3. rancangan penelitian minggu-3
DESCRIPTION
rancangan penelitian,TRANSCRIPT
RANCANGAN PENELITIAN DENGAN RANCANGAN PENELITIAN DENGAN PERCOBAAN PERCOBAAN
BATASAN DAN ISTILAH :
Adalah seperangkat pengetahuan yang menjelaskan bentuk-bentuk rancangan serta cara mamilih dan membuat rancangan untuk suatu percobaan ilmiah. Dalam pengertian ini sekaligus tercakup prosedur analisis statistika dari data hasil suatu perco-baan sampai pengambilan kesimpulan.
1.1.RANCANGAN PERCOBAAN RANCANGAN PERCOBAAN ( (EXPERIMENTAL DESIGNEXPERIMENTAL DESIGN))
PADA DASARNYA, PERLU DIPILIH
RANCANGAN PERCOBAAN DAN PROSEDUR
ANALISIS YANG SESEDERHANA MUNGKIN
AKAN TETAPI RANCANGAN YANG KITA PILIH
ITU HARUS MAMPU MENJAWAB
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SAMPAI
PADA TINGKAT KETEPATAN (PRECISION)
DAN KETELITIAN (ACCURACY) YANG
SETINGGI MUNGKIN.
2.2.PERCOBAAN (PERCOBAAN (EXPERIMENTALEXPERIMENTAL))
Adalah suatu usaha yang terencana untuk mengungkap suatu fakta-fakta baru atau untuk menguatkan atau membantah hasil-hasil penelitian sebelumnya.
Dalam percobaan selalu terkait pengertian
perlakuan (treatment) yang diterapkan dan
kontrol, sebab perlakuan-perlakuan yang
diterapkan itu hasilnya dibandingkan dengan
kontrol ( TIDAK SETIAP PERCOBAAN
MENGGUNAKAN KONTROL ).
3.3. PERLAKUAN (PERLAKUAN (TREATMENTTREATMENT))
Adalah bermacam prosedur yang pengaruhnya diukur dan dibandingkan satu dengan lainnya. PROSEDUR disini dapat berarti :
1. Sesuatu yang diberikan atau diterapkan pada materi percobaan
Misal: Obat, pupuk, sinar, kandang, suhu dll yang dapat diberikan pada tanah, tanaman, atau ternak
2. Materi percobaan yang berbeda-beda
Misal: Beberapa jenis/varietas padi/ayam yang ingin dibandingkan produksinya. Disini tidak ada pemberian suatu apapun pada materi percobaan, akan tetapi jenis / varietas yang berbeda-beda itu telah dengan sendirinya berperan sebagai perlakuan.
Istilah percobaan biasanya terkan- dung
pengertian sekumpulan perlakuan-perlakuan
yang sejenis, misalnya dalam percobaan
pupuk maka perlakuannya bermacam-
macam dosis pupuk. Percobaan seperti ini
disebut PERCOBAAN SATU FAKTOR.
Didalam pelaksanaannya sering kali permasalahan yang dihadapi tidak berdiri sendiri sebagai satu faktor yang terpisah dari faktor yang lain, tetapi sebaliknya beberapa faktor harus dihadapi secara bersama-sama.
Pada keadaan seperti ini kita melakukan percobaan MULTIFAKTOR atau FAKTORIAL.
Misal:
Faktor A Faktor B (Antibiotika) (Protein)
a1 : 0.10 cc b1 : 10 %
a2 : 0.15 cc b2 : 14 %
a3 : 0.20 cc b3 : 16 %
(a1 , a2 , a3 , b1 , b2 dan b3 ) disebut level / dosis
jadi sebagai perlakuannya adalah kombinasi dari
dosis untuk setiap faktor = 3 x 3 = 9 maka
perlakuan mulai a1b1 sampai dengan a3b3 .
Dalam memilih perlakuan yang akan
dicoba, peneliti diharapkan telah
merumuskan perlakuannya lebih dahulu
secara jelas serta harus mengetahui
peranan tiap-tiap perlakuan dalam usahanya
untuk mencapai tujuan dari percobaan.
4.4. SATUAN PERCOBAAN SATUAN PERCOBAAN ((EXPERIMENTAL UNITEXPERIMENTAL UNIT))
Adalah satu atau sekelompok materi percobaan yang padanya diterapkan perlakuan dalam ulangan tunggal.
