15. manuscript pdf

8

Click here to load reader

Upload: -aghfa-light-u-

Post on 06-Aug-2015

182 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 15. Manuscript PDF

1

HUBUNGAN TINGKAT KEKEBALAN STRES DENGAN ADAPTASI

MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS YANG MENJALANKAN

PEMBELAJARAN PRAKTIK KLINIK

Maghfaruddin

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat kekebalan stres dan adaptasi mahasiswa

program profesi ners yang menjalankan pembelajaran praktik klinik. Metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif korelasi. Penelitian dilakukan di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru terhadap 50 orang

mahasiswa yang menjalankan pembelajaran praktik klinik dengan teknik pengambilan sampel yaitu total

sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner menurut skala Smith dan

Miller yang dimodifikasi untuk mengukur tingkat kekebalan stres dan kuesioner adaptasi mahasiswa

dibuat sendiri oleh peneliti yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisa yang digunakan adalah

univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan adanya p value

(0,049) < nilai α (0,05). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa Ho ditolak dan dapat disimpulkan ada

hubungan tingkat kekebalan stres dengan adaptasi mahasiswa program profesi ners yang menjalankan

pembelajaran praktik klinik. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada mahasiswa agar selalu

menerapkan pola hidup yang baik dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber untuk meningkatkan

kekebalan stres sehingga mampu menghadapi stresor dengan adaptif.

Kata kunci : kekebalan stres, adaptasi, praktik klinik

Abstract

This study aims to identify the relationship between stress immunity level and adaptation of nurses

students who have clinical practice. The research method used is descriptive correlation. The study was

conducted at Arifin Ahmad Public Hospital Pekanbaru on 50 respondents using total sampling.

Measuring devices used in this study a questionnaire according to the scale of Smith and Miller are

modified to measure the immunity levels of stress and adaptation of student questionnaires made by

researchers who have tested the validity and reliability. The analysis used was univariate and bivariate

by using chi square test. The results indicate a p value (0.049) < α value (0.05). The results of statistical

tests show that Ho is rejected and it can be concluded there is a relationship between stress immunity

levels and adaptation of nurses students conducting clinical practice. Based on the results of this study

suggested to the students to always apply a good lifestyle in everyday life as a source of stress to enhance

immunity so as to face the stressors to adaptive.

Key words : immune stress, adaptation, clinical practice

PENDAHULUAN

Pendidikan calon tenaga kesehatan yang

berkualitas akan sangat mendukung

terselenggaranya pelayanan kesehatan yang

bermutu. Perawat adalah salah satu profesi

kesehatan yang sangat berperan dalam

peningkatan pelayanan kesehatan. Sebagai

profesi dituntut untuk memiliki kemampuan

intelektual, interpersonal, kemampuan teknis dan

moral. Untuk memperoleh kemampuan tersebut,

diperlukan proses pembelajaran baik di institusi

pendidikan maupun pengalaman belajar klinik

dirumah sakit dan komunitas (Sulistyowati,

2009).

Institusi pendidikan Sarjana keperawatan

merupakan suatu institusi pendidikan untuk

menghasilkan lulusan keperawatan yang

berkualitas dan profesional. Pelaksanaan

pendidikan pada program sarjana keperawatan

Page 2: 15. Manuscript PDF

2

dimulai saat mahasiswa S1 keperawatan

menjalani tahap akademik selanjutnya mahasiswa

harus menjalani tahap praktik klinik keperawatan

di rumah sakit atau di komunitas (Pedoman prodi

keperawatan, 2011)

Reilly dan Oermann (2002), menyatakan

bahwa pengalaman pembelajaran klinik (rumah

sakit dan komunitas) merupakan bagian penting

dalam proses pendidikan mahasiswa

keperawatan, karena memberikan pengalaman

yang kaya kepada mahasiswa tentang bagaimana

cara belajar yang sesungguhnya. Pembelajaran

klinik sebaiknya mendapatkan perhatian yang

serius dan persiapan yang baik. Perhatian dan

persiapan tersebut dibutuhkan karena

pembelajaran klinik memberikan kesempatan

kepada mahasiswa untuk bekerja dengan klien

dan belajar masalah yang nyata (Chapman &

Orb, 2000). Mahasiswa akan menghadapi

peristiwa di luar perkiraan saat berhadapan

langsung dengan kondisi nyata di klinik seperti

respon pasien yang tidak diharapkan, kondisi

pasien yang tiba-tiba berubah dan adanya

kesenjangan antara teori dan praktik ( King &

Thorbun, 2000).

