20931kakdiklatjagungbagiaparatur.pdf

13
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sektor pertanian khususnya sub sektor Tanaman Pangan merupakan salah satu strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia, karena selain berperan sebagai sumber penghasil devisa yang besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Untuk sub sektor Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian telah mencanangkan swasembada padi dan jagung berkelanjutan serta pencapaian swasembada kedelai. Target pencapaian produksi tahun 2015 padi sebesar 73,40 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) dengan pertumbuhan 2,21%, jagung sebesar 20,31 juta ton Pipilan Kering (PK) dengan pertumbuhan 5,57% dan kedelai sebesar 1,50 juta ton Biji Kering (BK) dengan pertumbuhan 60,81%. Dalam rangka pencapaian target produksi padi, jagung, dan kedelai, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengintegrasikan dukungan kegiatan antar sub sektor lingkup pertanian dan lintas sektor serta antar wilayah. Kegiatan budidaya tanaman, panen, penanganan pascapanen dan pengolahan hasil padi, jagung dan kedelai merupakan tahapan yang penting dalam pencapaian peningkatan produksi pertanian. Seluruh tahapan ini akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk. Untuk itu diperlukan budidaya pertanian yang baik atau Good Agricultural Practices (GAP), penanganan pascapanen yang baik atau Good Handling Practices (GHP) dan pengolahan hasil yang baik atau Good Manufacturing Practices (GMP). B. Tujuan Kerangka Acuan Kerja ini bertujuan untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan Diklat Teknis Jagung Bagi Petugas Pertanian yang dilaksanakan di BP3K Kabupaten dalam memfasilitasi penyelengaraan Diklat Teknis Jagung bagi Penyuluh Pertanian.

Upload: indah-kurniasari

Post on 11-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pengembangan sektor pertanian khususnya sub sektor Tanaman Pangan merupakan

    salah satu strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia, karena

    selain berperan sebagai sumber penghasil devisa yang besar, juga merupakan sumber

    kehidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

    Untuk sub sektor Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian telah mencanangkan

    swasembada padi dan jagung berkelanjutan serta pencapaian swasembada kedelai.

    Target pencapaian produksi tahun 2015 padi sebesar 73,40 juta ton Gabah Kering

    Giling (GKG) dengan pertumbuhan 2,21%, jagung sebesar 20,31 juta ton Pipilan

    Kering (PK) dengan pertumbuhan 5,57% dan kedelai sebesar 1,50 juta ton Biji Kering

    (BK) dengan pertumbuhan 60,81%.

    Dalam rangka pencapaian target produksi padi, jagung, dan kedelai, salah satu upaya

    yang dilakukan adalah dengan mengintegrasikan dukungan kegiatan antar sub sektor

    lingkup pertanian dan lintas sektor serta antar wilayah.

    Kegiatan budidaya tanaman, panen, penanganan pascapanen dan pengolahan hasil padi,

    jagung dan kedelai merupakan tahapan yang penting dalam pencapaian peningkatan

    produksi pertanian. Seluruh tahapan ini akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas

    produk. Untuk itu diperlukan budidaya pertanian yang baik atau Good Agricultural

    Practices (GAP), penanganan pascapanen yang baik atau Good Handling Practices

    (GHP) dan pengolahan hasil yang baik atau Good Manufacturing Practices (GMP).

    B. Tujuan

    Kerangka Acuan Kerja ini bertujuan untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan Diklat

    Teknis Jagung Bagi Petugas Pertanian yang dilaksanakan di BP3K Kabupaten dalam

    memfasilitasi penyelengaraan Diklat Teknis Jagung bagi Penyuluh Pertanian.

  • C. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup petunjuk pelaksanaan Diklat Teknis Jagung bagi Penyuluh Pertanian

    meliputi :

    1. Penyelenggaraan Diklat;

    2. Standar Kompetensi Kerja dan Kurikulum Diklat;

    3. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Pembinaan dan Pembiayaan Diklat.

    D. Sasaran

    Sasaran dari kegiatan ini adalah 180 (Seratus delapan puluh orang) orang Penyuluh

    Pertanian di wilayah kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang

    F. Output, Outcame dan Benefit

    1. OUTPUT.

    Output dari kegiatan ini adalah terlatihnya 180 (Seratus delapan puluh orang)

    Penyuluh Pertanian di wilayah Binaan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)

    Binuang.

