1988 pdas dgn penanggulangan lahan kritis di das-samin

Upload: eko-priyanto

Post on 12-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengelolaan DAS SAmin

TRANSCRIPT

  • KATA PENGANTAR

    Booklet ini disusun dengan maksud untuk memberikan informasi tentang kegiatan dan hasil pengelolaan DAS oleh Proyek Upper Solo Watershed Management and Upland De-velopment T A-INS/72/006i pada Sub DAS Dumpul dan Sub DAS Tapan yang merupakan anak sungai Sam in.

    Booklet ini disusun oleh Proyek Monumen Tanah Kri-tis bersama-sama dengan Balai Teknologi Pengelolaan Dae-rah Aliran Sung ai, Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Wilayah V dan Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi TanahSolo yang berkedudukan di Surakarta, da-lam rangka peresmian Monumen Tanah Kritis yang berlo-kasi di delia Sukosari, Kecamatan J umantono, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

    Semoga booklet ini bermanfaat bagi yang memerlukan.

    Surakarta, F ebruari 1988.

    Penyusun,

  • DAFTAR lSI

    KATA PENGANTAR DAFTAR lSI I. PENDAHULUAN II. KEADAAN WILA Y AH

    1. Sub DAS Dumpul 1.1. Biofisik 1.2. Sosial Ekonomi

    2. Sub DAS Tapan 2.1. Biofisik 2.2. Sosial Ekonomi

    III. KEGIA TAN YANG DILAKSANAKAN 1. Konservasi tanah 2. Penanaman 3. Agronomi 4. Hidrologi 5. Sosial Ekonomi

    IV. HASIL YANG DICAPAI 1. Tata guna lahan 2. Hidrologi 3. Sosial Ekonomi

    3.1. Aspek Sosial 3.2. Aspek Ekonomi

    V. PENGEMBANGAN DAS SAMIN Penutup

    ii

    Halaman

    ii 1

    2 2 2

    3 3 3 4 5 5 5 5 5 6 7

    7

    7

    10 10 10 12 14

  • I. PENDAHULUAN

    Monumen Tanah Kritis terletak di Daerah Aliran Su-ngai (DAS) Sam in, tepatnya di desa Sukosari, Keeamatan J umantono, Kabupaten Karanganyar, Propinsi J awa Tengah, merupakan gambaran lahan kritis yang terjadi sebagai aki-bat tidak dilaksakannya usaha konservasi tanah.

    Tiga masalah pokok di DAS Samin adalah

    tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, petani een-de rung mengolah lahan euram, tanpa memperhatikan ka-idah-kaidah konservasi tanah. banjir dan erosi. penurunan produktifitas lahan dan daya dukung lahan.

    Berdasar hasil pengujian yang dilaksanakan, erosi yang ter-jadi di DAS Sam in, sebesar :!: 2,5 em/th, apabila hal ter-sebut dibiarkan akan menyebabkan semakin luasnya lahan kritis.

    DAS Samin merupakan pilot proyek yang pertama kali dari pilot Proyek Upper Solo Watershed Management and Upland Development TA-INS/72/006 yang dimulai pada akhir tahun 1973 dengan tug as untuk mempelajari kerusakan sumber-sumber DAS dan meneari/mengembangkan metode konservasi tanah yang paling tepat. Sehubungan kerusakan sumber daya alam dipengaruhi oleh beberapa faktor; iklim, topografi, vegetasi, tanah dan ma-nusia maka pengembangan pengelolaan DAS harus dilak-sanakan seeara terpadu baik lintas sektoral maupun multi-disipliner dan dalam pereneanaan harus melibatkan semua instansi terkait.

    Berdasarkan hasil yang dieapai dalam pengembangan pengelolaan DAS Sam in (Sub DAS Dumpul dan Sub DAS Tapan) dirasakan perlu untuk menyajikan informasi hasil tersebut.

