(2) pendidikan pancasila ideologi pancasila_makalah abdinet
TRANSCRIPT
TUGAS MANDIRI
PENDIDIKAN PANCASILA
IDEOLOGI PANCASILA
Disusun Oleh :
Nama : Ni Kadek Dwi Elistiani
NPM : 09340807
Prody : Bahasa Inggris
Semester : 1 (satu)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEJURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ideologi sebagai landasan suatu bangsa dijadikan sebagai pandangan hidup
bangsa tersebut. Didunia ini terdapat berbagai macam ideologi yang telah
berkembang dan dianut oleh berbagai Negara dibelahan dunia ini. Indonesia sebagai
Negara yang mempunyai dasar Negara pancasila juga memiliki ideologi pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa. Pancasila yang sila-silanya diamanatkan dalam
pembukaan UDD 1945 telah menjadi kesepakatan nasional sejak ditetapkan tanggal
18 agustus 1945 dan akan terus berlanjut sepanjang sejarah Negara republik
Indonesia.
Ideologi pancasila yang dianut dan diamalkan oleh bangsa Indonesia di
harapkan mampu melindungi bangsa Indonesia dari pengaruh-pengaruh buruk
globalisasi. Ideologi pancasila yang bersifat terbuka menerima segala hal yang datang
dari luar namun dapat memfilternya. Dengan tetap berpedoman pada pancasila
diharapkan bangsa Indonesia dapat membentengi diri dari segala hal buruk yang
datang dari luar yang dapat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedudukan pancasila sebagai ideologi menuntut kesetiaan, nasionalisme, dan
patriotisme warga Negaranya dalam menjunjung tinggi nilai-nilai panasila. Ideologi
pancasila menceminkan cara berpikir masyarakat Indonesia dan juga membentuk
masyarakat Indonesia menuju cita-cita.
1
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah yang membahas ideologi pancasila
ini adalah untuk lebih mengenal tentang begaimana kedudukan pencasila itu sebagai
ideologi Negara dan lebih mendalami makna ideologi pancasila bagi bangsa
Indonesia.
2
BAB II
IDEOLOGI PANCASILA
A. Pengertian Dan Fungsi Ideologi
Ideologi berasal dari kata ideas yang berarti gagasan atau konsep. Dan logos
berarti ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan,
keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya dan keagamaan.
Biasanya ideologi selalu mengutamakan asas-asas kehidupan politik dan
kenegaraan sebagai satu kehidupan nasional yang berarti kepemimpinan, kekuasaan,
dan kelembagan dengan tujuan kesejahteraan. Berikut ini beberapa pengertian
ideologi antara lain:
a) A. Destult de Tracy
Ideologi adalah bagian dari filsafat yang merupakan ilmu yang mendasari
ilmu-ilmu lain seperti pendidikan, etika, politik, dan sebagai nya.
b) Laboratorium IKIP Malang
Ideologi adalah seperangkat nilai, ide, dan ita-cita, serta pedoman, dan
metode melaksanakan/ mewujudkannya.
c) Kamus ilmiah populer
Ideologi adalah cita-cita yang merupakan dasar salah satu sistem politik ,
paham, kepercayaan, dst. (ideologi sosialis, ideologi islam, dll).
3
d) Moerdiono
Ideologi adalah kompleksitas pengetahuan dan nilai yang secara
keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang (masyarakat) untuk memahami
jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengelolanya.
e) Encyclopedia Internasioal
Ideologi adalah “sistem of ideas, believes, and attitudes which underlie
the war of life in a particular group, class, or society” (sistem gagasan,
keyakinan, dan sikap yang melandasi cara hidup suatu kelompok, kelas, atau
masyarakat tertentu).
f) Prof. Padmo Wahyono, S.H.
Ideologi diberi makna sebagai pandangan hidup bangsa, falsafah hidup
bangsa, yang berupa seperangakat tata nilai yang dicita-citakan dan akan
direalisasi didalam kehidupan berkelompok. Ideoloi ini akan memberikan
stabilitas arah dalam hidup berkelompok dan sekaligus memberikan dinamika
gerak menuju apa yang dicita-citakan.
g) Dr. Alfian
Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan
mendalam tentang begaimana cara sebaiknya , yaitu secara moral dianggap benar
dan adil mengatur tingkah laku bersama berbagai kehidupan.
Dan pendapat-pandapat diatas , hal yang harus dipahami adalah bahwa suatu
ideologi pada umunya mewujudkan pandangan khas tentang pentingnya kerja sama
antar manusia dalam kerja, hubunagn manusia dengan kekuasaan, sember kekuasaan
4
bagi penguasa, dan tingkat kesederajatan antar manusia . sebagai akibat kekhasan
tersebut suatu ideologi bias saja tidak dimngerti oleh kelompok lain yang tidak mau
menerimanya, dan tidak jarang pula suatu ideologi menjadi beku, kaku, dan tidak
berubah serta menuntut para pengikutnya untuk patuh terhadap ajarannya.
Ideologi mempunyai beberapa fungsi yang dapat dikemukakan sebagai
berikut:
a. Struktur kognitif, yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan
untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam
sekitarnya.
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukan tujuan dalam kehidupan manusia.
c. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagiu seseorang untuk
melangkah dan bertindak.
d. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya.
e. Kekuatan yang mampu menyemangati danm mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
f. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta
bertingkah laku sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung
didalamnya.
Dalam hal berfungsi ideologi ini, alfian berpendapat bahwa kegagalan suatu
bangsa dalam mengembangkan ideologi secara bermakna dari waktu ke waktu dapat
berakibat fatal terhadap ideologi tersebut. ia dapat kehilangan atau mengalami krisis
5
kreabilitas yang hebat, terutama terhadap generasi muda bangasa yang hidup dalam
suasana dan situasi baru.
