173213254-laporan-umum

Upload: kurosaki-kevin-kastil

Post on 13-Oct-2015

162 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN TUGAS KHUSUS

    PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    Disusun oleh :

    Winandyo Mangkoto L2C009013

    Nugraha Bayu Samodra L2C009035

    JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK

    PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    Disusun oleh :

    Winandyo Mangkoto L2C009013

    Nugraha Bayu Samodra L2C009035

    JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    iii JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    HALAMAN PENGESAHAN

    LAPORAN KERJA PRAKTEK

    JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    Nama / NIM : Winandyo Mangkoto / L2C009013

    Nugraha Bayu Samodra / L2C009035

    Pabrik : Pabrik Pupuk ZA II Departemen Produksi III Petrokimia Gresik

    Semarang,

    Menyetujui,

    Dosen Pembimbing

    Dr. Ir. Setia Budi Sasongko, DEA

    NIP. 19611226 198803 1 001

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    iv JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    PRAKATA

    Puji dan syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa atas

    rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

    laporan Kerja Praktek Pabrik Pupuk ZA II Departemen Produksi III PT

    Petrokimia Gresik. Laporan Kerja Praktek ini bertujuan untuk evaluasi kinerja

    Heat Exchanger (E.5101) pada Seksi Karbonasi Pabrik Pupuk ZA II PT

    Petrokimia Gresik.

    Penulisan laporan Kerja Praktek ini dapat diselesaikan tidak lepas dari

    dukungan, bimbingan, dan bantuan dari banyak pihak yang sangat berarti bagi

    penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

    terimakasih kepada Bapak Ir. Danny Soetrisnanto, M.Eng dan Bapak Dr. Ir. Setia

    Budi Sasongko, DEA selaku dosen pembimbing Kerja Praktek, Bapak Suhadi

    selaku Kepala Bagian Produksi ZA II serta pembimbing kami di lapangan, Bapak

    Freddy selaku Wakil Kepala Bagian Produksi ZA II, serta Bapak Bakuh Subagio,

    Bapak Gatot Nuriyanto, Bapak Hariyanto, Bapak Budi Prayitno, Bapak Harno,

    dan pegawai lain di Central Control Room, Bagian Candal Pabrik ZA II,

    perpustakaan serta Bagian Mekanik Pabrik ZA II yang tidak bisa kami sebutkan

    namanya satu persatu yang senantiasa telah mencurahkan segenap waktu dan

    tenaganya untuk membantu penyusunan laporan Kerja Praktek hingga selesai.

    Disadari bahwa laporan Kerja Praktek ini masih terdapat kekurangan.

    Oleh karena itu, masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan.

    Semoga laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat ke depannya untuk kalangan

    civitas akademik serta mahasiswa Universitas Diponegoro, PT Petrokimia Gresik

    dan masyarakat luas.

    Semarang, November 2012

    Penulis

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    v JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

    INTISARI ........................................................................................................... viii

    BAB I PENDAHULUAN

    I.1. Gambaran Umum dan Sejarah Perusahaan ................................. 1

    I.2. Latar Belakang Pendirian PT Petrokimia Gresik ........................ 1

    I.3. Lokasi Pabrik .............................................................................. 4

    I.4. Organisasi Perusahaan ................................................................ 5

    I.5. Unit Produksi .............................................................................. 11

    I.6. Unit Prasarana ............................................................................. 12

    I.7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja .............................................. 13

    I.8. Pengelolaan Lingkungan dan B3 ................................................ 34

    BAB II DESKRIPSI PROSES

    II.1. Konsep Proses dan Pembuatan Ammonium Sulfat .................... 43

    II.2. Diagram Alir Proses Pembuatan Ammonium Sufat ................... 43

    II.3. Langkah-Langkah Proses Pembuatan Ammonium Sulfat .......... 44

    BAB III SPESIFIKASI ALAT

    III.1. Spesifikasi Alat Utama ............................................................... 55

    III.2. Spesifikasi Alat Pendukung ........................................................ 57

    BAB IV MANAJEMEN PRODUKSI

    IV.1. Pendahuluan ................................................................................ 62

    IV.2. Manajemen Produksi Pabrik III .................................................. 67

    IV.3. Manajemen Peraencanaan dan Pengendalian ............................. 69

    IV.4. Sistem Laporan ........................................................................... 73

    BAB V UTILITAS

    V.1. Tahapan Proses Pengolahan Air ................................................. 75

    V.2. Utilitas Unit Produksi III ............................................................ 77

    BAB VI LABORATORIUM

    VI.1. Program Kerja Laboratorium ...................................................... 87

    VI.2. Alat-Alat Laboratorium .............................................................. 89

    VI.3. Prosedur Analisa ......................................................................... 89

    BAB VII PENUTUP

    VII.1. Kesimpulan ................................................................................. 99

    VII.2. Saran ........................................................................................... 100

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    vi JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    Tugas Khusus

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    vii JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1. Logo PT Petrokimia Gresik. ....................................................... 5

    Gambar 1.2. Struktur Biro K3. ....................................................................... 19

    Gambar 1.3. Hubungan P2K3, Badan K3, dan Organisasi Fungsional

    Terhadap Kegiatan K3. ............................................................... 21

    Gambar 1.4. Blok Diagram Pengelolaan Limbah Cair. .................................. 36

    Gambar 2.1. Skema Diagram Alir Proses ZA II. ............................................ 44

    Gambar 4.1. Bagan Ringkas Kegiatan Produksi. ............................................ 62

    Gambar 5.1. Diagram Alir Power Generation Unit. ...................................... 77

    Gambar 5.2. Diagram Alir Service Air Unit. .................................................. 80

    Gambar 5.3. Diagram Alir Cooling Tower Unit. ............................................ 85

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    viii JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1. Limbah PT Petrokimia Gresik .................................................... 36

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    ix JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    INTISARI

    PT Petrokimia Gresik adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara

    dalam lingkungan Departemen Pendayagunaan BUMN yang bergerak di bidang

    produksi pupuk, non pupuk, bahan - bahan kimia dan jasa lainnya seperti jasa

    konstruksi dan engineering. Jenis pupuk yang diproduksi oleh pabrik ini salah

    satunya adalah Zwavelzuur Ammonium (ZA). Proses pembuatan ammonium sulfat

    (Pabrik ZA II) menggunakan bahan baku yang merupakan hasil samping dari

    pabrik lain di PT. Petrokimia Gresik yaitu berupa gas CO2, Ammonia, dan

    Kaptan. Oleh sebab itu konsep proses di pabrik ZA II berbeda dengan di pabrik

    ZA I/III, yaitu pada seksi carbonation & reaction.

    Proses yang paling utama dalam pembuatan ammonium sulfat II ini

    adalah pada konversi gypsum, yaitu mereaksikan larutan ammonium karbonat dari

    seksi karbonasi dengan fosfogypsum hasil samping pabrik asam fosfat di reactor

    slurry. Dalam pembuatan ZA II dilakukan beberapa tahap proses, yaitu:

    Karbonasi; Reaksi dan Penyerapan gas; Filtrasi; Netralisasi; Evaporasi dan

    kristalisasi; Pengeringan dan pendinginan produk; Pengantongan.

    Pada tahap karbonasi terdapat Carbonation Tower yang berfungsi

    sebagai tempat terjadinya reaksi karbonasi.Untuk memperoleh opreasi yang baik

    pada Carbonation Tower, maka perlu diperhatikan batasan ratio adalah 1,3-1,35.

    Ratio yang tinggi akan menyebabkan kenaikan tekanan parsial CO2 diatas larutan

    naik, sehingga gas CO2 yang terlepas makin banyak. Sedangkan bila ratio rendah

    (dibawah 1,3) akan menaikkan tekanan parsial NH3 akibatnya kehilangan pada

    reaktor tinggi; Faktor yang berpengaruh pada pembentukan kristal dan kualitas

    produk yang dihasilkan adalah kemurnian bahan baku, derajat pengadukan dan

    temperatur kristalisasi. kemurnian bahan baku pada proses pembuatan ammonium

    sulfat sangat penting karena pengotor dapat menyebabkan kristal menjadi keruh.

    Dan dalam pembentukan kristal perlu ditambahkan anti cacking agent untuk

    menghindari penggumpalan karena sifat kristal ZA yang higroskopis.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Gambaran Umum dan Sejarah Perusahaan

    PT Petrokimia Gresik adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara

    dalam lingkungan Departemen Pendayagunaan BUMN yang bergerak di bidang

    produksi pupuk, non pupuk, bahan - bahan kimia dan jasa lainnya seperti jasa

    konstruksi dan engineering.

    Perusahaan ini merupakan pabrik pupuk kedua di Indonesia setelah PT

    Pupuk Sriwijaya di Palembang dan juga merupakan pabrik pupuk terlengkap di

    antara pabrik lainnya. Jenis pupuk yang diproduksi oleh pabrik ini antara lain

    adalah Zwavelzuur Ammonium (ZA), Super Phosphat (SP-36), NPK, NPK

    Kebomas, Urea, Phonska, ZK, DAP, Petroganik, KCL, dan Ammonium Phosphat.

    Sedangkan produk non pupuknya antara lain Ammonia, Asam Fosfat, Asam

    Sulfat, Asam Klorida, Gypsum, Alumunium Flourida, CO2 Cair, Dry Ice, dan

    Kapur pertanian.

    Pada mulanya perusahaan ini berada di bawah Direktorat Industri Kimia

    Dasar, tetapi sejak tahun 1992 berada di bawah Departemen Perindustrian dan

    pada awal tahun 1997, PT Petrokimia Gresik berada dibawah naungan

    Departemen Keuangan. Akan tetapi akibat adanya krisis moneter yang dialami

    bangsa Indonesia menyebabkan PT Petrokimia Gresik menjadi Holding Company

    dengan PT Pupuk Sriwijaya tepatnya pada tahun 1997 berdasar pada PP no.

    28/1997 s/d sekarang.

    I.2. Latar Belakang Pendirian PT Petrokimia Gresik

    Latar belakang pendiriannya berdasarkan atas lingkungan negara

    Indonesia yang merupakan negara agraris dan memiliki sumber daya alam yang

    sangat melimpah sehingga titik berat pembangunan terletak pada sektor pertanian.

