31403629 hemat energi kenya man an bangunan tri 2007

21
Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan 1 PENERAPAN HEMAT ENERGI PADA KENYAMANAN BANGUNAN Oleh : Tri Endangsih , ST. Program Studi Teknik Arsitektur - Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur Abstract Energy factor adds a new footing to understand a better architecture planning. But actually, architecture subject and its environmental context is not a new thing., since the aim of designing is a subject that increase quality of architecture and environment as a result in it. In wider perspective, environmentally which intended is global natural environmental that cover an earth element, air, water, and energy that needs to be kept up and preserve corrrectly. Energies Efficient Architecture is one of the architecture tipologi that orientated on conservation of natural global environmental. Keywords : Energy , Environment , Natural Environment , Energies Ef architecture 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bangunan sebagai suatu sistim terkait dengan masalah yang berhubungan dengan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas, yang berhubungan dengan beberapa aspek teknis seperti aspek keamanan dan keselamatan, kenyamanan,kemudahan dan kesehatan. Dalam perwujudannya pemerintah telah menerbitkan UU.Bangunan Gedung No.28 Tahun 2002 . Kenyamanan bangunan erat hubungannya dengan kondisi alam atau lingkungan disekitarnya dan upaya pengkondisian atau pengaturan ruang dalam bangunan. Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan aspek kenyamanan pada bangunan tergantung pada obyek, bangunan yang dihadapi. Untuk bangunan yang menghendaki kualitas hunian yang sempurna maka persyaratan tersebut mutlak harus diadopsi dan diterapkan. Penerapan ini akan lebih efisien bila dikaitkan dengan masalah hemat energi dalam bangunan yang bersangkutan.

Upload: muhammad-adrian-nugroho

Post on 22-Oct-2015

77 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan 1

PENERAPAN HEMAT ENERGI PADA KENYAMANAN BANGUNAN

Oleh :

Tri Endangsih , ST.

Program Studi Teknik Arsitektur - Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur

Abstract

Energy factor adds a new footing to understand a better architecture planning. But actually, architecture subject and its environmental context is not a new thing., since the aim of designing is a subject that increase quality of architecture and environment as a result in it. In wider perspective, environmentally which intended is global natural environmental that cover an earth element, air, water, and energy that needs to be kept up and preserve corrrectly. Energies Efficient Architecture is one of the architecture tipologi that orientated on conservation of natural global environmental.

Keywords : Energy , Environment , Natural Environment , Energies Ef architecture

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bangunan sebagai suatu sistim terkait dengan masalah yang berhubungan

dengan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas, yang berhubungan dengan beberapa

aspek teknis seperti aspek keamanan dan keselamatan, kenyamanan,kemudahan dan

kesehatan. Dalam perwujudannya pemerintah telah menerbitkan UU.Bangunan

Gedung No.28 Tahun 2002 .

Kenyamanan bangunan erat hubungannya dengan kondisi alam atau lingkungan

disekitarnya dan upaya pengkondisian atau pengaturan ruang dalam bangunan.

Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan aspek kenyamanan pada bangunan

tergantung pada obyek, bangunan yang dihadapi. Untuk bangunan yang menghendaki

kualitas hunian yang sempurna maka persyaratan tersebut mutlak harus diadopsi dan

diterapkan. Penerapan ini akan lebih efisien bila dikaitkan dengan masalah hemat

energi dalam bangunan yang bersangkutan.

Page 2: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

2 Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Sebagai wacana desain arsitektur yang hemat energi, mengingat cadangan energi

yang ada semakin terbatas sedangkan bangunan semakin berkembang.

1.3. PERMASALAHAN

Kerugian non fisik bagi bangunan yang tidak mengikuti standar kenyamanan tidak

secara langsung dirasakan, karena kenyamanan bangunan lebh menyangkut pada

penghuni bukan pada bangunannya. Bahkan peningkatan kenyamanan dalam

bangunan akan meningkatkan biaya operasi atau biaya bangunannya sendiri.

1.4. LINGKUP BAHASAN

Makalah ini membahas masalah kenyamanan bangunan dari segi termal, pendekatan

pemilihan bahan bangunan untuk selubung bangunan, rancangan arsitektural,

lingkungan sekitar dan upaya menciptakan kenyamanan buatan dalam ruang

bangunan.

