189.prov. bali

Upload: nur-fitri-resty

Post on 18-Jul-2015

207 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAANATAS LAPORAN KEUANGAN PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN 2004 DI DENPASAR

PERWAKILAN V BPK-RI DI DENPASAR

Nomor Tangga1

: 333/S/XIV.5/06/2005 : 02 Juni 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN V DI DENPASARJl. D.I. Panjaitan, Renon, Denpasar Telp. (0361) 229193 Fax. (0361) 229184

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kepada Para Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Bali Tahun Anggaran 2004 Berdasarkan ketentuan Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-undang No. 5 Tahun 1973, dan Pasal 31 UU No. 17 Tahun 2003, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) telah memeriksa Laporan Keuangan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2004 yang telah disusun oleh Pemerintah Provinsi Bali. Laporan Keuangan tersebut adalah tanggung jawab Pemerintah Provinsi Bali. Tanggung jawab BPK-RI terletak pada pernyataan pendapat atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 berdasarkan Pemeriksaan BPK-RI. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI. Standar tersebut mengharuskan BPK-RI untuk merencanakan, mengumpulkan bukti yang cukup dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa Laporan Keuangan bebas dari salah saji yang material sebagai dasar untuk memberikan pendapat. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2004 bertujuan untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 telah

disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam Peraturan Perundangan yang berlaku. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2004 meliputi pengujian atas Laporan Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004, Neraca Daerah per tanggal 31 Desember 2004, Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Hasil pemeriksaan atas laporan keuangan tersebut, ditemukan permasalahan

material yang mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan Pemerintah Provinsi Bali dimana Saldo Piutang Pajak sebesar Rp1.179.069.834,00 yang disajikan dalam Neraca per 31 Desember 2004, tidak dapat diyakini kewajarannya sehubungan dengan pemrosesan data dengan sistem komputerisasi tidak sempurna dan tidak dapat ditempuh prosedur lain untuk dapat meyakinkan saldo tersebut. Berdasarkan Pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2004, BPK-RI berpendapat bahwa Laporan Keuangan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2004, kecuali atas akibat paragrap atas hal-hal yang dimuat dalam paragraph sebelumnya telah disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku. Di dalam hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Provinsi Bali Tahun

Anggaran 2004, BPK-RI menyampaikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD Provinsi Bali dalam upaya penyempurnaan Laporan Keuangan Daerah sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Denpasar, 19 April 2005 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perwakilan V di Denpasar Ketua Tim

I Gede Oka, S.E., Ak., B.A.P., M.M.Akuntan Reg-Neg. D15.074

Laporan Keuangan Pemerintah Propinsi Bali yang diberi opini A. Laporan Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004 PEMERINTAH PROPINSI BALI RINGKASAN PERHITUNAGN APBD TAHUN ANGGARAN 2004KODE REK. 1 I 1.1 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.2 1.2.1 1.2.3 1.2.4 1.3 II 2.1 2.1.1 2.1.1.1 2.1.1.2 2.1.1.3 2.1.1.4 2.1.2 2.1.2.1 2.1.2.2 2.1.2.3 2.1.2.4 2.1.3 2.2 2.2.1 2.2.1.1 2.2.1.2 2.2.1.3 2.2.1.4 2.2.2 2.2.2.1 2.2.2.2 2.2.2.3 2.2.2.4 2.2.3 2.3 2.3.1 2.4 2.4.1 ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 3 722.334.455.000,00 474.389.455.000,00 433.800.000.000,00 4.764.859.000,00 20.925.615.000,00 14.898.981.000,00 238.006.000.000,00 45.200.000.000,00 192.806.000.000,00 0,00 9.939.000.000,00 709.084.455.000,00 198.034.376.000,00 120.294.658.000,00 76.291.949.000,00 28.873.798.000,00 5.794.096.000,00 9.334.815.000,00 58.078.368.200,00 24.457.504.300,00 21.308.170.660,00 11.356.496.000,00 956.197.240,00 19.661.349.800,00 283.442.779.000,00 156.101.630.500,00 135.285.250.500,00 11.254.918.000,00 4.191.329.000,00 5.370.133.000,00 76.330.169.200,00 25.666.462.700,00 36.834.188.675,00 6.941.710.600,00 6.887.807.225,00 51.010.979.300,00 222.207.300.000,00 222.207.300.000,00 5.400.000.000,00 5.400.000.000,00 13.250.000.000,00 (13.250.000.000,00) 104.432.618.338,68 104.432.618.338,68 0,00 0,00 0,00 0,00 117.682.618.338,68 0,00 60.000.000.000,00 0,00 42.598.691.600,68 15.083.926.738,00

URAIAN 2 PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-Lain Pendapatan Yang Sah BELANJA DAERAH APARATUR DAERAH Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai/Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasional dan Pemeliharaan Belanja Pegawai/Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal/Pembangunan BELANJA PELAYANAN PUBLIK Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai/Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasional dan Pemeliharaan Belanja Pegawai/Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal/Pembangunan BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUAN KEUANGAN Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan BELANJA TIDAK TERSANGKA Belanja Tidak Tersangka SURPLUS / (DEFISIT)

REALISASI 4 806.558.657.351,36 559.681.557.943,36 508.913.728.026,00 6.522.653.264,25 21.352.431.572,97 22.892.745.080,14 236.938.134.408,00 44.132.414.408,00 192.805.720.000,00 0,00 9.938.965.000,00 664.634.244.815,23 182.040.180.542,93 107.313.386.148,93 66.970.645.612,00 26.443.389.763,93 4.980.553.086,00 8.918.797.687,00 55.447.807.533,00 23.696.612.000,00 20.293.446.373,00 10.508.668.750,00 949.080.410,00 19.278.986.861,00 258.698.516.452,00 139.083.356.520,00 121.045.560.542,00 9.536.377.548,00 3.319.118.400,00 5.182.300.030,00 71.457.930.687,00 24.943.220.000,00 33.632.449.790,00 6.276.783.600,00 6.605.477.297,00 48.157.229.245,00 220.011.760.051,00 220.011.760.051,00 3.883.787.769,30 3.883.787.769,30 141.924.412.536,13 (141.924.412.536,13) 104.440.418.338,68 104.432.618.338,68 0,00 0,00 0,00 7.800.000,00 246.364.830.874,81 0,00 60.000.000.000,00 0,00 171.280.904.136,81 15.083.926.738,00

% 5 111,66% 117,98% 117,32% 136,89% 102,04% 153,65% 99,55% 97,64% 100,00% 100,00% 93,73% 91,92% 89,21% 87,78% 91,58% 85,96% 95,54% 95,47% 96,89% 95,24% 92,53% 99,26% 98,06% 91,27% 89,10% 89,47% 84,73% 79,19% 96,50% 93,62% 97,18% 91,31% 90,42% 95,90% 94,41% 99,01% 99,01%

71,92% 71,92% 1071,13% 1071,13% 100,01% 100,00% 209,35% 100,00% 402,08% 100,00%

III 3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5 3.2 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4 3.2.5

PEMBIAYAAN PENERIMAAN DAERAH Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu Transfer dari Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Dipisahkan Hasil Penerimaan PFK PENGELUARAN DAERAH Transfer ke Dana Cadangan Penyertaan Modal Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Berjalan Kewajiban Perhitungan APBD Tahun 2003

B) Neraca Daerah Halaman 5

C.

Laporan Aliran Kas Tahun 2004 dan 2003PEMERINTAH PROVINSI BALI

LAPORAN ALIRAN KASUNTUK PERIODE TAHUN ANGGARAN 2004 DAN 2003 URAIAN 1 ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 1. ALIRAN KAS MASUK 1) Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Pend. Dana Perim. dari Pem. Pusat Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pendapatan Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA Pendapatan Dana Alokasi Umum Pendapatan Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Yang sah

2004 2 784.828.883.337,39 537.951.783.929,39 508.913.728.026,00 6.522.653.264,25 22.515.402.639,14 236.938.134.408,00 44.132.414.408,00 192.805.720.000,00 9.938.965.000,00 597.198.028.709,23 246.396.742.668,93 188.016.206.154,00 35.979.767.311,93 8.299.671.486,00 14.101.097.717,00 126.905.738.220,00 48.639.832.000,00 53.925.896.163,00 16.785.452.350,00 7.554.557.707,00 220.011.760.051,00 108.443.000.000,00 111.568.760.051,00 3.883.787.769,30 3.883.787.769,30 187.630.854.628,16

2003 3 610.436.427.648,52 363.901.551.194,52 335.105.154.572,98 4.752.468.280,54 24.043.928.341,00 236.642.223.454,00 46.631.088.805,00 20.085.649,00 184.869.965.000,00 5.121.084.000,00 9.892.653.000,00 545.462.563.025,84 220.606.678.098,00 172.173.089.926,00 27.193.902.955,00 10.039.459.460,00 11.200.225.757,00 103.753.681.477,84 29.042.184.626,84 55.920.740.297,00 13.174.762.909,00 5.615.993.645,00 218.541.038.850,00 103.090.630.000,00 115.450.408.850,00 2.561.164.600,00 2.561.164.600,00 64.973.864.622,68

I.

2)

3)

2. ALIRAN KAS KELUAR 1) Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai/Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasional dan Pemeliharaan Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Bagi Hasil dan Ban. Keuangan Belanja Bagi Hasil Bantuan Keuangan Belanja Tidak Tersangka Belanja Tidak Tersangka

2)

3)

4)

Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Operasi II. ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI 1. ALIRAN KAS MASUK 1) 2) Pendapatan dari Bagian Laba BUMD Penjualan Aktiva Tetap

21.729.774.013,97 21.352.431.572,97 377.342.441,00 128.404.850.636,00 60.968.634.530,00 67.436.216.106,00 (106.675.076.622,03)

18.358.276.918,25 18.231.231.057,25 127.045.861,00 105.286.474.591,00 40.000.000.000,00 65.286.474.591,00 (86.928.197.672,75)

2. ALIRAN KAS KELUAR 1) 2) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Belanja Modal/Pembangunan

Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi III. ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN 1. ALIRAN KAS MASUK 2. ALIRAN KAS KELUAR Pembayaran Kewajiban Tahun Anggaran Lalu Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan

7.800.000,00 15.083.926.738,00 (15.076.126.738,00)

22.072.910.552,43 (22.072.910.552,43)

IV. ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS DANA CADANGAN1. ALIRAN KAS MASUK Pencairan Dana Cadangan 2. ALIRAN KAS KELUAR Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Dana Cadangan V. VI. KENAIKAN (PENURUNAN) KAS KENAIKAN (PENURUNAN) KAS DIHITUNG DARI SALDO AWAL DAN AKHIR KAS SALDO AWAL KAS SALDO AKHIR KAS 968.634.530,00 968.634.530,00 66.848.285.798,13 66.848.285.798,13 104.432.618.338,68 171.280.904.136,81 (44.027.243.602,50) (44.027.243.602,50) 148.459.861.941,18 104.432.618.338,68

D. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH 1. KEBIJAKAN AKUNTANSI Kebijakan akuntansi penyusunan Laporan Keuangan Propinsi Bali Tahun Anggaran 2004 mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 dan telah memperhatikan Draft Publikasian Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah danPernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (Penyajian Laporan Keuangan) yang disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan.

a. Kebijakan Umum 1) Basis Akuntansi Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Propinsi Bali.adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca. Pendapatan diakui pada saat terjadinya penerimaan yang menjadi hak daerah pada kas daerah. Terhadap pendapatan yang telah menjadi hak tetapi belum terjadi penerimaan kas, tidak diakui sebagai pendapatan dalam Laporan Perhitungan APBD, namun diakui sebagai Piutang di dalam Neraca. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran yang menjadi kewajiban daerah dari kas daerah. Untuk pengeluaran oleh pemegang kas daerah pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaaban (SPJ) atas

pengeluaran tersebut disahkan oleh pejabat berwewenang. Terhadap belanja yang telah menjadi kewajiban tetapi belum terjadi pengeluaran kas, tidak diakui sebagai belanja namun diakui sebagai Hutang di dalam Neraca. Asset, kewajiban dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, bukan hanya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Asset yang sumber dananya dari APBN atau sumber dana lain diluar APBD diakui sebagai milik Pemerintah Propinsi Bali sepanjang telah terjadi penyerahan kepemilikan.

