1622

100
The balance sheet Amir hidayatulloh (342123)

Upload: amir-hidayatulloh

Post on 30-Dec-2014

189 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1622

The balance sheetAmir hidayatulloh (342123)

Page 2: 1622

Hubungan antara neraca dan laba rugi

Ada dua pendekatan yakni artikulasi dan non artikulasi yang digunakan untuk mendefinisi elemen-elemen akuntansi dan hubungan antara neraca dan laba rugi. Artikulasi diartikan bahwa dua statement tersebut didefenisi secara matematis sedemikian rupa sehingga net income=perubahan modal pemilik selama 1 perioda dengan asumsi tak ada transaksi capital atai prior period adjustment. Pendekatan non artikulasi memisahkan hubungan matematis antara neraca dan laba rugi, tiap statement didefenisi dan diukur secara independen

Page 3: 1622

Pendekatan Artikulasi

SFAC No.6 mendefenisi elemen-elemen akuntansi sebagai asset, kewajiban, modal pemilik, pendapatan, perolehan (gains), biaya-biaya, dan kerugian. Income dihitung dari revenues,gains, expenses dan losses. Pada artikulasi income (pengahasilan) merupakan subklasifikasi dari modal pemilik. Gambar 11.1 menunjukkan model akuntansi artikulasi dan system klasifikasi dengan menggunakan pendekatan proprietary (pemilik) dimana net asset = modal pemilik

Page 4: 1622

Pendekatan Artikulasi

Pada konsep artikulasi, semua transaksi akuntansi dapat dikelompokkan pada model yang ada pada gambar 11.1. terdapat 3 subklasifikasi modal pemilik:

contributed capital, merupakan subklasifikasi menjadi legal capital (nilai pari) dan sumber lain contributed capital (misalnya premium diatas nilai par dan asset sumbangan)

retained earnings, terbagi lagi menjadi income statements account, prior period adjustment dan dividen. Karena income merupakan bagian dari subklasifikasi dari retained earnings, maka laba rugi dan neraca merupakan artikulasi.

unrealized capital adjustments (di bahas pada chapter 12)

Page 5: 1622

Pendekatan Artikulasi

Pada system artikulasi ada dua alternative untuk mendefenisi elemen-elemen akuntansi yakni:

pandangan revenue-exspense, focus pada mendefenisi elemen-elemen yg ada pada laba rugi. Mengutamakan laba rugi, prinsip-prinsip pengakuan income dan aturan-aturan pengukuran income.

pandangan asset-kewajiban, merupakan kebalikan dari pendekatan revenue-expenses karena menekankan pada defenisi, pengakuan dan pengukuran asset dan kewajiban. Income didefenisi, diakui dan diukur sebagai byproduct (akibat sampingan) dari pengukuran asset dan kewajiban.

Page 6: 1622

Pendekatan laba rugi (revenue-expense)

Konsep income diturunkan dari konsep “matching cost” . keduanya baik laba rugi dan neraca diatur oleh aturan akuntansi dari pengakuan revenue dan cost matching yang merupakan aturan-aturan yang berorientasi revenue-exspense.

Salah satu konsekuensi dari pendekatan ini adalah memuat neraca sebagai sampingan dari aturan-aturan pengukuran income. Sehingga neraca tidak hanya terdiri atas asset dan kewajiban melainkan juga deferred charges (beban yang ditunda) dan deffered credits. Kedua item tersebut tidak sesuai dengan defenisi asset dan kewajiban namun tetap dimasukkan dalam neraca. Contoh deferred charges adalah biaya awal organisasi. Biaya ini dialokasikan dalam laba rugi selama beberapa tahun. Biaya ini dikategorikan sebagai ‘sunk cost’ dan tak dapat diperbaiki.

Page 7: 1622

Pendekatan Neraca (asset-kewajiban)

Pendekatan ini lebih konsern pada pelaporan asset dan kewajiban. Pada SFAC NO.6 FASB mendefenisi comprehensive income sebagai perubahan dalam asset bersih perusahaan dari sember yang bukan pemilik. Pengkuran pada pendekatan ini juga lebih focus pada asset dan kewajiban. Rekening modal pemilik merupakan hasil rekaan atau penemuan dalam double entry accounting system. Income beserta komponen-komponen lainnya merupakan konsep kedua sebagai cara yang sederhana dalam melaporkan perubahan dalam asset dan kewajiban

Page 8: 1622

Pendekatan non artikulasiKemungkinan untuk pelaporan keuangan non artkulasi (nonarticulated

financial statements) belum didiskusikan secara mendalam dalam literatur akuntansi. Tetapi, ide ini nampak memiliki beberapa keuntungan. Terdapat pertentangan yang tinggi antara pendukung pendekatan pendapatan-biaya tradisional dan pendekatan aset-kewajiban karena pendukung pendapatan-biaya utamanya lebih memperhatikan stabilisasi akibat fluktuasi transaksi pada laporan laba rugi dan memperkenalkan biaya yang ditangguhkan dan kredit yang ditangguhkan untuk menghaluskan pengukuran laba. Sebaliknya, aset-kewajiban menyarankan pada perubahan pelaporan dalam nilai aset bersih, dan menyiapkan dan membiarkan fluktuasi laporan laba rugi yang mungkin melibatkan adanya untung/laba dan rugi yang belum direalisasi.

Ini adalah bukti bahwa kedua kelompok tersebut terpolarisasi sebagian karena neraca dan laporan laba rugi terartikulasi(terkait) secara matematis. Karena artikulasi itu muncul hanya disebabkan oleh kebiasaan, dua laporan itu dapat dipertahankan dan kedua kelompok bisa dipuaskan dengan laporan laba rugi berbasis pendapatan-biaya dan beraca berbasis aset-kewajiban. Tetapi, daripada mengarah pada nonartikulasi, pendekatan laba komprehensif yang diminta dalam SFAS No 130 (Chapter 11) mulai menutup celah yang menguntungkan artikulasi.

Page 9: 1622

Aset

Dalam mendiskusikan aset, kewajiban, dan modal pemilik, sekarang kita evaluasi definisi2 aset, kewajiban, dan modal pemilik, pertama karena definisi diperlukan untuk mengklasifikasikan transaksi bisnis ke dalam kategori yang tepat (seperti diilustrasikan pada Exhibit 11.1). Tahap berikutnya adalah mendefinisikan sudut waktu ketika elemen2 diakui dalam neraca. Akhirnya, kita mereview atribut2 yang diukur untuk jenis2 spesifik dari aset, kewajiban, dan modal pemilik.

 

Page 10: 1622

Definisi aset

Definisi aset penting, karena definisi aset menentukan jenis2 apakah dari faktor2 ekonomi yang akan muncul dalam neraca. Definisi aset mengidentifikasi elemen2 yang diakui, diukur, dan dilaporkan dalam neraca. Definisi aset harus semata-mata dihubungkan dengan kriteria untuk mengklasifikasikan transaksi akuntansi sebagai aset. Seperti yang diindikasikan pada bab 1, atribut yang diukur harus ditetapkan secara independen dari objek yang diukur. Banyak definisi aset dapat ditemukan dalam literatur akuntansi.

Page 11: 1622

Definisi asetBagaimapun, profesi akuntansi di US hanya membuat tiga usaha formal untuk mendefinikan aset:

sesuatu yang dinyatakan dalam saldo debit yang akan dipindahkan secara tepat menuju pada penutupan buku akun menurut aturan atau prinsip akuntansi (jika saldo debit tidak mempengaruhi saldo negatif yang dapat dipakai untuk kewajiban), dengan dasar bahwa sesuatu tersebut menyatakan property right(kekayaan) atau perolehan nilai atau membuat suatu pengeluaran yang menimbulkan kekayaan atau yang dapat dipakai secara tepat untuk masa yang akan datang. Jadi, bagunan, piutang usaha, persediaan, dan beban tangguhan adalah semua aset dalam klasifikasi neraca.

sumber daya ekonomi suatu perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Aset juga termasuk beberapa beban tangguhan yang bukan sumber daya tetapi diakui dan diukur sesuai dengan PABU.

aset adalah manfaat ekonomi masa mendatang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu

Page 12: 1622

Definisi asetDefenisi pertama menekankan pada legal property, tetapi juga

memasukkan beban tangguhan dengan dasar bahwa beban tangguhan dimasukkan secara tepat ke aset. Suatu perbedaan dibuat antara aset dan beban tangguhan, tetapi keduanya dianggap sebagai aset. Dasar kebenaran adalah bahwa beban tangguhan berhubungan dengan laporan laba rugi periode yang akan datang. Beban tangguhan dimasukkan ke aset semata-mata karena aturan laporan laba rugi yang menangguhkan pengakuan biaya2 itu sebagai beban sampai periode yang akan datang. Aspek definisi ini menyatakan suatu pendekatan pendapatan-biaya pada laporan keuangan.

Definisi kedua menekankan bahwa aset adalah sumber daya ekonomi. Ini didefinisikan sebagai cara langka yang dipakai...untuk memindahkan dari aktivitas ekonomi. Aset dirasakan lebih dari legal property; apa saja yang memiliki nilai ekonomi di masa yang akan datang disebut aset. Contohnya, persetujuan sewaguna bahwa mengakui kekayaan lessee menggunakan hak2 (meskipun bukan hak kepemilikan) akan memenuhi definisi yang lebih luas ini. Beban tangguhan secara terpisah diidentifikasi dalam definisi ini tetapi masih dikelompokkan dalam aset.

Page 13: 1622

Definisi asetDefinisi ketiga adalah evaluasi konsep yang akan datang bahwa

aset adalah sumber daya ekonomi. Karakteristik kunci dari suatu aset adalah kapasitas untuk menyediakan manfaat ekonomi yang akan datang, pengendalian aset oleh perusahaan, dan kejadian transaksi yang memberikan kenaikan pada pengendalian dan manfaat ekonomi. Kapasitas untuk menyediakan manfaat ekonomi disebut juga future service potential. Itu maksudnya bahwa suatu aset adalah sesuatu yang akan menghasilkan arus kas bersih positif di masa yang akan datang. Arus kas ini mungkin dapat terjadi dengan dua cara: dalam pertukaran pasar langsung untuk aset lainnya atau melalui perubahan dalam operasi manufaktur menjadi barang jadi. SFAC No.6 juga berusaha untuk mencocokkan definisi ini dengan jenis2 tertentu dari beban tangguhan. Beberapa beban tangguhan, memperlihatkan manfaat arus kas periode yang akan datang. Contohnya, biaya dibayar dimuka adalah beban tangguhan yang akan mengurangi arus kas keluar periode yang akan datang. Bagaimanapun, beban tangguhan lainnya, seperti biaya mendirikan perusahaan adalah sunk cost dan tidak akan memiliki dampak pada arus kas di masa yang akan datang

Page 14: 1622

Definisi asetPendekatan sumber daya ekonomi menyatakan konsep aset yang

lebih luas daripada konsep legal property dan konsisten dengan pengertian ekonomi bahwa suatu aset memiliki nilai karena mengalirkan laba (kas) di masa yang akan datang. Permulaan definisi yang lebih luas ini dapat ditemukan dalam literatur akuntansi dan ekonomi. Konsep aset menyatakan penekanan pada pengendalian aset dibandingkan legal ownership/kepemilikan legal. Karena konsep sumber daya ekonomi luas, itu mencakup variasi yang luas dalam: (a) metode realisasi manfaat yang akan datang dan (b) menentukan probabilitas realisasi manfaat yang akan datang. Subklasifikasi yang hanya dilaporkan dalam kelompok aset merupakan perbedaan current-noncurrent. Meskipun, pemberitahuan perbedaan current-noncurrent sangat sedikit, tentang bagaimana manfaat direalisasikan dan kemungkinan merealisasikan manfaat yang akan datang. Lebih lanjut, klasifikasi aset didiskusikan dalam bagian akhir bab ini.

Page 15: 1622

Definisi asetLuasnya konsep sumber daya ekonomi membuat beberapa

akuntan lebih menyukai konsep yang lebih sempit dari aset berdasarkan pada pengertian exchangeability dan severability. Berdasarkan sudut pandang yang lebih sempit, suatu aset akuntansi harus hanya menyatakan sumber daya ekonomi yang dapat dipisahkan dari perusahaan dan penjualan. Definisi aset yang lebih sempit akan mengurangi variasi dalam pelaporan aset terkait dengan realisasi manfaat yang akan datang – karena hanya memiliki nilai dari penggunaan produktif akan menjadi dikeluarkan oleh definisi yang lebih sempit ini. aset yang disimpan untuk digunakan dapat dikatakan memiliki risiko mencapai manfaat masa depan yang lebih tinggi dari aset yang disimpan untuk langsung dijual. Maka neraca yang mengecualikan aset-aset tersebut akan memiliki lebih sedikit ketidakpastian mengenai realisasi manfaat masa depan.