    Salah satu usaha intensifikasi pertanian dilakukan dengan cara mendirikan pabrik

    pupuk untuk memenuhi kebutuhan pupuk, salah satu diantaranya adalah PT

    Petrokimia Gresik.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    2 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Secara kronologis, sejarah singkat perkembangan PT Petrokimia Gresik

    adalah sebagai berikut:

    Tahun 1960

    Berdasarkan Ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960 dan Keputusan Presiden No.

    260 tahun 1960 direncanakan pendirian Projek Petrokimia Surabaja. Proyek ini

    merupakan proyek prioritas dalam Pola Pembangunan Nasional Semesta

    Berencana Tahap I ( 1961-1969).

    Tahun 1964

    Pembangunan pabrik ini dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden No.

    01/Instr/1963 dan diatur dalam Keputusan Presiden No. 225 tanggal 4 Nopember

    1964. Pelaksanaan pembangunan ini dilaksanakan oleh Cosindit SpA dari Italia

    yang ditunjuk sebagai kontraktor utama.

    Tahun 1968

    Pada masa ini kegiatan berhenti dikarenakan krisis ekonomi yang berkepanjangan,

    sehingga jalannya produksi harus berhenti. Dampak dari krisis tersebut

    menyebabkan perusahaan mengalami krisis juga. Biaya operasi yang tinggi

    (impor) yang tidak sesuai dengan penjualan menyebabkan perusahaan mengalami

    kerugian. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan suntikan dana dari kantor

    pusat.

    Tahun 1972

    Perusahaan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 Juli 1972.

    Selanjutnya tanggal tersebut diperingati sebagai hari jadi PT Petrokimia Gresik.

    Tahun 1975

    Status badan usaha PT Petrokimia Gresik diubah menjadi Perusahaan Perseroan

    berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1975 tepatnya pada tanggal 10

    Juli 1975.

    Tahun 1997

    PT Petrokimia Gresik melakukan holding dengan PT Pupuk Sriwijaya (Persero)

    sebagai induknya berdasarkan PP No. 28 tahun 1997.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    3 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Pada saat ini PT Petrokimia Gresik memiliki bidang usaha yaitu :

    industri pupuk, industri pestisida, indusri peralatan pabrik dan jasa rancang

    bangun serta perekayasaan maupun jasa lain.

    Dalam perkembangan selanjutnya, PT Petrokimia Gresik telah

    mengalami tujuh kali perluasan, yaitu:

    a. Perluasan pertama (29 Agustus 1979). Pembangunan pabrik pupuk TSP I oleh

    Spie Batignoles (Perancis) dilengkapi dengan pembangunan prasarana

    pelabuhan dan unit penjernihan air Gunungsari serta booster pump di

    Kandangan untuk meningkatkan kapasitasnya menjadi 720 m3/jam.

    b. Perluasan kedua (30 Juli 1984). Pembangunan pabrik TSP II oleh Spie

    Batignoles serta perluasan pelabuhan dan unit penjernihan air Babat dengan

    kapasitas 3000 m3/jam.

    c. Perluasan ketiga (10 Oktober 1984). Pembangunan pabrik asam fosfat dan

    produk samping yang meliputi pabrik asam sulfat, pabrik cement retarder,

    pabrik aluminium fluorida, pabrik ammonium sulfat, kalium sulfat dan unit

    utilitas. Perluasan ini dilakukan oleh kontraktor Hitachi Zosen Jepang.

    d. Perluasan keempat ( 2 Mei 1986). Pembangunan pabrik pupuk ZA III oleh

    tenaga-tenaga PT Petrokimia Gresik mulai dari studi kelayakan sampai

    dengan pengoperasiannya.

    e. Perluasan kelima (29 April 1994). Pembangunan pabrik ammonia dan pabrik

    urea baru dengan teknologi proses Kellog Amerika dan ACES Jepang.

    Konstruksinya ditangani oleh PT Inti Karya Persada Teknik (IKPT) Indonesia.

    Pembangunan dimulai awal tahun 1991 dan ditargetkan beroperasi pada

    Agustus 1993. Pabrik ini mulai beroperasi mulai 29 April 1994.

    f. Perluasan keenam (25 Agustus 2000). Pembangunan pupuk NPK berkapasitas

    300.000 ton per tahun dengan nama PHONSKA. Konstruksi ditangani PT

    Rekayasa Industri dengan teknologi INCRO dari Spanyol. Pabrik ini telah

    diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid pada

    tanggal 25 Agustus 2000.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    4 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    g. Perluasan ketujuh (22 Maret 2005). Pembangunan pabrik pupuk kalium sulfat

    (ZK) dengan kapasitas 10000 ton/th. Pabrik ini menggunakan proses

    Mannheim (Eastern Tech).

    I.3. Lokasi Pabrik

    Kawasan Industri PT Petrokimia Gresik menempati areal seluas 450 ha.

    Daerah-daerah yang ditempati meliputi:

    Kecamatan Gresik, meliputi desa-desa:

    Ngipik, Karangturi, Sukorame, Tlogopojok

    Kecamatan Kebomas, meliputi desa-desa:

    Kebomas, Tlogopatut, Randu Agung

    Kecamatan Manyar, meliputi desa-desa:

    Roomo Meduran, Pojok Pesisir, Tepen

    Pemilihan lokasi kawasan industri ini berdasarkan atas pertimbangan

    keuntungan teknis dan ekonomis yang optimal, yaitu:

    Tersedianya lahan yang kurang produktif.

    Tersedianya sumber air dari aliran Sungai Brantas dan Bengawan Solo.

    Dekat dengan daerah konsumen pupuk terbesar, yaitu perkebunan dan petani.

    Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkut peralatan

    pabrik selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku, maupun

    pendistribusian hasil produksi melalui angkutan laut.

    Dekat dengan Surabaya yang memiliki kelengkapan yang memadai, antara

    lain tersedianya tenaga-tenaga terampil.

    PT. Petrokimia Gresik juga mempunyai dua kantor pusat, yaitu :

    Kantor Pusat

    Kantor pusat PT. Petrokimia Gresik terletak di Jalan Ahmad Yani Gresik

    61119.

    Kantor Cabang

    Kantor cabang PT. Petrokimia Gresik terletak di Jalan Tanah Abang III No.16

    Jakarta Pusat 10160.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    5 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    I.4. Organisasi Perusahaan

    I.4.1. Bentuk Perusahaan

    PT Petrokimia Gresik bergerak dalam bidang pengadaaan pupuk, bahan

    kimia dan jasa engineering. Dalam perkembangannya PT Petrokimia Gresik telah

    mengalami perubahan bentuk perusahaan. Dari sebuah perusahaan umum menjadi

    sebuah perusahaan perseroan dan kini holding dengan PT Pupuk Sriwijaya

    (persero), yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di

    bawah koordinasi Menteri Negara BUMN.

    I.4.2. Logo Perusahaan dan Arti

    Gambar 1.1. Logo PT Petrokimia Gresik

    Logo PT Petrokimia Gresik mempunyai tiga unsur utama, yaitu:

    1. Kerbau dengan warna kuning emas yang mengandung arti:

    Penghormatan terhadap daerah tempat perusahaan berada, yaitu

    Kecamatan Kebomas.

    Sifat positif kerbau yang dikenal suka bekerja keras, ulet dan loyal.

    Warna kuning emas melambangkan keagungan.

    2. Daun hijau berujung lima yang mengandung arti:

    Daun hijau melambangkan kesuburan dan kesejahteraan.

    Lima melambangkan kelima sila Pancasila.

    3. Tulisan PG berwarna putih yang mengandung arti:

    PG merupakan singkatan dari Petrokimia Gresik.

    Warna putih melambangkan kesucian.

    Secara keseluruhan logo perusahaan tersebut mempunyai makna:

    Dengan hati yang bersih dan suci berdasarkan kelima sila Pancasila,

    Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur

    menuju keagungan bangsa.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    6 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    I.4.3. Visi, Misi, dan Nilai Dasar PT Petrokimia Gresik

    I.4.3.1. Visi

    PT Petrokimia Gresik bertekad untuk menjadi produsen pupuk dan

    produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati

    konsumen.

    I.4.3.2. Misi

    Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program

    swasembada pangan.

    Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional

    dan pengembangan usaha.

    Mengembangkan potensi usaha untuk pemenuhan industri kimia nasional dan

    berperan aktif dalam community development.

    I.4.3.3. Nilai Dasar

    Mengutamakan keselamatan dan kesehatan dalam setiap kegiatan operasional.

    Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan pelanggan.

    Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis.

    Mengutamakan integritas di atas segala hal.

    Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik.

    I.4.4. Struktur Manajemen dan Organisasi PT Petrokimia Gresik

    Struktur organisasi yang disertai dengan uraian pekerjaan akan diperoleh

    manfaat sebagai berikut:

    Membantu para pejabat agar lebih mengerti akan tugas dan jabatannya.

    Menjelaskan dan menjernihkan persoalan mengenai pembatasan tugas,

    tanggung jawab, wewenang dan lain-lain.

    Sebagai bahan orientasi untuk pejabat.

    Menentukan jumlah pegawai di kemudian hari.

    Penyusunan program pengembangan manajemen.

    Menentukan training untuk para pejabat yang sudah ada.

    Mengatur kembali langkah kerja dan prosedur kerja yang berlaku bila terbukti

    kurang lancar.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    7 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    I.4.4.1. Ketenagakerjaan

    Jumlah tenaga kerja di PT. Petrokimia Gresik berdasarkan data yang

    diperoleh dari Biro Tenaga Kerja PT. Petrokimia Gresik periode 31 Agustus 2012

    berjumlah 3402 orang, yaitu:

    a. Berdasarkan Jabatan

    Direksi : 5 orang

    Kakomp/Staf Utama (Eselon I) : 30 orang

    Kadep/Karo/Kabid/Staf Utama Muda (Eselon II) : 71 orang

    Kabag/Staf Madya (Eselon III) : 210 orang

    Kasi/Staf Muda (Eselon IV) : 596 orang

    Karu/Staf Pemula (Eselon V) : 1114 orang

    Pelaksana : 1335 orang

    Bulanan percobaan : 41 orang

    b. Berdasarkan Pendidikan Akhir

    S-2 : 106 orang

    S-1 : 472 orang

    D III : 86 orang

    SLTA : 2552 orang

    SLTP : 201 orang

    SD : 4 orang

    1.4.4.2. Nama-nama Pimpinan dan Direksi PT. Petrokimia Gresik

    Pimpinan perusahaan PT Petrokimia Gresik periode 31 Agustus 2012

    adalah:

    a. Dewan komisaris

    Komisaris Utama : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., DAA

    Komisaris : Romulo robert Simbolon, S.Sos., M.M.

