20931kakdiklatjagungbagiaparatur.pdf
TRANSCRIPT
-
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan sektor pertanian khususnya sub sektor Tanaman Pangan merupakan
salah satu strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia, karena
selain berperan sebagai sumber penghasil devisa yang besar, juga merupakan sumber
kehidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Untuk sub sektor Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian telah mencanangkan
swasembada padi dan jagung berkelanjutan serta pencapaian swasembada kedelai.
Target pencapaian produksi tahun 2015 padi sebesar 73,40 juta ton Gabah Kering
Giling (GKG) dengan pertumbuhan 2,21%, jagung sebesar 20,31 juta ton Pipilan
Kering (PK) dengan pertumbuhan 5,57% dan kedelai sebesar 1,50 juta ton Biji Kering
(BK) dengan pertumbuhan 60,81%.
Dalam rangka pencapaian target produksi padi, jagung, dan kedelai, salah satu upaya
yang dilakukan adalah dengan mengintegrasikan dukungan kegiatan antar sub sektor
lingkup pertanian dan lintas sektor serta antar wilayah.
Kegiatan budidaya tanaman, panen, penanganan pascapanen dan pengolahan hasil padi,
jagung dan kedelai merupakan tahapan yang penting dalam pencapaian peningkatan
produksi pertanian. Seluruh tahapan ini akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas
produk. Untuk itu diperlukan budidaya pertanian yang baik atau Good Agricultural
Practices (GAP), penanganan pascapanen yang baik atau Good Handling Practices
(GHP) dan pengolahan hasil yang baik atau Good Manufacturing Practices (GMP).
B. Tujuan
Kerangka Acuan Kerja ini bertujuan untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan Diklat
Teknis Jagung Bagi Petugas Pertanian yang dilaksanakan di BP3K Kabupaten dalam
memfasilitasi penyelengaraan Diklat Teknis Jagung bagi Penyuluh Pertanian.
-
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup petunjuk pelaksanaan Diklat Teknis Jagung bagi Penyuluh Pertanian
meliputi :
1. Penyelenggaraan Diklat;
2. Standar Kompetensi Kerja dan Kurikulum Diklat;
3. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Pembinaan dan Pembiayaan Diklat.
D. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah 180 (Seratus delapan puluh orang) orang Penyuluh
Pertanian di wilayah kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang
F. Output, Outcame dan Benefit
1. OUTPUT.
Output dari kegiatan ini adalah terlatihnya 180 (Seratus delapan puluh orang)
Penyuluh Pertanian di wilayah Binaan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Binuang.
2. OUTCOME
Outcome yang diharapkan adalah meningkatnya kompetensi 180 (Seratus
delapan puluh orang) orang Penyuluh Pertanian di wilayah Binaan Balai Besar
Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang.
3. BENEFIT
Benefit yang diharapkan adalah 180 (Seratus delapan puluh orang) Penyuluh
Pertanian alumni diklat dapat mengimplementasikan hasil dan melaksanakan
Program Peningkatan Produksi jagung
-
II. PENYELENGGARAAN DIKLAT
Kerangka Acuan Kegiatan Diklat Teknis Jagung bagi Penyuluh Pertanian mengatur:
A. Jenis Diklat
Diklat Teknis Jagung bagi Penyuluh Pertanian;
B. Persiapan Diklat
Guna menjamin kualitas penyelenggaraan diklat, lembaga penyelenggara diklat perlu
melakukan persiapan diklat sebagai berikut:
1. Penetapan Calon Peserta dan Lokasi diklat;
2. Penetapan bahan ajar yang akan digunakan;
3. Penetapan metode diklat sesuai dengan kurikulum dan silabus (mata diklat);
4. Penetapan narasumber, fasilitator, dan instruktur diklat sesuai dengan
kompetensi;
5. Penyiapan prasarana dan sarana diklat;
6. Penyiapan perangkat evaluasi penyelenggaraan dan pembelajaran;
7. Penetapan ketenagaan diklat;
8. Penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan diklat;
9. Penyusunan panduan pelaksanaan diklat;
10. Penyusunan panduan praktek lapangan;
11. Penyusunan jadwal diklat;
12. Penyiapan blanko Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP).
C. Pengorganisasian Diklat
1. Penyelenggara Diklat
Penyelenggaran diklat Teknis , Jagung diorganisasikan dan dilaksanakan oleh Balai
Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang bekerjasama dengan BP3K yang
termasuk wilayah PAJALE.
