2866

Download 2866

If you can't read please download the document

Upload: herry-setiawan

Post on 13-Jun-2015

902 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

PROSEDUR PENANGANAN KUPEDES BERMASALAH PADA PT BRI ( PERSERO ) Tbk UNIT SENDANGMULYO SEMARANG

TUGAS AKHIRDiajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Akuntansi Pada Universitas Negeri Semarang

Disusun oleh : Fitriana Pamungkas 3351304025

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Negara Indonesia terkenal sebagai negara berkembang yang masih melaksanakan pembangunan disegala bidang yang salah satunya adalah dibidang ekonomi. Pembangunan ekonomi ini perlu dilakukan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia sebagaimana tersirat didalam UUD 1945 yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara merata. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan suatu dana/fasilitas seperti pemberian kredit dengan syarat-syarat yang

memadai/bantuan modal. Dalam hal ini diperlukan adanya lembaga yang dapat menyediakan fasilitas tersebut, terutama dalam pelaksanaan pemberian kredit. Bank merupakan lembaga keuangan yang bekerja berdasarkan kepercayaan, dalam kegiatan operasionalnya bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 11 tentang perbankan menjelaskan bahwa pengertian kredit dirumuskan bahwa penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa nasabah sebagai penerima kredit diwajibkan mengembalikan pinjaman/kredit tepat pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya dengan disertai dengan bunga. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo melakukan pengelolaan dana yang diperoleh dari simpanan para nasabah berupa tabungan (Simpedes dan Britama) dan deposito (Depobri) yang disalurkan dalam bentuk kredit (Kredit Umum Pedesaan/Kupedes) kepada pengusaha kecil yang tinggal dipedesaan karena salah satu ciri umum yang melekat dalam masyarakat pedesaan adalah permodalan yang masih lemah. Kekurangan modal ini membatasi ruang gerak aktifitas usaha yang dilakukan masyarakat desa yang tujuannya untuk meningkatkan pendapatan. Pemilikan dana yang terbatas dan sumber dana dari luar yang sulit diperoleh membuat masyarakat desa mengalami kesulitan dalam usaha untuk meningkatkan taraf hidupnya. Salah satu usaha yang sudah berhasil dalam menyalurkan kredit dipedesaan adalah PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo. PT.BRI Unit Sendang Mulyo berhasil menjalankan misinya karena gerak BRI tersebut menyesuaikan diri dengan situasi, kondisi dan budaya dimana BRI tersebut berada dan juga ditunjang dengan persyaratan kupedes yang mudah, prosedur yang sederhana dan pencairan kupedes yang cepat

serta lokasi PT.BRI Unit Sendang Mulyo yang strategis dan mudah dijangkau oleh penduduk sekitar. PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo mempunyai dua jenis kredit, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit modal kerja diberikan kepada pengusaha dan pegawai yang berpenghasilan tetap untuk keperluan peningkatan produksi dalam operasionalnya dan sebagai tambahan dana/pembiayaan untuk mencukupi kebutuhan modal kerja usahanya. Dan kredit investasi diberikan kepada pengusaha untuk pembiayaan sarana/prasarana dan biasanya untuk keperluan perluasan usaha/membangun usaha baru untuk keperluan rehabilitasi. Pada umumnya masyarakat yang memilih kredit modal kerja adalah golongan masyarakat pengusaha. Kredit ini digunakan untuk mengembangkan usahanya sedangkan bagi masyarakat yang digolongkan sebagai pegawai berpenghasilan tetap lebih memilih kredit investasi yaitu untuk pembelian rumah, pembelian kendaraan bermontor dan lain-lain yang bersifat produktif. Tetapi PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo ini lebih memprioritaskan kupedes untuk golongan pengusaha kecil dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan produksi guna mencapai kesejahteraan dan taraf hidup yang lebih baik karena pengusaha kecil adalah salah satu bagian dari struktur perekonomian yang mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Sebelum fasilitas kupedes diberikan maka pihak PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo harus merasa yakin bahwa kupedes yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut

diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kupedes disalurkan. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan kupedes adalah melakukan analisis 5C dan 7P yang meliputi Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan Personality, Party, Perpose, Prospect, Payment, Profitability, Protection nasabah sebagai dasar penilaian kepada calon nasabah apakah layak untuk diberikan kredit atau tidak. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo akan memberikan kredit kepada peminjam, jika bank merasa yakin bahwa kredit yang diberikan kepada calon nasabah akan diterimanya sesuai jangka waktu dan syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Bila ada satu atau beberapa debitur yang tidak menaati aturan tersebut, maka dapat menimbulkan dampak dikemudian hari, yaitu kupedes yang diberikan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan atau pembayarannya akan menunggak. Meskipun pihak PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo dalam memberikan suatu fasilitas kupedes kepada seorang debitur telah benarbenar didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat serta didukung oleh itikad baik dari para pejabat kredit, namun

kemungkinan timbulnya kupedes bermasalah tetap ada mengingat bahwa pemberian kredit mengandung resiko yang tinggi tidak kembalinya sebagian/seluruh kupedes beserta bunganya. Terbukti dari data kolektibilitas pinjaman dan outstanding BRI Unit Sendang Mulyo pada posisi 30 April 2007 menunjukan bahwa kupedes mengalami permasalahan dalam proses pengembalian, yaitu adanya debitur yang terlambat membayar kupedes sampai tanggal jatuh tempo. Adapun besar kupedes dengan kolektibilitas kurang lancar sebesar Rp. 5.862.859,- atau 2 nasabah, kolektibilitas diragukan sebesar Rp. 14.873.690,- atau 8 nasabah dan kolektibilitas macet sebesar Rp.74.966.607,- atau 22 nasabah. Jadi total Non Performing Loan (NPL) Rp. 95.703.156,- . Di PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo melakukan penanganan terhadap nasabah yang menunggak dalam pembayaran angsuran, bunga maupun denda lebih dari tiga bulan. Tetapi prosedur yang dijalankan oleh pihak PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo belum optimal dikarenakan salah satu prosedur belum dijalankan oleh pihak PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo dan tidak sesuai dengan teori yang ada. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis tertarik untuk mengambil judul PROSEDUR

PENANGANAN KUPEDES BERMASALAH PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk UNIT SENDANG MULYO SEMARANG

I.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan judul penulisan tugas akhir ini maka masalah yang akan penulis rumuskan yaitu bagaimana prosedur dalam penanganan Kupedes Bermasalah pada PT. BRI (PERSERO) Unit Sendang Mulyo Semarang?

I.3

Tujuan Penelitian Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah ingin mengetahui prosedur dalam penanganan Kupedes Bermasalah pada PT. BRI (PERSERO) Tbk Unit Sendang Mulyo Semarang

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritisnya yaitu untuk menambah pengetahuan dalam penanganan kupedes bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo Semarang 2. Manfaat Praktis a. Bagi PT. BRI (PERSERO) Tbk Unit Sendang Mulyo Semarang Manfaat bagi PT. BRI (PERSERO) Tbk Unit Sendang Mulyo yaitu untuk bahan informasi dan pertimbangan dalam pemberian kupedes kepada para nasabah mengingat kredit mempunyai resiko yang tinggi.

b. Bagi UNNES Manfaat bagi UNNES yaitu untuk bahan referensi untuk adikadik kelas yang dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai kupedes bermasalah pada PT.BRI Unit. c. Bagi Nasabah Manfaat bagi nasabah yaitu memanfaatkan kupedes yang diterima dengan sebaiknya sehingga dapat melunasi kredit kepada BRI Unit tepat pada waktunya. d. Bagi Penulis Manfaat bagi penulis yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang penanganan kupedes bermasalah.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kredit Pinjaman yang diberikan (kredit) ialah penyediaan uang atau tagihantagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjammeminjam antara bank dengan lain pihak dalam hal, pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. (Thomas Suyatno 1987:45) Menurut UndangUndang RI No 7 tahun 1992 , pengertian baku tentang kredit seperti tercantum dalam pasal 1 butir 12 adalah penyediaan atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan Sementara itu menurut pengertian umum kata kredit berasal dari bahasa Yunani, Credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa Latin disebut Creditum yang berarti kepercayaaan akan kebenaran. Dari pengertian kredit diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kredit adalah suatu pemberian pinjaman uang (barang atau jasa) kepada pihak lain dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah imbalan (bunga) yang telah ditetapkan.

2.2 UnsurUnsur Kredit Dari beberapa pengertian kredit diatas dapat ditarik beberapa unsur yang memungkinkan terjadinya kredit. Adapun unsurunsur kredit tersebut adalah : a) Kepercayaan Kepercayaan yaitu suatu keyakinan bagi sipemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, jasa atau barang) yang diberikannya akan benarbenar diterimanya kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. b) Kesepakatan Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan sipenerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masingmasing. c) Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek (dibawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka panjang (diatas 3 tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.

d) Resiko Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. e) Balas Jasa Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank, balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga

membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bagi bank. (Kasmir 2003:103)

2.3

Fungsi Kredit Dalam dunia perdagangan kredit mempunyai tujuh fungsi. Adapun ketujuh fungsi kredit tersebut adalah sbb: a) Kredit dapat meningkatkan dayaguna dari modal/uang b) Kredit dapat meningkatkan dayaguna dari suatu barang c) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang d) Kredit dapat meningkatkan kegairahan masyarakat dalam berusaha e) Kredit merupakan alat stabilisasi ekonomi f) Kredit merupakan jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional g) Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional

2.4

JenisJenis Kredit Kredit dapat dibedakan menjadi lima macam yaitu : 1. Dilihat dari segi kegunaan kredit a. Kredit investasi Kredit investasi yaitu kredit jangka panjang yang biasanya untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru untuk keperluan rehabilitasi. Contohnya untuk membangun pabrik atau membeli mesinmesin. b. Kredit modal kerja Kredit modal kerja yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji atau biayabiaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit produktif Kredit produktif yaitu Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Sebagai contoh kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian. b. Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau

badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan kredit mobil pribadi, kredit perabot rumah tangga. c. Kredit perdagangan Kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor impor. 3. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija. b. Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanianseperti jeruk atau peternakan kambing. c. Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti

perkebunan karet, kelapa sawit atau manufactur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan. 4. Dilihat dari segi sektor usaha a. Kredit pertanian Kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian. b. Kredit industri Kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, industri menengah atau industri besar. c. Kredit pertambangan Kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak atau timah. d. Kredit pendidikan Kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau pula berupa kredit untuk para mahasiswa. e. Kredit perumahan Kredit untuk membiayai pembangunan atau pemberian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang. f. Dan sektorsektor lainnya 5. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan jaminan Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau

jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur. b. Kredit tanpa jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan menilai dan melihat prospek usaha, character serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain. (Kasmir 2003:109)

2.5

Jaminan Kredit Seperti sudah dibahas diatas bahwa kredit dapat diberikan dengan jaminan atau tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan posisi bank, mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan maka akan sulit untuk menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan. Sebaliknya dengan jaminan kredit relatif lebih aman mengingat setiap kredit macet akan dapat ditutupi oleh jaminan tersebut. (Kasmir 2003:113) 1. Kredit dengan jaminan a. Jaminan benda berwujud Yaitu jaminan dengan barangbarang seperti tanah, bangunan, kendaraan bermotor, mesinmesin/peralatan, barang dagangan, kebun, dls.

b. Jaminan benda tidak berwujud Yaitu bendabenda yang dapat jaminan seperti sertifikat saham, sertifikat obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito, rekening tabungan yang dibekukan, rekening giro yang dibekukan, dan surat tagihan lainnya. 2. Kredit tanpa jaminan Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya kredit ini diberikan untuk perusahaan yang memang benarbenar bonafid dan profesional, sehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil. Kredit tanpa jaminan hanya mengandalkan kepada penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha pengusaha yang memiliki loyalitas yang tinggi.