Page 16: 1622

Definisi asetPendekatan severability-exchangeability menonjolkan suatu

kelemahan dalam teori nilai ekonomi. Nilai ekonomi seringkali dikurangi untuk satu dimensi dari pertukaran harga pasar. Suatu aset mungkin memiliki nilai dalam penggunaan untuk pemilik, tetapi mungkin tidak untuk pasar eksternal yang disebabkan oleh sifat dari aset. Contohnya biaya relokasi dan instalasi peralatan pabrik yang sudah dipakai/bekas mungkin mencegah pasar yang baik. Tetapi aset yang dipegang untuk penggunaan masih berpotansi untuk menghasilkan arus kas yang akan datang meskipun aset tidak laku secara langsung. Pendekatan severability-exchangeability sangat konservatif dan terlihat membatasi secara tidak perlu apakah dimasukkan dalam neraca seperti aset.

Page 17: 1622

Definisi asetDefinisi aset memiliki perkembangan dari orientasi legal

yang sempit ke konsep yang lebih luas dari sumber daya ekonomi. Seperti definisi menjadi luas, menyebabkan batasan aset menjadi tidak jelas/kabur dan berarti ganda/ambigu. Itu mungkin menunjukkan bahwa akuntan tidak berhasil dalam mendefinisikan satu elemen akuntansi dasar. Bagaimanapun, profesi hukum juga memiliki kesulitan dalam mendefinisikan aset. Dalam hukum, istilah berikut memiliki kesamaan tetapi dengan jelas maknanya berbeda: property, property right, ownership, title, and profession. Ini tidak jelas, konsep aset jelas dalam hukum. FASB mendiskusikan memorandum yang dinyatakan dalam opini bahwa definisi dan konsep hukum tidak menolong dalam merumuskan definisi akuntansi dari aset.

Page 18: 1622

Executory Contracts/ Kontrak Eksekutori

Masalah jangka waktu yang panjang dalam akuntansi menimbulkan pertanyaan bagaimana akun (Jika pada semua) untuk kontrak eksekutori yang belum dilaksanakan satu sama lain. Kontrak eksekutori yang belum dilaksanakan satu sama lain adalah kontrak yang belum dilaksanakan oleh kedua belah pihak. Akuntansi tradisional tidak mengakui kontrak eksekutori dan kontrak eksekutori tidak diperlukan dalam laporan keuangan karena pertukaran yang mengikat belum terjadi. Kontrak adalah prosfektif. Dua contoh kontrak tersebut adalah kontrak tenaga kerja dan perjanjian pembelian jangka panjang. Dalam kedua kasus tersebut, aset ataupun kewajiban dicatat dibawah praktik saat ini. Bagaimanapun itu dapat menjadi perdebatan dalam kasus kontrak tenaga kerja bahwa pemberi kerja mendatangkan kewajiban untuk membayar gaji yang akan datang dan menerima manfaat dalam bentuk jaminan pelayanan tenaga kerja yang akan datang. Dengan cara yang sama, perjanjian pembelian jangka panjang dapat dianggap kewajiban untuk membayar di masa yang akan datang dan aset untuk pembelian di masa yang akan datang dibuat dibawah perjanjian. Bagaimanapun, akuntansi konvensional menganggap kontrak tersebut tidak jelas dan kontijen untuk pengakuan akuntansi

Page 19: 1622

Executory Contracts/ Kontrak EksekutoriKontrak ini tidak penting dalam definisi aset hanya menunjukkan bahwa akan mengeluarkan pengakuan kontrak eksekutori. Pengeluaran kontrak eksekutori lebih didasarkan pada kebiasaan dan keyakinan bahwa transaksi belum terjadi. Solomons tidak puas dengan ketidakmampuan FASB untuk menentukan apakah kontrak eksekutori harus dibukukan, hanya diungkapkan dalam catatan kaki, atau dihapuskan sama sekali dari laporan. Sebenarnya, penghapusan kontrak eksekutori dapat membawa beberapa catatan yang agak ganjil ketika kerugian meningkat. Contohnya ketika terjadi penurunan harga dalam kasus perjanjian pembelian, debit untuk akun kerugian adalah menutupi kerugian dengan kredit untuk akun kewajiban. Kredit tentu saja unik karena tidak ada kewajiban untuk jumlah obligasi itu sendiri karena sifat eksekutori. Bagaimanpun tidak ada jenis akun lain sesuai dengan kredit, sehingga akun kewajiban diberikan dalam semangat yang menjadi sedikitnya jenis abnoxious digunakan. Usulan untuk pembukuan kontrak eksekutori tentu saja patut diterima untuk diperhatikan.

Page 20: 1622

Recognition And Measurement Of Assets/Pengakuan dan Pengukuran Aset

Seperti dicatat dalam bab 7, SFAC No. 5 kurang lebih direncanakan cukup luas mencakup praktik akuntansi yang ada. SFAC No.5 membahas sedikit hal yang terkait dengan masalah pengakuan. Jadi bab ini, seperti bab 11, menggambarkan lebih secara teoritis pekerjaan mendasar dalam mendiskusikan pengakuan aset dan kewajiban. Tentu saja diskusi ini, melengkapi diskusi pengakuan pendapatan dan biaya dan kejadian masa yang akan datang yang dianalisis di bab 11.

Berikut ini prinsip pervasif yang telah ditetapkan tentang permulaan pengakuan dan pengukuran aset dan kewajiban:

Aset dan kewajiban umumnya dicatat berdasarkan kejadian yang mana perusahaan memperoleh sumber daya dari entitas lain atau membuat kewajiban dengan entitas lain. Aset dan kewajiban diukur dengan perubahan harga transfer.

Page 21: 1622

Recognition And Measurement Of Assets/Pengakuan dan Pengukuran Aset

Oleh sebab itu, aset diakui ketika transaksi pengendalian transfer terjadi. Pada point tersebut, ada potensi untuk manfaat ekonomi yang akan datang. Aset diukur dengan nilai pasar (harga pertukaran) dari pertimbangan penggantian atau pengorbanan untuk memperoleh aset dan menempatkannya pada kondisi operasi. Ini disebut historical acquisition cost. Bagaimanapun, aset tidak seharusnya dicatat dalam jumlah yang lebih besar daripada harga beli setara kasnya . Ketika pertimbangan nonmoneter, nilai pasar dari aset yang diterima mungkin menyediakan dasar yang lebih andal untuk mengukur biaya perolehan/akuisisi. Ini menggambarkan perhatian utama untuk reliabilitas pengukuran

Page 22: 1622

Recognition And Measurement Of Assets/Pengakuan dan Pengukuran Aset

Selebihnya bagian ini mereview bagaimana jenis spesifik aset diukur dalam periode berikutnya untuk akuisisi. Seperti akan dilihat, banyak atribut yang diukur, seperti kos perolehan awal (kos historis), kos historis dikurangi beban-beban kumulatif terhadap income (nilai buku), kos pengganti (replacement Cost), harga penjualan, nilai terrealisasi neto (harga penjualan dikurangi kos-kos disposal), nilai terrealisasi neto dikurangi laba normal. Memilih pendekatan terbaik untuk pengukuran akuntansi ini melanggar prinsip additivity (ketertambahan) dari teori pengukuran. Neraca yang dihasilkan mungkin menyampaikan informasi yang relevan untuk pengguna, tetapi sudut pandang murni teori pengukuran dapat dikritisi untuk kekurangan additivity (ketertambahan). Pertama seringkali diusulkan solusi untuk masalah additivity (ketertambahan) adalah pelaporan multikolom, dengan beberapa kolom menjelaskan atribut yang berbeda dari pengukuran. Bagaimapun, pelaporan yang diperluas mungkin membingungkan pengguna karena overload informasi.

Page 23: 1622

Piutang

Piutang diterima pada historical cost, disesuaikan untuk sebuah estimasi akan sejumlah yang tak tertagih. Atribut yangdiukur adalah sebuah perkiraan atas net realizable value. Bagaimanapun juga, ukuran yang sebenarnya dari net realizable value adalah pada harga jual atas piutang melalui factoring, tidak sebanyak yang diestimasi kewajiban untuk perlindungan hak untuk orang yang tidak membayar hutang. Sejak factoring melibatkan diskonto present value, akuntansi memperkirakan net realizable value adalah overstated dari jumlah bunga yang secara implisit ada pada factoring.

 

Page 24: 1622

Investasi bukan subjek untuk akuntansi ekuitas

SFAS No.115 membawa perubahan besar terhadap investasi dalam sekuritas pasar. Dahulu pada SFAS No. 12 mensyaratkan bahwa sekuritas ekuitas pasar dibawa pada nilai historical cost yang lebih rendah atau nilai current market pada basis portofolio dengan sekuritas hutang pasar yang berlanjut untuk dinilai pada kos kecuali jika kos permanen menurun dalam nilai yang terjadi

SFAS No. 15 mengarah pada current values. Investasi dalam ekuitas dan sekuritas hutang diklasifikasikan dalam tiga cara:

• Held to maturity, dimana perusahaan memiliki maksud positif dan kemampuan untuk hold to maturity

• Perdagangan, dimana tujuannya adalah untuk menjual sekuritas dalam jangka pendek

• Available for sale, dimana tidak ada dari dua kategori di atas yang diterapkan

Page 25: 1622

Investasi bukan subjek untuk akuntansi ekuitasUntuk investasi dalam sekuritas ekuitas dimana tidak ada

metoda ekitas atau konsolidasi penuh yang diterapkan, klasifikasi dikerjakan terkait dengan kategori trading maupun available for sale. Kedua kategori dinilai pada fair market value. Demikian halnya dengan SFAS No. 12, fair value atas sekuritas ekuitas harus siap tersedia dari bursa atau melebihi dari counter market.

Untuk obligasi dalam kategori held to maturity, tingkat efektif atas metoda bunga yang digunakan (demikian halnya dengan obligasi yang dapat dibayar) menghasilkan dalam tingkat pengembalian yang konstan didasarkan pada historical cost atas obligasi. Bagaimanapun juga, SFAS No. 159 sekarang membolehkan perusahaan untuk menilai held to maturities pada market value

Page 26: 1622

Investasi bukan subjek untuk akuntansi ekuitas

Sekuritas baik untuk kategori trading dan available for sale dicantumkan dalam neraca pada fair (current) value. Dalam dua kategori ini, bunga dan dividen dipertimbangkan menurut aturan biasa ketika diperoleh. Perubahan terbesar adalah terkait dengan unrealized holding gains or losses. Holding gains or losses dipertimbangkan dalam pendapatan pada akhir perioda untuk sekuritas yang diperdagangkan dan dipertimbangkan sebagai komponen yang terpisah dari ekuitas pemegang saham pada akhir perioda untuk available for sale securities. Sebagai hasil dari SFAC No. 130, unrealized holding gains and losses dalam available for sale securities sekarang adalah bagian dari comprehensive income.

Page 27: 1622

Investasi bukan subjek untuk akuntansi ekuitas

Dua orang anggota FASB berselisih dari standar. Sampson dan Swieringa mempercayai bahwa semua sekuritas yang dicakup oleh standar ini seharusnya dibawa pada fair value. Sekuritas yang sama yang dimiliki oleh perusahaan yang berbeda bisa menerima tiga perlakuan yang memungkinkan jika sekuritas tersebut adalah sebuah obligasi dan dua perlakuan yang memungkinkan jika sekuritas tersebut adalah sebuah saham. Yang lebih penting lagi, mereka memusatkan perhatian dengan manajemen earnings potensial (misalnya secara selektif menjual sekuritas dari kategori available for sale untuk menghasilkan gains yang direalisasi dan tidak menjual ketika hal tersebut mungkin secara ekonomis diinginkan untuk mengeluarkan rugi dari pendapatan).

Masalah yang mungkin tidak disebutkan oleh Sampson dan Swieringa melibatkan pengelolaan earnings dengan mengganti sekuritas dari satu kategori ke kategori yang lain. Standar menyatakan bahwa transfer dari held to maturity seharusnya jarang terjadi kecuali untuk keadaan tertentu yang disebutkan dalam standar dan juga bahwa “sifat dari perdagangan sekuritas, transfer ke atau dari kategori perdagangan (trading) seharusnya jarang terjadi”. Bagaimanapun juga, kategori available for sale muncul cukup fleksibel untuk bisa mentransfer diantara hal tersebut dan kategori trading relative mudah untuk dijalankan.