    Drs. Boediarso Teguh Widodo, M.E.

    Drs. Julian Aldrin Pasha, M.A., PhD.

    Fadjar Judisiawan

    Ir. Nugraha Budi Eka Irianto

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    8 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    b. Direksi

    Direktur Utama : Ir. Hidayat Nyakman, MSIE, MA

    Direktur Komersil : Drs. T.Nugroho Purwanto, Ak.

    Direktur Teknik & Pengemb. : Ir. Firdaus Syahril

    Direktur SDM & Umum : Irwansyah, S.E.

    Direktur Produksi : Ir. S. Nugroho Cristijanto, M.M.

    I.4.4.3. Tri Dharma Karyawan

    Merupakan tiga slogan yang harus dipenuhi dan diwujudkan oleh semua

    karyawan di PT Petrokimia Gresik. Adapun Tri Dharma Karyawan tersebut yaitu:

    1. Rumongso Melu Handarbeni (merasa ikut memiliki).

    2. Rumongso Melu Hangrungkebi (merasa ikut memelihara).

    3. Mulatsariro Hangrosowani (berani mawas diri).

    I.4.5. Fungsi Sosial dan Ekonomi Perusahaan

    Sebagai suatu BUMN, PT Petrokimia Gresik mempunyai fungsi sosial

    dan fungsi ekonomi. Hal ini tampak dalam Tri Misi BUMN, yaitu:

    1. Sebagai suatu unit ekonomi yang produktif, efisien dan menguntungkan.

    2. Sebagai stabilisator ekonomi yang menunjang program pemerintah.

    3. Sebagai unit penggerak pembangunan untuk wilayah sekitarnya.

    Fungsi sosial yang diemban adalah menampung tenaga kerja, membina

    sistem bapak angkat, mengadakan loka latihan ketrampilan, membangun sarana

    ibadah dan mendirikan koperasi karyawan, membina mahasiswa kerja praktek,

    penelitian, tugas akhir dan sebagainya.

    Adapun fungsi ekonomisnya adalah menghemat dan menghasilkan

    devisa sebagai sumber pendapatan negara serta sebagai pelopor pembangunan

    daerah Gresik yang tangguh dalam upaya menunjang industri nasional.

    I.4.6. Yayasan PT Petrokimia Gresik

    Yayasan dibentuk pada tanggal 26 Juni 1965, misi utamanya ialah

    mengusahakan kesejahteraan karyawan dan pensiunan PT Petrokimia Gresik.

    Salah satu program yang dilakukan adalah pembangunan sarana perumahan bagi

    karyawan. Sampai dengan tahun 1999, Yayasan PG telah membangun sebanyak

    1.886 unit rumah di desa Pongangan dan desa Bunder.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    9 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Program lainnya yang dilakukan Yayasan PG adalah pemeliharaan

    kesehatan para pensiunan PT Petrokimia Gresik serta menyediakan sarana

    bantuan sosial dan menyelenggarakan pelatihan bagi karyawan yang memasuki

    masa persiapan purnatugas (MPP). Dalam perkembangannya Yayasan PG telah

    memiliki berbagai bidang usaha yang dikelola oleh anak-anak perusahaan PT

    Petrokimia Gresik.

    Anak perusahaan dibawah koordinasi Yayasan PG adalah :

    1. PT Gresik Cipta Sejahtera (GCS)

    Didirikan : 3 April 1972

    Bidang usaha : distributor, pemasok suku cadang, bahan baku industri

    kimia angkutan bahan kimia, pembinaan usaha kecil.

    2. PT Aneka Jasa Ghradika (AJG)

    Didirikan : 10 Nopember 1971

    Bidang usaha : penyediaan tenaga harian, jasa borongan (pekerjaan),

    cleaning service, house keeping.

    3. PT Graha Sarana Gresik (GSG)

    Didirikan : 13 Mei 1993

    Bidang usaha : penyediaan akomodasi, persewaan perkantoran, jasa

    travel.

    4. PT Petrokopindo Cipta Selaras (PCS)

    Didirikan : 13 Mei 1993

    Bidang usaha : perbengkelan, jasa angkutan, perdagangan umum.

    I.4.7. Koperasi Kesejahteraan Karyawan Petrokimia Gresik(K3PG)

    K3PG adalah badan usaha yang berbentuk koperasi, didirikan pada

    tanggal 13 Agustus 1983. Fungsi dari K3PG adalah:

    Sebagai salah satu anggota dari Petrokimia Gresik Group yang banyak

    bergerak di bidang perkoperasian.

    Sebagai sarana Petrokimia Gresik Group dalam membina ketenangan kerja.

    Membuka lapangan kerja bagi masyarakat.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    10 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Bidang usaha K3PG adalah:

    1. Unit pertokoan

    2. Unit apotek

    3. Unit kantin

    4. Unit pom bensin (SPBU)

    5. Unit simpan pinjam

    6. Jasa cleaning service/house keeping

    7. Service AC, foto copy, jasa pelayanan umum, dan jasa persewaan mobil

    I.4.8. Anak-anak Perusahaan PT Petrokimia Gresik

    PT Petrokimia Gresik mempunyai anak perusahaan sebagai berikut:

    1. PT PETROKIMIA KAYAKU

    Pabrik formulator pestisida ini hasil kerjasama PT Petrokimia Gresik

    (60%) dengan Nippon Kayaku dan Mitsubishi Corp. yang masing-masing

    memiliki saham (20%). Pabrik beroperasi pada tahun 1977 dengan hasil produksi:

    Pestisida cair dengan kapasitas 3.600 ton/tahun.

    Pestisida butiran dengan kapasitas 12.600 ton/tahun.

    Pestisida tepung dengan kapasitas 1.800 ton/tahun.

    2. PT PETROSIDA

    Perusahan ini menghasilkan bahan aktif pestisida, dan saham PT

    Petrokimia Gresik sebesar 99,9 %. Beroperasi mulai tahun 1984 dan dimaksudkan

    untuk memasok bahan baku PT Petrokimia Kayaku. Jenis produk yang dihasilkan

    adalah:

    BPMC : 2.500 ton/tahun

    MIPC : 700 ton/tahun

    Diazinon : 2.500 ton/tahun

    Carbofuron : 900 ton/tahun

    Carboryl : 200 ton/tahun

    3. PT PETRONIKA

    Merupakan perusahaan patungan antara PT Petrokimia Gresik (20%)

    dengan Nippon Indonesia Kazosai (80%). Beroperasi mulai tahun 1985, dengan

    hasil produksinya Diocthyl Phthalate (DOP) dengan kapasitas 30.000 ton/tahun.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    11 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    4. PT PETROWIDADA

    Perusahaan ini merupakan hasil patungan dari PT Petrokimia Gresik

    dengan saham (1,47 %). Beroperasi sejak tahun 1990, dengan hasil produksi:

    Phthalic Anhydride : 30.000 ton/tahun

    Maleic Anhydride : 1.200 ton/tahun

    5. PT PETROCENTRAL

    Perusahaan ini merupakan hasil patungan antara PT Petrokimia Gresik

    (9,8%), PT Kodel Jakarta (10,83%), PT Supra Veritas (6,37%), PT Salim

    Chemical (6,37%), PT Fosfindo Surabaya (12,74%), dan PT Unggul I.C

    (53,89%). Mulai beroperasi tahun 1990 dengan hasil produksi Sodium Tripoly

    Phosphate (STPP) dengan kapasitas 40.000 ton/tahun.

    6. PT KAWASAN INDUSTRI GRESIK

    Perusahaan ini merupakan patungan antara PT Petrokimia Gresik dan PT

    Semen Gresik dengan saham masing-masing 35% dan 65%. Perusahaan ini

    menyiapkan kavling industri siap pakai seluas 135 ha, termasuk Export

    Processing Zone (EPZ).

    I.5. Unit Produksi

    I.5.1. Unit Produksi I (Unit Pupuk Nitrogen)

    1. Pabrik ZA I (1972) dan ZA III (1986) dengan kapasitas keseluruhan 400.000

    ton/tahun, dengan bahan baku ammonia dan asam sulfat.

    2. Pabrik Ammonia dengan kapasitas 445.000 ton/tahun.

    3. Pabrik CO2 dengan kapasitas 23.200 ton/tahun.

    4. Unit ASP dengan produksi O2 dan N2 cair dengan kapasitas masing-masing

    7.500 ton/tahun dan 8.000 ton/tahun.

    5. Pabrik urea dengan kapasitas 460.000 ton/tahun, dengan bahan baku ammonia

    dan karbondioksida.

    I.5.2. Unit Produksi II (Unit Pupuk Fosfat)

    Terdiri dari 3 pabrik pupuk fosfat dan pupuk lainnya yaitu:

    1. Pabrik Pupuk Fosfat I (1979) kapasitas pupuk TSP/SP-36 sebanyak 1.000.000

    ton/tahun.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    12 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    2. Pabrik Pupuk fosfat II (1983) dengan kapasitas produksi 500.000 ton/tahun.

    3. Pabrik Pupuk Majemuk. Pupuk Majemuk dengan nama PHONSKA dan

    berkapasitas produksi 300.000 ton/tahun diresmikan pada tanggal 25 Agustus

    2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid.

    4. NPK Kebomas dengan kapasitas produksi 200 ton/tahun

    5. Pabrik ZK dengan kapasitas 10.000 ton/tahun, dengan bahan baku asam sulfat

    dan kalium klorida.

    6. Pabrik DAP dengan bahan baku asam fosfat dan ammonia, dengan bahan baku

    asam sulfat dan kalium klorida.

    I.5.3. Unit produksi III (Unit Produksi Asam Fosfat)

    Unit ini beroperasi sejak tahun 1984 yang terdiri dari 5 pabrik :

    1. Asam fosfat dengan kapasitas 171.450 ton/tahun dipakai sebagai bahan baku

    pupuuk SP-36.

    2. Asam sulfat dengan kapasitas 550.000 ton/tahun dipakai sebagai bahan baku

    asam fosfat dan pupuk SP-36 dan ZA.

    3. Cement retarder dengan kapasitas 440.000 ton/tahun dipakai sebagai bahan

    penolong untuk mengatur kekerasan.