    1

  • II. KEADAAN WILA YAH

    I. Sub OAS Dumpul 1. 1. Biofisik

    Letak dan luas Sungai Dumpul merupakan salah satu anak su-ngai Sam in. Secara administratif terletak di desa Ngunut, Kecamatan lumantono, Kabupaten Karanganyar, secara geografis terletak antara 738'55" - 739'22" LS dan 11052'48" - 11059' 28" BT. Luas Sub DAS Dumpul 186 Ha, tinggi rata-rata 233 meter diatas permukaan laut dengan gra-dient sungai rata-rata 9%.

    Tanah dan Geologi 1 enis tanah adalah komplek mediteran litosol. Daerah ini tercakup dalam formasi hasil kegiat-an gunung berapi, batuan yang terkandung da-lam formasi ini adalah tufa.

    Topografi Keadaan topografi secara umum adalah berge-10m bang, kemiringan tanah berkisar 20 - 26%.

    I k lim Curah hujan rata-rata berkisar antara 2000 -3000 m mlth. Tipe iklim C (Schmidt dan Fer-guson), rata-rata 2 bulan kering dan 10 bulan basah.

    Penggunaan Lahan Keadaan penggunaan lahan : sawah, tegal, hu-tan, pemukiman dan lain-lain.

    2

  • 1.2. Sosial Ekonomi. Penduduk dan Mata Pencaharian Jumlah penduduk (administratif) pada keadaaan sebelum proyek (1973) sebesar 2284 jiwa dan setelah 10 tahun ditinggalkan (1987) sebesar 2824 jiwa. Kepadatan penduduk agraris 583 orang/km2, dengan laju pertymbuhan penduduk selama pe-riode 1973 - 1987 sebesar 1,68%/tahun. Mata pencaharian Mata pencaharian penduduk pada keadaan sebe-lum penanganan (1973) tidak jauh berbeda de-ngan keadaan setelah lepas penanganan (1987), sebagian besar (83%) penduduk adalah petani, 7% buruh tani dan 10% meliputi pegawai nege-ril ABRl, pensiunan, buruh lainnya dan pedagang.

    2. Sub DAS Tapan 2.1. Biofisik

    Letak dan Luas Sungai Tapan merupakan salah satu anak sungai Samin. Secara administratif terletak di desa Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, secara geografis Sub DAS Tapan terletak antara 740'34" - 741 '09" LS dan 11106'14" - 11107'37" BT. Luas Sub DAS Ta-pan adalah 184 Ha, tinggi rata-rata 941 m dari permukaan laut dengan gradient sungai rata-rata 41,3%.

    Tanah dan Geologi J enis tanah adalah komplek Miditeran coklat, andosol dan iitosol, terletak pada formasi hasJ kegiatan gunung api, yang terdiri dari batu apung berwarna pucat, yang mengandung ande-site, konglomerate, breksi dan tufa.

    3

  • Topografi Keadaan topografi umumnya bergelombang sam-pai berbukit. Ada bagian wilayah-nya yang mempunyai lembah berbentuk V dengan kemi-rlngan pada umumnya lebih dari 50%.

    I k lim Tipe iklim B dan C (Schmidt Curah hujan rata-rata berkisar 3000 mm/tahun.

    Penggunaan Lahan

    dan Ferguson). antara 2500 -

    Keadaan penggunaan lahan : sawah, tegal (tra-disional), tegal teras bangku, hutan, pemukiman.

    2.2. Sosial Ekonomi. Penduduk dan Mata Pencaharian lumlah penduduk (administratif) pada keadaan sebelum . proyek (1973) sebesar 2468 jiwa dan setelah 10 tahun (1987) sebesar 3006 jiwa. Kepadatan penduduk, agraris sebesar 439 orang/ km2, dengan laju pertumbuhan penduduk selama peri ode 1973-1987 sebesar 1,56%/tahun.

    Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk (1973) tidak jauh berbeda dengan keadaan setelah ditinggalkan, sebaglan besar (91%) penduduk adalah petani, 4% sebagai buruh tani, dan sisanya 5% terdiri atas pegawai, ABRI, pensiunan, pedagang dan lain-lain.

