16. optik polarisasi cahaya

23

Upload: hokiman-kurniawan

Post on 15-Apr-2017

453 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

Page 1: 16. optik   polarisasi cahaya
Page 2: 16. optik   polarisasi cahaya

• Sifat dasar & Perambatan Cahaya

A

• Superposisi GelombangB

• Interferensi Gelombang Cahaya

C

• Difraksi Gelombang Cahaya

D

• Polarisasi CahayaE

• Pembentukan BayanganF

Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi Polarisator Dikroik Polarisasi akibat Hamburan Polarisator Birefringent Polarisasi akibat Refleksi Keping Penghambat / Retardasi

Sub Topik

Page 3: 16. optik   polarisasi cahaya

• Sifat dasar & Perambatan Cahaya

A

• Superposisi GelombangB

• Interferensi Gelombang Cahaya

C

• Difraksi Gelombang Cahaya

D

• Polarisasi CahayaE

• Pembentukan BayanganF

Menjelaskan ciri utama cahaya terpolarisasi. Menjelaskan bagaimana suatu bahan dapat

melakukan proses diskroisma Menjelaskan timbulnya bayangan rangkap akibat

bahan anisotropik. Menentukan kondisi khusus yang dapat

menghasilkan gelombang pantul terpolarisasi. Menentukan perubahan fasa gelombang akibat

melewati suatu keping retardasi

Tujuan Instruksional Khusus

Page 4: 16. optik   polarisasi cahaya

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 5: 16. optik   polarisasi cahaya

Suatu berkas cahaya biasanya terdiri atas sejumlah besar gelombang yang dipancarkan oleh atom –atom suatu sumber cahaya.

Setiap atom menghasilkan sebuah gelombang yang mempunyai arah vektor medan listrik tertentu E, berhubungan dengan arah vibrasi atom.

Arah polarisasi setiap invidu gelombang didefinisikan sebagai arah vibrasi medan listrik.

Polarisasi Gel Cahaya

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 6: 16. optik   polarisasi cahaya

Sifat cahaya yang penting dan berguna Model gelombang transversal pada tali yang

terpolarisasi

Polarisasi

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 7: 16. optik   polarisasi cahaya

Letakkan suatu penghalang yang terdapat celah pada lintasan suatu gelombang

Gelombang yang terpolarisasi vertikal yang dapat menembusnya

Polarisasi

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 8: 16. optik   polarisasi cahaya

Mendapatkan cahaya terpolarisasi dari cahaya tidak terpolarisasi

Menggunakan kristal : tourmaline

Intensitas dari berkas terpolarisasi yang dipancarkan oleh polarizer

Polaroid

θ2cosoII =

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 9: 16. optik   polarisasi cahaya

Polarizer

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 10: 16. optik   polarisasi cahaya

Polarizer

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 11: 16. optik   polarisasi cahaya

Pada gelombang transversal, arah simpangan dapatke segala arah asal tegak lurus pada arah rambat .

Karena gel EM merupakan gabungan gelombangtransversal, maka arah arah simpangan medan listrikE dinyatakan sebagai arah polarisasi gelombang EM.

Secara umum komponen medan listrik E dapatdinyatakan dalam bentuk sbb :

Persamaan Polarisasi

jtkzEitkzE

jEiEE

oyoyoxox

yx

ˆ)cos(ˆ)cos(

ˆˆ

αωαω +−++−=

+=

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 12: 16. optik   polarisasi cahaya

Jenis polarisasi

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 13: 16. optik   polarisasi cahaya

Bila αoy - αox =0,π maka proyeksi E terhadap bidangyang tegak lurus arah perambatan akan membentukgaris lurus

Polarisasi Linier

jtkzEitkzEE oyoxˆ)cos(ˆ)cos( ωω −+−=

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 14: 16. optik   polarisasi cahaya

Bila αoy - αox =±nπ/2, n=bil. ganjil maka proyeksi E terhadap bidang yang tegak lurus arah perambatanakan membentuk lingkaran

Polarisasi Melingkar

jtkzEitkzEE oyoxˆ)sin(ˆ)cos( ωω −+−=

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 15: 16. optik   polarisasi cahaya

Persamaan Fresnel menjelaskan refleksi and transmisi gelombang elektromagnetik pada suatu batas

Karena, terdapat konstanta refleksi dan transmisi untuk gelombang yang sejajar dan tegak lurus terhadap bidang datang cahaya.

Persamaan Fresnel

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 16: 16. optik   polarisasi cahaya

Untuk suatu medium dielektrik yaitu ketika Hukum Snell dapat digunakan untuk mencari hubungan sudut datang dan sudut pantul, Persamaan Fresnel dapat dituliskan dalam bentuk sudut datang dan sudut pantul.

Persamaan Fresnel

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 17: 16. optik   polarisasi cahaya

Koefisien refleksi:

Koefisien transmisi

Persamaan Fresnel

ti

i

i

t

nnn

E

ET

θθθcoscos

cos2

21

1

,

,

+==

⊥⊥

it

it

IIi

IIrII nn

nnE

ER

θθθθ

coscoscoscos

21

21

,

,

+−

==

ti

ti

i

r

nnnn

E

ER

θθθθ

coscoscoscos

21

21

,

,

+−

==⊥

⊥⊥

it

t

IIi

IItII nn

nE

ET

θθθ

coscoscos2

21

1

,

,

+==

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 18: 16. optik   polarisasi cahaya

Reflectansi dan transmitansi

Persamaan Fresnel

⊥⊥

⊥⊥

==

=⊥===

Tnn

tTnn

t

RI

IrR

I

Ir

i

tII

i

tII

i

rII

IIi

IIrII

θθ

θθ

coscos

coscos

1

2

1

2

2

,

,2

,

,

1

1

=+=+

⊥⊥ tr

tr IIII

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 19: 16. optik   polarisasi cahaya

Fotografi suatu sungai

Polarisasi akibat refleksi

Semua cahaya masuk ke lensa

Menggunakan polarizer

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 20: 16. optik   polarisasi cahaya

Sudut Brewster terjadi saat RII=0 atau Er hanyaterdiri dari E⊥

Persamaan Fresnel

it

it

IIi

IIrII nn

nnE

ER

θθθθ

coscoscoscos

21

21

,

,

+−

==

ti

ti

i

r

nnnn

E

ER

θθθθ

coscoscoscos

21

21

,

,

+−

==⊥

⊥⊥

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 21: 16. optik   polarisasi cahaya

Persamaan Fresnel

22

1

sinsin

sinsin

θθ

θθ Pn == Pn θtan=

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 22: 16. optik   polarisasi cahaya

IP = intensitas cahaya yang terpolarisasi linier Ia = intensitas cahaya alamiah Gel terpolarisasi linier Imax = I dan Imin = 0 maka P = 1 Gel terpolarisasi lingkaran Imax = Imin = I maka P= 0 Gel terpolarisasi elips Imax < I < Imin

Derajat Polarisasi P

minmax

minmax

minminmax

minmax

2 IIII

IIIII

III

PaP

P

+−

=+−

−=

+=

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F

Page 23: 16. optik   polarisasi cahaya

Cahaya tidak terpolarisasi masuk ke suatu kristal kalsit terbagi menjadi dua sinar ordinary (O) dan sinar extraordinary (E). Kedua sinar terpolarisasi stu dengan lainnya pada arah tegak lurus

Polarisasi Pembiasan Ganda

• Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi

A

• Polarisator DikroikB

• Polarisasi akibat Hamburan

C

• Polarisator BirefringentD

• Polarisasi akibat Refleksi

E

• Keping Penghambat / Retardasi

F