Contoh :- satu ekor ( sapi / kerbau / kambing / domba / babi )
- sekelompok ternak / flok ayam / puyuh (berisi 5 ekor)
5.5. SATUAN CONTOH (SATUAN CONTOH (SAMPLING SAMPLING UNITUNIT))
Adalah bagian dari satuan percobaan yang padanya diterapkan pengamatan tunggal.
Contoh :- Sapi : sebagai satuan percobaan & juga satuan contoh
- Ayam : 5 ekor sebagai satuan percobaan dan tiap ekor
sebagai satuan contoh.
6.6. GALAT PERCOBAAN GALAT PERCOBAAN ((EXPERIMETAL ERROREXPERIMETAL ERROR))
Adalah suatu ukuran kegagalan dari materi-materi percobaan untuk memberikan respon yang sama terhadap perlakuan yang sama pula. Galat juga merupakan petunjuk bahwa materi percobaan itu responnya bervariasi, meskipun semua mendapatkan perlakuan yang sama.
Hasil suatu percobaan (respon yang
ditampilkan oleh materi percobaan)
tidak hanya ditentukan oleh
perlakuan akan tetapi juga oleh
variasi yang lain (disebut juga variasi
tambahan) yang cenderung untuk
menutupi pengaruh perlakuannya
sendiri.
Variasi tambahan itu bersumber dari dua hal :
1. Variasi yang berasal dari materi percobaannya.
2. Variasi yang timbul karena pelaksanaan percobaan yang tidak seragam
Contoh :
Percobaan pakan yang diberikan pada
ternak. Ternak sebagai materi percobaan
dan pakan sebagai perlakuan.
Ternak mempunyai kombinasi gen yang
tidak sama oleh karena itu ternak
merupakan sumber variasi (variasi 1).
Bila ternak-ternak tadi terletak dalam
kandang maka ada kemungkinan
masing-masing ternak tidak sama
dalam menerima pakan, sinar, panas,
air minum dan faktor-faktor lain
meskipun peneliti sudah berusaha
untuk menyeragamkannya.
Dalam hal ini percobaan tidak berhasil
sepenuhnya mencapai keseragaman
pelaksanaan penelitian sehingga timbul
variasi (variasi 2). Oleh karena itu peneliti
harus berusaha agar Galat itu sekecil
mungkin dengan cara pengendalian
materi percobaan dan pemilihan
rancangan percobaan yang sesuai.
7.7. ULANGAN PERLAKUAN ULANGAN PERLAKUAN ((REPLICATIONREPLICATION))
Adalah penerapan perlakuan terhadap lebih dari satu satuan percobaan. Ulangan sangat diperlukan karena :
1. kita tidak dapat memastikan apa sebenarnya yang menjadi penyebab timbulnya suatu perbedaan, apakah oleh perlakuannya atau oleh materi percobaannya bila percobaan dilakukan tanpa ulangan.
2. Agar dapat memberikan suatu dugaan dari GALAT PERCOBAAN.
3. Meningkatkan ketelitian suatu percobaan melalui pengurangan simpang baku dari nilai tengah perlakuan.
4. Memperluas cakupan penarikan kesimpulan dari suatu percobaan.
5. Mengendalikan ragam GALAT PERCOBAAN.
8.8. PENGACAKANPENGACAKAN
Pengacakan perlu dilakukan sebab pengacakan
akan memberikan kesempatan yang sama pada
unit-unit untuk muncul (dipilih) dan akan
terhindar dari systematic error yaitu galat yang
timbul karena sistem yang kita gunakan.
Pengacakan dapat menghindari timbulnya bias dalam menduga nilai-nilai yang akan diukur sehingga pengujian statistik dapat dikerjakan.
Pengacakan dapat MEMENUHI SATU ASUMSI DALAM ANALISIS DATA BAHWA GALAT PERCOBAAN BERSIFAT BEBAS.
9.9. PENGELOMPOKAN (PENGELOMPOKAN (BLOCKINGBLOCKING))
Pengelompokan dilakukan untuk mengatasi heterogenitas materi percobaan, sehingga diperoleh kumpulan materi percobaan yang relatif homogen.
JENIS VARIABEL DAN TEKNIK ANALISIS
Rancangan penelitian menentukan teknik statistik ; bukan sebaliknya teknik statistik menentukan rancangan penelitian
Statistika dipakai untuk melayani dan sebagai alat bantu dalam penelitian, bukan untuk menguasainya
RAMBU-RAMBU PEMILIHAN TEKNIK ANALSIS STATISTIKA
Jenis penelitian (deskriptif, inferensial)
Jenis variabel (terikat, bebas)
Skala pengukuran variabel (nominal, ordinal, interval, rasio)
Banyaknya variabel (satu, lebih dari satu )
Maksud statistik (kecenderungan memusat, variabilitas, hubungan (korelasi, asosiasi), pembandingan (komparasi), interaksi, kesesuaian, dan sebagainya).
