19 oktober 2021 - webinar.asmiha.org

24
19 Oktober 2021 Volume 5 Editorial ASMIHA Insight ASMIHA Highlight - Cardiologist Gender Issue - How to Perform Exercise Stress Tests A Comprehensive Approach - Management of Arrhythmias Update and Controversies - Vascular - Kesan dan Pesan What’s Next

Upload: others

Post on 24-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

19 Oktober 2021 Volume 5

Editorial

ASMIHA Insight

ASMIHA Highlight- Cardiologist Gender Issue- How to Perform Exercise Stress Tests A Comprehensive Approach- Management of Arrhythmias Update and Controversies- Vascular- Kesan dan Pesan

What’s Next

Page 2: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org
Page 3: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

Daftar IsiCoverEditorialWawancara Eksklusif

ASMIHA Insight ASMIHA Highlight- Cardiologist Gender Issue- How to Perform Exercise Stress Tests A Comprehensive Approach- Management of Arrhythmias Update and Controversies- Vascular- Kesan dan Pesan

What’s Next

24

6

7

11141718

20

Page 4: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

2 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021 2 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021

Never Stop Learning

Hiruk pikuk di hari Senin tak membuat peserta enggan mengikuti workshop yang diselenggarakan kemarin. Sambil menikmati istirahat siang, banyak yang mengikuti hebohnya pro kontra mengenai penatalaksanaan atrial fibrilasi dan ventricular aritmia pada kondisi heart failure dan acute cardiac care. Para ahli pun mendiskusikan berbagai sudut pandang berdasarkan penelitian terbaru dalam workshop management of arrhythmias : Update and Controversies.

Jam sama di channel sebelah pun tak kalah serunya kemarin, workshop mengenai exercise stress test yang banyak diikuti peserta. Banyak pertanyaan yang dilontarkan, termasuk beberapa pengalaman cardiologist menghadapi segala kemungkinan yang terjadi saat memantau pasien yang melakukan stress test.

Workshop current trends in the management of heart disease in pregnancy : what should we know (the cardiologist’s point of view) diselenggarakan pagi ini, sekaligus peluncuran buku panduan tatalaksana penyakit kardiovaskular pada kehamilan.

Dalam kardiologi intervensi, menentukan akses vaskular serta memahami tekniknya adalah hal yang penting dalam suatu tindakan intervensi,

Editorial

pun dibahas tuntas pagi ini dalam workshop Vascular Access and Management during PCI.

Masih teringat dengan symposium kemarin tentang woman cardiology-gender matter, disebutkan bahwa tingkat survival pasien yang dirawat dokter perempuan lebih tinggi dari dokter laki-laki, ternyata menuai berbagai macam pendapat dari cardiologist, yang akan dibahas tuntas di bulletin ini.

Tetap semangat, jangan pernah lelah belajar. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.

Salam,Yusra Pintaningrum, MD

Page 5: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

Editorial | 3 Editorial | 3

Page 6: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

4 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021 4 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021

Ade M. Ambari, MD

Asmiha hari ke-4 kali ini kembali mengajak peserta untuk mengembangkan keilmuan ya di bidang kardiologi, salah satunya ialah dengan melakukan konferensi ilmiah bertemakan Exercise test, sudah menjadi barang wajib sebagai klinisi untuk senantiasa mengembangkan ilmu dan skills nya guna memberikan kebermanfaat dan diterapkan dalam praktik klinis sehari-hari, topik ini disampaikan oleh Ade. M Ambari, MD, beliau adalah seorang cardiologist konsultan bidang prevensi dan rehabilitasi. Teruntuk para peserta yang ingin membaca lebih jauh mengenai topik konferensi tanggal 18 Oktober dapat membaca pada rubrik Exercise Test.

Pada kesempatan kali ini sebuah kebanggaan bagi tim Asmiha dapat mewawancarai langsung Ade M Ambari, MD terkait pandangan-pandangan nya mengenai kardiologi prevensi dan rehabilitasi, kami menggali latar belakang dr. Ade mengapa begitu “cinta” dengan kardiologi prevensi dan rehabilitasi.