2.6 PrinsipPrinsip Pemberian Kredit Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benarbenar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit disalurkan. Dalam melakukan penilaian kriteriakriteria serta aspek

penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuranukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah

yang benarbenar layak untuk diberikan, dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. (Kasmir 2003:117) 1. Charcacter Analisis watak dari peminjam sangat penting untuk

diperhatikan. Hal ini karena kredit adalah kepercayaan yang diberikan kepada peminjam sehingga peminjam haruslah pihak yang benar benar dapat dipercaya dan beritikad baik untuk mengembalikan pinjaman. Bagaimanapun baiknya suatu bidang usaha dan kondisi perusahaan, tanpa didukung oleh watak yang baik tidak akan dapat memberikan keamanan bagi bank dalam pembayaran atas segala kewajibannya. Beberapa hal yang harus diteliti didalam analisis watak nasabah adalah Riwayat hubungan dengan bank a. Riwayat peminjam b. Reputasi dalam bisnis dan keuangan c. Manajemen d. Legalitas usaha 2. Capacity Setelah aspek watak maka faktor berikutnya yang sangat penting dalam analisis kredit adalah faktor kemampuan. Jika tujuan analisis watak adalah untuk mengetahui kemauan atau kesungguhan nasabah melunasi hutangnya maka tujuan analisis kemampuan adalah untuk mengukur kemampuan membayar. Kemampuan tersebut dapat diuraikan kedalam kemampuan manajerial dan kemampuan finansial.

Kedua kemampuan ini tidak dapat berdiri sendiri. Karena kemampuan finansial merupakan hasil kerja kemampuan manajerial perusahaan. 3. Capital Modal sendiri (ekuitas) merupakan hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih antara aktiva dengan kewajiban yang ada. Pada dasarnya modal berasal dari investasi pemilik ditambah dengan hasil usaha perusahaan. Analisa modal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sendiri perusahaan dalam memikul beban pembiayaan yang dibutuhkan dan kemampuan dalam menanggung beban resiko yang mungkin dialami perusahaan. 4. Collateral Unsur lain yang perlu mendapatkan perhatian dalam analisis kredit adalah collateral (agunan). Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. 5. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk dimasa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benarbenar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P kredit dengan unsur penilaian sbb: 1. Personality Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya seharihari maupun kepribadiannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan

menyelesaikannya. 2. Party Party yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongangolongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang digolongkan kedalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. 3. Perpose Perpose yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacammacam sesuai kebutuhan, sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lainlain. 4. Prospect Prospect yaitu menilai usaha nasabah di masa akan datang menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit

yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya yang rugi akan tetapi juga nasabah. 5. Payment Payment yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya. 6. Profitability Profitability yaitu menganalisis bagaimana kemampuan

nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. 7. Protection Protection adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benarbenar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. (Kasmir 2003:119)

2.7

Pengertian Kupedes Kupedes adalah kredit yang bersifat umum, individual, selektif yang berbunga wajar bertujuan untuk mengembangkan/meningkatkan usaha

mikro yang layak, yang dilayani oleh BRI Unit dan diberikan dalam mata uang rupiah. (PT.BRI 2003:28) Kredit umum pedesaan (Kupedes) merupakan satusatunya skim kredit yang dilayani di BRI Unit. Kupedes merupakan kredit yang bersifat umum, individual, selektif, dan berbunga wajar yang bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan usaha mikro yang layak. (PT. BRI 2003:20) 2.7.1 Batasan Kupedes 1) Plafond Kupedes Besarnya plafond kupedes adalah sampai dengan Rp.100.000.000 yang sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari cashflow usaha dan atau dari pendapatan tetap peminjam. 2) Jenis Kupedes Berdasarkan tujuan penggunaannya, kupedes dapat dibagi dalam tiga jenis yaitu : a. Kupedes modal kerja Kupedes modal kerja diberikan kepada pengusaha dan golongan berpenghasilan tetap sebagai tambahan dana/pembiayaan untuk mencukupi kebutuhan modal kerja usahanya dan atau untuk membiayai keperluan konsumtif maupun non konsumtif b. Kupedes investasi Kupedes ini diberikan kepada pengusaha untuk pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana atau peralatan produksi. Sedang

bagi

golongan

berpenghasilan

tetap,

kredit

tersebut

dapat

dipergunakan untuk pembelian atau pembangunan rumah, pembelian kendaraan bermontor dan lain sebagainya yang prinsipnya untuk mendukung kegiatan yang untuk mendukung kegiatan yang bersifat produktif. c. Selanjutnya dipertimbangkan juga jenis kupedes konsumtif Kupedes yang diberikan kepada pengusaha maupun golongan berpenghasilan tetap yang akan digunakan untuk pembiayaan diluar modal kerja maupun investasi. 3) Suku bunga kupedes Perhitungan suku bunga kupedes saat ini ditetapkan dengan perhitungan flat rate system yaitu bahwa bunga Kupedes dihitung dari besarnya maksimum kredit mulamula dan dibebankan sepanjang jangka waktu kredit. Dasar pertimbangan ditetapkan flat rate system dalam

perhitungan bunga Kupedes tersebut antara lain a. Memberi keuntungan Ketentuan suku bunga kupedes ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat menutup seluruh pembiayaan, termasuk biaya dana yang tidak disubsidi, biaya operasional dan biaya risiko kredit,serta

menghasilkan keuntungan yang cukup untuk menjaga kelangsungan dan pengembangan kegiatan BRI Unit. b. Sesuai kondisi pasar

Bank maupun lembaga keuangan formal dan non formal yang memberikan kredit dengan pasar sasaran yang relatif sama dengan kupedes dan merupakan pesaing BRI Unit, juga menerapkan bunga kredit dengan sistem perhitungan flat. Dengan demikian, penetapan bunga kupedes dengan perhitungan flat merupakan sistem yang saat ini dianggap sesuai dengan kondisi pasar untuk kredit dengan skala usaha mikro. c. Memudahkan perhitungan Perhitungan dengan flat rate system akan memudahkan perhitungan bunga dibandingkan dengan cara perhitungan bunga dengan system lainnya. Disamping itu tersedianya tabel angsuran disetiap BRI Unit juga sangat membantu nasabah untuk mengetahui kewajiban yang harus dibayar setiap bulannya.

2.7.2 Prinsip Dasar Pemberian Kupedes Sebagai kredit dengan skala mikro, dalam penyalurannya kupedes memerlukan pemahaman secara tepat dari pejabat lini, yang menyangkut kebijakan, sifat dan prinsipprinsip dasar pemberian kupedes yaitu : a. Umum Kupedes dapat diberikan kepada siapa saja, dalam arti tidak dibatasi dalam sektor ekonomi tertentu, keanggotaan tertentu, kelompok masyarakat tertentu, sepanjang calon nasabah yang bersangkutan telah memenuhi segala ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan.

b. Individual Pemberian kupedes dilakukan dengan melalui pendekatan secara individual dan kasus per kasus, bukan berbentuk paket. c. Selektif Pemberian kupedes dilaksanakan secara selektif kepada nasabah yang usahanya dinilai layak dan putusan kredit harus sesuai dengan pertimbangan bank teknis. Yang dimaksud dengan usaha yang layak yaitu bahwa usaha tersebut benarbenar mempunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan dan kegiatannya tidak bertentangan dengan perundangundangan, moral, agama, adat istiadat masyarakat setempat serta tidak merusak lingkungan hidup. d. Bisnis Keputusan akhir atas suatu permohonan kupedes ditentukan berdasarkan pertimbangan bank. Dengan demikian kebijakan pemberian kupedes adalah berdasarkan perhitungan dan pertimbangan bisnis yang sehat untuk dapat menjamin operasional dan pertumbuhan BRI Unit secara berkelanjutan.

2.7.3 Sasaran Kupedes a. Golongan pengusaha Golongan pengusaha yaitu pengusaha yang bergerak diberbagai sektor ekonomi yang ada dalam wilayah kerja BRI Unit, seperti sektor

pertanian, perindustrian, perdagangan dari jasa lainnya, yang usahanya benarbenar layak untuk diberikan kupedes. b. Golongan berpenghasilan tetap (Golbertap) Golongan berpenghasilan tetap yang dapat dilayani kupedes yaitu semua pegawai negeri sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No.6 Tahun 1974 Bab I Pasal I. Pegawai negeri termasuk adalah Pensiunan dari pegawai golongan berpenghasilan tetap tersebut dan pegawai tetap dari perusahaan swasta.