Page 28: 1622

Investasi bukan subjek untuk akuntansi ekuitas

Kathryn Means meningkatkan secara total masalah yang berbeda. Pernyataan tersebut adalah tidak jelas tentang bagaimana pendapatan seharusnya dibukukan untuk sekuritas hutang dalam kategori available for sale. Dia menyarankan bahwa amortisasi atas diskonto atau premium dalam istilah tingkat amortisasi historical cost akan tepat sejak tingkat bunga dalam current value akan berfluktuasi. Kemungkinan yang lain yang akan diadaptasi tingkat pengembalian historis terhadap current value yang baru (hal ini akan menjadi agak serupa terhadap perlakuan istilah modifikasi dalam SFAS No. 114, ketika tingkat pengembalian historis yang digunakan untuk mendiskontokan restrukturisasi aliran kas seperti yang didiskusikan pada chapter ini). Kathryn Means lebih menyukai mengadaptasi amortisasi premium atau diskonto untuk tingkat bunga current market, dimana akan mempertimbangkan nilai waktu atas komponen uang atas pendapatan. Perbedaan diantara nilai uang yang disesuaikan dengan nilai pada tingkat bunga sekarang dan jumlah fair value akan menjadi unrealized holding gain atau komponen rugi, yang akan diterima oleh pemegang saham ekuitas tapi sekarang menjadi item dari comprehensive income. (exhibit 11.2 untuk sebuah ilustrasi untuk $100.000 atas obligasi dengan jangka waktu tiga tahun dengan tingkat bunga nominal 10% dan tingkat current market 12%). Means menyarankan akan meningkatkan representational faithfulness dari SFAS No. 115, dan kos implementasi yang muncul relatif kecil.

Page 29: 1622

Investasi bukan subjek untuk akuntansi ekuitas

Pada akhirnya, Nobes menyatakan klasifikasi atas sekuritas yang diperdagangkan dalam SFAS No. 115 didasarkan pada keinginan manajemen. Nobes mengambil masalah dengan klasifikasi aset yang didasarkan pada keinginan manajemen:

Hal ini adalah prinsip yang sangat buruk karena keinginan bisa berubah, tidak bisa secara lansung diaudit, dan kadang-kadang tidak jelas meskipun untuk para direktur.prinsip yang buruk ini membawa sejumlah aturan tentang kategori menengah, perubahan keinginan dan keinginan audit. Hal ini menjadi bagian yang dibuat oleh US GAAP dan mengarahkan IASB untuk mempublikasi 351 halaman atas aturan sebagai “panduan implementasi”.

Kritik Nobes atas standar yang sesuai dengan diskusi pada chapter 9 atas relevant circumstances yang tidak didasarkan keinginan manajemen

Page 30: 1622

Investasi subjek untuk akuntansi ekuitasSekuritas ekuitas dalam jumlah 20% sampai 50% dari saham outstanding

bersuara yang secara normal dihitung menggunakan metoda ekuitas dibawah persyaratan APB Opinion No. 18, ketika akuntansi ekuitas digunakan, investasi tidak lama lagi menyajikan atribut yang sebenarnya untuk pengukuran. Hal ini menggambarkan dengan baik sebagai historical cost yang disesuaikan, dengan penyesuaian yang ditentukan oleh aturan atas ekuitas akuntansi. Investasi yang ditingkatkan untuk bagian ekuitas atas pendapatan perusahaan yang berinvestasi setelah mengurangi profit yang muncul dari investor-transaksi perusahaan yang berinvestasi dan dikurangi untuk amortisasi atas pembelian yang berbeda dan dividen yang dibayarkan oleh perusahaan yang berinvestasi.

Hal ini bisa diperdebatkan bahwa sebuah investasi dihitung karena dengan akuntansi ekuitas mungkin memperkirakan harga jual sekarang atas sekuritas. Bagaimanapun juga, tidak terdapat alasan yang memaksa untuk mempercayai bahwa hal ini benar. Atribut yang diukur adalah konsep akuntansi yang unik. Tidak terdapat ukuran lansung atas atribut dengan referensi harga pasar. Atribut tidak terdapat dalam dunia nyata, atribut bisa diperoleh hanya dengan menerapkan aturan APB Opinion No. 18. Hal ini adalah efek khusus dalam neraca yang menyajikan contoh lain atas pendekatan penghasilan-beban terhadap kebijakan akuntansi. penekanan utama atas akuntansi ekuitas adalah pada laporan laba-rugi, dengan kurangnya perhatian untuk memperkenalkan ukuran yang meragukan dalam neraca. Bagaimanapun juga, SFAS No. 157 pada pengukuran fair value meramalkan akhir dari metoda ekuitas, meskipun hal ini tidak jelas bagaimana hal ini akan terjadi selanjutnya.

Page 31: 1622

Persediaan Persediaan akhir dihitung dengan menentukan kuantitas persediaan yan ada, kemudian mengalikan kuantitas ini dengan unit kos yang diperoleh. Pilihan yang berdasarkan kewenangan harus dibuat sebagai unit kos yang diasumsikan dan hal ini tergantung pada asumsi arus yang dipilih. Kebanyakan arus alternatif memakai asumsi FIFO, LIFO dan weighted average. Atribut yang dihitung adalah historical cost dalam semua metoda. Bagaimanapun juga, hasil dari kewenangan karena harga unit akan berbeda tergantung dari asumsi arus. Harga FIFO atas persediaan akan membuat harga COGS mengasumsi persediaan yang lama yang dijual terlebih dahulu. Persediaan akhir dihargai berdasarkan pembelian terbaru, meninggalkan inventori akhir sebagai unit yang lama yang tetap tersedia di gudang. Hal ini tidak begitu penting bahwa barang seharusnya mangalir dalam pola yang diasumsikan dengan sistem harga persediaan dan hal inimenjadi alasan mengapa metodanya adalah berdasarkan kewenangan. Karena itu, flexibility terdapat dalam persediaan dan COGS. LIFO memberikan tax benefit dan secara bersamaan persyaratan bahwa persediaan LIFO harus digunakan untuk tujuan pelaporan keuangan. Sistem harga persediaan yang lain terdapat dalam industry tertentu-misalnya, dollar value LIFO, persediaan retail, process costing dan kos berdasarkan pesanan.

Page 32: 1622

Persediaan ARB No. 43 mensyaratkan kos yang lebih rendah atau aturan pasar untuk digunakan dalam perhitungan persediaan. Nilai pasar didefinisikan sebagai kos pengganti (replacement cost), tetapi jaraknya ditetapkan dimana kos pengganti harus jauh diantara batasan yang tertinggi dan terendah. Batasan yang tertinggi adalah net realizable value, dan yang terendah adalah net realizable value yang kurang dari markup normal. Batasan tertinggi dan terendah ini digunakan hanya jika harga pengganti jatuh di luar batasan. Batasan tertinggi dan terendah ini mengurangi fluktuasi dalam pendapatan akuntansi diantara perioda ketika persediaan dicatat. Kebijakan merefleksi sebuah perhatian untuk pengaruh laporan laba rugi dari pencatatan persediaan

Page 33: 1622

Persediaan

Dalam kesimpulannya, persediaan dibawa pada historical cost yang terendah atau kos pasar (pengganti). Bagaimanapun juga, historical cost adalah sebuah kewenangan yang menghasilkan asumsi yang disyaratkan terkait dengan arus barang. Jika kos pengganti adalah lebih rendah dari historical cost, perhitungan sebenarnya mungkin salah satu dari kos pengganti, net realizable value, atau net realizable value yang kurang dari markup normal. Keberagaman muncul karena batasan tertinggi dan terendah dalam nilai kos pengganti yang mungkin digunakan untuk menerapkan kos yang lebih rendah atau aturan pasar.

Page 34: 1622

Persediaan

SFAS 151 membawa modifikasi yang kecil terhadap akuntansi persediaan. Hal ini mensyaratkan bahwa jumlah abnormal atas kos idle facility, freight, handling, dan produk cacat diperlakukan dengan tegas sebagai kos perioda sekarang. Sebelumnya, dibawah ARB No. 143 hal-hal tersebut diperlakukan sebagai kos perioda sekarang jika dipertimbangkan untuk terlalu abnormal dalam ukurannya. Hal ini menciptakan masalah apakah untuk memperlakukannya sebagai kos perioda atau kos produk. SFAS No. 151 mengklarifikasi situasi yang tidak jelas ini. Alasan utama yang mendasari bahwa standar untk mengeliminasi perbedaan antara standar FASB dan IAS. Standar ini juga mensyaratkan penggunaan kapasitas normal untuk menerapkan overhead tetap terhadap produk.

Page 35: 1622

Self-Constructed Assets and Manufactured Inventories (Aset yang dibuat sendiri dan Persediaan yang dimanufaktur)

Masalah pengukuran mengenai Self-Constructed Assets berkaitan dengan identifikasi kos yang terjadi untuk membuat asset tersebut. Masalah identifikasi kos berlaku bagi setiap tipe asset yang dibuat sendiri atau dimanufaktur daripada dibeli. Dua area masalah khusus adalah produksi persediaan dan perlakuan pada kos bunga.

Perdebatan melingkupi perhitungan kos tertentu pada persediaan yang dimanufaktur. Dua metode yang dibahas dalam literature akuntansi: variabel costing (kadang disebut direct costing) dan full-absorption costing. Hanya kos produksi variabel yang dibebankan ke persediaan menurut variabel costing. Semua fixed cost (cost tetap), seperti alokasi overhead dan gaji pengawas, dibebankan sebagai kos periode. Full-absorption costing, di sisi lain, berupaya menentukan semua kos manufaktur, baik tetap maupun variabel, untuk produksi persediaan. Pendekatan ini memerlukan pengembangan tingkat overhead yang berbeda-beda berdasarkan level produksi yang diasumsikan.

Page 36: 1622

Self-Constructed Assets and Manufactured Inventories (Aset yang dibuat sendiri dan Persediaan yang dimanufaktur)

ARB No.43 mensyaratkan penggunaan full-absorption costing, berpendapat bahwa estimasi yang lebih baik dari kos produksi total dicapai dengan full-absorption costing menggunakan kapasitas normal (produksi tahunan rata-rata long-run) seperti yang dicatat sebelumnya. Dari sudut pandang pengukuran, bagaimanapun, atribut yang dihitung menurut full-absorption costing tidak jelas. Karena beberapa fixed cost (kos tetap) terjadi selama rentang produksi, hal ini dipertanyakan apakah fixed cost adalah bagian dari direct costing, pengorbanan yang tidak dapat dihindari untuk memproduksi persediaan. Perdebatan akuntansi ini tidak dapat diatasi dengan definisi asset yang disajikan dalam SFAC No.6. bagaimanapun, perubahan yang besar dalam area akuntansi manajemen dan kos mengarah pada perbaikan metode penentuan fixed cost (kos tetap) untuk produk berdasarkan kausalitas dan manfaat yang diterima, menghasilkan full-absorption costing yang dominan dibandingkan variable costing

Page 37: 1622

Self-Constructed Assets and Manufactured Inventories (Aset yang dibuat sendiri dan Persediaan yang

dimanufaktur

SFAS No.34 mensyaratkan tambahan kos bunga dari dana pinjaman untuk kos akuisisi pada self-constructed asset jika jumlahnya signifikan. Persyaratan tersebut berlaku bagi asset yang dibuat untuk digunakan atau dijual tetapi tidak untuk produksi persediaan rutin. Kebijakan ini pada dasarnya dijustifikasi bahwa bunga dana pinjaman adalah bagian dari total pengorbanan yang dibutukan untuk memperoleh asset tersebut. Selain itu, SFAS No.34 menyebutkan bahwa pendapatan pada periode masa yang akan datang akan bermanfaat dengan kos-seperti bunga-yang merupakan bagian dari akuisisi sumberdaya. Pandangan ini pastinya berorientasi matching, yang kemudian, berorientasi pendapatan- biaya untuk asset daripada pandangan asset-kewajiban yang digunakan dalam rerangka kerja konseptual. Praktik yang serupa berlaku pada kapitalisasi pajak property dan kos asuransi untuk tanah dan bangunan yang siap untuk produksi. sewajarnya, bagaimanapun, seharusnya dicatat bahwa SFAS No.34 didahului oleh satu tahun SFAC No.3, yang pertama kali mendefinisi elemen tersebut.

