38248023 gambaran pengetahuan dan sikap perawat tentang komunikasi terapeutik(2)

37
B A B I PENDAHULUAN Latar Belakang Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan (Purba, 2003: 1). Dalam praktek keperawatan, komunikasi adalah suatu alat yang penting untuk membina hubungan therapeutik dan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan. Lebih jauh, komunikasi sangat penting karena dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Disisi lain, penyebab sumber ketidakpuasan pasien sering disebabkan karena jeleknya komunikasi yang terjadi dengan pasien. Oleh karena itu pengukuran kepuasan pasien terhadap komunikasi therapeutik perawat akan bermanfaat dalam memonitor dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan (Purba, 2003: 1). Kemampuan komunikasi yang baik dari perawat merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam melaksanakan proses keperawatan. Kemampuan komunikasi sangat mempengaruhi kelengkapan data klien. Untuk itu selain perlunya meningkatkan kemampuan komunikasi perawat, kemampuan komunikasi klien juga perlu ditingkatkan. Perawat perlu mengetahu hambatan, kelemahan dan gaya klien dalam berkomunikasi. Perawat perlu memperhatikan budaya yang mempengaruhi kapan dan dimana komunikasi dilakukan, 1

Upload: ovick-alkvied

Post on 29-Nov-2015

240 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

gambaran tentang pengetahuan dan sikap terhadap pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat

TRANSCRIPT

Page 1: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

B A B I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam

hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih

bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses

keperawatan (Purba, 2003: 1).

Dalam praktek keperawatan, komunikasi adalah suatu alat yang penting

untuk membina hubungan therapeutik dan dapat mempengaruhi kualitas

pelayanan keperawatan. Lebih jauh, komunikasi sangat penting karena dapat

mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang

diberikan. Disisi lain, penyebab sumber ketidakpuasan pasien sering disebabkan

karena jeleknya komunikasi yang terjadi dengan pasien. Oleh karena itu

pengukuran kepuasan pasien terhadap komunikasi therapeutik perawat akan

bermanfaat dalam memonitor dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,

khususnya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan (Purba, 2003: 1).

Kemampuan komunikasi yang baik dari perawat merupakan salah satu

faktor keberhasilan dalam melaksanakan proses keperawatan. Kemampuan

komunikasi sangat mempengaruhi kelengkapan data klien. Untuk itu selain

perlunya meningkatkan kemampuan komunikasi perawat, kemampuan

komunikasi klien juga perlu ditingkatkan. Perawat perlu mengetahu hambatan,

kelemahan dan gaya klien dalam berkomunikasi. Perawat perlu memperhatikan

budaya yang mempengaruhi kapan dan dimana komunikasi dilakukan,

1

Page 2: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

penggunaan bahasa, usia dan perkembangan klien (Mundakir, 2006:78).

Komunikasi therapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik

tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan

mendasar dalam komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara

perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi

di antara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan

(Indrawati, 2003 : 48).

Dalam pelayanan asuhan keperawatan, komunikasi therapeutik

memegang peranan penting untuk membantu klien memecahkan masalahnya.

Untuk mewujudkan terlaksananya komunikasi therapeutik secara efektif

diperlukan adanya kemauan dan kesadaran diri yang tinggi dari perawat. Perawat

harus mampu menciptakan kondisi (keterpercayaan) yang dapat menimbulkan

adanya rasa percaya klien terhadap perawat, klien merasa diperhatikan: diterima,

merasa aman, nyaman (deskripsi) merasa diikutsertakan dalam setiap tindakan

yang akan dilakukan untuknya (orientasi masalah) pelayanan yang diberikan

perawat dirasakan tulus, tidak dengan paksaan (spontanitas) informasi yang

dibutuhkan klien harus jelas (kejelasan) klien merasa perawat dapat membantu

mengurangi hal-hal yang mengganggu pikirannya dalam menghadapi

penyakitnya dan tanpa memandang siapa klien tersebut (persamaan) sehingga

klien merasa puas (Purba, 2003: 2).

