document1
DESCRIPTION
PerwariTRANSCRIPT
Pewarisan Genetik pada Penderita Hemofilia
Pendahuluan
Hemofilia adalah gangguan produksi faktor pembekuan yang diturunkan, berasal dari
bahasa Yunani, yaitu haima yang artinya darah dan philein yang artinya mencintai atau suka.
Hemofilia merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara x-linked resesif berdasarkan
hukum Mendel dari orang tua kepada anak-anaknya.
Penyakit ini terjadi akibat kelainan sintesis salah satu faktor pembekuan, dimana pada
hemofilia A terjadi kekurangan Faktor VIII (Antihemophilic factor), sedangkan pada hemofilia B
terjadi kekurangan Faktor IX (Christmas factor). Hemofilia A mencakup 80-85% dari
keseluruhan penderita hemofilia. Oleh karena itu, semua anak perempuan dari laki-laki yang
menderita hemofilia adalah karier penyakit, dan anak laki-laki tidak terkena. Anak laki-laki dari
perempuan yang karier memiliki kemungkinan 50% untuk menderita penyakit hemofilia. Dapat
terjadi wanita homozigot dengan hemofilia (ayah hemofilia, ibu karier), tetapi keadaan ini sangat
jarang terjadi. Kira-kira 33% pasien tidak memiliki riwayat keluarga dan mungkin akibat mutasi
spontan.1
Pembahasan
Pembahasan pada makalah ini meliputi peranan gen, proses terbentuknya protein yaitu replikasi, transkipsi dan translasi beserta ekspersi gen, dan penurunan sifat mendel.
Gen
Gen adalah suatu unit keturunan berupa segmen tertentu dari molekul DNA yang umumnya terletak dalam kromosom dan memiliki kode untuk protein tertentu.2 Terdiri atas sepasang alel yang sejenis atau berlainan yang terletak pada lokus tertentu.
Replikasi
Proses replikasi DNA merupakan suatu masalah yang kompleks, dan melibatkan
rangkaian protein dan enzim yang secara kolektif merakit nukleotida dalam urutan yang telah
ditentukan. Dalam menanggapi isyarat molekul yang diterima selama pembelahan sel, molekul-
molekul ini melakukan replikasi DNA, dan mensintesis dua untai baru menggunakan helai yang
ada sebagai template atau ‘cetakan’. Masing-masing menghasilkan dua, molekul DNA yang
identik terdiri dari satu untai baru dan salah satu DNA lama. Oleh karena itu proses replikasi
DNA disebut sebagai semi-konservatif. Model replikasi secara semi – konservatif menunjukkan
bahwa DNA anakan terdiri dari DNA induk dan untain DNA hasil sintesis baru.3
Pelepasan untai DNA
Replikasi DNA dimulai pada lokasi spesifik disebut sebagai asal replikasi, yang
memiliki urutan tertentu yang bisa dikenali oleh protein yang disebut inisiator DnaA.
Mereka mengikat molekul DNA di tempat asal, sehingga mengendur untuk perakitan
protein lain dan enzim penting untuk replikasi DNA. Sebuah enzim yang disebut helikase
direkrut ke lokasi untuk unwinding (proses penguraian/seperti membuka resleting) heliks
dalam alur tunggal.
Helikase melepaskan ikatan hidrogen antara pasangan basa, dengan cara yang
tergantung energi. Titik ini atau wilayah DNA yang sekarang dikenal sebagai garpu
replikasi (Garpu replikasi atau cabang replikasi adalah struktur yang terbentuk ketika
DNA bereplikasi). Setelah heliks yang terbuka, protein yang disebut untai tunggal
mengikat protein (SSB) mengikat daerah terbuka dan mencegah mereka untuk menempel
kembali. Proses replikasi sehingga dimulai, dan garpu replikasi dilanjutkan dalam dua
arah yang berlawanan sepanjang molekul DNA.
Sintesis DNA Primer
Sintesis baru, untai komplementer DNA menggunakan untai yang ada sebagai
template yang dibawa oleh enzim yang dikenal sebagai DNA polimerase. Selain replikasi
mereka juga memainkan peran penting dalam perbaikan DNA dan rekombinasi.