Page 38: 1622

Self-Constructed Assets and Manufactured Inventories (Aset yang dibuat sendiri dan Persediaan yang dimanufaktur

Salah satu kritik utama dari SFAS No.34 adalah bahwa SFAS No.34 menghubungkan kos bunga dengan mengabaikan apakah ada utang khusus yang telah terjadi pada keuangan konstruksi asset. Dalam kasus tersebut, kos bunga hanya beban tidak tetap, atau opportunity cost, daripada kos yang terjadi sebenarnya. Selain itu, Means dan Kazenski menunjukkan bahwa ada beberapa kemungkinan untuk menentukan jumlah bunga yang dikapitalisasi. Masalahnya tidak berada pada flexibilitas pilihan diantara metode yang berbeda, tetapi lebih kepada menetapkan verifiabilitas: terlalu banyak alat untuk menghitung jumlah yang diinginkan secara spesifik. Kritik lainnya adalah bahwa bunga tidak ditambahkan pada kos akuisisi dari asset lainnya. Bunga biasanya diperlakukan sebagai beban periode dan diklasifikasi sebagai kos keuangan. oleh karena itu, SFAS No.34 tidak konsisten dengan kebijakan akuntansi umum untuk pengakuan biaya bunga, karena mangadopsi pendapatan-biaya daripada orientasi asset-utang dan tidak mengatasi masalah verifiabilitas dalam pengukuran bunga yang dikapitalisasi.

Page 39: 1622

Subjek Aset untuk Depresiasi atau Deplesi

• Kos akuisisi historis dari asset apakah didepresiasi atau dideplesi dialokasi selama masa manfaat yang diestimasi. Alokasi depresiasi dicapai dengan metode apapun dari beberapa metode yang berbeda-beda: garis lurus, jumlah angka tahun, declining balance, dan unit produksi. tidak ada keadaan yang relevan yang mensyaratkan metode apapun dalam situasi tertentu. Pilihan kebijakan adalah subjek hanya untuk batasan konsistensi dari tahun ke tahun.

• System depresiasi khusus digunakan dalam situasi tertentu. System ini meliputi depresiasi kelompok dan gabungan, metode penggantian dan penarikan (replacement & retirement), dan system depresiasi persediaan. Semua system ini lebih sederhana untuk diaplikasi daripada metode regular dan dapat diterima hanya jika hasilnya tidak berbeda secara material dari metode depresiasi konvensional.

Page 40: 1622

Subjek Aset untuk Depresiasi atau Deplesi

• Kos sumberdaya alam dideplesi daripada didepresiasi. Kos deplesi dialokasi selama masa manfaat dengan cara yang sama seperti asset yang didepresiasi. Metode unit produksi digunakan, dimana estimasi harus dibuat pada total produksi yang diharapkan. Kos deplesi tahunan berdasarkan jumlah pro rata produksi. Kos deplesi ini dibebankan ke persediaan dan menjadi biaya ketika persediaan dijual.

• Neraca yang memuat nilai untuk subjek asset untuk depresiasi dan deplesi adalah kos historis dikurangi alokasi kumulatif kos pada income statement (laporan laba/rugi). Jumlah ini disebut nilai buku dan hasil dari alokasi kos. Nilai buku tidak menunjukkan atribut yang nyata oleh karena itu tidak dapat diukur secara langsung. Nilai buku hanya dapat dihitung dengan mengaplikasi aturan yang dispesifikasi dalam metode depresiasi atau deplesi yang digunakan. Ini adalah contoh lain atribut akuntansi yang unik dan sekali lagi merupakan hasil orientasi pendapatan-biaya pada laporan keuangan.

Page 41: 1622

Impaired AssetDi dalam SFAS No.121, Accounting for the Impairment of

Long-Lived Assets and for Long-Lived Assets to be Disposed of, FASB menguji masalah pencatatan Aset jangka panjang-dan kemungkinan berkaitan dengan goodwill-timbul dari faktor-faktor seperti penurunan nilai pasar, perubahan fisik signifikan dalam asset atau cara penggunaannya, perubahan dalam iklim bisnis yang dapat mempengaruhi operasi asset, dan penurunan arus kas baik operasi sekarang maupun prospektif. Kejadian masa yang akan datang, oleh karena itu, memainkan peranan penting dalam menentukan apakah impairment (penurunan nilai asset) ada.

Page 42: 1622

Impaired Asset

FASB menggunakan criteria pengakuan dan pengukuran yang berbeda untuk kejadian impairment. Dari satu atau lebih kondisi yang disebutkan sebelumnya, pengakuan terjadi jika arus kas yang tidak didiskontokan diproyeksi (net dari arus keluar kas yang berhubungan langsung) diharapkan dihasilkan dari penggunaan asset kurang dari nilai bawaan pada asset. Pengukuran pencatatan kerugian, bagaimanapun, adalah berdasarkan kelebihan nilai bawaan pada asset dibandingkan nilai wajarnya kurang kos penyelesaian.

Berkaitan dengan pertanyaan berapa level agregasi yang harus digunakan dalam mengakui impairment, FASB menyatakan bahwa asset seharusnya “dikelompokkan pada level terendah di mana ada arus kas yang dapat diidentifikasi yang sebagian besar arus kas independen dari kelompok asset lain. Dalam beberapa keadaan di mana arus kas tidak spesifik pada asset khusus dan segmen utama yang dapat diidentifikasi pada perusahaan yang dalam penyelesaian di dalam tahun pada tanggal pengukuran, APB Opinion No.30 menentukan dan asset dijual pada jumlah terendah atau net realizeable value, tetapi hal ini telah diubah dlaam SFAS No.144.

Page 43: 1622

Impaired AssetJika pengujian impairment untuk pengakuan berlaku untuk asset tetap yang

diperoleh dalam kombinasi bisnis dan goodwill diakui ketika akuisisi terjadi, goodwill ditentukan untuk asset tersebut pada basis pro rata menggunakan nilai wajar pada semua asset dalam pembelian. Jika pencatatan diperlukan, goodwill dieliminasi pertama kali.

Ada dua masalah verifiabilitas yang mendasari standar ini. Yang pertama berkaitan dengan mengestimasi arus kas masa yang akan datang yang diakibatkan oleh asset; kedua mengestimasi nilai wajar asset. Berkaitan dengan yang dahulu, FASB menginginkan “estimasi terbaik” untuk arus kas di masa yang akan datang. Pengukuran ini bisa modal tunggal yang hampir bisa dipastikan hasil dari arus kas di masa yang akan datang yang diekspektasi atau pendekatan nilai-yang diekspektasi menimbang kemungkinan hasil yang mungkin. FASB tampaknya memandang ini tidak seperti jenis keputusan penganggaran modal di mana arus kas di masa yang akan datang harus diestimasi. Berkaitan dengan nilai wajar asset, beberapa sumber yang mungkin yang dapat digunakan, seperti industry-mempublikasi daftar harga atau penetapan harga bursa dari service database online untuk asset yang sama. Jika nilai wajar yang ditetapkan tidak tersedia, asset dapat diestimasi dengan mendiskonto arus kas di masa yang akan datang pada tingkat yang sesuai, menghitung faktor-faktor risiko bawaan dalam setiap situasi. Standar tersebut mempertahankan sifat optimistis relative terhadap verifiabilitas ketika mendiskusikan dua pengukuran ini.

Page 44: 1622

Impaired AssetAda beberapa masalah teoritis menarik lainnya berkaitan dengan

penurunan asset. Penggunaan arus kas yang tidak didiskonto diusulkan karena FASB menggunakan criteria pemulihan kos (cost recoverability), yang mana mengarah kepada kos yang lebih rendah atau hasil pasar: apakah kos dapat diperoleh kembali atau kerugian diekspektasi, adalah situasi bimodal. Pergerakan yang lebih ekstensif mengarah ke current value (nilai sekarang) akan muncul jika fair value digunakan sebagai faktor pengakuan dan pengukuran tanpa memperhatikan kos dapat diperoleh kembali (cost recoverability), pergerakan yang sekarang sedang berlangsung dengan SFAS No.157.

Dalam menghitung nilai bawaan impaired asset, proporsi goodwill ditentukan dan dikurangi sesuai dengan SFAS No.121. Karena SFAS No. 142 mengkonversi goodwill ke dalam subjek asset yang tidak dapat diamortisasi terhadap aturan impairment itu sendiri, goodwill tidak lama ditentukan untuk asset individual. Satu pengecualiannya adalah jika asset itu sendiri merupakan segmen yang dapat dilaporkan atau komponen yang menimbulkan goodwill ketika diperoleh.

Page 45: 1622

Pertukaran Non moneter atas Aset yang Sama

APB Opinion No. 29 membangun peraturan unik untuk pertukaran non moneter atas aset yang sama. Peraturan tersebut berlawanan dengan prinsip umum penggunaan nilai ekonomi yang dikorbankan untuk mengukur transaksi tersebut. Dalam pertukaran non moneter, pengorbanan untuk memperoleh aset baru terdiri atas perdagangan-dalam aset dan sejumlah kas yang mungkin. Dibawah APB No. 29, aset baru dicatat pada book value atas aset yang diperdagangkan (daripada nilai pasar), ditambah berbagai pertimbangan kas yang dipertimbangkan. Seperti dengan akuisisi aset lainnya, kas yang equivalent harga pembelian menetapkan batas atas pada nilai tercatat. Logika untuk kebijakan ini adalah bahwa pertukaran aset yang sama mewakili kelanjutan proses pendapatan. Seolah-olah aset pembentuk terwujud dalam aset baru, sehingga membenarkan tidak ada pengakuan gain atau loss pada pembuangan aset lama. Berbagai implikasi gain or loss diakui secara tidak langsung melalui subsequent depresiasi. Kebijakan akuntansi ini adalah pada variance dengan praktik prinsip umum. Satu alasan untuk keberadaannya mungkin bahwa peraturan Internal Revenue Service mengikuti prosedur yang mirip (meskipun tidak sama).

Page 46: 1622

Pertukaran Non moneter atas Aset yang Sama

SFAS No. 153 mengamandemen APB Opinion No. 29. Dalam standar baru, pengecualian untuk pertukaran aset produktif yang mirip dalam APB Opinion 29 dieliminasi. Sebagai gantinya, fokusnya adalah pada pertukaran aset nonmoneter yang memiliki ‘substansi komersial’. Substansi komersial agar ada, pertukaran aset harus memiliki perbedaan arus kas yang signifikan. Ketika ini terjadi, aset baru dibukukan pada fair value. Jika tidak ada substansi komersial, aset baru yang diperoleh dikompensasi pada nilai buku aset lama. SFAS No. 153 muncul untuk memiliki dasar pengertian ekonomi yang lebih teliti daripada APB Opinion No.29. Standar ini adalah bagian dari proyek konvergensi dan secara luas sejalan dengan IAS 16.

Page 47: 1622

Intangible Asset

Aset dapat diklasifikasikan berwujud dan tidak berwujud, substansi fisik adalah kriteria pembeda, tetapi ini bukanlah karakteristik definitive karena beberapa aset (seperti AR, investasi, dan lease dengan hak kapitalisasi) yang secara hukum tidak berwujud namun dianggap berbeda oleh akuntan. Aset yang umumnya lebih dianggap sebagai intangible adalah copyrights, paten, dan trademark. Pembelian hak franchise (waralaba) dan pembelian goodwill juga dianggap sebagai intangible aset.

Page 48: 1622

Intangible AssetSemua intangible aset awalnya dicatat pada pengorbanan yang terjadi untuk memperoleh aset. Seperti aset yang merupakan subjek depresiasi dan deplesi, intangible aset dihitung pada historical cost dikurangi beban kumulatif terhadap pendapatan. Seperti yang dinyatakan sebelulmnya, nilai buku adalah atribut akuntansi unik atas pengukuran dan menyajikan orientasi pendapatan-beban. APB Opinion No. 17 membawa beberapa urutan untuk intangible dengan mensyaratkan amortisasi garis lurus atas biaya sepanjang periode tidak melebihi 40 tahun. Jika periode manfaat ekonomi yang ada lebih pendek, maka itu harus digunakan. Persetujuan Copyright, paten, dan franchise semuanya memiliki masa hukum yang terbatas yang dapat digunakan untuk menentukan periode yang lebih spesifik atas manfaat ekonomi masa depan. Dalam keadaan ini, periode amortisasi spesifik yang merefleksikan masa kegunaan ekonomi dapat ditentukan. Ini juga menunjukkan bahwa pendapatan royalty memegang peran penting dalam penilaian sekuritas dan pendapatan royalty memberi sinyal pada perkiraan investor sehubungan dengan penegluaran R&D.

Page 49: 1622

Intangible Asset

Dapat diargumentasikan bahwa amortisasi intangible (seperti trademark dan pembelian goodwill) tidak diperlukan karena memiliki hidup yang tidak terbatas. APB Opinion No. 17 menolak gagasan ini menjadi mewajibkan amortisasi. Sebelum APB Opinion 17, adalah hal yang umum untuk tidak mengamortisasi goodwill. APB Opinion No. 17 dapat menjadi pemahaman paling baik sebagai usaha untuk membawa keseragaman yang rigid (kaku) ke area praktik subjektif, satu dimana fleksibilitas dihasilkan dalam komparabilitas yang buruk. Dalam 1999 draft pembuka, diusulkan bahwa amortisasi goodwill diatur maksimum 20 tahun dari sebelumnya 40 tahun. SFAS No. 142 membuat sebuah perubahan haluan mendadak dengan tidak memperlakukan goodwill pada amortisasi tetapi dengan memperlakukannya pada tes impairment berkala.