Kelemahan dalam komunikasi merupakan masalah serius baik bagi

perawat maupun klien. Perawat yang enggan berkomunikasi dengan

menunjukkan raut wajah yang tegang akan berdampak serius bagi klien. Klien

Page 3: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

akan merasa tidak nyaman bahkan terancam dengan sikap perawat atau tenaga

kesehatan lainnya. Kondisi ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap proses

penyembuhan pasien. Dalam berkomunikasi dengan pasien, pesan yang

disampaikan kadang disalah tafsirkan, terutama ketika menjelaskan tujuan terapi,

dan kondisi klien. Seorang perawat yang menyampaikan pesan dengan kata-kata

yang tidak dimengerti dan penyampaian yang terlalu cepat akan mempengaruhi

penerimaan pasien terhadap pesan yang diberikan (Mundakir, 2006:2)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik RS AA, jumlah

pasien yang dirawat inap dari bulan Januari sampai Juni tahun 2010 adalah 2990

orang sedangkan jumlah perawat yang berijasah D III keperawatan di ruang

Zamrud, Ratna Cempaka, Yaspis, Nilam, ICU/ICCU dan ruang Berlian RS AA

yaitu berjumlah 64 orang. Dan menurut pengamatan saat peneliti melakukan

praktek di RS AA masih ada sebagian perawat yang tidak berkomunikasi dengan

baik kepada pasien saat pasien bertanya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat

Tentang Komunikasi Terapeutik Di RS AA Tahun 2010”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagaimana gambaran pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik di RS

AA tahun 2010?

Bagaimana gambaran sikap perawat tentang komunikasi terapeutik di RS AA

tahun 2010?

3

Page 4: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran pengetahuan dan sikap perawat tentang komunikasi

terapeutik di RS AA tahun 2010.

Tujuan Khusus

Diketahuinya gambaran pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik

di RS AA tahun 2010.

Diketahuinya gambaran sikap perawat tentang komunikasi terapeutik di RS

AA tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Untuk RS AA

Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit mengenai pengetahuan dan

sikap perawat tentang komunikasi terapeutik sehingga dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas perawat yang

bekerja di RS AA.

Manfaat Bagi Peneliti Sendiri

Sebagai pengalaman nyata dan menambah pengetahuan penulis dalam

melaksanakan penelitian.

Manfaat untuk peneliti yang lain

Sebagai masukan dan perbandingan dalam penelitian yang sejenis, serta dapat

pula dijadikan sebagai bahan informasi bagi mereka yang memerlukan.

Ruang lingkup penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di RS AA pada bulan Agustus 2010.

Page 5: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan tentang Pengetahuan

Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui

tentang sesuatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan

mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan

kita, sebab pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan

yang muncul dalam kehidupan (Surjasumantri, 2003: 104).

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia

melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang

menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian

tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya

(Irmayanti, 2007: 3).

Pada dasarnya pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui

manusia, baik pengetahuan tersebut merupakan kesimpulan yang benar maupun

pengetahuan dengan kesimpulan yang salah (keliru). Oleh karenanya

pengetahuan bisa saja salah, akan tetapi pengetahuan yang hakiki sejatinya

merupakan pengetahuan yang benar (Dea, 2008:8)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007:139).

5

Page 6: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (over behaviour).

Karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku di dalam diri orang tersebut terjadi proses

berurutan yakni (Notoatmodjo, 2007:140):

Awareness (kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

stimulus (objek) terlebih dahulu.

Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus.

Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran

dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan

bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap diatas. Apabila

penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini dimana

didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif (long lasting).

Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran

maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2007:140).

Pengetahuan yang dicakup dalam kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu

(Notoatmodjo, 2003:140-142):

Page 7: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

Tahu (know)

Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar.

Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut.

Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

7

Page 8: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek penilaian berdasarkan suatu kriteria yang

telah ada.

B. Tinjauan Tentang Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan yang diatur

melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah, respon

individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap itu

dinamis dan tidak statis (Zanna dalam Sarwono, 2002: 253).

Menurut Nikels, sikap adalah suatu kecenderungan yang baik ataupun

kurang baik secara konsekuen. Jadi sikap adalah suatu keadaan jiwa (netral)

dan keadaan fikir (neural) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan

terhadap suatu objek, yang diorganisir melalui pengalaman serta

mempengaruhi secara langsung dan atau secara dinamis pada perilaku

(Dharmesta dan Handoko, 2000:93).

