146272912-hnp

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara anatomik pinggang adalah daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh tulang sacrum dan otot-otot sekitarnya. Tulang belakang lumbal sebagai unit struktural dalam berbagai sikap tubuh dan gerakan ditinjau dari sudut mekanika. 1 Daerah pinggang mempunyai fungsi yang sangat penting pada tubuh manusia. Fungsi penting tersebut antara lain, membuat tubuh berdiri tegak, pergerakan, danmelindungi beberapa organ penting. 1 Peranan otot-otot erektor trunksi adalah memberikan tenaga imbangan ketika mengangkat benda. Dengan menggunakan alat petunjuk tekanan yang ditempatkan di dalam nukleus pulposus manusia, tekanan intradiskal dapat diselidiki pada berbagai sikap tubuh dan keadaan. Sebagai standar dipakai tekanan intradiskal ketika berdiri tegak. 1 Tekanan intradiskal yang meningkat pada berbagai sikap dan keadaan itu diimbangi oleh tenaga otot abdominal dan torakal. Hal ini dapat diungkapkan oleh penyelidikan yang menggunakan korset toraks atau abdomen yang bisa dikembungkempiskan yang dikombinasi dengan penempatan alat penunjuk tekanan di dalam lambung. Hasil penyelidikan tersebut mengungkapkan bahwa 30% 1

Upload: luludhiyanty

Post on 26-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hnp

TRANSCRIPT

Page 1: 146272912-HNP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Secara anatomik pinggang adalah daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh tulang sacrum

dan otot-otot sekitarnya. Tulang belakang lumbal sebagai unit struktural dalam berbagai sikap

tubuh dan gerakan ditinjau dari sudut mekanika. 1

Daerah pinggang mempunyai fungsi yang sangat penting pada tubuh manusia. Fungsi

penting tersebut antara lain, membuat tubuh berdiri tegak, pergerakan, danmelindungi

beberapa organ penting.1

Peranan otot-otot erektor trunksi adalah memberikan tenaga imbangan ketika

mengangkat benda. Dengan menggunakan alat petunjuk tekanan yang ditempatkan di dalam

nukleus pulposus manusia, tekanan intradiskal dapat diselidiki pada berbagai sikap tubuh dan

keadaan. Sebagai standar dipakai tekanan intradiskal ketika berdiri tegak.1

Tekanan intradiskal yang meningkat pada berbagai sikap dan keadaan itu diimbangi

oleh tenaga otot abdominal dan torakal. Hal ini dapat diungkapkan oleh penyelidikan yang

menggunakan korset toraks atau abdomen yang bisa dikembungkempiskan yang dikombinasi

dengan penempatan alat penunjuk tekanan di dalam lambung. Hasil penyelidikan tersebut

mengungkapkan bahwa 30% sampai 50% dari tekanan intradiskal torakal dan lumbal dapat

dikurangi dengan mengencangkan otot-otot torakal dan abdominal sewaktu melakukan

pekerjaan dan dalam berbagai posisi. 2

Kontraksi otot-otot torakal dan abdominal yang sesuai dan tepat dapat meringankan

beban tulang belakang sehingga tenaga otot yang relevan merupakan mekanisme yang

melindungi tulang belakang. Secara sederhana, kolumna vertebralis torakolumbal dapat

dianggap sebagai tong dan otot-otot torakal serta lumbal sebagai simpai tongnya.1

Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back Pain”

akibat proses degeneratif. Penyakit ini banyak ditemukan di masyarakat, dan biasanya dikenal

sebagai ‘loro boyok’. Biasanya mereka mengobatinya dengan pijat urat dan obat-obatan

1

Page 2: 146272912-HNP

gosok, karena anggapan yang salah bahwa penyakit ini hanya sakit otot biasa atau karena

capek bekerja. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke

tungkai bawah terutama pada saat aktifitas membungkuk (sholat, mencangkul). Penderita

mayoritas melakukan suatu aktifitas mengangkat beban yang berat dan sering membungkuk.2

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung

(NPB) yang penting. Prevalensinya berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling

sering (90%) mengenai diskus intervertebralis L5-S1 dan L4-L5. Biasanya NBP oleh karena

HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu. Tindakan pembedahan jarang

diperlukan kecuali pada keadaan tertentu.4

1.2 TUJUAN UMUM

Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami

mengenai HNP (Hernia Nukleus Pulposus).