Wawancara Eksklusif

Beliau menyampaikan bahwa rehabilitasi merupakan bagian dari prevensi sekunder, hal ini menarik karena kita banyak bertemu dengan pasien PKV yang sudah dilakukan terapi intervensi tetapi banyak yang kembali ke RS dengan kondisi serupa seperti belum dilakukan tindakan intervensi, “nah ini apa yang seharusnya kita lakukan? Tentu saja melakukan edukasi, saat ini kardio rehabilitasi identik dengan cardiac training, pada faktanya cardiac training hanya 1/5 dari ilmu kardio rehabilitasi, kardio rehabilitasi dalam hal ini menitikberatkan pada bagaimana melakukan rehabilitasi dengan pendekatan gizi, pengenalan faktor risiko dan tentu saja pencegahan”, beliau menyampaikan bahwa penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan 3 prinsip yakni menghindari rokok, diet yang sehat, dan aktivitas fisik, pendekatan rehabilitasi bersifat eclectic karena disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien.

Selanjutnya tim ASMIHA menggali lebih dalam mengenai harapan beliau terhadap dokter spesialis jantung dan pembuluh darah terkait dengan ilmu kardio preventif dan rehabilitasi “harapan kami terhadap para dokter spesialis jantung dan pembuluh darah adalah agar para sejawat dapat mengelola pasien secara komprehensif, dalam hal ini selain mampu melakukan tatalaksana kuratif pada pasien, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah juga harus mampu melakukan tindakan preventif karena penyakit kardiovaskular sebetulnya dapat dicegah” , selain itu beliau juga berharap

Page 7: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

Wawancara Eksklusif | 5 Wawancara Eksklusif | 5

dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dapat proaktif memberikan saran dan masukan kepada pemerintah untuk mendukung program pencegahan penyakit tidak menular terutama penyakit kardiovaskular, “diharapkan kita mampu melakukan tindakan primary preventive dengan cara rekognisi dan manajemen faktor risiko seperti dislipidemia, hipertensi dan diabetes melitus dengan melakukan edukasi dan promosi tanpa lelah” Ungkapnya, tak lupa beliau juga menyampaikan betapa pentingnya melakukan secondary prevention sesuai dgn harapan pasien, “kita tahu kebanyakan pasien berfikir bahwa apabila sudah dilakukan tatalaksana maka berharap akan sembuh dan tidak kembali lagi ke penyakit kardiovaskular, disini tugas kita untuk memastikan dan membantu tercapainya hal ini, dan menjaga kepercayaan pasien”.

Rehabilitasi kardiovaskular merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, hal ini dilakukan dengan melakukan upaya-upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier dalam hal mencegah terjadinya komplikasi dan mencegah kembalinya kondisi pasien kembali ke penyakit kardiovaskular, “hal ini tentu tidak dapat dilaksanakan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah seorang diri, oleh karenanya perlu dilakukan kerjasama dengan dokter spesialis yang lain untuk menjalankan fungsi ini” ungkapnya.

Selain beberapa hal diatas, beliau memandang pentingnya penguasaan ilmu

rehabilitasi kardiovaskular ini merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, “dokter spesialis jantung dan pembuluh darah diharapkan dapat menjadi paket lengkap dalam menjalankan praktik klinis sehari-hari bukan hanya kuratif namun juga preventif dan tentu rehabilitasi”/ ATN

ANDRO DIASMADAALI ZAENAL ABIDINLIRA FIRIANAMEIDIANASER PUTRARACHMAT HAMONANGAN BOBY PRATAMA PUTRAKHAIRUL MAWARISNANDA NURKUSUMASARIWIDYAN PUTRA ANANTAWIKRAMAHARDI HUTABARAT

Prize: KKJI VOUCHERCongratulations!

123456789

10

TOP LEADERBOARDMinggu, 17 October 2021

Page 8: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

ASMIHA Insight

Pembuluh darah femoralis digunakan sebagai tempat akses untuk sebagian besar PCI. Dengan insiden komplikasi terkait akses vascular berkisar antara 0,8 - 1,8% dari katerisasi jantung diagnostik dan hingga 9% dari Percutaneous Coronary Interventions (PCI). Sehingga dirasa perlu untuk mengetahui manajemen pencegahan sebelum terjadinya komplikasi. Hari ini pada ASMIHA ke-30 yang telah memasuki hari ke-5 akan mengupas mengenai akses dan manajemen vascular selama PCI. Selain itu hari ini juga akan membahas mengenai pengelolaan penyakit jantung pada kehamilan. Tentunya ini merupakan materi yang menarik dan kesempatan tidak datang dua kali ?

