2012-1-01338-ps bab3001

Upload: ade-sucipta-emal

Post on 02-Mar-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB III

TRANSCRIPT

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis

3.1.1Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Pada penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang variabelnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas (Sarwono, 2006).

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Variabel bebas (IV), yaitu : Situasi Dilema Personal, Kepribadian Lima Faktor dan Tingkat Ketidakaktifan Fisik

b. Variabel terikat (DV), yaitu : Intensi

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada variabel atau konstrak dengan cara memberi arti, untuk memahami konsep dan membatasi penelitian (Nazir, 1999). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Intensi : Kecenderungan subjektif seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku di masa depan yang dilakukan secara sadar.2. Dilema personal : suatu situasi ketika seseorang dihadapkan pada pilihan yang sulit yang belum terselesaikan yang membuatnya harus memutuskan untuk memilih pilihan yang terbaik saat ini tetapi mungkin akan buruk dimasa depan atau pilihan buruk saat ini tetapi akan baik dimasa depan.3. Kepribadian 5 Faktor : merupakan suatu karakteristik kepribadian yang mengacu pada lima faktor dasar kepribadian manusia yaitu, neuroticism, extraversion, opennes to experience, agreeableness dan conscientiousness.a. Ekstraversi : salah satu dimensi dari kepribadian lima faktor dimana individu yang berada didalamnya memiliki karakteristik mudah bersosialisasi, tegas, dan suka berbicara.

b. Neurotisme : salah satu dimensi dari kepribadian lima faktor dimana individu yang berada didalamnya memiliki karakteristik penuh kecemasan, tempramental, dan emosional.

c. Keterbukaan Terhadap Pengalaman : salah satu dimensi dari kepribadian lima faktor dimana individu yang berada didalamnya memiliki karakteristik kreatif, imajinatif, dan penuh rasa penasaran.

d. Keramahan : salah satu dimensi dari kepribadian lima faktor dimana individu yang berada didalamnya memiliki karakteristik sopan, peduli, baik hati dan ramah.

e. Kesadaran : salah satu dimensi dari kepribadian lima faktor dimana individu yang berada didalamnya memiliki karakteristik teliti, dapat diandalkan, dan memiliki disiplin diri yang tinggi.

4. Perilaku ketidakaktifan fisik : suatu kelompok perilaku yang dilakukan oleh seorang individu secara sadar dan hanya menghasilkan pengeluaran energi yang sangat rendah.

5. Transportasi umum massal adalah sebuah sarana berkendara bagi banyak orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan dianggap mampu untuk memberikan efesiensi waktu, tempat dan biaya.

3.1 2Hipotesis

Hipotesis Null (Ho) :

1. Situasi dilema personal (8 situasi) tidak mampu memprediksikan intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.

2. Kepribadian lima faktor (Agreeableness, Conscientiousness, Extraversion, Neuroticism, & Opennes) tidak mampu memprediksikan intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.

3. Tingkat ketidakaktifan fisik tidak mampu memprediksikan intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.

4. interaksi antara situasi dilema personal, kepribadian lima faktor, dan tingkat ketidakaktifan fisik tidak mampu memprediksikan intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.

Hipotesis Alternatif (ha) :

1. Situasi dilema personal (8 situasi) mampu memprediksikan intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.

2. Kepribadian lima faktor (Agreeableness, Conscientiousness, Extraversion, Neuroticism, & Opennes) mampu memprediksikan intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal. 3. Tingkat ketidakaktifan fisik mampu memprediksikan intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.

4. interaksi antara situasi dilema personal, kepribadian lima faktor, dan tingkat ketidakaktifan fisik mampu memprediksikan intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat tranportasi umum massal.

