3 dimocarpus longan lour) skripsi oleh s u p i n i a t irepository.utu.ac.id/1209/1/bab i-v.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASIKNO3 TERHADAP VIABILITAS BENIH LENGKENG
(Dimocarpus longan Lour)
SKRIPSI
OLEH
S U P I N I A T I11C10407046
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH - ACEH BARAT
2015
PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASIKNO3 TERHADAP VIABILITAS BENIH LENGKENG
(Dimocarpus longan Lour)
SKRIPSI
OLEH
S U P I N I A T I11C10407046
Skripsi sebagai salah satu syarat untukmemperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH - ACEH BARAT
2015
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi KNO3 terhadapViabilitas Benih Lengkeng (Dimocarpus longan Lour)
Nama Mahasiswa : Supiniati
NIM : 11C10407046
Jurusan : Agroteknologi
Menyetujui,Komisi pembimbing
Pembimbing Utama,
Muhammad Jalil, SP, MPNIDN 0115068302
Pembimbing Anggota,
Ir. T. Sarwanidas, M. SiNIP. 1960 0125 198803 1 004
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Ir. Rusdi Faizin, M. SiNIP. 19630811 199203 1 001
Ketua Program Studi Agroteknologi
Jasmi, SP, M.ScNIDN 0127088002
Tanggal Lulus : 21 September 2015
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi/tugas akhir dengan judul :
Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi KNO3 terhadap
Viabilitas Benih Lengkeng (Dimocarpus longan Lour)
Yang disusun oleh :
Nama : SUPINIATI
N I M : 11C10407046
Fakultas : Pertanian
Program Studi : Agroteknologi
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 21September 2015 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI :
1. Muhammad Jalil, SP., MP
Pembimbing I / Ketua TIM Penguji .........................................
2. Ir. T. Sarwanidas, M.Si
Pembimbing II .........................................
3. Irvan Subandar, SP., MP
Penguji Utama .........................................
4. Jasmi, SP., M.Sc
Penguji Anggota .........................................
Meulaboh, 21 September 2015
Ketua Prodi Agroteknologi,
Jasmi, SP., M.Sc
NIDN 0127088002
Persembahan
Ya Allah…..Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahuisebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu :“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguhhabislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kamidatangkan tambahan sebanyak itu (pula)”
(Al-Kahfi : 109)
“Orang Alim itu bersama Ilmunya ditempatkan di Surga”..Ya Allah… Jadikanlah ilmuku ini bermanfaat untuk diriku dan keluargaku.Sekelilingku, dan untuk negaraku…..Jadikanlah aku pemuda yang berperilaku dalam berkata dan berbuat sesuaidengan firman - Firman-MU…..Ya Allah jadikan ilmuku ini harum seperti parfum.. Mengharumkan jiwa iniyang penuh dengan dosa….
Teruntuk Ibunda ........ yang sangat kusayangi Jasamu yang telah melahirkanku,membesarkanku dan mendidikku Betapa ku berhutang budi padamu, siang malamIbunda berdo’a Demi kesuksesan anakmu, ibunda tepiskan segala dugaan dancercahan Hanya untuk anakmu, ibunda berikan semagat, motivasi, dandorongan demi buah hatimu.
Teruntuk Ayahanda......... yang sangat kucintaiTutur katamu, nasehatmu, kasih sayangmu, do’amu, harapanmuPegorbananmu dan kerja kerasmu yang tidak kenal lelahHanya Allah yang dapat membalas semua jasamu...... Demi sayang Ibu dandemi cinta Ayah, karuniahkan Syurgamu untuk mereka Kasih merekamelimpah ruah tiada bertepi Jasa keduanya abadi selamanya di jiwa ini danengkaulah permata di hatiku yang tak tergantikan...
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a,Kupersembahkan karya tulis ini kepada Ayahanda tercinta Suratman dan Ibundatersayang Riani, kakek Kasirin dan Alhm nenekku tersayang Tukijem, adik-adik M.Ses Zainullah, Siti Khatija Harnum, Cut Habibah Intan Nurani, dan Akbar QodriRomadhan Hamit yang saya banggakan, mereka semua penyemangat hidup daninspirasi saya selama ini.
Terimakasih ku ucapkan kepada Abang, Kakak dan Adik Fakultas Pertanian yangsaya banggakan. Ade Iruwanto SP, Maulidil Fajri SP, Dedi Darmansyah SP, FaisalAzis SP, Said Arismansyah SP, Robby, Fadil, Darwis, Mustafa, Debi, Jasman J, SaidJuni, Ekar Juwita SP, Riska Aprilia SP, Eka, Halimatun, Cut Melinda, Heri Y,Yahya, Ilham, Heriyanto, Iqbal, Kausar, Nurlita, Risa, Ona, Abduh, Riski D, Fadhul,Sri. Sahabat Seperjuangan Ida, Shinta, Rahmi M, Suparman, Rajulis, Syahrol,Samsul, Arvanda, serta lainya yang tidak bisa disebut satu persatu…
Ya Allah........Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan JiwakuAgar Selalu Melangkah di Jalan-Mu Amin ........
Supiniati, SP
Persembahan
Ya Allah…..Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahuisebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu :“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguhhabislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kamidatangkan tambahan sebanyak itu (pula)”
(Al-Kahfi : 109)
“Orang Alim itu bersama Ilmunya ditempatkan di Surga”..Ya Allah… Jadikanlah ilmuku ini bermanfaat untuk diriku dan keluargaku.Sekelilingku, dan untuk negaraku…..Jadikanlah aku pemuda yang berperilaku dalam berkata dan berbuat sesuaidengan firman - Firman-MU…..Ya Allah jadikan ilmuku ini harum seperti parfum.. Mengharumkan jiwa iniyang penuh dengan dosa….
Teruntuk Ibunda ........ yang sangat kusayangi Jasamu yang telah melahirkanku,membesarkanku dan mendidikku Betapa ku berhutang budi padamu, siang malamIbunda berdo’a Demi kesuksesan anakmu, ibunda tepiskan segala dugaan dancercahan Hanya untuk anakmu, ibunda berikan semagat, motivasi, dandorongan demi buah hatimu.
Teruntuk Ayahanda......... yang sangat kucintaiTutur katamu, nasehatmu, kasih sayangmu, do’amu, harapanmuPegorbananmu dan kerja kerasmu yang tidak kenal lelahHanya Allah yang dapat membalas semua jasamu...... Demi sayang Ibu dandemi cinta Ayah, karuniahkan Syurgamu untuk mereka Kasih merekamelimpah ruah tiada bertepi Jasa keduanya abadi selamanya di jiwa ini danengkaulah permata di hatiku yang tak tergantikan...
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a,Kupersembahkan karya tulis ini kepada Ayahanda tercinta Suratman dan Ibundatersayang Riani, kakek Kasirin dan Alhm nenekku tersayang Tukijem, adik-adik M.Ses Zainullah, Siti Khatija Harnum, Cut Habibah Intan Nurani, dan Akbar QodriRomadhan Hamit yang saya banggakan, mereka semua penyemangat hidup daninspirasi saya selama ini.
Terimakasih ku ucapkan kepada Abang, Kakak dan Adik Fakultas Pertanian yangsaya banggakan. Ade Iruwanto SP, Maulidil Fajri SP, Dedi Darmansyah SP, FaisalAzis SP, Said Arismansyah SP, Robby, Fadil, Darwis, Mustafa, Debi, Jasman J, SaidJuni, Ekar Juwita SP, Riska Aprilia SP, Eka, Halimatun, Cut Melinda, Heri Y,Yahya, Ilham, Heriyanto, Iqbal, Kausar, Nurlita, Risa, Ona, Abduh, Riski D, Fadhul,Sri. Sahabat Seperjuangan Ida, Shinta, Rahmi M, Suparman, Rajulis, Syahrol,Samsul, Arvanda, serta lainya yang tidak bisa disebut satu persatu…
Ya Allah........Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan JiwakuAgar Selalu Melangkah di Jalan-Mu Amin ........
Supiniati, SP
Persembahan
Ya Allah…..Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahuisebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu :“sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguhhabislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kamidatangkan tambahan sebanyak itu (pula)”
(Al-Kahfi : 109)
“Orang Alim itu bersama Ilmunya ditempatkan di Surga”..Ya Allah… Jadikanlah ilmuku ini bermanfaat untuk diriku dan keluargaku.Sekelilingku, dan untuk negaraku…..Jadikanlah aku pemuda yang berperilaku dalam berkata dan berbuat sesuaidengan firman - Firman-MU…..Ya Allah jadikan ilmuku ini harum seperti parfum.. Mengharumkan jiwa iniyang penuh dengan dosa….
Teruntuk Ibunda ........ yang sangat kusayangi Jasamu yang telah melahirkanku,membesarkanku dan mendidikku Betapa ku berhutang budi padamu, siang malamIbunda berdo’a Demi kesuksesan anakmu, ibunda tepiskan segala dugaan dancercahan Hanya untuk anakmu, ibunda berikan semagat, motivasi, dandorongan demi buah hatimu.
Teruntuk Ayahanda......... yang sangat kucintaiTutur katamu, nasehatmu, kasih sayangmu, do’amu, harapanmuPegorbananmu dan kerja kerasmu yang tidak kenal lelahHanya Allah yang dapat membalas semua jasamu...... Demi sayang Ibu dandemi cinta Ayah, karuniahkan Syurgamu untuk mereka Kasih merekamelimpah ruah tiada bertepi Jasa keduanya abadi selamanya di jiwa ini danengkaulah permata di hatiku yang tak tergantikan...
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a,Kupersembahkan karya tulis ini kepada Ayahanda tercinta Suratman dan Ibundatersayang Riani, kakek Kasirin dan Alhm nenekku tersayang Tukijem, adik-adik M.Ses Zainullah, Siti Khatija Harnum, Cut Habibah Intan Nurani, dan Akbar QodriRomadhan Hamit yang saya banggakan, mereka semua penyemangat hidup daninspirasi saya selama ini.
Terimakasih ku ucapkan kepada Abang, Kakak dan Adik Fakultas Pertanian yangsaya banggakan. Ade Iruwanto SP, Maulidil Fajri SP, Dedi Darmansyah SP, FaisalAzis SP, Said Arismansyah SP, Robby, Fadil, Darwis, Mustafa, Debi, Jasman J, SaidJuni, Ekar Juwita SP, Riska Aprilia SP, Eka, Halimatun, Cut Melinda, Heri Y,Yahya, Ilham, Heriyanto, Iqbal, Kausar, Nurlita, Risa, Ona, Abduh, Riski D, Fadhul,Sri. Sahabat Seperjuangan Ida, Shinta, Rahmi M, Suparman, Rajulis, Syahrol,Samsul, Arvanda, serta lainya yang tidak bisa disebut satu persatu…
Ya Allah........Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan JiwakuAgar Selalu Melangkah di Jalan-Mu Amin ........