    4. Alumunium Fluorida dengan kapasitas 12.600 ton/tahun dipakai sebagai

    bahan untuk menurunkan titk lebur pada industri peleburan alumunium.

    5. Pabrik ZA II (1984) dengan kapasitas 250.000 ton/tahun, dengan bahan baku

    gypsum dari limbah proses pembuatan asam fosfat dan ammonia. Pabrik ini

    secara operasional masuk ke unit produksi III.

    I.6. Unit Pasarana

    1. Dermaga khusus

    a. Kapasitas bongkar muat 3 juta ton per tahun

    b. Kapasitas standar 8 kapal sekaligus

    c. Fasilitas bongkar muat

    2. Unit penjernih air

    a. Di gunung sari Surabaya, dari sungai brantas dikirim ke gresik

    menggunakan pipa sepanjang 22 km, kapasitas 850 m3/jam.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    13 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    b. Di babat dan sungai Bengawan Solo ke Gresik dengan pipa sepanjang 68

    km, kapasitas 2500 m3/jam.

    3. Sarana jalan Kereta Api

    Sarana ini berupa jalan kereta api yang dihubungkan dengan jalan utama PT

    KAI, untuk mengangkut pupuk dari gudang PT Petrokimia Gresik ke stasiun

    terdekat dengan konsumen.

    4. Ban berjalan

    Sebagai sarana pengangkutan bahan baku dan hasil produksi, terdapat ban

    berjalan (belt conveyor) yang dihubungkan dengan pabrik-pabrik di unit

    produksi I, II, III dengan panjang 25 km.

    5. Unit industri peralatan pabrik

    Untuk menunjang pemeliharaan pabrik yang telah ada dan dapat digunakan

    untuk pabrikasi peralatan pabrik dan permesinan atau pesanan perusahaan

    lain.

    6. Pembangkit tenaga listrik

    Induk perusahaan mempunyai 2 unit pembangkit tenaga listrik dengan

    kapasitas 22 MW dan 33 MW. Untuk unit produksi, pupk fosfat, anak

    perusahaan, perumahan, GOR, masjid, RS dan PLN.

    I.7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    I.7.1. Pengenalan K3

    Ilmu dan teknologi yang telah berkembang dengan pesat memberikan

    manfaat yang nyata dalam kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Bidang

    industri merupakan aplikasi kemajuan ini. Pada saat revolusi industri berlangsung,

    perundangan yang berlaku hanyalah hukum-hukum kebiasaan atau pandangan

    umum, tanpa adanya undang-undang khusus yang melindungi dan memberikan

    jaminan keselamatan kepada para pekerja.

    Di Indonesia, UU Keselamatan Kerja pertama kali diundangkan pada

    tahun 1905 dengan nama Veiligheids Reglement. Kemudian pada tahun 1910

    diadakan revisi pertama, disempurnakan dan diperundangkan pada tahun 1970

    dengan nama Undang-Undang Keselamatan Kerja nomor 1 tahun 1970.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    14 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Keselamatan dan kesehatan kerja mutlak dilaksanakan, baik dalam perusahaan

    besar maupun perusahaan kecil, sebagai usaha mencegah dan mengendalikan

    kerugian yang diakibatkan dari adanya kecelakaan, kebakaran, kerusakan harta

    benda perusahaan dan kerusakan lingkungan serta bahaya-bahaya lainnya.

    PT Petrokimia Gresik merupakan industri besar berteknologi canggih

    dengan jumlah karyawan yang besar serta bergerak dalam bidang kimia dan

    produk jasa lainnya. Hal ini dapat mengundang bahaya potensial yang tinggi

    terhadap karyawan dan masyarakat sekitar pabrik. Dengan demikian diperlukan

    pengendalian sedini mungkin terhadap gejala-gejala penyebab timbulnya bahaya,

    yang bertujuan melindungi seluruh karyawan dan masyarakat sekitarnya serta

    menekan kerugian perusahaan yang dapat ditimbulkan karena kecelakaan yang

    terjadi.

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan program yang

    mutlak harus dikerjakan dalam setiap perusahaan sebagai upaya pencegahan dan

    pengendalian kerugian akibat kecelakaan, kerusakan harta benda perusahaan, serta

    kerusakan lingkungan dan penyakit akibat kerja. Penerapan K3 di PT Petrokimia

    Gresik sebagai usaha penjabaran Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan

    peraturan K3 lainnya dalam rangka perlindungan terhadap seluruh aset

    perusahaan baik sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya.

    Program K3 telah terintegrasi dalam seluruh fungsi perusahaan, baik

    fungsi perencanaan, produksi dan pemasaran serta fungsi lainnya dalam

    perusahaan. Tanggung jawab pelakanaannya merupakan kewajiban seluruh

    karyawan dan orang yang berada atau bekerja di lingkungan perusahaan.

    Keberhasilan penerapan K3 didasarkan atas kebijakan pengelolaan K3 yang

    diambil oleh pimpinan perusahaan yang diantaranya adalah :

    a. Komitmen top manajemen

    b. Kepemimpinan yang tegas

    c. Organisasi K3 dalam struktur organisasi perusahaan

    d. Sarana dan prasarana yang memadai

    e. Integrasi K3 pada semua fungsi perusahaan

    f. Dukungan seluruh karyawan dalam K3

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    15 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Sasaran pencapaian pengelolaan K3 adalah nihil-kecelakaan dan nihil-penyakit

    akibat kerja. Dengan demikian diharapkan tujuan perusahaan dapat dicapai secara

    optimal.

    I.7.2. Filosofi Dasar Penerapan K3

    a. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan

    kesehatan dalam melakukan pekerjaan untuk meningkatkan produksi dan

    produktivitas.

    b. Setiap orang lainnya (yang bukan karyawan perusahaan) yang berada di

    tempat kerja perlu terjamin keselamatannya.

    c. Setiap sumber produksi harus dapat digunakan secara aman dan efisien.

    d. Pimpinan perusahaan wajib memenuhi dan mentaati semua syarat dan

    ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku bagi usaha dan

    tempat kerja yang dijalankan.

    e. Setiap orang yang memasuki tempat kerja wajib mentaati semua pesyaratan

    keselamatan dan kesehatan kerja.

    f. Tercapainya kecelakaan nihil.

    I.7.3. Tujuan dan Sasaran K3

    I.7.3.1. Tujuan K3

    Tujuan dari pencapaian pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja

    adalah menciptakan sistem K3 ditempat kerja dengan melibatkan unsur

    manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam

    rangka mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta

    terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efisien dan produktif.

    I.7.3.2. Sasaran K3

    a. Memenuhi Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

    Misi dari undang-undang ini adalah integrasi K3 di dalam semua fungsi atau

    bidang kegiatan di dalam perusahaan dan menerapkan standar operating

    prosedur di segala bidang kegiatan perusahaan. Tujuan yang ingin dicapai

    adalah mencapai tujuan perusahaan dan mengembangkan usaha disertai nihil

    kecelakaan.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    16 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    b. Memenuhi Permenaker No. PER/05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

    c. Mencapai nihil kecelakaan.

    Macam-macam penyebab kecelakaan yakni berasal dari:

    Kesalahan manusia / human error ( 88%)

    o Kurang pengetahuan

    o Kelalaian dan sikap meremehkan

    o Kekurangmampuan / ketidakmampuan

    o Kekurangan peralatan dan sarana

    Kondisi tidak aman / unsafe condition (10%)

    o Peralatan perlindungan yang tidak memenuhi syarat

    o Bahan, peralatan yang rusak atau cacat

    o Bising

    o Terlalu sesak

    o Ventilasi dan penerangan yang kurang

    o Housekeeping yang jelek

    o Pemaparan radiasi dan lain sebagainya

    Lain-lain / force majeur (2%)

    o Gempa bumi

    o Dan peristiwa alam lainnya

    I.7.4. Batasan dan Sasaran Keselamatan Kerja

    I.7.4.1 Batasan

    Safety (Keselamatan Kerja) - Konteks Perorangan

    Sebagai minimasi kontak antara manusia dan bahaya, dan terutama

    dihubungkan dengan pencegahan orang terhadap bahaya yang dapat

    mengakibatkan penderitaan fisik.

    Safety (Keselamatan Kerja)

    Kebebasan manusia dari bahaya yang dapat merugikan perusahaan baik

    dari segi keselamatan, kesehatan, keamanan dan pencemaran lingkungan.

    Kesehatan Kerja

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    17 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of

    physiological and psychological well being of the individual).

    Insiden

    Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit saja

    ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya accident.

    Kecelakaan

    Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan,

    dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, dalam rangkaian peristiwa yang terjadi

    karena berbagai sebab, yang mengakibatkan kerusakan atau bentuk kerugian

    berupa kematian, cidera, sakit fisik atau mental, kerusakan properti, kerugian

    produksi, kerusakan lingkungan atau kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.

    Kecelakaan Kerja

    Kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan, semenjak ia

    meninggalkan rumah kediamannnya menuju tempat pekerjaannya, selama jam

    kerja dan istirahat, maupun sekembalinya dari tempat kerjanya menuju rumah

    kediamannya dengan melalui jalan yang biasa ditempuhnya.

    I.7.4.2. Sasaran Keselamatan Kerja

    Sasaran usaha keselamatan kerja memiliki tujuan sebagai berikut:

    a. Kemanusiaan

    Berupaya mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga kerja sehingga

    menciptakan terwujudnya keamanan, gairah kerja dan kesejahteraan karyawan.

    b. Ekonomi

    Berupaya menghindarkan terjadinya kerugian bagi perusahaan dari

    kegiatan produksi untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas.

    c. Sosial

    Berupaya menciptakan kesejahteraan sosial dan memberikan

    perlindungan bagi masyarakat terhadap bahayabahaya yang timbul akibat dari

    kegiatan perusahaan.

    d. Hukum

    Berupaya melaksanakan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh

    pemerintah di perusahaan.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    18 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    I.7.5. Manajemen Dan Konsepsi Keselamatan Kerja

    Manajemen K3 merupakan ilmu pengetahuan sekaligus seni dalam

    usaha seseorang atau kelompok untuk menekan semaksimal mungkin terjadinya

    kerugian bagi suatu perusahaan sebagai akibat dari suatu kecelakaan dengan cara

    perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, dan pengawasan

    terhadap seluruh kegiatan perusahaan.

