3. laporan manajemen dan intervensi-pusk-sukodono
DESCRIPTION
NNNTRANSCRIPT
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu keadaan yang sejahtera dari jiwa, tubuh, dan
kehidupan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif baik secara
ekonomi dan sosial. Salah satu upaya untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, perawatan dan/atau pengobatan
adalah dengan memelihara kesehatan. Menurut Larry Green pendidikan kesehatan
adalah suatu percampuran pengalaman belajar yang dibentuk untuk mempermudah
adaptasi yang kondusif bagi kesehatan.
Kesehatan merupakan salah satu faktor utama dalam mengukur indeks
pembangunan manusia (IPM), selain tingkat pendidikan dan pendapatan. Untuk
menciptakan kondisi yang sehat, maka diperlukan beberapa faktor yang dapat
mendukung seperti perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan. Semua faktor
tersebut harus berada dalam kondisi yang seimbang, apabila salah satunya tidak
seimbang maka akan menimbulkan suatu penyakit.
Paradigma sehat adalah suatu cara baru untuk membangun kesehatan dengan
menggunakan upaya promotif dan preventif daripada upaya kuratif. Dengan
melakukan pendekatan ini, diharapkan dapat menekan angka kejadian penyakit yang
dapat berakibat pada mobiditas dan mortalitas. Oleh karena itu dibutuhkan suatu ilmu
kesehatan masyarakat yang mampu memfasilitasi tujuan tersebut.
Ilmu Kesehatan Masyarakat merupakan suatu ilmu untuk mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatan fisik dan mental, memperpanjang hidup, dan
mempromosikan kesehatan dengan menggerakkan seluruh potensi masyarakat. Hal
ini bertujuan untuk mendukung agar setiap orang di masyarakat memiliki standar
kehidupan yang tinggi untuk menjaga kesehatannya. Saat ini pemerintah Indonesia
telah mengembangkan suatu konsep desa siaga, dimana konsep tersebut
1
menggunakan pendekatan pengenalan dan pemecahan masalah kesehatan dari, oleh,
dan untuk masyarakat sendiri. Peran petugas kesehatan dalam membantu konsep ini
adalah sebagai promoter kesehatan dengan memberikan pelatihan penerapan desa
siaga. Kegiatan ini diaplikasikan melalui suatu rangkaian pelatihan, mengidentifikasi
masalah kesehatan dengan mempelajari masalah kesehatan dan penyakit yang banyak
ditemukan dalam lingkungan yang selanjutnya dilanjutkan dengan Survey Mawas
Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD ). Untuk menentukan suatu
masalah dan intervensi apa yang akan dilakukan.
Pemerintah memiliki harapan agar dapat terjadi peningkatan derajat kesehatan
yang lebih cepat dan berkesinambungan karena masyarakat dapat mandiri untuk
sehat. Dari alasan tersebut telah menggambarkan suatu permasalah kesehatan yang
tidak berasal dari gangguan fisik saja tapi juga dari kesehatan lingkungan. Untuk
memahami permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan suatu pengambilan data dan
musyawarah untuk memahami hal yang terkait dengan permasalahan disuatu desa.
2
1.2. Gambaran Lokasi Kegiatan
Pada kesempatan ini pendidikan klinik Dokter Muda FK UII stase Ilmu
Kesehatan Masyarakat dilaksanakan di Puskesmas Sukodono yang terletak di Desa
Karanganom, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.
Wilayah kerja dari Puskesmas Sukodono ini meliputi 9 Desa dan 140 pedukuhan.
Berikut ini adalah daftar nama desa di Kecamatan Sukodono:
- Desa Newung
- Desa Jati Tengah
- Desa Bendo
- Desa Juwok
- Desa Pantirejo
- Desa Majenang
- Desa Karanganom
- Desa Gebang
- Desa Baleharjo
Secara khusus tugas kelompok Dokter Muda dipusatkan di Desa Majenang.