Supiniati, SP
iii
RINGKASAN
Supiniati. “Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi KNO3 terhadapViabilitas Benih Lengkeng (Dimocarpus longan Lour)”. Di bawah bimbinganMuhammad Jalil sebagai pembimbing utama dan T. Sarwanidas, sebagaipembimbing anggota.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama perendamandan konsentrasi KNO3 terhadap viabilitas benih lengkeng serta nyata tidaknyainteraksi kedua faktor tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium benih Fakultas PertanianUniversitas Teuku Umar mulai tanggal 15 Mei sampai dengan tanggal 11 Juni2015. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa benih lengkeng, mediaperkecambahan, baskom perkecambahan, air, senyawa prakecambah KNO3.Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah baskomperkecambahan, gelas ukur, alat tulis, jam, kertas label dan kamera.
Rancangan percobaaan yang digunakan dalam penelitian ini adalahRancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor yang diteliti meliputilama perendaman terdiri dari tiga taraf yaitu : 3 jam, 6 jam dan 9 jam.Konsentrasi KNO3 terdiri dari empat taraf yaitu : 0,5, 1,0, 1,5, 2,0.
Peubah yang diamati meliputi : potensi tumbuh, daya berkecambah,kecepatan tumbuh, keserampakan tumbuh dan vigor kecambah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman berpengaruh nyataterhadap vigor kecambah, dan berpengaruh tidak nyata terhadap potensi tumbuh,daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan keserempakan tumbuh benihlengkeng. Viabilitas dan vigor benih lengkeng terbaik dijumpai pada lamaperendaman 9 jam. Konsentrasi KNO3 berpengaruh sangat nyata terhadap vigorkecambah, dan berpengaruh nyata terhadap potensi tumbuh dan dayaberkecambah, namun berpengaruh tidak nyata terhadap kecepatan tumbuh dankeserempakan tumbuh benih lengkeng. Viabilitas dan vigor benih lengkengterbaik dijumpai pada konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1. Terdapat interaksi yangsangat nyata antara lama perendaman dan konsentrasi KNO3 terhadap vigorkecambah dan berpengaruh tidak nyata terhadap potensi tumbuh, dayaberkecambah, kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh benih lengkeng.Viabilitas dan vigor terbaik dijumpai pada lama perendaman 9 jam dengankonsentrasi KNO3 1,0 g l air-1.
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji beserta syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehimgga penulis dapat menyelesaikan skripsi yangberjudul “Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi KNO3 terhadapViabilitas Benih Lengkeng (Dimocarpus longan Lour)”. Selawat beriringsalam penulis juga sanjungkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad Sawyang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan kealam berilmupengetahuan.
Adapun maksud dan tujuan penulis menyusun skripsi ini adalah untukmemenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pertanian diFakultas Pertanian Unversitas Teuku Umar. Mengiringi rasa syukurAlhamdulillah atas selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada.1. Muhammad Jalil, SP., MP selaku pembimbing utama yang senantiasa
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan kerja keras maupun fikiran beliaudalam menuntun, membimbing serta mendidik dengan penuh kesabaran dankeuletan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
2. Ir. T. Sarwanidas, M.Si selaku pembimbing kedua yang telah bersediameluangkan waktu, tenaga dan fikirannya dalam menuntun, membimbing,mengarahkan serta saran dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
3. Ir. Rusdi Faizin, M.Si Sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas TeukuUmar.
4. Jasmi, SP., M.Sc Sebagai ketua prodi Agroteknologi Fakultas PertanianUniversitas Teuku Umar .
5. Ayahanda Suratman beserta Ibunda Riani dan Adik yang telah banyakmemberikan cinta, kasih sayang, pengorbanan, dukungan moril dan materilsehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Para sahabat dan teman seperjuangan Fakultas Pertanian Universitas TeukuUmar atas kebersamaan dan dukungannya kepada penulis
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.Semoga skripsi ini nantinya dapat bermanfaat bagi semua pihak yangmemerlukannya. Amin ya rabbal alamin.
Meulaboh, 21 September 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
HalamanRINGKASAN ................................................................................................ iKATA PENGANTAR ................................................................................... iiDAFTAR ISI .................................................................................................. iiiDAFTAR TABEL ......................................................................................... ivDAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 11.1. Latar Belakang .............................................................................. 11.2. Tujuan Penelitian .......................................................................... 41.3. Hipotesis ...................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 52.1. Botani Tanaman Kelengkeng ....................................................... 52.2. Perendaman Benih ........................................................................ 72.3. KNO3 ............................................................................................ 92.4. Viabilitas dan Vigor Benih ........................................................... 11
III. METODE PENELITIAN .................................................................... 133.1. Tempat dan Waktu ....................................................................... 133.2. Bahan dan Alat ............................................................................. 133.3. Perancangan Percobaan ................................................................ 143.4. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 163.5. Pengamatan .................................................................................. 17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 204.1. Pengaruh Lama Perendaman ........................................................ 204.2. Pengaruh Konsentrasi KNO3 ........................................................ 224.3. Pengaruh Imteraksi ....................................................................... 26
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 295.1 Saran ............................................................................................. 295.2 Kesimpulan ................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 30
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Susunan Kombinasi Perlakuan antara Lama Perendaman dan KonsentrasiKNO3 Terhadap Viabilitas Benih Lengkeng................................................ 15
2. Rata-rata Potensi Tumbuh, Daya Berkecambah, Kecepatan Tumbuh,Keserempakan Tumbuh dan Vigor Kecambah Benih Lengkeng padaberbagai Lama Perendaman ......................................................................... 20
3. Rata-rata Potensi Tumbuh, Daya Berkecambah, Kecepatan Tumbuh,Keserempakan Tumbuh dan Vigor Kecambah Benih Lengkeng padaberbagai Konsentrasi KNO3......................................................................... 23
4. Rata-rata Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai LamaPerendaman dan Konsentrasi KNO3 ............................................................ 27
vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Lama Perendaman ..... 21
2. Potensi Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagai Konsentrasi KNO3 ...... 24
3. Daya Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Konsentrasi KNO3 ...... 24
4. Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Konsentrasi KNO3 ..... 25
5. Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Lama Perendamandan Konsentrasi KNO3.............................................................................. 28
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
5. Potensi Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagai Lama Perendaman danKonsentrasi KNO3 .................................................................................... 34
6. Analisis Ragam Potensi Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagai LamaPerendaman dan Konsentrasi KNO3 ......................................................... 34
7. Daya Berkecambah Benih Lengkeng pada berbagai Lama Perendamandan Konsentrasi KNO3.............................................................................. 35
8. Analisis Ragam Daya Berkecambah Benih Lengkeng pada berbagaiLama Perendaman dan Konsentrasi KNO3 ............................................... 35
9. Kecepatan Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagai Lama Perendamandan Konsentrasi KNO3.............................................................................. 36
10. Analisis Ragam Kecepatan Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagaiLama Perendaman dan Konsentrasi KNO3 ............................................... 36
11. Keserempakan Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagai LamaPerendaman dan Konsentrasi KNO3 ......................................................... 37
12. Analisis Ragam keserempakan Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagaiLama Perendaman dan Konsentrasi KNO3 ............................................... 37
13. Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Lama Perendamandan Konsentrasi KNO3.............................................................................. 38
14. Analisis Ragam Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai LamaPerendaman dan Konsentrasi KNO3 ......................................................... 38
15. Bagan percobaan ....................................................................................... 39
16. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 40
17. Riwayat hidup ........................................................................................... 43
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman lengkeng (Dimocarpus longan Lour.) berasal dari utara India,
Timur, Burma atau Cina (Tindall, 1994). Lengkeng yang dibudidayakan di
Indonesia ada dua macam yaitu lengkeng lokal dan lengkeng introduksi.
Lengkeng lokal ada beberapa kultivar diantaranya adalah lengkeng batu dan
lengkeng kopyor (Prawitasari, 2002). Sedangkan lengkeng introduksi ada yang
berasal dari Thailand misalnya lengkeng ‘Diamond river’, dan yang berasal dari
Vietmam adalah ‘Pimpong’ (Kuntarsih et al., 2005).
Tanaman lengkeng di Indonesia umumnya masih diusahakan dalam skala
kecil sebagai sistem usaha tani perkarangan, sehingga kuantitas dan kualitas
hasilnya masih rendah. Ini karena bahan tanam yang digunakan belum
menggunakan bibit unggul, dan pemeliharaannya belum intensif. Tanaman
lengkeng merupakan tanaman pohon berkayu keras, tinggi tanaman biasanya
mencapai 12 m dan diameter tajuk sekitar 10 m. Perakaran dalam, sehingga
tanaman lengkeng termasuk tanaman yang masih dapat tumbuh di tempat
dengan permukaan air tanah dalam, atau tanaman yang tahan kekurangan air
(Prosea, 1992).
Benih merupakan suatu miniatur tanaman yang berperan untuk
melanjutkan kehidupan generasi berikutnya (Khurana dan Singh, 2001). Menurut
Sutopo (1985), benih yang memiliki kulit keras biasanya mengalami dormansi
dengan tipe dormansi fisik, dengan adanya pembatasan struktural pada
perkecambahannya. Dormansi merupakan cara embrio biji mempertahankan
diri dari keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan, tetapi berakibat
lambatnya proses perkecambahan (Agromedia, 2007).
2
Dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat
(viable) gagal berkecambah meskipun berada pada kondisi yang cocok untuk
perkecambahan (Schmidt, 2002). Dormansi benih adalah ketidakmampuan benih
hidup untuk berkecambah pada lingkungan yang optimum. Dormansi dapat
disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit benih, keadaan fisiologis dari embrio atau
kombinasi dari kedua keadaan tersebut. Namun demikian dormansi bukan berarti
benih tersebut mati atau tidak dapat tumbuh kembali.
Akhirudin (2007), menyatakan perendaman dengan menggunakan bahan
kimia sering pula dilakukan untuk memecahkan dormansi benih, bertujuan untuk
menjadikan agar kulit biji lebih mudah masuk air pada saat imbibisi. Perendaman
menggunakan air bersuhu tinggi teruji efektif menghilangkan bahan-bahan
penghambat perkecambahan dan memicu pembentukan hormon pertumbuhan
sehingga biji dapat berkecambah (Raharjo, 2002).
Ada beberapa teknik untuk mematahkan dormansi yaitu dengan skarifikasi
secara mekanis, fisik maupun kimia. Salah satu cara efektif pematahan dormansi
adalah dengan menggunakan larutan kimia. Tujuan utama yang diharapkan adalah
memudahkan proses imbibisi, dengan menjadikan kulit biji menjadi permeabel
sehingga mudah dimasuki oleh air saat proses imbibisi. Berbagai larutan yang
biasa dipakai untuk pemecahan dormansi diantaranya adalah larutan KNO3 dan
larutan lainnya (Sutopo, 2002).
Perendaman yang lama berpengaruh pada kecepatan perkecambahan.
