20110213

9
Hidup Oleh Kemurahan Allah “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu : jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” Efesus 2:8-10 Ketika manusia telah jatuh dalam dosa, maka manusia kehilangan kemuliaan Allah serta terpisah dengan Allah. Untuk mengembalikan pada kondisi semula, maka manusia berinisiatif melakukan apa saja untuk dapat menjangkau Allah; diantaranya berbuat baik, berbuat amal, termasuk membangun suatu agama. Tetapi yang dilakukan oleh manusia itu adalah sia-sia. Sebab, untuk mengembalikan hubungan manusia dengan Allah seperti semula harus ada korban (tertumpahnya darah). Hal ini tidak dapat dilakukan oleh manusia, karena korban yang harus dipersembahkan tidak boleh bercacat dan bercela (suci), sedangkan manusia telah jatuh dalam dosa. Maka oleh kemurahan Allah, manusia dapat diselamatkan. Dimana Allah telah memberikan PutraNya yang tunggal yaitu Tuhan Yesus Kristus sebagai tumbal dosa manusia. Dan melalui percaya pada Yesuslah manusia dapat diselamatkan. Dan saat ini, apabila kita dapat bertemu dan mengenal Kristus adalah kemurahan dari Allah, sebab tidak semua orang dapat mengaku Yesus adalah Tuhan. Ada dua ayat yang tampaknya bertentangan tetapi sebenarnya tidak, seperti yang tertulis dalam Yohanes 6:44 “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” Sedangkan ayat yang berikutnya terdapat dalam Yohanes 14:6, yang berbunyi : Kata Yesus kepadanya : “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa berdasarkan ketentuan Bapa, maka kita dibentuk menjadi mahkluk yang lebih baik daripada keadaan manusia yang telah jatuh dalam dosa, melalui iman percaya kita kepada Kristus. Karena sebelum kita mengenal Kristus, kita tidak tahu rencana hidup ini, tetapi setelah mengenalNya, maka rencana yang indah mulai berlangsung dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu marilah kita senantiasa mensyukuri akan rencanaNya dalam kehidupan kita. Dan dalam perjalanan hidup ini perlu ada bukti yang nyata, bahwa Allah sedang membentuk kita. Sehingga dalam hidup ini tampak adanya peningkatan, dimana iman yang kita miliki harus bertambah-tambah. Sebab kita sebagai orang yang percaya, kadang-kadang mengalami stagnasi atau keadaan yang berlarut-larut dalam kesukaran maupun dalam kemiskinan, yang mana kesemuannya itu untuk membangun iman kita menjadi kokoh. Dan saat ini kita akan belajar dari kisah seorang buta yang telah bertemu dengan Yesus dan mengalami mujizat (Yohanes 9:1-41). Orang buta ini berada dalam posisi yang sangat jelek dimana ia buta sejak lahir, dan posisi ini merupakan posisi yang tidak berpengharapan. Dan perlu kita ketahui pula bahwa orang yang belum bertemu dan mengenal Yesus, maka hidupnya tergantung pada nasibnya masing-masing. Tetapi bagi orang yang sudah bertemu dan mengenal Yesus, maka orang tersebut tidak akan menemui nasib yang buruk. Dan apabila kita sudah mengenal Yesus tetapi kehidupan kita tidak mengalami perubahan, maka kita perlu belajar dari orang buta ini, supaya iman kita mengalami peningkatan. Sebab, apabila iman kita tidak mengalami perubahan maka posisi kita akan tetap susah dan tidak mengalami perubahan dalam hidup. Sedangkan Tuhan ingin supaya pengenalan kita terhadap Kristus semakin meningkat sebab Kristus adalah sang pencipta (creator). Kita tahu bahwa orang buta ini mendapatkan kemurahan dari Allah, dimana ia telah bertemu dengan Yesus, karena tidak seorangpun dapat bertemu dengan Yesus kalau tidak mendapatkan anugerah dari Allah. Sebelum Yesus melakukan mujizat, maka murid-muridNya bertanya : “Rabi, siapakah yang berbuat dosa ? orang ini atau orang tuanya ?, tetapi Tuhan menjawab : “bukan orang ini maupun orang tuanya; tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah yang harus dinyatakan di dalam dia.” Oleh karena itu kita harus mengerti, bahwa apabila saat ini kita berada pada posisi yang tidak enak, maka percayalah bahwa Allah sedang menyatakan kuasaNya atas kehidupan kita. Bukti peningkatan iman daripada orang buta itu setelah bertemu dengan Yesus adalah ia menjadi berkat serta saksi bagi banyak orang, dan tahap peningkatan iman serta pengenalannya terhadap Yesus tampak dari pengakuannya : Pertama : Tatkala orang orang buta itu baru bertemu dengan Yesus dan mengalami mujizat, ia hanya mengenal bahwa Yesus adalah sebatas manusia saja (Yohanes 9:11), tetapi yang berikutnya setelah ia mengalami berbagai macam tantangan dalam perjalanan hidupnya, dimana ia diinterograsi oleh orang Farisi, maka pengenalannya semakin mendalam. Orang buta mengakui bahwa Yesus adalah seorang nabi (penyambung lidah Allah), seperti pengakuannya pada Yohanes 9:17 . . . . . jawabnya : Ia adalah seorang nabi.” Selanjutnya orang buta ini mengakui bahwa Yesus adalah pribadi yang saleh, walaupun pengakuannya itu tidak disampaikan secara eksplisit tetapi didalam pengakuannya terkandung pengertian bahwa Yesus adalah orang yang saleh (Yohanes 9:31). Dan pengenalannya tidak sampai disitu tetapi semakin meningkat lagi, dimana ia mengakui bahwa Yesus adalah pribadi yang datangnya dari Allah (utusan Allah). Hal ini dapat kita ketahui dari pernyataannya yang terdapat dalam Yohanes 9:33 : “Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Melalui pengakuannya ini menunjukkan bahwa pengenalannya kepada Yesus semakin dalam, hingga pada akhirnya ia mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan yaitu sang pencipta (creator), seperti yang tertulis dalam Yohanes 9:38 : “Aku percaya, Tuhan !”. Dari kisah ini kita dapat mengambil suatu pelajaran yang indah, bahwa orang yang tetap konsisten dengan apa yang diyakininya yaitu pada Yesus, maka orang tersebut akan mengalami perubahan yang luar biasa walaupun secara manusia kita sudah tidak masuk hitungan, seperti yang dialami oleh orang buta tersebut, dimana ia didakwa oleh orang-orang Farisi dengan dikata-katai : “engkau ini lahir sama sekali dalam dosa . . . . . (Yohanes 9:34), namun ditangan Allah tidak ada sesuatu yang mustahil asalkan kita tetap menyadari dan mensyukuri bahwa kita hidup ini oleh karena kemurahan Allah. Amin