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb, salah seoarang ahli psikologi

sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak. Dan lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi

terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek

(Notoatmodjo, 2003:131).

Page 9: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

Diagram dibawah ini lebih dapat menjelaskan uraian tersebut

Gambar 2.1 Diagram Sikap

2. Komponen Sikap

Dalam bagian lain, Allport (1994) menjelaskan sikap itu mempunyai

3 komponen pokok yaitu ( Notoatmodjo, 2003:131):

Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap objek.

Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan

berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

3. Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai

tingkatan yaitu (Notoatmodjo, 2003:132):

Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau dan

memperhatikan stimulus yang di berikan.

9

Page 10: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

Merespon (responding)

Dimana saat seseorang dapat memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah satu

indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab

pertanyaan dan mengerjakan tugas yang di berikan terlepas dari apakah

pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti orang menerima ide

tersebut.

Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah dengan orang lain adalah suatu indikasi sikap tingkatan ketiga.

Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang telah di pilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran

sikap dapat dilakukan secara langsung dengan menanyakan bagaimana

pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara

tidak langsung dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis,

kemudian ditanyakan pendapat responden.

4. Sikap perawat (Stevens, 2000: 251-253)

a. Sikap profesional perawat orang sakit meliputi :

Keterlibatan

Perawat orang sakit harus merasa terlibat dengan pasien,

keterlibatan dapat kita lukiskan sebagai perhatian yang aktif terhadap

pribadi yang sehat maupun yang sakit terhadap pasien. Sebagai

Page 11: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

perawat tidak boleh mengambil sikap menunggu, tapi harus aktif

mengambil inisiatif.

Respek

Keterlibatan perawat terhadap pasien harus berjalan bersama

dengan respek (rasa hormat), sikap rasa hormat juga berarti: menjaga

jarak tertentu dengan pasien. Dari sikap kita, harus terlihat bahwa

kita tidak menganggap pasien sebagai teman, tapi sebagai manusia.

Empaty

Empaty berarti ikut merasakan, kemampuan untuk ikut

merasakan situasi orang lain, kita menempatkan diri kita

sebagaimana orang.

Kesungguhan

Kesungguhan dalam sikap dan tingkah laku perawat berarti

bahwa orang tidak memerankan peranan yang dibuat-buat.

Sikap perawat dalam komunikasi

Perawat hadir secara utuh (Fisik dan Psikologis) pada waktu

berkomunikasi dengan klien, perawat tidak cukup hanya mengetahui

tehnik komunikasi, tetapi yang penting adalah sikap atau penampilan

dalam berkomunikasi. Widayatun (1999:57), mengatakan bahwa

komunikasi yang baik dari seorang perawat mampu memberikan

kepercayaan dari pasien. Perlu ditekankan bahwa kesan lahiriah perawat

mampu berbicara banyak, maksudnya mulai profil/tubuh/wajah terutama

senyum dari perawat yang tulus, kerapian berbusana, sikap yang familiar

11

Page 12: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

dan yang lebih penting lagi cara bicara (komunikasi), sehingga terkesan

bertemperamen bijak, kesemua ini mencerminkan seorang perawat yang

berkepribadian

C. Tinjauan Tentang Komunikasi Therapeutik

Pengertian Komunikasi Therapeutik

Komunikasi therapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,

bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien

(Indrawati, 2003: 1).

Komunikasi therapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak

saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan

mendasar dan komunikasi interpersonal adalah adanya saling

membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan ke

dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien, perawat

membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003 : 1).

Komunikasi therapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun

harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan profesional.

Akan tetapi, jangan sampai karena terlalu asyik bekerja, kemudian

melupakan pasien sebagai manusia dengan beragam latar belakang dan

masalahnya (Arwani, 2002: 34).

2. Manfaat Komunikasi Therapeutik

Manfaat komunikasi therapeutik adalah untuk mendorong dan

menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan

perawat dan pasien. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji

Page 13: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat (Indrawati,

2003 : 2).

