186007668 makalah pre eklampsi eklampsi
TRANSCRIPT
![Page 1: 186007668 Makalah Pre Eklampsi Eklampsi](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082421/55cf998d550346d0339dfa05/html5/thumbnails/1.jpg)
ASUHAN KEPERAWATAN PRE EKLAMPSI
1. PENGERTIAN
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
molahidatidosa (Wiknjosastro, 2002:282).
Preeklampsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria,
edema, atau kedua-duanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke-20
atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan hidatidiformis yang
luas pada vili dan korialis.(Mitayani,2009:14)
Preeklampsia merupakan suatu penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak
system dan ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi, dan proteinuria. Diaknosis
preeklampsia secara tradisional didasarkan pada adanya hipertensi disertai
proteinuria dan / edema. Akan tetapi temuan yang paling penting ialah hipertensi
dimana 20 % pasien Eklampsia tidak mengalami preoteinuria yang berarti
sebelum serangan kejang pertama(Willis, Blanco, 1990).
Pre eklampsi (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai
dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang
terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.
(Manuaba, 1998).
Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/atau koma yang timbul
bukan akibat kelainan neurologi. Superimposed preeklampsia-eklampsia adalah
timbulnya preeklampsia atau eklampsia pada pasien yang menderita hipertensi
kronik. Menurut (Mansjoer et.al 2000).
Eklampsia ialah terjadinya konvulsi atau koma pada pasien disertai tanda dan
gejala pre eklmpsia. Konvulsi atau koma dapat muncul tanpa didahului gangguan
neurologis.(Bobak,2005:630).
Eklampsia merupakan kondisi lanjutan dari pre eklampsia yang terjadi tidak
teratasi dengan baik. Selain mengalami gejala pre eklampsia pada wanita yang
terkena eklampsia juga sering mengalami kejang-kejang. Eklampsia dapat
![Page 2: 186007668 Makalah Pre Eklampsi Eklampsi](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082421/55cf998d550346d0339dfa05/html5/thumbnails/2.jpg)
menyebabkan koma atau bahkan kematian baik sebelum saat atau setelah
melahirkan.(Manuaba,1998).
2. ETIOLOGI
Apa yang menjadi penyebab pre eklampsia dan eklampsia sampai sekarang
belum diketahui. Tetapi, menurut Geller dan kawan-kawan penyebab dari pre-
eklampsia, eklampsia yaitu mutasi reseptor mineralokortikoid (MR), mudah
diaktivasi oleh progesteron dan menimbulkan hipertensi.
Penyebab eklampsi dan pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui. Tetapi
ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab eklampsi dan pre eklampsi
yaitu : Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda,
hidramnion, dan mola hidatidosa, sebab bertambahnya frekuensi yang makin
tuanya kehamilan, sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan
kematian janin dalam uterus, sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan –
kehamilan berikutnya dan sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang
dan koma.
3. MANIFESTASI KLINIS
Diagnosis preeklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala,
yaitu pemambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan
proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg
seminggu beberapa kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,
pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.Tekanan darah > 140/90 mmHg atau
tekenen sistolik meningkat > 30 mmHg atau tekanan diastolik > 15 mmHg yang
diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolik pada
trimester kedua yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat
preeklampsia. Proteinuria apabila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air
kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan +1 atau 2 atau kadar
protein > 1g/l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau porsi tengah,
diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.
Disebut preeklampsia berat bila ditemukan gejaka berikut:
1. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg
![Page 3: 186007668 Makalah Pre Eklampsi Eklampsi](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082421/55cf998d550346d0339dfa05/html5/thumbnails/3.jpg)
2. Proteinuria + > 5 g/24 jam atau > 3 pada tes celup
3. Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
4. Nyeri epigastrium dan ikterus
5. Edema paru atau sianosis
6. Trombositopenia
7. Pertumbuhan janin terhambat
4. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi preeklampsia-eklampsia setidaknya berkaitan dengan perubahan
fisiologi kehamilan. Adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi peningkatan
volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik vascular
resistance (SVR), peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik
koloid (kotak 21-1). Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun,
sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan
ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-
uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan
menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun.