    4

  • III. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN Berdasarkan masalah yang ada, kegiatan proyek antara lain

    I. Konservasi Tanah Lahan dengan kemiringan kurang dari 50% diper-lakukan dengan teras bangku apabila memungkinkan. Adapun jenis kegiatan konservasi tanah antara lain : Pembuatan teras bangku, saluran pembuangan air (SPA), bangunan terjunan, gully plug, gully drop, pembuatan jalan/rehabilitasi.

    2. Penanaman Lahan dengan kemiringan lebih besar 50% (Sub DAS Ta-pan), dilaksanakan kegiatan Silvopasture dengan pe-nanaman Pinus M erkusii dan Albizia F alcata (sengon la-ut) dikombinasikan dengan Pennisetum Purpureum (rum-put gajah). Sedang lahan kurang dari 50% dan tidak da-pat diteras (Sub DAS Dumpul), dilaksanakan penanaman dengan kerapatan 2500 pohon/Ha. Untuk perlindungan tebing-tebing sungai dilakukan pe-nanaman Eucalyptus alba.

    3. Agronomi Kegiatan agronomi terutama dilakukan dalam ben-tuk memberikan bimbingan cara-cara bercocol< tanam beserta car a pemupukannya pad a lahan yang telah diteras. Disamping itu dilaksanakan uji coba tanaman pa-ngan, penanaman rum put, dan uji coba pemupukan.

    4. Hidrologi Kegiatan pokok yang dilaksanakan

    Observasi hidrologi meliputi kegiatan-kegiatan pengamatan curah hujan, pengamatan arus sungai (melalui SPAS) dan pengamatan erosi.

    5

  • Penyiapan sarana irigasi (Sub DAS Dumpul) antara lain pembuatan Dam kecil, sa luran irigasi, ba-ngunan pelimpahan, perlindungan tebing dan pelu-rusan sungai.

    5. Sosial Ekonomi Kegiatan Penyuluhan dan Pendidikan. Untuk memperoleh manfaat adanya proyek dalam bentuk meningkatkan per an serta masyarakat, dilaksanakan ke-giatan penyuluhan dan pendidikan kepada petani. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain

    - Menyelenggarakan penyuluhan lewat masal, kelom-pok dan perorangan. Menyelenggarakan kursus baik pada petani maupuR pimpinan lembaga formal dan non formal, dan me-nyelenggarakan widyawisata.

    - Meningkatkan peranan lembaga formal dan non formal.

    Kegiatan Survey Survey yang dilaksan?kan untuk perencanaan dalam rangka pelaksanaan dan pengembangan program, antara lain : pola penguasaan lahan, produ~tifitas lahan, pen-dapatan dan pengeluaran petani, keadaan nutrisi masya-rakat dan lain-lain.

    6 .

  • ,

    !

    IV. HASIL YANG DICAPAI 1. Tata Guna Laban

    Perubahan penggunaan lahan sebelum dan sesudah proyek adalah sebagai berikut :

    Sub DAS Dumpul Jenis

    Sub DAS Tapan

    Kegiatan Sebelmn proyek Sesudah proyek Sebelurn proyek Sesudah proyeJ.i (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

    Sawah 22 56 10 10 Tegal (tra-

    91 20 disionaI) - 102 Tegal (teras

    36 bangku - 53 -Hut a n - 4 62 108 Lain-lain 73 73 10 10

    2. Hidrologi Variabel yang diamati untuk mengetahui hasil pe-

    ngelolaan DASadalah masukan (hujan) dan keluaran (ha-sil air). Hujan diperoleh dari stasiun hujan, hasil air di tangkap di titik keluaran yang berupa SPAS. Dari ma-sukan dan keluaran akan dapat diketahui gambaran (se-car a hidrologi) akibat dari pengelolaan DAS. Gambaran

