3 - terjemah

5
PENELITIAN SINGKAT Khasiat dan Keamanan Azitromisin untuk Demam Tifoid Tanpa Komplikasi : Studi Non-Komparatif Secara luas telah terjadi resisten beberapa obat antibiotik terhadap S. Typhi yang mengharuskan dilakukan pencarian terapi lain terhadap demam tifoid. Fluoroquinolones telah terbukti efektif, namun sampai saat ini mereka tidak direkomendasikan untuk digunakan pada anak-anak, dan strain resisten kuinolon dari S.typhi telah dilaporkan (1). Azalides, adalah kelas lain antibiotik yang menjanjikan dalam pengobatan demam tifoid. Azitromisin, obat pertama dari kelas ini dan studi yang membandingkan kemanjuran azitromisin dengan cefixime pada orang dewasa dan anak-anak dengan demam tifoid telah dilaporkan aman dan berkhasiat (2-4). Beberapa penelitian secara eksklusif dilaporkan pada anak-anak (5,6). Kami merencanakan ini terbuka berlabel, studi untuk menilai keamanan dan kemanjuran dosis harian tunggal azitromisin untuk demam tifoid tanpa komplikasi pada anak-anak. METODE Penelitian multisenter ini dilakukan dengan persetujuan terlebih dahulu dari protokol penelitian dari Komite Etik Insttutional dan dari kedua lembaga yang berpartisipasi. Kami merencanakan untuk mendaftarkan 120 anak-anak dari instalasi rawat jalan dari dua pusat centre . Dengan kriteria inklusi : Anak-anak berusia 2-12 tahun dengan demam (suhu aksila > 38,5) selama setidaknya 4 hari dengan fitur klinis demam tifoid tanpa komplikasi (sakit perut dan nyeri, diare atau sembelit, dan hepatosplenomegali). Hanya anak-anak yang didampingi orangtua yang mampu mencatat suhu tubuh dan mencatat semua informasi dalam buku harian kasus untuk penilaian selama 1

Upload: danar-pratama-putra

Post on 10-Apr-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

college student

TRANSCRIPT

Page 1: 3 - terjemah

PENELITIAN SINGKAT

Khasiat dan Keamanan Azitromisin untuk Demam Tifoid Tanpa Komplikasi : Studi Non-Komparatif

Secara luas telah terjadi resisten beberapa obat antibiotik terhadap S. Typhi yang mengharuskan dilakukan pencarian terapi lain terhadap demam tifoid. Fluoroquinolones telah terbukti efektif, namun sampai saat ini mereka tidak direkomendasikan untuk digunakan pada anak-anak, dan strain resisten kuinolon dari S.typhi telah dilaporkan (1). Azalides, adalah kelas lain antibiotik yang menjanjikan dalam pengobatan demam tifoid. Azitromisin, obat pertama dari kelas ini dan studi yang membandingkan kemanjuran azitromisin dengan cefixime pada orang dewasa dan anak-anak dengan demam tifoid telah dilaporkan aman dan berkhasiat (2-4). Beberapa penelitian secara eksklusif dilaporkan pada anak-anak (5,6). Kami merencanakan ini terbuka berlabel, studi untuk menilai keamanan dan kemanjuran dosis harian tunggal azitromisin untuk demam tifoid tanpa komplikasi pada anak-anak.

METODE

Penelitian multisenter ini dilakukan dengan persetujuan terlebih dahulu dari protokol penelitian dari Komite Etik Insttutional dan dari kedua lembaga yang berpartisipasi. Kami merencanakan untuk mendaftarkan 120 anak-anak dari instalasi rawat jalan dari dua pusat centre . Dengan kriteria inklusi : Anak-anak berusia 2-12 tahun dengan demam (suhu aksila > 38,5) selama setidaknya 4 hari dengan fitur klinis demam tifoid tanpa komplikasi (sakit perut dan nyeri, diare atau sembelit, dan hepatosplenomegali). Hanya anak-anak yang didampingi orangtua yang mampu mencatat suhu tubuh dan mencatat semua informasi dalam buku harian kasus untuk penilaian selama kunjungan studi. Sebelum diambil data dilakukan informed consent tertulis terhadap masing-masing orangtua.

Kriteria eksklusi : Anak-anak dengan demam thypoid berkomplikasi (dengan perdarahan gastrointestinal, diduga perforasi usus, radang paru-paru, pingsan, koma) atau mereka yang memakai antibiotik selain amoksisilin, ampisilin, kotrimoksazol atau kloramfenikol dalam 4 hari terakhir menjadi kriteria eksklusi. Anak-anak dengan riwayat S.typhi dan atau infeksi paratyphi dalam waktu 12 minggu terakhir atau riawayat reaksi Hipersensitivitas untuk azitromisin juga menjadi kriteria eksklusi.

