3. modul tumbuh kembang

Upload: hidayat

Post on 16-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hhhhh

TRANSCRIPT

III. MODUL TUMBUH KEMBANG

A. ANAMNESIS PEDIATRI 15B. PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN ANAK1) PENGUKURAN BERAT BADAN (BB) PENGUKURAN BERAT BADAN MENGGUNAKANTIMBANGAN BAYI 16 PENGUKURAN BERAT BADAN MENGGUNAKAN TIMBANGAN BERDIRI/INJAK 172) PENGUKURAN TINGGI/PANJANG BADAN PENGUKURAN PANJANG BADAN DENGAN POSISI BERBARING 18 PENGUKURAN PANJANG BADAN DENGAN POSISI BERDIRI 183) PENGUKURAN LINGKAR KEPALA ANAK 194) PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS 19C. SKRINING/PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN ANAK MENGGUNAKAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) 20D. PEMERIKSAAN SUHU DAN TEKANAN DARAH ANAK 21E. PUNGSI VENA PADA PASIEN PEDIATRIK 22F. PEMASANGAN KANULASI INTRAVENA ANAK 23DAFTAR PUSTAKA 25

A. ANAMNESIS PEDIATRINo.Aspek yang dinilaiKeterangan

1.Inform consent.Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa, membuat pasien dan pendamping merasa nyaman dan ciptakan situasi kondusif.

2.Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, status pernikahan) dan orang tua pasien atau wali.Pastikan pasien adalah orang yang sama dengan yang terdaftar, sering berkaitan dengan masalah klinik atau gangguan sistem dan organ tertentu.

3.Menanyakan keluhan utama.Keterangan terlampir (a).

4.Menggali riwayat penyakit sekarang (onset, lokasi, kualitas, kuantitas, faktor yang memperberat, faktor yang memperingan, gejala penyerta, dan kronologis).Keterangan terlampir (b).

5.Menanyakan riwayat penyakit dahulu.Keterangan terlampir (c).

6.Menanyakan riwayat kehamilan ibu.Keterangan terlampir (d).

7.Menanyakan riwayat kelahiran.Keterangan terlampir (e).

8.Menanyakan riwayat makanan.Keterangan terlampir (f).

9.Menanyakan riwayat imunisasi.Keterangan terlampir (g).

10.Menanyakan riwayat pertumbuhan.Keterangan terlampir (h).

11.Menanyakan riwayat perkembangan.Keterangan terlampir (i).

12.Menanyakan riwayat penyakit keluargaKeterangan terlampir (j).

13.Menanyakan corak reproduksi ibu.Keterangan terlampir (k).

14.Menanyakan gambaran keadaan anak dalam lingkunan sehari-hari.Keterangan terlampir (l).

15.Memberikan kesempatan pendamping pasien untuk bertanya.Pastikan pendamping pasien mengerti dan tidak memiliki pemahaman yang salah.

16.Menutup pertemuan dan ucapkan terima kasih.Tersenyum dan tunjukkan empati serta beri kesan yang baik.