Jangan sampai melewatkan kesempatan untuk dapat mengupdate ilmu anda !

19 Oktober 2021

SesiWorkshop

Page 9: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

Cardiologist Gender Issue | 7 Cardiologist Gender Issue | 7

Cardiologist Gender Issue

Kegiatan ASMIHA ke-30 yang dilaksanakan pada 15-23 Oktober 2021 menjadi salah satu pertemuan besar para cardiologist Indonesia. Berbagai diskusi ilmiah serta pemaparan topik menarik dan kegiatan workshop yang bersifat interaktif sudah dilaksanakan dan akan terus berlangsung hingga akhir acara. Pada kesempatan kali ini, Vito Anggarino Damay, MD berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan berberapa dokter dan cardiologist yang hadir dalam acara khususnya kegiatan symposium pararel dengan tema WGT Women Cardiology-Gender Matter: Heart Disease Risk in Women. Berangkat dari data grafik di atas, yang menunjukan bahwa tingkat survival pasien yang dirawat oleh dokter perempuan LEBIH TINGGI dibandingkan

ASMIHA Highlight

dengan pasien yang dirawat oleh dokter laki-laki serta tingkat survival pasien perempuan PALING RENDAH apabila pasien tersebut dirawat oleh dokter laki-laki.

Dalam kesempatan ini Vito Anggarino Damay, MD melakukan wawancara eksklusif kepada salah satu practitioner wanita yaitu Dyana Sarvasti, MD,Ph.D, beliau mengatakan bahwa:

Page 10: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

8 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021 8 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021

“Hal tersebut mungkin dapat terjadi karena beberapa hal seperti kemampuan atau kecakapan klinis antara dokter perempuan dan dokter laki-laki mungkin memiliki kecakapan yang sama dan tidak bisa dibandingkan tetapi, seorang PEREMPUAN baik dokter atau bukan dokter, memiliki naluri “keibuan” yang JARANG dimiliki oleh laki-laki seperti, kemampuan perempuan dalam ber-multitasking, lebih teliti, memiliki empati lebih tinggi, lebih telaten, dan dapat menunjukkan kasih sayang (More has commpassion). Sedangkan laki-laki, lebih logik, tidak suka bertele-tele, straight to the point, lebih ke arah upaya penyelesaian masalah, dan kadang melupakan prosesnya. Pasien, sebagai manusia yang saat itu sedang dalam kondisi “tidak berdaya” selain memerlukan terapi untuk penyakitnya, namun juga memerlukan “tempat curhat”, berbagi tentang kondisinya, latar belakang sosial, dan budayanya, yang terkadang KURANG DIDENGAR oleh (dokter) laki-laki. Penyembuhan atau survival pasien, tidak hanya bersifat fisik tapi juga psikologis serta emosionalnya. Dalam hal ini dokter perempuan, lebih bisa, MEMAHAMI dan MEWADAHI hal tersebut. NALURI KEIBUAN dokter perempuan kemungkinan menjadi salah satu penyebab lebih tingginya tingkat survival pasien yang sedang dirawatnya”

“Problematika gender ada di berbagai lini pelayanan kesehatan, tidak terkecuali kardiologi. Dalam hal suatu infark miokard akut, perempuan secara konsisten memiliki angka kematian lebih tinggi daripada laki-laki. Namun sejauh ini belum sepenuhnya jelas apakah ini masalah biologi atau bias terkait gender. Perihal pengaruh jenis kelamin dokter yang menangani pasien terhadap luaran klinis, mungkin dipengaruhi oleh adanya hambatan dan kesungkanan pasien perempuan terhadap dokter laki-laki. Hal ini bisa menyebabkan kendala komunikasi, riwayat penyakit yang tidak terelaborasi sepenuhnya, maupun pemeriksaan fisik yang tidak lengkap. Apapun itu, menarik tentunya untuk melihat apakah hal yang sama juga ada pada populasi Indonesia”

“Komentar gue, banyak faktor sih yang menyebabkan hal tersebut dan bisa dilihat dari berbagai hal seperti pasiennya sendiri apakah memang pasien perempuan akan datang berobat pada saat kondisinya sudah lebih berat, sehingga survival lebih rendah baik pada dokter laki atau dokter perempuan. Kemudian dari physician faktor apakah dokternya menganggap keluhan yang dilaporkan oleh pasien perempuan tidak berat atau tidak seperti keluhan pada umumnya sehingga underdiagnosed, undertreatment, atau mungkin dokter perempuan lebih perhatian dan detail sehingga penanganan antara pasien laki dan perempuan sama aja”

