2.-produksi-benih-generatif
DESCRIPTION
Produksi Benih GeneratifTRANSCRIPT
Hibrida (hybrid) adalah keturunan pertama (F1) hasil persilangan dua tetua atau lebih Varietas hibrida adalah F1 yang mempunyai sifat heterosis
Heterosis yaitu F1 yang mempunyai penampilan lebih baik dibanding - rata-rata kedua tetuanya - lebih baik dari tetua terbaiknya F1> (P1+P2) atau F1 >P1>P2
Heterosis terjadi karena - Teori dominansi (dominance) - Teori dominan lebih (over dominan)
resesif memberi efek 1,dominan memberi 1
AAbbCCdd x aaBBccDD AaBbCcDd
Ibred A
HIBRIDA
Ibred B
Hybrid vigor
LANGKAH PRODUKSI BENIH HIBRIDAMembuat induk persilangan:
galur murni (tanaman menyerbuk sendiri) homozigot lini inbred (tanaman menyerbuk silang) mendekati homozigot
dengan cara silang diri (selfing) sampai beberapa generasi
Selfing pada tanaman menyerbuk silang akan mengakibatkan tekanan silang dalam (inbreeding depression) Semakin berlanjut generasi selfing , keseragaman populasi semakin meningkat Dengan selfing akan terjadi pengelompokan sifat yang sesuai dengan komposisi genetiknya dalam kondisi homozigot
Memilih tanaman yang baik dari populasi kemudian dilakukan penyerbukan sendiri (selfing) Tongkol hasil selfing dipanen terpisah dan diberi nomor Pada musim berikutnya nomor terpilih ditanam kembali secara terpisah kemudian diselfing kembali
Nomor terpilih dari setiap generasi dilanjutkan dengan selfing sampai generasi 7 atau 8 lini inbred Pemilihan hasil selfing dari generasi ke generasi didasarkan pada penampilan (fenotip) seleksi visual Setelah dihasilkan lini inbred (inbred line) dilakukan pembuatan varietas hibrida
Berdasarkan jumlah galur inbred yang digunakan, dikenal adanya Persilangan single cross (silang tunggal) yaitu persilangan antara dua lini inbred AxB Persilangan three way cross (tiga jalur) yaitu persilangan yang melibatkan tiga lini inbred AxBxC
Persilangan double cross (silang ganda) yaitu persilangan yang melibatkan empat lini inbred (AxB) x (CxD)
Penampilan hasil persilangan tergantung sifat atau kemampuan masing-masing tetuanya (daya gabung) Mogea (1981) DGU hasil aksi gen aditif DGK hasil aksi gen dominan, epistasi dan aditif
Daya gabung umum (DGU) adalah penampilan rata-rata dari suatu lini inbred yang disilangkan dengan beberapa lini inbred lain Daya gabung khusus (DGK) adalah penyimpangan penampilan persilangan suatu lini inbred dengan lini inbred lain terhadap daya gabung umumnya
DGK merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembuatan varietas hibrida Dengan DGK dapat diketahui kombinasi dua lini inbred yang superior
Penyerbukan dapat menjadi masalah dalam produksi benih hibrida Untuk menghasilkan hibrida, penyerbukan harus betul-betul terkontrol Pada tanaman menyerbuk sendiri, emaskulasi (membuang bunga jantan) merupakan masalah bagi produksi benih hibrida
Cara penyerbukanManual :
lini inbred A dan B ditanam pada baris secara berselang-seling Sebelum bunga jantan mekar, lini inbred yang digunakan sebagai tetua betina harus dipotong (detaseled) Biji yang digunakan untuk benih hibrida adalah biji dari tetua betina
Penggunaan jantan mandul (male sterility) Male sterility adalah tidak berfungsinya gamet jantan karena faktor genetik Operasional di lapang sama dengan cara manual, hanya dalam hal ini, tetua betina harus merupakan lini inbred yang memiliki bunga jantan mandul Proses pembuatan lini inbred mandul jantan memerlukan ketelitian yang lebih cermat
TUGASBUAT MAKALAH :
TEKNIK PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA TEKNIK PRODUKSI BENIH PADI HIBRIDA
ANGGOTA TIAP KELOMPOK 5 ORANG