SKALA PENGUKURAN VARIABEL DAN TEKNIK ANALISIS
a. Data Nominalb. Data Ordinal c. Data Intervald. Data Rasio
DATA NOMINAL
• Data yang ditetapkan berdasarkan proses penggolongan atau kategorisasi
• Data nominal ini bersifat diskrit dan saling terpisah (mutually exlusive) antara golongan (kategori) yang satu dengan yang lain
• Contoh : data tentang jenis kelamin (jantan = 1, betina = 2); data tentang pendapat responden terhadap kenaikan iuran (setuju = 1, tidak setuju = 2); data jenis pekerjaan (PNS = 1, TNI = 2, Swasta = 3, Peternak = 4)
• Skor pada data nominal DAPAT DIPERTUKARKAN tanpa mengubah esensi informasi
• TEKNIK ANALSIS yang dapat digunakan adalah statistik deskriptif seperti frekuensi pemunculan, median, modus, persentase, proporsi.
• Pada kondisi tertentu dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan TEKNIK ANALSIS Chi Square atau Statistik Non Paramentrik.
DATA ORDINAL
• Data yang mempunyai urutan atau boleh diurutkan berdasarkan peringkat atau atribut tertentu
• Hubungan yang biasa digunakan adalah katagori-katagori LEBIH, seperti lebih besar, lebih tinggi, lebih senang, dsb.
• Data ordinal dapat dikodekan dengan angka atau skor. Angka tersebut tidak mempunyai patokan tertentu, hanya menunjukkan peringkat yang lebih tinggi diberi angka yang lebih besar.
• Contoh : data tentang rasa (tidak enak = 1, kurang enak = 2, cukup enak = 3, enak = 4, sangat enak = 5); data tentang kekentalan (tidak kental = 1, agak kental = 2, cukup kental = 3, kental = 4, sangat kental = 5)
• Data ordinal bersifat diskrit
• TEKNIK ANALSIS yang dapat digunakan adalah statistik deskriptif seperti frekuensi pemunculan, median, modus, persentase, proporsi. Dapat pula menggunakan statistitik non parameterik seperti korelasi Spearman dan Kendall (korelasi ranking).
DATA INTERVAL
• Data yang dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran (satuan/unit) yang sama; dapat diurutkan berdasarkan kelompok tersebut sebagaimana data ordinal
• Data interval mempunyai ciri seperti data ordinal, tetapi jarak tiap bilangan diketahui.
• Angka pada skala interval bersifat linier dengan jarak yang pasti dan perbedaan dalam skala tersebut bersifat isomorfis.
• Contoh : data tentang suhu (perbandingan nilai dalan Celcius dan Farenheit); data tentang prestasi belajar; data tentang skor test.
• Data interval tidak mempunyai bilangan nol mutlak
• Data interval bersifat kontinyu
• TEKNIK ANALSIS yang dapat digunakan adalah statistik paramentrik dan non parametrik seperti rataan, simpang baku, persentil, pengujian hipotesis (Uji t, anava), uji hubungan (regresi dan korelasi).
DATA RASIO
• data yang dalam kuantifikasinya mempunyai nilai nol (0) mutlak; ertinya ‘kuantiti’ nol (0) dapat masuk sebagai anggota data
• Data rasio mempunyai ciri seperti data interval, tetapi mempunyai nilai nol yang absolut (sebenarnya) yang digunakan sebagai titik awal perhitungan.
• Data rasio bersifat kontinyu.• Contoh : data bobot badan, panjang badan,
produksi susu, dll.
• TEKNIK ANALSIS yang dapat digunakan adalah statistik paramentrik dan non parametrik seperti rataan, simpang baku, persentil, pengujian hipotesis (Uji t, anava), uji hubungan (regresi dan korelasi).