Namun, DNA polimerase tidak dapat memulai sintesis DNA secara independen, dan
membutuhkan 3′ gugus hidroksil untuk memulai penambahan nukleotida komplementer.
Ini disediakan oleh enzim yang disebut DNA primase yang merupakan jenis DNA
dependent-RNA polimerase. Ini mensintesis bentangan pendek RNA ke untai DNA yang
ada. Ini segmen pendek disebut primer, dan terdiri dari 9-12 nukleotida. Hal ini
memberikan DNA polimerase platform yang diperlukan untuk mulai menyalin sebuah
untai DNA. Setelah primer terbentuk pada kedua untai, DNA polimerase dapat
memperpanjang primer ini menjadi untai DNA baru.
Pembukaan resleting DNA dapat menyebabkan supercoiling (bentukan seperti spiral
yang mengganggu) di wilayah garpu berikutnya. Ini superkoil DNA dibuka oleh enzim
khusus yang disebut topoisomerase yang mengikat ke bentangan DNA depan garpu
replikasi. Ini menciptakan memotong pada untai DNA dalam rangka untuk meringankan
supercoil tersebut.
Sintesis leading strand
Replikasi DNA untaian pengawal (leading strand), DNA polimerase dapat
menambahkan nukleotida baru hanya untuk ujung 3′ dari untai yang ada, dan karenanya
dapat mensintesis DNA dalam arah 5′ → 3′ saja. Tapi untai DNA berjalan di arah yang
berlawanan, dan karenanya sintesis DNA pada satu untai dapat terjadi terus menerus. Hal
ini dikenal sebagai untaian pengawal (leading strand).
Di sini, DNA polimerase III (DNA pol III) mengenali 3′ OH ujung RNA primer, dan
menambahkan nukleotida komplementer baru. Saat garpu replikasi berlangsung,
nukleotida baru ditambahkan secara terus menerus, sehingga menghasilkan untai baru.
Sintesis lagging Strand (untai tertinggal)
Pada untai berlawanan, DNA disintesis secara terputus dengan menghasilkan
serangkaian fragmen kecil dari DNA baru dalam arah 5 ‘→ 3′. Fragmen ini disebut
fragmen Okazaki, yang kemudian bergabung untuk membentuk sebuah rantai terus
menerus nukleotida. Untai ini dikenal sebagai lagging Strand (untai tertinggal) sejak
proses sintesis DNA pada untai ini hasil pada tingkat yang lebih rendah.
Primase menambahkan primer di beberapa tempat sepanjang untai terbuka. DNA pol
III memperpanjang primer dengan menambahkan nukleotida baru, dan jatuh ketika
bertemu fragmen yang terbentuk sebelumnya. Dengan demikian, perlu untuk melepaskan
untai DNA, lalu bergeser lebih lanjut kebagian atas untuk memulai perluasan primer
RNA lain. Sebuah penjepit geser memegang DNA di tempatnya ketika bergerak melalui
proses replikasi.
Penghapusan Primer
Meskipun untai DNA baru telah disintesis primer RNA hadir pada untai baru
terbentuk harus digantikan oleh DNA. Kegiatan ini dilakukan oleh enzim DNA
polimerase I (DNA pol I). Ini khusus menghilangkan primer RNA melalui ‘5→ 3′
aktivitas eksonuklease nya, dan menggantikan mereka dengan deoksiribonukleotida baru
dengan 5 ‘→ 3′ aktivitas polimerase DNA.
Ligasi
Setelah penghapusan primer selesai untai tertinggal masih mengandung celah antara
fragmen Okazaki berdekatan. Enzim ligase mengidentifikasi dan menyumbat celah
tersebut dengan menciptakan ikatan fosfodiester antara 5 ‘fosfat dan 3′ gugus hidroksil
fragmen yang berdekatan.
Terminasi (pemutusan)
Replikasi ini terhenti di lokasi terminasi khusus yang terdiri dari urutan nukleotida
yang unik. Urutan ini diidentifikasi oleh protein khusus yang disebut tus yang mengikat
ke situs tersebut, sehingga secara fisik menghalangi jalur helikase. Ketika helikase
bertemu protein tersebut dan jatuh bersama dengan untai tunggal protein pengikat
terdekat.