Desa Majenang sendiri berjarak kurang lebih sekitar 0,2km dari Ibu Kota Kecamatan
atau sekitar 17km dari Ibu Kota Kabupaten. Luas wilayah Desa Majenang ini adalah
483,75Ha dimana 267 Ha merupakan wilayah persawahan, 82 Ha wilayah
pemukiman penduduk,2,35 Ha wilayah perkantoran, dan sisanya merupakan wilayah
fasilitas umum seperti pertokoan, kuburan, dan tempat lainnya. Jumlah penduduk
Desa Majenang adalah 4.580 jiwa, 2212 penduduk pria dan 2368 penduduk wanita,
dengan jumlah kepala keluarga 1.543. Batas wilayah Desa Majenang :
Sebelah Utara : Desa Gebang
Sebelah Timur : Desa Blangu, Kecamatan Gesi
Sebelah Selatan : Desa Pantirejo
Sebelah Barat : Desa Karanganom
3
Desa Majenang terdiri dari 3 Dusun dengan 22 RT dan 2 Kebayan. Dusun
yang termasuk dalam wilayah Desa Majenang, yaitu:
1. Dusun Dukuh ( RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, RT 5, RT 6, RT 7, RT 8, RT 9)
2. Dusun Sekulak (RT 10, RT 11, RT 12, RT 13, RT 14, RT 15, RT 16)
3. Dusun Ngawen (RT 17, RT 18, RT 19, RT 20, RT 21, RT 22)
4
BAB II. METODE PENGAMBILAN DATA
2.1. Jenis Kegiatan
Manajemen dan intervensi adalah suatu upaya untuk mengetahui
permasalahan kesehatan yang terjadi di suatu wilayah. Upaya ini meliputi pencarian
masalah kesehatan masyarakat dengan cara penyebaran kuisioner ataupun dengan
wawancara langsung kepada masyarakat desa yang dilakukan secara acak.
Sebelumnya telah ditentukan jumlah sampel yang akan diambil.
Selain itu permasalahan kesehatan masyarakat juga dapat diketahui dari data
yang dimiliki puskesmas dan dari observasi langsung. Setelah semua data terkumpul,
data diurutkan dari permasalahan terbesar hingga terkecil, kemudian dicari prioritas
permasalahan, dari prioritas tersebut dapat dilakukan intervensi berupa masukan
ataupun tindakan yang dapat membantu memecahkan permasalahan kesehatan
masyarakat tersebut sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
2.2. Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan bersal dari data primer, dimana data didapatkan dari
pengisian kuisioner Survey Mawas Diri (SMD) dan wawancara langsung kepada
masyarakat desa yang dilakukan secara acak. Selain itu data juga diambil dari data
puskesmas dan observasi langsung lingkungan rumah masyarakat. Kuisioner Survey
Mawas Diri (SMD) didapatkan langsung dari Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK UII.
5
2.3. Populasi dan Sampel Kegiatan
Populasi yang digunakan adalah masyarakat Desa Majenang, Kecamatan
Sukodono, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data yang didapat
dari Kantor Desa Majenang, jumlah penduduk yang ada di Desa Majenang sejumlah
4.580 jiwa dengan 1.543 kepala keluarga. Untuk menentukan besar sampel,
digunakan rumus satu populasi, yaitu Rumus Slovin:
n = N
Nd2+1
n = 1543
1543.0,12+1
n = 94
Dari hasil perhitungan didapatkan jumlah 94 sampel. Akan tetapi karena
wilayah cakupan Desa Majenang meliputi 22 RT, maka kami mengambil jumlah
sampel minimal dengan perhitungan nx1,5 maka di dapatkan 140 sampel. Sampel
diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling, dimana pengambilan
sampel dilakukan secara acak berdasarkan data kepala keluarga yang didapat dari
data kependudukan Kantor Desa Majenang.
2.4. Instrumen Pengambilan Data
Dalam kegiatan ini digunakan instrument berupa kuisioner Survey Mawas
Diri yang diambil dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia. Kuisioner SMD terdiri dari beberapa kelompok
6
pertanyaan meliputi akses pelayanan dan pembiayaan, kesehatan ibu dan anak, data
surveilan, rumah dan lingkungan, serta perilaku anggota keluarga.
2.5. Tahap Kegiatan
Tahap kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Pra Survey Mawas Diri (SMD)
2. Pencarian SPM dan wawancara
3. Survey Mawas Diri (SMD)
4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
5. Manajemen dan Intervensi
6. Laporan hasil Manajemen dan Intervensi
2.5.1. Pra Survey Mawas Diri (SMD)
Pra Survey Mawas Diri merupakan suatu rangkaian kegiatan awal yang
dilakukan oleh Dokter Muda FK UII setelah tiba dilokasi kegiatan. Yang pertama kali
dilakukan adalah perkenalan dengan Kepala Desa, pamong desa, kader Posyandu,
Bidan Desa dan semua petugas kesehatan di Puskesmas sekaligus sosialisasi
mengenai kegiatan yang akan dilakukan di wilayah Desa Majenang ini.
2.5.2. Pencarian Standar Pelayanan Minimal dan Wawancara
Dokter Muda FK UII mendapatkan informasi mengenai Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Puskesmas dari masing-masing petugas penanggung jawab yang ada
di Puskesmas, sedangkan informasi profil kesehatan masyarakat, Dokter Muda
mendapatkannya dari wawancara yang dilakukan kepada bidan desa, tokoh
masyarakat dan juga langsung ke masyarakat Desa Majenang.