Page 50: 1622

Intangible Asset

Hingga SFAS No. 2, biaya R&D umumnya dikapitalisasi dan diklasifikasikan sebagai intangible aset. Justifikasi adalah bahwa manfaat masa depan ada dalam bentuk paten masa depan yang mungkin atau produk yang memiliki nilai ekonomi. Namun, ketidakpastian merealisasikan manfaat ini mengarahkan pada kebijakan uniformity (keseragaman) dalam SFAS No.2 atas pembebanan semua biaya R&D yang terjadi. Ini adalah contoh lain dari situasi dimana perhatian tentang pengukuran reliabilitas diarahkan ke rigid uniformity.

Secara nyata, beberapa hasil R&D akan memenuhi definisi aset dalam SFAC No.6. Kebijakan FASB dalam SFAS No. 2 menekankan verifiabilitas atas penyajian yang jujur atau relevansi. Ada pergerakan yang akan terjadi dalam tahap paling awal untuk mengkapitalisasi intangible seperti R&D dan biaya restrukturisasi tertentua

Page 51: 1622

Intangible Asset

Mengkapitalisasi biaya intangible. Lev dan Zarowin membuat argumen bahwa “hampir semua pembebanan investasi intangible di AS tidak konsisten dengan kerangka konseptual FASB”. GAAP yang sekarang mensyaratkan bahwa intangible seperti biaya restrukturisasi dan R&D dibebankan dalam periode ketika terjadi walaupun mungkin mereka memberikan manfaat signifikan di periode mendatang. Isu yang ada tentunya melibatkan perselisihan antara relevansi dan reliabilitas, tradeoff yang paling penting dalam SFAC No. 2 dari kerangka konseptual (Ch. 7).

Page 52: 1622

Intangible Asset

Lev dan Zarowin juga menunjukkan bahwa ketidakcocokan antara relevansi dan reliabilitas yang telah terpecahkan dengan tradeoff yang dekat, juga melibatkan konflik dengan definisi aset yang disediakan dalam SFAC No. 6.

Berargumen di proposal mereka, mereka menyatakan bahwa kapitalisasi pada titik kemungkinan teknologi akan menyediakan informasi relevan untuk membantu memprediksi pendapatan mendatang. Dan, mereka akan melangkah lebih jauh dengan menyatakan kembali laporan laba rugi saat ini dan sebelumnya untuk memahami pendapatan understatement dalam periode ketika biaya telah tertulis dan untuk overstatetment pendapatan dalam periode subsequent.

Page 53: 1622

Intangible Asset

Lev dan Zarowin melampirkan kepentingan yang sangat berpengaruh untuk menyatakan kembali laporan keuangan di masa lalu. Pembetulan masa lalu, membantu untuk menguraikan saat ini menjadi perspektif yang lebih berguna. Pernyataan masa lalu segera diubah menjadi dasar proforma untuk perubahan dalam prinsip akuntansi dan secara formal dinyatakan kembali untuk kesalahan yang material.

Meskipun Lev dan Zarowin tidak mendiskusikan secara khusus, perubahan terhadap laporan laba rugi saat ini akan menjadi kandidat bertahan melalui comprehensive income. Proposal mereka akan menghasilkan dalam kesepakatan yang menarik antara relevansi dan reliabilitas, yang akan menggantikan kemenangan reliabilitas saat ini atas relevansi biaya intangible. Proposal mereka akan pantas untuk menjadi pertimbangan yang serius oleh akuntan secara umum dan khususnya FASB

Page 54: 1622

Deferred Charges (Beban ditangguhkan)

Ada dua tipe perbedaan deferred charges. Tipe yang pertama menwakili prepaid cost, yang menyediakan manfaat dimasa depan dalam bentuk pengurangan arus kas keluar masa depan untuk jasa- misalnya, prepaid insurance. Pembayaran awal (prepayment) umumnya dialokasikan ke laba rugi dengan dasar garis lurus sepanjang periode manfaat masa depan. Tipe yang lain dari deferred charges, mewakili biaya yang ditangguhkan dari pengakuan beban secara sendiri karena peraturan pengukuran pendapatan. Tipe ini termasuk biaya awal organisasional dan deferred losses atas penjualan leaseback. Sebagian besar deferred charges diamortisasi dalam cara yang sama sebagai intangible aset kecuali dimana persyaratan tertentu diterapkan.

 

Page 55: 1622

Ringkasan pengukuran asetHal ini tidak berarti suatu komprehensif mereview semua aset. Beberapa topik

dihilangkan karena mereka tercakup dalam bab berikutnya- misalnya, deferred tax charges dan aset lease. Aset individual dalam neraca mungkin menyajikan satu atau lebih atribut, beberapa diantaranya adalah konsep akuntansi unik dan tidak mempunyai arti yang benar. Nilai buku atas aset yang dapat didepresiasi dan investasi yang dicatat berdasarkan akuntansi ekuitas adalah dua contoh atribut akuntansi yang unik. Situasi tersebut tidak nyaman, paling tidak dalam istilah teori pengukuran, namun, seperti yang dinyatakan pada permulaan bagian ini, wawasan tentang neraca mungkin tetap menyampaikan informasi relevan untuk user. Ringkasan pengukuran aset disajikan dalam exhibit 11.3

Tiga tipe perbedaan aset yang muncul dalam neraca: asset held for sale, asset yang memiliki nilai melalui penggunaan dalam produksi, dan deferred charges. Manfaat aset ini diambil secara berbeda dan menyajikan pembedaan tingkat kepastian dan reliabilitas pengukuran.

Asset held for sale dan pengukuran pada NRV (seperti receivable) menyajikan tingkat kepastian yang tinggi atas realisasi manfaat ekonomi masa depan yang berhubungan dengan risiko bawaan perusahaan. Tentunya, kita dapat mengekspektasi perubahan yang signifikan ketika pengukuran fair value diambil.

Page 56: 1622

Ringkasan pengukuran asetKarena variasi yang luas dalam realisasi aset dan pengukuran, maka sangat sulit untuk menginterpretasikan aset secara keseluruhan. Ini dapat dipertanyakan jika angka neraca benar-benar tambahan. Tentunya, angka neraca tersebut diasumsikan untuk menyajikan analisis rasio; namun, relevansi data atau kegunaan harus diperkirakan berkenaan dengan penambahan angka yang tidak disukai. Agregasi data melalui entitas hukum yang terpisah untuk menyiapkan neraca konsolidasi selanjutnya menggabungkan masalah ini.

Page 57: 1622

Kewajiban

Page 58: 1622

 Definisi Akuntansi Kewajiban

Definisi akuntansi kewajiban (liabilitiy) telah berevolusi sepanjang waktu sejalan dengan definisi aset. Tiga pernyataan utama tentang kewajiban adalah:

1. Biasanya diwakili oleh saldo kredit yang sedang atau akan dilakukan dengan benar atas penutupan rekening buku sesuai dengan aturan prinsip-prinsip akuntansi, asalkan saldo kredit tersebut tidak berlaku saldo negatif yang berlaku untuk suatu aset. Sehingga digunakan secara luas dan tidak hanya terdiri dari item yang merupakan kewajiban dalam pengertian populer atas utang atau kewajiban (termasuk penyediaan bagi mereka yang unascertained), tetapi credit balances/saldo kredit juga memperhitungkan yang tidak melibatkan hubungan debitor dan kreditor. Misalnya persediaan modal yang terkait atau unsur-unsur serupa dari kepemilikan adalah kewajiban dalam neraca yang mewakili keseimbangan yang harus diperhitungkan

Page 59: 1622

Definisi Akuntansi Kewajiban2. Kewajiban ekonomik dari suatu perusahaan yang diakui dan diukur

berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum. Kewajiban juga mencakup kredit-kredit tangguhan yang bukan merupakan kewajiban tetapi yang diakui dan diukur berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum.

3. Kewajiban adalah potensi pengorbanan manfaat-manfaat ekonomik di masa depan yang timbul dari kewajiban saat ini dari suatu entitas tertentu untuk mentransfer aset atau menyerahkan jasa kepada entitas-entitas lain sebagai akibat dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.

•  

Page 60: 1622

Definisi Akuntansi Kewajiban

Definisi pertama menyiratkan tinjauan teori entitas perusahaan karena tidak membedakan antara ekuitas pemilik dan kewajiban. Teori entitas melihat perusahaan sebagai perusahaan yang self-sufficient terpisah dari pemilik dan kewajiban serta pemilik ekuitas adalah sumber dari modal eksternal untuk perusahaan yang akuntabel. Dua definisi yang lain tidak menyebutkan pemilik ekuitas, yang nampak berimplikasi pada tinjauan proprietary perusahaan pada pemilik ekuitas yang menyajikan pemilik residual interest pada aset bersih.

Definisi kewajiban pada bagian pertama menegaskan legal debts/utang2 sah. Pada definisi kedua, konsep kewajiban diperluas sehingga berarti kewajiban ekonomik (economic obligations). APB Statement 4 mendefinisi kewajiban ekonomik sebagai tanggung jawab untuk mentransfer sumber daya ekonomik atau menyerahkan jasa kepada entitas lain di masa depan. Pergeseran ini sejalan dengan evolusi definisi aset dari penekanan kepemilikan secara hukum menuju konsep sumber daya ekonomik. Kredit-kredit tangguhan juga ditegaskan secara terpisah tetapi masih dianggap sebagai bagian dari kewajiban.

Page 61: 1622

Definisi Akuntansi KewajibanDefinisi ketiga meneruskan penekanan atas kewajiban

ekonomik yang lebih baik dari legal debt dan mengeluarkan kredit-kredit tangguhan. Menunda dengan cara yang sama dari definisi aset. SFAC No. 6 menguraikan definisi tersebut dengan menyebutkan tiga karakteristik dasar kewajiban:

• Adanya kewajiban, artinya pengorbanan sumber daya ekonomik masa depan itu cukup pasti.

• Kewajiban tersebut benar-benar tidak dapat dihindari, artinya kewajiban tersebut merupakan kewajiban periode atau saat ini untuk menyerahkan sumber daya ekonomik di masa depan.

• Kejadian yang menimbulkan kewajiban tersebut telah terjadi

Page 62: 1622

Definisi Akuntansi KewajibanPada dasarnya kewajiaban adalah kontrak. Terdapat lima jenis kewajiban dalam akuntansi: Contractual liabilities diakibatkan oleh kejadian-kejadian yang menimbulkan kewajiban baik secara tersurat atau tersirat yang bersifat kontraktual dalam arti yuridis. SFAC No. 6 mengindikasikan bahwa sebuah kewajiban dapat juga muncul dari obligasi konstruktif dan ekuitable sebagaimana kontrak yuridis. Constructive obligations adalah kewajiban yang bersifat implisit, tidak secara eksplisit tertulis. SFAC No. 6 secara khusus menyebutkan tunjangan liburan dan bonus yang diberikan kepada karyawan. Dalam kasus ini, kewajiban perusahaan pemberi kerja timbul ketika pembayaran tersebut telah ditetapkan di masa lalu meskipun tidak ada kesepakatan tertulis untuk membayarnya di masa depan. Equitable obligations adalah kewajiban yang tidak bersifat kontraktual tetapi timbul dengan adanya prinsip-prinsip keadilan yang bersifat etis. Contohnya diberikan dalam SFAC No. 6 adalah tanggung jawab sebuah pemasok yang memproduksi barang atau jasa secara monopoli untuk mengirimkan barang atau jasa tersebut kepada para customer yang bergantung kepadanya. Meskipun mereka menyebutkan SFAC no 6, kewajiban saat ini tidak diakui dalam neraca

Page 63: 1622

Definisi Akuntansi Kewajiban

Continget liabilities adalah sebuah sebset dari akuntansi kewajiban. SFAC no 5 mendefinisikan ini adalah “ada suatu situasi, atau kumpulan keadaan yang tidak pasti yang mengakibatkan suatu perusahaan mungkin akan mengalami untung atau rugi yang baru akan diketahui ketika satu atau lebih kejadian terjadi atau tidak terjadi di masa depan” Contingent liabilities dilaporkan sebagai kewajiban dalam neraca jika: (a) kemungkinannya cukup pasti, dan (b) bisa diukur secara andal. Contoh kewajiban bersyarat pada SFAS No. 5 adalah jaminan produk dan rugi yang mungkin dialami perusahaan jika kalah dalam suatu tuntutan hukum. Definisi Contingent liabilities konsisten dengan SFAC No. 6, dengan tambahan ketentuan pada kelayakan dan reliabilitas pengukuran

Page 64: 1622

Definisi Akuntansi KewajibanTerakhir, Deferred credits, meskipun tidak secara khusus

disebutkan dalam definisi kewajiban, dalam praktiknya masih termasuk dalam kategori kewajiban dalam neraca. Ada dua jenis kredit tangguhan. Tipe pertama adalah pendapatan diterima di muka (unearned revenues); misalnya, pendapatan dari pelanggan majalah atau surat kabar. Dalam kasus ini, kewajiban yang bersifat kontraktual untuk menyediakan barang atau jasa di masa depan memang secara jelas timbul.