1. Ideologi sebagai suatu sistem
Ideologi dapat dirumuskan sebagai suatu sistem berpikir yang digunakan
oleh suatu masyarakat untuk menginterpresikan (mengartikan) hidup dan
kehidupannya. Dapat juga dikatakn sebagai identitas suatu masyarakat atau
bangsa, yang sering disebut dengan istilah “kepribadian bangsa”. mengingat
ideologi merupakan suatu sistem berpikir dalam semua aspek kehidupan, maka ia
dapat diterapkan kedalam sistem politik, ekonomi, dan sosial budaya. Mula-mula
digali dari kenyataan-kenyataan yang ada (induktif), kemudian dirumuskan dalam
suatu sistem, dan akhirnya diterapkan kembali dalam segala aspek kehidupan
(deduktif)
Ideologi biasanya adalah sistem yang tertutup (eleduktif-induktif). Apabila
suatu masyarakat menganut sistem ideologi tertentu, itu berarti masyarakat
tersebut menggunakan sistem deduktif; yaitu seluruh kehidupan masyarakat baik
politik, ekonomi, maupun kehidupan sosial budaya sehari-sehari bersumber dari
nilai-nilai tertentu yang dianut oleh ideologinya. Contohnya ialah sosialisme-
marxisme, liberalisme, dan agama tertentu.
Ideologi dapat juga mengandung pengertian bahwa dia harus menegara,
yaitu nilai-nilai yang dikandungnya diatur melalui Negara. Jadi, sesungguhnya
negaralah yang mempunyai peran penting didalam sistem ideologi guna mengatur
warga Negaranya dan mencapai cita-cita dan tujuannya.
6
B. Pengertian Pancasila
Guna memahami pancasila sebagai ideologi secara lebih baik, maka perlu
dijelaskan terlebih dahulu apa itu pancasila. Banyak tokoh nasional yang telah
merumuskan konsep pancasila sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Namun
jika dicermati secara umum definisi konsep tersebut relatif sama berikut adalah
beberapa pengertian pancasila yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
a) Muhammad Yamin
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti
sendi, asas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan
demikian, pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan
tentang tingkah laku yang penting dan baik.
b) Ir. Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun temurun yang
sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian
pancasila tidak saja falsafah Negara, tetapi luas lagi, yakni falsafah bangsa
Indonesia.
c) Notonegoro
Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia. Berdasarkan pengertian
ini dapat disimpulkan bahwa pancasila pada hakiakatnya merupakan dasar
falsafah dan ideologi Negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambing persatuan dan kesatuan, serta sebagai
pertahanan bangsa dan Negara Indonesia.
7
d) Berdasarkan Terminologi
Pada tanggal 1 juli 1945, dalam siding BPUPKI, pancasila yang memiliki
arti lima asas dasar digunakan oleh Presiden Soekarno untuk memberi nama lima
prinsip dasar Negara Indonesia yang siusulkannya. Perkataan tersebut dibidikan
oleh temannya, seorang ahli bahasa yang duduk disamping Ir. Soekaro yaitu
Muhammad yamin.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya dan keesokan harinya (pada tanggal 18 Agustus 1945) mengesahkan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang di dalamnya memuat isi
rumusan lima prinsip dasar Negara yang diberi nama pancasila. Sejak saat itulah
perkataan pancasila menjadi bahasa Indonesia dan dijadikan sebagai istilah yang
sudah umum.
Istilah “Pancasila” pertama kali dapat ditemukan dalam buku Sutasoma
karangan MPU Tantular yang ditulis pada zaman majapahit abad ke 14. dalam buku
tersebut, istilah pancasila diartikan sebagai lima perintah kesusilaan (pancasila
kiama), yang berisi lima larangan sebagai berikut:
a. Melakukan kekerasan
b. Mencuri
c. Berjiwa dengki
d. Berbohong
e. Mabuk akibat minuman keras
8
Selanjutnya istilah “sila” itu sendiri dapat diartikan sebagai aturan yang
melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa, kelakuan atau perbuatan yang
menurut adab (sopan-santun), dasar, akhlak, dan moral. Pancasila diusulkan oleh Ir.
Soekarno sebagai dasar Negara pada sedang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945.
Sejak saat itu pula pancasila digunakan sebagai nama dari dasar palsafah
negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, meskipun untuk itu terdapat beberapa
tata urut dan rumusan yang berbeda. Sejarah rumusan pancasila itu tidak dapat kita
pisahkan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan tidak dapat pula
dipisahkan dari sejarah perumusan undang-undang dasar 1945.
1. Proses Perumusan Pancasila
Pada tanggal 7 September 1944 Jepang memberikan janji kemerdekaan
bagi Indonesia melalui perdana menteri Koiso, hal in dialkukan karena Jepang
secara terus menerus menderita kekalahan perang dari sekutu. Janji tersebut
kemudian diumumkan oleh Jenderal kumakhichi Horada tanggal 1 Maret 1945
yang mencanangkan pembentukan badan penyelidik usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Sebagai realisasi janji tersebut pada tanggal 29 April 1945 kepal
apemerintahan Jepang untuk jawa (Gunseikan) membentuk BPUPKI dengan
anggota sebanyak 60 orang yang merupakan wakil atau mencerminkan suku/
golongan yang tersebar diwilayah Indonesia. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman
Widyodiningrat, wakil ketua R.P. Suroso, dan pejabat yang mewakili
pemerintahan Jepang Tuan Hachibangase. Dalam melaksanakan tugasnya
9
dibentuk beberapa panitia kecil, antara lain panitia sembilan dan panitia
perancang UUD. Inilah langkah awal dalam sejarah perumusan pancasila sebagai
dasar negara. Secara ringkas proses perumusan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mr. Muhammad Yamin, pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945
menyampaikan rumusan asas dan dasar negara sebagai berikut:
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Setelah menyampaikan pidatonya, Mr. Muhammad Yamin
menyampaikan usul tertulis rancangan undang-undang dasar yang di
dalamnya tercantum rumusan lima asas dasar negara yang berbunyi sebagai
berikut:
1) Ketuhanan yang maha esa
2) Kebangsaan persatuan Indonesia
3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Mr. Soepomo, pada tanggal 31 Mei 1945 antara lain dalam pidatonya
menyampaikan urusaln lima dasar negara, yaitu sebagai berikut:
10
1) Paham negara kesatuan
2) Perhubungan negara dengan agama
3) Sistem badan permusyawaratan
4) Sosialisasi negara
5) Hubungan antara bangsa.