2.7.4 Fasilitas Kupedes a. Pengembalian Bunga Tepat Waktu (PBTW) Tepat waktu dalam pengertian ini adalah nasabah membayar angsuran kupedesnya secara tertib sesuai dengan jadwal angsuran yang telah ditetapkan (tanggal pencairan/realisasi kredit ) selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal pencairan kredit (hari kerja BRI Unit yang bersangkutan) sepanjang tidak melewati akhir bulan. b. Jangka Waktu dan Pola Angsuran Jangka waktu Kupedes Modal Kerja ditentukan minimal 3 bulan dan maksimum 24 bulan, Jangka waktu kupedes investasi untuk golongan pengusaha ditentukan minimal 3 bulan dan maksimum 36 bulan, sedangkan untuk golbertap s/d 60 bulan.

c. Restitusi Bunga Restitusi bunga adalah pengembalian pembayaran angsuran bunga yang diberikan kepada nasabah sebagai akibat dari pembayaran maju lunas seluruh kewajibannya sebelum jatuh tempo kreditnya. d. Asuransi Jiwa bagi Nasabah Kupedes Asuransi jiwa kupedes merupakan suatu pertanggungan asuransi bagi jiwa nasabah yang menikmati kupedes, apabila nasabah yang bersangkutan meninggal dunia dalam masa jangka waktu kupedesnya, Diikutsertakannya nasabah dalam asuransi jiwa kupedes merupakan suatu upaya untuk menutup risiko kerugian kupedes dari kemungkinan tidak terbayarnya pinjaman, akibat meninggalnya nasabah. (PT.BRI Kanpus,2004:27)

2.8 Pengertian Kredit bermasalah Kredit bermasalah adalah semua kredit yang memiliki risiko tinggi karena debitur telah gagal/menghadapi masalah dalam memenuhi kewajiban yang telah ditentukan. Kupedes Bermasalah adalah kredit non performing loan dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet. (PT.BRI 2003:5) Kemacetan kredit pada umumnya disebabkan oleh kesulitan kesulitan keuangan, baik yang disebabkan oleh faktor intern (manajemen) maupun faktor ekstern. (Mulyadi 1999:104)

2.9 Faktor Penyebab Kupedes Bermasalah Kupedes bermasalah dapat disebabkan oleh beberapa faktor kelemahan yaitu : 1. Sisi Debitur a. Itikad tidak baik dari debitur b. Menurunnya usaha debitur yang akan mengakibatkan turunnya kemampuan debitur untuk membayar angsuran c. Pengelolaan usaha debitur tidak berjalan baik d. Penggunaan kredit tidak sesuai dengan tujuan semula 2. Sisi Intern BRI Unit a. Itikad tidak baik dari petugas BRI b. Kekurang mampuan petugas BRI Unit dalam pengelolaan pemberian kupedes mulai dari pengajuan permohonan sampai kupedes dicairkan c. Kelemahan dan kurang efektifnya petugas BRI Unit dalam membina debitur 3. Sisi Ekstern BRI Unit a. Keadaan force majeur antara lain banjir, kebakaran dan lain sebagainya b. Akibat perubahan-perubahan eksternal lingkungan seperti perubahan kebijakan pemerintah berupa peraturan perundangan, kenaikan harga/biaya-biaya, dan lain sebagainya yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap usaha debitur c. Pemutusan Hubungan Kerja (PT BRI Kanpus 2003:17)

2.10 Kolektibilitas Kredit Penetapan kolektibilitas kredit dinilai berdasarkan kemampuan membayar. Dengan demikian kolektibilitas kredit diatur sbb : a. Lancar (L) Kredit dengan tingkat pembayaran tepat waktunya dan tidak ada tunggakan b. Dalam Perhatian Khusus (DPK) Kredit yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 90 hari c. Kurang Lancar (KL) Kredit yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 91 hari s/d 180 hari d. Diragukan (D) Kredit yang terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 181 hari s/d 270 hari e. Macet ( M ) Kredit yang terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 271 hari s/d 360 hari. (PT.BRI Kanpus 2004:32)

2.11 Prosedur Penanganan Kredit Bermasalah 2.11.1 Melakukan Pendekatan Terhadap Kredit Bermasalah 1. Pendekatan Secara Tertulis a. Pemberian Surat Tagih dalam bentuk Laporan Kunjungan Nasabah (LKN) Laporan Kunjungan Nasabah ini diberikan oleh pihak bank kepada debitur yang menunggak selama 90 hari atau 3 bulan dan belum melunasi kewajibannya. LKN berfungsi sebagai surat tagih sekaligus berita acara penuangan hasil negoisasi dengan debitur. b. Pemberian Surat Peringatan Apabila setelah diberi Surat Tagih yaitu Laporan Kunjungan Nasabah, debitur masih juga belum melunasi kewajibannya, maka pihak bank akan memberikan suatu peringatan. Peringatan kepada debitur tersebut melalui pemberian surat peringatan yang terdiri dari Surat Peringatan I, Surat Peringatan II dan Surat Peringatan III yang masingmasing berlaku selama 1 bulan. Untuk Surat

Peringatan III disertai dengan Surat Pernyataan untuk menarik dan mengamankan jaminan. 2. Pendekatan Secara Lisan Apabila setelah diberi Surat Peringatan III, tetapi debitur belum melunasi kewajibannya maka pihak bank melakukan kunjungan untuk menilai usaha debitur. Pihak bank melakukan pembinaan kepada

debitur yang mempunyai kategori prospek baik dan itikad baik,

prospek tidak baik dan itikad baik, dan prospek tidak baik dan itikad tidak baik supaya menjadi kooperatif dan mau segera melunasi kewajibannya.

2.11.2 Melakukan Penetapan Strategi Pengelolaan Kredit Bermasalah Setiap rencana tindakan penanganan kredit bermasalah harus terdokumentasikan secara tertulis untuk setiap debitur. Identifikasi masalah dan analisa strategi diperlukan dalam menentukan langkah yang tepat untuk mengetahui apakah kredit akan diselesaikan dengan strategi penerusan hubungan (apabila kondisi debitur masih dapat diperbaiki) atau strategi pemutusan hubungan (apabila kondisi debitur tidak dapat diharapkan lagi) termasuk koordinasi dengan instansi terkait. Identifikasi tersebut meliputi : 1. Dokumentasi Penguasaan, kelengkapan dan keabsahan dokumen merupakan bagian yang sangat penting dari manajemen risiko kredit. Pejabat kredit lini dan administrasi kredit harus melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap seluruh dokumen kredit untuk mengetahui posisi Bank Rakyat Indonesia terhadap debitur terutama dari aspek hukum. 2. Hubungan Dengan Debitur Analisis dan evaluasi terhadap riwayat hubungan dengan debitur 3. Informasi dan Investigasi

Informasi

dan

investigasi

dimaksudkan

untuk

mengetahui

keadaan/kondisi terakhir yang bersangkutan yang diperoleh dari pemasok, pelanggan relasi bisnis dan intern perusahaan.

2.11.3 Melakukan Penyelamatan Kredit Bermasalah Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian. (Kasmir,2003:129). Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara : 1. Kredit diperpanjang/penjadwalan kembali (Rescheduling) Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini sisi debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya 2. Persyaratan Kembali Kredit (Reconditioning) Reconditioning maksudnya adalah bank mengubah berbagai

persyaratan yang ada seperti :

a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu yaitu hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa. c. Penurunan suku bunga Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20% per tahun diturunkan menjadi 18% per tahun. d. Pembebasan bunga Pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah tidak mampu lagi membayar kredit tersebut, akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas. 3. Penataan Kembali (Restructuring) Restructuring merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tindakan ini meliputi : a. Dengan menambah jumlah kredit b. Dengan menambah equity yaitu dengan menyetor uang tunai, tambahan dari pemilik.

4. Kombinasi Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas. Seseorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi antara Rescheduling dengan Retructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang pembayaran bunga ditunda atau Reconditioning dengan Rescheduling misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah. 5. Penyitaan Jaminan Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benarbenar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutanghutangnya.

2.11.4 Melakukan Penyelesaian Kredit Bermasalah Penyelesaian kredit bermasalah dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu :cara damai dan melalui saluran hukum. 1. Penyelesaian Secara Damai Penyelesaian secara damai dapat dilakukan terhadap debitur yang beritikad baik untuk menyelesaikan kreditnya dan cara yang ditempuh dalam penyelesaian kredit ini dipandang lebih baik dibandingkan dengan alternatif penyelesaian lainnya. Penyelesaian kredit bermasalah secara damai, berupa tindakan-tindakan yang dijalankan agar dalam jangka waktu tertentu. Kredit Bermasalah tersebut dapat diselesaikan seluruhnya atau sebagian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Penyelesaian Melalui Saluran Hukum Apabila upaya penyelesaian secara damai sudah diupayakan secara maksimal dan belum memberikan hasil atau debitur tidak

menunjukkan itikad baiknya (on will) dalam menyelesaikan kredit, maka penyelesaiaannya dapat ditempuh melalui saluran hukum

2.12 Pengertian Bank Rakyat Indonesia (BRI) Istilah Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku tersebut dipergunakan oleh para bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Sejak saat itu istilah bangku secara resmi dan populer menjadi bank. (PT.BRI Kanpus 2004:4) BRI (Bank Rakyat Indonesia) adalah bank umum milik negara diberikan tugas khusus yang diarahkan kepada perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan nasional dengan jalan melakukan usaha bank umum dengan pengutamaan tugas membantu rakyat kaum tani. (Thomas Suyatno 1987:24) Bank Rakyat Indonesia merupakan bank pemerintah pertama sesudah kemerdekaan Republik Indonesia mulamula didirikan dengan PP No.1 Tahun 1946. (Thomas Suyatno 1997:8)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo yang berlokasi di Jalan Ketileng Raya Toko PSIS Semarang.

3.2 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau yang menjadi titik perhatian (Arikunto,1993:99) Variabel penelitian ini adalah prosedur penanganan kupedes bermasalah pada PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo Semarang yaitu : 1. Melakukan pendekatan terhadap kupedes bermasalah yaitu dengan

pendekatan secara tertulis, pendekatan secara lisan dan pendekatan mengenai persepsi yang dilakukan pejabat kredit bank untuk menyelamatkan kupedes bermasalah. 2. Melakukan penetapan strategi pengelolaan kupedes bermasalah yaitu dengan melakukan dokumentasi, hubungan dengan debitur dan informasi/investigasi.

3. Melakukan penyelamatan kupedes bermasalah yaitu dengan melakukan rencana tindak lanjut/melakukan 3R yaitu rescedulling, reconditioning, restructuring, dan barang jaminan yang dijual. 4. Melakukan penyelesaian kupedes bermasalah yaitu dengan cara damai atau melalui saluran hukum.

3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa metode untuk memperoleh dan mengumpulkan data sebagai penunjang penyelesaian tugas akhir ini yaitu : a. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan peneliti untuk mengetahui data tentang jumlah nasabah dan jumlah kolektibilitas pinjaman dan outstanding dalam kriteria Non Performing Loan (NPL) pada PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo Semarang. b. Metode Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. (Suharsimi Arikunto, 1997:128) Metode ini digunakan penulis untuk melakukan pendekatan terhadap kupedes bermasalah dan penetapan strategi pengelolaan kupedes

bermasalah.

Bentuk angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk kesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya (dalam bentuk pilihan ganda) sehingga responden tinggal memilih. c. Metode Wawancara Metode ini digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi guna melengkapi data yang diperoleh dari metode kuesioner.

3.4 Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan untuk menganalisis data guna penulisan Tugas Akhir ini adalah bersifat deskriptif kualitatif yaitu analisa yang berwujud keterangan yang menggambarkan objek penelitian pada saat ini berdasarkan fakta-fakta yang ada, yang digambarkan dengan katakata/kalimat kesimpulan. Untuk dapat mencapai tujuan sesuai yang diharapkan dalam penyusunan tugas akhir ini dan untuk memperoleh suatu kesimpulan maka data yang terkumpul akan dianalisis dengan analisis kualitatif yaitu dengan langkah-langkah memeriksa dan meneliti data-data yang terkumpul untuk menjamin apakah data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh

keberadaannya, mengotorisasikan data-data yang disesuaikan dengan kriteria dan hal-hal yang diperlukan dalam suatu pendataan.

Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan kenyataan-kenyataan yang terjadi bersifat umum dan kemungkinan masalah yang dihadapi serta solusinya serta mengungkapkan keadaan yang menjadi fokus penelitian yaitu prosedur penanganan kupedes bermasalah pada PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo Semarang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1

Gambaran Umum PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

4.1.1 Sejarah berdirinya BRI Unit 1. Periode 1969 sampai dengan 1983 Proses kelahiran Bank Rakyat Indonesia didirikan oleh seorang Patih Banyumas yang bernama Raden Bei Aria Wiraatmadja. Ketika itu ia menyadari akan pentingnya sebuah lembaga keuangan yang dapat memberikan pinjaman ringan untuk menepis jeratan lintah darat. BRI Unit Desa pertama kali didirikan pada tahun 1969 di Yogyakarta sebagai pilot proyek penyaluran kredit BIMAS (Bimbungan Massal) dan INMAS (Intensifikasi Massal). Fungsi BRI Unit Desa saat itu adalah sebagai fungsi Chanelling Kantor Cabang BRI dalam menyalurkan kredit Bimas langsung kepada petani. Sistem pelayanan Kredit Bimas: 1. Merupakan kredit bersubsidi dengan suku bunga dibawah suku bunga pasar. 2. Sasaran kredit hanya ditujukan kepada kelompok tertentu yaitu petani dengan pendekatan berupa paket (massal) yang salah satu kriterianya adalah berdasarkan luas areal pesawahan. Selanjutnya sejak akhir tahun 1970 an disamping melayani kredit Bimas BRI Unit juga melayani kredit Mini dan Midi dengan suku

bunga 15% per tahun dalam bentuk plafond kredit mini sampai dengan Rp 100.000 serta kredit midi sampai dengan Rp.1000.000 Seiring dengan performance kredit Bimas yang semakin memburuk dan kebijakan pemerintah membesarkan KUD, maka banyak kalangan menyarankan kepada pemerintah agar Kredit Bimas dan lainnya dipindahkan penyalurannya melalui KUD. Akibat pengalihan penyaluran kredit Bimas ke KUD, praktis BRI Unit Desa tidak mempunyai kegiatan sedangkan kredit mini dan midi masih sangat kecil dan Tabanas pun sulit dikembangkan. Atas dasar keadan tersebut maka Direksi BRI membuat alternatif untuk keberadaan BRI Unit Desa dengan mempertimbangkan 3 (tiga) opsi yaitu : 1. Menutup BRI Unit Desa melakukan PHK terhadap pegawainya 2. Menyerahkan pengelolaan BRI Unit Desa beserta pegawainya keinstansi/lembaga lain 3. Mempertahankan keberadaan BRI Unit Desa dalam lingkungan BRI dengan mengatur kembali pola operasional sehingga dapat hidup mandiri. Berkaitan dengan kondisi tersebut, akhirnya BRI memilih opsi ketiga yaitu mempertahankan BRI Unit Desa dalam lingkungan BRI. Sebagai upaya agar BRI Unit dapat bertahan maka dengan bantuan konsultan yang tergabung dalam CPIS (Center Policy and

Implementation Studies) yaitu sekelompok dari Harvard dan atas

dukungan Depkeu. Para konsultan tersebut merekomendasikan agar BRI Unit pasca Bimas dapat menjual produk komersial yang akhirnya diberi nama Kupedes.

2. Periode 1984 s/d 1985 Akhir tahun 1983 pengelolaan kredit bimas secara resmi dilimpahkan kepada KUD dan pelayanan kredit mini dan midi dihentikan dan mulai diintrodusir kredit umum pedesaan (KUPEDES) berdasarkan Nose : S.18/INV/1984. 1. Januari 1984 dilakukan Rekontruksi BRI Unit desa dengan memisahkan sistem pembukuan BRI unit Desa dari pembukuan kantor cabang BRI sehingga BRI Unit desa mempunyai pembukuan sendiri serta membuat Neraca dan Rugi laba sendiri. 2. BRI unit desa mulai melakukan kegiatan mobilisasi dan melalui produk Simpanan Pesesaan (Simpedes). 3. Pada periode ini BRI unit Desa Mulai mampu membiayai sendiri operasionalnya (Full Financial self sufficiency), namun belum menghasilkan laba bagi BRI Unit Desa.

3. Periode 1986Sekarang Periode ini merupakan periode laba bagi BRI Unit Desa yang akhirnya berkembang menjadi Profit Center hingga sekarang. Pada periode ini terjadi banyak perkembangan di BRI Unit desa yaitu dengan

mulai dikembangkannya sistem pengelolaan BRI unit Desa mulai dari produk sampai pengembangna SDM nya. Pengembangan yang dilakukan antara lain meliputi : 1. Pengembangan bisnis ke arah Full Comersial sehingga kebijakan Princing produk lebih disesuaikan dengan suku bunga pasar. 2. Pembaharuan sistem akuntasi 3. Relokasi BRI Unit Desa ke tempattempat yang lebih strategis kepusat bisnis, termasuk Wilayah kota/Sub urban.

4.1.2 Visi dan Misi BRI UNIT 4.1.2.1 VISI BRI UNIT Menjadikan BRI Unit sebagai lembaga keuangan dengan reputasi Internasional dan tumbuh secara sehat melalui penyediaan jasa perbankan yang dibutuhkan pengusaha mikro.

4.1.2.2 MISI BRI UNIT 1. Memberikan layanan perbankan tanpa subsidi kepada nasabah dengan menawarkan produk pinjaman, simpanan dan jasa bank lainnya dengan bunga pasar. 2. Memberikan layanan jasa keuangan yang dibutuhkan nasabah mikro melalui BRI Unit.

4.1.3 Wilayah Kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Cabang Semarang memiliki wilayah kerja yang cukup luas, yaitu memiliki 30 unit kerja di Kota Semarang antara lain : 1. BRI Unit Gunung Pati 2. BRI Unit Semarang Selatan 3. BRI Unit Genuk 4. BRI Unit Tugu 5. BRI Unit Mijen 6. BRI Unit Semarang Barat 7. BRI Unit Semarang Timur 8. BRI Unit Dr. Cipto 9. BRI Unit Kranggan 10. BRI Unit Mugas 11. BRI Unit Kartini 12. BRI Unit Sampangan 13. BRI Unit Banyumanik 14. BRI Unit Majapahit 15. BRI Unit Lik 16. BRI Unit Hasanudin 17. BRI Unit Pedurungan 18. BRI Unit Widoharjo 19. BRI Unit Pelabuhan 20. BRI Unit Johar 21. BRI Unit Suyudono 22. BRI Unit Jrakah 23. BRI Unit Tlogosari 24. BRI Unit Ngalian 25. BRI Unit Mrican 26. BRI Unit Ngesrep 27. BRI Unit Sukun 28. BRI Unit Sendang Mulyo 29. BRI Unit Menoreh 30. BRI Unit Abdulrahman S

4.1.4 Struktur Organisasi BRI Unit Sendang Mulyo

Ka Unit

Mantri

Deskman

Teller

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi PT.BRI Unit Sendang Mulyo

4.1.5 Tugas dan Wewenang Masing-Masing Jabatan 1) Kepala Unit 1. Tugas dan Tanggung Jawab a. Pengembangan bisnis BRI Unit diwilayah kerjanya untuk mencapai laba yang maksimal. b. Mengevaluasi/memonitor BRI Unit di wilayah kerjanya untuk mengetahui positining BRI Unit dibandingkan dengan bank pesaing dan menyampaikan laporan hasil evaluasi/monitoring kepada AMBM dan Pinca c. Melaksanakan pemberantasan tunggakan Kupedes d. Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dalam rangka memperlancar tugastugas marketing. e. Mengadakan hubungan kerja sama dengan instansi/perusahaan (BUMN/BUMD, swasta) di wilayah kerjanya untuk

meningkatkan pelayanan simpanan, pinjaman dan pembayaran gaji, serta peluang bisnis lainnya. f. Memimpin kantor BRI Unit dalam rangka menjamin kelancaran operasional BRI Unit. g. Menjamin terlaksananya pelayanan prima (baik pihak ekstern maupun intern) untuk mencapai kepuasan nasabah dan keamanan bank. h. Mampu melaksanakan pekerjaan mantri, serta menggantikan fungsinya dalam hal yang bersangkutan berhalangan untuk kelancaran operasional dan keamanan bank.. i. Memelihara citra BRI Unit pada khususnya BRI dalam rangka menanamkan citra bank kepada nasabah. j. Sebelum close system memeriksa laporan error correction, dan berita acara penyelesaian selisih kas. 2. Wewenang a. Memutus permintaan Kupedes di dokumen (berkas) dan di system brinets sesuai kewenangan. b. Mengusulkan biaya kerugian karena kasus c. Memfiat pencairan dan setoran simpanan sesuai kewenangan d. Menandatangani biyet deposito sesuai limit kewenangan e. Mengusulkan pelaksanaan promosi produk simpanan dan memfiat biaya promosi sesuai kewenangan

f. Menandatangani surat keluar biasa yang terdiri dari surat dan laporan rutin g. Memblokir dan melepaskan blokir.

2) Mantri 1. Tugas dan Tanggung Jawab a. Menganalisis dan memeriksa permintaan pinjaman dan mengusulkan pinjaman agar pinjaman yang diberikan layak dan aman bagi bank. b. Memperkenalkan dan memasarkan produkproduk BRI untuk mencapai profit yang maksimal. c. Melaksanakan pemberantasan tunggakan dan mengusulkan langkahlangkah penanggulangannya untuk meningkatkan kualitas pinjaman. d. Menyampaikan hasil kunjungan pembinaan nasabah dan atau calon nasabah kepada Ka.Unit dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan. e. Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka memperlancar tugastugas marketing f. Melaksanakan tugastugas lain yang diberikan Ka.Unit sepanjang tidak melanggar azas pengawasan intern. g. Mencari nasabahnasabah penyimpan potensial untuk

memperkuat funding base di BRI Unit.

h. Menyampaikan laporan kepada Ka. Unit apabila dijumpai adanya penyimpangan dalam pelaksanaan operasional BRI Unitnya untuk menghindarkan dan untuk meminimalkan kerugian akibat penyimpangan. 2. Wewenang a. Memprakarsai permintaan pinjaman b. memproses dan mengusulkan permintaan pinjaman.