Transkripsi
Transkripsi DNA merupakan proses pembentukan RNA dari DNA sebagai cetakan.
Proses transkripsi menghasilkan mRNA, rRNA dan tRNA. Pembentukan RNA dilakukan oleh
enzim RNA polymerase. Proses transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu4:
Inisiasi
Enzim RNA polymerase menyalin gen, sehingga pengikatan RNA polymerase terjadi
pada tempat tertentu yaitu tepat didepan gen yang akan ditranskripsi. Tempat pertemuan
antara gen (DNA) dengan RNA polymerase disebut promoter. Kemudian RNA
polymerase membuka double heliks DNA. Salah satu utas DNA berfungsi sebagai
cetakan.Nukleotida promoter pada eukariot adalah 5′-GNNCAATCT-3′ dan 5′-
TATAAAT-3′. Simbul N menunjukkan nukleotida (bisa berupa A, T, G, C). Pada
prokariot, urutan promotornya adalah 5′-TTGACA-3′ dan 5′-TATAAT-3′.
Elongasi
Enzim RNA polymerase bergerak sepanjang molekul DNA, membuka double heliks
dan merangkai ribonukleotida ke ujung 3′ dari RNA yang sedang tumbuh.
Terminasi
Terjadi pada tempat tertentu. Proses terminasi transkripsi ditandai dengan
terdisosiasinya enzim RNA polymerase dari DNA dan RNA dilepaskan. mRNA pada
eukariota mengalami modifikasi sebelum ditranslasi, sedangkan pada prokariota misalnya
pada bakteri, mRNA merupakan transkripsi akhir gen. mRNA yang baru ditranskrip
ujung 5′nya adalah pppNpN, dimana N adalah komponen basa-gula nukleotida, p adalah
fosfat. mRNA yang masak memiliki struktur 7mGpppNpN, dimana 7mG adalah
nukleotida yang membawa 7 metil guanine yang ditambahkan setelah transkripsi. Pada
ujung 3′ terdapat pNpNpA(pA)npA. Ekor poli A ini ditambahkan berkat bantuan
polymerase poli (A). tetapi mRNA yang menyandikan histon, tidak memiliki poli A.
Hasil transkripsi merupakan hasil yang memiliki intron (segmen DNA yang tidak
menyandikan informasi biologi) dan harus dihilangkan, serta memiliki ekson yaitu ruas
yang membawa informasi biologis. Intron dihilangkan melalui proses yang disebut
splicing. Proses splicing terjadi di nukleus.
Splicing dimulai dengan terjadinya pemutusan pada ujung 5′, selanjutnya ujung 5′
yang bebas menempelkan diri pada suatu tempat pada intron dan membentuk struktur
seperti laso yang terjadi karena ikatan 5′-2′fosfodiester. Selanjutnya tempat pemotongan
pada ujung 3 terputus sehingga dua buah ekson menjadi bersatu. rRNA dan tRNA
merupakan hasil akhir dari proses transkrips, sedangkan mRNA akan mengalami
translasi. tRNA adalah molekul adaptor yang membaca urutan nukleotida pada mRNA
dan mengubahnya menjadi asam amino.
Translasi
Pada prokariota yang terdiri dari satu ruang, proses transkripsi dan translasi terjadi
bersama-sama. Translasi merupakan proses penerjemahan kodon-kodon pada mRNA menjadi
polipeptida. Dalam proses translasi, kode genetic merupakan aturan yang penting. Dalam kode
genetic, urutan nukleotida mRNA dibawa dalam gugus tiga - tiga. Setiap gugus tiga disebut
kodon. Dalam translasi, kodon dikenali oleh lengan antikodon yang terdapat pada tRNA.4
Mekanisme translasi adalah:
Inisiasi
Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke mRNA. Penempelan
terjadi pada tempat tertentu yaitu pada 5′-AGGAGGU-3′, sedang pada eukariot terjadi
pada struktur tudung (7mGpppNpN). Selanjutnya ribosom bergeser ke arah 3′ sampai
bertemu dengan kodon AUG. Kodon ini menjadi kodon awal. Asam amino yang dibawa
oleh tRNA awal adalah metionin. Metionin adalah asam amino yang disandi oleh AUG.
pada bakteri, metionin diubah menjadi Nformil metionin. Struktur gabungan antara
mRNA, ribosom sub unit kecil dan tRNA-Nformil metionin disebut kompleks inisiasi.
