33631003 perbandingan biaya pekerjaan dinding bata ringan dengan bata merah
TRANSCRIPT
i
STUDI PERBANDINGAN BIAYA PELAKSANAAN
PEKERJAAN DINDING MENGGUNAKAN BATA RINGAN
CITICON DENGAN BATA MERAH PROYEK
PEMBANGUNAN RUMAH DUA LANTAI
PERUMAHAN ARAYA KAVLING 43-45
PROYEK AKHIR
OLEH
HARIS PRADIPTA PUTRA
NIM. 307522308813
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN
MEI 2010
i
STUDI PERBANDINGAN BIAYA PELAKSANAAN
PEKERJAAN DINDING MENGGUNAKAN BATA RINGAN
CITICON DENGAN BATA MERAH PROYEK
PEMBANGUNAN RUMAH DUA LANTAI
PERUMAHAN ARAYA KAVLING 43-45
PROYEK AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Teknik Sipil dan Bangunan
Oleh:
Haris Pradipta Putra
NIM. 307522308813
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN
Mei 2010
i
ABSTRAK
Putra, Haris Pradipta. 2010. Studi Perbandingan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
Dinding Menggunakan Bata Ringan Citicon dengan Bata Merah Proyek
Pembangunan Rumah Dua Lantai Perumahan Araya Kavling 43 – 45. Proyek
Akhir. D3 Teknik Sipil dan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang. Dosen Pembimbing Drs. H. Isnandar, MT..
Kata Kunci: perbandingan, biaya, bata ringan Citicon, bata merah.
Semakin berkembangnya teknologi di bidang Teknik Sipil membawa serta
teknologi pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding untuk turut mengembangkan
teknologinya. Hal ini dipengaruhi oleh permintaan owner akan kenyamanan serta
estetika pada bangunan miliknya tersebut. Maka dari latar belakang tersebut
diciptakanlah material pasangan dinding yang dapat mewujudkan semua tuntutan
tersebut.
Studi lapangan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan biaya
pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding antara pekerjaan pasangan dinding yang
menggunakan material bata ringan Citicon dengan pekerjaan pasangan dinding
yang menggunakan material bata merah. Obyek studi lapangan ini adalah proyek
pembangunan rumah dua lantai milik di Perumahan Araya kavling 43 - 45,
Malang.
Metode pendekatan yang digunakan dalam studi lapangan adalah metode
penelitian survei. Untuk mendapatkan data yang akurat dapat dilakukan dengan
cara observasi (pengamatan), wawancara, dokumentasi dan melalui buku
kepustakaan.
Hasil dari studi lapangan dan pengamatan diketahui: (1) Harga bahan
untuk pasangan dinding bata ringan Citicon sebesar Rp. 173.160,-/m2, dan untuk
dinding bata merah sebesar Rp. 41.944,80/m2; (2) Upah tenaga kerja yang
diperlukan untuk pasangan dinding bata ringan Citicon sebesar Rp. 9.096,-/m2,
dan untuk dinding bata merah sebesar Rp.7.987,50/m2; (3) Harga satuan pekerjaan
pasangan dinding bata ringan Citicon sebesar Rp. 182.256,-/m2, dan harga satuan
pekerjaan pasangan dinding dengan bata merah sebesar Rp. 49.932,30/m2.
Bedasarkan hasil studi lapangan ini, penulis memberikan saran untuk
mempertimbangkan pemakaian material bata ringan Citicon sebagai pasangan
dinding bangunan rendah. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk
pasangan dinding dapat menjadi sangat besar. Bata ringan Citicon dapat
diaplikasikan pada bangunan tinggi karena dapat memperkecil biaya struktur
bangunan disebabkan sifat bata ringan Citicon yang memperkecil beban dinding
pada struktur bangunan tinggi. Sebaliknya pada bata merah, material ini
disarankan untuk dipakai pada pasangan dinding bangunan rendah karena
harganya yang ekonomis dan tidak disarankan untuk dipakai pada pasangan
dinding bangunan tinggi karena dapat memperbesar beban dinding pada struktur
bangunan.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wa Shalawatu ‘ala Rasulillah, amma ba’du.
Syukur Alhamdulillah atas berkat rahmat Allah SWT. serta taufik dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir ini tepat pada waktunya
tanpa halangan yang berarti. Proyek Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi di Program Diploma III pada Program Studi Teknik Sipil dan
Bangunan Universitas Negeri Malang.
Kemudian tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih pada
segenap pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan Proyek Akhir ini,
khusunya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. Djoko Kustono, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik.
2. Drs. Adjib Karjanto, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil.
3. Drs. Karyadi, S.Pd., M.P., M.T., selaku Koordinator Mata Kuliah Proyek
Akhir.
4. Bapak Drs. H. Isnandar, M.T., selaku Dosen Pembimbing Proyek Akhir.
5. Bapak Drs. H. Suparno, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji Proyek Akhir.
6. Bapak Ryan Garaha Putra, S.T., selaku Pimpinan Pelaksana Proyek
Pembangunan rumah dua lantai di Perumahan Araya kavling 43 - 45, Malang.
7. Keluargaku di Ponorogo, Bapak, Ibu, Adik atas segala do‟a, motivasi serta
dukungan material dan spiritual selama ini.
8. Seluruh teman-teman Prodi TSB ‟07, teman-teman Pesantren Luhur serta
teman-teman dan pihak-pihak lainnya yang tidak mungkin saya sebutkan satu
persatu.
Akhir kata penulis berharap pembaca sekalian dapat mengambil manfaat
dari penulisan Proyek Akhir ini dan sudi kiranya memberikan kritik yang
membangun kepada penulis untuk kebaikan bersama. Hal ini tidak lepas dari sifat
penulis sebagai manusia yang tidak lepas dari salah dan luput.
Malang, 24 Mei 2010
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3 Tujuan Studi Lapangan .............................................................. 3
1.4 Manfaat Studi Lapangan ............................................................ 4
1.5 Ruang Lingkup Studi Lapangan ............................................... 5
1.6 Batasan Masalah ....................................................................... 5
1.7 Definisi Operasional ................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bata Merah ................................................................................ 5
2.1.1 Adukan .............................................................................. 10
2.1.2 Pekerjaan Pemasangan Dinding Bata Merah .................... 13
2.1.2.1 Bahan dan Peralatan .............................................. 14
2.1.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan .......................................... 15
2.1.2.3 Pekerjaan Perawatan .............................................. 17
2.1.3 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya ............................. 17
2.2 Bata Ringan Citicon .................................................................. 18
2.2.1 Mortar ............................................................................... 21
2.2.2 Pekerjaan Pemasangan Dinding Bata
Ringan Citicon ................................................................... 23
2.2.3.1 Bahan dan Peralatan .............................................. 24
iv
2.2.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan .......................................... 24
2.2.3.3 Pekerjaan Perawatan .............................................. 25
2.2.3 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya ............................. 25
BAB III METODE PENDEKATAN MASALAH
3.1 Rancangan Penelitian ................................................................ 27
3.2 Obyek Penelitian ....................................................................... 28
3.3 Instrumen Penelitian .................................................................. 29
3.4 Pengumpulan Data ..................................................................... 30
3.5 Analisis Data ............................................................................. 30
3.6 Pembahasan ............................................................................... 31
3.7 Menarik Kesimpulan ................................................................. 31
3.8 Diagram Alur Penelitian ........................................................... 32
BAB IV HASIL STUDI LAPANGAN
4.1 Volume Pekerjaan ..................................................................... 33
4.2 Harga Satuan Bahan ................................................................. 34
4.3 Harga Satuan Upah Tenaga Kerja ............................................ 35
4.4 Harga Satuan Pekerjaan ............................................................ 37
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Perhitungan Biaya Pekerjaan Dinding dengan Bata Ringan
Citicon ........................................................................................ 39
5.2 Perhitungan Pekerjaan Dinding dengan Bata Merah ................. 43
5.3 Hasil Perbandingan .................................................................... 47
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ............................................................................... 50
6.2 Saran ......................................................................................... 51
v
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 52
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... 53
RIWAYAT HIDUP PENULIS ...................................................................... 54
LAMPIRAN ................................................................................................... 55
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Tabel Jenis-jenis Adukan Seperti yang Didefinisikan ASTM C270 ....... 12
2.2 Tabel Dimensi Kemasam (palet) dalam p x l x t (m) = 1,0 x 0,6 x 1,5 ... 20
4.1 Konversi Volume Pekerjaan Pasangan Dinding ...................................... 33
4.2 Daftar Harga Satuan Bahan ...................................................................... 35
4.3 Daftar Harga Satuan Upah Tenaga Kerja ................................................ 36
4.4 Rekapitulasi Harga Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan Citcon ... 44
5.1 Rekapitulasi Harga Satuan Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Merah .... 53
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bata Konvensional ................................................................................. 9
2.2 Saringan Pasir ........................................................................................ 14
2.3 Mesin Pengaduk ..................................................................................... 14
2.4 Produk Bata Ringan Citicon .................................................................. 20
2.5 Ketebalan spesi bata ringan Citicon ...................................................... 21
2.6 Mortar Utama ......................................................................................... 22
2.7 Pasangan dinding bata ringan Citicon ekspos ....................................... 23
2.8` Roskam bergigi 6 mm ............................................................................ 24
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Harga Bahan dan Upah Pekerja .................................................... 55
2. Daftar Harga Satuan Pekerjaan ................................................................ 56
3. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Dinding ................................................ 57
4. Time Schedule ......................................................................................... 59
5. Persetujuan Judul Proyek Akhir ............................................................... 60
6. Surat Penugasan Bimbingan Penyusunan Proyek Akhir ......................... 61
7. Lembar Konsultasi ................................................................................... 62
8. Surat Penugasan Pengujian Proyek Akhir ............................................... 64
9. Lembar Revisi Proyek Akhir ................................................................... 65
10. Surat Permohonan Izin Melakukan Observasi ......................................... 69
11. Surat Izin Melakukan Observasi dari Pemilik Proyek ............................. 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dinding adalah merupakan salah satu elemen non-struktur yang terdapat
dalam suatu bangunan gedung maupun rumah yang berfungsi sebagai penyetabil,
pengikat balok dan kolom-kolom. Manfaat lain dari dinding adalah sebagai
penyekat ruangan, sebagai pelindung dari pengaruh alam (iklim dan cuaca).