1.3 TUJUAN KHUSUS

Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi HNP

2. Untuk mengetahui definisi dan etiologi HNP

3. Untuk mengetahui epidemiologi HNP

4. Untuk mengetahui patofisiologi HNP

5. Untuk mengetahui klasifikasi HNP

6. Untuk mengetahui pemeriksaan dan diagnosa HNP

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan HNP

2

Page 3: 146272912-HNP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

-----

2.1 DEFINISI

HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discus melalui

robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang atau dorsal menekan medulla spinalis

atau mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan.8

2.2 ANATOMI

Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar dapat ditentukan elemen yang

terganggu pada timbulnya keluhan nyeri punggung bawah.5

Columna vertebralis adalah pilar utama tubuh. Merupakan struktur fleksibel yang dibentuk

oleh tulang-tulang tak beraturan, disebut vertebrae.

Vertebrae dikelompokkan sebagai berikut :

1. Vertebrae Cervicales (7)

2. Vertebrae Thoracicae (12)

3. Vertebrae Lumbales (5)

4. Sacrum (5, menyatu membentuk sacrum)

5. Coccygea (4, 3 bagian distal biasanya menyatu)

3

Page 4: 146272912-HNP

Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis besar terbagi atas 2

bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus intervertebralis (sebagai

4

Page 5: 146272912-HNP

artikulasi), dan ditopang oleh ligamentum longitudinale anterior dan posterior. Sedangkan

bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus

dan spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian

posterior vertebrae antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (fascet joint).5

Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan tulang

rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebrae yang dihubungkan

satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut discus invertebralis dan diperkuat oleh

ligamentum longitudinalis anterior dan ligamentum longitudinalis posterior.3

Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis. Diskus ini

paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan columna

vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock absorber agar kolumna vertebralis tidak

cedera bila terjadi trauma.

5

Page 6: 146272912-HNP

Discus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage Plate),

nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari nucleus pulposus,

memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae dapat mengjungkit kedepan dan kebelakang

diatas yang lain, seperti pada flexi dan ekstensi columna vertebralis.

Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nukleus pulposusnya adalah

bangunan yang tidak peka nyeri. 2,4

Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus

intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif).

Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini stabilitas daerah pinggang

sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan refleks otot-otot sakrospinalis,

abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring.3

Dengan bertambahnya usia, kadar air nukleus pulposus menurun dan diganti oleh

fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis dan kurang lentur, dan sukar

dibedakan dari anulus. Ligamen longitudinalis posterior di bagian L5-S1 sangat lemah,

sehingga HNP sering terjadi di bagian postero lateral.5

Sebagian besar HNP terjadi pada L4-L5 dan L5-S1 karena:

6

Page 7: 146272912-HNP

1. Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat yaitu

menyangga berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh sendi L5-S1.

2. Mobilitas daerah lumbal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat

tinggi.Diperkirakan hamper 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan pada

sendi L5-S1.

3. Daerah lumbal terutama L5-S1 merupakan daerah rawan karena l igamentum

longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior diskus.

Arahherniasi yang paling sering adalah postero lateral.

2.3 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

2.3.1 Etiologi

Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :2,3

Degenerasi diskus intervertebralis

Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi

Trauma berat atau terjatuh

Mengangkat atau menarik benda berat

Riwayat trauma

Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat beban beban berat, duduk,

mengemudidalam waktu lama.

Sering membungkuk.

Posisi tubuh saat berjalan

Proses degeneratif (usia 30-50 tahun).

Struktur tulang belakang.

Kelemahan otot-otot perut, tulang belakang.

7

Page 8: 146272912-HNP

2.3.2 Faktor Resiko

Faktor resiko yang tidak dapat dirubah :

1. Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi

2. Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita

3. Riawayat cedera punggung atau HNP sebelumnya

Faktor resiko yang dapat dirubah : 3

1. Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik

barang-barang berta, sering membungkuk atau gerakan memutar pada

punggung, latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti

supir.