-
2. Panitia Pelaksana
Panitia pelaksana diklat pada setiap BP3K ditetapkan oleh pimpinan BP3K yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan diklat
3. Metode Diklat
Metoda diklat yang digunakan adalah pendekatan Experiential Learning Cycle
(ELC) atau AKOSA (Alami, Kemukakan, Olah, Simpulkan, Aplikasikan) dengan
pendekatan pembelajaran orang dewasa/Andragogy yang bersifat pembaharuan,
dengan metode pembelajaran meliputi: ceramah, diskusi kelompok, presentasi, curah
pendapat, pemecahan masalah, peragaan dan praktik lapangan.
D. Surat Keterangan Mengikuti Diklat
Peserta diklat aparatur yang telah mengikuti diklat diberikan Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPP).
E. PESERTA
Peserta diklat berjumlah 180 (Seratus delapan puluh orang) orang Penyuluh Pertanian
yang berasal dari Kota dan Kabupaten se Kalimantan dengan rincian sebagai berikut :
1. DIKLAT TEKNIS JAGUNG
No. Kabupaten/ Kota Jumlah (Orang)
1 Kabupaten Tanah Laut 30
2 Kabupaten Tanah Bumbu 30
3 Kabupaten Balangan 30
4 Kabupaten Kotawaringin Barat 30
5 Kabupaten Berau 30
6 Kabupaten Paser 30
Jumlah 180
a. Diklat Teknis Jagung diperuntukkan bagi Penyuluh Pertanian yang belum pernah
mengikuti diklat sejenis;
b. Penyuluh Pertanian yang menjadi peserta diklat tersebut dalam huruf a adalah
Penyuluh Pertanian PNS dan/atau THL-TBPP yang berasal dari kawasan dan/atau
sentra produksi dan belum mengikuti diklat sejenis;
-
F. Fasilitator
Fasilitator Diklat Teknis Jagung bagi Penyuluh Pertanian berasal dari unsur-unsur:
a. Widyaiswara dengan persyaratan :
1) Spesialisasi kompetensi/keahlian budidaya tanaman;
2) Mengampu mata diklat sesuai materi yang diajarkan;
3) Diutamakan pernah mengikuti diklat pelatih (DP/TOT) Jagung;
4) Memiliki pengalaman dan penguasaan di bidang budidaya tanaman jagung;
5) Menguasai metode dan mampu mengevaluasi proses pembelajaran.
6) Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
a) Memiliki pengalaman dan menguasai materi yang diajarkan;
b) Mampu menyusun GBPP/SAP dan bahan ajar;
c) Menguasai metodologi pembelajaran dengan pendekatan andragogi;
d) Mampu melakukan evaluasi hasil pembelajaran peserta;
e) Memiliki sikap tanggung jawab dan mampu bekerjasama dalam tim fasilitator.
b. Penyuluh Pertanian dengan persyaratan :
1) Berlatar belakang pendidikan budidaya tanaman;
2) Diutamakan pernah mengikuti diklat pelatih (DP/TOT) jagung;
3) Memiliki pengalaman dan penguasaan di bidang budidaya tanaman jagung.
4) Menguasai metodologi pembelajaran dengan pendekatan andragogi;
5) Mampu melakukan evaluasi hasil pembelajaran peserta;
6) Memiliki sikap tanggung jawab dan mampu bekerjasama dalam tim fasilitator.