c. Ir. Soekarno, dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 mengusulkan
rumusan dasar negara adalah sebagai berikut:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau perikemanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan sosial
5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
d. Panitia kecil pada sidang PPKI tanggal 22 Juni 1945 memberi usulan rumusan
dasar negara adalah sebagai berikut:
1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
11
e. Rumusan akhir pancasila yang ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 dalam
sidang PPKI adalah sebagai berikut:
1) Ketuhanan yang maha esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan inilah yang kemudian dijadikan dasar Negara hingga
sekarang bahkan hingga akhir perjalanan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia
bertekad bahwa pancasila sebagai dasar negara tidak dapat diubah oleh
siapapun, termasuk oleh MPR hasil pemilu. Jika mengubah dasar negara
pancasila berarti membubarkan negara hasil proklamasi (Tap MPRS No.
XX/MPRS/1966).
C. Kedudukan Pancasila Bagi Bangsa Indonesia
1. Pancasila Sebagai dasar negara Republik Indonesia
Pancasila sering disebut dasar falsafah negara (dasar filsafat negara) dan
ideologi negara. Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur
pemerintahan dan mengatur penyelenggaraan negara. Konsep-konsep pancasila
tentang kehidupan bernegara yang disebut citra hukum (staatsidee) merupakan
12
cita hukum yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Pancasila juga mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai pokok atau
kaidah negara yang mendasar (fundamental norm). Kedudukan pancasila sebagai
dasar negara bersifat tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapaun, termasuk
oleh MPR-DPR hasil pemilihan umum mengubah pancasila berarti membubarkan
negara kesatuan republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945.
Pancasila sebagai kaidah negara yang fundamental berarti bahaya hukum
dasar tertulis (UUD), hukum tidak tertulis (konvensi), dan semua hukum atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara Republik Indonesia
haurs bersumber dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental
tersebut.
a. Dasar hukum pancasila sebagai dasar negara.
Pengertian pancasila sebagai dasar negara sesuai dengan bunyi
pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat “…., maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada;
ketuhanan yang maha esa; kemanusiaan yang adil dan beradab; persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
13
Meskipun di dalam pembukaan UUD 1945 tersebut tidak tercantum
kata “Pancasila”, namun bangsa Indonesia sudah bersepakat bahwa lima
prinsip yang menjadi dasar negara Republik Indonesia disebut pancasila.
Kesepakatan tercantum pula dalam berbagai ketetapan MPR-RI diantaranya
adalah:
1) Ketetapan MPR-RI No. XVIII/MPR/1998, pasal 1 menyebutkan bahwa
“Pancasila sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD 1945 adalah
dasar negara dari negara kesatuan republik Indonesia yang harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
2) Ketetapan MPR No. III/MPR/2000, diantaranya menyebutkan:
Sumber hukum dasar nasional yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945
yaitu ketuhanan yang maha esa; kemanusiaan yang adil dan beradab
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suaut
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara
Dalam kehdupan berbangsa dan bernegara, perlu dipahami konsep,
prinsip dan nilai yang terkandung di dalam pancasila supaya bisa
diiimplementasikan dengan tepat. Namun sebaiknya perlu diyakini terlebih
dahulu bahwa pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara kesatuan
republik Indonesia yang beragam suku, agama, ras, dan golongannya.
14
Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara bagi negara kesatuan
Republik Indonesia dengan alasan sebagai berikut:
1) Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik masyarakat
Indonesia yang beraneka ragam suku, agama, ras, dan golongan. Sila
ketuhana yang maha esa menjamin kebebasan untuk beribadah sesuai
agama dan keyakinan masing-masing, kemduian, sila persatuan Indonesia
mampu meningkatkan keanekaragaman dalam satu kesatuan bangsa
dengan tetap menghormati sifat masing-masing apa adanya.
2) Pancasila memberikan jaminan terealisasinya kehidupan yagn pluralistik,
dengna menjunjung tinggi dan menghargai manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk tuhan secara berkeadilan yang
disesuaikan dengna kemampuan dan hasil usahanya. Hal ini ditunjukan
dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan negara kesatuan republik
Indonesia yang terbentang dari sabang sampai marauke, yang terdiri atas
ribuan pulau. Hal ini sesuai dengan sila persatuan Indonesia.
4) Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak-hak
asasi manusia sesuai dengan budaya bangsa. Hal i ni selaras dengan sila
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlama
permusyawaratan perwakilan.
5) Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera
sesuai dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
15
c. Dasar negara pancasila menjadi sumber hukum negara kesatuan republik
Indonesia.