Upload: hendra-timothy

Post on 14-Sep-2015

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lecture

TRANSCRIPT

  • Hidup Oleh Kemurahan Allah Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan

    hasil pekerjaanmu : jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya

    Efesus 2:8-10 Ketika manusia telah jatuh dalam dosa, maka manusia kehilangan kemuliaan Allah serta terpisah dengan Allah. Untuk

    mengembalikan pada kondisi semula, maka manusia berinisiatif melakukan apa saja untuk dapat menjangkau Allah; diantaranya berbuat baik, berbuat amal, termasuk membangun suatu agama. Tetapi yang dilakukan oleh manusia itu adalah sia-sia. Sebab, untuk mengembalikan hubungan manusia dengan Allah seperti semula harus ada korban (tertumpahnya darah). Hal ini tidak dapat dilakukan oleh manusia, karena korban yang harus dipersembahkan tidak boleh bercacat dan bercela (suci), sedangkan manusia telah jatuh dalam dosa. Maka oleh kemurahan Allah, manusia dapat diselamatkan. Dimana Allah telah memberikan PutraNya yang tunggal yaitu Tuhan Yesus Kristus sebagai tumbal dosa manusia. Dan melalui percaya pada Yesuslah manusia dapat diselamatkan. Dan saat ini, apabila kita dapat bertemu dan mengenal Kristus adalah kemurahan dari Allah, sebab tidak semua orang dapat mengaku Yesus adalah Tuhan. Ada dua ayat yang tampaknya bertentangan tetapi sebenarnya tidak, seperti yang tertulis dalam Yohanes 6:44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Sedangkan ayat yang berikutnya terdapat dalam Yohanes 14:6, yang berbunyi : Kata Yesus kepadanya : Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa berdasarkan ketentuan Bapa, maka kita dibentuk menjadi mahkluk yang lebih baik daripada keadaan manusia yang telah jatuh dalam dosa, melalui iman percaya kita kepada Kristus. Karena sebelum kita mengenal Kristus, kita tidak tahu rencana hidup ini, tetapi setelah mengenalNya, maka rencana yang indah mulai berlangsung dalam kehidupan kita.