Jika mahasiswa tidak mempersiapkan diri

baik itu dari segi teoritis, emosional, mental,

moral dan komunikasi terapeutik yang baik maka

akan menimbulkan kesulitan dalam menjalankan

pembelajaran klinik sehingga hal tersebut dapat

memicu timbulnya stres pada mahasiswa.

Charpman dan Orb (2000) mengatakan umumnya

stres yang muncul pada program profesi

berkaitan dengan masalah interpersonal, perasaan

frustasi, dan perasaan yang lelah pada saat

kebutuhan mahasiswa tidak teridentifikasi

dengan baik serta situasi nyata di lapangan

terjadi kesenjangan dengan harapan pendidik.

Stres menurut Hawari (2004) merupakan

ketegangan yang mempengaruhi fungsi alat-alat

tubuh. Sedangkan menurut Rasmun (2004) stres

adalah segala sesuatu yang memberikan dampak

secara total terhadap individu meliputi fisik,

emosi, sosial dan spritual. Stres yang berat,

berulang dan terus menerus dapat melemahkan

dan mengacaukan semangat mahasiswa untuk

menjalankan pembelajaran klinik dengan baik.

Bagaimana cara menghadapi sumber stres

tersebut tergantung pada watak, kemampuan diri

ataupun kesehatan mahasiswa itu sendiri (Greg,

2002).

Menurut Greg (2002) stres bisa menjadi

masalah besar bila mempengaruhi mahasiswa,

baik di rumah maupun di lahan praktik. Selain

itu stres dalam menjalankan praktik dapat

mengakibatkan menurunnya tindakan

keperawatan dan memperburuk pelayanan

terhadap pasien. Mahasiswa yang mengalami

stres yang berat dapat kehilangan motivasi,

mengalami kejenuhan yang berat dan tidak

masuk dinas lebih sering (Abnman & Shanley,

2000).

Sebelum menghadapi stresor yang akan

datang, seseorang memiliki imunity stress atau

disebut kekebalan stres. Kekebalan stres adalah

tingkat kekebalan stres yang dimiliki seseorang

untuk menghadapi stres, kekebalan diukur

dengan sebuah skala yaitu skala Smith dan

Miller. Tingkat kekebalan stres ada empat

kategori yaitu kebal terhadap stres, kurang kebal

terhadap stres, tidak kebal terhadap stres dan

sangat tidak kebal terhadap stres (Aziz, 2009).

Bila seseorang termasuk dalam kategori kebal

terhadap stres, berarti seseorang telah

mempunyai pola hidup yang baik, maka

kekebalan terhadap stres yang akan muncul pun

menjadi meningkat, sehingga seseorang bisa

tercegah dari gangguan fisik dan mental akibat

stresor namun jika seseorang dalam kategori

tidak kebal terhadap stres berarti seseorang tidak

memiliki pola hidup yang baik dalam kehidupan

sehari-hari. Untuk meningkatkan kekebalan stres

menurut Hawari (2004) ada beberapa manajemen

stres yang harus dibiasakan diantaranya olahraga,

rekreasi, kasih sayang, sosial ekonomi,

menghindari rokok, pergaulan/silaturahmi,

istirahat yang cukup, nutrisi yang seimbang,

pengelolaan waktu yang baik dan menjalankan

perintah agama dengan ketaatan.

Saat menghadapi stresor yang muncul

mahasiswa harus mampu beradaptasi untuk lebih

memahami dan mengatasi stres yang datang pada

saat menjalankan praktik klinik. Sebenarnya stres

bisa berakibat baik, yakni sebagai motivator bagi

mahasiswa namun juga bisa berakibat buruk

tergantung dari individu menanggapi dan

beradaptasi terhadap stresor tersebut (Greg,

2002).