BAB II. TINJAUAN TEORI 2.1. PENGERTIAN HEMAT ENERGI

Hemat energi dalam arsitektur adalah meninimalkan penggunaan energi tanpa

membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas

penghuninya1.

Secara lebih luas hemat energi harus dimulai dari masing-masing cara

pengiperasian bangunan. Secara umum lebih dari 60 persen energi listrik yang

dibangkitkan PLN dikonsumsi oleh permukiman, sehingga apabila peningkatan

kenyamanan bangunan ini dalam kajian pendahuluannya dikaitkan dengan

penghematan yang ada maka secara nasional akan diperoleh angka-angka yang

sangat berarti. Suplai energi yang dibangkitkan relatif stagnan, sementara

kebutuhan (demand) meningkat dari tahun ke tahun dan harga energi terus naik

1 Gelar seminar bangunan hemat energi, teknologi pengolahan limbah pada gedung, 1997, hal 17

Page 3: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan 3

sehingga perlu tindakan hemat energi yang dimulai dari tahap pemahamam

rancangan, maupun manajemen pemanfaatan energi.

Penggunaan bahan kaca sebagai dinding luar bangunan selain mempunyai efek

arsitektonis yang menambah keindahan dan pemanfaatan penerangan alami pada

bangunan juga bahan kaca berfungsi sebagai penahan kebisingan dari sumber bising

diluar bangunan. Namun penggunaan kaca yang luas pada dinding luar bangunan

berakibat pada peningkatan energi untuk pengkondisian udara dalam bangunan yang

bersangkutan. Sejauh mana hubungan pengunaan dua jenis kaca dan penerangan

alami berinteraksi seperti gambar halaman berikut ini.

HVAC (59%)

Pencahayaan (21%)

Electronic data (13%)

utilitas (3,5%)

Gambar 1. DIAGRAM ENERGI PADA GEDUNG HONGKONG BANK

Sumber: Dr. Mohammad AS, Hikam MA

lainya (3.5%)

Page 4: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

4 Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan

Gambar 2. Penggunaa bahan kaca pada bangunan dikaitkan dengan

perencanaan ruang bangunan

Sumber: Puslitbangkim, 2005

• Upaya buatan untuk kenyamanan

o Lingkungan bangunan yang teduh dengan banyak tanaman sekitar akan

menurunkan suhu ruang bangunan.

o Penggunaan ventilasi alami atau penerangan alami akan di[eroleh

penghematan biaya energi yang harus kita keluarkan. Tidak demikian halnya

dengan upaya kenyamanan buatan, karena energi yang dipakai untuk

megaktifkannya perlu dikeluarkan sejumlah biaya tambahan. Namun yang

harus dilakukan adalah merancangnya dalam kapaitas yang optimal, atau

secukupnya. Pembuatan penahan panas / shading yang berfungsi sebagai

sirip penahan panas. Sinar yang masuk kedalam ruang lebih sedikit , yang

dapat disesuaikan dengan standar minimal kebutuhan kekuatan cahaya

untuk ruang yang bersangkutan. ASHRAE ( American Society of Heating,

Refrigerating and Air Conditioning Engineers ) mensyaratkan tingkat

kenyamanan, dipengaruhi oleh: suhu udara ruangan, kelembaban ruangan,

dan kecepatan angin dalam ruangan. Batasan kenyamanan suhu efektif 23 oC - 27

oC, kecepatan angin 0,1 - 1,5 m/s , kelembaban relatif antara 50 –

60%.

Page 5: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan 5

2.2. KENYAMANAN YANG HEMAT ENERGI

Rancangan kenyamanan yang hemat energi dapat dipengaruhi oleh :