7
2.5.3. Survey Mawas Diri
Rangkaian kegiatan Survey Mawas Diri terdiri dari pembagian kuisioner,
wawancara dan observasi langsung ke lingkungan tempat tinggal warga yang
dijadikan responden. Dokter Muda FK UII menentukan responden secara acak yang
sebelumnya sudah dihitung jumlah respondennya.
2.5.4. Musyawarah Masyarakat Desa
Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan tanggal 31 Desember
2014 di Ruang Pertemuan Balai Desa Majenang dengan jumlah peserta sebanyak..
orang terdiri dari
2.5.5. Manajemen dan Intervensi
Intervensi merupakan tindak lanjut dari kegiatan Musyawarah Masyarakat
Desa yang telah disepakati. Kegiatan intervensi ini dilakuka….
8
BAB III
HASIL
3.1.Data Sosiodemografik Desa
3.1.1. Letak Geografis
Desa Majenang terletak di Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Provinsi Jawa
Tengah.
Luas Desa Majenang yaitu 483,75 Ha, terdiri dari :
o Luas permukiman 2,35 Ha
o Luas persawahan 267 Ha
o Luas perkantoran 2,35 Ha
o Luas tegal/ ladang 99 Ha
Batas Wilayah Desa Majenang
o Sebelah Utara : Desa Gebang
o Sebelah Selatan : Desa Blangu, Kecamatan Gesi
o Sebelah Timur : Desa Pantirejo
o Sebelah Barat : Desa Karanganom
Jarak Tempuh
o Jarak ke Ibu Kota Kecamatan : 0,2 Km
o Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 17 Km
3.1.2. Demografi Desa
Jumlah Penduduk : 4.580 jiwa
Jumlah Kepala Keluarga : 1.543 KK
9
Jumlah Laki-laki : 2.212 jiwa
Jumlah Perempuan : 2.368 jiwa
3.1.3. Sosial Budaya
Tabel 1. Distribusi pemeluk Agama di Desa Majenang
No Agama Jumlah
1. Islam 4495 jiwa
2. Kristen 54 jiwa
3. Katolik 18 jiwa
4. Hindu 0 jiwa
5. Budha 13 jiwa
6. Konghucu 0 jiwa
TOTAL 4580 jiwa
3.1.4. Sosial Ekonomi
Tabel 2. Distribusi Mata Pencaharian masyarakat Desa Majenang
No Pekerjaan Jumlah No Pekerjaan Jumlah
1. PNS 45 orang 7. Petani 445 orang
2. Polri/TNI 2 orang 8. Peternak 54 orang
3. Dokter 0 orang 9. Buruh 1.675 orang
10
Tani/Ternak
4. Buruh/Swasta 72 orang 10. Tukang 18 orang
5. Pengusaha 3 orang 11. Lain-lain 16 orang
6. Pedagang 78 orang 12. Pengangguran 1.484 orang
TOTAL PENDUDUK KERJA 3.892 orang
3.1.5. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Tabel 3. Prasarana Kesehatan
No Prasarana Kesehatan Jumlah
1. Puskesmas Pembantu 0 unit
2. Poliklinik/ Balai Pengobatan 1 unit
3. Posyandu 9 unit
4. Balai Pengobatan 1 unit
Tabel 4. Sarana Kesehatan
No Sarana Kesehatan Jumlah
1. Jumlah Dokter Umum 2 orang
2. Jumlah Dokter Gigi 0 orang
3. Bidan 5 orang
11
4. Perawat 5 orang
3.2. Survey Mawas Diri (SMD)
Tabel 5. Kuisioner Survey Mawas Diri
A. Akses Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan
No Pertanyaan Jawaban Responden Persentase
(%)
1.
Bila anda atau anggota
keluarga lainnya sakit,
dimanakah tempat
berobatnya?
Tenaga Kesehatan 140 100
Tradisional 0 0
Sendiri0 0
2.Berapa jarak dari rumah Anda
sampai ke fasilitas kesehatan
< 1 km 36 26
1-5 km 88 63
6-10 km 5 4
>10 km 11 8
3.Sarana transportasi yang
digunakan
Jalan kaki 3 2
Kendaraan Pribadi 137 98
Angkutan umum 0 0
4.Mempunyai jaminan
kesehatan
Jamkesmas 33 24
Iuran dana sehat 0 0
Askes 25 18
Asuransi lain 2 1
Tidak punya 80 57
B. KIA, KB, Gizi, dan Imunisasi
1. Apakah di keluarga Anda
mempunyai balita atau ibu
Ya 77 55
Tidak 63 45
12
hamil?
2.
Bila mempunyai ibu hamil
dimana rencana tempat
melahirkan?