Page 3: 15. Manuscript PDF

3

Adaptasi merupakan suatu proses

penyesuaian diri seseorang yang berlangsung

terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan dan

memelihara hubungan harmonis pada situasi

lingkungannya. Ketika mahasiswa dapat

mengatasi masalah-masalah yang dihadapi secara

efektif terhadap tuntutan dari dalam dan luar diri,

maka dia dikatakan mampu menyesuaikan diri

dengan baik (well adjusted person) sebaliknya

apabila mahasiswa tidak bisa menghadapi stres

sehingga menimbulkan gejala cemas, tidak

berdaya, tidak tenang dan lainnya, maka

mahasiswa tersebut dikatakan gagal dalam

menyesuaikan diri (mal-adjusted) (Tyrer, 2002)

TUJUAN

Tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui apakah ada hubungan tingkat

kekebalan stres dengan adaptasi mahasiswa

program profesi ners yang menjalankan

pembelajaran praktik klinik

METODE PENELITIAN

Desain: Desain penelitian ini adalah

deskripsi korelasi dengan pendekatan cross

sectional. Dalam penelitian ini, desain yang

digunakan bertujuan untuk mengetahui hubungan

tingkat kekebalan stres dengan adaptasi

mahasiswa program profesi ners yang menjalani

pembelajaran praktik klinik

Sampel: Sampel penelitian ini adalah

seluruh mahasiswa program profesi ners reguler

A tahun 2011 PSIK UR yang menjalani

pembelajaran praktik klinik di RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah secara Total Sampling

dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang

responden

Instrument: Alat pengumpulan data yang

digunakan adalah kuesioner. Kuesioner terdiri

dari 3 bagian, bagian pertama berisi pertanyaan

demografi dengan pertanyaan terbuka yang

memuat 3 pertanyaan yang terdiri dari inisial

nama, umur, jenis kelamin.Bagian kedua berisi

pertanyaan untuk mengukur tingat kekebalan

stres menggunakan skala Smith dan Miller yang

terdiri dari 19 pertanyaan yang dimodifikasi pada

pertanyaan nomor 6, 9, 10, 12 tentang aktifitas

kehidupan sehari-hari dengan masing aktifiats

diberikan skor 1-5 dengan perincian nilai 1 =

hampir selalu dikerjakan, nilai 2 = biasanya

dikerjakan, nilai 3 = kadang-kadang dikerjakan,

nilai 4 =hampir tidak pernah dikerjakan dan nilai

5 = tidak pernah dikerjakan. Tingkat kekebalan

stress menggunaka rumus skala Smith dan

Miller: Total jumlah skor – 17 dengan kategori:

kebal terhadap stress = < 21

Kurang kebal terhadap stress = 21 - 42

Tidak kebal terhadap stress = 43 - 68

Sangat tidak kebal terhadap stress = > 68

Bagian ketiga berisi pertanyaan untuk

mengukur adaptasi mahasiswa/i yang

menjalankan pembelajaran praktik klinik terdiri

dari 12 pertanyaan mengenai adaptasi fisiologis

dan psikologis yang disusun sendiri oleh peneliti.

Bentuk pertanyaan adalah skala likert dengan

penilaian Selalu (SL) diberi nilai empat (4),

Sering (SR) diberi nilai tiga (3), Kadang-kadang

(KK) diberi nilai dua (2), dan tidak pernah (TD)

diberi nilai satu (1) (Hidayat, 2009). Kategorik

adaptasi mahasiswa sebagai berikut:

Adaptif = median > 28

Maladaptif = median < 28

Prosedur: Setelah peneliti mendapatkan

izin penelitian di RSUD Arifin Ahmad

selanjutnya peneliti menjelaskan tujuan

penelitian dan menjamin terhadap hak-hak

responden. Selanjutnya peneliti memberikan

lembar kuesioner yang telah disetujui oleh

responden untuk mengumpulkan data dan

digunakan untuk menilai tingkat kekebalan stres

dan adaptasi mahasiswa.

Analisa data: Penlitian ini menggunakan

uji univariat dan bivariat. Analisa univariat

bertujuan untuk mendeskripsikan setiap masing-

masing variabel sedangakn analisa bivariat

menggunakan uji korelasi Spearman. Jika tidak

memenuhi syarat cell table 4 x 2 maka uji

alternatif yang digunakan adalah uji korelasi Chi

Square untuk menguji seberapa signifikan

hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen dengan batas derajat

kemaknaan p < 0.05.