    Oleh sebab itu marilah kita senantiasa mensyukuri akan rencanaNya dalam kehidupan kita. Dan dalam perjalanan hidup ini perlu ada bukti yang nyata, bahwa Allah sedang membentuk kita. Sehingga dalam hidup ini tampak adanya peningkatan, dimana iman yang kita miliki harus bertambah-tambah. Sebab kita sebagai orang yang percaya, kadang-kadang mengalami stagnasi atau keadaan yang berlarut-larut dalam kesukaran maupun dalam kemiskinan, yang mana kesemuannya itu untuk membangun iman kita menjadi kokoh.

    Dan saat ini kita akan belajar dari kisah seorang buta yang telah bertemu dengan Yesus dan mengalami mujizat (Yohanes 9:1-41). Orang buta ini berada dalam posisi yang sangat jelek dimana ia buta sejak lahir, dan posisi ini merupakan posisi yang tidak berpengharapan. Dan perlu kita ketahui pula bahwa orang yang belum bertemu dan mengenal Yesus, maka hidupnya tergantung pada nasibnya masing-masing. Tetapi bagi orang yang sudah bertemu dan mengenal Yesus, maka orang tersebut tidak akan menemui nasib yang buruk. Dan apabila kita sudah mengenal Yesus tetapi kehidupan kita tidak mengalami perubahan, maka kita perlu belajar dari orang buta ini, supaya iman kita mengalami peningkatan. Sebab, apabila iman kita tidak mengalami perubahan maka posisi kita akan tetap susah dan tidak mengalami perubahan dalam hidup. Sedangkan Tuhan ingin supaya pengenalan kita terhadap Kristus semakin meningkat sebab Kristus adalah sang pencipta (creator).

    Kita tahu bahwa orang buta ini mendapatkan kemurahan dari Allah, dimana ia telah bertemu dengan Yesus, karena tidak seorangpun dapat bertemu dengan Yesus kalau tidak mendapatkan anugerah dari Allah. Sebelum Yesus melakukan mujizat, maka murid-muridNya bertanya : Rabi, siapakah yang berbuat dosa ? orang ini atau orang tuanya ?, tetapi Tuhan menjawab : bukan orang ini maupun orang tuanya; tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah yang harus dinyatakan di dalam dia. Oleh karena itu kita harus mengerti, bahwa apabila saat ini kita berada pada posisi yang tidak enak, maka percayalah bahwa Allah sedang menyatakan kuasaNya atas kehidupan kita. Bukti peningkatan iman daripada orang buta itu setelah bertemu dengan Yesus adalah ia menjadi berkat serta saksi bagi banyak orang, dan tahap peningkatan iman serta pengenalannya terhadap Yesus tampak dari pengakuannya :

    Pertama : Tatkala orang orang buta itu baru bertemu dengan Yesus dan mengalami mujizat, ia hanya mengenal bahwa Yesus adalah sebatas manusia saja (Yohanes 9:11), tetapi yang berikutnya setelah ia mengalami berbagai macam tantangan dalam perjalanan hidupnya, dimana ia diinterograsi oleh orang Farisi, maka pengenalannya semakin mendalam. Orang buta mengakui bahwa Yesus adalah seorang nabi (penyambung lidah Allah), seperti pengakuannya pada Yohanes 9:17 . . . . . jawabnya : Ia adalah seorang nabi. Selanjutnya orang buta ini mengakui bahwa Yesus adalah pribadi yang saleh, walaupun pengakuannya itu tidak disampaikan secara eksplisit tetapi didalam pengakuannya terkandung pengertian bahwa Yesus adalah orang yang saleh (Yohanes 9:31). Dan pengenalannya tidak sampai disitu tetapi semakin meningkat lagi, dimana ia mengakui bahwa Yesus adalah pribadi yang datangnya dari Allah (utusan Allah). Hal ini dapat kita ketahui dari pernyataannya yang terdapat dalam Yohanes 9:33 : Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa. Melalui pengakuannya ini menunjukkan bahwa pengenalannya kepada Yesus semakin dalam, hingga pada akhirnya ia mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan yaitu sang pencipta (creator), seperti yang tertulis dalam Yohanes 9:38 : Aku percaya, Tuhan !.