Produksi benih non hibrida meliputi : inbrida untuk tanaman menyerbuk sendiri bersari bebas/open pollinated (OP) untuk tanaman menyerbuk silang Proses produksi lebih sederhana, karena hampir sama dengan budidaya untuk konsumsi
Hal yang perlu diperhatikan : Sumber benih harus mempunyai kelas lebih tinggi dari kelas benih yang akan diproduksi Dalam produksi benih harus memperhatikan faktor genetik dan lingkungan yang berpengaruh
PRODUKSI BENIHPRODUKSI BENIH, BAIK HIBRIDA MAUPUN NON HIBRIDA HARUS MEMPERHATIKAN 1) PRINSIP GENETIK adalah pengendalian mutu internal agar tidak terjadi kemunduran genetis 2) PRINSIP AGRONOMIK adalah praktek budidaya tanaman untuk benih
PRINSIPGENETIK GENETIK PRINSIP PRODUKSI BENIHKegiatan yang dilakukan meiputi : 1. Menggunakan lahan yang diketahui sejarah penggunaan sebelumnya, sehingga bebas voluntir (benih asing) dan memenuhi syarat isolasi
PRINSIP GENETIK2. Menggunakan sumber benih yang tepat kelas atau kualifikasi mutunya- Breeder Seed/Benih Penjenis (BS) - Foundation Seed/Benih Dasar (FS) - Stock Seed/Benih Pokok (SS)
PRINSIP GENETIK3. Menggunakan isolasi yang sesuai- isolasi jarak - isolasi waktu
PRINSIP GENETIK4. Melakukan roguing- Mencabut tanaman asing
5. Menghindari kontaminasi mekanis 6. Menggunakan wilayah adaptasi yang sesuai
1. SEJARAH LAPANGVoluntir biasanya berasal dari pertanaman sebelumnya di lahan yang sama Untuk menghindari dapat dilakukan : - pengolahan tanah secara sempurna - periode antar pertanaman yang cukup lama
1. SEJARAH LAPANGMenumbuhkan tanaman untuk benih pada lahan yang sama dalam dua musim berturut-turut diizinkan asal kultivarnya sama. Kepastian sejarah penggunaan lahan sebelumnya dapat dipelajari pada waktu pemeriksaan pendahuluan
2. SUMBER BENIHPenggunaan benih dari kelas yang sesuai sangat diperlukan dalam produksi benih Sumber benih harus berasal dari benih bersertifikat dengan kelas yang lebih tinggi :
contohProduksi benih kelas Benih Dasar harus menggunakan sumber benih dari kelas Benih Penjenis Produksi benih kelas pokok harus menggunakan sumber benih kelas benih dasar Produksi benih kelas sebar harus menggunakan sumber benih kelas benih pokok
No
Sumber Benih
Benih yang Dihasilkan Benih Dasar Benih Pokok Benih Sebar
1 Benih Penjenis 2 3 Benih Dasar Benih Pokok
2. SUMBER BENIHSumber benih harus memenuhi persyaratan : Diketahui asal usulnya dan murni Bebas dari benih lain, gulma dan penyakit terbawa benih
Dilakukan dengan tujuan menghindari persilangan dengan serbuksari lain
Kontaminasi dapat disebabkan oleh : Persilangan alamiah dengan tanaman di sekitarnya Pencampuran mekanis saat di persemaian, panen, pengolahan dan penanganan benih Penyakit terbawa benih yang berasal dari lahan di dekatnya
Isolasi yang baik dapat mengurangi terjadinya : Tercampurnya benih dari varietas berbeda Penyerbukan silang antar pertanaman yang berbeda Penyebaran hama dan penyakit dari tanaman inang
Teknik isolasi : yaitu Jarak dan Waktu Isolasi waktu yaitu memberikan selang waktu tanam yang berbeda antara dua varietas yang berbeda saat berbunga berbeda
Isolasi waktu : padi, jagung 30 hari, kentang 35 hari, kedelai, kacang hijau, kacang panjang 15 hari
Isolasi jarak Dilakukan dengan :a. mengosongkan tanah antar dua blok; b. menanamnya dengan tanaman lain; c. tanpa isolasi, namun tanaman diantara dua batas pada jarak untuk persyaratan isolasi dikeluarkan dari calon benih
Contoh isolasi jarak padi, k hijau, kacang tanah 3 m, kedelai 8 m, jagung 200 m, kentang 350 m, terong 250 m
Pertimbangan utama dalam menentukan jarak adalah apakah tanaman menyerbuk sendiri atau menyerbuk silang Jarak aktualnya apakah serbuksari terbawa angin atau serangga.