3) Teller 1. Tugas dan Tanggung Jawab a. Memberikan pelayanan kepada nasabah atau calon nasabah dengan sebaikbaiknya untuk kepentingan BRI b. Memelihara citra BRI Unit khususnya dan BRI pada umumnya untuk menjaga kepentingan BRI c. Pengurusan kas untuk mengamankan asset bank d. Memastikan kelancaran dan ketepatan pelayanan setoran, pembayaran dari bank ke nasabah untuk kepentingan bisnis BRI e. Menyetorkan setiap kelebihan kas selama jam kerja dan menyetorkan sisa kas pada akhir hari ke kas induk untuk keamanan kas BRI Unit. f. Memastikan keamanan dan kecocokan uang kas yang ada didalam ruang teller untuk kelancaran pelayanan nasabah

g. Memastikan kelengkapan buktibukti kas tunai yang ada dalam pengawasannya untuk menghindari penyimpangan kas teller h. Membuat registrasi kas teller untuk tertib adminstrasi 2. Wewenang a. Memfiat bayar tunai, menerima setoran sesuai dengan kewenangannya b. Memegang kunci brandkas

4) Deskman 1. Tugas dan Tanggung Jawab a. Memberikan pelayanan kepada nasabah dan calon nasabah yang akan menggunakan jasa perbankan di BRI Unit dengan sebaik-baiknya b. Memberikan pelayanan kepada calon nasabah simpanan meliputi : a) Memberikan informasi produk BRI b) Membantu pengisisan formulir pembukuan simpanan c) Entry data CIF (yang belum mempunyai CIF) dan pembukuan rekening simpanan c. Memberikan pelayanan kepada calon nasabah pinjaman meliputi : a) Memberikan informasi kupedes b) Membantu pengisian formulir pendaftaran kupedes

c) Menyiapkan administrasi realisasi kupedes (kwitansi dan SPH) d. Memberikan pelayanan kepada nasabah simpanan dan

pinjaman meliputi informasi saldo, mencetak transaksi pending tabungan. e. Memasarkan produk BRI untuk mencapai profit maksimal f. Memelihara citra BRI Unit khususnya dan BRI pada umumnya dalam rangka menanamkan citra bank kepada nasabah g. Menata usahakan pengarsipan bukti-bukti pembukuan h. Mengisi data agunan pada system i. Mengagendakan surat masuk dan surat keluar dari dan ke BRI Unit untuk kepentingan tertib administrasi j. Menatakerjakan kartu ATM

4.1.6

Bidang Usaha Perbankan Adapun bidang usaha perbankan yang terdapat pada PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah sbb : 4.1.6.1 Produk Penghimpun Dana 1. Tabungan Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lain yang dipersamakan dengan itu. Macammacam produk tabungan BRI diantaranya sbb :

a. BRITAMA Salah satu jenis masyarakat di BRI yang penyetorannya dapat dilakukan setiap saat serta frekuensi pengambilannya tidak dibatasi sepanjang saldonya mencukupi dan memenuhi syaratsyarat yang ditentukan. b. SIMPEDES Simpanan masyarakat pedesaan di BRI Unit termasuk dalam kelompok tabungan yang pengambilannya atau penyetorannya tidak dibatasi dalam jumlah atau frekuensi sepanjang saldo mencukupi. 2. Deposito Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank. Untuk mencairkan deposito yang dimiliki deposan dapat menggunakan bilyet deposito atau sertifikat deposito. 3. Girobri Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan. Girobri ada dua macam yaitu giro dalam mata uang rupiah dan mata uang asing (valas). Untuk giro dalam mata uang asing tidak diberikannya buku cek atau bilyet giro untuk nasabah.

4.1.6.2 Produk Penyalur Dana Produk penyalur dana pada PT. BRI (Persero) berupa kredit, yang dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu : 1. Kredit pegawai 2. Kredit konsumtif 3. Kredit Investasi 4. Kredit Modal Kerja

4.1.6.3 Jasa yang diberikan oleh BRI Unit Sendang Mulyo 1. Transfer Transfer merupakan jasa pengiriman uang atau pemindahan uang lewat bank baik pengiriman uang dalam kota, luar kota atau ke luar negeri. Hal ini dapat dilakukan secara mail transfer, telex transfer atau phone transfer. Biaya yang dikenakan untuk pengguna jasa yang tidak mempunyai rekening BRI adalah Rp. 15.000,- sedangkan untuk nasabah BRI dikenakan biaya Rp 12.000,2. Kliring Proses penyampaian surat berharga yang belum merupakan suatu kewajiban bagi bank, dimana surat berharga tersebut disampaikan (bank penarik) sehingga adanya pengesahan oleh bank tertarik melalui suatu lembaga kliring. Atau jasa penyelesaian hutang piutang antar bank dengan cara saling menyerahkan warkatwarkat yang dikliringkan di lembaga kliring.

1.2

Hasil Penelitian 4.2.1 Data Kolektibilitas Pinjaman PT.BRI Unit Sendang Mulyo Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo terdiri dari lima kolektibilitas tetapi yang tergolong kolektibilitas kupedes bermasalah hanya ada tiga yaitu kurang lancar, diragukan dan macet.

Tabel 1 DATA KOLEKTIBILITAS PINJAMAN DAN OUTSTANDING PT BRI UNIT SENDANG MULYO (POSISI 30 APRIL 2007) NO KOLEKTIBILITAS 1. 2. 3. 4. 5. LANCAR DPK KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET Rp 4.918.346.887,00 297.358.966,00 5.862.859,00 14.873.690,00 74.966.607,00 JMLH 709 56 2 8 22 PERSENTASE 89% 7.02% 0.25% 1% 2.76%

Data : PT. BRI Unit Sendang Mulyo

Tabel tersebut menunjukkan pada posisi 30 April 2007 keadaan kolektibilitas pinjaman kurang baik karena kolektibilitas kupedes

bermasalah menunjukkan jumlah yang besar dengan persentase kurang lancar 0.25%, diragukan 1% dan macet 2.76%.

Keterangan : 1. Kurang Lancar : Apabila debitur tidak melakukan kewajiban untuk membayar angsuran, bunga dan denda selama 6 bulan. 2. Diragukan : Apabila debitur tidak melakukan kewajiban untuk membayar angsuran, bunga dan denda selama 9 bulan. 3. Macet : Apabila debitur tidak melakukan kewajiban untuk membayar angsuran, bunga dan denda lebih dari 1 tahun

4.2.2 Data Kuesioner Petugas kredit PT. BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo harus selalu mendeteksi masalah yang mungkin menyebabkan kupedes tidak dapat dikembalikan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah diperjanjikan. Pengenalan masalah secara dini sangat penting agar bank dapat mempersiapkan langkah-langkah pengamanan dan menyusun strategi yang tepat, sehingga kerugian yang lebih besar dapat dihindari. Penanganan atas kupedes bermasalah dapat dilakukan secara sistematis dengan menindaklanjuti peringatan dini, yang diperoleh dari pengamatan secara langsung terhadap debitur/usaha debitur. kejadian atau gejala-gejala debitur patut yang diperoleh secara Kejadiandari

langsung

debitur/usaha

diidentifikasi

dan

diwaspadai

dengan

menentukan langkah yang tepat yang segera harus diambil untuk melakukan perbaikan sebelum kupedes menjadi bermasalah dan berkembang semakin

memburuk. Tanda-tanda atau kejadian-kejadian yang dapat dikategorikan sebagai gejala dini kupedes bermasalah yaitu: 1. Keterlambatan pembayaran angsuran sesuai janji 2. Omset penjualan yang cenderung menurun 3. Penyimpangan dari tujuan semula atau ketidakjujuran debitur dalam menggunakan fasilitas kupedes yang telah diterima 4. Kehilangan satu atau lebih pelanggan utama 5. Kecenderungan untuk berganti usaha, sementara debitur tersebut belum mempunyai pengalaman yang cukup untuk usaha baru yang akan digeluti. Setiap ditemukan adanya tanda-tanda pengenalan dini tersebut diatas, pejabat kredit lini agar segera melakukan pembinaan dan pengawasan lebih insentif untuk mencegah terjadinya risiko kupedes yang semakin memburuk. Apabila pembinaan dan pengawasan kepada debitur dalam kriteria kupedes bermasalah/berkolektibilitas Non Performing Loan maka debitur akan menempuh prosedur-prosedur dalam penanganan kupedes bermasalah. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai PT. BRI Unit Sendang Mulyo Semarang. Jumlahnya yaitu 6 responden dengan variabel prosedur penanganan kupedes bermasalah, kemudian dikelompokan menjadi empat sub variabel yang meliputi pendekatan kupedes bermasalah, penetapan strategi penanganan kupedes bermasalah, penyelamatan kupedes

bermasalah dan penyelesaian kupedes bermasalah. Adapun perhitungan persentasenya adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan Kupedes Bermasalah Perhitungan persentase yaitu : P % = Nn / N x 100 % Keterangan : Nn = Jumlah skor yang diperoleh N = Jumlah petugas kredit keseluruhan

Tabel 2 Persentase Item Soal Pendekatan Kupedes Bermasalah No Keterangan Jumlah Responden 1. Petugas kredit memberikan surat tagih dalam bentuk LKN (Laporan Kunjungan Nasabah) 2. Petugas kredit memberikan surat peringatan I-3 6 100% 6 100% Nn / 6 x 100 %

3.

Petugas kredit melakukan pendekatan dengan secara lisan ke 6 100%

berkunjung

tempat usaha debitur

4.

Petugas kredit menciptakan persepsi dan pandangan yang sama 6 100%

Sumber : Data Primer yang diolah

Dengan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa prosedur penanganan kupedes bermasalah di PT. BRI Unit Sendang Mulyo dengan melakukan pendekatan dengan debitur yang bermasalah dalam pelunasan piutang, dinilai sangat baik. Karena petugas kredit melakukan pendekatan dengan memberi surat tagih dalam bentuk Laporan Kunjungan Nasabah (LKN), memberi surat peringatan 1-3, melakukan pendekatan secara lisan dengan berkunjung ke tempat usaha debitur dan petugas kredit menciptakan persepsi dan pandangan yang sama dengan hasil persentase 100%.

2. Penetapan Strategi Penanganan Kupedes Bermasalah Tabel 3 Persentase Item Soal Penetapan Strategi Penanganan Kupedes Bermasalah No Keterangan Jumlah Responden 1. Petugas kredit menjadikan dokumen menjadi aspek Nn / 6 x 100 %

penting yang dapat menjamin pengembalian kupedes

6

100%

2.

Petugas kredit menjalin hubungan baik dengan debitur 6 100%

3.

Petugas kredit melakukan investigasi tentang kondisi terakhir dari debitur. 6 100%

Sumber : Data Primer yang diolah

Tabel

diatas

menunjukkan

semua

petugas

kredit

melakukan penetapan strategi penanganan kupedes bermasalah. Terbukti bahwa petugas kredit menjaga kelengkapan dokumen kupedes dengan menyimpan secara tertib ditempat yang aman, petugas kredit menjalin hubungan baik dengan debitur dengan cara menganalisa riwayat hubungan PT.BRI Unit Sendang Mulyo dengan debitur sehingga petugas kredit tau bagaimana itikad debitur dan petugas kredit melakukan investigasi tentang kondisi terakhir debitur yang bermasalah dalam pinjaman yang diperoleh dari pihak ketiga dengan hasil persentase 100%.

