi abdomen dan atau kekakuan.
Tujuan : pola nafas menjadi efektif.
Kriteria hasil : pasien menunjukkan kemampuan melakukan latihan pernafasan, pernafasan yang
dalam dan perlahan.
Intervensi :
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
35/36
a. Kaji status pernafasan; observasi terhadap menelan, pernafasan cepat
b. Tinggikan kepala tempat tidur 40-60 derajat.
c. Pantau terapi oksigen atau spirometer insentif
d. Kaji dan ajarkan pasien untuk membalik dan batuk setiap 4 jam dan napas dalam setiap jam.
e. Auskultasi dada terhadap bunyi nafas setiap 4 jam.
4. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan perubahan status kesehatan.
Tujuan : ansietas teratasi
Kriteria hasil : pasien mengungkapkan pemahaman tentang penyakit saat ini dan
mendemonstrasikan keterampilan kooping positif dalam menghadapi ansietas.
Intervensi :
a. Kaji perilaku koping baru dan anjurkan penggunaan ketrampilan yang berhasil pada waktu
lalu.
b. Dorong dan sediakan waktu untuk mengungkapkan ansietas dan rasa takut; berikan
penenangan.
c. Jelaskan prosedur dan tindakan dan beri penguatan penjelasan mengenai penyakit, tindakan
dan prognosis.
d. Pertahankan lingkungan yang tenang dan tanpa stres.
e. Dorong dukungan keluarga dan orang terdekat.
F. PENATALAKSANAAN
1. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. Terapi Na+, K+, komponen darah
3. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
4. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler.
5. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan;
selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan.
6. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
7. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus paralitik
atau infeksi.
8. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
-
5/19/2018 131383585 Askep Ileus Obstruksi
36/36
9. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
10. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan reseksi
usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
G. EVALUASI
Hasil yang diharapkan :
a. Sedikit mengalami nyeri.
b. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Memperoleh pemahaman dan pengetahuan tentang proses penyakitnya.
d. Mendapatkan nutrisi yang optimal.
e. Tidak mengalami komplikasi.