Dalam kedudukan sebagai dasar negara, pancasila menjadi sumber hukum
yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, segala peraturan perundang-
undangan harus merupakna penjabaran atau nderivasi dari prinsip-prinsip yang
terkandung di dalam pancasila.segala peraturan perundang-undangan yang tidak
kompatibel dan atau mengacu pada pancasila dapat dinyatakan batal demi hukum.
Pancasila sebagai dasar negara ditransformasikan menjadi norma hukum
yang bersifat memaksa, mengikat, dan mengandung sanksi. Oleh sebab itu, perlu
diupayakan law enforcement terhadpa segala hukum yang merupakan penjabaran
dari dasar negara pancasila.
2. Pancasila sebagai pandangan hiudup bangsa Indonesia
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, salah satu pepatan yang sering
kita dengar adalah “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian”, yang berarti
“bersakit-sakit dahulu, bersenang kemudian”. Pepatah tersebut mengandung
makna bahwa jika kita berprestasi, maka prestasi itu harus dicapai lewat kerja
keras dan usaha tanpa kenal lelah karena sukses tidak datang dengan sendirinya.
Apabila pepatah tersebut diyakini dan kemudian dijadikan pegangan hidup
seseorang, maka ia berkembang menjadi pandangan hidup yang oleh Bung Karno
disebut sebagai “levens beschouwing”.
16
Apabila pandangan hidup tersebut memiliki kebenaran dan diyakini dapat
mengantar kepada kehidupan yang sejahtera dan bahagia, maka ia dapa
tdikembangkan menjadi pandangan hidup masyarakat, bangsa, dan negara,
bahkan dunia sehingga disebut “welstancahuung”. Jerman pada masa hitler juga
mengangkat national sozialistische welstancahuung sebagai dasar negaranya,
Jepang “Tennoo Koodo Seishin”, cina pada masa Sun Yat Sen “San Min Chui
dan Indonesia Pancasila sebagai Welstanschuung-Nya.
Karena nilai yang terkandung di dalam pancasila tidak lain adalah
kristalisasi dari nilai-nilai yang terdapat dalam berbagai pandangan hidup
masyarakat, maka sesungguhnya pancasila itu sendiri mencerminkan pandangan
hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut nyata hidup di dalam masyarkaat dan
dipergunakan sebagai pegangan dalam bersikap dan bertingkah laku serta
menentukan tindakan dalam menghadpai berbagai persoalan. Dengan kata lain,
pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup
dan kegiatan di dalam segala bidang. Semua tingkah laku dan perbuatan setiap
manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dan sila-sila pancasila.
3. Pancasila sebagai ligatur bangsa Indonesia
Kata “ligatur” berasal dari bahasa latin-ligatura yang berarti sesuatu yang
mengikat. Prof. Dr. Roland peanok, dalam bukunya “Dmeocratic poltical theory”
memberi makna ligatur sebagai “ikatan budaya” atau “cultural bond”. Jadi,
ligature merupakan ikatan budaya yang berkembang secara alami dalam
17
kehidupan masyarakat, bukan karena paksaan. Ikatan tersebut dianggap perlu dan
penting untuk menjaga keutuhan dan kesatuan masyarakat misalnya, adanya
kebiasaan membangun rumah dengan gotong-royong pada masyarakat tertentu
bertujuan untuk menunjukkan sikap kebersamaan dan meringankan beban orang
lain. Karena masayarakat menyadari, memahami dan menyakini tujuan kebiasaan
tersebut, maka selanjutnya mereka mau menerapkannya dalam kehdupan sehari-
hari dengan sukarela dan “legowo”.
Pancasila disebut sebagai ligature bangsa Indonesia karena selama ini
nilai-nilai pancasila mampu memenuhi criteria:
a. Memiliki daya ikat bangsa yang mampu menciptakan suatu bangsa dan negara
yang kokoh.
b. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila telah dipahami dan diyakini oleh
masyarakat yang selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa
ada paksaan.
Dengan demikian, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakna
denominator dari nilai-nilai yang berkembang dan dimiliki oleh masyarkat
sehingga memiliki daya rekat yang kuat, karena memang dirasa sebagai miliknya.
Sebagai contoh, sila ketuhaan yagn maha esa merupakan denominator dari
berbagai agama dan berbagai kepercayaan yang berkembang di Indonesia. Setiap
anggota masyarakat memiliki kewajiban untuk beriman dan bertakwa kepada-Ny
sesuai dengan agama dan kepercayaanya. Hal ini dapat diterima baik oleh
masyarkat, sehingga sila pertama pancasila memiliki daya perekat bangsa untuk
18
kepentingan bersama dari beragam agama dan kepercayaan yang tersebar
diseluruh Indonesia.
4. Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia
The founding fathers pada waktu merancang berdirinya negara kesatuan
Republik Indonesia membahas dasar negara yang akan didirikan. Setelah dicari
kesekapatan bahwa pancasila merupakna prinsip dasar dan nilai dasar yang
mempribadi dalam masyarakat serta merupakan living reality, maka pancasial
sekalitus menjadi jati diri bangsa Indonesia.
Jati diri bangsa adalah pandangan hidup yang berkembang di dalam
masyarakat yang menjadi kesepakatan bersama, berisi konsep, prinsip dan nilai
dasar yang diangkat menjadi dasar Negara sebagai landasan statis, ideology
nasional, dan sebagai landasan dinamis bagi bangsa yang bersangkutan dalam
menghadapi segala permasalahan menuju cita-citanya.
Jadi diri bangsa Indonesia tiada lain adalah pancasila yang bersifat khusus,
otentik dan orisinil yagn membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain.