Jika ada barier, jarak isolasi dapat dikurangi Isolasi jarak juga dipengaruhi oleh kelas benih yang diproduksi. Arah angin juga menentukan isolasi jaraknya
Agar isolasi efektif hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : penetapan arah petakan (tegak lurus arah angin), penetapamn bentuk petakan (mendekati bujur sangkar), pembuangan tanaman pinggir ,
penetapan ukuran kebun dan petakan (menyatu dan luas), penanaman tanaman penghalang (rimbun dan tinggi)
Teknik isolasi lain (rumah kasa)
4. ROGUINGMerupakan teknik untuk menjaga kemurnian benih Dalam produksi benih, kehadiran tanaman lain tidak diinginkan Tanaman lain ini disebut rogues kehadirannya tidak dapat diterima dalam pertanaman benih
Rogues dapat berupa gulma, tanaman spesies lain, kultivar lain atau tipe simpang (tanaman yang memiliki karakter berbeda)
Tipe simpang dapat terjadi : Tanaman memiliki keragaman morfologi Benih yang digunakan berasal dari hasil persilangan
Roguing dilakukan dengan cara pemeriksaan dan membuang tanaman yang memiliki ciri berbeda dengan varietas yang sedang diperbanyak
Pelaksana roguing harus mengetahui: Deskripsi varietas yang diusahakan Karakteristik tipe simpang Penyakit terbawa benih Gulma berbahaya, kurang berbahaya dan lazim tumbuh
Tanaman lain yang biasa ditemukan Ketidaknormalan tanaman (stres nutrisi, suhu dan kelembaban tanah) Pengambilan contoh dan cara perhitungan yang berlaku.
Efektivitas roguing tergantung pada perbedaan rogue dan ketrampilan pembuangannya.
Roguing harus dilakukan beberapa kali pada tahap pertumbuhan yang berbeda. Waktu terbaik adalah saat pembungaan penuh. Pada tanaman menyerbuk silang roguing dilakukan sebelum bunga mekar
Upaya meningkatkan efisiensi roguing : Ditanam sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dilihat/diamati per individu Berjalan secara sistematik melalui pertanaman yang ada, sehingga setiap tanaman dapat terlihat
Seluruh bagian tanaman rogue dicabut dan dibuang Usahakan pemeriksaan membelakangi matahari, sepagi mungkin Jangan ditunda palaksanaannya
Catat semua tanaman yang dicabut Gulma dan tanaman liar yang dapat menyerbuk silang dicabut dan dibuang Tanaman dan gulma terinfeksi penyakit dicabut dan dibuang
5. PENCEGAHAN KONTAMINASI MEKANISMenghindari tercampurnya benih asing pada semua proses produksi Semua alat dan wadah harus dibersihkan antar operasi yang berbeda (traktor, alat pengolahan tanah, mesin tanam, mesin potong, perontok, lori, pengering, wadah simpan).