• Pemilihan bahan bangunan

Untuk kenyamanan bangunan gedung sebaiknya dipilih bahan yang

mempunyai sifat fisik memantulkan panas, tidak menyerap atau bahkan angka

absorbsi dan angka transmisi kalornya rendah. Ketebalan bahan atau bahan

tipis akan relatif lebih panas dari bahan yang lebih tebal. Penggunaan bahan

bangunan sebagai dinding luar bangunan dengan pilihan bahan dengan

ketebalan tertentu sangat berpengaruh terhadap panas yang ditransimisikan

kedalam ruang dalam bangunan. Penggunaan kaca yang menghadap sumber

kebisingan selain baik untuk penerangan dalam ruang, tingkat kebisingan yang

diterima tetap dapat diperkecil. Hal ini disebabkan kaca bersifat mamantulkan

bunyi, apalagi kaca dengan ketebalan lebih dari 5 mm. Untuk membatasi

perolehan kalor akibat radiasi matahari tersebut maka ditentukan kreteria

perancangan yang dinyatakan dalam angka alih termal menyeluruh ( overall

Thermal Transfer Value - OTTV) untuk selubung bangunan. Ketentuan ini

berlaku untuk bangunan yang dikondisikan dengan maksud untuk memperoleh

kalor ekternal yang rendah sehingga menurunkan beban pengkondisian. Secara

prinsip , ruang bangunan yang berdinding kaca akan lebih panas karena kaca

mempunyai sifat meneruskan keluar energi panas yang telah masuk kedalam

ruang sehingga panas terpantul kedalam ruang. Untuk meminialkan pemakaian

energi perlu diatur masuknya radiasi matahari dalam ruang. Pemilihan jenis

“heat reflecting glass atau heat absorbing glass “ merupakan salah satu upaya.

Gambar 3. Pengaruh radiasi matahari terhadap bahan bangunan

Sumber: Puslitbangkim, 2005

Page 6: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

6 Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan

• Upaya buatan untuk kenyamanan

o Lingkungan bangunan yang teduh dengan banyak tanaman sekitar akan

menurunkan suhu ruang bangunan.

o Penggunaan ventilasi alami atau penerangan alami akan di[eroleh

penghematan biaya energi yang harus kita keluarkan. Tidak demikian halnya

dengan upaya kenyamanan buatan, karena energi yang dipakai untuk

megaktifkannya perlu dikeluarkan sejumlah biaya tambahan. Namun yang

harus dilakukan adalah merancangnya dalam kapaitas yang optimal, atau

secukupnya. Pembuatan penahan panas / shading yang berfungsi sebagai

sirip penahan panas. Sinar yang masuk kedalam ruang lebih sedikit , yang

dapat disesuaikan dengan standar minimal kebutuhan kekuatan cahaya

untuk ruang yang bersangkutan. ASHRAE ( American Society of Heating,

Refrigerating and Air Conditioning Engineers ) mensyaratkan tingkat

kenyamanan, dipengaruhi oleh: suhu udara ruangan, kelembaban ruangan,

dan kecepatan angin dalam ruangan. Batasan kenyamanan suhu efektif 23 oC - 27

oC, kecepatan angin 0,1 - 1,5 m/s , kelembaban relatif antara 50 –

60%.

2.2. ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SEBAGAI MANIFESTO DISAIN SADAR ENERGI

Pengaruh konteks energi dalam arsitektur sebenarnya sudah dipahami

oleh para arsitek pada awal abad keduapuluh melalui kontribusi karya karyanya

dalam gerakan arsitektur modern, dimana sebagai para perancang Bauhaus

mereka berpendapat bahwa karya disain arsitektur merupakan hasil akhir dari

analisa rasional yang diwujudkan melalui expresi formal dari proses dan material

konstruksi baru. Terbilang Walter Gropius dengan sun-tempered home, Keck

brothers dengan Crystal House, Buckminster Fuller dengan Dymaxion house

yang berdasarkan konsep efisiensi energi dan produksi industri, Le Corbusier

dengan proposal Mediterranean House, dan kontribusi akademik dari Olgyay

bersaudara dalam publikasi ilmiahnya Design with Climate memberikan

justifikasi keterlibatan para arsitek dalam isu efisienArsitektur Bioklimatiksi

energi, meskipun gaungnya teredam oleh euforia revolusi industri dan

Page 7: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan 7

international movement dari arsitektur modern. Embargo minyak 1973

merupakan suatu momen kebangkitan kesadaran energi dimana eskalasi harga

minyak bumi yang membubung menimbulkan dampak krisis energi pada negara

- negara maju yang energy dependent. Seluruh potensi riset dan pengembangan

dikerahkan untuk mengatasi krisis tersebut yang tentunya juga termasuk sektor

bangunan gedung maupun perumahan yang tentunya akan menentukan

perancangan arsitektur. Rekonseptualisi perancangan arsitektur perlu dilakukan

dengan pertimbangan pertimbangan efisiensi energi, mengingat 36-45%

kebutuhan energi nasional terserap dalam sektor bangunan. Krisis energi ini

ternyata memacu perkembangan arsitektur baru dengan disain sadar energi

(energy conscious design) yang berdasarkan paradigmanya dapat di

klasifikasikan sebagai berikut :