3. Tujuan Komunikasi Therapeutik (Indrawati, 2003: 2).

Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan

dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien,

membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.

Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi

oleh kualitas hubungan perawat dan klien, Bila perawat tidak memperhatikan

hal ini, hubungan perawat dan klien tersebut bukanlah hubungan yang

memberikan dampak therapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi

hubungan sosial biasa.

4. Jenis Komunikasi Therapeutik

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku

dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia

sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993) dalam Purba (2003:2),

komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan

publik. Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984),

dan Tappen (1995) dalam Purba (2003:2) ada tiga jenis komunikasi yaitu

verbal, tertulis dan non-verbal yang dimanifestasikan secara therapeutik.

a. Komunikasi Verbal

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan

keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal

terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya

13

Page 14: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol yang

dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon

emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering juga

untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat

seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu

memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.

Komunikasi Verbal yang efektif harus:

1) Jelas dan ringkas

Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan

langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil

kemungkinan terjadinya permasalahan. Kejelasan dapat dicapai

dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas.

Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk

dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang disampaikan.

Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan,

siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang

mengekspresikan ide secara sederhana.

2) Perbendaharaan Kata (mudah dipahami)

Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak

mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang

digunakan dalam keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan

oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak mampu

mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan

Page 15: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada mengatakan

“Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru paru anda” akan

lebih baik jika dikatakan “Duduklah sementara saya mendengarkan

paru-paru anda”.

3) Arti denotatif dan konotatif

Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata

yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran,

perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Kata serius

dipahami klien sebagai suatu kondisi mendekati kematian, tetapi

perawat akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan

yang mendekati kematian. Ketika berkomunikasi dengan perawat

harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah

tafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi,

dan kondisi klien.

4) Selaan dan kesempatan berbicara

Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan

keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan

yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan

kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu terhadap

klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara dengan cepat sehingga kata-

kata tidak jelas. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal

tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan

memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan dengan

15

Page 16: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

memikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya,

menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin

menunjukkan. Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar

apakah ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat dan perlu untuk

diulang.

5) Waktu dan Relevansi

Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila

klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan

resiko operasi. Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat,

tetapi waktu tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara

akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan waktu

untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih

bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan

kebutuhan klien.

6) Humor

Dugan (1989) dalam Purba (2003:3) mengatakan bahwa

tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang

disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam

memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane

(1988) dalam Purba (2003) melaporkan bahwa humor merangsang

produksi catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan

sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi

ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan menggunakan humor

Page 17: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak

mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.

b. Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi

yang sering digunakan dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat

menyurat, pembuatan memo, laporan, iklan di surat kabar dan lain- lain.

1) Prinsip-prinsip komunikasi tertulis terdiri dari :

Lengkap

Ringkas

Pertimbangan

Konkrit

Jelas

Sopan

Benar

2) Fungsi komunikasi tertulis adalah:

Sebagai tanda bukti tertulis yang otentik, misalnya; persetujuan

operasi.

Alat pengingat/berpikir bilamana diperlukan, misalnya surat yang

telah diarsipkan.

Dokumentasi historis, misalnya surat dalam arsip lama yang digali

kembali untuk mengetahui perkembangan masa lampau.

Jaminan keamanan, umpamanya surat keterangan jalan.

Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat

17

Page 18: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

perintah, surat pengangkatan.

3) Keuntungan Komunikasi tertulis adalah:

Adanya dokumen tertulis

Sebagai bukti penerimaan dan pengiriman

Dapat meyampaikan ide yang rumit

Memberikan analisa, evaluasi dan ringkasan

Menyebarkan informasi kepada khalayak ramai

Dapat menegaskan, menafsirkan dan menjelaskan komunikasi lisan.