17.Mencatat hasil anamnesis.-

Keterangan:(a) Keluhan utama adalah keluhan terpenting yang membawa pasien minta pertolongan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Contoh pertanyaan agar mendapatkan KU: Apa yang anak anda keluhkan? Apa yang menyebabkan anda menbawa anak anda ke dokter?(b) Riwayat penyakit sekarang. Lamanya keluhan berlangsung. Bagaimna sifat terjadinya gejala: apakah mendadak, pelahan-lahan, terusmenerus, berupa bangkitan-bangkitan atau serangan, hilang timbul, apakah berhubungan dengan waktu (misalnya terjadi waktu pagi, sore, atau malam). Untuk keluhan lokal harus dirinci lokaslisasi dan sifatnya: menetap, menjalar, menyebar, sifat penyebaran, berpindah-pindah. Berat ringannya keluhan dan perkembangannya: apakah menetap, cenrerung bertambah berat, cenderung berkurang. Apakah terdapat hal yang mendahului keluhan. Apakah keluhan tersebut baru pertama kali dirasakan, atau sudah pernah sebelumnya; bila sudah pernah, dirinci apakah intensitas dan karakteristiknya sama atau berbeda dan interval antara keluhan-keluhan tersebut. Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah, atau sekeliling-pasien, yang menderita keluhan yang sama. Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya.(c) Riwayat penyakit dahulu. Riwayat menderita penyakit yang sama. Riwayat permasalahan medis lainnya. Riwayat alergi.(d) Riwayat kehamilan ibu. Keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada atau tidaknya penyakit, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut. Berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal, dan kepada siapa kunjungan antenatal dlilakukan (dukun, perawat, bidan, dokterumum, atau dokterspesialis). Obat-obatan yang diminum pada usia kehamilan muda (trimester pertama). (e) Riwayat kelahiran. Tanya tanggal, tempat kelahiran, siapa yang menolong, cara kelahiran (spontan, ekstraksi cunang, ekstraksi vakum, bedah caisare), adanya kehamilan ganda, keadaan segera setelah dilahirkan, dan morbiditas pada hari-hari pertama setelah lahir. Apakah cukup bulan, kurang bulan, ataukah lewat bulan. Bila ada, lebih baik dilihat catatan yang diberikan oleh puskesmas atau rumah bersallin tempat bayi lahir yang biasanya memberikan informasi yang diperlukan, termasuk nilai APGAR, jika persalinan sesar ditanyakan apa indikasi tindakan tersebut. Berat dan panjang lahir. Morbiditas yang berhubungan dengan kelahiran atau selama masa neonates perlu ditanyakan termasuk asfiksia, trauma lahir, infeksi intrapartum, ikterus, dan sebagainya yang mungkin berhubungan dengan masalah yang dihadapi sekarang.(f) Riwayat makanan. Keterangan tentang makanan yang dikonsumsi oleh anak. Nilai apakan kualitas dan kuantitas adekuat. Pada bayi perlu diketahui susu apa yang diberikan. Apakan ASI diberikan secara eksklusif. Tanyakan pemberian makanan tambahan, umur berapa mulai diberikan, jenis dan jumlahnya, serta jadwal pemberian.(g) Riwayat imunisasi. Tanyakan status kelengkapan imunisasi pasien.(h) Riwayat perkembangan. Status pertumbuhan anak.(i) Riwayat perkembangan. Tanyakan beberapa patokan (milestone) perkembangan di bidang motorik kasar, motorik halus, sosialipersonal, dan bahasa adaptif.(j) Riwayat keluarga. Data keluarga pasien perlu diketahui(sosial-ekonomi)(k) Corak reproduksi ibu. Umur ibu saat hamil, jarak kelahiran, dan jumlah kelahiran (paritas). (l) Gambaran keadaan anak dalam lingkungannya sehari-hari. Apakah termasuk keluarga bati atau keluarga besar. Tanyakan keadaan kesehatan orang tua serta anak-anak yang hidup dan perlu ditanyakan apakah terdapat penyakit tertentu pada keluarga.perlu ditelusuri keadaan perumahan dan lingkungan tempat pasien tersebut tinggal.

B. PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN ANAK1) PENGUKURAN BERAT BADAN (BB) PENGUKURAN BERAT BADAN MENGGUNAKAN TIMBANGAN BAYINoAspek yang dinilaiKeterangan

1.Inform consent.Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa, membuat pasien dan pendamping merasa nyaman dan ciptakan situasi kondusif.

2.Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang.

3.Pastikan posisi jarum sudah dalam keadaan seimbang (jarum menunjuk angka 0).Begitu juga apabila ditambah alas kain bayi.

4.Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaos kaki, dan sarung tangan (dengan pakaian minimal).

5.Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.

6.Lihat jarum timbangan (analog) atau digit angka (digital) hingga berhenti.

