3. model paikem

50
 MATERI POKOK PROGRAM DIKLAT KOMPETENSI Penulis Drs. Komar Hidayat, M.Pd Tim Penyunting Dr. Zaenal Alimin, M.Ed Aam Sudrajat, S.Si., M.Ed. Hartoyo Ilustrator Yayan Yanuar Rahman, S.Pd, M.Ed Cetakan Pertama, Maret 2012 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (BPSDMP PMP) PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA (PPPPTK TK DAN PLB) BANDUNG – TAHUN 2012 Milik Negara Tidak Diperdagangkan PKKLB037 A1.2 Model Pembelajaran Aktif Interaktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) DASAR-DASAR PENDIDIKAN LUAR BIASA JENJANG DASAR 

Upload: slbgandadayaananda

Post on 06-Jul-2018

234 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 1/50

 

MATERI POKOK

PROGRAM DIKLAT KOMPETENSI

Penulis

Drs. Komar Hidayat, M.Pd 

Tim Penyunting

Dr. Zaenal Alimin, M.Ed

Aam Sudrajat, S.Si., M.Ed.

Hartoyo 

Ilustrator

Yayan Yanuar Rahman, S.Pd, M.Ed 

Cetakan Pertama, Maret 2012

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (BPSDMP PMP)

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

(PPPPTK TK DAN PLB) BANDUNG – TAHUN 2012

Milik Negara Tidak Diperdagangkan

PKKLB037 A1.2 

Model Pembelajaran Aktif Interaktif

Kreatif Efektif dan Menyenangkan

(PAIKEM) 

DASAR-DASAR PENDIDIKAN LUAR BIASA 

JENJANG DASAR 

Page 2: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 2/50

 

Page 3: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 3/50

 

KATA PENGANTAR

Dalam upaya meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan,

menuju terwujudnya guru TK dan PLB yang profesional, pada tahun 2012 Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman

Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) Bandung akan

mengimplementasikan Pendidikandan Pelatihan (Diklat) Berbasis Kompetensi

(Competence Based Training). Kurikulum Diklat dirancang dengan merujuk pada

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Untuk mampu memenuhi tuntutan ketersediaan dan kesesuaian bahan diklat ini,

maka disusun modul yang komprehensif dan mudah dipahami disesuaikan dengan

tuntutan kompetensi dan kebutuhan peserta diklat.

Modul Diklat yang berjudul Model Pembelajaran Aktif Interaktif Kreatif Efektif

dan Menyenangkan (PAIKEM) ditulis oleh Saudara Drs. Komar Hidayat, M.Pd ini

merupakan salah satu modul dari tujuh modul yang digunakan pada Diklat Dasar-

dasar Pendidikan Luar Biasa yang berada pada jenjang dasar. Modul ini terdiri

atas tiga materi pokok, yang masing-masing memuat indikator keberhasilan,

uraian materi, latihan, rangkuman, evaluasi, dan umpan balik.

Modul ini digunakan secara langsung melalui kegiatan tatap muka diklat dan

sekaligus sebagai bahan kegiatan belajar mandiri para peserta. Melalui langkah

ini efisiensi dan optimalisasi diklat diharapkan dapat diwujudkan.

Kami berharap, modul-modul yang sudah disusun dapat menjadi referensi pokok

dalam pelaksanaan diklat. Untuk memperluas wawasan peserta diklat disarankan

untuk menggunakan referensi lain yang relevan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif

dalam penyusunan modul ini.

Bandung, Maret 2012Kepala PPPPTK TK dan PLB Bandung,

E. Nurzaman, A.MNIP. 195805081985111001

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

i

Page 4: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 4/50

 

Page 5: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 5/50

 

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Keberhasilan pencapaian kompetensi satu mata pelajaran bergantung kepada

beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah,

bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Kecenderungan pembelajaran saat ini, masih berpusat pada guru dengan

bercerita atau berceramah. Peserta didik kurang terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman pemahaman terhadap materipelajaran rendah. Selain itu, media jarang digunakan dalam pembelajaran

sehingga pembelajaran menjadi kering dan kurang bermakna.

Setiap anak pada dasarnya memiliki potensi yang luar bisa. Untuk itu,

seorang guru diharapkan dapat menggali dan mengembangkan potensi yang

dimiliki oleh setiap anak termasuk anak luar biasa (ALB). Salah satu cara

yang dapat ditempuh adalah mengelola pembelajaran yang dapat

memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat dan mengekspresikan

segala potensi yang dimilikinya.

Untuk pencapaian tujuan tersebut di atas, perlu ada upaya stragis dalam

penanganannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah,

menngunakan pendekatan pembelajaran PAIKEM. Pembelajaran ini

merupakan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa secara

aktif untuk mengalami sendiri, menemukan, memecahkan masalah sehingga

sesuai potensi.

Modul ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan bagi

guru SLB dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang dapat

memotivasi peserta didik untuk belajar secara optimal dalam suasana yang

kondusif dan menyenangkan.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

1

Page 6: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 6/50

 

B.  DESKRIPSI SINGKAT

Modul ini merupakan materi pokok pada program diklat kompetensi dasar ke-

PLB-an. Model pembelajaran PAIKEM yang termuat dalam modul ini

mencakup: konsep dasar PAIKEM, penataan lingkungan dalam PAIKEM dan

penilaian berbasis kelas. Tahap penguasaan peserta, dilakukan melalui

evalauasi di antaranya; Tes Awal, Tes Akhir dan Uji Kompetensi.

C. 

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti dan menyelesaikan mata diklat ini, peserta diklat

kompetensi dasar ke-PLB-an jenjang dasar dapat;

1.  Menjelaskan konsep dasar PAIKEM.

2.  Menjelaskan penataan lingkungan dalam PAIKEM.

3.  Menjelaskan penilaian berbasis kelas.

D.  MATERI PEMBELAJARAN

Uraian atau konsep pembelajaran aktif, inovatif, kreatif efektif dan

menyenangkan yang termuat di dalam modul ini, akan terbagi ke dalam tigarangkaian materi pembelajaran, di antarayna;

1.  Konsep dasar PAIKEM.

2.  Penataan lingkungan dalam PAIKEM.

3.  Penilaian berbasis kelas.

PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

2

Page 7: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 7/50

 

MP

1

MATERI POKOK 1

KONSEP DASAR PAIKEM

A.  INDIKATOR KEBERHASILAN

Setelah mengikuti dan menyelesaikan mata diklat ini, peserta diklat

kompetensi dasar ke-PLB-an jenjang dasar mampu;

1.  Menjelaskan mengapa PAIKEM?

2.  Menjelaskan pengertian dan tujuan PAIKEM.

3.  Menjelaskan prinsip dan karakteristik PAIKEM.

B.  URAIAN DAN CONTOH

Pembelajaran hendaknya berlangsung dalam suasana yang kondusif, baik

bagi Guru maupun bagi siswa, di sekolah dasar telah lama dikembangkan

pola pembelajaran yang menyenangkan ( Joyful learning), tetapi tentunya

bukan sekedar menyenangkan tetapi juga harus bermakna. Pembelajaran

akan bermakna jika ada pokok-pokok materi yang didapat oleh siswa bahkan

juga guru pada tiap kurun pembelajaran. Pokok-pokok materi akan didapat

jika pembelajaran berkesan terutama jika melibatkan semua indra dan

disajikan dalam bentuk aktivitas yang menarik. Karena itu, guru harus kreatif

dalam memilih dan mengimplementasikan pendekatan pembelajaran.

Pada modul ini akan diuraikan salah pendekatan pembelajaran yang dapat

digunakan, yaitu: pendekatan pembelajaran PAIKEM.

1. 

Mengapa PAIKEM?

Pada dasarnya belajar adalah proses individual, walaupun kebanyakan

kelas disusun secara klasikal, namun perhatian guru tetap harus

individual, karena setiap anak mempunyai kekhasannya sendiri, dan

memiliki tingkat perkembangannya sendiri.

Kedua, Belajar juga merupakan proses sosial, belajar secara bersama dan

memecahkan masalah secara kelompok akan saling menunjang dan saling

membelajarkan.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

3

Page 8: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 8/50

 

MP

1

Ketiga, Pembelajaran haruslah dalam suasana yang kondusif dan

menyenangkan, sehingga setiap peserta didik mempunyai kesiapan untuk

belajar.

Keempat, belajar merupakan suatu proses yang terus menerus tiada henti,

belajar sepanjang hayat, belajar sesuatu hal sebagai pijakan untuk belajar

hal lain lebih lanjut.