Vasopasme merupakan sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai
preeklampsia. Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap
tekanan darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu ketidakseimbangan
antara prostasiklin prostagladin dan tromboksan A2. Peneliti telah menguji
kemampuan aspirin (suatu inhibitor prostagladin) untuk mengubah patofisiologi
preeklampsia dengan mengganggu produksi tromboksan. Investigasi pemakaian
aspirin sebagai suatu pengobatan profilaksis dalam mencegah preeklampsia dan
rasio untung-rugi pada ibu dan janin. Peneliti lain sedang mempelajari pemakaian
suplemen kalsium untuk mencegah hipertensi pada kehamilan.
Selain kerusakan endotelil, vasospsme arterial turut menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih
lanjut menurunkan volume intravaskular, mempredisposisi pasien yang
mengalami preeklampsia mudah menderita edema paru. Preeklampsia ialah
![Page 4: 186007668 Makalah Pre Eklampsi Eklampsi](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082421/55cf998d550346d0339dfa05/html5/thumbnails/4.jpg)
suatu keadaan hiperdinamik dimana temuan khas hipertensi dan proteinurea
merupakan akibat hiperfungsi ginjal. Untuk mengendalikan sejumlah besar
darah yang berfungsi di ginjal, timbul reaksi vasospasme ginjal sebagai suatu
mekanisme protektif, tetapi hal ini akhirnya akan mengakibatkan proteinuria dan
hipertensi yang khas untuk preeklampsia. Hubungan sistem imun dengan
preeklampsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi memainkan peran
penting dalam perkembangan preeklampsia. keberadaan protein asing, plasenta
atau janin bisa membangkitkan respons imunologis lanjut.
5. KLASIFIKASI
Pre eklampsia digolongkan ke dalam Pre eklampsia ringan dan Pre eklampsia
berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
a. Pre eklampsia Ringan
1) Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
2) Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
3) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu. Edema umum,
kaki, jari tangan dan muka.
4) Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1 sampai 2 pada urin
kateter atau urin aliran pertengahan.
5) Odem umum, jari tangan dan kaki.
b. Pre eklampsia Berat
Diagnosa PEB ditegakkan apabila pada kehamilan >20 minggu didapatkan
satu/lebih gejala/tanda di bawah ini:
1) Tekanan darah 160/110 mmHg
a) Ibu hamil dalam keadaan relaksasi (pengukuran tekanan darah minimal
setelah istirahat 10 menit)
![Page 5: 186007668 Makalah Pre Eklampsi Eklampsi](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082421/55cf998d550346d0339dfa05/html5/thumbnails/5.jpg)
b) Ibu hamil tidak dalam keadaan his.
Oigouria, urin kurang dari 500 cc/24 jam.
Poteinuria 5 gr/liter atau lebih atau 4+ pada pemeriksaan secara
kuantitatif.
Terdapat edema paru dan sianosis.
Gangguan visus dan serebral.
Keluhan subjektif
c) Nyeri epigastrium
d) Gangguan penglihatan
e) Nyeri kepala
f) Gangguan pertumbuhan janin intrauteri.
g) Pemeriksaan trombosit diketahui trombositnya berkurang
6. PENATALAKSANAN
a. Preeklampsi Ringan
Jika kehamilan kurang 37 minggu dilakukan pemeriksaan 2 kali seminggu
secara rawat jalan. Pantau tensi, proteinuri, reflek patela, dan kondisi janin.
Lebih banyak istirahat. Diet biasa.Tidak perlu obat-obatan.
b.Preeklampsi Berat
Penangananya sama, kecuali persalinan harus berlangsung dalam 12 jam
setelah kejang.
Pre eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan ynag
berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau
diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan
kematian. Untuk mencegah kejadian Pre eklampsia ringan dapat dilakukan
nasehat tentang dan berkaitan dengan:
a. Diet-makanan
![Page 6: 186007668 Makalah Pre Eklampsi Eklampsi](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082421/55cf998d550346d0339dfa05/html5/thumbnails/6.jpg)
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak.
Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan
berorientasi pada empat sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah
protein dengan tambahan satu butir telur setiap hari.
b. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja
seperlunya disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau
berbaring kearah kiri sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami
gangguan.
c. Pengawasan antenatal (hamil)
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang
ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian:
1) Uji kemungkinan Pre eklampsia:
a) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri
c) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
d) Pemeriksaan protein dalam urin
e) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati,
gambaran darah umum dan pemeriksaan retina mata.