2) Prinsip Nilai Historis Asset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan untuk memperoleh asset tersebut pada saat perolehan. 3) Periode Akuntansi Informasi disajikan berdasarkan periode akuntansi dengan memakai Tahun Anggaran. b. Kebijakan Akuntansi Pos-pos Laporan Keuangan 1) Asset Lancar Aset lancar meliputi kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam satu periode akuntansi. Aset lancar terdiri atas Kas dan Setara Kas, Piutang, dan Persediaan. a) Kas & Setara Kas Kas adalah alat pembayaran yang sah yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid dan dapat segera ditunaikan serta bebas risiko perubahan nilai yang signifikan. Kas dan Setara Kas dibagi dalam dua Pos, yaitu: Kas di Kas Daerah yaitu kas & setara kas yang disimpan pada rekening Kas daerah. Kas di Pemegang Kas yaitu kas & setara kas yang masih disimpan oleh Bendaharawan/Pemegang Kas pada Satuan Kerja. b) Piutang Piutang adalah hak atau klaim daerah kepada pihak ketiga yang berasal dari penyerahan barang & jasa kepada pihak ketiga dan atau sesuai kewenangan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Piutang diklasifikasikan sebagai aset lancar apabila dapat dijadikan kas dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sedangkan piutang yang tidak dapat diterima dalam waktu kurang dari satu tahun diklasifikasikan sebagai aset non lancar. Daerah pada Bank-Bank yang ditunjuk pemerintah

c) Persediaan Persediaan adalah barang pakai habis yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi berdasarkan hasil inventarisasi fisik dan dinilai dengan cara: Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian; Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri; Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. 2) Investasi Permanen Investasi Permanen ialah investasi jangka panjang yang diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomis dan atau manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi permanen dicatat sebesar harga perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang dikeluarkan untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. a) Penyertaan Modal Pemda Penyertaan Modal Pemda menggambarkan jumlah yang dibayar oleh Pemerintah Propinsi Bali untuk penyertaan modal dalam perusahaanperusahaan Daerah (BUMD) dan lembaga-lembaga keuangan b) Investasi Permanen Lainnya Investasi Permanen Lainnya menggambarkan semua biaya investasi permanen lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam pos Penyertaan Modal Pemda. 3) Aset Tetap Aset Tetap ialah aset berwujud yang digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Asset tetap dinyatakan dalam neraca berdasarkan nilai perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan nilai perolehan tidak

dimungkinkan, maka penilaian aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Asset tetap akan dihapuskan apabila rusak berat, usang, hilang, dan atau faktor lainnya dan ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku dalam penghapusan barang daerah. 4) Dana Cadangan Dana cadangan ialah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. Dana Cadangan dinilai sebesar jumlah nominal yang diakumulasikan dalam rekening Dana Cadangan. 5) Asset Lainnya Aset Lainnya terdiri atas aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset lancar, investasi permanen maupun aset tetap. Yang termasuk dalam Aset Lainnya antara lain piutang tidak lancar seperti tagihan penjualan angsuran, konstruksi dalam pengerjaan dan lain-lain aset. 6) Hutang Jangka Pendek Hutang Jangka Pendek ialah kewajiban Pemerintah Propinsi Bali kepada pihak ketiga yang harus dibayar dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Yang termasuk Hutang Jangka Pendek antara lain Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang, Hutang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Hutang Transfer dan Hutang Belanja. 7) Hutang Jangka Panjang Hutang Jangka Panjang ialah kewajiban Pemerintah Prpoinsi Bali kepada pihak ketiga yang harus dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Hutang Jangka Panjang baik yang berasal dari pinjaman dalam negeri maupun pinjaman luar negeri dinilai sebesar nilai nominalnya. Hutang dalam valuta asing dikonversikan dalam nilai rupiah berdasarkan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

8) Ekuitas Dana Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih Propinsi Bali yang merupakan selisih antara aset dan hutang. Ekuitas Dana terdiri atas Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan.

2. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Keuangan : a. Pos-pos Neraca - Aktiva : 1) Aktiva Lancar a) Kas pada Kas DaerahRp

164.375.249.533,04

Jumlah tersebut merupakan saldo Kas Daerah Pemerintah Provinsi Bali yang berada pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali pada tanggal 31 Desember 2004, berdasarkan hasil rekonsiliasi antara Buku Kas Umum Daerah dengan Rekening Kas Daerah di PT Bank Pembangunan Daerah yang terdiri dari : - Rekening Kas Daerah - Rekening Kas DAU - Rekening Kas DAK - Rekening Kas Bagi Hasil PPh 21 Jumlah b) Kas pada Pemegang Kas Rp Rp Rp Rp Rp 70.302.620.169,04 77.902.307.888,00 0,00 16.170.321.476,00 164.375.249.533,04 6.905.654.603,77

Rp

Jumlah tersebut merupakan saldo Kas dari seluruh Pemegang Kas pada unit-unit kerja Pemerintah Provinsi Bali pada tanggal 31 Desember 2004. Jumlah di atas seluruhnya telah disetor ke Kas Daerah pada bulan Pebruari 2005.Rincian lebih lanjut, disajikan dalam Lampiran 1

c) Tagihan Penjualan Angsuran Jangka Pendek

Rp

85.537.808,00

Jumlah tersebut merupakan saldo tagihan atas tunggakan angsuran penjualan rumah dinas per tanggal 31 Desember 2004 yang akan jatuh tempo pada Tahun anggaran 2005. Rincian lebih lanjut, disajikan dalam Lampiran 2.

d) Piutang Pajak

Rp

1.179.069.834,00

Jumlah tersebut merupakan saldo Piutang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan piutang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor pada tanggal 31 Desember 2004 dengan rincian sebagai berikut:

-

PKB BBNKB Jumlahpemeriksaan yang mempengaruhi kewajaran No. 1.

Rp 1.077.135.509,00 Rp 101.934.325,00

Rp 1.179.069.834,00

Rincian lebih lanjut, disajikan dalam Lampiran 3 dan dimuat dalam catatan

e) Piutang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

Rp

168.971.954,00

Jumlah tersebut merupakan nilai sewa tanah Tahun 2004 yang belum dibayar atas tanah milik daerah yang dikerjasamakan (lihat BOT) dengan rincian sebagai berikut: PT Narendra Persada PT BTDC PT Industri Perhotelan Surya Beach (U$3.900) PT Industri Perhotelan Surya Beach Yayasan KORPRI Jumlah Rp 42.048.746,00 Rp 79.143.300,00 Rp 36.231.000,00 Rp 2.076.408,00 Rp 9.472.500,00 Rp168.971.954,00

Dari daftar piutang tersebut, piutang atas nama PT. Narendra Persada dan PT. BTDC telah dilunasi pada bulan Februari 2005. f) Piutang Deviden Rp 53.675.852,47

Jumlah tersebut adalah jumlah deviden Pemerintah Provinsi Bali untuk Tahun 2004 dari PT Puri Raharja yang berasal dari deviden Tahun 2003 dan sampai dengan 31 Desember 2004 belum dilunasi. Sedangkan deviden Tahun 2004 belum ditetapkan karena masih menunggu penyelesaian audit atas laporan keuangan.

g) Piutang Rawat Inap

Rp

261.053.728,00

Jumlah tersebut adalah jumlah tagihan pada rawat inap di RS Jiwa Bangli, per 31 Desember 2004, terdiri dari: Pasien Dana JPS/PKPS BBM PT. AskesJumlah

Rp Rp RpRp

61.970.087,00 157.263.641,00 41.820.000,00261.053.728,00

h) Piutang Pegawai

Rp

6.864.800,00

Jumlah tersebut adalah jumlah tagihan pada pegawai per 31 Desember 2004, terdiri dari: PPh Pasal 21yang belum diperhitungkan Kelebihan pembayaran tunjangan (Badan Kependudukan)Jumlah

Rp RpRp

5.744.000,00 1.120.800,006.864.800,00

i) Piutang Lain-lain

Rp

512.334.616,00

Jumlah tersebut adalah jumlah tagihan atas jasa giro Pemerintah Provinsi Bali dari dana cadangan yang ditempatkan untuk Pembangunan RPH di Kabupaten Gianyar yang disimpan atas nama Rekening Perusda Provinsi Bali, per 31 Desember 2004, terdiri dari: Periode s/d 28/2/2004 Periode 1/3/2004 s/d 31/10/2004 Periode 1/11/2004 s/d 31/12/2004Jumlah

Rp Rp RpRp

320.406.616,00 160.000.000,00 31.928.000,00512.334.616,00

Hak/tagihan jasa giroPemerintah Provinsi Bali pada Perusda Provinsi Bali per 31 Desember 2004 tersebut disajikan dalam catatan yang tidak mempengaruhi kewajaran No. 9.

j) Persediaan

Rp

4.664.262.218,80

Jumlah tersebut merupakan saldo persediaan barang habis pakai per 31 Desember 2004 yang ada pada seluruh unit kerja, yang terdiri dari : Alat Tulis Kantor (ATK)/Barang Cetakan Aspal Perlengkapan Kantor & Rumah Tangga JumlahRincian lebih lanjut disajikan dalam Lampiran 4.

Rp Rp Rp Rp

4.453.383.271,80 131.442.672,00 79.436.275,00 4.664.262.218,80

2). Investasi Jangka Panjang a) Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Bali Rp 185.363.404.188,00

Jumlah tersebut merupakan nilai penyertaan modal Pemerintah Provinsi Bali per tanggal 31 Desember 2004 pada:

Uraian PT Bank Pembangunan Dae Bali Perusahaan Daerah Tingkat I BPT Asuransi Bangun Askrida PT Puri Raharja RPH Gianyar

% saham 52,77 % 100,00 % 0,85 % 55,00 % -

Jumlah ( Rp ) 174.912.000.000,00 4.282.769.658,00 250.000.000,00 4.950.000.000,00 968.634.530,00 185.363.404.188,00

Jumlah3) Aktiva Tetap a) Aktiva Tetap

Rp

1.438.690.310.248,00 pada

Jumlah tersebut merupakan nilai aktiva tetap Pemerintah Provinsi Bali tanggal 31 Desember 2004 yang terdiri dari: No 1 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) Tanah Jalan dan Jembatan Bangunan Air (Irigasi) Instalasi Jaringan Bangunan Gedung Monumen dan Tugu Alat-Alat Besar Alat Angkutan Alat Bengkel dan Alat Ukur Alat Pertanian Alat Kantor dan Rumah Tangga Alat Studio dan Komunikasi Alat Kedokteran Jenis Aktiva Tetap 2 Nilai (Rp) 3

611.537.452.052,00 536.137.807.200,00 8.393.728.441,00 3.215.760.185,00 124.306.250,00 111.317.830.713,00 19.837.462.018,00 3.158.196.516,00 47.051.282.662,00 374.373.162,00 1.264.583.587,00 63.687.384.563,00 9.144.352.978,00 5.306.193.413,00

15) 16) 17)

Alat Laboratorium Buku/Perpustakaan Barang Bercorak Seni dan Budaya

7.911.962.187,00 5.683.850.227,00 1.604.658.784,00

1 18) 19) Hewan dan Tanaman Peralatan Keamanan

2

3 2.767.385.310,00 171.740.000,00

JumlahRincian lebih lanjut, disajikan dalam Lampiran 5.

1.438.690.310.248,00

4) Dana Cadangan

Rp.