Sekarang dan dimasa yagn akan datang, kita semua harus secara kontinu
berupaya untuk menemukan cara-cara bagaimana mempertahankan dan
memperkokoh jati diri bangsa di tengah arus perubahan globalisasi yang
cenderung menembus sekat-sekat antar budaya dan bangsa. Oleh sebab itu,
pengimplementasian nilai-nilai pancasila secara nyata dalam kehidupan sehari-
hari menjadi suatu kemendesakan demi memperkokoh dan melestarikan jati diri
19
bangsa serta menjamin tetap tegaknya integritas bangsa yang sejahtera dalam
wadah Negara kesatuan Republik Indonesia.
20
BAB III
PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI
A. Nilai-nilai yang Terkandung pada Ideologi Pancasila
Dalam pandangan filsafat, nilai (value) sering dihubungkna dengan masalah
kebaikan. Sesuatu dikatakan mempunyai nilai, apabila sesuatu itu berguna, benar
(nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral), religius (nilai religi), dan
sebagainya. Nilai itu ideal, bersifat ide. Karena itu, nilai adalah sesuatu yang abstyrak
dan tidak dapat disentuh dengan panca indera. Yang dapat ditangkap adalah barang
atau laku perbuatan yang mengandung nilai itu.
Secara umum pengertian nilai adalah kualitas ketentuan yang bermakna bagi
kehidupan manusia perorangan, masyarakat, bangsa, dan Negara. Kehadiran nilai
dalam kehidupan manusia dapat menimbulkan aksi dan reaksi, sehingga manusia
akan menerima atau menolak kehadirannya. Konsekuensinya, niali akan menjadi
tujuan hidup yang ingin diwujudkan dalam kenyataan. Sehubungan dengan nilai-nilai
pancasila yang berkembang di dalam masyarakat Indonesia, nlai-nilai seperti nilai
keadilan dan keujuran merupakan nilai-niali yang sellau menjadi kepedulian manusia
untuk dapat diwujudkan dalam kenyataan. Sebaliknya, kezaliman dan kebohongan
merupakan nilai yang sellau ditokak.
Implementasi Ideologi pancasila bersifat fleksibel dan interaktif (bukan
doktriner). Hal ini karena ditunjang oleh eksistensi ideology pancasila yang memang
sejak digulirkan oleh para founding (fathers (pendiri Negara) telah melalui
21
pemikrian-pemikiran yagn mendalams sebagai kristalisasi yang digali dari nilai-nilai
social-budaya bangsa Indonesia sendiri. Ideology pancasila bersifat fleksibel karena
mengandung nilai-nilai sebagai berikut:
1. Nilai Dasar
Merupakan nilai-nilai dasar yang relative tetap (tidak berubah) yang
terdapat dalam pembukaan UUD 1945. nilai-nilai dasar pancasila (ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan social) akan dijabarkan lebih
lanjut menjadi nilai instrumental dan nilaip raksis yang lebih bersifat fleksibel,
dalam bentuk norma-norma yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarkat,
berbangsa, dan bernegara.
2. Nilai Instrumental
Merupakan nilai-nilai lebih lanjut dari nilai-nilai dasar yang dijabarkan
secara lebih kreatif dan dinamis dalam bentuk UUD 1945, TAP MPR, dan
peraturan perundang-undangan lainnya.
3. Nilai Praksis
Merupakan nilai-nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan
nyata sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun
bernegara. Nilai praksis yang abstrak (misalnya menghormati kerja sama,
kerukunan, dan sebagainya) diwujudkan dalam bentuk sikap, perbuatan, dan
tingkah laku sehari-hari. Dengan demkian, nilai-nilai tersebut tampak nyata dan
dapat kita rasakan bersamaan.
22
Pancasila sebagai sumber nilai umum dapat dilihat dalma penjelasan berikut:
1. Sila ketuhanan yang maha esa:
Merupakan bentuk keyakinan yang berpangkal dari kesadaran manusia
sebagai makhluk Tuhan.
Negara menjamin bagi setiap penduduk untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
Tidak boleh melakukan perbuatan yagn anti ketuhanan dan anti kehidupan
beragama.
Mengembangkan kehidupan toleransi baik antar, inter, maupun antara umat
beragama.
Mengatur hubungan Negara dan agama, manusia dengan tuhan dan yagn
menyangkut hak asasi yang paling asasi.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Merupakan bentuk kesadaran manusia terdapat potensi budi nurani dalam
hubungan dengna norma-norma kebudayaan pada umumnya.
Adanya konsep nilai kemanusiaan yang lengkap, adil, dan bermutu tinggi
karena kemampuan berbudaya.
Manusia Indonesia adalah bagian dari warga dunia, menyakini adanya prinsip
persamaan harkat dan martabat sebagai hamba tuhan.
Mengandung nilai cinta kasih dan nilai etis yang menghargai keberanian
untuk membela kebenaran, santun dan menghormati harkat manusia.
23
3. Sila persatuan Indonesia:
Persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis, ekonomi, politik, sosial budaya
dan keamanan.
Manifestasi faham kebangsaan yang memberi tempat bagi keragaman budaya
atau etnis.
Menghargai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan masyarakat.
Menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan kerelaan untuk berkorban dan
membela kehormatan bangsa dan negara.
Adanya nilai patriotik serta penghargaan rasa kebangsaan sebagai realitas
yang dinamis.
4. Sila kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalma permusyawaratan/
perwakilan.
Paham kedaulatan rakyat yang bersumber kepada nilai kebersamaan,
kekeluargaan, dan kegotong royongan.
Musyawarah merupakan cermin sikap dan pandangan hidup bahwa kemauan
rakyat adalah kebenaran dan keabsahan yang tinggi.
Mandahulukan kepentingan negara dan masyarakat.