    Dari kisah ini kita dapat mengambil suatu pelajaran yang indah, bahwa orang yang tetap konsisten dengan apa yang diyakininya yaitu pada Yesus, maka orang tersebut akan mengalami perubahan yang luar biasa walaupun secara manusia kita sudah tidak masuk hitungan, seperti yang dialami oleh orang buta tersebut, dimana ia didakwa oleh orang-orang Farisi dengan dikata-katai : engkau ini lahir sama sekali dalam dosa . . . . . (Yohanes 9:34), namun ditangan Allah tidak ada sesuatu yang mustahil asalkan kita tetap menyadari dan mensyukuri bahwa kita hidup ini oleh karena kemurahan Allah. Amin

  • Hakim-Hakim 8:22-35; Roma 12:12 BERLARI KEPADA ALLAH

    Setelah Gideon mati, kembalilah orang Israel berjalan serong dengan mengikuti para Baal dan membuat Baal-Berit

    menjadi allah mereka (Hakim-Hakim 8:34).

    Jatuh bangun di dalam dosa! Itulah bangsa Israel. Meskipun bangsa ini tidaklah lebih baik dari bangsa lain, namun Allah tetap memakai bangsa ini untuk mewujudkan rencanaNya yang kekal melalui keselamatan di dalam Yesus. Setelah pemimpin besar mereka, Gideon, meninggal dunia, bangsa Israel kembali lagi kepada perbuatan mereka yang jahat. Mereka seperti anak-anak ayam yang kehilangan induknya. Celakanya mereka lari kepada penyembahan berhala. Mereka mengikuti para Baal dan membuat Baal-Perit menjadi allah mereka. Mereka tidak takut lagi kepada Allah. Mereka mengabaikan hukum-hukum Allah. Tidak ubahnya dengan bangsa Israel, tidak sedikit orang Kristen yang akhirnya kembali kepada kehidupan yang lama. Mungkin salah satu sebab adalah ketika mereka kehilangan seorang figur, entah itu pendeta mereka, guru mereka, orang tua mereka, atau orang-orang yang dekat dengan mereka. Mungkin mereka kecewa. Mungkin mereka tidak dapat menerima kenyataan ini. Tetapi haruskah pelariannya kepada perkara duniawi? Daud adalah raja yang bergelimang dengan kekayaan, tetapi juga sarat dengan masalah. Bacalah kitab Mazmur. Di sana Anda akan menemukan berbagai ekspresi yang ditunjukkan Daud. Misalnya Daud berkata, Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya (Mazmur 18:7). Jadi dalam masa kesesakan, berlari kepada Allah adalah jalan terbaik. Begitu juga bila Anda ditinggal mati oleh orang-orang yang Anda sayangi, di puncak kesedihan itu Anda jangan berlari ke lain tempat, kecuali kepada Allah. Selain Allah, Anda hanya menemukan tempat yang berbahaya dan mencelakakan. Bangsa Israel selalu saja mengulangi kesalahan berulang-ulang. Itu terjadi pada zaman Perjanjian Lama, sedangkan kita yang disebut dengan orang Israel rohani dan hidup pada zaman Perjanjian Baru, kita pastilah tidak sama dengan mereka. Kita tetap kuat di dalam Allah ketika persoalan datang. Renungan: Apakah Anda baru saja ditinggal pergi oleh orang yang Anda sayangi? Anda kecewa? Anda merasa seolah-olah Allah terlalu cepat memanggilnya? Jangan sedih, sebab Allah menyayangi Anda. Jadi berlarilah kepada Allah dan sampaikan semua keluh kesah Anda.

    Di puncak kesedihan, berlarilah ke puncak gunung Allah.

  • Hakim-Hakim 9:1-49; Efesus 6:4

    SALAH DIDIK? Ia pergi ke rumah ayahnya di Ofra, lalu membunuh saudara-saudaranya, anak-anak Yerubaal, tujuh puluh orang, di

    atas satu batu.. (Hakim-Hakim 9:5).