    Konsepsi keselamatan kerja adalah pola berfikir tercapainya iklim kerja

    yang aman, nyaman, dan mengikuti setiap prosedur yang ada di perusahaan.

    Konsepsi ini bukan merupakan suatu program prosedur, modal, dasar atau

    pengaruh pencegahan kecelakaan menuju keselamatan kerja.

    Cara yang paling efektif dalam menjalankan fungsi keselamatan kerja di

    perusahaan adalah Built-in or integrated safety, yaitu prosedur dalam perusahaan

    yang diperlukan untuk mengelola dua modal dasar yang ada untuk tercapainya

    efisiensi perusahaan dengan memasukkan unsur safety sebagai landasan.

    I.7.6. Kesehatan Kerja

    I.7.6.1. Sistem Pembinaan Kesehatan Karyawan Secara Terpadu

    Sistem pembinaan karyawan secara terpadu adalah suatu bentuk susunan

    atau rangkaian kegiatan pembinaan kesehatan kepada seluruh karyawan yang

    meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan meningkatkan kesehatan jasmani/

    fisik, rohani/mental dan sosial karyawan

    Adapun acuan dari pelaksanaan system pembinaan karyawan secara

    terpadu di PT.Petrokimia Gresik adalah:

    a. Undang-undang No.1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.

    b. Undang-undang No.14 Tahun 1969, tentang ketentuan-ketentuan pokok

    mengenai tenaga kerja

    c. Undang-undang No.23 Tahun 1992, tentang Kesehatan

    d. Permenakertrans No.02/Men 1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga

    kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja

    e. Permernakertrans No.03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja

    f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No.62A/Men/1992 tentang Pedoman

    Diagnosis dan Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    19 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Tujuan dari sistem pembinaan karyawan secara terpadu ini adalah untuk

    menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan karyawan secara optimal untuk

    menunjang peningkatan produktivitas kerja dan kualitas Sumber Daya Manusia di

    perusahaan. Namun selain itu ada tujuan khusus yang ingin dicapai oleh PT.

    Petrokimia Gresik, yaitu:

    a. Promosi dan peneliharaan kesehatan karyawan secara rutin.

    b. Melindungi karyawan dari gangguan kesehatan atau penyakit secara umum.

    c. Mencegah timbulnya penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan

    penyakit umum.

    d. Penempatan kerja yang sesuai kondisi kesehatan karyawan (job matching).

    Gambar 1.2. Struktur Biro K-3

    I.7.7. Kebijakan Sistem Manajemen K3 PT. Petrokimia Gresik

    PT Petrokimia Gresik bertekad menjadi produsen pupuk dan produk

    kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya diminati oleh konsumen.

    Penyediaan produk pupuk, produk kimia dan jasa yang berkualitas sesuai

    permiantaan pelanggan dilakukan melalui proses produksi dengan menerapkan

    sistem manajemen yang menjamin mutu, pencegahan pencemaran dan berbudaya

    K3 serta penyempurnaan secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk

    mendukung tekat tersebut, manajemen berupaya memenuhi standart mutu yang

    ditetapkan, peraturan lingkungan, ketentuan dan norma-norma K3 serta peraturan

    / perundangan terkait lainnya.

    Seluruh karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam

    upaya meningkatkan keterampilan, kedisiplinan untuk mengembangkan produk

    dan jasa yang berkualitas, pentaatan terhadap peraturan lingkungan dan ketentuan

    K3 serta menjunjung tinggi integritas.

    KARO LINGKUNGAN &

    K3

    KABAG PENGENDALIAN

    LINGKUNGAN

    KABAG TEKNOLOGI

    LINGKUNGAN

    KABAG

    K3

    KABAG

    PMK

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    20 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    I.7.8. Organisasi K3

    Agar pelaksanaan K3 di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan

    dapat menciptakan kondisi yang sehat dan selamat, maka perlu dibentuk

    organisasi K3 di dalam struktur organisasi perusahaan. Oleh karena bidang K3

    sudah menjadi bagian dari struktur organisasi perusahaan, maka pelaksanaannya

    secara fungsional dan tersedianya anggaran tersendiri. Di samping itu organisasi

    K3 harus bertanggung jawab atas penerapan dan pengembangan K3 di perusahaan

    kepada manajemen.

    Berdasarkan pengalaman dan pertimbangan manajemen perusahaan,

    organisasi K3 diletakkan di dalam organisasi yang terdapat karyawan dalam

    jumlah terbanyak dan direktorat yang mempunyai potensi bahaya tertinggi, yaitu

    Direktorat Produksi. Pembentukan organisasi K3 secara fungsional akan

    memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap bahaya-bahaya yang mungkin

    timbul di unit kerja dan dapat memberikan pengaruhnya kepada pimpinan dan

    karyawan di unit kerjanya masing-masing, sehingga pengendalian kerugian yang

    diakibatkan oleh kecelakaan dapat dikendalaikan secara efektif.

    Adapun tujuan dari organisasi K3, yakni:

    1. Dapat menjamin penerapan K3, sesuai dengan perundangan dan peraturan

    2. Menjamin tempat kerja yang aman, nyaman dan produktif

    3. Membangun dan meningkatkan budaya K3

    4. Meningkatkan tanggungjawab pimpinan unit kerja

    I.7.9. Organisasi Struktural K3

    Organisasi struktural dibentuk dengan tujuan untuk menjamin penerapan

    K3 di perusahaan agar sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang

    Keselamatan Kerja, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No.

    Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    serta peraturan K3 lainnya sehingga tercipta kondisi kerja yang aman, nyaman dan

    produktif. Adapun organisasi struktural yang membidangi K3 di PT. Petrokimia

    Gresik adalah Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Bagian K3) yang

    bertanggung jawab kepada Biro Lingkungan dan K3 (Biro LK3) dibawah

    Kompartemen Teknologi dalam lingkup Direktorat Produksi.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    21 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Gambar 1.3. Hubungan P2K3, Badan K3 dan organisasi fungsional

    terhadap kegiatan K3

    Keterangan:

    Garis koordinasi

    Garis informasi

    DIREKSI

    Kebijakan K3

    di Perusahaan

    KAKOMP/KASAT/SEKPER

    KADEP/KARO/KABID

    Bertanggungjawab:

    -Penerapan K3 secara efektif

    -Menciptakan kultur K3

    -Pengawasan K3

    KABAG/KASI

    Bertanggung jawab:

    -Program & operasional

    -Penerapan peraturan K3

    -Pengawasan K3

    KARU/PELAKSANA

    Bertanggung jawab:

    -Penerapan K3 di unit kerja

    -Ketaatan pelaksanaan K3

    BADAN K-3

    Bertanggung jawab:

    -Penerapan K3 di unit kerja

    -Ketaatan Pelaksanaan K3

    DEP/BIRO

    PENGELOLA

    -K3

    -Lingkungan

    -Keamanan

    Bertanggung jawab:

    -Penerapan K3

    -Pengembangan K3

    -Pengawasan Pelaksanaan

    K3 di perusahaan

    P2K3

    -Pengawasan dan

    pembinaan K3 di

    perusahaan

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    22 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Adapun tugas-tugas Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain adalah :

    1. Secara administratif bertanggung jawab kepada Karo Lingkungan dan K3 di

    bidang pembinaan, penanggulangan serta pengawasan norma K3 perusahaan.

    2. Menyusun dan mengimplementasikan program kerja dan anggaran K3 untuk

    mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan.

    3. Melakukan pengelolaan program K3 bagi karyawan perusahaan, meliputi:

    a. Perencanaan dan penyusunan program pembinaan K3, pencegahan

    terhadap kecelakaan, kebakaran, peledakan dan lain sebagainya untuk

    mencapai tingkat kecelakaan nihil.

    b. Pengawasan atas pelaksanaan peraturan dan prosedur K3 perusahaan serta

    undang-undang/peraturan lainnya di bidang K3.

    c. Pemantauan dan evaluasi terhadap kondisi tempat kerja di lingkungan

    perusahaan yang dapat menjadi potensi ancaman bagi perusahaan dan atau

    karyawan serta merekomendasikan alternatif penanggulangannya.

    4. Menyusun serta mengimplementasikan standar/prosedur operasional dan

    peralatan K3 di perusahaan.

    5. Melakukan penyelidikan dan analisis terhadap kecelakaan kerja serta

    menyiapkan laporannya kepada instansi terkait.

    6. Melakukan kegiatan perawatan, pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana

    dan fasilitas K3 yang meliputi alat pelindung diri (APD) serta sarana dan

    fasilitas pelatihan K3 agar selalu dalam keadaan siap pakai bilamana

    diperlukan.

    7. Melakukan kegiatan pelaksanaan dan pembinaan kesehatan kerja yang

    meliputi:

    a. Perencanaan dan pembinaan kesehatan kerja.

    b. Penjadwalan dan evaluasi hasil pemeriksaan kesehatan berkala karyawan.

    c. Pelatihan kesehatan kerja bagi karyawan.

    8. Melakukan pengawasan di bidang hygiene dan kesehatan karyawan, meliputi:

    o Pemeriksaan tempat kerja yang berkaitan dengan hygiene tempat kerja

    serta melakukan evaluasi hasil pekerjaan.

    o Melakukan pengawasan terhadap gizi kerja dan ergonomi

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    23 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    I.7.10. Organisasi Non Struktural

    Organisasi ini dibentuk agar kegiatan-kegiatan K3 dapat diintegrasikan

    pada seluruh kegiatan operasional dalam gerak langkah yang sama, sehingga

    sistem K3 yang ada dapat berjalan dengan efektif dan efesien serta terjaga

    kontinyuitasnya. Bentuk organisasinya adalah sebagai berikut:

    I.7.10.1. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

    Wadah kerjasama antara unsur pimpinan perusahaan dan tenaga kerja

    dalam menangani masalah K3 di perusahaan. Panitia Pembina Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja (P2K3) dibentuk sebagai penjabaran UU No. 1 Tahun 1970 Bab

    VI pasal tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

    I.7.10.2. Tugas Pokok P2K3

    a) Mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif di

    bidang K3 antar pimpinan perusahaan dan karyawan dalam rangka

    melancarkan usaha produksi.

    b) Menyelenggarakan pembinaan karyawan dalam usaha pencegahan dan

    penanggulangan kecelakaan, kebakaran dan penyakit akibat kerja, dan

    lainnya.

    c) Melakukan pemeriksaan K3 diseluruh kawasan perusahaan yang dibagi 12

    zona pengawasan dan melaksanakan sidang bulanan P2K3 untuk

    pembahasannya.