Material yang biasa digunakan dalam masyarakat untuk pasangan dinding adalah
bata merah, batako, beton, gypsum, bambu, multipleks dan lain sebagainya. Dari
kesemua material yang dapat digunakan untuk pasangan dinding, bata merah
adalah material yang paling banyak digunkan. Hal ini dengan alasan cukup kuat,
efisien, ekonomis, mudah didapat dan bahan dasar yang melimpah.
Bata merah sebagai bata konvensional adalah bata yang memiliki bahan
dasar berupa tanah liat (lempung), yang digunakan sebagai salah satu bahan
bangunan yang menjadi komponen utama dalam sebuah struktur bangunan,
terutama konstruksi dinding. Proses pembuatan bata ini dilakukan secara
tradisional (manual) atau secara mekanis (di pabrik). Karena pembuatan bata yang
manual, ukuran maupun bentuk tekstur dari bata tersebut dapat beraneka ragam.
Namun perkembangan teknologi dalam bidang Teknik Sipil terus berjalan
kontinyu seiring dengan kebutuhan masyarakat akan kenyamanan yang sering
harus berbanding lurus dengan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaannya.
Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat dewasa ini yang mengedepankan
kenyamanan terutama mengenai tempat tinggal mereka. Hal ini yang tidak
2
ditemukan dalam penggunaan bata merah sebagai material pasangan dinding
seiring perkembangan dunia konstruksi.
Teknologi terus dikembangkan untuk mencapai kebutuhan masyarakat akan
kenyamanan tersebut. Begitu pula dengan pekerjaan pasangan dinding, juga
mengalami perkembangan untuk terus meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mencapai nilai kenyamanan.
Atas latar belakang inilah, diciptakannya bata ringan Citicon yang mampu
menjadikan kenyamanan sebagai tujuan akhir dari pekerjaan berbanding lurus
dengan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaannya.
Bata ringan adalah material yang menyerupai beton dan memiliki sifat kuat,
tahan air dan api, awet (durabel) yang dibuat di pabrik menggunakan mesin. Bata
ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bata ringan ini
diciptakan agar dapat memperingan beban struktur dari sebuah bangunan
konstruksi, mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang
terjadi pada saat proses pemasangan dinding berlangsung.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka
dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.2.1 Berapakah biaya bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan dinding
bata ringan Citicon?
1.2.2 Berapakah biaya bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan dinding
bata merah?
3
1.2.3 Berapakan biaya upah tenaga kerja yang diperlukan untuk pekerjaan
pasangan dinding bata ringan Citicon?
1.2.4 Berapakan biaya upah tenaga kerja yang diperlukan untuk pekerjaan
pasangan dinding bata merah?
1.2.5 Berapakah biaya pelaksanaan pekerjaan dinding bata ringan Citicon?
1.2.6 Berapakah biaya pelaksanaan pekerjaan dinding bata merah?
1.2.7 Adakah selisih perbedaan biaya pelaksanaan pekerjaan antara pelaksanaan
pekerjaan dinding bata ringan Citicon dengan pekerjaan dinding bata
merah?
1.3 Tujuan Studi Lapangan
Dari rumusan masalah, dapat dijabarkan tujuan Studi Lapangan sebagai
berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui biaya bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan
dinding bata ringan Citicon.
1.3.2 Untuk mengetahui biaya bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan
dinding bata merah.
1.3.3 Untuk mengetahui biaya upah tenaga kerja yang diperlukan untuk
pekerjaan pasangan dinding bata ringan Citicon.
1.3.4 Untuk mengetahui biaya upah tenaga kerja yang diperlukan untuk
pekerjaan pasangan dinding bata merah.
1.3.5 Untuk mengetahui biaya pelaksanaan pekerjaan dinding bata ringan
Citicon.
1.3.6 Untuk mengetahui biaya pelaksanaan pekerjaan dinding bata merah.
4
1.3.7 Untuk mengetahui selisih perbedaan biaya pelaksanaan pekerjaan antara
pelaksanaan pekerjaan dinding bata ringan Citicon dengan pekerjaan
dinding bata merah.
1.4 Manfaat Studi Lapangan
Berdasarkan tujuan Studi Lapangan, maka manfaat dari Studi Lapangan ini
sebagai berikut:
1.4.1 Bagi Mahasiswa
a) Menambah pengetahuan tentang material baru sebagai bahan untuk pasangan
dinding yaitu menggunakan bata ringan Citicon.
b) Menambah pengetahuan tentang perbandingan biaya antara pelaksanaan
pekerjaan dinding bata ringan Citicon dengan pekerjaan dinding bata merah.
1.4.2 Bagi Jurusan
a) Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan ilmu bidang Teknik Sipil
tentang pelaksanaan pekerjaan dinding bata ringan Citicon.
b) Menjadi bahan perbandingan jika menghadapi permasalahan dengan topik
yang serupa.
c) Menambah perbendaharaan kepustakaan untuk materi perkuliahan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dinding, khususnya dinding bata
ringan Citicon.
5
1.4.3 Bagi Masyarakat
a) Memberikan informasi mengenai teknologi baru pekerjaan pasangan dinding
menggunakan bata ringan Citicon.
b) Memberikan informasi mengenai perbandingan biaya antara pelaksanaan
pekerjaan dinding bata ringan Citicon dengan pekerjaan dinding bata merah.
1.5 Ruang Lingkup Studi Lapangan
Ruang lingkup studi lapangan dalam Proyek Akhir ini adalah perbandingan
biaya pelaksanaan pekerjaan dinding bata ringan Citicon dengan pekerjaan
dinding bata merah pada proyek pembangunan rumah dua lantai di Perumahan
Araya kavling 43 - 45, Malang.
1.6 Batasan Masalah
Dalam laporan ini terdapat batasan masalah untuk menghindari kesalahan
dalam pemahaman terhadap judul ini, antara lain:
1) Perhitungan biaya yang digunakan pada laporan Proyek Akhir ini adalah
biaya pelaksanaan pekerjaan (real cost) yang diketahui setelah pekerjaan
dilaksanakan.
2) Volume pekerjaan pasangan dinding yang diambil dari proyek obyek studi
memiliki satuan m3, yaitu volume pekerjaan pasangan dinding yang telah
dikalikan dengan tebal bata ringan Citicon (20 cm). Untuk menyamakan
perhitungan volume pekerjaan antara pasangan dinding menggunakan
material bata ringan Citicon dengan material bata merah, maka dicari dahulu
volume pekerjaan dinding pada proyek tersebut dengan membagi volume
6
pekerjaan dinding yang ada pada RAB penawaran kontraktor dengan tebal
bata ringan Citicon. Hasil volume pasangan dinding dapat dilihat pada
halaman 33.
3) Perhitungan biaya pekerjaan pasangan dinding dengan bata ringan Citicon
didapatkan melalui pengamatan lapangan pada proyek yang digunakan
sebagai obyek studi mengenai biaya pelaksanaan pekerjaan yang diketahui
setelah pekerjaan dilaksanakan.
4) Untuk biaya pekerjaan pasangan dinding dengan bata merah dihitung melalui
pengamatan lapangan pada proyek lain mengenai biaya pelaksanaan
pekerjaan yang diketahui setelah pekerjaan dilaksanakan yang kemudian
dianalogikan pada volume pekerjaan pasangan dinding pada proyek yang
menjadi obyek studi lapangan.
5) Pengamatan produktifitas pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan
dinding dengan menggunakan bata merah dilakukan di Proyek Pembangunan
Gedung Dan Restoran Taman Burung Batu Wisata Satwa Jatim Park 2, Jalan
Raya Oro-oro Ombo No. 9, Batu, Malang.
6) Pekerja yang diamati adalah pekerja yang telah berpengalaman atau
profesional dalam bidangnya. Pengalaman bekerja anggota tim pelaksanaan
pekerjaan pasangan dinding adalah hasil rata-rata dari lama pengalaman
bekerja masing-masing anggota dalam bidangnya.
7
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian terhadap judul studi lapangan ini,
beberapa istilah yang dianggap penting akan dijelaskan pengertiannya sebagai
berikut:
1) Bata ringan Citicon adalah nama produk dari jenis material pasangan dinding
Aerated Light-weigth Concrete (ALC) yang diproduksi di pabrik secara
masinal. Pada proyek ini digunakan produk dari Citicon. Terdapat produk
ALC lain selain produk dari Citicon.
2) Bata konvensional adalah bata merah yang terbuat dari lempung yang dibakar
pada suhu tertentu sehingga teksturnya menjadi kuat dan tidak mudah hancur.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bata Merah
Bata merah yang disini disebut juga dengan bata konvensional, memiliki
bahan dasar berupa tanah liat (lempung), yang digunakan sebagai salah satu bahan
bangunan yang menjadi komponen utama dalam sebuah struktur bangunan,
terutama konstruksi dinding. Proses pembuatan bata merah ini dapat dilakukan
secara tradisional (manual) atau secara mekanis di pabrik. Karena bata merah
dibuat secara manual, maka ukuran maupun bentuk tekstur dari bata tersebut
dapat beraneka ragam. (Anilaputri, 2009)
Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia, bata merah didefinisikan menjadi:
(1) Bahan bangunan dari tanah liat dan mineral-mineral lain yang dibentuk dalam
ukuran tertentu. Setelah melewati proses pengeringan, bata merah itu dibakar
dalam tungku untuk membuatnya kuat, tahan lama, dan menarik; (2) Bahan
bangunan yang keras, tahan api, tahan terhadap pelapukan, dan cukup murah,
sehingga berperan penting dalam membuat dinding, lantai dan trotoar dan lain-
lain.
Menurut Bata Merah Sebagai Bahan Banguan NI-10, definisi bata adalah
“Suatu unsur bangunan, yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan
dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain, dibakar cukup
tinggi, hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air”.