    Sebenarnya Abimelekh tidaklah dapat disebut dengan hakim, sebab dari cerita yang kita baca kelakuannya tidaklah menunjukkan bahwa dia adalah hakim. Allah tidak pernah memilihnya. Dia menjadi raja di Sikem itupun atas kemauan orang Israel sendiri. Perbuatannya amatlah jahat dengan membantai saudara-saudaranya sendiri yang berjumlah 70 orang. Dan pada akhir hidupnya Alkitab berkata, Demikianlah Allah membalaskan kejahatan yang dilakukan oleh Abimelekh kepada ayahnya, yaitu pembunuhan atas ketujuh puluh saudaranya (ay. 56). Siapakah Abimelekh? Dia adalah salah satu dari anak Gideon. Kontras bukan? Gideon kita kenal dengan hakim yang bagus reputasinya. Dia mempunyai dedikasi tinggi terhadap firman Allah. Gideon adalah hakim yang dipakai Tuhan dengan heran. Tetapi mengapa dia mempunyai anak yang jahat? Salah didik? Dalam sebuah keluarga selalu saja ditemukan duri di dalam daging. Selalu saja ada orang yang menyebalkan dan mencoreng-moreng nama keluarga. Entah itu pergi tanpa pamit dengan pemuda lain. Entah itu terlibat dengan narkoba. Pokoknya perbuatan yang memalukan dilakukannya. Karena itu penting sekali mendidik anak-anak mulai dari usia dini untuk mengenal firman Tuhan. Sebab kalau tidak iblis dapat mengambil alih jiwa anak Anda! Jangan terkejut. Dunia media yang begitu cepat berkembang semakin membuat kegiatan kerajaan kegelapan berkembang. Coba Anda lihat program televisi. Pernah melihat program Kristen? Pernah, tapi itupun jarang dan kalau kebetulan juga mata belum terlelap pada jam 12 malam! Tetapi acara-acara sekular lainnya begitu banyak porsinya. Sebagian netral, sebagian bagus, tetapi banyak jahatnya! Relakah anak Anda dididik oleh mereka? Dan kalau Anda merasa bahwa anak Anda saat ini berubah menjadi binal, liar, dan mempermalukan nama keluarga, janganlah mengutukinya. Bagaimanapun juga dia tetaplah anak Anda! Bawalah dia di dalam doa Anda. Bergumullah buat dia. Dan rampaslah dia dari cengkeraman kuasa kegelapan! Renungan: Tidak ada keluarga yang sempurna, tidak juga keluarga Anda. Kalau Anda sedang menghadapi dengan anak Anda yang sepertinya Anda sudah putus asa untuk mendidiknya, serahkanlah kepada Allah.

    Anak Anda adalah aset Anda yang paling berharga; janganlah rela bila iblis merampasnya.

  • Hakim-Hakim 9:50-57; 1 Yohanes 5:16, 17 PEMBALASAN ADALAH HAK TUHAN

    Demikianlah Allah membalaskan kejahatan yang dilakukan oleh Abimelekh kepada ayahnya, yaitu pembunuhan

    atas tujuh puluh saudaranya (Hakim-Hakim 9:56). Upah dosa adalah maut (Roma 6:23a). Demikian juga setiap orang yang menabur pasti akan menuai hasil taburannya (2 Korintus 9:6). Setiap orang yang berbuat tidak baik kepada orang lain pasti akan menuai taburannya, tetapi bagaimana kalau yang menabur orang tuanya dan yang menerima tuaian adalah cucunya? Kalau kita yang menabur dan kita yang menuai mungkin tidak jadi masalah, karena kita tahu akibatnya, tapi bagaimana jika tidak? Ada seorang paranormal yang sudah mengikat perjanjian dengan setan atau iblis untuk membantu melancarkan segala pekerjaannya. Setiap orang yang datang biasanya dia sudah tahu: di mana pasien tinggal, punya anak berapa, punya sakit apa, punya kebiasaan apa, dan apa yang dikeluhkan oleh si pasien. Ini karena setiap paranormal mempunyai ajudan yang tidak tampak oleh mata alias setan. Pengikatan perjanjian dengan dunia maut dan seterunya inilah yang sama dengan menabur, dan tuaiannya ialah maut (Yesaya 28:15). Begitu pun yang terjadi pada Raja Abimelekh. Setelah membunuh tujuh puluh saudara ayahnya, maka dia pun harus mati di tangan bujangnya. Sebelum mati di tangan bujangnya, Raja Abimelekh dilempari sebuah batu kilangan dan tepat mengenai kepalanya. Karena tidak ingin mendapat malu oleh karena yang melempar batu kilangan adalah seorang wanita maka dipanggilnya bujang yang membawa senjata Raja Abimelekh untuk menghunuskan pedang dan menikam sang Raja, dan matilah Raja Abimelekh. Dan inilah pembalasan yang Tuhan berikan dan ditimpakan kepada Raja Abimelekh karena membunuh tujuh puluh saudara ayahnya sendiri. Demikian juga kita, kalau kita berbuat dosa maka bisa jadi yang menuai adalah anak atau cucu (Bilangan 14:18). Di dalam 1Yohanes 5:16-17 dikatakan kalau kita mau mengakui segala dosa dan pelanggaran yang pernah kita buat di hadapan Allah yang dengan perantaraan Tuhan Yesus Kristus maka itu tidak akan mendatangkan maut, tetapi sebaliknya kalau kita tidak mau mengakui segala dosa dan pelanggaran yang pernah kita buat di hadapan Allah, maka upah dosa adalah maut. Renungan: Carilah Tuhan Selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat (Yesaya 55:6) Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan (Kisah Para Rasul 3:19).