Menghargai kesukarelaan dan kesadaran dari pada memaksakan sesuatu
kepada orang lain.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Setiap rakyat Indonesia diperlakukan dengan adil dalam bidang hokum,
ekonomi, kebudayaan, dan social.
24
Tidak adanya golongan tirani minoritas dan mayoritas.
Adanya keselarasan, keseimbangan, dan keserasian hak dan kewajiban rakyat
Indonesia.
Kedermawanan terhadap sesama, sikap hidup hemat, sederhana, dan kerja
keras.
Menghargai hasil karya orang lian.
Menolak adanya kesewenang-wenangan serta pemerasaan kepada sesame.
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
B. Aspek-Aspek yang terkandung dalam Sila-Sila Pancasila
Pancasila sebagaimana ideology manipulasi di dunia ini, adalah kerangka
berfikir yang senantiasa memerlukan penyempurnaan. Karena tidak ada satupun
ideologi yang disusun dengan begitu sempurnanya sehingga cukup lengkap dan
bersifat abadi untuk semua zaman, kondisi, dan situasi. Setiap ideology memerlukan
hadirnya proses dialektika agar dia dapat mengembangkan dirinya dan tetap adaptif
dengan perkembangan yang terjadi. Dalam hal ini, setiap warga Negara Indonesia
yang mencintai negar adan bangsa ini berhak ikut dalam dalam proses merevitalisasi
ideology pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya,
prestasi bangsa kita kanamenentukan posisi pancasila di tengah peraturan ideology
dunia saat ini dan dimasa mendatang.
Untuk dapat mencapai hal itu kita harus dapat menempatkan pancasila dalam
pengertian sebagai moral, jiwa, dan kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila sebagai
25
jiwa bangsa Indonesia keberadaanya/ lahirnya bersamaan dengan adanya bangsa
Indonesia. Artinya, jika bangsa Indonesia mempunyai arti statis dan dinamis. Jiwa ini
keluar di wujudkan dalam sikap mental, tingkah laku, dan amal perbuatan bangsa
Indonesia yang pada akhirnya mempunyai ciri khas. Sehingga akan muncul dengan
sendirinya harpaan optimisme motivasi yang sangat berguna dalam mewujudkan cita-
cita bangsa Indonesia.
Selain itu kita juga harus paham apa saja yang ada di dalam pancasila itu
sendiri. Salah satunya adalah aspek-aspek dalam sila-sila pancasila. Adapun aspek-
aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1) Aspek ideoalitas.
Yaitu hakkat nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila yaitu:
ketuhanan, keman usiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan hakikat nilai-nilai
pancasila yiatu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam pancasila yang bersifat
sistematis, rasional, dan menyeluruh tersebut bersumber pada filsafat pancasila.
2) Aspek Normalitas
Yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila perlu dijabarkan dalam suatu
sistem norma-norma kenegaraan. Dalam pengertian ini pancasila terkandung
dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakna norma tertib hukum tertinggi
dalam negara Indonesia serta merupakan states fundamental norm (pokok kaidah
negara yang fundamental).
3) Aspek Realitas
26
Artinya mampu dijabarkan dalam segala aspek kehidupan nyata. Maka suatu
ideologi harus mampumencerminkan realitas yagn hidup dan berkembang dalam
masyarakat. Oleh karena itu pancasila selain memiliki nilai-nilai ideal serta
normative pancasila harus mampu dijabarkan dalam kehidupan masyarakat secara
nyata baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan Negara.
Dengan demkian pancasila sebagai ideology terbuka tidak bersifat “utopis” yang
hanya berisi ide-ide yang bersifat mengawang melainkan suatu ideology yang
bersifat realiftif.
4) Aspek fleksibilitas
Yakni pancasila sebagai suatu idiologi tidak bersifat kaku dan tertutup namun
bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal in dimaksudkan bahwa idiologi
pancasila bersifat aktual, dinamis, antisifasif dan senantiasa mampu
menyelesaikan dengna perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi.
27
BAB IV
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
A. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
Suatu sistem filsafat pada tingkat perkembangan tertentu melahirkan ideologi.
Biasanya ideologi lebih mengutamakan asas-asas kehidupan politik dan kenegaraan
sebagai satu kehidupan nasional yang esensinya adlaah kepemimpinan, kekuasaan,
dan kelembagaan dengan tujuan kesejahteraan. Secara teoritis filosofis, ideologi
bersumber pada suatu sistem filsafat dan merupakna pelaksanaan filsafat itu sendiri.
Hal ini berarti suatu sistem filsafat dikembangkan dan dilaksanakan oleh suatu
ideologi. Berdasarkan asas teoritis demikian, maka nilai-nilai yang terkandung di
dalam pancasila adalah falsafah hidup yang berkembang dalam sosial budaya
Indonesia. Nilai pancasila yang telah terkristalisasi dianggap sebagai nilai dasar dan
puncak (sari-sari) budaya bangsa.
Sedemikian mendasarnya nilai-nilai pancasila dalam menjiwai dan
memberikan watak (kepribadian, identitas) pengakuan atas kedudukan pancasila
sebagai filsafat adalah wajar. Sebagai ajaran filsafat, pancasila mencerminkan nilai
dan penalangan mendasar dan hakikat rakyat Indonesia dalam hubungnanya.
Ketuhanan, kemanusiaan, kenegaraan, kekeluargaan dan musyawarah, serta keadilan
sosial.
Nilai dan fungsi filsafat pancasila telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.
Ini berarti, dengan kemerdekaan yang diperoleh bangsa dan negara Indonesia, secara
28
melembaga dan formal, kedudukan dan fungsi pancasila ditingkatkan menjadi filsafat
negara.
Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional.