2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan

yang berat dalam jangka waktu yang lama.

3. Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan diskus

untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah.

4. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat

menyebabkan strain pada punggung bawah.

5. Batuk lama dan berulang

2.4 PATOFISIOLOGI

Nukleus pulposus terdiri dari jaringan ikat longgar dan sel-sel kartilago yang

mempunyai kandungan air yang tinggi. Nukleus pulposus bisa bergerak jika ada tekanan

(trauma), akibatnya cairan menjadi padat, melebar, dan dapat menggelembungkan

annulus fibrosus. Annulus fibrosus bisa robek jika terjadi trauma sedang yang berulang

kali mengenai diskus intervertebrais,.

Pada tahap awal, robeknya anulus fibrosus itu bersifat sirkumferensial. Gaya

traumatik yang terjadi berkali-kali dapat menyebabkan robekan itu menjadi lebih besar

dan radikal. Apabila hal ini sudah terjadi, maka jebolnya nukleus pulposus hanya

menunggu waktu dan terjadi trauma berikutnya saja.

8

Page 9: 146272912-HNP

Jebolnya nukleus pulposus ke kanalis vertebralis dapat menyebabkan terjadinya

penekanan radiks saraf. Hal ini terjadi bila penjebolan kearah lateral. Bila tempat

herniasinya di tengah, maka tidak ada radiks yang terkena.

Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan nucleus

pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang berada di canalis

vertebralis menekan radiks.6

Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang terangsang

oleh berbagai stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi). Stimulus ini akan direspon

dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan menimbulkan persepsi nyeri.

Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah pergerakan

sehingga proses penyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme

otot, yang selanjutnya dapat menimbulkan iskemia.

Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya

berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada

sistem saraf.

Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan 2 kemungkinan. Pertama,

penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya nosiseptor dari nervi

nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi.2

Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan

serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan kedua, penekanan mengenai

serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana terjadi akumulasi

saluran ion Na dan ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot

spot yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal. Hal ini merupakan dasar

pemeriksaan Laseque.3

9

Page 10: 146272912-HNP

2.5 GEJALA KLINIS

Manifestasi klinis yang timbul tergantung lokasi lumbal yang terkena. HNP dapat

terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2 arah, yang pertama ke

arah postero-lateral yang menyebabkan nyeri pinggang, sciatica, dan gejala dan tanda-tanda

sesuai dengan radiks dan saraf mana yang terkena. Berikutnya ke arah postero-sentral

menyebabkan nyeri pinggang dan sindroma kauda equina. 8

Gejala klinis yang paling sering adalah iskhialgia (nyeri radikuler sepanjang

perjalanan nervus iskhiadikus). Nyeri biasanya bersifat tajam seperti terbakar dan berdenyut

menjalar sampai di bawah lutut. Bila saraf sensorik yang besar (A beta) terkena akan timbul

gejala kesemutan atau rasa tebal sesuai dengan dermatomnya.8

Gejala yang sering muncul :

Nyeri punggung bawah.

10

Page 11: 146272912-HNP

Nyeri daerah bokong.

Rasa kaku atau tertarik pada punggung bawah.

Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal, yang dirasakan

dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung bagian

saraf mana yang terjepit.

Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan,terutama

banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan. Rasa nyeri juga sering

diprovokasi karena mengangkat barang yang berat, batuk,bersin akibat bertambahnya tekanan

intratekal. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan

bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah dan

hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan achilles (APR).

Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi dan

fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan

pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen. Kebiasaan penderita perlu diamati,

bila duduk maka lebih nyaman duduk pada sisi yang sehat.