Dyana Sarvasti, MD,Ph.D

Triwedya Indra Dewi, MD

Siska Danny, MD

Page 11: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

Cardiologist Gender Issue | 9 Cardiologist Gender Issue | 9

“Menarik melihat data pada studi ini, tanpa melihat gender dari dokter yang menangani, diagram ini memperlihatkan bahwa angka bertahan hidup pada pasien wanita dengan penyakit jantung lebih rendah dari pada pria. Pada kelompok pasien yang ditangani oleh dokter pria, pasien wanita memiliki luaran atau outcome yang lebih buruk dibandingkan pria, sementara perbedaan probabilitas lebih kecil pada kelompok pasien yang ditangani oleh dokter wanita. Data ini menunjukkan kepada kita bahwa gambaran klinis terkait penyakit jantung yang dirasakan pada wanita seringnya berbeda dengan pria, sehingga diagnosis sering terlambat atau underdiagnosis dan pada akhirnya memberikan dampak yang buruk terhadap angka bertahan hidup pasien-pasien wanita dengan penyakit jantung, terlepas dari gender dokter yang menanganinya. Pemahaman bahwa faktor usia dimana seorang wanita yang sudah menopause menjadi faktor risiko kuat utk menderita penyakit jantung, mengakibatkan wanita yg datang dengan usia yg masih produktif berisiko untuk tidak mendapatkan diagnosis yang tepat. Paradigma kesehatan wanita hendaknya memang diubah, tidak hanya mengenai ibu hamil dan kanker payudara seperti yang saat ini menjadi fokus perhatian pada topik kesehatan wanita, namun menyangkut siklus kehidupan seorang wanita secara keseluruhan, termasuk penyakit kardiovaskular di dalamnya” “He he he… data yg cukup mengejutkan

tapi perlu mendapatkan perhatian yang serius. Mungkin perlu dielaborasi lagi faktor spesifik selain gender yang menyebabkan perbedaan ini. Sehingga dapat diantisipasi dan diperbaiki tatalaksananya secara lebih komprehensif dan menghasilkan outcome yang setara” Dalam kesempatan ini Vito Anggarino Damay, MD juga melontarkan pertanyaan “Kalau dalam melihat peserta didik sebagai KPS bagaimana dok? Adakah sekilas perbedaan gender?” “Wah...blm pernah memperhatikan…”

“Male patients have a better probability of survival from cardiac treatment in Florida ED, either treated with female physician or male physician. In other words the prognosis for female patients who suffered cardiac disease were less fortunate if we compare with the male patients. Jadi lebih fokus ke pasiennya ya, dibandingkan isu gendernya. Iya dong, dalam semangat equality, we do believe that female physicians are having equal capabilities with male physicians in term of performing medical service towards patients. We, male cardiologist are never feeling insecure for working as a teamwork with female cardiologist, but to work hand in hand instead. We do need their point of view and they definitely need us. Bener kan?” Dalam kesempatan ini Vito Anggarino Damay, MD juga berpendapat “Yes that for sure. I think so, several times female cardiologist need encouragement in doubt or need someone to take over their job and male cardiologist will step in to fill the hole. So yes, we believe that too many variables in managing cardiology case. Male and female cardiologist are or should be equal in competencies”

Mefri Yanni, MD

Suko Adiarto,MD, Ph.D

M. Fadil, MD

Page 12: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

10 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021 10 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021

“Ini memperkuat anggapan wanita itu banyak yang silent killer, penting ada pokja wanita perki ya haha..”