3.832.287.907,94

Jumlah tersebut merupakan dana yang dicadangkan untuk penyertaan modal Pemerintah Provinsi Bali per 31 Desember 2003 pada : PT.BPD Bali RPH Gianyar Jumlah 5) Aktiva Lainnya a) Tagihan Penjualan Angsuran Jangka Panjang Rp. Rp. Rp. Rp 922.437,94 3.831.365.470,00 3.832. 287.907,94 86.727.548.580,00 Rp 213.489.725,00

Jumlah tersebut merupakan jumlah saldo tagihan atas penjualan rumah dinas per 31 Desember 2004 yang akan jatuh tempo pada jangka waktu lebih dari satu Tahun anggaran ke depan. b) Bangunan Dalam Pengerjaan Rp 39.876.423.000,00

Jumlah tersebut merupakan Bangunan yang masih dalam pengerjaan pada tanggal 31 Desember 2004. Pengerjaan konstruksi tersebut di atas direncanakan akan dilaksanakan dalam beberapa Tahun anggaran (multi years project). Bangunan Gedung (Disnaker) Jalan dan Jembatan (Dinas PU) Jumlah Rp. 935.123.000,00

Rp. 38.941.300.000,00 Rp. 39.876.423.000,00

c) Built Operate and Transfer (BOT)

Rp

46.637.635.855,00

Jumlah tersebut merupakan nilai aktiva tetap Pemerintah Provinsi Bali per tanggal 31 Desember 2004 yang dikerjasamakan pengelolaannya kepada pihak ketiga, dengan rincian sebagai berikut:

BOT Produktif BOT Tidak Produktif Jumlah

Rp Rp Rp

7.196.009.855,00 39.441.626.000,00 46.637.635.855,00

Rincian lebih lanjut disajikan dalam Lampiran 6. - Hutang : 1) Hutang Jangka Pendek/Hutang Lancar a) Hutang Belanja Bagi Hasil Rp 57.540.307.000,00

Jumlah tersebut merupakan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Tahun 2004 yang belum dibagikan kepada 9 Pemkab/Pemkot seluruh Bali. b) Hutang Belanja Pegawai Rp 3.077.177.300,00

Jumlah tersebut merupakan uang perangsang bagi petugas pemungut PAD untuk Tahun 2004 yang belum dibayarkan s/d 31 Desember 2004. c) Hutang Belanja Administrasi Umum Rp 9.525.080,00

Jumlah tersebut merupakan biaya-biaya administrasi umum Tahun 2004 yang belum dibayar sampai dengan tanggal 31 Desember 2004. d) Hutang Pajak Rp13.544.000,00

Jumlah tersebut merupakan hutang pajak per 31 Desember 2004.Rincian lebih lanjut dari hutang jangka pendek, disajikan dalam Lampiran 7.

2) Hutang Jangka Panjang

Rp0,00

- Ekuitas Dana : 1) Ekuitas Dana Lancar Rp 117.572.121.568,08

Jumlah tersebut merupakan kekayaan bersih Pemerintah Provinsi Bali yang bersifat lancar per tanggal 31 Desember 2004, yang merupakan selisih antara jumlah nilai

Aktiva Lancar dengan jumlah nilai Utang Lancar / Utang Jangka Pendek. Dengan perhitungan sebagai berikut : - SILPA Tahun berjalan - Aktiva Lancar Selain Kas - Hutang Jangka Pendek Jumlah Rp Rp Rp Rp 171.280.904.136,81 6.931.770.811,27 (60.640.553.380,00) 117.572.121.568,08

2) Ekuitas Dana yang Diinvestasikan

Rp

1.710.781.263.016,00

Jumlah tersebut adalah kekayaan bersih Pemerintah Provinsi Bali yang diinvestasikan per tanggal 31 Desember 2004, yang merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aktiva tetap dan aktiva lainnya (tidak termasuk dana cadangan) dengan jumlah nilai Utang Jangka Panjang. Jumlah di atas terdiri dari : Penyertaan Modal Pemerintah Prop.Bali Aktiva Tetap Aktiva Lain-Lain (non dana cadangan) Jumlah Rp Rp Rp Rp 185.363.404.188,00 1.438.690.310.248,00 86.727.548.580,00 1.710.781.263.016,00

3) Ekuitas Dana yang Dicadangkan

Rp

3.832.287.907,94

Jumlah tersebut merupakan kekayaan bersih berupa aktiva yang dicadangkan untuk penyertaan modal Pemerintah Provinsi Bali per 31 Desember 2004

b. Pos-Pos Laporan Aliran Kas- Aliran Kas Dari Aktivitas Operasi : Aliran Kas dari kegiatan operasi merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang untuk membiayai aktivitas operasional pemerintah selama satu Tahun anggaran. 1) Aliran Kas Masuk Jumlah tersebut terdiri dari: Rp 784.828.883.337,39

No 1 1

Uraian 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Jumlah pendapatan asli daerah

Jumlah (Rp) 3

508.913.728.026,00 6.522.653.264,25 22.515.402.639,14 537.951.783.929,39

2

PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN DARI PEMERINTAH PUSAT Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pendapatan Bagi Hasil Bukan Pajak /SDA Pendapatan Dana Alokasi Umum 1 2 Pendapatan Dana Alokasi Khusus Jumlah pendapatan dana perimbangan 44.132.414.408,00 0,00 192.805.720.000,00 3 0,00 236.938.134.408,00

3

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Dana adhoc/gaji ke-13 Jumlah lain-lain pendapatan yang sah Jumlah Arus Kas Masuk 9.938.965.000,00 9.938.965.000,00 784.828.883.337,39

2) Aliran Kas Keluar Jumlah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:No 1 Uraian BELANJA ADMINISTRASI UMUM Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Jumlah Belanja Administrasi Umum 2 BELANJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Jumlah Belanja Operasi dan Pemeriharaan 3 BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUAN KEUANGAN Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Kota/Kab.

Rp

597.198.028.709,23

Jumlah (Rp)

188.016.206.154,00 35.979.767.311,93 8.299.671.486,00 14.101.097.717,00 246.396.742.668,93

48.639.832.000,00 53.925.896.163,00 16.785.452.350,00 7.554.557.707,00 126.905.738.220,00 108.443.000.000,00

Bantuan Keuangan Jumlah belanja Bagi Hasil & Bantuan keuangan 4 BELANJA TIDAK TERSANGKA Belanja Tidak Tersangka Jumlah Arus Kas Keluar

111.568.760.051,00 220.011.760.051,00

3.883.787.769,30 597.198.028.709,23

- Aliran Kas dari Aktivitas Investasi : 1) Aliran Kas Masuk Rp 21.729.774.013,97

Aliran Kas Masuk merupakan hasil kas yang diperoleh dari kegiatan investasi, yaitu terdiri dari : a) Pendapatan dari Bagian Laba BUMD Rp 21.352.431.572,97

Jumlah di atas merupakan penerimaan bagian laba dari : Dividen PT BPD Bali Dividen Perusahaan Daerah Kontribusi BOT(Built,Operate,Transfer) Jumlah b) Penjualan Aktiva Tetapselama Tahun 2004.

Rp Rp Rp Rp Rp

20.228.476.954,97 120.000.000,00 1.003.954.618,00 21.352.431.572,97 377.342.441,00

Jumlah di atas merupakan penerimaan dari angsuran penjualan rumah dinas dan penjualan hak atas tanah

2) Aliran Kas Keluar

Rp

128.404.850.636,00

Aliran Kas keluar dari kegiatan investasi mencerminkan pengeluaran kas bruto sehubungan dengan kegiatan investasi berupa penyertaan modal pada: PT BPD RPH Gianyar Belanja Modal Jumlah Aliran Kas Dari Aktivitas Pembiayaan : Aliran Kas dari aktivitas pembiayaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto sehubungan dengan defisit/surplus anggaran. 1) Aliran Kas Masuk Rp 7.800.000,00 Selama Tahun Anggaran 2004 terjadi aliran kas masuk dari aktivitas pembiayaan karena adanya setoran pajak negara ke Kasda 2) Aliran Kas Keluar Rp 15.083.926.738,00 Rp Rp Rp Rp 60.000.000.000,00 968.634.530,00 67.436.216.106,00 128.404.850.636,00

Aliran Kas keluar dari kegiatan pembiayaan mencerminkan pengeluaran kas bruto sehubungan dengan kegiatan pembiayaan atas belanja-belanja beban Tahun anggaran 2004 yang belum direalisasi. Jumlah tersebut terdiri dari: Hutang Bagi Hasil PKB, BBNKB dan PBBKB Hutang Bantuan Program Kota Denpasar Hutang Uang Perangsang Hutang Belanja Administrasi Umum Hutang Retensi Tukad Bangkung Jumlah Aliran Kas Dari Aktivitas Dana Cadangan : Aliran Kas Dari Aktivitas Dana Cadangan Rp968.634.530,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 11.147.063.000,00 445.000.000,00 1.960.742.900,00 218.420.838,00 1.312.700.000,00 15.083.926.738,00

Selama Tahun Anggaran 2004 terjadi aliran kas masuk dari aktivitas dana cadangan untuk pembangunan RPH di Kabupaten Gianyar sebesar

Rp968.634.530,00. Kenaikan Kas : Kenaikan Kas Rp 66.848.285.798,13

Jumlah tersebut merupakan penurunan saldo kas Pemerintah Provinsi Bali per tanggal 31 Desember 2004 bila dibandingkan dengan saldo kas per 31 Desember 2003 , yang terjadi karena : Kenaikan kas dari aktivitas operasi Penurunan kas dari aktivitas investasi Penurunan kas dari aktivitas pembiayaan Kenaikan kas dari aktivitas dana cadangan Jumlah Rp 187.630.854.628,16

Rp (106.675.076.622,03) Rp Rp Rp (15.076.126.738,00) 968.634.530,00 66.848.285.798,13

BAB I GAMBARAN UMUM I.1 GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN A. DASAR HUKUM PEMERIKSAAN 1. Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Tahun 2001; 2. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan; 3. Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; 4. Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang No 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara; 5. Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 6. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. B. TUJUAN PEMERIKSAAN Untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Bali sebagai laporan pertanggungjawaban atas realisasi APBD Tahun Anggaran 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam berbagai peraturan perundangan mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah. C. LINGKUP PEMERIKSAAN Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Bali Tahun Anggaran 2004, meliputi: a. b. c. d. Laporan Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004; Neraca Per Tanggal 31 Desember Tahun 2004; Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004; Catatan atas Laporan Keuangan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2004.

D. CAKUPAN PEMERIKSAAN Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2004 meliputi pengujian substantif atas transaksi yang dibukukan dan disajikan dalam Laporan Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004, Neraca per 31 Desember 2004, dan Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004 serta pengungkapan informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan Daerah tidak termasuk lampiran laporan keuangan daerah yang meliputi semua transaksi material dalam satu Tahun anggaran yang diperiksa dan pengujian terinci atas saldo- saldo akun-akun yang material dalam laporan tersebut. Cakupan pemeriksaan atau Audit Coverage Ratio (ACR) yang merupakan perbandingan antara jumlah realisasi anggaran/ saldo akun yang diaudit dan jumlah realisasi anggaran/ saldo akun (sebelum koreksi) Tahun Anggaran 2004 dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel Cakupan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2004No Uraian Bagian/Pos Anggaran (Rp) 722.334.455.000,00 709.084.455.000,00 104.432.618.338,68 117.682.618.338,68 Realisasi (Rp) 806.566.457.351,36 664.634.244.815,23 104.432.618.338,68 246.364.830.874,81 523.743.616.730,02 60.640.553.380,00 463.103.063.350,02 1.047.487.233.460,04 %111,66 93,73

Nilai yang diaudit (Rp) 741.376.089.615,11 597.663.599.203,23 104.432.618.338,68 246.364.830.874,81 1.689.837.138.031,83 479.202.931.511,22 60.640.553.380,00 418.562.378.131,22 958.405.863.022,44

ACR %91,92 8992

1. Pendapatan 2. Belanja 3. Pembiayaan - Penerimaan - Pengeluaran Jumlah 4. Aktiva 5. Hutang 6. Ekuitas Jumlah

100,00 209,35 110,19 -

100,00 100,00 92,75 91,50 100,00 90,38 91,50

1.653.534.146.677.36 1.821.998.151.380,08

-

E. STANDAR PEMERIKSAAN Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2004 dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang diterbitkan oleh BPK-RI Tahun 1995, Panduan Manajemen Pemeriksaan, dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh IAI.

F. BATASAN DAN KENDALA PEMERIKSAAN Dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas konstitusionalnya yaitu pemeriksaan atas Laporan Keuangan, BPK-RI masih menghadapi kendala bahwa Pemerintah Provinsi Bali belum sepenuhnya menerapkan sistem pembukuan berganda (double entry) dan dasar pencatatan akrual untuk transaksi aktiva, hutang dan ekuitas. Sedangkan dalam pelaksanaan pemeriksaan tidak dijumpai batasan dan kendala pemeriksaan yang dapat mempengaruhi independensi pemeriksaan.