    Jangan berbuat dosa, sebab anak cucumu bisa tertimpa akibatnya.

  • Hakim-Hakim 10:1-18; Ibrani 6:15 ALLAH TIDAK DAPAT DIDIKTE

    Orang Israel itu melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; mereka beribadah kepada para Baal dan para

    Asytoret, kepada para allah orang Aram, para allah orang Sidon, para allah orang Moab, para allah bani Amon dan para allah orang Filistin, tetapi TUHAN ditinggalkan mereka dan kepada Dia mereka tidak beribadah (Hakim-

    Hakim 10:6).

    Begitu mudahkah bangsa Israel jatuh di dalam dosa penyembahan berhala? Ya! Dalam kitab Hakim-Hakim ini dibuktikan bahwa bangsa Israel memang mudah jatuh di dalam dosa penyembahan berhala. Mengapa? Saya melihatnya bahwa para dewa orang Kanaan memberikan solusi yang cepat bagi kesuksesan mereka. Orang-orang Kanaan biasa melibatkan dewa-dewa mereka dalam berbagai kegiatan, termasuk saat bercocok tanam. Mereka mengharapkan berkat yang cepat dan keberhasilan yang instan. Dan itu terjadi! Tetapi dengan catatan bahwa setiap pemberian iblis tidak ada yang gratis. Dia akan menuntut jiwa mereka yang meminta tolong. Sebaliknya Allah Israel bekerja dengan cara-Nya dan tidak dapat didikte oleh manusia. Dan apa yang dilakukan-Nya adalah untuk kepentingan manusia. Allah bermaksud membentuk karakter kita. Dan itu yang penting. Saat kita meminta sesuatu kepada-Nya, seringkali jawaban-Nya tidak cepat bahkan berkesan lambat. Apakah Allah terlambat? Tidak. Tetapi keterlambatan itu kadang sulit kita terima. Kita mau jawaban instan dan saat itu juga! Anda diajar untuk percaya dan bersabar sambil menantikan janji Allah. Cara manusia mencari kekayaan yang paling mudah adalah dengan pergi ke gunung-gunung dan menemui orang pintar. Atau pergi ke kuburan-kuburan sambil membawa sedekah. Sebagian memang mendapatkan kekayaan, namun tanpa sadar iblis menuntut jiwa mereka. Jadi kalau Anda datang kepada Tuhan untuk mencari kekayaan, Anda salah besar. Kekayaan itu bagian kecil dari berkat Allah yang diberikan kepada mereka yang mendapatkan karunia. Sedangkan berkat terbesar adalah hidup kekal! Apabila Anda semata-mata datang kepada Tuhan untuk diberkati, suatu saat Anda akan kecewa. Tetapi kalau Anda datang kepada Tuhan karena Anda memang membutuhkan Juru Selamat, maka Anda akan dipuaskan. Renungan: Iblis menggoda Anda dengan kekayaan yang instan, tetapi janganlah mau menerimanya. Kekayaan Anda adalah Allah sendiri. Hidup yang dipenuhi dengan kepenuhan Kristus adalah kekayaan di atas kekayaan.

    Kekayaan yang paling bernilai adalah karakter yang cemerlang.

  • Hakim-Hakim 11:1-11; 1 Korintus 1:4 KASIH KARUNIA YANG MEMPESONA

    Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan

    sundal; ayah Yefta ialah Gilead (Hakim-Hakim 11:1).