- Arsitektur Hemat Energi (Energy-Efficient Architecture) Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan

energi tanpa membatasi atau merubah fungsi

bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya “ dengan

memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif..

Mengoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi antara sistim tata

udara buatanalamiah, sistim tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara

metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi.

- Arsitektur Bioklimatik (Bioclimatic Architecture/Low Energy Architecture) Arsitektur yang berlandaskan pada pendekatan disain pasif dan minimum

energi dengan memanfaatkan energi alam iklim setempat untuk menciptakan

kondisi kenyamanan bagi penghuninya. Dicapai dengan organisasi morfologi

bangunan dengan metode pasif antara lain konfigurasi bentuk massa bangunan

dan perencanaan tapak, orientasi bangunan, disain fasade, peralatan

pembayangan, instrumen penerangan alam, warna selubung bangunan,

lansekap horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah.

Page 8: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

8 Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan

- Arsitektur Surya (Solar Architecture)

Arsitektur yang memanfaatkan energi surya baik secara langsung (radiasi

cahaya dan termal), maupun secara tidak langsung (energi angin)

kedalam bangunan, dimana elemen- elemen ruang arsitektur

(lantai,dinding,atap) secara integratif berfungsi sebagai sistim surya aktif

ataupun sistim surya pasif. Diawali dengan arsitektur surya pasif yang

memanfaatkan atap dan dinding sebagai kolektor panas dan

dikembangkan dengan sistim surya aktif yang meng implementasikan

keseluruhan sistim surya termosiphoning dan berintegrasi penuh dengan

keseluruhan elemen arsitektur. Inovasi teknologi lanjutan dalam sel

photovoltaik menghasilkan prototipe arsitektur baru yang spesifik.

Page 9: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan 9

2.3. SISTIM OPERASIONAL BANGUNAN Untuk mencapai kenyamanan thermal maupun visual dalam bangunan,

kondisi lingkungan internal (temperatur, kelembaban, tingkat iluminasi) dapat diatur

tanpa ataupun dengan menggunakan peralatan teknologi mekanikal elektrikal yang

menggunakan energidari sumber yang tidak dapat diperbarui, yaitu pembangkit listrik

dari tenaga uap (minyak bumi, batu bara, gas alam yang merupakan sisa sisa fosil

yang telah punah).Terdapat beberapa tingkat sistim operasional yang digunakan

dalam bangunan dengan kategori berikut 2 :

Sistim Pasif ( passive mode ) Tingkat konsumsi energi paling rendah, tanpa ataupun minimal penggunaan

peralatan ME (mekanikal elektrikal) dari sumber daya yang tidak dapat

diperbarui (non renewable resources)

Sistim Hybrid ( mixed mode) Sebagian tergantung dari energi (energy dependent) atau sebagian dibantu

dengan penggunaan ME.

Sistim Aktif (active mode/ full mode) Seluruhnya menggunakan peralatan ME yang bersumber dari energi yang

tidak dapat diperbarui (energy dependent).

Sistim Produktif (productive mode)

2 menurut Worthington, J, 1997 yang dikutip dari Yeang, Ken, 1999

Page 10: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

10 Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan

Sistim yang dapat mengadakan/ membangkitkan energi nya sendiri (on-site

energy) dari sumber daya yang dapat diperbarui (renewable resources)

misalnya pada sistim sel surya (fotovoltaik) maupun kolektor surya

(termosiphoning). Interval kenyamanan yang akan dicapai dari beberapa

tingkat sistim operasional tersebut dapat dilihat pada skema berikut ini:

Gambar 4. Interval kenyamanan sistem operasional

Sumber : Yeang, Ken, The skyscraper , 2001

Target konsumsi energi dari beberapa sistim operasional bangunan dan

keterkaitannya dengan teknologi dapat dilihat pada skema berikut ini:

Gambar 5. Target konsumsi energi tipe –tipe sistem operasional

Sumber: Yeang ken, The skyscraper, 2001

Page 11: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan 11

BAB III. TINJAUAN KASUS DAN APLIKASI DESAIN BANGUNAN HEMAT ENERGI 3.1. TEMUAN DILAPANGAN

1. Dari pengukuran kualitas udara kenyamanan termal / suhu dibeberapa

gedung bertingkat di kota besar dalam hal ini adalah gedung perkantoran

diperoleh data antara lain bahwa suhu dalam ruang adalah antara 22.3 sampai

25.4 derajat celcius, kelembaban 47-56%, kecepatan udara dalam ruang Cuma

0.091 m/dtk. Sedang standarnya adalah 0,15 – 1,15 m/Dtk. Sementara kadar

CO2-nya rata diatas standar yaitu 400 – 888 ppm. Perlu dugaris bawahi bahwa

sifat CO2 lebih berat dari udara, sehingga terakumulasi ditempat rendah

sehingga harus dikeluarkan. Sedangkan yang terjadi karena aliran udara dalam

gedung sedemikian rendah maka gas ini dapat terisap kembali oleh penghuni

bersama degan partikel debu debu yang tercatat sekitar 300-400 mikrogram/m3

dari yang standar adalah hanya sebesar 150 mg/m3. hal – hal demikian

perlunya tata udara dalam ruang yang terencana baik dari sejak perencanaan,

perancangan atau dalam pemeliharaan gedungnya sendiri. Kondisi ini

mempenguruhi kesehatan penghuni, akibat tata udara yang tidak baik yang

menyebabkan “sick building syndrome”. Hal ini tertama terjadi diperkantoran

dikota besar yang sebagian besar dalam bentuk gedung bertingkat banyak,

yang menggunakan alat pegkondisian udara atau A/C. dimana penghuni tidak

mengindahkan peringatatan “No Smoking Here”

2. Gedung bertingkat sedang dan tinggi cenderung menggunakan selubung

bangunan yang tertutup dari kaca. Pemakaian kaca ini selain untuk mengurangi

kebisingan juga dimaksudkan untuk membuat penerangan alami kedalam ruang

dalam gedung tatap dapat dimanfaatkan. Bahkan dibeberapa gedung bertingkat

menggunakan kaca sebagai dinding penutup luar bangunannya akan membuat

tampak yang indah. Mudah dalam pemeliharaannya. Sinar matahari yang

masuk kadalam ruang baik untuk kesehatan maupun mengurangi beban

pencahayaan buatan. Namun terlalu banyak cahaya yang masuk, energi untuk

A/C akan meningkat. Pada bangunan tinggi tambahan beban pendinginan ini

bisa melebihi pengurangan terhadap beban pencahayaan/penerangan. Wilayah

Page 12: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

12 Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan

Indonesia yang terletak di daerah tropis sudah seharusnya menerapkan prinsip

Arsitektur tropis. Suatu rancangan bangunan yang mengantisipasi kondisi alam,

dengan ciri tropis yaitu penggunaan kanopi pada dinding luar untuk atau

mengurangi panas matahari kearah dalam bangunan . Pengunaan kaca sebagai

selubung bangunan akan mengakibatkan peningkatan suhu sekitar bangunan

dari normalnya sekitar 0.5 derajat Celcius dalam jarak 1-2 meter dari bangunan,

membuat silau dari arah yang berlawanan .

3.2. APLIKASI DESAIN HEMAT ENERGI 3.2.1. Ventilasi alami

Penggunaan ventilasi alami atau penerangan alami akan di[eroleh

penghematan biaya energi yang harus kita keluarkan. Tidak demikian halnya

dengan upaya kenyamanan buatan, karena energi yang dipakai untuk

megaktifkannya perlu dikeluarkan sejumlah biaya tambahan. Namun yang

harus dilakukan adalah merancangnya dalam kapaitas yang optimal, atau

secukupnya. Contoh desain tersebut antara lain:

1. Nama proyek : Baton Rouge

Lokasi : Louisiana

Fungsi bangunan : The Louisiana State University Museum of Art and

The Manship Performing Arts Center.