Kelima, belajar adalah suatu proses membangun makna, dimana setiap

proses belajar harus bermakna bagi proses tumbuh kembang anak, baik

secara fisik maupun psikis, dalam suasana yang menyenangkan, baik bagi

siswa maupun guru.

Selain itu ada perubahan paradigma dalam pembelajaran yaitu dari

Mengajar menjadi Pembelajaran (teaching learning), dan dalam penilaian

proses dan hasil belajar harus berlangsung terus menerus dengan

perbaikan-perbaikan pada setiap tahapnya.

Jadi PAIKEM, mengandung makna pembelajaran yang dirancang agar

mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namuntetap menyenangkan. Selain itu juga, diharapkan dapat menciptakan

lingkungan belajar yang kondusif/bermakna yang mampu memberikan

siswa keterampilan, pengetahuan dan sikap untuk hidup.

2. Kontruktivisme dalam Pembelajaran PAIKEM

Pembelajaran PAIKEM pada hakekatnya menganut teori belajar

kontruktivisme dalam konteks filsafat pendidikan. Konstruktivisme

merupakan landasan berfikir pembelajaran konstektual yaitu, bahwa

pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak datang tiba-tiba.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang

siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan

itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

4

Page 9: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 9/50

 

MP

1

Ciri-ciri Konstruktivisme

a. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.

b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya

dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.

c. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi

perubahan konsep ilmiah

d. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses

kontruksi berjalan lancar.

e. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah

pertanyaan.

Selain itu yang paling penting adalah, guru tidak hanya memberikan

pengetahuan kepada siswa. siswa harus membangun pengetahuan didalam

benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara-

cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan

sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan mengajak

siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri

untuk belajar.

3. Pentingnya PAIKEM dalam Pembelajaran

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa proses pembelajaran di sekolah

sampai saat ini cenderung berpusat kepada guru. Tugas guru adalah

menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk

menghafal semua pengetahuan. Memang pembelajaran yang berorientasi

target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat

dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan

masalah dalam kehidupan jangka panjang.

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka

pelajari bukan sekedar mengetahuinya, oleh karena itu hedaknya para

pendidik mencoba merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa

mengaplikasikan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

5

Page 10: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 10/50

 

MP

1

Dalam merancang materi dan strategi pembelajaran tersebut, pendidik

harus memperhatikan tingkatan pemahaman siswa saat itu. Tingkat

pemahaman siswa menurut model Gagne (1985) dapat dikelompokanmenjadi delapan tipe belajar, yaitu: (1) belajar isyarat, (2) stimulus-

respon, (3) rangkaian gerak, (4) rangkaian verbal, (5) membedakan, (6)

pembentukan konsep, (7) pembentukan aturan dan (8) pemecahan

masalah (problem solving).

Di lihat dari urutan belajar, belajar pemecahan masalah adalah tipe

belajar paling tinggi karena lebih kompleks. Dalam tipe belajar

pemecahan masalah, siswa berusaha menyeleksi dan menggunakan

aturan-aturan yang telah dipelajari terdahulu untuk membuat formulasi

pemecahan masalah. Lebih jauh Gagne (1985) mengemukakan bahwa

kata-kata seperti penemuan (discovery ) dan kreatifitas (creativity )

kadang-kadang diasosiasikan sebagai pemecahan masalah.

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada

pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat

umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan

dalam pembelajaran tergantung pada pendekatannya. Hal ini sesuai

dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam

kegiatan inti pembelajaran merupakan proses untuk mencapai Kompetensi

Dasar (KD) yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan

psikologis peserta didik. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara

sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi.

PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

6

Page 11: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 11/50

 

MP

1

4. Makna Pengertian PAIKEM

PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip

pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi

adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian

kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran

adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam

pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.

Berikut perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 1. 1 Pembelajaran PAIKEM 

5. Tujuan PAIKEM

Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu peserta didik mengembangkan

kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif

(critical  dan creative  thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan

nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan

masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan

pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk

meningkatkan kemurnian (orginality ), ketajaman pemahaman (insight)

dalam mengembangkan sesuatu ( generating). Kemampuan memecahkan

masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

7

Page 12: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 12/50

 

MP

1

Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual atau

kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika

memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri.Masalah yang diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk

diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri,

umpamanya masalah kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas,

pembusukan makanan, wabah penyakit, kegagalan panen, pemalsuan

produk, atau soal-soal dalam setiap mata pelajaran yang membutuhkan

analisis dan pemahaman tingkat tinggi.

6. 

Prinsip-Prinsip PAIKEM

Prinsip pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

yang merujuk pada pembelajaran dengan basis kompetensi memiliki

prinsip-prinsip sebagai berikut:

Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan.

Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan

aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain

kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik

belajar secara aktif dalam mencapai kompetensinya.

Berikut, perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 1. 2 Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik 

PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

8

Page 13: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 13/50

 

MP

1

Integral agar kompetensi yang

dirumuskan dalam SK dan KD tercapai

secara utuh. Aspek kompetensi yangterdiri dari sikap, pengetahuan, dan

keterampilan terintegrasi menjadi

satu kesatuan.

Pembelajaran dilakukan dengan sudut

pandang adanya keunikan individual.

Peserta didik memiliki karakteristik,

potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam

kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual

agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya.

Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan

prinsip pembelajaran tuntas sehingga mencapai ketuntasan yang

ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberikan layanan remedial,

sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan atau

melanjutkan pada kompetensi berikutnya.

Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga

peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu

memecahkan masalah yang dihadapi. Karena itu guru perlu mendesain

pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau

konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan. Berpikir kritis adalah,

kecakapan nalar, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan

masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi

dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah, suatu kegiatan mental

untuk meningkatkan ketajaman pemahaman dalam mengembangkan

sesuatu. Kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan tahap

tinggi siswa dalam mengatasi hambatan, kesulitan maupun ancaman.

Metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi

juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam memecahkan

masalah dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan

mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

9

Page 14: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 14/50

 

MP

1

Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga

memberikan pengalaman belajaran bagi perserta didik.

7.  Karakteristik PAIKEM

Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang berfokus pada

siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks

kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami,

komunikasi, interaksi dan refleksi. 

a. Mengalami (pengalaman belajar) antara lain:

1) Melakukan pengamatan.

2)  Melakukan percobaan.3) Melakukan penyelidikan.

4) Melakukan wawancara.

5) Siswa belajar banyak melalui berbuat.

6) Pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera.

b. Komunikasi, bentuknya antara lain:

1) Mengemukakan pendapat.

2) Presentasi laporan.

3) Memajangkan hasil kerja.4) Ungkap gagasan.

c. Interaksi, bentuknya antara lain:

1) Diskusi.

2) Tanya jawab.

3) Lempar lagi pertanyaan.

4) Kesalahan makna berpeluang terkoreksi.

5) Makna yang terbangun semakin mantap.

6) Kualitas hasil belajar meningkat.

d. Kegiatan Refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat/

dipikirkan.

1) Mengapa demikian?

2) Apakah hal itu berlaku untuk …?

3) Untuk perbaikan gagasan/makna.

4) Untuk tidak mengulangi kesalahan.

5) Peluang lahirkan gagasan baru.

PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

10

Page 15: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 15/50

 

MP

1

Dari karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan

dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam

membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri

siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang

mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer

dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar

sepanjang hayat.

8. Ciri Pembelajaran PAIKEM

Ciri pembelajaran yang disebut PAIKEM antara lain menggunakan multi

metode dan multi media, melibatkan semua indera, dengan praktik dan

bekerja dalam tim, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

Pembelajaran juga perlu melibatkan multi aspek yaitu logika, kinestika,

estetika dan etika.

Dengan kata lain pembelajaran perlu mengaktifkan siswa dan guru,

membuat kreatif pembelajarnya, hasilnya efektif dan tentu saja smua

berlangsung dgn menyenangkan.

9. 

Komponen Utama PAIKEM

a. Kurikulum dan perangkatnya.

b. Sarana dan prasarana yang diperlukan.

c. Sumber daya Manusia,yaitu, guru dan tenaga kependidikan lainnya.

d. Manajemen yang tertib, teratur dan transparan serta akuntabel.

e. Didukung penilaian yang berkelanjutan.

Semua itu perlu diarahkan pada Standardisasi mutu pendidikan secara

berkelanjutan dalam menghadapi tuntutan lokal, nasional dan global.