    2. OUTCOME

    Outcome yang diharapkan adalah meningkatnya kompetensi 180 (Seratus

    delapan puluh orang) orang Penyuluh Pertanian di wilayah Binaan Balai Besar

    Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang.

    3. BENEFIT

    Benefit yang diharapkan adalah 180 (Seratus delapan puluh orang) Penyuluh

    Pertanian alumni diklat dapat mengimplementasikan hasil dan melaksanakan

    Program Peningkatan Produksi jagung

  • II. PENYELENGGARAAN DIKLAT

    Kerangka Acuan Kegiatan Diklat Teknis Jagung bagi Penyuluh Pertanian mengatur:

    A. Jenis Diklat

    Diklat Teknis Jagung bagi Penyuluh Pertanian;

    B. Persiapan Diklat

    Guna menjamin kualitas penyelenggaraan diklat, lembaga penyelenggara diklat perlu

    melakukan persiapan diklat sebagai berikut:

    1. Penetapan Calon Peserta dan Lokasi diklat;

    2. Penetapan bahan ajar yang akan digunakan;

    3. Penetapan metode diklat sesuai dengan kurikulum dan silabus (mata diklat);

    4. Penetapan narasumber, fasilitator, dan instruktur diklat sesuai dengan

    kompetensi;

    5. Penyiapan prasarana dan sarana diklat;

    6. Penyiapan perangkat evaluasi penyelenggaraan dan pembelajaran;

    7. Penetapan ketenagaan diklat;

    8. Penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan diklat;

    9. Penyusunan panduan pelaksanaan diklat;

    10. Penyusunan panduan praktek lapangan;

    11. Penyusunan jadwal diklat;

    12. Penyiapan blanko Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP).

    C. Pengorganisasian Diklat

    1. Penyelenggara Diklat

    Penyelenggaran diklat Teknis , Jagung diorganisasikan dan dilaksanakan oleh Balai

    Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang bekerjasama dengan BP3K yang

    termasuk wilayah PAJALE.

  • 2. Panitia Pelaksana

    Panitia pelaksana diklat pada setiap BP3K ditetapkan oleh pimpinan BP3K yang

    bertanggung jawab dalam pelaksanaan diklat

    3. Metode Diklat

    Metoda diklat yang digunakan adalah pendekatan Experiential Learning Cycle

    (ELC) atau AKOSA (Alami, Kemukakan, Olah, Simpulkan, Aplikasikan) dengan

    pendekatan pembelajaran orang dewasa/Andragogy yang bersifat pembaharuan,

    dengan metode pembelajaran meliputi: ceramah, diskusi kelompok, presentasi, curah

    pendapat, pemecahan masalah, peragaan dan praktik lapangan.

    D. Surat Keterangan Mengikuti Diklat

    Peserta diklat aparatur yang telah mengikuti diklat diberikan Surat Tanda Tamat

    Pendidikan dan Pelatihan (STTPP).

    E. PESERTA

    Peserta diklat berjumlah 180 (Seratus delapan puluh orang) orang Penyuluh Pertanian

    yang berasal dari Kota dan Kabupaten se Kalimantan dengan rincian sebagai berikut :

    1. DIKLAT TEKNIS JAGUNG

    No. Kabupaten/ Kota Jumlah (Orang)

    1 Kabupaten Tanah Laut 30

    2 Kabupaten Tanah Bumbu 30

    3 Kabupaten Balangan 30

    4 Kabupaten Kotawaringin Barat 30

    5 Kabupaten Berau 30

    6 Kabupaten Paser 30

    Jumlah 180

    a. Diklat Teknis Jagung diperuntukkan bagi Penyuluh Pertanian yang belum pernah

    mengikuti diklat sejenis;

    b. Penyuluh Pertanian yang menjadi peserta diklat tersebut dalam huruf a adalah

    Penyuluh Pertanian PNS dan/atau THL-TBPP yang berasal dari kawasan dan/atau

    sentra produksi dan belum mengikuti diklat sejenis;

  • F. Fasilitator

    Fasilitator Diklat Teknis Jagung bagi Penyuluh Pertanian berasal dari unsur-unsur:

    a. Widyaiswara dengan persyaratan :

    1) Spesialisasi kompetensi/keahlian budidaya tanaman;

    2) Mengampu mata diklat sesuai materi yang diajarkan;

    3) Diutamakan pernah mengikuti diklat pelatih (DP/TOT) Jagung;

    4) Memiliki pengalaman dan penguasaan di bidang budidaya tanaman jagung;

    5) Menguasai metode dan mampu mengevaluasi proses pembelajaran.