• Tampak bangunan

Menggunakan material kaca sebagai penutup dinding pada fasade bangunan.

Page 13: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan 13

Enterance bangunan menggunakan material kaca

sebagai penutup dinding pada fasade bangunan.

Penutup atap pada

teras dengan

pandangan ke arah

sungai Mississipi.

Jendela pada bagian atas bangunan berfungsi

sebagai pencahyaan alami untuk exhibition gallery.

Sistem kontrol jendela

untuk memanfaatkan

pencahayaan alami ke

dalam bangunan.

Page 14: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

14 Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan

• Denah bangunan

Perencanaan denah pada lantai

dasar.

Perencanaan denah pada lantai lima dengan

menggunakan sistem kantilever.

• Interior bangunan

Interior lobby utama bangunan menggunakan

material kaca sebagai elemen penutup dinding untuk

memanfaatkan pencahayaan alami, pemanasan

kalor matahari dan pandangan keluar.

2. Nama proyek : The New Central Library of Law.

Lokasi bangunan : The University of Hamburg, German.

Fungsi bangunan : Perpustakaan untuk University of Hamburg.

Arsitek : The German firm medium Achitekten, partners Klaus Roloff

and Michael Ruffing.

Page 15: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan 15

• Tampak bangunan

Tampak selatan bangunan

memiliki pandangan ke taman sesuai dengan

sejarah bangunan vila di Hamburg pada abad ke-

19.

Tampak selatan

menggunakan 3 warna

pada material kaca sesuai

dengan sejarah bangunan

vila di Hamburg pada abad

ke-19.

• Denah bangunan

Perencanaan lantai tipikal

dengan akses ruang baca pada

sisi tepi bangunan.

Page 16: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

16 Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan

Perencanaan denah lantai basement.

• Sistem udara alami pada bangunan

Sirkulasi udara pada lantai tipikal

pada saat musim dingin.

Sirkulasi udara pada saat musim

panas.

Page 17: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan 17

Ventilasi udara pada siang hari

di musim panas.

Ventilasi udara pada malam

hari

di musim panas.

Sirkulasi udara di lantai

basement.

3.2.2. Penerapan kaca pada facade bangunan hemat energi 1. Fasade Kaca Pintar merupakan suatu konsep teknologi mutakhir dinding

tirai kaca yang mempertemukan kepentingan ekologi maupun ekonomi

bagi bangunan perkantoran bertingkat tinggi yang dikondisikan

sepenuhnya (fully air-conditioned). Ia mampu mengurangi pantulan panas

matahari dari bangunan bangunan kaca tinggi yang menyebabkan

meningkatnya temperatur lingkungan diperkotaan (heat-island effect)

Page 18: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

18 Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan

maupun efek rumah kaca pada atmosfer bumi (green house effect). Selain

itu ia mereduksi penggunaan energi yang dipakai untuk sistim tataudara

dengan cara mengeliminir beban pendinginan eksternal. Disebut sebagai

fasade kaca pintar , karena kemampuan otomatik sistim ini untuk selalu

ber adaptasi dengan pergantian cahaya dan kondisi cuaca sepanjang

tahun dengan cara meng optimasi sumber energi yang dapat diperbarui

( radiasi matahari dan kecepatan udara) pada selubung luar bangunan.

Aplikasi sistim ini padabangunan tinggi akan dapat memainkan peranan

besar dalam usaha untuk melindungi lingkungan global kita.

Fasade kaca pintar mengindikasikan suatu kemampuan untuk merespons

perubahan kondisi lingkungan alami menurut waktu selama sehari atau

sepanjang tahun dengan cara sedemikian rupa untuk mereduksi

kebutuhan energi primer untuk pemanasan, pendinginan dan

pencahayaan alami yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi pada

konservasi lingkungan. Bermacam macam metode penghematan energi

dapat diterapkan dan dipadukan dalam fasade kaca pintar ini misalnya

ventilasi dan penerangan alami, pendinginan malam hari dengan emisi

termal, penciptaan buffer zone dan sebagainya. Semua metode tersebut

menuntut adanya integrasi tingkat tinggi antara sistim fasade dan sistim

struktur, sistim ME dan sistim interior dalam bangunan. Kondisi

aerodinamik dan termodinamik bangunan tinggi harus dianalisa secara

seksama, karena ventilasi alami untuk aliran udara melalui rongga fasade

dan didalam interior bangunan tergantung dari tekanan dan hisapan angin

disepanjang bagian monumen bangunan tinggi tersebut. fasade kaca

pintar adalah konstruksi dinding kaca ganda (double-skin construction)