Juga perlu dukungan secara aktif dari peran serta masyarakat dan sistem

manajemen berbasis sekolah

10. Aktif, Kreatif, Inovatif dan Menyenangkan

a. Pembelajaran yang aktif   berarti pembelajaran perlu mengaktifkan

semua siswa dan guru, baik secara fisik ( termasuk segenap indera)

maupun mental, bahkan moral dan spiritual. Misalnya kalau kelas

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

11

Page 16: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 16/50

 

MP

1

sedang belajar tentang sifat-sifat air (IPA), lalu ada percobaan atau

eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif semua indera

terlibat, juga berfikir dan menganalisis kenapa permukaan air selalu

datar walaupun wadahnya dimiringkan misalnya, terus dikaitkan dengan

kebesaran Tuhan menciptakan air bagi kesejahteraan hidup manusia,

oleh sebab itu perlu dijaga kelestariannya.

b. Pembelajaran yang kreatif   mempunyai makna, tidak sekedar

melaksanakan dan menerapkan acuan kurikulum, karena kurikulum

sekedar dokumen dan rencana, maka perlu dikritisi, perlu

dikembangkan secara kreatif, ada seribusatu jalan untuk mempelajari

dan memperdalam satu kompetensi tertentu. Jadi ada kreativitas

pengembangan kompetensi dasar dan juga ada kreativitas dalam

pelaksanaannya di kelas, termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai

sumber, bahan dan sarana untuk belajar.

Lingkungan dapat bermakna lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa

berupa lingkungan alam dan gejala alam sedang lingkungan sosial

merupakan segala perilaku manusia dan hubungannya dengan manusia

lain, maupun terhadap lingkungan alam. Misalnya pasar, sikap

berlalulintas, pelestarian dan perusakan lingkungan oleh manusia dan

sebagainya.

c. Pembelajaran inovatif

Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dirancang oleh

pebelajar atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk darilearning how to learn  untuk melakukan langkah-langkah belajar,

sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.

Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang

dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud

gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi

pebelajar untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.

PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

12

Page 17: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 17/50

 

MP

1

Berdasarkan definisi secara harfiah pembelajaran inovatif tersebut,

tampak di dalamnya terkandung makna pembaharuan. Gagasan

pembaharuan muncul sebagai akibat seseorang merasakan adanya

anomali atau krisis pada paradigma yang dianutnya dalam memecahkan

masalah belajar. Oleh sebab itu, dibutuhkan paradigma baru yang

diyakini mampu memecahkan masalah tersebut. Perubahan paradigma

seyogyanya diakomodasi oleh semua manusia, karena manusia sebagai

individu adalah makhluk kreatif. Namun, perubahan sering dianggap

sebagai pengganggu kenyamanan diri, karena pada hakikatnya

seseorang secara alamiah lebih mudah terjangkit virus rutinitas.

Padahal, di dalam pendidikan, banyak kalangan mengakui bahwa

pekerjaan rutin cenderung tidak merangsang, membuat pendidikan

ketinggalan zaman, dan akan mengancam eksistensi negara dalam

perjuangan dan persaingan hidup.

Rutinitas kinerja dapat bersumber dari beberapa faktor yang dianggap

menghambat inovasi. Faktor-faktor yang dapat dikategorikan sebagai

penghambat inovasi, adalah: keunggulan inovasi relatif sulit untukdijelaskan dan dibuktikan, sering dianggap time dan cost consumming,

pelaksanaan cenderung partial, complexity innovation  sering

menghantui orang untuk diam di jalan rutinitas, dan simplification

paradigm dalam innovation dissemination berpotensi mengurangi

keyakinan dan pemahaman bagi para praktisi terhadap inovasi.

Inovasi pembelajaran muncul dari perubahan paradigma pembelajaran.

Perubahan paradigma pembelajaran berawal dari hasil refleksi

terhadap eksistensi paradigma lama yang mengalami anomali menuju

paradigma baru yang dihipotesiskan mampu memecahkan masalah.

Terkait dengan perkuliahan di perguruan tinggi, paradigm pembelajaran

yang dirasakan telah mengalami anomali, adalah (1) kecenderungan

guru untuk berperan lebih sebagai transmiter, sumber pengetahuan,

mahatahu, (2) kuliah terikat dengan jadwal yang ketat, (3) belajar

diarahkan oleh kurikulum, (4) kecenderungan fakta, isi pelajaran, dan

teori sebagai basis belajar, (5) lebih mentoleransi kebiasaan latihan

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

13

Page 18: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 18/50

 

MP

1

menghafal, (6) cenderung kompetitif, (7) kelas menjadi fokus utama,

(8) komputer lebih dipandang sebagai obyek, (9) penggunaan media

statis lebih mendominasi, (10) komunikasi terbatas, (11) penilaian lebih

bersifat normatif.

d. Pembelajaran dikatakan efektif  jika mencapai sasaran dan tujuan serta

banyak hal yang yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada

setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru” sebagai

hasil interaksi dua arah dengan siswanya. Agar kita tahu apakah

pembelajaran di kelas kita efektif atau tidak, setiap akhir

pembelajaran perlu kita lakukan evaluasi, evaluasi yang dimaksudkandisini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi sejenis “perenungan” yang

dilakukan oleh guru dan siswa (refleksi) dan didukung oleh data catatan

guru, salah satunya mungkin hasil latihan/sejenis tes lisan, tulis

maupun perilaku.

Kemudian barulah kita simpulkan sudahkah tujuan yang kita tetapkan

telah tercapai, seberapa besar pencapaiannya, apa kekurangan dan

kelebihannya serta apa tindaklanjut dan rencana kita berikutnya, yang

berupa program perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

e. Pembelajaran yang menyenangkan harus dimaknai secara luas tidak

sekedar menyenangkan, tetapi pembelajaran juga harus dapat

“dinikmati” oleh pembelajarnya. Pembelajaran dapat dinikmati jika

pembelajaran tersebut “mengasyikkan”. Mengasyikkan tidak sekedar

menyenangkan tetapi ada unsur ketekunan, inner motivation, setelah

mengetahui sesuatu hal selalu ingin tahu lebih lanjut, dan mempunyai

ketahanan belajar lebih lanjut. belajar  itu harus Menyenangkan,

Mengasyikkan, Menguatkan dan Mencerdaskan. Selain itu siswa harus dilatih

olahpikir, olahhati, olahrasa dan olahraga.

Di sisi lain pembelajaran perlu memberikan tantangan kepada siswa

untuk berfikir, mencoba dan belajar lebih lanjut, penuh dengan

percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan potensi positifnya

secara optimal. Menjadi manusia yang berkarakter penuh percaya diri,

menjadi dirinya sendiri dan mempunyai semangat kompetitif dalam

PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

14

Page 19: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 19/50

 

MP

1

nuansa kebersamaan. Sekolah, guru, serta media dan sarana yang ada

hanya mendukung dan memfasilitasi. Namun, walaupun hanya

memfasilitasi sekolah dan guru serta stakeholder lain termasukpemerintah haruslah mengupayakan agar potensi yang ada, serta inner

motivation dan kemandirian siswa dapat terbentuk.

Pembelajaran juga perlu memberikan tantangan untuk memotivasi rasa

ingin tahu dan belajar lebih lanjut, kreatif dan inovatif, tekun dan

menyadari potensi diri, yang perlu dikembangkan lebih lanjut.

Pembelajaran juga harus memacu semangat kompetitif. Jadi tidak

sekedar  Joyful  dalam arti bersenang-senang dan bergembira bersama

saja.

Bagaimana dengan reward and punishment? Tentu saja penghargaan,

apapun bentuknya mulai dari tanda bintang, sertifikat atau sekedar

pujian perlu diberikan dan direncanakan dengan baik oleh guru kelas

bersama kepala sekolah. Sedangkan “hukuman”, sebaiknya ditiadakan

sama sekali, tidak ada lagi hukuman apapun bentuknya. Tetapi diganti

dengan kesepakatan bersama dengan seluruh anggota kelas “sanksi”

apa yang harus di berikan jika melanggar kesepakatan, dilaksanakansecara demokratis dan transparan, berlaku untuk semua warga

kelas/sekolah termasuk guru. Sanksipun harus dipilih yang memotivasi

dan merupakan bagian dari pembelajaran. Misalnya membuat kliping,

menyusun karya tulis/mengarang, memecahkan masalah dan

sebagainya. Sanksi juga tidak boleh memberatkan dan memberikan

beban mental.

Lebih bagus lagi kalau kata “sanksi” diganti dengan “konsekuensi”.

Dengan demikian semua siswa menyadari bahwa konsekuensi tertentu

harus dilaksanakan bukan dari guru atau hukuman dari orang lain tetapi

memang merupakan konsekuensi yang ditetapkan oleh sistem/

kesepakatan yang telah disepakati bersama. Hal ini dimaksudkan untuk

melatih disiplin, mentaati aturan yang disepakati bersama.