7.Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

8.Memberitahukan ke ibu atau penilai hasil timbangan bayi.Apabila bayi menggunakan pakaian, pertimbangkan berat pakaian yang ia kenakan.

9.Menutup pertemuan dan ucapkan terima kasih.Tersenyum dan tunjukkan empati serta beri kesan yang baik.

PENGUKURAN BERAT BADAN MENGGUNAKAN TIMBANGAN BERDIRI/INJAKNoAspek yang dinilaiKeterangan

1.Inform consent.Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa, membuat pasien dan pendamping merasa nyaman dan ciptakan situasi kondusif.

2.Letakkan timbangan di atas yang datar dan tidak mudah bergerak.

4Pastikan posisi jarum sudah dalam keadaan seimbang (jarum menunjuk angka 0)Begitu juga apabila ditambah alas kain bayi.

5Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, sepatu, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.

6Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.

7Lihat jarum timbangan (analog) atau digit (digital) sampai berhenti.-

8Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

8.Memberitahukan ke ibu atau penilai hasil timbangan bayi.-

9.Menutup pertemuan dan ucapkan terima kasih.Tersenyum dan tunjukkan empati serta beri kesan yang baik.

2) PENGUKURAN TINGGI/PANJANG BADAN PENGUKURAN PANJANG BADAN DENGAN POSISI BERBARINGNoAspek yang dinilaiKeterangan

1.Inform consent.Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa, membuat pasien dan pendamping merasa nyaman dan ciptakan situasi kondusif.

2.Meminta bantuan orang lain untuk membantu pengukuran.Bias dibantu tenaga kesehatan lain atau orang tua/wali bayi sendiri.

3.Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar tanpa sepatu dan topi. Usahakan tubuh bayi dalam keadaan lurus.

4.Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.

5.Pemegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).

6.Pembantu menekan lutut bayi dengan lengan kiri bawah agar lurus, sedangkan tangan menjaga agar posisi kaki tetap lurus (tidak fleksi ataupun ekstensi). Tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki.

7.Baca angka yang tertera.

8.Sampaikan hasil pengukuran ke ibu atau penilai.

9.Menutup pertemuan dan ucapkan terima kasih.Tersenyum dan tunjukkan empati serta beri kesan yang baik.

PENGUKURAN PANJANG BADAN DENGAN POSISI BERDIRINoAspek yang dinilaiKeterangan

1.Inform consent.Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa, membuat pasien dan pendamping merasa nyaman dan ciptakan situasi kondusif.

2.Pastikan anak tidak memakai sandal atau sepatu.

3.Anak berdiri tegak menghadap ke depan dengan telapak kaki dirapatkan dan punggung bersandar pada dinding atau tiang pengukur.

4.Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun anak.

5.Baca angka pada batas tersebut.-

6.Sampaikan hasil pengukuran ke ibu atau penilai.-

7.Menutup pertemuan dan ucapkan terima kasih.Tersenyum dan tunjukkan empati serta beri kesan yang baik.

3) PENGUKURAN LINGKAR KEPALA ANAKNoAspek yang dinilaiKeterangan

1.Inform consent.Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa, membuat pasien dan pendamping merasa nyaman dan ciptakan situasi kondusif.

2.Bebaskan kepala bayi/anak dari topi, ikat rambut, dan sebagainya.

3.Pita pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi (glabela), menutupi alis mata, dan bagian belakang kepala pasien yang paling menonjol (protuberansia oksipitalis), tarik agak kencang.

4.Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.

5.Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.Pada waktu lahir lingkaran kepala adalah sekitar 35 cm; pada umur 6 bulan 43,5 cm. pada umur 1 tahun lingkaran kepala sudah bertambah lagi 6 cm.

6Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin anak.Penilaian lingkaran kepala anak dilakukan dengan menandai ukuran lingkar kepala bayi/anak sesuai umur dan jenis kelamin pada kurve lingkar kepala Nellhaus.

7.Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran yang sekarang.