2) Penilaian kondisi janin dalam rahim.
a) Pemantauan tinggi fundus uteri
b) Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin,
pemantauan air ketuban
7. KOMPLIKASI
Bergantung pada derajat preeklampsia yang dialami. Namun yang termasuk
komplikasi yaitu antara lain pada ibu yaitu, solusio plasenta, perdarahan
subkapsula hepar, kelainan pembekuan darah(DIC), sindrom HELLP (himolisis,
![Page 7: 186007668 Makalah Pre Eklampsi Eklampsi](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082421/55cf998d550346d0339dfa05/html5/thumbnails/7.jpg)
elevated, liver, enzymes dan low plated account ), ablasio retina, gagal jantung
hingga syok dan kematian. Sedangkan pada janin terhambatnya pertumbuhan
dalam uterus, premature, asfiksia neonatum, kematian dalam uterus dan
peningkatan angka kematian serta kesakitan perinatal.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Labolaturium
Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah, urinarisis, pemeriksaan fungsi
hati, dan tes kimia darah.
b. Radiologi
Ultrasonografi, kardiotografi.
c. Data Sosial Ekonomi
Preeklampsia berat lebih banyak terjadi pada wanita dan golongan ekonomi
rendah, karena mereka kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung
protein dan juga kurang melakukan perawatan antenatal yang teratur.
d. Data Psikologis
Biasanya ibu preeklampsia ini berada dalam kondisi yang labil dan mudah
marah, ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam
kandungannya, dia takut anaknya lahir cacat atau meninggal dunia, sehingga ia
takut untuk melahirkan.
9. ASUHAN KEPERAWATAN PREEKLAMPSI-EKLAMPSI
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Suatu proses
kolaborasi melibatkan perawat, ibu dan tim kesehatan lainnya. Pengkajian
dilakukan melalui wawancara dan pemeriksaan fisik. Dalam pengkajian
dibutuhkan kecermatan dan ketelitian agar data yang terkumpul lebih akurat,
sehingga dapat dikelompokkan dan dianalisis untuk mengetahui masalah dan
kebutuhan ibu terhadap perawatan.
Pengkajian yang dilakukan terhadap ibu preekampsia antara lain, yaitu:
1.Identitas umum ibu
2.Data riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi saat hamil
![Page 8: 186007668 Makalah Pre Eklampsi Eklampsi](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082421/55cf998d550346d0339dfa05/html5/thumbnails/8.jpg)
Kemungkinan ibu memiliki riwayat preeklampsi pada kehamilan
terdahulu,
Biasanya mudah terjadi pada ibu obesitas
Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu merasa sakit kepala didaerah frontal
Nyeri epegastrium
Gangguan virus: penglihatan kabur, skotoma dan diplopia.
Mual dan muntah, tidak nafsu makan
Gangguan serebral lainnya: refeks tinggi dan tidak tenang.
Edema pada ekstremitas
Tengkuk terasa berat
Kenaikan BB mencapai 1kg seminggu.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia dalam
keluarga.
d. Riwayat perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun dan
diatas usia 35 tahun.
3.Pemeriksaan fisik biologis
Keadaan umum :lemah
Kepala :sakit kepala, wajah edema
Mata : konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina.
Pencernaan abdomen : nyeri daerah epigastrium, anoreksia, mual dan
muntah.
Ekstremitas : edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.
Sistem pernapasan : hiperrefleksia, klonus pada kaki
Genitourinaria : oliguria, proteinuria
Pemeriksaan janin : BJJ tidak teratur, gerak janin melemah.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin ditemuka pada Preeklampsi, yaitu:
![Page 9: 186007668 Makalah Pre Eklampsi Eklampsi](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082421/55cf998d550346d0339dfa05/html5/thumbnails/9.jpg)
1. Kelebihan volume cairan interstisial yang berhubungan dengan tekanan
osmotik, perubahan permeabilitas pembuluh darah.
2. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan
hipovolemia/penurunan aliran balik vena.
3. Risiko cidera janin yang berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi
darah ke plasenta
4. Risiko tinggi intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan adanya
masalah sirkulasi, adanya peningkatan tekanan darah.