Hasil penelitian Sihotang (1995), menunjukan hasil indeks perkecambahan
tertinggi pada benih Acacia mangium adalah perendaman benih dengan air selama
24 jam dengan hasil 2,21% dibandingkan dengan waktu 16 jam dengan nilai
kecepatan berkecambah 0,48%. Pada penelitian selanjutnya, menunjukan bahwa
3
perendaman air selama 6 jam pada benih tanjung (Mimusop elingi L.) merupakan
perlakuan yang terbaik dengan meningkatkan persentase perkecambahan sebesar
83,33% dibandingkan perendaman benih tanjung dengan air selama 4 jam atau
selama 2 jam.
Larutan kalium nitrat (KNO3) merupakan salah satu senyawa kimia yang
berpotensi untuk mematahkan dormansi suatu benih (Kartasapoetra, 2003).
Karakteristik larutan KNO3 yang relatif ekonomis, aman dan mudah digunakan,
menjadi alasan banyak penelitian ilmiah mengenai pematahan dormansi
menggunakan larutan tersebut. KNO3 digunakan sebagai promotor
perkecambahan dalam sebagian besar pengujian perkecambahan benih. Penelitian
pada benih tanjung memperlihatkan hasil bahwa rerata kombinasi perlakuan
(skarifikasi dan perendaman KNO3) memberikan nilai kecepatan berkecambah
42,6 hari lebih awal dibandingkan dengan kontrol dengan presentase
perkecambahan 75,3%. Viarini (2007) dalam penelitiannya menyatakan,
Kalium nitrat (KNO3) pada konsentrasi 0,2% dapat meningkatkan
perkecambahan benih Acacia nilotica menjadi 79% sedangkan pada konsentrasi
KNO3 1% hanya memberikan 37% daya kecambah. Konsentrasi yang digunakan
untuk berbagai jenis biji tentunya tidak sama, tergantung kepada karakteristik biji
yang bersangkutan.
Viabilitas benih merupakan daya hidup benih yang ditunjukkan oleh
fenomena pertumbuhan benih atau gejala metabolisme (Sadjad, 1994). Pengujian
viabilitas benih bertujuan untuk mengetahui kemampuan hidup benih yang
mencakup pengujian daya berkecambah dan vigor. Pengujian daya berkecambah
memberikan informasi tentang kemungkinan tanaman dapat tumbuh normal dan
berproduksi normal pada kondisi yang optimum.
4
Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas maka perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dan konsentrasi KNO3
yang tepat agar diperoleh viabilitas dan vigor benih lengkeng yang optimum.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dan
konsentrasi KNO3 terhadap viabilitas dan vigor benih lengkeng serta nyata
tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.
1.3. Hipotesis
1. Lama Perendaman berpengaruh terhadap viabilitas dan vigor benih lengkeng
2. Konsentrasi KNO3 berpengaruh terhadap viabilitas dan vigor benih lengkeng.
3. Terdapat interaksi antara konsentrasi KNO3dan lama perendaman terhadap
viabilitas dan vigor benih lengkeng.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. BotaniTanaman Lengkeng
2.1.1. Sistematika
Taksonomi lengkeng sebagai berikut:
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Dimocarpus
Species : Dimocarpus longan Lour. [Germplasm Resoursces
InformationNetwork (GRIN) dan Integrated Taxonomic
Information System (ITIS), 2011.]
2.1.2. Morfologi
a. Akar
Lengkeng adalah tanaman keras yang tumbuh tegak dengan ketinggian
hingga mencapai 20 - 25 m dengan sistem perakaran tunggang yang kuat.
Diameter batang lengkeng dapat mencapai 100 cm pada ketinggian 130 cm di atas
permukaan tanah, warna batang coklat, permukaan batang kasar, batang
lengkeng mempunyai percabangan yang banyak dan menyebar membentuk
tajuk pohon yang membulat dan daun yang rimbun (Mursal, 2004).
b. Batang
Lengkeng memiliki habitus yang sangat menarik, bentuk kanopi seperti
payung. Berdaun rimbun, mirip daun rambutan kapulasan yaitu berukuran kecil,
6
panjang (dengan daun meruncing), dan berwarna hijau gelap. Batangnya
bercabang banyak, arah cabang mendatar dan rapat (Sunarjono, 2007).
c. Daun
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya
tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Daun biasanya tipis melebar
terdapat zat warna hijau yaitu klorofil. Daun mempunyai fungsi sebagai alat untuk
pengambilan zat-zat makanan, pengolahan zat-zat makanan (asimilasi),
penguapan air (transpirasi), dan respirasi (Tjitrosoepomo, 1990). Bentuk dan
ukuran daun sangat bervariasi tetapi daun mempunyai komposisi jaringan yang
sama yaitu : epidermis dan derivatnya, mesofil, dan sistem pembuluh (Mauseth,
1988). Daun lengkeng merupakan daun majemuk dengan 3 - 6 pasang helai daun.
Bentuk daun bulat memanjang, ujungnya agak runcing, tepi daun rata, daun tidak
berbulu, permukaan daun lengkeng mengandung lapis-lapis lilin. Kuncup daunnya
berwarna kuning kehijauan, ada pula yang berwarna merah (Sunanto, 1990).
d. Bunga
Bunga lengkeng terdapat pada bagian ujung atau terminal. Bunga
berbentuk malai dengan bentuk percabangan monopodial, mahkota bunga
berjumlah 5 petal (Mursal, 2004). Warna bunga kuning muda atau putih
kekuningan.
e. Buah
Bentuk buah umumnya bulat hingga lonjong dan berwarna hijau. Setelah
matang (tua), buah berwarna kecokelatan. Bijinya satu, bulat, dan berwarna
kehitaman. Biji tidak dapat disimpan lama karena cepat berkecambah
7
setelah dilepas dari dagingnya. Daging buah terasa manis sekali dan harum
(Sunarjono, 2007).
Buah lengkeng sangat baik dikonsumsi oleh orang-orang yang dalam
pemulihan stamina setelah sakit karena dapat memperkuat limpah, meningkatkan
produksi darah merah, menambah nafsu makan dan menambah tenaga
(Tampubolon, 1999).Buah lengkeng berguna pula menyehatkan usus dan
memperbaiki proses penyerapan makanan, melancarkan buang air
kecil, mengatasi cacingan, mengobati sakit kepala, keputihan dan hernia
(Muhlisah, 1999).
Buah lengkeng ‘Diamond river’ berbentuk bulat yang terdiri atas kulit
buah,daging buah, dan biji. Kulit buah tipis dan berwarna hijau kecoklatan sampai
coklat.Pericarpium pada kulit dapat bervariasi dalam warna dari kekuningan
sampai coklat muda, dan kulit halus (Haryadi, 2007). Daging buah lebih tebal
dibandingkan lengkeng lokal, berwarna putih bening, memiliki kadar air yang
tinggi, beraroma harum khas lengkeng dan manis. Biji berbentuk bulat kecil dan
berwarna cokelat (Usman, 2004).
2.2. Perendaman Benih
Perendaman bertujuan agar cadangan makanan dalam endosperm dapat
dicerna setelah benih menyerap air, air juga sebagai alat transportasi larutan
makanan dari endosperm atau kotiledon ketitik tumbuh pada poros embrio, di
daerah mana diperlukan untuk membentuk protoplasma baru. (Akhirudin, 2007)
perendaman dengan penggunaan kimia sering pula dilakukan untuk memecahkan
dormansi benih, bertujuan untuk menjadikan agar kulit biji lebih mudah masuk
air pada saat imbibisi. Perendaman menggunakan air bersuhu tinggi teruji
8
efektif menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan dan
memicu pembentukan hormon pertumbuhan sehingga biji dapat berkecambah
(Raharjo, 2002).
Air dalam proses perkecambahan berfungsi untuk mencairkan zat-zat
makanan yang berada dalam keping biji yang disalurkan di dalam lembaga.
Dalam lembaga telah tersedia bahan baku auxin dalam bentuk asam amino, yang
dalam perkembangan pertumbuhan kecambah berubah menjadi auxin.
Penyebarluasan auxin kedalam tubuh kecambah akan berlangsung hingga ke
pucuk akar. Untuk kelangsungan penyerapan ini secara mutlak dibutuhkan cukup
air, tanpa air pertumbuhan kecambah akan gagal total (Rismunandar, 1999).
Selama proses perkecambahan, air dibutuhkan untuk perkembangan
embrio dan endosperm sedangkan gas-gas seperti oksigen dibutuhkan untuk
respirasi embrio (Kamil, 1979). Air dalam proses perkecambahan berfungsi untuk
mencairkan zat-zat makanan yang berada dalam keping biji yang disalurkan di
dalam lembaga. Untuk kelangsungan penyerapan ini secara mutlak
dibutuhkan cukup air, tanpa air pertumbuhan kecambah akan gagal total
(Rismunandar, 1999).
Menurut Nuraeni dan Maemunah (2003), perendaman dengan air
mendorong proses pemasakan embrio dan meningkatkan permeabilitas kulit
benih sehingga memungkinkan penyerapan ataupun imbibisi dan gas-gas yang
diperlukan dalam proses perkecambahan. Imbibisi berlangsung jika potensial
osmotik larutan di sekitar benih lebih rendah dari pada osmotik di dalam sel-sel
benih. Benih dapat mengalami kekeringan fisiologis, bahkan jika konsentrasi
larutan luar sel benih lebih tinggi, maka dapat terjadi pergerakan air dalam benih
mengalami plasmolisis (Mugnisjah, 1994).
9
Imbibisi terjadi pada waktu biji kering yang tidak mempunyai kulit
biji yang kedap diletakkan dalam kontak dengan air sebagaimana biji dalam tanah.
Sementara air masuk, bahan-bahan koloid, terutama protein cenderung untuk
menggembungkan dan penggembungan ini sering kali bertanggung jawab dalam
pemecahan kulit biji. Derajat kontak antara tanah dan biji adalah penting
untuk laju imbibisi karena air dalam tanah yang tak jenuh terdapat selaput tipis
disekitar partikel-partikel tanah dan hanya untuk pengambilan air (Goldsworthy
dan Fisher, 1996). Selama proses perkecambahan, air dibutuhkan untuk
perkembangan embrio dan endosperm sedangkan gas-gas seperti oksigen
dibutuhkan untuk respirasi embrio (Kamil, 1979).
2.3. KNO3
Potassium Nitrat (KNO3) merupakan salah satu perangsang
perkecambahan yang sering digunakan. KNO3 digunakan baik dalam
hubungannya dengan pengujian (ISTA 1996 dalam Schmidth 2002) dan dalam
operasional perbanyakan tanaman. Menurut Hartmann et al. (1997) dalam
Schmidth (2002), peran fisiologis dari KNO3 tidak jelas. KNO3 mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap persentase perkecambahan dan vigor pada perlakuan
pendahuluan asam benih Acacia nilotica (Palani et al. 1995 dalam Schmidth,
2002).