8.Sampaikan hasil pengukuran ke ibu atau penilai.-

9.Menutup pertemuan dan ucapkan terima kasih.Tersenyum dan tunjukkan empati serta beri kesan yang baik.

4) PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATASNoAspek yang dinilaiKeterangan

1.Inform consent.Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa, membuat pasien dan pendamping merasa nyaman dan ciptakan situasi kondusif.

2.Bebaskan lengan bayi/anak dari benda-benda yang dapat mengganggu pengukuran.

3.Pita pengukur dilingkarkan pada pertengahan lengan kiri (antara akromion dan olekranon).

4.Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.

5.Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.Pada bayi baru lahir lingkaran lengan atas adalah 11 cm; pada umur 1 tahun lingkaran lengan atas menjadi 16 cm dan pada umur 5 tahun menjadi 17 cm.

8.Sampaikan hasil pengukuran ke ibu atau penilai.-

9.Menutup pertemuan dan ucapkan terima kasih.Tersenyum dan tunjukkan empati serta beri kesan yang baik.

C. SKRINING/PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN ANAK MENGGUNAKAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP).No.Aspek yang dinilaiKeterangan

1.Inform consent.Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa, membuat pasien dan pendamping merasa nyaman dan ciptakan situasi kondusif.

2.Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, status pernikahan) dan orang tua pasien atau wali.Pastikan pasien adalah orang yang sama dengan yang terdaftar, sering berkaitan dengan masalah klinik atau gangguan sistem dan organ tertentu.

3.Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan. Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari usia anak. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.Contoh: bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan.Contoh: bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.

4.Pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan.Kuesioner terlampir (Lampiran Tumbang 1)

5.Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada.Bila tidak jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.

6.Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban ya atau tidak.

7.Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.

8.Interpretasi Hasil KPSP.Keterangan terlampir (a)

9.Menyampaikan hasil interpretasi kepada orang tua atau wali anak.

10.Memberikan edukasi terhadap hasil yang dicapai anak.

11.Memberikan kesempatan pendamping pasien untuk bertanya.Pastikan pendamping pasien mengerti dan tidak memiliki pemahaman yang salah.

12.Menutup pertemuan dan ucapkan terima kasih.Tersenyum dan tunjukkan empati serta beri kesan yang baik.

Keterangan:(a) Interpretasi Hasil KPSP Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang) Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah) Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S) Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M) Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P). Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.

i. Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S) Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik. Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak. Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang terarah. Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.ii. Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M) Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih sering . Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak. Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat perkembangannya. Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat anak pertama dinilai. Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.

iii. Kemungkinan ada penyimpangan perkembangan (P) Segera rujuk ke Rumah Sakit Tulis jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (mis. gerak kasar, halus, bicara & bahasa, sosial dan kemandirian)

D. PEMERIKSAAN SUHU DAN TEKANAN DARAH ANAKNoTindakanKeterangan

1.Inform consent.Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa, membuat pasien dan pendamping merasa nyaman dan ciptakan situasi kondusif.

2.Menyiapkan alat: termometer, stetoskop, sphygmomanometer raksa.-

Pengukuran Suhu

3.Menurunkan permukaan air raksa termometer hingga berada di bawah 35C dengan cara mengibas-ngibaskan thermometer. Pengukuran dapat dilakukan di aksila, rektum (suhu inti), sublingual, dan lipat paha. Normalnya suhu aksila 36C - 37C. Suhu aksila 1C < suhu rektum; suhu mulut 0,5C < suhu rectum.

4.Letakkan termometer di ketiak kiri anak yang diperiksa selama 3 menit.

Pengukuran Tekanan Darah

6Menempatkan anak dalam keadaan berbaring telentang dengan lengan lurus di samping badan/duduk dengan lengan bawah yang diletakkan di atas meja dan lengan bebas dari tekanan oleh pakaian kemudian menempatkan tensimeter dengan membuka aliran raksa dan memeriksa saluran pipa dan meletakkan manometer vertikal. Tekanan darah normal pada bayi dan anak keterangan terlampir-a.