9
Bata pada umumnya memiliki spesifikasi sebagai berikut
t l
p
Gambar 2.1 Bata konvensional
Dimana:
Panjang (p) : 17 – 23 cm
Lebar (l) : 7 – 11 cm
Tebal (t) : 3 – 5 cm
Berat jenis kering (ρ) : 1500 kg/m3
Berat jenis normal (ρ) : 2000 kg/m3
Kuat tekan : 2,5 – 25 N/mm² (SII-0021,1978)
Konduktifitas termis : 0,380 W/mK
Tebal spesi : 20 – 30 mm
Ketahanan terhadap api : 2 jam
Jumlah per luasan per 1 m2 : 70 - 72 buah dengan construction waste
Bata merah memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain:
a) Kelebihan
Merupakan bahan tahan panas dan dapat menjadi perlindungan terhadap
api/kebakaran.
Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasang bata.
10
Ukurannya yang kecil memudahkan untuk pengangkutan untuk jumlah kecil
atau membentuk bidang-bidang yang kecil.
Murah dan mudah ditemukan.
b) Kekurangan
Dapat menyerap panas pada musim panas dan menyerap dingin pada musim
dingin, menjadikan suhu ruangan tidak dapat terkondisikan/tidak stabil.
Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan bahan dinding lainnya.
Tidak tahan terhadap perubahan suhu yang besar, sehingga sering
mengakibatkan retak-retak rambut pada plesteran.
Bata merah menimbulkan beban yang cukup besar pada struktur bangunan.
Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi sehingga dibutuhkan plesteran
yang cukup tebal untuk menghasilkan dinding yang cukup rata.
Kualitas yang beragam dan ukuran yang jarang sama membuat sisa material
dapat lebih banyak.
2.1.1 Adukan
Adukan (mortar) adalah suatu bagian pasangan-batu yang setara dengan
satuan pasangan-batu itu sendiri. Adukan berfungsi untuk membantali satuan
pasangan-nya, yang memberi pasangan-batu itu dukungan penuh satu sama lain
meskipun permukaannya tidak beraturan. Adukan memberi perapatan antara
satuan-satuannya untuk mencegah masuknya air dan angin; adukan merekatkan
satuan-satuan tersebut satu sama lain untuk mengikatnya menjadi satuan struktural
monolitik; dan tanpa bisa dihindari, adukan penting untuk penampilan dinding
pasangan- batu jadi. (Allen, 2002)
11
Jenis adukan yang paling karakteristik terbuat dari semen Portland, kapur
hidrasi, agregat mulia (pasir), dan air. Pasir ini haruslah bersih dan diayak untuk
menghilangkan partikel yang terlalu kasar atau terlalu halus; spesifikasi ASTM
C144 menetapkan standar untuk pasir adukan. Semen Portland, yang diproduksi
demi memenuhi spesifikasi ASTM C150, merupakan bahan perekat pada adukan,
tetapi adukan yang terbuat hanya dari semen Portland akan keras dan tidak
mengalir secara baik pada cetok atau di bawah bata merah, sehingga kapur
ditambahkan untuk memberikan kelancaran dan daya kerjanya.
Semen pasangan-batu kemasan (mortar instan) juga banyak digunakan
untuk membuat adukan. Sebagian merupakan formulasi bermerek dagang yang
mengandung campuran yang dimaksudkan untuk berkontribusi pada daya kerja
adukannya. Formulasi ini beragam dari satu produsen ke produsen lainnya, tetapi
semuanya harus memenuhi spesifikasi ASTM C91.
Ada dua warna semen pasangan yang lazim tersedia, yaitu warna muda
yang matang ke warna kelabu muda yang sama seperti blok beton biasa, dan
warna tua yaitu yang matang ke warna kelabu tua.
Komposisi adukan diperikan dalam ASTM C270. Empat jenis adukan dasar
didefinisikan, seperti yang dirangkum dalam tabel 2.1 di bawah. Adukan jenis N
digunakan untuk sebagian besar keperluan. Jenis M dan S sesuai untuk dinding
struktural kekuatan-lebih tinggi dan untuk menghadapi cuaca buruk. Jenis O, yang
paling ekonomis, digunakan hanya pada pekerjaan bagian dalam dan bukan-
pendukung-beban. (ASTM, 1990)
12
Tabel 2.1. Jenis-jenis Adukan seperti yang didefinisikan ASTM C270
Jenis
Adukan
Uraian Kesesuaian Konstruksi Kekuatan Tekan
Rata-rata Minimum
pada 28 hari
M Adukan
kekuatan-
tinggi
Pasangan-batu yang dikenai
beban lateral atau tekan tinggi
atau aksi beku: pasangan- di
bawah tanah
2500 psi (17,25 Mpa)
S Adukan
kekuatan-
tinggi
sedang
Pasangan-batu yang
membutuhkan kekuatan ikat
lentur yang tinggi tetapi hanya
dikenai beban tekan normal
1800 psi (12,40 Mpa)
N Adukan
kekuatan
sedang
Penggunaan umum di atas tanah 750 psi (5,17 Mpa)
O Adukan
kekuatan-
rendah
sedang
Dinding dan sekat bagian dalam
non-pendukung beban
350 psi (2,40 Mpa)
Adukan semen Portland matang karena hidrasi, bukan karena pengeringan.
Sederetan reaksi kimiawi yang rumit mengambil air dan menggabungnya dengan
konstituen semen dan kapur untuk menghasilkan struktut rapat yang kuat dan
mengkristal yang mengikat partikel pasir menjadi satu. Adukan yang telah
dicampur tetapi belum digunakan dapat menjadi terlalu kaku untuk digunakan,
entah itu karena pengeringan atau berawalnya hidrasi. Jika dicampur kurang dari
90 menit sebelum pengerasannya, adukan itu masih dalam tahap pengeringan dan
secara aman dapat dilunakkan lagi dengan air untuk membuatnya dapat digunakan
lagi. Jika tidak digunakan lebih dari 2½ jam sebelumnya, adukan itu harus
13
dibuang karena telah mulai berhidrasi dan tidak dapat dilunakkan lagi tanpa
mengurangi kekuatan akhirnya. (Allen, 2002)
Pada proyek-proyek pasangan-batu yang besar, campuran tambahan
pengawet-umur kadang-kadang dimasukkan ke dalam adukannya. Hal ini akan
memungkinkan adukan tersebut dicampur dalam jumlah yang banyak dan dapat
disimpan selama 72 jam sebelum adukan itu basi.
Sebagian besar satuan pasangan-batu harus dioleskan pada keadaan kering,
tetapi untuk mencegah pengeringan dini adukannya, yang akan memperlemahnya,
satuan pasangan-batu yang sangat menyerap air harus dilembabkan sebelum
dibentang.
2.1.2 Pekerjaan Pemasangan Dinding Bata Merah
Semen sebagai bahan pengikat dalam pembuatan aduk dan beton secara
langsung dapat mempengaruhi nilai teknis dan ekonomis dari bangunan
sehubungan dengan kualitas, harga dan proporsi campuran yang digunakan. Pada
pekerjaan pasangan bata dan plesteran dinding, jenis-jenis semen yang digunakan
harus mempunyai karakteristik tertentu dan memenuhi spesifikasi sesuai dengan
fungsinya antara lain mudah dikerjakan, panas hidrasi rendah dan tidak terjadi
retak. Fungsi adukan dalam pasangan bata antara lain sebagai pengikat antara bata
yang satu dengan yang lain, disamping dapat menghilangkan deviasi dari
permukaanbatanya untuk menyalurkan beban. Sedangkan fungsi adukan dalam
plesteran untuk meratakan permukaan dinding dan melindunginya dari pengaruh
cuaca. (Randing, 1985)
14
2.1.2.1 Bahan dan Peralatan
Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan persiapan pemasangan dinding
dengan material bata merah yaitu: (1) Bak/drum perendambata; (2) Bak/drum
penampung air; (3) Saringan pasir (dari anyaman kawat); (4) Kotak penakar
bahan; (5) Alat pengangkut bahan (kereta dorong).
Gambar 2.2. Saringan pasir
Alat-alat untuk pengadukan mortar antara lain: (1) Sekop pengaduk; (2)
Wadah/kotak pengaduk manual; atau (3) Mesin pengaduk; (4) Cangkul pengaduk.
Gambar 2.3. Mesin pengaduk
15
Alat-alat untuk pekerjaan pemasangan bata merah adalah: (1) Alat
pengangkut adukan (kotak, ember, kereta dorong); (2) Wadah adukan; (3) Sendok
aduk; (4) Palu pemotongbata; (5) Profil kayu; (6) Penarik benang kayu/pelat
logam; (7) Mistar kontrol; (8) Penyipat datar (water pass/slang); (9) Unting-
unting; (10) Penahan lendutan dari logam.
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada pekerjaan pemasangan dinding
bata merah yaitu: (1) Adukan, adalah suatu campuran dari bahan pengikat, bahan
pengisi dan air. Bahan pengikat yang biasa dipakai adalah semen, kapur bangunan
atau campuran dari keduanya, sedangkan bahan pengisi adalah pasir atau tras; (2)
Pasangan bata merah, adalah suatu pasangan yang terdiri dari bahan pengikat
(adukan) dan bahan pengisi.
2.1.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan dinding bata merah harus memperhatikan
ketentuan-ketentuan seperti: (1) Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus; (2)
Bagian ujung pasangan harus berbentuk gerigi; (3) Kelebihan adukan yang
menempel pada dinding pasangan harus segera dibersihkan sebelum mengeras; (4)
Bagian bata yang menumpang tidak boleh kurang dari ¼ dari panjangbata; (5)
Bata penutup dari suatu baris pasangan, adukan diletakkan pada bagian ujung bata
terledahulu untuk mengisi sambungan tegak (vertikal); (6) Bata harus dalam
kondisi lembab pada saat dipasang. (Nurmuhammad, 2010)
Kemudian juga harus diperhatikan ketentuan mengenai adukan yang
digunakan, seperti: Adukan harus segera diplesterkan sebelum mencapai waktu
paling lama 2,5 jam sejak mulai dicampur dan harus dilakukan pengadukan ulang
16
selama masa pelaksanaan untuk menjaga homogenitas dan kemudahan
pengerjaannya.