3.2Subjek Penelitian & Teknik Sampling

3.2.1Karakteristik Subjek Penelitian

Populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti, dan yang nantinya akan dikenai generalisasi (Winarsunu, 2004). Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa yang menggunakan kendaraan roda empat (mobil). Menurut Sukadji (2001) mahasiswa adalah sebagian kecil dari generasi muda yang mendapat kesempatan untuk mengasah kemampuannya di perguruan tinggi.Pada penelitian ini, peneliti telah menentukan kriteria tertentu untuk individu yang dapat dijadikan partisipan dalam penelitian sehingga dapat diperoleh data yang representatif dan sesuai dengan harapan peneliti. Kriteria dari partisipan penelitian ini, yaitu:

a). Mahasiswa pengguna kendaraan roda empat (mobil) minimal 3 hari dalam satu minggu dan sudah berlangsung selama 6 bulan. b). Mahasiswa yang berkuliah di Jakarta.Menurut Grohol (2009) suatu aktivitas/kegiatan dapat dikatakan sebagai kebiasaan adalah ketika aktivitas/kegiatan tersebut dikerjakan selama 66 hari. Sehingga dapat dikatakan, mahasiswa yang beraktivitas menggunakan mobil selama 6 bulan dapat dikatakan sebagai sebuah kebiasaan.

3.2.2Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (dalam Alma, 2006) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampling yang digunakan pada penilitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel (Alma, 2006). Adapun bentuk nonprobability sampling yang digunakan adalah convenience sampling atau lebih dikenal dengan accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik responden penelitian, maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (Alma, 2006).

3.2.3Jumlah Sampel

Jumlah sampel yang peneliti gunakan dalam pilot study sebanyak 60 responden yang sesuai dengan karakteristik penelitian. Sedangkan pada field test sebanyak 280 responden yang juga sesuai dengan karakteristik penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya. Semakin besar sampel, akan semakin kecil bias menarik kesimpulan tentang populasi. Bailey (dalam Soehartono, 2004) berpendapat bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah 30, walaupun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti lain menganggap bahwa sampel sebesar 100 merupakan jumlah minimum.

3.3Desain penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang bekerja dengan angka, dan datanya berupa bilangan (skor atau nilai) yang dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, atau untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang lain (Alsa, 2007).

Desain penelitian ini adalah desain kuasi eksperimental. Kuasi eksperimental adalah eksperimen yang memiliki perlakuan (treatment), pengukuran-pengukuran dampak (outcome measure), dan unit-unit eksperimen (experimental unit), namun tidak menggunakan penempatan secara acak (random assignment) dalam menciptakan perbandingan untuk menyimpulkan adanya perubahan akibat perlakuan (Shadish et al, 2002). Dalam penelitian ini, variabel yang dimanipulasi adalah situasi dilema personal, sedangkan variabel lain tidak dimanipulasi. Dalam penelitian ini juga tidak dilakukan randomisasi (pengacakan) partisipan penelitian serta kontrol variabel.

Penelitian kuantitatif yang digunakan karena terdapat lebih dari dua variabel yang terlibat dan penelitian ini ingin memprediksikan antara masing-masing variabel bebas dan terikatnya. Pada penelitian ini digunakan teknik analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah pengembangan dari analisa regresi sederhana. Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat apabila variabel bebas minimal dua atau lebih (Alma, 2006).

Persamaan regresi ganda:

= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ......... + b14 X14 + e = Variabel Terikat (Intensi)

X1 X8 = Variabel bebas (situasi dilema personal)X9 X13 = Variabel Bebas (kepribadian)

X14 = variabel Bebas (Tingkat ketidakaktifan fisik)

a = konstanta

e = error (kesalahan)

3.4Alat Ukur Penelitian

3.4.1Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 macam alat ukur yang masing-masing mengukur variabel tertentu, diantaranya :

3.4.1.1 Alat Ukur IPAQ

Alat ukur ini dikembangkan oleh Sjstrm et.al pada tahun 2002 yang digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas fisik seseorang. Alat ukur ini terdiri dari 7 item soal yang mengukur tentang aktivitas fisik berat (vigorous activity), aktivitas fisik sedang (moderate activity), aktivitas berjalan kaki (walking activity) dan aktivitas duduk (sitting activity) pada seseorang dalam satu minggu terakhir. Masing-masing item terdiri dari 2 pilihan jawaban terbuka. Cara penilaian dari alat ukur ini adalah :