1.2. LAPORAN KEUANGAN YANG DIPERIKSA BPKLaporan Keuangan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2004 yang diperiksa oleh BPK-RI adalah Laporan Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004, Neraca per tanggal 31 Desember 2004, Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004 dan catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004. Secara lengkap Laporan Keuangan tersebut disajikan sebagai berikut :

A. Laporan Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004 PEMERINTAH PROPINSI BALI RINGKASAN PERHITUNAGN APBD TAHUN ANGGARAN 2004KODE REK. 1 I 1.1 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.2 1.2.1 1.2.3 1.2.4 1.3 II 2.1 2.1.1 2.1.1.1 2.1.1.2 2.1.1.3 2.1.1.4 2.1.2 2.1.2.1 2.1.2.2 2.1.2.3 2.1.2.4 2.1.3 2.2 2.2.1 2.2.1.1 2.2.1.2 2.2.1.3 2.2.1.4 2.2.2 2.2.2.1 2.2.2.2 2.2.2.3 2.2.2.4 2.2.3 2.3 2.3.1 2.4 2.4.1 ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 3 722.334.455.000,00 474.389.455.000,00 433.800.000.000,00 4.764.859.000,00 20.925.615.000,00 14.898.981.000,00 238.006.000.000,00 45.200.000.000,00 192.806.000.000,00 0,00 9.939.000.000,00 709.084.455.000,00 198.034.376.000,00 120.294.658.000,00 76.291.949.000,00 28.873.798.000,00 5.794.096.000,00 9.334.815.000,00 58.078.368.200,00 24.457.504.300,00 21.308.170.660,00 11.356.496.000,00 956.197.240,00 19.661.349.800,00 283.442.779.000,00 156.101.630.500,00 135.285.250.500,00 11.254.918.000,00 4.191.329.000,00 5.370.133.000,00 76.330.169.200,00 25.666.462.700,00 36.834.188.675,00 6.941.710.600,00 6.887.807.225,00 51.010.979.300,00 222.207.300.000,00 222.207.300.000,00 5.400.000.000,00 5.400.000.000,00 13.250.000.000,00 (13.250.000.000,00) 104.432.618.338,68 104.432.618.338,68 0,00 0,00 0,00 0,00 117.682.618.338,68 0,00 60.000.000.000,00 0,00 42.598.691.600,68 15.083.926.738,00

URAIAN 2 PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-Lain Pendapatan Yang Sah BELANJA DAERAH APARATUR DAERAH Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai/Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasional dan Pemeliharaan Belanja Pegawai/Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal/Pembangunan BELANJA PELAYANAN PUBLIK Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai/Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasional dan Pemeliharaan Belanja Pegawai/Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal/Pembangunan BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUAN KEUANGAN Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan BELANJA TIDAK TERSANGKA Belanja Tidak Tersangka SURPLUS / (DEFISIT)

REALISASI 4 806.558.657.351,36 559.681.557.943,36 508.913.728.026,00 6.522.653.264,25 21.352.431.572,97 22.892.745.080,14 236.938.134.408,00 44.132.414.408,00 192.805.720.000,00 0,00 9.938.965.000,00 664.634.244.815,23 182.040.180.542,93 107.313.386.148,93 66.970.645.612,00 26.443.389.763,93 4.980.553.086,00 8.918.797.687,00 55.447.807.533,00 23.696.612.000,00 20.293.446.373,00 10.508.668.750,00 949.080.410,00 19.278.986.861,00 258.698.516.452,00 139.083.356.520,00 121.045.560.542,00 9.536.377.548,00 3.319.118.400,00 5.182.300.030,00 71.457.930.687,00 24.943.220.000,00 33.632.449.790,00 6.276.783.600,00 6.605.477.297,00 48.157.229.245,00 220.011.760.051,00 220.011.760.051,00 3.883.787.769,30 3.883.787.769,30 141.924.412.536,13 (141.924.412.536,13) 104.440.418.338,68 104.432.618.338,68 0,00 0,00 0,00 7.800.000,00 246.364.830.874,81 0,00 60.000.000.000,00 0,00 171.280.904.136,81 15.083.926.738,00

% 5 111,66% 117,98% 117,32% 136,89% 102,04% 153,65% 99,55% 97,64% 100,00% 100,00% 93,73% 91,92% 89,21% 87,78% 91,58% 85,96% 95,54% 95,47% 96,89% 95,24% 92,53% 99,26% 98,06% 91,27% 89,10% 89,47% 84,73% 79,19% 96,50% 93,62% 97,18% 91,31% 90,42% 95,90% 94,41% 99,01% 99,01%

71,92% 71,92% 1071,13% 1071,13% 100,01% 100,00% 209,35% 100,00% 402,08% 100,00%

III 3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5 3.2 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4 3.2.5

PEMBIAYAAN PENERIMAAN DAERAH Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu Transfer dari Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Dipisahkan Hasil Penerimaan PFK PENGELUARAN DAERAH Transfer ke Dana Cadangan Penyertaan Modal Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Berjalan Kewajiban Perhitungan APBD Tahun 2003

PROVINSI BALIDi Wilayah Provinsi Bali terdapat 10 Pemerintah Daerah terdiri atas satu Pemerintah Provinsi, delapan Pemerintah Kabupaten dan satu Pemerintah Kota. Perwakilan V BPK-RI di Denpasar melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan TA 2004 pada Pemda Provinsi Bali, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kota Denpasar. Dengan demikian jumlah pemerintah daerah yang diperiksa mencakup sembilan entitas atau 90% dari seluruh Pemda di Provinsi Bali. Selain itu dilakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan TA 2004 pada empat PDAM, yaitu PDAM Kabupaten Tabanan, Kabupaten Bangli, Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar.

Laporan Keuangan DaerahProvinsi Bali Ringkasan Perhitungan APBD Provinsi Bali TA 2004 adalah:Ringkasan Perhitungan APBD TA 2004

Uraian Pendapatan Belanja Surplus / (defisit) Pembiayaan

Anggaran 722.334,46 709.084,46 13.250,00 (13.250,00)

(dalam juta rupiah) Realisasi 806.566,46 664.634,24 141.932,21 (141.932,21)

Ringkasan Neraca Provinsi Bali per 31 Desember 2004:Uraian TA 2004 (dalam juta rupiah)

Aktiva Jumlah Aktiva Hutang Ekuitas Dana Jumlah Hutang dan Ekuitas Dana

1.894.997,71 1.894.997,71 60.640,55 1.834.357,16 1.894.997,71

Ringkasan Laporan Aliran Kas Provinsi Bali TA 2004: TA 2004 Uraian (dalam juta rupiah) Arus Kas dari Aktivitas Operasi 187.638,65 Arus Kas dari Aktivitas Investasi (106.675,08) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan (15.083,93) Arus Kas dari Aktivitas Dana Cadangan 968,63 Kenaikan (penurunan) bersih kas selama 66.848,29 periode TA 2004 Saldo Awal Kas 104.432,62 Saldo Akhir Kas 171.280,90

Laporan Keuangan TA 2004 disusun Pemerintah Provinsi Bali sesuai dengan PP No. 105 Tahun 2000 serta ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Depdagri. Pemerintah Provinsi Bali telah menyusun Perda No. 6 Tahun 2002 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, sedangkan Keputusan Gubernur tentang Pengelolaan Keuangan Daereah yang berpedoman pada Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 belum ditetapkan. Pelaksanaan pengendalian intern dalam sistem pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan menunjukkan kelemahan, yaitu: 1. Bagian Perbendaharaan belum sepenuhnya melaksanakan pengujian dengan seksama terhadap semua tagihan Surat Permintaan Pembayaran Beban Tetap (SPP BT) dari Pemegang Kas, terbukti adanya penerbitan SPM BT tanpa didukung bukti pengeluaran yang sah. 2. Dinas Pendapatan dalam memproses data piutang daerah tidak didukung dengan Sistem Komputerisasi dan SDM yang memadai, sehingga pemutakhiran database Wajib Pajak Kendaraan Bermotor dan Piutang Pajaknya tidak akurat. 3. Biro Perlengkapan Setda Provinsi Bali kurang cermat dalam memasukkan data aktiva tetap dari masing-masing unit kerja ke data base aktiva tetap milik Pemerintah Provinsi Bali. Selain itu, terdapat pengadaan aktiva tetap di unit kerja yang belum dilaporkan ke Biro Perlengkapan sehingga nilai aktiva tetap Pemerintah Provinsi Bali tidak mencerminkan aktiva yang dimiliki sehingga tidak dapat dijadikan acuan dalam mendukung terwujudnya Neraca Daerah per 31 Desember 2004 yang disusun oleh Biro Keuangan. Di samping itu masih terdapat 784 bidang asset berupa tanah senilai Rp24.052,74 juta yang belum didukung dengan bukti kepemilikan yang sah berupa sertifikat. 4. Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali belum dapat menghasilkan laporan yang akurat, dimana Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Belanja Operasional dan Pemeliharaan serta Belanja Modal atas Pelaksanaan APBD Bali TA 2004, masih menunjukkan banyak selisih dengan Laporan Perhitungan APBD, sehingga tidak dapat mendukung Laporan Keuangan TA 2004 yang disusun oleh Biro Keuangan. 5. Pemegang Kas di unit-unit kerja belum sepenuhnya melaksanakan tugasnya dengan baik terbukti masih banyaknya Pemegang Kas yang menyetor Sisa Kas ke Kas Daerah tidak tepat waktu. 6. Adanya kelalaian yang mengakibatkan kerugian negara, seperti kekurangan atau tidak dilakukan pemotongan pajak-pajak negara atas kelalaian Pemegang Kas, Bagian Verifikasi dan Bagian Perbendaharaan. 7. Biro Keuangan Setda Provinsi Bali dalam memproses data keuangan dengan bantuan komputer, namun tidak dapat menampilkan

Sistem Pengendalian Intern

buku besar, sehingga untuk menelusuri saldo masing-masing akun dilakukan langsung ke masing-masing jurnal yang berkenaan. Disamping itu sistem dan kode rekening akun neraca belum dibuat. Atas Laporan Keuangan, BPK-RI telah melakukan koreksi 3 (tiga) koreksi sebesar Rp2.239,28 juta pada 3 (tiga) akun menurut obyek, sehingga Laporan KeuanganTA 2004 menjadi sebagai berikut:Koreksi Pembukuan

1. Laporan Realisasi Anggaran TA 2004 Uraian Anggaran Pendapatan 722.334,46 Belanja 709.084,46 Surplus (Defisit) 13.250,00 Pembiayaan (13.250,00) 2. Neraca per 31 Desember 2004:Uraian

(dalam juta rupiah) Realisasi 806.558,66 664.634,24 141.924,41 (141.924,41)

TA 2004 (dalam juta rupiah)

Aktiva Jumlah Aktiva Hutang Ekuitas Dana Jumlah Hutang dan Ekuitas Dana 3. Laporan Aliran Kas TA 2004:Uraian

1.892.826,23 1.892.826,23 60.640,55 1.832.185,67 1.892.826,23

TA 2004 (dalam juta rupiah)

Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan Arus Kas dari Aktivitas Dana Cadangan Kenaikan (penurunan) bersih kas selama periode TA 2004 Saldo Awal Kas Saldo Akhir Kas

187.630,85 (106.675,08) (15.076,13) 968,63 66.848,29 104.432,62 171.280,90Opini : Wajar dengan Pengecualian

Terhadap Laporan Keuangan TA 2004 Pemda Provinsi Bali kecuali hal-hal yang dimuat dalam paragraf berikut, BPK-RI memberikan pendapat wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan Prinsip Akuntansi dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku. Akun Piutang Pajak sebesar Rp1.179.069.834,00 yang disajikan dalam Neraca per 31 Desember 2004, tidak dapat diyakini kewajarannya sehubungan dengan pemrosesan data dengan sistem komputerisasi tidak sempurna dan tidak dapat ditempuh prosedur lain untuk dapat meyakinkan saldo tersebut.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian oleh DPRD Provinsi Bali untuk memperbaiki pegelolaan keuangan daerah, yaitu:

Catatan Pemeriksa anSaldo Piutang Pajak (PKB dan BBNKB) per 31 Desember 2004 sebesar Rp1.179,07 juta pada Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Bali tidak dapat diyakini kewajarannya