G. MATERI
Struktur Kurikulum Diklat Jagung Petugas
NO MATA DIKLAT POKOK BAHASAN
Jam
Pembelajaran
T P Jml
KELOMPOK DASAR 6 0 6
1 Kebijakan Pencapaian
Swasembada
PAJALE
1. Program Intensifikasi 2. Program Ekstensifikasi
2 0 2
-
2 Kebijakan
Pengawalan dan
Pendampingan
1. Tim pengawalan 2. Tata hubungan kerja
2 0 2
3 Pengantar GAP dan
GHP
1. Pengertian GAP dan GHP 2. Prinsip GAP dan GHP 3. Strategi GAP dan GHP 4. Ruang lingkup GAP dan GHP
2 0 2
KELOMPOK INTI 24 38 62
1 Sistem LAKU 1. Penyusunan jadwal 2. Penyusunan materi yang akan
disampaikan dalam LAKU
(Agroklimat, RDK/RDKK, PTT)
dalam rangka UPSUS Jagung
3. Penyiapan media/alat bantu 4. Pelaksanaan LAKU 5. Pelaporan
2 4 6
2 Metode Penyuluhan 1. Pelaksanaan Demfarm 2. Fasilitasi penyusunan
RDK/RDKK
3. Pelaksanaan hari lapang petani
2 2 4
3 Pengelolaan Tanaman
Terpadu
1. Pengertian dan prinsip PTT 2. Tahapan pelaksanaan PTT 3. Komponen dasar dan Komponen
Pilihan
2 - 2
4 Kajian Kebutuhan dan
Peluang
1. Pengertian 2. Tujuan dan Manfaat 3. Prinsip 4. Tahap pelaksanaan
2 6 8
5 Penyiapan Benih 1. Penggunaan varietas unggul 2. Penggunaan benih bermutu 3. Perlakuan benih
1 2 3
6 Penyiapan lahan 1. Pengolahan tanah 2. Pembuatan petak dan saluran
1 1 2
7 Penanaman 1. Tanam dengan populasi 66.000 75.000 tanaman/ha
1 1 2
8 Pemupukan spesifi
lokasi
1. Penggunaan BWD 9Penggunaan PUTS
2. Pelaksanaan petak komisi
2 3 5
9 Pembuatan pupuk
organik
1. Manfaat pupuk organik 2. Pembuatan pupuk organik dari
limbah jagung
1 3 4
10 Pembumbunan dan
penyiangan
1. Manfaat pembumbunan 2. Teknik pembumbunan dan
1 2 3
-
penyiangan
3. Penggunaan herbisida untuk pengendalian gulma
11 Pengendalian OPT 1. Penngamatan agroekosistem 2. Analisis agroekosistem 3. Tindakan pengendalian
2 3 6
12 Panen dan pascapanen 1. Penentuan waktu panen 2. Teknik panen 3. Teknik memipil 4. Pengeringan 5. Pengangkutan 6. Penyimpanan
2 3 6
13 Pengenalan alsintan
pra dan pascapanen
1. Alsin untuk olah tanah (traktor roda 2 dan traktor roda 4)
2. Alsin untuk panen dan pipil 3. Alsin pengering jagung
1 3 4
14 Tata niaga jagung 1. Tata niaga jagung 2. Penetapan harga
2 0 2
15 Perencanaan
usahatani
1. Menyusun jadwal kegiatan dan waktu pelaksanaan
2. Menyusun rencana kebutuhan saprodi dan waktu penggunaannya
3. Menyusun rencana kebutuhan tenaga kerja dan waktu
penggunaannya
2 3 5
KELOMPOK PENUNJANG 0 4 4
1 Dinamika kelompok 1. Proses belajar 2. Komitmen Belajar
0 2 2
2 Rencana
implementasi
1. Ruang linkup perencanaan 0 2 2
TOTAL 30 42 72
H. Pola Diklat Teknis Jagung bagi Aparatur
PEMBEKALAN PENDALAMAN PEMANTAPAN
Dinamika kelompok Kebijakan pencapaian
swasembada PAJALE
Kebijakan Pengawalan
dan pendampingan
1. Pengantar GAP dan GHP 1. Kajian Kubutuhan dan 1. Sistem LAKU
-
2. Sistem LAKU 3. Metodologi Penyuluhan 4. Kajian Kebutuhan dan
Peluang
5. Penyiapan lahan, Penyiapan benih,
Penanaman, Pemupukan,
pembumbunan dan
Penyiangan
6. Pembuatan pupuk organic 7. Pengendalian OPT 8. Panen dan pascapanen 9. Pengenalan alsintan
Peluang
2. Teknologi Budidaya (Penyiapan lahan,
Penyiapan benih,
Penanaman,
Pemupukan,
pembumbunan dan
Penyiangan
3. Pengendalian OPT 4. Panen dan pascapanen
2. Metodologi Penyuluhan
3. Penyiapan lahan, Penyiapan benih,
Penanaman,
Pemupukan,
pembumbunan dan
Penyiangan
4. Pembuatan pupuk 8rganic
5. Pengendalian OPT 6. Panen dan pascapanen
Penyusunan rencana
implementasi
Secara klasikal membahas
materi
Ke petani binaan sesuai tempat tugas
Laporan kegiatan di lapangan
Membahas antara praktek usahatani oleh
petani dengan teori
berdasarkan GAP dan
GHB
4 hari 3 hari 2 hari
-
BAB IV
MONITORING, EVALUASI, PELAPORAN, DAN PEMBIAYAAN DIKLAT
A. Monitoring
Kegiatan monitoring diklat dilaksanakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Binung dari persiapan sampai dengan berakhirnya pelaksanaan diklat.