Manifestation

Level of Disc Herniation

L3-L4 L4-L5 L5-S1

Root

CompressedL4 L5 S1

Weaknessquadriceps,

tibialis anterior

extensor hallicus longus

(extension of great toe)

gastrocnemius (ankle

plantarflexion)

Reflex knee jerk none significant Achilles

11

Page 12: 146272912-HNP

Involvement

Sensory Loss medial ankle great toe lateral foot & heel

Pain Distribution anterior thigh back of thighback of thigh, lateral

calf

Herniasi lumbal 4 Herniasi lumbal 5

Lesi yang terkena

Saraf yang terkena

Penyebaran sakit dan

parestesi (termasuk sisi

sakit pada lasegue’s sign)

Perubahan sensorik

Antara korpus lumbal 4

dan 5

Lumbal ke 5

Lateral paha,

anteroposterior kaki,

dorsal telapak kaki,

Antara korpus sakral 1

dan lumbal 5

Sacral pertama

Posterior paha,

posterolateral kaki, lateral

telapak kaki termasuk

tumit dan satu atau dua

12

Page 13: 146272912-HNP

superfisial

Perubahan sensorik getar

Perubahan motorik

Perubahan refleks

Titik berat sakit

kadang pada ibu jari

Hiperaestesi atau

anaestesi, kadang

hiperaestesi diatas

penyebaran yang telah

di-sebutkan diatas

terutama lebih distal

(dermatom lumbal ke 5)

Kadang hilang atau

kerusakan diatas

maleolus medial dan

medial kaki dan ibu jari

Parese ekstensor halucis

longus dan kadang

ekstensor digitorum

brevis dan tibialis

anterior, atrofi otot

anterior betis

Tidak adanya refleks

tibialis posterior

Tekanan pada antar

ruang lumbal keempat

menyebabkan

penyebaran nyeri

jari diluar ibu jari

Hiperaestesi dan

anaestesi, kadang

hiperaestesi diatas

penyebaran yang telah di-

sebutkan diatas terutama

lebih distal (dermatom

sacral 1)

Kadang hilang atau

kerusakan diatas

maleolus lateral dan

lateral kaki dan ibu jari

Parese plantar fleksor

kaki (triceps surae), atrofi

otot posterior betis

Berkurang atau tidak

adanya refleks Achilles

Tekanan pada antar ruang

lumbosacral

menyebabkan penyebaran

rasa sakit

2.6 DIAGNOSIS

----- Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum, pemeriksaan

neurologik dan pemeriksaan penunjang.2

13

Page 14: 146272912-HNP

2.6.1 Anamnesis

Mula timbul nyeri: apakah didahului trauma atau aktivitas fisik, ataukah spontan.

Sifat nyeri: nyeri tajam, menusuk dan berdenyut sering bersumber dari sendi,

tulang dan ligamen; sedangkan pegal, biasanya berasal dari otot.

Lokasi nyeri: nyeri yang disertai penjalaran ke arah tungkai menunjukkan

keterlibatan radiks saraf.

Hal-hal yang meringankan atau memprovokasi nyeri: bila berkurang setelah

melakukan tirah baring mungkin HNP tetapi bila bertambah, mungkin disebabkan

tumor; bila berkurang setelah berjalan jalan mungkin tumor dalam kanalis

vertebralis; nyeri dan kaku waktu bangun pagi dan berkurang setelah melakukan

gerakan tubuh mungkin disebabkan spondilitis ankilopoetika; batuk, bersin dan

mengejan akan memprovokasi nyeri pada HNP.

Klaudikasio intermitens dibedakan atas jenis vaskuler dan neurogenik, jenis

neurogenik memperlihatkan pulsasi pembuluh darah perifer yang normal dan

nyeri berkembang menjadi parestesia dan kelumpuhan.

Adanya demam selama beberapa waktu terakhir menyokong adanya infeksi,

misalnya spondilitis.

Nyeri bersifat stasioner mungkin karena gangguan mekanik kronik; bila progresif

mungkin tumor.

Adakah gangguan fungsi miksi dan defekasi, fungsi genitalia, siklus haid,

penggunaan AKDR (IUD), fluor albus, atau jumlah anak.

Nyeri berpindah-pindah dan tidak wajar mungkin nyeri psikogenik.

Riwayat keluarga dapat dijumpai pada artritis rematoid dan osteoartritis.