Dengan demikian pembelajaran perlu memperhatikan banyak aspek,

termasuk juga bagaimana agar siswa mampu bekerja dalam

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

15

Page 20: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 20/50

MP

1

tim/kelompok, mampu menampilkan gagasannya secara runtut dan

sistematis baik secara lisan maupun tulis.

Aspek-aspek tersebut perlu dipahami oleh setiap guru. Jika ada peluang

untuk diterapkan, maka dilaksanakan, tentunya ada aspek tertentu

yang dominan pada pembelajaran suatu kompetensi tertentu. Tentu

saja tidak semua aspek harus selalu masuk pada setiap pembelajaran.

Setidaknya pada saat menyusun rencana pembela-jaran aspek-aspek

tersebut diperhatikan dan dipertimbangkan. Intinya potensi anak kita

kembangkan secara optimal, dan utuh sesuai kemampuannya, sehingga

sesuai harapan menjadi manusia Indonesia seutuhnya.

 Joyful Learning hanya sebagian dari PAIKEM dan PAIKEM hanya sebagian

dari Pembelajaran seutuhnya yang melibatkan banyak aspek. Jelasnya

setiap pembelajaran harus berbasis pada kehidupan.

Pada setiap pembelajaran setidaknya ada dua hal yang perlu dilatihkan

dan dikuasai. Pertama substansi yang dipelajari, seperti misalnya IPA,

Matematika, IPS, Bahasa dan sebagainya, yang kita kenal sebagai

subject matter /matapelajaran. Kedua, Personal Performance/Kinerja,

seperti misalnya, kemampuan berfikir kritis dan analitis, bekerja dalam

teamwork, trampil mengemukakan pendapat secara sistematis,

menghargai pendapat orang lain, tekun, disiplin, memahami etika dan

estetika dan sebagainya.

Dengan pembelajaran PAIKEM diharapkan:

a. Belajar akan lebih efektif.

b. Anak lebih kritis dan kreatif.

c. Suasana dan pengalaman belajar bervariasi.

d. Meningkatkan kematangan emosional/sosial.

e. Produktivitas siswa tinggi.

f. Siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses

perubahan.

Dengan demikian jika semua itu dilaksanakn dengan baik, mulai dari yang

sederhana sesuai kemampuan, secara bertahap dan berkelanjutan

PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

16

Page 21: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 21/50

MP

1

mengarah pada kesempurnaan yang terus kita tingkatkan, maka benarlah

bahwa pembelajarn itu memang mengasyikkan, menyenangkn dalam arti

luas dan dapat dinikmati baik oleh pembelajar Maupun guru. Selamat

menikmati setiap moment pembelajaran yang telah kita rancang sendiri.

C. 

REFLEKSI

1. Jelaskan mengapa perlunya PAIKEM!

2. Uraikan dengan singkat, apa yang dimaksud dengan pembelajaran aktif,

inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan?

3. Jelaskan, apa saja yang menjadi karakteristik PAIKEM?

4. Sebutkan ciri-ciri Pembelajaran PAIKEM?

5. Apa saja yang termasuk dalam komponen Utama PAIKEM?

D. 

RANGKUMAN

1. PAIKEM meruapakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan yang dirancang agar mengaktifkan anak,

mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.

Selain itu juga diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang

kondusif/bermakna yang mampu memberikan siswa keterampilan,

pengetahuan dan sikap untuk hidup. Adapun tujuannya membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan

berpikir kreatif (critical dan creative thinking).

2. Prinsip PAIKEM adalah:

a. Berpusat pada peserta didik.

b. Integral agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai

secara utuh.

c. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan

individual setiap peserta didik.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201217

Page 22: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 22/50

MP

1

d. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus-menerus

menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga

mencapai ketuntasan yang ditetapkan.e. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga

peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu

memecahkan masalah yang dihadapi.

3. Karakteristik PAIKEM, berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman

dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini

memiliki 4 ciri yaitu: mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi.

4. Komponen Utama PAIKEM

a. Kurikulum dan perangkatnya

b. Sarana dan prasarana yang diperlukan

c. Sumber daya Manusia,yaitu, guru dan tenaga kependidikan lainnya

d. Manajemen yang tertib, teratur dan transparan serta akuntabel

e. Didukung penilaian yang berkelanjutan

PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012

18

Page 23: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 23/50

 

MP

2

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201221

MATERI POKOK 2

PENATAAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN

PAIKEM

A.  INDIKATOR KEBERHASILAN

Setelah mengikuti dan menyelesaikan mata diklat ini, peserta diklat

kompetensi dasar ke-PLB-an jenjang dasar mampu;

1.  Menjelaskan konsep kelas bernuansa PAIKEM.

2. 

Memperagakan lingkungan sebagai sumber dan media pembelajaran.3.  Menjelaskan cara mengelola pajangan.

B.  URAIAN DAN CONTOH

1. Kelas Bernuasa PAIKEM 

Kelas-kelas yang sudah menerapkan PAIKEM menunjukkan situasi dan

kondisi yang berbeda dari kelas sebelumnya. Untuk mewujudkan kelas

yang bernuansa PAIKEM, diperlukan dukungan dari berbagai pihak.

Penataan ruang kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan

pembelajaran aktif. Ruang kelas perlu ditata sedemikian rupa sehingga

dapat mendukung efektifitas pembelajaran. Ada banyak model penataan

kelas sesuai dengan tujuan dan kegiatan pembelajaran serta keadaan

nyata di kelas. Jumlah siswa, bentuk meja kursi dan perabotan yang lain

akan menjadi pertimbangan dalam menata kelas.

Cara penataan kelas dapat berubah-ubah tergantung pada kegiatan

pembelajarannya. Tata-letak fisik kelas pada umumnya bersifat

sementara, luwes dan sesuai dengan kenyataan. Artinya guru dapat

mengadakan perubahan setiap saat sesuai dengan kebutuhan dan

kesesuaian dengan materi ajarnya.

Seperti halnya DBE (2009). Menggambar beberapa bentuk penataan kelas

yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan.

a. Formasi Tanda Pangkat: Susunan ruang kelas tradisional (deretan meja

dan kursi) tidak kondusif bagi pelaksanaan belajar aktif. Bila satu kelas

Page 24: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 24/50

 

MP 

2

PPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 2012

22

terdiri 30 orang siswa atau lebih, adakalanya perlu menata kelas

dengan ”gaya ruang kelas”. Formasi V atau tanda pangkat dapat

mengurang jarak antar siswa, penglihatan yang lebih baik ke depankelas. Siswa bisa saling melihat, daripada deretan lurus.

b. Gaya Tim: Mengelompokkan meja secara melingkar di dalam ruang

kelas memungkinkan Anda untuk meningkatkan interaksi tim. Di

samping itu, Anda dapat menempatkan meja untuk membentuk formasi

yang paling akrab.

c. Bentuk U: Merupakan formasi serbaguna. Siswa dapat menggunakan

permukaan meja untuk membaca dan menulis, dapat melihat Anda danatau media visual Anda dengan mudah.

d. Meja Konferensi: Formasi ini sangat baik bila mejanya relatif bundar

atau persegi. Formasi ini meminimalkan dominasi guru dan

memaksimalkan peran siswa. Meja berbentuk persegi panjang bisa

menciptakan kesan formal jika guru berada di ujung meja.

e. Lingkaran: Interaksi tatap-muka akan lebih baik dengan hanya

menempatkan siswa dalam formasi lingkaran tanpa meja. Formasi ini

sangat ideal untuk diskusi kelompok besar. Bila ada ruang lingkaran

yang memadai, Anda dapat meminta siswa untuk menata kursi mereka

secara cepat menjadi banyak formasi sub-kelompok.

f.  Kelompok pada kelompok: Formasi ini memungkinkan guru untuk

melakukan diskusi terbuka atau membuat drama, debat, melakukan

pengamatan aktivitas kelompok. Disain yang paling umum terdiri atas

formasi lingkaran kursi, atau dapat menempatkan meja di tengah-

tengahnya yang dikelilingi kursi.

g. Ruang Kerja: Formasi ini cocok untuk lingkungan aktif khas

laboratorium di mana siswa duduk di ruang kerja untuk mengerjakan

soal atau tugas (misal: hitung-menghitung, mengoperasikan mesin,

melakukan kerja laboratorium) segera setelah ditunjukkan caranya.

Cara yang baik untuk mendorong kemitraan dalam belajar adalah

dengan menempatkan dua siswa pada tempat kerja yang sama dan

berhadapan.