“Wanita kelebihannya multitalenta dan teliti dibanding pria yang dibutuhkan saat penanangan emergency. Wanita lebih jarang sakit jantung, tapi bila wanita dalam kegawatan jantung bisa lebih berat dan kompleks atau multiorgan disease, sakit pada usia dengan kondisi stamina rendah”

“Then male patient more cooperative than female patient, especially when the physician was a female, maybe the female physican handle patients in both gender more wisely and more attention. The difference between male and female patient probably non significant in female physician. Sometimes, an attention and a trust were needed by the patients. Not only a medicine or procedure. A female was born to be a “mother”. Therefore, an instinct to be more care and attention probably surprass the male. But this is only an opinion about the diagram”

“Pendapat saya tentang penelitian ini adalah bahwa keragaman dalam lingkungan kerja, baik itu dari segi gender atau sosial ekonomi dan budaya, dapat memberikan dampak positif karena hal tersebut mengizinkan setiap orang untuk mendapatkan manfaat dari pengalaman masing-masing sesama rekan kerja dalam menangani pasien dari berbagai latar belakang. Dalam diskusi dengan panel, kami menyimpulkan bahwa dokter perempuan juga mungkin memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dari dokter pria dimana dokter perempuan umumnya menyediakan waktu lebih banyak dalam berkomunikasi dengan pasien dan memiliki teknik komunikasi yang lebih baik, berdasarkan data dari suatu meta-analisis. Laki-laki dan perempuan memang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga kita bisa saling belajar dari satu sama lain. Saya percaya jika kardiolog pria dan perempuan bekerja berdampingan sebagai mitra yang setara, pasien-lah yang akan mendapatkan manfaat paling banyak dari hal tersebut”

“Bila ingin didalami lebih lanjut, sepertinya pengalaman wanita menghadapi sakit jantung sebagai pasien mungkin berbeda dari pria sehingga gejalanya kurang dapat dikenali dengan baik. Dari sudut pandang pria, wanita terkadang “sukar dirabarasakan”. Pada akhirnya mungkin penyanyi James Brown benar “This is a man’s world, this is a man’s world. But it wouldn’t be nothing, nothing without a woman or a girl”

Victor Joseph, MD

Moh Iqbal, MD

Idar Mappangara, MD, Ph.D

Indah Sukmawati, MD

Edo Tondas, MD

Page 13: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

Cardiologist Gender Issue | 11 Cardiologist Gender Issue | 11

How to Perform Exercise Stress Tests A Comprehensive Approach

Uji latih jantung merupakan salah satu uji latihan fisik yang digunakan untuk mengukur fungsi kondisi karviovaskular dengan mendeteksi perubahan hemodinamik, iskemia dan gangguan iram jantung serta konduksinya yang dihubungkan saat latihan. Materi ini menjadi fokus yang kemudian diangkat dalam workshop ASMIHA ke-30 tahu 2021. Dengan tema utama How to Perform Exercise Stress Tests A Comprehensif Approach, materi uji latih jantung di bahas secara lebih mendalam sehingga menjadi bekal bagi para dokter. Dibawakan oleh 3 orang dokter dengan sub topik yang berbeda menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta. Sebagai pembicara pertama yakni Citra Kiki Krevani, MD dengan

ASMIHA Highlight

membawakan sub topik mengenai Overview of Exercise Stress Testing : Choosing the right protocol, patient preparation and monitoring. Dalam materinya beliau menjelaskan bahwa salah satu modalitas pemeriksaan yang penting dan sering dipergunakan yakni uji latih jantung dengan elektrokardiografi (ULJ) karena biaya relatif lebih murah, cepat dan mudah dilaksanakan. ULJ sendiri dapat dipergunakan untuk beberapa indikasi medis baik untuk kepentingan diagnostik, prognostik, penentuan stratifikasi risiko maupun untuk mengevaluasi efek terapi atau intervensi yang dilakukan. Dapat juga dipergunakan untuk mengukur kapasitas fungsional atau kebugaran seseorang serta untuk peresepan latihan.

Page 14: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

12 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021 12 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021

Terdapat pula beberapa kontraindikasi dari metode UJL ini yang dijelaskan secara terperinci dan sangat jelas oleh dr. Citra. Sampai dipenghujung materi beliau, adapun kesimpulan yang dapat menjadi bekal yakni ULJ dapat digunakan untuk berbagai keperluan medis, pemilihan protokol sangatlah penting untuk mendapatkan hasil dan tujuan maksimal dari UJL. Beliau juga berpesan bahwa diperlukan pemahaman yang baik mengenai persiapan, pemantauan dan pemulihan dari metode ULJ ini. Waktu silih berganti dari siang menuju kesore hari. Pada kesempatan kedua pada pergantian waktu ini, disampaikan materi mengenai Exercise Stress Testing for Diagnostic, Prognostic and Treatment Evaluation yang dibawakan oleh Bambang Dwiputra, MD. Materi ini sebenarnya merupakan bagian lanjutan dari materi pertama. Didalam materinya beliau menjelaskan mengenai perbedaan posisi atau tempat dari ULJ dari pasien-pasien dengan stable coronary disease didalam guideline ESC tahun 2013 dibandingkan