2.6.2 Pemeriksaan Fisik umum2

Posisi berdiri:

1. Perhatikan cara penderita berdiri dan sikap berdirinya.

14

Page 15: 146272912-HNP

2. Perhatikan bagian belakang tubuh: adakah deformitas, gibus, skoliosis, lordosis

lumbal(normal, mendatar, atau hiperlordosis), pelvis yang miring tulang

panggul kanan dan kiri tidak sama tinggi, atrofi otot.

3. Derajat gerakan (range of motion) dan spasmus otot.

4. Hipersensitif denervasi (piloereksi terhadap hawa dingin).

5. Palpasi untuk mencari trigger zone, nodus miofasial, nyeri pada sendi

sakroiliaka, dan lain-lain.

6. Perhatikan cara penderita berjalan/gaya jalannya.

Posisi duduk:

1. Perhatikan cara penderita duduk dan sikap duduknya.

2. Perhatikan bagian belakang tubuhnya.

Posisi berbaring :

1. Perhatikan cara penderita berbaring dan sikap berbaringnya.

2. Pengukuran panjang ekstremitas inferior.

3. Pemeriksaan abdomen, rektal, atau urogenital.

4. Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya kemungkinan

suatu keadaan psikologis di bawahnya (psychological overlay).

5. Kadang-kadang bisa ditentukan letak segmen yang menyebabkan nyeri dengan

menekan pada ruangan intervertebralis atau dengan jalan menggerakkan ke

kanan ke kiri prosesus spinosus sambil melihat respons pasien.

6. Pada spondilolistesis yang berat dapat diraba adanya ketidak-rataan (step-off)

pada palpasi di tempat/level yang terkena.

7. Penekanan dengan jari jempol pada prosesus spinalis dilakukan untuk mencari

adanya fraktur pada vertebra.

8. Pemeriksaan fisik yang lain memfokuskan pada kelainan neurologis.

9. Refleks yang menurun atau menghilang secara simetris tidak begitu berguna

pada diagnosis LBP dan juga tidak dapat dipakai untuk melokalisasi level

kelainan, kecuali pada sindroma kauda ekuina atau adanya neuropati yang

bersamaan.

15

Page 16: 146272912-HNP

10. Refleks patella terutama menunjukkan adanya gangguan dari radiks L4 dan

kurang dari L2 dan L3. Refleks tumit predominan dari S1.

11. Harus dicari pula refleks patologis seperti babinski, terutama bila ada

hiperefleksia yang menunjukkan adanya suatu gangguan upper motor neuron

(UMN).

12. Dari pemeriksaan refleks ini dapat membedakan akan kelainan yang berupa

UMN atau LMN.

2.6.3 Pemeriksaan neurologik

1. Pemeriksaan sensorik.

2. Pemeriksaan motorik dicari apakah ada kelemahan, atrofi atau fasikulasi

otot.

3. Pemeriksaan tendon.

4. Pemeriksaan yang sering dilakukan.

5. Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque, tesbragard, tes

Sicard)

6. Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes Nafzigger, tes Valsava)

7. Tes Patrick dan Tes Contra Patrick

8. Tes Distraksi dan Tes Kompresi

9. Tanda-tanda perangsangan meningeal :

Tanda Laseque atau modifikasinya yang positif menunjukkan adanya

ketegangan pada saraf spinal khususnya L5 atau S1.

Secara klinis tanda Laseque dilakukan dengan fleksi pada lutut

terlebih dahulu, lalu di panggul sampai 900 lalu dengan perlahan-

lahan dan graduil dilakukan ekstensi lutut dan gerakan ini akan

menghasilkan nyeri pada tungkai pasien terutama di betis (tes yang

positif) dan nyeri akan berkurang bila lutut dalam keadaan fleksi.

Terdapat modifikasi tes ini dengan mengangkat tungkai dengan lutut

dalam keadaan ekstensi (stright leg rising). Modifikasi-modifikasi

16

Page 17: 146272912-HNP

tanda laseque yang lain semua dianggap positif bila menyebabkan

suatu nyeri radikuler. Cara laseque yang menimbulkan nyeri pada

tungkai kontra lateral merupakan tanda kemungkinan herniasi

diskus.3,8

Tanda laseque, makin kecil sudut yang dibuat untuk menimbulkan

nyeri makin besar kemungkinan kompresi radiks sebagai

penyebabnya. Demikian juga dengan tanda laseque kontralateral.