    6) Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

    a) Memiliki pengalaman dan menguasai materi yang diajarkan;

    b) Mampu menyusun GBPP/SAP dan bahan ajar;

    c) Menguasai metodologi pembelajaran dengan pendekatan andragogi;

    d) Mampu melakukan evaluasi hasil pembelajaran peserta;

    e) Memiliki sikap tanggung jawab dan mampu bekerjasama dalam tim fasilitator.

    b. Penyuluh Pertanian dengan persyaratan :

    1) Berlatar belakang pendidikan budidaya tanaman;

    2) Diutamakan pernah mengikuti diklat pelatih (DP/TOT) jagung;

    3) Memiliki pengalaman dan penguasaan di bidang budidaya tanaman jagung.

    4) Menguasai metodologi pembelajaran dengan pendekatan andragogi;

    5) Mampu melakukan evaluasi hasil pembelajaran peserta;

    6) Memiliki sikap tanggung jawab dan mampu bekerjasama dalam tim fasilitator.

    G. MATERI

    Struktur Kurikulum Diklat Jagung Petugas

    NO MATA DIKLAT POKOK BAHASAN

    Jam

    Pembelajaran

    T P Jml

    KELOMPOK DASAR 6 0 6

    1 Kebijakan Pencapaian

    Swasembada

    PAJALE

    1. Program Intensifikasi 2. Program Ekstensifikasi

    2 0 2

  • 2 Kebijakan

    Pengawalan dan

    Pendampingan

    1. Tim pengawalan 2. Tata hubungan kerja

    2 0 2

    3 Pengantar GAP dan

    GHP

    1. Pengertian GAP dan GHP 2. Prinsip GAP dan GHP 3. Strategi GAP dan GHP 4. Ruang lingkup GAP dan GHP

    2 0 2

    KELOMPOK INTI 24 38 62

    1 Sistem LAKU 1. Penyusunan jadwal 2. Penyusunan materi yang akan

    disampaikan dalam LAKU

    (Agroklimat, RDK/RDKK, PTT)

    dalam rangka UPSUS Jagung

    3. Penyiapan media/alat bantu 4. Pelaksanaan LAKU 5. Pelaporan

    2 4 6

    2 Metode Penyuluhan 1. Pelaksanaan Demfarm 2. Fasilitasi penyusunan

    RDK/RDKK

    3. Pelaksanaan hari lapang petani

    2 2 4

    3 Pengelolaan Tanaman

    Terpadu

    1. Pengertian dan prinsip PTT 2. Tahapan pelaksanaan PTT 3. Komponen dasar dan Komponen

    Pilihan

    2 - 2

    4 Kajian Kebutuhan dan

    Peluang

    1. Pengertian 2. Tujuan dan Manfaat 3. Prinsip 4. Tahap pelaksanaan

    2 6 8

    5 Penyiapan Benih 1. Penggunaan varietas unggul 2. Penggunaan benih bermutu 3. Perlakuan benih

    1 2 3

    6 Penyiapan lahan 1. Pengolahan tanah 2. Pembuatan petak dan saluran

    1 1 2

    7 Penanaman 1. Tanam dengan populasi 66.000 75.000 tanaman/ha

    1 1 2

    8 Pemupukan spesifi

    lokasi

    1. Penggunaan BWD 9Penggunaan PUTS

    2. Pelaksanaan petak komisi

    2 3 5

    9 Pembuatan pupuk

    organik

    1. Manfaat pupuk organik 2. Pembuatan pupuk organik dari

    limbah jagung

    1 3 4

    10 Pembumbunan dan

    penyiangan

    1. Manfaat pembumbunan 2. Teknik pembumbunan dan

    1 2 3

  • penyiangan

    3. Penggunaan herbisida untuk pengendalian gulma

    11 Pengendalian OPT 1. Penngamatan agroekosistem 2. Analisis agroekosistem 3. Tindakan pengendalian

    2 3 6

    12 Panen dan pascapanen 1. Penentuan waktu panen 2. Teknik panen 3. Teknik memipil 4. Pengeringan 5. Pengangkutan 6. Penyimpanan