Rumah sakit 21 15
Bidan 57 41
Dukun 0 0
Rumah sendiri 0 0
3.Siapakah rencana penolong
persalinannya
Dokter 17 12
Bidan 61 44
Dukun 0 0
Sendiri/keluarga 0 0
4.
Pada kehamilan anak terakhir,
berapa kali ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan?
Tidak pernah 0 0
1-3 2 1
4 atau lebih 76 54
5.
Pada kehamilan anak terakhir,
apakah ibu mengalami
gangguan kehamilan?
Ya 6 4
Tidak 72 51
6.
Siapakah yang menolong
persalinan anak terakhir
Anda?
Dokter 27 23
Bidan 51 69
Dukun 0 0
Sendiri/keluarga 0 0
7.
Di keluarga anda, apakah
pernah terjadi kematian (satu
tahun terakhir)
Ya 0 0
Tidak 140 100
8.
Di keluarga Anda, apakah
pernah terlahir bayi BBLR
cukup umur?
Ya 0 0
Tidak 78 100
9. Imunisasi yang diperolehLengkap 140 100
Tidak Lengkap 0 0
10. Berapa kali dalam setahun 1-7 kali 3 31
13
balita Anda ditimbang? 8 kali atau lebih 75 69
11.Apakah ada balita kurang gizi,
gizi buruk, BGM?
Ya 0 0
Tidak 140 100
12.Apakah anak terakhir Anda
diberikan ASI Eksklusif?
Ya 124 68
Tidak 12 32
13. Kapan anak diberikan MPASI0-24 bulan 92 92
>24 bulan 8 8
14.Alat kontrasepsi yang
digunakan
Hormonal 54 39
Non Hormonal 28 20
Alami 3 2
Tidak menggunakan
apapun55 39
15.Apakah keluarga terbisaa
sarapan pagi?
Ya 127 93
Tidak 13 7
16.
Apakah keluarga terbisaa
mengkonsumsi aneka ragam
makanan/menu seimbang?
Ya 137 98
Tidak 3 2
17.
Apakah keluarga selalu
menggunakan garam
beryodium?
Ya 140 100
Tidak 0 0
C. SURVEILAN
1. ISPA 2574
2. Malaria 0 0
3. Demam Berdarah 00
14
4. TBC 00
5. Tifus 00
6. Gatal-gatal 39
7. Sesak napas 3 9
8. Diare 3 3
9. Campak 0 0
10. Cacar Air 0 0
11. Hepatitis 0 0
12. Flu Burung 0 0
D. Rumah dan Lingkungan
1.Pembuangan kotoran (Jamban
keluarga)
Ada sarana,
memenuhi syarat
129 94
Ada sarana, tidak
memenuhi syarat
11 6
Tidak ada sarana 0 0
2.
Jarak pembuangan kotoran
atau sumur resapan dengan
sumber air bersih
<10 m 55 39
>10 m 85 61
3. Penyediaan air bersih Sumur 126 79
15
PDAM 23 21
Sungai 1 0
Lainnya 0 0
4.Kualitas air bersih yang
dipakai sehari-hari
Bebas dari
pencemaran103 74
Tidak berasa, tidak
berbau, keruh37 26
Tidak berasa,
berbau, keruh0 0
Lainnya 0 0
5.Kamar mandi yang dipakai
keluarga
Ada, didalam rumah 79 59
Ada, diluar rumah 61 41
Tidak ada 0 0
6. Jenis kamar mandiTerbuka 4 3
Tertutup 136 97
7. Lantai kamar mandi
Tanah 3 2
Semen 62 44
Ubin/keramik 72 51
Lainnya 0 0
8.Pembuangan limbah kamar
mandi
Tergenang di
pekarangan14 10
Ke sawah atau
kebun46 33
Ke selokan/sungai 42 30
Sarana pembuangan
khusus32 23
Lainnya 5 4
9. Pembuangan sampah Tersedia tempat 6 4
16
pembuangan
tertutup
Tersedia tempat
pembuangan terbuka134 96
Tidak tersedia 0 0
10. Pembuangan air limbah dapurSPAL 80 57
Tidak tersedia 60 43
11. Jendela
Ada di seluruh
ruangan122 87
Ada di sebagian
ruangan17 12
Tidak ada 1 1
12.