Tanda Laseque adalah tanda pre-operatif yang terbaik untuk suatu

HNP, yang terlihat pada 96,8% dari 2157 pasien yang secara operatif

terbukti menderita HNP dan pada hernia yang besar dan lengkap tanda

ini malahan positif pada 96,8% pasien.

Adanya tanda Laseque lebih menandakan adanya lesi pada L4-5 atau

L5-S1 daripada herniasi lain yang lebih tinggi (L1-4), dimana tes ini

hanya positif pada 73,3% penderita.7

Harus diketahui bahwa tanda Laseque berhubungan dengan usia dan

tidak begitu sering dijumpai pada penderita yang tua dibandingkan

dengan yang muda (<30 tahun).

Karena tanda Laseque tidak patognomonis untuk suatu HNP, maka

bila tidak dijumpai pada seseorang yang umurnya kurang dari 30

tahun dengan sangat mungkin akan menyingkirkan diagnosis HNP.

Tanda Laseque kontralateral (contralateral Laseque sign) dilakukan

dengan cara yang sama, namun bila tungkai yang tidak nyeri diangkat

akan menimbulkan suatu respons yang positif pada tungkai

kontralateral yang sakit dan menunjukkan adanya suatu HNP.

Tanda Laseque terbalik (femoral nerve stretch test / reverse Laseque

sign) :

Tes ini dapat menimbukan nyeri akibat ketegangan saraf yang

mengalami iritasi ataupun kompresi, terutama pada lumbal bagian

17

Page 18: 146272912-HNP

tengah dan atas.3 Bila tes ini positif, maka dicurigai adanya

ketegangan pada radiks L2, L3 atau L4 dan tes ini dilakukan pada

pasien yang terlungkup dengan jalan meng-ekstensikan paha dimana

lutut dalam keadaan fleksi dan bisa juga dilakukan dengan pasien tidur

pada sisi yang sehat dan meluruskan paha yang terkena dengan lutut

dalam keadaan fleksi dan suatu tes yang positif akan menghasilkan

nyeri pada paha medial atau anterior.

Tanda Neri (Neri’s sign) : bisa ditimbulkan bila pasien membungkuk

ke depan dan dikatakan positif bila akan terjadi fleksi lutut pada sisi

yang terkena.

2.6.4 Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan neurofisiologi. Terdiri dari: Elektromiografi (EMG).

Bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena dan sejauh mana

gangguannya, masihdalam tahap iritasi atau tahap kompresi.

2. Somato Sensoric Evoked Potential (SSEP).

Berguna untuk menilai pasien spinal stenosis atau mielopati.

3. Myelogram

Berguna untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari hernia. Bila operasi

dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat

protrusi diskus. Juga digunakan untuk membedakan kompresi radiks dari

neuropati perifer.

4. MRI tulang belakang

Bermanfaat untuk diagnosis kompresi medulla spinalis atau kauda equina.

Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan dalam hal mengevaluasi

gangguan radiks saraf. MRI merupakan standar baku emas untuk HNP.

18

Page 19: 146272912-HNP

5. Pemeriksaan Radiologi

Foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal atau

memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela invertebrata

dan pembentukan osteofit.

6. Myelo-CT untuk melihat lokasi HNP

7. Pemeriksaan Laboratorium klinik.

8. Pemeriksaan lain,misalnya; biopsi, termografi, zygapophyseal joint block

(melakukan blok langsung pada sendi yang nyeri atau pada saraf yang menuju

ke sana).

2.7 PENATALAKSANAAN

Pada prinsipnya penanganan LBP dapat mencakup : 7,9

2.7.1 Medikamentosa

Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan untuk jangka waktu

pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan interaksi obat. Tidak

dianjurkan penggunaan muscle relaxan karena memiliki efek depresan. Pada tahap awal,

apabila didapati pasien dengan depresi premorbid atau timbul depresi akibat rasa nyeri,

pemberian anti depresan dianjurkan. Untuk pengobatan simptomatis lainnya, kadang-

kadang memerlukan campuran antara obat analgesik, antiinflamasi, OAINS, dan penenang.