Membentuk dasar kontrak atau perjanjian

Untuk penelitian dan bukti di pengadilan

4) Kerugian Komunikasi tertulis adalah:

Memakan waktu lama untuk membuatnya

Memakan biaya yang mahal

Komunikasi tertulis cenderung lebih formal

Dapat menimbulkan masalah karena salah penafsiran

Susah untuk mendapatkan umpan balik segera

Bentuk dan isi surat tidak dapat di ubah bila telah dikirimkan

Bila penulisan kurang baik maka akan membingungkan Si pembaca.

c. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa

menggunakan kata-kata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk

menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan

verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian

Page 19: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non verbal

menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu

kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.

Morris (1977) dalam Liliweni (2004) membagi pesan non verbal

sebagai berikut:

1) Kinesik

Kinesik adalah pesan non verbal yang diimplementasikan

dalam bentuk bahasa isyarat tubuh atau anggota tubuh. Perhatikan

bahwa dalam pengalihan informasi mengenai kesehatan, para

penyuluh tidak saja menggunakan kata-kata secara verbal tetapi juga

memperkuat pesan-pesan itu dengan bahasa isyarat untuk mengatakan

suatu penyakit yang berbahaya, obat yang mujarab, cara memakai

kondom, cara mengaduk obat, dan lain-lain.

2) Proksemik

Proksemik yaitu bahasa non verbal yang ditunjukkan oleh

ruang dan jarak antara individu dengan orang lain waktu

berkomunikasi atau antara individu dengan objek.

3) Haptik

Haptik seringkali disebut zero proxemics, artinya tidak ada

lagi jarak di antara dua orang waktu berkomunikasi. Atas dasar itu

maka ada ahli kumunikasi non verbal yang mengatakan haptik itu

sama dengan menepuk-nepuk, meraba-raba, memegang, mengelus

dan mencubit. Haptik mengkomunikasikan relasi anda dengan

19

Page 20: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

seseorang.

4) Paralinguistik

Paralinguistik meliputi setiap penggunaan suara sehingga dia

bermanfaat kalau kita hendak menginterprestasikan simbol verbal.

Sebagai contoh, orang-orang Muang Thai merupakan orang yang

rendah hati, mirip dengan orang jawa yang tidak mengungkapkan

kemarahan dengan suara yang keras. Mengeritik orang lain biasanya

tidak diungkapkan secara langsung tetapi dengan anekdot. Ini berbeda

dengan orang Batak dan Timor yang mengungkapkan segala sesuatu

dengan suara keras.

5) Artifak

Kita memahami artifak dalam komunikasi komunikasi non

verbal dengan pelbagai benda material disekitar kita, lalu bagaimana

cara benda-benda itu digunakan untuk menampilkan pesan tatkala

dipergunakan. Sepeda motor, mobil, kulkas, pakaian, televisi,

komputer mungkin sekedar benda. Namun dalam situasi sosial

tertentu benda-benda itu memberikan pesan kepada orang lain. Kita

dapat menduga status sosial seseorang dan pakaian atau mobil yang

mereka gunakan. Makin mahal mobil yang mereka pakai, maka makin

tinggi status sosial orang itu.

6) Logo dan Warna

Kreasi perancang untuk menciptakan logo dalam penyuluhan

merupakan karya komunikasi bisnis, namun model kerja dapat ditiru

Page 21: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

dalam komunikasi kesehatan. Biasanya logo dirancang untuk

dijadikan simbol dan suatu karya organisasi atau produk dan suatu

organisasi, terutama bagi organisasi swasta. Bentuk logo umumnya

berukuran kecil dengan pilihan bentuk, warna dan huruf yang

mengandung visi dan misi organisasi.

7) Tampilan Fisik Tubuh

Acapkali anda mempunyai kesan tertentu terhadap tampilan

fisik tubuh dari lawan bicara anda. Kita sering menilai seseorang

mulai dari warna kulitnya, tipe tubuh (atletis, kurus, ceking, bungkuk,

gemuk, gendut, dan lain-lain). Tipe tubuh itu merupakan cap atau

warna yang kita berikan kepada orang itu. Salah satu keutamaan pesan

atau informasi kesehatan adalah persasif, artinya bagaimana kita

merancang pesan sedemikian rupa sehingga mampu mempengaruhi

orang lain agar mereka dapat mengetahui informasi, menikmati

informasi, memutuskan untuk membeli atau menolak produk bisnis

yang disebar luaskan oleh sumber informasi (Liliweri, 2007:108).