Kombinasi perlakuan terbaik adalah pada perlakuan tanpa skarifikasi
dengan konsetrasi KNO3 0,5% dan 0,4% yang masing-masing dapat
mempercepat perkecambahan benih tanjung 63,75 dan 47,75 hari lebih awal dari
kontrol (Widhityarini, Suryadi, dan Purwantoro, 2011).
10
Nisa et al. (1984), bahwa KNO3 diduga dapat mengaktifkanefektifitas
giberelin,dimana giberelin dapatmengaktifkankerja enzim alfa amylase yang dapat
meningkatkan perombakan pati sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan bibit.
Selanjutnya Wilkins (1989) menyatakan bahwa giberelin juga dapat
meningkatkan efektifitas enzim proteiase menjadi asam amino dan peptide
sedangkan enzim lipase merombak lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Sehingga dapat diangkut kesumbu embrio untuk meningkatkan aktifitas sumbu
embrio dalam pertumbuhan.
Kalium Nitrat (KNO3) merupakan bahan kimia yang paling banyak
digunakan untuk mempromosikan perkecambahan benih. Perendaman pada
7.500 ppm dan 10.000 ppm larutan KNO3 memberikan hasil perkecambahan yang
signifikan, yaitu 64.54% untuk benih yang masih tertutup kulit benih dan 74.24%
untuk benih tanpa kulit benih (Cetinba dan Koyuncu, 2006). Viarini (2007)
dalam penelitiannya menyatakan, Kalium nitrat (KNO3) pada konsentrasi
0,2% dapat meningkatkan perkecambahan benih Acacia nilotica menjadi 79%
sedangkan pada konsentrasi KNO3 1% hanya memberikan 37% daya kecambah.
Konsentrasi yang digunakan untuk berbagai jenis biji tentunya tidak sama,
tergantung kepada karakteristik biji yang bersangkutan
Hasil penelitian Saleh et al. (2008), menyatakan bahwa benih aren
berkecambah terbanyak diperoleh pada perlakuan skarifikasi ditambah KNO3 0,5
% yang direndam selama 36 jam ditambah suhu 400C yang dikecambahkan
pada media tumbuh asal hutan aren + pupuk organik (1 : 1) + pupuk NPK 1 g/kg
media yaitu daya berkecambah 83,33 – 86,67 %. Yucel dan Yilmaz (2009)
menambahkan bahwa konsentrasi rendah dari KNO3 (0.5%, 1%) dapat
meningkatkan persentase perkecambahan benih Salvia cyanescans, tetapi
konsentrasi yang lebih tinggi dapat menghambat perkecambahan.
11
2.4. Viabilitas dan Vigor Benih
Viabilitas benih merupakan daya hidup benih yang ditunjukkan oleh
fenomena pertumbuhan benih atau gejala metabolisme (Sadjad, 1994). Pengujian
viabilitas benih bertujuan untuk mengetahui kemampuan hidup benih yang
mencakup pengujian daya berkecambah dan vigor. Pengujian daya berkecambah
memberikan informasi tentang kemungkinan tanaman dapat tumbuh normal
berproduksi normal pada kondisi yang optimum. Viabilitas benih diartikan
sebagai daya hidup benih yang ditunjukkan melalui gejala metabolisme dan
fenomena pertumbuhan (Sadjad, 1972 dalam IPB, 2010).
Pengujian viabilitas benih merangkum metode langsung dan tidak
langsung. Uji langsung dilakukan melalui potensi tumbuh benih maksimum, daya
kecambah benih, kekuatan tumbuh benih dan kecepatan tumbuh benih. Uji
secara tidak langsung berkaitan dengan mutu benih hidup yang dapat ditunjukkan
melalui gejala metabolisme benih, yaitu pernapasan, aktivitas enzim dan
permeabilitas kulit (Sadjad, 1980 dalam IPB, 2010).Sedangkan vigor bertujuan
menduga tanaman dapat tumbuh normal dan berproduksi normal pada kondisi
suboptimum (Sadjad, 1993). Nilai kecepatan tumbuh benih menunjukkan vigor
suatu benih. Benih dengan vigor tinggi lebih cepat tumbuh dibandingkan
benih dengan vigor rendah (Sadjad, 1994). Kecepatan tumbuh benih
mencerminkan vigor individu benih dikaitkan dengan waktu (Widajati et al.,
2013).
Vigor benih pada umumnya dapat didefenisikan sebagai suatu ukuran
kemampuan potensial benih untuk berkecambah normal dengan variasi keadaan
yang tidak menguntungkan. Vigor benih dalam hitungan viabilitas absolute
12
merupakan indikasi viabilitas benih yang menunjukkan benih tumbuh kuat di
lapangan dalam kondisi yang tidak ideal (Byrd, 1983).
Benih bervigor tinggi dicirikan oleh berbagai karakteristik, yaitu
berkecambah cepat dan merata, bebas dari penyakit, tahan simpan, kuat dalam
keadaan lapangan yang kurang menguntungkan dan efesien dalam memanfaatkan
cadangan makanan, laju tumbuh atau pertumbuhan berat kering tinggi tidak
menunjukkan perbedaan di lapangan dan dilaboratorium (Heydecker, 1977).
Menurut Soetopo (2002) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
viabilitas dan vigor benih adalah jenis dan sifat benih (faktor genetik), viabilitas
awal dari benih, kandungan air benih, temperatur, kelembaban, gas disekitar
benih, mikroorganisme, kondisi lingkungan tubuh dan ruang simpan, kematangan
benih, proses pengolahan benih, dan jenis kemasan. Selanjutnya Mc Donald dan
Copeland (1985), memberi batasan vigor benih sebagai keseluruhan sifat yang
menggambarkan potensi dari aktifitas dan performasi benih selama
perkecambahan.
13
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar, yang dilaksanakan mulai dari tanggal 15 Mei sampai
dengan 11 Juni 2015.
3.2. Bahan dan Alat
a. Bahan
Bahan yang digunakanyaitu :
1. Benih lengkeng
Benih yang digunakan adalah benih baru yang belum mengalami
kemunduran yang diambil langsung dari pedagang lengkeng yang berada di
Meulaboh. Jumlah benih yang digunakan 648 benih, untuk masing-masing unit
percobaan 18 benih per unit perlakuan dengan kualitas benih yang belum
mengalami kemunduran.
2. Media perkecambahan
Media perkecambahan benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tanah lapisan atas (top soil) yang di masukan kedalam baskom perkecambahan
dengan diameter 20 cm dan tinggi 12 cm. Tanah yang digunakan sebagai media
kecambah dalam penelitian ini adalah tanah lapisan atas ( top soil) berpasir dari
ordo Entisol yang di peroleh di desa Meurebo dan dicampur dengan pupuk
kandang dengan perbandingan 3 : 1. Dan kemudian media kecambah dimasukan
kedalam baskom perkecambahan dengan diameter 20 cm dan tinggi 12 cm.
14
3. Air
Air aquades yang digunakan untuk perendaman benih lengkeng adalah air
mineraldan membasahi media tanam hingga kapasitas lapang.
4. KNO3
Larutan senyawa pra perkecambahan yang digunakan adalah kalium nitrat
(KNO3) dengan konsentrasi yang berbeda yaitu :K1= 0,5 g l air-1K2= 1,0g l air-1,
K3= 1,5g l air-1 dan K4 = 2,0g l air-1.
b. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah baskom perkecambahan
dengan diameter 20 cm dan tinggi 12 cm sebanyak 36 buah, gelas ukur, kertas
label, dan alat tulis menulis.
3.3. Rancanga Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Terdapat dua faktor
yang di teliti yaitu lama perendaman (L) dan konsentrasi KNO3 (K).
Faktor lama perendaman (L), terdiri atas tigataraf yaitu :
L1 = 3jam
L2 = 6 jam
L3 = 9 jam
Faktor konsentrasi KNO3 (K), terdiri atas empattaraf yaitu :
K1 = 0,5g l air-1
K2 = 1,0 g l air-1
K3 = 1,5 g l air-1
K4 = 2,0 g l air-1
15
Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan tiga ulangan,
secara keseluruhan terdapat 36 unit perlakuan. Susunan kombinasi perlakuan
antara lama perendaman dan konsentrasi KNO3dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Susunan KombinasiPerlakuan Lama Perendaman dan KonsentrasiKNO3Terhadap Viabilitas Kelengkeng.
No Kombinasi PerlakuanLama Perendaman
(jam)
Konsentrasi KNO3
(g l air-1)
1
2
3
4
L1 K1
L1 K2
L1 K3
L1 K4
3
3
3
3
0,5
1,0
1,5
2,0
5
6
7
8
L2 K1
L2 K2
L2 K3
L2 K4
6
6
6
6
0,5
1,0
1,5
2,0
9
10
11
12
L3K1
L3 K2
L3 K3
L3 K4
9
9
9
9
0,5
1,0
1,5
2,0
Model matematis dari rancangan yangdigunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Yij = μ + Li + Kj + (LK)ij + εij
Yij = Hasil pengamatan dari faktor lama perendaman (L) taraf ke- i,
faktor konsentrasi KNO3 (K) taraf ke- j.
μ = Rata-rata umum
Li = Pengaruh faktorlama perendaman (L) taraf ke- i (i = 1,2,3)
Kj = Pengaruh faktor konsentrasi KNO3(K) taraf ke-j (j = 1,2,3,4)
(LK)ij = Pengaruh interaksi antaralama perendaman (L) taraf ke- i
dengan faktor faktor konsentrasi KNO3 (K) taraf ke- j
εij = Galat percobaan dari faktor L taraf ke- i dan faktor K taraf ke-j
ulangan ke- k.
16
Apabila hasil uji F ternyata berpengaruh nyata maka dilakukan uji lanjutan
dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil), pada tingkat peluang 0,05 yaitu:
BNT 0,05 = t0,05 ; dB galat
Dimana:
KTg = Kuadrat Tengah Galat
t = Diperoleh dari Tabel t0.05
dBgalat = Derajat Bebas Acak
r = Ulangan
3.4. Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Benih
Benih lengkeng yang digunakan terlebih dahulu harus diseleksi agar benih
yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, seleksi benih dapat dilakukan
dengan cara seleksi benih yang hampir sama ukurannya dipilih untuk dilakukan
perendaman dengan memakai larutan KNO3 dengan konsentrasi yang telah
ditentukan.
b. Persiapan Media
Media yangdigunakan untuk perkecambahan benih ialah tanah lapisan atas
(top soil) kemudian tanah dibersikan dari segala kotoran dengan menggunakaan
ayakan sebanyak satu kali ayakan, lalu tanah dan pupuk kandang dicampur
dengan perbandingan 3 : 1. Dan kemudian media kecambah dimasukan kedalam
baskom perkecambahan dengan diameter 20 cm dan tinggi 12 cm.
c. Perendaman Benih
Setelah benih diseleksi dan dipilih benih yang hampir sama besarnya
selanjutnya di lakukan perendaman benih yang terdapat tiga taraf yaitu : 3 jam, 6
17
jam, dan 9 jam untuk masing-masing perlakuan. Perendaman dilakukan dengan
cara benih lengkeng dimasukukan kedalam baskom yang berisikan larutan KNO3
dengan konsentrasi yang telah ditentukan yaitu : K1= 0,5 g l air-1K2= 1,0g l air-1,
K3= 1,5g l air-1 dan K4 = 2,0g l air-1.
d. Pengecambahan Benih
Benih yang telah direndamdengan air yang telah bercamburkan konsentrasi
KNO3 direndam seperti perlakuan selama 3 jam, 6 jam, dan 9 jam kemudian
diletakkan kedalam baskom perkecambahan dengan diameter 20 cm dan tinggi 12
cm yang telah berisikan tanah dengan campuran pupuk kandang 3 : 1, dan
kemudian dilakukan pengamatan mulai dari perkecambahan awal hingga berumur
27 hari untuk mengetahui indeks vigor dan viabilitasnya.