dengan guideline tahun 2019 untuk mendiagnosis dan memanajemen dari sindrom koroner kronik. Pada tahun 2013 ULJ direkomendasikan untuk pasien-pasien CAD stabil sebagai alat diagnostik untuk pasien dengan hasil pre tes intermediate probability (15-65%) yang merupakan rekomendasi kelas I. Sedangkan pada guideline 2019 redaksionalnya sedikit berubah dimana ULJ lebih dianjurkan untuk pasien-pasien dengan aritmia, respon dari tekanan darah, sementara rekomendasi dari rule-in ataupun rule-out dari CAD kelasnya menjadi sedikit turun menjadi kelas IIB dimana kelas ini lebih mengutamakan modalitas-modalitas non invasif atau invasif imaging yang lainnya.

Adapun pesan dari beliau mengenai ULJ yakni dokter hendaknya dapat mengenali tujuan dari melakukan tindakan ULJ pada pasien. Hasil ULJ dianggap diagnostik untuk iskemia miokard apabila ada perubuhan berupa ST Depresi dan/atau ST elevasi yang

Page 15: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

How to Perform Exercise Stress Tests A Comprehensive Approach | 13 How to Perform Exercise Stress Tests A Comprehensive Approach | 13

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kesimpulan terakhir dari beliau sebelum mengakhiri sesinya yakni ULJ dapat digunakan untuk menilai stratifikasi risiko dan prognosis untuk kejadian kardiovaskular (cardiac event) sehingga dapat membantu untuk membuat keputusan dalam penatalaksanaan pasien. Dilanjutkan dengan materi ketiga atau materi terakhir dalam sesi ini. Yang tentu saja tidak kalah menarik perhatian peserta dibandingkan dengan topik pertama maupun yang kedua. Materi kali ini dibawakan oleh Ade Meidian Ambari, MD dengan judul Interpretation, Reporting, Information for Patients and Case Parade. Dalam materinya beliau menjelaskan mengenai cara pelaporan dari hasil ULJ pasien. Hal yang paling penting dalam pelaporan yakni identitas pasien, keadaan pra-uji, keadaan saat uji, kondisi recovery atau pemulihan, hasil pengukuran serta kesimpulan dan ekspertise dari uji.

Beliau dalam presentasinya juga memberikan beberapa pertanyaan kepada para peserta yang dijawab

melalui media polling. Pertanyaan-pertanyaan ini sendiri dianggap penting untuk diberikan, agar mengetahui bagaimana pemahaman peserta yang mengikuti sesi ini sebelum kemudian dijelaskan kembali oleh dr. Ade. Pertanyaan yang cukup menguras pikiran serta kemampuan dari para peserta ini merupakan akhir dari sesi beliau, sebelum dilanjutkan ke sesi diskusi. /IKSP

Page 16: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

14 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021 14 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021

Management of Arrhythmias Update and Controversies

Manajemen aritmia telah berubah secara signifikan selama beberapa dekade terakhir. Salah satu yang berkembang yakni peran dari ablasi kateter dalam pengobatan berbagai macam aritmia supraventricular dan ventrikel. Memasuki hari ke empat ASMIHA ke-30, sesi ini dimulai saat penghujung siang hari. Hal ini tidak mengurangi antusiame para peserta untuk mendengarkan materi-materi yang akan disampaikan. Terbukti dari jumlah partisipan dalam sesi ini yang tetap banyak.

Dalam sesi ini sendiri akan membahas mengenai Management of Arrhythmias: Update and Controversies yang tentunya dalam berjalannya topik kali ini pemateri tidak hanya disampaikan sendirian pada setiap sub topiknya,

ASMIHA Highlight

melainkan disampaikan oleh 2 pemateri pada setiap sub topiknya. Keseruan yang tercipta dari sesi ini menjadi daya tarik tersendiri karena membahas mengenai pro dan kontra dari setiap sub topiknya.