Ventilasi rumah
Ada jendela, ada
lubang ventilasi139 99
Ada jendela, tidak
ada lubang ventilasi1 1
Tidak ada 0 0
13. Ventilasi dapur
Ada jendela, ada
lubang ventilasi121 86
Ada jendela, tidak
ada lubang ventilasi3 2
Tidak ada 16 11
14. Lantai rumah Tanah seluruh
ruangan36 26
Plester/semen
sebagian ruangan34 24
Plester/semen
seluruh ruangan
16 11
17
Ubin/keramik
sebagian ruangan17 12
Ubin/keramik
seluruh ruangan37 26
Lainnya 0 0
15. Ruang tidur
Terang dan tidak
lembab120 86
Ada, tidak terang
dan lembab20 14
Tidak ada ruang
tidur0 0
16. Atap rumah
Seng/Genting 100 100
Anyaman ijuk atau
daun kelapa0 0
17. Langit-langit rumah Asbes 0 0
Triplex 21 15
Anyaman bambu 0 0
Tanpa langit-langit 119 85
18. Kandang ternak Terpisah dari rumah 52 37
Jadi satu dengan
rumah12 9
Tidak punya
kandang76 54
19. Jenis hewan ternak Unggas 53 70
Berkaki empat 23 30
Ikan 0 0
Lainnya 0 0
20. Apakah mempunyai TOGA Ya, lebih dari 3 44 31
18
Ya, kurang dari 3 26 19
Tidak 70 50
21. Apakah cahaya matahari
dapat masuk ke dalam rumah?
Ya, minimal 34 24
Ya, cukup 106 76
22. Kepadatan hunian Padat 10 7
Cukup 84 60
Tidak padat 46 33
E. Perilaku Anggota Keluarga
1. Ada anggota keluarga yang merokok
Ya 99 71
Tidak 41 29
2. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
Ya 126 90Tidak 14 10
3.Terbisaa menggosok gigi minimal 2 kali sehari
Ya 59 42Tidak 81 58
4.Anggota keluarga minum miras
Ya 16 11Tidak 124 89
5.Melakukan PSN minimal 1 minggu sekali
Ya 115 82Tidak 25 18
6.Melakukan aktifitas fisik/ berolah raga
Ya 106 76Tidak 34 24
7. Terbisaa mandi 2 kali sehariYa 140 100
Tidak 0 0
8. Apakah punya tanaman obatYa 50 36
Tidak 90 64
9.Terbisaa minum dengan air yang dimasak terlebih dahulu
Ya 132 94Tidak 8 6
10 Bisaa BAB di jambanYa 130 93
Tidak 10 7
11Bisaa cuci tangan dengan sabun setelah BAB
Ya 130 93Tidak 10 7
12 Terbisaa gosok gigi minimal Ya 59 42
19
dua kali sehari Tidak 81 58
13Membuang sampah pada tempatnya
Ya 138 99Tidak 2 1
14 Makan 3 kali sehariYa 132 94
Tidak 8 6
15Bahan makanan sebelum dimasak dicuci dahulu
Ya 140 100Tidak 0 0
16Terbisaa olah raga minimal 30 menit tiap hari
Ya 82 59Tidak 58 41
17Rutin membersihkan rumah tiap hari
Ya 140 100Tidak 0 0
18Terbisaa membuka jendela minimal 1 jam perhari
Ya 140 100Tidak 0 0
Tabel 6. Permasalahan Kesehatan di Desa Majenang Hasil SMD
NO MasalahPersentase
(%)
1. Pembuangan sampah tersedia tetapi terbuka 96
2. Rumah tanpa langit-langit 85
3. Merokok 71
4. Menggosok gigi <2x sehari 58
5. Tidak mempunyai jaminan kesehatan 57
6. Tidak memiliki TOGA 50
7. Membuang limbah kamar mandi ke sawah/kebun 34
20
3.3. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Sukodono
Tabel 7. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Sukodono Tahun
2014
No. Indikator TargetCapaian
(%)
Hasil
Tercapai Tidak
1. Cakupan kunjungan ibu hamil 95 88.5 √
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani
100 147,9 √
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan memiliki kompetensi
90 87,9 √
4. Cakupan pelayanan nifas 90 87,9 √
5. Cakupan neonates dengan komplikasi
ditangani
80 112,8 √
6. Cakupan kunjungan bayi 90 85,80 √
7. Cakupan desa UCI 100 55,50 √
8. Cakupan pelayanan anak balita 90 82,1 √
9. Cakupan gizi buruk mendapat perawatan 100 100 √
10.
Cakupan pemberian makanan pendamping
ASI pada anak 6-24 bulan dari keluarga
miskin
100 2,4 √
Bumil KEK PMT 100 57,7 √
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD 100 100 √
21
dan setingkat
12.