B. Evaluasi Penyelenggaraan Diklat
Aspek evaluasi diklat meliputi:
1. Evaluasi Peserta Diklat
Evaluasi peserta diklat terdiri dari evaluasi materi dan evaluasi sikap dan perilaku.
a. Evaluasi Materi
Tujuan : Untuk mengukur peningkatan penguasaan
materi yang telah dipelajari melalui pre test dan
post test
Waktu : Dilakukan sebelum dan setelah proses
pembelajaran pada setiap mata diklat.
Sasaran : Peserta diklat
Pelaksana : Diisi oleh peserta diklat
Petugas Pengolah : Tim Evaluator (seksi evaluasi dan fasilitator)
Bentuk Instrumen : Format LP6
Teknik Evaluasi : 1. Evaluasi hanya dilakukan pada materi kelompok inti setelah penyampaian mata
diklat;
2. Setiap soal pre test/post test diberikan minimal 2 soal yang terdiri dari ranah
pengetahuan ;
3. Untuk penilaian ranah keterampilan dan sikap dilakukan oleh widyaiswara dengan
menggunakan skala likert (1,2,3,4,5).
Sangat Menguasai diberikan nilai 5,
Menguasai nilai 4, Cukup Menguasai nilai
3, Kurang Menguasai nilai 2, dan Tidak
Menguasai nilai 1.
-
Pengolahan Data : 1. Rekapitulasi hasil pre test dilakukan oleh tim evaluator (seksi evaluasi) untuk
diinformasikan kepada fasilitator sebagai
acuan dalam proses pembelajaran
2. Rekapitulasi hasil post test dilakukan oleh tim evaluator (seksi evaluasi) untuk
diinformasikan kepada fasilitator sebagai
bahan penyusunan laporan evaluasi
3. Pengukuran sikap dan keterampilan dilakukan dengan mencari nilai rata-rata
skala likert (1,2,3,4,5).
Analisa Data : Analisis Deskriptif
Tindaklanjut : Proses pembelajaran diklat dinyatakan berhasil
apabila hasil pre test dan post test meningkat
dan memenuhi standar kompetensi yang
dipersyaratkan minimal nilai 4.
1. Jika nilai selisih antara pre test dan post test
untuk setiap materi belum mencapai nilai
minimal dilakukan pengulangan selama
proses diklat
2. Jika nilai kumulatif dari semua mata diklat
belum mencapai nilai minimum maka
ditindaklanjuti dengan bimbingan lanjutan
b. Evaluasi Terhadap Sikap dan Perilaku Peserta
Tujuan : Untuk mengetahui dengan cepat sikap perilaku
peserta diklat terhadap penerapan hasil-hasil diklat
Waktu : Untuk Diklat Teknis dilakukan 3(tiga) kali selama
proses diklat (awal, tengah dan akhir diklat).
Sasaran : Peserta diklat
Pelaksana : Diisi oleh tim evaluator
Petugas Pengolah : Tim Evaluator (seksi evaluasi dan fasilitator
terlatih)
Bentuk Instrumen : Format LP7
Teknik Evaluasi : 1. Tim Evaluator melakukan penilaian perilaku
peserta (Disiplin, motivasi, kerjasama, prakarsa,
dan kepemimpinan);
2. Penilaian perilaku peserta disesuaikan dengan
budaya daerah masing-masing peserta
Pengolahan Data :
1. Dilakukan pembobotan untuk setiap unsur :
-
Disiplin (40%), Motivasi (20%), Kerjasama
(15%), Prakarsa (15%), Kepemimpinan (10%)
2. Rekapitulasi hasil evaluasi diserahkan kepada
ketua panitia penyelenggara diklat sebagaimana
Format LP7A
Analisa Data : Dilakukan melalui tabulasi data dan dinyatakan
dalam nilai prosentase (%)
Interpretasi : Nilai >81 dinyatakan Sangat Baik
Nilai 71- 80 dinyatakan Baik
Nilai 61- 70 dinyatakan Cukup
Nilai 51- 60 dinyatakan Kurang
Nilai < 50 dinyatakan Sangat Kurang
Tindaklanjut : Kepada purnawidya Diklat, diberikan surat hasil
evaluasi kepada atasan atau intansi pengirim
c. Evaluasi Fasilitator Evaluasi fasilitator merupakan evaluasi terhadap Widyaiswara/Fasilitator dalam
memberikan materi.