Pada saat pekerjaan berlangsung juga harus memperhatikan ketentuan yang
berlaku, seperti: Tenggang waktu antar lapisan harus diberikan sampai lapisan
terdahulu cukup keras dan stabil, terutama untuk lapisan badan (lapis kedua)
sebelum diberi lapisan akhir (acian) sudah tidak terjadi penyusutan dan retak-retak
lebih lanjut. Untuk hal tersebut, perlu diberikan tenggang waktu minimal 7 (tujuh)
hari.
Untuk langkah-langkah pekerjaannya antara lain: (1) Untuk pengadukan.
Siapkan mesin pengaduk dan pastikan dalam kondisi baik; Bahan-bahan yang
telah ditakar dimasukkan dalam mesin pengaduk dan campurkan hingga merata;
Tuangkan air sedikit demi sedikit dan aduk terus hingga didapatkan adukan
lembab, periksa bila terdapat gumpalan yang kurang merata pecahkan dengan
sendok aduk, kemudian teruskan pengadukan; Sisa air selebihnya dituangkan
sedikit demi sedikit sambil diaduk terus hingga didapatkan adukan yang homogen
dan plastis;
(2) Untuk penyimpanan adukan. Adukan yang siap dipakai (sesaat setelah
selesai pengadukan) simpan di dalam kotak atau tong dan bila belum segera
digunakan tutuplah dengan lembaran plastik agar tidak terjadi penguapan air.
Setelah dalam penyimpanan, harus dilakukan pengadukan ulang sebelum
digunakan untuk menjaga homogenitas dan plastisitas adukan;
(3) Untuk pemasangan bata merah. Langkah-langkah pasangan bata untuk
dinding adalah sebagai berikut :
a. Siapkan semua peralatan dan tempatkan pada posisi yang benar.
17
b. Siapkan bahan-bahan (bata merah dan adukan) yang akan digunakan dalam
kondisi siap pakai (bata merah telah direndam 2 – 8 menit).
c. Pasang profil dan mistar pengukur lapisan bata, secara tegak lurus, ukurlah
dengan unting-unting.
d. Pasang benang penarik horizontal dan ukurlah dengan alat penyipat datar
(water pass atau slang air).
e. Tentukan ketebalan lapisan arah vertikal pada mistar ukur sesuai ketebalan bata
ditambah tebal spesi (6 – 10 mm).
f. Pastikan bahwa permukaan dasar dalam kondisi bersih dan bebas dari debu
agar pelekatan cukup sempurna.
2.1.2.3 Pekerjaan Perawatan
Selama masa pelaksanaan, dinding harus dijaga dari pengaruh sinar
matahari langsung dan dijaga agar tetap dalam kondisi lembab terutama pada
lapisan akhir selama minimal 3 x 24 jam.
2.1.3 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
Perhitungan anggaran biaya dalam sebuah proyek pembangunan melalui
beberapa tahapan perhitungan atau estimasi. Pada tahapan perencanaan terdapat
Owner Estimate, yaitu estimasi biaya yang disusun oleh pemilik proyek dan
Engineer Estimate, yaitu estimasi biaya yang disusun oleh perencana.
Sedangkan pada tahapan pelaksanaan terdapat RAB atau Rencana Anggaran
Biaya yang disusun oleh Kontraktor untuk mengikuti tender dan RAP atau
18
Rencana Anggaran Pelaksanaan yang disusun oleh Kontraktor setelah
memenangkan tender mengenai biaya pelaksanaan pekerjaannya.
Suatu pelaksanaan konstruksi perlu pengadaan menejemen keuangan dan
salah satu bentuk menejemen dalam proyek adalah Rencana Anggaran Biaya
(RAB). Jadi Menejemen keuangan sangat penting untuk mengetahui seberapa
besar pengeluaran keuangan proyek tersebut. RAB adalah suatu perhitungan
banyaknya biaya yang diperlukan proyek tersebut, antara lain :
(1) Harga bahan
(2) Upah tenaga kerja
(3) Serta biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.
Dalam menyusun Anggaran Biaya dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a. Anggaran Biaya Kasar
Anggaran Biaya kasar adalah menghitung biaya dengan menggunakan
pedoman harga satuan tiap meter persegi.
b. Anggaran Biaya Teliti
Pelaksanaan metode ini sangat teliti pada biaya bangunan proyek
seluruhnya yaitu dengan cara menghitung volume dan bahan-bahan yang
dipakai dan menghitung pekerjaannya serta harganya dan kemudian
dijumlahkan.
2.2 Bata Ringan Citicon
Bata ringan adalah material yang menyerupai beton dan memiliki sifat kuat,
tahan air dan api, awet (durable) yang dibuat di pabrik menggunakan mesin. Bata
ini cukup ringan, halus dan memiliki tingkat kerataan permukaan yang baik. Bata
19
ringan diciptakan dengan tujuan memperingan beban strukur dari sebuah
bangunan konstruksi, mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa
material yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding berlangsung.
(Anilaputri, 2009)
Citicon adalah bata ringan (light-weight concrete) sebagai salah satu
alternatif solusi untuk Smart Building, yang terbuat dari bahan baku berkualitas
tinggi dengan standar Deutsche Industrie Norm (DIN) dan diproduksi di Indonesia
dengan teknologi Jerman. Sehingga harga lebih ekonomis dibandingkan dengan
produk sejenis. (viccon.co.id)
bata Ringan Citicon memberikan kemudahan, kecepatan, serta kerapihan
bagi kebutuhan konstruksi, baik berupa bangunan rumah tinggal, gedung
komersial, bangunan industri dan fasilitas umum lainnya.
Bata citicon diproduksi dalam beberapa jenis produk:
Panjang : 600 mm
Tinggi : (400; 200) mm
Tebal (mm) : (75; 100; 125; 150; 175; 200) mm
Berat jenis kering : 520 kg/m3
Berat jenis normal : 650 kg/m3
Kuat tekan : > 4,0 N/mm2
Konduktifitas termis : 0,14 W/mK
Tebal spesi : 3 mm
Ketahanan terhadap api : 4 jam
Jumlah per luasan per 1 m2 : 22 - 26 buah tanpa construction waste
20
Gambar 2.4. Produk bata ringan Citicon
Tabel 2.2. Dimensi Kemasan (palet) dalam p x l x t (m) = 1,0 x 0,6 x 1,5
Tebal mm 75 100 125 150 175 200
Volume (p.l.t) m3 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
Jumahl blok (p.l.t) blok 100 75 60 50 40 3,5
Luas dinding (m3) m
2 13 10 8,00 6,67 5,71 5,00
Berat/palet (inc) kg 528 528 528 528 528 528
Isi (m3) blok 111 83 66 55 47 41
Bata ringan ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, misalnya:
a) Kelebihan
Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
Pemasangan lebih cepat dan rapi.
Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik.
Kuat tekan yang tinggi.
21
Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.
Tidak diperlukan spesi yang terlalu tebal, umumnya ± 2 – 3 mm.
Gambar 2.5. Ketebalan spesi bata ringan Citicon
b) Kekurangan
Harga relatif lebih mahal daripada bata merah.
Diperlukan keahlian tambahan untuk tukang yang akan memasangnya.
Hanya toko material besar yang menjualbata ringan ini dan penjualannya
dalam volume yang besar (m3).
2.2.1 Mortar
Mortar adalah semen instan dengan bahan dasar pasir silica, semen (OPC),
filler dan aditif. Bahan ini diciptakan dengan tujuan untuk mempermudah
pekerjaan pasangan bata, baik bata merah maupun bata ringan. Selain itu mortar
22
juga digunakan untuk plesteran, acian, pemasangan keramik serta waterproofing.
(Holcim, 2010)
Beberapa keunggulan dari mortar adalah: (1) Mudah digunakan dan siap
pakai, cukup dengan tambahan air; (2) Campuran yang lebih homogen antara
semen, pasir silika, filler dan aditif; (3) Mencegah retak rambut pada dinding.
Mortar yang digunakan sebagai perekat bata ringan Citicon adalah Mortar
MU-380. Mortar MU-380 adalah semen instan yang digunakan sebagai perekat
untuk pekerjaan pemasangan bata ringan ALC (Aerated Light Concrete) dengan
ketebalan 3 mm. Merupakan campuran homogen antara semen, pasir silika, filler
dan aditif. Untuk bata ringan dengan ketebalan 100 mm, per 1 zak (40 kg) dapat
digunakan untuk pekerjaan pemasangan bata ringan seluas ± 10 m2
dengan
ketebalan mortar 3 mm. Sedangkan untuk bata ringan dengan ketebalan 75 mm,
per 1 zak (40 kg) dapat digunakan untuk pekerjaan pemasangan bata ringan seluas
± 16 m2 dengan ketebalan mortar 3 mm.
Gambar 2.6. Mortar Utama
23
2.2.2 Pekerjaan Pemasangan Dinding Bata Ringan Citicon
Salah satu kelebihan material bata ringan Citicon adalah ringan bobotnya.
Bobotnya yang ringan membuat anggaran bangunan bisa ditekan. Ringannya
material dinding berakibat volume elemen struktur banguan bisa direduksi. Ini
terutama jika beton aerasi digunakan untuk dinding di lantai 2 ke atas. Volume
elemen struktur seperti kolom, balok, plat lantai dan pondasi bisa dikurangi karena
beban yang menumpunya ringan.
Ringannya beban ini disyaratkan untuk mendapatkan struktur bangunan
tahan gempa. Jika material pendukung bangunan berat dan terjadi keruntuhan
akibat gaya gempa, beratnya material tersebut akan berbahaya bagi penghuninya.