Pada eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan cara yang lebih rumit yang melibatkan
banyak protein initiation factor.
Elongasi
Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar pada sub unit kecil
menghasilkan dua tempat yang terpisah . Tempat pertama adalah tempat P (peptidil)
yang ditempati oleh tRNA-Nformil metionin. Tempat kedua adalah tempat A
(aminoasil) yang terletak pada kodon ke dua dan kosong. Proses elongasi terjadi saat
tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke tempat A. Akibatnya
kedua tempat di ribosom terisi, lalu terjadi ikatan peptide antara kedua asam amino.
Ikatan tRNA dengan Nformil metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino yang
berangkai berada pada tempat A.
Ribosom kemudian bergeser sehingga asam amino-asam amino-tRNA berada pada
tempat P dan tempat A menjadi kosong. Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang tepat
dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A, dan proses berlanjut seperti sebelumnya.
Terminasi
Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir yaitu UAA, UAG,
UGA. Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang membawa antikodon yang sesuai.
Selanjutnya masuklah release factor (RF) ke tempat A dan melepaska rantai polipeptida
yang terbentuk dari tRNA yang terakhir. Kemudian ribosom berubah menjadi sub unit
kecil dan besar.
Kelainan dalam pewarisan Gen5
Ribuan kelainan genetik diketahui diwarisi sebagai sifat resesif sederhana. Kelainan-
kelainan ini mempunyai tingkat keparahan yang berbeda-beda mulai dari sifat yang relatif tak
berbahaya, seperti albinisme (ketiadaan pigmen kulit), hingga keadaan yang mengancam
kehidupan, seperti fibrosis sistik (cystic fibrosis). Gen mengkode protein yang memiliki fungsi
khusus. Alel yang menyebabkan kelainan genetic mengkode protein yang malfungsional atau
tidak mengkode protein sama sekali. Dalam kasus kelainan yang diklasifikasikan sebagai resesif,
heterozigot dikatakan normal dalam fenotipe karena satu salinan alel yang “normal” tersebut
menghasilkan jumlah protein khusus yang cukup banyak.
Dengan demikian suatu, penyakit yang diwarisi secara resesif muncul hanya dalam
individu homozigot yang mewarisi satu alel resesif dari setiap orangtua. Kita dapat
melambangkan genotif orang seperti itu sebagai aa, dan individu yang tidak memiliki kelainan
tersebut dengan AA atau Aa. Heterozigot (Aa), yang secara fenotipe normal, disebut karrier
(carrier) dari kelainan ini karena orang-orang seperti ini dapat saja menurunkan alel resesif
tersebut kepada keturunan mereka.
Penyakit Genetika
Penyakit Genetika (genetic disorder) adalah penyakit yang muncul karena tidak
berfungsinya faktor-faktor genetik yang tidak mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh
manusia. Beberapa penyebab kelainan dan penyakit genetik antara lain disebabkan oleh mutasi
gen.
Ketidaknormalan jumlah kromosom seperti dalam sindrome down (adanya ekstra
kromosom 21) dan sindrom klinefelter (laki-laki dengan 2 kromosom x). Gen rusak yang
diturunkan dari orang tua, dalam kasus ini, penyakit genetik juga dikenal dengan istilah penyakit
keturunan. Kondisi ini terjadi ketika individu lahir dari dua individu sehat pembawa gen rusak
tersebut, tetapi dapat juga terjadi ketika gen yang rusak tersebut merupakan gen yang dominan.6
Hemofilia
Hemofilia adalah gangguan produksi faktor pembekuan yang diturunkan, berasal dari
bahasa Yunani, yaitu haima yang artinya darah dan philein yang artinya mencintai atau suka.
Hemofilia merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara x-linked resesif berdasarkan
hukum Mendel dari orang tua kepada anak-anaknya.
Penyakit ini terjadi akibat kelainan sintesis salah satu faktor pembekuan, dimana pada
hemofilia A terjadi kekurangan Faktor VIII (Antihemophilic factor), sedangkan pada hemofilia B
terjadi kekurangan Faktor IX (Christmas factor).