1. Sesuai dengan Neraca Pemerintah Provinsi Bali per 31 Desember 2004, saldo Piutang Pajak sebesar Rp1.179,070 juta terdiri dari Piutang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sebesar Rp1.077,13 juta dan Piutang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) sebesar Rp101,93 juta. Menurut data pada Sub Dinas Pajak, Dispenda diketahui bahwa saldo Piutang Pajak sebesar Rp1.381,77 juta terdiri dari PKB sebesar Rp1.278,23 juta dan BBNKB sebesar Rp103,54 juta. Sedangkan menurut Laporan masing-masing Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) menunjukkan jumlah yang berbeda dari kedua data tersebut di atas. Permasalahan tersebut tidak sejalan dengan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD Lampiran XXIX mengenai Kebijakan Akuntansi Piutang antara lain disebutkan bahwa penilaian piutang dilakukan dengan nilai wajar sesuai jumlah kas yang akan diterima dalam satu periode akuntansi. Permasalahan tersebut mengakibatkan Piutang Pajak yang disajikan dalam Neraca per 31 Desember 2004 belum menggambarkan informasi yang akurat dan tidak dapat diyakini kewajarannya. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan Sistem Aplikasi Komputerisasi Data Pajak Daerah dan kelemahan SDM pada masingmasing UPTD Dinas Pendapatan Daerah dalam memproses dan menghasilkan daftar piutang daerah. BPK-RI menyarankan Gubernur Bali agar memerintahan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Bali untuk segera memperbaharui program aplikasi komputer Pajak Daerah/Piutang Pajak sesuai kebutuhan pada masing-masing UPTD Dinas Pendapatan dan selanjutnya menyempurnakan data piutang pajak sesuai dengan hak yang senyatanya dapat ditagih. 2. Sesuai dengan Neraca Pemerintah Provinsi Bali per 31 Desember 2004, saldo tanah sebesar Rp611.537,45 juta. Selama TA 2004 terjadi mutasi penambahan tanah sebesar Rp2.092,78 juta yang terjadi pada 4 (empat) Unit Kerja, yaitu: Biro Perlengkapan sebesar Rp388,53 juta, Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat sebesar Rp99,90 juta, Dinas Kehutanan sebesar Rp49,91 juta dan Dinas Pekerjaan Umum sebesar Rp1.554,44 juta. Pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa dari total penambahan belanja modal sebesar Rp2.092,78 juta tersebut, diantaranya sebesar Rp1.704,25 juta tidak tepat apabila diklasifikasikan ke dalam akun tanah, namun dalam kode rekening aktiva tetap tidak tersedia kode rekening yang sesuai dengan jenis belanja modal tersebut, yang terajdi

Klasifikasi dan penyajian realisasi belanja modal ke dalam akun tanah dalam Neraca Pemerintah Priopinsi Bali per 31 Desember 2004 sebesar Rp1.704,25 juta tidak tepat

pada: a. Dinas Pekerjaan Umum

Realisasi belanja modal sebesar Rp1.554,44 juta terdiri atas Pekerjaan Pembuatan Revetment Pantai Batu Klotok di Kabupaten Klungkung senilai Rp1.157,66 juta, Pekerjaan Pasangan Riprap pada Tanggul dan Tempat Parkir Danau Buyan di Kabupaten Buleleng senilai Rp196,51 juta, Pekerjaan Pengamanan Tebing Tukad Penarukan di Kabupaten Buleleng senilai Rp96.493.000,00, dan Pekerjaan Pengamanan Tebing Tukad Pekerisan di Kabupaten Gianyar senilai kontrak Rp103.778.000,00.b. Kantor Badan Kesbang dan Lingmas

Realisasi belanja modal sebesar Rp99,90 juta merupakan Pengadaan Penataan Halaman Belakang Kantor Badan Kesbang dan Linmas.c. Dinas Kehutanan

Realisasi sebesar Rp49,91juta merupakan Pengadaan Pembuatan Pagar Pengamanan Tahura. Dengan demikian jumlah klasifikasi dan penyajian belanja modal kedalam akun tanah yang tidak tepat sebesar Rp1.704,25 juta = Rp1.554,44 juta + Rp99,90 juta + Rp49,91 juta.

Permasalahan tersebut tidak sejalan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan

Perhitungan APBD Lampiran XXIX mengenai Kebijakan Akuntansi dimana Tanah meliputi tanah pertanian, tanah perkebunan, kebun campuran, tanah kolam ikan, tanah tandus/rusak, tanah alang-alang, tanah penggunaan lain, tanah bangunan dan tanah pertambangan, tanah badan jalan dan lain-lain sejenisnya. Permasalahan tersebut mengakibatkan informasi asset dalam neraca daerah per 31 Desember 2004 yang disusun oleh Biro Keuangan belum menggambarkan klasifikasi dan penyajian yang akurat mengenai akun tanah. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan Kebijakan Akuntansi yang antara lain diatur dalam Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja dan Kode Rekening sesuai Keputusan Gubernur Bali No. 20 Tahun 2002 yang masih terbatas baik jenis maupun penjelasan kode rekening dan belum memuat kode rekening akun-akun neraca. BPK-RI menyarankan Gubernur Bali agar memerintahkan Kepala Biro Keuangan Setda Provinsi Bali untuk segera merealisasikan penyempurnaan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah, termasuk Kebijakan Akuntansi serta Sistem dan Kode Rekening dan selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. 3. Pemeriksaan atas Laporan Perhitungan APBD Provinsi Bali TA 2004 diketahui bahwa Rincian Obyek penerimaan PBB (1.01.0500.2.1.01.01) TA 2004 dianggarkan sebesar Rp15.900,00 juta dan telah direalisasikan sebesar Rp20.030,18 juta atau 125,96%. Pemeriksaan lebih lanjut atas Rekening Khusus Biaya PBB yang dikelola Dinas Pendapatan Provinsi Bali, diketahui bahwa saldo awal per 1 Januari 2004 sebesar Rp132,54 juta. Selama Tahun 2004 telah diterima upah pungut PBB sebesar Rp365,68 juta dan dibayarkan upah pungut kepada yang berhak sebesar Rp480,04 juta. Namun demikian, atas penerimaan upah pungut tersebut tidak pernah dilaporkan ke Biro Keuangan, dan langsung dibagikan kepada pegawai yang berhak atas upah pungut tersebut, sehingga tidak pernah diterbitkan SPM Nihil. Demikian juga dalam APBD Provinsi Bali TA 2004 atas upah pungut PBB tersebut tidak dianggarkan baik sebagai penerimaan bagi hasil PBB maupun belanja Insentif (upah pungut PBB) pada Dinas Pendapatan Provinsi. Permasalahan tersebut tidak sejalan dengan: a. Pasal 4 Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD yang menyebutkan bahwa semua pendapatan, belanja dan pembiayaan dianggarkan secara bruto dalam APBD; b. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 1995 tentang Petunjuk Pengelolaan Pendapatan dari Hasil Pajak Bumi dan Bangunan yang menyebutkan bahwa realisasi penerimaan dibukukan secara bruto sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam Surat Perintah Pembayaran Pembagian Hasil Penerimaan PBB (SPM PHP PBB).Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan TA 2004 dibukukan secara netto

Dengan dicatatnya secara neto penerimaan PBB tersebut mengakibatkan realisasi Rincian Obyek Pendapatan PBB dan Rincian Obyek Belanja Insentif pada Dinas Pendapatan Provinsi Bali TA 2004 tidak menggambarkan realisasi Pendapatan PBB dan Belanja Upah Pungut yaitu pendapatan kurang dicatat sebesar Rp365,68 juta dan realisasi belanja kurang dicatat sebesar Rp480,04 juta. Permasalahan tersebut disebabkan oleh kelalaian: a) Bagian Anggaran dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Bali TA 2004 kurang memperhatikan peraturan yang berlaku; b) Dinas Pendapatan Provinsi Bali tidak memberitahukan penerimaan dan pengeluaran atas upah pungut PBB kepada Biro Keuangan. BPK-RI menyarankan Gubernur Bali agar memberi sanksi kepada: a. Kepala Bagian Anggaran Biro Keuangan Setda Provinsi Bali atas kelalaiannya dalam menyusun APBD dan memerintahkan pada masa yang akan datang untuk menganggarkan UP PBB ke dalam APBD secara bruto sesuai ketentuan yang berlaku; b. Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Bali atas kelalaiannya tidak memberitahukan UP PBB dan memerintahkan pada masa yang akan datang untuk memberitahukan secara berkala realisasi UP PBB kepada Biro Keuangan.Pembayaran dengan cara Beban Tetap atas Belanja Bantuan Keuangan kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan sebanyak 40 buah SPM senilai Rp2.886,47 juta tidak tepat

4. Dalam TA 2004, Belanja Bantuan Keuangan kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan dianggarkan sebesar Rp27.559,99 juta dan telah direalisasikan sebesar Rp26.519,33 juta atau 96,22%. Hasil Pemeriksaan terhadap Surat Permintaan Pembayaran Beban Tetap (SPP-BT), Surat Perintah Membayar Beban Tetap (SPMBT) dan bukti-bukti pendukung lainnya pada Biro Keuangan, diketahui bahwa pembayaran dengan SPMBT senilai Rp2.886,47 juta tidak tepat karena pada saat pencairan SPM tersebut belum didukung dengan bukti yang definitif sebagai lampiran dalam pengajuan SPP dimaksud oleh Pemegang Kas. Pemeriksaan lebih lanjut pada unit kerja yang menangani kegiatan tersebut diketahui bahwa bukti-bukti pengeluaran dana tersebut berada pada Pemegang Kas di unit kerja bersangkutan, namun bukti tersebut disampaikan tidak tepat waktu kepada Biro Keuangan, menunggu penyaluran dana tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, seharusnya pembayaran atas pengajuan SPP seluruhnya sebesar Rp2.886,47 juta tersebut dilakukan dengan pembayaran Pengisian Kas (SPM-PK). Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD: a. Pasal 51 (1) untuk melaksanakan pengeluaran kas, Pengguna Anggaran mengajukan SPP kepada pejabat yang melaksanakan fungsi perbendaharaan; b. Pasal 52 ayat (2) antara lain disebutkan bahwa pembayaran atas SPPBT dapat dilakukan setelah pejabat sebagaimana dimaksud dalam pasal

51 ayat (1) menyatakan lengkap dan sah terhadap dokumen yang dilampirkan. Pengajuan SPP dan penerbitan SPM Beban Tetap yang tidak sesuai ketentuan tersebut mengakibatkan kegiatan pengujian/verifikasi SPJ lewat Beban Tetap senilai Rp2.886,47 juta oleh Bagian Perbendaharaan tidak dapat dilakukan secara tertib dan dapat memberi peluang terjadinya penyimpangan penggunaan dana dimaksud. Hal tersebut disebabkan oleh : a. Kelalaian Pemegang Kas dan Atasan Langsungnya dalam mengajukan SPP Beban Tetap tidak didukung dengan bukti-bukti yang definitif; b. Kelalaian Bagian Perbendaharaan dalam meneliti dan menerbitkan SPM Beban Tetap tidak memperhatikan kelengkapan bukti yang definitif.

BPK-RI menyarankan Gubernur Bali agar memberi sanksi kepada:

a. Pemegang Kas Bantuan Keuangan Setda Provinsi Bali dan Atasan Langsungnya atas kelalaiannya dalam mengajukan SPP dengan Beban Tetap tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku dan memerintahkan untuk selanjutnya dalam mengajukan SPP apabila belum dilengkapi bukti yang diterima sebaiknya diajukan dengan SPP Pengisian Kas;b. Kepala Bagian Perbendaharaan atas kelalaiannya dalam menerbitkan SPM Beban Tetap tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku. 5. Hasil pemeriksaan terhadap Neraca Pemerintah Provinsi Bali per 31 Desember 2004, diketahui Pemerintah Provinsi Bali memiliki aset tetap berupa tanah senilai Rp611.537,45 juta. Dari nilai tanah sebesar Rp611.537,45 juta tersebut diantaranya senilai Rp24.502,74 juta sebanyak 784 bidang tanah sampai dengan saat pemeriksaan tanggal 15 April 2004 belum didukung dengan bukti kepemilikan yang sah berupa sertifikat atas nama Pemerintah Provinsi Bali.Aset daerah berupa tanah milik Pemerintah Provinsi Bali sebanyak 784 bidang senilai Rp24.052,74 juta belum dilengkapi dengan bukti kepemilikan yang sah berupa sertifikat.