Page 65: 1622

Definisi Akuntansi KewajibanKedua jenis kredit tangguhan lainnya lebih ambigu dan timbul dari

ketentuan-ketentuan pendapatan yang menangguhkan pengakuan item-item statemen penghasilan. Contoh investment tax credit (APB Opinion No. 2) dan laba ditahan pada transaksi sale-leaseback (SFAS No.13) Jenis kredit tangguhan ini tidak jelas karena sebenarnya tidak ada kewajiban perusahaan untuk mentransfer aset di masa depan. Tapi transaksi tersebut merupakan transaksi masa lalu yang sederhana yang ditangguhkan dari laporan laba/rugi sampai periode mendatang.

Kesimpulannya, akuntansi kewajiban terdiri dari lima jenis kewajiban dalam akuntansi: contractual liabilities, constructive obligations, equitable obligations, contingent liabilities, dan deferred credits. Sebagai aset, terdapat variasi yang dapat dipertanggungjawabkan dengan kelompok kewajiban, tapi tidak untuk derajat yang terjadi pada aset. Ini dikarenakan kebanyakan kewajiban adalah kontraktual. Dari kewajiban non kontraktual, contingent liabilities secara terpisah terbuka, dan deferred credits dapat diidentifikasi dalam neraca. Terdapat subklasifikasi natural pada kewajiban yang dapat dengan mudah dapat disimpulkan dari neraca. Ini bukan kasus dengan aset.

Page 66: 1622

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN KEWAJIBAN

APB statement 4 dan SFAC 5: kewajiban diukur dengan jumlah yang terjadi saat transaksi, biasanya sejumlah nilai yang harus diserahkan,yang mungkin didiskontokan. Prinsip umunya, kewajiban diukur pada jumlah yang terjadi dalam pertukaran. Untuk hutang lancar, seperti utang dagang, ini representasi face value dari obligasi untuk masa yang akan datang. Hutang lancar yang tidak didiskontokan adalah membenarkan alasan2 yang tidak material; itu adalah, nilai sekarang tidak material berbeda dari nilai dimasa yang akan datang yang didiskontokan.

Untuk kewajiban tidak lancar, pengukuran menunjukan nilai sekarang diukur berdasarkan nilai tunai yang diperhitungkan sebagai dasar tingkat bunga. Contohnya bonds, yang dicatat pada net proceed received. Net proceeds menunjukkan aliran pembayaran bunga dan diskonto pembayaran utama pada tingkat bunga pasar sekarang. Jika tingkat bunga bond pada current rate, present value, net proceeds dan nilai jatuh tempo adalah sama pada waktu pengeluaran. Jika tingkat bunga berbeda dari market rate, premium atau diskonto akan terjadi.

Page 67: 1622

Notes Payable With Below Markets Rates Of Interest

Sesuai dengan APB opinion no 21, utang wesel dibawah tingkat bunga pasar harus didiskontokan. Tujuan pendiskontoan ini adalah untuk menyesuaikan beban bunga secara periodik pada market rate. Dengan prosedur ini nilai ekonomi dari transaksi diukur pada harga pasar dan konsisten dengan prinsip umum dari kewajiban tidak lancar yang didiskontokan pada market rate dari bunga. Perlakuan yang sama untuk notes receivable (wesel tagih) with below-market interest rates.

Page 68: 1622

Bonds Payable/hutang obligasi• Seperti mencatat sebelumnya. utang dicatat pada net proceed/hasil jual

bersih dari transaksi. Net proceed sama dengan present value dari pembayaran bunga dan pembayaran utama, didiskonto pada tingkat bunga pasar, sedikit bond yang mengeluarkan biaya. Ini penting untuk membuat premium bond atau akun diskonto jika tingkat bunga berbeda dari tingkat bunga pasar. Nilai resmi bond dalam neraca berikutnya menyajikan nilai jatuh tempo bond ditambah premium yang tidak diamortisasi atau dikurangi diskonto yang tidak diamortisasi. Ini adalah nilai buku bond dan dianalogikan pada nilai buku asset yang dapat didepresiasi.

• Nilai buku hutang obligasi adalah contoh lain dari atribut akuntansi khusus. Nilai buku bond harus dikalkulasi sebagai ganti pengukuran secara langsung. Pengukuran secara langsung dari bond tidak dibuat setelah bond dicatat awal. Menurut APB opinion no 21, Premium dan diskonto harus diamortisasi dengan metode bunga efektif. Ini berpengaruh pada penyesuaian beban bunga pada market rate yang ada pada saat dikeluarkan. Amortisasi Metode garis lurus bisa digunakan jika hasilnya tidak berbeda secara material dari metode bunga efektif.

Page 69: 1622

Convertible bonds/obligasi yang dapat dipertukarkan

Banyak surat obligasi mempunyai keistemewaan untuk menukarkan obligasi tersebut menjadi saham biasa. Ini adalah ciri dari convertible bond/obligasi yang dapat dipertukarkan untuk memiliki tingkat bunga kupon yang lebih rendah dari pada konvensional bond. Alasannya adalah investor akan membayar harga untuk konversi opsi, dan harga tersebut dibayar dalam bentuk tingkat bunga yang lebih rendah. Untuk alasan ini, convertible bond mempunyai elemen utang dan pemilik ekuitas. Pembatalan bunga dapat dipikirkan sebagai sumbangan modal untuk perusahaan dalam pertukaran hak istimewa ini.

Page 70: 1622

Convertible bonds/obligasi yang dapat dipertukarkan

Dua kebijakan yang digunakan oleh akuntan untuk convertible bond/obligasi yang dapat dipertukarkan. Pendekatan pertama adalah memperlakukan convertible debt/utang yang dapat dipertukarkan sebagai utang konvensional sampai dikonversi. Ini adalah metode yang diharuskan menurut APB Opinion No. 14. Pendekatan satunya lagi adalah memisahkan jumlah utang sebagai harga yang dibayarkan untuk conversion privilege dan menambahkan jumlah ini pada contributed capital/modal kontribusi. Bunga pada jumlah jatuh tempo dari utang adalah menghubungkan penggunaan market rate untuk utang nonconvertible yang ada pada saat dikeluarkan. Pendekatan ini lebih kompleks dari yang diadopsi dari APB Opinion No. 10, tergantung pada APB Opinion No. 12, dan menggantikan APB Opinion No. 14. Alasan suspensi merasa berbagai kesulitan pengukuran yang muncul dari potensi subjektivitas dalam pemilihan tingkat bunga pasar. Sepanjang pilihan subjektiv dapat dibuat, menghasilkan reliabilitas yang dapat dipertanyakan. Karena masalah pengukuran, APB Opinion No. 4 menetapkan metode akuntansi yang lebih simple dengan memperlakukan utang convertible sebagai bond biasa

Page 71: 1622

Convertible bonds/obligasi yang dapat dipertukarkan

• Utang convertible menyoroti keterbatasan dari sistem klasifikasi akuntansi (lihat exhibit 11-1). Neraca tidak mampu untuk memisahkan perbedaan, seperti yang diimplikasikan pada convertible versus conventional bond. APB No. 15 (juga SFAS No. 128) mengharuskan pengakuan konversi fitur dalam mangkalkulasi earning per share (EPS). Keterbatasan klasifikasi akuntansi lebih mudah diatasi dengan aturan EPS, karena EPS adalah pengungkapan tambahan daripada bagian laporan keuangan.

• Ketika utang convertible diubah, laba atau rugi bukan pengakuan secara normal. Rasional untuk tidak mengakui laba atau rugi adalah, sejak sekuritas memiliki karekteristik utang atau ekuitas, konversi tidak hanya menyajikan reklasifikasi sekuritas dari utang ke ekuitas. Prosedur ini tidak konsisten dengan SFAS No. 4, tentang akuntansi untuk early retirement of debt. Karena utang convertible awalnya dijumlah sabagai utang conventional, ini akan menjadi pengakuan untung atau rugi yang logis pada konversi. Konversi menyajikan ekuivalen early debt retirement. Dengan kata lain, dua transaksi terpisah diimplikasikan oleh APB Opinion No. 14. Pertama yaitu pencatatan sebagai utang conventional kemudian ada ekuivalen dari early retirement dan masalah perubahan saham biasa menjadi debt retirement. Sejak tidak ada pengakuan awal diberikan pada fitur conversi terutama untuk konversi, ini tidak consisten untuk mengabaikan laba dan rugi pada lahan yang konversinya selalu menyajikan reklasifikasi dari utang ke ekuitas. APB Opinión No. 14 tidak consisten secara logis.

Page 72: 1622

Debt With Stock Warrants/utang dengan surat saham

APB opinion no 14 menghendaki bahwa nilai ditugasi untuk memisahkan stock warrants yang mungkin menyertai pengeluaran utang. Kebijakan ini inkonsisten dengan perlakukan dari utang convertible. Alasan untuk dua kebijakan yang berbeda adalah bahwa convertible bond diargumentasikan menjadi utang atau ekuitas lain satu waktu, ini tidak dapat menjadi simultan. Pemisahan warant/surat hak beli saham, bagaimanapun, diijinkan pemegang untuk memiliki utang dan ekuitas secara bersama-sama (jika warant ditawarkan). Bagian dari proses dapat dipikirkan sebagai pembayaran langsung untuk hak membeli saham. Dan sejak harga pasar siap ditentukan untuk stock warant, masalah pengukuran yang ditemukan pada utang convertible tidak akan terjadi.

Dalam teori, terdapat satu perbedaan antara utang convertible dan utang dengan pemisahan stock warant. Pada kedua kasus ini, sejumlah uang telah dibayarkan dalam transaksi untuk hak memperoleh saham. Walaupun pembayaran uang untuk keistimewaan ini dapat diidentifikasi dengan jelas pada kasus perdagangan warant yang dapat dipisahkan di pasar. Ini kalkulasi yang lebih subjektif dalam kasus utang convertible. Oleh karena itu, pertimbangan verifiabilitas harus mendorong pada dua kebijakan akuntansi yang berbeda untuk dua area akuntansi yang sama

Page 73: 1622

Redeemable prefered stock and other hybrid securities

Manajer keuangan secara konstan mencoba “mengeluarkan utang” dalam neraca. Secara relatif tindakan baru dalam bidang ini disebut saham preferen yang dapat ditebus. Saham ini tidak mempunyai hak suara, mempunyai jadwal kewajiban membayar secara periodic pada nilai nominal (par) dan dapat ditebus pada opsi perusahaan; deviden kumulatif dan memiliki preferen lebih dari saham biasa, dan saham memiliki tingkat deviden tahunan tetap tanpa patisipasi lebih lanjut.

Isu terbaru dari saham preferen yang dapat ditebus memiliki bukti untuk “melonggarkan” fitur perintah penebusan, seperti adanya ijin konversi ke saham biasa. Kimmel dan Warfield mencatat bahwa konversi pada saham biasa yang istimewa ada sekitar 15 % dari saham preferen yang dikeluarkan sebelum tahun 1980, tapi presentase naik mendekati 66 2/3 % pada 1988 dan 1989. Pertumbuhan saham biasa konversi intimewa, hak suara, dan kemungkinan fitur mungkin membuat sulit untuk menggunakan dikotomi utang vs. Ekuitas. Sayangnya penurunan karakteristik utang dan ekuitas saham preferen yang dapat ditebus dalam sebuah aturan yang dapat dihitung tujuannya akan lebih sulit daripada kasus saham preferen convertible.