    Tidak ada satu pun manusia yang berharap menjadi anak sundal, entah itu karena ayahnya yang tidak jelas identitasnya atau karena sebab lain. Dan Taurat sendiri melarang orang sundal masuk ke dalam jemaat Tuhan (Ulangan 23:2). Jadi posisi Yefta sebagai anak dari perempuan sundal amatlah tidak menguntungkan. Tetapi sekali lagi kita dibuat terpesona oleh kasih karunia Allah. Di dalam diri Yefta Allah melihat sesuatu yang lain. Sesuatu yang membuat Allah memakai Yefta sebagai alat-Nya. Beberapa waktu lalu bersama dengan anak-anak Tuhan lainnya kami mengunjungi panti asuhan. Di sana bayi-bayi dan anak-anak sedang meratapi nasibnya, sebab sebagian besar di antara mereka adalah anak-anak yang tidak dikehendaki oleh orang tua mereka. Tatapan mereka sepertinya mengharapkan belaian ibu dan ayahnya. Tetapi apa mau dikata? Yang membelai mereka adalah para perawat dan pengasuh yang dengan rela hati memberikan kasih kepada mereka. Tetapi di mata Allah, mereka adalah anak-anak yang berhak atas kasih-Nya. Dan mereka juga mempunyai hak yang sama untuk dipakai oleh Allah. Yefta adalah contohnya. Secara hukum masuk ke jemaah Allah saja dilarang apalagi menjadi alat bagi Allah. Tetapi Allah kita kaya dengan rahmat. Dia curahkan itu kepada Yefta, sehingga dia menjadi hakim di Israel selama 6 tahun. Kalau Anda terlahir sebagai anak yang tidak tahu siapakah orang tua Anda, janganlah kecil hati. Allah mencari Anda untuk dipakai sebagai alat-Nya sebagaimana Dia memakai Yefta. Kekurangan kasih sayang dari orang tua tidaklah menjadi masalah bila Anda tahu bahwa Allah amat menyayangi Anda. Bagi Allah tidak ada perbedaan apakah Anda terlahir sebagai anak yang mempunyai orang tua lengkap ataukah anak yang tidak tahu asal-usulnya. Kita selalu dibuat kagum dengan kasih karunia Allah. Orang-orang yang berada di kasta bawah tidak lagi kehilangan kesempatan untuk menikmati kasih karunia Allah. Renungan: Yefta memang anak perempuan sundal, tetapi Allah memakainya. Tidak ada halangan bagi Allah untuk memakai anak-anak yang terbuang. Setiap orang mempunyai kans yang sama untuk dipakai oleh Allah.

    Kasih karunia Allah mendudukkan manusia rendah pada kemuliaan-Nya.

  • Hakim-Hakim 11:12-28; Roma 8:28 IZIN NUMPANG LEWAT

    Izinkanlah kiranya kami berjalan melalui negerimu ini (Hakim-Hakim 11:17b).

    Setiap negara mempunyai daerah otorisasi wilayah atau batas wilayah yang sudah disepakati oleh badan Internasional, dan bagi siapa saja yang hendak melewati batas suatu negara haruslah mendapat izin dari pihak yang berwenang. Izin melewati suatu negara di zaman sekarang ini lebih mudah kalau syarat-syarat yang diajukan oleh pihak berwenang telah sesuai dengan syarat yang diminta. Tetapi di zaman dahulu jika suatu rombongan seperti bangsa Israel hendak melewati suatu negara maka mereka harus mengirimkan utusan kepada negeri yang hendak mereka akan lewati, dan izin ini harus kepada raja yang negaranya hendak dilewati oleh bangsa Israel, dan ini tidak langsung kita terima jawabanya saat itu juga tetapi harus menunggu balasan dari negara yang hendak dilewati dengan perantaraan utusan. Pada saat permohonan izin inilah sang raja yang bersangkutan mulai mencari tahu siapa mereka? Apa kepentingan mereka untuk melewati negaraku? Inilah yang timbul di dalam pikiran raja tersebut dan setelah mempertimbangkan apakah mereka diberi izin atau tidak (Hakim-hakim 11:12-17). Singkat cerita raja bani Amon tidak mengizinkan bangsa Israel melewati negaranya, dan raja bani Amon berpikiran jangan-jangan negeriku juga akan dirampas juga. Akhirnya bangsa Israel memilih jalan memutar, akan tetapi tidak hanya sampai di situ saja, bangsa Israel juga harus meminta izin kepada Sihon raja orang Amori, raja di Hesybon, dan Sihon tidak percaya kepada bangsa Israel, dan mereka mempersiapkan rakyatnya untuk berperang melawan bangsa Israel. Dan mereka berperang dan Tuhan Allah Israel menyerahkan Sihon dan seluruh rakyatnya ke dalam tangan orang Israel dan semua yang dimiliki orang Amori menjadi kepunyaan orang Israel (ayat 21,22). Campur tangan Tuhan dalam perang tersebut sungguh nyata, dan perang dimenangkan oleh bangsa Israel. Dan Yefta tidak bersalah terhadap orang Amori, karena Yefta sudah meminta izin untuk melewati negeri orang Amori malah diajak untuk berperang dan berbuat jahat terhadap bangsa Israel (ayat 27-28).