Kondisi tersebut tidak sejalan dengan a. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 11 Tahun 2001 Tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah Pasal 38 Ayat (1) yaitu upaya pengurusan barang daerah agar dalam pemanfaatan terhindar dari penyerobotan, pengambilalihan atau klim dari pihak lain dilakukan dengan cara pengamanan administratif yaitu dengan melengkapi sertifikat dan kelengkapan bukti-bukti kepemilikan; b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara Pasal 49 Ayat (1) yaitu barang milik negara/daerah yang berupa tanah yang dikuasai Pemerintah Pusat/Daerah harus disertifikatkan atas nama pemerintah Republik Indonesia/pemerintah daerah yang bersangkutan.

Tanah-tanah yang belum disertifikatkan ini mengakibatkan Pemerintah Provinsi Bali tidak mempunyai bukti-bukti kepemilikan yang sah dan di masa mendatang apabila ada pengambilalihan atau klim dari pihak lain Pemerintah Provinsi Bali akan kesulitan membuktikannya. Hal ini terjadi karena kurang optimalnya kinerja Kepala Biro Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Bali dalam menangani ketepatan waktu penyelesaian sertifikat yang menjadi tugasnya serta kurangnya upaya koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti dengan BPN.

BPK-RI menyarankan Gubernur Bali agar memerintahkan:

a. Kepala Biro Perlengkapan Setda Provinsi Bali lebih intensif dalam melakukan pensertifikatan tanah-tanah Pemda dengan berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional;b. Kepala Biro Keuangan agar mengajukan alokasi anggaran untuk penyelesaian tanah-tanah Pemda Provinsi Bali yang belum bersertifikat dalam pembahasan anggaran berikutnya.HargPengadaa n obat-obatan oleh Pemimpin KegiatanPemel iharaan Kesehatan PNS pada Badan Kepegawaian Daerah melampaui standar harga Gubernur sebesar Rp10,79 juta

6. Kegiatan pemeliharaan kesehatan PNS melalui pelayanan poliklinik Kantor Gubernur Bali dilaksanakan pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali dengan anggaran sebesar Rp149,22 juta dan direalisasikan sebesar Rp127,80 juta atau 81,62%, dari realisasi tersebut diantaranya sebesar Rp109,9 juta untuk biaya obat-obatan. Pemeriksaan atas SPM dan bukti-bukti pendukung pengadaan obat-obatan yang diborongkan oleh PT Cahya Wira Buana melalui tiga kali pengadaan seluruhnya senilai Rp109,95 juta, jika dibandingkan dengan standar haria Gubernur ditambah PPN 10%, terjadi kemahalan harga seluruhnya sebesar Rp10,79 juta. Proses pengadaan dilakukan dengan penunjukan langsung sesuai hasil negosiasi antara Pemimpin Kegiatan yaitu P.A., SH. dengan direktur PT. Cahya Wira Buana yaitu I Made Wisesa, SE. Hasil negosiasi tersebut disampaikan kepada Panitia untuk dibuatkan Berita Acara Negosiasi dan selanjutnya dibuatkan SPK yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Dengan demikian, Berita Acara Negosiasi yang ditandatangani oleh Ketua Panitia hanya secara formalitas, karena negosiasi sudah dilaksanakan terlebih dahulu oleh Pemimpin Kegiatan tanpa membandingkan dengan standar harga yang sudah ditetapkan. Berdasarkan Keputusan Gubernur Bali Nomor 20 Tahun 2003 tentang standarisasi harga barang/jasa keperluan pemerintah Provinsi Bali menyebutkan : a. Pasal 2 : Standarisasi harga dipergunakan untuk perencanaan kebutuhan dan pelaksanaan APBD Bali TA 2004

b. Pasal 3 : Semua harga barang-barang yang tercantum dalam Lampiran Keputusan ini merupakan batas harga tertinggi untuk setiap jenis barang tetapi belum termasuk pajak-pajak, sehingga dalam pelaksanaan pembelian dapat diadakan negosiasi. Pengadaan barang yang melampaui Standar Harga Gubernur mengakibatkan kerugian Keuangan Daerah Provinsi Bali TA 2004 sebesar Rp10,79 juta. Permasalahan tersebut disebabkan oleh kesengajaan Pemimpin Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa pada Badan Kepegawaian Daerah a.n. P.A., S.H dalam membuat negosiasi dan menganalisa surat penawaran harga tidak mengacu Standar Harga yang ditetapkan oleh Gubernur Bali. BPK-RI menyarankan Gubernur Bali agar : a. Memerintahkan Pemimpin Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa pada Badan Kepegawaian Daerah a.n. P.A., S.H. untuk mengembalikan kerugian daerah dan menyetorkannya ke Kas Daerah Pemerintah Provinsi Bali sebesar Rp10,79 juta. b. Memberikan sanksi kepada Pemimpin Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa A.n. P.A., S.H, sesuai ketentuan yang berlaku.

7. Dalam TA 2004, Biaya Perjalanan Dinas DPRD dianggarkan sebesar Rp2.852,50 juta dan telah direalisasikan sebesar Rp2.066,09 juta. Pengujian terhadap SPJ pada Pemegang Kas DPRD berupa bukti-bukti pelaksanaan perjalanan dinas diketahui bahwa terdapat kelambatan dalam penyampaian SPJ atas pelaksanaan perjalanan dinas senilai Rp186,26 juta antara 1 (satu) s.d. 3 (tiga) bulan dengan rincian sebagai berikut: a. Perjalanan Dinas Luar Daerah Perjalanan Dinas bulan Mei dan Juni 2004 sebesar Rp17,14 juta baru di SPJ-kan awal bulan Agustus 2004, Perjalanan Dinas bulan Agustus dan September 2004 sebesar Rp64,81 juta baru di SPJ-kan awal bulan Nopember 2004, Perjalanan Dinas bulan September dan Oktober 2004 sebesar Rp55,80 juta baru di SPJ-kan awal bulan Desember 2004, dan Perjalanan Dinas bulan Nopember 2004 sebesar Rp22,29 juta baru di SPJ-kan awal bulan Januari 2005. b. Perjalanan Dinas Dalam Daerah

Penyampaian SPJ Biaya Perjalanan Dinas DPRD Provinsi Bali sebesar Rp186,26 juta TA 2004 kepada Biro Keuangan dilaksanakan tidak tepat waktu.

Perjalanan Dinas bulan Mei dan Juni 2004 sebesar Rp23,72 juta baru di SPJ-kan awal bulan Agustus 2004, Perjalanan Dinas bulan Oktober 2004 sebesar Rp2,50 juta baru di SPJ-kan awal bulan Januari 2005.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan daerah serta Tata cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhtitungan APBD pada Pasal 57 Ayat (2) yang menyatakan bahwa SPJ berikut lampirannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Daerah paling lambat tanggal sepuluh bulan berikutnya. Penyampaian SPJ yang tidak tepat waktu tersebut mengakibatkan realisasi belanja perjalanan dinas tidak mencerminkan pelaksanaan kegiatan dalam bulan dimaksud, dan menghambat proses verifikasi dan pembukuan pada Biro Keuangan.

Permasalahan tersebut disebabkan oleh kelalaian para Anggota DPRD Bali yang melaksanakan perjalanan dinas, tidak segera menyampaikan bukti pelaksanaan kegiatan tersebut kepada Pemegang Kas dan Sekretaris Dewan selaku Pengguna Anggaran DPRD. BPK-RI menyarankan Ketua DPRD Bali agar memerintahkan para Anggota Dewan yang melakukan perjalanan dinas senantiasa menyampaikan SPJ Perjalanan Dinas tepat waktu kepada Pemegang Kas Sekretariat DPRD, sehingga penyampaian SPJ dimaksud dapat dilaksanakan tepat waktu kepada Bagian Verifikasi Biro Keuangan Setda Provinsi Bali.

8. Pemeriksaan atas ketaatan para Pemegang Kas / Bagian Perbendaharaan pada Unit Kerja Pemerintah Provinsi Bali dalam memungut dan menyetorkan pajak-pajak negara (PPN, PPh Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23) TA 2004, diketahui terdapat kelalaian dalam memungut pajak sesuai ketentuan seluruhnya sebesar Rp90,91 juta, yang terjadi pada : a. Sekretariat DPRD, dari realisasi Biaya Penunjang Kegiatan DPRD TA 2004 sebesar Rp7.042,78 juta, diantaranya digunakan untuk pengadaan barang berupa pembelian souvenir untuk tamu-tamu DPRD Provinsi Bali. Pengadaan dilakukan pada UD. Jasa Karya Muda, Jl. Pulau Kawe No. I/18A Denpasar, dengan nilai seluruhnya sebesar Rp128,00 juta uintuk 6 (enam) kali pengadaan tidak dilakukan pemungutan PPh Pasal 22 maupun PPN sesuai ketentuan perpajakan. Atas pengadaan tersebut seharusnya dipungut pajak sebesar Rp13,38 juta, yang terdiri dari PPN sebesar 10/110 x Rp128,00 juta = Rp11,64 juta dan PPh Pasal 22 sebesar 1,5% x (Rp128,00 juta Rp11,66 juta) = Rp1,74 juta. b. DPRD Provinsi Bali, dimana untuk Anggota DPRD masa bakti 2004-2009 dalam bulan September 2004 s.d. Desember TA 2004 menerima tunjangan perumahan masing-masing sebesar Rp5,30 juta per bulan. Dengan jumlah Anggota DPRD sebanyak 51 orang, maka tunjangan perumahan bagi Anggota DPRD tersebut berjumlah 51 orang x 4 bulan x Rp5,30 juta = Rp1.081,20 juta. Dari jumlah pembayaran tersebut hanya dipotong PPh sebesar 10% x Rp1.081,20 juta = Rp108,12 juta, dari seharusnya sebesar 15% x Rp1.081,20 juta = Rp162,18 juta, sehingga terjadi kekurangan pemotongan sebesar Rp162,18 juta Rp108,12 juta = Rp54,06 juta. c. Pada Biro Umum Setda, berupa makanan dan minuman untuk keperluan konsumsi dalam rapat kerja dan konsumsi untuk jamuan tamu oleh perusahaan Catering/Jasa Boga, yang menurut ketentuan atas penyerahan jasa dimaksud harus dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN), namun tidak dipungut PPN. Pengadaan tersebut seluruhnya senilai Rp211,98 juta termasuk pajak yang diadakan oleh perusahaan Catering Ny. Warti Buleleng, beralamat Jl. Genetri No. 4 Denpasar, dengan N.P.W.P. : 5.302.430.3-901.000, terdiri atas 19 kali pengadaan, sehingga PPN yang tidak terpungut sebesar 10/110 x Rp211,98 juta = Rp19,27 juta.

Pajak negara tidak atau kurang dipungut dan disetor ke kas negara sebesar Rp90,91 juta

d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), melaksanakan kontrak pengadaan jasa konsultasi Universitas Mahasaraswati sebesar Rp70,00 juta, tidak dipungut PPh pasal 23. Sesuai ketentuan, seharusnya dikenakan PPh pasal 23 sebesar 15% x 40% x Rp70,00 juta = Rp4,20 juta.

Dengan demikian jumlah pajak negara yang tidak dipungut dalam TA 2004 sebesar Rp13,38 juta + Rp54,06 juta + Rp19,27 juta + Rp4,20 juta = Rp90,91 juta. Permasalahan tersebut tidak sejalan dengan: a. UU No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c, atas penghasilan imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, dipotong pajak 15% dari penghasilan neto; b. PP No. 45 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan Bagi Pejabat Negara dan PNS, atas Penghasilan yang dibebankan Kepada Keuangan Negara Atau Keuangan Daerah pada pasal 1 ayat (2) dan pasal 2 ayat (2) tentang tarif sebesar 15% dan bersifat final diterapkan atas penghasilan bruto; c. Kepmenkeu No. 254/KMK.03/2003, antara lain ditetapkan bahwa Bendaharawan Pemerintah wajib memungut PPh Pasal 22 atas pengadaan barang dan jasa di atas Rp1,00 juta dengan tarif 1,5% nilai pengadaan barang dan jasa tidak termasuk PPN; d. Kepmenkeu No: 418/KMK.03/2003, tentang PPN Atas Penyerahan Jasa Bhoga atau Katering dalam pasal 2 disebutkan bahwa Penyerahan Jasa Boga atau Katering oleh Pengusaha Jasa Boga atau Katering merupakan penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai, dengan tarif 10%; e. Lampiran II Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-96/PJ/2001 ditetapkan bahwa penghasilan neto atas pengadaan jasa teknik dan jasa manajemen ditetapkan sebesar 40% dari jumlah bruto.