Cakupan peserta KB aktif 70 85,63 √
Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit
13.
a. P2DBD - IR 1%
- CRF 95% 70 √
PJB - ABJ 95% 67 √
- HI <5% 27 √
b. P2TB - CDR 70% 47,05 √
- CR 85% 92 √
c. P2Kesh KUSTA - Penemuan
penderita baru
100% 0 √
- RFT 100% 0 √
- Penderita cacat th
II
<5% 0 √
d. HIV –AIDS - Jumlah kasus 100% 0 √
- ARV 100% 0 √
14. Cakupan Desa Siaga Aktif 9 0 √
3.4. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan oleh
Dokter Muda FK UII sehingga dapat ditetapkan beberapa masalah yang dibahas pada
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Masalah tersebut terdiri dari :
Tabel 8. Masalah
NO PERMASALAHAN
1. Pembuangan sampah tersedia tetapi terbuka
22
2. Rumah tanpa langit-langit
3. Merokok
4. Menggosok gigi <2x sehari
5. Tidak mempunyai jaminan kesehatan
6. Tidak memiliki TOGA
7. Membuang limbah kamar mandi ke sawah/kebun
3.5. Prioritas Masalah
Untuk menetapkan prioritas masalah, kami menggunakan metode PAHO yang
dikembangkan oleh Pan America Health Organization. Metode ini adalah metode
scoring dimana setiap variable penilaian akan diberikan skor 1-10, dimana ada 4
aspek yang dinilai, yaitu : Magnitude (besarnya masalah), Severity (tingkat
keparahan), Vulnerability (dilihat dari sudut kemampuan untuk menanganinya dan
ketersediaan teknologinya), dan Community Concern (seberapa besar keinginan
masyarakat untuk menyelesaikan masalah). Dari ke 4 aspek yang dinilai, semuanya
akan dikalikan untuk mendapat bobot permasalahan. Kemudian apabila sudah
menghasilkan bobot permasalahan, setiap masalah akan diurutkan dari nilai tertinggi
sampai terendah. Tim penilai terdiri dari empat Dokter Muda FK UII dan Dosen
Pembimbing Lapangan.
23
Berikut hasil dari penetapan prioritas masalah berdasarkan metode PAHO :
Tabel 9. Hasil skoring berdasarkan metode PAHO
No. Permasalahan TotalM S V C
1. Pembuangan sampah tersedia tetapi terbuka
9 7 6 8 3.024
2. Merokok 7 7 6 7 2.058
3. Menggosok gigi <2x sehari 6 6 8 7 2.016
4. Tidak mempunyai jaminan kesehatan 7 8 5 6 1.680
5. Rumah tanpa langit-langit 8 6 5 6 1.440
6. Membuang limbah kamar mandi ke sawah/kebun
5 7 6 5 1.050
7. Tidak memiliki TOGA 6 4 5 6 720
3.6. Analisis Penyebab Masalah
Setelah menetapkan prioritas masalah, langkah harus dilakukan selanjutnya
adalah menganalisis penyebab masalah tersebut hingga muncul menjadi suatu
prioritas. Setelah ditemukannya penyebaban, kemudian akan dianalisis dan
dipecahkan secara bersama-sama dengan beberapa alternatif pemecahan masalah dari
masing-masing permasalahan yang ditemukan. Kami mengambil satu masalah untuk
dianalisis penyebab masalahnya, yaitu mengenai Kurangnya kesadaran masyarakat
untuk menutup tempat sampah. Berikut kemungkinan-kemungkinan penyebab
masalah :
Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya menutup tempat sampah dapat
menyebabkan timbulnya penyakit karena lingkungan yang kurang bersih.
24
Personal :SDM kurang
Equipment : Tersedia peralatan
Material :Tersedianya bahan baku
Apabila tempat sampah dibiarkan begitu saja, maka akan menyebabkan
munculnya serangga (lalat) sehingga jika lalat tersebut hinggap di makanan yang
akan kita konsumsi, akan menyebabkan makanan tersebut terkontaminasi oleh
berbagai macam bakteri yang terbawa oleh lalat tersebut. Sebenarnya
permasalahan ini telah disadari sejak lama oleh masyarakat, bahkan sudah ada
ajakan dari perangkat desa untuk menutup tempat sampah, namun masyarakat
masih enggan untuk mengindahkannya. Berdasarkan dari wawancara kepada
kepala desa ketika kami menyebarkan kuisioner SMD dikatakan bahwa perlu
adanya sosialisasi lebih lanjut mengenai pentingnya menutup tempat
pembuangan sampah. Dan hingga saat ini belum ada penyuluhan dan contoh
tempat sampah yang baik.
Diagram Ishikawa
3.7. Pemecahan Masalah
Pengolahan tempat sampah :
Alternatif pemecahan masalah :
Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya menutup tempat sampah.
25
Proses pengolahan tempat sampah yang baik dan benar
Environment: Tempat sampah
Prosedur : Ketidakpahaman tentang bentuk tempat sampah yang baik
Melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat.
Memberikan contoh tempat sampah yang baik.