3. Penyelamatan Kupedes Bermasalah

Tabel 4 Persentase Item Soal Penyelamatan Kupedes Bermasalah No Keterangan Jumlah Responden 1. Petugas kredit melakukan rencana tindak lanjut 2. Petugas kredit melakukan perpanjangan/penjadwalan (Reschedualling) 3. Petugas kredit melakukan persyaratan kembali kredit (Reconditioning) 4. Petugas kredit melakukan penataan kembali (Restructuring) 5. Petugas kredit melakukan penjualan agunan 6 91.7% 6 100% 6 100% 6 83.3% 6 91.7% Persentase

Sumber : Data Primer yang diolah

Jika usaha debitur masih dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan dan debitur sendiri masih memiliki itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya, maka pihak bank akan melakukan tindakan penyelamatan terhadap kupedes bermasalah.

Dari tabel diatas menunjukkan petugas kredit yang melakukan rencana tindak lanjut dengan persentase 91.7%, petugas kredit melakukan perpanjangan/penjadwalan (Reschedualling) dengan persentase 83.3%, petugas kredit yang melakukan persyaratan kembali kredit (Reconditioning) dengan persentase 100%, petugas kredit yang melakukan penataan kembali (Restructuring) dengan persentase 100% dan apabila ketiga cara tersebut tidak berhasil maka pejabat kredit melakukan penjualan agunan dengan hasil persentase 91.7%. PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo melakukan upaya penyelamatan kupedes bermasalah dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Dengan penyelamatan kupedes, kondisi PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo menjadi lebih baik 2. Adanya itikad baik dari debitur 3. Penilaian usaha debitur menunjukkan prospek usaha yang baik. 4. Penilaian harga/nilai barang jaminan (agunan) dapat menutup kupedes. Jika masih belum bisa untuk menutup kupedes maka debitur harus menambah agunan.

4. Penyelesaian Kupedes Bermasalah Tabel 5 Persentase Item Soal Penyelesaian Kupedes Bermasalah No Keterangan Jumlah Responden 1. Petugas kredit melakukan penyelesaian kupedes bermasalah secara damai 2. Petugas kredit melakukan penyelesaian kupedes bermasalah melalui saluran hukum Sumber : Data Primer yang diolah 6 98.3% 6 100% Persentase

Apabila dengan penyelamatan tidak ada prospek dan tidak ada itikad baik dari debitur untuk melunasi kewajiban untuk membayar angsuran, bunga dan denda maka pihak PT.BRI Unit Sendang Mulyo melakukan penyelesaian. Dalam penyelesaian kupedes bermasalah ada dua cara yaitu cara damai dan diserahkan melalui saluran hukum. Tabel tersebut menunjukkan semua petugas kredit sudah melaksanakan prosedur dalam menyelesaikan kupedes bermasalah secara damai dengan hasil persentase 100% dan petugas kredit yang melakukan penyelesaian kupedes bermasalah melalui saluran hukum dengan hasil persentase 98.3%.

Penyelesaian kupedes bermasalah melalui saluran hukum pada PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo adalah dengan menyerahkan Penagihan/Pengurusan Piutang Macet kepada Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) atau Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN). Penyerahan Pengurusan Piutang Negara

(kredit macet) kepada PUPN/KP2LN berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Penyelesaian melalui saluran hukum harus didasarkan kepada keyakinan bahwa posisi PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo dari segi yuridis kuat dan beban biaya beracara yang ringan. Kupedes yang dapat diserahkan penagihannya melalui saluran hukum dengan mempertimbangkan antara lain: 1. Aspek Debitur a. Debitur mempunyai itikad tidak baik (on will) b. Untuk pembayaran kembali pinjamannya diperlukan

pencairan/pelelangan barang agunan yang harus melalui saluran hukum c. Jumlah kupedes yang dapat diserahkan penyelesaiannya melalui PUPN disesuaikan dengan batas minimum yang telah ditetapkan d. Ada harapan untuk dibayar kembali bila diselesaikan melalui saluran hukum.

2. Kriteria kupedes yang dapat diserahkan penagihannya melalui saluran hukum a. Tidak dapat diharapkan penyelesaiannya secara damai b. Sisa kupedes (pokok dan bunga) memenuhi batas minimum penyerahan kredit macet ke PUPN c. Agunan telah diikat dengan sempurna

Proses penyelesaian kupedes bermasalah melalui PUPN/KP2LN adalah sebagai berkut : 1. Debitur telah menerima Surat Tagihan I, II sampai III dalam bentuk Laporan Kunjungan Nasabah (LKN) serta telah diberikan Surat Peringatan I, II sampai III tetapi belum juga melunasi kewajibannya. 2. Apabila debitur tetap tidak mau melunasi kewajibannya maka pihak petugas kredit di PT. BRI Unit Sendang Mulyo melakukan penyelesaian secara damai dengan melakukan restrukturisasi yaitu dengan cara perpanjangan/penjadwalan (Reschedualling),

persyaratan kembali kredit (Reconditioning), penataan kembali (Restructuring) dan penjualan agunan 3. Apabila penyelesaian melalui cara damai gagal, maka akan dikirim surat yang memberitahukan bahwa penyelesaian kredit telah diserahkan kepada KP2LN. PT.Bank Rakyat Indonesia

menyerahkan penyelesaian pengurusan piutang kepada KP2LN secara tertulis dilampiri berkas suratsurat pendukungnya. 4. KP2LN memeriksa persyaratan dan kelengkapan dokumen yang diperlukan serta mengirimkan Surat Pengantar Penerimaan Piutang Negara (SP3N) apabila telah memenuhi persyaratan. 5. Pengiriman Surat Panggilan yang ditujukan kepada debitur tentang panggilan untuk menyelesaikan kewajiban dan menandatangani isi pernyataan bersama yang tertuang dalam Surat Pernyataan Bersama. Apabila debitur tidak hadir atau menolak untuk menandatangani pernyataan bersama, maka KP2LN akan

menerbitkan penetapan jumlah piutang negara, sebaliknya jika debitur bersedia hadir atau menandatangani pernyataan bersama maka akan diserahkan kembali pada bank semula 6. Apabila debitur tidak mau mematuhi pernyataan bersama maka KP2LN akan menerbitkan Surat Paksa dan Surat Penyitaan 7. Apabila penyitaan telah dilakukan maka PUPN akan menerbitkan Surat Perintah Penjualan Barang Sitaan (SPPBS) atas permintaan Bank Rakyat Indonesia 8. Kantor Lelang Negara (KLN) menentukan tanggal pelaksanaan lelang negara 9. KP2LN melakukan penafsiran harga barang jaminan, setelah diketahui harganya, KLN akan mengumumkan pelaksanaan lelang di surat kabar. Apabila hasil lelang mencapai limit maka hasil

lelang akan diserahkan kepada BRI, akan tetapi bila tidak mencapai limit akan diikut sertakan ke lelang berikutnya dan apabila melebihi jumlah kewajiban maka sisanya akan

dikembalikan kepada debitur. 10. Apabila hasil lelang masih belum mencukupi seluruh hutang debitur, maka pihak bank akan melakukan tagihan kembali kepada debitur. Apabila menurut analisis debitur sudah benarbenar pailit/tidak mampu menutup sisa tagihan, maka pihak bank akan menghapusbukukan. Kupedes yang telah dihapusbukukan adalah kupedes yang secara akuntansi telah dikeluarkan pencatatannya dari rekening aktiva PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang mulyo, namun secara yuridis kupedes tersebut masih merupakan aset BRI Unit yang secara menerus tetap harus ditagih pelunasannya dan harus diselesaikan oleh debitur yang bersangkutan. Kupedes yang telah dihapusbukukan ini dicatat dalam register Daftar Hitam dan bersifat rahasia serta tidak boleh diberitahukan kepada debitur. Setelah dilakukan segala upaya penyelesaian terhadap kupedes yang telah dahapusbukukan. Direksi menyatakan penghentian penagihan setelah mendapat persetujuan tertulis dari RUPS dan debitur sudah dianggap benarbenar lunas dan hal ini menjadi kerugian bagi pihak bank yang harus dilaporkan dan dipertanggung jawabkan pada Rapat Umum Para Pemegang saham (RUPS). Apabila dijelaskan dalam gambar akan terlihat sebagai berikut:

Gambar 2 merupakan teori dari prosedur penanganan kupedes bermasalah yang harus dijalankan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo, tetapi didalam kenyataannya petugas kredit PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo melakukan penyimpangan yaitu : 1. Petugas kredit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo tidak melakukan surat tagihan 2 sampai surat tagihan 3 dan surat panggilan 2 sampai surat panggilan 3. Petugas kredit hanya melakukan kunjungan ke tempat usaha debitur dan memberikan surat tagihan 1 dan dilanjutkan dengan menyerahkan surat panggilan 1, masing-masing berlaku untuk satu bulan sehingga nasabah tidak mempunyai kesempatan yang panjang untuk melunasi kewajibannya kepada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo Semarang. 2. Pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo tidak melakukan salah satu penyelamatan terhadap kupedes bermasalah yaitu penjualan agunan. Apabila debitur tidak mempunyai itikad tidak baik untuk melunasi kewajibannya untuk membayar angsuran, bunga dan denda setelah dilakukan pendekatan maka pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo menyerahkan berkas-berkas kepada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Patimura dan diproses ke Pengadilan Tinggi/KP2LN.