5. Risiko cidera pada ibu berhubungan dengan edema/hipoksia jaringan,
kejang tonik klonik.
6. Nyeri epigastrik yang berhubungan dengan peregangan kapsula hepar.
7. Konstipasi yang berhubungan dengan penurunan aktivitas fisik, penurunan
motilitas dan suplemen besi
8. Kurang aktivitas hiburan berhubungan dengan tirah baring
NCP
No Diagnosa Keperawatan Tujuan,KH Intervensi Rasional
1. Kelebihan volume cairan interstisial yang berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik, perubahan permeabilitas pembuluh darah, serta retensi sodium dan air.
Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam volume cairan kembali seimbang.
1. Pantau dan catat intake dan output setiap hari.
2. Pantau TTV dan catat waktu pengisian kapiler(CRT)
3. Pantau berat badan ibu.
1. Dengan memantau intake dan output diharapkan dapat diketahui adnya keseimbangan cairan dan dapat diramalkan kadaan dan kerusakan glomerulus
2. Dengan memantau TTV dan pengisian kapiler dapat dijadikan pedoman untuk penggantian cairan atau menilai respons dari kardiovaskuler.
3. Dengan
![Page 10: 186007668 Makalah Pre Eklampsi Eklampsi](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082421/55cf998d550346d0339dfa05/html5/thumbnails/10.jpg)
4. Observasi keadaan edema
5. Berikan diet rendah garam sesuai kolaborasi ahli gizi
6. Kaji distensi vena jugularis dan perifer
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian diuretik.
memantau BB ibu hamil dapat diketahui BB yang menjadi indikator untuk menentukan keseimbangan cairan.
4. Keadaan edema merupakan indikator keadaan cairan dalam tubuh.
5. Diet rendah garam akan mengurangi terjadinya kelebihan cairan
6. Retensi cairan yang berlebihan bisa dimanifestasikan dengan pelebaran vena jugularis dan edema perifer.
7. Diuretik dapat meningkatkan filtrasi glomerulus dan menghambat penyerapan sodium dan air dalam tubulus ginjal.
2. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan hipovolemia/penurunan aliran balik vena.
Setelah dilakukan perawatan 2x 24 jam curah jantung klien kembali normal
1. Pantau nadi dan TD
2. Lakukan tirah baring pada ibu dengan posisi miring kiri
1. Dengan memantau nadi dan tekanan darah dapat melihat peningkatan volume plasma, relaksasi vaskuler dengan peningkatan tekanan perifer.
2. Meningkatkan aliran balik vena, curah jantung dan perfusi ginjal.
![Page 11: 186007668 Makalah Pre Eklampsi Eklampsi](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082421/55cf998d550346d0339dfa05/html5/thumbnails/11.jpg)
3. Kolaborasi pantau parameter hemodinamik invasif
4. Kolaborasi pemberian obat anti hipertensi sesuai kebutuhan
3. Memberikan gambaran akurat dari perubahan vaskuler dan volume cairan. Konstuksi vaskuler yang lama, peningkatan dan hemo konsentrasi, serta perpindahan cairan menurunkan curah jantung.
4. Obat anti hipertensi bekerja secara langsung pada arteriol untuk meningkatkan relaksasi otot polos kardiovaskuler dan membantu peningkatan suplai darah.
3. Risiko cidera janin yang berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah ke plasenta
Setelah dilakukan perawatan 2 x24 jam cidera tidak terjadi pada janin.
1. Anjurkan ibu untuk
istirahat.
2. Anjurkan ibu untuk
miring ke kiri.
1.Dengan mengistirahatkan ibu diharapkan metabolisme tubuh menurun dan peredaran darah ke plasenta menjadi adekuat, sehingga kebutuhan oksigen untuk janin terpenuhi.
2.Dengan tidur miring ke kiri diharapkan vena kava di bagian kanan tidak tertekan oleh uterus yang membesar, sehingga aliran darah ke plasenta menjadi lancar.
![Page 12: 186007668 Makalah Pre Eklampsi Eklampsi](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082421/55cf998d550346d0339dfa05/html5/thumbnails/12.jpg)
3.Pantau bunyi
jantung janin.
3.Dengan memantau bunyi jantung janin dapat diketahui keadaan jantung janin yang merupakan indikator suplai oksigen yang adekuat atau tidak.