Page 4: 15. Manuscript PDF

4

HASIL

Hasil penelitian terhadap 50 orang

responden mahasiswa program profesi ners yang

menjalankan pembelajaran praktik klinik dengan

karakteristik meliputi: umur, jenis kelamin,

tempat tinggal, dan lama mengikuti program

profesi ners di RSUD Arifin Ahmad dapat dilihat

pada tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5.

Karakteristik mahasiswa program profesi ners

yang menjalankan pembelajaran praktik klinik

No Karateristik

mahasiswa Jumlah

Persentase

(%)

1. Umur

21 tahun

22 tahun

23 tahun

3

37

10

6%

74%

20%

Total 50 100%

2. Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

9

41

18%

82%

Total 50 100%

3. Tempat tinggal

Bersama orang tua

Dengan saudara

Dengan teman

Sendiri

9

11

19

11

18%

22%

38%

22%

Total 50 100%

4. Lama mengikuti

program profesi ners

2 bulan

4 bulan

24

26

48%

52%

Total 50 100%

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat

bahwa untuk kategori umur responden yang

terbanyak adalah usia 22 tahun dengan jumlah

37 orang (74%). Berdasarkan kategori jenis

kelamin responden mayoritas adalah perempuan

sebanyak 41 orang (82%). Karakteristik

responden menurut tempat tinggal yang

terbanyak adalah bersama teman dengan jumlah

19 orang (38%) sedangkan berdasarkan lama

mengikuti program profesi ners selama 4 bulan di

RSUD Arifin Ahmad sebanyak 26 orang (52%).

Tabel 6.

Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat

kekebalan stres mahasiswa

Tingkat kekebalan stres

mahasiswa Jumlah

Persentase

(%)

Kebal terhadap stres 26 52%

Kurang kebal

terhadap stres

24 48%

Tidak kebal terhadap

stres

0 0%

Sangat tidak kebal

terhadap stres

0 0%

Total 50 100%

Berdasarkan tabel 6 diatas dapat dilihat

bahwa sebagian besar mahasiswa program

profesi ners yang menjalankan pembelajaran

praktik klinik memiliki tingkat kekebalan stres

yaitu kebal terhadap stres sebanyak 26 orang

(52%).

Tabel 7.

Distribusi frekuensi berdasarkan adaptasi

mahasiswa

Adaptasi mahasiswa Jumlah Persentase

(%)

Adaptif 27 54%

Maladaptif 23 46%

Total 50 100%

Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dilihat

bahwa sebagian besar mahasiswa program

profesi ners memiliki adaptasi yang adaptif

sebanyak 27 orang (54%) dalam menjalankan

pembelajaran praktik klinik.

Tabel 8.

Hubungan tingkat kekebalan stres dan adaptasi

mahasiswa.

No Tingkat

kekebalan

stres

Adaptasi mahasiswa Jumlah

p

value Adaptif Maladaptif

F % F % F %

1.

Kebal

terhadap

stres

18 69,2 8 30,8 26 100 0,049

Page 5: 15. Manuscript PDF

5

2.

Kurang

kebal

terhadap

stres

9 37,5 15 62,5 24 100

Berdasarkan tebel 8 diatas dapat diketahui

bahwa mayoritas mahasiswa sebanyak 18 orang

(69,2%) dari 26 mahasiswa yang memiliki

tingkat kekebalan stres yaitu kebal terhadap stres

mampu beradaptasi secara adaptif dalam

menjalankan pembelajaran praktik klinik.

Sedangkan tingkat kekebalan stres dengan

karakteristik kurang kebal terhadap stres terdapat

15 orang (62,5%) dari 24 mahasiswa memiliki

adaptasi maladaptif.

Berdasarkan hasil uji chi square

menunjukkan p value = 0,049 dimana p value <

α (0,05). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

Ho ditolak dan dapat disimpulkan ada hubungan

tingkat kekebalan stres dengan adaptasi

mahasiswa program profesi ners yang

menjalankan pembelajaran klinik di RSUD Arifn

Ahmad.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan terhadap 50 orang responden dapat

diketahui bahwa responden yang terbanyak

adalah perempuan sebanyak 41 orang (82%) dan

minoritas adalah laki-laki sebanyak 9 orang

(18%). Menurut Stein dan Watts (1990) dalam

Barbara (2005) keperawatan profesional secara

tradisi telah didominasi oleh wanita, namun

terjadi peningkatan persentase perawat pria

secara berangsur-angsur sekitar 3 persen.