5. Karakteristik Komunikasi Therapeutik

Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi therapeutik

yaitu sebagai berikut (Arwani, 2002 : 35):

a. Ikhlas (Genuiness)

Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien harus bisa

21

Page 22: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

diterima dan pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan

memberikan bantuan kepada pasien untuk mengkomunikasikan

kondisinya secara tepat.

b. Empati (Empathy)

Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien. Obyektif

dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak

berlebihan.

c. Hangat (Warmth)

Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan pasien

dapat memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga

pasien bisa mengekspresikan perasaannya lebih mendalam.

6. Fase-fase dalam komunikasi therapeutik

a. Orientasi (Orientation)

Pada fase ini hubungan yang terjadi masih dangkal dan

komunikasi yang terjadi bersifat penggalian informasi antara perawat dan

pasien. Fase ini dicirikan oleh lima kegiatan pokok yaitu testing, building

trust, identification of problems and goals, clarification of roles dan

contract formation (pengujian, membangun kepercayaan, identifikasi gol

dan permasalahan, klarifikasi peran dan formasi kontrak).

b. Kerja (Working)

Pada fase ini perawat dituntut untuk bekerja keras untuk

memenuhi tujuan yang telah ditetapkan pada fase orientasi. Bekerja sama

dengan pasien untuk berdiskusi tentang masalah-masalah yang merintangi

Page 23: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

pencapaian tujuan. Fase ini terdiri dari dua kegiatan pokok yaitu

menyatukan proses komunikasi dengan tindakan perawatan dan

membangun suasana yang mendukung untuk proses perubahan.

c. Penyelesaian (Termination)

Pada fase ini perawat mendorong pasien untuk memberikan

penilaian atas tujuan telah dicapai, agar tujuan yang tercapai adalah

kondisi yang saling menguntungkan dan memuaskan. Kegiatan pada fase

ini adalah penilaian pencapaian tujuan dan perpisahan (Arwani, 2002:

61).

7. Faktor - faktor penghambat komunikasi (Indrawati, 2003 : 5)

Faktor-faktor yang menghambat komunikasi therapeutik adalah:

Perkembangan yaitu orang yang memiliki perkembangan yang kurang baik

akan kesulitan melakukan komunikasi.

Persepsi yaitu pendapat yang disampaikan belum tentu dapat diterima

Nilai yaitu isi pesan yang disampaikan belum tentu dapat diterima oleh orang

lain.

Latar belakang sosial budaya yaitu perbedaan kelas contohnya seorang petani

dengan pengusaha.

Emosi yaitu orang yang dalam keadaan emosi tidak akan mampu

berkomunikasi dengan baik.

Jenis kelamin yaitu komunikasi yang dilakukan antara laki-laki dan

perempuan akan mempengaruhi komunikasi.

Pelaksanaan yaitu orang yang memiliki pelaksanaan kurang baik biasanya

23

Page 24: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

akan menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan keadaan dimana

komunikasi dilakukan.

Peran dan hubungan yaitu komunikasi yang dilakukan antara pimpinan

dengan bawahan atau guru dengan muridnya.

Lingkungan tempat komunikasi berlangsung terlalu bising sehingga pesan

yang di sampaikan tidak jelas.

Jarak saat melakukan komunikasi.

Citra diri atau rasa percaya diri saat melakukan komunikasi.

Kondisi fisik keadaan fisik sehat atau sakit saat melakukan komunikasi.

8. Tahapan dalam komunikasi therapeutik

Dalam komunikasi therapeutik dilakukan secara bertahap yaitu:

Tahap pra interaksi

Pra interaksi dimulai sebelum kontak pertama dengan klien. Pada tahap

ini, kegiatan yang dilakukan oleh perawat adalah:

Mengumpulkan data tentang klien.

Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri.

Membuat rencana pertemuan dengan klien.

Tahap perkenalan atau orientasi.

Fase ini dimulai pada pertemuan dengan klien.

Memberikan salam dan senyum pada klien.

Melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif).

Memperkenalkan nama perawat.

Menanyakan nama panggilan kesukaan klien.

Page 25: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

Menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien.

Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.

Menjelaskan tujuan.

Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan.

Menjelaskan kerahasiaan.

Tahap kerja

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah:

Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya.

Menanyakan keluhan utama.

Memulai kegiatan dengan cara yang baik.

Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana.

Tahap terminasi

Terminasi merupakan tahap yang sangat sulit dan penting dari

hubungan therapeutik. Terminasi dapat terjadi pada saat perawat

mengakhiri tugas atau klien pulang. Pada tahap ini, kegiatan yang

dilakukan perawat adalah:

Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses atau hasil.

Merencanakan tindak lanjut dengan klien.

Melakukan kontrak (waktu dan tempat).

Mengakhiri wawancara dengan baik.

.

25

Page 26: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

B A B III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka Konsep

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, variabel yang akan diteliti

yaitu gambaran pengetahuan dan sikap perawat tentang komunikasi terapeutik di

RS AA.

Untuk lebih jelasnya, kerangka konsep tersebut dibuat dalam skema

Page 27: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

Komunikasi TerapeutikPengetahuan Perawat

Sikap Perawat

sebagaimana gambar dibawah ini:

Gambar 3.1Kerangka Konsep

Definisi Operasional

1. Pengetahuan perawat

Definisi : Kemampuan yang dimiliki perawat untuk memahami dan

mengingat tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik.

Alat Ukur : Kuesioner

Cara Ukur : Wawancara

Skala Ukur : 0 = Kurang baik (jika skor < median)

1 = Baik (jika skor ≥ median)

Skala Ukur : Ordinal

2. Sikap

Definisi : Merupakan kecenderungan atau tanggapan perawat terhadap

pelaksanaan komunikasi terapeutik.

Cara Ukur : Wawancara

Alat Ukur : Kuesioner

Hasil Ukur : 0 = Kurang baik (jika skor < median)

1 = Baik (jika skor ≥ median)

Skala Ukur : Ordinal

27

Page 28: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

B A B IV

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif,

dengan maksud untuk memberikan gambaran pengetahuan dan sikap perawat

tentang komunikasi terapeutik di RS AA tanpa membuat perbandingan antara

variabel yang diteliti.

Page 29: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

N n = 1 + N (d2)

B. Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti (Wasis, 2008:

44). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat pelaksana yang

berijasah Diploma III Keperawatan yang bertugas di ruang rawat inap RS AA

yang berjumlah 64 orang.

Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang benar-benar mewakili dan

dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Riduwan, 2006:

10). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian perawat pelaksana yang

berijasah Diploma III Keperawatan yang bertugas di ruang rawat inap RS AA

dengan kriteria:

Kriteria Inklusi, yaitu:

Perawat bersedia untuk menjadi responden.

Perawat tidak sedang cuti/libur.

b. Besar sampel

Besar sampel dihitung menggunakan rumus slovin yaitu sebagai berikut:

Keterangan

N = besar populasi

n = besar sampel

29

Page 30: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

64 1 + 64(0,1)2

64 1 + 64(0,01)

64 1 + 0,64

64 1, 64

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

Dimana :

N = 64 (perawat yang bekerja diruangan rawat inap)

d = 10% (0,1)

n =

n =

n =

n =

n = 39 orang

Jadi sampel yang dibutuhkan adalah 39 responden.

c. Cara pengambilan sampel

Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel yang penulis

gunakan adalah stratified random sampling. Sampel diambil secara

random (acak) dengan terlebih dahulu dilakukan stratifikasi untuk

masing-masing kelas atau menghitung proporsi sampel untuk masing-

masing kelas.

Proporsi sampel tiap-tiap ruangan:

Page 31: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

n x Jumlah Perawat N

39 64 39 64 39 64 39 64 39 64 39 64

Keterangan:

Ruang Yaspis : x 11 = 7

Ruang Ratna Cempaka : x 12 = 7

Ruang Zamrut : x 15 = 9

Ruang Nilam : x 5 = 3

Ruang Berlian : x 9 = 6

Ruang ICU/ICCU : x 12 = 7.

