3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

18
Am, Khash, Am, Khash, Muthlaq, Muthlaq, Muqayyad Muqayyad Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA MA

Upload: marhamah-saleh

Post on 30-Jun-2015

12.923 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

‘‘Am, Khash, Am, Khash, Muthlaq, MuqayyadMuthlaq, Muqayyad

Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MAOleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA

Page 2: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

‘AM (Lafaz Umum)‘Am yaitu lafaz yang diciptakan untuk pengertian umum sesuai dengan pengertian lafaz itu sendiri tanpa dibatasi dengan jumlah tertentu.

Banyak kata yang menunjukkan makna umum seperti:Kata كل� dan جميع seperti dalam QS. Al-Thur: 21ل ه ين� ك ر� �س�ب� ك م�ا ب ام�ر ئ� juga dalam QS. Al-Baqarah: 29 األر�ض ف ي م�ا م� �ك ل ل�ق� خ� 'ذ ي ال ج�م يع(اهو� Kata jama’ yang disertai alif dan lam di awalnya. QS. al-Baqarah: 233 د�ات �و�ال �ن و�ال �ي �ام ل ك �ن �ي ح�و�ل و�الد�هن'

� أ ض ع�ن� ر� يKata benda tunggal (mufrad) yang di-ma’rifah-kan dengan alim lam. 'ن ان�إ �س� ر� اإلن خس� �ف ي أيديهما السارقةوالسارق و * ل فاقطعواIsim syarat (kata benda untuk mensyaratkan), seperti kata م�ن dalam QS.Al-Nisa`: 92 مؤمنة و�م�ن� رقبة فتحرير ) خ�ط�أ (ا مؤ�م ن �ل� ق�ت Isim nakirah yang di-nafi-kan seperti dalam QS. Al-Mumtahanah:10 جناح و ءاتيتموهن ال إذا تنكحوحن ان عليكمأجورهنIsim Maushul (kata ganti penghubung), QS. Al-Nisa’: 10 إن

نارا الذين بطونهم في يأكلون إنما ظلما اليتامى أموال� يأكلون

Page 3: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

Macam-macam 'am1. 'Âm yurâdu bihi al-'âm. Yaitu 'am yang tidak disertai qarinah

yang menghilangkan kemungkinan untuk dikhususkannya. 2. 'Âm yurâdu bihi al-khushus. Yaitu 'am yang disertai qarinah

yang menghilangkan arti umumnya dan menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan 'am itu adalah sebagian dari satunya.

3. 'Âm makhshush. Yaitu 'am mutlak. ‘Am yang tidak disertai qarinah yang menghilangkan kemungkinan dikhususkan dan menghilangkan keumumannya. Pada kebanyakan nash-nash yang didatangkan dengan shigat umum tidak disertai qarinah, sekalipun qarinah lafzhiyah (tertulis), 'aqliyah (dalam pemikiran) atau 'urfiyah (adat kebiasaan) yang menyatakan keumumannya atau kekhususannya. Lafaz-lafaz 'am semacam ini adalah jelas menunjukkan keumumannya selama tidak ada dalil yang mengkhususkannya.

Page 4: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

Kaidah-Kaidah ‘Am

Page 5: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

KHASH (LAFAZ KHUSUS)

Khash adalah lafaz yang mengandung satu pengertian secara tunggal atau beberapa pengertian yang terbatas.Lafaz khash dalam nash syara’ menunjuk kepada pengertiannya yang khash secara qath’i (pasti), dan hukum yang dikandungnya bersifat qath’i selama tidak ada indikasi yang menunjukkan pengertian lain. Seperti pada kata bilangan. Misal QS. Al-Maidah: 89 ط�ع�ام إ ه ت �ف'ار� ة ف�ك ر� ط�ع مون� ع�ش� ت م�ا و�س�ط

� أ م ن� ين� اك م�س��ة� ق�ب ر� �ح�ر ير ت و�

� أ هم� و�ت ك س� و�� أ م� يك �ه�ل أ

Page 6: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

Bentuk-bentuk Lafaz Khusus1. Isim ‘alam, baik manusia seperti: Muhammad,

Nuh; atau nama bagi benda apa saja seperti: tuffâhah, misymisy.