SKALAContoh statitistik yang cocok
Test statistik yang sesuai
NOMONAL Modus
Frekuensi
Koef. KontingensiStatistik Non ParametrikORDINAL Media
Persentil
Korelasi Spearman dan Kendall
INTERVAL Rata-rata
Simpang baku
Korelasi Pearson
Regresi
Statistik Parametrik dan Non Parametrik
RASIO
TABULASI HUBUNGAN JENIS DATA DENGAN TEKNIK ANALISIS
1 (SATU) VARIABEL PENGUKURAN
No. Skala variabel Tujuan analisisTeknik
Analisis
1. NOMINAL Tendensi sentral Modus
Dispersi/sebaran Frekuensi relatif
Frekuensi Frekuensi relatif, persentase
Uji kesesuaian Chi Square
1 (SATU) VARIABEL PENGUKURAN
No. Skala variabel Tujuan analisisTeknik
Analisis
2. ORDINAL Tendensi sentral Median
Dispersi/sebaran Deviasi antar kuartil
Frekuensi Frekuensi relatif, persentase
Uji kesesuaian Kolmogorov, Kolmoogorov-Smirnov
1 (SATU) VARIABEL PENGUKURAN
No.Skala
variabelTujuan analisis Teknik Analisis
3. INTERVAL Tendensi sentral Mean
Dispersi, kesimetrikan, keruncingan
Simpang baku, skewnes, kurtosis
Frekuensi Frekuensi relatif, persentase
Uji kesesuaian Liliefors, Barlett (normalitas)
2 (dua) atau LEBIH VARIABEL PENGUKURAN
No.Variabel
dan Skala variabel
Tujuan analisisTeknik
Analisis
1. VT = 1; INTERVAL
VB = 1; INTERVAL
VT (variabel terikat)
VB (variabel bebas)
Hubungan antar variabel
• kekuatan hubungan Korelasi sederhana
• bentuk hubungan Regresi sederhana
Prediksi Regresi sederhana
Submbangan prediktor Analisis kebersamaan
2 (dua) atau LEBIH VARIABEL PENGUKURAN
No.Variabel
dan Skala variabel
Tujuan analisis Teknik Analisis
2. VT = 1; INTERVAL
VB > 1; INTERVAL
VT (variabel terikat)
VB (variabel bebas)
Hubungan antar variabel
• kekuatan hubungan Korelasi Ganda, parsial
• bentuk hubungan Regresi Ganda
Prediksi Regresi Ganda
Sumbangan prediktor Analisis kebersamaan
2 (dua) atau LEBIH VARIABEL PENGUKURAN
No.Variabel
dan Skala variabel
Tujuan analisis Teknik Analisis
3. VT = 1; INTERVAL
VB = 1; NOMINAL
VT (variabel terikat)
VB (variabel bebas)
Perbedaan efek variabel bebas
Analisis variansi satu arah
Perbedaan beberapa mean (rataan)
Uji beda nyata (uji beda dua mean
2 (dua) atau LEBIH VARIABEL PENGUKURAN
No.Variabel
dan Skala variabel
Tujuan analisis Teknik Analisis
4. VT = 1; INTERVAL
VB > 1; NOMINAL
VT (variabel terikat)
VB (variabel bebas)
Perbedaan efek variabel bebas
Analisis variansi banyak arah
Kombinasi (interaksi) VB Analisis variansi banyak arah
Perbedaan beberapa mean (rataan)
Pembandingan ganda (Metode Newman-Keuls, Duncant)
2 (dua) atau LEBIH VARIABEL PENGUKURAN
No.Variabel
dan Skala variabel
Tujuan analisis
Teknik Analisis
5. VT ≥ 1; INTERVAL
VB ≥ 1; ORDINAL
VT (variabel terikat)
VB (variabel bebas)
Perbedaan efek variabel bebas (interaksi VB)
Analisis variansi banyak arah.
Prosedur : Ubah data ordinal menjadi nominal
Perbedaan beberapa mean (rataan)
Pembandingan ganda.
Prosedur : Ubah data ordinal menjadi nominal
Hubungan rangking (jenjang)
Korelasi rank Spearman, Korelasi rank Kendall
Prosedur : Ubah data interval menjadi ordinal
2 (dua) atau LEBIH VARIABEL PENGUKURAN
No.Variabel
dan Skala variabel
Tujuan analisis
Teknik Analisis
6. VT ≥ 1; ORDINAL
VB ≥ 1; INTERVAL
VT (variabel terikat)
VB (variabel bebas)
Perbedaan efek variabel bebas
Analisis varian Friedmann
Prosedur : Ubah data interval menjadi nominal
Hubungan rangking (jenjang)
Korelasi rank
Prosedur : Ubah data interval menjadi ordinal