Terdapat 4 sub topik bahasan dengan 8 pemateri dalam berjalannya sesi ini. Sub topik yang pertama yakni mengenai Rhythm Control of Atrial Fibrillation (AF) : The Erlier the Better?. Topik ini sendiri dibawakan oleh 2 pemateri yakni Erika Maharani, MD serta Siti Elkana Nauli, MD. Dari diskusi ini, beliau menyampaikan bahwa pedoman saat ini untuk pengelolaan AF merekomendasikan pendekatan lebih awal lebih baik, dengan memperhatikan rate control atau kontrol ritme aritmia berdasarkan gejala dan preferensi pasien. Penatalaksanaan AF

Page 17: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

Management of Arrhythmias Update and Controversies | 15 Management of Arrhythmias Update and Controversies | 15

hendaknya di individualisasikan dengan proses pengambilan keputusan bersama untuk menentukan ritme yang optimal atau strategi pengendalian laju yang akan dilakukan. Sehingga sebenarnya perlu tindakan yang tepat dan lebih awal untuk mendapatkan hasil yang optimal dari terapi yang diberikan.

Kemudian memasuki materi kedua dengan bahasan menarik mengenai ablasi kateter. Tema yang diangkat pada sub topik kedua ini yakni Catheter Ablation of AF in the Setting of HF : Hope or Hype. Pada materi kedua ini dibawakan oleh Pipin Ardianto, MD dan Paskariatne Probo Dewi, MD. AF merupakan aritmia terbanyak pada praktik sehari-hari dan gagal jantung merupakan salah satu fase dari perjalanan alamiah adanya faktor risiko yang berkembang menjadi perubahan struktur dan perubahan fungsi dari jantung. Pada kesempatan kali ini para pemateri menyampaikan bahwa berdasarkan uji observasional pada salah satu pendekatan ablasi pada pasien AF dan gagal jantung tidak sekedar slogan saja buktinya sudah ada. Bukti bahwa pendekatan pada AF dan gagal jantung

mampu secara signifikan menurunkan angka kematian, hospitalisasi dan lama rawat dan dengan pendekatan obat-obatan. Bahasan pro dan kontra mengenai suatu materi terus berlanjut. Kali ini bahasan yang menarik mengenai judul Should Optimal Antiarrhythmic Therapy be Recommended for the Initial Management of Symptomatic Idiopathic Ventricular Arrhythmia (VA)? dikupas secara bersama-sama oleh Muhammad Fadil, MD serta Ardian Rizal, MD. Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan bahwa masalah yang membatasi keberhasilan yakni ketidakmampuan untuk menginduksi aritmia untuk mapping atau asal aritmia dari lokasi yang tidak dapat diakses di miokardium. Sehingga terapi aritmia optimal hendaknya tetap dipertimbangkan dalam penatalaksanaan awal gejala idiopatik dari aritmia ventrikel. Dalam hal ini amiodaron dianggap paling efektif sebagai AAD untuk VA akan tetapi perannya masih belum jelas.

Page 18: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

16 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021 16 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021

Sedangkan Ablasi kateter dapat dijadikan lini pertama untuk jenis VT tertentu seperti OT atau fascikular VT. Pada RFCA, PVC akan menginduksi kardiomiopati dan dapat intoleransi terhadap medical treatment.

Materi terakhir yang dibahas dalam sesi ini yakni mengenai Catheter ablation of post myocardial infarction VA should be performed after the first episode of sustained VA yang disampaikan secara terperinci oleh Dicky A.Hanafy, MD dan Dafsah A Juzar, MD. Dalam penyampaiannya telah disampaikan mengenai bagaimana ablasi kateter dilakukan sebagai sebuah tatalaksana sampai dengan risiko yang ditimbulkan akibat dari tatalaksana yang diberikan tersebut. Banyak hal yang menjadi perhatian dan perlu dibahas kembali untuk mengetahui bagaimana kemudian efektifitas dari ablasi kateter pasca infark miokard VA setelah episode VA yang berkelanjutan. VT Ablasi bukan lagi pengobatan pilihan terakhir, karena munculnya

teknologi dan studi tentang ablasi kateter memiliki masa depan yang menjanjikan dalam tatalaksana awal aritmia ventrikel. Dicky, MD mengungkapkan bahwa terlalu sering penggunaan obat-obatan, revaskularisasi dan lainnya itu sama saja seperti “kicking the can down the road”.