Pada hari perekrutan medis, pengobatan dan riwayat vaksinasi lengkap tercatat. Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan dan darah dikumpulkan untuk hitung darah lengkap, parasit malaria, kultur darah BACTEC. Kultur darah BACTEC dilakukan sesuai prosedur standar. Isolat diidentifikasi dengan metode mikrobiologi standart dan pengujian dilakukan dengan metode Kirby Bauer yang dimodifikasi. Obat studi itu ditiadakan dan diberikan instruksi pemantauan kepada pasien. Subyek menerima azitromisin suspensi / tablet dispresible dengan dosis 20mg

1

Page 2: 3 - terjemah

/ kg / berat badan dalam dosis harian tunggal untuk 6 hari. Paracetamol 15mg / kg / berat badan secara oral digunakan sebagai antipiretik. Tidak ada antibiotik selain obat percobaan yang dibagikan

Anak-anak dirawat di rumah mereka dan dinilai ulang di departemen rawat jalan pada hari 4, hari 7 hari 10 setelah dimulainya pengobatan. Pada hari 4 dan hari 7 catatan suhu dan gejala harian dievaluasi dengan pemeriksaan fisik lengkap. Kepatuhan obat dinilai dengan mengumpulkan bungkus kosong atau botol. Keseluruhan kepatuhan dikategorikan sesuai jika > 80% dari obat studi dikonsumsi sesuai dengan rejimen yang ditentukan.

Anak-anak yang kultur darah BACTEC possitive dievaluasi pada hari 10 juga untuk kultur darah ulang. Sebuah periode jendela kurang lebih 2 hari itu diterima untuk setiap kunjungan. Jika suhu meningkat atau kondisi klinis pasien memburuk atau ada reaksi obat yang serius, pasien dikeluarkan dari penelitian dan diobati dengan ofloksasin (15mg / kg / hari secara oral) atau ceftriaxone intravena (100mg / kg / hari). Semua tindak lanjut dilakukan di departemen rawat jalan.

Titik akhir kemanjuran adalah tingkat kesembuhan klinis dan bakteriologi pada hari 10 pada anak-anak yang awalnya bakteriologi positif. Kesembuhan klinis didefinisikan sebagai defervescense dianggap sebagai periode berkelanjutan dari 72 jam dengan suhu aksila kurang dari 37 derajat (98,6 F). Kemanjuran sekunder titik akhir adalah (i) tarif clinical impovement di kedua kunjungan yaitu hari 7 di persentase subyek yang tidak mencapai bebas demam tapi menunjukkan tanda-tanda dan gejala perbaikan (ii) tolerabilitas / penilaian global juga sedang dinilai oleh dokter di kedua centre untuk menindaklanjuti kunjungan (hari 7) yang akan diukur pada 4 titik skala Likert (sangat baik = 3, baik = 2, cukup = 1, buruk = 0) yang dinilai oleh penyidik dan seperti yang dilaporkan oleh pasien atau walinya

HASIL

Sebanyak 117 anak-anak yang terdaftar, tapi 8 hilang untuk pemantauan dan 109 yang menyelesaikan penelitian (93,5%) sebanyak 68 laki-laki. Mean (SD) adalah usia 7,5 tahun. Hanya 22 subjek yang memiliki riwayat vaksinasi tipus (durasi menerima vaksin kurang dari 3 tahun) Rata-rata (SD) durasi demam pada presentasi adalah 9,1 (4,5) hari, dari yang 51 (46,7) disajikan dalam waktu 7 hari, 35 (32,1%) dalam waktu 8-10 hari dan 23 (21,1%) dari durasi lebih dari 11 hari.

Hanya 23 (21,1%) anak yang telah menerima antibiotik (amoksisilin) sebelum presentasi. Tabel 1 menunjukkan karakteristik klinis dasar dan pada tindak lanjut. Kegagalan pengobatan diperhatikan pada 7 pasien (6,4%) pada hari 10 dikeluarkan dari penelitian. Ada dari mereka menerima ceftriaxone intravena dan 4 yang menerima ofloksasin oral sebagai terapi. Semua pasien memiliki lebih dari 80% kepatuhan. Hari rata-rata respon terhadap demam adalah 3,4 hari .

2

Page 3: 3 - terjemah

Kultur darah BACTEC positif di 17 pasien (15,5%) , yang satu pasien tidak menyelesaikan studi. Oleh karena 16/109 yang kultur darah positif BACTEC (tabel II). Semua pasien ini mencapai kesembuhan bakteriologis pada hari ke-10. Lima dari subjek diperlukan menambahkan antibiotik. Kami tidak menemukan kasus multidrug resistant. Resistensi terhadap kuinolon termasuk ciprofloxacin secara signifikan tinggi. Karakteristik dan tingkat respons klinis serupa di BACTEC kultur darah positif menjadi BACTEC kultur darah negatif. Tidak ada efek serius yang ditemukan seperti diare di subjek kedua.

Penemuan klinis pada hari ke 7 dijumpai pada 92 pasien (84.4%). Secara global membaik di hari 10 sangat baik 54.6%, baik 37.9%, cukup 4.62% dan buruk 0.92%.

DISKUSI

Azitromisin tampaknya menjadi obat yang efektif untuk mengobati demam tifoid tanpa komplikasi pada anak-anak dengan tingkat keberhasilan lebih dari 90%. Tingkat kegagalan pengobatan telah diamati dalam studi sebelumnya sebesar 9,3% (4). Dua penelitian lain telah melaporkan tingkat kesembuhan klinis 82% dan 92% (5,7). Pola sensitivitas yang terlihat dalam penelitian kami juga mirip dengan studi lain di India yang menunjukkan resistensi dar asam nalidiksat sebesar 88% (8) karena itu penting mengetahui tentang azithromycin.

Penelitian ini bukan uji coba terkontrol secara acak atau percobaan komparatif yang merupakan salah satu keterbatasan penelitian. Dari subyek yang diteliti, 21,1% menerima amoxicillin sebelum pengamatan, ini bisa mempengaruhi hasil kultur darah BACTEC, meskipun kultur positif adalah sama pada mereka yang menerima antibiotik dan mereka yang tidak.

3