3.5. Pengamatan
a. Potensi Tumbuh (PT)
Nilai Potensi tumbuh di peroleh dengan mengamati jumlah benih yang
menunjukkan gejala tumbuh yaitu munculnya akar dan plumula yang menembus
kulit benih. Pengamatan dilakukan setiap hari, dinyatakan dalam persen sesuai
rumus berikut ini :
PT = ∑benih yang menunjukkan gejala tumbuh∑ benih yang di tanam x100%b. Daya Berkecambah (DB)
Daya kecambah adalah kemampuan benih untuk berkecambah norma
dalam keadaan yang menguntungkan setelah waktu yang ditentukan. Benih
dianggap normal apabila akar primer cukup kuat bila di tumbuhkan dalam tanah,
18
hipokotil dalam kondisi baik dan epikotil lebih kurang mempunyai satu daun
primer dan satu tunas ujung yang sempurna. Pengamatan dilakukan pada hari ke-
23, dan ke-27, yang dinyatakan dalam persen sesuai rumus berikut ini:
DB = ∑KN Pengamatan I + ∑KN Pengamatan II∑ benih yang di tanam x100%Keterangan: DB = Daya Berkecambah
KN = Kecambah Normal
c. Kecepatan Tumbuh (KcT)
Nilai kecepatan tumbuh dapat dihitung berdasarkan pengamatan jumlah
benih yang berkecambah normal setiap harinya dari hari ke-13 sampai hari
pengamatan terakhir hari ke-27 yang dinyatakan dalam persen perlakuan dan di
hitung dengan rumus :
KcT = N1D1 + N2D1 + ⋯NnDnKeterangan : KcT = Kecepatan Tumbuh
N1...Nn= Jumlah kecambah normal 1,2…n setelah perkecambahan
D1...Dn = Jumlah hari pengamatan setelah perkecambahan (27 hari)
d. Keserempakan Tumbuh (KsT)
Perhitungan keserempakan tumbuh dilakukan terhadap kecambah normal
kuat pada hari ke-25 yaitu antara pengamanan I (hari ke-23) dan pengamatan II
(hari ke-27) setelah tanam dan dinyatakan dalam persen. Keserempakan tumbuh
dihitung dengan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut :
KsT = ∑Kecambah normal kuat∑Benih yang ditanam x100%
19
e. Vigor Kecambah (VK)
Vigor kecambah digunakan untuk mengetahui kemampuan benih untuk
tumbuh dengan baik. Pengamatan dilakukan pada hari ke-27 dinyatakan dalam
persen, sesuai dengan rumus berikut :
VK = ∑kecambah vigor yang normal (kuat)∑ benih yang di tanam x100%
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Lama Perendaman
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 2 sampai 10) menunjukkan
bahwa lama perendaman berpengaruh nyata terhadap vigor kecambah, dan
berpengaruh tidak nyata terhadap potensi tumbuh, daya berkecambah, kecepatan
tumbuh, keserempakan tumbuh benih lengkeng.
Rata-rata potensi tumbuh, daya berkecambah, kecepatan tumbuh,
keserempakan tumbuh dan vigor kecambah benih lengkeng pada berbagai lama
perendaman setelah diuji lanjut dengan BNT0,05 disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata Potensi Tumbuh, Daya Berkecambah, Kecepatan Tumbuh,Keserempakan Tumbuh dan Vigor Kecambah benih lengkeng padaberbagai lama perendaman
ParameterLama Perendaman (Jam)
BNT0.053 (L1) 6 (L2) 9 (L3)
Potensi Tumbuh(%) (35,65) (35,19) (40,74)
-Arcsin √x 36,45 36,17 39,56
Daya Berkecambah(%) (35,33) (33,23) (40,84)
-Arcsin √x 36,23 34,90 39,59
Kecepatan Tumbuh(%/etmal) (1,62) (1,56) (1,85)
-Arcsin√x 7,17 7,05 7,72
KeserempakanTumbuh
(%) (22,69) (21,30) (24,54)-
Arcsin √x 28,05 27,21 29,49
Vigor Kecambah(%) (33,33) (31,48) (38,43)
3,49Arcsin √x 35,01 ab 33,78 a 38,14 b
Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang samaberbeda tidak nyata pada uji lanjut BNT0,05
- ( ) = Data sebelum transpormasi
Tabel 2 menunjukkan bahwa vigor kecambah tertinggi ditunjukkan pada
lama perendaman 9 jam (L3), yang berbeda nyata dengan lama perendaman 6 jam
(L2), namun berbeda tidak nyata dengan lama perendaman (L1). Sedangkan
21
potensi tumbuh, daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh
terbaik cenderung ditunjukkan pada lama perendaman 9 jam (L3), meskipun
secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan lama
perendaman 3 jam (L3) dan 6 jam (L2).
Rata-rata vigor kecambah benih lengkeng pada berbagai lama perendaman
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Rata-rata Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai LamaPerendaman
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman 9 jam (L3)
menghasilkan vigor kecambah yang terbaik di bandingkan dengan perlakuan
lainnya. Hal ini diduga ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya
persediaan makanan dalam biji dan pengaruh dari perendaman yang sangat
singkat atau pun perendaman yang terlalu lama. Hal ini sesuai pendapat Delouche
dalam Silomba (2006) menyatakan bahwa perlakuan perendaman dalam air
berfungsi untuk mencuci zat-zat yang menghambat perkecambahan dan dapat
melunakkan kulit benih. Perendaman dapat merangsang penyerapan lebih cepat.
33.33
31.48
38.43
20.0
22.5
25.0
27.5
30.0
32.5
35.0
37.5
40.0
3 6 9
Vig
or K
ecam
bah
(%)
Lama Perendaman (jam)
22
Menurut Schmidt (2000), Perendaman adalah prosedur untuk mengatasi
dormansi fisik, selain itu ada resiko bahwa benih akan mati jika dibiarkan dalam
air sampai seluruh benih menjadi permeabel. Oleh karena itu, perlu diperoleh
waktu perendaman yang tidak merusak benih dan dapat membantu pematahan
dormansi jika dikombinasikan dengan perlakuan lain. Menurut Sutopo (2002),
setiap biji tanaman mempunyai kisaran waktu yang tertentu untuk bisa
berkecambah. Pada proses perkecambahan lama perendaman diketahui cukup
membantu perkecambahan biji.
Menurut Copeland (1976) dalam Abidin (1993), mengemukakan bahwa
ketika proses imbibisi berlangsung maka air akan masuk kedalam biji melalui
kulit biji, kemampuan mengalami difusi dan masuk kedalam jaringan. Dengan
masuknya air kedalam biji maka sel akan menjadi bengkak dan menyebabkan
pecahnya dormansi.
Benih yang telah menunjukkan gejala tumbuh seperti tumbuhnya akar atau
plumula dikatakan sudah ada potensi untuk tumbuh. Potensi tumbuh adalah
persentase benih yang menunjukkan gejala tumbuh dalam pengujian langsung,
dinyatakan hidup apabila akar dan plumula tumbuh dan menembus kulit, potensi
tumbuh sangat dipengaruhi oleh faktor fisiologis, lingkungan dan umur simpan
benih (Sadjad, 1980).
4.2. Pengaruh Konsentrasi KNO3
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 2 sampai 10) menunjukkan
bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh sangat nyata terhadap vigor kecambah, dan
berpengaruh nyata terhadap potensi tumbuh dan daya berkecambah, namun
berpengaruh tidak nyata dengan kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh.
23
Rata-rata potensi tumbuh, daya berkecambah, kecepatan tumbuh,
keserempakan tumbuh dan vigor kecambah benih lengkeng pada berbagai
konsentrasi KNO3 setelah diuji dengan BNT0,05 disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Potensi Tumbuh, Daya Berkecambah, Kecepatan Tumbuh,Keserempakan Tumbuh dan Vigor Kecambah Benih Lengkeng padaberbagai Konsentrasi KNO3.
ParameterKonsentrasi KNO3 (g l air-1) BNT
0.050,5 (K1) 1,0 (K2) 1,5 (K3) 2,0 (K4)PotensiTumbuh
(%) (31,48) (45,68) (37,04) (34,57)5,71
Arcsin √x 33,99 a 42,49 b 37,28 ab 35,81 a
DayaBerkecambah
(%) (31,12) (45,32) (37,80) (31,63)6,53
Arcsin √x 33,76 a 42,26 b 37,74 ab 33,88 aKecepatanTumbuh
(%/etmal) (1,46) (2,01) (1,76) (1,47)-
Arcsin √x 6,83 8,07 7,49 6,86KeserempakanTumbuh
(%) (19,75) (27,16) (23,46) (20,99)-
Arcsin √x 26,13 31,16 28,59 27,11VigorKecambah
(%) (29,01) (43,21) (35,80) (29,63)4,03
Arcsin √x 32,44 a 41,01 c 36,54 b 32,58 abKeterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama
berbeda tidak nyata pada uji lanjut BNT0,05
- ( ) = Data sebelum transpormasi
Tabel 3 menunjukkan bahwa potensi tumbuh dan daya berkecambah benih
lengkeng tertinggi dijumpai pada konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1 (K2), yang
berbeda nyata dengan konsentrasi KNO3 0,5 g l air-1 (K1) dan 2,0 g l air-1 (K4).
Vigor kecambah tertinggi dijumpai pada konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1 (K2) yang
berbeda nyata dengan konsentrasi KNO3 0,5 g l air-1 (K1), 1,5 g l air-1 (K3), 2,0 g l
air-1 (K4) dan Keserempakan tumbuh tertinggi ditunjukkan pada konsentrasi
KNO3 1,0 g l air-1 (K2) meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang
tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Hubungan antara potensi tumbuh, daya berkecambah dan vigor kecambah
benih lengkeng pada berbagai konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Gambar 2, 3
dan 4.