2. Isim yang dima’rifatkan dengan al lil ‘ahdi, seperti perkataan: jâ-a al-rajulu (seorang lelaki tertentu).

3. Menentukan isim dengan menunjuknya, seperti perkataan: dzâlika al-qâdim dan hvdza al-jâlisu.

4. Bilangan yang dibatasi, meskipun lebih banyak dari dua, seperti: tsalâtsun atau khamsun.

Page 7: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

Al-Taghlib

Lafaz umum (‘am) mencakup seluruh bagian yang termasuk dibawah jenisnya. Meskipun demikian, orang Arab dalam kondisi tertentu terkadang menggunakan lafaz umum agar mencakup bagian-bagian yang lainnya karena adanya hubungan diantara keduanya dalam bahsa mereka. Ini disebut dengan al-taghlib.

Page 8: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

Cakupan Taghlib1. Memenangkan lafaz muzakkar agar mencakup muannats,

yakni mengunggulkan lafaz al-rijal agar didalamnya mencakup al-nisa’, jika keduanya diseru, maka dipakai lafaz muzakkar, seperti lafaz ulil albâb dalam QS. Ali-Imran: 190 yang juga bermakna ûlâtul albâb. Lafaz âmanû juga begitu. Pengecualian: Apabila suatu seruan terhadap suatu perbuatan ditujukan khusus bagi laki-laki dengan disertai qarinah (indikator), maka saat itu tidak terjadi taghlib, seperti pada ayat الجمعة يوم من للصالة نودي إذا ءامنوا الذين يأيها

2. Taghlib mencakup seruan bagi orang yang berakal terhadap yang tidak berakal, seperti ب أعلم السموات منوربك في.kata man mencakup yang berakal ataupun tidak واألرض

3. Taghlib sifat yang berakal, seperti لي هم رأيت والقمر والشمس (seruan bagi yang berakal) رأيتهم menggunakan kata ساجدينsebagai ganti رأيتها yang mensifati bulan dan matahari dengan sifat dimiliki yang berakal karena ada kata ساجدين

Page 9: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

Macam-macam Takhshish• Takhsish adalah penjelasan bahwa yang dimaksud

dengan suatu lafal umum adalah sebagian dari cakupannya, bukan seluruhnya. Atau memalingkan suatu kata dari umum menjadi khusus.

• Dalil-dalil Pengkhususan terbagi dua: Dalil pengkhususan yang menyatu المتصلة التخصيص أدلةdan dalil pengkhususan yang terpisah التخصيص أدلةالمنفصلة

1. MUTTASHIL (BERSAMBUNG). Yakni mukhashshish-nya ada dalam susunan yang menjadi satu dengan yang umumnya. Khash muttashil terdapat berbagai macam: a. Istitsna', kata - – – – – – اليكون ليس عدا حاشا سوى غير .إال

الشعراء ) الغابرين في ع�جوزا إال أجمعين وأهل�ه (171-170فنجينهb. Syarath (syarat), – – – – – إذما أينما حيثما م�ن إذا إن�

النساء ) ولد لهن يكن لم إن أزواجكم ماترك نصف (12ولكم

Page 10: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

c. Shifat (kata sifat). Seperti pda kalimat المؤمنات فتياتكم منdalam QS. Al-Nisa’: 25 yang membolehkan seorang laki-laki menikahi budak miliknya yang beriman, jika tidak beriman maka tidak boleh dinikahi.

d. Ghayah, yaitu kata ( حتى) dan ( إلى ). Hukum yang setelahnya harus berbeda dengan hukum yang sebelumnya. Contoh QS. Al-Maidah: 6 إلى وأيديكم وجوهكم فاغسلواالمرافق

e. Badalul ba'dhi min al-kulli (pengganti sebagian dari keseluruhan), seperti ungkapan: Datang kepadaku suatu kaum, yakni para pemimpinnya.

f. Hal (keadaan). Atau Takshish dengan perkataan yang bersambung dan mandiri. Contohnya QS. Al-Baqarah: 185 سفر على او مريضا كان ومن فليصمه الشهر منكم شهد فمن

أخر أيام من ayat tsb bersifat umum tentang kewajiban فعدةshaum bagi orang yang melihat bulan, tetapi bentuk perkataannya yang bersambung dan mandiri setelahnya mengecualikan orang yang sakit dan sedang bepergian.