Perubahan sosial yang berdampak pada wanita

sangat berpengaruh terhadap keperawatan

(Gruendemann, 2005).

Karakteristik umur responden mayoritas

berumur 22 tahun sebanyak 37 orang (74%).

Usia 22 tahun termasuk kelompok dewasa dini

(early adulthood) yang selalu dianggap

penyesuaian terhadap kehidupan dan harapan

sosial baru. Pada tahap perkembangan

Interdependen emotional menurut Hurlock

(1980) seseorang telah mampu beradaptasi dan

mengelola stres dengan baik seperti perubahan

melepaskan ketergantungan mulai dari orang tua

atau keluarga hingga mampu membina hubungan

emosional seperti tidak mudah kecewa atau

marah, pengendalian emosi lebih tenang saat

orang lain tidak sependapat dengan dirinya

(Pieter & Lubis, 2010).

Berdasarkan karakteristik tempat

berdomisili responden mayoritas mahasiswa

tinggal bersama teman sebanyak 19 orang (38%).

Lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi

kondisi stresor psikososial seperti hubungan

interpersonal yang tidak baik dengan teman

(Sunaryo, 2004). Namun sebaliknya teman juga

bisa dijadikan sistem dukungan untuk

mendengarkan masalah, menawarkan nasihat,

dan memberikan dukungan emosi (Potter &

Perry, 2009).

Berdasarkan karakteristik lamanya

mahasiswa program profesi ners yang

menjalankan pembelarajan praktik klinik di

RSUD Arifin Ahmad yang terbanyak adalah 26

orang (52%) selama 4 bulan dan 24 orang (48%)

yang mengikuti pembelajaran praktik klinik

selama 2 bulan di RSUD Arifin Ahmad. Menurut

Liza (2008) pertahanan diri seseorang terhadap

stres sangat bergantung kepada sifat, hakekat

stres dan intensitas lamanya. Mahasiswa yang

lebih lama terpapar stres saat menjalani

pembelajaran praktik klinik di RSUD Arifin

Ahmad bisa menurunkan tingkat stres yang

dihadapi jika mahasiswa mampu menyesuaikan

diri dengan kebutuhan dan tuntutan baru dengan

usaha mencari keseimbangan kedalam keadaan

normal.

Berdasarkan hasil penelitian menurut

distribusi frequensi tingkat kekebalan stres

mahasiswa program profesi ners mayoritas

mahasiswa memiliki tingkat kekebalan stres yang

baik yaitu kebal terhadap stres sebanyak 26 orang

(52%) dan minoritas mahasiswa yang kurang

kebal terhadap stres sebanyak 24 orang (48%).

Tingkat kekebalan stres seseorang berkaitan

dengan pengetahuan dan pendidikan seseorang.

Mahasiswa keperawatan merupakan calon tenaga

kesehatan profesional telah memiliki

pengetahuan tentang stres sebelum menjalani

pembelajaran praktik klinik sehingga mereka

dapat mengenalinya apabila terjadi pada klien

dan keluarga. Selain itu mahasiswa juga harus

mengetahui bagaimana kejadian yang penuh

tekanan terjadi dalam perjalanan praktik klinis

Page 6: 15. Manuscript PDF

6

yang mempengaruhi mahasiswa. Penting bagi

mahasiswa untuk mengenali tanda dan gejala

stres serta memahami teknik manajemen stres

(Potter & Perry, 2009).

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner

sebagian besar tingkat kekebalan stres yaitu kebal

terhadap stres yang dimiliki mahasiswa

mencerminkan bahwa mahasiswa program

profesi ners memiliki pola hidup yang baik dalam

kehidupan sehari-hari. Pola hidup yang baik

menurut Hawari (2004) seperti olahraga, rekreasi,

kasih sayang, sosial ekonomi, menghindari

merokok, pergaulan/silaturahmi, istirahat yang

cukup, nutrisi yang seimbang, pengelolaan waktu

yang baik dan menjalankan perintah agama

dengan ketaatan akan mencegah seseroang dari

gangguan fisik dan mental akibat stresor.