Indikator dari prosedur penanganan kupedes bermasalah yaitu : 1. Fungsi yang Terkait a. Fungsi Penagihan dan fungsi kredit Fungsi Penagihan dan fungsi kredit yaitu funsi yang bertanggung jawab dalam pemberian kupedes, menyerahkan surat tagihan dan surat penagihan pada saat nasabah bermasalah dalam pembayaran angsuran. Yang melakukan fungsi ini adalah mantri dan diawasi oleh ka. Unit. b. Fungsi Akuntansi Fungsi Akuntansi yaitu fungsi yang bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan perealisasian kupedes. c. Fungsi Keuangan Fungsi Keuangan adalah fungsi yang bertanggung jawab dalam menerima dan mengeluarkan uang yang berhubungan dengan pemberian kupedes. Yang melakukan fungsi ini adalah teller. 2. Catatan Akuntansi yang Digunakan a. Jurnal umum yaitu berfungsi untuk mencatat piutang yang tidak tertagih b. Jurnal penerimaan kas berfungsi untuk mencatat semua penerimaan kas yang berhubungan dengan penerimaan angsuran, bunga maupun denda. c. Jurnal pengeluaran kas yaitu berfungsi untuk mencatat semua pengeluaran kas yang berhubungan dengan pemberian kredit. 3. Dokumen yang Digunakan a. Dokumen perjanjian kupedes b. Dokumen pengikatan agunan

1.3

Pembahasan 4.3.1 Penggolongan Kolektibilitas Kupedes Bermasalah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo, kupedes bermasalah dibedakan menjadi tiga kriteria yaitu kurang lancar, diragukan dan macet. Penggolongan kupedes bermasalah dilakukan oleh pihak Bank Rakyat Indonesia Unit Sendang Mulyo setelah mencocokkan kondisi debitur dengan kriteria yang ditetapkan. Ketiga kriteria tersebut dibedakan berdasarkan pembayaran angsuran yang dilakukan oleh debitur, apakah pembayaran angsuran tersebut baik atau menunggak atau bahkan tidak pernah dibayar. Kriteria tersebut sebagai berikut : 4.3.1.1 Kurang Lancar Kredit yang digolongkan dalam kolektibilitas kurang lancar mempunyai kriteria sebagai berikut : a. Kegiatan usaha menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat terbatas atau mengalami pertumbuhan. b. Posisi di pasar cukup baik tetapi banyak pesaing, namun dapat pulih kembali jika melaksanakan strategi bisnis yang baru c. Manajemen cukup baik d. Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga selama 90 hari sampai 180 hari

4.3.1.2 Diragukan Kredit yang digolongkan dalam kolektibilitas diragukan mempunyai kriteria sebagai berikut : a. Kegiatan usaha menurun b. Pasar sangat dipengaruhi oleh penurunan kondisi perekonomian c. Persaingan usaha sangat ketat dan operasional perusahaan mengalami permasalahan yang serius d. Manajemen kurang berpengalaman e. Tenaga kerja yang berlebihan dalam jumlah yang besar sehingga dapat menimbulkan keresahan f. Laba sangat kecil g. Kerugian operasional dibiayai dengan penjualan asset h. Analisis arus kas menunjukkan ketidakmampuan membayar pokok dan bunga i. Pinjaman digunakan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo j. Hubungan debitur dengan bank semakin memburuk dan informasi keuangan tersedia atau tidak dapat dipercaya k. Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga selama 180 hari sampai 270 hari

4.3.1.3 Macet Kredit yang digolongkan dalam kolektibilitas macet mempunyai kriteria sebagai berikut : a. Kelangsungan usaha sangat diragukan, usaha mengalami penurunan dan sulit untuk pulih kembali b. Kemungkinan besar kegiatan usaha akan berhenti c. Manajemen sangat lemah d. Terjadi pemogokan tenaga kerja yang sulit diatasi e. Mengalami kerugian yang besar f. Debitur tidak mampu memenuhi seluruh kewajiban dan kegiatan usaha tidak dapat dipertahankan g. Analisis arus kas menunjukkan bahwa debitur tidak mampu menutup biaya produksi h. Pinjaman baru digunakan untuk menutup kerugian operasional i. Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melampaui 270 hari

4.3.2 4.3.2.1

Prosedur Penanganan Kupedes Bermasalah Pendekatan Kupedes Bermasalah Seluruh pejabat kredit harus mempunyai penilaian yang sama dalam penyelesaian kupedes bermasalah sehingga dapat dilakukan pendekatan yang tepat dan sesuai, yaitu sebagai berikut :

4.3.2.1.1 Pendekatan Secara Tertulis 1. Pemberian Surat Tagih dalam bentuk Laporan Kunjungan Nasabah (LKN) Laporan Kunjungan Nasabah ini diberikan oleh pihak bank kepada debitur yang menunggak selama 90 hari atau 3 bulan dan belum melunasi kewajibannya. LKN berisi datadata mengenai

kewajiban yang harus diselesaikan debitur dan hasil negoisasi antara debitur dengan bank/janji debitur kepada bank mengenai kapan pelunasan kewajibannya. hanya sampai akhir bulan. Batas waktu berlakunya LKN

LKN berfungsi sebagai surat tagih

sekaligus berita acara penuangan hasil negoisasi dengan debitur. 2. Pemberian Surat Peringatan Apabila setelah diberi Surat Tagih yaitu Laporan Kunjungan Nasabah, debitur masih juga belum melunasi kewajibannya, maka pihak bank akan memberikan suatu peringatan. Peringatan kepada debitur terdiri dari Surat Peringatan I, II dan III yang masing masing berlaku selama 1 bulan.

4.3.2.1.2 Pendekatan Secara Lisan 1. Pihak bank dalam melaksanakan pendekatan ini dengan cara berkunjung ke tempat usaha debitur serta memberi peringatan kepada debitur untuk segera melunasi kewajibannya sebelum diberikan surat tagihan.

2. Apabila setelah diberi Surat Peringatan III, tetapi debitur belum melunasi kewajibannya maka pihak bank melakukan kunjungan untuk menilai usaha debitur. 3. Pihak bank melakukan pembinaan kepada debitur yang

mempunyai kategori prospek baik dan itikad baik, prospek tidak baik dan itikad baik, dan prospek tidak baik dan itikad tidak baik supaya menjadi kooperatif dan mau segera melunasi kewajibannya.

4.3.2.1.3 Pendekatan mengenai persepsi yang dilakukan pejabat kredit bank untuk menyelamatkan kupedes bermasalah Dalam upaya menciptakan persersi dan pandangan yang sama dalam menentukan langkah penyelesaian kupedes bermasalah secara tepat, cepat dan konsisten dari seluruh pejabat yang terkait dengan pengelolaan kupedes, baik pejabat di tingkat Kanca BRI maupun BRI Unit Sendang Mulyo, maka diperlukan upaya-upaya pendekatan sebagai berikut: 1. Setiap pejabat kredit lini yang terkait dengan pengelolaan kupedes tidak boleh membiarkan atau bahkan berusaha untuk menutupnutupi adanya atau terjadinya kupedes bermasalah di wilayah unit sendang mulyo. 2. Setiap pejabat kredit lini yang terkait dengan pengelolaan kupedes harus mampu mendeteksi secara dini kemungkinan kupedes akan menjadi masalah.

3. Pengambilan langkah-langkah dalam penanganan kupedes bermasalah harus dilakukan sesegera mungkin, untuk

menghindari semakin memburuknya kupedes tersebut. 4. Pengambilan kebijaksanaan dalam menentukan langkah

penyelesaian kupedes bermasalah, tidak boleh menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan. 5. Penanganan kupedes bermasalah harus obyektif, tidak membedabedakan dengan debitur-debitur tertentu dan atau besaran pinjaman tertentu, namun tetap memperhatikan skala prioritas.

4.3.2.2

Penetapan Strategi Penanganan Kupedes Bermasalah Identifikasi masalah dan analisa strategi dibuat oleh pejabat kredit lini untuk menentukan langkah yang tepat guna mengetahui apakah kupedes bermasalah akan direstrukturisasi, penyelesaian kredit atau melalui penyerahan pada instansi terkait. Langkah atau upaya

restrukturisasi kupedes dapat dipertimbangkan terutama bila kondisi debitur masih dapat diperbaiki. Sebelum menentukan strategi dalam rangka restrukturisasi atau penyelesaian kupedes, terlebih dahulu harus melalui proses dan evaluasi yang menyangkut aspek berikut : 4.3.2.2.1 Dokumentasi Penguasaan, kelengkapan dan keabsahan dokumen merupakan bagian yang sangat penting dari manajemen risiko kredit. Pejabat kredit lini dan administrasi kredit harus melakukan evaluasi dan

verifikasi terhadap seluruh dokumen kredit untuk mengetahui posisi Bank Rakyat Indonesia terhadap debitur terutama dari aspek hukum.

4.3.2.2.2 Hubungan Dengan Debitur Analisis dan evaluasi terhadap riwayat hubungan PT.BRI Unit Sendang Mulyo dengan debitur, terutama mengenai riwayat kupedes yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keuntungan dan kerugian PT.BRI Unit Sendang Mulyo, ditinjau secara finansial maupun non finansial selama berhubungan dengan debitur yang bersangkutan yang dapat dilihat dari : 1. Itikad debitur Itikad debitur dapat diketahui dari : a. Pemenuhan kewajibankewajiban selama ini baik berupa pembayaran bunga maupun pokok pinjaman, penyampaian laporan keuangan maupun informasi yang diperlukan. b. Ketaatan dalam pemenuhan persyaratan kredit c. Respons yang diperlihatkan oleh debitur atas kupedes yang bermasalah. Dari hasil penilaian tersebut diatas maka dapat diketahui itikad/kemauan debitur untuk menyelesaikan kewajibannya. 2. Kemampuan membayar kembali Untuk mengetahui kemampuan debitur membayar kembali, maka analisa didasarkan kepada evaluasi kondisi usaha saat ini serta

proyeksi yang akan datang. Disamping itu perlu juga diketahui kemampuan membayar kembali dari sumber lain, diluar dari hasil usahanya.

4.3.2.2.3 Informasi dan Investigasi Informasi dan investigasi dimaksudkan untuk mengetahui

keadaan/kondisi terakhir yang bersangkutan yang diperoleh dari pemasok, pelanggan relasi bisnis dan intern perusahaan. Pemeriksaan dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke tempat usaha maupun ke lokasi agunannya sambil menghimpun informasi mengenai nilai jual agunan yang sebenarnya. Termasuk dalam kegiatan ini untuk mengetahui kemampuan debitur untuk membayar kewajibannya. Berdasarkan analisa dan evaluasi dari tiga langkah tersebut dapat diketahui posisi PT.BRI Unit Sendang Mulyo terhadap debitur, khususnya ditinjau dari usaha dan kondisi agunan.

4.3.2.3 Penyelamatan Kupedes Bermasalah Jika menurut PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo kegiatan usaha debitur masih dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan dan debitur sendiri masih memiliki itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya, maka pihak bank akan melakukan tindakan penyelamatan terhadap kupedes bermasalah. Langkahlangkah

penyelamatan kupedes bermasalah adalah sebagai berikut :

4.3.2.3.1 Rencana Tindak Lanjut Apabila ditemukan tandatanda pengenalan dini terhadap kupedes bermasalah, Pejabat Kredit Lini wajib membuat rencana tindak lanjut untuk mencegah risiko kredit yang semakin memburuk. Rencana tindak lanjut merupakan upaya awal dalam penyelamatan kupedes bermasalah yaitu dengan cara pembinaan dan pengawasan atau monitoring.