Walking MET-menit/minggu = 3,3 * waktu berjalan kaki (dalam menit) * jumlah hari. Moderate MET-menit/minggu = 4,0 * waktu melakukan aktivitas fisik sedang (dalam menit) * jumlah hari. Vigorous MET-menit/minggu = 8,0 * waktu melakukan aktivitas fisik berat (dalam menit) * jumlah hari. Total aktivitas fisik MET-menit/minggu = total dari aktivitas berjalan kaki + aktivitas fisik sedang + aktivitas fisik berat.Perilaku ketidakaktifan fisik digolongkan kedalam 3 kategori, yaitu kategori rendah, kategori sedang dan kategori tinggi. Kategori tinggi jika aktifitas fisik berat dilakukan setidaknya 3 hari dan minimal MET 1500MET menit/minggu atau 7 hari atau lebih kombinasi aktivitas berjalan kaki dan aktivitas fisik sedang atau aktivitas berjalan kaki dan aktivitas fisik berat dan menghasilkan setidaknya 3000 MET-menit/minggu. Kategori sedang jika 3 hari atau lebih seseorang melakukan aktivitas fisik berat minimal 20 menit/hari, atau 5 hari atau lebih seseorang dalam melakukan aktivitas fisik sedang/ aktivitas berjalan minimal 30 menit/hari. Atau 5 hari atau lebih kombinasi dari aktivitas berjalan, aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat mencapai total MET minimal 600 MET-menit/minggu. Kategori rendah jika total aktivitas fisik seseorang tidak mencakup kategori tinggi atau sedang.Tabel 3.1Blue Print Skala IPAQDimensiItemNomer ItemJumlah item

Aktivitas fisik beratDalam 7 hari terakhir, berapa hari Anda melakukan aktivitas fisik yang berat contohnya seperti mengangkat benda/barang berat, menggali/mencangkul, senam aerobik atau bersepeda dengan cepat?

12

Berapa waktu yang Anda habiskan untuk melakukan aktivits fisik berat pada satu hari atau beberapa hari tersebut? sebagaimana yang telah anda sebutkan di no 1.2

Aktivitas Fisik SedangDalam 7 hari terakhir, berapa hari anda melakukan aktivitas fisik sedang, contohnya seperti mengangkat benda/barang ringan, bersepeda santai, bermain badminton secara beregu, menyapu lantai, mengelap barang-barang dikamar? Aktivitas fisik sedang tidak termasuk berjalan kaki.

32

Berapa waktu yang Anda habiskan untuk melakukan aktivits fisik sedang pada satu hari atau beberapa hari tersebut? sebagaimana yang telah anda sebutkan di no 3.

4

Aktivitas Berjalan KakiDalam 7 hari terakhir, berapa hari anda berjalan kaki selama minimal 10 menit pada satu periode waktu?

52

Berapa waktu yang Anda habiskan untuk berjalan kaki pada satu hari atau beberapa hari tersebut? sebagaimana yang telah anda sebutkan di no 5.

6

Aktivitas DudukDalam 7 hari terakhir, berapa waktu yang anda habiskan untuk duduk pada hari kerja (senin jumat)?

71

Sumber : data penelitian 20133.4.1.2 The Big Five Personality Test

Alat ukur ini dikembangkan oleh Oliver et, al. Pada tahun 1991 yang mengacu kepada teori kepribadian lima faktor yang dikemukakan oleh McCrae & Costa, alat ukur ini digunakan untuk mengukur kepribadian. Dimensi dalam alat ukur ini adalah, Agreeableness, Conscientiousness, Extraversion, Neuroticism, and Openness. Skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert merupakan metode skala pengukuran yang menggunakan distribusi respons dari sekelompok responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba (pilot study) sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Azwar, 2000). Alat ukur big 5 personality terdiri dari 65 item yang setiap pernyataannya diberikan 6 respon jawaban, yaitu Sangat Sesuai (diberikan poin 6), Setuju (diberikan poin 5), Agak Sesuai (diberikan poin 4), Agak Tidak Sesuai (diberikan poin 3), Tidak Sesuai (diberikan poin 2) dan Sangat Tidak Sesuai (diberikan poin 1) pada item yang bersifat favorable.