    2 3 6

    13 Pengenalan alsintan

    pra dan pascapanen

    1. Alsin untuk olah tanah (traktor roda 2 dan traktor roda 4)

    2. Alsin untuk panen dan pipil 3. Alsin pengering jagung

    1 3 4

    14 Tata niaga jagung 1. Tata niaga jagung 2. Penetapan harga

    2 0 2

    15 Perencanaan

    usahatani

    1. Menyusun jadwal kegiatan dan waktu pelaksanaan

    2. Menyusun rencana kebutuhan saprodi dan waktu penggunaannya

    3. Menyusun rencana kebutuhan tenaga kerja dan waktu

    penggunaannya

    2 3 5

    KELOMPOK PENUNJANG 0 4 4

    1 Dinamika kelompok 1. Proses belajar 2. Komitmen Belajar

    0 2 2

    2 Rencana

    implementasi

    1. Ruang linkup perencanaan 0 2 2

    TOTAL 30 42 72

    H. Pola Diklat Teknis Jagung bagi Aparatur

    PEMBEKALAN PENDALAMAN PEMANTAPAN

    Dinamika kelompok Kebijakan pencapaian

    swasembada PAJALE

    Kebijakan Pengawalan

    dan pendampingan

    1. Pengantar GAP dan GHP 1. Kajian Kubutuhan dan 1. Sistem LAKU

  • 2. Sistem LAKU 3. Metodologi Penyuluhan 4. Kajian Kebutuhan dan

    Peluang

    5. Penyiapan lahan, Penyiapan benih,

    Penanaman, Pemupukan,

    pembumbunan dan

    Penyiangan

    6. Pembuatan pupuk organic 7. Pengendalian OPT 8. Panen dan pascapanen 9. Pengenalan alsintan

    Peluang

    2. Teknologi Budidaya (Penyiapan lahan,

    Penyiapan benih,

    Penanaman,

    Pemupukan,

    pembumbunan dan

    Penyiangan

    3. Pengendalian OPT 4. Panen dan pascapanen

    2. Metodologi Penyuluhan

    3. Penyiapan lahan, Penyiapan benih,

    Penanaman,

    Pemupukan,

    pembumbunan dan

    Penyiangan

    4. Pembuatan pupuk 8rganic

    5. Pengendalian OPT 6. Panen dan pascapanen

    Penyusunan rencana

    implementasi

    Secara klasikal membahas

    materi

    Ke petani binaan sesuai tempat tugas

    Laporan kegiatan di lapangan

    Membahas antara praktek usahatani oleh

    petani dengan teori

    berdasarkan GAP dan

    GHB

    4 hari 3 hari 2 hari

  • BAB IV

    MONITORING, EVALUASI, PELAPORAN, DAN PEMBIAYAAN DIKLAT

    A. Monitoring

    Kegiatan monitoring diklat dilaksanakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)

    Binung dari persiapan sampai dengan berakhirnya pelaksanaan diklat.

    B. Evaluasi Penyelenggaraan Diklat

    Aspek evaluasi diklat meliputi:

    1. Evaluasi Peserta Diklat

    Evaluasi peserta diklat terdiri dari evaluasi materi dan evaluasi sikap dan perilaku.

    a. Evaluasi Materi

    Tujuan : Untuk mengukur peningkatan penguasaan

    materi yang telah dipelajari melalui pre test dan

    post test

    Waktu : Dilakukan sebelum dan setelah proses

    pembelajaran pada setiap mata diklat.