Tujuan : Untuk mendapatkan input terhadap unsur-unsur
kemampuan Widyaiswara/Fasilitator dari peserta
dalam aspek pembelajaran
Waktu : Dilakukan segera setelah Widyaiswara/ Fasilitator
memberikan materi.
Sasaran : Peserta diklat
Pelaksana : Diisi oleh Peserta
Petugas Pengolah : Tim Evaluator (seksi evaluasi)
Bentuk Instrumen : Format LP8
Teknik Evaluasi : Format ini dibagikan oleh petugas kepada peserta
Pengolahan Data
Rekapitulasi dilakukan setiap hari dan untuk
setiap materi serta hasilnya diserahkan kepada
ketua panitia penyelenggara diklat sebagaimana
Format LP8A
Analisa Data : Analisis deskriptif
Interpretasi : Nilai 5 dinyatakan Sangat Baik
Nilai 4 dinyatakan Baik
Nilai 3 dinyatakan Cukup
Nilai 2 dinyatakan Kurang
Nilai 1 dinyatakan Sangat Kurang
Tindaklanjut :
1. Rekapitulasi hasil evaluasi peserta terhadap
fasilitator segera disampaikan kepada yang
bersangkutan setelah pembelajaran
2. Apabila Widyaiswara/Fasilitator memperoleh
penilaian < 3 dari peserta maka kompetensi
widyaiswara perlu ditingkatkan
-
2. Evaluasi Penyelenggaraan Diklat
Evaluasi penyelenggaraan diklat merupakan evaluasi kepuasan peserta terhadap
penyelenggaraan diklat
.
Tujuan : Untuk mendapatkan masukan penyempurnaan
penyelenggaraan diklat berikutnya
Waktu : Dilakukan sehari sebelum diklat ditutup
Sasaran : Peserta Diklat
Pelaksana : Diisi oleh Peserta
Petugas Pengolah : Tim Evaluator (seksi evaluasi)
Bentuk Instrumen : Format LP9
Teknik Evaluasi : Format ini dibagikan oleh petugas kepada
peserta
Pengolahan Data :
1. Untuk memperoleh penilaian kepuasan peserta
menggunakan rumus :
Kenyataan Harapan = Hasil 2. Hasil negatif, menunjukkan ketidakpuasan
peserta terhadap penyelenggaraan diklat
3. Rekapitulasi dilakukan sehari sebelum diklat
ditutup dan hasilnya diserahkan kepada ketua
panitia penyelenggara diklat sebagaimana
Format LP9A sebagai bahan evaluasi
penyelenggaraan pada saat penutupan diklat
Analisa Data : Analisis deskriptif
Interpretasi : Semakin besar selisih negatif maka semakin
besar ketidakpuasan terhadap penyelenggaraan
diklat
Tindaklanjut : Untuk setiap aspek yang memperoleh penilaian
negatif harus segera dilakukan upaya perbaikan
C. Pelaporan
Lembaga penyelenggara diklat wajib mengirimkan laporan pelaksanaan diklat di
lengkapi dengan soft copy dan hard copy kepada Balai Besar Pelatihan Pertanian
(BBPP) Binuang 1 bulan setelah pelaksanaan diklat selesai. Pelaporan disusun dengan
mengacu pada lampiran yang tertuang dalam Permentan Nomor 49 Tahun 2011
tentang Pedoman Pelatihan dan Pendidikan Aparatur dan Non Aparatur.
D. Pembiayaan Diklat Biaya diklat dibebankan pada DIPA Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang sebesar
Rp.......................................................
-
BAB V
PENUTUP
1. Kerangka Acuan Kerja Pelaksanaan Diklat Teknis Jagung bagi Penyuluh Pertanian wajib dipedomani dan digunakan sebagai acuan oleh penyelenggara diklat pusat dan
daerah yang terakreditasi dan penyelenggara diklat lainnya yang terklasifikasi;
2. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini sebagai acuan dalam pelaksanaan Diklat Teknis Padi Bagi Petugas dan dibuat rangkap 4 (empat) untuk lampiran Naskah Perjanjian
Kerjasama.
Lokasi BP3K. April 2015
Kepala Balai Besar Pelatihan Kepala BP3K Kab. ..............
Pertanian Binuang,
Ir. Anwar Syarif, M.Ed. ...........................................
NIP. 19580623 198103 1 001 NIP.