24
Gambar 2. Potensi Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagai Konsentrasi KNO3
Gambar 3. Daya Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Konsentrasi KNO3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi tumbuh, daya berkecambah
dan vigor kecambah tertinggi ditunjukkan pada konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1
(K2), namun tidak berpengaruh nyata terhadap kecepatan tumbuh dan
keserempakan tumbuh. Hal ini menunjukkan pada konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1
24
Gambar 2. Potensi Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagai Konsentrasi KNO3
Gambar 3. Daya Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Konsentrasi KNO3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi tumbuh, daya berkecambah
dan vigor kecambah tertinggi ditunjukkan pada konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1
(K2), namun tidak berpengaruh nyata terhadap kecepatan tumbuh dan
keserempakan tumbuh. Hal ini menunjukkan pada konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1
24
Gambar 2. Potensi Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagai Konsentrasi KNO3
Gambar 3. Daya Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Konsentrasi KNO3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi tumbuh, daya berkecambah
dan vigor kecambah tertinggi ditunjukkan pada konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1
(K2), namun tidak berpengaruh nyata terhadap kecepatan tumbuh dan
keserempakan tumbuh. Hal ini menunjukkan pada konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1
25
(K2) mampu meningkatkan potensi tumbuh, daya berkecambah dan vigor
kecambah yang diamati dibandingkan perlakuan lainnya. Dikarenakan benih
lengkeng yang direndam pada konsentrasi tersebut telah mampu mengatasi
dormansi embrio dan meningkatkan vigor benih sebelum penyimpanan. Hal ini
sejalan pendapat Sutopo (2004) menyatakan bahwa perlakuan dengan
menggunakan bahan kimia sering digunakan untuk memecah dormansi pada
benih. Tujuannya adalah menjadikan kulit benih atau biji menjadi lebih mudah
untuk dimasuki air pada proses imbibisi.
Gambar 4. Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Konsentrasi KNO3
Rismunandar, (1999) yang menyatakan bahwa bahan baku auxin dalam
bentuk asam amino, yang dalam perkembangan pertumbuhan kecambah berubah
menjadi auxin. Penyebarluasan auxin kedalam tubuh kecambah akan berlangsung
hingga ke pucuk akar. Untuk kelangsungan penyebaran ini secara mutlak
dibutuhkan cukup air, tanpa air pertumbuhan kecambah akan gagal total.
25
(K2) mampu meningkatkan potensi tumbuh, daya berkecambah dan vigor
kecambah yang diamati dibandingkan perlakuan lainnya. Dikarenakan benih
lengkeng yang direndam pada konsentrasi tersebut telah mampu mengatasi
dormansi embrio dan meningkatkan vigor benih sebelum penyimpanan. Hal ini
sejalan pendapat Sutopo (2004) menyatakan bahwa perlakuan dengan
menggunakan bahan kimia sering digunakan untuk memecah dormansi pada
benih. Tujuannya adalah menjadikan kulit benih atau biji menjadi lebih mudah
untuk dimasuki air pada proses imbibisi.
Gambar 4. Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Konsentrasi KNO3
Rismunandar, (1999) yang menyatakan bahwa bahan baku auxin dalam
bentuk asam amino, yang dalam perkembangan pertumbuhan kecambah berubah
menjadi auxin. Penyebarluasan auxin kedalam tubuh kecambah akan berlangsung
hingga ke pucuk akar. Untuk kelangsungan penyebaran ini secara mutlak
dibutuhkan cukup air, tanpa air pertumbuhan kecambah akan gagal total.
25
(K2) mampu meningkatkan potensi tumbuh, daya berkecambah dan vigor
kecambah yang diamati dibandingkan perlakuan lainnya. Dikarenakan benih
lengkeng yang direndam pada konsentrasi tersebut telah mampu mengatasi
dormansi embrio dan meningkatkan vigor benih sebelum penyimpanan. Hal ini
sejalan pendapat Sutopo (2004) menyatakan bahwa perlakuan dengan
menggunakan bahan kimia sering digunakan untuk memecah dormansi pada
benih. Tujuannya adalah menjadikan kulit benih atau biji menjadi lebih mudah
untuk dimasuki air pada proses imbibisi.
Gambar 4. Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Konsentrasi KNO3
Rismunandar, (1999) yang menyatakan bahwa bahan baku auxin dalam
bentuk asam amino, yang dalam perkembangan pertumbuhan kecambah berubah
menjadi auxin. Penyebarluasan auxin kedalam tubuh kecambah akan berlangsung
hingga ke pucuk akar. Untuk kelangsungan penyebaran ini secara mutlak
dibutuhkan cukup air, tanpa air pertumbuhan kecambah akan gagal total.
26
Menurut Danoesastro, (1993). Kalium nitrat (KNO3) merupakan garam
anorganik yang secara khusus disebut sebagai bahan kimia yang berpengaruh
besar terhadap perlakuan pematahan dormansi. Kalium nitrat (KNO3) merupakan
senyawa kimia yang sering digunakan untuk memacu perkecambahan
(Rinzani, 1998).
Menurut Sadjad et al, (1980), rangsangan yang diberikan KNO3 tergantung
pada konsentrasinya. Besar kecilnya persentase perkecambahan suatu benih
bergantung pada tingi rendahnya konsentrasi KNO3 yang diberikan pada benih.
Bustamam (1989) dalam Anwar et al, (2008) menyatakan, dengan diberikanya
KNO3 pada benih, terjadi perubahan konsentrasi antara zat penghambat dan zat
perangsang perkecambahan di dalam benih. Dalam hal ini, jumlah zat perangsang
meningkat dan jumlah zat penghambat tetap, sehinga terjadi perkecambahan.
Wanafiah (2001), reaksi KNO3 sebagai zat perangsang dimulai dari proses
terurainya KNO3 menjadi nitrat (NO3-) dan tereduksi menjadi nitrit (NO2).
Firmansyah et al, (2007), kalium (K+) pada pertumbuhan berfungsi sebagai
kofaktor fungsional dalam sintesis protein, osmosis, dan keseimbangan ion
dalam sel.
4.3. Pengaruh Interaksi
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 2 sampai 10) menunjukkan
bahwa terdapat interaksi yang sangat nyata antara lama perendaman dan
konsentrasi KNO3 terhadap vigor kecambah dan berpengaruh tidak nyata
terhadap potensi tumbuh, daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan
keserempakan tumbuh benih lengkeng.
27
Rata-rata vigor kecambah benih lengkeng pada berbagai lama perendaman
dan konsentrasi KNO3 setelah diuji lanjut dengan BNT0,05 disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai LamaPerendaman dan Konsentrasi KNO3
Lama Perendaman(Jam)
Konsentrasi KNO3 (g l air-1)BNT0,050,5 (K1) 1,0 (K2) 1,5 (K3) 2,0 (K4)
L1Arcsin √x 30,58 ab 39,57 d 33,72 bc 36,17 c
6,98
(%) (25,93) (40,74) (31,48) (35,19)
L2
Arcsin √x 29,35 ab 40,60 cd 37,36 cd 27,82 a
(%) (24,07) (42,59) (37,04) (22,22)
L3
Arcsin √x 37,40 cd 42,86 d 38,55 cd 33,75 b
(%) (37,04) (46,30) (38,89) (31,48)Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang
sama berbeda tidak nyata pada uji lanjut BNT0,05
- ( ) = Data sebelum transpormasi
Tabel 4 menunjukkan bahwa vigor kecambah tertinggi ditunjukkan pada
lama perendaman 9 jam (L3) dengan konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1 (K2) serta lama
perendaman 3 jam (L1) denga konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1 (K2) dan pada lama
perendaman 6 jam (L2) dengan konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1 (K2). Hubungan
antara vigor kecambah benih lengkeng pada berbagai lama perendaman dan
konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 menunjukkan bahwa vigor kecambah tertinggi ditunjukkan pada
lama perendaman 9 jam (L3) dengan konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1 (K2) serta lama
perendaman 3 jam (L1) dengan konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1 (K2) dan pada lama
perendaman 6 jam (L2) dengan konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1 (K2). Pada
perlakuan lama perendaman dengan konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1 (K2), dapat
meningkatkan vigor kecambah lebih baik dengan lama perendaman 3 jam (L1),
lama perendaman 6 jam (L2) dan lama perendaman 9 jam (L3).
28
Gambar 5. Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Lama Perendamandan Konsentrasi KNO3
Hasil penelitian Sari et al. (2005) juga menyatakan bahwa benih yang
direndam dalam larutan KNO3 mampu meningkatkan viabilitas dan vigor benih.
Secara umum perlakuan pra perkecambahan dengan larutan KNO3 yang dilakukan
pada benih lengkeng mampu meningkatkan viabilitas dan vigor benih. Yucel dan
Yilmaz (2009) menambahkan bahwa konsentrasi rendah (0.5%, 1%) larutan
KNO3 dapat meningkatkan persentase perkecambahan benih Salvia cyanescans.
Akan tetapi konsentrasi yang lebih tinggi dapat menghambat perkecambahan.
Konsentrasi KNO3 yang lebih dari 2,0 dan terendah 0,5 pada perendaman
yang sangat singkat memperlihatkan perkecambahan yang sangat rendah
(Maideen et al. 1990 dalam Schmidth 2002).
28
Gambar 5. Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Lama Perendamandan Konsentrasi KNO3
Hasil penelitian Sari et al. (2005) juga menyatakan bahwa benih yang
direndam dalam larutan KNO3 mampu meningkatkan viabilitas dan vigor benih.
Secara umum perlakuan pra perkecambahan dengan larutan KNO3 yang dilakukan
pada benih lengkeng mampu meningkatkan viabilitas dan vigor benih. Yucel dan
Yilmaz (2009) menambahkan bahwa konsentrasi rendah (0.5%, 1%) larutan
KNO3 dapat meningkatkan persentase perkecambahan benih Salvia cyanescans.
Akan tetapi konsentrasi yang lebih tinggi dapat menghambat perkecambahan.
Konsentrasi KNO3 yang lebih dari 2,0 dan terendah 0,5 pada perendaman
yang sangat singkat memperlihatkan perkecambahan yang sangat rendah
(Maideen et al. 1990 dalam Schmidth 2002).
28
Gambar 5. Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai Lama Perendamandan Konsentrasi KNO3
Hasil penelitian Sari et al. (2005) juga menyatakan bahwa benih yang
direndam dalam larutan KNO3 mampu meningkatkan viabilitas dan vigor benih.
Secara umum perlakuan pra perkecambahan dengan larutan KNO3 yang dilakukan
pada benih lengkeng mampu meningkatkan viabilitas dan vigor benih. Yucel dan
Yilmaz (2009) menambahkan bahwa konsentrasi rendah (0.5%, 1%) larutan
KNO3 dapat meningkatkan persentase perkecambahan benih Salvia cyanescans.
Akan tetapi konsentrasi yang lebih tinggi dapat menghambat perkecambahan.
Konsentrasi KNO3 yang lebih dari 2,0 dan terendah 0,5 pada perendaman
yang sangat singkat memperlihatkan perkecambahan yang sangat rendah
(Maideen et al. 1990 dalam Schmidth 2002).