    Sasaran : Peserta diklat

    Pelaksana : Diisi oleh peserta diklat

    Petugas Pengolah : Tim Evaluator (seksi evaluasi dan fasilitator)

    Bentuk Instrumen : Format LP6

    Teknik Evaluasi : 1. Evaluasi hanya dilakukan pada materi kelompok inti setelah penyampaian mata

    diklat;

    2. Setiap soal pre test/post test diberikan minimal 2 soal yang terdiri dari ranah

    pengetahuan ;

    3. Untuk penilaian ranah keterampilan dan sikap dilakukan oleh widyaiswara dengan

    menggunakan skala likert (1,2,3,4,5).

    Sangat Menguasai diberikan nilai 5,

    Menguasai nilai 4, Cukup Menguasai nilai

    3, Kurang Menguasai nilai 2, dan Tidak

    Menguasai nilai 1.

  • Pengolahan Data : 1. Rekapitulasi hasil pre test dilakukan oleh tim evaluator (seksi evaluasi) untuk

    diinformasikan kepada fasilitator sebagai

    acuan dalam proses pembelajaran

    2. Rekapitulasi hasil post test dilakukan oleh tim evaluator (seksi evaluasi) untuk

    diinformasikan kepada fasilitator sebagai

    bahan penyusunan laporan evaluasi

    3. Pengukuran sikap dan keterampilan dilakukan dengan mencari nilai rata-rata

    skala likert (1,2,3,4,5).

    Analisa Data : Analisis Deskriptif

    Tindaklanjut : Proses pembelajaran diklat dinyatakan berhasil

    apabila hasil pre test dan post test meningkat

    dan memenuhi standar kompetensi yang

    dipersyaratkan minimal nilai 4.

    1. Jika nilai selisih antara pre test dan post test

    untuk setiap materi belum mencapai nilai

    minimal dilakukan pengulangan selama

    proses diklat

    2. Jika nilai kumulatif dari semua mata diklat

    belum mencapai nilai minimum maka

    ditindaklanjuti dengan bimbingan lanjutan

    b. Evaluasi Terhadap Sikap dan Perilaku Peserta

    Tujuan : Untuk mengetahui dengan cepat sikap perilaku

    peserta diklat terhadap penerapan hasil-hasil diklat

    Waktu : Untuk Diklat Teknis dilakukan 3(tiga) kali selama

    proses diklat (awal, tengah dan akhir diklat).

    Sasaran : Peserta diklat

    Pelaksana : Diisi oleh tim evaluator

    Petugas Pengolah : Tim Evaluator (seksi evaluasi dan fasilitator

    terlatih)

    Bentuk Instrumen : Format LP7

    Teknik Evaluasi : 1. Tim Evaluator melakukan penilaian perilaku

    peserta (Disiplin, motivasi, kerjasama, prakarsa,

    dan kepemimpinan);

    2. Penilaian perilaku peserta disesuaikan dengan

    budaya daerah masing-masing peserta

    Pengolahan Data :

    1. Dilakukan pembobotan untuk setiap unsur :

  • Disiplin (40%), Motivasi (20%), Kerjasama

    (15%), Prakarsa (15%), Kepemimpinan (10%)

    2. Rekapitulasi hasil evaluasi diserahkan kepada

    ketua panitia penyelenggara diklat sebagaimana

    Format LP7A

    Analisa Data : Dilakukan melalui tabulasi data dan dinyatakan

    dalam nilai prosentase (%)

    Interpretasi : Nilai >81 dinyatakan Sangat Baik

    Nilai 71- 80 dinyatakan Baik

    Nilai 61- 70 dinyatakan Cukup

    Nilai 51- 60 dinyatakan Kurang

    Nilai < 50 dinyatakan Sangat Kurang

    Tindaklanjut : Kepada purnawidya Diklat, diberikan surat hasil

    evaluasi kepada atasan atau intansi pengirim

    c. Evaluasi Fasilitator Evaluasi fasilitator merupakan evaluasi terhadap Widyaiswara/Fasilitator dalam

    memberikan materi.

    Tujuan : Untuk mendapatkan input terhadap unsur-unsur

    kemampuan Widyaiswara/Fasilitator dari peserta

    dalam aspek pembelajaran

    Waktu : Dilakukan segera setelah Widyaiswara/ Fasilitator

    memberikan materi.