Pada item unfavorable penilaiannya menjadi Sangat Sesuai (diberikan poin 1), Setuju (diberikan poin 2), Agak Sesuai (diberikan poin 3), Agak Tidak Sesuai (diberikan poin 4), Tidak Sesuai (diberikan poin 5) dan Sangat Tidak Sesuai (diberikan poin 6). Berikut blueprint dari big 5 inventory test.

Tabel 3.2

Blue Print Skala Kepribadian Lima Faktor

DimensiNomor ItemJumlah Item

EkstraversionFavorable17, 23, 33, 47, 48, 57, 6013

Unfavorable1, 8, 27, 40, 41, 42

AgreeablenessFavorable9,10, 24, 28, 43, 61, 62, 6313

Unfavorable2, 18, 34, 35, 49

ConscientiousnessFavorable3, 4, 19, 36, 44, 50, 5112

Unfavorable11, 25, 29, 58, 64

NeuroticismFavorable5, 6, 20, 37, 52, 10

Unfavorable12, 13, 30, 31, 45

Opennes Favorable7, 14, 15, 16, 21, 22, 32, 38, 39, 53, 54, 55, 5917

Unfavorable26, 46, 56, 65

Sumber : data penelitian 20133.4.1.3 Alat Ukur Situasi Dilema Personal

Alat ukur ini diinspirasikan oleh alat ukur dilema sosial dari Van Vugt, Van Lange, dan Ree Meertens pada tahun 1996. Awalnya alat ukur Van Vugh, Van Lange, dan Ree Meertens terdiri dari 3 aspek yaitu, waktu tempuh, polusi dan variasi waktu tempuh yang tergabung kedalam satu situasi. Pengembangan peneliti pada alat ukur ini terdapat pada variasi situasi, karena diasumsikan situasi yang dihadapi seseorang bisa berbeda dengan orang lain. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 35 orang mahasiswa pengguna mobil pribadi, ada berbagai faktor yang mempengaruhi untuk menggunakan mobil pribadi atau transportasi umum tetapi peneliti mengambil 6 faktor teratas yaitu segi waktu, biaya, keamanan, kenyamanan, prestis dan ego yang digabungkan kedalam 8 skenario situasi. Skenario tersebut berisi gambaran situasi keuntungan dan kerugian penggunaan mobil pribadi dan transportasi umum dalam kehidupan sehari-hari. Alat ukur ini digunakan untuk mengukur dilema personal. Dalam penelitian ini adalah dilema personal terhadap intensi pengguna mobil pribadi yang akan memutuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan alat transportasi umum massal.Tabel 3.3

Blue Print Alat Ukur Kuesioner Dilema Personal

G1G2G3G4G5G6G7G8

Waktu++++----

Biaya+++-+---

Aman++-+-+--

Nyaman+---+++-

Prestis+-++--+-

Ego/empati+-+-+-+-

Keterangan : tanda (+) untuk situasi yang menguntungkan pengguna mobil pribadi dan tanda (-) untuk situasi yang merugikan pengguna mobil pribadi

3.4.1.4Alat ukur Intensi

Alat ukur ini berisi satu pertanyaan yang di isi setelah melihat situasi-situasi pada alat ukur situasi dilema personal. Cara pengisian dari alat ukur ini terdapat 10 rentang skala dimana skala nomor 1 menggambarkan pengguna mobil pribadi sudah tentu/pasti berniat memilih menggunakan mobil pribadinya, sedangkan skala nomor 10 menggambarkan pengguna mobil pribadi sudah tentu/pasti berniat memilih menggunakan alat transportasi umum dalam situasi yang telah ditentukan sebelumnya.3.4.2Validitas & Reliabilitas Alat Ukur

Validitas dapat menunjukkan tentang sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah suatu alat ukur cukup akurat dalam mengukur apa yang ingin diukur (Azwar, 2009). Suatu tes atau instrumen dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dan tujuan dilakukannya pengukuran. Menurut Arikunto (2006), cara yang paling banyak dipakai untuk mengetahui validitas ialah dengan mengkorelasikan skor atau nilai yang diperoleh pada masing-masing pernyataan dari semua responden dengan skor/nilai penyataan dan skor/nilai total harus signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu.