3.8. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah upaya tindak lanjut yang
dilakukan setelah melakukan pengolahan data dari kuisioner SMD. Kegiatan MMD
ini akan kami paparkan permasalahan kesehatan dan lingkungan yang terjadi di
wilayah desa Majengan. Kegiatan MMD dilaksanakan di Balai Desa Majenang pada
tanggal 31 desember 2014. Hasil dari musyawarah ini adalah penanganan mengenai
masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuat tempat sampah yang tertutup.
Kemudian akan dilakukan intervensi berupa penyuluhan dan penyediaan tempat
sampah yang baik. Mengenai intervensi yang ditawarkan tersebut, masyarakat setuju
dan mendukung kegiatan yang akan dilaksanakan. Sedangkan permasalahan lain
seperti kesadaran tentang rumah sehat, masih banyaknya masyarakat yang merokok,
masih banyaknya masyarakat yang belum mempunyai kartu jaminan kesehatan, akan
dilakukan penyuluhan dan promosi kesehatan oleh masing-masing individu Doker
Muda FKUII
3.9.Rencana Pelaksanaan Intervensi
Tabel 10. Rencana pelaksanaan intervensi
Kegiatan Tujuan Waktu Lokasi Dana Sasaran Pelaksana
Observasi
keadaan
lingkungan
dan tempat
Untuk
menetukan
titik lokasi
yang akan
2
Januari
2015
Desa
Majenang
- - Dokter
Muda FK
UII
26
smpah dijadikan
contoh
tempat
sampah
yang baik.
Menentukan
titik-titik
penempatan
contoh
tempat
sampah
yang baik
Memilih
lokasi yang
strategis,
mudah
dilihat oleh
masyarakat.
3
Januari
2015
Balai
Desa,
Pasar,
Pesantren
- - Dokter
Muda FK
UII
kerjasama
dengan
Puskesmas
Sidoharjo
Penyuluhan
dan
pemaparan
tempat
sampah
yang baik.
Masyarakat
mengetahui
pentingnya
menutup
tempat
sampah dan
mengerti
bagaimana
contoh
tempat
sampah
yang baik.
14
Januari
2015
Balai
Desa
Majenang
Dokter
Muda
FK UII
Warga
Desa
Majenang
Dokter
Muda FK
UII
kerjasama
dengan
Puskesmas
Sidoharjo
27
BAB IV
PELAKSANAAN INTERVENSI
Intervensi merupakan cara yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang
ditemukan saat Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Intervensi dilaksanakan
berdasarkan data yang didapatkan melalui kuisioner Survey Mawas Diri (SMD)
sampai kesepakatan bersama yang muncul saat pelaksanaan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD). Hasil dari Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah untuk
menentukan intervensi yang akan dilakukan sesuai dengan permasalahan yang
didapatkan di lapangan, dan melalui intervensi ini diharapkan dapat membantu atas
permasalahan yang terjadi didalam masyarakat. Tahapan pemecahan masalah yang
telah kami lakukan, yaitu :
Survey Mawas Diri (SMD) merupakan salah satu cara untuk menemukan
permasalah yang di Desa Majenang melalui pembagian kuisioner dan wawancara
28
secara langsung. Salah satu masalah yang cukup penting yang kami dapatkan adalah
kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk menutup tempat sampah sehingga dapat
berkibat buruk bagi kesehatan. Setelah dilakukan musywarah dalam kegiatan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), didapatkan alternatif masalah sebagai berikut
:
Melakukan survey untuk mencari titik lokasi yang akan dijadikan contoh
untuk penempatan tempat sampah yang baik.
Melakukan penyuluhan kepada warga Desa Majenang mengenai pentingya
menjaga kebersihan lingkungan dan contoh tempat sampah yang baik.
Menempatkan contoh tempat sampah yang baik di tempat-tempat strategis.
29
BAB V
PEMBAHASAN
Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan tempat sampah tidak
tertutup menjadi salah satu masalah yang ada di Desa Majenang. Rendahnya
pengetahuan warga mengenai dampak yang dapat terjadi akibat tempat sampah yang
tidak tertutup, mengakibatkan banyak warga yang tidak peduli dengan kondisi ini.
Sehingga dalam kesehariannya masyarakat desa Majenang banyak yang membuang
sampah di pekarangan maupun di tempat sampah yang tidak mempunyai penutup.
Hal tersebut menyebabkan lingkungan di sekitar menjadi kurang bersih. Pada
beberapa rumah warga banyak terdapat tumpukan sampah yang sudah membusuk dan
dihinggapi banyak lalat, sehingga menyebabkan bau yang tidak sedap dan jika
dibiarkan terus menerus dapat berakibat pada masalah kesehatan masyarakat.