4.3.2.3.2 Penyelamatan Kupedes Bermasalah Penyelamatan kredit bermasalah pada umumnya dilakukan dengan menggunakan 3R yaitu rescedualling, reconditioning dan restructuring. Tetapi pada PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo, upaya penyelamatan kupedes bermasalah ditambah dengan penjualan barang jaminan. Cara penyelamatan kupedes yang dilakukan oleh PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo adalah sebagai berikut: 1. Kupedes diperpanjang/penjadwalan kembali (Reschedualing) PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo melakukan penyelamatan kupedes bermasalah dengan memberikan perpanjangan jangka waktu/penjadwalan kupedes. Penyelamatan ini dilakukan kepada debitur yang mempunyai potensi perusahaan dalam menghasilkan cash flow yang positif, prospek usaha baik dan itikad yang baik. Penambahan jangka waktu kupedes termasuk perubahan jadwal dan besarnya angsuran dan pembayaran pokok, bunga dan denda. Tujuan dari penyelamatan ini adalah memberikan

kelonggaran kepada pihak debitur untuk membayar hutangnya yang telah jatuh tempo dengan cara mengangsur. Pihak bank akan mengubah jadwal angsuran kupedes yang pengembaliannya ditambah atau frekuensi angsuran dirubah yang tadinya 3 bulan menjadi 6 bulan atau 12 bulan, sedangkan untuk kupedes jangka panjang yang tadinya 5 tahun menjadi 8 tahun. Jumlah pembayaran kembali tiap angsuran dapat disesuaikan dengan cash flow debitur.

Contoh Kasus: Debitur A mempunyai usaha bergerak dalam pemborong bangunan. Mendapatkan kredit dari PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo dengan total kredit sebesar Rp.100.000.000,dikenakan bunga berjalan sebesar 14% per tahun. Jangka waktu kredit 3 tahun terhitung mulai realisasi kredit. Dalam kasus ini Debitur A mengalami krisis likuiditas sehingga sulit melakukan pembayaran pinjamannya tahun ini. Namun setelah dilakukan analisis oleh Pejabat Kredit Lini (PKL), dalam lima bulan kedepan Debitur A akan dapat menghasilkan arus kas masuk yang cukup besar yang dapat menutup semua pembayaran baik pokok maupun bunga kredit yang tertunggak karena yang bersangkutan mendapatkan order baru. Dengan demikian masalah Debitur A tersebut dapat diatasi dengan menunda pembayaran kredit selama lima bulan. Tidak ada pembatasan waktu dalam perpanjangan jangka waktu kredit (reschedualling), dimana jangka

waktu kredit disesuaikan dengan kemampuan/cashflow debitur. Hal yang harus diperhatikan oleh PKL adalah upaya reschedualling ini dianggap lebih menguntungkan dibandingkan dengan diserahkan ke BUPLN/PUPN.

2. Persyaratan Kembali Kupedes (Reconditioning) Persyaratan kembali kupedes yang dilaksanakan dapat ditinjau dan dipertimbangkan tentang perjanjian dan kesepakatan yang telah disetujui untuk mengadakan perubahan sebagian/keseluruhan syarat kupedes. Syarat kupedes yang dirubah meliputi perubahan

kondisi/keadaan dari debitur dengan penurunan/perubahan tingkat suku bunga,pengurangan tunggakan bunga dan denda. Persyaratan hanya diberikan kepada debitur yang dinilai mempunyai prospek usaha baik dan itikad baik, serta prospek usaha tidak baik dan itikad baik agar menjadi kooperatif dan menguntungkan pihak PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo.

Contoh Kasus Debitur A mempunyai usaha bergerak dibidang konveksi. Menerima kredit modal kerja dari PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo dengan total kredit sebesar Rp. 100.000.000,- dikenakan bunga berjalan 14% per tahun. Jangka waktu kredit 4 tahun. Berdasarkan analisis dari cash flow perusahaan diketahui bahwa debitur tidak

mampu untuk membayar bunga berjalan dengan rate tersebut dan bunga berjalan yang mampu dibebankan hanyalah 10% per tahun. Dengan demikian sebenarnya telah teridentifikasikan bahwa masalah likuiditas yang dihadapi perusahaan adalah masalah tingginya suku bunga kredit dan hal ini dapat diatasi dengan pengurangan tingkat suku bunga pinjman sampai batas yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Kepada debitur dapat diberikan suku bunga sebesar 10% suku bunga tersebut masih diatas suku bunga Apabila

mengingat

restrukturisasi kredit sebagaimana yang telah ditetapkan.

berdasarkan analisis cash flow debitur, ternyata kemampuan membayar bunga hanya mampu 5% untuk tahun pertama dan akan meningkatkan seiring dengan peningkatan usahanya, maka pengenaan suku bunga adalah sebagai berikut: 1. Apabila kolektibilitas pinjaman Diragukan atau Macet, maka debitur dapat dikenakan suku bunga sebesar 5% untuk tahun pertama dan akan direview seiring dengan peningkatan

kemampuannya. 2. Apabila kolektibilitas pinjaman adalah Lancar, DPK atau Kurang Lancar, maka suku bunga pinjaman yang dapat dikenakan kepada debitur adalah sebesar suku bunga restrukturisasi (10%). Mengingat kemampuan debitur hanya dapat membayar 5%, maka suku bunga efektif yang dibayar sebesar 5%, sedangkan sisanya (sebesar suku bunga restrukturisasi 5%) ditangguhkan

pembayarannya sampai debitur mampu membayar kekurangan bunga tersebut.

3.

Penataan Kembali (Restructuring) Restructuring kupedes adalah upaya penyelamatan kredit yang dilakukan oleh PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo terhadap debitur yang menunjukkan itikad baik untuk bekerjasama (kooperatif) dan usahanya masih berjalan serta mempunyai prospek usaha yang baik sehingga debitur dapat memenuhi kewajibannya. Syarat/ketentuan lain dalam restructurisasi adalah debitur telah atau diperkirakan akan mengalami kesulitan pembayaran pokok kredit dan atau bunga kredit. PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo dalam melakukan penataan kembali dengan penurunan suku bunga kupedes,

pengurangan tunggakan pokok dan bunga. Selain itu juga diberikan perpanjangan kupedes dan penambahan fasilitas/suplesi kupedes.

Contoh Kasus: Debitur A merupakan debitur bermasalah pada PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo dengan total kredit sebesar Rp 85.000.000,Usaha pokok adalah dagang kelontong. Kolektibilitas terakhir adalah kurang lancar. Kredit bermasalah disebabkan karena sebagian bangunan toko terbakar termasuk juga sebagian persediaan. Untuk membangkitkan kembali usahanya, debitur membutuhkan tambahan

modal (digunakan untuk menambah persediaan/stock, mengingat debitur sudah memiliki pelanggan tetap). Sedangkan renovasi bangunan menggunakan hasil klaim asuransi. Untuk proyeksi 1 atau 2 tahun kedepan, diperkirakan usaha akan membaik, minimal sebesar usaha sebelum kebakaran. Untuk kasus ini dimungkinkan debitur

diberikan suplesi khususnya untuk proyek tambahan tersebut. Sesuai aturan BI, suplesi kredit dalam rangka restrukturisasi kredit harus didukung oleh agunan tambahan yang cukup.

4. Barang Jaminan Yang Dijual Kesepakatan ini dilakukan oleh pihak bank dan debitur bahwa untuk pelunasan kupedes ditempuh dengan cara penjualan tunai atas agunan kupedes. Pihak bank dapat meminta debitur debitur melakukan

penjualan sendiri jaminan kupedes. Karena dengan cara ini dapat menghemat waktu, biaya dan hasilnya lebih baik daripada lelang. Bank sebagai kreditur harus mampu membantu debitur dalam mencarikan calon pembeli untuk memperlancar penjualan.

Contoh Kasus: Debitur A sebagai debitur pada PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo mengalami kredit bermasalah dikarenakan debitur sekaligus sebagai pemilik perusahaan percetakan mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak dapat membayar pinjaman/menunggak pokok dan

bunga kredit. Akan tetapi debitur masih memiliki itikad baik untuk menyelesaikan hutangnya yaitu dengan memberikan sebagian dari agunan (tanah) yang dimilikinya kepada bank untuk mengurangi total hutang perusahaan sebesar Rp. 35.000.000 berdasarkan penilaian, tanah tersebut memiliki harga pasar sebesar Rp 30.000.000. Kemudian dilakukan upaya oleh debitur dan pihak bank untuk melakukan penjualan atas agunan tersebut dan ternyata laku terjual sebesar Rp 25.000.000,- Berdasarkan hasil perhitungan, beban hutang Debitur A berkurang dari Rp. 35.000.000,- menjadi Rp 10.000.000,- dan debitur A mampu untuk membayar beban bunga sesuai bunga normal sehingga kolektibilitas kreditnya kembali membaik.

4.3.2.4 Penyelesaian Kupedes Bermasalah Penyelesaian Kupedes bermasalah adalah upaya penyelesaian kupedes yang dilakukan oleh PT.BRI Unit Sendang Mulyo terhadap debitur yang usahanya sudah tidak mempunyai prospek lagi atau tidak mempunyai usaha lagi atau debitur tidak mempunyai itikad baik sehingga kreditnya tidak dapat direstructurisasi. Penyelesaian kupedes bermasalah pada PT.BRI (Persero) Tbk Unit Sendang Mulyo dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu cara damai dan melalui saluran hukum.

4.3.2.4.1 Penyelesaian Secara Damai Penyelesaian kupedes bermasalah secara damai dilakukan terhadap debitur yang masih mempunyai itikad baik (kooperatif) untuk menyelesaikan kewajibannya. Jenisjenis penyelesaian kupedes secara damai yaitu : 1. Keringanan tunggakan bunga dan atau denda. Pemberian keringanan bunga dan atau denda maksimum sebatas bunga dan atau denda yang belum terbayar oleh debitur yang bersangkutan. 2. Penjualan sebagian atau seluruh agunan secara dibawah tangan oleh debitur atau pemilik agunan untuk angsuran atau penyelesaian kewajiban debitur.

4.3.2.4.2 Penyelesaian Melalui Saluran Hukum Apabila upaya restrukturisasi/penyelesaian secara damai sudah diupayakan secara maksimal dan belum memberikan hasil atau debitur tidak menunjukkan itikad baiknya (on will) dalam menyelesaikan kupedesnya, maka penyelesaiannya dapat ditempuh melalui saluran hukum (PUPN). Penyelesaian melalui saluran hukum harud didasarkan kepada keyakinan bahwa posisi BRI dari segi yuridis kuat dan beban biaya beracara yang ringan.

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penggolongan kolektibilitas kupedes bermasalah ada tiga kriteria yaitu kurang lancar, diragukan dan macet. Prosedur penanganan kupedes bermasalah pada PT. BRI Unit Sendang Mulyo meliputi : 1. Melakukan pendekatan penanganan kupedes bermasalah 2. Melakukan penetapan strategi penanganan kupedes bermasalah 3. Melakukan penyelamatan kredit bermasalah yaitu dengan melakukan rencana tindak lanjut dengan melakukan 3R yaitu rescedulling, reconditioning, restructuring, dan barang jaminan yang dijual. 4. Melakukan penyelesaian kupedes bermasalah yaitu dengan cara damai dan melalui saluran hukum. Dari ke emp