Page 25: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 25/50

 

MP

2

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201223

h. Pengelompokkan Berpencar: Jika ruang kelas Anda cukup besar atau

tersedia tempat ruangan yang memungkinkan, tempatkanlah

meja/kursi yang dapat digunakan oleh sub-sub kelompok untukmelakukan aktivitas belajar berbasis-tim. Usahakan berpencar agak

menjauh guna menghindari tidak saling mengganggu.

i.  Ruang Kelas Tradisional: Jika memang tidak memungkinkan untuk

membuat formasi lengkung, cobalah mengelompokkan kursi secara

berpasangan untuk memungkinkan belajar secara berpasangan. Aturlah

deretan dalam jumlah genap dan beri ruang cukup antar deret agar

pasangan siswa dalam deret ganjil dapat memutar kursi sehingga

terbentuklah ”kuartet” dengan pasangan yang duduk tepat di

belakangnya.

j.  Auditorium: Lingkungan auditorium memang kurang kondusif untuk

kegiatan belajar aktif, namun masih ada harapan untuk itu. Jika

kursinya masih bisa dipindah, tempatkanlah dalam bentuk busur untuk

menciptakan kedekatan dan siswa dapat melihat bagian depan dengan

jelas. Jika kursinya sudah tidak dapat dipindah-pindah, maka

perintahkanlah siswa untuk duduk sedekat mungkin dengan bagian

tengah.

Ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan

penataan kelas yang bernuansa PAIKEM, yaitu:

a. Mobilitas

Kemudia bergerak baik bagi guru untuk berkeliling memantau proses

belajar anak dan memberikan bantuan. Kemudahan bergerak bagi siswa

untuk berbagai keperluan di kelas.

b. 

Aksesibilitas

Kemudian bagi semua pihak untuk menjangkau berbagai hal seperti alat

bantu belajar dan sumber belajar yang ada di kelas.

c. Komunikasi

Kemudahan guru dan siswa untuk mengungkakan gagasan, pikiran dan

perasaan melalui berbagai kegiatan berkomunikasi baik secara

berklompok atau klasikal.

Page 26: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 26/50

 

MP 

2

PPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 2012

24

d. Interaksi

Kemudahan bagi semua siswa dan guru untuk saling berinteraksi untuk

berbagai kegiatan dan kepentingan.e. Dinamika

Suasana kelas tidak monoton dengan satu model penataan untuk

berbagai kegiatan pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Model

penataan selalu berubah dan berkembang sesuai dengan mata

pelajaran, tujuan, kegiatan pembelajaran.

DBE. (2009)

Page 27: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 27/50

 

MP

2

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201225

2. 

Lingkungan sebagai Media dan Sumber Belajar

Salah satu ciri pembelajaran kontekstual adalah pemanfaatan sumber

belajar (termasuk media) yang sesuai dengan pengalaman hidup pesertadidik. Hal ini tidak hanya membangkitkan minat dan keaktifan siswa

dalam proses belajar akan tetapi juga meningkatkan efektivitas

pembelajaran karena objek yang mereka pelajari sesuai dengan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa dan bersentuhan langsung dengan

lingkungan hidup keseharian mereka. Oleh karena itu, setiap guru

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka di

dalam memilih, mengelompokkan, dan memanfaatkan berbagai objek

yang terdapat di lingkungan kelas, sekolah atau di luar sekolah sebagai

sumber belajar anak sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Lebih

lanjut, guru diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk

memanfaatkan lingkungan hidup mereka sebagai salah satu sumber

belajar yang efektif.

Dapak dari pemanfaatan lingkungan dapat meningkatkan potensi

perkembangan peserta didik, di antaranya perkembangan fisik/motorik,

keterampilan sosial dan pengetahuan budaya, perkembangan emosional

serta intelektual.

a. 

Perkembangan Fisik/MotorikDi luar ruangan bisa menjadi situasi dari banyak kegiatan dan

kesempatan belajar bagi anak-anak, namun, bagi kebanyakan anak,

peran terpentingnya adalah untuk merangsang perkembangan serta

pertumbuhan Fisik. Kegiatan pendidikan fisik juga memberi anak-anak

kesempatan untuk menjadi lebih sosial, mempelajari peraturan-

peraturan, belajar kemandirian, mengembangkan rasa percaya diri,

tumbuh secara intelektual dan menyelesaikan masalah-masalah.

Sebuah program yang terencana untuk latihan fisik adalah bagian

penting dari program masa awal anak-anak.

Lingkungan di luar ruangan mengundang banyak perkembangan otot,

dengan kebebasan bergerak secara alami seperti berlari, melompat dan

menggerakkan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas.

Kemampuan motorik juga dikembangkan sejalan dengan anak-anak

menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan

mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya

dan bermain permainan di luar ruangan.

Page 28: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 28/50

 

MP 

2

PPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 2012

26

b. Perkembangan Keterampilan Sosial dan Pengetahuan Budaya

Lingkungan di luar ruangan secara alami mendorong interaksi di antara

anak-anak begitu juga di antara orang-orang dewasa dan anak-anak.Beberapa anak yang mungkin pendiam ketika berada di dalam ruangan

mungkin akan lebih mudah bergaul ketika berada di luar ruangan.

Karena keadaan berubah antara di luar dan dalam ruangan, guru

rnampu mengamati anak-anak di situasi sosial yang berbeda dan

memahami mereka lebih jauh.

c. Perkembangan emosional

Menguasai banyak tantangan yang ditawarkan di lingkungan luar

ruangan membuat anak-anak mengembangkan rasa percaya diri yangpositif anak merasa aman terhadap dirinya sendiri ketika mereka

sampai di atas perosotan, melihat sebuah tanaman tumbuh dari biji

yang mereka tanam, atau membangun sebuah bangunan kayu dengan

beberapa temannya.

d. Perkembangan Intelektual

Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan benda-benda dan

ide-ide. Lingkungan di luar ruangan menawarkan kepada guru

kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna,angka bentuk dan ukuran.

Banyak warna alami yang berada di luar ruangan untuk diamati anak-anak

(bunga, dedaunan, langit, gedung). Terdapat benda-benda untuk dihitung.

Perkembangan bahasa dikembangkan di lingkungan luar ruangan. Banyak

hal yang bisa dilihat, disentuh dan membuat anak-anak secara alami

menambah pengetahuannya.

Media pembelajaran adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan

dalam proses penyampaian informasi Hasil belajar seseorang diperoleh

mulai dari pengalaman langsung (kongkret) berdasarkan kenyataan yang

ada di lingkungan hidupnya, kemudian melalui benda-benda tiruan, dan

selanjutnya sampai kepada lambang-lambang verbal (abstrak). Untuk

kondisi seperti inilah kehadiran media pembelajaran sangat bermanfaat.

Dalam posisinya yang sedemikian rupa, media akan dapat merangsang

keterlibatan beberapa alat indera. Di samping itu, memberikan solusi

untuk memecahkan persoalan berdasarkan tingkat keabstrakan

pengalaman yang dihadapi pebelajar

Page 29: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 29/50

 

MP

2

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201227

Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan

dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,

dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986).Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pengajaran akan

sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian

informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu.

Sebelum memutuskan untuk memanfaatkan media dalam kegiatan

pembelajaran di dalam kelas, hendaknya guru melakukan seleksi terhadap

media pembelajaran yang akan digunakan untuk mendampingi dirinya

dalam membelajarkan peserta didiknya.

Berikut ini disajikan beberapa tips atau pertimbangan-pertimbangan yang

dapat digunakan guru dalam melakukan seleksi terhadap media

pembelajaran yang akan digunakan.

a. Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Kurikulum

Sewaktu memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan,

maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang

mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang

oleh media pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah tentang jenis

media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang

dikehendaki. Karena salah satu prinsip umum pemilihan/pemanfaatan

media adalah bahwa tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat

untuk menyajikan semua materi pelajaran.

b. Keterjangkauan dalam Pembiayaan

Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya

juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada. Kalau

seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran, maka

hendaknya dipikirkan apakah ada di antara sesama guru yang

mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan

media pembelajaran yang dibutuhkan.

c. Ketersediaan Alat

Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih

apapun kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan

pemanfaatannya di kelas.

Page 30: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 30/50

 

MP 

2

PPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 2012

28

d. Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran

Karena promosi dan peragaan yang sangat mengagumkan/mempesona

atau menjanjikan misalnya, sekolah langsung tertarik untuk membeli

media pembelajaran yang ditawarkan.

e. Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran

Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan

dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah

kemudahan guru atau peserta didik memanfaatkannya. Tidak akan

terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan

sendiri atau yang dikontrakkan pembuatannya ternyata tidak mudah

dimanfaatkan, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Media yang

dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai

pajangan saja di sekolah.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton,

(1985) adalah:

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.

b. Pembelajaran dapat lebih menarik.