    I.7.10.3. Objek Pengawasan P2K3

    Sikap kerja yang dapat membahayakan.

    Keadaan yang dapat membahayakan.

    Kebersihan lingkungan kerja.

    I.7.10.4. Sub P2K3

    Sub Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SP2K3). Untuk

    lebih mendukung kegiatan P2K3, pada masing-masing Kompartemen dibentuk

    Sub P2K3 yang diketuai oleh Kepala Kompartemen untuk menangani aspek K3

    secara teknis di unit kerja Kompartemen. Apabila permasalahan K3 pada tingkat

    SP2K3 tidak terpecahkan (misalnya dalam hal pengambilan keputusan yang

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    24 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    berkaitan dengan biaya) maka permasalahan tersebut akan diangkat pada tingkat

    P2K3 untuk dipecahkan bersama. Berikut Struktur Organisasi SP2K3:

    Ketua : Kakomp/Kasat/Sesper unit kerja.

    Sekretaris : Kepala Bagian unit kerja yang ditunjuk.

    Anggota : a) Semua Kadep/Karo/Kabid unit kerja.

    b) Semua Kabag unit kerja.

    c) Semua Safety Representative unit kerja.

    d) Staf K3 unit kerja setempat.

    Tugas dan tanggung jawab Sub P2K3 adalah :

    a) Membuat program K3 untuk meningkatkan kesadaran K3 di unit kerjanya.

    b) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan K3 di unit kerjanya.

    c) Melakukan pemeriksaan K3 (safety patrol) yang meliputi kondisi tidak aman,

    sikap tidak aman, kebersihan lingkungan kerja dan estetika secara periodik.

    d) Mengadakan sidang Sub P2K3 setiap satu bulan sekali.

    e) Melakukan tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan K3, hasil sidang atau rapat

    K3 di masing=masing unit kerjanya.

    f) Melaporkan temuan yang mempunyai bahaya tinggi dan atau permasalahan

    yang belum terpecahkan (dalam sidang SP2K3) pada sidang P2K3.

    I.7.10.5. Safety Representative

    Safety Representative dibentuk sebagai perwakilan K3 di unit-unit kerja

    yang bersagkutan sebagai usaha mempercepat pembudayaan K3, melakukan

    peningkatan K3 dan menjadi model K3 di unit kerjanya.

    Safety Representative adalah merupakan komite pelaksanaan K3 yang

    mempunyai tugas untuk melaksanakan dan menjabarkan kebijakan K3 perusahaan

    serta melakukan peningkatan-peningkatan K3 di unit kerja yang menjadi

    wewenang dan tanggung jawabnya.

    Struktur Organisasi Safety Representative:

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    25 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Pembina : Kadep/Karo/Kabid/Staf Utama Muda di masing-masing unit

    kerja

    Pengawas : Kabag/Eselon III di masing-masing unit kerja

    Anggota Tetap : Safety Representative Tetap

    Anggota Bergilir : Safety Representative Bergilir

    Tugas dan Tanggung Jawab Safety Representative:

    1. Safety Representative Tetap

    Bertanggung jawab melaksanakan peneapan K3 di unit kerjanya

    Menjamin pelaksanaan peraturan K3 di unit kerjanya

    Menjadi fasilitator dan menciptakan kultur K3 di unit kerjanya

    Bertanggung jawab atas tindak lanjut terhadap temuan K3 di unit kerjanya

    Menggerakkan aktifitas anggota Safety Representative Bergilir di unit

    kerjanya

    2. Safety Representative Bergilir

    a. Menjadi teladan pelaksanaan K3 di unit kerjanya

    b. Menegakan peraturan K3 di unit kerjanya

    c. Memberikan teguran dan/atau saran kepada setiap orang yang melakukan

    penyimpanan/pelanggaran peraturan dan prosedur K3 yang ditetapkan

    pimpinan perusahaan

    d. Melakukan safety patrol/pemeriksaan K3 di unit kerjanya secara mandiri atau

    gabungan bersama tim Sub P2K3 yang mencangkup sikap dan kondisi yang

    tidak aman, pemerisaan lingkungan kerja, estetika dan aspek K3 lainnya,

    secara rutin

    e. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebersihan, keindahan,

    kenyamanan dan menjaga kerapian baik di dalam maupun di luar gedung di

    unit kerjanya

    f. Mencatat semua temuanan secara rutin membuat laporan kegiatan sesuai

    dengan prosedur pelaporan dan pemantauan K3

    g. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tindak lanjut setiap temuan K3

    di unit kerjanya

    h. Berperan aktif:

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    26 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Di dalam upaya pencegahan kecelakaan, kebakaran, penyakit akibat kerja dan

    pencemaran lingkungan di unit kerjanya

    Melakukan pengawasan pemakaian sepeda static (crosstasioner) yang ada di

    unit kerjanya

    Menghadiri undangan Rapat Sub P2K3 dan/atau rapat-rapat K3 yang diadakan

    oleh Sub P2K3 atau unit kerjanya

    i. Sebagai unit bantuan penanggulangan kebakaran dan penaggulangan keadaan

    darurat pabrik di unit kerjanya dan/atau diseluruh kawasan perusahaan

    j. Sebagai unit bantuan pengamanan perusahaan di unit kerjanya

    k. Memantau fasilitas:

    Kotak P3K dan kelengkapan isinya serta memberikan saran pengisiannya

    Alat Pemadam Api Ringan yang ada di unit kerjanya serta memberikan saran

    penggantian apabila tidak layak digunakan

    Penempatan bendera petunjuk evakuasi

    l. Sebagai pembawa bendera evakuasi yang ada di unit kerjanya untuk tindakan

    evakuasi ke Assembly Point pada saat terjadi kondisi darurat

    m. Mengikuti pelatihan K3 yang dilaksanakan oleh perusahaan

    I.7.11. Program Kecelakaan Nihil

    Sebagai usaha mencapai kecelakaan nihil, harus didukung oleh semua

    jajaran karyawan dari bawah sampai atas untuk ikut berperan aktif dan

    bertanggung jawab terhadap program K3 yang diarahkan kepada pengamatan dan

    perbaikan terhadap ketimpangan yang ada dengan perencanaan, pengorganisasian,

    pengembangan dan pengawasan secara terpadu dalam semua kegiatan perusahaan.

    Aktivitas K3 yang dilakukan untuk mencapai program kecelakaan nihil

    di antaranya adalah:

    a. Penerapan Sistem Manajemen K3 pada operasional perusahaan.

    b. Pembinaan, pengawasan dan pengembanagn K3.

    c. Mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber-sumber bahaya.

    d. Membuat standar-standar bahaya.

    e. Membuat analisa data dan permasalahan K3.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    27 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    f. Menyediakan peralatan K3.

    g. Mengesahkan surat ijin keselamatan kerja.

    h. Pemeriksaan alat angkat dan angkut.

    i. Melaksanakan safety contact, safety talk, safety patrol dan safety promotion.

    j. Membuat safety poster dan safety sign.

    k. Melaksanakan pengukuran/evaluasi K3.

    l. Melaksanakan K3.

    I.7.12. Evaluasi Kinerja K3

    I.7.12.1. Frequency Rate

    Ukuran yang digunakan menghitung atau mengukur tingkat kekerapan

    kecelakaan kerja untuk setiap juta jam kerja orang.

    Rumugs =

    I.7.12.2. Severity Rate

    Ukuran yang digunakan untuk menghitung atau mengukur tingkat

    keparahan total hilangnya hari kerja pada setiap juta jam kerja orang.

    Rumus=

    I.7.12.3. Audit SMK3

    Sistem penilaian program dan kinerja K3 diperusahaan.

    Pokok Sasaran

    Manajemen Audit

    Menilai pelaksanaan program K3 di perusahaan.

    Physichal Audit

    Penilaian perangkat keras di unit kerjanya.

    Tujuan Audit K3

    Menilai dan mengidentifikasi secara kritis dan sistematis semua

    sumber bahaya potensial.

    karyawan kerja jamseluruh Jumlah

    jam 1 kecelakaan yangkaryawan Jumlah x

    karyawan kerja jamseluruh Jumlah

    juta 1 kerja kecelakaan karena kerja hari hilangnyaJumlah x

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    28 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Mengukur dan memastikan secara obyektif pekerjaan apakah

    telah berjalan sesuai dengan perencanaan dan standar.

    Menyusun suatu rencana koreksi untuk menentukan langkah dan

    cara mengatasi sumber bahaya potensial.

    Pelaksanaan Audit K3

    Audit Intern

    Audit K3 intern dilakukan setiap 6 bulan sekali.

    Audit Ekstern

    Audit K3 ekstern dilakukan setiap 3 tahun sekali atau sesuai

    dengan kebutuhan.

    I.7.13. Peran Aktif Pimpinan Unit Kerja

    Menjadi Safety Man di unit kerjanya.

    Membudayakan K3 di unit kerjanya.

    Mengevaluasi bahaya kerja di unitnya dan mencari solusi terbaik.

    Membuat Job Safety Analysis dan Job Safety Observation

    (JSA/JSO).

    Melakukan kontrol proaktif dan reaktif terhadap kondisi dan sikap

    yang membahayakan serta kebersihan lingkungan kerja.

    Mengevaluasi kebutuhan alat pelindung diri yang sesuai dengan

    bahaya kerja di unit kerjanya serta melakukan pengawasan

    pemakaiannya.

    Mengawasi dan melaksanakan peraturan , prosedur dan ketentuan K3

    di unit kerjanya.

    I.7.14. Alat Pelindung Diri

    Alat pelindung diri bukan merupakan alat untuk melenyapkan bahaya di

    tempat kerja, namun hanya merupakan usaha untuk mencegah dan mengurangi

    kontak antara bahaya dan tenaga kerja sesuai dengan standar kerja yang diijinkan.

    Pengertian dari Alat Pelindung Diri adalah:

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    29 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Alat yang mempunyai kemamapuan untuk melindungi seseorang

    dalam melakukan pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh

    tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja

    Cara terakhir perlindungan bagi tenaga kerja setelah upaya

    menghilangkan sumber bahaya tidak dapat dilakukan.