    Renungan: Izinkanlah kuasa dan otoritas Allah bekerja melalui Anda, apapun keadaan Anda dan bagaimana pun problem Anda. Mintalah izin kepada Allah untuk menggunakan kuasa dan otoritas yang sudah Tuhan Yesus Kristus berikan kepada kita. ini juga berlaku bagi pekerjaan Anda di mana Anda bekerja. Serahkanlah semua rencana Anda kepada Tuhan Yesus Kristus karena Ia turut bekerja dalam segala hal (Roma 8:28).

    Allah bekerja bagi mereka yang mengandalkan-Nya.

  • Hakim-Hakim 11:29-40; Matius 10:37 RISIKO KASIH

    Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan

    bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan

    TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran" (Hakim-Hakim 11:30, 31).

    Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini selalu ada risikonya. Seorang pembalap mobil Formula 1, Ayrton Senna, saat latihan resmi di sirkuit Imola, harus membayar mahal pekerjaan yang membuat namanya tersohor itu. Ia mengalami kecelakaan hebat sampai nyawanya tidak tertolong lagi. Sebelum itu terjadi Ayrton Senna tahu persis bahwa profesi yang digelutinya itu memiliki risiko yang sangat tinggi. Jadi sebelum bergabung dengan timnya pastilah ada kontrak perjanjian. Dalam perjanjian itu, ia menyatakan siap dengan segala resiko yang ia hadapi selama di sirkuit. Demikian juga dengan Yefta saat itu. Pada masa hakim-hakim ia bernazar kepada Tuhan: jika Amon diserahkan ke dalam tangannya, ia akan menyerahkan apa saja sesuatu yang keluar dari rumahnya saat ia kembali dengan selamat dari bani Amon. Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangannya. Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan. Demi dilihatnya dia, dikoyakkannyalah bajunya, sambil berkata: "Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur" (Hakim-hakim11:32-35). Ternyata yang keluar dari rumah Yefta adalah anak kandungnya sendiri. Ia tidak bisa menarik nazarnya, apalagi hal ini diucapkan kepada Tuhan. Ia mengambil sikap lebih mengasihi Allah dari pada anak kandungnya. Ia menyerahkan anak gadisnya kepada Allah sebagai korban persembahan yang dikhususkan bagi Allah. Saudara Yesuspun karena kasih-Nya kepada kita harus membayar mahal di atas kayu salib, supaya kita yang berdosa dibenarkan di dalam Dia. Kasih itu ada resikonya, karenanya Yesus pun pernah berkata: Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku (Matius 10:37). Renungan: Bagaimanakah kasih kita kepada Allah hari-hari ini? Masihkah kita bersaksi tentang kebaikan Allah? Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, jiwamu dan akal budimu apapun risikonya.

  • 3Kubersujud

    Slow BeatDo = D

    Album : Louder Than LifeSidney Mohede

    D/F# A D/F# A0 0 3 5 6 3 - 2 1 1 2 - - - - - 0 3 5 6 3 2 5 5 2 - - - -e

    Telah lama ku-ja - la-ni hidup yg tak berar - ti

    Em G Em F#m G A

    - 0 2 1 3 4 3 - - 2 1 2 - - - - - 0 2 1 3 - 4 - 3 4 4 2 - - - -e dan ha-ti-ku tak me - ngerti mengapa smua ter-ja - di D/F# A D/F# A

    - 0 3 5 6 - 3 2 1 1 2 - - - - - 0 3 5 6 - 3 - 2 5 5 2 - - - -e namun Kau menemu - kanku dan Kau ang-kat wajah - kuEm F#m G Em F#m 2/4 G

    - 0 2 1 3 4 3 - 2 1 1 2 - - - - - 0 2 1 3 4 3 3 - 4 4 - 2 2e e e ee Engkau berikan hidup - ku bri pengharapan ba - ru A G A/G F#m Bm2 - - - - 0 1 1 6 6 6 - - - - 0 1 1 5 5 5 - - - - - 0 3 5 6e e e kubersujud kubersujud i-zinkanG F#m Em A G

    6 3 3 - 3 3 2 1 - 6 1 2 2 2 - - - - 0 1 1 6 6 6 - - -e . e e kuber - se-rah di- ka-kiMu ku bersujudA/G F#m Bm G F#m- 0 1 1 5 6 6 7 6 5 5 - - - - 0 3 5 6 6 3 2 3 3 3 2 1 1e e e e e kubersujud karnaku ta - hu Kau - lah

    Em AD/F# G A

    1 0 5 - 4 3 3 2 2 2 - - - - 1 3 2 1 2 3 2 1 - - - - - - -e e e e e ke - kuat - an - ku kuber - su - jud D- - - - - - - -

    Sidney Mohede

    e

    e

    e