Klasifikasi Hemofilia
Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :
Hemofilia A; yang dikenal juga dengan nama :Hemofilia Klasik; karena jenis
hemofilia ini adalah yang paling banyak kekurangan faktor pembekuan pada
darah.Hemofilia kekurangan Faktor VIII; terjadi karena kekurangan faktor 8 (Faktor
VIII) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
Hemofilia B; yang dikenal juga dengan nama:Christmas Disease; karena di temukan
untuk pertama kalinya pada seorang bernama Steven Christmas asal Kanada. Hemofilia
kekurangan Faktor IX; terjadi karena kekurangan faktor 9 (Factor IX) protein pada darah
yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.7
Proses terjadinya gangguan pembekuan darah.
Gangguan itu dapat terjadi karena jumlah pembeku darah jenis tertentu kurang dari
jumlah normal, bahkan hampir tidak ada.
Pada orang normal, proses penutupan benng-benang fibrin adalah sebagai berikut:
a. Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu
saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar dari pembuluh.
b. Pembuluh darah mengerut/ mengecil.
c. Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.
d. Faktor-faktor pembeku darah bekerja membuat anyaman (benang - benang fibrin)
yang akan menutup luka sehingga darah berhenti mengalir keluar pembuluh.
Sedangkan, pada penderita hemofilia proses penutupan luka adalah sebagai berikut:
a. Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu
saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar dari pembuluh.
b. Pembuluh darah mengerut/ mengecil.
c. Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.
d. Kekurangan jumlah faktor pembeku darah tertentu, mengakibatkan anyaman
penutup luka tidak terbentuk sempurna, sehingga darah tidak berhenti mengalir keluar
pembuluh.8
Pewarisan sifat hemophilia
Penyakit hemophilia diturunkan secara sex-linked recessive. Karena defeknya
terdapat pada kromosom X, maka biasanya perempuan merupakan pembawa sifat
(carrier), sedangkan laki - laki sebagai penderita. Seseorang bisa mengidap hemofilia
karena mewarisi gen hemofilia dari orang tuanya. Bisa terjadi seseorang mengidap
hemofilia bukan karena faktor keturunan, tapi karena terjadi kerusakan, perubahan,
atau mutasi pada gen yang mengatur produksi faktor pembekuan darah.
Lebih banyak terjadi pada laki – laki sedangkan wanita membawa (carrier). Pada
perempuan penderita genotipnya adalah Xh Xh, normal; XH XH, dan carriernya XHXh.
Dan pada pria penderita hemophilia : XhY dan normal; XHY.
Gambar 1: Diagram persilangan pada penderita hemofilia
Kesimpulan
Hemofilia adalah gangguan produksi faktor pembekuan yang diturunkan, yang
merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara x-linked resesif berdasarkan hukum Mendel
dari orang tua kepada anak-anaknya.
Protein terbentuk dari rangkaian proses yaitu replikasi, transkipsi dan translasi. Dan
ekspresi gen yang terdiri dari transkipsi dan translasi. Dan pada proses transkipsi dan translasi
terdapat tahap – tahap yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi.
Penyakit Genetika (genetic disorder) adalah penyakit yang muncul karena tidak
berfungsinya faktor-faktor genetik yang tidak mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh
manusia. Beberapa penyebab kelainan dan penyakit genetik antara lain disebabkan oleh mutasi
gen.
Daftar Pustaka
1. Mehta, Atul dan Victor Hoffbrand. At a Glance Hematologi. Jakarta : Erlangga; 2005.
2. University of Leicester. DNA, genes and chromosomes. Diunduh dari
http://www2.le.ac.uk/departments/genetics.com. [30 Januari 2015].
3. Yuwono Triwibowo. Biologi Molekular. Jakarta : Erlangga; 2008.
4. Davey Patrick. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga; 2009.
5. Suryo. Genetika manusia. Yogyakarta: UGM; 2008.
6. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1,
Infomedika, Jakarta: 2009.
7. Sodeman. Patofisiologi Sodeman : Mekanisme Penyakit. Jakarta: Erlangga; 2010.
8. Arif M. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid 2, Media Aesculapius, FKUI, Jakarta.
2011.