Dengan posisi Indonesia berada di daerah rawan gempa, kecuali Pulau
Kalimantan, bangunan yang berada di Indonesia harus memliki persyaratan
struktur bangunan tahan gempa. Untuk mendapatkan persyaratan ini, beton ringan
aerasi bisa digunakan sebagai salah satu material pembuat dinding. (Sam, 2010)
Gambar 2.7. Pasangan dinding bata ringan Citicon ekspos
24
2.2.2.1 Bahan dan Peralatan
Alat yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan dinding dengan material
bata ringan Citicon adalah: (1) Roskam bergigi 6 mm; (2) Tempat adukan; (3)
Pengaduk. Dan untuk bahan yang digunakan adalah: (1) Bata ringan Citicon; dan
(2) Mortar MU – 380.
Gambar 2.8. Roskam bergigi 6 mm
2.2.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan
Adapun urutan pelaksanaan pekerjaan pemasangan dinding bata ringan
Citicon adalah:
a. Bersihkan dasar permukaan lokasi dari debu, kotoran, minyak, setelah itu beri
air pada lokasi.
b. Pastikan marking kios (STK, SE, STLM, dll), sudah terpasang sesuai
shopdrawing/gambar rencana yang telah disetujui.
25
c. Masukkan adukan kering MU - 380 kedalam tempat adukan kemudian campur
dengan air 10-15 liter / 40 kg MU – 380.
d. Aduk rata campuran MU - 380 dengan air, sebelum pemasangan bersihkan
dulu permukaan bata ringan Citicon yang akan dipasang.
e. Tuangkan adonan MU - 380 pada tiap lapisan bata ringan Citicon setebal 3 mm
dengan roskam bergigi 6 mm yang telah dipersiapkan.
f. Pemasangan bata ringan Citicon harus lurus dan rata, tahap pertama setinggi 7
lapis dengan spesi dasar 3 cm, setelah tahap pertama selesai biarkan pasangan
mengering lebih kurang 3 jam, lanjutkan hingga tinggi yang ditentukan (beri
ring balk / balok gantung bila tinggi bata ringan Citicon mencapai 2,4 – 2,5
meter).
2.2.2.3 Pekejaan Perawatan
Perawatan dinding yang menggunakan material bata ringan Citicon cukup
mudah, walau 70% bata ringan Citicon ini berpori tetapi masing-masing pori
independen sehingga tidak menyerap air. Dan untuk menjaga keawetan dari
material dinding saat telah terpasang, dinding tetap harus diplester. (Nurfiana,
2010) Selain itu, perawatan dinding bata ringan Citicon dapat dilakukan dengan
pengecatan untuk dinding bata ringan ekspos.
2.2.3 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
Perhitungan anggaran biaya pada proyek yang menggunakan bata ringan
Citicon sebagai material pasangan dinding secara umum tidak ada perbedaan,
26
yaitu harus melalui perhitungan RAB atau Rencana Anggaran Biaya. Begitu pula
untuk perhitungan biaya pelaksanaan pekerjaannya (real cost).
27
BAB III
METODE PENDEKATAN MASALAH
Dalam bab ini dibahas mengenai sub pokok bahasan yaitu Rancangan
Penelitian, Obyek Penelitian, Instrumen Penelitian, Pengumpulan Data, Analisa
Data, dan Diagram Alur Penelitian.
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan desain penelitian deskriptif
komparatif, yaitu membandingkan biaya antara pelaksanaan pekerjaan dinding
bata ringan Citicon dengan bata merah. Kegiatan dalam penelitian ini dapat
diuraikan sebagai berikut.
a) Mengambil data tentang pelaksanaan pekerjaan dinding bata ringan Citicon
dari RAB penawaran kontraktor yang ada dalam dokumen kontrak untuk
mengambil data volume pekerjaan pasangan dinding.
b) Mendata harga bahan, upah kerja yang digunakan di proyek.
c) Melakukan pengamatan pada proyek yang digunakan sebagai obyek studi
mengenai material-material yang digunakan pada pekerjaan pasangan dinding
bata ringan Citicon untuk mencari harga bahan yang diperlukan.
d) Melakukan pengamatan mengenai produktifitas pekerja yang melaksanakan
pekerjaan pasangan dinding bata ringan Citicon pada proyek yang digunakan
sebagai obyek studi untuk mencari upah tenaga kerja yang diperlukan.
28
e) Melakukan pengamatan pada proyek lain mengenai material-material yang
digunakan pada pekerjaan pasangan dinding bata merah untuk mencari harga
bahan yang diperlukan.
f) Melakukan pengamatan mengenai produktifitas pekerja yang melaksanakan
pekerjaan pasangan dinding bata merah pada proyek lain untuk mencari upah
tenaga kerja yang diperlukan.
g) Membandingkan hasil pengamatan studi lapangan mengenai biaya pelaksanaan
pekerjaan pasangan dinding bata ringan Citicon dengan pasangan dinding bata
merah.
3.2 Obyek Penelitian
Obyek penelitian dalam penyusunan proyek akhir ini adalah pelaksanaan
pekerjaan pasangan dinding pada proyek pembangunan rumah dua lantai
Perumahan Arraya Kavling 43 - 45.
29
3.3 Instrumen Penelitian
Dalam hasil penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan sebagai
berikut:
a) Wawancara
Instrumen ini dilakukan untuk melengkapi data-data yang diperlukan
disamping data-data yang telah diperoleh dari Kontraktor. Wawancara
dilakukan kepada pelaksana, tukang dan para pekerja di lokasi proyek.
b) Observasi
Peneliti melakukan pengamatan secara langsung atas semua aktifitas
pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata ringan Citicon di proyek. Pada
saat pengamatan peneliti mencatat semua hal-hal yang dianggap penting.
Catatan yang didapat kemudian dituangkan dalam data-data untuk kemudian
dikaji dan dianalisis. Tujuan dari observasi ini adalah untuk memperoleh data
tentang volume pekerjaan, harga bahan, upah pekerja dan sewa alat untuk
pelaksanaan pekerjaan dinding. Data kemudian dibandingkan dengan
perhitungan biaya pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding menggunakan bata
merah menurut pengamatan dan perhitungan penulis pada proyek lain.
c) Kajian Kepustakaan
Kajian kepustakaan dilakukan dengan mencari rujukan dari bahan kepustakaan
sebagai pembanding antara pengamatan lapangan dan teori yang telah ada
dalam bahan kepustakaan.
30
3.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap:
a) Tahap Pertama
Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan wawancara, yaitu
memperoleh data RAB penawaran dari kontraktor yang meliputi volume
pekerjaan, harga bahan, upah kerja dan harga satuan pekerjaan.
b) Tahap Kedua
Data dikumpulkan dengan metode observasi dan wawancara, yaitu data tentang
besarnya biaya pelaksanaan pekerjaan dinding bata ringan Citicon di proyek,
yang meliputi volume pekerjaan, harga bahan, upah kerja, dan harga satuan
pekerjaan yang dilaksanakan di proyek.
c) Tahap Ketiga
Data dikumpulkan dengan metode observasi dan wawancara. Data diperoleh
dari Proyek Pembangunan Gedung Dan Restoran Taman Burung Batu Wisata
Satwa Jatim Park 2, Jalan Raya Oro-oro Ombo No. 9, Batu, Malang tentang
produktifitas pekerja pada pekerjaan pasangan dinding bata merah.
3.5 Analisis Data
Kegiatan analisis data dimaksudkan untuk menganalisis data yang telah
diperoleh dengan cara mendiskripsikan dan dengan mentabulasikan data jika
terdapat data yang harus ditabelkan.
31
3.6 Pembahasan
Dari uraian analisis data, langkah selanjutnya adalah melakukan
pembahasan terhadap data yang diperoleh. Perbandingan disini adalah
membandingkan perhitungan biaya pelaksaan pekerjaan pasangan dinding bata
ringan Citicon pada proyek yang digunakan sebagai obyek studi dengan pekerjaan
pasangan dinding bata merah pada proyek lain yang diketahui setelah pekerjaan
dilaksanakan.
3.7 Menarik Kesimpulan
Setelah data selesai dianalisis dan kemudian dilakukan pembahasan maka
dapat ditarik kesimpulan dan menginterpretasikan hasilnya, yang mana
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi para pembaca.
32
3.8 Diagram Alur Penelitian
Mulai
Latar Belakang
Merumuskan masalah dan
menentukan tujuan masalah
Observasi Dokumentasi Wawancara
Hasil studi lapangan
Pengolahan data
Pembahasan dan
analisa data
Kesimpulan dan
saran
Penyelesaian
Proyek Akhir
33
BAB IV
HASIL STUDI LAPANGAN
4.1 Volume Pekerjaan
Perhitungan volume masing-masing pekerjaan disesuaikan dengan gambar
kerja yang telah ditentukan agar didapatkan hasil yang mendekati kenyataan. Untuk
bangunan bertingkat perhitungan volume pekerjaan tiap lantai dihitung secara
terpisah sesuai dengan dimensi dan spesifikasi yang telah ditentukan. Volume
pekerjaan yang digunakan untuk tugas akhir ini, khususnya untuk pekerjaan dinding
bata ringan Citicon ini didapat dari observasi proyek yang telah ditinjau agar sesuai
dengan gambar. Bangunan ini terdiri dari dua lantai, untuk perhitungan volume
pekerjaan dinding bata ringan Citicon dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Konversi Volume Pekerjaan Pasangan Dinding
No. Uraian Pekerjaan Data Proyek Vol. Konversi
Vol. Sat. tebal Vol. Sat.
1. Lantai I 142,09 m3 0,2 m 710,45 m
2
2. Lantai II 141,98 m3 0,2 m 709,90 m
2
3. Pos Jaga 7,29 m3 0,2 m 36,47 m
2
4. Plaza 17,92 m3 0,2 m 89,60 m
2
5. Maid Room 15,15 m3 0,2 m 75,76 m
2
6. Storage 4,24 m3 0,2 m 21,22 m
2
7. Pagar 122,14 m3 0,2 m 610,69 m
2
Total 450,82 m3 2254,08 m
2
34
Volume pekerjaan pada masing-masing bagian rumah telah dikonversi terlebih
dahulu dari satuan m2 menjadi satuan m
3, yaitu dengan dibagi tebal bata ringan
Citicon 20 cm (0,2 m). Untuk daftar volume pekerjaan keseluruhan dapat dilihat pada
Lampiran 2 Daftar Harga Satuan Pekerjaan di halaman 56.