Page 74: 1622

Redeemable prefered stock and other hybrid securities

Texaco pada tahun 1993, perusahaan penerbit membuat kepemilikan tambahan secara keseluruhan, Texaco Capital, yang menjual jaminan saham preferen kepada investor. Kebalikannya perusahaan anak cabang menjual obligasi subordínate ke perusahaan induk. Bond –bond ini dieliminasi dalam konsolidasi tetapi pajak yang Texaco bayarkan kepada Texaco capital dikurangi untuk tujuan pajak. Jaminan sertifikat preferen muncul antara utang dan ekuitas pada neraca. Agen pemeringkat bond menjual sekuritas sebagai “equity-like” karena jangka waktu jatuh tempo yang lama, subordinasi yang dalam dan beberapa kemampuan untuk penundaan deviden.

Penelitian terbaru menemukan bahwa trust preferred securities dibukukan mendekati 60% dari seluruh sekuritas preferen baru yang dikeluarkan antara 1993 dan 1996 dimana 72% dari pembayaran “deviden” diklasifikasikan sebagai beberapa tipe beban, 7% dilaporkan sebagai deviden preferen dengan sisanya diklasifikasikan dengan tidak jelas. Perusahan menghadapi kendala utang relativ pada rasio ekuitas utang mungkin mengklasifikasikan trust preferred securities sebagai ekuitas.

Page 75: 1622

Securitizations Melibatkan 2 pihak yaitu penjualan oleh perusahaan (transferor) kepada

perusahaan yang lain (transferee). Asset selalu mencakup asset keuangan seperti piutang hipotik. Transferee membiayai akuisisi dengan pengeluaran sekuritas pada sekelompok investor luar.

Masalah yang muncul dalam sekuritisasi mencakup apakah transferor telah melepaskan semua hak dalam aset. Transferor mengkredit aset dan tidak memunculkan utang pada neracanya hanya seperti penjualan lain yang sama dari aset. Jika transferor mempertahankan hak pada aset, seperti pengaturan pembelian kembali, kemudian transferor tidak melepaskan semua haknya pada aset dan transferee tidak bebas menggunakan atau membuang aset. Pada kasus terakhir transaksi muncul menjadi sebuah dana penjaminan dan transferor akan mengkredit akun kewajiban dengan tepat.

Secara substansi, transaksi yang terjadi bukan penjualan namun transaksi peminjaman dengan jaminan aktiva yang akan ditebus.

Page 76: 1622

Ringkasan pengukuran kewajibanSejalan dengan aset, kewajiban diakui ketika transaksi yang

menimbulkannya terjadi. Jenis perbedaan kewajiban lebih mudah pengakuannya dalam neraca. Berbagai jenis kewajiban mencerminkan tingkat kewajiban perusahaan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, tidak semua kewajiban merupakan utang dalam arti yuridis (legal debts) sehingga jika perusahaan mengalami kebangkrutan, sebagian kewajiban tersebut akan diabaikan. Kepastian serta keandalan pengukuran berbagai jenis kewajiban juga berbeda-beda. Utang-utang memiliki probabilitas yang tinggi untuk dibayar di masa depan dan keandalan pengukurannya juga sangat tinggi. Di sisi lain, sebagian kredit tangguhan sama sekali tidak mencerminkan arus kas masa depan. Kewajiban bersyarat seringkali memiliki tingkat keterujian (verifiability) yang lebih rendah dibandingkan kewajiban-kewajiban lainnya. Seluruh karakteristik ini harus dipertimbangkan untuk mengevaluasi kewajiban. Sulit untuk meginterpretasikan kewajiban secara umum karena perbedaan ini.

Page 77: 1622

Ringkasan pengukuran kewajiban

Pada kasus kewajiban lancar, kewajiban pertama kali diukur pada face value dari obligasi di masa depan. Tidak ada penyesuaian present value. Kewajiban tidak lancar pertama kali diukur pada present value dari pembayaran bunga dan pokok di masa depan. Tidak ada pengukuran yang subjektif, karena market value dari utang ditetapkan secara pasti pada aturan yang sama. Premi atau diskonto mungkin ada pada amortisasi laporan keuangan di atas masalah utang. Book value utang digunakan dalam neraca subsekuen. Ini merupakan atribut akuntansi khusus yang memunculkan face value pada penyesuaian utang untuk premi atau diskonto yang tidak diamortisasi.

Page 78: 1622

EKUITAS PEMILIK

Page 79: 1622

DEFINISI EKUITAS PEMILIK Ekuitas pemilik didefinisi sebagai kepentingan residual pemegang saham

dalam aset bersih perusahaan. Definisi ini memandang pemegang saham sebagai pemilik perusahaan sehingga kewajiban (liabilities) dan ekuitas pemilik (owners' equity) dibedakan secara tegas. APB Statement 4 dan SFAC No. 6 dalam hal ini mendefinisi ekuitas pemilik secara pasif sebagai kelebihan aset perusahaan di atas kewajibannya.

Dalam perusahaan perseorangan, ekuitas pemilik bisa disajikan dalam sebuah akun tunggal ekuitas pemilik yang bersangkutan. Bentuk kepemilikan perseroan mengakibatkan pembedaan secara hukum antara modal kontribusian (contributed capital) dengan laba ditahan (retained earnings). Dulu pada banyak pernyataan deviden dapat dibayarkan secara legal dari laba ditahan, tapi 1984 Revised Model Business Corporation Act, akan mengijinkan deviden dibayarkan kontribusi modal yang lain (termasuk modal saham) atau laba ditahan. UU 1984 mengijinkan perusahaan membayar deviden sepanjang menghindari kebangkrutan.

Kebangkrutan berarti : (1) tidak ada kemampuan membayar utang, atau (2) fair value kewajiban melebihi fair value aset.

Page 80: 1622

DEFINISI EKUITAS PEMILIK

Modal kontribusian bisa dikelompokkan menjadi modal saham (legal capital) dan modal lain-lain (other capital). Modal saham diukur menurut nilai pari (par value) atau harga pada saat diterbitkan (issue price) jika sahamnya tanpa nilai pari. Modal kontibusian lainnya meliputi premium/agio saham, modal sumbangan, modal dari penerbitan kembali saham treasury, serta modal dari penerbitan opsi saham dan warrants.

Page 81: 1622

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN EKUITAS PEMILIK

Transaksi-transaksi ekuitas pemilik bisa dibedakan menjadi dua: • (1) transaksi-transaksi modal dan• (2) transaksi-transaksi terkait-penghasilan.

Transaksi-transaksi modal (capital transaction) berupa kontribusi atau penarikan langsung aset oleh pemilik. Transaksi-transaksi terkait-penghasilan (income-related transactions) mencakup transaksi-transaksi yang terkait dengan statemen penghasilan dan penyesuaian-penyesuaian penghasilan periode sebelumnya (prior period adjustment).

Page 82: 1622

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN EKUITAS PEMILIK

Modal kontribusian diukur dengan nilai aset yang diserahkan pemegang saham kepada perusahaan. Kontribusi bisa juga berupa jasa yang dalam hal ini nilai jasa yang diserahkan digunakan untuk mengukur modal kontribusian. Jika nilai aset atau jasa yang diserahkan melebihi nilai pari atau nilai yang dinyatakan atas saham yang diterbitkan, kelebihannya itu dicatat sebagai premium. Sumber-sumber modal kontribusian lainnya mencakup pengkonversian convertible debt, penerbitan kembali saham treasury, dan penerbitan opsi saham karyawan.

Page 83: 1622

Treasury StockDi AS, undang-undang dan kebijakan akuntansi melarang

perusahaan untuk kengakui pendapatan saat transaksi. Larangan ini dimaksudkan untuk mengurangi manipulasi harga saham. Pemerolehan kembali saham diklasifikasikan sebagai kontra-akun pada saham terkemuka.

Akuisisi saham treasury telah dilihat sebagai metode signaling prospek masa depan pada shareholder. Ini akan menjadi kasus khusus di mana penawaran tender dibuat untuk shareholder seperti lawan dari reakuisisi pasar terbuka. Ini akan memunculkan segmen populasi shareholder yang menerima signal “good news” adalah mereka yang tidak menjual kembali saham kepada korporasi.

Page 84: 1622

Treasury StockKemungkinan alasan lain, untuk pembelian saham treasury :

keinginan manajemen untuk dirinya masuk lebih kuat dengan memiliki proporsi saham yang lebih besar.

Keinginan untuk memiliki saham yang tersedia untuk menjalankan saham opsi.

Keinginan untuk memotong skope investasi oleh perusahaan karena biaya modal melebihi marginal return on investment

Mendukung market price pada saham perusahaan.

Dua metode yang digunakan untuk menghitung saham treasury :• metode biaya• metode par value

Page 85: 1622

Treasury Stock

Perbedaan metode ini hanya pada masalah penggunaan akun, tapi efek bersih pada pemilik ekuitas sama. Ini adalah contoh fleksibilitas, ada pilihan yang tidak terkondisikan dalam menyeleksi kebijakan akuntansi. Ini membuat perbedaan kecil hanya pengaruh pada subklasifikasi dengan pemilik ekuitas. Ketika saham treasury dikeluarkan kembali, perbedaan antara harga pengeluaran kem bali dan nilai nominal saham treasury yang dicatat sebagai modal kontribusian. Dalam beberapa situasi laba ditahan mungkin didebit, tapi ini tidak pernah dikredit dalam transaksi saham treasury.

Page 86: 1622

Stock DividendARB no. 43 secara terpisah mendiskusikan dua kebijakan akuntansi untuk stok

dividen, tergantung pada ukuran dividennya. Large stock dividend ditetapkan sebesar lebih dari 25 %, dan dihitung dengan mereklasifikasi laba ditahan sebagai kapital base untuk menentukan nilai par pada saat stok diterbitkan. Small stock dividend ditetapkan sebasar kurang dari 20%. Kebijakan akuntansi mereklasifikasi laba ditahan untuk dijadikan sebagai kapital base nilai pasar stok dan menggunakan harga pasar pre-dividend untuk menilai dividen. Grey area timbul dari 20-25%, apabila kedua metoda tersebut digunakan. ASR no.124 menegaskan cutoff antara small dan large stok dividen pada 25% sebagai pengganti “no man’s land” dari 20-25% dimana kedua metoda tersebut digunakan.

Usulan dibuat pada saat akuntansi untuk stok dividen diputuskan oleh CAP bahwa benar merupakan suatu permasalahan dari manajemen. Dua tujuannya adalah apakah manajemen (1) ingin memberikan bukti kepada pemegang saham dari bunganya pada laba ditahan, atau (2) keinginan untuk harga saham yang lebih rendah dengan stok dividen disuguhkan sebagai stok split, tetapi tanpa merubah nilai par saham atau jumlah surat berharga yang diotorisasi. Sekalipun maksudnya benar, mungkin akuntansi menjadi masalah manajerial intent mengijinkan transaksi2 yang sama mjd booked differently. Ini, tentu saja, masalah fleksibilitas dibicarakan di chap 9. Untuk tambahan, ARB no. 43 juga mengakui bahwa stok dividen dari distribusi kekayaan real, dari intention (a), secara penuh salah/menyesatkan.

Page 87: 1622

Stock Dividend

Beberapa usaha/percobaan dibuat menggunakan ukuran dividen untuk menetapkan relevan circumtances. Bagaimanapun, karena nilai pasar saham yang beredar tidak berubah karena stok dividen, sedikit dukungan diberikan untuk menggunakan harga pasar pre-dividen per lembar untuk menilai transaksi. Semua transaksi yang terjadi adalah peningkatan dalam jumlah total surat berharga. Harga pasar per lembar saham menurun secara pasti sesuai proporsi untuk efek dilutif dari sebuah surat berharga yang baru. Jika harganya tidak mengalami dilusi, informasi baru lainnya ada karena para investor merevisi assesmen stoknya.

Menggunakan nilai par untuk mengukur stok dividen dari pada menggunakan nilai pasar saham beredar yang diharapkan tidak berubah. Ini menjadi pandapat yang sama dimana sebuah stok dividen tidak berbeda pada prinsip dari sebuah stok split yang tidak berubah dicatat pada ekuitas pemegang saham. Ini tidak bisa diterapkan untuk stok dividen, walaupun, jumlah dolar legal kapitalnya meningkat. Jadi, reklasifikasi laba ditahan pada kapital kontribusi adalah penting karena terdapat kenaikan pada legally issued capital.