7Memasang manset 3 cm di atas fossa kubiti

8Palpasi denyut a.brakialis dan a.radialis

9Pakai stetoskop dan pompa manset sambil meraba arteri radialis atau brakialis sampai denyut nadi tidak teraba lagi.

10Naikkan tekanan manset 30 mmHg di atas tekanan sistolik palpasi.

11Letakkan stetoskop sesuai letak a.brakialis.

12Sambil melakukan auskultasi, turunkan tekanan manset perlahan 2-3 mmHg.

13Sampaikan hasil pemeriksaan.

Keterangan:(a) Tekanan darah bayi dan anak.UsiaSistolik (2 SD) mmHgDiastolik (2 SD) mmHg

Neonatus80 (16)45 (15)

6 12 bulan90 (30)60 (10)

1 5 tahun95 (25)65 (20)

5 10 tahun100 (15)60 (10)

10 15 tahun115 (17)60 (10)

E. PUNGSI VENA PADA PASIEN PEDIATRIKNo.Aspek yang dinilaiKeterangan

1.Inform consent.Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa, membuat pasien dan pendamping merasa nyaman dan ciptakan situasi kondusif.

2.Siapkan alat.Spuit sesuai ukuran, kapas alkohol, kapas kering, tourniquet, disposal container, label.

3.Cuci tangan dan kenakan handscoon.-

4.Posisikan pasien.Balita dan bayi harus difiksasi.

5.Tentukan lokasi pungsi Vena superfisial yang cocok adalah vena fosa antekubiti, punggung tangan, punggung kaki, atau kulit kepala

6.Pada anak yang telalu kecil perlu mengoleskan krim anastesi lokal.EMLA atau Ametop, ingat krim tersebut membutuhkan waktu 1 jam sebelum memberikan efek.

7.Memasang tourniquet dengan lokasi 5-10 cm (4-5 jari) di atas tempat pungsi.

8.Bersihkan kulit tempat pungsi dengan memakai etanol 70% (kapas alkohol).

9.Melakukan cara menusukan jarum ke dalam vena. Memeriksa spuit/jarum. Memegang spuit dengan tangan kanan dan ujung telunjuk dengan pangkal jarum. Menegangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari ke atas pembuluh darah supeya pembuluh darah tidak bergerak. Menusuk jarum dengan sisi miring menghadap ke atas, membentuk sudut 15-30. Memasukan jarum sepanjang pembuluh darah 1-1,5 cm.

10.Penghisap spuit ditarik perlahan hingga darah masuk spuit.

11.Melepaskan tourniquet segera setelah darah mengalir, lalu isi spuet sejumlah yang dikehendaki.

12.Meletakan kapas kering di atas tempat tusukan jarum dan menekan dengan kapas kering selama 5 menit atau diplester.Tidak menekuk lengan segera setelah pungsi vena.

13.Melepas jarum dari spuit, aliran darah (jangan disemprot) ke dalam melalui dindingnya.

15.Membuang semua barang yang terkontaminasi darah (jarum dan sebagainya) dalam disposal container.Tidak mencoba menutup kembali atau melepas jarum dengan tangan.

16.Melepas sarung tangan.

17.Memberi label identitas pasien pada tabung.

18.Menutup pertemuan dan ucapkan terima kasih.Tersenyum dan tunjukkan empati serta beri kesan yang baik.

F. PEMASANGAN KANULASI INTRAVENA ANAKNoTindakanKeterangan

1.Inform consent.Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa, membuat pasien dan pendamping merasa nyaman dan ciptakan situasi kondusif.

2.Mempersiapkan peralatan Sarung tangan. Kateter intravena set, torniquet, splint, alas/perlak. Infus line (kasa alkohol, povidone-iodine (alkohol 70 %), pisau cukur, kasa steril, plester, perban). Label, alat untuk menggantung cairan infus, cairan infus sesuai indikasi.