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori

belajar.

d. 

Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

f.  Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukan.

g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.

h. Peran guru berubahan kearah yang positif.

3. Pengelolaan Pajangan

Salah satu ciri pembelajaran aktif dan efektif adalah mendorong siswauntuk produktif. Di setiap akhir pembelajaran siswa akan memproduksi

berbagai karya, mungkin dalam bentuk karya 3 dimensi atau karya 2

dimensi (misal, dalam bentuk laporan percobaan, wawancara, observasi,

diskusi pemecahan masalah, puisi, surat, grafik, diagram dan sebagainya).

Karya tersebut merupakan salah satu bentuk aktualisasi siswa yang perlu

dipublikasikan salah satunya dalam bentuk pajangan kelas. Untuk menata

karya-karya siswa tersebut diperlukan keterampilan tertentu, sehingga

dapat memotivasi siswa untuk berkarya lebih baik dan bermakna bagi

siswa lain dan juga sebagai refleksi diri mereka.

Page 31: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 31/50

 

MP

2

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201229

Pajangan kelas bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan

pendidikan di sekolah seperti siswa, guru, kepala sekolah, pengawas

sekolah dan dinas pendidikan.a. Apa manfaat pajangan?

1)  Kelas terlihat hidup dan menarik.

2)  Kelas menunjukkan siswa produktif.

3)  Sebagai ajang kreativitas siswa.

4)  Sebagai alat untuk motivasi siswa untuk terus berkarya yang lebih

baik.

5)  Ajang kompetisi yang sehat untuk memacu belajar dan bekerja

keras.

6)  Sebagai umpan balik bagi siswa itu sendiri untuk melihat kekuatan

dan kekurangan.

7)  Sebagai alat bantu belajar untuk mengajar suatu pokok bahasan.

8)  Sebagai alat komunikasi antar siswa ke guru dan masyarakat.

9)  Sebagai bukti otentik perkembangan kemajuan belajar siswa.

10) Berfungsi sebagai salah satu alat penilaian.

11) Sebagai sumber belajar secara insidental (karena sering melihat

jadi belajar sesuatu).

b. 

Apa saja yang bisa dipajang?

Karya individu siswa, berupa cerita pengalaman, surat,puisi,pidato,

dialog, naskah drama, laporan percobaan, observasi, wawancara,

penemuan pola, rumus, pemecahan masalah matematika, bangun

ruang, bangun datar, simetri lipat dan putar, peta, diagram, grafik,

gambar, hasil kerajinan atau yang lain; Alat bantu belajar buatan guru;

alat bantu belajar jadi (beli).

c. Apa saja yang bisa dipajang?

1) 

Gambar – gambar sebagai alat bantu belajar/mengajar.2) Alat peraga buatan siswa dan guru.

3) Buku –buku referensi yang relevan.

4) Karya siswa.

d. Apa yang seharusnya tidak dipajang?

1) Hasil ulangan siswa.

2) Lembar kerja.

3) Latihan rutin.

e. 

Bagaimana cara memajangkannya?

Page 32: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 32/50

 

MP 

2

PPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 2012

30

1) Ditempel pada tempat yang sudah disiapkan ditembok dalam kelas

atau di luar kelas dalam bentuk dua dimensi.

2) 

Hasil karya siswa dipajang secara individual tidak dalam bentukterbendel.

3) Diletakkan di meja dalam bentuk tiga dimensi.

4) Digantung di pojok-pojok kelas, di langit-langit atau di tempat

strategis di kelas.

5) Relevan dengan topik atau materi pemberlajaran.

6) Disusun secara logis dalam: satu tema atau kelompok siswa, mata

pelajaran atau jenis kelompok yang lain. Diberi label judul juga lebih

menarik.

7) Contoh yang baik: rapi, akurat,dan karya siswa terbaik.

f.  Apa kriteria pajangan baik?

1) Tulisan jelas mudah dipahami orang lain dan isinya bermakna.

2) Memeliki identitas ( tanggal dan nama si pembuat).

3) Menarik perhatian orang untuk membacanya.

4) Terbaca sesuai jarak pandang siswa dan tidak terlalu tinggi.

5) Tertata rapi tidak ditumpuk, indah, bersih, menarik dan bermakna.

6) Perkembangan baru bukan sesuatu yang sudah usang .

g. 

Berapa lama pajangan harus diganti?

1) Maksimal setelah selesai 1 kompetensi dasar.

2) Setiap ada tema baru.

C.  REFLEKSI

1.  Jelaskan menurut Anda, mengapa kelas perlu ditata?

2.  Sebutkan, apa salah satu ciri dari pembelajaran kontekstual?

3. 

Jelaskan apa yang dimaksud dengan pajangan?

4.  Jelaskan apa saja yang harus di pajang?

5.  Sebutkan berpa lapangan pajangan harus dipajang?

Page 33: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 33/50

 

MP

2

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201231

D.  RANGKUMAN

1. Penataan ruang kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan

pembelajaran aktif. Karena itu ruang kelas perlu ditata sedemikian rupa

sehingga dapat mendukung efektifitas pembelajaran.

Ada beberapa bentuk penataan kelas yang dapat dipertimbangkan untuk

digunakan, seperti formasi tanda pangkat, gaya Tim, bentuk U, meja

konferensi, lingkaran, kelompok pada kelompok: ruang kerja,

pengelompokkan berpencar, ruang kelas tradisional, auditorium.

Prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan penataan kelas yang

bernuansa PAIKEM, yaitu: Mobilitas, Aksesibilitas, Komunikasi, Interaksidan Dinamika.

2. Salah satu ciri pembelajaran kontekstual adalah pemanfaatan sumber

belajar (termasuk media) yang sesuai dengan pengalaman hidup peserta

didik.

Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam melakukan

seleksi terhadap media pembelajaran yang akan digunakan.

a. Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Kurikulum

b. Keterjangkauan dalam Pembiayaan

c. Ketersediaan alat

d. Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran

e. Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran

3. Salah satu ciri pembelajaran aktif dan efektif adalah mendorong siswa

untuk produktif. Di setiap akhir pembelajaran siswa akan memproduksi

berbagai karya, mungkin dalam bentuk karya 3 dimensi atau karya 2

dimensi (misalnya, dalam bentuk laporan percobaan, wawancara,

observasi, diskusi pemecahan masalah, puisi, surat, grafik, diagram dansebagainya). Karya tersebut merupakan salah satu bentuk aktualisasi siswa

yang perlu dipublikasikan salah satunya dalam bentuk pajangan kelas.

Untuk menata karya-karya siswa tersebut diperlukan keterampilan

tertentu, sehingga dapat memotivasi siswa untuk berkarya lebih baik dan

bermakna bagi siswa lain dan juga sebagai refleksi diri mereka. Pajangan

kelas bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan pendidikan di

sekolah seperti siswa, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dan dinas

pendidikan.

Page 34: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 34/50

 

MP

3

PPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 2012

34

MATERI POKOK 3

PENILAIAN BERBASIS KELAS

A.  INDIKATOR KEBERHASILAN

Setelah mengikuti dan menyelesaikan mata diklat ini, peserta diklat

kompetensi dasar ke-PLB-an jenjang dasar mampu;

1. Menjelaskan konsep penilaian berbasis kelas.

2. Menjelaskan jenis penilaian.

3. Menjelaskan manfaat penilaian berbasis kelas.

B.  URAIAN DAN CONTOH

Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan

pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar

siswa yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu diperlukan

data sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan

dengan sudah atau belum berhasilnya siswa dalam mencapai suatu

kompetensi.

Proses penilaian memerlukan pengumpulan bukti (asesmen) yang diilakukan

secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk menilai

kompetensi siswa. Proses pengumpulan bukti mencakup:

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan

kompetensinya.

2. Mengumpulkan dan mencatat bukti-bukti demonstrasi kompetensi-

kompetensi siswa.

3. Menggunakan bukti-bukti untuk membuat penilaian secara menyeluruh

demonstrasi/ kinerja siswa dalam kompetensi-kompetensi tersebut.

Asesmen memberikan umpan balik mengenai kemajuan belajar siswa untuk

siswa, orang tua, dan guru. Asesmen juga membantu guru untuk membuat

keputusan-keputusan mengenai kebutuhan-kebutuhan siswa, dan pedoman

perencanaan program pembelajaran.