Dalam pelaksanaan intervensi ini, pihak Dokter Muda FKUII dibantu oleh
pihak puskesmas, kader kesehatan, dan bidan desa untuk menentukan kegiatan apa
yang akan dijadikan intervensi dalam kegiatan ini. Hal yang pertama kali dilakukan
adalah melakukan musyawarah masyarakat desa, dalam kegiatan tersebut Dokter
Muda menjabarkan permasalahan apasaja yang terjadi di desa Majenang. Dokter
Muda juga menjabarkan permasalahan yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.
Dalam forum tersebut masyarakat menerima dan menyetujui hasil yang dijabarkan.
Bahkan mereka menyadari bahwa masih banyak diantara mereka yang masih
membuang sampah ketempat yang tidak tertutup.Kemudian Dokter Muda
memberikan masukan solusi kepada masyarakat berupa penyuluhan dan pemberian
contoh tempat sampah yang baik di tempat-tempat yang strategis aagar masyarakat
bisa mencontohnya. Di akhir kegiatan musyawarah tersebut terjadi kesepakatan
tentang intervensi yang akan dilakukan.
Pelaksanaan intervensi dilakukan pada tanggal 14 Januari 2015. Penyuluhan
diadakan di pondok pesantren An-Na’im desa Majenang. Peserta yang hadir
merupakan santri dan pengurus dari pondok tersebut, perangkat desa, bidan desa,
30
serta para warga desa Majenang. Kegiatan penyuluhan ini berjalan dengan lancaran
dan banyak peserta yang antusias yang dapat dilihat dari banyaknya peserta yang
hadir dan memberikan pertanyaan atau memberikan pertanyaan yang diberikan
Dokter Muda. Selain penyuluhan, tim Dokter Muda juga menyerahkan contoh tempat
sampah yang tertutup yang akan diletakkan di balai desa, pasar dan pondok pesantren
An-Na’im. Penyerahan diwakili oleh pengurus pondok pesantren dan bidan desa.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat mengetahuan masyarakat
mengenai efek yang dapat ditimbulkan pada tempat pembuangan sampah yang tidak
tertutup. Sehingga dapat menekan jumlah kejadian penyakit yang ditimbulkan oleh
tingkat kebersihan lingkungan.
31
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN MANAJEMEN DAN INTERVENSI
SURVEY MAWAS DIRI
- Waktu : 15 – 18 Desember 2014.
- Tempat : Desa Majenang, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen.
- Peserta : Warga Desa Majenang sebanyak 140 orang yang dipilih
secara acak
- Acara : Wawancara dan observasi dengan panduan kuisioner
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA
- Waktu : 31 Desember 2014
- Tempat : Ruang Pertemuan Balai Desa Majenang
- Peserta : Kepala Desa, Kepala Puskesmas Sukodono, Sekretaris Desa,
Ketua RT, Bidan Desa, Forum Kesehatan Desa, PKK
- Acara : Musyawarah masyarakat desa
INTERVENSI
- Waktu : 14 Januari 2015
- Tempat : Ruang Aula Pondok Pesantren An;Na’im Desa Majenang
- Peserta : Santri dan pengurus dari pondok pesantren, perangkat desa,
bidan desa, serta para warga desa Majenang.
- Acara : Penyuluhan mengenai mengenai pengelolaan dan contoh
tempat sampah yang baik disertai dengan pemberian contoh tempat sampah
yang baik.
32
BAB VI
EVALUASI
Kendala yang kami hadapi dalam kegiatan manajemen dan intervensi adalah :
1. Pada saat pelaksanaan SMD kendala yang kami temukan berupa masalah
waktu pelaksanaan SMD karena sebagian besar warga dapat ditemui di rumah
pada sore hari karena waktu sebelumnya pada umumnya warga bekerja di
sawah, sehingga kami memiliki waktu yang sangat terbatas untuk
menyelesaikan pengisian kuisioner ini.
2. Beberapa narasumber kami tidak bisa menulis sehingga kami harus membantu
menuliskannya satu persatu. Akibatnya memakan waktu yang cukup banyak
untuk mengumpulkan data.
3. Pada saat dilakukan intervensi, kepala Desa tidak dapat hadir karena ada
kegiatan di luar.
Saran yang dapat kami berikan, yaitu:
1. Penyuluhan dan pemaparan mengenai pentingnya tempat sampah yang
tertutup dapat diteruskan oleh para perangkat desa dan kader kesehatan
kepada warganya informasi ini dapat disampaikan ke seluruh warganya.
2. Penyedian tempat sampah yang baik agar menjadi contoh kepada warga desa
Majenang.
3. Permasalahan kesehatan dan lingkungan yang sudah didapatkan melalui SMD
dan MMD agar dapat menjadi perhatian bagi warga Desa Patihan dan
perangkat desa setempat.
33