Materi ini sendiri merupakan materi terakhir atau materi penutup dari sesi ini. Dari sesi ini sendiri yang dapat dipetik oleh peserta yakni bagaimana pro dan kontra dari setiap terapi aritmia yang ada saat ini dan bagaimana akhirnya menanggapi problematika yang terjadi di lapangan./IKSP

Page 19: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

Vascular | 17 Vascular | 17

a u t h o r p e n g a l a m a n yang luar biasa sehingga dapat menjadi bekal untuk pada author dalam menangani kasus-kasus vascular dikemudian hari. Diharapkan dengan adanya sesi ini kemudian akna memberikan manfaat lebih bagi para peserta dan teman sejawat. /IKSP

Vascular

Salah satu kegiatan yang menjadi daya tarik ASMIHA yakni sesi Meet the Expert. Adapun tujuan dari sesi ini adalah untuk meningkatkan kualitas serta mutu dari seluruh profesionalisme yang ingin mendalami ilmu cardiology. Dalam kegiatan ini sendiri seluruh profesionalisme diberikan ruang untuk mendiskusikan kasus-kasus yang mereka ditemui di lapangan. “Kadang, situasi di lapangan tidak sesuai dengan teori di dalam buku. Disinilah pengalaman akan berperan besar”- Merry Riana Pada ASMIHA hari ke-4, terdapat 7 author yang mempresentasikan kasus yang ditemukan di lapangan. Author tersebut yakni Anita Surya Santoso, Arif Wicaksono, I Made Agus Endra Permana, Teuku Mirza, Agung Hartoko, Muhammad Agi R.G dan Ivana Purnama Dewi. Diskusi interatif dengan para expert ini mengankat tema mengenai Vascular. Diskusi berlangsung dengan sangat baik. Pertanyaan, saran dan masukan dari para expert memberikan

Meet the Expert

Page 20: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

ASMIHA VIRTUAL tahun 2021 ini sangat istimewa !

Apa yang membuat istimewa:1. Waktunya lebih panjang, 1 minggu lebih2. Lebih terorganisir, mudah diakses dan simpel dari sisi peserta3.Informatif, karena peserta bisa mengetahui agenda hari perhari dengan detail dari format pdf yg disampaikan4. Berita kekinian ASMIHA juga bisa diketahui dari uodate bulletin tiap harinya. Buletinnya juga keren!5. Topik yang disampaikan oleh pembicara juga sangat membumi serta aplikatif dalam kegiatan klinisi sehari-hari6. Panitia Asmiha juga lebih komunikatif dan tanggap, fast respons, terhadap masalah yg dihadapi pembicara.

Secara keseluruhan, the 30th ASMIHA 2021, jauh lebih siap, keren, informatif, dan membumi.

Kesan dan Pesan

Dyana Sarvasti, MD, PhD

Page 21: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

DOORPRIZE

Dalam kegiatan ASMIHA tahun ini, kami mempersiapkan doorprize.

Jangan lupa sering kunjungi booth ASMIHA, anda berpeluang mendapatkan doorprize sebagai berikut :

- 10 KKJI vouchers/hari untuk 10 orang dengan nilai visit both dan quiz tertinggi - 2 buah air purifier - 3 buah grandprize berupa 2 buah sepeda dan 1 masker ultra filtration

- 3 prizes untuk 3 best oral presenter - dan 3 prizes untuk 3 best presenter kategori young investigator

*poin minimal untuk lotere grandprize adalah 5,500 poin

Page 22: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

What’s Next

Workshop dan simposium berikutnya dilaksanakan lusa, hari Kamis, 21 Oktober 2021.

Terdapat dua sesi simposium dan lima kegiatan workshop.

Mark the time and see you soon!

Page 23: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org
Page 24: 19 Oktober 2021 - webinar.asmiha.org

22 | 30thASMIHA 15-23 Oktober 2021

EDITOR IN CHIEFdr. Suci Indriani, SpJP (K), FIHAdr. Yusra Pintaningrum, SpJP(K), FIHAdr. Vito A. Damay, SpJP(K), MKes, FIHA, AIFO-K

MEDICAL WRITERAlya Tanti Nurjanah, S.KedNada Nafisha Humaera, S.KedI Ketut Suarthaputra Pratama, S.Ked

GRAPHIC DESIGN & LAYOUTAzhar Rafiq, S.Ked

Web: www.asmiha.orgEmail: [email protected]: +62215681149 ext 101-104/108WA: +6282120003065IG: @asmiha2021

Vol.5