Page 11: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

2. MUNFASHIL (TERPISAH). Yakni mukhashish-nya terdapat pada tempat lain, tidak bersama dengan lafaz yang umum. Khash munfashil juga terdapat berbagai macam:

a. Takhshish Quran dengan Quran. Seperti QS. Al-Thalaq ayat 4 yang mentakhshish QS. Al-Baqarah: 234.

b. Takhshish al-kitab (Quran) bi al-sunnah, seperti ayat المائدة ) أيديهما فاقطعوا والسارقة (38والسارق yang

ditakhshish hadis tentang nishab sariqah ربع في إال الق�ط�ع�دينار

c. Takhshish al-sunnah bi al-kitab, sesuai dengan QS. Al-Nahl: 89. Contoh: pada saat terjadi Perjanjian Hudaibiyah, Rasul bersabda يأتيك� ال ه أحد�أن� د�د�ت ر� إال دينك على كان وإن� منا (dengan syarat jika datang kepadamu salah seorang dari kami meskipun menganut agamamu maka engkau harus mengembalikannya). Pernyataan أحد ini mencakup setiap laki-laki dan wanita. Kemudian ada ayat dalam QS. Al-Mumtahanah: 10 yang mentakhshish, sehingga khusus diperuntukkan bagi laki-laki saja.

Page 12: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

d. Takhshish al-sunnah bi al-sunnah. Seperti kalimat dalam hadis أوسق خمسة دون فيما زكاة tidak wajib zakat) الpada hasil panen yang dibawah 5 wasaq) yang mentakhshish hadis العشر السماء سقت Pada) فيماtumbuhan yang disirami hujan maka wajib dikeluarkan zakat sepersepuluhnya).

e. Takhshish bi al-qiyas.

f. Takhshish bi al-'aql (dalil ‘aqli), seperti dalam masalah akidah ( الرعد شيئ كل خالق (16الله

g. Takhshish Quran dan Sunnah dengan Ijma’ Sahabat. Ijma’ sahabat telah mentkhshish ayat tentang tuduhan berzina, yaitu dengan menjadikan jilid (hukum cambuk) bagi budak setengah dari orang merdeka.

h. Takhshish lafaz yang umum dengan mafhum muwafaqah maupun mukhalafah.

Page 13: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

MUTHLAQ & MUQAYYADKata muthlaq berarti “bebas tanpa ikatan”, dan kata muqayyad berarti “terikat”. Secara istilah, muthlaq: بأي لفظا مقيد غير فرد على دل ما lafaz yang menunjukkan suatu satuan tanpa) قيدdibatasi secara harfiah dengan suatu ketentuan). Ex.

رجل – مصريMuqayyad adalah lafaz yang menunjukkan suatu satuan yang secara lafziyah dibatasi dengan suatu ketentuan, misalnya – راشدون رجل مسلمون مصريونKaidah Ushul: Ayat yang bersifat muthlaq harus dipahami secara mutlaq selama tidak ada dalil yang membatasinya. Contoh, QS. Al-Baqarah: 234ون� �ذ�ر و�ي م� �ك م ن �و�ف'و�ن� ت ي 'ذ ين� و�اج(او�ال �ز� هر� أ �ش� أ �ع�ة� ب ر�

� أ ه ن' �فس �ن أ ب 'ص�ن� ب �ر� �ت يا ر( adalah lafaz mutlaq karena tidak أزواجا kata و�ع�ش�membedakan apakah wanita itu sudah pernah digauli oleh suaminya atau belum. Sebaliknya, ayat yang bersifat muqayyad harus dilakukan sesuai dgn batasannya. alMujadilah:3-4 �ن ي ه�ر� ش� �ام ف�ص ي �ج د� ي �م� ل ف�م�ن� �ن ع�ي �اب �ت مت

Page 14: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

MUTHLAQ & MUQAYYAD

Dengan kata lain, MUTHLAQ adalah suatu lafazh yang menunjuk hakikat sesuatu tanpa pembatasan yang dapat mempersempit keluasan artinya. Sedangkan MUQAYYAD adalahsuatu lafazh yang menunjukkan hakikat sesuatu yang dibatasi dengan suatu pembatasan yang mempersempit keluasan artinya.

Page 15: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

Bentuk-bentuk mutlaq & muqayyadKaidah lafazh mutlaq dan muqayyad dibagi dalam 5 bentuk:

1. Suatu lafazh dipakai dengan mutlaq pada suatu nash, sedangkan pada nash lain digunakan dengan muqayyad; keadaan ithlaq dan taqyid-nya bergantung pada sebab hukum.

2. Lafazh mutlaq dan muqayyad berlaku sama pada hukum dan sebabnya.

3. Lafazh mutlaq dan muqayyad yang berlaku pada nash itu berbeda, baik dalam hukumnya ataupun sebab hukumnya.

4. Mutlaq dan muqayyad berbeda dalam hukumnya, sedangkan sebab hukumnya sama.

5. Mutlaq dan muqayyad sama dalam hukumnya, tetapi berbeda dalam sebabnya.

Page 16: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

Hukum Lafaz Muthlaq dan Muqayyad

Pada prinsipnya para ulama sepakat baik hukum lafazh mutlaq maupun hukum lafazh muqayyad itu wajib diamalkan kemutlakannya maupun kemuqayyadannya. Namun dari lima bentuk tersebut, ada yang disepakati dan ada yang diperselisihkan. Yang disepakati ialah:

1. Hukum dan sebabnya sama, disini para ulama sepakat bahwa wajibnya membawa lafazh mutlaq kepada muqayyad.

2. Hukum dan sebabnya berbeda, dalam hal ini, para ulama sepakat wajibnya memberlakukan masing- masing lafazh, yakni mutlaq tetap pada kemutlakannya dan muqayyad tetap pada kemuqayyadannya.

3. Hukumnya berbeda sedangkan sebabnya sama. Pada bentuk ini, para ulama sepakat pula bahwa tidak boleh membawa lafazh mutlaq kepada muqayyad, masing-masing tetap berlaku pada kemutlakannya dan kemuqayyadannya.

Page 17: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

Yang Diperselisihkan dalam muthlaq & muqayyadKemuthlaqan dan kemuqayyadan terdapat pada sebab hukum.Namun, masalah (maudhu’) dan hukumnya sama. Menurut Jumhur ulama dari kalangan Syafi’iyah, Malikiyah, dan Hanafiyah, dalam masalah ini wajib membawa muthlaq kepada muqayyad. Oleh sebab itu, mereka tidak mewajibkan zakat fitrah kepada hamba sahaya. Sedangkan ulama Hanafiyah tidak mewajibkan membawa lafazh mutlaq dan muqayyad.Oleh sebab itu, ulama Hanafiyah mewajibkan zakat fitrah atas hamba sahaya secara mutlaq.

Muthlaq dan muqayyad terdapat pada nash yang sama hukumnya, namun sebabnya berbeda. Masalah ini juga diperselisihkan. Menurut ulama Hanafiyah tidak boleh membawa muthlaq pada muqayyad, melainkan masing-masingnya berlaku sesuai dengan sifatnya.Oleh sebab itu, ulama Hanafiyah, pada kafarat zihar tidak mensyaratkan hamba mukmin. Sebaliknya, menurut jumhur ulama, harus membawa muthlaq kepada muqayyad secara mutlak. Namun menurut sebagian ulama Syafi’iyah, muthlaq dibawa pada muqayyad apabila ada ’illat hukum yang sama, yakni dengan jalan qiyas. (Al-Amidi, 1968 : II : 112)

Page 18: 3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad

MANTHUQ & MAFHUMManthuq secara bahasa berarti “sesuatu yang diucapkan”. Secara istilah, manthuq berarti pengertian harfiah dari suatu lafaz yang diucapkan. Contoh dalam QS. Al-Nisa`: 3 mencantumkan hukum boleh kawin lebih dari 1 orang dengan syarat adil. Jika tidak sanggup, wajib membatasi seorang saja.Mafhum secara bahasa berarti “sesuatu yang dipahami dari suatu teks”. Secara istilah, mafhum adalah pengertian tersirat dari suatu lafaz (mafhum muwafaqah), atau pengertian kebalikan dari pengertian lafaz yang diucapkan (mafhum mukhalafah). QS. Al-Nisa`: 10 م�و�ال�

� أ ون� ل �ك �أ ي 'ذ ين� ال ن' إا �ار( ن ه م� طون ب ف ي ون� ل �ك �أ ي 'م�ا ن إ �م(ا ظل �ام�ى �ت �ي mantuq dari ayat tsb ال

menunjukkan haram memakan harta anak yatim. Mafhum muwafaqah-nya setiap tindakan yang bisa melenyapkan atau merusak harta anak yatim seperti menipu, membakar dsb adalah haram hukumnya.