    '" terse but berupa : puncak banjir di setiap tahunnya (un-tuk I mm hujan akan menghasilkan berupa m3/dt ban-jir), koefisien limpasan tahunan, beban sediment (dalam gambaran erosi) dan waktu kenaikan (datangnya banjir). Pemantauan secara hidrologi memberikan hasil sebagai berikut Sub DAS Dumpul (Ngunut): terjadi penurunan tajam puncak banjir (untuk setiap I mm hujan) sebesar 3,7% per ta-

    7

  • hun (gam bar I), debit limpasan (tahunan) menurun 6% per tahun (gambar 2) dan beban sediment (sebagai gam-baran erosi rata-rata DAS) menurun sebesar 5,5% per tahun (gam bar 3). Waktu kenaikan (waktu mulai banjir sampai puncak ban-jir), ternyata juga mengalami perlambatan (gambar I) dari mula-mula 40 menit sebelum ada proyek menjadi konstan sebesar 60 menit.

    Sub DAS Tapan Puncak banjir menurun rata-rata 4,6% per tahun (gam-bar 4), beban sedimen menurun rata-rata 5,9% per tahun (gambar 5), debit limpasan menurun sebesar 3,3% per tahun (gam bar 6). Waktu kenaikan ternyata juga meng-alami perlambatan dari mula-mula 30 menit menjadi berkisar antara 40 - 45 menit (gam bar 4).

    100% 0,483

    74/75

    40'

    ~ 1001. i eO

    ii 'M W j

    0.5

    gb. 1.

    76% 83% 0,369 0,399

    77 78

    60' 60'

    1001. 0.5 80%

    60% 0.4 60% 0.3 0.3

    Debit Puncak (untuk 1 mm hujan) dan waktu kenaikan (Time of Rise) Sub DAS Dumpul, Ngunut 81% 70%

    0,389 63% 0,338 0,305 81 82 85

    60' 60' 50' Waktu Kenaikan (menit)

    gb . ..2. Koefisien Limpasan Tahunan Sub DAS Dumpul, Ngunut

    40% 40% 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

    74/75 76 78 79 80 81 8

    82 83 84 05

  • ~BC 100%

    l 45 44% OM 20 20

    ~

    gb. 3. Distribusi Eros! rats-fata

    29% 13 I !3

    Tahunan Sub, DAS Dumpul, Ngunut ( ton/ha )

    33% 47% 31% 31% 14 15 14 21

    74/75 76 77 79 80 81 82 83 85

    100% 0.712

    74/75

    30'

    100% 57

    74/75

    94% 0.670

    65% 0.462

    77 78

    50' 40'

    gb. 4.

    71%

    Debit Puncak (untuk I mm hujan) dan Waktu Kenalkan (Time of rise) Sub DAS Tapan

    80% 76% 63%

    0.509 0.452 0.573 0.543

    80 81 84 85

    40' 40' 45' 45' Waktu Kenaikan (rreni t)

    gb. 5. Dlstribusi Erosi rata-rata Tahunan Sub DAS Tapan ( ton/ha )

    93 % 53

    46% 42% 51% 39% 26 37% 29 33% I 24 1 25% 22 I 21 I 19 I 14 76 77 78 79 80 81 84 85

    9

  • ij 100% J i -.. ..

    ;C ~

    0.9 1111% 78% 0.8 0.7 0.7 0.1

    gb. 6. Koeflslen Llmpasn Tahunan Sub DAS Tapan.

    89% 0.8 61%

    0.6 0.6 0.6 0,6 0.6

    74/75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85

    2. Sosial Ekonomi 2.1. Aspek Sosial

    Hasil yang dicapai kegiatan penyuluhan dan pendi-dikanantara lain

    Keberhasilan pembinaan kelompok tani melalui penyuluhan secara terus menerus dan berkesi-nambungan.

    - Terjadinya perubahan perilaku masyarakat yang pada mUlanya kurang perhatian terhadap -sumber daya alam sekarang menjadi pelaku dalam pe-nanganan sumber daya alam.