C. Pengumpulan Data

1. Jenis data yang dikumpulkan adalah:

Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dan

dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner berupa

data tentang pengetahuan dan sikap perawat tentang pelaksanaan

komunikasi terapeutik.

Data sekunder, yaitu data yang didapat dari bagian keperawatan RS AA

tentang jumlah perawat.

2. Cara pengukuran

Cara pengukuran dilakukan dengan wawancara pada perawat dengan

menggunakan kuesioner yang berisi 12 pertanyaan tentang pengetahuan

31

Page 32: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

dengan 52 pilihan jawaban benar dan 10 pernyataan tentang sikap dengan

menggunakan skala likert bila menjawab sangat setuju skornya 5, setuju

skornya 4, ragu-ragu skornya 3, tidak setuju skornya 2 dan sangat tidak setuju

skornya 1.

D. Pengolahan Data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan tahap-tahap pengelolaan data sebagai

berikut:

Editing : memeriksa kembali data-data yang telah dikumpulkan apakah

ada kesalahan atau tidak.

Coding : pemberian nomor-nomor kode atau bobot pada jawaban yang

bersifat kategori.

Entry : memasukkan data ke program komputer untuk keperluan

analisis.

Cleaning : membersihkan data dan melihat variabel yang digunakan

apakah datanya sudah benar atau belum.

Describing : Menggambarkan atau menerangkan data.

E. Analisa Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisa univariat yaitu hanya

untuk menggambarkan variabel yang diteliti tanpa mencari suatu perbandingan

atau mencari hubungan antara variabel yang diteliti.

F. Penyajian Data

Untuk penyajian data, penulis menggunakan cara penyajian dengan

bentuk gambar sedemikian rupa dengan teks atau naskah untuk menjelaskan hasil

Page 33: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

penelitian

G. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

kepada Direktur RS Woodwad Palu untuk mendapatkan persetujuan, dan

kemudian kuesioner dijalankan ke subjek yang diteliti dengan menekankan pada

masalah etika yang meliputi (Alimul, 2002: 41):

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Lembar persetujuan yang diberikan kepada responden oleh peneliti dengan

menyertakan judul penelitian agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian. Bila subjek menolak, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghargai atau menghormati hak-hak yang dimiliki responden (subjek).

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden tetapi lembar tersebut diberikan kode.

Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

33

Page 34: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)
Page 35: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

DAFTAR PUSTAKA

Aziz. A. Alimul Hidayat, 2002. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Surabaya.

Arwani, 2002, Komunikasi Dalam Keperawatan. EGC, Jakarta

Dharmmesta, B.S dan T.H Handoko, 2000 .Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. BPFE, Yogyakarta.

Indrawati, 2003, Tentang komunikasi terapeutik. www/wikepedia.orng.com. Diunduh 21 Mei 2010

35

Page 36: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

Liliweni, 2004. Komunikasi Antar Pribadi. Citra Aditya, Bandung.

Meliono, Irmayanti, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Lembaga Penerbitan FEUIl, Philadelpia, Jakarta.

Mundakir, 2006. Komunikasi Keperawatan, Aplikasi Dalam Pelayanan. Cetakan I, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar.: Rineka Cipta, Jakarta.

__________, 2007. Promosi Kesehatan Masyarakat Dan Ilmu Perilaku, PT. Rineka Cipta, EGC, Jakarta.

Purba Marlindawani Jenny, 2003. Komunikasi Dalam Keperawatan. www.one.indoskripsi.com. Diunduh 3 Mei 2010.

Riduwan, 2006. Dasar-Dasar Statistika. Cetakan ke V, Bandung.

Sarwono,S.W . 2002. Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Balai Pustaka, Jakarta.

Selamet Ibrahim. S. Dea. 2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan (online) http://download.fa.itb.ac.id/ Diunduh 3 Mei 2010.

Stevens, P.J.M., dkk, 2000. Ilmu Keperawatan, Jilid 1, edisi.2. EGC, Jakarta.

Surjasumantri, J.S . 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Wasis, 2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. EGC. Jakarta.

Widayatun Tri Rusni, 1999. Ilmu Perilaku. Buku Pegangan mahasiswa Akademi Keperawatan, Jakarta

.

Page 37: 38248023 Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik(2)

37