4.2 Harga Satuan Bahan
Harga satuan bahan sangat perlu diketahui. Hal ini digunakan sebagai acuan
penaksiran harga bangunan seluruhnya. Penaksiran harga bangunan ini dilakukan
oleh perencana beserta tim yang bekerja di dalamnya. Hasil dari penaksiran harga
bangunan ini mungkin dapat berbeda atau tidak sama persis saat pelaksanaannya.
Harga satuan bahan berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Harga
bahan ini biasanya didapat dari hasil survey di pasaran yang dilakukan oleh
perencana bangunan yang kemudian dikumpulkan dalam satu daftar yang dinamakan
Daftar Harga Satuan Bahan.
Harga bahan yang digunakan sebagai acuan penaksiran harga satuan pekerjaan
pada proyek ini diperoleh dari hasil survey di pasaran pada Tahun 2008 untuk
wilayah Malang.
35
Berikut ini adalah daftar satuan harga bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan
pasangan dinding bata ringan Citicon dan untuk keperluan penulisan laporan studi
lapangan ini.
Tabel 4.2 Daftar Harga Satuan Bahan
No. Uraian Satuan Harga Satuan
1. Bata Merah buah Rp. 350,-
2. Bata Ringan Citicon palet (100 blok) Rp. 630.000,-
3. Pasir Pasang m3 Rp. 62.500,-
4. Semen PC (50 kg) kg Rp. 1.040,-
5. Mortar Utama – 380 kg Rp. 2.340,-
Satu palet adalah satuan pemesanan untuk bata ringan Citicon yang mana satu
palet berukuran 1000 mm x 600 mm x 1500 mm. Satu palet berisi 100 blok bata
ringan Citicon dengan ukuran satu blok bata ringan Citicon 600 mm x 200 mm x 75
mm (lihat halaman 20). Untuk daftar harga selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
1 di halaman 55.
4.3 Harga Satuan Upah Tenaga Kerja
Hal lain yang penting untuk diketahui selain Harga Satuan Bahan untuk proses
penaksiran harga bangunan adalah Harga Satuan Upah Tenaga Kerja. Upah tenaga
kerja adalah upah setiap tenaga kerja yang diperlukan selama proses pembangunan.
Upah tenaga kerja didapatkan di lokasi pembangunan yang dikumpulkan dan dicatat
36
dalam suatu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Upah. Upah tenaga kerja ini
berbeda antara pekerja yang satu dengan pekerja yang lainnya.
Harga satuan upah tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh bermacam-macam hal
seperti: panjang jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu jenis
pekerjaan, keadaan tempat bekerja, keterampilan dan keahlian tenaga kerja yang
bersangkutan. Pengupahan tenaga kerja ini biasanya dilakukan dengan cara harian
sebagai unit dan banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam waktu satu hari,
namun akhir-akhir ini banyak dipergunakan cara yang lebih memuaskan yaitu dengan
cara tiap jam kerja karena panjang jam kerja masing-masing tenaga kerja berlainan.
Panjang jam kerja yang ada pada proyek pembangunan ini adalah selama 9 jam
dengan jumlah jam kerja efektif selama 8 jam. Jam kerja efektif ini dimulai pada
pukul 07.00 – 12.00 WIB. kemudian istirahat dan dimulai lagi tepat pada pukul 13.00
– 16.00 WIB.
Berikut ini adalah Daftar Harga Satuan Upah Tenaga Kerja yang diperlukan
untuk pekerjaan pasangan bata ringan citicon.
Tabel 4.3 Daftar Harga Satuan Upah Tenaga Kerja
No. Uraian Satuan Harga Satuan
1. Pembantu tukang Orang/hari Rp. 30.000,-
2. Tukang batu Orang/hari Rp. 37.500,-
3. Kepala Tukang batu Orang/hari Rp. 40.000,-
4. Mandor Orang/hari Rp. 50.000,-
37
Untuk Daftar Harga Satuan Upah Tenaga Kerja selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 1 di halaman 55.
4.4 Harga Satuan Pekerjaan
Perhitungan harga satuan pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara
analisa. Pada dasarnya harga satuan pekerjaan didapatkan dari analisa bahan dan
tenaga kerja pada masing-masing jenis pekerjaan yang didasarkan pada perhitungan
analisis yang dipakai. Analisa tersebut sangat bergantung pada satuan bahan dan upah
tenaga kerja yang berlaku pada daerah tersebut.
Begitu pula yang terdapat pada obyek studi perbandingan ini juga
menggunakan analisa yang berlaku pada daerah tersebut agar harga satuan pekerjaan
yang diperoleh tidak terlalu mahal sehingga atau pelaksana bisa mendapatkan
keuntungan sesuai dengan yang diinginkan.
Pada rekapitulasi analisa harga satuan pekerjaan yang ada pada obyek studi
perbandingan ini, pada pekerjaan pasangan dinding bata ringan Citicon disebutkan
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Harga Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan Citcon
Pek. Vol Sat Harga Satuan Jumlah
Lantai 1 710,45 m2 Rp. 182.256,- Rp. 129.483.775,20
Lantai 2 709,90 m2 Rp. 182.256,- Rp. 129.383.534,40
Pos jaga 36,47 m2 Rp. 182.256,- Rp. 6.646.876,32
Plaza 89,60 m2 Rp. 182.256,- Rp. 16.330.137,60
Maid room 75,76 m2 Rp. 182.256,- Rp. 13.807.714,56
38
Storage 21,22 m2 Rp. 182.256,- Rp. 3.867.472,32
Pagar 610,69 m2 Rp. 182.256,- Rp. 111.301.916,64
Total Rp. 410.821.427,04
Volume pekerjaan pada masing-masing bagian rumah telah dikonversi terlebih
dahulu dari satuan m2 menjadi satuan m
3, yaitu dengan dikali tebal bata ringan citicon
20 cm (0,2 m) (lihat tabel 4.1). Analisa harga satuan pekerjaan dinding bata ringan
Citicon dapat dilihat pada Bab V. Untuk daftar rekapitulasi analisan harga satuan
pekerjaan dinding selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 Daftar Harga Satuan
Pekerjaan di halaman 56.
39
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Perhitungan Biaya Pekerjaan Dinding dengan Bata Ringan Citicon
a) Menghitung Biaya Bahan
Berdasarkah pengamatan di lapangan untuk 1 m2 pasangan bata ringan
Citicon dengan tebal ½ bata, dengan menggunakan spesi mortar instan (40
kg/zak), membutuhkan bahan sebagai berikut:
Bata ringan Citicon = 26 buah
Mortar instan MU-380 (untuk pasangan) = 4 kg
Jadi biaya yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan dinding dengan
bata ringan Citicon adalah:
26 buah bata ringan Citicon @ Rp. 6.300,- = Rp. 163.800,-
4 kg mortar instan MU-380 @ Rp. 2.340,- = Rp. 9.360,- +
Harga bahan = Rp. 173.160,-
b) Menghitung Upah Tenaga Kerja
Perhitungan real cost upah tenaga kerja pada pengamatan dibagi menjadi
empat tahapan, yaitu mencari komposisi satu tim pekerja pasangan dinding,
mencari upah pekerja satu tim pekerja pasangan dinding, mencari nilai
timhari untuk 1 m
2 pekerjaan pasangan dinding dan menghitung upah tenaga
kerja.
40
1. Komposisi Satu Tim Pekerja Pasangan Dinding
Pekerja yang terlibat dalam pekerjaan pasangan dinding bata ringan Citicon
antara lain:
a) Mandor
1 mandor mengendalikan 20 pembantu tukang,
maka untuk 2 pembantu tukang = 2
20 =
1
10 = 0,1 Oh
b) Kepala tukang batu
1 kepala tukang mengendalikan 10 tukang batu,
maka untuk 3 tukang batu = 3
10 = 0,3 Oh
c) Tukang batu = 3 Oh
d) Pembantu tukang = 2 Oh
2. Upah Satu Tim Pekerja Pasangan Dinding
Upah satu tim tenaga kerja yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan
dinding dengan bata ringan Citicon adalah:
0,1 Mandor @ Rp. 50.000,- = Rp. 5.000,-
0,3 Kepala tukang batu @ Rp. 40.000,- = Rp. 12.000,-
3 Tukang batu @ Rp. 37.500,- = Rp. 112.500,-
2 Pembantu tukang @ Rp. 30.000,- = Rp. 60.000,- +
= Rp. 189.500,-
41
3. Mencari Nilai timhari untuk 1 m
2 Pekerjaan Pasangan Dinding
Dilakukan dengan melakukan pengamatan produktifitas kerja pekerja yang
terlibat dalam pekerjaan pasangan dinding bata ringan Citicon dalam waktu
tiga hari yang kemudian diambil rata-rata produktifitas perharinya. Sampel
diambil pada proyek yang menjadi obyek studi dengan pekerja yang sama
selama tiga hari, yaitu satu tim pekerja pasangan dinding yang terdiri dari 3
tukang dan 2 pembantu tukang, yang rata-rata memiliki pengalaman kerja 7
tahun di bidangnya.
a) Hari pertama
Tukang 1 = 4,5 m x 1,5 m = 6,75 m2
Tukang 2 = 4 m x 1,5 m = 6 m2
Tukang 3 = 5 m x 1,5 m = 7,5 m2
Total hasil pekerjaan pada hari pertama dengan anggota tim 3 tukang 2
pembantu = 20,25 m2.
b) Hari kedua
Tukang 1 = 4,8 m x 1,5 m = 7,2 m2
Tukang 2 = 5,2 m x 1,5 m = 7,8 m2
Tukang 3 = 5 m x 1,5 m = 7,5 m2
Total hasil pekerjaan pada hari kedua dengan anggota tim 3 tukang 2
pembantu = 22,5 m2.
c) Hari ketiga
Tukang 1 = 4,2 m x 1,5 m = 6,3 m2
Tukang 2 = 4 m x 1,5 m = 6 m2
Tukang 3 = 4,8 m x 1,5 m = 7,2 m2\
42
Total hasil pekerjaan pada hari ketiga dengan anggota tim 3 tukang 2
pembantu = 19,5 m2.