Dengan belum dipungutnya pajak tersebut mengakibatkan kerugian keuangan negara dalam TA 2004 sebesar Rp90,91 juta.

Permasalahan tersebut disebabkan oleh : a. Kelalaian Pemegang Kas DPRD, Bappeda dan Biro Umum Setda masing-masing beserta Atasan Langsungnya dalam mengajukan SPP/SPJ dan menyetujui serta melaksanakan pengawasan terhadap para Pemegang Kas dalam mengajukan SPP dan SPJ kurang memperhatikan ketentuan perpajakan; b. Kelalaian Kabag Verifikasi, Biro Keuangan Setda dalam mengesahkan SPJ tidak memperhatikan ketentuan perpajakan. c. Kelalaian Kabag Perbendaharaan, Biro Keuangan Setda dalam menerbitkan SPM Beban Tetap untuk pembayaran bonus peraih medali kepada Atlit dan Pelatih tidak memperhatikan ketentuan perpajakan. BPK-RI menyarankan Gubernur Bali agar memberi sanksi kepada: a. Pemegang Kas DPRD, Bappeda dan Biro Umum Setda beserta Atasan Langsungnya atas kelalaiannya tidak memperhatikan ketentuan perpajakan yang berlaku, dan selanjutnya menarik kembali dan atau meminta bukti Surat Setor Pajak kepada rekanan atas pajak-pajak

negara yang belum dipungut seluruhnya sebesar Rp90,91 juta tersebut dan selanjutnya menyetorkan ke Kas Negara; b. Kepala Bagian Verifikasi Biro Keuangan Setda Provinsi Bali atas kelalaiannya tidak memperhatikan ketentuan perpajakan yang berlaku; c. Kepala Bagian Perbendaharaan Biro Keuangan Setda Provinsi Bali atas kelalaiannya tidak memperhatikan ketentuan perpajakan yang berlaku;Dana Penyertaan Modal Pemerin-tah Provinsi Bali untuk Pembangunan RPH di Kabupaten Gianyar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Provinsi Bali sebesar Rp890,13 juta belum dipertanggungjawabkan

9. Sesuai Neraca Pemerintah Provinsi Bali per 31 Desember 2003 tercatat adanya Dana Cadangan yang ditempatkan pada Perusahaan Daerah Provinsi Bali untuk Pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) di Gianyar sebesar Rp4.800,00 juta. Pemerikasaan atas Pengelolaan dana Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Bali untuk Pembangunan RPH di Kabupaten Gianyar oleh Perusda Provinsi Bali sebesar Rp4.800,00 juta tersebut diketahui menyimpang dari ketentuan, yaitu: a. Sejak bulan Mei 2004, dana tersebut disimpan dalam rekening nomor 00.03397-2 atas nama Perusahaan Daerah Tingkat I/Nuradjanasa. Setoran dana ke rekening tersebut dalam Tahun 2004 sebesar Rp4.502,23 juta dan triwulan I 2005 sebesar Rp47,60 juta atau seluruhnya sebesar Rp4.549,83 juta dari yang seharusnya sebesar Rp4.800,00 juta sehingga dana yang belum disetor sebesar Rp250,17 juta. Dana yang belum disetor ke rekening dimaksud, sudah terlanjur digunakan untuk operasional Perusda Provinsi Bali. b. Tahun 2004 terajdi penarikan dana dari rekening tersebut sebesar Rp1.093,00 juta dan TW I 2005 sebesar Rp2.384,89 juta, atau seluruhnya sebesar Rp3.477,89 juta. Dari jumlah tersebut digunakan untuk Pembangunan RPH di Kabupaten Gianyar Tahun 2004 sebesar Rp968,63 juta dan TW I 2005 sebesar Rp2.398,76 juta. Dengan demikian, total penggunaan untuk pembangunan RPH periode 2004 s.d. Maret 2005 sebesar Rp3.367,40 juta, sehingga terjadi kelebihan penarikan sebesar Rp110,49 juta (Rp3.477,89 juta - Rp3.367,40 juta). Penarikan dana yang berlebih tersebut, digunakan untuk operasional Perusahaan Daerah Provinsi Bali. c. Jasa Giro yang seharusnya disetor periode s.d. tanggal 28 Februari 2004 sebesar Rp320,40 juta (sesuai dengan LHP BPK Perwakilan V No. 132/S/XIV.4/05/2004 tanggal 7 Mei 2004). Sedangkan periode 1 Maret 2004 s.d. 31 Maret 2005 sebesar Rp209,07 juta. Sehingga jumlah jasa giro yang masih harus disetor ke Kas Daerah sampai dengan tanggal 31 Maret 2005 sebesar Rp529,47 juta (Rp320,40 juta + Rp209,07 juta). Dengan demikian jumlah dana dari pengelolaan rekening Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Bali untuk Pembangunan RPH di Kabupaten Gianyar yang belum dipertanggungjawabkan oleh Direksi Perusahaan Daerah Provinsi Bali s.d. 31 Maret 2005 sebesar Rp890,13 juta (Rp250,17 juta + Rp110,49 juta + Rp529,47 juta) Permasalahan tersebut tidak sejalan dengan: a. Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD yang dalam pasal 35 ayat (2) menyatakan bahwa bunga deposito, bunga atas penempatan uang di

bank, dan jasa giro merupakan pendapatan daerah. b. Surat Gubernur Bali: No. 520/1035/Ekbang, tanggal 17 Februari 2003, Perihal Rumah Potong Hewan (RPH) kepada Direksi Perusda Provinsi Bali, ditegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Bali menempatakan dana sebesar Rp4.800,00 juta untuk Penyertaan Modal pada Pembangunan RPH di Kabupaten Gianyar dan No. 520/2084/Ekbang, tanggal 30 Maret 2004, Perihal Rumah Potong Hewan (RPH) kepada Direksi Perusda Provinsi Bali, menegaskan bahwa Perusda Provinsi Bali tidak diperkenankan menggunakan uang tersebut untuk kepentingan lainnya kecuali untuk Penyertaan Modal pada Pembangunan RPH di Kabupaten Gianyar serta Jasa giro yang diperoleh agar secara tertib disetorkan ke Kas Daerah Pemerintah Provinsi Bali. Permasalahan tersebut mengakibatkan: a. Penggunaan dana sebesar Rp360,66 juta (Rp250,17 juta + Rp110,49 juta) untuk tujuan lain dari yang ditentukan, dapat menghambat pembangunan RPH milik Pemerintah Provinsi Bali; b. Pendapatan Jasa Giro yang tidak segera disetor ke kas daerah per 31 Maret 2005 sebesar Rp529,47 juta tidak dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah. Hal ini terjadi karena kesengajaan Direksi Perusahaan Daerah Bali dalam mengelola Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Bali untuk Pembangunan RPH di Kabupaten Gianyar tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku. BPK-RI menyarankan Gubernur Bali agar memberikan sanksi yang tegas kepada Direksi Perusda Provinsi Bali atas kesengajaannya menggunakan sebagian Dana Pemerintah Provinsi Bali untuk biaya operasional, yang seharusnya digunakan Pembangunan RPH di Kabupaten Gianyar dan untuk selanjutnya memerintahkan Direksi Perusda dimaksud untuk segera menyetor Jasa Giro ke Kasda sebesar Rp529,47 juta dan menyetorkan dana yang sudah digunakan untuk operasional Perusda ke Rekening Dana RPH sebesar Rp360,66 juta.

C. Laporan Aliran Kas Tahun 2004 dan 2003PEMERINTAH PROVINSI BALI

LAPORAN ALIRAN KASUNTUK PERIODE TAHUN ANGGARAN 2004 DAN 2003 (sebelum audit) URAIAN 1 I. ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 1. ALIRAN KAS MASUK 1) Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Pend. Dana Perim. dari Pem. Pusat Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pendapatan Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA Pendapatan Dana Alokasi Umum Pendapatan Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Yang sah 2004 2 784.836.683.337,39 537.959.583.929,39 508.913.728.026,00 6.522.653.264,25 22.523.202.639,14 236.938.134.408,00 44.132.414.408,00 192.805.720.000,00 9.938.965.000,00 597.198.028.709,23 246.396.742.668,93 188.016.206.154,00 35.979.767.311,93 8.299.671.486,00 14.101.097.717,00 126.905.738.220,00 48.639.832.000,00 53.925.896.163,00 16.785.452.350,00 7.554.557.707,00 220.011.760.051,00 108.443.000.000,00 111.568.760.051,00 3.883.787.769,30 3.883.787.769,30 187.638.654.628,16 2003 3 610.436.427.648,52 363.901.551.194,52 335.105.154.572,98 4.752.468.280,54 24.043.928.341,00 236.642.223.454,00 46.631.088.805,00 20.085.649,00 184.869.965.000,00 5.121.084.000,00 9.892.653.000,00 545.462.563.025,84 220.606.678.098,00 172.173.089.926,00 27.193.902.955,00 10.039.459.460,00 11.200.225.757,00 103.753.681.477,84 29.042.184.626,84 55.920.740.297,00 13.174.762.909,00 5.615.993.645,00 218.541.038.850,00 103.090.630.000,00 115.450.408.850,00 2.561.164.600,00 2.561.164.600,00 64.973.864.622,68

2)

3)

2. ALIRAN KAS KELUAR 1) Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai/Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasional dan Pemeliharaan Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Bagi Hasil dan Ban.Keuangan Belanja Bagi Hasil Bantuan Keuangan Belanja Tidak Tersangka Belanja Tidak Tersangka

2)

3)

4)

Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Operasi II. ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI 1. ALIRAN KAS MASUK 1) 2) Pendapatan dari Bagian Laba BUMD Penjualan Aktiva Tetap

21.729.774.013,97 21.352.431.572,97 377.342.441,00 128.404.850.636,00 60.968.634.530,00 67.436.216.106,00 (106.675.076.622,03)

18.358.276.918,25 18.231.231.057,25 127.045.861,00 105.286.474.591,00 40.000.000.000,00 65.286.474.591,00 (86.928.197.672,75)

2. ALIRAN KAS KELUAR 1) 2) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Belanja Modal/Pembangunan

Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi III. ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN 1. ALIRAN KAS MASUK 2. ALIRAN KAS KELUAR Pembayaran Kewajiban Tahun Anggaran Lalu Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan

15.083.926.738,00 (15.083.926.738,00)

22.072.910.552,43 (22.072.910.552,43)

IV. ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS DANA CADANGAN1. ALIRAN KAS MASUK Pencairan Dana Cadangan 2. ALIRAN KAS KELUAR Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Dana Cadangan V. KENAIKAN (PENURUNAN) KAS VI. KENAIKAN (PENURUNAN) KAS DIHITUNG DARI SALDO AWAL DAN AKHIR KAS SALDO AWAL KAS SALDO AKHIR KAS 968.634.530,00 968.634.530,00 66.848.285.798,13 66.848.285.798,13 104.432.618.338,68 171.280.904.136,81 (44.027.243.602,50) (44.027.243.602,50) 148.459.861.941,18 104.432.618.338,68

BAB II LAPORAN PEMERIKSAAN

II.1 PENELAAHAN

ATAS

SISTEM

DAN

PELAKSANAAN

SISTEM

PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PROVINSI BALI

Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Bali dilakukan oleh Bagian Keuangan pada Biro Keuangan sesuai Peraturan Daerah No 3 Tahun 2002 tanggal 28 Pebruari 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah. Pembukuan dan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Bali Tahun Anggaran 2004 diselenggarakan dengan menggunakan sistem pembukuan ganda dengan dasar akrual sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan Kepmendagri No.29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan pengawasan

Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD. Pada Tahun Anggaran 2002, Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan Peraturan Daerah Pemerintah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2002 tanggal 21 Juni 2002 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah Provinsi Bali Nomor 20 Tahun 2002 tentang Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Kode Rekening, serta pada Tahun 2003 telah ditetapkan Keputusan Gubernur Bali Nomor 15 Tahun 2003 tanggal 2 Juli 2003 tentang Mekanisme dan Teknis Penyusunan APBD, sedangkan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah belum ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Berdasarkan pasal 31 ayat (2) UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pemerintah Provinsi Bali berkewajiban menyusun Laporan Keuangan

Daerah yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah. Hasil penelaahan atas sistem pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan serta pelaksanaannya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Bali yang kami uji, ternyata belum sepenuhnya mengikuti ketentuanketentuan yang berlaku, sehingga masih terdapat kelemahan-kelemahan minimal sebanyak 4 (empat) kelemahan. Terhadap sistem pembukuan dan penyusunan laporan keuangan yang tidak kami uji, kami tidak menemukan bahwa Pemda menyimpang dari sistem tersebut. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut: 2. Kelemahan dalam mereview dan persetujuan yang kurang memadai untuk transaksi pencatatan akuntansi atau output dari suatu sistem, yakni Bagian Perbendaharaan belum sepenuhnya melaksanakan pengujian dengan seksama terhadap semua tagihan SPP BT dari Pemegang Kas, terbukti adanya penerbitan SPM BT yang didasarkan atas Surat Pernyataan kesanggupan melengkapi bukti dalam waktu satu bulan, meskipun pada akhirnya bukti tersebut disampaikan oleh para Unit Kerja yang menyalurkan bantuan, akan tetapi penyampaiannya tidak tepat waktu. 3. Kurang memadainya berbagai persyaratan untuk pengamanan aktiva yang dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Dinas Pendapatan dan UPTD Dinas Pendapatan dalam mengamankan piutang daerah tidak didukung dengan Sistem Komputerisasi dan SDM yang memadai, dimana pemutakhiran data base Wajib Pajak Kendaraan Bermotor dan Piutang Pajaknya sulit dilakukan. b. Biro Perlengkapan dalam mengamankan asset milik daerah

menunjukkan adanya kelemahan, yaitu dalam memasukkan data aktiva tetap dari masing-masing unit kerja ke data base aktiva tetap milik Pemerintah Provinsi Bali kurang cermat dalam memperhatikan satuan rupiah nilai aktiva tetap. Selain itu, terdapat pengadaan aktiva tetap di unit kerja yang belum dilaporkan ke Biro Perlengkapan sehingga nilai aktiva tetap Pemerintah Provinsi Bali tidak mencerminkan aktiva yang

dimiliki sehingga tidak dapat dijadikan acuan dalam mendukung terwujudnya Neraca Daerah per 31 Desember 2004 yang disusun oleh Biro Keuangan. Di samping itu masih terdapat 784 bidang asset berupa tanah senilai Rp24.052.741.000,00 yang belum didukung dengan bukti kepemilikan yang sah berupa sertifikat. c. Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali belum dapat menghasilkan laporan yang akurat, dimana Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Belanja Operasional dan Pemeliharaan serta Belanja Modal atas Pelaksanaan APBD Bali Tahun Anggaran 2004, masih menunjukkan banyak selisih dengan Laporan Perhitungan APBD, sehingga tidak dapat mendukung Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 yang disusun oleh Biro Keuangan. d. Pemegang Kas di unit-unit kerja belum sepenuhnya melaksanakan tugasnya dengan baik terbukti masih banyaknya Pemegang Kas yang menyetor Sisa Kas ke Kas Daerah tidak tepat waktu. 4. Adanya kelalaian yang mengakibatkan kerugian negara, seperti kekurangan atau tidak dilakukan pemotongan pajak-pajak negara atas kelalaian Pemegang Kas, Bagian Verifikasi dan Bagian Perbendaharaan. 5. Sistem pencatatan dan pelaporan kurang sempurna dalam menghasilkan output yang lengkap dan cermat sesuai dengan tujuan pengendalian yang ditentukan oleh pihak yang diaudit karena kesalahan penerapan prosedur pengendalian, dimana penyusunan Laporan Keuangan dalam Tahun Anggaran 2004 menggunakan bantuan komputer, namun sistem yang digunakan tidak dapat menampilkan buku besar, sehingga untuk menelusuri saldo masing-masing akun harus ditelusuri ke masing-masing jurnal yang berkenaan. Kondisi ini sangat menyulitkan dalam proses audit. Disamping itu masih terbatasnya Sistem dan Kode Rekening akun Neraca sehingga terjadi pengeluaran belanja modal yang tidak dapat

diklasifikasikan dalam akun neraca dalam penyajian laporan keuangan.

Atas Kelemahan Pengendalian Intern tersebut, BPK-RI menyarankan agar Pemerintah Provinsi Bali melakukan review atas sistem pembukuan dan penyusunan Laporan keuangannya.

II.2 KOREKSI PEMBUKUAN DAN KECERMATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH Dari hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan (sebelum disampaikan ke DPRD) Tahun Anggaran 2004 yang telah disajikan oleh Pemerintah Provinsi Bali, BPK-RI telah mengajukan 3 (tiga) buah koreksi dengan nilai koreksi saldo akun menurut objek sebesar Rp2.239.285.000,00 kepada Gubernur Bali. Atas koreksi tersebut Pemerintah Provinsi Bali telah melakukan koreksi dalam Laporan Keuangannya. Koreksi yang dilakukan BPK-RI didasarkan atas kebenaran formal dari bukti akuntansi. Koreksi-koreksi tersebut adalah sebagai berikut : A. KESALAHAN PEMBEBANAN Pada Tahun Anggaran 2004, terjadi transaksi penyetoran pajak negara sebesar Rp7.800.000,00. Atas transaksi tersebut, Pemerintah Provinsi Bali melakukan pencatatan sebagai berikut: Kas Daerah Rp7.800.000,00 Rp7.800.000,00

Pendapatan Lain-lain Ekuitas Dana lancar Hutang Pajak Rp7.800.000,00

Rp7.800.000,00

Seharusnya transaksi tersebut dicatat sebagai berikut : Kas Daerah Penerimaan PFK Ekuitas Dana lancar Hutang Pajak Rp7.800.000,00 Rp7.800.000,00 Rp7.800.000,00 Rp7.800.000,00

Sehingga BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut : Pendapatan Lain-lain Penerimaan PFK Rp7.800.000,00 Rp7.800.000,00

Dengan Koreksi tersebut maka terjadi perubahan saldo pada : a. Akun-akun dalam Laporan Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004 yaitu: 1) Akun Pendapatan Lain-lain (PAD) Saldo sebelum koreksi Koreksi kurang Saldo setelah Koreksi Rp11.581.095.284,00 (Rp 7.800.000,00)

Rp11.573.295.284,00

2) Akun Penerimaan PFK Saldo sebelum koreksi Koreksi tambah Saldo setelah Koreksi Rp Rp Rp 0,00 7.800.000,00 7.800.000,00

b. Akun-akun dalam Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2003 yaitu : 1) Aliran Kas dari Aktivitas Operasi Akun Aliran kas masuk dari Pendapatan Lain-lain Saldo sebelum koreksi Koreksi kurang Saldo setelah Koreksi Rp11.581.095.284,00 (Rp 7.800.000,00)

Rp11.573.295.284,00

2) Aliran Kas dari Aktivitas Pembiayaan Akun Penerimaan PFK Saldo sebelum koreksi Koreksi tambah Saldo setelah Koreksi Rp Rp Rp 0,00 7.800.000,00 7.800.000,00

Atas koreksi tersebut, Pemerintah Provinsi Bali telah melakukan koreksi pada laporan keuangannya.

B. KESALAHAN ARITMATIKA 1. Saldo Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Bali per 31 Desember 2004 tercatat sebesar Rp187.564.889.188,00, diantaranya terdapat Penyertaan Modal pada PT. Puri Raharja sebesar Rp4.950.000.000,00 namun dicatat sebesar Rp7.151.485.000,00 sehingga lebih dibukukan sebesar

Rp2.201.485.000,00. Dengan koreksi tersebut maka terjadi perubahan saldo pada akun-akun Neraca per 31 Desember 2004, sebagai berikut: 1) Akun Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Bali Saldo sebelum koreksi Koreksi kurang Saldo setelah Koreksi 2) Akun Ekuitas dana Diinvestasikan Saldo sebelum koreksi Koreksi kurang Saldo setelah Koreksi Rp1.712.982.748.016,00 (Rp 2.201.485.000,00) Rp 187.564.889.188,00 (Rp 2.201.485.000,00)

Rp 185.363.404.188,00

Rp1.710.781.263.016,00

Atas koreksi tersebut, Pemerintah Provinsi Bali telah melakukan koreksi pada laporan keuangannya. 2. Saldo Piutang Deviden per 31 Desember 2004 tercatat sebesar

Rp23.675.852,47, yang merupakan tagihan pada PT. Puri Raharja, padahal piutang deviden yang seharusnya sebesar Rp53.675.852,47, sehingga kurang dicatat sebesar Rp30.000.000,00 yang terjadi karena adanya kompensasi Deviden dengan Sumbangan dari Pihak Ketiga PT. Puri Raharja Tahun 2004. Dengan koreksi tersebut maka terjadi perubahan saldo pada akun-akun Neraca per 31 Desember 2004, sebagai berikut: 1) Akun Piutang Deviden Saldo sebelum koreksi Koreksi tambah Saldo setelah Koreksi Rp Rp Rp 23.675.852,47 30.000.000,00 53.675.852,47

2) Akun Ekuitas Dana Lancar Saldo sebelum koreksi Koreksi tambah Saldo setelah Koreksi Rp117.542.121.568,08 Rp 30.000.000,00

Rp117.572.121.568,08

Atas koreksi tersebut, Pemerintah Provinsi Bali telah melakukan koreksi pada laporan keuangannya.

II.3 CATATAN PEMERIKSAAN Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah (sebelum disampaikan ke DPRD) Tahun Anggaran 2004 yang disajikan oleh Pemerintah Provinsi Bali, dapat diungkapkan sebanyak 9 (sembilan) Catatan Pemeriksaan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD untuk meningkatkan kualitas Laporan Keuangannya. Catatan Pemeriksaan tersebut adalah : A. CATATAN PEMERIKSAAN YANG MEMPENGARUHI KEWAJARAN

LAPORAN KEUANGAN. 1. Saldo Piutang Pajak berupa Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) per 31 Desember 2004 sebesar Rp1.179.069.834,00 pada Laporan Keuanggan Pemerintah Provinsi Bali tidak dapat diyakini kewajarannya Sesuai dengan Neraca Pemerintah Provinsi Bali per 31 Desember 2004, saldo Piutang Pajak sebesar Rp1.179.069.834,00 terdiri dari Piutang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sebesar Rp1.077.135.509,00 dan Piutang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) sebesar Rp101.934.325,00, dengan rincian sebagai berikut:NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 UPTD PKB Buleleng 208,196,706 Jembrana 4,856,926 Tabanan 12,883,765 Badung 171,786,382 Denpasar 530,259,486 Gianyar 109,079,434 Bangli 93,550 Klungkung 20,578,473 Karangasem 19,400,787 1,077,135,509 Jumlah Sumber: Neraca, Biro Keuangan Setda BBNKB 4,814,700 96,647,750 416,875 55,000 101,934,325 Jumlah 208,196,706 4,856,926 12,883,765 176,601,082 626,907,236 109,079,434 93,550 20,995,348 19,455,787 1,179,069,834

Konfirmasi tertulis pada Sub Dinas Pajak, Dispenda dan Laporan masing-masing Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) diketahui bahwa ada perbedaan angka-angka atas Saldo Piutang Pajak tersebut, dengan gambaran sebagai berikut:

a. Daftar Piutang menurut Laporan Kasubdis Pajak, Dispenda:No. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 UPTD PKB BBNKB 2 3 4 Buleleng 44,839,805 120,000 Jembrana 5,832,532 74,000 Tabanan 14,819,715 Badung 332,252,670 5,781,600 Denpasar 731,