Asesmen harus menjadi bagian yang tidak terpisah dari program

pembelajaran. Guru perlu memperhatikan bukti-bukti belajar dari kegiatan

Page 35: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 35/50

 

MP

3

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201235

sehari-hari yang dilakukan para siswa. Bukti-bukti ini akan menunjukkan apa

yang sudah diketahui siswa, dan apa yang masih perlu mereka ketahui.

Berikut ini dikemukakan berbagai cara penilaian kelas untuk mengumpulkan

bukti (asesmen) belajar siswa.

1. Tes

Tes terbagi dua, yaitu tes tertulis dan tes lisan. Tes tertulis terutama

digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Tes

Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada

peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis terbagi dua, yaitu tes

uraian dan tes objektif.

a. Tes Uraian/esai.

Tes uraian dalah butir soal berbentuk pertanyaan atau tugas yang

jawaban atau pengerjaan tugas harus dilakukan dengan cara

mengemukakan pikiran peserta tes secara naratif. Bentuk tes uraian

dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe yaitu tes uraian bebas

(extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response).

Perbedaan dua tipe tes uraian ini adalah atas dasar besarnya kebebasanyang diberikan kepada siswa untuk menulis dan menyatakan jawaban.

Tes uraian bebas memberikan kebebasan yang lebih besar daripada

uraian terbatas.

b. Tes Objektif

Tes objektif adalah tes atau butir soal yang menuntut jawaban secara

lebih pasti.

Bentuk tes objektif dapat mencakup banyak materi pelajaran,

penskorannya objektif, dan mudah dikoreksi.

1) Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa. Materi yang

diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung

rendah.

Page 36: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 36/50

 

MP

3

PPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 2012

36

2) Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas

fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat

berpikir yang terlibat cenderung rendah.

3) Benar Salah. Bentuk ini merupakan tes yang sederhana, karena

dalam menjawab soal bentuk benar salah, siswa hanya dihadapkan

dengan dua pilihan, yaitu menentuak apakah pernyataan yang

tertera pada butir soal benar atau salah.

4) Pilihan Ganda. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran,

penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat

berpikir yang bisa terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai

tingkat sintesis dan analisis.

Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-

hal berikut.

  materi, misalnya kesesuian soal dengan indikator pada kurikulum;

  konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas.

  bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang

menimbulkan penafsiran ganda.

Tabel 3.1 Contoh Format Penilaian Tes

No NamaJenis Tes

RerataNilai

Ket.Benar-Salah

PilihanGanda

Menjodohkan

Uraian

1. Ruri

2. Tono

3. ....

4. ....

Catatan:

Kolom jenis tes diisi dengan angka yang sesuai:

10-50 = kurang

60-70 = sedang

80-90 = baik

90-100 = amat baik

Page 37: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 37/50

 

MP

3

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201237

2. Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini

cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut

peserta didik menunjukkan unjuk kerja. Unjuk kerja yang dapat diamati

seperti: bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca

puisi/ deklamasi, menggunakan peralatan laboratorium, dan

mengoperasikan suatu alat.

a. Daftar Cek

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek

(ya - tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek,

peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan

tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta

didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya

mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-

tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah.

Berikut contoh daftar cek.

Contoh checklists

Tabel 3.2 Contoh Format Penilaian Pidato Bahasa Indonesia(Menggunakan Daftar Tanda Cek)

Nama peserta didik: ________ Kelas: _____ 

No. Aspek Yang Dinilai Ya Tidak

1. Berdiri tegak

2. Memandang ke arah hadirin

3. Pronunciation baik

4. Sistematika baik

5. Mimik baik

6. Intonasi baik

7. Penyampaian gagasan jelas

Skor yang dicapai

Skor maksimum 7

Page 38: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 38/50

 

MP

3

PPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 2012

38

b. Skala Rentang

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkin-kan

penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentukarena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai

lebih dari dua. Skala rentang tersebut, misalnya, sangat kompeten – 

kompeten – agak kompeten – tidak kompeten.

Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor

subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Berikut

contoh skala rentang.

Tabel 3.3 Contoh Format Penilaian Pidato Bahasa Indonesia (Menggunakan SkalaPenilaian)

Nama peserta didik: ________ Kelas: _____ 

No. Aspek yang DinilaiNilai

1 2 3 4

1. Berdiri tegak

2. Memandang ke arah hadirin

3. Pronunciation

4. Sistematika5. Mimik

6. Intonasi

7. Kejelasan gagasan

Jumlah

Skor Maksimum 28

Kriteria Penskoran nomor 1 dan 2:

1 = bila tidak pernah melakukan

2 = bila jarang melakukan

3 = bila kadang-kadang melakukan

4 = bila selalu melakukan

Kriteria penskoran nomor 3 sampai 7, semakin baik penampilan siswa

semakin tinggi skor yang diperoleh.

Page 39: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 39/50

 

MP

3

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201239

Tabel 3.4 Contoh Format Penilaian Unjuk Kerja: Bercerita

Nama peserta didik: ________ Kelas: _____ 

No. Aspek yang DinilaiNilai

1 2 3 4

1. Organisasi Ide

2. Pengetahuan

3. Kefasihan

4.  Artikulasi

5. Penampilan

Jumlah

Skor Maksimum 20

Catatan:Kolom nilai diisi dengan angka yang sesuai:

1 = kurang

2 = sedang

3 = baik

4 = amat baik

3. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat

suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanyadiperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.

Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik

membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian,

hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari

kayu, keramik, plastik, dan logam.

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan

perlu diadakan penilaian yaitu:a. Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik

merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan

mendesain produk.

b. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik

menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

c. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta

didik membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria

keindahan.

Page 40: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 40/50

 

MP

3

PPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 2012

40

4. Teknik Penilaian Produk

Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

a. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk,

biasanya dilakukan pada tahap appraisal.

b. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya

dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap

proses pengembangan.

Tabel 3.5 Contoh Format Penilaian Produk

Nama peserta didik: ________ Kelas: _____ 

No. Aspek yang DinilaiNilai

1 2 3 4

1. Keaslian

2. Pengetahuan yang mendukung

3. Alat yang digunakan

4. Cara Pembuatan

5. Penampilan Produk

6. Manfaat Produk

Jumlah

Skor Maksimum 24

Catatan:

Kolom nilai diisi dengan angka yang sesuai:

1 = kurang

2 = sedang

3 = baik

4 = amat baik

5. Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang

harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa

suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,

pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

Penilaian proyek dapat digunakan, di antaranya untuk mengetahui

pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan peserta

Page 41: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 41/50

 

MP

3

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201241

didik mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu,

dan kemampuan peserta didik dalam menginformasikan subyek tertentu

secara jelas.

Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu

dipertimbangkan yaitu:

a. Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik dan mencari informasi

serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan

laporan.

b. Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dalam hal ini mempertimbangkan

tahap pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam

pembelajaran.

c. Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,

dengan mempertimbangkan kontribusi guru pada proyek peserta didik,

dalam hal ini petunjuk atau dukungan.Teknik Penilaian Proyek

Penilaian cara ini dapat dilakukan mulai perencanaan, proses selama

pengerjaan tugas, dan terhadap hasil akhir proyek. Dengan demikian guru

perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti

penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, kemudian

menyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitiannya juga

dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian ini dapat

menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek (checklist)

ataupun skala rentang (rating scale)

Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:

1) Penelitian sederhana tentang air di rumah;

2) Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.

Page 42: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 42/50

 

MP

3

PPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 2012

42

Tabel 3.6 Format Penilaian Proyek

Nama Siswa/Kel. Siswa: Kelas: _____ 

No. Aspek yang DinilaiNilai

1 2 3 4

1.  Alasan Pemilihan Proyek

2. Pengetahuan yang mendukung

3. Rancangan Kegiatan

4. Proses Kegiatan

5. Penulisan Hasil Kegiatan

6. Komunikasi Hasil Kegiatan

Jumlah

Skor Maksimum 24

Catatan:

Kolom nilai diisi dengan angka yang sesuai:

1 = kurang 4 = amat baik

2 = sedang

3 = baik

6. Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan

pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan

peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta

didik tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari

proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes

(bukan nilai), piagam penghargaan atau bentuk informasi lain yang terkait

dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. Berdasarkan

informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat

menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan

perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan

perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karya peserta didik,

antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, dan musik.