Rata-rata hasil pekerjaan perhari = 20,25 m² + 22,5 m² + 19,5 m²
3
= 20,75 m2
1 m²
20,75 m² = 0,048 tim
hari
4. Upah Tenaga Kerja
Upah tenaga kerja untuk 1 m2 pekerjaan pasangan dinding batu bata ringan
Citicon didapatkan dengan mengkalikan upah satu tim pekerja pasangan
dinding dengan nilai timhari yang didapatkan.
Rp. 189.500,- x 0,048 timhari = Rp. 9.096,-
c) Rekap Perhitungan Biaya Pekerjaan Dinding dengan Bata Ringan Citicon
Total biaya pekerjaan 1 m2 pasangan bata ringan Citicon dengan tebal ½
bata, dengan menggunakan spesi mortar instan (40 kg/zak) adalah:
Harga bahan = Rp. 173.160,-
Upah tenaga kerja = Rp. 9.096,- +
Harga satuan = Rp. 182.256,-
Jadi untuk pekerjaan pekerjaan 1 m2 pasangan bata ringan Citicon adalah
senilai Rp. 182.256,-.
43
5.2 Perhitungan Pekerjaan Dinding dengan Bata Merah
a) Menghitung Biaya Bahan
Berdasarkah pengamatan di lapangan untuk 1 m2 pasangan bata merah
dengan tebal ½ bata, dengan perbandingan spesi 1 PC : 3 pasir, membutuhkan
bahan sebagai berikut:
Bata merah = 70 buah
Semen PC = 14,370 kg
Pasir pasang = 0,040 m3
Jadi biaya yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan dinding dengan
bata merah adalah:
70 buah bata merah @ Rp. 350,- = Rp. 24.500,-
14,370 kg semen PC @ Rp. 1.040,- = Rp. 14.944,80
0,040 m3 pasir pasang @ Rp. 62.500,- = Rp. 2.500,- +
Harga bahan = Rp. 41.944,80
b) Menghitung Upah Tenaga Kerja
Perhitungan real cost upah tenaga kerja pada pengamatan dibagi menjadi
empat tahapan, yaitu mencari komposisi satu tim pekerja pasangan dinding,
mencari upah pekerja satu tim pekerja pasangan dinding, mencari nilai
timhari untuk 1 m
2 pekerjaan pasangan dinding dan menghitung upah tenaga
kerja.
44
1. Komposisi Satu Tim Pekerja Pasangan Dinding
Pekerja yang terlibat dalam pekerjaan pasangan dingding bata merah antara
lain:
a) Mandor
1 mandor mengendalikan 20 pembantu tukang,
maka untuk 2 pembantu tukang = 2
20 =
1
10 = 0,1 Oh
b) Kepala tukang batu
1 kepala tukang mengendalikan 10 tukang batu,
maka untuk 1 tukang batu = 1
10 = 0,1 Oh
c) Tukang batu = 1 Oh
d) Pembantu tukang = 2 Oh
2. Upah Satu Tim Pekerja Pasangan Dinding
Upah satu tim tenaga kerja yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan
dinding bata merah adalah:
0,1 Mandor @ Rp. 50.000,- = Rp. 5.000,-
0,1 Kepala tukang batu @ Rp. 40.000,- = Rp. 4.000,-
1 Tukang batu @ Rp. 37.500,- = Rp. 37.500,-
2 Pembantu tukang @ Rp. 30.000,- = Rp. 60.000,- +
= Rp. 106.500,-
45
3. Mencari Nilai timhari untuk 1 m
2 Pekerjaan Pasangan Dinding
Dilakukan dengan melakukan pengamatan produktifitas kerja pekerja yang
terlibat dalam pekerjaan pasangan dinding bata merah dalam waktu tiga
hari yang kemudian diambil rata-rata produktifitas perharinya. Sampel
diambil pada proyek lain dengan pekerja yang sama selama tiga hari, yaitu
satu tim pekerja pasangan dinding yang terdiri dari 1 tukang dan 2
pembantu tukang, yang rata-rata memiliki pengalaman kerja 8 tahun di
bidangnya.
a) Hari pertama
Hasil kerja = 8 m x 2 m = 16 m2
Hasil pekerjaan pada hari pertama dengan anggota tim 1 tukang, 2
pembantu sebesar = 16 m2.
b) Hari kedua
Hasil kerja = 6 m x 2 m = 12 m2
Hasil pekerjaan pada hari kedua dengan anggota tim 1 tukang, 2
pembantu sebesar = 12 m2.
c) Hari ketiga
Hasil kerja = 6 m x 2 m = 12 m2
Hasil pekerjaan pada hari ketiga dengan anggota tim 1 tukang, 2
pembantu sebesar = 12 m2.
Rata-rata hasil pekerjaan perhari = 16 m² + 12 m² + 12 m²
3
= 13,3 m2
1 m²
13,3 m² = 0,075 tim
hari
46
4. Upah Tenaga Kerja
Upah tenaga kerja untuk 1 m2 pekerjaan pasangan dinding batu bata merah
didapatkan dengan mengkalikan upah satu tim pekerja pasangan dinding
dengan nilai timhari yang didapatkan.
Rp. 106.500,- x 0,075 timhari = Rp. 7.987,50
c) Rekap Perhitungan Biaya Pekerjaan Dinding dengan Bata Merah
Total biaya pekerjaan 1 m2 pasangan bata merah dengan tebal ½ bata,
dengan perbandingan spesi 1 PC : 3 pasir adalah:
Harga bahan = Rp. 41.944,80
Upah tenaga kerja = Rp. 7.987,50 +
Harga satuan = Rp. 49.932,30
Jadi untuk pekerjaan pekerjaan 1 m2 pasangan bata merah adalah senilai
Rp. 49.932,30.
Kemudian setelah diketahui harga satuan dari pekerjaan pasangan
dinding dengan bata merah maka selanjutnya dikalikan dengan volume
pekerjaan per bagian pekerjaan pasangan dinding pada proyek yang dijadikan
sebagai obyek studi.
47
Tabel 5.1 Rekapitulasi Harga Pekerjaan Pasangan Dinding Batu Bata Merah
Pek. Vol. Sat. Harga Satuan Jumlah
Lantai 1 710,45 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 35.474.402,54
Lantai 2 709,90 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 35.446.939,77
Pos jaga 36,47 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 1.821.030,13
Plaza 89,60 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 4.473.934,08
Maid room 75,76 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 3.782.871,05
Storage 21,22 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 1.059.563,41
Pagar 610,69 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 30.493.156,29
Total Rp. 112.551.898,11
5.3 Hasil Perbandingan
Dari hasil perhitungan biaya antara pekerjaan dengan dua material berbeda
tersebut, dapat diketahui adanya perbedaan antara pekerjaan dinding dengan
menggunakan material bata ringan Citicon dan pekerjaan dinding dengan
menggunakan material bata merah.
5.3.1 Pekerjaan Dinding dengan Bata Ringan Citicon
Terdapat perbedaan bahan yang digunakan dan nilai koefisien penggunaan
bahan yang diperlukan dalam pekerjaan pasangan dinding bata ringan Citicon.
Untuk 1 m2 pasangan bata ringan Citicon dengan tebal ½ bata, dengan
menggunakan spesi mortar instan (40 kg/zak) berdasarkan pengamatan,
membutuhkan bahan sebagai berikut:
bata ringan Citicon = 26 buah
Mortar instan MU-380 (untuk pasangan) = 4 kg
48
Selain itu juga terdapat perbedaan komposisi tim yang diperlukan dalam
pekerjaan pasangan dinding bata ringan Citicon. Satu tim pekerja membutuhkan
tenaga kerja sebagai berikut:
Mandor = 0,1 Oh
Kepala tukang batu = 0,3 Oh
Tukang batu = 3 Oh
Pembantu tukang = 2 Oh
5.3.2 Pekerjaan Dinding dengan Bata Merah
Terdapat perbedaan bahan yang digunakan dan nilai koefisien penggunaan
bahan yang diperlukan dalam pekerjaan pasangan dinding bata merah. Untuk 1 m2
pasangan bata merah dengan tebal ½ bata, dengan perbandingan spesi 1 PC : 3
pasir, membutuhkan bahan sebagai berikut:
bata merah = 70 buah
Semen PC = 14,370 kg
Pasir pasang = 0,040 m3
Selain itu juga terdapat perbedaan komposisi tim yang diperlukan dalam
pekerjaan pasangan dinding bata merah. Satu tim pekerja membutuhkan tenaga
kerja sebagai berikut:
Mandor = 0,1 Oh
Kepala tukang batu = 0,1 Oh
Tukang batu = 1 Oh
Pembantu tukang = 2 Oh
Dari perbedaan tersebut maka dapat dilihat bahwa pekerjaan pasangan
dinding dengan menggunakan material bata ringan Citicon dengan pekerjaan
49
pasangan dinding dengan menggunakan material bata merah dengan volume
pekerjaan yang sama lebih sedikit memerlukan tenaga pembantu tukang karena
pekerjaan pasangan dinding menggunakan material bata ringan Citicon
memerlukan tenaga ahli dalam bidangnya.
Namun dari perbandingan di atas diketahui bahwa pekerjaan pasangan
dinding menggunakan material bata ringan Citicon membutuhkan lebih banyak
biaya dari pada pekerjaan pasangan dinding menggunakan material bata merah.