Menurut Sugiyono (2008) reliabilitas adalah serangkaian pengukuran menggunakan alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran dilakukan secara berulang. Sedangkan menurut Azwar (2009), reliabilitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2009).

Untuk validitas alat ukur IPAQ peneliti melakukan pengujian content validity yaitu pengujian validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes melalui professional judgement (Azwar, 2000). Untuk melakukan uji validitas ini, peneliti meminta expert judgement kepada Bapak Juneman, S.Psi.,M.Si untuk melihat kesesuaian alat ukur setelah diterjemahkan. Sedangkan untuk reliabilitas alat ukur ini, peneliti tidak melakukan pengujian karena alat ukur ini sudah berstandar internasional dan telah diterjemahkan di lebih dari 20 negara di dunia seperti Inggris, Arab Saudi, Prancis, Jerman, Malaysia, Vietnam, Turki, Taiwan, dan lain-lain.

Untuk validitas pada alat kuesioner dilema personal dan intensi peneliti juga menggunakan content validity, setelah melakukan studi elisitasi mengenai faktor-faktor yang membuat mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk menggunakan atau tidak menggunakan alat transportasi umum massal. Untuk reliabilitas peneliti tidak melakukan uji reliabilitas selain karena adanya manipulasi, butir pada soal alat ukur ini hanya terdapat satu soal sehingga tidak mungkin untuk diukur korelasi butir totalnya.Sementara Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur Big Five Personality Test, dilakukan terlebih dahulu pilot study kepada 60 orang responden yang memiliki karakteristik sesuai dengan karakteristik penelitian. Uji validitas item dilakukan dengan menggunakan corrected item total correlation. Corrected item total correlation adalah analisis yang dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi (Azwar, 2009). Sedangkan metode uji reliabilitas yang digunakan adalah Cronbachs Alpha, dikarenakan instrumen berbentuk skala Likert (Priyatno, 2011). Uji validitas dan reliabilitas alat ukur ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Program for Social Study) version 20 For Windows.Tabel. 3.4

Nilai Validitas dan Reliabilitas Big 5 Personality Test Saat Pilot Study

DimensiKoefisien Korelasi butir totalJumlah butirCronbachs Alpha

Ekstraversion0,091 0,600130,729

Agreeableness-0,067 0,460130,525

Conscientiousness0,266 0,698120,789

Neuroticism0,231 0,663100,793

Opennes-0,025 0,730170,800

Sumber : data penelitian 2013

Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat bahwa nilai reliabilitas dari dimensi agreeableness masih belum baik. Nilai reliabilitas dapat dikatakan baik atau tinggi ketika nilainya berkisar antara 0,70 - 0,89 (Guilford, dalam Indria dan Nindyati, 2007). Selain itu koefisien korelasi dari beberapa dimensi, yaitu ekstraversion, agreeableness, neuroticism dan opennes pada alat ukur Big 5 Personality Test masih belum memenuhi kriteria koefisien korelasi yang baik. Suatu item dikatakan memiliki koefisien korelasi yang baik ketika mempunyai koefisien korelasi sama dengan atau lebih dari 0,25 (Azwar, 2009). Untuk mendapatkan korelasi koefisien yang baik maka ada beberapa item dari masing-masing dimensi yang dihapus, yaitu item yang mempunyai nilai koefisien korelasi kurang dari 0,25. Item-item tersebut antara lain item nomor 17, 33, 24, 28, 35, 43, 49, 61, 62, 63, 52, 26, 46, dan item 65. Sehingga total item dalam alat ukur ini berkurang dari 65 item menjadi 51 item. Penghapusan item-item tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan nilai reliabilitas, terutama pada dimensi agreeableness. Setelah dilakukan penghapusan item, peneliti kembali mengukur validitas dan reliabilitas big five personality test saat field test. Berikut hasil validitas dan reliabilitas alat ukur big five personality test.