2.7.2 Penanganan operatif 

Tidanakan operatif pada HNP harus berdasarkan alasan yang kuat yaitu :

Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari 4 minggu : nyeri berat /

intractable / menetap / progresif.

Defisit neurologik memburuk.

Sindroma kauda ekuina. Stenosis kanal : setelah terapi konservatif tidak

berhasil

Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan

radiologi.

19

Page 20: 146272912-HNP

2.7.3 Rehabilitasi Medik

a. High frequency current ( HFC CFM)

Arus kontinu elektromagnetik (CEM) berfrekuensi 27MHz dan panjang

gelombang 11,06 m, dapat memberikan efek lokal antara lain :

Mempercepat resolusi inflamasi kronik

Mengurangi nyeri

Mengurangi spasme

Meningkatkan ekstensibilitas jaringan fibrous

b. Traksi Mekanik

Traksi merupakan proses mekanik menarik tulang sehingga sendi saling menjauh.

Efek mekanis traksi pada tulang belakang adalah :

Mengulur otot-otot paravertebralis, ligamen dan kapsul sendi

Peregangan terhadap diskus intervertebralis

Peregangan dan penambahan gerakan sendi apofisial pada prosesus

artikularis.

Mengurangi nyeri sehingga efek relaksasi akan lebih mudah diperoleh

c.  Bugnet Exercises

Bugnet exercises (terapi tahanan sikap) adalah metode pengobatan

berdasarkan kesanggupan dan kecenderungan manusia untuk mempertahankan

sikap badan melawan kekuatan dari luar. Kemampuan mempertahankan sikap

tubuh melibatkan aktivitas sensomotorik dan mekanisme refleks sikap. Aktivitas

motorik terapi ini bersifat umum yang diikuti oleh fungsi sensorik untuk bereaksi

mempertahankan sikap tubuh.

Tujuan terapi ini:

Memelihara dan meningkatkan kualitas postur tubuh dan gerakan tubuh.

20

Page 21: 146272912-HNP

Mengoreksi sikap tubuh yang mengalami kelainan.

Memelihara dan meningkatkan kekuatan dan kemampuan fisik dan psikis

sehingga. tidak mudah lelah melalui perbaikan sirkulasi darah dan

pernafasan.

Mengurangi nyeri.

Double knee-to-chest stretch Pelvic tilt exercise

Pelvic tilt exercise

21

Page 22: 146272912-HNP

Curl-up exercise

Lower trunk rotation stretch Curl-up exercise

Alternate arm-leg extension exercise

Alternate leg extension

22

Page 23: 146272912-HNP

Trunk flexion stretch Alternate arm-leg extension exercise

Prone Lumbar Extension Alternate leg extension

Hamstring stretch while standing

23

Page 24: 146272912-HNP

2.7.4 Pencegahan 7

Latihan Punggung Setiap Hari

1. Berbaring terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu lutut

dan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian lakukan

lagi pada kaki yang lain. Lakukan beberapa kali.

2. Berbaring terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanl ke lantai.

Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke lantai, tahanlah

beberapa detik kemudian relaks. Ulangi beberapa kali.

3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di

lantai. Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di tangan dan

mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan beberapa kali.

Berhati-Hati Saat Mengangkat

1. Gerakan tubuh kepada barang yang akan diangkat sebelum mengangkatnya.

2. Tekukan lutut , bukan punggung, untuk mengangkat benda yang lebih rendah

3. Peganglah benda dekat perut dan dada

4. Tekukan lagi kaki saat menurunkan benda

5. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda

Lindungi Punggung Saat Duduk dan Berdiri

1. Hindari duduk di kursi yang empuk dalam waktu lama

2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan bahwa

lutut sejajar dengan paha. Gunakan alat Bantu (seperti ganjalan/bantalan kaki)

jika memang diperlukan.

3. Jika memang harus berdiri terlalu lama,letakkan salah satu kaki pada bantalan

kaki secara bergantian. Berjalanlah sejenak dan mengubah posisi secara

periodic.

4. Tegakkan kursi mobil sehingga lutut daapt tertekuk dengan baik tidak

teregang.