Ia adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai
cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi
kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan membangun negara
bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan pegangan bagi tercapainya
persatuan dankesatuan dikalangan warga bangsa dan membangun pertalian batin
antara warga negara dengan tanah airnya.
Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara
bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara modern yang disepakati oleh para
pendiri negara Republik Indonesia dengan berdasarkan pancasila. Dengan idiologi
nasional yang mantap seluruh dinamika sosial, budaya, dan politik dapat diarahkan
untuk menciptakan peluang positif bagi pertumbuhan kesejahteraan bangsa.
B. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Abdulkadir besar dalam tulisannya tentang “Pancasila ideologi terbuka”,
antara lain menyebutkan bahwa pada umumnya khalayak memahami arti “terbuka”
dari pernyataan “ideologi terbuka” sebagai sifat keterbukaan ideologi itu sendiri. Oleh
sebab itu, pernyataan “pancasila adalah ideologi terbuka” banyak dipahami secara
harfiah, yaitu berbagai konsep dari ideologi alin, terutama dari ideologi liberalisme,
seperti hak asasi manusia, pasar bebas, mayoritas tunggal, dualisme pemerintahan,
29
serta konsekuensi logis sistem oposisi liberal, tanpa penalaran yang sistematis, nilai-
nilai itu dianggap dan diberlakukan sebagai konsep yang inheren dalam ideologi
pancasila.
Adanya anggapan umum yang demikian, dapat dipahami karena adanya
sebab-sebab sebagai berikut:
a. Orang yang bersangkutan tidak mau atau belum memahami ideologi pancasila
secara memadai.
b. “Kebebasan individu” yang menjadi nilai intrinsik ideologi liberalisme bukannya
dipersepsikan sebagai konsep bebas nilai yang identitik dengan konsep yang
bersifat objektif universal.
Semua konsep dari suatu ideologi niscanya teralir secara deduktif-logis dari
nilai intrinsik ideologi yang bersangkutan. Sebagai contoh, nilai intrinsik ideologi
liberalisme adalah kebebasan individu, ideologi komunis adalah hubungan produksi,
dan ideologi pancasila adalah kebersamaan. Berkenaan dengan hal tersebut, konsep
dari suatu ideologi tidak dapat diberlakukan pada ideologi lain. Bila ini dipaksakan,
yang akan terwujud adalah cita-cita dari ideologi lain.
1. Dimensi ideologi terbuka
Dalam pandangan Dr. Alfian, kekuatan suatu ideologi tergantung pada 3
dimensi yagn terkandung di dalam dirinya, yaitu:
a. Dimensi realitas:
Bahwa nilai-nilai dasar di dalam suatu ideologi bersumber dari nilai-nilai ril
yang hidup dalam masyarakat yang tertanam dan berakar di dalam
30
masyarkaat, terutama pada waktu ideologi itu lahir. Dengan demikian, mereka
betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik
mereka bersama.
b. Dimensi idealisme
Bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme, bukan
angan-angan (utopia), yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih
baik melalui perwujudanya atau pengamalannya dalam praktik kehidupan
bersama sehari-hari dengan berbagai dimensinya. Ideologi yang tangguh
biasanya muncul dari pertautan erat, yang saling mengisi dan saling
memperkuat antara dimensi realitas dan dimensi idealisme yang terkandung di
dalamnya.
c. Dimensi fleksibilitas (pengembangan)
Bahwa ideoligi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan
merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang
dirinya, tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat (jati diri) yang
terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Dimensi fleksibilitas atau dimensi
pengembangan sangat diperlukan oleh suatu ideologi guna memelihara dan
meperkuat relevansinya dari masa ke masa.
2. Arti “Terbuka” dari Ideologi
Arti “terbuka” dari suatu ideologi ditentukan oleh dua hal, pertama
bersifat konseptual (struktur ideologi) dan kedua bersifat dinamis (sikap para
penganutnya).
31
a. Bersifat konseptual, yaitu struktur ideologi
Menurut corbelt, struktur ideologi tersusun oleh; pandangan filsafat tentang
alam semesta dan manusia (antologi), konsep masyarakat ideal yang dicita-
citakan (epistemologi), dan metodologi untuk mencapainya (metode berpikir).
Ketiga unsur tersebut akan selalu berhubungan dengan relasi heuristik (relasi
inovatif), yaitu apabila pandangan filsafatnya mengenai alam semesta dan
manusia bersifat tertutup, maka cita-cita intrinsiknya dengan sendirinya
bersifat tertutup, sehingga akan tertutup pula metode berpikirnya. Demikian
sebaliknya, apabila ajaran antonologis-nya bersifat terbuka, maka cita-cita
intrinsiknya dan maupun metode berpikirnya berturut-turut bersifat terbuka
pula.
Strukutur ideollogi adakalanya bersifat tertutup, yaitu apabila:
Diantara para penganut atau pendukung terjadi konflik antara kelompok
ortodoksi yang dominan dan kelompok progresif yang tertekan dalam
menghadapi persoalan perlu tidaknya melakukan penyesuaian ideologis
dengan tuntutan kemajuan zaman.
Para pendukung ideology, dalam hal ini yang menyelenggarakan
pemerintahan Negara tidak lagi bekerja demi terwujudnay kebersamaan
hidup ideal, melainkan telah berubah menjadi demi mempertahankan
kekuasaan pemerintahan yang diembannya. Bila hal ini terus dibiarkan,
niscaya akan timbul konflik internal dan selanjutnya dapat merebak
menjadi konflik terbuka.