Tabel 3.5

Nilai Validitas dan Reliabilitas Big 5 Personality Test Setelah Item Dihapus

DimensiKoefisien Korelasi butir totalJumlah butirCronbachs Alpha

Ekstraversion0,292 - 0,617110,760

Agreeableness0,303 - 0,65250,707

Conscientiousness0,266 0,698120,789

Neuroticism0,264 - 0,67290,800

Opennes0,343 - 0,726140,831

Sumber : data penelitian 2013

Setelah dilakukan penghapusan beberapa item pada masing-masing dimensi terlihat ada beberapa peningkatan nilai reliabilitas. Nilai reliabilitas dimensi ekstraversion meningkat dari 0,729 menjadi 0,760, nilai reliabilitas dimensi agreeableness meningkat dari 0,525 menjadi 0,707, nilai reliabilitas dimensi neuroticism meningkat dari 0,793 menjadi 0,800 dan nilai reliabilitas dimensi opennes meningkat dari 0,800 menjadi 0,831. Sedangkan pada dimensi Conscientiousness nilai reliabilitas tidak berubah dikarenakan memang tidak ada penghapusan item dari dimensi ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai validitas dan reliabilitas alat ukur Big 5 Personality Test mempunyai nilai validitas dan reliabilitas yang baik.3.5Prosedur

3.5.1Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan persiapan dengan mengumpulkan beberapa fenomena yang akan dikaitkan dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Setelah fenomena-fenomena didapatkan, peneliti mencari literatur dari berbagai ahli yang telah melakukan penelitian sebelumnya agar mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Pertama-tama, peneliti mencari alat ukur yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti, yaitu International Physical Activity Questionnaire, Big Five Personality Test, dan Personal Dilemmas Questionnaire. Setelah itu, peneliti menentukan metode yang akan dilakukan agar penelitian menjadi valid dan reliabel.1.5.2 Pelaksanaan Penelitian

Pertama-tama peneliti melakukan pengumpulan alat ukur dari masing-masing variabel yang ingin diukur dalam penelitian ini. Setelah dilakukan validitas isi dan validitas konstruk, angket/kuesioner yang sudah siap ini disebarkan kepada responden penelitian yang telah ditentukan sebelumnya sebagai penelitian uji coba (pilot study). Penelitian uji coba yang dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitasnya alat ukur big five personality test. Sesuai dengan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan teknik convenience sampling, peneliti memberikan kuesioner kepada mahasiswa-mahasiswa di dalam ruang kelas maupun yang sedang berkumpul di area kampus. Sebelumnya peneliti menanyakan terlebih dahulu kepada mahasiswa tentang lama penggunaan mobil sampai saat ini dan juga waktu penggunaan mobil dalam seminggu, pertanyaan ini ditujukan untuk menyeleksi apakah masiswa layak atau tidak menjadi responden penelitian. Peneliti melakukan pengambilan data untuk pilot study maupun field test di area Universitas Bina Nusantara (kampus Anggrek, kampus Syahdan dan kampus Kijang), Universitas Trisakti, Universitas Atma Jaya, dan Universitas YARSI.

3.5.3Teknik Pengolahan Data

1. Peneliti melakukan pengolahan data menggunakan SPSS (Statistical Program for Social Science) STATISTIC version 20 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan sehingga data dapat di interpretasi.

2. Peneliti melakukan pengolahan data menggunakan SPSS (Statistical Program for Social Science) STATISTICS 20 untuk mengetahui hubungan prediktif X1 Y1 Z3. Hasil dari penelitian ini terdapat main effect dan interaction effect. Main effect adalah ketika hasil dari salah satu variabel bebas dapat secara langsung memprediksi variabel terikat, sedangkan interaction effect adalah ketika ada interaksi antara masing-masing variabel bebas dalam memprediksikan variabel terikatnya. Misalkan interaksi antara kepribadian dan situasi dilema personal, maka skor tiap variabel tersebut dikalikan dan hasil kali tersebut mengeluarkan hasil yang signifikan dalam memprediksi variabel terikat.