    Penyediaan alat pelindung diri ini merupakan kewajiban dan tanggung-

    jawab bagi setiap pengusaha atau pimpinan perusahaan sesuai dengan UU No. 1

    tahun 1970.

    I.7.14.1. Syarat alat pelindung diri

    Memiliki daya pencegah dan memberikan perlindungan yang efektif

    terhadap jenis bahaya yang dihadapi oleh karyawan

    Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standar yang

    berlaku

    Efisien, ringan dan nyaman dipakai

    Tidak mengganggu gerakan-gerakan yang diperlukan

    Tahan lama dan pemeliharaannya mudah

    I.7.14.2. Kelemahan-Kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri

    a. Tidak enak dipakai atau kurang nyaman

    b. Sangat sensitif terhadap perubahan waktu

    c. Mempunyai masa kerja tertentu

    d. Dapat menularkan penyakit apabila digunakan secara bergantian

    I.7.14.3. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri

    1. Topi keselamatan (safety head)

    Untuk melindungi kepala terhadap benturan, kemungkinan tertimpa

    benda-benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari kejutan listrik

    ataupun terhadap kemungkinan terkena bahan kimia yang berbahaya.

    Digunakan selama jam kerja di daerah instalasi pabrik.

    2. Alat pelindung mata (Eye Goggle)

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    30 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Untuk melindungi mata terhadap benda yang melayang, geram,

    percikan, bahan kimia dan cahaya yang menyilaukan.

    Digunakan di tempat-tempat :

    Di daerah berdebu.

    Menggerinda, memahat, mengebor, membubut, dan mem-frais.

    Dimana terdapat bahan kimia yang berbahaya termasuk asam atau

    alkali.

    Pengelasan.

    3. Alat pelindung muka

    Untuk melindungi muka dari dahi sampai batas leher.

    Pelindung muka yang tahan terhadap bahan kimia yang berbahaya

    (warna kuning). Digunakan dimana terhadap atau handle bahan

    asam atau alkali.

    Pelindung muka terhadap pancaran panas (warna abu-abu)

    Digunakan ditempat kerja dimana pancaran panas dapat

    membahayakan karyawan.

    Pelindung muka terhadap pancaran sinar ultra violet dan infra

    merah.

    4. Alat pelindung telinga

    Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan dimana bila alat tersebut

    tidak dipergunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan ketulian

    yang bersifat tetap.

    Digunakan :

    Ear Plug

    Digunakan di daerah bising dengan tingkat kebisingan sampai

    dengan 95 dB.

    Ear Muff

    Digunakan di daerah bising dengan tingkat kebisingan lebih

    besar dari 95 dB.

    5. Alat pelindung pernafasan

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    31 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Untuk melindungi hidung dan mulut dari berbagai gangguan yang dapat

    membahayakan karyawan. Terdiri dari :

    Masker kain

    Dipakai di tempat kerja dimana terdapat debu pada ukuran lebih 10

    mikron.

    Masker dengan filter untuk debu

    Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan

    dapat menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 mikron sebanyak

    98%.

    Masker dan filter untuk debu dan gas

    Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan gas

    asam, uap bahan organik, fumes, asap dan kabut. Dapat menyaring

    debu pada ukuran rata-rata 0,6 mikron sebanyak 99,9% dan dapat

    menyerap gas/uap/fumes sampai 0,1% volume atau 10 kali

    konsentrasi maksimum yang diijinkan.

    Masker gas dengan tabung penyaring (canister filter)

    Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari

    gas/uap/fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada

    keselamatan dan kesehatan kerja.

    Syarat-syarat pemakaian :

    Tidak boleh untuk pekerjaan penyelamatan korban atau

    dipergunakan di ruangan tertutup.

    Tidak boleh digunakan bila kontaminasi gas tidak dikenal

    atau di daerah dengan kontaminasi lebih dari 1% untuk

    ammonia.

    Konsentrasi oksigen harus di atas 16%.

    Tabung penyaring yang dipergunakan harus sesuai dengan

    kontaminasi gas/uap/fumes.

    e. Masker gas dengan udara bertekanan dalam tabung (self containing

    breathing apparatus)

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    32 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Digunakan untuk melindungi mata, hidung dan mulut dari

    gas/uap/fumes yang dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan

    kesehatan karyawan.

    Syarat pemakaian :

    Digunakan di daerah dengan konsentrasi oksigen kurang dari

    16%.

    Digunakan bilamana kontaminasi tidak bisa diserap dengan

    pemakaian tabung penyaring (kontaminasi> 1%).

    Dapat dipergunakan untuk penyelamatan korban.

    Waktu pemakaian 30 menit.

    Masker gas dengan udara tekan yang dibersihkan (Supplied air

    respirator).

    Digunakan untuk melindungi mata, hidung, dan mulut dari

    gas/uap/fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada

    keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

    Syarat pemakaian :

    Digunakan di daerah yang konsentrasi oksigennya rendah,

    kontaminasi gas/uap/fumes yang tinggi dan dapat dipergunakan

    terus menerus sepanjang suplai udara dari pabrik (plant air)

    tersedia.

    Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan tangan (a

    hand operated blower)

    Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari

    gas/uap/fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada

    keselamatan dan kesehatan karyawan.

    Syarat pemakaian :

    Dapat digunakan di daerah yang kadar oksigennya kurang,

    kontaminasi gas/uap/fumes yang tinggi dan dapat dipergunakan

    terus menerus sepanjang blower diputar dimana pengambilan udara

    blower harus dari tempat yang bersih, bebas dari kontamonasi.

    6. Alat Pelindung kepala

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    33 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Jenis-jenis alat pelindung kepala:

    Kerudung kepala (Hood)

    Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka

    terhadap kotoran bahan lainnya yang dapat membahayakan maupun

    yang dapat mengganggu kesehatan karyawan.

    Kerudung kepala dengan alat perlidungan nafas

    Digunakan di daerah kerja yang berdebu, terdapat gas/uap/fumes

    yang tidak lebih dari 1% volume atau 10 kali dari konsentrasi

    maksimum yang diijinkan.

    Kerudung kepala anti asam atau alkali

    Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka dari

    percikan bahan kimia yang bersifat asam atau alkali.

    7. Sarung tangan

    Digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya fisik, kimia dan

    listrik.

    Sarung tangan kulit, dipakai bila bekerja dengan benda yang

    kasar, tajam.

    Sarung tangan asbes, digunakan bila bekerja dengan benda

    yang panas.

    Sarung tangan katun, digunakan bila bekerja dengan peralatan

    oksigen.

    Sarung tangan karet, digunakan bila bekerja dengan bahan

    kimia yang berbahaya, korosif dan iritatif.

    Sarung tangan listrik, digunakan bila bekerja dengan

    kemungkinan terkena bahaya listrik.

    8. Sepatu Pengaman

    Untuk melindungi kaki terhadap gangguan yang membahayakan

    karyawan di tempat kerja.

    Sepatu keselamatan

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    34 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Digunakan untuk melindungi kaki dari benda yang keras atau

    tajam, luka bakar karena bahan kimia yang korosif, tertembus

    benda tajam dan untuk menjaga agar seseorang tidak jatuh

    terpeleset oleh air/minyak.

    Sepatu karet

    Digunakan untuk melindungi kaki terhadap bahan kimia yang

    berbahaya.

    Sepatu listrik

    Digunakan apabila bekerja dengan kemungkinan terdapat

    bahaya listrik.

    9. Baju Pelindung

    Untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap berbagai gangguan

    yang dapat membahayakan karyawan.

    Baju pelindung yang tahan terhadap asam atau alkali (warna

    kuning)

    Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap

    percikan bahan kimia yang berbahaya baik asam maupun alkali.

    Baju pelindung terhadap percikan pasir

    Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap

    percikan pasir pada saat membersihkan logam dengan

    semprotan pasir.

    I.8. Pengelolaan Lingkungan dan B3

    I.8.1. Pengelolaan Lingkungan di PT. Petrokimia Gresik

    I.8.1.1. Pengertian

    Kegiatan yang dilakukan manusia dalam usaha untuk mempertahankan

    kualitas dan menghindari kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan adalah

    adalah terganggunya kesetimbangan hubungan antara komponen penyusun

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    35 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    lingkungan karena masuknya suatu komponen dalam lingkungan secara

    berlebihan.

    I.8.1.2. Pencemaran Lingkungan

    Limbah menurut UU 23/1997 adalah

    1. Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.

    2. Masuknya zat asing (polutan) ke dalam lingkungan dalam jumlah yang

    berlebihan sehingga menurunkan kualitas lingkungan.

    Agar tidak terjadi pencemaran maka dilakukan treatment terhadap limbah

    yang merusak lingkungan tersebut, atau menghindari munculnya

    polutan/cemaran/limbah.

    I.8.1.3. Filosofi Pengelolaan Limbah

    Filosofi pengelolaan limbah yang terdahulu terdiri dari : cost center,

    sebagai tempat pengelolaan akhir, hanya sebagai pemenuhan peraturan saja, unit

    pengelolaannya terpisah dari unit lain. Sedangkan filosofi pengolahan limbah

    yang baru terdiri dari : limbah sebagai sumber pengelolaan, treatment pada

    sumber limbah (produksi bersih), komunitas lingkungan (tidak hanya sebagai

    pemenuhan peraturan), terintegrasi mulai dari design pabrik, proses produksi,

    produk, distribusi, aplikasi, reuse, recycle dan membuang (Life Cycle Analysis).

    I.8.1.4. Maksud dan Tujuan Pengolahan Limbah

    1. Mewujudkan lingkungan yang serasi dan baik, di Kompleks Industri

    Petrokimia Gresik dan sekitar perusahaan, sesuai dengan peraturan dan

    perundangan yang berlaku.