24

Page 25: 146272912-HNP

5. Gunakan bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada saat duduk

dikursi.

Tetaplah Aktif dan Hidup Sehat

1. Berjalan setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman dan sepatu

berhak rendah

2. Makan makanan seimbang, diit rendah lemak dan banyak mengkonsumi

sayur dan buah untuk mencegah konstipasi.

3. Tidur di kasur yang nyaman.

4. Hubungi petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi trauma.

2.8 PROGNOSIS5

Dengan operasi 90% perbaikan fungsi secara baik dalam 1 tahun. Perbaikan

motoris biasanya lebih cepat daripada sensorik. Menurut Anderson, faktor-faktor yang

mempengaruhi penyembuhan / prognosis adalah diagnosis etiologik spesifik, usia lanjut,

pernah nyeri pinggang sebelumnya dan gangguan psikososial. Sebagian besar pasien

sembuh secara cepat dan tanpa gangguan fungsional. Rata-rata 60-70% sembuh dalam 6

minggu, 80-90% dalam 12 minggu. Penyembuhan setelah 12 minggu berjalan sangat

lambat dan tak  pasti. Diagnosis sangat berkaitan dengan penyembuhan, penderita nyeri

pinggang bawah di diagnosis dengan iskialgia membutuhkan waktu lebih lama dibanding

dengan tanpa iskialgia. Dari penelitian Weber, tahun pertama terdapat perbaikan secara

signifikan pada kelompok yangdioperasi dibanding tanpa operasi, namun kedua

kelompok baik dioperasi maupun tidak, padaobservasi tahun ke 4-10 terlihat perbaikan

yang ada tidak berbeda secara signifikan.

25

Page 26: 146272912-HNP

BAB III

KESIMPULAN

Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back Pain”

akibat proses degeneratif. Penyakit ini banyak ditemukan di masyarakat, dan biasanya dikenal

sebagai sakit pinggang. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang menjalar

ke tungkai bawah terutama pada saat aktifitas membungkuk (sholat, mencangkul). Penderita

mayoritas melakukan suatu aktifitas mengangkat beban yang berat dan sering membungkuk.

Prevalensi HNP berkisar antara 1-2% dari populasi di dunia. HNP lumbalis paling

sering (90%) mengenai diskus intervertebralis L5-S1 dan L4-L5. Biasanya HNP lumbalis

26

Page 27: 146272912-HNP

akan membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu. Tindakan pembedahan jarang diperlukan

kecuali pada keadaan tertentu.

Terapi HNP meliputi medikamentosa dan rehabilitasi medik. Terapi medikamentosa

seperti OAINS untuk pemberian jangka pendek. Sedangkan terapi rehabilitasi medik seperti

High frequency current (HFC CFM), Traksi Mekanik dan Bugnet Exercises. Prognosis pada

sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. Hernia Nukleus Pulposus (HNP).In

http://kliniksehat.wordpress.com/2008/10/02/hernia-nukleus-pulposus-hnp/

2. Mansjoer, Arif, et all., 2007. In http : //www. inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file

=article&sid=130

3. Nuarta B., 2004. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran, edisi III, Jilid kedua,

cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius.

4. Partono M. Mengenal Nyeri pinggang. In http://mukipartono.com/mengenalnyeri

pinggang-hnp/

5. Purwanto ET.Hernia Nukleus Pulposus Lumbalis. Jakarta: Perdossi

27

Page 28: 146272912-HNP

6. Putrialthafunnisa, 2010. Rehabilitasi Medik Pada Penderita Hernia Nukleus Pulposus. In

http://putrialthafunnisa.wordpress.com/2010/07/04/rehabilitasi-medik- pada-penderita-

hernia-nukleus-pulposus/

7. Sidharta Priguna, 2004. Beberapa Segi Klinik dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang Bawah.

In:http://www.kalbe.co.id

8. Sidharta Priguna, 1999. Neurologi Klinis Dasar, edisi IV, cetakan kelima. Jakarta: PT Dian

Rakyat.

9. Sidharta Priguna, 2005. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta : PT Dian

Rakyat.

28