3.Pemasangan infus set. Putar klem pengatur tetesan sampai selang tertutup. Pertahankan sterilitas penusuk botol. Buka penutup botol dengan tehnik aseptik atau antiseptik. Perhatikan arah menarik penutup. Tusukkan ujung penusuk infus set ke botol secara tegak lurus dengan menerapkan tehnik aseptik. Tekan chamber sampai cairan terisi setengah. Naikkan ujung infus set sejajar chamber. Putar klem pengatur tetesan perlahan supaya udara mudah keluar. Jarak botol dengan IV catheter minimal setinggi 80 cm.

4.Menentukan lokasi pemasangan kateter intravena.(Lampiran Tumbang 2)

5.Memakai sarung tangan.-

6.Membersihkan lokasi insersi dengan kapas beralkohol dan tunggu hingga alkohol mengering.Pembersihan bertujan sebagai tindakan dekontaminasi, dan agar efektif tunggu hingga kurang lebih 30 menit.

7.Menstabilkan vena. Posisi vena lebih rendah daripada jantung. Memberikan pukulan lembut dengan jari pada vena target. Minta pasien untuk mengepal-ngepalkan tangan.

8.Memasang torniquet di bagian proximal dari lokasi kanulasi.-

9.Fiksasi vena.Letakkan ibu jari di atas vena untuk mencegah vena bergerak dan meregangkan kulit melawan arah penusukan.

10.Masukkan kateter set ke vena target.Rendahkan jarum penuntun (stylet) sampai hampir sejajar dengan kulit. Dorong kateter ke dalam vena kira-kira - inchi, kemudian stylet sedikit ditarik mundur dan kateter didorong maju ke dalam vena.

11.Torniquet dilepaskan dan stylet dikeluarkan dari kateter kemudian pasang ujung selang infus.-

12.Fiksasi kateter dan selang IV.Keterangan terlampir-a.

13.Atur kecepatan tetesan infus lalu pasang balutan steril pada tempat penusukan.-

14.Beri label.Tulis tanggal dan jam pemasangan, ukuran kateter dan inisial / nama pemasang

15.Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.-

16.Rapikan alat-alat.-

Keterangan:a. Fiksasi kateter dan selang IV. Metode Chevron1. Potong plester ukuran 1,25 cm, letakkan dibawah hub kateter dengan bagian yang berperekat menghadap ke atas.2. Silangkan kedua ujung plester melalui hub kateter dan rekatkan padakulit pasien.3. Rekatkan plester ukuran 2,5 cm melintang diatas sayap kateter dan selang infus untuk memperkuat, kemudian berikan label. Metode U1. Potong plester ukuran 1,25 cm dan letakkan bagian yang berperekat dibawah hub kateter.2. Lipat setiap sisis plester melalui sayap kateter, tekan ke bawah sehingga paralel dengan hub kateter.3. Rekatkan plester lain diatas kateter untuk memperkuat. Pastikan kateter terekat sempurna dan berikan label. Metode H1. Potong plester ukuran 2,5 cm tiga buah. Rekatkan plester pada sayap kateter.

DAFTAR PUSTAKA

Corry S Matondang, et al. 2003. Diagnosis Fisis pada Anak, edisi 2. Jakarta: CV. Sagung SetoDarce, Jane. 2004. Buku Saku Keterampilan Klinis. Jakarta: EGCDougherty, Lisa, Karen Bravery, Janice Gabriel, Jill Kayley, Michele Malster, Katie Scales, Sheila Inwood. 2010. Standart for infution therapy, Third Edition. Royal College of Nursing, diunduh dari http://www.rcn.org.uk/__data/assets/pdf_file/0018/157410/003237.pdf, 2 November 2011http://balitakami.wordpress.com/alat/kuesioner-pra-skrining-perkembangan-kpsp/ dikunjungi tanggal 10 november 2010Moersintowarti B. Narendra. Pengukuran Antropometri pada Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak. Surabaya: Divisi Tumbuh Kembang Anak FK UNAIR

22 | Modul Tumbuh Kembang