Selanjutnya distribusi frekuensi

berdasarkan adaptasi mahasiswa program profesi

ners sebagian besar memiliki adaptasi yang

adaptif sebanyak 27 orang (54%) dalam

menjalankan pembelajaran praktik klinik.

Menurut Sunaryo (2004) adaptasi merupakan

pertahanan yang didapat sejak lahir atau

diperoleh karena belajar dari pengalaman untuk

mengatasi stres. Penyesuaian diri yang

berlangsung kontinu akan mendorong mahasiswa

untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan

tuntutan yang baru. Hurlock mengatakan bahwa

adaptasi merupakan kemampuan individu untuk

menyelasaikan tugas perkembangan sesuai

tingkatan usia (Pieter & Lubis 2010).

Berdasarkan hasil uji statistik chi square

diperoleh p value = 0,049 dimana p value < α

(0,05). Hasil uji statistik menunjukkan hipotesis

Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara tingkat kekebalan stres dengan

adaptasi mahasiswa program profesi ners yang

menjalankan pembelajaran praktik klinik. Sesuai

dengan teori Liza (2008) bahwa kekebalan stres

yang merupakan suatu tingkatan pertahanan

tubuh atau pertahanan diri seseorang terhadap

stres sangat bergantung kepada sifat dan hakekat

stres (intensitas lamanya, lokal atau general) dan

berkaitan sifat individu terutama yang

menyangkut proses adaptasi.

Menurut teori holistik yang meliputi

dimensi fisiologis, psikologis, sosialkultural, dan

spritual sebagaimana yang telah dijelaskan oleh

Hawari (2004) melalui pola hidup yang baik

dalam pengelolaan stres dapat meningkatkan

tingkat kekebalan stres. Dimensi tersebut

merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila

satu dimensi terganggu akan mempengaruhi

dimensi lainnya. Holistik terkait erat dengan

kesejahteraan (wellnes), untuk mencapai

kesejahteraan tersebut salah satu aspek yang

harus dimiliki individu adalah kemampuan

adaptasi yang adaptif terhadap stimulus stresor

(Salbiah, 2006).

KESIMPULAN

Berdasarkan Hasil uji chi square

menunjukkan p value = 0,049 dimana p value <

α (0,05). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

Ho ditolak dan dapat disimpulkan ada hubungan

tingkat kekebalan stres dengan adaptasi

mahasiswa program profesi ners

KETERBATASAN DAN REKOMENDASI

Pada penelitian ini peneliti mengalami

keterbatasan terhadap lokasi penelitian. Sebagian

besar 42% lahan praktik program profesi ners

berada di RSUD Arifin Ahmad namun pada

pelaksanaanya saat mendapat izin penelitian di

RSUD Arifin Ahmad untuk melakukan

penelitian, jadwal praktik klinik program profesi

ners telah pindah ke lokasi Rumah Sakit Jiwa

Tampan untuk gerbong I dan gerbong ke II

berada dilokasi Komunitas.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada

mahasiswa program profesi ners tahun 2011

PSIK UR yang telah bersedia dan bekerjasama

dalam penelitian ini

Page 7: 15. Manuscript PDF

7

DAFTAR PUSTAKA

Abmnan & Shanley. (2000). Psikologi sosial

untuk perawat Jakarta: EGC

Admi, H. (2000). Nursing students' stress during

the initial clinical experience. Department of

Nursing, Rambam Medical Center, Haifa,

Israel. Diakses tanggal 25 Juli 2011.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/930956

7

Aprilia, D. (2010). Hubungan tingkat stres

perawat dengan adaptasi stres pada perawat

di instalasi gawat darurat (IGD) RSUP Dr.

M. Djamil Padang. Program Studi Ilmu

Keperawatan: Universitas Andalas

Aziz H.A. (2009). Metode penelitian

keperawatan dan teknik analisa data, Jakarta:

Salemba Medika.

Chapman, R. & Orb, A. (2000). The nursing

students lived experience of clinical practice.

The Australian Electronical Journal of

Nursing Education.

Dahlan, M.S. (2009). Statistik untuk kedokteran

dan kesehatan: deskriptif, bivariat dan

multivariat dilengkapi aplikasi dengan

menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba

Medika

Greg, W. (2002). Seri kesehatan bimbingan

dokter pada stres, Jakarta: Dian Rakyat.