    2. Mewujudkan perusahaan sebagai pembina lingkungan yang baik.

    I.8.1.5. Jenis-jenis Limbah

    Limbah yang dihasilkan oleh masing-masing departemen produksi dapat

    diklasifikasikan sebagai berikut:

    Tabel 1.1. Limbah PT. Petrokimia Gresik

    Jenis Limbah Zat Buangan Pengolahan Limbah

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    36 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Limbah cair

    Ammonium

    Urea

    Flour

    Fosfat

    Partikel padat

    Biologi

    Biologi

    Fisika/Kimia

    Fisika/Kimia

    Fisika/Kimia

    Emisi Gas NH3

    SO2

    Flour

    Debu

    Scrubber/absorber

    Scrubber/absorber

    Scrubber/absorber

    Bag filter, cyclone, scrubber,

    electrostatic precipitator

    Limbah Padat B3

    Non-B3

    Dikirim ke PT PPLI Cileungsi

    Bogor

    Dijual untuk dimanfaatkan

    I.8.1.6. Pengelolaan Limbah B3

    Pengelolaan limbah cair di PT Petrokimia Gresik secara sederhana

    ditunjukkan oleh blok diagram berikut ini:

    Gambar 1.4. Blok Diagram Pengelolaan Limbah Cair

    Limbah cair yang berasal dari departemen produksi I, II, dan III diolah

    dalam suatu tempat pengolahan limbah yaitu unit WWT (Waste Water

    Treatment). Sebelum masuk ke unit WWT, limbah harus berada pada pH minimal

    5. Sehingga pada masing-masing departemen produksi, ada penyesuain pH

    terlebih dahulu sebelum dialirkan ke unit WWT ini. Dalam unit WWT ada

    beberapa tahapan proses, diantaranya:

    1. Equalizer

    Limbah cair

    semua departemen

    produksi

    Equalizer Bak

    sedimentasi Thickener

    Bak

    koagulasi

    Dibuang ke selokan

    menuju laut

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    37 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Limbah yang berasal dari setiap departemen produksi di PT Petrokimia

    Gresik ditampung dalam bak equalisasi dengan tujuan untuk mengatasi

    masalah yang timbul akibat debit aliran yang berubah-ubah. Setelah

    didapatkan debit yang relative stabil, limbah cair dialirkan ke bak

    sedimentasi.

    2. Bak sedimentasi

    Bak sedimentasi merupakan tempat untuk memisahkan limbah cair dari

    suspensi yang terikut di dalamnya. Prosesnya lebih dikenal dengan

    istilah pengendapan secara gravitasi. Pada bak sedimentasi limbah diolah

    secara fisika dan biologis. Secara fisika, limbah disedimentasi dan secara

    biologi, limbah diolah dengan proses aerob menggunakan lumpur aktif.

    Proses aerob merupakan proses biologi dengan menggunakan oksigen.

    Reaksi Oksidasi dan Syntesis:

    Dalam proses lumpur aktif, mikroorganisme dicampur dengan senyawa

    organic sehingga mikroorganisme tersebut dapat tumbuh dan

    menstabilkan senyawa organic. Bagian-bagian penting yang terintegrasi

    dalam unit lumpur aktif yaitu:

    Sub unit bak aerasi sebagai wadah bercampur dan bereaksinya

    elemen reaksi seperti mikroba, organic terurai dan oksigen.

    Sub unit bak pengendap sebagai tempat pemisahan lumpur aktif

    secara gravitasi.

    Sistem pengendali lumpur untuk mengontrol besarnya debit

    lumpur yang diresirkulasi dan lumpur yang dibuang.

    Setelah disedimentasi dan diolah secara biologis, limbah cair

    dialirkan ke thickener.

    3. Thickener

    Thickener merupakan tempat untuk mengendapkan kembali sejumlah

    padatan yang belum terendapkan dalam bak sedimentasi. Proses

    pengendapannya dengan cara mengkonsentrasikan/memusatkan padatan

    2753 2

    bakteri

    2 NOHC NH CO nutriens O COHNS

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    38 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    sehingga terpisah dari cairannya. Thickening pada umumnya melibatkan

    proses fisika seperti sentrifugasi.

    4. Bak koagulasi

    Dalam bak koagulasi terjadi proses koagulasi dan flokulasi. Koagulan

    yang ditambahkan adalah kapur dan polyelectrolyte. Di dalam bak

    koagulasi ini juga terjadi proses netralisasi sampai pH minimal 6,

    sehingga limbah aman dibuang ke lingkungan. Selanjutnya, limbah cair

    dialirkan ke selokan menuju ke laut. Sedangkan endapannya diambil

    kemudian ditimbun dalam tanah sebagai landfill.

    Untuk limbah berupa emisi gas, dapat diminimasi dengan memasukkan

    terlebih dahulu dalam scrubber atau absorber. Sehingga, gas buangan dapat

    diserap oleh pelarut sebelum dibuang ke lingkungan.

    I.8.2. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di PT. Petrokimia

    Gresik

    I.8.2.1. Pengertian

    1. B3 adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal

    maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan

    hidup secara langsung atau tidak langsung, yang mempunyai sifat racun

    (toksisitas), karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, iritasi dll.

    (Leaflet GHS BPOM).

    2. B3 adalah setiap bahan yang karena sifat atau konsentrasinya,

    jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat

    mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, kesehatan,

    kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. (pp 18 tahun

    1999)

    I.8.2.2. Komunikasi Bahaya

    Bahaya yang dimiliki oleh suatu zat atau campuran (bahan) meliputi

    bahaya fisik, bahaya kesehatan dan bahaya terhadap terhadap lingkungan.

    Contoh bahaya fisik Kasus Kecelakaan Industri, hal ini sering terjadi di

    industri karena kurangnya komunikasi dan sosialisasi bahaya guna menghindari

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    39 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    terjadinya kecelakaan dalam industri yang pada akhirnya akan berdampak pada

    industri tersebut.

    Dampak bahan berbahaya bagi kesehatan sangatlah besar, salah satu

    contoh bahan berbahaya yang belakangan ini memakan korban adalah Arsent (As)

    dan Merkuri (Hg).

    Dampak bahan berbahaya terhadap lingkungan ini sering sekali terjadi,

    salah satu contoh dampak bahan berbahaya terhadap lingkungan yaitu tumpahan

    Benzena di Jilin, Cina pada 13 November 2005 sehingga mengakibatkan matinya

    ikan-ikan dilaut, selain itu juga ada ribuan pinguin menunggu evakuasi ke fasilitas

    rehab akibat tumpahan minyak di Kepulauan Robben.

    I.8.2.3. Cara Mengomunikasikan Bahaya

    Cara mengkomunikasikan bahaya dengan :

    1. LABEL

    Adalah tanda/label berupa gambar/ simbol, huruf/ tulisan, kombinasi

    keduanya atau bentuk pernyataan lain yang disertakan pada bahan kimia,

    dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada atau merupakan bagian

    kemasan bahan berbahaya, berisi nama kimia atau nama dagang, nama

    bahan aktif, isi/berat netto, kalimat peringatan dan tanda atau simbol

    bahaya, petunjuk pertolongan pertama pada kecelakaan.

    Format Label itu sendiri mencangkup : Identitas bahan kimia,

    Identitas produk, Identitas produsen / pemasok, Piktogram bahaya,

    Signal words ( kata-kata peringatan ), Pernyataan Bahaya, Peringatan

    kehati-hatian.

    2. MSDS

    Lembar petunjuk yang berisi informasi tentang sifat fisika, kimia

    dari bahan berbahaya, jenis bahaya yang ditimbulkan, cara penanganan

    dan tindakan khusus yang berhubungan dgn keadaan darurat dalam

    penanganan bahan kimia.

    Format LDK/SDS ( 16 Headings ) : Identifikasi bahan kimia dan

    pemasok, Identifikasi bahaya, Komposisi/informasi bahan baku dalam

    produk, Tindakan pertolongan pertama, Tindakan pemadam kebakaran,

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    40 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    Tindakan pertolongan kecelakaan, Penanganan dan penyimpanan,

    Kontrol paparan/perlindungan diri, Sifat kimia dan fisika, Stabilitas dan

    reaktivitas, Informasi toksikologi, Informasi ekologi, Penanganan

    pembuangan, Informasi transportasi, Informasi regulasi, Informasi lain

    yang dianggap perlu.

    I.8.2.4. Peraturan Nasional dan Internasional yang Terkait B3

    I.8.2.4.1. Peraturan Nasional

    A. UU No. 23/1997 Pengelolaan Lingkungan Hidup

    1. Pasal 1 ayat 17

    B3 adalah setiap bahan yang karena sifat atau konsentrasinya,

    jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat

    mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, kesehatan,

    kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

    2. Pasal 17

    Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib

    melakukan pengelolaan B3. Ketentuan lebih lanjut diatur PP.

    B. PP No. 74/2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

    Pengertian B3 diklasifikasikan dalam 16 (enam belas)

    Kriteria, terbagi dalam 3 (tiga) klasifikasi besar.

    1 ) B3 yang dapat dipergunakan (209) LI

    2 ) B3 yang dilarang dipergunakan (10) LII T1

    3 ) B3 yang terbatas dipergunakan (45) LII T2

    Kewajiban penghasil dan/atau pengimpor

    1) Meregristrasikan B3 nya, laporan 6 bulanan

    2) Notitikasi ()

    3) Membuat/menyertakan MSDS (), STD

    4) Memberikan Simbol & Label serta MSDS pada kemasan ()

    5) Memberiakn Simbol & Label pada tempat penyimpanan ()

    ) Belum ada juklaknya.

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    41 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    C. SK Men Perind No. 148/M//SK/4/1985, Bahan Beracun dan

    Berbahaya

    1. bahan beracun

    2. bahan peledak

    3. bahan mudah terbakar

    4. bahan oksidator dan reduktor

    5. bahan mudah meledak dan terbakar

    6. gas bertekanan

    7. bahan korosi / iritasi

    8. bahan radioaktif

    9. bahan beracun dan berbahaya lain yang ditetapkan oleh Men.

    Perindustrian.

    D. PP 74/2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

    a. mudah meledak (explosive)

    b. pengoksidasi (oxidizing)

    c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)

    d. sangat mudah menyala (highly flammable)

    e. mudah menyala (flammable)

    f. amat sangan beracun (extremely toxic)

    g. sangat beracun (highly toxic)

    h. beracun (moderately toxic)

    i. berbahaya (harmful)

    j. korosif (corrosive)

    k. bersifat iritasi (iritant)

    l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environmental)

    m. karsinogenik (carcinogenic)

    n. teratogenik (teratogenic)

    o. mutagenik (mutagenic)

    E. SK Men Kes No. 43/Menkes/Per/XI/1983, Bahan

    Berbahaya

    1. memancarkan radiasi

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK PABRIK PUPUK ZA II DEPARTEMEN PRODUKSI III

    PT PETROKIMIA GRESIK

    42 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2012

    2. mudah meledak

    3. mudah menyala atau terbakar

    4. oksidator

    5. racun

    6