32
b. Bersifat dinamis, yaitu sikap para penganutnya
Bahwa ideologi yang bersifat abstrak, niacaya membutuhkan subjek
pengamalan atau pelaksanaan, yaitu sejumlah penganut atau pendukungyang
mengidentifikasi hidupnya dengan ideologi yang dianutnya, menerima
kebenarannya berjuang, dan bekerja dengan setia untuknya. Pencapaian
kebersamaan hidup ideal membutuhkan perjuangan panjang dari generasi ke
generasi dalam sistem sosial yang niscaya bersifat terbuka sejalan dengan
perubahan zaman.
Salah satu sifat bawaan ideologi adalah terbuka, artinya demi terwujudnya
cita-cita intrinsiknya ideologi itu harus senantiasa berkemampuan menanggapi
tuntutan kemajuan zaman. Sifat ideologi yang terbuka dan berdaya aktif
tersebut menunjukan bahwa pada kenyataannya yang aktif melaksanakan
perwujudan cita-cita intrinsik dari ideologi dan yang secara konkrit
mewujudkan sifat terbuka sesungguhnya adalah pendukungnya.
3. Gagasan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Gagasan pertama mengenai pancasila sebagai ideologi terbuka secara
formal ditampilkan sekitar tahun 1985, walaupun semangatnya sendiri
sesungguhnya dapa tditelusuri dari pembahasan para pendiri negara para tahun
1945. memahami pancasila sebagai idiologi terbuka didorong oleh tantangan
zaman. Sejarah menunjukkan bahwa betapapun kokohnya suatu ideologi bila
tidak memiliki dimensi fleksibilitas atau keterbukaan, akan mengalami kesulitan
33
bahkan mungkin kehancuran dalam menanggapi tantangan zaman. (contoh:
runtuhnya komunisme di Uni Soviet).
Pemikiran pancasila sebagai ideologi terbuka tersirat di dalam penjelasan
UUD 1945 dimana disebutkan “maka telah cukup jika undang-undang dasar
hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan
lain-lain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan
kesejahteraan sosial terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik
hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedang aturan-
aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-
undang yang lebih mudah caranya membuat, mengubah, dan mencabut.
Dari kutipan tersebut kita dapat memahami bahwa UUD 1945 pada
hakikatnya mengandung unsur keterbukaan; karena dasar undang-undang 1945
adalah pancasila, maka pancasila yang merupakan ideologi nasional bagi bangsa
Indonesia bersifat terbuka pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan
sehubungan dengan gagasan pancasila sebagai ideologi terbuka, yaitu:
a. Ideologi pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
zaman yang terus mengalami perubahan. Akan tetapi bukan berarti bahwa
nilai dasar pancasila dapat diganti dengan nilai dasar lain atau meniadakan jati
diri bangsa Indonesia.
b. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai-nilai
dasar pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan
bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman secara kreatif, dengna
34
memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia
sendiri.
c. Sebagai ideologi terbuka, pancasila harus mampu memberikan orentasi ke
depan, mengharuskan bangsa Indonesia untuk selalu menyadari situasi
kehidupan yang sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapi
globalisasi dan keterbukaan.
d. Ideologi pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam
jiwa dan budaya bangsa Indonesia dalam wadah dan ikatan negara kesatuan
Republik Indonesia
Dalam pandangan Moerdiono, beberap faktor yang mendorong pemikiran
pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut:.
a. Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat
Indonesia berkembang amat cepat. Dengan demikian, tidak semua persoalan
hidup dapat ditemukan jawabannya secara ideologis dalam pemikiran
ideologi-ideologi sebelumnya.
b. Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti marxisme-leninisme/
komunisme. Dewasa ini kubu komunisme dihadapkan pada pilihan yang amat
berat, menjadi suatu ideologi terbuka atau tetap mempertahankan ideologi
lama.
c. Pengalaman sejarah politik kita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat
penting karena pengaruh ideologi komunisme yang pada dasarnya bersifat
tertutup, pancasila pernah merosot menjadi ancaman dogma yang kaku.
35
Pancasila tidak lagi tampil sebagai acuan bersama, melainkan sebagai senjata
konseptual untuk menyerang lawan-lawan politik. Kebijakan pemerintah pada
saat itu menjadi absolut. Konsekuensinya perbedaan-perbedaan menjadi
alasan untuk secara langsung dicap sebagai anti pancasila.
d. Tekad kita untuk menjadikan pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehdiupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai catatan istilah
pancasila sebagai satu-satunya azas telah dicabut berdasarkan ketetapan MPR
tahun 1999. namun, pencabutan ini kita artikan sebagai pengembalian fungsi
utama pancasila sebagai dasar negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar
negara, pancasila harus dijadikan jiwa bangsa Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, terutama dalam pengembangan pancasila sebagai
ideologi terbuka. Di samping itu, ada faktor lain, yaitu tekad bangsa Indonesia
untuk menjadikan
4. d
C. d
36
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri tentang “Ideologi Pancasila” untuk
memenuhi tugas mata kuliah pendidikan pancasila.
Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Dra. Dwi Tyas Utaminingsih
selaku dosen mata kuliah pendidikan pancasila dan kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi sempurnanya
makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.
Metro, 08 November 2009
Penulis
Ni Kadek Dwi Elistiani
37
NPM : 09340807
38
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
B. latar belakang...............................................................................
C. tujuan............................................................................................
BAB II IDEOLOGI PANCASILA..............................................................
A. Pengertian dan fungsi ideologi.......................................................
B. Pengertian pancasila.......................................................................
BAB III PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI .................................
A. nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila .................................
B. aspek-aspek dalam pancasila.........................................................
BAB IV PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI...........................................
A. Pancasila sebagai ideologi nasional..............................................
B. Pancasila sebagai ideologi terbuka................................................
C. Sikap positif terhadap pancasila sebagai ideologi terbuka ...........
BAB V PENUTUP..........................................................................................
39
A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
40