Gruendemann, B.J. & Fernsebner, B. (2005).

Buku ajar: Keperawatan perioperatif

(comprehensive perioperative nursing).

Jakarta: EGC

Hawari, D. (2004). Manajemen stres, cemas dan

depresi. Jakarta: FIK UI

Jason, A. (2011). Agama, uang dan rumah kost.

Diperoleh tanggal 02 Januari 2012 dari

http://sosbud.kompasiana.com/2011/02/10/ag

ama-uang-dan-rumah-kost/.

King, J & Thorburn, (2000). The educational

needs of parts time clinical facilitator.

Contenporary Nurse

Lubis, N.L. (2009). Depresi tinjauan psikologis.

Jakarta: PT. Fajar interpratama offset.

Liza. (2008). Hubungan motivasi beribadah dan

kekebalan stres dengan pencegahan

gangguan somatik. Cirebon: Dinas

Kesehatanan Kabupaten Cirebon

Nursalam. 2009. Konsep dan penerapan

metodologi penelitian ilmu keperawatan.

Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, S. (2005). Metode penelitian

kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Papalia, D.E & Feldman, R.D. (2008). Human

development. 9th

ed. Mc Graw-HillCo.

Diakses tanggal 02 Januari 2012 dari

http//:winanti5599.esaunggul.ac.id

Pieter, H.Z, & Lubis, N.L. (2010). Pengantar

psikologi dalam keperawatan, Jakarta:

Kencana

Potter & Perry. (2009). Fundementals of nursing

Edisii 7. Jakarta: Salemba medika.

Priest, R. (2001). Bagaimana cara mencegah dan

mengatasi stres dan depresi. Semarang:

Effhar dan Dahara Prize.

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Riau. (2010). Buku pedoman prodi

keperawatan. Pekanbaru: UR Press.

Program Studi Ilmu Keperawatan Universtias

Riau. (2011). Pedoman penulisan skripsi dan

penelitian. Pekanbaru: PSIK Press

Rasmun, (2004). Stress, koping dan adaptasi:

Teori dan pohon masalah keperawatan.

Jakarta: Sagung Seto

Reilly D.E, & Oermann. (2002). Clinical

teaching in nursing education. MH. Mesh

Terms: Clinical Competence Curriculum

Education, Nursing/methods Education.

Diperoleh tanggal 25 Juli 2011 dari

www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1608737

Rosenthal, S. (2002). 50 cara menghadapi stress.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Salbiah. (2006). Konsep holistik dalam

keperawatan melalui pendekatan model

adaptasi Sister callista roy. Jurnal

Keperawatan Rufaidah Vol.2 Nomor 1:

Universitas Sumatra

Santosos, P.B, & Ashari. (2005). Analisis statistik

dengan microsoft excel dan SPSS.

Yogyakarta: Andi Offset

Santrock, J.W. (2002). Life-span development:

Perkembangan masa hidup edisi V. Jakarta:

Erlangga

Sulistyiowati, A. (2009). Hubungan persepsi

mahasiswa tentang praktik klinik

keperawatan dengan tingkat kecemasan pada

mahasisiwa S1 keperawatan UMS. Fakultas

Page 8: 15. Manuscript PDF

8

Ilmu Kesehatan: Universitas Muhamadiyah

Surakarta. Tidak dipublikasikan.

Sumiati, Rustika, Tutiany, Nurhaeni, H,

Mumpuni. (2010). Penanganan stress pada

penyakit jantung koroner. Jakarta: Trans Info

Media

Sunaryo, (2004). Psikologi untuk keperawatan.

Jakarta: Kedokteran EGC

Tyrer, P. (2002). Bagaimana mengatasi stres

Edisi 3. Jakarta: Arcan

Utomo, W., Erwin, Rahmalia, S., Hasneli, Y,.

(2011). Buku panduan praktik klinik

keperawatan gawat darurat. Pekanbaru:

PSIK Press

Wang, L.S. (2008). The effect of using peer

mentoring to reduce student nurse stress

during clinical practice. School of Nursing, I-

Shou University, Taiwan. Diperolah tanggal

29 Juli 2011

http://stti.confex.com/stti/congrs08/techprogr

am/paper_38460.htm