dengan rongga udara antara 35cm- 50cm antara kaca luar dan kaca

dalam. Dinding kaca luar ketebalan 12mm dari jenis kaca dengan

transmisi tinggi (umumnya kaca bening), sedangkan kaca dalam ketebalan

6-8mm dari jenis high performance glass. Terdapat rongga udara menerus

sehingga merupakan cerobong kaca (glass-shaft) dengan ketinggian

meliputi beberapa lantai sesuai dengan studi analisis yang dilakukan.

Pada bagian atas dan bawah cerobong kaca ini terdapat pembukaan

Page 19: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan 19

pembukaan yang berfungsi sebagai jalan masuk dan keluar ventilasi udara

(inlet and outlet) dan mekanismenya dikontrol otomatis dengan sensor

elektrik yang men deteksi temperatur dan kecepatan angin. Untuk

keperluan pemeliharaan, pembukaan pembukaan ini mempunyai terminal

pada ruang mekanikal pada lantai lantai tertentu gedung tinggi dan

dilengkapi dengan filter udara.

2. Penerapan control solar heat gain

Rongga/cerobong kaca Glass – shaft lebar 35-50cm

Kaca 6-8 mm

Kaca 12mm

-Jenis kaca yang dipakai adalah vari-tran yang dilapisi dengan solar control coated glass

- Fungsi lapisan yaitu mengurang cahaya yang menyilaukan

- memberikan estetika pada warna tertentu

- Bahan lapisan dari metal yang tahan lama dan sangat tipis

-Lapisan terdapat penghambat reactive kaca dapat mengrangi solar heat gain dan cahaya yang menyilaukan mata

-Lapisan warna yang bervariasi; silver, ice crystal sappire blue dll. Menara Imperium Jakarta

Page 20: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

20 Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan

3. Penerapan AC VRV VRV (Variable refrigerant volume)yaitu suatu sistem pengontrolan kapasitas

mesin AC dengan cara langsung mengatur laju aliran refrigerantnya, di

dalam indoor unit, electronic expansion valve yang dikendalikan oleh

komputer akan mengubah laju aliran refrigerant secara terus menerus

sebagai reaksi atas terjadinya perubahan beban. Komponen dari VRV sama

dengan AC split, hanya pengendaliannya saja yang berbeda sehingga VRV

lebih presisi dan efisien. Ada tiga hal utama yang membuat sistem VRV

hemat energi ;

- Energi penyerapan panas yang lebih rendah

- Mencegah kapasitas yang berlebihan

- Efiensi tinggi pada beban sebagian.

Dibawah ini adalah komponen dan cara kerja AC VRV:

Cara Kerja VRV

VRV Secara vertikal VRV secara Horizontal

Page 21: 31403629 Hemat Energi Kenya Man an Bangunan Tri 2007

Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan 21

Kelebihan VRV dibanding AC yang Lain yaitu:

- Hemat energi

- Kontrol kapasitas yang linear dan presisi

- Perencanaan/pemasangan/perawatan mudah dan hemat

- Kontrol individu dan atau terpusat

- Hemat energi

- Hemat biaya operasional

- Kontrol temperatur presisi

DAFTAR PUSTAKA 1. Dr. Mohammad AS, Hikam MA, Sistem Bangunan Pintar, 2006

2. Puslitbangkim, Perencanaan Gedung dengan Aspek Kenyamanan , 2005

3. www. Achitectureweek.com

4. Jimmy Priatman, Ir, Facade Kaca Pintar Teknologi Inovasi Arsitektur, 2004

5. Jimmy Priatman, Ir, Arsitektur Hemat Energi, 2005

6. Yeang, Ken, Green Skyscraper, 2001