Setelah panen kelompok benih harus dijaga terpisah satu sama lain
6. PENANAMAN DI WILAYAH ADAPTASIUntuk menghindari kemunduran varietas perlu diusahakan di wilayah adaptasinya Kadang diperlukan produksi benih di luar adaptasinya agar dapat memelihara pasokan benih bermutu baik secara kontinyu
Perlu juga menghasilkan benih dalam wilayah yang diketahui bebas dari penyakit terbawa benih yang dapat menyulitkan
PRINSIP AGRONOMIK PRODUKSI BENIHPraktek budidaya tanaman untuk benih dan konsumsi pada dasarnya sama Produksi benih memerlukan perhatian khusus
Secara agronomik, produksi benih melaksanakan hal-hal sebagai berikut : 1) Pemilihan dan penyiapan lahan produksi 2) Penumbuhan tanaman 3) Pemanenan tanaman 4) Penanganan benih agar siap salur
1) Pemilihan dan penyiapan lahanDalam pemilihan lahan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : Adaptasi tanaman terhadap lingkungan produksi Sejarah pertanaman sebelumnya Rotasi tanaman Kemudahan tempat bagi jaringan transportasi antar wilayah
Produsen benih hendaknya memilih lapang produksi yang sesuai dengan tanaman yang akan diusahakan Sejarah lapang penting untuk menghindari banyaknya voluntir
Penyiapan lahan untuk pertanaman dimulai dalam waktu yang baik untuk menjamin pengolahan tanah telah dilakukan secara baik
Tahap penyiapan lahan meliputi : Pembersihan Perataan Irigasi dan drainase Pemberian bahan organik Pemberian unsur hara
2) Penumbuhan tanamanPENANAMAN Tanaman yang tidak memerlukan persemaian terlebih dahulu Benih dalam satu lubang jangan terlalu banyak Kedalaman tanam tergantung ukuran benih dan waktu tanam (musim hujan lebih dalam)
Disarankan cara tanam berbaris Semua petakan harus diberi tanda dengan jelas dan dicatat tata letaknya
Tanaman yang memerlukan persemaian Persiapan bedengan persemaian Lokasi persemaian mudah dijangkau sehingga memudahkan pengairan ,penaungan, Penyesuaian tanaman Pemindahan tanaman
MELIHARAAN Penjarangan bahan tanamnya berupa benih Pendangiran untuk menghindari pemadatan tanah Pengendalian gulma karena merupakan pesaing tanaman pokok (nutrisi, cahaya, unsur hara, ruang)
Irigasi mengurangi masalah kekurangan air Pemupukan membangun struktur tanaman Pengendalian hama dan penyakit penyebaran penyakit dapat dikurangi dengan cara meroguing tanaman berpenyakit
Penegakan lanjaran/para-para untuk spesies merambat Pemangkasan pada tanaman untuk membentuk tajuk Membantu penyerbukan tanaman yang penyerbukannya melalui serangga dengan melepas serangga
Perlindungan tanama dari kontaminasi serbuksari asing
3) PemanenanPanen dilakukan saat tanaman menghasilkan benih bermutu tinggi dalam jumlah maksimal Agar produksi dapat dicapai maksimal maka : Tegakan tanaman yang tumbuh baik dan seragam
Proses pematangan berlangsung dalam waktu yang tidak terlalu lama atau pendek Tingkat keberhasilan penyerbukan dan pembuahan tinggi
Penentuan saat panen Dipanen saat masak fisiologis, penundaan sesaat untuk mengurangi kadar air Penundaan terlalu lama dapat meningkatkan kehilangan benih, benih terlalu kering mudah pecah saat perontokan, vigor menurun
Jika panen sebelum fase pemasakan, akan mengakibatkan keriput jika dikeringkan, sulit dipisahkan saat perontokan sehingga rentan kerusakaan saat perontokan, sulit dikeringkan, tidak tahan simpan, vigor rendah Panen terbaik adalah panen dini dan pengeringan buatan
Sistem panen Ada dua operasi yaitu pemotongan dan perontokan Mesin yang mampu melaksanakan dua operasi sekaligus disebut combine harvested
Beberapa spesies panen dilakukan dengan pemetikan oleh tangan unutk benih yang matangnya tidak seragam Saat pemotongan kadar air masih terlalu tinggi, sehingga dibiarkan sementara agar kadar air turun
Kondisi benih ketika dipanen berpengaruh terhadap daya simpannya Cuaca saat panen sangat berpengaruh terhadap kualitas benihnya
Hilangnya viabilitas selama penyimpanan umumnya karena kerusakan mekanis saat panen dan pengolahan Keberhasilan penyimpanan tergantung terutama pada kadar air benih ketika akan disimpan.
Pengeringan merupakan bagian penitng dalam proses pemanenan
4) Penanganan benih siap salurTeknik penyiapan benih siap salur harus sesuai dengan sifat daya simpan benih yang diproduksi. Sebelum disimpan, benih harus dibersihkan, dikeringkan, dikemas
Ada dua tipe benih berdasarkan daya simpannya yaitu ortodoks dan rekalsitran. Tipe ortodoks memerlukan kadar air dan kelembaban rendah untuk peyimpanannya sebaliknya untuk rekalsitran
Pengelolaan benih setelah panen meliputiPengeringan Perontokan Pembersihan Pemilahan/ grading
Pengujian Perlakuan Pengemasan Penyimpanan Pemasaran