Page 88: 1622

Stock Dividend

Walaupun terdapat bukti bahwa kedua small dan large stok dividen mungkin sebuah tanda bagi pemegang saham mendatang dan prospek pendapatan, ini syarat untuk membenarkan finit unifomity sebagai basis ukuran dividen.Ini tidak memperlihatkan relevan circumtance memberikan alasan atau menyuguhkan dua metoda akuntansi. Kemungkinan pendapatan dividen yang lebih besar di masa yang akan datang sangat lemah untuk membenarkan dua metoda akuntansi tersebut. Lagi pula perbedaan kedua metoda tidak mempengaruhi income, aset, atau kewajiban. Hanya berpengaruh pada komposisi ekuitas pemegang saham.Baik untuk large atau small stok dividen, harga pasar per lembar saham akan jatuh berkenaan dengan efek dilutif stok dividen.oleh karena itu menggunakan pre-dividen market price merupakan kebijakan yang sulit untuk dipertahankan

Page 89: 1622

Financial InstrumentsInstrumen2 keuangan meliputi sebuah aset keuangan atas suatu entitas dan beban keuangan (atau ekuitas) atas entitas lainnya. FASB mendefinisikan instrumen keuangan sebagai kas, bukti sebuah ownership interst dalam suatu entitas, atau keduanya

1. Membebankan obligasi kontraktual pada suatu entitas (a) menyalurkan kos atau instrumen keuangan lainnya pada entitas kedua, atau (b) menukar instrumen2 keuangan pada potentially unvavorable terms pada entitas kedua.

2. Menyampaikan pada entitas kedua suatu hak kontraktual (a) menyalurkan kos atau instrumen keuangan lainnya dari entitas pertama, atau (b) menukar instrumen keuangan lainnya pada potentially favorable terms dengan entitas pertama.

Page 90: 1622

Financial InstrumentsBeberapa instrumen keuangan sedikit familiar dan

akuntansinya adalah straightforward (terus terang); contohnya kas ditahan pada deposit demand, piutang dagang, notes, bond, saham biasa dan saham preferen.Instrumen2 lain sangat kompleks dan kegunaannya dimotivasi oleh keinginan manajemen untuk mengeksploitasi hukum pajak, untk membatasi aset atau kewajiban entitas melawan resiko pasar ( contohnya : tingkat suku bunga, dan foreign exchange hedges), dan untuk mencapai keuangan off-balnce-sheet dalam “crete” more favorable-looking balance sheet( juga salah satu lising yang menarik).

Page 91: 1622

Derivatives

Beberapa instrumen keuangan terakhir dikenal sebagai derivativ. Derivativ merupakan instrumen keuangan yang nilainya berbasis pada (diturunkan dari) instrumen keuangan lainnya, index saham, atau tingkat bunga, indeks tingkat suku bunga, , atau beberapa aset. Beberapa dekade lalu, derivatif menerima perhatian lebih – termasuk segmen unenligtening tahun 1994 pada CBS’s 60 menit – karena kerugian spektakuler oleh perusahaan Amerika Blue Chip, Bank-bank investasi old-line british, American Municipalities. Diantara beberapa alasan dibalik beberapa kerugian besar adalah kesalahan memahami apa itu derivatif dan bagaimana mereka digunakan sebagai legitimasi. Appendix 11-A mengilustrasikan sebuah contoh simpel derivatif.

Page 92: 1622

Types of DerivativesDerivatif dapat diklasifikasikan dalam dua tipe umum:

derivatif forward-based dan option-based.

Forward-based derifatif. FDB muncul di antara dua bagian dimana satu bagian akan mengakui gain dan di bagian lain mengakui loss seiring perubahan dalam nilai yang mendasari instrumen. Kontrak forward meliputi foreign currency, kontrak utang, atau komoditas yang mempunyai harga khusus pada tanggal kontrak dengan gain atau loss muncul dari perubahan harga khusus pada tanggal penetapan penyelesaian. Contohnya : kebiasaan menggunakan instrumen tipe forward akan menjadi kontrak future tiap membeli atau menjual foreign exchange.

Page 93: 1622

Types of Derivatives

Option-based derivatives. Pemilik opsi membayar sebuah harga spesifik “up front” yang diberikan kepada mereka hak untuk membeli “call” atau menjual “put” dengan kuantitas spesifik pada harga spesifik dari komoditas standar, instrumen2 finansial, dan equitas.Contoh opsi call adalah opsi saham, konvertibel bond, dan konvertibel saham preferen. Opsi Amerika bisa diexercise selama waktu tertentu, tetapi opsi eropa hanya dapat diexercise pada tanggal tertentu saja. Pemegang opsi mempunyai hakk-tapi bukan obligasi- untuk mengexercise opsi tersebut, sedangkan kontrak tipe forward membutuhkan kinerja.

Page 94: 1622

Types of Derivatives

Opsi saham biasa sedikit populer. Opsi call akan diperoleh jika diharapkan harga saham meningkat. Jika saham ABC saat menjual $60 dan kos opsinya $5 memungkinkan pemegang saham membeli saham pada harga $70, pemegang saham mungkin mengexercise opsinya ketika harga di atas $70 dan akan menguangkan jika harga sahamnya berjalan di atas $75.

Opsi put diperoleh jika harga saham diekspektasikan turun. Jika saham CDE dijual untuk $50 dan kos opsi put $5 memungkinkan pemegang saham untuk menjual saham pada $40, pemegang saham akan mengesercise opsi put ketika CDE berjalan turun di bawah $35. jika opsi put diexercise pemegang opsi puas dengan kontrak oleh salah satu menggunakan sahamnya dari saham CDE atau memperolehnya di pasar untuk $35. Suatu keuntungan opsi saham biasa adalah aktif di pasar sekunder, untuk opsi disediakan oleh chicago Board Option Exchange jika pemegang saham berharap untuk menjual opsi sebelum opsi jatuh tempo.

Page 95: 1622

Types of Derivatives

Opsi, keduanya untuk saham biasa dan komoditas, memberi keleluasaan pada pemegang saham dan memproteksi untuk salah satu kenaikan harga atau penurunan partikular komoditas atau saham biasa. Satu tipe kompleks derivatif mengkombain swap tingkat suku bunga dan opsi dan ini dikenal sebagai “swaption”.

Terdapat beberapa tipe opsi yang menyediakan fleksibilitas dan proteksi. Interest rate caps memberikan proteksi kepada pemegang saham memperoleh kenaikan tingkat suku bunga. Jika tingkat suku bunga naik di atas level spesifik, pemegang caps memperoleh kas yang sama dengan kelebihan tingkat suku bunga di atas rate caps kali premi nasional. Tingkat suku bunga dasar sama dengan caps, tetapi mereka memberikan perlindungan pada pemegang saham memperoleh penurunan tingkat suku bunga. Satu masalah dengan kedua caps dan floor adalah pertukaran mereka tidak diperdagangkan, meninggalkan pemegang opsi terbuka untuk resiko kredit untuk memilih opsi writer gagal memenuhi kewajibannya jika salah satu aktual rates turun di bawah caps atau di bawah floor.

Page 96: 1622

FASB Pronouncements on Derivatives

• FASB mempunyai beberapa isu mengenai pengumuman transakasi dengan alat keuangan yang spesifik: SFAS No.13 menunjukkan akuntansi untuk leveraged leases, SFAS No.77 konsen pada penjualan dari penerimaan dengan penggantian., dan FASB Technical Bulletin NO. 85-2 mendiskusikan akuntansi untuk collateralized mortgage obligations. Bagaimnapun banyak instrument yang ada dan yang baru akan diciptakan dengan frekuensi bertambah.

• Beberapa standar yang lebih dulu (SFAS Nos.80,105, dan 119) menyinggung untuk pengungkapan bersifat derivative memiliki pengganti oleh SFAS No.133. SFAS No.133 saat ini melengkapi SFAS No.107. SFAS No.107 memerlukan pengungkapan fair value untuk semua instrument keuangan, asset dan hutang,apakah atau tidak mengaku pada bagian dari neraca. Pengungkapan ini mungkin juga tidak dalam neraca itu sendiri atau dalam catatan kaki. Jika fair value tidak dapat ditetapkan, informaasi seperti carrying amount, bunga efektif, dan maturity disamping mengapa fair value tidak dapat ditetapkan-harus dengan syarat.SFAS No.133 sangat meluas SFAS No.107.

Page 97: 1622

FASB Pronouncements on Derivatives

• Unrealized holding gain dan loss akan ditunjukkan pada penghasilan lain dan bias,tentu saja, menggagalkan yang lainnya. Interest rate swap contract mungkin aktiva lancar. Notional value dari pertukaran mungkin tidak dipertimbangkan. Kredit pada bonds payable dimaksudkan untuk menunjukkan akun bonds payable adalah current value. Menolak interest rate mungkin penyebab nilai pasar dari bonds meningkat. Jika variable rate menjadi lebih tinggi dari fixed rate, debit dan kredit akan membalik. Akun swap contract akan mempunyai credit balance dan mungkin juga hutang lancar. Bonds payable mungkin juga debit untuk menurunkan nilai pasar karena tingkat bunga lebih tinggi mungkin nilai pasar turun. Pengumuman swap contract mempunyai kapasitas untuk menjadi keduannya sebagai asset atau hutang, bergantung pada struktur dari tingkat bunga. Ini ditulis pada SFAS No.105 :

Page 98: 1622

CLASSIFICATION IN THE BALANCE SHEET

• ARB 43 mewajibkan klasifikasi aset dan kewajiban yang didasarkan pada likuiditas. Dua klasifikasi yang digunakan current dan noncurrent. Current didefinisikan sebagai siklus operasi perusahaan atau satu tahun atau lebih. Siklus operasi adalah waktu yang diperlukan untuk membeli material sampai pengumpulan kas dari pendapatan. Siklus operasi akan berbeda dari perusahaan ke perusahaan dan industri ke industri. Peringkat likuiditas dalam kelompok current dan noncurrent dibuat secara normal, walaupun tidak diminta oleh standar akuntansi tertentu.

• Pendekatan current dan noncurrent hanya memberikan indikasi sederhana dari likuiditas perusahaan. Asset lancar tidak dapat digunakan untuk menilai kapasitas critical cash flow karena siklus operasi mungkin satu tahun atau lebih. Pengelompokkan aset lancar terdiri dari beberapa aset yang tidak berdampak sama sekali terhadap aliran kas lancar, contohnya hutang dan kredit yang ditangguhkan. Klasifikasi lainnya mungkin lebih baik daripada penilaian likuiditas. Contohnya, sistem klasifikasi monetary/nonmonetary yang mengkombinasikan klasifikasi current/noncurrent akan memberikan pemahaman aliran kas masa depan yang lebih baik.

Page 99: 1622

CLASSIFICATION IN THE BALANCE SHEET

• Cara lain dalam mengklasifikasikan aset adalah berdasarkan aset yang dimiliki untuk tujuan dijual, digunakan, dan direpresentasikan yang mewakili biaya yang ditangguhkan. Ini akan menyediakan beberapa informasi tambahan tentang seberapa manfaat ekonomis yang akan terealisasi dan ketidakpastian yang melingkupi realisasi. Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya dalam bab ini, realisasi manfaat masa depan akan lebih tidak pasti dari produksi daripada pertukaran. Sistem klasifikasi berdasarkan pendekatan ini akan mengkomunikasika informasi relevan mengenai bagaimana manfaat akan direalisasikan dan member beberapa pengetahuan risiko relatif mengenai realisasi manfaat.

• Terdapat lima perbedaan tipe utang akuntansi, yaitu contractual, constructive, equitable, contingent, dan deferred charges. Klasifikasi memisahkan tipe yang akan membantu dalam mengevaluasi dasar tipe perbedaan kewajiban. Klasifikasi ini juga bertujuan agar pembaca neraca dapat mengetahui utang mana yang secara legal dapat dilaksanakan dalam keadaan bangkrut dan mana yang tidak. Seperti aset, utang juga mempunyai tingkat perbedaan kepastian realisasi.

Page 100: 1622

CLASSIFICATION IN THE BALANCE SHEET

Akhirnya, dari sudut pandang murni pengukuran, mengklasifikasi aset oleh atribut pengukuran mungkin memahami dasar pengukuran neraca yang dapat dipilih. Berberapa atribut aset diukur dan dilaporkan dalam neraca. Hal ini tidak selalu jelas dari membaca neraca mengenai berapa banyak variasi yang ada dalam pengukuran aset. Dalam hal teori pengukuran, unsur-unsur akuntansi dalam neraca tidak aditif karena atribut yang berbeda sedang diukur. Ini tidak berarti bahwa neraca atau rasio keuangan kurang relevan, tetapi pertanyaan additivity tidak mengangkat isu penting tentang kegunaan:

Perbedaan antara efek yang tersedia untuk dijual dan perdagangan efek harus dihilangkan. Semua menyadari keuntungan dan kerugian harus melalui pendapatan. Semua keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi harus melalui pendapatan komprehensif.

• Sekuritas dimiliki hingga jatuh tempo yang harus diakui nilai wajar sehingga mudah ditentukan. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi harus melalui pendapatan komprehensif sampai diakui.

• Semua konversi obligasi harus dipisahkan ke dalam komponen utang dan ekuitas yang diterbitkan.