    - Meningkatnya kesempatan kerja dalam kegiatan r'rhabilitasi lahan. Meningkatnya pengetahuan/ketrampilan petani akan teknik-teknik konservasi tanah.

    2.2. Aspek Ekonomi HasH yang dicapai pengembangan pengelolaan di Sub- DAS Dumpul dan Sub DAS Tapanadalah pe-ningkatan produktifitas lahan melalui peningkatan daya dukung

  • Perubahan perekonomian sebelum dan sesudah proyek se-bagai berikut

    Sub DAS l)um~ul. Sub DAS Tapan Uraian Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah proyek proyek proyek proyek

    Produktifitas lahan Ha/Rp/th 273.937 841.323 379.562 976.527

    Pendapatan 48.000 Capita/Rp/th 233.228 60.000 442.154

    Kalori pangan 93 122 61 187 (%)

    Dari perubahan pola tanam di Sub DAS Dumpul khususnya pada lahan tegal,> 50% hasil produksi berasal dari lahan tegal dengan komoditi kacang tanah, jagung dan ketela pohon. Sub DAS Tapan dengan perubahan pola tanam dari lahan tegal dengan tanaman semusim menjadi komoditi tanaman perdagangan (cengkeh), kayu dan ketela pohon, dapat meng-hasilkaQ;>50% dari seluruh hasil pertanian. Kebutuhan akan pangan (kalori pangan) tercukupi, bahkan terjadi peningkatan di Sub DAS Dumpul dan Sub DAS Tapan sebesar 207%.

    11

  • v. PENGEMBANGAN DAS SAMIN

    Keadaan pengembangan penggunaan lahan di DAS Sa-min setelah adanya pilot proyek percontohan pengelolaan DAS, di Sub DAS Dumpul dan Sub DAS Tapan berdampak positif. Hal ini dapat dilihat adanya perubahan penggunaan lahan sebagai berikut

    lain

    Jenis DAS Sam in Penggunaan Lahan Sebelum proyeK Sesudah proyek (Ha) (Ha) S a wah 8976 9126 T ega I 6515 7271 Pekarangan 7200 7200 Perkebunan 800 800 Kawasan Hutan 2240 2240 Hutan rakyat 50 220 Lain-lain 2053 977

    J u m I a h 27834 27834

    Adanya perubahan penggunaan lahan dikarenakan antara

    Kegiatan konservasi tanah dalam bent uk teras bangku di lengkapi saluran pembuangan air mengakibatkan per-ubahan dari teras tradisional menjadi teras bangku, yang dapat mengendalikan erosi secara optimal dan menlng-katkan produktifitas lahan. Pencetakan sawah baru sebagai akibat dari hasil pen-dampakan teras bangku dan dibangunnya 13 wier (ba-ngunan bendung sadap).

    12

  • Penanaman tanaman tahunan dengan kombinasi rum put dan ternak mampu mengendalikan erosi dan run-off se-kaligus meningkatkan pendapatan pet ani. Berkurangnya lahan kri tis di DAS Samin dari 11 02 Ha sebelum proyek menjadi 26 Ha sesudah proyek (198!) telah berubah menjadi tegal bert eras, sawah baru dan hutan rakyat.

    13

  • PENUTUP

    Dari hasil kegiatan pilot Proyek Upper Solo Watershed Management and Upland Development TA-INS/72/006 yang berlokasi di Sub DAS Dumpul dan Sub DAS Tapan yang dimulai pada tahun 1974, yang kemudian dilanjutkan dengan pembinaan, telah terjadi perubahan positif baik aspek bio-fisik maupun aspek sosial ekonomi.

    Berkurangnya lahan kritis di DAS Samin merupakan akibat pendampakan hasil kegiatan pilot proyek dalam pe-ngelolaan DAS, yang kegiatan pokoknya adalah rehabilitasi lahan dan konservasi tanah.

    Surakarta, F ebruari 1988.

    Penyusun,

    14