    Sasaran : Peserta diklat

    Pelaksana : Diisi oleh Peserta

    Petugas Pengolah : Tim Evaluator (seksi evaluasi)

    Bentuk Instrumen : Format LP8

    Teknik Evaluasi : Format ini dibagikan oleh petugas kepada peserta

    Pengolahan Data

    Rekapitulasi dilakukan setiap hari dan untuk

    setiap materi serta hasilnya diserahkan kepada

    ketua panitia penyelenggara diklat sebagaimana

    Format LP8A

    Analisa Data : Analisis deskriptif

    Interpretasi : Nilai 5 dinyatakan Sangat Baik

    Nilai 4 dinyatakan Baik

    Nilai 3 dinyatakan Cukup

    Nilai 2 dinyatakan Kurang

    Nilai 1 dinyatakan Sangat Kurang

    Tindaklanjut :

    1. Rekapitulasi hasil evaluasi peserta terhadap

    fasilitator segera disampaikan kepada yang

    bersangkutan setelah pembelajaran

    2. Apabila Widyaiswara/Fasilitator memperoleh

    penilaian < 3 dari peserta maka kompetensi

    widyaiswara perlu ditingkatkan

  • 2. Evaluasi Penyelenggaraan Diklat

    Evaluasi penyelenggaraan diklat merupakan evaluasi kepuasan peserta terhadap

    penyelenggaraan diklat

    .

    Tujuan : Untuk mendapatkan masukan penyempurnaan

    penyelenggaraan diklat berikutnya

    Waktu : Dilakukan sehari sebelum diklat ditutup

    Sasaran : Peserta Diklat

    Pelaksana : Diisi oleh Peserta

    Petugas Pengolah : Tim Evaluator (seksi evaluasi)

    Bentuk Instrumen : Format LP9

    Teknik Evaluasi : Format ini dibagikan oleh petugas kepada

    peserta

    Pengolahan Data :

    1. Untuk memperoleh penilaian kepuasan peserta

    menggunakan rumus :

    Kenyataan Harapan = Hasil 2. Hasil negatif, menunjukkan ketidakpuasan

    peserta terhadap penyelenggaraan diklat

    3. Rekapitulasi dilakukan sehari sebelum diklat

    ditutup dan hasilnya diserahkan kepada ketua

    panitia penyelenggara diklat sebagaimana

    Format LP9A sebagai bahan evaluasi

    penyelenggaraan pada saat penutupan diklat

    Analisa Data : Analisis deskriptif

    Interpretasi : Semakin besar selisih negatif maka semakin

    besar ketidakpuasan terhadap penyelenggaraan

    diklat

    Tindaklanjut : Untuk setiap aspek yang memperoleh penilaian

    negatif harus segera dilakukan upaya perbaikan

    C. Pelaporan

    Lembaga penyelenggara diklat wajib mengirimkan laporan pelaksanaan diklat di

    lengkapi dengan soft copy dan hard copy kepada Balai Besar Pelatihan Pertanian

    (BBPP) Binuang 1 bulan setelah pelaksanaan diklat selesai. Pelaporan disusun dengan

    mengacu pada lampiran yang tertuang dalam Permentan Nomor 49 Tahun 2011

    tentang Pedoman Pelatihan dan Pendidikan Aparatur dan Non Aparatur.

    D. Pembiayaan Diklat Biaya diklat dibebankan pada DIPA Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang sebesar

    Rp.......................................................

  • BAB V

    PENUTUP

    1. Kerangka Acuan Kerja Pelaksanaan Diklat Teknis Jagung bagi Penyuluh Pertanian wajib dipedomani dan digunakan sebagai acuan oleh penyelenggara diklat pusat dan

    daerah yang terakreditasi dan penyelenggara diklat lainnya yang terklasifikasi;

    2. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini sebagai acuan dalam pelaksanaan Diklat Teknis Padi Bagi Petugas dan dibuat rangkap 4 (empat) untuk lampiran Naskah Perjanjian

    Kerjasama.

    Lokasi BP3K. April 2015

    Kepala Balai Besar Pelatihan Kepala BP3K Kab. ..............

    Pertanian Binuang,

    Ir. Anwar Syarif, M.Ed. ...........................................

    NIP. 19580623 198103 1 001 NIP.