264

7
ebut menerapkan komunikasi satu arah.Dokter tersebut tidak menjadi pendengar yang baik dengan tidak memberikan kesempaatn bagi pasien untuk berbicara tentang riwayat penyakit pasien tersebut, dan juga keluhan-keluhan yang selama ini dirasakan pasien.Dokter juga tidak memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya tentang penyakitnya,tetapi langsung menyarankan untuk melakukan suntik yang menjanjikan kesembuhan selamanya itu.Apa yang dilakukan dokter tersebut membuat ia kurang memahami pasien, informasi yang diterima kurang akurat sehingga berujung kepada kesalahan penyampaian saran pengobatan selanjutnya oleh dokter tersebut. 2.2.2 Hak dan Kewajiban dalam Komunikasi Efektif Dokter- Pasien 2.2.2.1 Hak dan Kewajiban Dokter dalam Komunikasi Efektif Dalam melakukan komunikasi antara dokter dan pasien terdapat beberapa tindakan yang harus dilakukan dokter agar tercipta suatu komunikasi yang efektif.Tindakan tersebut dibedakan menjadi hak dan kewajiban seorang dokter dalam melakukan komunikasi efektif.Hak dokter adalah berbagai tindakan yang berhak dokter lakukan kepada pasien dalam rana pengobatan untuk pasien.Hak dokter menurut Undang-undang No.29 Tahun 2004 pasal 35 ayat (1) tentang praktik kedokteran yang berhubungan dengan komunikasi dokter-pasien : Mewawancarai pasien

Upload: vtina177220

Post on 16-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gdgDS

TRANSCRIPT

ebut menerapkan komunikasi satu arah.Dokter tersebut tidak menjadi pendengar yang baik dengan tidak memberikan kesempaatn bagi pasien untuk berbicara tentang riwayat penyakit pasien tersebut, dan juga keluhan-keluhan yang selama ini dirasakan pasien.Dokter juga tidak memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya tentang penyakitnya,tetapi langsung menyarankan untuk melakukan suntik yang menjanjikan kesembuhan selamanya itu.Apa yang dilakukan dokter tersebut membuat ia kurang memahami pasien, informasi yang diterima kurang akurat sehingga berujung kepada kesalahan penyampaian saran pengobatan selanjutnya oleh dokter tersebut.2.2.2 Hak dan Kewajiban dalam Komunikasi Efektif Dokter-Pasien

2.2.2.1 Hak dan Kewajiban Dokter dalam Komunikasi Efektif

Dalam melakukan komunikasi antara dokter dan pasien terdapat beberapa tindakan yang harus dilakukan dokter agar tercipta suatu komunikasi yang efektif.Tindakan tersebut dibedakan menjadi hak dan kewajiban seorang dokter dalam melakukan komunikasi efektif.Hak dokter adalah berbagai tindakan yang berhak dokter lakukan kepada pasien dalam rana pengobatan untuk pasien.Hak dokter menurut Undang-undang No.29 Tahun 2004 pasal 35 ayat (1) tentang praktik kedokteran yang berhubungan dengan komunikasi dokter-pasien : Mewawancarai pasien Melakukan pemeriksaan fisik dan mental

Menegakan diagnosa

Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan

Menulis,meracik,dan menyerahkan obat kepada pasien

Menerbitkan surat keterangan dokter

Melakukan tindakan kedokteran.

Kewajiban dokter sendiri adalah berbagi tindakan maupun perilaku yang harus dilakukan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.Berdasarkan Undang-undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan pasal 53 ayat (2) ,yang termasuk kewajiban dokter yang berhubungan dengan komunikasi dokter-pasien,antara lain kewajiban untuk:

Menghormati hak pasien ,yaitu hak informasi,hak untuk memberikan persetujuan,hak atas rahasia kedokteran, dan hak mendapat pilihan keduaSelain itu ada juga kewajiban dokter untuk memberikan terapi,dan membuat rekam medis.

2.2.2.2 Hak dan Kewajiban Pasien dalam Komunikasi Efektif

Dalam melakukan komunikasi bukan hanya peran dokter yang dibutuhkan dalam mewujudkan komunikasi efektif,tetapi juga pasien.Peran pasien untuk mewujudkan komunikasi efektif dibagi menjadi hak dan kewajiban.Hak pasien adalah sesuatu yang berhak diterima pasien dalam rangka memperoleh pengobatan. Berdasarkan Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Kesehatan pasal 22 ayat (1) ,yang dimaksud hak pasien yang berhubungan dengan komunikasi dokter-pasien,antara lain: hak informasi,hak untuk memberikan/menolak persetujuan,hak atas rahasia kedokteran, dan hak mendapat pilihan kedua.Sedangkan berdasarkan undang-undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan pasal 52 ,yang dimaksud hak pasien ,antara lain:

tentang penyakit apa yang ada pada pasien berdasarkan data klinik yang didapat.6

Setelah langkah tersebut,barulah dokter dapat menentukan pengobatan yang dilakukan,dan prognosis yang akan terjadi.Pengobatan adalah usaha bersama antara pasien(dibantu keluarganya) dengan dokter menerangkan segala sesuatunya kepada pasien,dan kemudian pasien memahami,dan menyetujui rencana tersebut.6

Pengobatan sendri terbagi dalam 2 jenis ,yaitu terapi,dan operasi.Terapi bertujuan untuk menghilangkan/mengubah kejadian yang menjadi pencetus.Terapi sendiri terbagi menjadi kemoterapi dan radioterapi.Kemoterapi merupakan penggunaan obat dalam terapi,sedangkan radioterapi adalah jenis terapi menggunakan sinar radiasi tingg.iHal terakhir yang perlu dilakukan adalah prognosis. Prognosis adalah peramalan dari kemungkinan dan akhir suatu penyakit, sebuah perkiraan kemungkinan hasil akhir gangguan atau penyakit, baik dengan atau tanpa pengobatan. 7

Apabila dibandingkan dengan kasus yang terjadi,dokter tidak melakukan menggunakan haknya dalam prosedur penanganan pasien,diantaranya:

Tidak melakukan anamnesis tentang riwayat tumornya tersebut,baik dari pasien maupun keluarganya Tidak melakukan pemeriksaan ,baik fisik,maupun pemeriksaan penunjang,seperti ukuran tumor,sudah sejauh mana perkembangan tumor tersebut

Tidak menegakan diagnose,yaitu tidak menjelaskan kepada pasien tentang tingkat keganasan tumor,berdasarkan pemeriksaan

Tidak menjelaskan secara rasional tahap pengobatan yang perlu dilakukan.Ia hanya menjelaskan bahwa dengan suntik 3 kali dapat sembuh selamanya,ia tidak menjelaskan mengapa harus disuntik,efek samping apa yang terjadi,apa manfaat suntik tersebut,dan mengapa ia bisa memberikan kepastian sembuh selamanya.

Tidak meresepkan obat.Dokter tersebut hanya menjanjikan kesembuhan selamanya dengan suntik 3 kali tanpa mengkonsumsi obat,yang merupakan alasan yang tidak rasional.

Dokter juga tidak melakukan kewajibannya ,yaitu:

Menghormati hak pasien ,yaitu hak informasi.Ia tidak memberikan informasi sama sekali tentang tumor yang ada dalam tubuh pasien.Selain itu dokter juga tidak menghormati hak mendapat pilihan kedua pasien,dokter hanya menyarankan untuk melakukan suntik 3 kali,tanpa memberikan pilihan kedua lainnya.

Membuat rekam medis.Dokter tidak membuat rekam medis tentang riwayat penyakit pasien,hasil pemeriksaan,dan rencana pengobatan pasien.

Dengan tidak dilakukannya hak dan kewajiban dokter tersebut dalam berkomunikasi tentang penyakit pasien,maka pasien tidak mendapatkan haknya,yaitu:

Mendapat penjelasan secara lengkap tentang tindakan yang mencangkup:

Diagnosis dan tata cara medis.Pasien tidak dijelaskan tentang diagnosa penyakitnya,tingkat keparahan tumornnya,ukuran tumor,dan tahap-tahap yang dilakukan dokter untuk mengatasi tumor tersebut.Ia hanya menyarankan suntik 3 kali tanpa penjelasan yang memadai. Tujuan tindakan medis yang di lakukan.Dokter tidak menjelaskan tujuan dari tindakan penyuntikan 3 kali yang ia sarankan.Ia hanya menakuti pasien bahwa tumor seperti itu apabila tidak cepat diobati akan meninggal agar pasien mau melakukan penyuntikan. Alternatif tindakan lain dan resiko tindakan tersebut.Selain tindakan penyuntikan 3 kali ,ia tidak memberikan alternatif tindakan lain yang dapat dilakukan Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.Dokter tidak menjelaskan resiko dari tindakan penyuntikan tersebut. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.Dokter hanya memastikan kepada pasien bahwa dengan tindakan penyuntikannya tersebut dapat sembuh . Mendapatkan isi rekam medis.Pasien tidak mendapat rekaman medis tentang penyakitnya karena dokter pun tidak membuat rekam medis.

Dengan tidak dilakukan nya hak dan kewajiban dalam komunikasi dokter pasien maka seperti dapat terlihat pada kasus tersebut,bahwa penanganan terhadap pasien tersebut tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan pasien .Saran yang diberikan dokter tersebut untuk melakukan penyuntikan tidak berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang tepat.Dokter sama sekali tidak melakukan pemeriksaan apapun tetapi langsung menyarankan tindakan ditambah dengan memastikan kesembuhan pasien selamanya.Komunikasi yang tidak melakukan hak dan kewajiban dokter-pasien menghasilkan kesalahan dalam penanganan pasien.2.2.3 Sikap yang tepat dalam melakukan komunikasi efektif dokter-pasien2.2.3.1 Berbagai sikap dalam melakukan komunikasi efektif dokter-pasien

Dalam melakukan komunikasi efektif ada berbagai sikap yang terlihat ,diantaranya antipasti,simpati,dan empati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Antipati merupakan penolakan atau perasaan tidak suka yang kuat; perasaan menentang objek tertentu yg bersifat persona dan abstrak.Sehingga antipasti merupakan