Teknik Penilaian Portofolio

Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah

sebagai berikut:

Page 43: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 43/50

 

MP

3

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201243

a. Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan portofolio, yaitu

tidak semata-mata merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang

digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga olehpeserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat

mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak

akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta

didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.

b. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja

yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang

lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis

peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya. Sedangkan untuk

kemampuan menggambar, peserta didik mengumpulkan gambar-gambar

buatannya.

c. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu

map atau folder.

d. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan

peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke

waktu.

e. Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio peserta didik

beserta pembobotannya bersama para peserta didik agar dicapai

kesepakatan. Diskusikan dengan para peserta didik bagaimana menilai

kualitas karya mereka. Contoh; untuk kemampuan menulis karangan,

kriteria penilaiannya misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan

kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Sebaiknya

kriteria penilaian suatu karya dibahas dan disepakati bersama pesertadidik sebelum peserta didik membuat karya tersebut. Dengan demikian,

peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha

mencapai harapan atau standar itu.

f.  Mintalah peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan.

Guru dapat membimbing peserta didik tentang bagaimana cara menilai

dengan memberi keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya

tersebut dan bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan

pada saat membahas portofolio.

Page 44: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 44/50

 

MP

3

PPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 2012

44

g. Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya belum memuaskan,

kepada peserta didik dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi.

Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atauperjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya setelah 2

minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.

h. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika

dianggap perlu, undanglah orang tua peserta didik untuk diberi

penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio sehingga orangtua

dapat membantu dan memotivasi anaknya.

Tabel 3.7 Format Penilaian Portofolio

No Nama

Karya Portofolio

Rerata

NilaiKet.

Puisi

Rumus

Matematik

a

Laporan

eksperime

n

Peta

1. Ruri

2. Tono

3. ....

4. ....

Catatan:

Kolom karya portofolio diisi dengan angka yang sesuai:

1 = sangat kurang

2 = kurang

3 = sedang

4 = baik

5 = amat baik

7. Penilaian Sikap

Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan

kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap

juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki

oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau

tindakan yang diinginkan.

Page 45: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 45/50

 

MP

3

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201245

Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen

kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang

dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek.Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai

objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku

atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek

sikap.

Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran

berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.

a. Sikap terhadap materi pelajaran.

b. Sikap terhadap guru/pengajar.

c. Sikap terhadap proses pembelajaran.

d. Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu

berhubungan dengan suatu materi pelajaran.

e. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang

relevan dengan mata pelajaran.

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-

teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan

laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan

sebagai berikut.

a. Observasi perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan

seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi

dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi.

Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta

didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan

balik dalam pembinaan.

Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan

buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan

peserta didik selama di sekolah.

Page 46: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 46/50

 

MP

3

PPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 2012

46

Tabel 3.8 Contoh isi buku catatan harian

No. Hari/ tanggal Nama peserta didikKejadian (positif

atau negatif)

Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk

merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pulauntuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam

penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan.

Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek

(Checklist) yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan

muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu.

Berikut contoh format Penilaian Sikap.

Tabel 3.9 Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek IPA

No. NamaPerilaku

Nilai Ket

.Bekerj

a sama

Berini-

siatif

Penuh

Perhatian

Bekerja

sistematis

1. Ruri

2. Tono

3. ....

Catatan:

Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai:

1 = sangat kurang

2 = kurang

3 = sedang

4 = baik

5 = amat baik

Page 47: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 47/50

 

MP

3

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201247

b. Pertanyaan langsung

Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang

berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan pesertadidik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai

"Peningkatan Ketertiban".

Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi

jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap.

Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat

menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta

didik.

c. Laporan pribadi

Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta

membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang

suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya,

peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan

Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang

dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami

kecenderungan sikap yang dimilikinya.

Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru terlebih dahulu harus

menyusun perencanaan pembelajaran. Dalam Permendiknas Nomor 41

Tahun 2007 tentang standar proses, dinyatakan bahwa kegiatan inti

pembelajaran merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

C.  REFLEKSI

1.  Jelaskan menurut Anda, apa yang dimaksud dengan penilaian berbasis

kelas?

2.  Sebutkan bagai mana melakukan asesmen dalam penilaian berbasis

kelas?

3.  Jelaskan, cara apa saja yang dapat dijadikan alat untuk penilaian kelas?

4.  Sebutkan apa yang dimaksud dengan penilaian produk?

5.  Jelaskan, hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian

proyek?

Page 48: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 48/50

 

MP

3

PPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 2012

48

D.  RANGKUMAN

Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan

pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar

siswa yang mengikuti proses pembelajaran tertentu.

Proses penilaian memerlukan pengumpulan bukti (asesmen) yang diilakukan

secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk menilai

kompetensi siswa. Proses pengumpulan bukti mencakup:

1.  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan

kompetensinya

2.  Mengumpulkan dan mencatat bukti-bukti demonstrasi kompetensi-

kompetensi siswa

3.  Menggunakan bukti-bukti untuk membuat penilaian secara menyeluruh

demonstrasi/ kinerja siswa dalam kompetensi-kompetensi tersebut.

 Alat untuk mengumpulkan bukti (asesmen) belajar siswa, di antaranya;

1.  Tes tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah

kognitif dan tes lisan. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan

jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Testertulis terbagi dua, yaitu tes uraian dan tes objektif.

2.  Penilaian Unjuk Kerja, merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.

3.  Penilaian Produk, adalah penilaian terhadap keterampilan dalam

membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut.

4.  Penilaian Proyek, merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas

yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.

5.  Portofolio, merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada

kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan

peserta didik dalam satu periode tertentu.

6.  Penilaian Sikap, Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka)

yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon

sesuatu/objek.

Page 49: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 49/50

 

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

 © 201249

PENUTUP

Modul yang mengkaji model pembelajaran aktif interaktif kreatif efektif danmenyenangkan (PAIKEM) ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari enam

modul lainnya dalam Diklat Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa. Perluasan

wawasan dan pengetahuan peserta berkenaan dengan substansi materi ini

penting dilakukan, baik melalui kajian buku, jurnal, maupun penerbitan lain

yang relevan. Disamping itu, penggunaan sarana perpustakaan, media internet,

serta sumber belajar lainnya merupakan wahana yang efektif bagi upaya

perluasan tersebut. Demikian pula dengan berbagai kasus yang muncul dalampenyelenggaraan pendidikan khusus, baik berdasarkan hasil pengamatan maupun

dialog dengan praktisi pendidikan khusus, akan semakin memperkaya wawasan

dan pengetahuan para peserta diklat. 

Dalam tataran praktis, mengimplementasikan berbagai pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh setelah mempelajari modul ini, penting dan

mendesak untuk dilakukan. Melalui langkah ini, kebermaknaan materi yang

dipelajari akan sangat dirasakan oleh peserta diklat. Disamping itu, tahapan

penguasaan kompetensi peserta diklat sebagai guru sekolah luar biasa, secara

bertahap dapat diperoleh.

Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini tergantung

pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam mempelajari dan

mempraktekan materi yang disajikan. Modul ini hanyalah merupakan salah satu

bentuk stimulasi bagi peserta untuk mempelajari lebih lanjut substansi materi

yang disajikan serta penguasaan kompetensi lainnya. 

SELAMAT BERKARYA! 

Page 50: 3. Model Paikem

8/17/2019 3. Model Paikem

http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 50/50

 

DAFTAR PUSTAKA

DBE 2 dan PPPPTK TK dan PLB. (2009). Pengenalan Pembelajaran Efektifdalam Mata Pelajaran Pokok, Bahan Ajar.

Edi Saepudin. (2009). PAKEM di TK. Bahan Ajar. Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-

kanak dan Pendidikan Luar Biasa. Bandung.

Harsono (2007). Metode Evaluasi Pendidikan di Perguruan Tinggi (Makalah

disajikan pada sarasehan “Sistem Pendidikan Nasional untuk

Membangun Peradaban Indonesia yang Dijiwai Nilai-nilai

Pancasila”. Yogyakara. Kerjasma UGM & LPMP DIY. 

Komar Hidayat dan Lela Helawati (2008). Lingkungan Sebagai Media dan

Sumber Belajar. Bahan Ajar Diklat PAKEM bagi Guru SLB. Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa.

Bandung.

Komar Hidayat. (2011). Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, efektif dan

Menyenangkan. Bahan Ajar Diklat Supervisi Akademik bagiPengawas. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar

Biasa. Bandung

Pusbangtendik. (2011). Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, efektif dan

Menyenangkan; Suplemen Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan

Pengawas Sekolah. Pusbangtendik. Jakarta: Kemdiknas.

Moeslihatoen R. (1999). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak.Jakarta. Rineka Cipta.

Buku Paket Pelatihan Lanjutan PAKEM (UNICEF)

UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.