50
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa perhitungan pada Bab V dan perbandingannya, maka
dapat diambil kesimpulan mengenai perbandingan pekerjaan pasangan dinding
dengan menggunakan material bata ringan Citicon dan pasangan dinding dengan
menggunakan material bata merah, sebagai berikut:
a) Biaya bahan yang diperlukan untuk 1 m2 pasangan dinding menggunakan bata
ringan Citicon adalah sebesar Rp. 173.160,- .
b) Biaya bahan yang diperlukan untuk 1 m2 pasangan dinding menggunakan bata
merah adalah sebesar Rp. 41.944,80.
c) Biaya upah tenaga kerja yang diperlukan untuk 1 m2 pasangan dinding
menggunakan bata ringan Citicon adalah sebesar Rp. 9.096,-.
d) Biaya upah tenaga kerja yang diperlukan untuk 1 m2 pasangan dinding
menggunakan bata merah adalah sebesar Rp. 7.987,50.
e) Biaya pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding menggunakan material bata
ringan Citicon berdasarkan pengamatan per m2 adalah sebesar Rp. 182.256,-
f) Biaya pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding menggunakan material bata
merah berdasarkan pengamatan adalah per m2 adalah sebesar Rp. 49.932,30.
g) Terdapat perbedaan biaya pelaksanaan antara pekerjaan pasangan dinding yang
menggunakan bata ringan Citicon dengan pekerjaan pasangan dinding yang
menggunakan bata merah. Besar perbedaannya adalah Rp. 132.232,70/m2,
51
dimana biaya pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata Citicon lebih tinggi
dibanding biaya pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata merah.
6.2 Saran
Bata ringan Citicon memiliki sifat ringan namun memerlukan biaya
pekerjaan yang mahal, sedangkan bata merah memiliki sifat berat namun biaya
pekerjaannya murah. Untuk proyek pembangunan bangunan rendah disarankan
untuk memakai material bata merah sebagai pasangan dinding, karena dapat
menekan pengeluaran untuk pekerjaan pasangan dinding. Sedangkan untuk
proyek pembangunan bangunan tinggi disarankan untuk memakai material bata
ringan Citicon sebagai pasangan dinding, karena sifatnya yang ringan dapat
mengurangi beban dinding yang membebani konstuksi gedung sehingga dapat
mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk struktur bangunan.
52
DAFTAR RUJUKAN
Allen, Edward. 2002. Fundamentals of Building Construction. Alih bahasa: Eddy
Djuhdy Hardjapamekas, dkk. Jakarta: Erlangga.
American Standard Testing Method. 1990. Standar Specification for Aplication of
Portland Cement Based Plaster. ASTM C-926-90.
Annonymous. 2010. Semen Instan MU: Mortar Utama. Katalog Produk: Holcim.
Jakarta: PT. Cipta Mortar Utama.
Halauddin. 2006. Pengukuran Konduktivitas Termal Bata Merah Pejal. Jurusan
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Bengkulu:
Universitas Bengkulu.
Luthan, Putri Lynna A., M.Sc.. 2006. Aplikasi Microsoft Project untuk
Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil. Yogyakarta: Andi Offset.
Nurfiana, Yuni. 2010. Beton. http://optimalisasihidup.blogspot.com/ Diakses pada
tanggal 15 April 2010.
Nurmuhamad, Agus. 2010. Proses Pembuatan Batu Bata. http://curhat-
doaku.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 14 April 2010.
Randing S.. 1985. Teknologi Adukan dan Pasangan Dinding. Bandung.
Sam, Arianto. 2010. Metode Pemasangan Dinding Focon.
http://sobatbaru.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 10 April 2010.
SN-10, 1978. Bata Merah sebagai Bahan Bangunan. Departemen Pekerjaan
Umum.
Surdia, T. dan Saito, S.. 1985. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
Tiaradi. 2010. http://powerblockindonesiasblog.wordpress.com/Mengapa_Harus_
Bata_Ringan_Dalam_Pengerjaan_Dinding_Bangunan_Anda_?/ Diakses
pada tanggal 5 April 2010.
53
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Haris Pradipta Putra
NIM : 307522308813
Jurusan/Program Studi : Teknik Sipil / Teknik Sipil dan Bangunan
Fakultas/Program : Teknik / D3 Reguler
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proyek Akhir yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri; bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Proyek Akhir ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Malang, 2 Juni 2010
Pembuat pernyataan,
Haris Pradipta Putra
54
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Haris Pradipta Putra lahir di Kabupaten
Ponorogo, Jawa Timur pada tanggal 1 Mei 1989.
Anak pertama dari dua bersaudara pasangan
Bapak Harudin Nuryono dan Ibu Istinaroh.
Menempuh pendidikan dasar di SDN Nologaten I
Ponorogo lulus tahun 2002. Kemudian
melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam,
Joresan, Ponorogo lulus tahun 2004 dan
melanjutkan di Madrasah „Aliyah di lembaga yang sama lulus tahun 2007.
Merintis untuk mewujudkan cita-cita sebagai tenaga ahli bidang Teknik
Sipil di Universitas Negeri Malang sebagai bukti bahwa lulusan Madrasah tidak
semuanya akan menjadi guru. Masuk di Universitas Negeri Malang Jurusan
Teknik Sipil, Program Studi D3 Teknik Sipil dan Bangunan pada tahun 2007.
Pada tahun yang sama Haris Pradipta juga masuk pada Sekolah Tinggi Ilmu
Hukum “Sunan Giri” Malang untuk memperluas wawasannya di bidang Hukum.
Selama di Malang tinggal di Pesantren Luhur, untuk menyeimbangkan ilmu
dunia dan ilmu akhirat. Aktif di organisasi Pesantren d’Majoe Society sebagai
editor buletin dan weblog http://dmajoe.blogspot.com. Gemar menulis di dunia
maya mengenai dunia Teknik Sipil, Hukum dan hal-hal lainnya yang
dipublikasikannya di weblog http://harispradipta.blogspot.com
Memiliki sifat pekerja keras, ulet, dan tidak mudah putus asa dalam
berjuang yang terilhami oleh perjuangan Prof. Dr. Kyai H. Ahmad Mudlor, SH.,
Pembimbingnya di Pesantren Luhur Malang.
Gemar berfikir sistematis, radikal dan universal sebagai hasil didikan di
Pesantren Luhur selama masa pendidikannya di Malang, menjadikannya selalu
besikap ingin menjadi diri sendiri seutuhnya layaknya motto Bung Karno “Ini
dadaku, mana dadamu. Kenapa kita tidak bisa jika mereka bisa. Wong sama-
sama punya dengkulnya”.
55
57
DAFTAR HARGA BAHAN BANGUNAN DAN UPAH TENAGA KERJA
WILAYAH MALANG TAHUN 2008
No. Uraian Satuan Harsat Keterangan
1. Bata merah buah Rp. 350,-
2. Bata ringan Citicon buah Rp. 6.300,- 1 palet Rp. 630.000,-
berisi 100 blok
3. Pasir pasang m Rp. 62.500,-
4. Semen PC kg Rp. 1.040,-
5. Mortar MU-380 kg Rp. 2.340,-
6. Pembantu tukang Oh Rp. 30.000,-
7. Tukang batu Oh Rp. 37.500,-
8. Kepala tukang Oh Rp. 40.000,-
9. Mandor Oh Rp. 50.000,-
Lampiran 1
56
57
DAFTAR HARGA SATUAN PEKERJAAN
1. Bata Ringan Citicon
Pekerjaan Vol. Sat. Harsat Jumlah
Lantai 1 710,45 m2 Rp. 182.256,- Rp. 129.483.775,20
Lantai 2 709,90 m2 Rp. 182.256,- Rp. 129.383.534,40
Pos jaga 36,47 m2 Rp. 182.256,- Rp. 6.646.876,32
Plaza 89,60 m2 Rp. 182.256,- Rp. 16.330.137,60
Maid room 75,76 m2 Rp. 182.256,- Rp. 13.807.714,56
Storage 21,22 m2 Rp. 182.256,- Rp. 3.867.472,32
Pagar 610,69 m2 Rp. 182.256,- Rp. 111.301.916,64
Total Rp. 410.821.427,04
2. Bata Merah
Pekerjaan Vol. Sat. Harsat Jumlah
Lantai 1 710,45 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 35.474.402,54
Lantai 2 709,90 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 35.446.939,77
Pos jaga 36,47 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 1.821.030,98
Plaza 89,60 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 4.473.934,08
Maid room 75,76 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 3.782.871,05
Storage 21,22 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 1.059.563,41
Pagar 610,69 m2 Rp. 49.932,30 Rp. 30.493.156,29
Total Rp. 112.551.898,11
Selisih = (Rp. 182.256,-) – (Rp. 49.932,30) = Rp. 132.323,70
Lampiran 2
55
57
ANALISA HARGA SATUAN
PEKERJAAN DINDING
1. Bata Ringan Citicon
Uraian Sat. Harsat Upah
Bahan Upah Per 1 tim Koef. Per 1 m
2
Bata ringan Citicon 26,00 Rp. 6.300,00 Rp. 163.800,00
Mortar MU-380 4,00 Rp. 2.340,00 Rp. 9.360,00
Mandor 0,10 Rp. 50.000,00 Rp. 5.000,00 0,048 Rp. 240,00
Kepala tukang 0,30 Rp. 40.000,00 Rp. 12.000,00 0,048 Rp. 576,00
Tukang 3,00 Rp. 37.500,00 Rp. 112.500,00 0,048 Rp. 5.400,00
Pembantu 2,00 Rp. 30.000,00 Rp. 60.000,00 0,048 Rp. 2.880,00
Total Rp. 189.500,00 Rp. 9.096,00 Rp. 173.160,00 Rp. 182.256,00
Lampiran 3
56
57
2. Bata Merah
Uraian Sat. Harsat Upah
Bahan Upah Per 1 tim Koef. Per 1 m
2
Bata merah 70,00 Rp. 350,00 Rp. 24.500,00
Semen PC 14,40 Rp. 1.040,00 Rp. 14.944,80
Pasir pasang 0,04 Rp. 62.500,00 Rp. 2.500,00
Mandor 0,10 Rp. 50.000,00 Rp. 5.000,00 0,075 Rp. 375,00
Kepala tukang 0,10 Rp. 40.000,00 Rp. 4.000,00 0,075 Rp. 300,00
Tukang 1,00 Rp. 37.500,00 Rp. 37.500,00 0,075 Rp. 2.812,50
Pembantu 2,00 Rp. 30.000,00 Rp. 60.000,00 0,075 Rp. 4.500,00
Total Rp. 106.500,00 Rp. 7.987,50 Rp. 41.944,80 Rp. 49.932,30
58
55
57
Terima Kasih