29
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Lama perendaman berpengaruh nyata terhadap vigor kecambah, dan
berpengaruh tidak nyata terhadap potensi tumbuh, daya berkecambah,
kecepatan tumbuh, dan keserempakan tumbuh benih lengkeng. Viabilitas
dan vigor benih lengkeng terbaik dijumpai pada lama perendaman 9 jam.
2. Konsentrasi KNO3 berpengaruh sangat nyata terhadap vigor kecambah,
dan berpengaruh nyata terhadap potensi tumbuh dan daya berkecambah,
namun berpengaruh tidak nyata terhadap kecepatan tumbuh dan
keserempakan tumbuh benih lengkeng. Viabilitas dan vigor benih
lengkeng terbaik dijumpai pada konsentrasi KNO3 1,0 g l air-1.
3. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara lama perendaman dan
konsentrasi KNO3 terhadap vigor kecambah dan berpengaruh tidak nyata
terhadap potensi tumbuh, daya berkecambah, kecepatan tumbuh
dan keserempakan tumbuh benih lengkeng. Viabilitas dan vigor
terbaik dijumpai pada lama perendaman 9 jam dengan konsentrasi
KNO3 1,0 g l air-1.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan konsentrasi
KNO3 yang lebih tepat dan efektif untuk meningkatkan perkecambahan benih
lengkeng agar dapat dibudidayakan untuk perbanyakan vegetatif jangka panjang.
30
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 1993. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.Angkasa Bandung, Jakarta.
Akhiruddin. 2007. Pengaruh Lamanya Perendaman Dan Letak Benih PadaBahagian Tongkol Terhadap Viabilitas Benih Jagung (Zea mays L).Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih, Takengon. 44 Hal.
Agromedia. 2007. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. Agromedia Pustaka,Jakarta. 84 hal.
Anwar, A., Renfiyeni, dan Jamsari. 2008. Metode perkecambahan benih tanamanandalas (Morus macroura Miq.) Jurnal Jerami. 1(1):1-5.
Byrd, H. W. 1983. Pedoman Teknologi Benih (terjemahan). Pembimbing Nusa,Jakarta. 79 hlm.
Copeland, L.O. and M. B. McDonald. 1995. Principles of Seed Science andTechnology. Thirth Edition. Kluwer Academic Publisher, London. 467p.
Cetinba., M. and Koyuncu. 2006. Improfing germination of Prunus avium L. seedby gibberellic acid, potassium nitrate and thio urea. Hort. Sci. 33 (3):119-123.
Danoesastro, H. 1993. Zat Pengatur Tumbuh Dalam Pertanian. YayasanPembina Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta. 115 hal
Goldworthy, P. R – Fisher, N. M. 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik.Gadjah Mada University Press, Yokyakarta.
Germplasm Resoursces Infomation Network (GRIN) dan Integrated TaxonomicInformation System (ITIS). 2011. [on line]http://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?Source=profile&Symbol=Dilot&display=31[5 Mei 2012].
Heydecker. W and P. C. Bear. 1977. Seed streatmeants for improved performancesurvey attemted progmesis–Seed Sci and Technol: no. Vol (5) 353-425 p.
Haryadi, S. 2007. Pengantar Agronomi. Rajawali Pers, Jakarta.
Firmansyah, R., A. Mawardi H., dan M. Umar Riandi. 2007. Mudah dan AktifBelajar Biologi. Buku. Setia Purna Inves, Bandung. 218 p.
IPB. 2010. Tinjauan Pustaka Fisiologi Benih Padi Dan Viabilitas Benih. HakCipta Milik Institut Pertanian Bogor , Bogor.
Kartasapoetra, A.G. 2003. Teknologi Benih–Pengolahan Benih dan TuntunanPraktikum. Rineka Cipta, Jakarta.
31
Kamil, J. 1979. Teknologi Benih. Angkasa Raya, Padang.
Khurana, E. And J. S. Singh. 2001. Ecology of Tree Seed and Seedlings:Implication for Tropical Forest Conservation and Restoration. CurentScience. 8(6):748-757.
Kuntarsih, S., Wibawa., Samsuardi., dan Sutari. 2005. Budidaya Buah-BuahanLengkeng. Departemen Pertanian, Jakarta.
Mursal. 2004. Studi Pemacuan Pembungaan Dan Pembuahan Pada TanamanLengkeng (Euphoria longana Lam.) Untuk Produksi Buah Di LuarMusim. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Mugnisjah, W. Q, Asep, S, Suwarto, Cecep, S. 1994. Panduan Praktikum danPenelitian Bidang Ilmu dan Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada,Jakarta.
Nuraeni dan Maemunah. 2003. Peran air dan KNO3 dalam Pemecahan DormansiBenih dan Pertumbuhan Bibit Kemiri (Aleurites moluccana W). JurnalIlmu-ilmu Pertanian Agroland Vol.10 No.3 september 2003.
Nisa, T.C., Jenimar dan S. Ginting. 1984 Pengujian pengaruh ethopon danKNO3 dalam mempercepat perkecambahan biji kopi Arabika pada duatingkat pemasakan buah. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbudbekerja sama dengan USU Medan.
Prosea. 1992. Edibles Fruits and Nuts. Bogor Indonesia. Institut TeknologiBandung, Bandung.
Prawitasari, T. 2002. Perkembangan Struktur Meristem Reproduktif padaProsesPembungaan Tanaman Lengkeng. Jurnal Hayati, 9(4): 119-124.
Rismunandar. 1999. Hormon Tanaman dan Ternak. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rahardjo, 2002, Beberapa Cara yang Perlu Dalam Perkecambahan Kopi, SubPenelitian Budidaya Perkebunan Kopi, Bogor.
Sunanto, H. 1990. Budidaya Lengkeng dan Aspek Ekonominya. Jogyakarta:Kanisius, Yokyakarta.
Sunarjono, Hendro. 2007. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya,Jakarta.
Sari, M., E. Murniati dan R. Suhartanto. 2005. Pengaruh sarcotesta danpengeringan benih serta perlakuan pendahuluan terhadap benih papaya(Carica papaya L.). Buletin Agronomi 33 (2): 23 . 30.
Saleh, M.S. Adelina, E. Murniati, E dan Budiarti, T. 2008. Pengaruh Skarifikasidan Media Tumbuh Terhadap Viabilitas Benih dan Vigor KecambahAren. Jurnal Agroland 15 (3) : 182-190.
32
Sadjad, S. 1993. Dasar-Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Institut Pertanian Bogor,Bogor.
________. 1994. Kuantifikasi Metabolisme Benih. Jakarta GramediaWidiasarana, Jakarta.
Sadjad, S., H. Suseno, S. S. Harjadi, Sugiharso, dan Sudarsono. 1980. Dasar-Dasar Teknologi. Buku. Instiut Pertanian Bogor. 216 p.
Schmidt, L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan SubTropis. Terjemahan. Kerjasama Direktorat Jenderal Rehabiltasi Lahandan Perhutanan Sosial dengan Indonesia Forest Seed Project, Jakarta.
_______. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan SubTropis. Direktorat RLPS dan Danida Forest Seed Centre. Jakarta.
Sihotang, A. R. 1995. Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi Kalium Nitrat(KNO3) terhadap Perkecambahan Benih Kemiri. Skripsi FakultasPertanian USU. Medan.
Silomba, D. Arruan. 2006. Pengaruh Lama Perendaman dan Pemanasan TerhadapViabilitas Benih Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jaqc.). InstitutPertanian Bogor. Bogor. 7 hlm
Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaMalang. Rajawali, Jakarta. 247 hal.
_______. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
_______. 2004. Teknologi Benih. Fakultas pertanian Universitas Brawijaya.Malang.
Tindall, H.D. 1994. Sapindaceous fruits. Botany and holticulture. Hort. Rev.,16:143-196
Tjitrosoepomo, G. 1990. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Usman, B. 2004. Sukses Membuahkan Lengkeng dalam Pot. AgromediaPustaka, Jakarta selatan.
Viarini, S, A. 2007. Perlakuan KNO3 dan Suhu Inkubasi Pengaruhnya TerhadapPematahan Dormansi Benih Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacqvar Tenera). Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Thesis.
Wanafiah, K. 2001. Inhibitor benih. Scribd. Diakses 10 Juni 2014.htp:/www.scribd.com/doc/102314924/Inhibitor-Benih.
Wilkins, M.B. 1989. Fisiologi tanaman. Terjemahan Mulayadi dan A. G.Kartasaputra. Gramedia, Jakarta.
33
Widajati, E., Murniati, E., Palupi, E.R., Kartika T, Suhartanto M.R., Qadir A.2013. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Bogor (ID): IPB Pr.
Widhityarini, D. Suryadi Mw, Purwantoro, A. 2011. Pematahan Dormansi BenihTanjung Dengan Skarifikasi Dan Perendaman Kalium Nitrat.
Yucel, E. and G. Yilmaz. 2009. Effect of different alkaline metal salts (NaCl,KNO3), acid concentrations (H2SO4) and growth regulator (GA3) on thegermination of salvia cyanescans Boiss. and Bal. seeds. Journal ofScience 22(3): 123-127.
34
Lampiran 1. Rata-rata Potensi Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagai LamaPerendaman dan Konsentrasi KNO3
PerlakuanUlangan Ulangan
Total Rerata% Arc sin√ xI II III I II III
L1 K1 27.78 22.22 38.89 31.81 28.13 38.58 98.51 32.84
L1 K2 33.33 38.89 55.56 35.27 38.58 48.19 122.04 40.68
L1 K3 33.33 44.44 16.67 35.27 41.81 24.10 101.17 33.72
L1 K4 38.89 44.44 33.33 38.58 41.81 35.27 115.66 38.55
L2 K1 33.33 27.78 22.22 35.27 31.81 28.13 95.20 31.73
L2 K2 50.00 38.89 50.00 45.00 38.58 45.00 128.58 42.86
L2 K3 38.89 50.00 27.78 38.58 45.00 31.81 115.39 38.46
L2 K4 38.89 22.22 22.22 38.58 28.13 28.13 94.83 31.61
L3 K1 38.89 44.44 27.78 38.58 41.81 31.81 112.20 37.40
L3 K2 38.89 55.56 50.00 38.58 48.19 45.00 131.77 43.92
L3 K3 44.44 38.89 38.89 41.81 38.58 38.58 118.97 39.66
L3 K4 55.56 27.78 27.78 48.19 31.81 31.81 111.80 37.27
TOTAL 465.51 454.23 426.39 1346.13
Ȳ = 37.39
Lampiran 2. Analisis Ragam Potensi Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagaiLama Perendaman dan Konsentrasi KNO3
SK DB JK KT F.HitungF.Tabel
0.05 0.01
L 2 85.23 42.61 1.24 tn 3.40 5.61
K 3 360.50 120.17 3.49 * 3.01 4.72
L.K 6 126.27 21.05 0.61 tn 2.51 3.67Galat 24 827.16 34.47Total 35 1399.17
KK = 15.70%
Keterangan : tn = Tidak Nyata
* = Nyata
35
Lampiran 3. Rata-rata Daya Berkecambah Benih Lengkeng pada berbagai LamaPerendaman dan Konsentrasi KNO3
Perlakuan
Ulangan Ulangan
Total Rerata% Arc sin√ x
I II III I II III
L1 K1 30.78 24.22 27.78 33.70 29.48 31.81 94.99 31.66
L1 K2 35.33 34.33 62.56 36.47 35.87 52.27 124.62 41.54
L1 K3 34.33 47.44 17.67 35.87 43.54 24.86 104.26 34.75
L1 K4 41.89 44.44 23.22 40.33 41.81 28.81 110.95 36.98
L2 K1 29.78 23.22 23.22 33.07 28.81 28.81 90.69 30.23
L2 K2 51.00 29.78 50.00 45.57 33.07 45.00 123.65 41.22
L2 K3 34.33 54.00 29.78 35.87 47.30 33.07 116.24 38.75
L2 K4 36.33 18.67 18.67 37.07 25.60 25.60 88.27 29.42
L3 K1 38.89 50.44 31.78 38.58 45.26 34.31 118.15 39.38
L3 K2 40.89 52.00 52.00 39.75 46.15 46.15 132.05 44.02
L3 K3 46.44 35.33 40.89 42.96 36.47 39.75 119.19 39.73
L3 K4 53.00 23.22 25.22 46.72 28.81 30.15 105.68 35.23
TOTAL 465.97 442.16 420.59 1328.72
Ȳ = 36.91
Lampiran 4. Analisis Ragam Daya Berkecambah Benih Lengkeng pada berbagaiLama Perendaman dan Konsentrasi KNO3
SK DB JK KT F.HitungF.Tabel
0.05 0.01
L 2 139.86 69.93 1.55 tn 3.40 5.61
K 3 435.64 145.21 3.22* 3.01 4.72
L.K 6 155.29 25.88 0.57 tn 2.51 3.67Galat 24 1080.89 45.04Total 35 1811.67
KK = 18.18%
Keterangan : tn = Tidak Nyata
* = Nyata
36
Lampiran 5. Rata-rata Kecepatan Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagai LamaPerendaman dan Konsentrasi KNO3
PerlakuanUlangan Ulangan
Total Rerata% Arc sin √ xI II III I II III
L1 K1 1.43 1.30 1.11 6.84 6.54 6.04 19.42 6.47
L1 K2 1.56 1.42 3.11 7.16 6.82 10.10 24.09 8.03
L1 K3 1.49 2.26 0.76 6.98 8.61 5.01 20.61 6.87
L1 K4 2.04 1.88 1.05 8.18 7.85 5.89 21.92 7.31
L2 K1 1.22 1.09 1.09 6.32 5.97 5.98 18.28 6.09
L2 K2 2.25 1.56 1.96 8.59 7.16 8.03 23.78 7.93
L2 K3 1.45 2.82 1.52 6.90 9.63 7.07 23.60 7.87
L2 K4 1.85 0.87 1.04 7.79 5.33 5.83 18.96 6.32
L3 K1 1.53 2.82 1.51 7.10 9.62 7.04 23.76 7.92
L3 K2 1.87 2.13 2.24 7.84 8.36 8.58 24.78 8.26
L3 K3 2.08 1.58 1.84 8.27 7.21 7.76 23.25 7.75
L3 K4 2.26 0.99 1.29 8.61 5.71 6.51 20.84 6.95
TOTAL 90.60 88.82 83.84 263.26Ȳ = 7.31
Lampiran 6. Analisis Ragam Kecepatan Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagaiLama Perendaman dan Konsentrasi KNO3
SK DB JK KT F.HitungF.Tabel
0.05 0.01
L 2 3.05 1.52 1.04 tn 3.40 5.61
K 3 9.46 3.15 2.15 tn 3.01 4.72
L.K 6 5.97 1.00 0.68 tn 2.51 3.67Galat 24 35.29 1.47Total 35 53.78
KK = 16.58%
Keterangan : tn = Tidak Nyata
37
Lampiran 7. Rata-rata Keserempakan Tumbuh Benih Lengkeng pada berbagaiLama Perendaman dan Konsentrasi KNO3
Perlakuan
Ulangan Ulangan
Total Rerata% Arc sin√ x
I II III I II III
L1 K1 27.78 16.67 16.67 31.81 24.10 24.10 80.00 26.67
L1 K2 22.22 16.67 50.00 28.13 24.10 45.00 97.22 32.41
L1 K3 16.67 27.78 11.11 24.10 31.81 19.47 75.37 25.12
L1 K4 22.22 27.78 16.67 28.13 31.81 24.10 84.03 28.01
L2 K1 16.67 11.11 16.67 24.10 19.47 24.10 67.66 22.55
L2 K2 27.78 22.22 22.22 31.81 28.13 28.13 88.06 29.35
L2 K3 16.67 38.89 22.22 24.10 38.58 28.13 90.80 30.27
L2 K4 27.78 16.67 16.67 31.81 24.10 24.10 80.00 26.67
L3 K1 16.67 33.33 22.22 24.10 35.27 28.13 87.49 29.16
L3 K2 27.78 22.22 33.33 31.81 28.13 35.27 95.20 31.73
L3 K3 27.78 16.67 33.33 31.81 24.10 35.27 91.17 30.39
L3 K4 27.78 16.67 16.67 31.81 24.10 24.10 80.00 26.67
TOTAL 343.47 333.66 339.86 1016.99
Ȳ = 28.25
Lampiran 8. Analisis Ragam keserempakan Tumbuh Benih Lengkeng padaberbagai Lama Perendaman dan Konsentrasi KNO3
SK DB JK KT F.HitungF.Tabel
0.05 0.01
L 2 31.82 15.91 0.48 tn 3.40 5.61
K 3 129.68 43.23 1.31 tn 3.01 4.72
L.K 6 108.22 18.04 0.55 tn 2.51 3.67Galat 24 794.15 33.09Total 35 1032.05
KK = 20.36%
Keterangan : tn = Tidak Nyata
38
Lampiran 9. Rata-rata Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagai LamaPerendaman dan Konsentrasi KNO3
PerlakuanUlangan Ulangan
Total Rerata% Arc sin√ xI II III I II III
L1 K1 27.78 22.22 27.78 31.81 28.13 31.81 91.74 30.58
L1 K2 33.33 33.33 55.56 35.27 35.27 48.19 118.72 39.57
L1 K3 33.33 44.44 16.67 35.27 41.81 24.10 101.17 33.72
L1 K4 38.89 44.44 22.22 38.58 41.81 28.13 108.52 36.17
L2 K1 27.78 22.22 22.22 31.81 28.13 28.13 88.06 29.35
L2 K2 50.00 27.78 50.00 45.00 31.81 45.00 121.81 40.60
L2 K3 33.33 50.00 27.78 35.27 45.00 31.81 112.07 37.36
L2 K4 33.33 16.67 16.67 35.27 24.10 24.10 83.46 27.82
L3 K1 38.89 44.44 27.78 38.58 41.81 31.81 112.20 37.40
L3 K2 38.89 50.00 50.00 38.58 45.00 45.00 128.58 42.86
L3 K3 44.44 33.33 38.89 41.81 35.27 38.58 115.66 38.55
L3 K4 50.00 22.22 22.22 45.00 28.13 28.13 101.25 33.75
TOTAL 452.23 426.25 404.76 1283.24
Ȳ = 35.65
Lampiran 10. Analisis Ragam Vigor Kecambah Benih Lengkeng pada berbagaiLama Perendaman dan Konsentrasi KNO3
SK DB JK KT F.HitungF.Tabel
0.05 0.01
L 2 121.17 60.58 3.53* 3.40 5.61
K 3 443.29 147.76 8.62** 3.01 4.72
L.K 6 721.81 120.30 7.02** 2.51 3.67Galat 24 411.55 17.15Total 35 1697.81
KK = 11.62%
Keterangan : * = Nyata
** = Sangat Nyata
39
L3 K2 (I) L1 K2 (II) L3 K1 (I)
L2 K3 (III) L3 K4 (II) L1 K1 (III)
L1 K2 (III) L2 K2 (II) L2 K4 (I)
L1 K4 (I) L1 K4 (II) L1 K4 (III)
L3 K2 (III) L2 K1 (II) L2 K3 (I)
L2 K1 (III) L2 K4 (III) L3 K1 (III)
L2 K3 (II) L1 K3 (I) L2 K4 (II)
L1 K3 (III) L1 K2 (I) L2 K2 (III)
L3 K1 (II) L1 K1 (II) L3 K3 (II)
L1 K1 (I) L3 K2 (II) L2 K2 (I)
L3 K3 (I) L3 K4 (III) L3 K3 (III)
L1 K3 (II) L3 K4 (I) L2 K1 (I)
BAGAN PERCOBAAN
40
Gambar1. Olahan tanah dicampur pupukkandang
Gambar 3. Persiapan media tanam kewadahperkecambahan
Gambar 5. Peletakan Benih pada MediaKercambah.
Gambar 2. PersipanBenihlengkeng
Gambar4. Benih Yang Sudah DilakukanPerendaman.
Gambar 6. Peletakan Benih pada MediaKercambah.
41
Gambar 7. Sesudah Peletakan Benih. Danakan dilakukan penutupan benihdengan tanah
Gambar 9. Pengamatan benih pada pertama xdi hari 13 HSTpenghitunganbenihnormal dan abnormal berkecambah
Gambar 11. Pengamatan benihhari ke 19HST
Gambar 8. Sesudah dilakukan penutupanbenih lalu disiram.
Gambar 10.Pengamatan hari ke 15 HSTPenghitungan benih abnormaldan normal
Gambar 12. Pengamatan benih hari ke 22HST.
42
Gambar 13. Benih yang BerkecambahAbormal23HST
Gambar 15. Benih yang MenunjukkanKecambah Vigor 25 HST.
Gambar 17. Perbandingan antara BenihMati, Abnormal, Normal danVigor
Gambar 14. Benih yang BerkecambahNormal 24 HST
Gambar 16. Pengamatan benih 26 HST
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pulo Tengah, Kecamatan Darul Makmur,
Kabupaten Nagan Raya pada tanggal 10 Mei 1993. Anak
pertama dari lima bersaudara dari Ayahanda Suratman dan
Ibunda Riani. Pada tahun 2005 penulis lulus di Sekolah Dasar
Negeri 1 Sukaramai Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya. Pada tahun 2008 penulis menyelesaikan Sekolah
Menegah Pertama Negeri 2 Sukamulia. Pada tahun 2011 penulis lulus di
Madrasah Aliyah Negeri Meulaboh-1 dan pada tahun yang sama penulis
mendaftarkan diri menjadi mahasiswa di Universitas Teuku Umar dengan
memilih Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi.